Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

Penghasilan Neto Dan Norma Penghasilan


1. Bentuk Wajib Pajak
• WP Orang Pribadi
Tarif berlapis sesuai Pasal 17 UU PPh Ada
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
• WP Badan
Tarif Tunggal sesuai dengan Pasal 17 UU PPh
Tidak ada PTKP

2. Penentuan Pajak Penghasilan


• Bentuk W ajib Pajak WP Orang Pribadi
Tarif berlapis sesuai pasal 17 UU PPh Ada
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
WP Badan
Tarif Tunggal sesuai pasal 17 UU PPh Tidak
ada PTKP
• Sifat Wajib Pajak
WP Dalam Negeri pasal 26 UU No 36 Th 2008
Tarif dikali Penghasilan bruto WP Luar Negeri
Tarif dikali Penghasilan neto
• Pembukuan > Laporan Laba Rugi
• Pencatatan > Norma Penghasilan Neto
• Lainnya > Penghasilan Bruto - Biaya yang diperkenankan (biaya jabatan, iuran pensiun, dll)

3. Pihak yang wajib melakukan pembukuan (UU No. 36 Tahun 2008)


• WP orang pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto
sebesar Rp 4.800.000.000 atau lebih dalam jangka waktu satu tahun
• WP Badan.

4. Pengelompokan Penghasilan
• Penghasilan dari pekerjaan, jasa dan kegiatan.
• Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
• Penghasilan dari modal, jasa dan sewa atau penggunaan harta.
• Penghasilan lain-lain.

5. Tidak Termasuk Subjek Pajak Penghasilan


• Kantor perwakilan Negara asing.
• Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat dan pihak yang diperbantukan.
• Organisasi internasional yang ditetapkan Menteri Keuangan.
Pejabat perwakilan organisasi internasional non WNI yang tidak memperoleh penghasilan
lain selain di organisasi tersebut.
6. Penghasilan yang dikenai Pajak Penghasilan bersifat final
• Penghasilan bunga deposito dan tabungan lainnya serta bunga lainnya.
• Penghasilan berupa hadiah undian.
• Penghasilan dari saham, derivatif serta pengalihan penyertaan modal.
• Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah/bangunan, dan usaha jasa lainnya.
• Penghasilan tertentu yang diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah.

7. Penghasilan yang tidak termasuk Objek Pajak Penghasilan


• Bantuan atau sumbangan.
• Warisan .
• Harta termasuk setor tunai ke badan usaha.
• Pembayaran asuransi.
• Deviden/pembagian keuntungan saham.
• Iuran yang diterima dari pensiun.
• Penghasilan dari modal dana pensiun.
• Bagian laba yang diperoleh anggota dari perseroaan komanditer.
• Penghasilan dari modal ventura berupa laba dari badan usaha yang dijalankan.
• Beasiswa.
• Sisa lebih dari perusahaan nirlaba bidang pendidikan dan penelitian serta
pengembangannya.
• Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.

8. Penghasilan Kena Pajak (PKP)


cara menentukan Penghasilan Kena Pajak (PKP)
• Cara biasa, pembukuan yaitu mengurangi penghasilan bruto dengan biaya yang
diperkenankan;
◦ Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan.
◦ Biaya penyusutan dan amortisasi.
◦ Iuran dana pensiun.
◦ Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta.
◦ Kerugian karena selisih kurs mata uang asing.
◦ Natura untuk daerah tertentu.
◦ Biaya lain seperti biaya perjalanan, administrasi, litbang, magang, pelatihan.
• Dengan Norma Penghasilan Neto
◦ Besarnya persentase norma ditentukan berdasarkan keputusan Dirjen Pajak.
◦ Norma penghitungan neto boleh digunakan wajib pajak yang peredaran brutonya
kurang dari Rp 4.800.000.000 dalam setahun dengan ketentuan memberitahukan
kepada Dirjen Pajak dalan jangka waktu tiga bulan pertama dari tahun pajak yang
bersangkutan.
9. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
B Tambahan Untuk WP Kawin Rp 4.500.000 Rp 375.000

C Tambahan untuk istri yang Rp 54.000.000 Rp 4.500.000


penghasilannya digabung dengan suami

D Tambahan untuk setiap anggota keluarga Rp 4.500.000 Rp 375.000


sedarah, serta anak angkat yang jadi
tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) sebelumnya


No Jenis Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun Sebulan

untuk dirinya sendiri (suami tidak


BA UntukUntuk
Tambahan WajibWP
Pajak Sendiri
Kawin Rp Rp 24.300.000
2.025.000 Rp 2.025.000
Rp 168.750

dirinya sendiri ditambah PTKP yang 3


C Tambahan untuk istri yang Rp 24.300.000 Rp 2.025.000
penghasilannya digabung dengan suami orang masing-masing sebesar Rp

D Tambahan untuk setiap anggota keluarga Rp 2.025.000 Rp 168.750


sedarah, serta anak angkat yang jadi
tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang

Karyawati kawin, PTKP nya dikurangkan mempunyai penghasilan).


• WP tidak kawin, PTKP dikurangkan untuk menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal
4.500.000setahun atau Rp 375.000sebulan
• Karyawati kawin yang menunjukkan keterangan tertulis dari pemda setempat (min.
kecamatan) bahwa suaminya tidak memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP
Rp 4.500.000 setahun atau Rp 375.000 sebulan.
• Penghitungan PTKP ditentukan berdasarkan keadaan WP pada awal tahun pajak.

10. Tarif Pemungutan Pajak Penghasilan


Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (perorangan);

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

Sampai Rp 50.000.000 5%

Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%


Diatas Rp 250.000.000 s/d Rp 500.000.000 25%

Diatas Rp 500.000.000 30%


Untuk Wajib Pajak Badan;
Tarif umum untuk Badan adalah 25% sejak Tahun 2010

Contoh Penghitungan Pajak Penghasilan


Sakha menikah dengan mempunyai 1 orang anak bekerja pada PT Becede dengan Gaji Rp 3jt per
bulan. Perusahaan tersebut mengikuti program Jamsostek. Premi asuransi kecelakaan kerja dan
asuransi kematian sudah termasuk gaji bruto.Sedangkan iuran pensiun sebesar 5% dan iuran JHT
sebesar 3% ditanggung karyawan.
Hitunglah PPh pasal 21 Sakha.
Jawaban
Gaji sebulan Rp 3.000.000
Premi ditanggung perusahaan
Penghasilan bruto Pengurangan Rp 3.000.000
diperbolehkan Biaya jabatan = 5% x Rp
3.00.000 Maks diperkenankan Rp =Rp 150.000
500.000 Biaya Jabatan dibolehkan Iuran
ditanggung karyawan Iuran pensiun = =Rp 150.000
5% x Rp 3.000.000 Iuran JHT = 2% x Rp =Rp 150.000
3.000.000 Penghasilan neto/bulan =Rp 60.000
Penghasilan setahun X 12bln PTKP Rp 2.490.000
Diri WP =Rp 24.300.000 WP kawin Rp 29.880.000
=Rp 2.025.000 Tanggungan =Rp
2.025.000 (Rp 28.350.000)
PKP Rp 1.530.000
PPh pasal 21 =5% x Rp 1.530.000 PPh =Rp 76.500
Pasal 21/bl=Rp 76.500/12 bln =Rp 6.375

11. Norma Penghitungan Penghasilan


Bagi Orang Pribadi yang Menggunakan Pencatatan
Ketentuan Penggunaan Norma
• WP orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;
• Peredaraan brutonya dalam satu tahun kurang dari Rp 4.800.000.000, boleh menghitung
penghasilan neto dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan;
• WP yang menghitung penghasilan netonya dengan menggunakan Norma, wajib
menyelenggarakan pencatatan;
• Memberitahukan kepada Dirjen Pajak dalam jangka waktu 3 bulan pertama dari tahun
pajak yang bersangkutan;
• WP yang tidak memberitahukan kepada Dirjen Pajak dianggap memilih
menyelenggarakan pembukuan.

Besarnya Norma
•Tergantung dari jenis/kegiatan usaha yang diatur oleh keputusan Dirjen Pajak (KEP
536/PJ/2000).
• Norma Penghitungan Penghasilan Neto dikelompokkan menurut wilayah;
10 ibu kota provinsi; Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Surabaya, Denpasar, Manado,
Makasar, dan Pontianak. ibukota provinsi lannya.
Daerah lainnya.

Contoh
• dr. Imas merupakan spesialis penyakit dalam yang praktek di RS Hidup Sehat dengan
perjanjian bahwa setiap jasa dokter yang dibayarkan dipotong 15% oleh RS sebagai
penghasilan RS dan sisanya 85% dari jasa tersebut dibayarkan kepada dr. Dimas.
• Berikut adalah jasa dokter yang diterima;
Januari Rp
Februari 30.000.000
Maret Rp
April 30.000.000
Rp 25.000.000 Rp 40.000.000
Tentukan PPh dr. Imas yang akan dipotong?
Tarif PPh Pasal 21 atas Penghasilan Tenaga Ahli [(50% x Penghasilan Bruto) x Tarif Pasal
17)]
Jawaban
Bln Penghasilan Dasar Pemotongan Dasar Tarif PPh terutang
Bruto (Rp) PPh Pasal 21 Pemotongan PPh Pasal (Rp)
kumulatif (Rp) 17

(2) (3)=50%x(2) (4) (5) (6)=(3)x(5)

30.000.000 15.000.000 15.000.000 5% 750.000

30.000.000 15.000.000 30.000.000 5% 750.000

25.000.000 12.500.000 42.500.000 5% 625.000

15.0. 000 7.500.000 50.000.000 5% 375.000


25.0. 000 12.500.000 62.500.000 15% 1.875.000

125.000.000 62.500.000 4.375.000


(1)

Jan

Feb

Mar

Apr

Jml
Soal
Tn. Sakha menikah dengan mempunyai 1 orang anak bekerja pada PT Becede dengan Gaji Rp 3jt
per bulan. Perusahaan tersebut mengikuti program Jamsostek, Premi asuransi kecelakaan kerja
0,24% dan asuransi kematian 1% dari gaji. Sedangkan iuran pensiun sebesar 5% dan iuran JHT
sebesar 3% ditanggung karyawan.
Hitunglah PPh pasal 21 Sakha.
Iuran Jamsostek di tanggungperusahaan, sehingga menambah penghasilan bagi Tn. Sakha.

Anda mungkin juga menyukai