Anda di halaman 1dari 6

BUPATI PONOROGO

PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI PONOROGO


NOMOR 28 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN BUPATI PONOROGO


NOMOR 31 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN
PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PONOROGO,

Menimbang : bahwa sehubungan dengan ditetapkannya Peraturan Daerah


Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah, dan adanya
perubahan harga nilai pasar terhadap mineral bukan logam
dan batuan, maka beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati
Ponorogo Nomor 31 Tahun 2012 tentang Sistem dan Prosedur
Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 13 Tahun 2015, perlu
diubah kembali dengan menuangkannya dalam suatu
Peraturan Bupati;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam
lingkungan Propinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja
Surabaya & Dati II Surabaya dengan mengubah Undang-
undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Daerah-Daerah Kabupaten dalam lingkungan Propinsi
Jawa Timur & Undang-Undang 16 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar dalam
Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa
Barat dan DI. Yogyakarta (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2730);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4287);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5049);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Keduaatas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah Yang dipungut Berdasarkan Penetapan
Kepala Daerah atau Dibayar Sendiri oleh Wajib Pajak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5179)
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 2 Tahun
2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2007 Nomor
2/C);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pajak Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2011 Nomor 12);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 6 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun
2016 Nomor 6);

-2-
13. Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 31 Tahun 2012 tentang
Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Mineral Bukan
Logam dan Batuan (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo
Tahun 2012 Nomor 31) sebagaimana telah diubah beberapa
kali, terakhir dengan Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Bupati Ponorogo Nomor 31 Tahun 2012 tentang Sistem dan
Prosedur Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan (Lembaran Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun
2015 Nomor 13);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS


PERATURAN BUPATI PONOROGO NOMOR 31 TAHUN 2012
TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PEMUNGUTAN PAJAK
MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Ponorogo Nomor 31 Tahun 2012


tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan (Berita Daerah Kabupaten Ponorogo Tahun 2012 Nomor 31)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Bupati
Ponorogo Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Bupati Ponorogo Nomor 31 Tahun 2012 tentang Sistem dan Prosedur
Pemungutan Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan (Lembaran Daerah
Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 Nomor 13), diubah kembali sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 1 angka 2 diubah, sehingga Pasal 1 berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Bupati adalah Bupati Ponorogo.
2. Pejabat yang ditunjuk adalah Kepala Badan Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Ponorogo.
3. Instansi Pemungut adalah Instansi yang oleh Undang-Undang diberi
kewenangan untuk memungut pajak.
4. Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau Badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan
digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat.
5. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan
usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer,
perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi social politik, atau organisasi
lainnya, lembaga dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap.

-3-
6. Pajak mineral bukan logam dan batuan yang selanjutnya disebut Pajak
adalah pajak atas kegiatan pengambilan mineral bukan logam dan
batuan, baik dari sumber alam di dalam dan/atau permukaan bumi
untuk dimanfaatkan.
7. Mineral bukan logam dan Batuan adalah mineral bukan logam dan
batuan sebagiamana dimaksud di dalam peraturan perundang-
undangan di bidang mineral dan batu bara.
8. Pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah pengambilan
Mineral Bukan Logam dan Batuan dari sumber alam di dalam dan/atau
permukaan bumi untuk dimanfaatkan.Subjek Pajak adalah orang
pribadi atau Badan yang dapat dikenakan pajak.
9. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau Badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan daerah.
10. Masa Pajak adalah jangka waktu 1 (satu) bulan kalender atau jangka
waktu lain yang diatur dengan Peraturan Bupati paling lama 3 (tiga)
bulan kalender, yang menjadi dasar bagi Wajib Pajak untuk menghitung,
menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang.
11. Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat,
dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
daerah.
12. Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan
data obyek dan subyek pajak, penentuan besarnya pajak yang terutang
sampai kegiatan penagihan pajak kepada Wajib Pajak serta pengawasan
penyetorannya.
13. Surat Pemberitahuan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SPTPD,
adalah surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, obyek pajak dan/atau
bukan obyek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
14. Surat Setoran Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat SSPD adalah
bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan
menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas
daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati.
15. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDKB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya
jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administratif, dan jumlah
yang masih harus dibayar.
16. Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan yang
selanjutnya disingkat SKPDKBT adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan.
17. Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN
adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pajak sama
besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan
tidak ada kredit pajak.
18. Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat
SKPDLB adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit lebih besar dari pada
pajak yang terutang atau tidak seharusnya terutang.

-4-
19. Surat Tagihan Pajak Daerah yang selanjutnya disingkat STPD adalah
surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi administratif
berupa bunga dan/atau denda.
20. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara
teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang
meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah
harga perolehan dan penyerahan barang dan jasa, yang ditutup dengan
menyusun laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk
periode tahun pajak tersebut.
21. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara obyektif dan
profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan daerah dan/atau untuk
tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan pajak daerah.

2. Ketentuan Pasal 12 diubah, sehingga Pasal 12 berbunyi sebagai berikut :

Pasal 12

Pelaksanaan pemungutan pajak daerah dilakukan oleh Badan Pendapatan,


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Ponorogo dan dibantu
oleh Instansi terkait sebagai unsur koordinatif.

3. Ketentuan dalam Lampiran I mengenai Nilai Pasar Mineral Bukan Logam


dan Batuan, diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I Peraturan Bupati ini.

4. Ketentuan dalam Lampiran II mengenai Tata Cara Pengisian SPTPD, SKPD


Pengurangan atau Penghapusan dan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak, diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
Peraturan Bupati ini.

Pasal II

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.


Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Ponorogo.

Ditetapkan di Ponorogo
pada tanggal 23 Januari 2017

BUPATI PONOROGO,
Diundangkan di Ponorogo
Pada tanggal 23 Januari 2017 ttd
SEKRERTARIS DAERAH
KABUPATEN PONOROGO H. IPONG MUCHLISSONI
ttd

AGUS PRAMONO
-5-
BERITA DAERAH KABUPATEN PONOROGO
TAHUN 2017 NOMOR 25
TAHUN 2017 NOMOR 25

Salinan Sesuai dengan Aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM,

HERRY SUTRISNO
NIP. 19660606 198603 1 016

-6-

Anda mungkin juga menyukai