Anda di halaman 1dari 17

WAJIB PAJAK PRIBADI

DAN PERSEKUTUAN
PERDATA

Ummul Qhair (0022 04 19 2015)


Fitriani (0023 04 19 2015)

Program Studi Magister Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Muslim
Indonesia
Oktober 2016

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pajak merupakan sumber pembiayaan terbesar
negara dalam menyelenggarakan pemerintahan. Dari
tahun ke tahun, penerimaan dari sektor pajak terus
menunjukkan peningkatan.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk
keperluan
negara
bagi
sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat
Dalam rangka upaya peningkatan penerimaan pajak,
pemerintah melakukan perubahan mendasar dengan
dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan merubah
sistem pemungutan pajak yang digunakan di Indonesia
yaitu digunakannya self assessment system yang
menggantikan official assessment system.

Rumusan Masalah
Apakah yang dimaksud dengan WP orang pribadi dan persekutuan
perdata?
Bagaiman penentuan objek PPh untuk orang pribadi, dan karyawan?
Bagaiman penentuan objek PPh atas persekutuan perdata, firma, dan
perkumpulan?
Bagaiman perhitungan Kredit pajak dan laporan tahunan?
Contoh kasus
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan WP orang pribadi
dan persekutuan perdata?
Untuk mengetahui bagaiman penentuan objek PPh untuk orang
pribadi, dan karyawan?
Untuk Mengetahui agaiman penentuan objek PPh atas persekutuan
perdata, firma, dan perkumpulan
Untuk Mengetahui agaiman perhitungan Kredit pajak dan laporan
tahunan?
Untuk mengetahui bagaimana pengaplikasian konsep pph orang
pribadi dalam bentuk contoh konkrit pada suatu kasus tertentu.

A. Wajib Pajak PEMBAHASAN


Orang Pribadi dan Persekutuan
Perdata
Wajib pajak pribadiadalah setiap orang pribadi
yang memiliki penghasilan di ataspendapatan tidak
kena pajak. Di Indonesia, setiap orang wajib
mendaftarkan diri dan mempunyainomor pokok
wajib pajak(NPWP), kecuali ditentukan dalam
undang-undang.
Persekutuan perdata adalah padanan dan
terjemahan
dariburgerlijk
maatschap.Didalam
common
law
system
dikenal
dengan
istilahpartnership.Kemudian di dalam hukum Islam
dikenal dengan istilah sharikah atau shirkah.
Persekutuan adalah suatu bentuk dasar bisnis atau
organisasi bisnis.

B. Penentuan Objek PPh Untuk Orang Pribadi Dan Karyawan

Dalam Undang-undang nomor 28 Tahun 2007


tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan Pasal 1 ayat 2 disebutkan pengertian
Wajib Pajak yaitu orang pribadi atau badan,
meliputi pembayar pajak, pemotong pajak dan
pemungut pajak yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan perpajakan.
Jika orang pribadi, badan atau pemotong dan
pemungut pajak sudah memenuhi syarat
subjektif dan syarat objektif sebagai Wajib Pajak
maka kepadanya sudah terdapat hak dan
kewajiban perpajakan.

Kewajiban
WP

Hak WP

Mendaftarkan diri untuk


memperoleh NPWP.

Pengangsuran pembayaran

Membayar, memungut atau


memotong dan melaporkan pajak
yang terutang

Pengurangan PPh Pasal 25

Wajib hadir memenuhi panggilan


pada saat diperiksa dan lain-lain

Pengurangan PBB, pemberian


keringanan pajak yang terutang
atas Objek Pajak.

Kewajiban memberikan data

Pembebasan Pajak
Pajak ditanggung pemerintah
Insentif Perpajakan
Penundaan pelaporan SPT
Tahunan
Restitusi, Keberatan, Banding,
dan Peninjauan Kembali

Perhitungan PPh
21 terbaru
selalu
disesuaikan
dengan tarif
PTKP
(Penghasilan
Tidak Kena
Pajak) terakhir
yang ditetapkan
DJP. PTKP 2016 (
PTKP terbaru )
yang tercantum
pada Peraturan
Direktur
Jenderal Pajak
Nomor PER32/PJ/2015
adalah sebagai

Rp 54.000.000,- per tahun atau


setara dengan Rp 4.500.000,- per
bulan untuk wajib pajak orang
pribadi.
Rp 4.500.000,- per tahun atau
setara dengan Rp 375.000,- per
bulan tambahan untuk wajib pajak
yang kawin (tanpa tanggungan).
Rp 4.500.000,- per tahun atau
setara dengan Rp 375.000,- per
bulan tambahan untuk setiap
anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis
keturunan lurus atau anak angkat,
yang
menjadi
tanggungan
sepenuhnya, paling banyak 3
(orang) untuk setiap keluarga.

C. Penentuan Objek PPh Atas Persekutuan


Perdata, Firma Dan Perkumpulan
Pasal 1623
BW
berbunyi
Persekutuan perdata khusus ialah persekutuan
perdata yang hanya mengenai barang-barang
tertentu saja, pemakaian atau hasil yang didapat
dari barang-barang itu atau mengenai suatu
usaha tertentu, melakukan perusahaan ataupun
melakukan pekerjaan

Pasal 1623 BW
berbunyi

Yang dinamakan persekutuan firma


ialah persekutuan perdata yang
didirikan untuk menjalankan
perusahaan dengan nama bersama
(firma)

Dalam Pasal 1619 ayat (1) KUH Perdata


yang berisikan usaha persekutuan usaha
yang halal dan dibuat untuk manfaat
bersama
para
pihak,
pasal
yang
menjelaskan bahwa bidang usaha yang
dapat dilakukan oleh persekutuan sesuatu
yang bermanfaat bagi para sekutu.
Dalam
mencapai
tujuan
tersebut
dibutuhkan sarana seperti yang dijelaskan
dalam Pasal 1619 ayat (2) KUH Perdata,
yaitu :masing-masing sekutu diwajibkan
memasukkan
uang,
barang,
dan
keahliannya ke dalam persekutuan.

Pajak Penghasilan (PPh) Badan


Badan usaha adalah sekumpulan orang dan/atau
modal yang merupakan kesatuan, baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha, meliputi Perseroan terbatas (PT), Perseroan
komanditer (CV), Persero lainnya (PT Persero), Badan
usaha milik negara (BUMN), Badan usaha milik daerah
(BUMD), Firma, kongsi, persekutuan, perkumpulan,
Koperasi Dana pension, Yayasan, Organisasi massa
dan organisasi sejenisnya, Oranisasi politik, Lembaga,
Bentuk usaha tetap, badan lainnya.
Tarif PPh badan:
Omset di atas 50 M
Omset s.d 50 M
Perseroan Terbuka (tbk).

Kredit pajak terdiri dari:


Kredit pajak dalam negeri. Kredit pajak dalam negeri
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi (OP) terdiri atas PPh
yang dipotong atau dipungut pihak lain yaitu PPh Pasal
21, 22 dan 23. Kredit pajak dalam negeri untuk Wajib
Pajak Badan terdiri atas PPh Pasal 22 dan 23.
Kredit pajak luar negeri. Kredit pajak luar negeri baik
untuk Wajib Pajak Orang Pribadi maupun Badan adalah
PPh Pasal 24.
PPh yang dibayar sendiri. PPh yang dibayar sendiri
terdiri atas angsuran PPh Pasal 25 yang dibayar setiap
bulan ataupun fiskal luar negeri.
Pajak Akhir Tahun
PPh yang harus dilunasi pada akhir Tahun Pajak
dihitung dengan cara: PPh yang terutang atas seluruh
penghasilan (yang merupakan objek pajak) selama
Tahun Pajak yang bersangkutan dikurangi dengan Kredit
Pajak yaitu PPh yang dilunasi dalam Tahun Pajak berjalan

Beban Pajak
Beban pajak (tax expense) atau penghasilan
pajak (tax income) adalah jumlah agregat pajak
kini (current tax) dan pajak tangguhan (deferred
tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba
atau rugi pada satu periode. Menurut Pasal 9 ayat
(1) huruf k UU No.36 Tahun 2008 tentang Pajak
Penghasilan, sanksi administrasi berupa bunga,
denda, dan kenaikan serta sanksi pidana berupa
denda yang berkenaan dengan pelaksanaan
perundang-undangan di bidang perpajakan, tidak
boleh dikurangkan dari penghasilan Wajib Pajak
sehingga pada penghitungan penghasilan kena
pajak akhir tahun, harus dilakukan koreksi fiskal
positif.

E. Contoh Kasus
Perhitungan PPh 21 Karyawan tetap
Sartono pada tahun 20xx bekerja pada perusahaan
PT Handa Jaya dengan memperoleh gaji sebulan
Rp9.000.000,00 dan membayar iuran pensiun
sebesar 1% dari gaji. Sartono menikah tetapi
belum mempunyai anak. Pada bulan Januari
penghasilan Sartono dari PT Handa Jaya hanya dari
gaji. Sartono ber-NPWP Tentukan PPh Pasal 21
bulan Januari!

Gaji sebulan

Rp 9.000.000,00

Pengurangan:
1. Biaya Jabatan: 5% X
Rp9.000.000,00
2. luran pensiun

Rp 450.000,00
Rp 90.000,00(+)
Rp 540.000,00 (-)

Penghasilan neto sebulan

Penghasilan neto setahun adalah 12 x


Rp8.460.000,00

Rp 8.460.000,00

Rp101.520.000,00

PTKP setahun (K/0)


- untuk WP sendiri

Rp 54.000.000,00*

- tambahan karena menikah

Rp 4.500.000,00* (+)
Rp58.500.000,00(-)

Penghasilan Kena Pajak setahun

Rp43.020.000,00

PPh Pasal 21 terutangsetahun


5% x Rp43.020.000,00 = Rp2.151.000,00
PPh Pasal 21 bulan Januari
Rp2.151.000,00 : 12 = Rp179.250,00
Catatan:
Biaya Jabatan adalah biaya untuk mendapatkan, menagih
danmemelihara penghasilan yang dapat dikurangkan dari
penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap
tanpa memandang mempunyai jabatan ataupun tidak.
besaran PTKP berdasarkan ketentuan baru PMK No 101 th 2016 yg
mulai berlaku per 1 Januari 2016
Contoh di atas berlaku apabila pegawai yang bersangkutan sudah
memiliki NPWP. Dalam hal pegawai yang bersangkutan belum
memiliki NPWP, maka jumlah PPh Pasal 21 yang harus dipotong
pada bulan Januari adalah sebesar: 120% x Rp179.250,00=
Rp215.100,00.
Untuk
contoh-contoh
selanjutnya
diasumsikan
penerima
penghasilanyang dipotong PPh Pasal 21 sudah memiliki NPWP,
kecuali disebut lain dalam contoh tersebut.


SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai