NIM : 023002107004
Tugas : Pengantar Perpajakan (Pertemuan 9)
1. Apakah yang dimaksud subyek pajak dan bukan subyek pajak, jelaskan?
Jawab:
Subjek pajak diartikan sebagai orang atau badan atau pihak yang dituju oleh
undang-undang untuk dikenai pajak. Pajak Penghasilan dikenakan terhadap
subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya
dalam tahun pajak.
Pengertian subjek pajak meliputi orang pribadi, warisan yang belum terbagi
sebagai satu kesatuan, badan, dan bentuk usaha tetap, sebagai berikut.
a. Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di
Indonesia ataupun di luar Indonesia.
b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang
berhak Warisan yang belum terbagi dimaksud merupakan subjek pajak
pengganti menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli waris. Penunjukan
warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti dimaksudkan
agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari warisan tetap dapat
dilaksanakan
c. Badan Pengertian badan mengacu pada Undang-Undang KUP, bahwa badan
adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik
yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi
Perseroan Terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan bentuk apa
pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya.
d. Bentuk usaha tetap Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia
atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 han dalam jangka waktu 12
(dua belas) bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat
kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatam
di Indonesia.
Tidak termasuk sebagai subjek pajak adalah sebagai berikut.
a. Kantor perwakilan negara asing.
b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat-pejabat lain
dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama mereka, dengan syarat
bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau
memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atan pekerjaannya tersebut,
serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbat balik.
c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat Indonesia menjadi
anggota organisasi tersebut dan tidak menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia selain
pemberian pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal dari iuran
pada anggota.
d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional (perhatikan angka 3)
dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau melakukan kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan
dari Indonesia. Organisasi internasional yang tidak termasuk subjek pajak
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
2. Apakah perbedaan obyek pajak dan bukan obyek pajak serta berikan
contohnya?
Jawab:
Objek pajak dapat diartikan sebagai sasaran pengenaan pajak dan dasar untuk
menghitung pajak terutang. Objek pajak untuk PPh adalah penghasilan.
Pengertian penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun
dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa
pun. Dilihat dari mengaliraya (unflow) tambahan kemampuan ekonomis kepada
subjek pajak, penghasilan dapat dil clampoldaan menjadi:
4. Apakah pengurang dari Penghasil Kena Pajak bagi wajib pajak dalam
negeri?
Jawab:
Pajak penghasilan dihitung dari tarif dikalikan dengan penghasilan kena pajak.
Penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi dengan pengurangan atau
pengeluaran tertentu. Pengeluaran tersebut dinamakan juga biaya atau beban.
Pengeluaran/beban/biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dapat
dibagi dalam 2 (dua) golongan, yaitu:
1) Pengeluaran/beban/biaya yang mempunyai masa manfaat tidak lebih dari
satu tahun yang merupakan biaya pada tahun yang bersangkutan, misalnya
gaji, biaya administrasi dan bunga, biaya rutin pengolahan limbah, dan
sebagainya,
2) Pengeluaran/beban/biaya yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu
tahun yang pembebanannya dilakukan melalui penyusutan atau amortisasi,
misalnya aset tetap atau aset berwujud, aset tak berwujud, dan sebagainya.
5. Sebutkan besarannya dan jelaskan Penghasilan Tidak Kena Pajak sebagai
pengurang Penghasilan Kena Pajak?
Jawab:
Pengeluaran/beban/biaya dalam perpajakan tidak sepenuhnya sama dengan
akuntansi komersial. Dalam perpajakan, pengeluaran/beban/biaya dibedakan
menjadi dua, yaitur
1) Pengeluaran/beban/biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
(deductible expense), adalah pengeluaran/beban/biaya yang mempunyai
hubungan langsung dengan usaha atau kegiatan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan Objek Pajak yang
pembebanannya dapat dilakukan dalam tahun pengeluaran atau selama masa
manfaat atas pengeluaran tersebut.
2) Pengeluaran/beban/biaya yang tidak dapat dibebankan sebagai biaya (non-
deductible expenses), adalah pengeluaran/beban/biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan merupakan Objek Pajak
atau pengeluaran dilakukan tidak dalam batas-batas yang wajar sesuai
dengan adat kebiasaan pedagang yang baik. Oleh karena itu, pengeluaran
yang melampaui batas kewajaran yang dipengaruhi oleh hubungan istimewa
tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto.
Jawab: