Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ni Made Yeyen Trisnayanti

No : 12
Nim : 2102612010446
Kelas : E Manajemen Malam
Kelompok asal : 05
Menyangga kelompok : 02

PAJAK PENGHASILAN UMUM DAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21

A. Pajak Penghasilan Umum


Pajak Penghasilan Umum(PPh) adalah pajak yang dikenakan orang pribadi atau badan
atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahunan pajak.
1. Subjek dan tidak termasuk subjek PPh, yang termasuk subjek pajak adalah orang
pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
berhak,badan, badan usaha tetap(BUT).
Subjek pajak dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
- Subjek pajak dalam negeri yang terdiri dari subjek pajak orang pribadi,
subjek pajak badan dan subjek pajak warisan.
- Subjek pajak luar negeri terdiri dari Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal
di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari
dalam jangka waktu 12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
Yang tidak termasuk subjek pajak adalah kantor perwakilan negara asing,pejabat
perwakilan diplomatic dan konsultan, organisasi internasional, dan pejabat
perwakilan organisasi internasional.
2. Objek pajak dan tidak termasuk objek pajak PPh, Yang termasuk objek pajak
adalah imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa, hadiah dari undian,laba
usaha, keuntungan karena penjualan,bunga,dividen,royalty, sewa, dan keuntungan
karena pembebasan utang.
Yang tidak termasuk objek pajak adalah bantuan atau sumbangan, warisan,
harta,dan pembayaran dari perusahaan asuransi.
3. Penghasilan yang dikenakan PPh final, Penghasilan yang dapat dikenakan pajak
bersifat final ialah penghasilan berupa bunga deposito, hadiah undian, transaksi
saham,dan transaksi pengalihan harta.
4. Penghasilan kena pajak, Penghasilan kena pajak (PKP) adalah penghasilan yang
dijadikan dasar untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh).Tarif penghasilan kena
pajak terbagi dalam dua jenis berdasarkan subjek yaitu Tarif penghasilan kena
pajak dikenakan kepada wajib pajak orang pribadi dan Tarif penghasilan kena
pajak yang dikenakan kepada wajib pajak badan dalam negeri atau Bentuk Usaha
Tetap.
5. Penghasilan tidak kena pajak, Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) merupakan
besaran dari penghasilan yang tidak dikenakan, artinya seseorang tidak perlu
membayar pajak apabila gaji bulanan tidak mencapai ketentuan PTKP. Ketentuan
PTKP yang sampai saat ini dijalankan yaitu sebagai berikut:
1. Wajib pajak pribadi berstatus tanpa tanggungan sebesar Rp. 54.000.000
2. Penghasilan istri ditambah dengan penghasilan suami sebesar Rp. 112.500.000
3. Wajib pajak pribadi dengan status kawin mendapat tambahan sebesar Rp.
4.500.00
4. Wajib pajak pribadi dengan status kawin mendapat tambahan sebesar Rp.
4.500.00
5. Setiap anggota keluarga sedarah yang menjadi tanggungan (maksimal 3
tanggungan) mendapat tambahan sebesar Rp. 4.500.000
6. Tarif PPh, Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menetapkan tarif
yaitu sebesar 15% dari jumlah bruto atas dividen,bunga,royalty, dan hadiah. Tarif
sebesar 2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain serta imbalan
sehubungan dengan jasa.
7. Perhitungan PPh, Untuk menghitung PPh dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Pajak penghasilan (WP Badan )
= (Penghasilan bruto – biaya yg diperkenakan UU PPh) x tarif pasal 17
Pajak Penghasilan (WP orang pribadi)
= [(Penghasilan bruto – biaya yg diperkenakan UU PPh)-PTKP] x tarif pasal 17
B. Pajak Penghasilan Pasal 21(PPh 21)
1. Definisi PPh 21, PPh Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa
gaji,upah,honorarium,tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk
apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
oleh orang pribadi.
2. Pemotong dan yang dikecualikan sebagai pemotong PPh 21, Yang termasuk
pemotong PPh 21 adalah pemberi kerja,bendahara,dana pension,orang pribadi dan
penyelenggara kegiatan. Yang tidak termasuk pemotong PPh 21 adalah kantor
perwakilan negara asing, organisasi – organisasi internasional, dan pemberi kerja
orang pribadi.
3. Yang termasuk dan tidak termasuk wajib pajak PPh 21, Yang termasuk wajib pajak
PPh 21 adalah pegawai, penerima uang pesangon, WP bukan pegawai yg menerima
pendapatan, dan peserta kegiatan yg memperoleh suatu penghasilan. Yang tidak
termasuk wajib pajak PPh 21 adalah Pejabat perwakilan diplomatic dan Pejabat
perwakilan organisasi internasional.
4. Yang termasuk dan tidak termasuk objek PPh 21, Yang termasuk objek PPh 21 ialah
penghasilan pegawai tetap,penerima pension,uang pesangon,Imbalan kepada bukan
pegawai, peserta kegiatan,honorarium,dan penghasilan berupa jasa. Yang tidak
termasuk objek PPh 21 adalah pembayaran santunan asuransi, iuran pension, zakat
dan beasiswa.
5. Pengurangan penghasilan bruto merupakan komponen-komponen yang dapat
mengurangi penghasilan bruto.Yang termasuk pengurang penghasilan bruto adalah
biaya jabatan, biaya pensiun, dan iuran bpjs yang tidak dibayarkan oleh perusahaan.
6. Tarif PPh 21, Tarif yang dipakai adalah tarif Pasal 17 ayat (1) UU Pajak Penghasilan.
Pasal 23 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 menetapkan tarif yaitu
sebesar 15% dari jumlah bruto atas dividen,bunga,royalty, dan hadiah. Tarif sebesar
2% dari jumlah bruto atas sewa dan penghasilan lain serta imbalan sehubungan
dengan jasa.
7. Perhitungan PPh 21, Perhitungan PPh 21 selalu disesuaikan dengan tarif PTKP yang
ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak(DJP) dan PTKP yang tercantum pada pasal
17 ayat (1) huruf a UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008. 
8. Pemotongan PPh 21, yang terkena pemotongan ialah penghasilan pegawai tetap,
pensiunan, uang pesangon, freelance, imbalan peserta kegiatan,honorarium, dan
penghasilan seperti jasa.
9. Laporan PPh 21, melaporkan tentang pajak penghasilan karyawan yaitu pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan
nama dan dalam bentuk apapun yang sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
Studi Kasus :
1. Agus pada tahun 2020 bekerja pada perusahaan PT Maju Mapan dengan
memperoleh gaji perbulan Rp 5.500.000,00 dan membayar iuran pension Rp
200.000,00. Agus Menikah tapi belum mempunyai anak. Pada bulan januari
penghasilan Agus dari PT Maju Mapan hanya dari gaji. PPh Pasal 21 bulan
Januari adalah :
Gaji perbulan = Rp 5.500.000,00
Pengurangan :
a. Biaya jabatan = 5% x Rp 5.500.000,00 = Rp 275.000,00
b. Iuran Pensiun = Rp 200.000,00
Rp 475.000,00

Penghasilan netto perbulan Rp 5.025.000,00

Penghasilan netto setahun = 12 x 5.025.000,00 = Rp 60.300.000,00

PTKP Setahun WP sendiri Rp 54.000.000,00 + WP Kawin Rp 4.500.000,00

=Rp 59.500.000,00.

Rp 60.300.000,00 - Rp 59.500.000,00 = Rp 800.000,00

PPh 21 terutang = 5% x Rp 800.000,00 = Rp 40.000,00

PPh 21 perbulan = Rp 40.000,00 : 12 = Rp 3.333,00

Anda mungkin juga menyukai