(UMUM)
Maria Dewi. MM
Materi Pembahasan
1. Subjek Pajak
2. Objel Pajak Penghasilan
3. Objek Pajak Penghasilan Bentuk Usaha Tetap
4. Pengurangan Pennghasilan
5. Menghitung Pajak Penghasilan
6. Pelunasan Pajak Penghasilan
Pendahuluan
Contoh Perhitungan:
Peredaran bruto tahun 2016 (objek pajak WP Badan) Rp 100.000.000.000,-
Biaya untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara penghasilan Rp 65.000.000.000,- (-)
Penghasilan kena pajak Rp 35.000.000.000,-
Contoh Perhitungan
Peredaran bruto (objek pajak) Rp 300.000.000,-
Biaya untuk mendapatkan, menagih, Rp 65.000.000,- (-)
dan memelihara penghasilan
Penghasilan netto Rp235.000.000,-
Pengurangan PTKP (TK/0) Rp 54.000.000,- (-)
Peneghaislan Kena pjaka RP181.000.000,-
Lanjutan
PPH Terutang :
5% x Rp 50.000.000,- Rp 2.500.000,-
15% x Rp 131.000.000,- Rp19.650.000,-
Total PPh Terutang Rp22.150.000,-
Perhitungan PPh dengan Dasar Pencatatan
• PPh terutang
• 5% x Rp 50.000.000,- Rp 2.500.000,-
• 15% x Rp166.000.000,- Rp24.900.000,-
• Total PPh terutang Rp27.400.000,-
Jenis-jenis Obyek Pajak (Pasal 4 ayat 1) UU Nomor
38 Tahun 2008
• Penggantian / imbalan berkenaan dengan pekerjaan /
jasa yg diterima / diperoleh termasuk ; gaji, upah,
tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang
pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya , kecuali
ditentukan lain dalam Undang-Undang ini.
• Hadiah dari undian /pekerjaan / kegiatan dan
penghargaan.
• Laba usaha.
• Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan
harta, termasuk : 1. keuntungan karena pengalihan harta
kepada perseroan, persekutuan dan badan lainnya
sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
1. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan dan
badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal.
2. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu,
atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya
3. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, peme karan,
pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi - dengan nama dan
bentuk apa pun.
4. Keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau
sumbangan kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis
ketutunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan,
badan sosial termasuk yayasan, koperasi atau orang pribadi yg menjalankan
usaha mikro dan kecil, yg ketentuannya diatur lebih lanjut dgn Peraturan
MenKeu , sepanjang tdk ada hubungan dgn usaha, pekerjaan, kepemilikan
atau penguasaan diantara pihak-pihak yg bersangkutan.
5. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan
dalam perusahaan pertambangan
• Contoh:
– PT AB memiliki sebuah mobil yang digunakan dalam
kegiatan usahanya dengan nilai sisa buku sebesar Rp.
40.000.000 (emapt puluh juta rupiah). Mobil tersebut
dijual dengan harga Rp. 60.000.000 (enampuluh juta
rupiah). Oleh karena itu keuntungan PT AB yang diperoleh
karena keuntungan penjualan mobil tersebut adalah Rp.
20.000.000 (dua puluh juta rupiah). Apabila mobil tersebut
dijual kepada salah seorang pemegang sahamnya dengan
harga Rp. 55.000.000 , nilai jual mobil tersebut tetap
dihitung berdasarkan harga pasar sebesar Rp. 60.000.000 .
Selisih sebesar Rp 20.000.000 merupakan keuntungan bagi
PT AB. Sementara selisih Rp. 5.000.000 merupakan
keuntungan (penghasilan ) bagi pemegang saham.
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4
ayat (3)
• Bantuan atau sumbangan termasuk zakat yang diterima
badan amil zakat/lembaga amil zakat dan penerima yang
berhak warisan harta termasuk setoran tunai yang
diterima oleh badan sebagai suatu pengganti saham atau
penyertaan modal.
• Pengganti/imbalan dalam bentuk natura dan
atau/kenikmatan dari wajib pajak atau pemerintah.
• Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang
pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan,
kecelakaan,, jiwa, dwiguna dan bea siswa harta hibahan
dengan syarat tertentu.
TIDAK TERMASUK OBJEK PAJAK Pasal 4
ayat (3)
• Warisan
• Iuran yang diterima atau diperoleh dana
pensiunan yang pendiriannya telah disahkan
menteri keuangan, baik yang dibayar oleh
pemberi kerja maupun pegawai.
• Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu
yang ketentuanya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri keuangan.
Objek Pajak Penghasilan BUT
Pasal 5 Ayat (1) Undang – undang Nomor 36 Tahun 2008