JAWABAN :
Essay
1. Subjek pajak sesuai Pasal 2 Ayat (1) UU PPh yang menjadi subjek pajak yaitu orang pribadi, warisan belum
terbagi, badan dan Badan Usaha Tetap (BUT)
2. A. Berdasarkan kewajibannya perbedaan SPDN dan SPLN adalah yang pertama yaitu pengenaan pajaknya,
SPDN dikenakan atas penghasilan yang berasal dari Indonesia dan luar Indonesia dan dasar pengenaan
pajaknya penghasilan neto, sedangkan SPLN dikenakan atas pajak penghasilan yang berasal dari Indonesia
saja (asas sumber) dan dasar pengenaan pajaknya ialah penghasilan bruto. Tarif pajak SPDN didasarkan
pada tarif Pasal 17 UU PPh dan SPLN didasarakan Tarif 26 Pasal UU PPh. SPDN berkewajiban
menyampaikan SPT PPh Tahunan dan SPLN tidak wajib menyampaikan SPT
Kewajiban pajak SPDN dimulai saat orang pribadi tersebut dilahirkan, berada atau berniat untuk
bertempat tinggal di Indonesia dan berakhir saat orang pribadi tersebut meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Sedangkan SPLN dimulai saat orang pribadi tersebut
memperoleh atau menerima peghasilan di Indonesia dan berakhirnya saat orang pribadi tersebut tidak
lagi memperoleh atau menerima penghasilan di Indonesia
B. WNA dapat menjadi subjek pajak dalam negeri begitu juga sebaliknya WNI dapat menjadi subjek pajak
luar negeri, mengapa demikian? Karena yang menjadikannya subjek pajak luar negeri bagi WNA menjadi
wajib pajak dikarenakan WNA tersebut menerima dan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber
dari Indonesia (Penjelasan Pasal 111 angka 1 UU Cipta Kerja). Begitu juga WNI Warga yang telah berada di
luar Indonesia selama lebih dari 183 hari dalam kurun waktu 12 bulan akan menjadi Subjek Pajak Luar
Negeri (SPLN).
3. Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat
dikelompokkan menjadi:
a. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium,
penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya;
b. penghasilan dari usaha dan kegiatan, semisal mendirikan perusahaan, toko, dll.
c. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti bunga, dividen,
royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha;
d. penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.