CODE
OLEH
UMMUL QHAIR
FITRIANI
EKA MAYA FETRI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi, yang biasanya dituangkan
dalam bentuk aturan yang khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengemban profesi yang bersangkutan. Aturan ini sebagai aturan main dalam
menjalankan profesi tersebut yang biasa disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi
dan ditaati oleh setiap profesi.
Kode etik profesi merupakan salah satu upaya dari suatu asosiasi profesi untuk
menjaga integritas profesi tersebut agar mampu menghadapi berbagai tekanan yang
dapat muncul dari dirinya sendiri atau pihak luar. Anggota profesi seharusnya mentaati
kode etik profesi sebagai wujud kontra prestasi bagi masyarakat dan kepercayaan yang
diberikannya
Di Indonesia, etika akuntan jadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi
akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses
pembuatan keputusan bisnis oleh pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi
mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan terjadinya
pelanggaran yang dilakukan oleh akuntan. Baik akuntan publik, akuntan intern
perusahaan maupun akuntan pemerintah
B. Permasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan
yang akan diangkat oleh penulis adalah sebagai berikut :
O Menjelaskan profesi akuntan
O Memahami kode etik profesi akuntan
indonesia
O Menjelaskan organisasi IAI
O Menjelaskan struktur etika Ikatan Akuntan
Indonesia
BAB II PEMBAHASAN
A.
Profesi Akuntan
Profesi
CFA
CISA
Profesi
Akuntan
di Luar
Negeri
Profesi
CPA
Profesi
CIA
berkewajiban untuk
senantiasa bertindak dalam
kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati
kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas
profesionalisme
Integritas merupakan
kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan
merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota
dalam menguji keputusan
yang diambilnya.
Obyektivitas
Setiap anggota harus
menjaga obyektivitasnya
dan bebas dari benturan
kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban
profesionalnya.
Obyektivitasnya adalah
suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa
yang diberikan anggota.
Lanjutan
Sejarah
IAI
Landasan
Hukum
Organisasi
Stuktur
Organisasi
a. Sejarah IAI
Pada waktu Indonesia merdeka, hanya ada satu orang akuntan pribumi,
yaitu Prof. Dr. Abutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di
negeri Belanda pada tahun 1956.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) akhirnya berdiri pada 23 Desember 1957,
yaitu pada pertemuan ketiga yang diadakan di aula UI pada pukul 19.30.
Susunan pengurus pertama terdiri dari: 1) Ketua: Prof. Dr. Soemardjo
Tjitrosidojo, 2) Panitera: Drs. Mr. Go Tie Siem, 3) Bendahara: Drs. Sie Bing Tat
(Basuki Siddharta), 4) Komisaris: Dr. Tan Tong Djoe, 5) Komisaris: Drs. Oey
Kwie Tek (Hendra Darmawan). Keenam akuntan lainnya sebagai pendiri IAI
adalah: 1) Dr. Abutari, 2) Tio Po Tjiang, 3) Tan Eng Oen, 4) Tang Siu Tjhan, 5)
Liem Kwie Liang, 6) The Tik Him.
O Konsep Anggaran Dasar IAI yang pertama diselesaikan pada 15 Mei 1958
dan naskah finalnya selesai pada 19 Oktober 1958. Menteri Kehakiman
mengesahkannya pada 11 Pebruari 1959. Namun demikian, tanggal pendirian
IAI ditetapkan pada 23 Desember 1957. Ketika itu, tujuan IAI adalah:
1. Membimbing perkembangan akuntansi serta mempertinggi mutu pendidikan
akuntan.
2. Mempertinggi mutu pekerjaan akuntan.
c. Stuktur Organisasi
a. Prinsip Etika
Keanggotaan dalam IAI bersifat sukarela, dan ketika seorang
akuntan memutuskan untuk menjadi anggota IAI maka akuntan
tersebut mempunyai kewajiban untuk menjaga disiplin diri diatas
dan melebihi kedisiplinan yang berdasarkan hukum dan peraturan
tentang hal tersebut. Dalam Prinsip Etika terdapat 8 (delapan)
prinsip di dalamnya, yaitu : Tanggungjawab Profesi, Kepentingan
Publik, Integritas, Objektivitas, Kompetensi dan Kehati-hatian
Profesional, Kerahasiaan, Perilaku Profesional, dan Standar Teknis
b. Aturan Etika
Aturan etika yang dimaksud adalah Independensi,
integritas dan objektifitas. Hal ini harus diterapkan oleh
anggota IAI-KAP dan juga staf professional.