TENTANG
BUPATI PONOROGO,
-2-
MEMUTUSKAN :
Pasal I
Pasal 1
-3-
10. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga) bulan
kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
11. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
12. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan
penyetorannya.
13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD,
adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/atau bukan
obyek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
14. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah bukti
pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
15. Surat Ketetapan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak
yang terutang.
16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah
pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok
pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah yang masih harus
dibayar.
17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang selanjutnya
disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang menentukan
tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidak
ada kredit pajak.
19. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan
pembayaran pajak karena jumlah kredit lebih besar dari pada pajak yang
terutang atau tidak seharusnya terutang.
20. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah surat
untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif berupa
bunga dan/atau denda.
21. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur
untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan barang dan jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak
tersebut.
-4-
22. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan pajak daerah.
2. Ketentuan Pasal 7 ayat (2) diubah, sehingga Pasal 7 berbunyi sebagai berikut :
Pasal 7
(1) Setiap wajib pajak restoran wajib menggunakan bon penjualan (bill) untuk
setiap transaksi pelayanan restoran.
(2) Bon penjualan (bill) sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib dilegalisasikan
pada Badan Pendapatan Pengeloaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Ponorogo.
3. Ketentuan Pasal 9 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 9
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 9
(1) Wajib Pajak dapat menggunakan peralatan komputer atau mesin cash
register dengan terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis
kepada Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Ponorogo untuk dikecualikan/dibebaskan dari
kewajiban melegalilasi bon penjualan (bill).
(2) Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
Kabupaten Ponorogo dapat menyetujui atau menolak permohonan Wajib
Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), secara tertulis berdasarkan
pertimbangan, antara lain peredaran usaha dan tingkat kepatuhan Wajib
Pajak, intensitas pelayanan dalam transaksi usahanya, dan kapasitas
serta kemampuan teknis peralatan komputer atau mesin cash register.
(3) Dalam hal Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Kabupaten Ponorogo menyetujui permohonan Wajib Pajak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Wajib Pajak wajib :
a. melaporkan hasil transaksi penerimaan atas penggunaan komputer
atau mesin cash register secara berkala dengan melampirkan print out
hasil transaksi pada waktu menyampaikan SPTPD, kepada Kepala
Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah.
b. menghubungkan perangkat komputer atau mesin cash register
digunakannya dengan sistem pengawasan perpajakan dalam jaringan
sistem informasi Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah secara online.
-5-
4. Ketentuan Pasal 11 ayat (1), ayat (2) dan ayat (5) diubah, sehingga Pasal 11
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 11
(1) Setiap Wajib Pajak Restoran, wajib mengisi SPTPD dngan benar, jelas,
lengkap dan ditandatangani oleh Wajib Pajak dan disampaikan ke Badan
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo.
(2) SPTPD sebagaiman dimaksud ayat (1), diambil sendiri oleh Wajib Pajak di
Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten
Ponorogo.
(3) SPTPD berisikan pelaporan atas omzet penerimaan bruto Wajib Pajak atas
penyediaan pelayanan Restoran dengan dipungut bayaran, termasuk
persewaan ruangan dan jasa penunjang lainnya sebagai kelengkapan
Restoran yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan.
(4) Format SPTPD sebagaimana dimaksud ayat (3) terdapat pada Lampiran
Peraturan Bupati ini.
(5) Penyampaian SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
palng lama 15 (lima belas) hari setelah berakirnya masa pajak.
(6) Apabila batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada hari libur, maka
batas waktu penyampaian SPTPD jatuh pada satu hari kerja berikutnya.
(7) Penyampaian SPTPD sebagaiman dimaksud ayat (1) harus disertai
lampiran dokumen berupa :
a. Rekapitulasi omzet penerimaan bulan yang bersangkutan
b. Rekapitulasi penggunaan bon penjualan (bill) atau struck cash register.
(8) SPTPD dianggap tidak disampaikan apabila tidak ditandatangani oleh
Wajib Pajak sebagaimana dimaksud ayat (1), dan tidak dilampirkan
keterangan atau dokumen pada ayat (7).
Pasal 12
Pasal 13
(1) Wajib Pajak dengan kemampuan sendiri dapat membetulakn SPTPD yang
telah disampaiakan, dengan menyampaikan surat pernyataan tertulis
kepada Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah
-6-
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sesudah berakirnya masa pajak atau
tahun pajak, sepanjang belum dilakukan tindakan pemeriksaan.
(2) Dalam hal Wajib Pajak membetulkan sendiri sebagaiman dimaksud pada
ayat (1), yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar, maka
dikenakan sanksi asministrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat
berakirnya penyampaian SPTPD sampai dengan tanggal pembayaran akibat
dari pembetulan SPTPD.
7. Ketentuan Pasal 16 ayat (1), ayat (2) dan ayat (10) diubah, sehingga Pasal 16
berbunyi sebagai berikut :
Pasal 16
-7-
(7) Pemeriksaan berdasarkan hasil pengamatan langsung dilokasi tempat
usaha Wajib Pajak sebagaiman dimaksud pada ayat (4) huruf b, dilakukan
dengan tindakan penungguan sekurag-kurangnya sebanyak 10 (sepuluh)
kali sesuai jam oprasi baik secara terus menerus maupun berselang.
(8) Berdasarkan hasil pengamatan langsung sebagaiaman dimaksud pada
ayat (7), omzet/penerimaan ditaksir dan dihitung berdasarkan rata-rata
jumlah pengunjung per hari dan rata-rata besarnya pembayaran yang
dilakukan perorang/pengunjung dengan Daftar yang ada pada Wajib
Pajak.
(9) Pemeriksaan berdasarkan data pembanding sebagaiman dimaksud pada
ayat (4) huruf c, dilakukan dengan cara membandingkan kondisi usaha
Wajib Pajak dengan kondisi usaha yang sejenis atau sekelas antara lain
dari fasilitas, kapsitas, klasifikasi lokasi usaha, dan lain-lain secara
proporsional atau kondisi usaha antara tahun atau bulan yang sedang
diperiksa dengan tahun atau bulan sebelumnya.
(10) Data pembanding sebagaimana dimaksud pada ayat (9) dapat diperoleh
berdasarkan data yang ada di Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo atau sumber lain yang dapat
dipercaya.
Pasal 17
Pasal 30
-8-
10. Ketentuan dalam Lampiran I mengenai Tata Cara Pengisian SPTPD, SKPD
Pengurangan atau Penghapusan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak, diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Peraturan Bupati ini.
Pasal II
Ditetapkan di Ponorogo
pada tanggal 23 Januari 2017
BUPATI PONOROGO,
ttd
Diundangkan di Ponorogo H. IPONG MUCHLISSONI
Pada tanggal 23 Januari 2017
SEKRERTARIS DAERAH
KABUPATEN PONOROGO
ttd
AGUS PRAMONO
HERRY SUTRISNO
NIP. 19660606 198603 1 016
-9-
LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI PONOROGO
NOMOR : 25 TAHUN 2017
TANGGAL : 23 Januari 2017
PERHATIAN
1. Harap diisi dalam rangkap 3 ( tiga ) ditulis dengan huruf cetak.
2. Setelah diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali ke Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah ( DPPKAD ) Bidang Pendapatan Kabupaten Ponorogo paling lambat 15 (lima belas) hari setelah berakirnya masa
pajak.
3. Keterlambatan penyerahan batas waktu diatas akan dilakukan penetapan secara jabatan.
4. Wajib Pajak yang melakukan usaha dengan omzet paling sedikit Rp. 300.000.000,- ( tiga ratus juta rupiah ) per tahun wajib
menyelengarakan pembukuan dan pencatatan.
Jumlah omzet dan pajak terutang untuk masa pajak sekarang ( lampirkan foto copy dokumen )
a. Masa Pajak : …………………………
b. Pendapatan kotor/bruto ( omzet ) bulan : Rp……………………..
c. Tarif Pajak ( sesuai perda ) : 10%
d. Pengenaan pajak ( b x c ) : Rp……………………../ bulan
PERNYATAAN :
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibat termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan perundang - undangan
yang berlaku, apa yang saya laporkan atau yang saya beri kuasa untuk melaporkan tersebut diatas adalah benar lengkap, jelas
dan jujur.
NIP.
2)
MASA :
TAHUN3) :
N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :
8) 9) 10)
No. Kode Rekening Uraian Pajak Pajak Jumlah
Rp.
Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal
jatuh tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan
Ponorogo,......................................
an . Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II
Nip.
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak
10) Diisi sesuai jumlah ketetapan pajak
-2-
2. STPD
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT TAGIHAN PAJAK DAERAH NO. URUT1):
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
(STPD-DAERAH)
DAN ASSET DAERAH
MASA2) :
3)
TAHUN :
N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :
I. Berdasarkan Perda Nomor 08 Tahun 2010 telah dilakukan penelitian/ dan/atau pemeriksaan atau keterangan
lain atas pelaksanaan kewajiban :
Kode Rekening Pajak 8) :
Nama Pajak 9) :
II. Dari penelitian dan/atau pemeriksaan tersebut diatas, penghitungan jumlah yang masih harus dibayar adalah sbb :
1. Pajak yang kurang dibayar Rp.
2. Sanksi administrasi
a. Bunga Rp.
3. Jumlah yang masih harus dibayar (1+2a) Rp.
Dengan Huruf :
Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal jatuh
tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan
Ponorogo,......................................
an . Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II
Nip.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Potong disini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. STPD
TANDA TERIMA
NAMA : .....................,................................
ALAMAT : Yang Menerima
NPWPD :
( Nama Lengkap )
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak
-3-
3. SKPDKB
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH NO. URUT1) :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN KURANG BAYAR
DAN ASSET DAERAH (SKPDKB)
2)
MASA :
3)
TAHUN :
N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :
8) 9) 10)
No. Kode Rekening Uraian Pajak Pajak Jumlah
Rp.
Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal
jatuh tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan
Ponorogo,......................................
an . Kepala Badan Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II
Nip.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Potong disini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. STPD
TANDA TERIMA
NAMA : .....................,................................
ALAMAT : Yang Menerima
NPWPD :
( Nama Lengkap )
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak
-4-
4. SKPDKBT
FORMAT
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT KETETAPAN PAJAK DAERAH NO. URUT1) :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN KURANG BAYAR TAMBAHAN
DAN ASSET DAERAH (SKPDKBT)
2)
MASA :
3)
TAHUN :
N A M A4) :
A LA M A T5) :
NO. POKOK WAJIB PAJAK6) :
TANGGAL JATUH TEMPO7) :
8) 9) 10)
No. Kode Rekening Uraian Pajak Pajak Jumlah
Rp.
Perhatian :
1. Harap Penyetor dilakukan pada Bank /Bendahara Penerimaan
2. Apabila SKPD ini tidak atau kurang dibayar lewat waktu paling lama 30 hari setelah SKPD diterima (tanggal
jatuh tempo) dikenakan Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% perbulan
Ponorogo,......................................
an . Kepala Badna Pendapatan Pengelolaan Keuangan
Dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo
Kepala Sub Bidang Pajak Daerah II
Nip.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Potong disini . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
No. STPD
TANDA TERIMA
NAMA : .....................,................................
ALAMAT : Yang Menerima
NPWPD :
( Nama Lengkap )
Cara Pengisian :
1) Diisi sesuai nomor urut penerbitan
2) Diisi sesuai masa pajak
3) Diisi sesuai tahun pajak
4) Diisi sesuai nama wajib pajak
5) Diisi sesuai alamat wajib pajak
6) Diisi sesuai NPWP wajib pajak
7) Diisi sesuai tanggal jatuh tempo pajak
8) Diisi sesuai dengan kode rekening pajak
9) Diisi sesuai dengan uraian pajak
-5-
5. SSPD
FORMAT
1)
PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO SURAT SETORAN PAJAK DAERAH NO. URUT :
BADAN PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN
(SSPD)
DAN ASSET DAERAH
MASA2) :
TAHUN3) :
4)
N A MA :
5)
A LA M A T :
6)
NO. POKOK WAJIB PAJAK :
7)
TANGGAL JATUH TEMPO :
Menyetor berdasarkan SKPD STPD
SKPDKB SK Pembetulan
SKPDKBT SK Keberatan
Lain - lain
BUPATI PONOROGO,
H. IPONG MUCHLISSONI
-6-