Anda di halaman 1dari 15

PAJAK PENGHASILAN UMUM

1. Febryan Eka Putra Puambey


(151120046)
2. Heruwansyah (151120057)
3. Banu Lesmana Bagaskara (151120086)
4. Regy Auriga Tamsar (151120020)
5. Rusliansyah (151120069)
Pengertian Pajak Penghasilan (PPh)
Pajak penghasilan adalah pajak yang dikenakan
untuk orang pribadi, perusahaan atau badan
hukum lainnya atas penghasilan yang didapat.
Dasar hukum untuk pajak penghasilan adalah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983, kemudian
mengalami perubahan berturut-turut, dari mulai
Undang-Undang Nomor 7 & Tahun 1991, Undang-
Undang Nomor 10 & Tahun 1994, Undang-Undang
Nomor 17 & Tahun 2000, dan terakhir Undang-
Undang Nomor 36 & Tahun 2008.
1. Penghasilan dari pekerjaan dalam hubungan kerja dan pekerjaan
bebas, seperti gaji, honorarium, penghasilan dari praktik dokter,
notaries, aktuaris, akuntan, pengacara, dan sebagainya.
2. Penghasilan dari usaha atau kegiatan
3. Penghasilan dari modal atau penggunaan harta, seperti sewa,
bunga, dividen, royalty, keuntungan dari penjualan harta yang
tidak digunakan, dan sebagainya.
4. Penghasilan lain-lain, yaitu penghasilan yang tidak dapat
diklasifikasikan ke dalam salah satu dari tiga kelompok
penghasilan di atas, seperti:
a) Keuntungan karena pembebanan utang.
b) Keuntungan karena selisih kurs mata uang asing.
c) Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
d) Hadiah undian.
 Subjek pajak (orang atau badan usaha) yang
melakukan kegiatan usaha
dan melakukan tindakkan hukum terhadap pihak lain
atau subjek pajak yang mempunyai harta kekayaan
dan penghasilan yang menurut undang-undang
peraturan perpajakan berkewajiban melaksanakan
kewajiban formil dan materil perpajakan.
Sedangkan wajib pajak penghasilan adalah orang
pribadi atau badan yang menurut ketentuan
peraturan uu . perpajakan ditentukan untuk
melakukan kewajiban perpajakan termasuk
pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.
 Selanjutnya dalam UU No. 36 Tahun 2008-
Pajak Penghasilan, pasal 2 ayat (1) dijelaskan,
bahwa yang menjadi subjek pajak dalam
Pajak Penghasilan adalah :
 a. Orang Pribadi (Perseorangan
 b. Warisan yang belum terbagi, sebagai satu
kesatuan
 c. Badan
 d. Bentuk Usaha Tetap (BUT).
a. Subjek pajak dalam negeri
Ketentuan bagi subjek pajak dalam negeri adalah:
Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi
yangbertempat tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
waktu 12 bulan, atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak
berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di
Indonesia.
b. Subjek pajak luar negeri
Ketentuan bagi subjek pajak luar negeri adalah:
· Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau
berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu
12 bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia yang
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap
 Dalam Undang-undang No 36 Tahun 2008 disebutkan
tentang apa saja yang menjadi objek pajak
penghasilan/pph. Objek pajak penghasilan adalah setiap
tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak
yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa
pun.
 a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan
atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji,
upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi,
uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali
ditentukan lain dalam Undang-undang ini;
 Sedang penghasilan yang dikecualikan dari
objek pajak sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 4 ayat (3) UU. PPh adalah sebagai berikut:
1. Bantuan Sumbangan serta Harta Hibahan
a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima
oleh penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesi
 Sedang penghasilan yang dikecualikan dari
objek pajak sebagaimana disebutkan dalam
Pasal 4 ayat (3) UU. PPh adalah sebagai berikut:
1. Bantuan Sumbangan serta Harta Hibahan
a. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat
yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau
disahkan oleh pemerintah dan yang diterima
oleh penerima zakat yang berhak atau
sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi
pemeluk agama yang diakui di Indonesi
Penghasilan kena pajak (WP badan ) =
penghasilan netto
Sedangkan untuk wajib pajak orang pribadi
dihitung dari pengfhasilan netto – PTKP
Penghasilan kena pajak (WP orang pribadi ) =
penghasilan netto- PTKP
Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri (WPDN),
 Diket: anto seorang dokter bertempat tinggal
dijakarta ia memiliki industri rotan. Misalnya
besar presentase norma untuk industri rotan
dicirebon 12,5% , dan dokter jakarta 45%.
Peredaran usaha dari industri rotan dicirebon
setahun Rp.400.000.000 , penerimaan
seorang dokter dijakarta setahun Rp.
100.000.000, hitunglah penghasilan netto?
 Dari industri rotan: 12,5% x Rp.400.000.000
Rp. 50.000.000

 Sebagai seorang dokter: 45% x Rp.


100.000.000 RP. 45.000.000

 Jumlah penghasilan netto RP. 95.000.000


 Contoh :
Bapak Rama (K/2) adalah seorang pengrajin meubel di Jepara. Menurut pembukuan, hasil
penjualan meubel pada tahun 2016 adalah sebesar Rp. 714.000.000 dengan harga poko
penjualan Rp. 168.000.000. Biaya-biaya untuk memproduksi meubel antara lain biaya
operasional Rp. 12.500.000 dan biaya administrasi Rp. 10.160.000. pada tahun 2016 bapak
Rama juga menerima penghasilan dari rental motor sebesar Rp. 9.890.000. Hitunglah
berapa besarnya pajak penghasilan yang terutang apabila masih terdapat sisa kerugian
tahun 2013 sebesar Rp. 13.425.000.000?
Perhitungan PPh terutang :
Peredaran usaha Rp. 714.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 168.000.000 -
Penghasilan Bruto Rp. 546.000.000
Biaya yang diperkenankan
(biaya opr & adm) Rp.
22.660.000 -
Penghasilan Netto usaha Rp. 523.340.000
Penghasilan lain-lain Rp.
9.890.000 +
Penghasilan Netto dalam Negeri Rp. 533.230.000
Kompensasi kerugian max 5 thn Rp. 13.425.000 -
Penghasilan Netto stlh Kompensasi Rp. 519.805.000
PTKP (K/2)
Rp. 45.000.000 -
PKP
Rp. 474.805.000
Pajak Penghasilan Terutang :
5% * Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% * Rp. 200.000.000 = Rp. 30.000.000
25% * Rp. 224.000.000 = Rp. 56.201.250 +
Rp. 88.701.250

WASSALAMUALAIKUM WR.WB

Anda mungkin juga menyukai