Kelompok 6
1. Berliana Angka Sari (201910115063)
2. Abdan Fantasi (201910115007)
3. Khabib (201910115016)
4. Reza Oky Mantofani (201810115087)
5. Sofyan Yuliawan (201910115090)
Subjek Pajak Objek Pajak
Subjek pajak adalah orang
Objek pajak adalah sumber
pribadi atau badan yang penghasilan atau
ditetapkan oleh peraturan pendapatan yang dikenakan
perundang-undangan yang pajak.
berlaku.
Pajak subjektif, adalah pajak yang pemungutannya berdasar atas subjeknya (orangnya), di mana keadaan diri pajak dapat memengaruhi
jumlah yang harus dibayar, meliputi:
a. Orang pribadi, warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
b. Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia, kecuali unit tertentu dari badan pemerintah yang memenuhi kriteria
tertentu.
c. Bentuk usaha tetap, yaitu bentuk usaha yang digunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan bertempat kedudukan di
Indonesia, untuk menjalankan usaha dan melakukan kegiatan di Indonesia.
2 klasifikasi subjek perpajakan berdasarkan lokasi tempat tinggal atau kegiatan usahanya beroperasi yaitu :
1. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia; dan
2. Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan ini dimulai pada saat orang pribadi atau badan tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) UU Nomor 36 TAHUN
2008 dan berakhir pada saat tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap. (Pasal
2A ayat (3) UU Nomor 36 TAHUN 2008)
3. orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
4. Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan ini dimulai pada saat orang pribadi atau badan tersebut menerima
atau memperoleh penghasilan dari Indonesia dan berakhir pada saat tidak lagi menerima atau memperoleh
penghasilan tersebut. (Pasal 2A ayat (4) UU Nomor 36 TAHUN 2008)
objek pajak penghasilan
Objek pajak adalah penghasilan atau disebut juga setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dikonsumsi atau meningkatkan harta
kekayaan wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk :
1. Penghasilan karena pekerjaan / jasa, gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun dan
2. Hadiah undian, hadiah dari pekerjaan atau kegiatan dan hadiah penghargaan
3. Laba usaha
5. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau
penyertaan modal
6. Keuntungan yang diperoleh karena adanya pengalihan harta kepada para pemegang saham, sekutu, atau anggota
yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya seperti :
pemecahan, keuntungan pengambilalihan usaha atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
● Keuntungan dari pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan, kecuali yang diberikan kepada
keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial
termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan,
pengembalian pajak.
7. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang
8. Dividen, termasuk yang diberikan perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian SHU ( Sisa Hasil
Usaha ) koperasi.
10. Sewa dan penghasilan lain yang berhubungan dengan penggunaan harta
12. Keuntungan yang diperoleh karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
16. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari wajib Pajak yang menjalankan
19. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur mengenai ketentuan umum
subjek pajak yang dimaksudkan dalam BPHTB adalah orang pribadi atau badan usaha yang mendapatkan hak atas tanah dan
bangunan. Artinya, subjek pajak BPHTB merupakan pihak yang menerima pengalihan hak, baik itu orang pribadi atau badan
usaha. Subjek pajak yang dikenakan kewajiban ini akan membayar pajak. Maka, mereka disebut sebagai Wajib Pajak.