Anda di halaman 1dari 15

BUPATI PONOROGO

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PONOROGO


NOMOR 23 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 25 TAHUN 2012


TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN
KABUPATEN PONOROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PONOROGO,

Menimbang : bahwa sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah


Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah, maka beberapa ketentuan
dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 25 Tahun 2012 tentang
Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Restoran Kabupaten
Ponorogo, perlu diubah dengan menuangkannya dalam suatu
Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan


Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa
Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950
Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotapraja Surabaya & Dati II Surabaya dengan mengubah
Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Jawa
Timur & Undang-Undang 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam Lingkungan
Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan DI.
Yogyakarta (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah Yang dipungut Berdasarkan Penetapan Kepala
Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5179);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 2 Tahun 2007
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2007 Nomor
2/C);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2011 Nomor 12);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2016 Nomor
6);
13. Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 25 Tahun 2012 tentang
Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Restoran Kabupaten
Ponorogo (Berita Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012
Nomor 25);

-2-
MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN


BUPATI PONOROGO NOMOR 25 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM
DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN
PONOROGO

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 25 Tahun 2012


tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Restoran Kabupaten Ponorogo
(Berita Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012 Nomor 25), diubah sebagai
berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 angka 2 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Bupati adalah Bupati Ponorogo.
2. Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo.
3. Instansi Pemungut adalah Instansi yang oleh Undang-Undang diberi
kewenangan untuk memungut pajak.
4. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
5. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk
usaha tetap.
6. Pajak Restoran yang selanjutnya disebut Pajak adalah pajak atas
pelayanan yang disediakan oleh Restoran.
7. Restoran adalah fasilitas penyedia makanan dan/atau minuman dengan
dipungut bayaran, yang mencakup juga rumah makan, kafetaria, kantin,
warung, bar, dan sejenisnya termasuk jasa boga/katering.
8. Subjek Pajak adalah orang pribadi atau Badan yang dapat dikenakan
pajak.
9. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah.

-3-
10. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan
kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
11. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
12. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan
penyetorannya.
13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD,
adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/atau bukan
obyek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
14. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah bukti
pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
15. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang terutang.
16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah
pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah yang masih harus
dibayar.
17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak.
19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak karena jumlah kredit lebih besar dari pada pajak yang
terutang atau tidak seharusnya terutang.
20. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa
bunga dan/atau denda.
21. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang dan jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.

-4-
22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan pajak daerah.

2. Ketentuan Pasal 7 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 7

(1) Setiap wajib pajak restoran wajib menggunakan bon penjualan (bill) untuk
setiap transaksi pelayanan restoran.
(2) Bon penjualan (bill) sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib dilegalisasikan
pada Badan Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Ponorogo.

3. Ketentuan Pasal 9 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 9
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 9

(1) Wajib Pajak dapat menggunakan peralatan komputer atau mesin cash
register dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Ponorogo untuk dikecualikan/dibebaskan dari
kewajiban melegalilasi bon penjualan (bill).
(2) Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Ponorogo dapat menyetujui atau menolak permohonan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara tertulis berdasarkan
pertimbangan, antara lain peredaran usaha dan tingkat kepatuhan Wajib
Pajak, intensitas pelayanan dalam transaksi usahanya, dan kapasitas
serta kemampuan teknis peralatan komputer atau mesin cash register.
(3) Dalam hal Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Ponorogo menyetujui permohonan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wajib Pajak wajib :
a. melaporkan hasil transaksi penerimaan atas penggunaan komputer
atau mesin cash register secara berkala dengan melampirkan print out
hasil transaksi pada waktu menyampaikan SPTPD, kepada Kepala
Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah.
b. menghubungkan perangkat komputer atau mesin cash register
digunakannya dengan sistem pengawasan perpajakan dalam jaringan
sistem informasi Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah secara online.

-5-
4. Ketentuan Pasal 11 ayat (1), ayat (2) dan ayat (5) diubah, sehingga Pasal 11
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 11

(1) Setiap Wajib Pajak Restoran, wajib mengisi SPTPD dngan benar, jelas,
lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan disampaikan ke Badan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo.
(2) SPTPD sebagaiman dimaksud ayat (1), diambil sendiri oleh Wajib Pajak di
Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten
Ponorogo.
(3) SPTPD berisikan pelaporan atas omzet penerimaan bruto Wajib Pajak atas
penyediaan pelayanan Restoran dengan dipungut bayaran, termasuk
persewaan ruangan dan jasa penunjang lainnya sebagai kelengkapan
Restoran yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
(4) Format SPTPD sebagaimana dimaksud ayat (3) terdapat pada Lampiran
Peraturan Bupati ini.
(5) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
palng lama 15 (lima belas) hari setelah berakirnya masa pajak.
(6) Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka
batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada satu hari kerja berikutnya.
(7) Penyampaian SPTPD sebagaiman dimaksud ayat (1) harus disertai
lampiran dokumen berupa :
a. Rekapitulasi omzet penerimaan bulan yang bersangkutan
b. Rekapitulasi penggunaan bon penjualan (bill) atau struck cash register.
(8) SPTPD dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani oleh
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud ayat (1), dan tidak dilampirkan
keterangan atau dokumen pada ayat (7).

5. Ketentuan Pasal 12 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 12

(1) Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah


Kabupaten Ponorogo atas permohonan wajib pajak dapat memberikan
perpanjangan jangka waktu penyampaian SPTPD paling lama 7 (tujuh) hari
kerja.
(2) Permohonan perpanjangan penyampaian SPTPD oleh Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud ayat (1) diajukan secara tertulis disertai alasan
yang jelas sebelum berakirnya batas waktu penyampaian SPTPD
sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (5).

6. Ketentuan Pasal 13 ayat (1) diubah, sehingga Pasal 13 berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 13

(1) Wajib Pajak dengan kemampuan sendiri dapat membetulakn SPTPD yang
telah disampaiakan, dengan menyampaikan surat pernyataan tertulis
kepada Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
-6-
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sesudah berakirnya masa pajak atau
tahun pajak, sepanjang belum dilakukan tindakan pemeriksaan.
(2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri sebagaiman dimaksud pada
ayat (1), yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, maka
dikenakan sanksi asministrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat
berakirnya penyampaian SPTPD sampai dengan tanggal pembayaran akibat
dari pembetulan SPTPD.

7. Ketentuan Pasal 16 ayat (1), ayat (2) dan ayat (10) diubah, sehingga Pasal 16
berbunyi sebagai berikut :

Pasal 16

(1) Pajak terutang dihitung secara jabatan sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 15 ayat 1 huruf a angka 3 adalah penetapan besarnya pajak
terutang dilakukan oleh Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo, bedasarkan data yang ada atau
keterangan lain yang dimiliki Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo.
(2) Penetapan pajak secara jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilakukan apabila :
a. Wajib Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan
omzet usahanya;
b. Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan tetapi
tidak lengkap dan/atau tidak benar;
c. Wajib Pajak tidak mau menunjukan pembukuan dan/atau menolak
untuk diperiksa dan/atau menolak memberikan keterangan pada saat
dilakukan pemeriksaan;
d. Wajib Pajak tidak menggunakan bon penjualan (bill) yang berseri dan
bernomor urut; dan/atau
e. Wajib Pajak yang wajib melegalisasi bon penjualan (bill) tidak
melegalisasinya tanpa ada persetujuan Kepala Badan Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo.
(3) Sebelum dikenakan perhitungan pajak secara jabatan, petugas pemeriksa
telah melakukan prosedur pemeriksaan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(4) Penetapan pajak secara jabatan dapat didasarkan pada data omzet yang
diperoleh melalui salah satu atau lebih dari 3 (tiga) cara/metode
pemeriksaan dengan tahapan prioritas sebagai berikut :
a. berdasarkan hasil kas opname;
b. berdasarkan hasil pengamatan lansung di lokasi tempat usaha Wajib
Pajak; dan
c. berdasarkan data pembanding.
(5) Pemeriksaan hasil kas opname sebagaiman dimaksud pada ayat (4) huruf
a, dilakukan sesuai prosedur yang lazim dan dilakukan sekurang-
kurangnya sebanyak 5 (lima) kali kunjungan dengan waktu dan hari yang
berbeda.
(6) Hasil kas opname sebagaiman dimaksud pada ayat (5) akan dipakai
sebagai nilai omzet per hari yang merupakan nilai rata-rata dari
keseluruhan penerimaan kas menurut hasil kas opname tersebut.

-7-
(7) Pemeriksaan berdasarkan hasil pengamatan langsung dilokasi tempat
usaha Wajib Pajak sebagaiman dimaksud pada ayat (4) huruf b, dilakukan
dengan tindakan penungguan sekurag-kurangnya sebanyak 10 (sepuluh)
kali sesuai jam oprasi baik secara terus menerus maupun berselang.
(8) Berdasarkan hasil pengamatan langsung sebagaiaman dimaksud pada
ayat (7), omzet/penerimaan ditaksir dan dihitung berdasarkan rata-rata
jumlah pengunjung per hari dan rata-rata besarnya pembayaran yang
dilakukan perorang/pengunjung dengan Daftar yang ada pada Wajib
Pajak.
(9) Pemeriksaan berdasarkan data pembanding sebagaiman dimaksud pada
ayat (4) huruf c, dilakukan dengan cara membandingkan kondisi usaha
Wajib Pajak dengan kondisi usaha yang sejenis atau sekelas antara lain
dari fasilitas, kapsitas, klasifikasi lokasi usaha, dan lain-lain secara
proporsional atau kondisi usaha antara tahun atau bulan yang sedang
diperiksa dengan tahun atau bulan sebelumnya.
(10) Data pembanding sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dapat diperoleh
berdasarkan data yang ada di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo atau sumber lain yang dapat
dipercaya.

8. Ketentuan Pasal 17 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 17 berbunyi sebagai


berikut :

Pasal 17

(1) Pembayaran Pajak Restoran harus dilakukan sekaligus.


(2) Pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan di kas
Daerah melalui Bank yang ditunjuk atau di Bendahara Penerimaan/
Bendahara Penerimaan Pembantu yang telah ditetapkan oleh Bupati, paling
lambat 25 (dua puluh lima) hari setelah berakhirnya masa pajak, dengan
menggunakan SSPD.
(3) Apabila batas waktu pembayaran jatuh pada hari libur, maka batas waktu
pembayaran jatuh pada satu hari kerja berikutnya.
(4) Apabila pembayaran masa pajak terutang dilakukan setelah jatuh tempo
pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dikenakan sanksi
administrasi berupa bunga keterlambatan sebesar 2 % (dua persen)
sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dan
ditagih dengan STPD.
(5) Hasil penerimaan pajak sebagaimana dimaksud ayat (1) harus disetor ke
Kas Daerah paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh empat) jam.

9. Ketentuan Pasal 30 diubah, sehingga Pasal 30 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 30

Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dilakukan oleh Badan Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo dan dibantu oleh
Instansi terkait sebagai unsur koordinatif.

-8-
10. Ketentuan dalam Lampiran I mengenai Tata Cara Pengisian SPTPD, SKPD
Pengurangan atau Penghapusan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak, diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Bupati ini.

Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan


Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Ponorogo.

Ditetapkan di Ponorogo
pada tanggal 23 Januari 2017

BUPATI PONOROGO,

ttd
Diundangkan di Ponorogo H. IPONG MUCHLISSONI
Pada tanggal 23 Januari 2017

SEKRERTARIS DAERAH
KABUPATEN PONOROGO

ttd

AGUS PRAMONO

BERITA DAERAH KABUPATEN PONOROGO


TAHUN 2017 NOMOR 23

Salinan Sesuai dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM,

HERRY SUTRISNO
NIP. 19660606 198603 1 016

-9-
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI PONOROGO
NOMOR : 25 TAHUN 2017
TANGGAL : 23 Januari 2017

TATA CARA PENGISIAN SPTPD, SKPD PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN,


DAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

I. BENTUK, ISI DAN TATA CARA PENGISIAN SPTPD


FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
Jl. Aloon - aloon Utara Lantai II Gedung Graha Krida Praja Telp. ( 0352 ) 481612
PO NOROGO

SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK DAERAH


( S P T P D )
PAJAK RESTORAN

No. SPTPD : ………………………………. Kepada Yth,


Masa Pajak : ………………………………. Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Tahun : ………………………………. dan Aset Daerah Kabupaten Ponorogo
NPWPD : ………………………………. di
Ponorogo

PERHATIAN
1. Harap diisi dalam rangkap 3 ( tiga ) ditulis dengan huruf cetak.
2. Setelah diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali ke Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah ( DPPKAD ) Bidang Pendapatan Kabupaten Ponorogo paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakirnya masa
pajak.
3. Keterlambatan penyerahan batas waktu diatas akan dilakukan penetapan secara jabatan.
4. Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp. 300.000.000,- ( tiga ratus juta rupiah ) per tahun wajib
menyelengarakan pembukuan dan pencatatan.

Diisi oleh Wajib Pajak

Nama Wajib Pajak : …...........................................…….…………………..


Alamat : ...........................................……….…………………..
No. Telp / HP : …...........................................…….…………………..
Usaha yang dikelola : RESTORAN / RUMAH MAKAN / DEPOT / WARUNG MAKAN

No Meja Yang Tersedia Jumlah Kursi Jumlah Pengunjung Rata-rata/Hari

Omzet yang harus diisi oleh Wajib Pajak

Jumlah omzet dan pajak terutang untuk masa pajak sekarang ( lampirkan foto copy dokumen )
a. Masa Pajak : …………………………
b. Pendapatan kotor/bruto ( omzet ) bulan : Rp……………………..
c. Tarif Pajak ( sesuai perda ) : 10%
d. Pengenaan pajak ( b x c ) : Rp……………………../ bulan

PERNYATAAN :

Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan perundang - undangan
yang berlaku, apa yang saya laporkan atau yang saya beri kuasa untuk melaporkan tersebut diatas adalah benar lengkap, jelas
dan jujur.

Diterima, Tgl : ……………………. Ponorogo ………………………….

Petugas Pendata Wajib Pajak

NIP.

TATA CARA PENGISIAN


1. Menyampaikan formulir SPTPD kepada Wajib Pajak.
2. Wajib Pajak mengisi formulir SPTPD dengan benar, lengkap, jelas dan jujur.
3. Setelah formulir SPTPD diisi dan ditandatangani, Wajib Pajak mengembalikan formulir tersebut
sesuai jangka waktu yang telah ditetapkan.
4. Isian SPTPD tersebut sebagai salah satu dasar penetapan pajak terhutang.
II. TATA CARA PENGISIAN DAN PENYAMPAIAN SKPD ATAU DOKUMEN LAIN
YANG DIPERSAMAKAN, STPD, SKPDKB, SKPDKBT, DAN SSPD
1. SKPD
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH NO. URUT1) :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
(SKP-DAERAH)
DAN ASSET DAERAH

2)
MASA :
TAHUN3) :

N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :

8) 9) 10)
No. Kode Rekening Uraian Pajak Pajak Jumlah
Rp.

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak


Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan Rp.


Dengan Huruf :

Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal
jatuh tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan

Ponorogo,......................................
an . Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II

Nip.

Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak
10) Diisi sesuai jumlah ketetapan pajak

-2-
2. STPD
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH NO. URUT1):
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
(STPD-DAERAH)
DAN ASSET DAERAH

MASA2) :
3)
TAHUN :

N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :

I. Berdasarkan Perda Nomor 08 Tahun 2010 telah dilakukan penelitian/ dan/atau pemeriksaan atau keterangan
lain atas pelaksanaan kewajiban :
Kode Rekening Pajak 8) :
Nama Pajak 9) :
II. Dari penelitian dan/atau pemeriksaan tersebut diatas, penghitungan jumlah yang masih harus dibayar adalah sbb :
1. Pajak yang kurang dibayar Rp.
2. Sanksi administrasi
a. Bunga Rp.
3. Jumlah yang masih harus dibayar (1+2a) Rp.
Dengan Huruf :
Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal jatuh
tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan

Ponorogo,......................................
an . Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II

Nip.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Potong disini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. STPD
TANDA TERIMA
NAMA : .....................,................................
ALAMAT : Yang Menerima
NPWPD :

( Nama Lengkap )

Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak

-3-
3. SKPDKB
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH NO. URUT1) :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN KURANG BAYAR
DAN ASSET DAERAH (SKPDKB)

2)
MASA :
3)
TAHUN :

N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :

8) 9) 10)
No. Kode Rekening Uraian Pajak Pajak Jumlah
Rp.

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak


Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan Rp.


Dengan Huruf :

Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal
jatuh tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan

Ponorogo,......................................
an . Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II

Nip.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Potong disini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. STPD
TANDA TERIMA
NAMA : .....................,................................
ALAMAT : Yang Menerima
NPWPD :

( Nama Lengkap )
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak

-4-
4. SKPDKBT
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH NO. URUT1) :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN KURANG BAYAR TAMBAHAN
DAN ASSET DAERAH (SKPDKBT)

2)
MASA :
3)
TAHUN :

N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :

8) 9) 10)
No. Kode Rekening Uraian Pajak Pajak Jumlah
Rp.

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak


Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan Rp.


Dengan Huruf :

Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal
jatuh tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan

Ponorogo,......................................
an . Kepala Badna Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II

Nip.

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Potong disini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. STPD
TANDA TERIMA
NAMA : .....................,................................
ALAMAT : Yang Menerima
NPWPD :

( Nama Lengkap )
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak

-5-
5. SSPD
FORMAT
1)
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT SETORAN PAJAK DAERAH NO. URUT :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
(SSPD)
DAN ASSET DAERAH

MASA2) :
TAHUN3) :

4)
N A MA :
5)
A LA M A T :
6)
NO. POKOK WAJIB PAJAK :
7)
TANGGAL JATUH TEMPO :
Menyetor berdasarkan SKPD STPD
SKPDKB SK Pembetulan
SKPDKBT SK Keberatan
Lain - lain

No. Kode Rekening8) Uraian Pajak Pajak9) J u m l a h 10)


Rp.

Jumlah Ketetapan Pokok Pajak


Jumlah Sanksi : a. Bunga
b. Kenaikan

Jumlah Keseluruhan Rp.


Dengan Huruf :

Ruang untuk teraan Kas Register Diterima oleh : Penyetor


Bendahara Penerimaan /
Bendahara Penerimaan Pembantu
Tanggal :
(tanda tangan)
Tanda tangan :
(Nama Lengkap)
Nama Terang :
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak
10) Diisi sesuai jumlah ketetapan pajak

BUPATI PONOROGO,

H. IPONG MUCHLISSONI

-6-

Anda mungkin juga menyukai