Universitas Gunadarma
B. 4 KELOMPOK PENGHASILAN
1. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
3. Penghasilan dari modal, jasa dan sewa atau penggunaan harta.
4. Penghasilan lain-lain.
2
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit).
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa.
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha
milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
b. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor.
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun pegawai.
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang- bidang
tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif.
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau
kegiatan di Indonesia, dengan syarat tertentu.
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak
dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang
telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali
dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan
pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa
lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
4
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
5
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Batasan PTKP ini berlaku mulai pada tanggal 27 Juni 2016 melalui Peraturan
Menteri Keuangan RI Nomor : 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak menggantikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
122/PMK.010/2015.
NO Jenis Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun Sebulan
Rp
1 Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 4.500.000
54.000.000
Rp
2 Tambahan Untuk Wajib Pajak Kawin Rp 375.000
4.500.000
Istri yang penghasilannya digabung dengan Rp
3 Rp 4.500.000
penghasilan suami 54.000.000
Tambahan anggota keluarga sedarah,
semenda dalam garis keturunan lurus Rp
4 Rp 375.000
(vertikal), serta anak angkat yang menjadi 4.500.000
tanggungan sepenuhnya, maksimal 3 orang
Catatan :
1. Dalam hal Karyawati kawin (bekerja pada suatu pemberi kerja), PTKP yang
dikurangkan hanya untuk dirinya sendiri. (asumsi: suami memiliki penghasilan).
2. Dalam hal tidak kawin pengurang PTKP selain untuk dirinya ditambah dengan
PTKP yang menjadi tanggungan sepenuhnya yaitu untuk setiap anggota sedarah,
semenda dalam garis keturunan lurus (vertikal) serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang yang masing-masing besarnya
Rp4.500.000 setahun atau Rp 375.000 sebulan.
3. Bagi Karyawati kawin yang menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah
deaerah setempat (serendah-rendahnya dari kecamatan) bahwa suaminya tidak
menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sebesar
Rp4.500.000 setahun atau Rp 375.000 sebulan, dan ditambah PTKP untuk keluarga
yang menjadi tanggungannya, paling banyak 3 orang masing-masing Rp 4.500.000
setahun atau Rp 375.000 sebulan.
4. Perhitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan wajib pajak pada awal
tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak.
Contoh:
1. Jika Tuan Jostein Carl adalah seorang karyawan swasta yang sudah menikah
dengan memiliki 4 orang anak, 2 anaknya sudah bekerja sedangkan 2 lainnya
belum bekerja, besarnya PTKP setahun untuk tahun 2020 adalah sbb :
6
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Jika Sohyunie adalah seorang direktur yang belum menikah dan tinggal bersama
ibu dan 5 adiknya, besarnya PTKP setahun untuk tahun 2020 adalah sbb :
(TK/1) Sohyunie status (Tidak Kawin) dengan 1 tanggungan.
PTKP :
Wajib pajak orang pribadi Rp 54.000.000
Tanggungan 1 orang Rp 4.500.000 +
Rp 58.500.000
3. Jika Sang Tae adalah seorang manajer yang sudah menikah memiliki 1 orang anak
kandung yang sudah bekerja dan 2 orang anak angkat yang berumur 10 dan 14
tahun, sedangkan istrinya bekerja dan penghasilannya digabung. Maka besarnya
PTKP setahun untuk tahun 2020 adalah sbb :
(K/I/2) Sang Tae status (kawin) penghasilan istri digabung dengan 2 tanggungan
PTKP :
Wajib pajak orang pribadi Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Istri Rp 54.000.000
Tanggungan 2 orang Rp 9.000.000+
Rp 121.500.000
Catatan :
Pada tanggal 1 Januari 2020 Tuan Monggolli berstatus kawin dengan tanggungan 1
orang anak, apabila anak yang kedua lahir tanggal 2 Januari 2020, maka besarnya PTKP
yang diberikan kepada Tuan Monggoli untuk tahun pajak 2020 tetap dihitung
berdasarkan status kawin dengan 1 orang anak.
7
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Cara mencari PKP dari bagian peredaran bruto yang memperoleh fasilitas:
4.800.000.000
= 𝑃𝐾𝑃
𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜
8
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh
Akang Baekhyun (K/2) adalah seorang penjual mie ayam di Cimahi. Menurut
pembukuan penghasilan dari usahanya pada tahun 2020 adalah sebesar Rp700.000.000
dengan harga pokok penjualan Rp 150.000.000. Biaya-biaya untuk memproduksi mie
ayam antara lain biaya operasional Rp 20.000.000 dan biaya administrasi Rp
10.000.000. Pada tahun 2020 Akang Baekhyun juga menerima penghasilan dari usaha
jasa sebesar Rp 15.000.000. Hitunglah berapa besarnya pajak penghasilan yang
terutang apabila masih terdapat kerugian tahun 2017 sebesar Rp10.000.000?
Perhitungan PPh Terutang :
Peredaran Usaha Rp 700.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 150.000.000 –
Penghasilan Bruto Rp 550.000.000
Biaya-biaya yang diperkenankan
(Biaya Opr dan Adm) Rp 30.000.000 -
Penghasilan Neto Usaha Rp 520.000.000
Penghasilan lain-lain Rp 15.000.000 +
9
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
10
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh
PT. Terasing adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang furnitur. Berikut ini
adalah data keuangan tahun 2020 :
Penerimaan Bruto Rp 160.000.000.000
Persediaan 1 Januari 2019 Rp 100.000.000.000
Pembelian Rp 75.000.000.000
Persediaan 31 Januari 2019 Rp 65.700.000.000
Biaya Adm dan Opr Rp 300.000.000
Penghasilan lain-lain Rp 9.000.000.000
Kerugian Tahun 2017 Rp 700.000.000
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang PT. Terasing pada tahun 2020 !
11
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
12
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Tn. Olin menikah dengan Ny. Puput setelah 30 tahun menikah mereka mempunyai 3
orang anak yang berusia 28 tahun, 20 tahun dan 15 tahun. Tn. Olin juga tinggal bersama
adiknya yang tidak mempunyai penghasilan. Berapakah besarnya PTKP Tn. Olin tahun
2020 jika istrinya bekerja dan penghasilannya digabung ?
2. Tn. Antonius (TK/2) mempunyai usaha pabrik sepatu yang ditahun 2020 menghasilkan
pendapatan sebesar Rp 500.000.000 dengan HPP sebesar Rp 110.800.000 terdapat
biaya operasional dan biaya administrasi selama 2020 masing-masing sebesar Rp
8.600.000 dan Rp 3.400.000, selain itu toko sepatu di Jogja memperoleh penghasilan
sebesar Rp 150.000.000. Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang Tn. Antonius
apabila terdapat kerugian ditahun 2017 sebesar Rp 10.000.000 ?
3. Ny. Anya Geraldin berstatus kawin dan mempunyai 2 orang anak. Ia memiliki 2 jenis
usaha, usaha tersebut terdiri dari Butik Baju dan Laundry. Pada tahun 2020 Ny. Anya
Geraldin memperoleh laba sebesar Rp 500.000.000 dari Butik Baju dan Rp
160.750.000 dari Laundry . Berapakah besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2020
jika prosentase norma untuk Coffee shop dan Street food masing-masing sebesar 40%
dan 35%, dan suaminya sudah tidak bekerja atau memperoleh penghasilan ?
4. PT. Akudankau adalah perusahaan yang bergerak dibidang Kuliner Nusantara. Berikut
ini adalah data keuangan PT. Akudankau selama tahun 2020 :
Peredaran Usaha Rp 250.800.000.000
HPP Rp 23.200.000.000
Biaya Opr dan Adm Rp 120.750.000
Kerugian Tahun 2017 Rp 350.000.000
Penghasilan lain-lain Rp 7.930.000.000
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang PT. Akudankau pada tahun 2020 !
13
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. Ibu Tiffany memperoleh penghasilan Neto selama tahun 2020 sebesar Rp 320.000.000.
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang Ibu Tiffany jika ia tinggal bersama
ibunya, adiknya, suami yang masih bekerja dan 3 orang anaknya !
6. Tuan Amirul (K/1) memiliki beberapa usaha, antara lain furniture dan objek wisata
alam dengan penghasilan bruto sebesar Rp 500.000.000 yang terdiri dari 1⁄3 laba dari
Taman Raya dan 3⁄4 dari Toko Furniture miliknya. Hitunglah besarnya pajak
penghasilan terutang tahun 2020 jika prosentase norma untuk Taman Raya 25 % dan
Toko Furniture sebesar 28% !
7. Tn. Ahn Jaehyun adalah seorang manajer di sebuah perusahaan PT. A yang sudah
menikah dan memiliki 2 orang anak, ia juga tinggal bersama ibu mertuanya, pada
tanggal 30 Januari 2020 istrinya melahirkan anak keduanya. Berapakah besarnya PTKP
Tn. Ahn Jaehyun tahun 2020?
8. Saet Byul (TK/1) adalah seorang desainer baju yang memiliki penghasilan bruto selama
tahun 2020 sebesar Rp 350.500.000. Biaya yang diperkenankan untuk produksi sepatu
tersebut adalah Rp 10.300.000. Pada tahun 2013 Saet Byul masih memiliki sisa
kerugian atas usahanya sebesar Rp 8.000.000. Berapakah besarnya pajak penghasilan
terutang Saet Byul tahun 2020 ?
14
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
15
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
D. WAJIB PAJAK
1. Pegawai, dewan komisaris, pengawas dan pegawai yang bekerja berdasarkan
kontrak.
2. Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas.
3. Peserta kegiatan
4. Penerima pensiun.
5. Penerima tunjangan, termasuk uang lembur, THR, jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, honorarium, komisi, uang saku, hadiah dan imbalan sejenis lainnya.
6. Penerima upah harian, mingguan, satuan, dan borongan.
Catatan:
PPh Pasal 21 dipotong atas penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri (WPDN), yaitu WNI dan WNA yang tinggal di Indonesia ≥ 183 hari.
Sedangkan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (WPLN) dipotong PPh Pasal
26.
F. OBJEK PAJAK
1. Penghasilan teratur, terdiri dari :
Gaji, upah, honorarium.
Uang pensiun bulanan.
Premi asuransi bulanan yang dibayarkan oleh pemberi kerja.
Tunjangan-tunjangan.
Hadiah, beasiswa.
Uang lembur, uang sokongan, uang tunggu.
Penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.
2. Penghasilan Tidak Teratur, terdiri dari:
Bonus, gratifikasi, tantiem.
Jasa produksi.
16
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada badan dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan menteri keuangan dan badan
penyelenggara Tabungan Hari Tua (THT) atau Jaminan Hari Tua (JHT) yang
dipersamakan dengan dana pensiun.
Catatan:
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari seorang
pegawai, maka penghasilan netonya terlebih dahulu dikurangi dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Besarnya penghasilan neto bagi penerima pensiun berkala yang dipotong PPh
21 adalah seluruh jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun,
sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 200.000 sebulan atau
Rp 2.400.000 setahun.
18
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp 21.282.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 400.000
Iuran Pensiun Rp 200.000 +
Jumlah Pengurang Rp 1.100.000 -
Penghasilan Neto Sebulan Rp 20.182.000
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp 20.182.000) Rp 242.184.000
PTKP (K/1)
Wajib Pajak Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 1 orang Rp 4.500.000+
Rp 63.000.000-
Penghasilan Kena Pajak Rp 179.184.000
Catatan:
Untuk kasus seorang karyawan Indonesia (WPDN) yang memiliki kewajiban
subjektifnya sejak awal tahun, tetapi baru mulai atau berhenti bekerja pada
pertengahan tahun atau dalam tahun berjalan maka perhitungan PPh Pasal 21
atas penghasilan tidak perlu disetahunkan, hanya dikalikan dengan
banyaknya bulan bekerja dari karyawan yang bersangkutan.
Sementara untuk karyawan asing (WPLN) yang memiliki kewajiban
subjektifnya sejak awal tahun, tetapi baru mulai atau berhenti bekerja pada
pertengahan tahun atau dalam tahun berjalan maka atas penghasilan tersebut
harus disetahunkan terlebih dahulu. Untuk lebih jelasnya lihat contoh soal
berikut:
19
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Mulai/Berhenti pada
Pertengahan Tahun
Bapak Jamil (K/2) bekerja pada PT. Jaya Abadi pada 1 september 2019. Setiap
bulannya PT. Jaya Abadi membayar gaji untuk Bapak Jamil sebesar Rp 17.350.000,
tunjangan makan Rp 550.000 dan tunjangan transport Rp 650.000. PT. Sumber
Makmur membayar premi asuransi kecelakaan kerja sebesar Rp 80.000 dan premi
asuransi kematian Rp 60.000. Setiap bulan Bapak Jamil membayar iuran THT sebesar
Rp 90.000 dan iuran pensiun Rp 75.000. Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang
terutang atas penghasilan Bapak Jamil setiap bulannya?
Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp 17.350.000
Tunjangan Transport Rp 650.000
Tunjangan Makan Rp 550.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp 80.000
Premi Asuransi Kematian Rp 60.000 +
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 18.690.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp 18.690.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 90.000
Iuran Pensiun Rp 75.000 +
Jumlah Pengurang Rp 665.000 -
Penghasilan Neto Sebulan Rp 18.025.000
Penghasilan Neto Setahun (4 x Rp 18.025.000) Rp 72.100.000
PTKP (K/2)
Wajib Pajak Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 2 orang Rp 9.000.000+
Rp 67.500.000-
Penghasilan Kena Pajak Rp 4.600.000
20
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 3:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Menerima Gaji Bulanan
bagi Orang Asing yang Menjadi WPDN yang Mulai/Berhenti pada Pertengahan
Tahun
Mr. Seina Mulyana (K/3) adalah warga Negara Amerika yang mulai bekerja di
Indonesia tanggal 1 Juli 2020 pada PT. Samsung. Ia mendapatkan penghasilan setiap
bulannya berupa gaji Rp 19.000.000, tunjangan jabatan Rp 800.000 dan tunjangan
keluarga Rp 900.000. Premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian
ditanggung oleh pemberi kerja masing-masing Rp 90.000 dan Rp. 80.000. Setiap bulan
Mr. Seina Mulyana membayar iuran THT sebesar Rp 70.000 dan iuran pensiun Rp
80.000. Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan Mr. Seina
Mulyana ditahun 2020?
Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp 19.000.000
Tunjangan Jabatan Rp 800.000
Tunjangan Keluarga Rp 900.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp 90.000
Premi Asuransi Kematian Rp 80.000 +
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 20.870.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp. 20.870.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 70.000
Iuran Pensiun Rp 80.000 +
Jumlah Pengurang Rp 650.000 -
Penghasilan Neto Sebulan Rp 20.220.000
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp 20.220.000) Rp 242.640.000
PTKP (K/3)
Wajib Pajak Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 3 orang Rp 13.500.000+
Rp 72.000.000-
Penghasilan Kena Pajak Rp 170.640.000
21
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan :
Ada beberapa perusahaan yang menanggung PPh Pasal 21 dari penghasilan
karyawannya dan ada yang memberikan tunjangan pajak. Perbedaannya adalah:
Bila perusahaan memberikan tunjangan pajak, maka tunjangan pajak tersebut
merupakan penghasilan karyawan yang bersangkutan dan harus
ditambahkan ke dalam penghasilan brutonya sebelum dilakukan perhitungan
PPh 21 atas penghasilan karyawan tersebut.
Bila perusahaan menanggung PPh Pasal 21 dari karyawannya maka PPh Pasal
21 yang ditanggung perusahaan tersebut bukan merupakan penghasilan bagi
karyawan yang bersangkutan sehingga tidak ditambahkan ke dalam penghasilan
bruto karyawan tersebut dengan syarat bahwa PPh Pasal 21 karyawan yang
ditanggung perusahaan itu juga tidak boleh dianggap sebagai biaya bagi
perusahaan.
Contoh Kasus 4:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Karyawan yang Memperoleh Gaji Bulanan dan
Tunjangan Pajak
Yogi (K/2) adalah seorang pegawai PT. Indofood, sudah menikah dan memiliki 2 orang
anak kandung yang belum bekerja. Ia memperoleh gaji sebesar Rp 9.000.000 dan
tunjangan pajak Rp 60.000 per bulan. Yogi membayar iuran pensiun setiap bulannya
sebesar Rp 50.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang ditanggung Yogi setiap bulannya?
Perhitungan PPh Pasal 21 yang terhutang:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp 9.000.000
Tunjangan Pajak Rp 60.000 +
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 9.060.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp 9.060.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 453.000
Iuran Pensiun Rp 50.000 +
Jumlah Pengurang Rp 503.000 -
Penghasilan Neto Sebulan Rp 8.557.000
Penghasilan Neto Setahun (12 x Rp 8.557.000) Rp 102.684.000
22
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP (K/2)
Wajib Pajak Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 2 orang Rp 9.000.000+
Rp 67.500.000-
Penghasilan Kena Pajak Rp 35.184.000
Contoh Kasus 5:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Karyawan yang PPh Pasal 21-nya Ditanggung
Pemberi Kerja
Tn. Ari (K/3) bekerja pada PT. Sunsilk dengan penghasilan perbulan berupa gaji
sebesar Rp 13.500.000 dan tunjangan makan Rp 900.000 dan pajak ditanggung oleh
pemberi kerja. Setiap bulannya ia membayar iuran THT dan iuran pensiun masing-
masing sebesar Rp 80.000 dan Rp 90.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang terhutang Tn.
Ari setiap bulannya?
23
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP (K/3)
Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Tanggungan 3 = Rp 13.500.000
orang
Rp 72.000.000 –
Penghasilan Kena Pajak Rp 92.760.000
PPh Pasal 21 setahun : 5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 42.760.000 Rp 6.414.000 +
Rp 8.914.000
PPh Pasal 21 sebulan : Rp 8.914.000 ÷ 12 Rp 742.833
PPh Pasal 21 sebesar Rp 742.833 ini bukan merupakan penghasilan bagi pegawai (Tn.
Ari) sehingga tidak boleh mengurangi penghasilan dari pemberi kerja.
Contoh Kasus 1:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai yang Memperoleh Gaji dan Bonus
Bapak Rinaldi (K/2) adalah seorang pegawai tetap PT. Sejahtera. Ia memperoleh gaji
setiap bulannya Rp 3.000.000, serta mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp
300.000 dan tunjangan keluarga sebesar Rp 200.000. Pemberi kerja membayarkan
premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian masing- masing sebesar
Rp 30.000 dan Rp 20.000. Bapak Rinaldi setiap bulannya harus membayar iuran
pensiun sebesar Rp 40.000 dan iuran THT sebesar Rp 70.000. Pada bulan Juni, Bapak
Rinaldi mendapatkan bonus sebesar Rp 2.000.000. Berapakah besarnya pajak terutang
atas gaji dan bonus yang diterima Bapak Rinaldi ?
24
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp 44.600.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 2.230.000
Iuran Pensiun (Rp 40.000 x 12) Rp 480.000
Iuran THT (Rp 70.000 × 12) Rp 840.000+
Jumlah Pengurang Rp 3.550.000 –
Penghasilan Neto Setahun Rp 41.050.000
PTKP (K/2)
Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Status Kawin =Rp 4.500.000
Tanggungan 2 = Rp 9.000.000 +
Rp 67.500.000 -
Penghasilan Kena Pajak (Rp 26.450.000)
Dalam hal ini Bapak Rinaldi tidak membayar PPh Pasal 21, baik PPh Pasal 21 atas
bonus, gaji, maupun gaji dan bonus, karena PTKP lebih besar dari penghasilan neto
setahun.
25
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai yang memperoleh Gaji dan Bonus
Deni (TK/0) adalah seorang pegawai tetap PT. Swallow. Ia memperoleh gaji setiap
bulannya Rp 20.000.000, serta mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp700.000 dan
tunjangan keluarga sebesar Rp 400.000. Pemberi kerja membayarkan premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian masing-masing sebesar Rp 90.000 dan
Rp 100.000. Deni setiap bulannya harus membayar iuran pensiun sebesar Rp 80.000
dan iuran THT sebesar Rp 40.000. Pada bulan Oktober, Deni mendapatkan bonus
sebesar Rp 10.000.000. Berapakah besarnya pajak terutang atas gaji dan bonus yang
diterima Deni?
a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Gaji dan Bonus:
Penghasilan Gaji Sebulan Rp 20.000.000
Tunjangan Jabatan Rp 700.000
Tunjangan Keluarga Rp 400.000
Premi Asuransi Kecelakaan Kerja Rp 90.000
Premi Asuransi Kematian Rp 100.000+
Penghasilan Bruto Sebulan Rp 21.290.000
Penghasilan Bruto Setahun Rp 255.480.000
Bonus Rp 10.000.000 +
Penghasilan Bruto Gaji dan Bonus Rp 265.480.000
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp. 265.480.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 6.000.000
Iuran Pensiun (Rp 80.000 x 12) Rp 960.000
Iuran THT (Rp 40.000 x 12) Rp 480.000 +
Jumlah Pengurang Rp 7.440.000 -
Penghasilan Neto Setahun Rp 258.040.000
PTKP (TK/0)
Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Rp 54.000.000-
Penghasilan Kena Pajak Rp 204.040.000
PPh Pasal 21 terutang atas Gaji : 5% x Rp 50.000.000 Rp 2.500.000
15% x Rp 154.040.000 Rp 23.106.000+
Rp 25.606.000
26
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
27
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus :
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari Badan Dana
Pensiun
Bapak Rohman (K/0) adalah karyawan pada perusahaan PT. Kalkulator. Beliau
menerima gaji Rp 9.000.000/bulan. Beliau mendapat Premi Asuransi Kecelakaan
dan Tunjangan keluarga masing-masing Rp 70.000 dan Rp 60.000. Bapak Rohman
membayar sendiri iuran BPJS dan iuran pensiun masing-masing Rp 76.000 dan Rp
50.000. Pada tanggal 1 Oktober 2019, beliau pensiun dan menerima iuran pensiun
setiap bulannya Rp 9.000.000.
Berapakah:
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji selama tahun 2019!
b. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Pensiun untuk tahun 2019!
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas Pensiun selama tahun 2019!
d. PPh Pasal 21 yang terutang atas Pensiun untuk tahun berikutnya!
28
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawaban :
Pengurang :
Biaya Jabatan (5% x Rp. 9.130.000) Rp 456.500
Iuran BPJS Rp 76.000
Iuran Pensiun Rp 50.000 +
Jumlah Pengurang Rp 582.500 -
Penghasilan Neto Gaji Sebulan Rp 8.547.500
Penghasilan Neto Gaji 9 bulan (Rp 8.547.500 x 9 bulan) Rp 76.927.500
PTKP (K/0)
Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Status Kawin = Rp 4.500.000 +
Rp 58.500.000 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 18.427.500
PPh Pasal 21 terutang atas Gaji 9 bulan
5% x Rp 18.427.500 Rp 921.375
29
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
30
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada tenaga ahli Sebagai
imbalan atas jasa yang dilakukan di Indonesia, dihitung dengan cara menerapkan tarif
Pasal 17 atas jumlah kumulatif* sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
penghasilan bruto yang dibayarkan atau terutang dalam 1 (satu) tahun kalender.
Contoh Kasus :
1. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh bukan
pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat TIDAK
berkesinambungan
Nadya melakukan jasa perbaikan TV kepada PT. Samsung dengan fee sebesar Rp
6.500.000. Berikut adalah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang:
(50% x Penghasilan Bruto) x tarif pasal 17
(50% x Rp 6.500.000) x 5 % = Rp. 162.500
* Jika Nadya tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang
menjadi sebesar:
120% x 5% x (50% x Rp 6.500.000) = Rp 195.000
31
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh bukan
pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat berkesinambungan
Bimo merupakan seorang Notaris, setiap bulannya ia menerima penghasilan dari
jasanya sebagai Notaris. Berikut adalah penghasilan yang diterima oleh Bimo
selama bulan Januari-Juli 2019 :
Bulan Pembayaran Atas Jasa Notaris (Rp)
Januari 45.000.000
Februari 25.000.000
Maret 75.000.000
April 50.000.000
Mei 72.000.000
Juni 45.000.000
Juli 62.000.000
Jumlah 374.000.000
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan Juli 2019 :
Dasar
Dasar Pemotonga Tarif
Penghasilan Pemotongan n PPh Pasal Pasal 17 PPh Terutang
Bulan
Bruto (Rp) PPh Pasal 21 21 (ayat 1) (Rp)
(Rp) Kumulatif UU PPh
(Rp)
(1) (2) (3) = 50% X (2) (4) (5) (6) = (3) X (5)
Januari 45.000.000 22.500.000 22.500.000 5% 1.125.000
Februari 25.000.000 12.500.000 35.000.000 5% 625.000
30.000.000 15.000.000 50.000.000 5% 750.000
Maret -------------- -------------- ------ --------------
45.000.000 22.500.000 72.500.000 15% 3.375.000
April 50.000.000 25.000.000 97.500.000 15% 3.750.000
Mei 72.000.000 36.000.000 133.500.000 15% 5.400.000
Juni 45.000.000 22.500.000 156.000.000 15% 3.375.000
Juli 62.000.000 31.000.000 187.000.000 15% 4.650.000
Jumlah 374.000.000 187.000.000 23.050.000
32
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
33
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus :
2. Tn. Saputra bekerja pada sebuah Perusahaan Batubara di Provinsi Jambi sebagai
HRD. Ia sudah bekerja selama 40 tahun. Pada September 2019 Tn. Saputra
pensiun dari pekerjaannya dan mendapatkan uang tebusan pensiun sebesar Rp
600.000.000. Hitunglah berapa besarnya pajak yang dipotong atas uang manfaat
pensiun tersebut.
Jawaban :
PPh Pasal 21 terutang :
0% × Rp 50.000.000 = Rp 0
5% × Rp 550.000.000 = Rp 27.500.000 +
Rp 27.500.000
Catatan :
Apabila uang pesangon dibayarkan dalam 2 tahap, yang dibayarkan pertama adalah
uang muka dan kedua dibayarkan setelah karyawan sudah benar-benar tidak
bekerja lagi. Oleh karena itu perhitungan PPh 21 atas uang pesangon adalah dengan
cara mengenakan Tarif final sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Keputusan Menteri
Keuangan diatas. Setelah dikurangi jumlah yang dikecualikan dari pemotongan
pajak sebesar Rp 50.000.000. Sedangkan atas pembayaran tahap dua atau sisanya
dikenakan PPh Final langsung tanpa mengulangi pengurangan yang dikecualikan
yaitu sebesar Rp 50.000.000 dengan Tarif yang merupakan kelanjutan dari
perhitungan PPh Final tahap pertama sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.
34
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Riko adalah seorang pegawai tetap pada PT. Kencana Mulya, berstatus menikah dan
memiliki 4 orang anak diantaranya 2 orang anak sudah bekerja dan 2 anak masih
sekolah. Setiap bulannya ia memperoleh gaji Rp 6.500.000, tunjangan makan dan
tunjangan transport sebesar Rp 200.000 dan Rp 300.000. Setiap bulannya Riko harus
membayar iuran pensiun dan iuran THT masing-masing sebesar 2,5% dari gaji
pokoknya. Hitunglah PPh pasal 21 yang terhutang atas penghasilan yang Riko di tahun
2019 setiap bulannya !
2. Ny. Widya (TK/0) mulai bekerja pada PT. Yakult pada bulan Mei 2019, setiap
bulannya membayar gaji untuk Ny. Widya sebesar Rp 7.000.000, tunjangan transport
dan tunjangan makan masing-masing Rp 400.000 dan Rp 200.000. Premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian dibayar oleh pemberi kerja masing-
masing Rp 60.000 dan Rp 35.000. Setiap bulan Ny. Widya membayar iuran THT Rp
120.000 dan iuran pensiun Rp 75.000. Berapakah besarnya PPh pasal 21 yang terutang
atas penghasilan Ny. Widya?
3. Mr. Brian seorang warga negara Inggris, ia baru mulai bekerja di PT. Casio sejak 1
November 2019. Ia menerima gaji sebulan Rp 12.000.000, tunjangan transport Rp
300.000 dan tunjangan makan Rp 450.000. Perusahaan menanggung premi asuransi
kematian dan premi asuransi kecelakaan kerja sebesar Rp 75.000 dan Rp 50.000. Mr.
Brian membayar iuran THT sebesar Rp 40.000 dan iuran pensiun Rp 50.000 setiap
bulannya. Mr. Brian berstatus menikah dan memiliki 3 orang anak yang berumur 14
tahun, 12 tahun dan 7 tahun. Hitung besarnya PPh 21 yang harus dibayar oleh Mr.
Brian untuk tahun 2019 ?
4. Bapak Richard (K/2) bekerja pada PT. Maju Bersama, ia mendapatkan gaji sebulan Rp
5.500.000. Perusahaan juga memberikan tunjangan makan dan tunjangan transport
masing-masing sebesar Rp 200.000 dan Rp 400.000. Bapak Richard juga menerima
asuransi kecelakaan kerja sebesar Rp 60.000 dan premi asuransi kematian sebesar Rp
55.000. Setiap bulannya Bapak Richard harus membayar iuran JHT sebesar Rp 45.000
dan iuran pensiun Rp 50.000. Pada tanggal 1 Oktober 2019, Bapak Richard
mendapatkan bonus dari perusahaan sebesar Rp 5.500.000. Hitunglah :
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus tahun 2019
35
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. Ibu Diana adalah seorang pegawai PT. Cerita Kancil yang mempunyai 4 orang anak,
dan suaminya bekerja pada PT. Idaman Kita. Ibu Diana mendapatkan gaji perbulan Rp
7.000.000 dan mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp 450.000, serta tunjangan
keluarga Rp 500.000. Perusahaan membayarkan premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian sebesar Rp 60.000 dan Rp 55.000. Setiap bulannya Ibu Diana
membayar iuran JHT sebesar Rp 110.000 dan iuran pensiun Rp 80.000. Pada bulan
Agustus 2019, ibu Diana mendapatkan bonus dari kantornya sebesar Rp 2.150.000.
Hitunglah:
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus tahun 2019
b. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji tahun 2019
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas Bonus tahun 2019
6. Ny. Rika merupakan karyawan suatu perusahaan yaitu PT. Ikan Mujair, setelah bekerja
selama 12 tahun. Ia berhenti bekerja pada bulan Februari dan mendapatkan uang
pesangon Rp 150.000.000. Berapakah besar pajak yang dipotong atas pesangon
tersebut?
7. Tn. Haris bekerja pada sebuah Perusahaan Kaos Kaki di kota Bandung sebagai
Marketing. Ia sudah bekerja selama 25 tahun. Pada bulan November 2019, ia pensiun
dari pekerjaannya dan mendapatkan uang tebusan pensiun sebesar Rp 600.000.000.
Berapakah besarnya pajak yang dipotong atas uang tebusan pensiun tersebut
36
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SUBJEK PAJAK
Yang menjadi Subjek Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Wajib Pajak dalam
negeri, baik WP Orang Pribadi maupun WP Badan, termasuk Bentuk Usaha Tetap
(BUT) yang menerima penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau
penyelengaraan kegiatan.
C. PEMOTONG PAJAK
Pemotong PPh Pasal 23 adalah seluruh pihak yang memberikan atau
membayarkan penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 23. Pemotong PPh Pasal 23
meliputi:
Badan pemerintah;
Subjek Pajak badan dalam negeri;
Penyelenggaraan kegiatan;
Bentuk usaha tetap (BUT):
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak.
D. OBJEK PAJAK
Deviden dan pembagian sisa hasil usaha koperasi
Bunga: Premium, Diskonto, Imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian hutang.
Sewa atas penggunaan harta
Royalti
Hadiah / penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
37
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa lainnya selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21.
38
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Tarif 2% atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultasi dan jasa lain
No. Jenis Jasa (Peraturan Menkeu Nomor 141/PMK.03/2015)
1. Penilai (appraisal);
2. Aktuaris;
3. Akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
4. Hukum;
5. Arsitektur;
6. Perencanaan kota dan arsitektur landscape;
7. Perancang (design);
Pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas)
8.
kecuali yang dilakukan oleh Badan Usaha Tetap (BUT);
Penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi
9.
(migas);
Penambangan dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
10.
minyak dan gas bumi (migas);
11. Penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
12. Penebangan hutan;
13. Pengolahan limbah;
14. Penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services);
15. Perantara dan/atau keagenan;
16. Bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan Bursa Efek,
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI)
17. Kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;
18. Pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
19. Mixing film;
Pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, foto, slide, klise, banner,pamphlet,
20.
baliho dan folder;
39
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk
21.
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan.
22. Pembuatan dan/atau pengelolaan website;
23. Internet termasuk sambungannya;
24. Penyimpanan, pengolahan dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau
program;
Instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau TV
Kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
25.
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi;
Perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas,
AC dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang
26.
lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi
sebagai pengusaha konstruksi;
27. Perawatan kendaraan dan/atau alat transportasi darat.
28. Maklon;
29. Penyelidikan dan keamanan;
30. Penyelenggara kegiatan atau event organizer;
Penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau
31.
media lain untuk penyampaian informasi, dan/atau jasa periklanan;
32. Pembasmian hama;
33. Kebersihan atau cleaning service;
34. Sedot septic tank;
35. Pemeliharaan kolam;
36. Katering atau tata boga;
37. Freight forwarding;
38. Logistik;
39. Pengurusan dokumen;
40. Pengepakan;
41. Loading dan unloading;
Laboratorium dan/atau pengujian kecuali yang dilakukan oleh lembaga atau
42.
institusi pendidikan dalam rangka penelitian akademis;
43. Pengelolaan parkir;
44. Penyondiran tanah;
45. Penyiapan dan/atau pengolahan lahan;
46. Pembibitan dan/atau penanaman bibit;
47. Pemeliharaan tanaman;
48. Permanenan;
49. Pengolahan hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan/atau
perhutanan;
40
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
50. Dekorasi;
51. Pencetakan/penerbitan;
52. Penerjemahan;
53. Pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-
Undang Pajak Penghasilan;
54. Pelayanan pelabuhan;
55. Pengangkutan melalui jalur pipa;
56. Pengelolaan penitipan anak;
57. Pelatihan dan/atau kursus;
58. Pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
59. Sertifikasi;
60. Survey;
61. Tester;
Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
62. APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah).
Catatan :
Penerima imbalan tidak memiliki NPWP besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi
100% (seratus persen) dari pada tarif 15% atau 2% sehingga menjadi 30% atau 4%.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal 23 bertepatan
dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, penyetoran atau
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
41
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. PT. Young Motor meminta James Gunadarto untuk memasang kanopi di tokonya
dengan biaya jasa sebesar Rp 22.760.000. Namun James Gunadarto (penerima
imbalan jasa) tidak memiliki NPWP, berapakah pajak terutang pasal 23?
Jawab:
Rp 22.760.000 x 4% = Rp 910.400
42
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
43
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SUBJEK PAJAK
Hal yang menentukan seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai
wajib pajak luar negeri adalah
1. Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal
di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan
yang tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya
melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.
2. Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal
di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan
yang tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha melalui
suatu bentuk usaha tetap di Indonesia.
C. PEMOTONG PAJAK
Pemotong PPh Pasal 26 adalah seluruh pihak yang memberikan atau
membayarkan penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 26. Pemotong PPh Pasal 26
meliputi:
1. Badan Pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. BUT
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya selain BUT di Indonesia
44
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
D. OBJEK PAJAK
1. Deviden
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang.
3. Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
5. Hadiah dan Penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
7. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia, kecuali pengalihan harta berupa
tanah dan/bangunan.
8. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.
9. Premi swap dan transaksi lindung lainnya; dan/atau
10. Keuntungan karena pembebasan utang.
c. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto atas penjualan atau perusahaan antara
conduit company atau spesial purpose pengalihan saham company yang didirikan
atau bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau BUT di Indonesia.
d. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT
diIndonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia maka
PPh Pasal 26 sebesar 20% tersebut tidak dikenakan.
e. Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di indonesia, kecuali yang
diatur dalam pasal 4 ayat (2) UU PPh (PPh Final), yang besarnya melebihi
Rp10.000.000,00 untuk setiap jenis transaksi, yang diterima atau diperoleh WP luar
Negeri selain BUT, dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan penghasilan
neto yang besarnya 25% dari harga jual. Selain penghasilan dari penjualan atau
pengalihan harta yang besarannya tidak melebihi Rp10.000.000,00 untuk setiap
jenis transaksi, dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26.
f. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia
dengan negara pihak pada persetujuan.
Catatan:
Dalam hal telah dilakukan perjanjian penghindaran pajak berganda antara pemerintah
RI dan negara lain (Treaty Partner), penghitungan besarnya PPh 26 didasarkan pada
tax treaty tersebut (dibebaskan dari pengenaan PPh Pasal 26 atau dikenakan PPh Pasal
26 dengan tarif yang lebih rendah).
46
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawab :
Jadi, PPh Pasal 26 yang dipotong penyelenggara kegiatan di Indonesia adalah : Kurs
yang berlaku : US$ 30,000 × Rp 14.608 = Rp 438.240.000
PPh Pasal 26 : 20% × Rp. 438.240.000 = 87.648.000
2. PT. EMON merupakan perusahaan persewaan gedung kantor. Pada tahun 2020
mengasuransikan bangunan bertingkat kepada perusahaan asuransi di luar negeri yang
berkedudukan di Indonesia, premi yang harus dibayarkan oleh PT. EMON sebesar Rp
600.000.000. Berapa PPh terutang PT. EMON?
Jawab :
PPh Pasal 26 : 20% X 10% X Rp 600.000.000 = Rp 12.000.000
47
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SIFAT
Menurut keputusan Direktorat Jendral Pajak pengenaan pajak penghasilan
dalam ketentuan ini dapat bersifat final.
C. SUBJEK PAJAK
Subjek pajak yang karena ketentuan dari Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh
menjadi WPDN adalah semua subjek pajak yang memperoleh penghasilan berupa
bunga deposito, dan tabungan tabungan lainnya penghasilan dari transaksi saham dan
sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau
bangunan dan penghasilan tertentu lainnya.
D. OBJEK PAJAK
a) Bunga deposito/tabungan lainnya, diskonto SBI dan jasa giro, serta bunga simpanan
anggota koperasi
b) Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek
c) Bunga/diskonto Obligasi
d) Hadiah undian
e) Jasa konstruksi
f) Persewaan tanah/bangunan
g) Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan
h) Penghasilan tertentu lainnya
48
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
F. PEMOTONG PAJAK
a) Penyelenggara bursa dan undian
b) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan
c) Bank dan Dana Pensiun
d) Perusahaan Modal Ventura
e) Penerbit Obligasi, Bank, Dana Pensiun, Reksadana
f) Pengguna Jasa Konstruksi
49
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
c) Penjualan saham milik perusahaan modal ventura: sebesar 0,1% dari jumlah bruto.
d) Pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau diskonto obligasi yang dijual
dibursa efek (final):
Catatan :
Untuk bunga/diskonto obligasi yang ditempatkan di dalam negeri sebesar 15%
(lima belas persen) dari jumlah bruto.
Untuk bunga/diskonto obligasi yang ditempatkan di luar negeri sebesar 20%
(dua puluh persen) dari jumlah bruto.
e) Pajak penghasilan atas hadiah undian (final):
Atas hadiah undian dikenakan PPh sebesar 25% (duapuluh lima persen) dari jumlah
bruto hadiah atau nilai pasar hadiah. Baik itu yang menerima Wajib Pajak Orang
Pribadi atau Badan.
f) Pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau
bangunan (final):
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan
g) Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2008 sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas
Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi, pasal 3 bahwa Jenis-jenis penghasilan dan
tarif pemotongan yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2 diantaranya adalah:
No Jenis Penghasilan Tarif
1 Jasa Perencanaan/ Pengawasan
a. Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha 4%
b. Penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha 6%
2 Jasa Pelaksana Konstruksi
a. Penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil 2%
b. Penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha 4%
c. Penyedia jasa selain huruf a dan huruf b 3%
50
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
h) Pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan
atau bangunan (final):
Besarnya PPh adalah sebesar 2,5% (Dua Koma Lima Persen) dari jumlah bruto nilai
pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak atas
rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan oleh WP yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan dikenakan PPh
sebesar 1% (Satu Persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan.
51
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. CV. Maryam Adiyasa pada tanggal 15 juni 2019 membayar bunga deposito
kepada Tn. Hardy sebesar Rp 3.500.000. Pada tanggal 19 juni 2019 membayar
bunga deposito kepada Tn. Soebagyo sebesar Rp 10.000.000. Hitunglah PPh
terutangnya!
2. Sinaga dan Partners membayar sewa bangunan selama setahun kepada PT.
Cipta Indah karya sebesar Rp 114.000.000. Berapa PPh 4 ayat 2 yang dipotong
oleh PT. Cipta Indah Karya?
4. PT. Magazine Land menjual rumah mewah kepada Tn. Rudi News dibilangan
Pondok Indah sebesar Rp 10.000.000.000. Selain menjual rumah mewah, PT.
Magazine Land juga menjual sebanyak 50 unit rumah susun sederhana dengan
harga Rp 250.000.000/unit. Hitunglah PPh terutangnya!
52
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
54
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
55
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
56
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. Atas penjualan kendaraan bermotor didalam negeri oleh agen Tunggal Pemegang
Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan
bermotor sebesar 0,45% dari dasar pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
6. Atas pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam sebesar 1,5%
dari harga pembelian tidak termasuk PPN.
7. Atas penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan, sebesar
0,45% dari harga jual emas batangan.
8. Atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah, yaitu:
a. Pesawat terbang pribadi dan helikopter pribadi;
b. Kapal pesiar, yacht, dan sejenisnya;
c. Rumah beserta tanahnya, dengan harga jual atau harga pengalihannya lebih dari
Rp30 miliar atau luas bangunan lebih dari 400m2;
d. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya, dengan harga jual atau
pengalihannya lebih dari Rp30 miliar atau luas bangunan lebih dari 150m2;
e. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang dari 10 orang
berupa sedan, jeep, sport utility vehicle (suv), multi purpose vehicle (mpv),
minibus, dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp2 miliar atau dengan
kapasitas silinder lebih dari 3000cc; dan/atau
f. Kendaraan bermotor roda dua dan tiga dengan harga jual lebih dari Rp300 juta
atau dengan kapasitas silinder lebih dari 250cc.
g. Untuk yang tidak memiliki NPWP dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh
Pasal 22.
Nilai Impor
Nilai yang berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk yaitu Cost
Insurance and Freight (CIF) ditambahkan dengan bea masuk dan pungutan lainnya
yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan pabean
bidang impor.
57
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
58
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
o. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat
keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran
Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional, Perusahaan
Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa
Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional sesuai dengan kegiatan
usahanya;
p. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang
diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan
suku cadangnya, serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat
udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara
Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan dan
reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
q. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh oleh badan usaha
penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/ atau badan usaha
penyelenggara prasarana perkeretaapian umum, dan komponen atau bahan yang
diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh badan usaha penyelenggara sarana
perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara prasarana
perkeretaapian um um yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku
cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana
perkeretaapian yang akan digunakan oleh badan usaha penyelenggara sarana
perkeretaapian umum dan/ atau badan usaha penyelenggara prasarana
perkeretaapian umum;
r. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Kemente:ian Pertahanan
atau Tentara Nasional Indonesia untuk penyediaan data batas dan foto udara
wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung
pertahanan Nasional, yang diimpor oleh Kementerian Pertahanan, Tentara
Nasional Indonesia atau pihak yang ditunjuk oleh Kementerian Pertahanan atau
Tentara Nasional Indonesia;
s. Barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya
dilakukan oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama; dan/atau
t. Barang untuk kegiatan usaha panas bumi.
59
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
60
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
61
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
9. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan emas
batangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf k kepada Bank
Indonesia.
10. Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah (Kuasa Pengguna
Anggaran, pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh
Kuasa Pengguna Anggaran, atau bendahara pengeluaran).
11. Pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
(Perum BULOG).
12. Pembelian bahan pangan pokok dalam rangka menjaga ketersediaan pangan dan
stabilisasi harga pangan oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum
BULOG) atau Badan Usaha Milik Negara lain yang mendapatkan penugasan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
62
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh 2
PT. MAWADA Group pada bulan April 2020 melakukan impor peralatan kantor dari
Jepang dengan harga 500.000 JPY (tidak memiliki API). Biaya asuransi dan Biaya
angkut barang dari Jepang ke Indonesia masing-masing sebesar 7% dan 12% dari harga
faktur. Tarif bea masuk sebesar 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri
Keungan saat itu adalah 1 JPY = Rp 137. Hitunglah Pajak Penghasilan Pasal 22 yang
harus dibayar oleh PT. MAWADA?
Jawab:
1. Menentukan nilai Impor Kurs yang berlaku = Rp 137
Harga Faktur JPY 500.000 = JPY 500.000
Biaya Asuransi JPY 500.000 x 7% = JPY 35.000
Biaya Angkut JPY 500.000 x 12% = JPY 60.000 +
CIF = JPY 595.000
Bea Masuk JPY 595.000 x 10% = JPY 59.500 +
Nilai Impor = JPY 654.500
Nilai Impor (dalam rupiah) JPY 654.500 x Rp.137 = Rp 89.666.500
2. Menghitung PPh pasal 22
7,5% X Rp 89.666.500 = Rp 6.724.987,5
Contoh 2
Instansi pemerintah membeli sebuah BKP dari PT. SAMAWA Rp 770.000.000 yang
pembayarannya melalui kantor pembendaharaan negara. Berapakah Pajak Penghasilan
Pasal 22 Bendaharawan yang harus di potong bila :
a. Harga barang termasuk PPN (10%) tapi bukan barang mewah.
b. Harga barang termasuk PPN (10%) dan PPnBM (25%).
63
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Perhitungan:
1. Harga barang termasuk PPN (10%) tapi bukan Barang Mewah
Harga barang termasuk PPN (10%) = Rp 770.000.000
PPN (10%) = Rp 770.000.000 x 10/110 = Rp 70.000.000 -
Harga Barang tidak termasuk PPN = Rp 700.000.000
Pajak Penghasilan pasal 22
1,5% x Rp 700.000.000 = Rp 10.500.000-
Jumlah uang yang diterima = Rp 689.500.000
2. Harga barang termasuk PPN (10%) dan PPnBM (25%)
Harga barang termasuk PPN (10%) dan PPnBM (25%) = Rp 770.000.000
PPN (10%) = Rp 770.000.000 x 10/135 = Rp 57.037.037
PPnBM (25%) = Rp 770.000.000 x 25/135 =Rp 142.592.592 -
Harga barang tidak termasuk PPN dan PPnBM = Rp 570.370.371
Pajak Penghasilan pasal 22
1,5% x Rp 570.370.371 = Rp 8.555.556 -
Jumlah yang diterima = Rp 561.814.815
64
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. PT. Bio Farma merupakan salah satu perusahaan BUMN, pada bulan Juli 2020
melakukan pembayaran kepada PT. Samsung atas pengadaan peralatan komputer
sebanyak 60 unit seharga Rp 66.000.000 (termasuk PPN)
3. PT. BUNDA pada bulan februari 2020 menjual kertas hasil produksi kepada CV
Menanti dengan total harga sebesar Rp 300.000.000 (termasuk PPN)
4. PT. Pesona pada bulan Januari 2020 melakukan impor gandum dari singapore
dengan harga SGD 25.000. Biaya asuransi dan angkut barang dari Singapore ke
Indonesia masing-masing sebesar 5% dan 10% dari harga faktur. Tarif bea masuk
sebesar 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keungan saat itu adalah
SGD1 = Rp. 10.685. Hitunglah Pajak Penghasilan Pasal 22 yang harus dibayar oleh
PT. Pesona jika memiliki API?
5. Pada Bulan Maret 2020 PT. Amanah melakukan import kayu dari India sebesar
500.000 Rupee. biaya asuransi yang dibayar diluar negeri dan biaya angkut dari India
ke Indonesia masing-masing sebesar 4% dan 12% dari harga faktur. Bea masuk yang
dibebankan sebesar 10% dari CIF. Kurs yang berlaku pada saat itu adalah 1Rupee =
Rp. 196. Hitunglah pajak penghasilan pasal 22 yang harus dibayar oleh perusahaan
jika perusahaan tidak memiliki API?
65
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan :
1. Jika Pajak Penghasilan Luar Negeri yang diminta untuk dikreditkan itu
ternyata dikembalikan maka jumlah pajak yang terutang menurut Undang-
Undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun pengembalian
tersebut dilakukan.
2. Jika Penghasilan Luar Negeri berasal dari beberapa Negara maka jumlah
maksimum KPLN dihitung untuk masing-masing Negara.
3. Untuk kerugian yang diderita diluar negeri tidak diperhitungkan dalam
menghitung penghasilan kena pajak. Penghasilan dari Luar Negeri untuk
tahun- tahun berikutnya dapat dikompensasikan dengan kerugiaan tersebut.
4. Dalam hal Pajak dibayarkan di luar negeri lebih besar dari kredit pajak yang
diperkenankan (PPh Pasal 24), maka kelebihan tersebut tidak dapat:
Diminta kembali (restitusi)
Dikompensasikan
Sebagai pengurang penghasilan
66
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus:
PT. Cipinang Gading yang berlokasi di Bogor selama tahun 2019 memperoleh
penghasilan dari dalam negeri ataupun beberapa cabangnya yang berada di luar
negeri. Penghasilan netto dari dalam negeri Rp5.000.000.000 sedangkan usahanya di
luar negeri, seperti Malaysia memperoleh penghasilan Rp8.000.000.000, Singapura
memperoleh penghasilan Rp 12.000.000.000, sedangkan di Vietnam mengalami rugi
Rp 1.000.000.000. Pajak yang telah dibayar di luar negeri sebesar 35% Malaysia,
20% untuk Singapura, dan 15% untuk Vietnam. Berapa PPh Pasal 24 yang
diperkenankan untuk dikreditkan dengan pajak penghasilan yang harus dibayar di
dalam negeri?
67
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
68
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
69
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
70
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
a. 19% (Sembilan belas persen) yang berlaku pada Tahun Pajak 2020 dan
Tahun Pajak 2021; dan
b. 17% (tujuh belas persen) yang mulai berlaku pada tahun pajak 2022
Kredit Pajak adalah suatu jumlah yang merupakan angsuran pajak, baik yang
telah dipungut / dipotong maupun dibayar pada tahun pajak yang bersangkutan yang
meliputi PPh Pasal 21,22,23,24 yang telah dibayar dalam tahun pajak.
Angsuran PPh Pasal 25 adalah angsuran Pajak Penghasilan dalam Tahun
Pajak berjalan untuk suatu bulan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak dan
Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian max 5 tahun serta Wajib Pajak yang
memperoleh penghasilan tidak teratur.
71
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
72
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus
1. Tn Luthfi pada tahun 2020 (K/3) memiliki data penjualan sebesar Rp500.000.000
sedangkan ditahun 2017 mengalami kerugian Rp20.000.000. Pajak yang telah
dibayar antara lain PPh Pasal 21 Rp5.000.000, PPh Pasal 22 Rp700.000, PPh
Pasal 23 Rp400.000 dan PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan sebesar
Rp2.500.000. Berapakah Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2020?
Perhitungan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25
Penghasilan Netto Rp500.000.000
Penghasilan Tidak Teratur Rp 0 -
Penghasilan Teratur Rp500.000.000
Kompensasi Kerugian Rp 20.000.000 –
Penghasilan Netto Usaha Rp480.000.000
PTKP(K/3) Rp 72.000.000 –
PKP Rp408.000.000
Penghasilan Terutang:
5% x Rp50.000.000 = Rp 2.500.000
15% x Rp200.000.000 = Rp30.000.000
25% x Rp158.000.000 = Rp39.500.000 +
Jumlah Pajak Penghasilan Terutang Rp72.000.000
Kredit Pajak:
PPh Pasal 21 Rp5.000.000
PPh Pasal 22 Rp 700.000
PPh Pasal 23 Rp 400.000
73
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
a. Maret 2020 (Angsuran PPh Pasal 25 sesuai penghitungan SPT Tahunan yang
dilaporkan sebelum perubahan tarif)
Penghasilan Netto Rp6.600.000.000
Penghasilan Tidak Teratur Rp 0 -
Penghasilan Teratur Rp6.600.000.000
Kompensasi Kerugian Rp1.500.000.000 –
PKP Rp5.100.000.000
74
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pada bulan Januari 2020 – Maret 2020 besarnya angsuran PPh 25 sama dengan
Masa Pajak terakhir Tahun Pajak yang lalu.
75
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
76
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Tn Supardi (K/2) pada tahun 2020 memiliki penghasilan Netto Rp400.000.000 dan
mengalami kerugian ditahun 2017 sebesar Rp50.000.000. Pajak yang telah dibayar
PPh Pasal 21 sebesar Rp5.000.000, PPh Pasal sebesar 22 Rp7.000.000, PPh Pasal 23
sebesar Rp2.000.000, PPh Pasal 24 sebesar Rp1.000.000. Berapakah angsuran PPh
Pasal 25 yang harus dibayar?
77
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
78
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
79
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar. (Pasal 38 huruf b Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)
4. Setiap orang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan atau
menyampaikan Surat Pemberi Tahuan dan/atau keterangan yang isinya tidak
benar atau tidak lengkap sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan
negara dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan
paling lama 6 (enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah
pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali
jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. (Pasal 39 ayat 1 UU KUP)
5. Pengenaan sanksi administrasi berupa denda tersebut tidak dilakukan terhadap
(Pasal 7 ayat 2 UU KUP):
a. Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah meninggal dunia.
b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas;
c. Wajib Pajak Orang Pribadi yang berstatus sebagai warga negra asing yang
tidak tinggal lagi di Indonesia;
d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;
e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Menteri Keuangan; atau
h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan.
G. SANKSI PERPAJAKAN
1. Surat Teguran atas SPT yang tidak disampaikan
Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas waktu yang ditentukan atau batas
waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahunan, dapat diterbitkan Surat Teguran
(Pasal 3 ayat 5a UU KUP). Penerbitan Surat Teguran disamping suatu bentuk
pembinaan terhadap WP, juga merupakan syarat bagi dikenainya Wp yang
81
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pidana Penjara
Pasal 39 ayat 1 huruf c dan d UU KUP menyatakan bahwa setiap orang
yang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan,
menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap terancam pidana penjara. Pidana penjara
sama halnya dengan kurungan, merupakan hukuman perampasan
kemerdekaan. Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada
pihak ketiga, adanya kepada pejabat dan wajib pajak.
2. Sewa
a. Barang Tidak Bergerak (Tanah, Bangunan)
Baik pemiliknya WPOP atau Badan dikenakan tarif 20% Final.
b. Barang Bergerak
Khusus angkutan darat dikenakan 2% Tidak Final
3. Pembagian Deviden
a. Penerima WPOP
Berasal dari WPOP (Fa, CV) : BOP
Berasal dari Badan (PT) ; 10% Final
b. Penerima Badan
Kepemilikan saham < 25% : 15% Tidak Final
Kepemilikan saham ≥ 25% : BOP
83
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
4. Penjualan Saham
a. Melalui bursa efek : 0,1% Final
b. Tidak melalui bursa efek : tidak diperkenankan PPh
5. Hadiah
a. Tidak Final
Penghargaan atas prestasi tertentu : tarif pasal 17
Sehubungan dengan pemberian jasa dan kegiatan lain : tarif pasal 17
b. Final : hadiah undian tarif 25%
c. BOP : hadiah langsung karena membeli produk
84
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
85
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
86
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
KOMISARIS
Nama : Putra Arjuna
NPWP : 31.672.082.0-615.000
NIK : 951340
Alamat : Jalan Buntu No.89, Jakarta
Status : Kawin dengan 1 tanggungan
Honorarium : Rp. 30.000.000
TENAGA AHLI
Nama : Sandra Dewi
NPWP : 03.140.484.1-212.000
NIK : 180234
Alamat : Jalan Ramai No.75, Jakarta
Status : Tidak Kawin
Honorarium : Rp. 50.000.000
PENERIMA HONORARIUM
Nama : Ardila Sinta
NPWP : 49.231.557.7-502.000
NIK : 687453
Alamat : Jalan Kesabaran No.11, Jakarta
Status : Kawin dan tidak memiliki tanggungan
Honorarium : Rp. 25.000.000 (Akuntan)
87
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurang :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp 6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Neto Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp 250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp 500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
PPh Sudah disetor
Kurang/Lebih setor
Desember
88
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurang :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp 6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Neto Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp 250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp 500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
PPh Sudah disetor
Kurang/Lebih setor
Desember
89
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurang :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp 6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Neto Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp 250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp 500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
PPh Sudah disetor
Kurang/Lebih setor
Desember
90
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurang :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp 6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Neto Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp 250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp 500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
PPh Sudah disetor
Kurang/Lebih setor
Desember
91
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
A. DASAR HUKUM
UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan
Pajak Penjualan atas Barang Mewah telah diubah oleh UU No. 18 Tahun 2000,
sebagai dasar hukum PPN adalah tetap UU No.8 Tahun 1983 yang dalam Pasal 20-
nya ditentukan bahwa UU ini dapat disebut Undang – Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan saat ini telah diubah menjadi UU No. 42 Tahun 2009.
92
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
93
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan didalam daerah pabean
oleh pengusaha.
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun
pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi
belum dikukuhkan.
Penyerahan Jasa Kena Pajak yang telah diatur pada Pasal 1 angka 7
UndangUndang Nomor 18 Tahun 2000:
Setiap kegiatan pemberian JKP, termasuk pemakaian sendiri dan pemberian
cuma - cuma atas Jasa Kena Pajak
Sama hal nya dengan pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas
BKP, pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas JKP juga harus
dikenakan PPN.
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah
pabean
Untuk memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang
Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar
Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean juga
dikenai PPN
e. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean didalam daerah pabean.
Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di
dalam Daerah Pabean dikenai PPN
f. Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud hanya
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
g. Ekspor BKP tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Dalam (UU PPN pasal 4 ayat (1)) Yang dimaksud Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud adalah :
Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan,
kesenian, atau karya ilmiah,paten, desain, atau model, rencana, formula,
atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan
intelktual/industrial.
Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial
atau
Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal,
industrial, atau komersial.
94
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
96
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
I. KEWAJIBAN PKP
Diatur dalam Pasal 3A ayat (1) dan (2)
a) Memiliki Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ( NPPKP )
Melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
( Pasal 2 ayat (2) UU KUP)
b) Memungut Pajak Terutang
Membuat Faktur Pajak / FP ( Pasal 13 UU PPN 1984 )
c) Menyetor Pajak Terutang
Wajib mencatat sejumlah perolehan dan penyerahan BKP / JKP dalam
pembukuan dan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan (
Pasal 6 dan UU KUP )
d) Melaporkan Pajak Terutang
Mengisi dan menyampaikan SPT MASA PPN ( Pasal 13 UU KUP )
97
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
98
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
99
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
100
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Penggantian
Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh penjual / pembeli jasa karena penyerahan JKP, ekspor JKP, atau ekspor BKP
tidak berwujud, tetapi tidak termasuk PPN dan potongan harga yang
dicantumkan dalam faktur pajak.
3. Nilai Impor
Nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah
pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Perundangundangan Pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN.
4. Nilai Ekspor
Adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta oleh eksportir.
5. Nilai Lain
Nilai berupa uang yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang
101
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PENJUALAN / PENYERAHAN:
1. 2 Maret 2020 Diekspor sejumlah produk elektronik kepada BlackRock di Amerika
Setikat dengan nilai ekspor Rp 6.000.000.000 PEB No. 00022-2-01.
2. 4 Maret 2020 Diterima pembayaran dari PT Meta Prima Sejahtera, NPWP:
02.069.487.3-504.000 atas penyerahan sejumlah TV berwarna 30 inch pada tanggal
1 Maret 2020 dengan harga jual Rp 120.000.000. Dibuatkan faktur pajak standar
dengan nomor seri : 010- 000-04-00000002.
3. 6 Maret 2020 Diserahkan komponen OHP seharga Rp 800.000.000 kepada PT
Setiawan Abadi dengan NPWP : 02.282.880.0-504.000. Mendapat fasilitas PPN
tidak dipungut. Dibuatkan faktur pajak standar no seri: 061-006-03-00000003.
Pembayaran dilakukan pada saat itu.
4. 10 Maret 2020 menyampaikan surat tagihan kepada Sri Tanaya Megatama dengan
penyerahan sejumlah alat elektronik dengan harga dalam kontrak Rp 270.000.000
termasuk PPN 10% dan PPnBM 20% yang penyerahannya dilakukan tanggal 9 Maret
2020 yang pembayarannya akan dilakukan melalui KPPN (Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara) dengan NPWP: 01.724.253.8-509.000 Faktur pajak standar
dilampirkan dengan No seri: 030.010-03-00000004.
5. 28 Maret 2020 Diserahkan TV kepada PT Bintang dengan NPWP : 04.003.436.9-
123.020. Sebenarnya harga jual kedua BKP ini Rp 12.000.000, terutang PPN 10%
dan PPnBM 20%. Dibuatkan faktur pajak sederhana dengan no seri: 040.028-03-
00000005.
102
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PEMBELIAN / PEROLEHAN
1. 2 April 2020 Dibeli secara tunai dari PT Sinar Jaya Dwi Abadi dengan NPWP :
02.037.085.2-502.000 komponen elektronik seharga Rp 130.000.000 (termasuk
PPN) dibuat faktur pajak dengan no seri : 030.002-04-00000001.
2. 7 April 2020 Diterima suku cadang mesin dari PT Multi Power dengan NPWP :
01.213.798.0-503.000 seharga Rp 50.000.000 (termasuk PPN) berdasarkan
pesanan tanggal 5 April 2020. Sesuai kesepakatan pembayarannya akan
dilakukan bulan Mei dibuatkan faktur pajak dengan no seri : 020.007-04-
00000002.
3. 10 April 2020 Dilunasi tagihan dari PT Ace Hardware dengan NPWP :
01.023.236.4-367.051 atas pembelian OHP seharga Rp 22.400.000 (belum
termasuk PPN) berdasarkan pesanan tanggal 8 April 2020 dibuat faktur pajak
dengan no seri : 021.010-04-00000003.
4. 15 April 2020 Dibayar uang langganan listrik Rp. 24..000.000 (termasuk PPN)
kepada PT PLN (Persero) dengan NPWP : 01.001.411.1-112.011 sesuai dengan
kwitansi Nomor dokumen 12345678910 tanggal 13 April 2020.
5. 26 April 2020 Diterima dari PT Bangun Makmur Utama , satu unit mesin dengan
NPWP : 01.066.990.6-504.000 dengan harga Rp 220.000.000 (sudah termasuk
PPN 10% dan PPnBM dengan tarif 20%). Pembayaran dilakukan secara tunai
dan dibuat faktur pajak dengan no seri : 032.026-04-00000005.
6. 28 April 2020 Diterima faktur pajak tertanggal 12 Februari 2019 dengan PPN Rp
15.000.000 dari pabrik suku cadang PT Indomarco dengan NPWP :
01.337.994.6-503.003 atas penyerahan sejumlah peralatan mesin untuk
pembuatan TV pada tanggal 6 April 2020 dengan no seri : 047.028-04-00000006.
103
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
INSTRUKSI
Masukan seluruh transaksi tersebut kedalam SPT Masa PPN 1111 untuk Masa Pajak
Mei 2020 atas nama PT LG dengan keterangan tambahan sebagai berikut:
Faktur pajak dibuat sesuai dengan Kep. Dirjen Pajak Nomor : KEP- 549/PJ/2003.
Faktur pajak dibuat pada tanggal jatuh tempo saat pembuatan faktur pajak,
kecuali sebelumnya ada pembayaran, dibuat saat pembayaran.
Dalam SPT Masa PPN Masa Pajak April 2020, terdapat kelebihan pembayaran
PPN sebesar Rp 5.200.041,00 yang diterima untuk dikompensasikan ke Masa
Pajak berikutnya. Dalam PM > PK, kelebihannya supaya dikompensasikan
dengan utang pajak Masa Pajak berikutnya.
104
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
A. DASAR HUKUM
Undang – Undang No. 12 tahun 1985 diperbaharui melalui Undang-Undang
No. 12 tahun 1994. Terakhir, diperbaharui melalui Undang-undang No. 28 tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
105
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah
penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum dibebani
suatu hak.
4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan
timbal balik.
5. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan
oleh menteri keuangan.
Contoh kasus 1
Alvaro adalah seorang pengusaha Berlian dan memiliki tanah serta sebuah bangunan
di daerah Jakarta dengan data sebagai berikut :
Tanah seluas 1000 m2 dengan NJOP Rp 7.800.000.000
Bangunan seluas 850 m2 dengan NJOP Rp 4.165.000.000
Taman seluas 450 m2 dengan NJOP Rp 1.215.000.000
Kolam renang seluas 350 m2 dengan NJOP Rp 875.000.000
108
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawaban:
(dalam ribuan rupiah)
Nilai Konversi Jumlah
NO Uraian Kelas Luar
Jual/m2 NJOP NJOP
1 Tanah 7.800 8.145 041 1000 8.145.000
2 Bangunan 4.900 4.825 013 850 4.101.250
3 Taman 2.700 2.625 017 450 1.181.250
4 Kolam Renang 2.500 2.625 017 350 918.750
Jumlah NJOP sebagai dasar perhitungan 14.346.250
NJOPTKP 12.000
NJOPKP 14.334.250
PBB ( 0,3% x NJOPKP ) 43.002,75
Contoh Kasus 2 :
Ibu Eva mempunyai sebuah rumah yang terletak di Bogor dan memiliki sebuah butik
yang terletak di Depok rincian nya adalah sebagai berikut :
a. Rumah di Bogor :
Tanah seluas 700 m2 dengan Nilai Jual Rp 3.350.000/ m2
Bangunan seluas 500 m2 dengan Nilai Jual Rp 4.200.000/ m2
b. Butik di Depok :
Tanah seluas 400 m2 dengan Nilai Jual Rp 3.400.000/ m2
Bangunan seluas 350 m2 dengan Nilai Jual Rp 3.500.000/ m2
Berapakah besarnya PBB yang terutang atas masing – masing objek pajak yang
dimiliki Ibu Eva , Jika NJOPTKP yang ditetapkan sebesar Rp 11.000.000 ?
Jawaban :
109
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawaban:
a. Rumah di Bogor
(dalam ribuan rupiah)
Nilai Konversi Jumlah
NO Uraian Kelas Luar
Jual/m2 NJOP NJOP
1 Tanah 3.350 3.375 050 700 2.362.500
2 Bangunan 4.200 4.200 014 500 2.100.000
Jumlah NJOP sebagai dasar perhitungan 4.462.500
NJOPTKP 11.000
NJOPKP 4.451.500
PBB ( 0,2% x NJOPKP ) 8.903
b. Butik di Depok
(dalam ribuan rupiah)
Nilai Konversi Jumlah
NO Uraian Kelas Luar
Jual/m2 NJOP NJOP
1 Tanah 3.400 3.375 050 400 1.350.000
2 Bangunan 3.500 3.625 015 350 1.268.750
Jumlah NJOP sebagai dasar perhitungan 2.618.750
NJOPTKP 0
NJOPKP 2.618.750
PBB ( 0,25% x NJOPKP ) 6.546,875
Penentuan klasifikasi dari bumi dan bangunan didasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan dan untuk peraturan yang terbaru adalah Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak
sebagai Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan yang menggantikan Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.03/2010. Lihat Tabel 1 dan 2.
110
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
111
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
112
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
113
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
114
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
115
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
116
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Bapak Johar memiliki sebidang tanah dan bangunan di wilayah kota Bekasi. Luas
tanah tersebut 700 m2 dengan nilai jual sebesar Rp 950.000/m2 dan luas bangunan
500 m2 dengan nilai jual Rp 1.800.00/ m2. Dan nilai NJOPTKP Rp 12.000.000.
Hitunglah berapa besarnya PBB yang harus dibayar Bapak Johar?
2. Rafatar mempunyai sebuah rumah yang terletak di Bekasi dan memiliki sebuah toko
di Galaxy yang terletak di rincian nya adalah sebagai berikut :
a) Rumah di Bekasi
Tanah seluas 700 m2 dengan Nilai Jual Rp 2.450.000/ m2
Bangunan seluas 450 m2 dengan Nilai Jual Rp 3.800.000/ m2
b) Butik di Galaxy :
Tanah seluas 400 m2 dengan Nilai Jual Rp 2.400.000/ m2
Bangunan seluas 350 m2 dengan Nilai Jual Rp 2.700.000/ m2
Berapakah besarnya PBB yang terutang atas masing – masing objek pajak yang
dimiliki Rafatar , Jika NJOPTKP yang ditetapkan sebesar Rp 12.000.000 ?
3. Gempi adalah seorang pengusaha Batu bara dan memiliki tanah serta sebuah
bangunan di daerah Jakarta dengan data sebagai berikut :
Tanah seluas 1000 m2 dengan NJOP Rp 8.800.000.000
Bangunan seluas 750 m2 dengan NJOP Rp 4.875.000.000
Taman seluas 450 m2 dengan NJOP Rp 1.035.000.000
Kolam renang seluas 350 m2 dengan NJOP Rp 875.000.000
Dengan NJOPTKP yang telah ditetapkan sebesar Rp 12.000.000 , Berapakah PBB
yang harus dibayar Gempi?
117
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. PENGERTIAN BPHTB
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas
perolehan hak atas tanah dan bangunan. Hak atas tanah dan atau bangunan adalah
hak atas tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar
Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah
Susun, dan ketentuan perundang-undangan lainnya.
H. TARIF BPHTB
Tarif BPHTB yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan paling
tinggi sebesar 5% dari NPOPKP (UU No. 28 Tahun 2009).
120
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Apabila Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan belum ditetapkan,
besarnya Nilai Jual Objek Pajak bumi dan bangunan ditetapkan oleh menteri.
Jika didalam kasus terdapat dua nilai yaitu nilai perolehan dan nilai jual,
maka yang dipakai sebagai dasar pengenaan pajak adalah nilai yang terbesar.
J. NILAI PEROLEHAN OBJEK PAJAK TIDAK KENAPAJAK (NPOPTKP)
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional
serendah- rendahnya Rp 60.000.000 (pasal 87 ayat 4), kecuali dalam hal perolehan
hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam
hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunuan harus satu derajat ke atas dan ke
bawah dengan pemberi hibah wasiat termasuk suami/istri, maka nilai NPOPTKP
ditetapkan secara regional serendah-rendahnya Rp 300.000.000 (pasal 87 ayat 5).
Untuk wilayah Jakarta NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 80.000.000,- untuk
semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan
sebesar Rp 350.000.000,-
Untuk wilayah kota Depok NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 60.000.000,-
untuk semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan
sebesar Rp 300.000.000,-
Untuk wilayah kota Bogor dan Kab. Bogor NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp
60.000.000,- untuk semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan
hibah ditetapkan sebesar Rp300.000.000,-
Untuk wilayah kota Bekasi dan Kab. Bekasi NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp
60.000.000,- untuk semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan
hibah ditetapkan sebesar Rp300.000.000,-
121
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 1 :
Bapak Wasis membeli tanah dan bangunan dengan nilai perolehan objek pajak (harga
transaksi) Rp 850.000.000. NPOPTKP yang ditetapkan pemerintah daerah setempat
adalah Rp70.000.000. Berapakah besarnya BPHTB terutang oleh Bapak Wasis ?
Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 850.000.000
NPOPTKP Rp 70.000.000 –
NPOPKP Rp 780.000.000
BPHTB terutang : 5% x Rp 780.000.000 = Rp 39.000.000
Contoh Kasus 1 :
Tn. Justin memperoleh warisan dari ayahnya sebidang tanah dan bangunan diatasnya
dengan nilai pasar sebesar Rp 1.250.000.000. Berapa BPHTB terutang atas warisan
tersebut jika ditetapkan NPOPTKP sebesar Rp 300.000.000 ?
Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 1.250.000.000
NPOPTKP Rp 300.000.000 –
NPOPKP Rp 950.000.000
BPHTB yang seharusnya terutang : 5% x Rp 950.000.000 = Rp 47.500.000
BPHTB terutang : 50% x Rp 47.500.000 = Rp 23.750.000
122
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam surat ketetapan BPHTB kurang
bayar ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan,
jangka waktu 24 bulan, dihitung mulai saat terutanganya pajak sampai dengan
diterbitkannya surat ketetapan BPHTB kurang bayar.
Contoh Kasus :
Seorang wajib pajak memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 1 Juli 2020.
Nilai Perolehan Objek Pajak = Rp 950.000.000
NPOPTKP = Rp 60.000.000 –
NPOPKP Rp 890.000.000
Sanksi administrasi berupa bunga dari 1 Juli 2020 sampai 31 Desember 2020 :
6 Bulan x 2% x Rp 10.000.000 = Rp 1.200.000
Jadi Jumlah Pajak yang harus dibayar sebesar :
Rp 10.000.000 + Rp 1.200.000 = Rp 11.200.000
Catatan :
Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dikenakan untuk jangka waktu
maksimal 24 bulan. Jadi jika ditemukan data baru dalam jangka waktu lebih dari 24
bulan maka sanksi administrasinya sebesar 2% tetap dikalikan dengan 24 bulan
123
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Ny Elsa membeli tanah dan rumah di daerah Bekasi Selatan, dengan Nilai Perolehan
Objek Pajak sebesar Rp 600.000.000. NPOPTKP yang ditetapkan oleh Pemda
Bekasi Selatan adalah sebesar Rp 60.000.000. Berapakah BPHTB yang terutang Ny
Elsa ?
2. Pada tanggal 5 Mei 2020 Bapak Bayu mewariskan tanah kepada putranya yang
terletak di Bogor seluas 750 m² dengan NPOP sebesar Rp 800.000.000. NPOPTKP
yang ditetapkan Pemda setempat adalah Rp 300.000.000. Berapakah BPHTB yang
terhutang ?
3. Pada tanggal 1 Agustus 2020 Bapak Toyib membeli sebidang tanah dengan NPOP
sebesar Rp 750.000.000 dengan NPOPTKP di wilayah Depok ditetapkan sebesar
Rp 60.000.000. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 31
Desember 2020 ternyata ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukan
bahwa NPOP sebenarnya adalah Rp 950.000.000. Berapakah besarnya BPHTB
yang terutang pada saat Bapak Toyib memperoleh tanah dan bangunan dan
berapakah BPHTB yang terutang pada saat pemeriksaan tanggal 31 Desember 2020
serta berapa denda administrasi yang harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2020
?
4. Bapak Jamal menjual tanah seluas 550m2. Diketahui bahwa tanah tersebut Nilai
Perolehan Objek Pajak sebesar Rp 1.300.000.000. Berapa PPh yang harus dibayar
Bapak Jamal atas penjualan tanah tersebut jika NPOPTKP nya sebesar Rp
80.000.000 ?
124
Panduan Praktikum Komputerisasi Perpajakan
ATA 2020/2021
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma