Universitas Gunadarma
B. 4 KELOMPOK PENGHASILAN
1. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
3. Penghasilan dari modal, jasa dan sewa atau penggunaan harta.
4. Penghasilan lain-lain.
1
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
4. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima
atau diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau
Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit).
5. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa.
6. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas
sebagai Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau
badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang
didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat:
a. Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan.
b. Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik
daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang
memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah
modal yang disetor.
7. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun
pegawai.
8. Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-
bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
9. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer
yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan,
firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi
kolektif.
10. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa
bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat tertentu.
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih
lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang
4
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) setelah dikonsultasikan dengan Dewan
Perwakilan Rakyat.
Batasan PTKP ini berlaku mulai pada tanggal 27 Juni 2016 melalui Peraturan
Menteri Keuangan RI Nomor : 101/PMK.010/2016 tentang Penyesuaian Besarnya
Penghasilan Tidak Kena Pajak mengantikan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
122/PMK.010/2015.
NO Jenis Penghasilan Tidak Kena Pajak Setahun Sebulan
Catatan :
1. Dalam hal Karyawati kawin (bekerja pada suatu pemberi kerja), PTKP yang
dikurangkan hanya untuk dirinya sendiri. (asumsi: suami memiliki penghasilan).
2. Dalam hal tidak kawin pengurang PTKP selain untuk dirinya ditambah dengan
PTKP yang menjadi tanggungan sepenuhnya yaitu untuk setiap anggota sedarah,
semenda dalam garis keturunan lurus (vertikal) serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya maksimal 3 orang yang masing-masing besarnya
Rp4.500.000 setahun atau Rp 375.000 sebulan.
3. Bagi Karyawati kawin yang menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah
deaerah setempat (serendah-rendahnya dari kecamatan) bahwa suaminya tidak
menerima atau memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sebesar
Rp4.500.000 setahun atau Rp 375.000 sebulan, dan ditambah PTKP untuk keluarga
yang menjadi tanggungannya, paling banyak 3 orang masing-masing Rp 4.500.000
setahun atau Rp 375.000 sebulan.
4. Perhitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan wajib pajak pada awal
tahun pajak atau pada awal bagian tahun pajak.
6
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh:
1. Jika Tuan Harry Potter adalah seorang karyawan yang sudah menikah dengan
memiliki 4 orang anak, 1 anaknya sudah bekerja sedangkan 3 lainnya belum
bekerja, besarnya PTKP setahun untuk tahun 2019 adalah sbb :
(K/3) Harry Potter status kawin dan 3 tanggungan
PTKP :
Wajib pajak orang pribadi Rp 54.000.000
Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 3 orang Rp 13.500.000 +
Rp 72.000.000
2. Jika Hermione Granger adalah seorang manajer yang belum menikah dan tinggal
bersama ayah dan 2 adiknya, besarnya PTKP setahun untuk tahun 2019 adalah
sbb :
(TK/1) Hermione Granger status (Tidak Kawin) dengan 1 tanggungan
PTKP :
Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000
Tanggungan 1 orang Rp 4.500.000 +
Rp 58.500.000
3. Jika Draco Malfoy adalah seorang manajer yang sudah menikah memiliki 2 orang
anak kandung yang sudah bekerja dan 2 orang anak angkat yang berumur 15
tahun, sedangkan istrinya bekerja dan penghasilannya digabung. Maka besarnya
PTKP setahun untuk tahun 2019 adalah sbb :
(K/I/2) Draco Malfoy status (kawin) penghasilan istri digabung dengan 2
tanggungan
PTKP :
Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Istri Rp 54.000.000
Tanggungan 2 orang Rp 9.000.000 +
Rp 121.500.000
Catatan :
Pada tanggal 1 Januari 2019 Bapak Ron Weasley berstatus kawin dengan
tanggungan 1 orang anak, apabila anak yang kedua lahir tanggal 2 Januari 2019
maka besarnya PTKP yang diberikan kepada Bapak Ron Weasley untuk tahun pajak
2019 tetap dihitung berdasarkan status kawin dengan 1 orang anak.
7
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
8
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh
Bapak Severus Snape (K/3) adalah seorang pengusaha martabak di Depok. Menurut
pembukuan penghasilan dari usahanya pada tahun 2019 adalah sebesar
Rp650.000.000 dengan harga pokok penjualan Rp 137.000.000. Biaya-biaya untuk
memproduksi martabak antara lain biaya operasional Rp 15.000.000 dan biaya
administrasi Rp 11.000.000. Pada tahun 2019 Bapak Severus Snape juga menerima
penghasilan dari usaha jasa sebesar Rp 13.300.000. Hitunglah berapa besarnya pajak
penghasilan yang terutang apabila masih terdapat kerugian tahun 2016 sebesar Rp
4.000.000?
Perhitungan PPh Terutang :
Peredaran Usaha Rp 650.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp 137.000.000 -
Penghasilan Bruto Rp 513.000.000
Biaya-biaya yang diperkenankan
(biaya Opr dan Adm) Rp 26.000.000 -
Penghasilan Neto Usaha Rp 487.000.000
9
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
10
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh
PT. Gryffindor adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang properti.
Berikut ini adalah data keuangan tahun 2019 :
Penerimaan Bruto Rp 140.000.000.000
Persediaan 1 Januari 2018 Rp 96.000.000.000
Pembelian Rp 80.000.000.000
Persediaan 31 Januari 2018 Rp 68.300.000.000
Biaya Adm dan Opr Rp 500.000.000
Penghasilan lain-lain Rp 7.000.000.000
Kerugian Tahun 2016 Rp 350.000.000
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang PT. Gryffindor pada tahun 2019 !
11
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
12
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Tn. Ron weasley menikah dengan Ny. Hermioni Granger dan setelah 15 tahun
menikah mereka mempunyai 2 orang anak yang berusia 10 tahun dan 13 tahun , Tn.
Ron Weasley juga tinggal bersama ayahnya yang sudah tidak mempunyai
penghasilan. Berapakah besarnya PTKP Tn. Ron Weasley tahun 2019 jika istrinya
bekerja dan penghasilannya digabung ?
2. Tn. Sirius Black (TK/1) mempunyai usaha brand pakaian yang ditahun 2019
menghasilkan pendapatan sebesar Rp 385.000.000 dengan HPP sebesar Rp
105.500.000. terdapat biaya operasional dan biaya administrasi selama 2019
masing-masing sebesar Rp 6.200.000 dan Rp 3.400.000, selain itu toko pakaian di
Solo memperoleh penghasilan sebesar Rp 134.000.000. Hitunglah besarnya pajak
penghasilan terutang Tn. Sirius Black apabila terdapat kerugian ditahun 2016
sebesar Rp 8.000.000 ?
3. Ny. Luna Lovegood berstatus kawin dan mempunyai 3 orang anak. Ia memiliki 2
jenis usaha, usaha tersebut terdiri dari Coffee shop dan Street Food. Pada tahun
2019 Ny. Luna Lovegood memperoleh laba sebesar Rp 631.000.000 dari Coffee
shop dan Rp 150.600.000 dari Street Food. Berapakah besarnya pajak penghasilan
terutang tahun 2019 jika prosentase norma untuk Coffee shop dan Street food
masing-masing sebesar 30% dan 25%, dan suaminya sudah tidak bekerja atau
memperoleh penghasilan ?
4. PT. Slytherin adalah perusahaan yang bergerak dibidang Property. Berikut ini
adalah data keuangan PT. Slytherin selama tahun 2019 :
Peredaran Usaha Rp 220.600.000.000
HPP Rp 22.000.000.000
Biaya Opr dan Adm Rp 123.000.000
Kerugian Tahun 2016 Rp 340.000.000
Penghasilan lain-lain Rp 4.400.000.000
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang PT. Slytherin pada tahun 2019 !
13
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
6. Ny. Ginny Weasley (TK/2) memiliki beberapa usaha, antara lain objek wisata
kolam renang dan distro dengan penghasilan bruto sebesar Rp 487.550.000 yang
terdiri dari 1⁄4 laba dari kolam renang dan 3⁄4 dari distro miliknya. Hitunglah
besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2019 jika prosentase norma untuk kolam
renang 23 % dan distro sebesar 27% !
7. Tn. Draco Malfoy adalah seorang manajer yang sudah menikah dan memiliki 3
orang anak, ia juga tinggal bersama ibu mertuanya, pada tanggal 30 Januari 2019
istrinya melahirkan anak keduanya. Berapakah besarnya PTKP Tn. Draco Malfoy
tahun 2019?
8. Lily Potter (TK/1) adalah seorang pengusaha sepatu yang memiliki penghasilan
bruto selama tahun 2019 sebesar Rp 226.100.000. Biaya yang diperkenankan untuk
produksi sepatu tersebut adalah Rp 9.700.000. Pada tahun 2014 Fahma masih
memiliki sisa kerugian atas usahanya sebesar Rp 3.900.000. Berapakah besarnya
pajak penghasilan terutang Lily Potter tahun 2019 ?
14
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
15
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
D. WAJIB PAJAK
1. Pegawai, dewan komisaris, pengawas dan pegawai yang bekerja berdasarkan
kontrak.
2. Pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas.
3. Peserta kegiatan
4. Penerima pensiun.
5. Penerima tunjangan, termasuk uang lembur, THR, jasa produksi, tantiem,
gratifikasi, honorarium, komisi, uang saku, hadiah dan imbalan sejenis lainnya.
6. Penerima upah harian, mingguan, satuan, dan borongan.
Catatan:
PPh Pasal 21 dipotong atas penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri (WPDN), yaitu WNI dan WNA yang tinggal di Indonesia ≥ 183 hari.
Sedangkan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (WPLN) dipotong PPh Pasal
26.
F. OBJEK PAJAK
1. Penghasilan teratur, terdiri dari :
Gaji, upah, honorarium.
Uang pensiun bulanan.
Premi asuransi bulanan yang dibayarkan oleh pemberi kerja.
Tunjangan-tunjangan.
Hadiah, beasiswa.
Uang lembur, uang sokongan, uang tunggu.
Penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.
2. Penghasilan Tidak Teratur, terdiri dari:
Bonus, gratifikasi, tantiem.
Jasa produksi.
16
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
17
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b. Iuran yang terkait dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada badan dana
pensiun yang pendiriannya telah disahkan menteri keuangan dan badan
penyelenggara Tabungan Hari Tua (THT) atau Jaminan Hari Tua (JHT) yang
dipersamakan dengan dana pensiun.
Catatan:
Untuk menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak (PKP) dari seorang
pegawai, maka penghasilan netonya terlebih dahulu dikurangi dengan
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP).
Besarnya penghasilan neto bagi penerima pensiun berkala yang dipotong PPh
21 adalah seluruh jumlah penghasilan bruto dikurangi dengan biaya pensiun,
sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp 200.000 sebulan atau
Rp 2.400.000 setahun.
18
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 10.804.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 200.000
Iuran Pensiun Rp 100.000 +
PTKP (K/1)
Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Status Kawin = Rp 4.500.000
Tanggungan 1 = Rp 4.500.000 +
Rp 63.000.000 -
Rp. 3.557.200
PPh Pasal 21 sebulan : Rp 3.557.200 ÷ 12 = Rp 296.433,33
Catatan:
19
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Mulai/Berhenti pada
Pertengahan Tahun
▪
Bapak Qory (K/2) bekerja pada PT. Sumber Makmur pada 1 Agustus 2019. Setiap
bulannya PT. Sumber Makmur membayar gaji untuk Bapak Raharja sebesar Rp
15.350.000, tunjangan makan Rp 350.000 dan tunjangan transport Rp 450.000. PT.
Sumber Makmur membayar premi asuransi kecelakaan kerja sebesar Rp 80.000 dan
premi asuransi kematian Rp 60.000. Setiap bulan Bapak Qory membayar iuran THT
sebesar Rp 70.000 dan iuran pensiun Rp 65.000. Berapakah besarnya PPh Pasal 21
yang terutang atas penghasilan Bapak Qory setiap bulannya?
▪
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 16.290.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 70.000
Iuran Pensiun Rp 65.000 +
PTKP (K/2)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000
• Tanggungan = Rp 9.000.000+
Rp 67.500.000 –
20
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 3:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai Tetap yang Menerima Gaji Bulanan
bagi Orang Asing yang Menjadi WPDN yang Mulai/Berhenti pada Pertengahan
Tahun
Mr. John Williamson (K/3) adalah warga Negara Australia yang mulai bekerja di
Indonesia tanggal 1 Juli 2019 pada PT. Semen Padang Indonesia. Ia mendapatkan
penghasilan setiap bulannya berupa gaji Rp 17.000.000, tunjangan jabatan Rp 700.000
dan tunjangan keluarga Rp 800.000. Premi asuransi kecelakaan kerja dan premi
asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja masing-masing Rp 90.000 dan Rp.
80.000. Setiap bulan Mr. John Williamson membayar iuran THT sebesar Rp 60.000 dan
iuran pensiun Rp 70.000. Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang atas
penghasilan Mr. John Williamson ditahun 2019?
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp18.670.000 )
Biaya Jabatan (maks diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 60.000
Iuran Pensiun Rp 70.000 +
21
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP (K/3)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000
• Tanggungan 3 = Rp 13.500.000+
Rp 72.000.000 –
Rp 16.672.000
Catatan:
Ada beberapa perusahaan yang menanggung PPh Pasal 21 dari penghasilan
karyawannya dan ada yang memberikan tunjangan pajak. Perbedaannya adalah:
22
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 4:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Karyawan yang Memperoleh Gaji Bulanan dan
Tunjangan Pajak
Calvin (K/2) adalah seorang pegawai PT. Indo Infrastruktur, sudah menikah dan
memiliki 2 orang anak kandung yang belum bekerja. Ia memperoleh gaji sebesar Rp
8.000.000 dan tunjangan pajak Rp 40.000 per bulan. Calvin membayar iuran pensiun
setiap bulannya sebesar Rp 30.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang ditanggung Calvin
setiap bulannya?
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 8.040.000 )
(maksimal diperkenankan) Rp 402.000
Iuran Pensiun Rp 30.000+
PTKP (K/2)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000
• Tanggungan = Rp 9.000.000 +
Rp 67.500.000 –
Contoh Kasus 5:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Karyawan yang PPh Pasal 21-nya Ditanggung
Pemberi Kerja
Tn. Bambang (K/3) bekerja pada PT. Keong Mas dengan penghasilan perbulan berupa
gaji sebesar Rp 11.500.000 dan tunjangan makan Rp 600.000 dan pajak ditanggung
oleh pemberi kerja. Setiap bulannya ia membayar iuran THT dan iuran pensiun masing-
masing sebesar Rp 80.000 dan Rp 90.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang terhutang Tn.
Bambang setiap bulannya?
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 12.100.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 500.000
Iuran THT Rp 80.000
Iuran Pensiun Rp 90.000 +
PTKP (K/3)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000
Rp 72.000.000 –
24
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Rp 4.774.000
PPh Pasal 21 sebesar Rp 397.833 ini bukan merupakan penghasilan bagi pegawai (Tn.
Bambang) sehingga tidak boleh mengurangi penghasilan dari pemberi kerja.
Contoh Kasus 1:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk Pegawai yang Memperoleh Gaji dan Bonus
Bapak Rivaldo (K/2) adalah seorang pegawai tetap PT. Indo Music Dangdut. Ia
memperoleh gaji setiap bulannya Rp 4.000.000, serta mendapatkan tunjangan jabatan
sebesar Rp 400.000 dan tunjangan keluarga sebesar Rp 300.000. Pemberi kerja
membayarkan premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian masing-
masing sebesar Rp 40.000 dan Rp 30.000. Bapak Rivaldo setiap bulannya harus
membayar iuran pensiun sebesar Rp 50.000 dan iuran THT sebesar Rp 80.000. Pada
bulan Juli Bapak Rivaldo mendapatkan bonus sebesar Rp 3.000.000. Berapakah
besarnya pajak terutang atas gaji dan bonus yang diterima Bapak Rivaldo ?
25
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 60.240.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 3.012.000
Iuran Pensiun (Rp 50 .000 × 12) Rp 600.000
Iuran THT (Rp 80.000 × 12) Rp 960.000 +
Dalam hal ini Bapak Rivaldo tidak membayar PPh Pasal 21, baik PPh Pasal 21
atas bonus, gaji, maupun gaji dan bonus, karena PTKP lebih besar dari
penghasilan neto setahun.
Contoh Kasus 2:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai yang memperoleh Gaji dan Bonus
Syamsul (TK/0) adalah seorang pegawai tetap PT. Cerita Jaya. Ia memperoleh gaji
setiap bulannya Rp 10.000.000, serta mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp
600.000 dan tunjangan keluarga sebesar Rp 300.000. Pemberi kerja membayarkan
premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian masing-masing
sebesar Rp 90.000 dan Rp 100.000. Syamsul setiap bulannya harus membayar
iuran pensiun sebesar Rp 70.000 dan iuran THT sebesar Rp 30.000. Pada bulan
November, Syamsul mendapatkan bonus sebesar Rp 9.000.000. Berapakah
besarnya pajak terutang atas gaji dan bonus yang diterima Syamsul?
26
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 142.080.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 6.000.000
Iuran Pensiun (Rp 70.000 × 12) Rp 840.000
Iuran THT (Rp 30.000 × 12) Rp 360.000+
PTKP (TK/0)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000 +
Rp 54.000.000 –
27
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 133.080.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 6.000.000
Iuran Pensiun (Rp 70.000×12) Rp 840.000
Iuran THT (Rp 30.000×12) Rp 360.000+
PTKP (TK/0)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000 +
Rp 54.000.000 –
Rp. 5.782.000
c. Perhitungan PPh Pasal 21 atas Bonus:
PPh pasal 21 atas Gaji dan Bonus = Rp 7.132.000
PPh pasal 21 atas Gaji = Rp 5.782.000–
28
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus :
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari Badan
Dana Pensiun
Bapak Choi (K/0) adalah karyawan pada perusahaan PT. Drakor. Beliau menerima gaji
Rp 8.000.000/bulan. Beliau mendapat Premi Asuransi Kecelakaan dan Tunjangan
keluarga masing-masing Rp 60.000 dan Rp 50.000. Bapak Choi membayar sendiri
iuran BPJS dan iuran pensiun masing-masing Rp 66.000 dan Rp 40.000. Pada tanggal 1
Oktober 2019, beliau pensiun dan menerima iuran pensiun setiap bulannya Rp
8.000.000.
Berapakah:
29
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawaban :
a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji 9 bulan (tahun 2019)
Penghasilan gaji sebulan Rp 8.000.000
Premi Asuransi Kecelakaan Rp 60.000
Tunjangan keluarga Rp 50.000 +
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 8.110.000) Rp 405.500
Iuran BPJS Rp 66.000
Iuran Pensiun Rp 40.000 +
Rp 511.500 –
PTKP (K/0)
• Wajib Pajak = Rp 54.000.000
• Tanggungan = Rp 0+
Rp 58.500.000 -
30
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang:
Biaya Pensiun (5% x Rp 8.000.000) Rp 400.000 –
Pengurang:
Biaya Pensiun (5% x Rp 8.000.000) Rp 400.000 –
31
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Besarnya PPh Pasal 21 atas penghasilan yang dibayarkan kepada tenaga ahli Sebagai
imbalan atas jasa yang dilakukan di Indonesia, dihitung dengan cara menerapkan tarif
Pasal 17 atas jumlah kumulatif* sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah
penghasilan bruto yang dibayarkan atau terutang dalam 1 (satu) tahun kalender.
Contoh Kasus :
1. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh bukan
pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat TIDAK berkesinambungan
David melakukan jasa perbaikan komputer kepada PT. Sukses Jaya dengan fee
sebesar Rp 4.500.000. Berikut adalah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang:
(50% x Penghasilan Bruto) x tarif pasal 17)
(50% x Rp 4.500.000) x 5 % = Rp. 112.500
*Jika David tidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang
menjadi sebesar:
120% x 5% x (50% x Rp 4.500.000) = Rp 135.000
32
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan Juli 2019:
Dasar
Dasar Tarif
Pemotongan PPh
Penghasilan Pemotongan Pasal 17
Bulan PPh Pasal 21 Terutang
Bruto (Rp) PPh Pasal 21 (ayat 1)
Kumulatif (Rp)
(Rp) UU PPh
(Rp)
(1) (2) (3) = 50% X (2) (4) (5) (6)=(3) X (5)
Januari 40.000.000 20.000.000 20.000.000 5% 1.000.000.00
Februari 35.000.000 17.500.000 37.500.000 5% 875.000
25.000.000 12.500.000 50.000.000 5% 625.000
Maret ---------------- --------------- ------- ---------------
40.000.000 20.000.000 70.000.000 15% 3.000.000
April 50.000.000 25.000.000 95.000.000 15% 3.750.000
Mei 62.000.000 31.000.000 126.000.000 15% 4.650.000
Juni 45.000.000 22.500.000 148.500.000 15% 3.000.000
Juli 52.000.000 26.000.000 174.500.000 15% 3.375.000
Jumlah 349.000.000 174.500.000 20.275.000
33
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja
termasuk uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak.
Pegawai / karyawan yang berhenti pada saatnya atau yang disebut dengan
pensiun atau berhenti dengan hormat yang diberikan uang tebusan pensiun /
pesangon yang dibayarkan sekaligus sebagai pengganti gaji atau upah yang diterima
dimasa – masa berikutnya.
Perhitungan atas penghasilan berupa uang pesangon, uang tebusan pensiun yang
dibayarkan oleh dana pensiun yang disahkan oleh Kementrian Keuangan dan
Tunjangan Hari Tua dipotong pajak penghasilan yang bersifat FINAL dengan
ketentuan sebagai berikut :
Tarif Uang Pesangon
34
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus :
Rp14.500.000
2. Tn. Putra bekerja pada sebuah Perusahaan Minyak di Provinsi Kalimantan sebagai
HRD. Ia sudah bekerja selama 40 tahun. Pada September 2019 Tn. Putra pensiun dari
pekerjaannya dan mendapatkan uang tebusan pensiun sebesar Rp 900.000.000.
Hitunglah berapa besarnya pajak yang dipotong atas uang manfaat pensiun tersebut.
Jawaban :
PPh Pasal 21 terutang :
0% × Rp 50.000.000 = Rp 0
5% × Rp 850.000.000 = Rp 42.500.000 +
Rp 42.500.000
Catatan :
Apabila uang pesangon dibayarkan dalam 2 tahap, yang dibayarkan pertama adalah
uang muka dan kedua dibayarkan setelah karyawan sudah benar-benar tidak bekerja
lagi. Oleh karena itu perhitungan PPh 21 atas uang pesangon adalah dengan cara
mengenakan Tarif final sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) Keputusan Menteri Keuangan
diatas. Setelah dikurangi jumlah yang dikecualikan dari pemotongan pajak sebesar Rp
50.000.000. Sedangkan atas pembayaran tahap dua atau sisanya dikenakan PPh Final
langsung tanpa mengulangi pengurangan yang dikecualikan yaitu sebesar Rp
50.000.000 dengan Tarif yang merupakan kelanjutan dari perhitungan PPh Final tahap
pertama sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan.
35
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Ny. Wanti (TK/0) mulai bekerja pada PT. Kita Oke pada bulan Mei 2019, setiap
bulannya membayar gaji untuk Ny. Wanti sebesar Rp 8.000.000, tunjangan
transport dan tunjangan makan masing-masing Rp 500.000 dan Rp 300.000. Premi
asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian dibayar oleh pemberi kerja
masing-masing Rp 70.000 dan Rp 45.000. Setiap bulan Ny. Marantika membayar
iuran THT Rp 130.000 dan iuran pensiun Rp 85.000. Berapakah besarnya PPh pasal
21 yang terutang atas penghasilan Ny. Wanti?
3. Mr. Leonardo seorang warga negara Amerika, ia baru mulai bekerja di PT. Maju
Bersama sejak 1 November 2019. Ia menerima gaji sebulan Rp 13.000.000,
tunjangan transport Rp 400.000 dan tunjangan makan Rp 350.000. Perusahaan
menanggung premi asuransi kematian dan premi asuransi kecelakaan kerja sebesar
Rp 85.000 dan Rp 60.000. Mr. Gustomi membayar iuran THT sebesar Rp 50.000
dan iuran pensiun Rp 60.000 setiap bulannya. Mr. Gustomi berstatus menikah dan
memiliki 3 orang anak yang berumur 14 tahun, 12 tahun dan 7 tahun. Hitung
besarnya PPh 21 yang harus dibayar oleh Mr. Leonardo untuk tahun 2019 ?
4. Bapak Rendy (K/2) bekerja pada PT. Cita Bersama, ia mendapatkan gaji sebulan Rp
6.500.000. Perusahaan juga memberikan tunjangan makan dan tunjangan transport
masing-masing sebesar Rp 300.000 dan Rp 500.000. Bapak Rendy juga menerima
asuransi kecelakaan kerja sebesar Rp 70.000 dan premi asuransi kematian sebesar
Rp 65.000. Setiap bulannya Bapak Rendy harus membayar iuran JHT sebesar Rp
36
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
55.000 dan iuran pensiun Rp 60.000. Pada tanggal 1 Oktober 2019, Bapak Frans
mendapatkan bonus dari perusahaan sebesar Rp 6.500.000. Hitunglah :
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus tahun 2019
b. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji tahun 2019
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas Bonus tahun 2019
5. Ibu Dian adalah seorang pegawai PT. Cerita Jaya yang mempunyai 4 orang anak,
dan suaminya bekerja pada PT. Idaman Kita. Ibu Dian mendapatkan gaji perbulan
Rp 8.000.000 dan mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp 550.000, serta
tunjangan keluarga Rp 600.000. Perusahaan membayarkan premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian sebesar Rp 70.000 dan Rp 65.000.
Setiap bulannya Ibu Dian membayar iuran JHT sebesar Rp 120.000 dan iuran
pensiun Rp 90.000. Pada bulan Agustus 2019, ibu Dian mendapatkan bonus dari
kantornya sebesar Rp 2.250.000. Hitunglah :
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus tahun 2019
b. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji tahun 2019
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas Bonus tahun 2019
6. Ny. Raisa merupakan karyawan suatu perusahaan yaitu PT. Musik Bersama, setelah
bekerja selama 12 tahun. Ia berhenti bekerja pada bulan Februari dan mendapatkan
uang pesangon Rp 250.000.000. Berapakah besar pajak yang dipotong atas
pesangon tersebut?
7. Tn. Hamish bekerja pada sebuah Perusahaan Skateboard di kota Bali sebagai
Marketing. Ia sudah bekerja selama 25 tahun. Pada bulan November 2018, ia
pensiun dari pekerjaannya dan mendapatkan uang tebusan pensiun sebesar Rp
400.000.000. Berapakah besarnya pajak yang dipotong atas uang tebusan pensiun
tersebut
37
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SUBJEK PAJAK
Yang menjadi Subjek Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Wajib Pajak dalam
negeri, baik WP Orang Pribadi maupun WP Badan, termasuk Bentuk Usaha Tetap
(BUT) yang menerima penghasilan yang berasal dari modal, penyerahan jasa atau
penyelengaraan kegiatan.
C. PEMOTONG PAJAK
Pemotong PPh Pasal 23 adalah seluruh pihak yang memberikan atau
membayarkan penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 23. Pemotong PPh Pasal 23
meliputi:
Badan pemerintah;
Subjek Pajak badan dalam negeri;
Penyelenggaraan kegiatan;
Bentuk usaha tetap (BUT)
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak.
D. OBJEK PAJAK
Deviden dan pembagian sisa hasil usaha koperasi
Bunga: Premium, Diskonto, Imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian
hutang.
Sewa atas penggunaan harta
Royalti
Hadiah / penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
38
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa lainnya selain yang telah
dipotong PPh Pasal 21.
39
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Tarif 2% atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultasi dan jasa lain
No. Jenis Jasa (Peraturan Menkeu Nomor 141/PMK.03/2015)
1. Penilai (appraisal);
2. Aktuaris;
3. Akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan;
4. Hukum;
5. Arsitektur;
6. Perencanaan kota dan arsitektur landscape;
7. Perancang (design);
Pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan gas bumi (migas) kecuali
8.
yang dilakukan oleh Badan Usaha Tetap (BUT);
Penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan minyak dan gas bumi
9.
(migas);
Penambangan dan jasa penunjang di bidang usaha panas bumi dan penambangan
10.
minyak dan gas bumi (migas);
11. Penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara;
12. Penebangan hutan;
13. Pengolahan limbah;
14. Penyedia tenaga kerja dan/atau tenaga ahli (outsourcing services);
15. Perantara dan/atau keagenan;
16. Bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang dilakukan Bursa Efek,
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia
(KPEI)
17. Kustodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan oleh KSEI;
18. Pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara;
19. Mixing film;
Pembuatan sarana promosi film, iklan, poster, foto, slide, klise, banner,pamphlet,
20.
baliho dan folder;
40
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jasa sehubungan dengan software atau hardware atau sistem komputer, termasuk
21.
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan.
22. Pembuatan dan/atau pengelolaan website;
23. Internet termasuk sambungannya;
24. Penyimpanan, pengolahan dan/atau penyaluran data, informasi, dan/atau program;
Instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC dan/atau TV
25. Kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang ruang lingkupnya di bidang
konstruksi dan mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi;
41
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
50. Dekorasi;
51. Pencetakan/penerbitan;
52. Penerjemahan;
53. Pengangkutan/ekspedisi kecuali yang telah diatur dalam Pasal 15 Undang-Undang
Pajak Penghasilan;
54. Pelayanan pelabuhan;
55. Pengangkutan melalui jalur pipa;
56. Pengelolaan penitipan anak;
57. Pelatihan dan/atau kursus;
58. Pengiriman dan pengisian uang ke ATM;
59. Sertifikasi;
60. Survey;
61. Tester;
Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada APBN
62. (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah).
Catatan :
Penerima imbalan tidak memiliki NPWP besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi
100% (seratus persen) dari pada tarif 15% atau 2% sehingga menjadi 30% atau 4%.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal 23 bertepatan
dengan hari libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, penyetoran atau
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.
42
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
43
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Tn. Gump Atthapat pada tanggal 17 Agustus 2019 menerima imbalan atas jasa
Arsitektur sebesar Rp 25.000.000 tetapi belum memiliki NPWP, dan pada tanggal 20
September 2019 menerima imbalan kembali sebesar Rp 24.500.000 dan sudah
memiliki NPWP. Berapakah Pph terutang Tn. Gump Atthapat untuk tanggal 17
Agustus dan 20 September 2019?
44
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SUBJEK PAJAK
Hal yang menentukan seorang individu atau perusahaan dikategorikan sebagai
wajib pajak luar negeri adalah
1. Seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal
di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang mengoperasikan usahanya melalui
bentuk usaha tetap di Indonesia.
2. seorang individu yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, individu yang tinggal di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam setahun/12 bulan, dan perusahaan yang
tidak didirikan atau berada di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh
penghasilan dari Indonesia tidak melalui menjalankan usaha melalui suatu bentuk
usaha tetap di Indonesia.
C. PEMOTONG PAJAK
Pemotong PPh Pasal 26 adalah seluruh pihak yang memberikan atau membayarkan
penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 26. Pemotong PPh Pasal 26 meliputi:
1. Badan Pemerintah
2. Subjek pajak dalam negeri
3. Penyelenggara kegiatan
4. BUT
5. Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya selain BUT di Indonesia
45
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
D. OBJEK PAJAK
1. Deviden
2. Bunga termasuk premium, diskonto, premi SWAP, dan imbalan sehubungan
dengan jaminan pengembalian utang.
3. Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
5. Hadiah dan Penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
7. Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia, kecuali pengalihan harta berupa
tanah dan/bangunan.
8. Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.
9. Premi swap dan transaksi lindung lainnya; dan/atau
10. Keuntungan karena pembebasan utang.
46
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
c. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto atas penjualan atau perusahaan antara
conduit company atau spesial purpose pengalihan saham company yang didirikan
atau bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau BUT di Indonesia.
d. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT
diIndonesia, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia maka
PPh Pasal 26 sebesar 20% tersebut tidak dikenakan.
e. Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di indonesia, kecuali yang
diatur dalam pasal 4 ayat (2) UU PPh (PPh Final), yang besarnya melebihi
Rp10.000.000,00 untuk setiap jenis transaksi, yang diterima atau diperoleh WP
luar Negeri selain BUT, dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan
penghasilan neto yang besarnya 25% dari harga jual. Selain penghasilan dari
penjualan atau pengalihan harta yang besarannya tidak melebihi Rp10.000.000,00
untuk setiap jenis transaksi, dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26.
f. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara
Indonesia dengan negara pihak pada persetujuan.
Catatan:
Dalam hal telah dilakukan perjanjian penghindaran pajak berganda antarapemerintah RI
dan negara lain (Treaty Partner), penghitungan besarnya PPh 26 didasarkan pada tax
treaty tersebut (dibebaskan dari pengenaan PPh Pasal 26 atau dikenakan PPh Pasal 26
dengan tarif yang lebih rendah).
47
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Cindy lim adalah olahragawan dari korea mengikuti perlombaan angkat besi di
Indonesia pada January 2020 , dan berhasil merebut hadiah sebesar US$
50,000. Kurs US$ 1 = Rp. 15,000. Hitunglah pph pasal 26 yang harus dipotong
dalam kegiatan yang berada di Indonesia.
Jawab :
Jadi, PPh Pasal 26 yang dipotong penyelenggara kegiatan di Indonesia adalah :
Kurs yang berlaku : US$ 50,000 × Rp 15.000 = Rp 750.000.000
PPh Pasal 26 : 20% × Rp. 750.000.000 = 150.000.000
2. PT. Indah Sejati merupakan perusahaan persewaan gedung kantor. Pada tahun
2020 mengasuransikan bangunan bertingkat kepada perusahaan asuransi di luar
negeri, premi yang harus dibayarkan oleh PT. Indah Sejati sebesar Rp
800.000.000. Berapa PPh terutang PT. Indah Sejati?
Jawab :
PPh Pasal 26 : 20% X 50% X Rp 800.000.000 = Rp 80.000.000
48
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SIFAT
Menurut keputusan Direktorat Jendral Pajak pengenaan pajak penghasilan
dalam ketentuan ini dapat bersifat final.
C. SUBJEK PAJAK
Subjek pajak yang karena ketentuan dari Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh
menjadi WPDN adalah semua subjek pajak yang memperoleh penghasilan berupa
bunga deposito, dan tabungan tabungan lainnya penghasilan dari transaksi saham dan
sekuritas lainnya di bursa efek, penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau
bangunan dan penghasilan tertentu lainnya.
D. OBJEK PAJAK
a) Bunga deposito/tabungan lainnya, diskonto SBI dan jasa giro, serta bunga
simpanan anggota koperasi
b) Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek
c) Bunga/diskonto Obligasi
d) Hadiah undian
e) Jasa konstruksi
f) Persewaan tanah/bangunan
g) Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan
h) Penghasilan tertentu lainnya
49
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
F. PEMOTONG PAJAK
a) Penyelenggara bursa dan undian
b) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan
c) Bank dan Dana Pensiun
d) Perusahaan Modal Ventura
e) Penerbit Obligasi, Bank, Dana Pensiun, Reksadana
f) Pengguna Jasa Konstruksi
50
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
d) Pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau diskonto obligasi yang
dijual dibursa efek (final):
Catatan :
Untuk bunga/diskonto obligasi yang ditempatkan di dalam negeri
sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah bruto.
Untuk bunga/diskonto obligasi yang ditempatkan di luar negeri sebesar
20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto.
e) Pajak penghasilan atas hadiah undian (final):
Atas hadiah undian dikenakan PPh sebesar 25% (duapuluh lima persen) dari
jumlah bruto hadiah atau nilai pasar hadiah. Baik itu yang menerima Wajib
Pajak Orang Pribadi atau Badan.
f) Pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dan atau
bangunan (final):
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau
bangunan
g) Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2008 sebagaimana diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan
atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi, pasal 3 bahwa Jenis-jenis
penghasilan dan tarif pemotongan yang dikenakan PPh Pasal 4 ayat 2
diantaranya adalah:
No. Jenis Penghasilan Tarif
1. Jasa Perencanaan/ Pengawasan:
a. Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha 4%
b. Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha; 6%
2. Jasa Pelaksanaan Konstruksi
a. Penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil 2%
b. Penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha 4%
c. Penyedia Jasa selain huruf a dan huruf b 3%
h) Pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah
dan atau bangunan (final):
Besarnya PPh adalah sebesar 2,5% (Dua Koma Lima Persen) dari jumlah bruto
nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan, kecuali atas pengalihan hak
51
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
atas rumah sederhana dan rumah susun sederhana yang dilakukan oleh WP yang
usaha pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan
dikenakan PPh sebesar 1% (Satu Persen) dari jumlah bruto nilai pengalihan.
52
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. PT. LILIN bergerak di bidang gaun pengantin mempunyai data pengeluaran Tahun
2019 sebagai berikut
a. Dibayar Bunga deposito sebesar Rp 8.000.000 kepada Tn. Tentakel
b. Pada Tanggal 19 September dibayar sewa bangunan sebesar Rp 73.000.000
3. Roce menerima bunga setiap bulan sebesar Rp1.200.000. Berapa besaran pajak
yang harus dibayarkan atas bunga deposito Roce per tahunnya ?
53
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
54
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
55
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
h. Produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas
penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas;
i. Badan usaha industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan,
perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan, atas pembelian bahan-bahan
berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan yang
belum melalui proses industri manufaktur, untuk keperluan industrinya atau
ekspornya;
j. Industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang
batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang
pribadi pemegang izin usaha pertambangan; atau
k. Badan usaha yang memproduksi emas batangan, termasuk badan usaha yang
memproduksi emas batangan melalui pihak ketiga, atas penjualan emas
batangan di dalam negeri.
56
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
h. Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen
atau importir.
i. Pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya
atau ekspornya oleh industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor
kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan perikanan; dan
j. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah yang dilakukan oleh WP badan.
58
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Nilai Impor
Nilai yang berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk yaitu Cost
Insurance and Freight (CIF) ditambahkan dengan bea masuk dan pungutan
lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
pabean bidang impor.
59
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
h. Barang pindahan;
i. Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan
barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan
perundangundangan kepabeanan;
j. Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang
ditujukan untuk kepentingan umum;
k. Persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang
diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;
l. Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi
keperluan pertahanan dan keamanan negara;
m. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional
(PIN);
n. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
o. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan
penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal
tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat
keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan
Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional,
Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan
Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional
sesuai dengan kegiatan usahanya;
p. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat
keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang
diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional,
dan suku cadangnya, serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan
pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan
Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian
jasa perawatan dan reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional;
q. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh oleh badan
usaha penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/ atau badan usaha
penyelenggara prasarana perkeretaapian umum, dan komponen atau bahan
yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh badan usaha penyelenggara
60
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
61
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
62
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
(APM), dan importir umum kendaraan bermotor, yang telah dikenai pemungutan
Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf c UU PPh.
9. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan emas
batangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf k kepada Bank
Indonesia.
10. Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah (Kuasa Pengguna
Anggaran, pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh
Kuasa Pengguna Anggaran, atau bendahara pengeluaran).
11. Pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik
(Perum BULOG).
12. Pembelian bahan pangan pokok dalam rangka menjaga ketersediaan pangan dan
stabilisasi harga pangan oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum
BULOG) atau Badan Usaha Milik Negara lain yang mendapatkan penugasan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan.
63
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh 2
PT. Si Cepat Group pada bulan Maret 2019 melakukan impor peralatan kantor dari
Jepang dengan harga 450.000 JPY (memiliki API). Biaya asuransi dan Biaya angkut
barang dari Jepang ke Indonesia masing-masing sebesar 7% dan 12% dari harga faktur.
Tarif bea masuk sebesar 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri Keungan
saat itu adalah 1 JPY = Rp 150. Hitunglah Pajak Penghasilan Pasal 22 yang harus
dibayar oleh PT. Si Cepat?
Jawab:
1. Menentukan nilai Impor Kurs yang berlaku = Rp 150
Harga Faktur JPY 450.000 = JPY 450.000
Atas pembayaran tersebut tidak dikenakan PPh pasal 22 karena nilainya kurang dari Rp
2.000.000.
64
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh 2
Instansi pemerintah membeli sebuah BKP dari PT. Maju Terus Rp 550.000.000 yang
pembayarannya melalui kantor pembendaharaan negara. Berapakah Pajak Penghasilan
Pasal 22 Bendaharawan yang harus di potong bila :
Perhitungan:
65
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. PT. Kimia Farma Apotek merupakan salah satu perusahaan BUMN, pada bulan
Juli 2019 melakukan pembayaran kepada PT. Lenovo atas pengadaan peralatan
komputer sebanyak 50 unit seharga Rp 65.000.000 (termasuk PPN)
3. PT. XYZ pada bulan Juni 2019 menjual kertas hasil produksi kepada CV
Sehati dengan total harga sebesar Rp 500.000.000 (termasuk PPN)
4. PT. RoseBrand pada bulan November 2019 melakukan impor tepung terigu
dari singapore dengan harga SGD 23.000. Biaya asuransi dan angkut barang
dari Singapore ke Indonesia masing-masing sebesar 5% dan 10% dari harga
faktur. Tarif bea masuk sebesar 10% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh
Menteri Keungan saat itu adalah SGD1 = Rp 9.800. Hitunglah Pajak
Penghasilan Pasal 22 yang harus dibayar oleh PT. RoseBrand jika memiliki
API?
5. Pada Bulan September 2016 PT. Sejahtera melakukan import Beras dari India
sebesar 300.000 Rupee. biaya asuransi yang dibayar diluar negeri dan biaya
angkut dari India ke Indonesia masing-masing sebesar 4% dan 12% dari harga
faktur. Bea masuk yang dibebankan sebesar 10% dari CIF. Kurs yang berlaku
pada saat itu adalah 1Rupee = Rp. 200. Hitunglah pajak penghasilan pasal 22
yang harus dibayar oleh perusahaan jika perusahaan tidak memiliki API?
66
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Jika Pajak Penghasilan Luar Negeri yang diminta untuk dikreditkan itu ternyata
dikembalikan maka jumlah pajak yang terutang menurut Undang-Undang ini
harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun pengembalian tersebut
dilakukan.
2. Jika Penghasilan Luar Negeri berasal dari beberapa Negara maka jumlah
maksimum KPLN dihitung untuk masing-masing Negara.
3. Untuk kerugian yang diderita diluar negeri tidak diperhitungkan dalam
menghitung penghasilan kena pajak. Penghasilan dari Luar Negeri untuk tahun-
tahun berikutnya dapat dikompensasikan dengan kerugiaan tersebut.
4. Dalam hal Pajak dibayarkan di luar negeri lebih besar dari kredit pajak yang
diperkenankan (PPh Pasal 24), maka kelebihan tersebut tidak dapat:
Dikompensasikan
5. Bandingkan antara KPLN (point 3) dengan pajak yang telah dibayar di luar negeri
(point 4), lalu pilih nilai terendah.
6. Jumlahkan point 5 untuk mencari besarnya PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan.
Catatan : Jika PKP < PNLN maka perhitungan hanya sampai langkah ke dua.
Contoh Kasus:
PT. Madun yang berlokasi di Solo selama tahun 2018 memperoleh penghasilan dari dalam
negeri ataupun beberapa cabangnya yang berada di luar negeri. Penghasilan netto dari
dalam negeri Rp 600.000.000.000 sedangkan usahanya di luar negeri, seperti Malaysia
memperoleh penghasilan Rp 300.000.000.000, Singapura memperoleh penghasilan Rp
20.000.000.000, sedangkan di Vietnam mengalami rugi Rp 300.000.000.000. Pajak yang
telah dibayar di luar negeri sebesar 15% Malaysia, 20% untuk Singapura, dan 20% untuk
Vietnam. Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk dikreditkan dengan pajak
penghasilan yang harus dibayar di dalam negeri?
68
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
69
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
70
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
12
Kredit Pajak adalah suatu jumlah yang merupakan angsuran pajak, baik yang telah
dipungut/dipotong maupun dibayar pada tahun pajak yang bersangkutan yang meliputi
PPh Pasal 21, 22, 23, 24 yang telah dibayar dalam tahun pajak.
Pada dasarnya besarnya pembayaran angsuran pajak oleh Wajib Pajak sendiri dalam
tahun berjalan sedapat mungkin diupayakan mendekati jumlah pajak yang akan
terutang pada akhir tahun. Oleh karena itu, dalam hal-hal tertentu Direktur Jenderal
Pajak diberikan wewenang untuk menyesuaikan perhitungan besarnya angsuran pajak
yang harus dibayar sendiri oleh WP dalam tahun berjalan. Hal-hal tersebut adalah
WP Berhak atas kompensasi kerugian max 5 tahun
WP memperoleh penghasilan tidak teratur
71
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 1:
Pada Tahun 2019 Tn Anton (K/2) memiliki data penjualan sebesar Rp.600.000.000
sedangkan ditahun 2016 mengalami kerugian Rp.50.000.000. Pajak yang telah dibayar
antara lain PPh Pasal 21 Rp.8.000.000, PPh Pasal 22 Rp.900.000, PPh Pasal 23
Rp.450.000 dan PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan sebesar Rp.1.500.000. Berapakah
Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2019 ?
Perhitungan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25:
Penghasilan Netto Rp.600.000.000
Penghasilan Tidak Teratur Rp 0–
Penghasilan Teratur Rp 600.000.000
Kompensasi Kerugiaan (Max 5 Thn) Rp 50.000.000 –
Penghasilan Netto Usaha Rp 550.000.000
PTKP (K/2) Rp 67.500.000 –
PKP Rp 482.500.000
Pajak Penghasilan Terutang :
5% x Rp. 50.000.000 = Rp. 2.500.000
15% x Rp. 200.000.000 = Rp. 30.000.000
25% x Rp. 232.500.000 = Rp. 58.125.000+
72
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2
Tn. Kemed (TK/2) tinggal di Ciraos. Pada bulan Januari 2019 membangun usaha Jasa
Pengiriman. Jumlah penghasilan Bruto selama bulan Januari 2019 sebesar Rp.
700.000.000. Biaya – biaya yang dikeluarkan pada bulan Januari 2019 sebesar Rp.
660.000.000. Berapa besaran angsuran PPh pasal 25 bulan Januari 2019 yang dibayar
oleh Tn. Kemed ?
JAWABAN:
a. Peredaran bruto disetahunkan Rp 700.000.000 x 12 = Rp 8.400.000.000
b. Karena peredaran bruto yang disetahunkan sudah melebihi Rp 4.800.000.000
maka Penghitungan angsuran PPh pasal 25 bulan Januari 2019 adalah:
Peredaran Usaha bulan Januari 2019 Rp 700.000.000
Biaya-biaya fiskal Rp 660.000.000 -
Penghasilan Neto Fiskal sebulan Rp 40.000.000
Penghasilan Neto Fiskal setahun (12) Rp 480.000.000
PTKP : TK/2 Rp 63.000.000 -
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 417.000.000
73
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Pada Tahun 2019 PT. Reyhan memperoleh penghasilan Neto Rp.500.000.000. Pada
tahun 2016 menderita kerugian sebesar Rp 14.000.000. Pajak yang telah dibayar:
PPh pasal 22 Rp.7.000.000, PPh pasal 23 Rp.34.000.000, PPh pasal 24 yang dapat
dikreditkan Rp.45.000.000. Masih terdapat sisa kerugian tahun 2015 sebesar
Rp.25.000.000. Berapa angsuran PPh pasal 25 untuk tahun 2019 ?
4. Tn. Arhan (TK/1) tinggal di Depok. Pada bulan Juni 2017 membangun usaha
bernama "Asik Jos". Jumlah penghasilan Bruto selama bulan Juni 2019 sebesar
Rp950.000.000 Biaya – biaya yang dikeluarkan pada bulan Juni 2019 sebesar
Rp800.000.000. Berapa besaran angsuran PPh pasal 25 bulan Juni 2019 yang
dibayar oleh Tn Arhan?
74
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
75
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. SPT Masa
Merupakan Surat Pemberitahuan yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam satu masa
pajak. Yang termasuk jenis SPT Masa adalah SPT Masa PPh, SPT Masa PPN
dan PPnBm, dan SPT Masa bagi Pemungut PPN.
2. SPT Tahunan
Merupakan Surat Pemberitahuan yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk
melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam satu tahun
pajak. Yang termasuk jenis SPT Tahunan adalah SPT Tahunan PPh untuk satu
tahun pajak, dan SPT Tahunan PPh untuk bagian tahun pajak.
Untuk PPh yang disetor sendiri paling lambat tanggal 15 (lima belas)
bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak.
2. Pajak Tahunan
Selambat-lambatnya tanggal 25 (dua puluh lima) bulan ketiga
setelah berakhirnya tahun pajak.
76
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
77
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
negara, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling tinggi 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang
dibayar. (Pasal 38 huruf b Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000)
G. SANKSI PERPAJAKAN
1. Surat Teguran atas SPT yang tidak disampaikan
Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas waktu yang ditentukan atau batas
waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahunan, dapat diterbitkan Surat
Teguran (Pasal 3 ayat 5a UU KUP). Penerbitan Surat Teguran disamping suatu
78
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Sanksi Pidana
Denda Pidana
Berbeda dengan sanksi administrasi, denda pidana dikenakan kepada
wajib pajak yang sengaja melanggar norma hukum perpajakan.
Pidana Kurungan
Pidana kurungan dalam pasal 38 UU KUP dikenakan terhadap setiap
orang yang karena kealpaannya tidak menyampaikan SPT. Pidana
kurungan hanya diancam kepada tindak pidana yang bersifat
pelanggaran. Dapat ditujukan kepada wajib pajak, pihak ketiga.
79
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pidana Penjara
Pasal 39 ayat 1 huruf c dan d UU KUP menyatakan bahwa setiap orang
yang dengan sengaja tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan,
menyampaikan Surat Pemberitahuan dan/atau keterangan yang isinya
tidak benar atau tidak lengkap terancam pidana penjara. Pidana penjara
sama halnya dengan kurungan, merupakan hukuman perampasan
kemerdekaan. Ancaman pidana penjara tidak ada yang ditujukan kepada
pihak ketiga, adanya kepada pejabat dan wajib pajak.
2. Sewa
a. Barang Tidak Bergerak (Tanah, Bangunan)
Baik pemiliknya WPOP atau Badan dikenakan tarif 10% final.
b. Barang Bergerak
Khusus angkutan darat dikenakan 2% tidak final
3. Pembagian Deviden
a. Penerima WPOP
Berasal dari WPOP (Fa, CV) : BOP
Berasal dari Badan (PT) : 10% final
b. Penerima Badan
Kepemilikan saham < 25% : 15% tidak final
Kepemilikan saham ≥ 25% : BOP
4. Penjualan Saham
a. Melalui bursa efek : 0,1% final
b. Tidak melalui bursa efek : tidak diperkenankan PPh
5. Hadiah
a. Tidak Final
80
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Tarif Penyusutan
Kelompok Harta Metode
Masa Manfaat
Wajb Metode Garis Saldo
Lurus Menurun
Non Bangunan
Kelompok I 4 tahun 25% 50%
Kelompok II 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok III 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok IV 20 tahun 5% 10%
Bangunan
Tidak Permanen 10 tahun 10%
Permanen 20 tahun 5%
81
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghasilan Tn. Joni perbulan di PT. Mawar Harum Tbk. selama tahun 2019
Penghasilan Lainnya
Telah Dipotong
NO Penghasilan Nominal PPh
1 Penghasilan jasa penilai Rp. 30.000.000,-
2 Hadiah undian dari Panasonic Rp. 15.000.000,-
3 Deviden dari PT. Salam Sejahtera Rp. 12.000.000,-
4 Penjualan tanah Rp. 600.000.000,-
5 Royalti dari penerbitan buku Rp. 12.250.000,-
6 Menerima Warisan dari orangtua Rp. 23.000.000,-
Tn. Joni
7 Bunga tabungan dari Bank HSBC
Hongkong. (dikenakan tarif P3B Rp. 13.000.000,- Ya
30%)
8 Penghasilan dari penjualan
meubel ke Pemerintah Jakarta Rp. 33.000.000,- Ya
Pusat
9 Penghasilan dari sewa mobil Rp. 5.000.000,-
10 Hadiah langsung dari kopi ABC Rp. 2.750.000,-
berupa kulkas
82
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Keterangan:
1. PT. Mawar Harum Tbk.
NPWP : 59.546.243.3-113.000
Tanggal : 07 Oktober 2019
No. Bukti Potong : 000200/PPh 21
2. Pemerintahan Jakarta Pusat
NPWP : 34.555.234.3-216.000
Tanggal : 01 November 2019
No. Bukti Potong : 000270/PPh 22
3. Bunga Tabungan dari Bank HSBC
NPWP : 11.546.111.3-117.000
Tanggal : 08 Desember 2019
No. Bukti Potong : 000141/PPh 24
83
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
84
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
85
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
KOREKSI FISKAL
Koreksi atas laba yang diperhitungan secara komersil sesuai dengan ketentuan
perpajakan untuk menghasilkan laba secara fiskal, dimana koreksi tersebut akan
menyebabkan bertambah atau berkurangnya laba sebagai akibat dari adanya perbedaan
pengakuan penghasilan, biaya, metode, manfaat, dan umur ekonomis harta.
86
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Dalam hal pengakuan penghasilan koreksi karena beda tetap terjadi karena:
Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut
Undang-undang PPh bukan merupakan penghasilan, contohnya dividen
atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, Badan Usaha Milik Negara, atau
Badan Usaha Milik Daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha
yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat
dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan serta kepemilikan saham
pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (Pasal 4 ayat 3
UU PPh).
Menurut akuntansi komersial merupakan penghasilan, sedangkan menurut
Undang-undang PPh bukan penghasilan. Karena penghasilan telah
dikenakan PPh Final, contohnya:
Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan lainnya
Penghasilan berupa hadiah undian
Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/ atau
bangunan,
Penghasilan dari usaha jasa konstruksi dan
Penghasilan dari persewaan tanah dan/atau bangunan
Penghasilan tertentu lainnya (Pasal 4 ayat 2 UU PPh)
Dalam hal pengakuan biaya/beban koreksi karena beda tetap terjadi karena
menurut akuntansi komersial merupakan biaya, sedangkan menurut Undang-
undang PPh bukan merupakan biaya yang dapat mengurangi penghasilan bruto
(Pasal 9 Undang – undang Nomor 17 Tahun 2000), misalnya:
87
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Dalam hal pengakuan biaya koreksi karena beda waktu terjadi karena :
88
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Koreksi Positif
Disebut positif karena akan menambah pajak yang dibayarkan wajib pajak,
yaitu dengan menambah laba wajib pajak. Penambahan laba dapat terjadi dengan
berkurangnya biaya dan bertambahnya pendapatan. Penyebab koreksi fiskal positif
diantaranya:
Biaya yang dibebankan/dikeluarkan untuk kepentingan pribadi Wajib
Pajak atau orang yang menjadi tanggungannya.
Dana cadangan.
Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang
diberikan dalam bentuk natura atau kenikmatan.
Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan.
Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan.
Pajak penghasilan.
Gaji yang dibayarkan kepada pemilik.
Sanksi administrasi.
Selisih penyusutan/amortisasi komersial di atas penyusutan/amortisasi
fiskal.
89
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. Koreksi Negatif
Disebut negatif karena akan mengurangi pajak yang dibayarkan wajib pajak,
yaitu dengan mengurangi laba wajib pajak. Pengurangan laba dapat disebabkan
oleh bertambahnya biaya atau berkurangnya pendapatan. Penyebab koreksi fiskal
negatif diantaranya:
Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan penghasilan yang tidak
termasuk objek pajak tetapi termasuk dalam peredaran usaha.
Selisih penyusutan/amortisasi komersial di bawah penyusutan/amortisasi
fiskal.
Penyesuaian fiskal negatif lain yang tidak berasal dari hal-hal yang telah
disebutkan di atas.
Berikut ini adalah Data Wajib Pajak Orang Pribadi yang akan dimasukan ke formulir
1770 Tahun Pajak 2018 :
2. Biaya untuk keperluan HRD yang berasal dari 50% dari biaya operasional
(pengeluaran umum). Termasuk Fasilitas Rekreasi karyawan sebesar Rp
56.250.000 dan gaji karyawan sebesar Rp 003.250.000. Sisanya digunakan
untuk pembelian parsel yang diberikan kepada karyawan sebagai tunjangan
hari raya.
3. Biaya premi asuransi sebesar Rp 30.330.000 untuk premi asuransi kesehatan
keluarga Tn. Harrison dan Rp 50.000.000 untuk premi asuransi kebakaran
bangunan kantor.
4. Biaya listrik dan biaya telepon terdiri dari pengeluaran untuk listrik dan
telepon rumah pribadi Tn. Harrison Rp 0.503.000 dan untuk kantor sebesar
Rp 25.500.000
5. Biaya iklan dan promosi terdiri dari biaya pengeluaran untuk menjamu klien
dalam rangka memperkenalkan produk baru sebesar Rp 35.250.000 yang
tidak dibuat daftar nominatifnya oleh perusahaan, dan biaya media cetak /
elektronik sebesar Rp 40.000.000
6. Biaya perjalanan dinas terdiri dari rekreasi keluarga Tn. Harrison ke Negara
Eropa sebesar Rp 73.000.000 dan biaya perjalanan dinas ke Kalimantan
untuk kepentingan bisnis sebesar Rp 35.250.000
7. Bantuan atau sumbangan untuk promosi acara yang tidak ada hubungannya
dengan kegiatan utama perusahaan sebesar Rp 18.200.000. Dibukukan
sebagai biaya promosi/iklan dalam pembukuan komersil.
8. Biaya pemeliharaan terdiri dari pengeluaran untuk biaya pemeliharaan atas
tanah dan bangunan (Bekasi) yang disewakan sebesar Rp 22.000.000 dan
biaya pemeliharaan rumah dan kendaraan pribadi sebesar Rp10.300.000
9. Dalam biaya umum terdapat biaya yang dibayarkan atas royalty sebesar Rp
180.000.000, namun dari biaya tersebut yang memiliki daftar nominatifnya
hanya sebesar Rp 120.000.000
10. Dalam biaya umum termasuk pula bunga pinjaman keluarga Tn. Harrison
sebesar Rp 20.500.000 dan biaya sanksi administrasi dibidang perpajakan
sebesar Rp 15.300.000
11. Dalam biaya umum termasuk angsuran PPh 25 tahun 2017 sebesar Rp
22.500.000 dan Rp 15.500.000 untuk karyawan sebagai tunjangan PPh pasal
21.
92
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
4. DAFTAR HARTA
Jenis harta Tahun Harga Keterangan
Perolehan Perolehan
1. Deposito 2010 450.000.000 Bank Mandiri
2. Penyerahan pada CV.PRAKARSA 2015 250.000.000 Uang Tunai
3. Bangunan Kantor 2007 3.250.000.000 Jakarta
4. Bangunan Rumah 2003 1.250.000.000 Jakarta
5. Tanah dan Bangunan 2000 2.500.000.000 Bekasi
93
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. DAFTAR KEWAJIBAN
Jumlah Kewajiban Tahun Perolehan Keterangan
Perolehan Kewajiban
Hutang usaha 2099 85.500.000 Bank Mandiri
94
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
A. DASAR HUKUM
UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah telah diubah oleh UU No. 18 Tahun 2000, sebagai dasar hukum
PPN adalah tetap UU No.8 Tahun 1983 yang dalam Pasal 20-nya ditentukan bahwa UU ini
dapat disebut Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan saat ini telah diubah
menjadi UU No. 42 Tahun 2009.
95
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
96
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
c. Penyerahan Jasa Kena Pajak (JKP) yang dilakukan didalam daerah pabean
oleh pengusaha.
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun
pengusaha yang seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi
belum dikukuhkan.
Penyerahan Jasa Kena Pajak yang telah diatur pada Pasal 1 angka 7
UndangUndang Nomor 18 Tahun 2000:
Setiap kegiatan pemberian JKP, termasuk pemakaian sendiri dan
pemberian cuma - cuma atas Jasa Kena Pajak
Sama hal nya dengan pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas
BKP, pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas JKP juga harus
dikenakan PPN
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah
pabean
Untuk memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang
Kena Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar
Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean juga
dikenai PPN
e. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean didalam daerah pabean.
Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di
dalam Daerah Pabean dikenai PPN
f. Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud hanya
pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
g. Ekspor BKP tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Dalam (UU PPN pasal 4 ayat (1)) Yang dimaksud Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud adalah :
Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan,
kesenian, atau karya ilmiah,paten, desain, atau model, rencana, formula,
atau proses rahasia, merek dagang, atau bentuk hak kekayaan
intelktual/industrial.
Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial
atau
97
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
98
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penyerahan BKP dari pusat ke cabang dan antar cabang bagi PKP yang
memperoleh izin melakukan pemusatan tempat pajak terutang dari Dirjen
Pajak.
Pengalihan BKP dalam rangka penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, dan pengambilalihan usaha dengan syarat pihak yang Melakukan
pengalihan dan yang menerima pengalihan adalah PKP.
BKP berupa aktiva yang menurut tujuan semula tidak untuk diperjual belikan.
10. Jasa angkutan umum di darat dan di air serta jasa angkutan udara dalam negeri
yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jasa angkutan udara luar
negeri;
11. Jasa tenaga kerja;
12. Jasa perhotelan;
13. Jasa yang disediakan oleh pemerintah dalam rangka menjalankan pemerintahan
secara umum;
14. Jasa penyediaan tempat parkir;
15. Jasa telepon umum dengan menggunakan uang logam;
16. Jasa pengiriman uang dengan wesel pos; dan
17. Jasa boga atau catering
I. KEWAJIBAN PKP
Diatur dalam Pasal 3A ayat (1) dan (2)
a) Memiliki Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ( NPPKP )
Melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak ( Pasal
2 ayat (2) UU KUP)
b) Memungut Pajak Terutang
Membuat Faktur Pajak / FP ( Pasal 13 UU PPN 1984 )
c) Menyetor Pajak Terutang
Wajib mencatat sejumlah perolehan dan penyerahan BKP / JKP dalam
pembukuan dan pengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan (
Pasal 6 dan UU KUP )
d) Melaporkan Pajak Terutang
Mengisi dan menyampaikan SPT MASA PPN ( Pasal 13 UU KUP )
100
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
berakhirnya tahun buku dan belum dibebankan sebagai biaya serta belum
dilakukan pemeriksaan.
4. Pajak Masukan yang dikreditkan berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
yaitu pengeluaran untuk kegiatan produksi, distribusi, pemasaran dan
manajemen dengan syarat ada kaitannya dengan penyerahan yang terutang PPN
dan sifatnya tidak untuk tujuan konsumtif direksi, dewan komisaris, karyawan,
dan pemegang saham.
101
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
10. Perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN.
102
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
103
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
4. Jenis barang yang termasuk dalam dua kelompok besar tersebut diatas telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan PMK Nomor 35/PMK.010/2017.
2. Penggantian
Nilai berupa uang termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta
oleh penjual / pembeli jasa karena penyerahan JKP, ekspor JKP, atau ekspor BKP
tidak berwujud, tetapi tidak termasuk PPN dan potongan harga yang dicantumkan
dalam faktur pajak.
3. Nilai Impor
Nilai berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk ditambah
pungutan lainnya yang dikenakan pajak berdasarkan ketentuan dalam Peraturan
Perundangundangan Pabean untuk impor BKP, tidak termasuk PPN.
4. Nilai Ekspor
Adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta oleh eksportir.
5. Nilai Lain
Nilai berupa uang yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang dipakai sebagai
dasar untuk menghitung pajak yang terutang
104
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PENJUALAN / PENYERAHAN:
1. 3 Maret 2019 Diekspor sejumlah produk elektronik kepada Mivar Ltd di Italia dengan
nilai ekspor Rp 5.000.000.000 PEB No. 00028-1-15
2. 5 Maret 2019 Diterima pembayaran dari PT Intercom, NPWP: 03.005.564.6-123.000
atas penyerahan sejumlah TV berwarna 30 inch pada tanggal 1 Maret 2019 dengan
harga jual Rp 110.000.000. Dibuatkan faktur pajak standar dengan nomor seri : 010-
000-28-00000005
3. 7 Maret 2019 Diserahkan komponen OHP seharga Rp 700.000.000 kepada PT ABC
dengan NPWP : 02.005.416.8-133.010. Mendapat fasilitas PPN tidak dipungut.
Dibuatkan faktur pajak standar no seri: 071-000-07-00000006. Pembayaran dilakukan
pada saat itu.
4. 10 Maret 2019 Menyampaikan surat tagihan kepada PimPro DEPKOMINFO dengan
penyerahan sejumlah alat elektronik dengan harga dalam kontrak Rp 250.000.000
termasuk PPN 10% dan PPnBM 20% yang penyerahannya dilakukan tanggal 9 Maret
2019 yang pembayarannya akan dilakukan melalui KPPN (Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara) dengan NPWP: 05.013.236.8-277.000 Faktur pajak standar
dilampirkan dengan No seri: 030.021-18-00000007
5. 29 Maret 2019 Diserahkan TV kepada PT Bintan dengan NPWP : 04.003.436.9-
123.020. Sebenarnya harga jual kedua BKP ini Rp 10.000.000, terutang PPN 10% dan
PPnBM 20%. Dibuatkan faktur pajak sederhana dengan no seri: 040.011-23-00000008
6. 31 Maret 2019 Diserahkan 20 AC kepada PT Pelangi, Nomor NPWP : 05.023.496.6-
143.569 dengan harga jual Rp 100.000.000, termasuk PPN 10% dan PPnBM 20%.
105
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pembayarannya baru dilakukan pada tanggal 5 April 2019. Faktur pajak standar no seri:
020.031-13-00000009
PEMBELIAN / PEROLEHAN
1. 2 April 2019 Dibeli secara tunai dari PT Adikara Persadi dengan NPWP :
02.002.416.5-122.011 komponen elektronik seharga Rp 110.000.000 (termasuk
PPN) dibuat faktur pajak dengan no seri : 030.022-10-00000010
2. 8 April 2019 Diterima suku cadang mesin dari PT Ananda Utama dengan NPWP :
03.001.116.4-167.031 seharga Rp 30.000.000 (termasuk PPN) berdasarkan pesanan
tanggal 5 April 2019. Sesuai kesepakatan pembayarannya akan dilakukan bulan
Mei dibuatkan faktur pajak dengan no seri : 020.042-60-00000011
3. 10 April 2019 Dilunasi tagihan dari PT Ace Hardware dengan NPWP :
01.023.236.4-367.051 atas pembelian OHP seharga Rp 22.200.000 (belum termasuk
PPN) berdasarkan pesanan tanggal 9 April 2019 dibuat faktur pajak dengan no seri :
021.043-40-00000012
4. 16 April 2019 Dibayar uang langganan listrik Rp. 22.000.000 (termasuk PPN)
kepada PT PLN (Persero) dengan NPWP : 01.001.411.1-112.011 sesuai dengan
kwitansi Nomor dokumen 12345678910 tanggal 14 April 2019
5. 26 April 2019 Diterima dari PT Incorporate Link, satu unit mesin dengan NPWP :
03.021.434.6-172.081 dengan harga Rp 220.000.000 (sudah termasuk PPN 10%
dan PPnBM dengan tarif 20%). Pembayaran dilakukan secara tunai dan dibuat
faktur pajak dengan no seri : 032.053-10-00000013
6. 28 April 2019 Diterima faktur pajak tertanggal 12 Februari 2019 dengan PPN Rp
10.000.000 dari pabrik suku cadang PT Atmaja dengan NPWP : 04.067.734.9-
475.078 atas penyerahan sejumlah peralatan mesin untuk pembuatan TV pada
tanggal 6 April 2019 dengan no seri : 047.233-15-00000014
106
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
INSTRUKSI
Masukan seluruh transaksi tersebut kedalam SPT Masa PPN 1111 untuk Masa Pajak
Mei 2019 atas nama PT Polytron dengan keterangan tambahan sebagai berikut:
Faktur pajak dibuat sesuai dengan Kep. Dirjen Pajak Nomor : KEP-
549/PJ/2003. Faktur pajak dibuat pada tanggal jatuh tempo saat pembuatan
faktur pajak, kecuali sebelumnya ada pembayaran, dibuat saat pembayaran.
Dalam SPT Masa PPN Masa Pajak April 2019, terdapat kelebihan pembayaran
PPN sebesar Rp 5.178.041,96 yang diterima untuk dikompensasikan ke Masa
Pajak berikutnya. Dalam PM > PK, kelebihannya supaya dikompensasikan
dengan utang pajak Masa Pajak berikutnya.
107
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
E - FAKTUR
A. PENGERTIAN E-FAKTUR
UU PPN 1984 Pasal 1 huruf (t) yang dengan UU Nomor 42 Tahun 2009
menjadi Pasal 1 angka 23 merumuskan: ”Faktur pajak adalah bukti pungutan
pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak atau bukti pungutan pajak karena
impor Barang Kena Pajak yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai”.
E-Faktur adalah Faktur Pajak yang dibuat melalui aplikasi atau sistem
elektronik yang telah ditentukan dan/atau disediakan oleh Direktorat Jenderal
Pajak menurut Pasal 1 ayat (1) PER- 16/PJ/2014 tentang Tata Cara Pembuatan dan
Pelaporan Faktur Pajak Berbentuk Elektronik sebagaimana terakhir terdapat
perubahan ketiga PER – 11/PJ/2019 Tentang Penyedia Jasa Aplikasi Perpajakan.
Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 08/PJ/2015 tanggal 30 Januari 2015 tentang
penetapan pengusaha kena pajak (PKP) yang diwajibkan membuat faktur pajak
berbentuk elektronik. Sebelum tersedianya e-faktur, PKP menggunakan Faktur
Pajak.
108
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
109
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Seluruh PKP di pulau Jawa, Bali dan Sumatra wajib membuat E-Faktur.
2. PKP di lingkungan :
a. Kanwil WP Besar
b. Kanwil Khusus
c. Kanwil Jawa, Bali, dan Sumatra
(Wajib membuat e-Faktur mulai 1 Juli 2015)
1. Dibuat untuk setiap Penyerahan BKP (Pasal 4 ayat (1) huruf a dan/atau
Pasal 16D UU PPN) dan/atau Penyerahan JKP (Pasal 4 ayat (1) huruf c
UU PPN).
2. Kecuali atas penyerahan BKP dan/atau JKP :
a. Yang dilakukan oleh pedagang eceran (Pasal 20 PP No. 1 Tahun
2012
b. Yang dilakukan oleh PKP Toko Retail kepada orang pribadi pemegang
paspor luar negeri (Pasal 16E UU PPN);
c. Yang bukti pungutan PPNnya berupa dokumen tertentu yang
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak
(Pasal 13 ayat (6) UU PPN).
110
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
112
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Kertas
1 Format / lay out Bebas tidak ditentukan dan dapat Ditentukan oleh
mengikuti contoh di lampiran aplikasi/sistem yang
PER- 24/PJ/2012 ditentukan dan atau
disediakan oleh DJP
2 Tanda Tangan Tanda tangan basah diatas FP Tanda tangan elektronik
kertas berbentuk QR code
113
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PT SINCHAN
JL PAHLAWAN BERTOPENG BLOK MATAHARI NO.11, KIOTO RT:1 RW:14
JAKARTA
Kode Pos : 12345
No. Telpon : 021 - 500505
NPWP/NPPKP : 99.999.999.9-999.000
Merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri alas kaki. PKP mendapatkan jatah
Nomor Faktur: 999-14-00001000 s.d. 999-14-00002999
Pada bulan Agustus 2014 WP melakukan transaksi sbb:
1. 01-08-2014 melakukan penyerahan kepada PT CUTEGIRL (NPPKP: 11.111.111.8-
111.000) yang beralamat di JL PINGGIRAN BLOK B2 NO.11, JAKARTA berupa Tas
merk CIKE sebanyak 25.000 pasang dengan harga jual @Rp 15.000,00.
5. 14-08-2014 mengembalikan sebanyak 600 roll dari pembelian pada tanggal 05-08-
2014 dengan nota retur NR-111/PTS/2014 karena cacat dengan nilai Rp. 6.000.000,00.
114
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
8. 10-08-2014 terdapat kesalahan pengiriman jenis merk Tas yang dijual kepada PT
CUTEGIRL nomor faktur 010.999-14-00001001 tertulis Tas merk CIKE seharusnya
Slingbag dengan merk CYKILL.
115
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
A. DASAR HUKUM
Undang – Undang No. 12 tahun 1985 diperbaharui melalui Undang-Undang No.
12 tahun1994. Terakhir, diperbaharui melalui Undang-undang No. 28 tahun 2009
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
116
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional,
tanah penggembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang belum
dibebani suatu hak.
4. Digunakan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan
timbal balik.
5. Digunakan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan
oleh menteri keuangan.
Wajib Pajak adalah Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak.
117
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2009 Pasal 77 ayat (4) besarnya NJOPTKP ditentukan paling rendah adalah Rp
10.000.000,00 dan penetapannya dilakukan oleh masing-masing Kepala Daerah.
Dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak 1 kali dalam
satu tahun pajak.
2. Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, maka yang mendapat
pengurangan NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak
bisa digabungkan objek pajak lainnya.
118
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 1
Reino adalah seorang Pengusaha Garment dan memiliki tanah serta sebuah bangunan di
daerah Jakarta dengan data sebagai berikut:
Tanah seluas 1000 m2 dengan NJOP Rp. 7.500.000.000
Bangunan seluas 800 m2 dengan NJOP Rp. 4.960.000.000
Taman seluas 500 m2 dengan NJOP Rp. 1.125.000.000
Kolam renang seluas 350 m2 dengan NJOP Rp. 822.500.000
Dengan NJOPTKP yang telah ditetapkan sebesar Rp. 12.000.000. Berapakah PBB yang
harus dibayar Reino?
119
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawaban:
Contoh Kasus 2
Bapak Aldi mempunyai sebuah rumah yang terletak di Bekasi dan memiliki sebuah
toko yang terletak di Galaxy, Kota Bekasi. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Rumah di Bekasi:
- Tanah seluas 500 m2 dengan Nilai Jual Rp. 3.200.000/m2
- Bangunan seluas 450 m2 dengan Nilai Jual Rp. 4.000.000/m2
Toko di Bekasi:
- Tanah seluas 400 m2 dengan Nilai Jual Rp. 2.250.000/m2
- Bangunan seluas 300 m2 dengan Nilai Jual Rp. 3.500.000/m⅟
Berapakah PBB yang terutang atas masing-masing objek pajak yang dimiliki Bapak
Aldi jika NJOPTKP yang ditetapkan sebesar Rp. 10.000.000?
120
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Jawaban:
Rumah di Bekasi
Toko di Bekasi
(dalam ribuan rupiah)
Penentuan klasifikasi dari bumi dan bangunan didasarkan pada Keputusan Menteri
Keuangan dan untuk peraturan yang terbaru adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai
Dasar Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan yang menggantikan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 150/PMK.03/2010. Lihat Tabel 1 dan 2.
121
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
122
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
123
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
124
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
125
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
126
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
127
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
SOAL-SOAL PRAKTIKUM
1. Bapak Rama memiliki sebidang tanah dan bangunan di wilayah kota Depok. Luas
tanah tersebut 800 m2 dengan nilai jual sebesar Rp 950.000/m2 dan luas bangunan
400 m2 dengan nilai jual Rp 1.500.000/ m2. Dan nilai NJOPTKP Rp 15.000.000,-.
Hitunglah berapa besarnya PBB yang harus dibayar Bapak Rama?
2. Raihan memiliki 2 obyek PBB yang terletak di Kelapa Gading dan Thamrin
Jakarta. Berikut ini adalah data-data dari kedua obyek tersebut:
Di Kelapa Gading
- Tanah seluas 600 m2 dengan nilai jual Rp 7.200.000/ m2
- Bangunan rumah seluas 450 m2 dengan nilai jual Rp 2.250.000/ m2
- Taman mewah seluas 100 m2 dengan nilai jual Rp 550.000/ m2
Di thamrin
- Tanah seluas 1500 m2 dengan nilai jual Rp 5.000.000/ m2
- Bangunan rumah seluas 800 m2 dengan nilai jual Rp 6.200.000/ m2
- Taman mewah seluas 100 m2 dengan nilai jual Rp 2.000.000/ m2
- Kolam renang seluas 150 m2 dengan nilai jual Rp 800.000/ m2
Berapakah PBB yang terutang atas kedua obyek pajak yang dimiliki Raihan jika
diketahui NJOPTKP di Jakarta sebesar Rp 10.000.000?
3. Zayyan mempunyai Obyek PBB yang letaknya di Bogor. Obyek PBB tersebut antara
lain:
- Tanah seluas 1400 m2 dengan nilai jual Rp 700.000/ m2
- Rumah seluas 700 m2 dengan nilai jual Rp 4.000.000/ m2
- Taman mewah seluas 250 m2 dengan nilai jual 150.000 / m2
- Pagar mewah sepanjang 120 m dan tinggi 1,5 m dengan nilai jual Rp
120.000/ m2
Berapakah besarnya PBB yang terutang yang harus dibayar Zayyan dengan ketentuan
pemerintah setempat untuk NJOPTKP sebesar Rp 12.000.000?
128
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
(BPHTB)
A. DASAR HUKUM
Undang – Undang No.21 Tahun 1997 yang telah diubah dengan Undang –
Undang No. 20 Tahun 2000 yang mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001. Terakhir
diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
B. PENGERTIAN BPHTB
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas
perolehan hak atas tanah dan bangunan. Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas
tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria,
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, dan ketentuan perundang-
undangan lainnya.
129
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
tersebut.
4. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi atau badan karena konversi hak atau karena
perbuatan hukum lain dengan tidak ada perubahan nama.
5. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi / badan karena wakaf.
6. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi / badan yang digunakan untuk kepentingan
ibadah.
H. TARIF BPHTB
Tarif BPHTB yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah ditetapkan paking tinggi sebesar 5%
(Pasal 88 UU No. 28 Tahun 2009)
131
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak tidak diketahui atau lebih rendah
daripada Nilai Jual Objek Pajak Yang digunakan dalam pengenaan PBB pada
tahun terjadinya perolehan dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah Nilai
Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan.
Apabila Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan belum ditetapkan,
besarnya Nilai Jual Objek Pajak bumi dan bangunan ditetapkan oleh menteri.
Jika didalam kasus terdapat dua nilai yaitu nilai perolehan dan nilai jual, maka
yang dipakai sebagai dasar pengenaan pajak adalah nilai yang terbesar.
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak ditetapkan secara regional
serendah- rendahnya Rp 60.000.000 (pasal 87 ayat 4), kecuali dalam hal perolehan hak
karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan
keluarga sedarah dalam garis keturunuan harus satu derajat ke atas dan ke bawah dengan
pemberi hibah wasiat termasuk suami/istri, maka nilai NPOPTKP ditetapkan secara regional
serendah-rendahnya Rp 300.000.000 (pasal 87 ayat 5).
Untuk wilayah Jakarta NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 80.000.000,- untuk semua
transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan sebesar Rp
350.000.000,-
Untuk wilayah kota Depok NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 60.000.000,- untuk
semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan sebesar Rp
300.000.000,-
Untuk wilayah kota Bogor dan Kab. Bogor NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp
60.000.000,- untuk semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah
ditetapkan sebesar Rp 300.000.000,-
Untuk wilayah kota Bekasi dan Kab. Bekasi NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp
60.000.000,- untuk semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah
ditetapkan sebesar Rp 300.000.000,-
132
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 1 :
Bapak Naufal membeli tanah dan bangunan dengan nilai perolehan objek pajak
(harga transaksi) Rp 300.000.000. NPOPTKP yang ditetapkan pemerintah daerah
setempat adalah Rp 75.000.000. Berapakah besarnya BPHTB terutang oleh Bapak
Naufal?
Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 300.000.000
NPOPTKP Rp 75.000.000–
NPOPKP Rp 225.000.000
Contoh Kasus 1 :
Mufid memperoleh warisan dari ayahnya sebidang tanah dan bangunan diatasnya dengan
nilai pasar sebesar Rp 800.000.000. Berapa BPHTB terutang atas warisan tersebut jika
ditetapkan NPOPTKP sebesar Rp 300.000.000 ?
Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 800.000.000
NPOPTKP Rp 300.000.000 –
NPOPKP Rp 500.000.000
133
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam surat ketetapan BPHTB kurang bayar
ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan, jangka waktu
24 bulan, dihitung mulai saat terutanganya pajak sampai dengan diterbitkannya surat
ketetapan BPHTB kurang bayar.
Contoh Kasus :
Seorang wajib pajak memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 20 Agustus
2019.
Nilai Perolehan Objek Pajak = Rp 300.000.000
NPOPTKP = Rp 80.000.000 –
NPOPKP Rp 220.000.000
1. Ny. Rifa membeli sebidang tanah dan rumah sederhana di daerah Jakarta Selatan, dengan
Nilai Perolehan Objek Pajak sebesar Rp 200.000.000. NPOPTKP yang ditetapkan oleh
Pemda Jakarta Selatan adalah sebesar Rp 80.000.000. Berapakah BPHTB yang terutang
Ny. Rifa ?
2. Pada tanggal 2 April 2019 Bapak Sanjaya mewariskan tanah kepada putranya yang
terletak di Bekasi seluas 1000m² dengan NPOP sebesar Rp 1.500.000.000. NPOPTKP
yang ditetapkan Pemda setempat adalah Rp 300.000.000. Berapakah BPHTB yang
terhutang ?
3. Pada tanggal 30 Juli 2019 Bapak Dadan memperoleh sebidang tanah dengan NPOP
sebesar Rp 800.000.000 dengan NPOPTKP di wilayah Depok ditetapkan sebesar Rp
60.000.000. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 31 Desember 2019
ternyata ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukan bahwa NPOP sebenarnya
adalah Rp 880.000.000. Berapakah besarnya BPHTB yang terutang pada saat Bapak
Dadan memperoleh tanah dan bangunan dan berapakah BPHTB yang terutang pada saat
pemeriksaan tanggal 31 Desember 2019 serta berapa denda administrasi yang harus
dibayar pada tanggal 31 Desember 2019 ?
4. Tn. Gugun memperoleh hibah wasiat dari orang tua kandung berupa tanah seluas 400 m².
Diketahui nilai pasar tersebut adalah Rp 2.000.000.000. Berapa BPHTB terutang atas tanah
tersebut jika NPOPTKP nya sebesar Rp 300.000.000 ?
135
Panduan Praktikum Perpajakan
PTA 2019/2020