NIM : 023002107004
Quiz 2 : Agama Islam
Tugas tanggal : Sabtu, 2 April 2022
1. Siapakah para sekertaris Nabi dan bagaimana agar ayat Al-Qur’an tidak
tercampur Hadis yang dilakukan para sahabat Nabi?
Jawab :
Berikut adalah daftar nama para sekretaris Nabi Muhammad Saw. yang Ibnu
Hajar sebutkan salam kitab Fathul Bari di antaranya :
1) Zaid bin Sabit
2) Ubay bin Ka’ab
3) Abdullah bin Sa’id bin Abu Sarhi
4) Khulafa’ Rasyidin. Abu Bakar, Umar bin Khathab, Usman bin Afan, dan Ali
bin Abi Thalib
5) Zubair bin Awam
6) Khalid bin Sa’id bin Ash
7) Aban bin Sa’id bin Ash
8) Hanzalah bin Rabi’ al-Asadi
9) Syuraihil bin Hasanah
Berbeda dengan Alquran yang telah ditulis pada masa Nabi Muhammad SAW,
hadis lebih banyak dihafal daripada ditulis. Bahkan ada pendapat yang
menyatakan bahwa Nabi SAW sendiri pernah melarang para sahabat untuk
mencatat hadis-hadis, sebagaimana riwayat yang diterima dari Abu Sa’id al-
Khudri, Abu Hurairah, dan Zaid bin Tsabit yang tercantum dalam Taqyid al-
Ilm, karya Ibnu Abdul Barr.
Namun larangan ini, menurut sebagian ulama, tidak ditujukan kepada semua
sahabat, tetapi khusus kepada para penulis wahyu, karena kekhawatiran
bercampurnya ayat-ayat Alquran dan hadis. Karena pada keterangan lainnya
disebutkan bahwa Nabi SAW mengizinkan menulis hadis, sebagaimana riwayat
tentang Abdullah bin Amr, Abu Syah, dan Ali bin Abi Thalib.
Kendati pada masa awal Islam sudah ada catatan-catatan hadis yang ditulis
beberapa sahabat, penulisan hadis secara khusus baru dimulai pada awal abad
ke-2 H, saat Umar bin Abdul Aziz dari bani Umayyah menduduki jabatan
khalifah (717-720 M).
Dengan dukungan para ulama, Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan
gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad bin Amru bin Hazm, untuk
mengumpulkan hadis yang terdapat pada penghafal Amrah binti Abdurrahman
dan Qasim bin Muhammad bin Abu Bakar as-Siddiq (keduanya ulama besar
Madinah yang banyak menerima hadis dan paling dipercaya dalam
meriwayatkan hadis dari Aisyah binti Abu Bakar).
Di samping itu, Khalifah Umar juga memerintahkan Muhammad bin Syihab az-
Zuhri untuk mengumpulkan hadis yang ada pada para penghafal hadis di Hijaz
(Madinah dan Makkah) dan Suriah. Az-Zuhri adalah ulama besar dari
kelompok tabiin pertama yang membukukan hadis.
Argumentasi : Al-Qur;an adalah benar bersumber dari Allah SWT dan bukan
mengada-ada atau karangan Nabi Muhammad SAW. Fungsi lain Al-Qur`an
yang tidak kalah penting, adalah sebagai bukti kebenaran Nabi Muhammad
SAW., dan bukti bahwa semua ayatnya benar-benar dari Allah SWT. Selain hal
tersebut Al-Quran bekerja :pertama, Sebagai bukti yang berasal dari Allah
SWT. Dan apabila engkau (Muhammad) tidak membacakan satu ayat kepada
mereka, mereka berkata, "Mengapa tidak engkau buat sendiri ayat itu?"
Katakanlah (Muhammad), "Sesungguhnya aku hanya mengikuti apa yang
diwahyukan Tuhanku kepadaku. (Al-Qur`an) ini adalah bukti-bukti yang nyata
dari Tuhanmu, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang percaya".
“Bagaimana saya bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh
Rasulullah?.” Jawab Abu Bakar merasa.
“Demi Allah, ini adalah suatu keniscayaan yang baik.” Umar mencoba dan Abu
Bakar.
“Berkali-kali Umar mencoba berharap hal itu, lalu allah telah melapangkan
dadaku dengan menerima inisiatif Umar untuk mengumpulkan al-Qur'an.” Jelas
Abu Bakar.
Abu Bakar menyampaikan hal itu kepada Zaid dengan mengatakan “Sungguh
engkau adalah lelaki yang luar biasa, sebab engkau pernah menulis al-Qur'an
untuk baginda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Perkataan itu lahir karena Zaid berpegang pada hafalan dan tulisan sehingga
akhir surat Attaubah itu telah dihafal oleh banyak sahabat. Dan, mereka
menyaksikan ayat tersebut dicatat. Tetapi, catatannya hanya terdapat pada Abu
Huzaimah Al-Ansari.
Lembaran-lembaran yang dikumpulkan oleh Zaid tersebut kemudian disimpan
di tangan Abu Bakar hingga ia wafat. Sesudah itu, lembaran-lembaran pun
berpindah ke tangan Umar sewaktu ia masih hidup dan selanjutnya berada di
tangan Hafsah binti Umar bin Khattab.
Baru pada masa kekhalifahan Usman bin Affan, untuk pertama kali, Alquran
ditulis dalam satu mushaf. Penulisan Alquran di masa Usman disesuaikan
dengan tulisan aslinya yang terdapat pada Hafsah binti Umar. Usman
memberikan tanggung jawab penulisan ini kepada Zaid bin Tsabit, Abdullah
bin Zubair, Said bin Ash, dan Abdurrahman bin Haris bin Hisyam.
Setelah selesai Mushaf Utsmani dibuat, Utsman bin Affan mengirim beberapa
salinan dari mushaf induk ke wilayah-wilayah dalam kekuasaannya. Para ulama
berbeda pendapat berapa jumlah mushaf yang ditulis Utsman. Pendapat yang
mahsyur menyebutkan bahwa mushaf Alquran diperbanyak menjadi lima. Di
kirim ke Makkah, Madinah, Kufah, Syam, dan satu lagi dipegang oleh Utsman
sendiri. itulah yang kemudian dikenal dengan mushaf Al Imam.