Universitas Gunadarma
1
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. 4 KELOMPOK PENGHASILAN
1. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan.
2. Penghasilan dari usaha dan kegiatan.
3. Penghasilan dari modal, jasa dan sewa atau penggunaan harta.
4. Penghasilan lain-lain.
2
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
g. Dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
h. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak.
i. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta.
j. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.
k. Keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
l. Keuntungan selisih kurs mata uang asing.
m. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.
n. Premi asuransi.
o. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari Wajib
Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas.
p. Tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.
q. Penghasilan dari usaha berbasis syariah.
r. Imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan.
s. Surplus Bank Indonesia.
4
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
11. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
12. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam
bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar
pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan
prasarana kegiatan pendidikan dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka
waktu paling lama 4 tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
13. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
6
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan :
1. Dalam hal Karyawati kawin (bekerja pada suatu pemberi kerja), PTKP yang
dikurangkan hanya untuk dirinya sendiri. (asumsi: suami memiliki penghasilan).
2. Dalam hal tidak kawin pengurang PTKP selain untuk dirinya ditambah dengan PTKP
yang menjadi tanggungan sepenuhnya yaitu untuk setiap anggota sedarah, semenda
dalam garis keturunan lurus (vertikal) serta anak angkat yang menjadi tanggungan
sepenuhnya maksimal 3 orang yang masing-masing besarnya Rp 4.500.000 setahun
atau Rp 375.000 sebulan.
7
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Bagi Karyawati kawin yang menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah deaerah
setempat (serendah-rendahnya dari kecamatan) bahwa suaminya tidak menerima atau
memperoleh penghasilan, diberikan tambahan PTKP sebesar Rp 4.500.000 setahun
atau Rp 375.000 sebulan, dan ditambah PTKP untuk keluarga yang menjadi
tanggungannya, paling banyak 3 orang masing-masing Rp 4.500.000 setahun atau Rp
375.000 sebulan.
4. Perhitungan besarnya PTKP ditentukan menurut keadaan wajib pajak pada awal tahun
pajak atau pada awal bagian tahun pajak.
Contoh :
1. Jika Adit adalah seorang karyawan yang sudah menikah dengan memiliki 4 orang anak, 1
anaknya sudah bekerja sedangkan 3 lainnya belum bekerja, besarnya PTKP setahun untuk
tahun 2018 adalah sbb :
(K/3) Adit status Kawin dengan tanggungan
PTKP :
Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000
Status Kawin Rp 4.500.000
Tanggungan 3 orang Rp 13.500.000 +
Rp 72.000.000
2. Jika Rista adalah seorang manajer yang belum menikah dan tinggal bersama Ibunya dan 2
adiknya, besarnya PTKP setahun untuk tahun 2018 adalah sbb :
(TK/1) Rista status Tidak Kawin dengan 1 tanggungan
PTKP :
Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000
Tanggungan 1 orang Rp 4.500.000 +
Rp 58.500.000
3. Jika Dean adalah seorang manajer yang sudah menikah dengan memiliki 3 orang anak
kandung yang sudah bekerja dan 1 orang anak angkat yang berumur 14 tahun, sedangkan
istrinya bekerja dan penghasilannya digabung. Maka besarnya PTKP setahun untuk tahun
2018 adalah sbb :
8
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan :
Pada tanggal 1 Januari 2018 Bapak Andri berstatus kawin dengan tanggungan 1 orang
anak, apabila anak yang kedua lahir tanggal 2 Januari 2017 maka besarnya PTKP yang
diberikan kepada Bapak Andri untuk tahun pajak 2018 tetap dihitung berdasarkan status
kawin dengan 1 orang anak.
9
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
10
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh :
Bapak Ari (K/1) adalah seorang pengusaha Cokelat di Depok. Menurut pembukuan
penghasilan dari usahanya pada tahun 2018 adalah sebesar Rp 600.000.000 dengan
harga pokok penjualan Rp 135.000.000. Biaya-biaya untuk memproduksi Cokelat antara
lain biaya operasional Rp 25.000.000 dan biaya administrasi Rp 18.000.000. Pada tahun
2018 Bapak Ari juga menerima penghasilan dari usaha jasa Rental Mobil sebesar Rp
20.400.000. Hitunglah berapa besarnya pajak penghasilan yang terutang apabila masih
terdapat kerugian tahun 2016 sebesar Rp 6.800.000?
11
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Rp 63.150.000
Contoh :
PT. Milik Kita Bersama adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang transportasi.
Berikut ini adalah data keuangan tahun 2018 :
Penerimaan Bruto Rp 112.000.000.000
Persediaan 1 Januari 2016 Rp 30.600.000.000
Pembelian Rp 15.500.000.000
Persediaan 31 Januari 2016 Rp 9.600.000.000
Biaya Adm dan Opr Rp 346.000.000
Penghasilan lain-lain Rp 8.600.000.000
Kerugian Tahun 2015 Rp 495.000.000
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang PT. Milik Kita Bersama pada tahun
2018 !
12
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
13
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
14
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Tn. Dicki menikah dengan Ny. Vicki dan setelah 15 tahun menikah. Mereka mempunyai
2 orang anak yang berusia 10 tahun dan 14 tahun. Tn. Dicki juga tinggal bersama ibunya
yang sudah tidak mempunyai penghasilan. Berapakah besarnya PTKP Tn. Dicki pada tahun
2018 jika istrinya bekerja dengan penghasilannya digabung ?
2. Ny. Salma (TK/3) mempunyai usaha Coffe Shop yang ditahun 2018 menghasilkan
pendapatan sebesar Rp 215.600.000 dengan HPP sebesar Rp 53.400.000. terdapat biaya
operasional dan biaya administrasi selama 2018 masing-masing sebesar Rp 6.400.000 dan
Rp 3.250.000, selain itu usaha Cathering di Jakarta memperoleh penghasilan sebesar Rp
110.000.000. Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang Salma apabila terdapat
kerugian ditahun 2016 sebesar Rp 21.500.000 ?
3. Ny. Nicki berstatus kawin dan mempunyai 5 orang anak. Ia memiliki 2 jenis usaha, usaha
tersebut terdiri dari Usaha Butik Baju dan Usaha Laundry. Pada tahun 2018 Ny. Nicki
memperoleh laba sebesar Rp 298.888.000 dari Butik Baju dan Rp 166.666.000 dari
Laundry. Berapakah besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2018 jika prosentase norma
untuk Butik Baju dan Laundry masing-masing sebesar 25% dan 10%, dan suaminya sudah
tidak bekerja atau tidak memperoleh penghasilan ?
4. PT. Bumi Citra Permai adalah perusahaan yang bergerak dibidang Property. Berikut ini
adalah data keuangan PT. Bumi Citra Permai selama tahun 2018 :
Peredaran Usaha Rp 111.111.000.000
HPP Rp 10.000.000.000
Biaya Opr dan Adm Rp 155.000.000
Kerugian Tahun 2015 Rp 250.555.000
Penghasilan lain-lain Rp 4.877.555.000
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang PT. Bumi Citra Permai pada tahun 2018 !
15
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
6. Ny.Ratih (TK/0) memiliki beberapa usaha, antara lain Caffe dan Villa dengan penghasilan
bruto sebesar Rp 544.444.000 yang terdiri dari laba dari Caffe dan dari Villa miliknya.
Hitunglah besarnya pajak penghasilan terutang tahun 2018 jika prosentase norma untuk
Caffe 25 % dan Villa sebesar 30% !
7. Tn. Farizayn adalah seorang Direktur yang sudah menikah dan memiliki 2 orang anak, ia
juga tinggal bersama ibu mertuanya, pada tanggal 29 Januari 2017 istrinya melahirkan
anak ketiganya. Berapakah besarnya PTKP Tn. Farizayn tahun 2018 ?
8. Dini (TK/1) adalah seorang pengusaha Tas yang memiliki penghasilan bruto selama tahun
2018 sebesar Rp 312.240.000. Biaya yang diperkenankan untuk produksi Tas tersebut
adalah Rp 6.7500.000. Pada tahun 2016, Dini masih memiliki sisa kerugian atas usahanya
sebesar Rp 5.554.000. Berapakah besarnya pajak penghasilan terutang Dinda tahun 2018 ?
16
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
D. WAJIBPAJAK
Pegawai, karyawan tetap, komisaris, dan pengurus.
Pegawailepas.
Penerima pensiun.
Penerima honorarium, komisi atau imbalan lainnya, uang saku, beasiswa atauhadiah.
Penerima upah harian, mingguan, borongan, satuan.
Catatan:
PPh Pasal 21 dipotong atas penghasilan yang diperoleh Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri
17
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
(WPDN), yaitu WNI dan WNA yang tinggal di Indonesia > 183 hari. Sedangkan untuk Wajib
Pajak Orang Pribadi Luar Negeri (WPLN) dipotong PPh Pasal26.
E. YANG TIDAK TERMASUK WAJIBPAJAK
Pejabat perwakilan diplomatik atau pejabat Negaraasing.
Orang-orang yang diperbantukan kepada pejabat tersebut yang bekerja dan bertempat tinggal
bersama mereka.
Pejabat perwakilan organisasi Internasional dengan keputusan Menteri Keuangan
dengansyarat:
a. Bukan Warga Negara Indonesia(WNI)
b. Tidak menerima/ memperoleh penghasilan lain di luar jabatannya diIndonesia.
c. Negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik.
F. OBJEKPAJAK
1. Penghasilan teratur, terdiri dari:
Gaji, upah,honorarium.
Uang pensiunbulanan.
Premi asuransi bulanan yang dibayarkan oleh pemberi kerja.
Tunjangan-tunjangan.
Hadiah, beasiswa.
Uang lembur, uang sokongan, uangtunggu.
Penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun.
2. Penghasilan Tidak Teratur, terdiri dari:
Bonus, gratifikasi, tantiem.
Jasaproduksi.
Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangancuti.
Premitahunan.
Penghasilan sejenis lainnya yang bersifat tidak teratur.
3. Penerima upah, terdiri dari:
Upahharian.
Upahmingguan.
Upahsatuan.
Upahborongan.
18
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
19
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan:
Untuk menentukan besarnya penghasilan netopenerima pensiun, maka penghasilan bruto
berupauang pensiun dikurangi biaya pensiun yang besarnya 5% dari penghasilan bruto
pensiun dengan jumlah maksimum Rp 2.400.000 setahun atau Rp 200.000 perbulan.
Untuk menentukan besarnya Penghasilan KenaPajak (PKP) dari seorang pegawai, maka
penghasilan netonya terlebih dahulu dikurangi dengan Penghasilan Tidak Kena
Pajak(PTKP).
Pengurang:
IuranTHT Rp 50.000
IuranPensiun Rp 60.000+
PTKP (K/3)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan =Rp 13.500.000 +
Rp 72.000.000 -
Penghasilan Kena Pajak Rp 78.480.000
Rp 6.772.000
Catatan:
Untuk kasus seorang karyawan Indonesia (WPDN)yang memiliki kewajiban subjektifnya sejak
awaltahun, tetapi baru mulai atau berhentibekerja pada pertengahan tahun atau dalam tahun
berjalan maka perhitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan tidak perlu disetahunkan, hanya
dikalikan dengan banyaknya bulan bekerja dari karyawan yang bersangkutan.
Sementarauntuk karyawan asing (WPLN)yang memiliki kewajiban subjektifnya sejak awal
tahun, tetapi baru mulai atau berhenti bekerja pada pertengahan tahun atau dalam tahun
berjalan maka atas penghasilan tersebut harus disetahunkan terlebih dahulu.Untuk lebih
jelasnya lihat contoh soalberikut:
21
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap yang mulai/berhenti pada
pertengahan tahun
Bapak Dillan(K/1) bekerja pada PT. Sumber Danapada 1 Agustus 2018. Setiap bulannya PT.Sumber
Danamembayar gaji untuk Bapak Dillansebesar Rp 15.550.000, tunjangan makan Rp 500.000, dan
tunjangan transport Rp 750.000. PT.Sumber Dana membayar premi asuransi kecelakaan kerja sebesar
Rp 70.000, dan premi asuransi kematian Rp 55.000.Setiap bulan Bapak Dillanmembayar iuran THT
sebesar Rp 50.000, dan iuran pensiun Rp 55.000.Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang
atas penghasilan Bapak Dillan setiap bulannya?
Pengurang:
IuranTHT Rp 50.000
IuranPensiun Rp 55.000 +
PTKP (K/1)
22
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan = Rp 4.500.000 +
Rp 63.000.000 -
Contoh Kasus 3:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai tetap yang menerima gaji bulanan bagi
orang asing yang menjadi WPDN yang mulai/berhenti pada pertengahantahun
Mr. Lee(K/2) adalah wargaNegara Koreayang mulai bekerja di Indonesia tanggal 1 Oktober 2018
pada PT.Hankook Tire Indonesia. Ia mendapatkan penghasilan setiapbulannya berupagaji Rp
13.500.000, tunjangan jabatan Rp 666.000, dan tunjangan keluarga Rp 550.000. Premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian ditanggung oleh pemberi kerja masing-masing Rp 85.000.
Setiap bulan Mr. Lee membayar iuran THT sebesar Rp 55.000, dan iuran pensiun Rp
65.000.Berapakah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan Mr. Leeditahun 2018?
23
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP(K/2)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan = Rp 9.000.000+
Rp 67.500.000-
Rp 9.355.000
24
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan:
Ada beberapa perusahaan yang menanggung PPh Pasal 21 dari penghasilan karyawannya dan ada
yang memberikan tunjangan pajak. Perbedaannya adalah:
Bila perusahaan memberikan tunjangan pajak,maka tunjangan pajak tersebut merupakan
penghasilan karyawanyang bersangkutan dan harus ditambahkan ke dalam penghasilan
brutonya sebelumdilakukan perhitungan PPh 21 atas penghasilan karyawan tersebut.
Bila perusahaan menanggung PPh Pasal 21 dari karyawannya maka PPh Pasal 21 yang
ditanggung perusahaan tersebut bukan merupakan penghasilanbagikaryawan yang
bersangkutan sehingga tidak ditambahkan ke dalam penghasilan bruto karyawan tersebut
dengan syarat bahwa PPh Pasal 21 karyawan yang ditanggung perusahaan itu juga tidak
boleh dianggap sebagai biaya bagiperusahaan.
Contoh Kasus 4:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas karyawan yang memperoleh Gaji Bulanan dan
Tunjangan pajak
Dimasadalah seorang pegawai PT. Gajah Tunggal, sudah menikah dan memiliki 2 orang anak. Ia
memperoleh gaji sebesar Rp 9.500.000 dan tunjangan pajak Rp 80.000 per bulan. Dimasmembayar
iuran pensiun setiapbulannya sebesar Rp 75.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang ditanggung
Dimassetiap bulannya?
Pengurang:
IuranPensiun Rp 75.000 +
PTKP(K/2)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan = Rp 9.000.000+
Rp 67.500.000-
Contoh Kasus 5:
Perhitungan PPh Pasal 21 atas karyawan yang PPh Pasal 21-nya ditanggung Pemberi
Kerja
Tn. Ardian(K/1) bekerja pada PT. Bahagia Indah dengan penghasilan perbulan berupa gajisebesar
Rp 8.880.000, dan tunjangan makan Rp 450.000, dan pajak ditanggung oleh pemberi kerja. Setiap
bulannya ia membayar iuran THTdan iuran pensiun masing- masing sebesar Rp 60.000 dan Rp
70.000. Berapakah PPh Pasal 21 yang terhutang Tn. Ardian setiapbulannya?
Pengurang:
26
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
IuranTHT Rp 60.000
IuranPensiun Rp 70.000 +
PTKP (K/2)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan = Rp 9.000.000 +
Rp 67.500.000-
PPh Pasal 21 sebesar Rp 155.425ini bukan merupakan penghasilan bagi pegawai (Tn. Ardian)
sehingga tidak boleh mengurangi penghasilan dari pemberi kerja.
Contoh Kasus 1:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai yang memperoleh Gaji dan Bonus
Bapak Prayoga(K/3) adalah seorang pegawai tetap PT. Suka Maju. Iamemperoleh gaji setiap bulannya
Rp 5.500.000, serta mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp 200.000, dan tunjangan keluarga
27
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
sebesar Rp 100.000. Pemberi kerja membayarkan premi asuransi kecelakaan dan premi asuransi
kematian masing-masing sebesarRp110.000 dan Rp 150.000.Bapak Prayogasetiap bulannya harus
membayar iuran pensiun sebesar Rp 70.000 dan iuran THT sebesar Rp 80.000.Pada bulan Juli Bapak
Prayogamendapatkan bonus sebesar Rp 3.000.000.Berapakah besarnya pajak terutang atas gaji dan
bonus yang diterima Bapak Prayoga ?
Bonus Rp 3.000.000+
Penghasilan Bruto Gaji dan Bonus Rp 75.720.000
Pengurang:
Biaya Jabatan (5% x Rp 75.720.000)
(maksimal diperkenankan) Rp 3.786.000
IuranTHT (Rp 80.000 ×12) Rp 960.000
IuranPensiun (Rp 70.000 ×12) Rp 840.000 +
Rp 5.856.000 -
Penghasilan Neto Setahun Rp 69.864.000
PTKP (K/3)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan = Rp 13.500.000 +
Rp 72.000.000 -
Dalam hal ini Bapak tidak membayar PPh Pasal 21, baik PPh Pasal 21 atas bonus, gaji,
maupun gaji dan bonus, karena PTKP lebih besar dari penghasilan neto setahun.
28
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2:
Perhitungan PPh Pasal 21 untuk pegawai yang memperoleh Gaji dan Bonus
Bapak Zikri(K/3) adalah seorang pegawai tetap PT. Sumber Rezeki. Ia memperoleh gaji setiap
bulannya Rp 11.110.000, serta mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp 450.000, dan tunjangan
keluarga sebesar Rp 350.000. Pemberi kerja membayarkan premi asuransi kecelakaan dan premi
asuransi kematian masing-masing sebesar Rp200.000 dan Rp 250.000. Bapak Zikrisetiap bulannya
harus membayar iuran pensiun sebesar Rp 70.000 dan iuran THT sebesar Rp 60.000. Pada bulan Juli,
Bapak Zikrimendapatkan bonus sebesar Rp 8.000.000. Berapakah besarnya pajak terutang atas gaji
dan bonus yang diterima bapak Zikri?
Bonus Rp 8.000.000+
Pengurang:
29
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP (K/3)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan =Rp 13.500.000 +
Rp 72.000.000-
Penghasilan KenaPajak Rp 76.760.000
Rp 6.514.000
Pengurang:
30
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP (K/3)
WajibPajak = Rp 54.000.000
StatusKawin = Rp 4.500.000
Tanggungan =Rp 13.500.000+
Rp 72.000.000 -
= Rp 5.314.000
31
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus : 3
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Penghasilan Gaji dan Pensiun dari Badan Dana
Pensiun
Bapak Farhan Prasetya(K/1) adalah karyawan pada perusahaan PT. Havana. Beliau masih memiliki
anak yang masih menjadi tanggungan. Beliau menerima gaji Rp 8.500.000 / bulan. Beliau mendapat
Premi Asuransi Kecelakaan & Tunjangan keluarga masing-masing Rp 80.000 dan Rp85.000. Bapak
Farhanmembayar sendiri iuran BPJS dan iuran pensiun masing-masing Rp35.000 danRp45.000. Pada
tanggal 1 Oktober 2018, beliau pensiun dan menerima iuran pensiun setiap bulannya Rp 6.000.000.
Berapakah:
Jawaban :
a. Perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji 9 bulan (Tahun2018)
Penghasilan gajisebulan Rp8.500.000
IuranBPJS Rp 35.000
IuranPensiun Rp 45.000 +
Rp 523.250–
32
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
PTKP(K/1)
Pengurang:
PTKP(K/1) Rp63.000.000-
33
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Pengurang:
PTKP(K/1) Rp 63.000.000-
34
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus :
1. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh bukan
pegawai yang menerima penghasilan yang bersifat TIDAKberkesinambungan
Dionmelakukan jasa perbaikan komputer kepada PT. Galaxydengan fee sebesar Rp
9.880.000. Berikut adalah besarnya PPh Pasal 21 yang terutang:
*Jika Diontidak memiliki NPWP maka besarnya PPh Pasal 21 yang terutang menjadi sebesar:
2. Contoh Penghitungan PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima oleh bukan
pegawai yang menerima penghasilan yang bersifatberkesinambungan
Kevinmerupakan seorang Dokter,setiap bulannya ia menerima penghasilan dari
jasanyasebagai Dokter. Berikut adalah penghasilan yang diterima oleh Kevinselama bulan
Januari - Juli 2018 :
35
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
April 60.000.000,00
Mei 40.000.000,00
Juni 36.000.000,00
Juli 42.000.000,00
Jumlah 305.000.000,00
36
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Penghitungan PPh Pasal 21 untuk bulan Januari sampai dengan Juli 2017:
Dasar Tarif Pasal
Dasar
Pemotongan
Bulan Penghasilan Pemotongan 17 (ayat 1) PPh Terutang
PPh Pasal 21
PPh Pasal 21
Bruto (Rp) Kumulatif UU PPh (Rp)
(Rp)
(Rp)
(1) (2) (3)=50% X (2) (4) (5) (6)=(3) X (5)
Januari 45.000.000 22.500.000 22.500.000 5% 1.125.000
Februari 32.000.000 16.000.000 38.500.000 5% 800.000
23.000.000 11.500.000 50.000.000 5% 575.000
Maret ----------- ------------ ------- ----------
27.000.000 13.500.000 63.500.000 15% 2.025.000
April 60.000.000 30.000.000 93.500.000 15% 4.500.000
Mei 40.000.000 20.000.000 113.500.000 15% 3.000.000
Juni 36.000.000 18.000.000 131.000.000 15% 2.700.000
Juli 42.000.000 21.000.000 152.000.000 15% 3.150.000
Jumlah 305.000.000 152.500.000 17.875.000
37
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus :
Perhitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Uang Pesangon / Tebusan Pensiun
1. Ny. Berlian merupakan Karyawan suatu perusahaan yaitu PT. Rezeki Miliyaransetelah bekerja
selama 25tahun. Ia berhentibekerja pada bulan Juni dan mendapatkan uang pesangon Rp
210.000.000. hitunglah berapa besar pajak yang dipotong atas pesangon tersebut!
Jawaban :
PPh Pasal 21 Terutang :
0% × Rp 50.000.000 = Rp 0
5% × Rp 50.000.000 = Rp 2.500.000
Rp 26.500.000
38
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
0%× Rp 50.000.000= 0
Rp 40.000.000
39
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan :
Apabila uang pesangon dibayarkan dalam 2 tahap, yang dibayarkan pertama adalah uang muka dan
kedua dibayarkan setelah karyawan sudah benar-benar tidakbekerja lagi. Oleh karena itu perhitungan
PPh 21 atas uang pesangon adalah dengan cara mengenakan Tarif final sesuai dengan Pasal 2 ayat
(1) Keputusan Menteri Keuangan diatas. Setelah dikurangi jumlah yang dikecualikan dari pemotongan
pajak sebesar Rp 50.000.000. Sedangkan atas pembayaran tahap dua atau sisanya dikenakan PPh
Final langsungtanpa mengulangi pengurangan yang dikecualikan yaitu sebesar Rp 50.000.000 dengan
Tarif yang merupakan kelanjutan dari perhitungan PPh Final tahap pertama sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan.
40
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Arash adalah seorang pegawai tetap pada PT Maju Sejahtera, berstatus menikah dan
memiliki 5 orang anak. Setiap bulannya ia memperoleh gaji Rp 12.222.000, tunjangan
makan dan tunjangan transport sebesar Rp 250.000 dan Rp 300.000. Setiap bulannya
Arash harus membayar iuran pensiun dan iuran THT masing-masing sebesar 5% dari
gaji pokoknya. Hitunglah PPh pasal 21 yang terhutang atas penghasilan yang diterima
Arash!
2. Ny. Anggi (TK/0) bekerja pada PT Zigzag pada bulan September 2018. PT Zigzag setiap
bulannya membayar gaji untuk Ny. Anggi sebesar Rp 10.000.000, tunjangan transport
dan tunjangan makan masing-masing Rp 200.000 dan Rp 350.000. Premi asuransi
kecelakaan kerja dan premi asuransi kematian dibayar oleh pemberi kerja masing-
masing Rp 150.000 dan Rp 210.000. Setiap bulan Ny. Anggi membayar iuran THT Rp
100.000 dan iuran pensiun Rp 150.000. Berapakah besarnya PPh pasal 21 yang terutang
atas penghasilan Ny. Anggi ?
3. Mr Albert seorang warga negara Perancis, ia baru mulai bekerja di PT Vivendi sejak 1
Juni 2018. Ia menerima gaji sebulan Rp 17.880.000, tunjangan transport Rp 200.000 dan
tunjangan makan Rp 180.000. Perusahaan menanggung premi asuransi kematian dan
premi asuransi kecelakaan sebesar Rp 100.000 dan Rp 120.000. Sementara itu Mr Albert
membayar iuran THT sebesar Rp 50.000 dan iuran pensiun Rp 30.000 setiap bulannya.
Mr Albert berstatus menikah dan memiliki 1 orang anak. Hitung besarnya PPh 21 yang
harus dibayar oleh Mr Albert untuk tahun 2018 ?
4. Bapak Fandy (K/3) bekerja pada PT Maju Terus, ia mendapatkan gaji sebulan Rp
10.200.000. Perusahaan juga memberikan tunjangan makan dan tunjangan transport
masing-masing sebesar Rp 300.000 dan Rp 200.000. Bapak Fandy juga menerima
asuransi kecelakaan sebesar Rp 30.000 dan premi asuransi kematian sebesar Rp 35.000.
Setiap bulannya bapak Fandy harus membayar iuran JHT sebesar Rp 55.000 dan iuran
41
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
pensiun Rp 50.000. Pada tanggal 1 Agustus 2017, Bapak Fandy mendapatkan bonus dari
perusahaan sebesar Rp 7.000.000. Hitunglah :
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus tahun2018
b. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji tahun2018
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas Bonus tahun 2018
5. Ibu Cinta adalah seorang pegawai PT. Intan Permai yang mempunyai 6 orang anak, dan
suaminya bekerja pada PT. Berlian Permai. Ibu Cinta mendapatkan gaji perbulan Rp
9.870.000 dan mendapatkan tunjangan jabatan sebesar Rp 250.000, serta tunjangan
keluarga Rp 200.000. Perusahaan membayarkan premi asuransi kecelakaan kerja dan
premi asuransi kematian sebesar Rp 60.000 dan Rp 55.000. Setiap bulannya Ibu Cinta
membayar iuran JHT sebesar Rp 70.000 dan iuran pensiun Rp 60.000. Pada bulan
Februari 2018, ibu Cinta mendapatkan bonus dari kantornya sebesar Rp 5.000.000.
Hitunglah :
a. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji dan Bonus tahun2018
b. PPh Pasal 21 yang terutang atas Gaji tahun2018
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas Bonus tahun 2018
6. Ny. Rain merupakan karyawan suatu perusahaan yaitu PT Sinar Dunia, setelah bekerja
selama 18 tahun. Ia berhenti bekerja pada bulan Juli dan mendapatkan uang pesangon Rp
180.000.000. Berapakah besar pajak yang dipotong atas pesangon tersebut?
7. Tn. Farly Putra bekerja pada sebuah Perusahaan sepatu di kota Bandung sebagai HRD.
Ia sudah bekerja selama 35 tahun. Pada bulan November 2018, ia pensiun dari
pekerjaannya dan mendapatkan uang tebusan pensiun sebesar Rp 765.000.000.
Berapakah besarnya pajak yang dipotong atas uang tebusan pensiun tersebut
42
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SUBJEK PAJAK
Yang menjadi Subjek Pajak Penghasilan Pasal 23 adalah Wajib Pajak dalam negeri, baik WP
Orang Pribadi maupun WP Badan, termasuk bentuk usaha Tetap yang menerima penghasilan yang
berasal dari modal, penyerahan jasa atau penyelengaraan kegiatan selain yang telah dipotong PPh 21.
C. PEMOTONG PAJAK
Pemotong PPh Pasal 23 adalah seluruh pihak yang memberikan atau membayarkan
penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 23. Pemotong PPh Pasal 23 meliputi:
Badan pemerintah;
Subjek Pajak badan dalam negeri;
Penyelenggaraan kegiatan;
Bentuk usaha tetap (BUT);
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya;
Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri tertentu, yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.
43
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
D. OBJEK PAJAK
Deviden dan pembagian sisa hasil usaha koperasi
Bunga : Premium, Diskonto, Imbalan sehubungan dengan jaminan pengembalian hutang.
Sewa atas penggunaan harta
Royalti
Hadiah / penghargaan selain yang telah dipotong PPh Pasal 21
Imbalan jasa teknik, jasa manajemen, dan jasa lainnya selain yang telah dipotong PPh Pasal 21.
E. YANG TIDAK DIPOTONG PAJAK
Penghasilan yang dibayar atau terutang kepada bank
Sewa yang dibayarkan atau terutang sehubungan dengan sewa guna usaha dengan hak opsi (Capital
Lease)
Deviden yang diterima oleh :
* Perseroan terbatas WPDN
* BUMN/BUMD
Bunga obligasi yang diterima/diperoleh perusahaan reksa dana selama lima tahun pertama sejak
pendirian perusahaan atau pemberian izin usaha
Bagian yang diterima / diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi
atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi.
Simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan yang
dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.
44
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Tarif 2% atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konsultasi dan jasa lain
45
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
18. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air, gas, AC,
dan/atau TV kabel
24. Jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media massa, media luar ruang atau
media lain untuk penyampaian informasi
25. Jasa pembasmian hama
26. Jasa kebersihan/ cleaning service
27. Jasa catering atau tata boga
46
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
51 Pelayanan pelabuhan
52 Pengangkutan melalui jalur pipa
53 Pengelolaan penitipan anak
54 Pelatihan dan/atau kursus
55 Pengiriman dan pengisian uang ke ATM
56 Sertifikasi
57 Survey
58 Tester
Jasa selain jasa-jasa tersebut di atas yang pembayarannya dibebankan pada
59
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) atau APBD (Anggaran
60 Pendapatan
Arsitektur dan Belanja Daerah)
61 Hukum
47
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Catatan :
Pemotongan pajak penghasilan berdasarkan tarif baru sebesar 2 % ini dikenakan atas jumlah bruto
tidak termasuk PPN sedangkan dalam hal penerima imbalan tidak memiliki NPWP besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) dari pada tarif 15% atau 2% sehingga menjadi 30%
atau 4%.
1. PPh Pasal 23 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran, disediakan untuk dibayar,
atau telah jatuh tempo pembayarannya, tergantung peristiwa yang terjadi terlebih dahulu.
2. PPh Pasal 23 disetor oleh Pemotong Pajak paling lambat tanggal sepuluh bulan
takwimberikutnya setelah bulan saat terutang pajak.
3. SPT Masa disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak setempat, paling lambat 20 hari setelah Masa
Pajak berakhir.
Dalam hal jatuh tempo penyetoran atau batas akhir pelaporan PPh Pasal 23 bertepa tan dengan hari
libur termasuk hari sabtu atau hari libur nasional, penyetoran atau pelaporan dapat dilakukan pada
hari kerja berikutnya.
48
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
49
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SUBJEK PAJAK
Wajib Pajak Luar Negeri (WPLN) yang berarti orang pribadi yang tidak bertempat tinggal
diIndonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan,dan Badan
yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia.
C. PEMOTONG PAJAK
Pemotong PPh Pasal 26 adalah seluruh pihak yang memberikan atau membayarkan
penghasilan yang menjadi objek PPh Pasal 26. Pemotong PPh Pasal 26 meliputi:
Badan Pemerintah;
Subjek Pajak dalam negeri;
Penyelenggara Kegiatan;
BUT;
Perwakilan perusahaan luar negeri lainnya selain BUT di Indonesia.
D. OBJEK PAJAK
Deviden
Bunga termasuk premium, diskonto, premi SWAP, dan imbalan sehubungan dengan jaminan
50
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
pengembalian utang
Royalti, sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta
Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan dan kegiatan
Hadiah dan Penghargaan
Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia, kecuali pengalihan harta berupa tanah
dan/bangunan
Premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan asuransi luar negeri.
Premi swap dan transaksi lindung lainnya; dan/atau
Keuntungan karena pembebasan utang.
c. 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto atas penjualan atau perusahaan antara conduit company at au spesial
purpose pengalihan saham company yang didirikan atau bertempat kedudukan di negara yang memberikan
perlindungan pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia atau BUT di Indonesia
51
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
d. 20% (final) dari Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi pajak dari suatu BUT diIndonesia, kecuali penghasilan
tersebut ditanamkan kembali di Indonesia.
e. Atas penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di indonesia, kecuali yang diatur dalam pasal 4 ayat ( 2) UU
PPh (PPh Final), yang besarnya melebihi Rp10.000.000,00 untuk setiap jenis transaksi, yang diterima atau diperoleh
WP luar Negeri selain BUT, dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% dari perkiraan penghasilan neto yang besarnya 25%
dari harga jual. Selain penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta yang besarannya tidak melebihi
Rp10.000.000,00 untuk setiap jenis transaksi, dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26.
f. Tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) antara Indonesia dengan negara pihak
pada persetujuan
g. PERJANJIAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA (P3B)
Perjanjian Pajak antara dua negara (bilateral) yang mengatur mengenai pembagian hak
pemajakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh penduduk dari salah satu atau kedua
negara pihak pada persetujuan (Both Contracting State), dimana pembagian hak pemajakan tersebut
diatur dengan tujuan untuk mencegah seminimal mungkin terjadinya pengenaan pajak berganda.
Catatan:
Dalam hal telah dilakukan perjanjian penghindaran pajak berganda antarapemerintah RI dan negara lain (Treaty
Partner), penghitungan besarnya PPh 26 didasarkan pada tax treaty tersebut (dibebaskan dari pengenaan PPh Pasal 26
atau dikenakan PPh Pasal 26 dengan tarif yang lebih rendah).
Jawab :
Jadi PPh Pasal 26 yang dipotong penyelenggara kegiatan di Indonesia adalah :
Kurs yang berlaku :US$50,000 x Rp 13.000 = Rp 650.000.000
PPh Pasal 26 : 20% x Rp 650.000.000= 130.000.000
52
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. PT. SenjaPagi merupakan perusahaan persewaan gedung kantor. pada tahun 2017 mengasuransikan
bangunan bertingkat kepada perusahaan asuransi diluar negeri, premi yang harus dibayarkan oleh PT.
SenjaPagi sebesar Rp650.000.000. Berapa Pph terutang PT. SenjaPagi?
Jawab :
Pph pasal 26 : 20% x 50% x Rp650.000.000 = Rp65.000.000
53
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. SIFAT
Menurut keputusan Direktorat Jendral Pajak pengenaan pajak penghasilan dalamketentuan ini
dapat bersifat final.
C. SUBJEK PAJAK
Subjek pajak yang karena ketentuan dari Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang PPh menjadi WPDN
adalah semua subjek pajak yang memperoleh penghasilan berupa bunga deposito, dan tabungan
tabungan lainnya penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek, penghasil an
dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan dan penghasilan tertentu lainnya.
D. OBJEK PAJAK
a. Bunga deposito/tabungan, diskonto SBI dan jasa giro, serta bunga simpanan anggota
koperasi.
b. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya di bursa efek
c. Bunga/diskonto Obligasi
d. Hadiah undian
e. Jasa konstruksi
f. Persewaan tanah/bangunan
g. Penghasilan dari pengalihan harta berupa tanah dan atau bangunan
h. Penghasilan tertentu lainnya
54
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
F. PEMUNGUT PAJAK
a) Penyelenggara bursa dan undian
b) Orang pribadi atau badan yang menerima atau memperoleh penghasilan
c) Bank dan Dana Pensiun
d) Perusahaan Modal Ventura
e) Penerbit Obligasi, Bank, Dana Pensiun, Reksadana
f) Pengguna Jasa Konstruksi
c) Penjualan saham milik perusahaan modal ventura: sebesar 0,1% dari jumlah bruto.
55
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
d) Pajak penghasilan atas penghasilan berupa bunga atau diskonto obligasi yang dijual dibursa efek
(final):
Catatan:
Untuk bunga/diskonto obligasi yang ditempatkan di dalam negeri sebesar 15% (lima belas
persen) dari jumlah bruto.
Untuk bunga/diskonto obligasi yang ditempatkan di luar negeri sebesar 20% (dua puluh
persen) dari jumlah bruto.
e) Pajak penghasilan atas hadiah undian (final):
Atas hadiah undian dikenakan PPh sebesar 25% (duapuluh lima persen) dari jumlah bruto hadiah
atau nilai pasar hadiah. Baik itu yang menerima Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan.
f) Pembayaran pajak penghasilan atas penghasilan dari persewaan tanah dana dan atau bangunan
(final):
10% (sepuluh persen) dari jumlah bruto nilai persewaan tanah dan/atau bangunan
g) Pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha jasa konstruksi:
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 2008 sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan Dari Usaha Jasa
Konstruksi, pasal 3 bahwa Jenis-jenis penghasilan dan tarif pemotongan yang dikenakan PPh
Pasal 4 ayat 2 diantaranya adalah:
1. Jasa Perencanaan/Pengawasan
a. Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha 4%
b. Penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha 6%
2. Jasa Pelaksana Konstruksi
a. Penyedia jasa yang memiliki kualifikasi usaha kecil 2%
b. Penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha 4%
c. Penyedia Jasa selain huruf a dan huruf b 3%
Catatan:
o FINAL bagi usaha kecil berdasarkan sertifikasi lembaga yang berwenang serta mempunyai
nilai pengadaan sampai dengan Rp 1 miliar.
56
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
57
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. PT. MALAM RINDU bergerak di bidang gaun pengantin mempunyai data pengeluaran Tahun 2018
sebagai berikut :
A. Pada tanggal 15 Maret dibayar Jasa perancang sebesar Rp 16.000.000.
B. Pada tanggal 16 Febuari dibayar Jasa pelatihan sebesar Rp 22.000,000.
C. Dibayar jasa sewa mobil pada tanggal 17 April sebesar Rp 10.000.000
D. Pada Tanggal 3 September dibayar sewa bangunan sebesar Rp 65.000.000
3. Mr. Holland adalah karyawan asing pada perusahaan PT YiArt. Mr Holland bertempat tinggal kurang dari
185 hari. Dalam bulan April 2018, Holland memperoleh gaji sebesar US$9,000 sebulan. Kurs yang berlaku
adalah Rp 14.000,- per US$ 1. Hitunglah pajak yang harus dibayarkan
5. PT. Yuk membayar royalti kepada tiga orang penulis : Ani (mempunyai NPWP), Rohani (mempunyai
NPWP) , dan Widaya (tidak memiliki NPWP) Royalti yang diberikan kepada Ani sebesar Rp35.000.000.
Royalti untuk Rohani sebesar Rp20.000.000 dan royalti untuk Widaya sebesar Rp8.000.000. Hitung PPH
terhutang !
58
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
59
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b. bendahara pemerintah dan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) sebagai pemungut pajak pada
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga-
lembaga negara lainnya berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang;
c. bendahara pengeluaran berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan
dengan mekanisme uang persediaan (UP);
d. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) atau pejabat penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi
delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA), berkenaan dengan pembayaran atas
pembelian barang kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan mekanisme pembayaran
langsung (LS);
e. Badan usaha tertentu meliputi:
1. Badan Usaha Milik Negara, yaitu badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara
yang dipisahkan;
2. Badan Usaha Milik Negara yang dilakukan restrukturisasi oleh Pemerintah setelah
berlakunya Peraturan Menteri ini, dan restrukturisasi tersebut dilakukan melalui pengalihan
saham milik negara kepada Badan Usaha Milik Negara lainnya; dan
3. badan usaha tertentu yang dimiliki secara langsung oleh Badan Usaha Milik Negara,
meliputi PT Pupuk Sriwidjaja Palembang, PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang, PT
Pupuk Kalimantan Timur, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Telekomunikasi Selular, PT
Indonesia Power, PT Pembangkitan Jawa-Bali, PT Semen Padang, PT Semen Tonasa, PT
Elnusa Tbk, PT Krakatau Wajatama, PT Rajawali Nusindo, PT Wijaya Karya Beton Tbk,
PT Kimia Farma Apotek, PT Kimia Farma Trading & Distribution, PT Badak Natural Gas
Liquefaction, PT Tambang Timah, PT Terminal Petikemas Surabaya, PT Indonesia
Comnets Plus, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRISyariah, dan PT Bank BNI Syariah,
Berkenaan dengan pembayaran atas pembelian barang dan/atau bahan-bahan untuk
keperluan kegiatan usahanya;
f. badan usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen, industri kertas, industri baja,
industri otomotif, dan industri farmasi, atas penjualan hasil produksinya kepada distributor di
dalam negeri;
60
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
g. Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir
umum kendaraan bermotor, atas penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri;
h. produsen atau importir bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas, atas penjualan
.
bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas;
i. industri atau eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian,
peternakan, dan perikanan, atas pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan,
pertanian, peternakan, dan perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur, untuk
keperluan industrinya atau ekspornya;
j. industri atau badan usaha yang melakukan pembelian komoditas tambang batubara, mineral
logam, dan mineral bukan logam, dari badan atau orang pribadi pemegang izin usaha
pertambangan; atau
k. badan usaha yang memproduksi emas batangan, termasuk badan usaha yang memproduksi
emas batangan melalui pihak ketiga, atas penjualan emas batangan di dalam negeri.
61
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
h. Penjualan bahan bakar minyak, bahan bakar gas, dan pelumas oleh produsen atau importir .
i. Pembelian bahan-bahan dari pedagang pengumpul untuk keperluan industrinya atau ekspornya oleh
industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan; dan
j. Penjualan barang yang tergolong sangat mewah yang dilakukan oleh wajib pajak badan.
Nilai Impor
Nilai yang berupa uang yang menjadi dasar penghitungan bea masuk yaitu Cost Insurance and Freight
(CIF) ditambahkan dengan bea masuk dan pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan
peraturan perundang±undangan pabean bidang impor.
Untuk menghitung nilai impor digunakan kurs berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.
63
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
F. Yang Dikecualikan dari Pemungutan PPh Pasal 22 sebagaimana diatur dalam pasal 3 PMK.34/2017
1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
tidak terutang Pajak Penghasilan;
2. Impor barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak Pertambahan Nilai:
a. Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan
asas timbal balik;
b. Barang untuk keperluan badan internasional beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan
tidak memegang paspor Indonesia yang diakui dan terdaftar dalam peraturan menteri keuangan
yang mengatur tentang tata cara pemberian pembebasan bea masuk dan cukai atas impor
barang untuk keperluan badan internasional beserta para pejabatanya yang bertugas di
Indonesia;
c. Barang kiriman hadiah/hibah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, kebudayaan atau
untuk kepentingan penanggulangan bencana;
d. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, konservasi alam dan tempat lain semacam itu
yang terbuka untuk umum;
e. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan;
f. Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat lainnya;
g. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah;
h. Barang pindahan;
i. Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas, dan barang kiriman sampai
batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan kepabeanan;
j. Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang ditujukan untuk
kepentingan umum;
k. Persenjataan, amunisi, dan perlengkapan militer, termasuk suku cadang yang diperuntukkan
bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara;
l. Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi keperluan pertahanan
dan keamanan negara;
m. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imunisasi Nasional (PIN);
n. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran agama;
64
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
o. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, kapal angkutan penyeberangan, kapal
pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat
keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh
Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional, Perusahaan
Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional sesuai dengan kegiatan usahanya;
p. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan
manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku cadangnya, serta peralatan untuk
perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh
Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa
perawatan dan reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
q. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana
yang diimpor dan digunakan oleh oleh badan usaha penyelenggara sarana perkeretaapian umum
dan/ atau badan usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian umum, dan komponen atau
bahan yang diimpor oleh pihak yang ditunjuk oleh badan usaha penyelenggara sarana
perkeretaapian umum dan/atau badan usaha penyelenggara prasarana perkeretaapian um um
yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan, serta prasarana perkeretaapian yang akan digunakan oleh badan usaha
penyelenggara sarana perkeretaapian umum dan/ atau badan usaha penyelenggara prasarana
perkeretaapian umum;
r. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Kemente:ian Pertahanan atau Tentara
Nasional Indonesia untuk penyediaan data batas dan foto udara wilayah Negara Republik
Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor oleh
Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia atau pihak yang ditunjuk oleh
Kementerian Pertahanan atau Tentara Nasional Indonesia;
s. Barang untuk kegiatan hulu Minyak dan Gas Bumi yang importasinya dilakukan oleh
Kontraktor Kontrak Kerja Sama; dan/atau
t. Barang untuk kegiatan usaha panas bumi.
3. Impor sementara, jika pada waktu impornya nyata-nyata dimaksudkan untuk diekspor kembali;
65
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
4. Impor kembali (re-impor), yang meliputi barang-barang yang telah diekspor kemudian diimpor kembali
dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan,
pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea
dan Cukai;
5. Pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b, huruf
c, huruf d, huruf e, huruf i, dan huruf j berkenaan dengan:
a. pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf b, huruf c, dan huruf d yang jumlahnya paling banyak Rp 2.000.000 tidak termasuk Pajak
Pertambahan Nilai dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah dart suatu transaksi yang
nilai sebenarnya lebih dart Rp 2.000.000;
b. pembayaran yang dilakukan oleh pemungut pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1)
huruf e yang jumlahnya paling banyak Rpl0.000.000 tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai
dan bukan merupakan pembayaran yang dipecah dart suatu transaksi yang nilai sebenarnya lebih
dart Rpl0.000.000.
c. pembayaran untuk:
pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos;
pemakaian air dan listrik;
d. pembayaran untuk pembelian minyak bumi, gas bumi, dan/atau produk sampingan dari kegiatan
usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi yang dihasilkan di Indonesia dari:
kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak kerja sama;
kantor pusat kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak
kerja sama; atau
trading arms kontraktor yang melakukan eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan kontrak
kerja sama.
e. pembayaran untuk pembelian panas bumi atau listrik hasil pengusahaan panas bumi dari Wajib
Pajak yang menjalankan usaha di bidang usaha panas bumi berdasarkan kontrak kerja sama
pengusahaan sumber daya panas bumi;
f. pembelian bahan-bahan berupa hasil kehutanan, perkebunan, pertanian, peternakan, dan
perikanan yang belum melalui proses industri manufaktur untuk keperluan industri atau ekspor
oleh badan usaha industri atau eksportir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf i
66
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
yang jumlahnya paling banyak Rp 20.000.000tidak termasuk Pajak Pertambahan Nilai dalam
satu masa pajak;
g. pembelian batubara, mineral logam, dan mineral bukan logam dari badan atau orang pribadi
pemegang izin usaha pertambangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf j yang
telah dipungut Pajak Penghasilan Pasal 22 atas pembelian barang dan/ atau bahan-bal;lan untuk
keperluan kegiatan usaha oleh badan usaha tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat
(1) huruf e.
6. Impor emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang perhiasan dari emas untuk tujuan
ekspor.
7. Pembayaran untuk pembelian barang sehubungan dengan penggunaan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS)
8. Penjualan kendaraan bermotor di dalam negeri yang dilakukan oleh industri otomotif, Agen Tunggal
Pemegang Merek (ATPM), Agen Pemegang Merek (APM), dan importir umum kendaraan bermotor,
yang telah dikenai pemungutan Pajak Penghasilan berdasarkan ketentuan Pasal 22 ayat (1) huruf c UU
PPh.
9. Penjualan emas batangan oleh badan usaha yang melakukan penjualan emas batangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf k kepada Bank Indonesia.
10. Pembelian gabah dan/atau beras oleh bendahara pemerintah (Kuasa Pengguna Anggaran, pejabat
penerbit Surat Perintah Membayar yang diberi delegasi oleh Kuasa Pengguna Anggaran, atau bendahara
pengeluaran).
11. Pembelian gabah dan/atau beras oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG).
12. Pembelian bahan pangan pokok dalam rangka menjaga ketersediaan pangan dan stabilisasi harga
pangan oleh Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum BULOG) atau Badan Usaha Milik
Negara lain yang mendapatkan penugasan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
67
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
itu adalah 1 Ringgit = Rp 3.500. Hitunglah Pajak Penghasilan Pasal 22 yang harus dibayar oleh PT. UPIN
dan IPIN jika memiliki API?
Contoh 2
PT. Depari Group pada bulan Maret 2017 melakukan impor peralatan kantor dari Singapore dengan harga
40.000 SGD (memiliki API). Biaya asuransi dan angkut barang dari Singapore ke Indonesia masing-masing
sebesar 5% dan 10% dari harga faktur. Tarif bea masuk sebesar 20% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh
Menteri Keungan saat itu adalah 1SGD = Rp 9.000. Hitunglah Pajak Penghasilan Pasal 22 yang harus
dibayar oleh PT. Depari Group?
1. Menentukan nilai Impor
Kurs yang berlaku = Rp. 9.000
Harga Faktur SGD$ 40.000 = SGD$ 40.000
Biaya Asuransi SGD$ 40.000 x 5% = SGD$ 2.000
Biaya Angkut SGD$ 40.000 x 10% = SGD$ 4.000 +
CIF = SGD$ 46.000
Bea Masuk SGD$ 46.000 x 10% = SGD$ 4.600 +
Nilai Impor = SGD$ 50.600
Nilai Impor (dalam rupiah) SGD$ 56.600 x Rp 9.000 = Rp. 509.400.000
68
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh 2
Instansi pemerintahan membeli sebuah BKP dari PT Mobile Legend Rp. 600.000.000 yang pembayarannya
melalui kantor pembendaharaan negara. Berapakah Pajak Penghasilan Pasal 22 Bendaharawan yang harus
di potong bila :
a. Harga barang termasuk PPN (10%) tapi bukan barang mewah
b. Harga barang termasuk PPN (10%) dan PPnBM (30%)
Perhitungan :
a. Harga barang termasuk PPN (10%) tapi bukan Barang Mewah
Harga barang termasuk PPN (10%) Rp. 660.000.000
PPN (10%)= Rp 660.000.000 x 10/110 = Rp 60.000.000 –
Harga Barang tidak termasuk PPN = Rp 600.000.000
Pajak Penghasilan pasal 22
1.5 % x Rp 600.000.000 = Rp 9.000.000 –
Jumlah uang yang diterima = Rp 591.000.000
b. Harga barang termasuk PPN (10%) dan PPnBM (30%)
Harga barang termasuk PPN (10%) dan PPnBM (30%) = Rp. 660.000.000
PPN (10%) = Rp 660.000.000 x 10/140 = Rp 47.142.857
PPnBM (30%) = Rp 660.000.000 x 30/140 = Rp 141.428.571–
Harga barang tidak termasuk PPN dan PPnBM = Rp 471.428.572
Pajak Penghasilan pasal 22
69
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
70
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. PT Bank BRI merupakan salah satu perusahaan BUMN, pada bulan Januari 2017 melakukan
pembayaran kepada PT Jaya Anugrah atas pengadaan peralatan komputer sebanyak 40 unit seharga Rp
70.000.000 (termasuk PPN)
2. Bendahara pemerintah pada tanggal 20 maret 2017 melakukan transaksi pembayaran atas pembelian
alat tulis kantor dari toko muzamil senilai Rp. 2.100.000 (termasuk PPN). Berapa PPh 22 yang
dikeluarkan ?
3. PT Gunadarma pada bulan April 2017 menjual kertas hasil produksi kepada CV Pelangi dengan total
harga sebesar Rp 530.000.000 (termasuk PPN)
4. PT. Krakatau pada bulan September 2017 melakukan impor tepung terigu dari singapore dengan harga
SGD 25.000. Biaya asuransi dan angkut barang dari Singapore ke Indonesia masing-masing sebesar 3%
dan 10% dari harga faktur. Tarif bea masuk sebesar 15% dari CIF. Kurs yang ditetapkan oleh Menteri
Keungan saat itu adalah SGD1 = Rp 9.800. Hitunglah Pajak Penghasilan Pasal 22 yang harus dibayar
oleh PT Snorlax jika memiliki API?
5. Pada pertengahan tahun 2016 PT. Sinchan melakukan import kedelai dari Jepang sebesar 250.000 Yen.
biaya asuransi yang dibayar diluar negeri dan biaya angkut dari Jepang ke Indonesia masing-masing
sebesar 2% dan 10% dari harga faktur. Bea masuk yang dibebankan sebesar 10% dari CIF. Kurs yang
berlaku pada saat itu adalah 1Yen = Rp. 150. Hitunglah pajak penghasilan pasal 22 yang harus dibayar
oleh perusahaan jika perusahaan tidak memiliki API?
71
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
B. BATAS MAKSIMUM KPLN DIAMBIL YANG TERENDAH DARI KETIGA UNSUR BERIKUT:
1. (Penghasilan Luar Negeri/ Penghasilan Kena Pajak) x PPh terutang
2. Jumlah Pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri
3. Jumlah PPh terutang untuk seluruh penghasilan kena pajak, dalam hal penghasilan kena pajaknya
lebih kecil dari penghasilan luar negerinya.
Catatan :
1. Jika Pajak Penghasilan Luar Negeri yang diminta untuk dikreditkan itu ternyata dikembalikan maka
jumlah pajak yang terutang menurut Undang-Undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada
tahun pengembalian tersebut dilakukan.
2. Jika Penghasilan Luar Negeri berasal dari beberapa Negara maka jumlah maksimum KPLN dihitung
untuk masing-masing Negara.
3. Untuk kerugian yang diderita diluar negeri tidak diperhitungkan dalam menghitung penghasilan kena
pajak. Penghasilan dari Luar Negeri untuk tahun-tahun berikutnya dapat dikompensasikan dengan
kerugiaan tersebut.
4. Dalam hal Pajak dibayarkan di luar negeri lebih besar dari kredit pajak yang diperkenankan (PPh Pasal
24), maka kelebihan tersebut tidak dapat:
Diminta kembali (restitusi)
Dikompensasikan
Sebagai pengurang penghasilan
72
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus:
PT. Maju Mundur Kena yang berlokasi di Cikarang selama tahun 2017 memperoleh penghasilan dari dalam
negeri ataupun beberapa cabangnya yang berada di luar negeri. Penghasilan netto dari dalam negeri
Rp200.000.000.000 sedangkan usahanya di luar negeri, seperti Malaysia memperoleh penghasilan Rp
100.000.000.000, Singapura memperoleh penghasilan Rp 50.000.000.000, sedangkan di Vietnam mengalami
rugi Rp 100.000.000.000. Pajak yang dibayar di luar negeri sebesar 15% Malaysia, 20% untuk Singapura, dan
20% untuk Vietnam. Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk dikreditkan dengan pajak penghasilan
yang harus dibayar di dalam negeri?
73
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia atas penghasilan di Malaysia sebesar Rp 15.000.000.000
(Pilih yang terendah)
PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan di Indonesia atas penghasilan di Singapura sebesar Rp 10.000.000.000
(Pilih yang terendah)
74
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
5. PT Armada yang berlokasi di Bandung selama tahun 2017 memperoleh penghasilan dari dalam negeri
ataupun beberapa cabangnya yang berada di luar negeri. Penghasilan netto dari dalam negeri Rp.
155.000.000.000 sedangkan usahanya di luar negeri, seperti Belanda memperoleh penghasilan Rp.
80.000.000.000, Jerman memperoleh penghasilan Rp. 65.000.000.000, sedangkan di singapura
mengalami rugi Rp. 5.000.000.000. Pajak yang telah dibayar di luar negeri sebesar 15% untuk Belanda,
20% untuk Jerman dan 20% untuk Singapura. Berapa PPh Pasal 24 yang diperkenankan untuk
dikreditkan dengan pajak penghasilan yang harus dibayar dalam Negeri?
75
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Kredit Pajak adalah suatu jumlah yang merupakan angsuran pajak, baik yang telah dipungut/dipotong
maupun dibayar pada tahun pajak yang bersangkutan yang meliputi PPh Pasal 21, 22, 23, 24 yang telah
dibayar dalam tahun pajak.
Pada dasarnya besarnya pembayaran angsuran pajak oleh Wajib Pajak sendiri dalam tahun berjalan sedapat
mungkin diupayakan mendekati jumlah pajak yang akan terutang pada akhir tahun. Oleh karena itu, dalam
hal-hal tertentu Direktur Jenderal Pajak diberikan wewenang untuk menyesuaikan perhitungan besarnya
angsuran pajak yang harus dibayar sendiri oleh WP dalam tahun berjalan. Hal-hal tersebut adalah
WP Berhak atas kompensasi kerugian max 5 tahun
WP memperoleh penghasilan tidak teratur
C. Ilustrasi Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 Dengan Kompensasi Kerugian dan Penghasilan Tidak
Teratur
Penghasilan Netto Rp xxx
Penghasilan Tidak Teratur Rp xxx –
Penghasilan Teratur Rp xxx
Kompensasi Kerugiaan (Max 5 Thn) Rp xxx –
Penghasilan Netto Usaha Rp xxx
PTKP Rp xxx –
PKP Rp xxx
Penghasilan Terutang : PKP x PPh Pasal 17 Rp xxx
PPh Pasal 21 Rp xxx
76
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Angsuran PPh 25 untuk tahun ybs = Pajak yang masih harus dibayar sendiri / 12
Contoh Kasus 1:
Pada Tahun 2017 Tn JEAN (TK/0) memiliki data penjualan sebesar Rp 400.000.000 sedangkan ditahun
2014 mengalami kerugian Rp 50.000.000. Pajak yang telah dibayar antara lain PPh Pasal 21 Rp 10.000.000,
PPh Pasal 22 Rp 1.000.000, PPh Pasal 23 Rp 500.000 dan PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan sebesar Rp
1.500.000. Berapakah Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2017 ?
77
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
Contoh Kasus 2
Tn. TONO (TK/0) tinggal di Yogyakarta. Pada bulan Juni 2017 membangun usaha Jasa Pengiriman.
Jumlah penghasilan bruto selama bulan Juni 2017 sebesar Rp 500.000.000. Biaya – biaya yang dikeluarkan
pada bulan Juni 2017 sebesar Rp 440.000.000. Berapa besaran angsuran PPh pasal 25 bulan Juni 2017 yang
dibayar oleh Tn Satria ?
JAWABAN:
a. Peredaran bruto disetahunkan Rp 500.000.000 x 12 = Rp 6.000.000.000
b. Karena peredaran bruto yang disetahunkan sudah melebihi Rp 4.800.000.000 maka Penghitungan
angsuran PPh pasal 25 bulan Juni 2015 adalah:
Peredaran Usaha bulan Juni 2017 Rp 500.000.000
Biaya-biaya fiskal Rp 440.000.000 -
Penghasilan Neto Fiskal sebulan Rp 60.000.000
Penghasilan Neto Fiskal setahun (12) Rp 720.000.000
PTKP : TK/0 Rp 54.000.000 -
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 666.000.000
78
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Perusahaan Ketapel yang dimiliki oleh tuan Norman (K/0) pada tahun 2015 memiliki penghasilan Neto
Rp 300.000.000 dan ditahun 2010 mengalami kerugian sebesar Rp 10.000.000.
Pajak yang telah dibayar :
PPh Pasal 21 sebesar Rp 5.000.000
PPh Pasal 22 sebesar Rp 3.000.000
PPh Pasal 23 sebesar Rp 4.000.000
PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp 8.000.000
Berapakah angsuran PPh pasal 25 yang harus dibayar sendiri oleh WP Tahun 2015?
2. Pada Tahun 2015 PT. Belalang kupu kupu memperoleh penghasilan Neto Rp.450.000.000. Pada tahun
2015 menderita kerugian sebesar Rp 12.000.000.000. Pajak yang telah dibayar: PPh pasal 22
Rp.15.000.000, PPh pasal 23 Rp.25.000.000, PPh pasal 24 yang dapat dikreditkan Rp.45.00.000. Masih
terdapat sisa kerugian tahun 2012 sebesar Rp.13.000.000. Berapa angsuran PPh pasal 25 untuk tahun
2017 ?
3. Pajak penghasilan terutang untuk Tn. Anggi berdasarkan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak
Penghasilan tahun 2015 sebesar Rp 170.000.000. pajak yang telah dipotong atau dipungut oleh pihak
ketiga serta yang terutang dalam tahun 2014 sebagai berikut :
PPh Pasal 21 melalui pemberi kerja Rp 12.000.000
Pemotongan PPh Pasal 22 oleh pihak lain Rp 7.000.000
Pemotongan PPh Pasal 23 oleh penyelenggara kegiatan sebesar Rp 4.000.000
PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan dari luar negeri sebesar Rp 20.000.000
Berapa PPh pasal 25 yang harus dibayarkan sendiri oleh Wajib Pajak tiap bulan ?
4. Tn. Bagyo (K/3) tinggal di Jakarta. Pada bulan Juni 2015 membangun usaha bernama "Despacito".
Jumlah penghasilan Bruto selama bulan Juni 2017 sebesar Rp600.000.000 Biaya – biaya yang
dikeluarkan pada bulan Juni 2017 sebesar Rp550.000.000. Berapa besaran angsuran PPh pasal 25 bulan
Juni 2017 yang dibayar oleh Tn Bejo?
5. Pada tahun 2017 Tn. Jean (TK/0) memiliki data penjualan sebesar Rp. 200.000.000 sedangkan ditahun
2015 mengalami kerugian Rp. 15.000.000. pajak yang telah dibayar antara lain PPh 21 Rp. 4.000.000,
PPh pasal 22 Rp. 750.000, PPh Pasal 23 Rp. 300.000.000 dan PPh Pasal 24 yang dapat dikreditkan
sebesar Rp. 1.200.000. Berapakah Angsuran PPh Pasal 25 tahun 2017 ?
79
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
A. PENGERTIAN SURATPEMBERITAHUAN
Menurut Pasal 1 ayat 11 dalam Undang-Undang KUP, Surat Pemberitahuan
(SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan
penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak
dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
B. FUNGSI SURATPEMBERITAHUAN
1. Wajib PajakPenghasilan
Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan penghitungan
jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak;
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objekpajak;
c. Harta dankewajiban;
d. Pemotongan/pemungutan pajak orang atau badan lain dalam 1 (satu) Masa
Pajak.
2. Pengusaha KenaPajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan penghitungan
jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
80
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
3. Pemotong/PemungutPajak
Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung-jawabkan pajak yang
dipotong atau dipungut dan disetorkan.
C. JENIS SURATPEMBERITAHUAN
Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan secara garis besar surat
pemberitahuan dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. SPTMasa
Merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan pembayaran pajak yang terutang dalam satu masa pajak. Yang termasuk jenis SPT
Masa adalah : PPh pasal 21/26, PPh pasal 22, PPh pasal 23/26, PPh pasal 25, PPh pasal
4 ayat (2), PPN danPPnBM.
2. SPTTahunan
Merupakan surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan
dan pembayaran pajak yang terutang dalam satu tahun pajak. Yang termasuk jenis SPT
Tahunan adalah: PPh Badan (1771), PPh Orang Pribadi (1770/1770S/1770SS).
81
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
2. PajakTahunan
Bagi WPOP : selambat-lambatnya akhir bulan ketiga setelah berakhirnya tahun
pajak.
Bagi Badan Usaha: selambat-lambatnya akhir bulan keempat setelah
berakhirnya tahunpajak.
b. SPT Tahunan PPh WPOP sebesar Rp100.000, sedangkan SPT Tahunan PPh
Badan Usaha sebesarRp1.000.000.
2. Tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar karena kealpaan wajib pajak
sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara, dipidana dengan jangka
kurungan paling singkat selama 3 (tiga) bulan dan jangka kurungan paling lama selama 1
(satu) tahun dan didenda paling sedikit adalah 1 (satu) kali jumlah pajak terutang yang
tidak atau kurang dibayar dan paling banyak adalah 2 (dua) kali lipat dari pajak terutang
yang tidak atau kurang bayar.
3. Wajib Pajak tidak menyampaikan SPT atau menyampaikan SPT dan atau keterangan yang
isinya tidak benar atau tidak lengkap dengan sengaja sehingga dapat menimbulkan
kerugian pada pendapatan negara, dipidana penjara paling lama 6 tahun dan denda paling
tinggi 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurangbayar.
82
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
b) Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas;
c) Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara asing yang tidak
tinggal lagi diIndonesia;
d) Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi diIndonesia;
e) Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belumdibubarkan
sesuai dengan ketentuan yangberlaku;
f) Bendahara yang tidak melakukan pembayaranlagi;
g) Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur denganPeraturan
Menteri Keuangan;atau
h) Wajib Pajak lain yaitu Wajib Pajak yang dalam keadaan antara lain : kerusuhan
massal, kebakaran, ledakan bom atau aksi terorisme, perang antar suku ataukegagalan
sistem komputer administrasi penerimaan negara atauperpajakan.
83
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
G. SANKSIPERPAJAKAN
1. Surat Teguran atas SPT yang tidakdisampaikan
Apabila SPT tidak disampaikan sesuai batas waktu yang ditentukan atau
batas waktu perpanjangan penyampaian SPT Tahunan, dapat diterbitkan
Surat Teguran (Pasal 3 ayat 5a UU KUP). Penerbitan Surat Teguran,
disamping merupakan bentuk pembinaan terhadap WP, juga merupakan
syarat bagi dikenainya WP yang bersangkutan dengan sanksi administrasi
berupa kenaikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 1 huruf b
dan Pasal 13 ayat 3 UU KUP.
2. SanksiAdministrasi
Pasal 7 ayat (1) UU KUP menyatakan apabila SPT tidak disampaikan
dalam jangka waktunya atau batas waktu perpanjangan penyampaian SPT
dikenal dengan sanksi administrasi. Merupakan pembayaran kerugian
kepada negara, khususnya yang berupa bunga dan kenaikan. Menurut
ketentuan dalam undang-undang perpajakan ada 3 macam sanksi
administrati, yaitu: denda, bunga,kenaikan.
3. SanksiPidana
Merupakan siksaan dan penderitaan, menurut undang-undang perpajakan
ada 3 macam sanksi pidana, yaitu: denda pidana, kurungan, dan penjara.
Denda Pidana
Berbeda dengan sanksi berupa denda administrasi yang hanya
diancam/dikenakan kepada wajib pajak yang melanggar ketentuan
peraturan perpajakan, sanksi berupa denda pidana selain dikenakan
kepada wajib pajak ada juga yang diancam kepada pejabat pajak atau
kepada pihak ketiga yang melanggar norma. Denda pidana
dikenakan kepada tindak pidana yang bersifat pelanggaran maupun
bersifatkejahatan.
Pidana Kurungan
Pidana kurungan dalam Pasal 38 UU KUP dikenakan terhadap setiap
orang yang karena kealpaannya tidak menyampaian SPT. Pidana
84
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma kurungan hanya diancam kepada tindak pidana yang bersifat
pelanggaran. Dapat ditujukan kepada wajib pajak, pihak ketiga.
Pidana Penjara
Pasal 39 ayat 1 huruf c dan d UU KUP menyatakan ”Setiap orang
yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPT, menyampaikan SPT
dan/atau keterangan yang isinya tidak benar atau tidak lengkap
terancam pidana penjara.Pidana penjara sama halnya pidana
kurungan, merupakan hukumanperampasan kemerdekaan. Pidana
penjara diancam terhadap kejahatan. Ancaman pidana penjara tidak
ada yang ditunjukan kepada pihak ketiga, adanya kepada pejabat dan
kepada wajib pajak.
85
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma KASUS PENGISIAN SPT 1721
PT. INFINITE adalah pabrik ban motor. Berikut adalah data penghasilan karyawan selama
tahun 2017 :
NPWP : 59.546.243.3-112.000
KLU : 55435
Alamat : Jl. Aja Dulu No. 09, Depok
No. Telp : 021-88090610
86
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
NIK 123456
Alamat Jl. Terang Benderang No. 09, Jakarta
Jabatan Staff Accounting
Status Kawin dengan 2 anak yang menjadi
tanggungan dan suaminya bekerja
87
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma Keterangan Nominal
(Rp)
Gaji 18.000.000
Tunjangan Transport 300.000
Tunjangan Makan 300.000
Iuran THT 50.000
Iuran Pensiun 50.000
88
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
DATA PENGHASILAN PEGAWAI TIDAK TETAP
Nama : Niko Okin
NPWP : 69.902.809.8-325.000
NIK : 15799
Alamat : Jl. Kita Masih Panjang No.12, Jakarta
Status : kawin dan tidak memiliki tanggungan
Penghasilan : Rp. 9.500.000
KOMISARIS
DATA PEGAWAI
Nama : Adimas Baskoro
NPWP : 31.672.082.0-615.000
NIK : 15673
Alamat : Jl. Kita Tak Sama No.793, Jakarta
Status : kawin dengan memiliki 2 tanggungan
Honorarium : Rp. 40.000.000
TENAGA AHLI
DATA PEGAWAI
Nama : Anwar Suhandi
NPWP : 03.140.484.1-212.000
NIK : 171225
Alamat : Jl. Jalan Men No. 5, Jakarta
Status : kawin dengan 2 tanggungan
Honorarium : Rp 85.000.000 (Penilai)
PENERIMA HONORARIUM
DATA PEGAWAI
Nama : Andhika
NPWP : 49.231.557.7-502.000
NIK : 98345
Alamat : Jl. Rindu Milea 34, Jakarta
Status : Kawin dan tidak memiliki tanggungan
Honorarium :Rp.60.000.000
89
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
NamaWajibPajak :
Status :
NPWP :
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur
Sebulan
Jumlah Teratur
Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp
6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Netto
Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp
250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp
500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
90
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
NamaWajibPajak :
Status :
NPWP :
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp
6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Netto
Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp
250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp
500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
91
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
NamaWajibPajak :
Status :
NPWP :
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur
Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp
6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Netto
Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp
250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp
500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
92
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
NamaWajibPajak :
Status :
NPWP :
Penghasilan
Gaji
Tunjangan
JKK
JPK
Jumlah Teratur Sebulan
Jumlah Teratur
Setahun
Bonus/THR
Total
Pengurangan :
Biaya Jabatan
(Maksimal Rp
6.000.000/th)
Iuran (disetahunkan)
Total Pengurang
Penghasilan Netto
Setahun
PTKP
PKP
PPh 21 (Tarif Pasal 17)
5% (Rp 0 s.d. Rp 50jt)
15% (Rp 50jt s.d. Rp
250jt)
25% (Rp 250jt s.d. Rp
500jt)
30% (Diatas Rp 500jt)
PPh 21 Setahun
PPh Setahun atas Gaji
PPh Setahun atas
Bonus/THR
PPh Teratur Masa
Jumlah PPh 21 Masa
93
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
TEORI PPN DAN PPnBM
A. DASAR HUKUM
UU No.8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah telah diubah oleh UU No. 18 Tahun 2000, sebagai dasar hukum
PPN adalah tetap UU No.8 Tahun 1983 yang dalam Pasal 20-nya ditentukan bahwa UU ini dapat
disebut Undang – Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan saat ini telah diubah menjadi UU
No. 42 Tahun 2009
B. KARAKTERISTIK PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
1. Pajak Tidak Langsung
2. Pajak Objektif
3. Pajak atas Konsumsi Dalam Negeri
4. Bersifat Multi Satge Levy (dikenakan pada setiap jalur distribusi barang / jasa)
5. Perhitungan dengan Indirect Substraction Method (mengurangkan PPN yang dipungut
penjual atas penyerahan barang/jasa dengan PPN yang dibayar kepada penjual lain atas
perolehan barang/jasa)
6. Tarif tunggal
94
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
d. Apabila Jumlah Pajak Masukan lebih besar dari pada Pajak Keluaran, maka kelebihan
pembayaran pajak masukan ini dapat dikompensasikan dengan utang pajak dalam masa
pajak berikutnya atau diminta kembali (restitusi). (PM > PK = Lebih Bayar)
e. Pada akhir masa pajak, setiap Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan pemungutan
dan pembayaran Pajak yang terutang kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
setempat,selambat–lambatnya akhir bulan berikutnya.
2.Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai yang bersifat khusus diatur dalam Pasal 16A UU
PPN Tahun 1984
a. Instansi pemerintah, badan atau orang yang ditunjuk sebagai Pemungut PPN
b. Pengusaha Kena Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak
kepada pemungut PPN, wajib membuat Faktur Pajak
c. Pada saat pemungut pajak tersebut melakukan pembayaran Harga Jual atau
penggantian,“memungut” pajak yang terutang, kemudiaan menyetorkan dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) atas nama Pengusaha Kena Pajak tersebut
pada butir (b) dan melaporkan kepada KPP setempat.
d. SSP tersebut pada butir (c) kemudiaan diserahkan kepada Pengusaha Kena Pajak yang
bersangkutan.
95
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
Pengusaha yang melakukan kegiatan penyerahan Jasa Kena Pajak meliputi baik pengusaha
yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak maupun pengusaha yang
seharusnya dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak tetapi belum dikukuhkan.
Penyerahan Jasa Kena Pajak yang telah diatur pada Pasal 1 angka 7 UndangUndang Nomor
18Tahun 2000:
Setiap kegiatan pemberian JKP, termasuk pemakaian sendiri dan pemberian cuma-
cuma atas Jasa Kena Pajak
Sama hal nya dengan pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas BKP,
pemakaian sendiri atau pemberian cuma-cuma atas JKP juga harus dikenakan PPN
d. Pemanfaatan BKP tidak berwujud dari luar daerah pabean didalam daerah pabean
Untuk memberikan perlakuan pengenaan pajak yang sama dengan impor Barang Kena
Pajak, atas Barang Kena Pajak Tidak Berwujud yang berasal dari luar Daerah Pabean yang
dimanfaatkan oleh siapapun di dalam Daerah Pabean juga dikenai PPN
e. Pemanfaatan JKP dari luar daerah pabean didalam daerah pabean.
Jasa yang berasal dari luar Daerah Pabean yang dimanfaatkan oleh siapapun di dalam
Daerah Pabean dikenai PPN
f. Ekspor BKP oleh Pengusaha Kena Pajak.
Pengusaha yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud hanya pengusaha yang
telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak
g. Ekspor BKP tidak berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
Dalam (UU PPN pasal 4 ayat (1)) Yang dimaksud Barang Kena Pajak Tidak Berwujud
adalah
Penggunaan atau hak menggunakan hak cipta di bidang kesusasteraan, kesenian, atau
karya ilmiah,paten, desain, atau model, rencana, formula, atau proses rahasia, merek
dagang, atau bentuk hak kekayaan intelktual/industrial.
Penggunaan atau hak menggunakan peralatan/perlengkapan industrial atau
Pemberian pengetahuan atau informasi di bidang ilmiah, teknikal, industrial, atau
komersial
h. Ekspor JKP oleh Pengusaha Kena Pajak
Dalam (UU PPN pasal 4 ayat (1)) yang termasuk dalam pengertian ekspor Jasa Kena Pajak
adalah penyerahan Jasa Kena Pajak daridalam Daerah Pabean ke luar Daerah Pabean oleh
Pengusaha Kena Pajak yang menghasilkandan melakukan ekspor Barang Kena Pajak
96
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
Berwujud atas dasar pesanan atau permintaandengan bahan dan/atau petunjuk dari
pemesan di luar Daerah Pabean
97
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya,
Gunadarma
seperti: minyak mentah, gas bumi, panas bumi, pasir dan kerikil, biji timah, biji emas,dst.
Barang – barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak, seperti :
beras,gabah, jagung, sagu, gandum, kedelai, garam baik yang beryodium atau tidak,
daging, telur, buah,dan sayur-sayuran.
Makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung dan
sejenisnya, tidak termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga
atau cattering.
Uang, emas batangan, dan surat – surat berharga (saham, obligasi)
J. KEWAJIBAN PKP
Diatur dalam Pasal 3A ayat (1) dan (2)
a) Memiliki Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ( NPPKP )
98
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Melaporkan usaha untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak ( Pasal 2 ayat (2) UU
Gunadarma
KUP)
b) Memungut Pajak Terutang
Membuat Faktur Pajak / FP ( Pasal 13 UU PPN 1984 )
c) Menyetor Pajak Terutang
Wajib mencatat sejumlah perolehan dan penyerahan BKP / JKP dalam pembukuan
danpengkreditan Pajak Masukan sesuai dengan ketentuan ( Pasal 6 dan UU KUP )
d) Melaporkan Pajak Terutang
Mengisi dan menyampaikan SPT MASA PPN ( Pasal 13 UU KUP )
99
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
5. Perolehan BKP atau JKP yang Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat 5 atau ayat 9 UU PPN atau tidak mencantumkan nama,
alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli BKP atau penerima JKP.
6. Pemanfaatan BKP Tidak Berwujud atau pemanfaatan JKP dari Luar Daerah Pabean yang
Faktur Pajaknya tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat 6
UU PPN.
7. Perolehan BKP atau JKP yang pajak masukannya ditagih dengan penerbitan ketetapan
pajak.
8. Perolehan BKP atau JKP yang Pajak Masukannnya tidak dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Masa PPN, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan.
9. Perolehan BKP selain barang modal atau JKP sebelum PKP berproduksi sebagaimana
dimaksud pada Pasal 9 ayat 2A UU PPN.
10. Perolehan Barang Kena Pajak dan/atau perolehan Jasa Kena Pajak yang atas
penyerahannya dibebaskan dari pengenaan PPN.
100
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
c. Pengusaha yang mempunyai hubungan istimewa dengan Pabrikan dan atau Importir.
d. Agen Utama dan Penyalur Utama dari Pabrikan dan atau Importir.
e. Pemegang Hak Patent dan Merk Dagang.
f. Pemborong bangunan dan harta tetap lainnya
2. Pengusaha Kecil Yang Dikukuhkan Menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) Yang
bukan merupakan subyek PPN
a. Pengusaha yang menghasilkan barang-barang pertanian, perkebunan, peternakan,
kehutanan, perikanan yang belum diolah lebih lanjut.
b. Pengusaha Kecil (Mereka juga tidak boleh memungut PPN).
c. Pengusaha Jasa, untuk jasa-jasa yang tidak dikenai pajak sesuai dengan UU No.42
tahun 2009.
101
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
1. Tarif PPN adalah 10%
Tarif tersebut diatas dapat diubah menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% yang
perubahan tarifya diatur dengan Peraturan Pemerintah (Pasal 7 ayat (3) UU PPN)
2. Tarif PPN sebesar 0% diterapkan atas ekspor BKP berwujud, BKP tidak berwujud, dan
JKP
3. Tarif Pajak atas Penjualan Barang Mewah adalah paling rendah 20% (Dua Puluh Persen)
dan paling tinggi 75% (Tujuh Puluh Lima Persen). Berdasarkan peraturan terbaru PMK
Nomor 35/PMK.010/2017 Tahun 2017.
Terdapat dua kelompok besar Barang Kena Pajak yang tergolong mewah yakni yang
termasuk Kelompok Kendaraan Bermotor dan Kelompok Selain Kendaraan Bermotor.
Untuk kendaraan bermotor diterapkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
41 Tahun 2013 Tentang Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan
Bermotor Yang Dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. Sementara itu untuk selain
kendaraan bermotor peraturannya telah diperbarui dalam Peraturan Menteri Keuangan
PMK Nomor 35/PMK.010/2017 tentang Jenis Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah
selain Kendaraan Bermotor yang dikenai Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
berlaku sejak 1 Maret 2017.
4. Atas Ekspor Barang Kena Pajak yang tergolong mewah dikenakan pajak dengan tarif 0%
(Nol Persen).
103
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB)
A. DASAR HUKUM
Undang –Undang No. 12 tahun 1985 diperbaharui melalui Undang-Undang No. 12 tahun1994.
Terakhir, diperbaharui melalui Undang-undang No. 28 tahun 2009tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
B. PENGERTIAN PAJAKBUMI DAN BANGUNAN
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang dikenakan terhadap bumi dan atau bangunan
berdasarkan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009.
PBB adalah pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh
keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan.Keadaan subjek (siapa yang membayar)
tidak ikut menentukan besarnya pajak.
C. OBJEK PAJAK BUMI DANBANGUNAN
Bumi dan atau bangunan, kecualikawasan yang digunakan untuk kegiatanusaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan (Pasal 77 ayat 1).
D. PENGERTIAN BUMI DANBANGUNAN
Bumi adalah permukaan bumi(tanah dan perairan)dan tubuh bumi yang ada dibawahnya.
Contoh: Sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang.
Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanamkan atau dilekatkan secaratetap pada tanah
/ perairan di wilayah Republik Indonesia.
Contoh:Rumah tempat tinggal, bangunan, gedung, jalantol, kolam renang, anjungan minyak lepas
pantai, pusat perbelanjaan.
E. KRITERIA OBJEK PAJAK YANG TIDAK DIKENAKAN PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN
1. Digunakan untuk melayani kepentingan umum yang tidakdimaksudkan untuk memperoleh
keuntungan.
2. Digunakan untukpemakaman, peninggalan purbakala atau yang sejenis dengan itu.
3. Merupakanhutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata, taman nasional, tanah penggembalaan
yang dikuasai oleh desa, dan tanahnegarayang belum dibebani suatu hak.
4. Digunakan olehperwakilandiplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal balik.
5. Digunakan oleh badan atau perwakilanorganisasi internasional yang ditentukan oleh menteri
keuangan.
104
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
F. SUBJEK PAJAK BUMI DANBANGUNAN
Menurut pasal 78 ayat 1 dan 2, subjek PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara
nyata:
Mempunyai suatu hak atas bumi, danatau;
Memperoleh manfaat atas bumi, danatau;
Memiliki bangunan, danatau;
Menguasai bangunan, danatau;
Memanfaatkan atasbangunan
Wajib Pajak adalah Subjek Pajak yang dikenakan kewajiban membayar pajak.
G. DASAR PENGENAAN PAJAKBUMI DANBANGUNAN
Dasar pengenaan Pajak adalah Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditetapkan per wilayah
berdasarkan keputusan menteri keuangan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
139/PMK.03/2014 tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak sebagai Dasar
Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan :
Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secarawajar.
Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis yang letaknya berdekatan dan
fungsinya sama dan telah diketahui hargajualnya.
Nilai jual bangunan per meter persegi adalah nilai bangunan per meter persegiyang diperoleh
melalui nilai perolehan baru.
Nilai JualObjek PajakPengganti.
H. NILAI JUAL OBJEK PAJAK TIDAKKENA PAJAK (NJOPTKP)
NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidakkena pajak. Besarnya
NJOPTKP berdasarkan KMK RI NOMOR 201/KMK.04/2000 Pasal 2 adalah setinggi-
tingginya Rp12.000.000, sedangkan berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Pasal 77 ayat (4)
besarnya NJOPTKP ditentukan paling rendah adalah Rp 10.000.000,00 dan penetapannya
dilakukan oleh masing-masing KepalaDaerah. Dengan ketentuan sebagai berikut:
o Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan NJOPTKP sebanyak1 kali dalam satu
tahunpajak.
o Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa objek pajak, makayang mendapat pengurangan
NJOPTKP hanya satu objek pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan objek
pajaklainnya.
I. DASAR PERHITUNGAN PAJAKBUMI DANBANGUNAN
Dasar Penghitungan Pajak adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJOKP) yang merupakan hasil dari
pengurangan NJOP dengan NJOPTKP.Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 dalam perhitungan
PBB tidak lagi mengenal besarnya NJKP.
105
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
J. TARIF PAJAK BUMI DANBANGUNAN
a. Tarif PBBadalah paling tinggi sebesar 0,3% (pasal80).
b. Tarif PBB untuk wilayah Jakarta:
NJOPKP Kurang dari Rp 200.000.000 =0,01%
NJOPKP Rp 200.000.000 – Rp 2.000.000.000 = 0,1 %
NJOPKP Rp2.000.000.000 – Rp10.000.000.000 = 0,2 %
NJOPKP Diatas Rp 10.000.000.000 = 0,3 %
NJOPKP Kurang dari Rp 1.000.000.000 dengan luas dibawah 100 m2 yang dimaksud
adalah Rumah/Rusun/Rusunami yang berada diluar Real Estate tidak dikenakan PBB
(Sesuai dengan PERGUBNO. 259 Tahun 2015 Tentang pembebasan PBB Perdesaan
dan Perkotaan atasrumah)
c. Tarif PBB untuk wilayah kota Depok :
NJOPKP Kurang dari Rp 1.000.000.000 = 0,125%
NJOPKP Diatas Rp 1.000.000.000 = 0,25 %
d. Tarif PBB untuk wilayah kota Bekasi :
NJOPKP sampai dengan Rp 500.000.000 = 0,1%
NJOPKP diatas Rp 500.000.000 = 0,15%
NJOPKP diatas Rp 1.000.000.000 = 0,25%
e. Tarif PBB untuk wilayah kota Bogor :
NJOPKP Kurang dari Rp 1.000.000.000 = 0,1%
NJOPKP Diatas Rp 1.000.000.000 = 0,2 %
f. Tarif PBBuntuk wilayah kab. Bogor :
NJOPKP Kurang dari Rp 1.000.000.000 = 0,11 %
NJOPKP Diatas Rp 1.000.000.000 = 0,22 %
106
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Tamanseluas 320 m2 dengan nilaijual Rp2.900.000per m2
Gunadarma
Kolam renang 200 m2 dengan nilai jual Rp2.000.000per m2
Dengan NJOPTKP yang telah ditetapkan sebesar Rp12.000.000
Contoh Kasus 2
Tn. Sutaryo mempunyai sebuah rumah yang terletak di Kelapa Dua,Depok dan memiliki
sebuah toko yang terletak di derah Beji, kota Depok, dan memiliki rincian sebagai berikut :
Rumah di Depok:
Tanah seluas 600 m2 dengan nilai jual Rp 3.000.000 perm2
Bangunan seluas 300 m2 dengan nilai jual Rp 1.800.000 perm2
Toko Di kota Depok:
Tanah seluas 600 m2 dengan nilai jual Rp 3.200.000 perm2
Bangunan seluas 400 m2 dengan nilai jual Rp 2.150.000 perm2
Berapakah PBB yang terutang atas masing – masing objek pajak yang dimiliki Tn.
Sutaryojika ditetapkan untuk NJOPTKP di Depok Rp10.000.000?
107
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
Jawaban : (dalam ribuanrupiah)
Rumah di Depok
Toko di Depok
Penentuan klasifikasi dari bumi dan bangunan didasarkanpada Keputusan Menteri Keuangan,
dan untuk peraturan yang terbaru adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 139/PMK.03/2014
tentang Klasifikasi dan Penetapan Nilai Jual Objek Pajak Sebagai DasarPengenaan Pajak
Bumi dan Bangunan, yang menggantikan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
150/PMK.03/2010. Lihat Tabel1 dan2.
108
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
KLASIFIKASI NILAI JUAL OBJEK PAJAK (NJOP) BUMI
UNTUK OBJEK PAJAK SEKTOR PERDESAAN DAN SEKTOR PERKOTAAN
109
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
033 > 14.590.000,00 s/d 15.620.000,00 15.105.000,00
034 > 13.600.000,00 s/d 14.590.000,00 14.095.000,00
035 > 12.650.000,00 s/d 13.600.000,00 13.125.000,00
036 > 11.740.000,00 s/d 12.650.000,00 12.195.000,00
037 > 10.870.000,00 s/d 11.740.000,00 11.305.000,00
038 > 10.040.000,00 s/d 10.870.000,00 10.455.000,00
039 > 9.250.000,00 s/d 10.040.000,00 9.645.000,00
040 > 8.500.000,00 s/d 9.250.000,00 8.875.000,00
041 > 7.790.000,00 s/d 8.500.000,00 8.145.000,00
042 > 7.120.000,00 s/d 7.790.000,00 7.455.000,00
043 > 6.490.000,00 s/d 7.120.000,00 6.805.000,00
044 > 5.900.000,00 s/d 6.490.000,00 6.195.000,00
045 > 5.350.000,00 s/d 5.900.000,00 5.625.000,00
046 > 4.840.000,00 s/d 5.350.000,00 5.095.000,00
047 > 4.370.000,00 s/d 4.840.000,00 4.605.000,00
048 > 3.940.000,00 s/d 4.370.000,00 4.155.000,00
049 > 3.550.000,00 s/d 3.940.000,00 3.745.000,00
050 > 3.200.000,00 s/d 3.550.000,00 3.375.000,00
051 > 3.000.000,00 s/d 3.200.000,00 3.100.000,00
052 > 2.850.000,00s/d 3.000.000,00 2.925.000,00
053 > 2.708.000,00 s/d 2.850.000,00 2.779.000,00
054 > 2.573.000,00 s/d 2.708.000,00 2.640.000,00
055 > 2.444.000,00 s/d 2.573.000,00 2.508.000,00
056 > 2.261.000,00 s/d 2.444.000,00 2.352.000,00
057 > 2.091.000,00 s/d 2.261.000,00 2.176.000,00
058 > 1.934.000,00 s/d 2.091.000,00 2.013.000,00
059 > 1.789.000,00 s/d 1.934.000,00 1.862.000,00
060 > 1.655.000,00 s/d 1.789.000,00 1.722.000,00
061 > 1.490.000,00 s/d 1.655.000,00 1.573.000,00
062 > 1.341.000,00 s/d 1.490.000,00 1.416.000,00
063 > 1.207.000,00 s/d 1.341.000,00 1.274.000,00
064 > 1.086.000,00 s/d 1.207.000,00 1.147.000,00
065 > 977.000,00 s/d 1.086.000,00 1.032.000,00
066 > 855.000,00 s/d 977.000,00 916.000,00
067 > 748.000,00 s/d 855.000,00 802.000,00
068 > 655.000,00 s/d 748.000,00 702.000,00
069 > 573.000,00 s/d 655.000,00 614.000,00
070 > 501.000,00 s/d 573.000,00 537.000,00
071 > 426.000,00 s/d 501.000,00 464.000,00
110
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
072 > 362.000,00 s/d 426.000,00 394.000,00
073 > 308.000,00 s/d 362.000,00 335.000,00
074 > 262.000,00 s/d 308.000,00 285.000,00
075 > 223.000,00 s/d 262.000,00 243.000,00
076 > 178.000,00 s/d 223.000,00 200.000,00
077 > 142.000,00 s/d 178.000,00 160.000,00
078 > 114.000,00 s/d 142.000,00 128.000,00
079 > 91.000,00 s/d 114.000,00 103.000,00
080 > 73.000,00 s/d 91.000,00 82.000,00
081 > 55.000,00 s/d 73.000,00 64.000,00
082 > 41.000,00 s/d 55.000,00 48.000,00
083 > 31.000,00 s/d 41.000,00 36.000,00
084 > 23.000,00 s/d 31.000,00 27.000,00
085 > 17.000,00 s/d 23.000,00 20.000,00
086 > 12.000,00 s/d 17.000,00 14.000,00
087 > 8.400,00 s/d 12.000,00 10.000,00
088 > 5.900,00 s/d 8.400,00 7.150,00
089 > 4.100,00 s/d 5.900,00 5.000,00
090 > 2.900,00 s/d 4.100,00 3.500,00
091 > 2.000,00 s/d 2.900,00 2.450,00
092 > 1.400,00 s/d 2.000,00 1.700,00
093 > 1.050,00 s/d 1.400,00 1.200,00
094 > 760,00 s/d 1.050,00 910,00
095 > 550,00 s/d 760,00 660,00
096 > 410,00 s/d 550,00 480,00
097 > 310,00 s/d 410,00 350,00
098 > 240,00 s/d 310,00 270,00
099 >170,00 s/d 240,00 200,00
100 <170,00 140,00
111
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
002 > 13.600.000,00 s/d 14.700.000,00 14.150.000,00
003 > 12.550.000,00 s/d 13.600.000,00 13.075.000,00
004 > 11.550.000,00 s/d 12.550.000,00 12.050.000,00
005 > 10.600.000,00 s/d 11.550.000,00 11.075.000,00
006 > 9.700.000,00 s/d 10.600.000,00 10.150.000,00
007 > 8.850.000,00 s/d 9.700.000,00 9.275.000,00
008 > 8.050.000,00 s/d 8.850.000,00 8.450.000,00
009 > 7.300.000.00 s/d 8.050.000,00 7.675.000,00
010 > 6.600.000,00 s/d 7.300.000,00 6.950.000,00
011 > 5.850.000,00 s/d 6.600.000,00 6.225.000,00
012 > 5.150.000,00 s/d 5.850.000,00 5.500.000,00
013 > 4.500.000,00 s/d 5.150.000,00 4.825.000,00
014 > 3.900.000,00 s/d 4.500.000,00 4.200.000,00
015 > 3.350.000,00 s/d 3.900.000,00 3.625.000,00
016 > 2.850.000,00 s/d 3.350.000,00 3.100.000,00
017 > 2.400.000,00 s/d 2.850.000,00 2.625.000,00
018 > 2.000.000,00 s/d 2.400.000,00 2.200.000,00
019 > 1.666.000,00 s/d 2.000.000,00 1.833.000,00
020 > 1.366.000,00 s/d 1.666.000,00 1.516.000,00
021 > 1.034.000,00 s/d 1.366.000,00 1.200.000,00
022 > 902.000,00 s/d 1.034.000,00 968.000,00
023 > 744.000,00 s/d 902.000,00 823.000,00
024 > 656.000,00 s/d 744.000,00 700.000,00
025 > 534.000,00 s/d 656.000,00 595.000,00
026 > 476.000,00 s/d 534.000,00 505.000,00
027 > 382.000,00 s/d 476.000,00 429.000,00
028 > 348.000,00 s/d 382.000,00 365.000,00
029 > 272.000,00 s/d 348.000,00 310.000,00
030 > 256.000,00 s/d 272.000,00 264.000,00
031 > 194.000,00 s/d 256.000,00 225.000,00
032 > 188.000,00 s/d 194.000,00 191.000,00
033 > 136.000,00 s/d 188.000,00 162.000,00
034 > 128.000,00 s/d 136.000,00 132.000,00
035 > 104.000,00 s/d 128.000,00 116.000,00
036 > 92.000,00 s/d 104.000,00 98.000,00
037 > 74.000,00 s/d 92.000,00 83.000,00
038 > 68.000,00 s/d 74.000,00 71.000,00
039 > 52.000,00 s/d 68.000,00 60.000,00
040 < 52.000,00 50.000,00
112
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
SOAL-SOAL PRAKTIKUM
1. Bapak Ibnu memilikisebidang tanah dan bangunan di wilayah kota Bogor. Luas tanahtersebut
600 m2 dengan nilai jual sebesar Rp 800.000/m2 dan luas bangunan 300m2 dengan nilai jual
Rp 650.000/m2. Dan nilai NJOPTKP Rp 10.000.000,-. Hitunglah berapa besarnya PBByang
harus dibayar BapakIbnu?
2. Umar memiliki 2 obyek PBB yang terletak di Sunterdan Kelapa Gading Jakarta. Berikut ini
adalahdata-data dari kedua obyektersebut.
DiSunter
Tanah seluas 600M2 dengan nilai jual Rp5.100.000/M2
Bangunan rumah seluas 500M2 dengan nilai jual Rp900.000/M2
Kolam Renangmewah seluas 100 M2 dengan nilai jual Rp175.000/M2
DiKelapa Gading
Tanah seluas 1100 M2 dengan nilai jual Rp 1.100.000/M2
Bangunan rumah seluas 650M2 dengan nilai jual Rp2.500.000/M2
Taman mewah seluas 100M2 dengan nilai jual Rp490.000/M2
Kolam renang seluas 150M2 dengan nilai jual Rp500.000/M2
Berapakah PBByang terutang atas kedua obyekpajak yang dimiliki Umar jika diketahui
NJOPTKP di Jakarta Rp12.000.000?
3. ChandramempunyaiObyek PBB yang letaknya di Jakarta. Obyek PBB tersebut antara lain:
Tanah seluas 1100 M2 dengan nilai jual Rp 5.500.000/M2
Rumah seluas 400 M2 dengan nilai jual Rp 3.000.000/M2
Taman mewah seluas 300 M2 dengan nilai jual Rp 2.800.000/M2
Pagar mewah sepanjang 200 M dengan nilai jual Rp 2.000.000/M2
Berapakah besarnya PBByang terutang yang harus dibayar Bimbimdengan ketentuan pemerintah
setempatuntuk NJOPTKP sebesar Rp12.000.000?
113
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
B. PENGERTIAN BPHTB
Bea perolehan hak atas tanah dan bangunanadalah pajak yang dikenakan atas perolehan hak
atas tanah dan bangunan. Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak
pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor5
Tahun 1960 tentang Peraturan dasar Pokok-Pokok Agraria, Undang-Undang Nomor 16 Tahun
1985 tentang Rumah Susun, dan ketentuan perundang- undangan lainnya.
114
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
D. HAK ATAS TANAH SEBAGAI PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN
Hakmilik
Hak guna usaha
Hak guna bangunan
Hakpakai
Hak milik atas satuan rumah susun
Hakpengelolaan
115
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
perbuatan hukumlain dengan tidak ada perubahannama.
5. Objek pajak yang diperolehorang pribadi / badan karenawakaf.
6. Objek pajak yang diperoleh orang pribadi / badan yang digunakan untuk kepentinganibadah.
H. TARIF BPHTB
Tarif BPHTB adalah setinggi-tingginya sebesar 2,5%, dan serendah-rendahnya 1% dan untuk
kepentingan pemerintah 0% (Peraturan Pemerintah RI No, 34 Tahun 2016) dapat dijabarkan
sebagai berikut:
2,5% Dikenakan dari jumlahbruto nilai pengalihan hakatas tanah dan/atau bangunan selain
berupa rumah sederhana atau rusun sederhana yang dilakukan wajib pajak yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hakatas tanah dan/ataubangunan.
1% Dikenakan dari jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan berupa
rumah Sederhana dan Rusun sederhana yang dilakukan oleh wajib pajak yang usaha
pokoknya melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan.
0% Dikenakan atas pengalihan hakatas tanah dan/atau bangunan kepada pemerintah, badan
usaha milik Negara yang mendapat penugasankhusus dari Pemerintah, atau badan usaha
milik daerah yang mendapat penugasankhusus dari kepala daerah, sebagaimana dimaksud
dalam UU yang mengatur mengenai pengadaan tanah bagi pembangunan untuk kepentingan
umum.
116
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
h. Peralihan Hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum
adalah NilaiPasar
i. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah Nilai
Pasar
j. Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan di luar pelepasan hak adalah Nilai
Pasar
k. Penggabungan usaha adalah Nilai Pasar
l. Peleburan usaha adalah NilaiPasar
m. Pemekaran usaha adalah NilaiPasar
n. Hadiah adalah Nilai Pasar
o. Penunjukan pembeli dalam lelang adalah HargaTransaksi yang Tercantum dalam Risalah
Lelang
p. Pemberian hakbaru
Apabila Nilai Perolehan Objek Pajak tidakdiketahui ataulebih rendah daripada Nilai
Jual Objek Pajak Yang digunakan dalam pengenaanPBB pada tahun terjadinya
perolehan dasar pengenaan pajak yang dipakai adalah Nilai Jual Objek Pajak Bumi
danBangunan.
Apabila Nilai Jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan belum ditetapkan, besarnya Nilai
Jual Objek Pajak bumi dan bangunan ditetapkan olehmenteri.
Jika didalam kasus terdapat dua nilai yaitu nilai perolehan dan nilai jual, maka yang
dipakai sebagai dasar pengenaan pajak adalah nilai yangterbesar.
Untuk wilayah Jakarta NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 80.000.000,- untuk semua transaksi
selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan sebesar Rp 350.000.000,-
117
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Untuk wilayah kota Depok NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 60.000.000,- untuk semua
Gunadarma
transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan sebesar Rp 300.000.000,-
Untuk wilayah kotaBogor dan Kab. Bogor NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp 60.000.000,-
untuk semua transaksi selain waris dan hibah, untuk waris dan hibah ditetapkan sebesar
Rp300.000.000,-
Contoh kasus 2:
Seorang anak memperoleh warisan dari ayahnya sebidang tanah dan bangunan diatasnyadengan
nilai pasar sebesar Rp 750.000.000. Berapa BPHTB terutangatas warisan tersebut jika
ditetapkan NPOPTKP sebesarRp450.000.000?
118
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
Gunadarma
SURAT KETETAPAN BPHTB KURANGBAYAR
Ketentuan tentang surat ketetapan BPHTB kurang bayar ditetapkan dalam Pasal 11 UU
No.21 Tahun 1997 tentang BPHTB jo UU No.20 Tahun 2000 adalah sebagai berikut:
a. Dalam jangka waktu5 tahun sesudahayat terutang pajak, Dirjen Pajak dapat menerbitkan
surat ketetapan BPHTBkurangbayarapabilaberdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan
lainnya ternyata jumlah pajak yang terutang kurang bayar.
b. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam surat ketetapan BPHTB kurang bayar
ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan, jangka waktu
24 bulan, dihitung mulai saat terutanganya pajak sampai dengan diterbitkannyasurat ketetapan
BPHTB kurangbayar.
Contoh Kasus 3:
Seorang wajib pajak memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 22Mei2017.
NPOPTKP Rp80.000.000–
NPOPKP Rp70.000.000
BPHTB Terutang : 2.5% x Rp 70.000.000 = Rp 1.750.000
119
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi
Lanjut B Universitas
BPHTB
Gunadarma
yangkurangbayar = Rp750.000
Sanksi administrasi berupa bunga dari 22 Mei 2017sampai 31 Desember 2017:
Catatan :
Sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% sebulan dikenakan untuk jangka waktu
maksimal 24 bulan. Jadi jika ditemukan data baru dalam jangka waktu lebih dari 24
bulan maka sanksi administrasinya sebesar 2% tetap dikalikan dengan 24 bulan
120
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018
Laboratorium Akuntansi Lanjut B
Universitas Gunadarma
1. Ny. Susanti membeli sebidang tanah dan rumah sederhana di daerah Jakarta Selatan,
dengan Nilai Perolehan Objek Pajak sebesar Rp 240.000.000. NPOPTKP yang
ditetapkan oleh Pemda Jakarta Selatan adalah sebesar Rp 90.000.000. Berapakah
BPHTB yang terutang Ny. Angelia?
2. Pada tanggal 31 Juli 2017 Tn. Gilang memperoleh sebidang tanah dengan NPOP
sebesar Rp 530.000.000 dengan NPOPTKP di wilayah Depok ditetapkan sebesar Rp
70.000.000. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan tanggal 31 Desember 2016
ternyata ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukan bahwa NPOP
sebenarnya adalah Rp 575.000.000. Berapakah besarnya BPHTB yang terutang pada saat
Tuan Setiawan memperoleh tanah dan bangunan dan berapakah BPHTB yang terutang
pada saat pemeriksaan tanggal 31 Desember 2016 serta berapa denda administrasi yang
harus dibayar pada tanggal 31 Desember 2017?
121
Panduan Praktikum Komp.Perpajakan
ATA 2017/2018