Anda di halaman 1dari 21

PAJAK

PENGHASILAN
KELOMPOK 3
ANGGOTA KELOMPOK

01 02

Rizkika Rahayu Afini Tri Wulan Handoko


(2013031009) 2013031031

03 05

Desti Verani Farisa Al Alisia


2013031035 2013031039
01
PENGERTIAN PAJAK
PENGHASILAN
PENGERTIAN PAJAK PENGHASILAN

Pajak Penghasilan adalah Pajak yang dikenakan terhadap


orang pribadi atau perseorangan dan badan, berkenaan dengan
penghasilan yang diterima atau diperolehnya selama satu tahun
pajak. Peraturan perundangan yang mengatur Pajak Penghasilan
di Indonesia adalah UU nomor 7 Tahun 1983 yang telah
disempurnakan dengan UU nomor 7 Tahun 1991, UU nomor 10
Tahun 1994, UU nomor 17 Tahun 2000, UU nomor 36 Tahun 2008,
Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri
Keuangan, Keputusan Direktur Jenderal Pajak maupun Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak.
02
SUBJEK PAJAK
Pengertian Subjek
Pajak

Subjek Pajak Penghasilan adalah


segala sesuatu yang mempunyai
potensi untuk memperoleh
penghasilan dan mejadi sasaran
untuk dikenakan pajak
penghasilan.
a. Pajak penghasilan menurut undang-undang Nomor 36
Tahun2008
Subyek Pajak Pribadi yaitu orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia

01 lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau orang pribadi yang dalam
suatu tahun pajak berada di Indonesiadan mempunyainiat untuk bertempat tinggal diIndonesia.

02 Subyek Pajak Harta Warisan Belum Dibagi yaitu warisan dari seseorang yang sudah meninggal dan belum dibagi tetapi
menghasilkan pendapatan, maka pendapatan itu dikenakan pajak

Subyek Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
03 maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi PT, CV, perseroan lainnya, badan usaha milik negara, dan lain-lain.

Bentuk Usaha Tetap (BUT) yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di
04 Indonesia atau berada di indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu dua belas bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan berkedudukan di Indonesia,yang melakukan kegiatan di Indonesia.
b. Pasal 2 ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008,
Mengelompokkan Subyek Pajak Menjadi Dua
Kelompok,yaitu :
01 Subyek Pajak Dalam Negeri

• Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
• Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintahan yang
memiliki kriteria tertentu
• Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.

Subyek Pajak Luar Negeri


02
• Orang pribadi yang tidak bertempa tinggal di Indonesia serta tidak berada di Indonesia lebih dari 186 hari dalam jangka
waktu12 bulan dan badan yang tidak didirikan serta tidak bertempat kedudukan diIndnesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap diIndonesia.
• Orang pribadi yang tidak bertempa tinggal di Indonesia serta tidak berada di Indonesia lebih dari 186 hari dalam jangka
waktu 12 bulan dan badanyang tidak didirikan serta tidak bertempat kedudukan diIndnesia, yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
c. Berdasarkan Pasal 3 UU No. 36 Tahun 2008 tentang
Pajak Penghasilan yang tidak termasuk subyek pajak
penghasilan yaitu:

01 Kantor perwakilan negara asing

Pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat-pejabat lain dari negara asing dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal
02 bersama-sama mereka,dengan syarat : bukan Warga Negara Indonesia dantidak
menerimapenghasilan lain diluarpekerjaannyatersebut.

Organisasi-organisasi Internasional yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan


03 dengan syarat : Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut, tidak menjalankan usaha untuk
memperoleh penghasilan dariIndonesia.

Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat : bukan Warga Negara


04 Indonesia dan tidak menjalankan usaha untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.
03
OBJEK PAJAK
PENGHASILAN
1 Pengertian Objek Pajak Penghasilan

Objek Pajak Penghasilan merupakan segala sesuatu (barang, jasa, kegiatan, atau keadaan) yang dikenakan
pajak.

2 Yang Termasuk Objek Pajak


~Penggantian atau Imbalan ~Hadiah ~Laba Usaha ~Keuntungan ~Penerimaan kembali
pembayaran pajak ~Bunga ~Deviden perusahaan ~Royalti ~ Sewa dan penghasilan lain yang
berkaitan harta ~dan lainnya yang termasuk kedalam objek pajak.

3 Yang BukanTermasuk Objek Pajak


~Bantuan atau sumbangan ~Harta warisan ~Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang
pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi
dwiguna, dan asuransi beasiswa ~dll.
04
UNDANG-UNDANG
YANG MENGATUR
PAJAK PENGHASILAN
* Undang-Undang yang mengatur pajak penghasilan

Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia diatur pertama kali dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
dengan penjelasan pada Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50. Selanjutnya berturut
-turut peraturan ini diamandemen oleh :

• Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1991,


• Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1994, dan
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.
• Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008.
05
PENGHITUNGAN
PAJAK PENGHASILAN
PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Rumus PPh: penghasilan dikurangi biaya-biaya. Kemudian terapkan tarif Pajak penghasilan Kena Pajak tersebut

01 Contoh
Menghitung Tarif Pajak Penghasilan (pph)

~ Wajib pajak orang pribadi

Penghasilan Kena Pajak WP orang pribadi = Rp 300.000.950


Penghasilan Kena Pajak dibulatkan : Rp 300.000.000
PPh nya adalah :
5% x Rp 25.000.000 = Rp 1.250.000
10% x Rp 25.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000
25% x Rp 100.000.000 = Rp 25.000.000
35% x Rp 100.000.000 = Rp 35.000.000
Total = Rp 71.250.000.

Jadi total pajak dari Rp. 300.000.950 adalah


sebesar Rp. 71.250.000
PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN
Rumus PPh: penghasilan dikurangi biaya-biaya. Kemudian terapkan tarif Pajak penghasilan Kena Pajak tersebut

01 Contoh
Menghitung Tarif Pajak Penghasilan (pph)

~ Wajib pajak Badan Usaha

Penghasilan Kena Pajak WP Badan Usaha = Rp


300.000.950
Penghasilan Kena Pajak dibulatkan : Rp 300.000.000
PPh nya adalah :
10% x Rp 50.000.000 = Rp 5.000.000
15% x Rp 50.000.000 = Rp 7.500.000
30% x Rp 200.000.000 = Rp 60.000.000
Total = Rp 72.500.000.
Jadi total pajak dari Rp. 300.000.950 adalah
sebesar Rp. 72.500.000
02 Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak, disingkat PTKP adalah pengurangan terhadap penghasilan neto orang pribadi atau
perseorangan sebagai wajib pajak dalam negeri dalam menghitung penghasilan kena pajak yang menjadi objek pajak
penghasilan yang harus dibayar wajib pajak di Indonesia.Besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak tidak sama dari tahun ke
tahun.

No. Penerima Nomimal (Rp)

1. Untuk Diri WP OP 36.000.000


2. Tambahan untuk WP kawin 3.000.000
3. Tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya digedung dengan penghasilan suami 36.000.000
4. Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis 3.000.000
keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3
(tiga) orang untuk setiap keluarga.
Contoh Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Tn. Bagas Farel pada tahun 2015 bekerja pada perusahaan PT Maju Makmur Mandiri dengan memperoleh gaji
sebulan Rp 4.500.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 100.000,00. Status Tn. Bagas K/0. Tn bagas
sudah menikah namun tidak memiliki anak dengan istri yang tidak berkerja.
Penghitungan PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut :

• Gaji sebulan Rp.4.500.000,00


• Pengurangan :
Biaya Jabatan 5% x Rp 4.500.000,00 Rp 225.000,00
Iuran pensiun Rp 100.000,00 (+)
Rp. 325.000,00 (-)
• Penghasilan neto sebulan Rp. 4.175.000,00

Jadi Penghasilan neto setahun adalah 12 x Rp 4.175.000,00 = Rp.50.100.000,00


• PTKP setahun :
– untuk WP sendiri Rp 36.000.000,00
– tambahan WP kawin Rp 3.000.000,00 (+)
Rp 39.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 11.100.000,00
 
PPh Pasal 21 terutang :
5% x Rp 11.100.000,00 = Rp 555.000,00
PPh Pasal 21 sebulan :
Rp 555.000,00 : 12 = Rp 46.250,00
06
STUDI KASUS
01
Pak Martin mengantongi omzet sebesar Rp. 700.000.000 per tahun.
Istrinya memiliki usaha salon dengan omzet Rp. 500.000.000 per
tahun. Keduanya belum memiliki anak. Maka, bagaimana perhitungan
PPh finalnya jika NPWP digabung ataupun terpisah?
02
Peredaran bruto PT Sejahtera pada tahun 2017 mencapai lebih dari Rp.
4,8 miliar. Pada tahun 2018, peredaran brutonya mencapai Rp. 30
miliar dengan penghasilan kena pajak sebesar Rp. 3 miliar. Bagaimana
penghitungan PPh (Pasal 31 E, UU PPh)?

Anda mungkin juga menyukai