Anda di halaman 1dari 2

NAMA : SHINTA ..........................................................

ANGKATAN : ANGKATAN 85 ...............................................

JAWABAN :
Essay

1. Subjek pajak sesuai Pasal 2 Ayat (1) UU PPh yang menjadi subjek pajak yaitu orang pribadi, warisan belum
terbagi, badan dan Badan Usaha Tetap (BUT)
2. A. Berdasarkan kewajibannya perbedaan SPDN dan SPLN adalah yang pertama yaitu pengenaan pajaknya,
SPDN dikenakan atas penghasilan yang berasal dari Indonesia dan luar Indonesia dan dasar pengenaan
pajaknya penghasilan neto, sedangkan SPLN dikenakan atas pajak penghasilan yang berasal dari Indonesia
saja (asas sumber) dan dasar pengenaan pajaknya ialah penghasilan bruto. Tarif pajak SPDN didasarkan
pada tarif Pasal 17 UU PPh dan SPLN didasarakan Tarif 26 Pasal UU PPh. SPDN berkewajiban
menyampaikan SPT PPh Tahunan dan SPLN tidak wajib menyampaikan SPT
Kewajiban pajak SPDN dimulai saat orang pribadi tersebut dilahirkan, berada atau berniat untuk
bertempat tinggal di Indonesia dan berakhir saat orang pribadi tersebut meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Sedangkan SPLN dimulai saat orang pribadi tersebut
memperoleh atau menerima peghasilan di Indonesia dan berakhirnya saat orang pribadi tersebut tidak
lagi memperoleh atau menerima penghasilan di Indonesia
B. WNA dapat menjadi subjek pajak dalam negeri begitu juga sebaliknya WNI dapat menjadi subjek pajak
luar negeri, mengapa demikian? Karena yang menjadikannya subjek pajak luar negeri bagi WNA menjadi
wajib pajak dikarenakan WNA tersebut menerima dan/atau memperoleh penghasilan yang bersumber
dari Indonesia (Penjelasan Pasal 111 angka 1 UU Cipta Kerja). Begitu juga WNI Warga yang telah berada di
luar Indonesia selama lebih dari 183 hari dalam kurun waktu 12 bulan akan menjadi Subjek Pajak Luar
Negeri (SPLN).

3. Dilihat dari mengalirnya tambahan kemampuan ekonomis kepada Wajib Pajak, penghasilan dapat
dikelompokkan menjadi:
a. penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan bebas seperti gaji, honorarium,
penghasilan dari praktek dokter, notaris, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya;
b. penghasilan dari usaha dan kegiatan, semisal mendirikan perusahaan, toko, dll.
c. penghasilan dari modal, yang berupa harta gerak ataupun harta tak gerak, seperti bunga, dividen,
royalti, sewa, dan keuntungan penjualan harta atau hak yang tidak dipergunakan untuk usaha;
d. penghasilan lain-lain, seperti pembebasan utang dan hadiah.

LEMBAR JAWABAN LATIHAN BREVET VIRTUAL CLASS HALAMAN 1


4. Besarnya PTKP wajib pajak yang sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak adalah PTKP K1, yaitu Tarif
PTKP untuk Pria sudah kawin tanggungan 1 (berupa orangtua atau anak) sebesar Rp63.000.000/tahun.
Dan apabila mempunyai anak di bawah umur yang mempunyai penghasilan sendiri apakah harus
membayar pajak? Tentu saja. Setiap orang yang memenuhi syarat Objektif dan Subjektif wajib untuk
melaksanakan kewajiabn perpajakannya. Syarat Subjektif adalah jika anda telah lahir ke dunia dan
bertempat tinggal di Indonesia melebihi 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan. Lalu syarat Objektifnya
adalah jika seseorang tersebut memiliki penghasilan diatas PTKP. Menurut UU PPh No. 36 Tahun 2008
Pasal 7: " Penghasilan anak yang belum dewasa dari mana pun sumber penghasilannya dan apapun sifat
pekerjaannya digabung dengan penghasilan orang tuanya dalam tahun pajak yang sama..
5. Cara menghitung pajak penghasilan orang pribadi sebagai pengusaha yang diperoleh dari usaha adalah :
Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN)
= 20% x Rp. 2.300.000.000
= Rp. 460.000.000
Penghasilan tidak kena pajak (TK/0) = Rp. 54.000.000
Penghasilan kena pajak = Rp. 460.000.000 - Rp. 54.000.000
= Rp. 406.000.000
PPh 21 terutang
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 200.000.000 = Rp. 30.000.000
25% x Rp. 210.000.000 = Rp. 52.500.000
Total Pajak Terutang 2021 Rp. 85.000.000
6. Penghasilan Neto = Penghasilan Bruto x Persentase Norma Penghitungan Penghasilan Neto (NPPN)
= 45% x Rp. 1.543.000.000
= Rp. 694.350.000
Penghasilan tidak kena pajak (TK/0) = Rp. 54.000.000
Penghasilan kena pajak = Rp. 694.350.000 - Rp. 54.000.000
= Rp. 640.350.000
PPh 21 terutang
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 200.000.000 = Rp. 30.000.000
25% x Rp. 390.350.000 = Rp. 97.587.500
Total Pajak Terutang 2021 Rp. 100.837.500
..................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................................................
....................................................................................................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai