Anda di halaman 1dari 26

PROPOSAL RISET INTERNAL

DOSEN MUDA

Pengaruh Capital Intensity, Sales Growth, Return On Asset dan Leverage Terhadap
Tax Avoidance

(Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia )

Oleh

Yokhana Murkana, SE.,M.Ak / NIDN :

Dr. Erna Setiany, SE.,M.Si / NIDN :

Farid Addy Sumantri, SE.,MM.,M.Si.,Ak / NIDN : 0421046601

Sebam Simbolon SE.,MM / NIDN : 0407025901

BIDANG ILMU AKUNTANSI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

APRIL 2018
Q

LAPORAN PENELITIAN N

HALAMAN PENGESAHAN

DOSEN MUDA

Judul Penelitian : Capital Intensity, Sales Groth, Return On Asset dan


Leverage Terhadap Taxavoicance (Studi Empiris Pada
Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia)

Ketua Peneliti I :

a. Nama Lengkap : Rokhana Murkana, SE.,M.Si

b. NIK : 6115504414

c. Jabatan Fungsional :

d. Fakultas/Program Studi : Ekonomi Dan Bisnis / Akuntasni Universitas Mercu

Buana

e. Nomor HP :

f. Alamat surel (e-mail) :

Ketua Peneliti II :

a. Nama Lengkap : Farid Addy Sumantri, SE.,MM.,M.Si.,Ak

b. NIDN : 0421046601

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. Fakultas/Program Studi : Bisnis / Akuntasni Universitas Buddhi Dharma

e. Nomor HP : 08128434223

f. Alamat surel (e-mail) : farid_addy@yahoo.com


ii
Anggota Peneliti (1) :

a. Nama Lengkap : Dr. Erna Setiani, SE.,M.Si

b. NIK : 117790584

c. Perguruan Tinggi : Universitas Mercu Buana

Anggota Peneliti (2) :

a. Nama Lengkap : Sabam Simbolon

b. NIDN : 04070255901

c. Perguruan Tinggi : Universitas Buddhi Dharma

Lama Penelitian : 12 bulan

Biaya Penelitian Keseluruhan : Rp. 9.000.000,-

Jakarta, 30-04-2019

Mengetahui,

Kaprodi Strata Satu (SI) FEB-Akuntansi Ketua Peneliti,

(Dr. Fardinal SE, Ak,.MSi) (……………..)

NIP/NIK : 112670353 NIP/NIK : 114710436

Menyetujui,

Ketua Kelompok RISET Kepala Pusat Penelitian

Bidang Ilmu Akuntansi

(Dr. Erna Setiany, SE, M.Si) (Dr. Devi Fitrianah, S.Kom., MTI )

NIP/NIK : 117790584 NIP/NIK : 106780273


iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi atas limpahan kekuatan
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Capital Intensity, Sales Growth, Return On Asset dan Leverage Terhadap Tax Avoidance”.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih belum baegitu
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini dikarenakan sample yang diteliti
hanya hanya terbatas pada perusahaan industri sub sektor food and bavarage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan selama 5 tahun ( tahun 2013 - 2017. Untuk
itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung,
kemudian kami meminta maaf kepada responden dan pembaca sekalian.

Terakhir, peneliti mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada semua

pihak yang telah sudi memberikan bantuan baik berupa materiil maupun dorongan mental,

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktu. Peneliti juga mengucapkan

terimakasih kepada Puslit Universitas Mercu Buana yang telah membiayai penelitian kami

ini.

Peneliti berharap penelitian ini dapat diambil manfaatnya, dan setumpuk kesalahan

yang ada padanya dapat diambil hikmahnya.

Jakarta, Desember 2018

Peneliti

iv
DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL i

LEMBAR PENGESAHAN
ii

DAFTAR ISI iii

RINGKASAN iv

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian 1


1.2 Tujuan Penelitian
5
1.3 Luaran Penelitian
6

BAB II. TINJAUAN PENELITIAN

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)


7
1. Praktik Perhindaran Pahak (Tax Avoidance)
7
2. Capital Intensity
8
3. Sales Growth
8
4. Returm On Asset (ROA)
9
2.2 Kerangka Pemikiran 10

BAB V METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian
11
3.2 Objek Penelitian 11

5
3.3 Populasi dan Sampel
11
3.4 Teknik Pengumpulan Data
11
3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian
12
3.6 Metode Penelitian
14
3.6 Model Penelitian
14
3.7 Uji Hipotesis
14

BAB VI BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN


4.1 Anggaran Biaya
16
4.2 Jadwal Penelitia 16

BAB V PELAKSANAAN KERJASAMA PENELITIAN 18

DAFTAR PUSTAKA 18

6
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembangunan pada hakikatnya adalah proses pembaruan berkesinambungan


untuk mencapai suatu keadaan yang dianggap lebih baik. Pembangunan
dilaksanakan melalui rangkaian investasi yang hanya dapat dilaksanakan dengan
dukungan dana yang besar. Dana pembangunan itu dapat diperoleh dari berbagai
sumber, pemerintah dan swasta, baik dalam negeri maupun dari manca negara.
Salah satu sumber dana tersebut berasal dari pajak.
Semenjak reformasi perpajakan dijalankan dengan dikeluarkannya
undang-undang perpajakan yang baru tahun 1983, sistem perpajakan berubah dari
office assessment menjadi self assessment. Dengan sistem yang baru ini wajib
pajak memiliki hak dan kewajiban, baik dalam menghitung, membayar, dan
melaporkan sendiri jumlah kewajiban perpajakannya. Hal ini akan terlaksana
dengan baik apabila wajib pajak mematuhi perpajakan sesuai undang-undang.
Dilihat dari sudut pandang pemerintah, jika pajak yang dibayarkan oleh wajib
pajak lebih kecil dari yang seharusnya mereka bayar, maka pendapatan negara
dari sektor pajak akan berkurang. Sebaliknya, dari sisi pengusaha atau wajib
pajak, jika pajak yang dibayar lebih besar dari jumlah yang semestinya, akan
mengakibatkan kerugian.
Menurut data BPS periode 2013-2018 tentang realisasi pendapatan negara
seperti yang ditunjukkan pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Negara Tahun 2013-2018
( dalam Triliun Rupiah )
Sumber Penerimaan 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Penerimaan Dalam Negeri 1.432 1.545 1.496 1.547 1.733 1.893

Penerimaan Perpajakan 1.077 1.147 1.240 1.285 1.473 1.618

7
Penerimaan Bukan Pajak 354,7 398,6 255,6 262 260,2 275,4

Hibah 6,8 5 11,9 8,9 3,1 1,2

Jumlah 1.438,8 1.550,4 1.508 1.555,8 1,736 1.894,7

Sumber : Badan Pusat Statistik 2018

Sumber pendapatan negara yang lebih dominan berasal dari perpajakan


dibandingkan penerimaan yang bersumber dari bukan perpajakan maupun hibah.
Namun, pada kenyataanya jika dilihat melalui tax ratio penerimaan negara dinilai
masih rendah yaitu diantara sekitar 11%. Padahal seharusnya adalah sebesar 13-
14% (Jannah 2017). Oleh sebab itu, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak
(DJP) berupaya memaksimalkan penerimaan untuk meningkatkan program
pembangunan Negara (Astriningtyas et al., 2017). Hal ini dilakukan dengan cara
membuat pembaharuan atau reformasi dengan merevisi undang-undang di bidang
perpajakan (Hakim, 2016). Di sisi lain, undang-undang atau peraturan perpajakan
yang terus diperbaharui tersebut terdapat celah-celah yang dapat digunakan oleh
Wajib Pajak untuk meminimalisasi jumlah pajak terutangnya (Rahmawati et al.,
2017). Jika dilihat dari sudut pandang pemerintah, wajib pajak diharapkan dapat
melakukan kewajibannya dalam membayar pajak secara maksimal (Wijayanti et
al., 2016). Namun bagi wajib pajak, pajak adalah beban, terlebih lagi mereka
tidak mendapatkan imbalan langsung dan pembayaran pajak juga mengakibatkan
laba yang didapat menjadi tidak maksimal (Wijayanti et al., 2016).
Berdasarkan laporan yang dibuat bersama antara Ernesto Crivelly, penyidik
dari IMF tahun 2016, berdasarkan survei dan di analisa kembali oleh Universitas
PBB menggunakan database International Center for Policy and Research
(ICPR), dan International Center for Taxation and Development (ICTD)
muncullah data penghindaran pajak perusahaan 30 negara. Indonesia masuk ke
peringkat 11 terbesar dengan nilai diperkirakan 6,48 Miliar dolar AS, pajak
perusahaan tidak dibayarkan ke Dinas Pajak Indonesia www.tribunsnews.com.
Tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak dengan metode dan
teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan (grey
area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri,

8
untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang (Pohan, 2016:23). Tax avoidance
memang legal karena tidak ada yang dilanggar dalam KUP, namun sebenarnya
tax avoidance tidak dapat diterima oleh pemerintahan karena berdampak langsung
untuk mengurangi beban pajak, sehingga hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya pemasukan negara.
Otoritas pajak tampaknya telah berusaha dengan semaksimal mungkin tidak
hanya menegakkan batas yang jelas antara penghindaran pajak dan penggelapan
pajak dalam upaya perencanaan pajak, tetapi juga untuk mencegah wajib pajak
masuk ke dalam ambiguitas yang ditimbulkan oleh peraturan perpajakan.
Fenomena mengenai praktik penghindaran pajak salah satunya terjadi pada
perusahaan IKEA yang merupakan perusahaan raksasa bermarkas di Swedia.
Perusahaan ini bergerak di bidang industri peralatan rumah tangga dan terbukti
melakukan upaya penghindaran pajak dengan nilai lebih $ 1 Milyar. Upaya
penghindaran pajak dalam skala besar ini terjadi dalam kurun waktu 2009 hingga
2014. IKEA secara sadar terlibat dalam pergeseran laba, atau memindahkan
miliaran Euro labanya dari negara-negara berpajak tinggi seperti Inggris, Prancis
dan Jerman ke anak perusahaan atau penerima yang tidak disebutkan namanya di
negara-negara dengan pajak rendah ataupun tidak ada seperti Luxembourg, dalam
laporan juga disebutkan bahwa IKEA membebankan biaya royalti dari suatu
perusahaan ke perusahaan lain dalam lingkup kepemilikan yang sama dengan
tujuan meminimalisir pajak secara keseluruhan ForumPajakIndonesia.com.
Praktik penghindaran pajak juga terjadi pada sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang jasa kesehatan terafiliasi perusahaan di Singapura, Yakni
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI) diduga melakukan upaya-upaya
penghindaran pajak. Secara badan usaha, PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT.
RNI) sudah terdaftar sebagai perseroan terbatas. Namun, dari segi permodalan
perusahaan tersebut menggantungkan hidup dari utang afiliasi. Artinya, pemilik di
Singapura memberikan pinjaman kepada PT. RNI di Indonesia. Jadi pemiliknya
tidak menanam modal melainkan seolah-olah menjadikannya hutang, sehingga
ketika hutang dan bunganya dibayarkan itu dianggap sebagai dividen oleh pemilik
di Singapura karena modalnya dimasukkan sebagai hutang perusahaan. Dalam
laporan keuangan PT. Rajawali Nusantara Indonesia 2014, tercatat utang sebesar

9
Rp.20,4 miliar. Sementara, omzet perusahaan hanya Rp.2,178 miliar. Belum lagi
ada kerugian ditahan pada laporan tahun yang sama senilai Rp.26,12 miliar.
Selain itu RNI memanfaatkan Peraturan Pemerintah 46/2013 tentang Pajak
Penghasilan khusus UMKM, dengan tarif PPh final 1%. Selanjutnya dua
pemegang saham RNI berkewarganegaraan Indonesia tidak melaporkan SPT
pajak secara benar sejak 2007-2015. Adapun dua pemegang saham, yang
merupakan orang Singapura juga tidak membayarkan pajak penghasilannya,
padahal memiliki usaha di Indonesia www.kompas.com.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen untuk melakukan
penghindaran pajak (tax avoidance), faktor capital intensity merupakan pemilihan
investasi dalam bentuk aset tetap ataupun modal terkait perpajakan adalah dalam
hal depresiasi. Hampir seluruh aset tetap akan mengalami depresiasi atau
penyusutan yang mana akan menjadi biaya penyusutan dalam laporan keuangan
perusahaan. Biaya depresiasi atau biaya penyusutan merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak, maka dengan semakin
besar jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin besar
pula depresiasinya sehingga mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak akan
semakin kecil. Dalam penelitian Dharma dan Noviari (2017) yang menyatakan
bahwa variabel capital intensity berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak
(tax avoidance). Sedangkan menurut penelitian Nafis, Manik, Fatahurrazak (2017)
mengenai pengaruh return On Asset, capital intensity, sales growth, debt to asset
ratio dan firm size terhadap penghindaran pajak menunjukkan bahwa faktor
capital intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Sales growth atau pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah
penjualan dari waktu ke waktu. Secara logika, ketika pertumbuhan penjualan
meningkat, perusahaan cenderung akan mendapatkan profit yang besar pula, maka
dari itu perusahaan akan cenderung untuk melakukan tax avoidance karena ketika
profit meningkat maka penghasilan kena pajaknya pun juga meningkat sehingga
pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan juga akan meningkat. Hasil
Penelitian Nafis, Manik, Fatahurrazak (2017) sales growth berpengaruh terhadap
penghindaran pajak sedangkan hasil penelitian Wulansari dan Dewi (2017) faktor
sales growth tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.

10
Faktor return on asset merupakan pengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Secara logika, semakin
tinggi nilai dari ROA, maka semakin tinggi profitabilitasnya. Jika profitabilitas
perusahaan semakin tinggi, maka pajak yang dibayar akan semakin tinggi.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk
melakukan tax avoidance yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan.
Hasil penelitian Erisa (2017) faktor return on asset berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, sedangkan menurut penelitian Ismi (2016) mengenai
pengaruh thin capitalization, return on asset dan corporate governance terhadap
penghindaran pajak menunjukkan bahwa variabel return on asset tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Kebijakan pendanaan yang dilakukan perusahaan dapat digambarkan
melalui rasio leverage yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi leverage suatu
perusahaan maka menunjukkan semakin tinggi ketergantungan perusahaan
tersebut untuk membiayai asetnya dari pinjaman atau hutang. Hutang bagi
perusahaan memiliki beban tetap yang berupa beban bunga. Beban bunga
termasuk ke dalam beban yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak
(deductible expense) sehingga penggunaan hutang akan memberikan hubungan
positif terhadap aktivitas penghindaran pajak oleh suatu perusahaan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Arianandini dan Ramantha (2018) mengenai
pengaruh profitabilitas, leverage, dan kepemilikan institusional pada tax
avoidance menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan pada
penghindaran pajak. Sedangkan menurut penelitian Wulansari (2017) faktor
leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.

1.2 Tujuan Penelitian


Belum terpenuhinya target penerimaan pajak pemerintah menjadikan
penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penghindaran pajak
sangatlah penting. Selain itu hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi penghindaran pajak belum memberikan hasil yang komprehensif
juga menjadikan pentingnya penelitian.

11
1.3 Luaran Hasil Penelitan
Dapat mencapai target berupan Jurnal Nasional dan Internasional yang
dapat dijadikan bahan pembanding bagi seturuh stakeholder berkaitan dengan
capital intensity, sales growth, return on asset dan leverage terhadap praktik
penghindaran pajak, sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang
akuntansi perpajakan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
praktik penghindaran pajak, dan memberikan informasi, wawasan serta referensi
akademisi sebagai salah satu upaya memperluas pengetahuan di bidang yang
diteliti.
Hasil penelitian ini akan memberikan bahan evaluasi kebijakan dan
masukan mengenai dampak perubahan peraturan perpajakan yang dilakukan DJP
terkait adanya penghindaran pajak oleh manajemen perusahaan. Selain itu, bahan
evaluasi ini dapat membuat pemerintah mempertimbangkannya dalam membuat
kebijakan perpajakan di masa depan sehingga celah-celah yang dapat
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan praktik penghindaran pajak semakin
kecil.

No. Jenis Luaran Indikator Capaian


1. Publikasi Ilmiah 1. Nasional Published
2. Internasioan Draft
2. Pemakalah dalam Pertemuan 1. Nasional Dilaksanakan
2. Internasional Draft
Ilmiah
3. Hak Atas Kekayaan Intelektual (HKI) Terdaftar
4. Buku Ajar Penerapan

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)


Dalam perekonomian modern manajemen dan pengelolaan perusahaan
semakin banyak dipisahkan dari kepemilikan perusahaan. Ketika terdapat
pemisahan antara pemilik (principal) dengan manajer (agent) di suatu perusahaan,
maka terdapat kemungkinan bahwa keinginan pemilik diabaikan. Perspektif
hubungan keagenan merupakan dasar untuk memahami hubungan antara manajer
dan pemegang saham. Menurut Anthony dan Govindarajan (2012), teori agensi
adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Prinsip utama teori ini
menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang
(principal) dengan pihak yang menerima wewenang (agent) dalam bentuk kontrak
kerja sama.
Penelitian ini dikaitkan antara hubungan manajemen dengan pemerintah
yang merujuk hipotesis biaya politik (political cost hypothesis), dalam keadaan
ceteris paribus semakin besar biaya politik perusahaan, semakin mungkin manajer
perusahaan untuk memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan pelaporan
laba periode sekarang ke periode mendatang. Hipotesis ini berdasarkan asumsi
bahwa perusahaan dengan biaya politik yang besar lebih sensitif dalam
hubungannya untuk mentransfer kemakmuran yang mungkin lebih besar
dibandingkan dengan perusahaan yang biaya politiknya kecil. Dengan kata lain
perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau mengurangi laba yang
dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.
1. Praktik Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)
Yang dimaksud dengan penghindaran pajak ini adalah wajib pajak
tidak secara jelas melanggar undang-undang sekalipun kadang-kadang
dengan jelas menafsirkan undang-undang tidak sesuai dengan maksud dan
tujuan pembuat undang undang.
Beberapa studi menguji hubungan antara karakteristik perusahaan
dan penghindaran pajak menggunakan beberapa proksi, diantaranya tarif

13
pajak efektif, penggunaan perlindungan pajak (tax shelter), dan lain-lain.
Menurut Napitupulu (2017) In addition, firms accused of using tax shelter
have larger book-tax differences, more foreign operation, subsidiaries in
tax haven, higher prior-year effective tax rates, greater litigation losses,
and leverage. Menyatakan, perusahaan yang diindikasikan melakukan
penghindaran pajak lebih banyak operasi luar negri, cabang di negara tax
haven, kerugian yang lebih besar, dan leverage yang lebih sedikit.
Isu yang ditekankan saat ini adalah pengembangan penelitian
terhadap penghindaran pajak, terutama pada cara pengukurannya dan
bagaimana interpretasi hasil penelitian ketika perusahaan yang dijadikan
sampel memiliki tingkat laba akuntansi yang berbeda.

2. Capital Intensity
Capital intensity adalah sejumlah uang yang diinvestasikan untuk
mendapatkan output satu dolar. Semakin besar modal digunakan untuk
menghasilkan unit yang sama, dapat dikatakan bahwa semakin intens modal
perusahaan ( Zahra et al.,2017). Capital intensity ratio atau rasio intensitas modal
adalah aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan dengan
investasi dalam bentuk aset tetap (intensitas modal) dan persediaan (intensitas
persediaan). Rasio intensitas modal dapat menunjukkan tingkat efisiensi
perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan.

3. Sales Growth
Pertumbuhan penjualan sering mencerminkan keberhasilan suatu
perusahaan. Menurut Hatami et al., (2016) pertumbuhan penjualan mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit atau kas. Variabel
pertumbuhan penjualan didasarkan pada argumen bahwa pertumbuhan penjualan
mencerminkan tingkat produktivitas terpasang yang siap beroperasi serta
mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan
daya saing perusahaan dalam pasar. Pertumbuhan perusahaan menjadi sebuah
indikator untuk daya saing perusahaan dalam industri. Pertumbuhan perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan untuk mendapatkan untung dan

14
mempertahankan untung untuk mendanai investasi di masa yang akan datang.
Penelitian ini menggunakan pengukuran pertumbuhan penjualan (sales
growth) karena dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh
dengan besarnya pertumbuhan penjualan suatu perusahaan.

4. Return On Asset (ROA)


Return on asset (ROA) merupakan salah satu indikator keberhasilan
perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka
semakin tinggi kemampuan untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.
Kemampuan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasi merupakan fokus
utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Laba menjadi indikator kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban kepada kreditur dan investor, serta
merupakan bagian dalam proses penciptaan nilai perusahaan berkaitan dengan
prospek perusahaan di masa depan. Return on asset (ROA) dapat mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang
dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya yang digunakan untuk
mendanai aset tersebut seperti biaya pengembangan dan pengelolaan karyawan
dalam meningkatkan intellectual menurut Erisa (2017).

5. Leverage
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aset perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam penelitian ini leverage diproksikan
dengan debt to equity ratio yang disebut dengan DER. Leverage diukur dengan
prosentase dari total utang terhadap ekuitas perusahaan pada suatu periode. DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya
yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar utang. Selain itu DER juga dapat memberikan gambaran mengenai
struktur modal yang dimiliki perusahaan.

2.2 Kerangka Pemikiran


Berdasarkan penjelasan sebelumnya, kerangka pemikiran yang mendasari
penelitian ini menjelaskan logika teoritis atau pengaruh capital intensity, sales

15
growth, return on asset dan leverage terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance), maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Variabel Independen Variabel Dependen

Capital Intensity
(X1)
H1
Sales Growth H2
(X2) Penghindaran pajak
( Tax Avoidance )
H3
Return On Asset (Y)
(X3)
H4
Leverage
(X4)

16
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang
menekankan pada pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Jenis penelitian ini sangat efektif untuk
mengukur hubungan antar variabel, serta untuk menemukan fakta dan menguji teori-teori yang
timbul (Pandoyo 2018, 111).

3.2 Objek Penelitian


Objek penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan sektor Produsen Makanan dan
Minuman yang terdaftar secara berturut-turut yang meliputi laporan posisi keuangan dan laporan
laba rugi di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2013-2017.

3.3 Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dalam sektor industri
produsen makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Metode
penentuan sampel pada penelitian ini adalah metode Purposive Sampling, yaitu salah satu teknik
sampling non random sampling dimana peneliti menentukan pengambilan sampel dengan cara
menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian sehingga diharapkan dapat
menjawab permasalahan penelitian.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh
auditor independen. Data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id.
Dalam situs ini dipergunakan untuk mendapatkan data capital intensity, sales growth, return on
asset, leverage serta penghindaran pajak ( tax avoidance ) masing-masing perusahaan Periode
Tahun 2013-2017.

17
3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak
( tax avoidance ) (Y). Dalam hal ini, tax avoidance diukur dengan menggunakan cash
effective tax rate ( CETR ) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan
laba sebelum pajak. CETR baik digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran pajak
oleh perusahaan karena dengan CETR dapat melihat pajak yang sesungguhnya dibayarkan oleh
perusahaan dari laporan arus kas (Wulansari, 2017). Berikut pengukuran penghindaran pajak :
CETR = Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak

1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Capital Intensity
Capital intensity menggambarkan seberapa besar perusahaan dalam
menginvestasikan asetnya pada aset tetap, umumnya hampir seluruh aset tetap akan
mengalami penyusutan yang dalam laporan keuangan perusahaan akan menjadi biaya
yang dapat mengurangi penghasilan dalam perhitungan pajak perusahaan. Semakin
besar biaya penyusutan maka semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan
perusahaan. Intensitas modal dalam penelitian ini akan diukur menggunakan rasio
intensitas aset tetap. Rasio intensitas aset tetap adalah perbandingan total aset tetap
terhadap total aset perusahaan (Wijayanti et al., 2017).

Capital Intensity = Total Aset Tetap Bersih


Total Aset

b. Sales Growth
Sales growth merupakan aktivitas yang memiliki peranan penting dalam
manajemen modal kerja, hal tersebut disebabkan karena perusahaan dapat
memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya
pertumbuhan penjualan. Variabel sales growth dihitung berdasarkan nilai selisih

18
antara penjualan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan. Sales growth yang
diproksikan dengan SG ini dirumuskan sebagai berikut :

SG = Penjualan bersih (t0) - Penjualan bersih (t-1) x 100%


Penjualan bersih (t-1)

c. Return On Asset ( ROA )


Return on asset (ROA) dapat mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya yang digunakan untuk mendanai aset tersebut seperti biaya
pengembangan dan pengelolaan karyawan dalam meningkatkan intellectual ( Erisa,
2018 ). Variabel return on asset diukur dengan membandingkan laba bersih dengan
total aset perusahaan ( Hery 2016, 193 ).

ROA = Laba bersih


Total Asset

d. Leverage
Leverage menggambarkan komposisi utang suatu perusahaan dalam struktur
modalnya. Leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan utang baik jangka
panjang maupun jangka pendek untuk membiayai aset perusahaan. Variabel ini
diukur dengan menggunakan debt to equity ratio ( DER ). Debt to equity ratio ( DER
) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap
modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal.
Semakin tinggi DER, berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat
dijadikan sebagai jaminan utang. Hal ini akan menimbulkan resiko kegagalan yang
mungkin terjadi pada perusahaan karena tidak mampu membayar kewajibannya,
leverage dirumuskan sebagai berikut :
DER = Total Utang
Total Modal

19
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah dan
memprediksi hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data
dalam penelitian ini terdiri dari Uji Statistik Deskriptif (nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata, dan standar deviasi), Uji Asumsi Klasik (normalitas, multikolinieritas,
autokorelasi, dan , heteroskedastisitas ), Uji Koefisien Determinasi (adjusted R2 ) dan Uji
Hipoteisis.

3.6 Model Penelitian


Mode dalam penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Regresi ini diukur untuk membentuk persamaan regresi yang melibatkan hubungan dari
dua atau lebih variabel bebas. Model penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

CETR = α + β1CI + β2SG + β3ROA + β4DER + ɛ

Dimana :
CETR : Cash effective tax rate
α : Konstanta
β1,2,3,4 : Koefisien regresi
CI : Capital intensity
SG : Sales growth
ROA : Return on asset
DER : Leverage
ɛ : Error

3.7 Uji Hipotesis

Untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen


secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dasar pengambilan
keputusan untuk uji t parsial adalah nilai signifikansi

20
a. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima, berarti variabel independen secara
parsial mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha ditolak, berarti variabel independen secara
parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.

21
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya

Besaran kebutuhan anggaran biaya yang diajukan untuk pelaksanaan kegiatan penelian adalah
sebesar Rp. 9.000.000,- (Sembilan juta rupiah). Adapun rician penggunaan anggaran biaya penelitian
ini adalah sbb :

Tabel 1.1 Ringkasan Anggaran Biaya Penelitan yang Diajukan

No Jenis Pengeluaran Biaya Penelitian (Rp.10.000.000 )

1 Gaji dan upah (Maks. 30%) Rp. 3.000.0000,-


2 Bahan habis pakai dan peralatan (30–40%) Rp. 3.200.000,-
3 Perjalanan (15–25%) Rp. 1.400.000,-
Lain-lain: publikasi, seminar, laporan, lainnya
4 sebutkan (Maks. 15%) Rp. 1.400.000,-
Jumlah Rp. 9.000.000,-

4.2 Jadwal Penelitian


Penelian ini direncanakan dilakukan selama 1 tahun (12 bulan), dimulai bulan September 2018 s.d
April 2019. Secara rinci kegiatan dan jadwal penelitian disusun seperti dibawag ini :

Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Penelitian


Tahun 2018 Tahun 2019
No Kegiatan 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
1. Pengajuan Proposal
2. Pengerjaan Bab 1-III
3. Pengumpulan Data

22
penelitian
4. Pengolahan Data
5. Pengujian Data
6. Pengerjaan Bab IV-V
7. Pembuatan Laporan
Penelitian

23
BAB 5
PELAKSANAAN KERJASAMA PENELITIAN

Pertimbangan dalam menentukan Tim Peneliti Mitra (TPM)/Fakultas Bisnis Universitas Buddhi
Dharama (FB UBD) dilakukan atas dasar kepakaran TPM yang dianggap cukup baik dalam bidang ilmu
pengetahuan tentang ilmu akuntansi dan perpajakan, serta sarana peralatan laboratorium pendukung yang
dimiliki TPM, sehingga Tim Peneliti pengusul (TPP)/FEB Universitas Mercu Buana (FEB UMB) bisa
memanfaatkan fasilitas dan keahlian TPM, juga TPP dapat mengadopsi dan mencotoh budaya penelitian
yang ada di TPM.
Selanjutnya rencana kerjasama yang diusulkan adalah atas pelaksanaan semua tahapan penelitian
yang melibatkan TPP/FEB UMB dan TPM/FB UBD, yang meliputi :
1. Dimulai dengan penyusunan proposal secara bersama, TPM menyediakan laboratorium dan
segala fasilitas peralatannya untuk pelaksanaan penelitian ini, diantaranya laboratorium,
perpustakaan, dan khusus dalam pelaksanaan proses penelian dan pengolahan data.
2. TPM/FB UBD berkewajiban membimbing TPP selama kegiatan penelitian khususnya selama
berada di TPM/FB UMB.
3. Segala sesuatu masalah yang dijumpai selama kegiatan penelitian ini berlangsung (perubahan
langkah ataupun tahapan, metode penelitian) maka wajib diketahui baik oleh TPM/FB UMB.
4. TPP/FEB UMB dan TPM/FB UBD mempunyai hak yang sama untuk kesempurnaan selama
kegiatan penelitian, dimana langkah-langkah tersebut berdasarkan kesepakatan bersama antara
TPM/FB UBD dan TPP/FEB UMB.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anthony dan Govindarajan, Management Control System. Jakarta: Salemba Empat, 2012

Darma, N.B.S., & Noviari, Naniek. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Capital
Intensity Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali, 2017

Dewinta, I.A.R., & Setiawan, P.E. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Bali, 2016

Erisa, Yuni.,Kimsen.,& Eksandy, Arry. Pengaruh Return On Assets, Komite Audit dan Leverage
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).Competitive Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Universitas Muhammadiyah. Tangerang, 2018

Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta,
2013

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Cetakan
ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016

Hanggraeni, D. Manajemen Resiko Perusahaan dan Good Corporate Governance. Jakarta:


Salemba, 2015

Hermanto, Bambang dan Agung Mulyo. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan ke IV. Jakarta:
Lentera Ilmu Cendekia, 2015

Ismi, Fadil.,Linda, Pengaruh Thin Capitalization, Return On Asset, dan Corporate Governance
Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Jakarta Islami Index (JII). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Vol 1, No.2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 2016

Kasmir. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2016

Laporan Keuangan Perusahaan. www.idx.co.id. Diakses pada 10 Januari 2019

Pandoyo & Sofyan.,Moh. Metodologi Penelitian Keuangan dan Bisnis. Cetakan Pertama. Bogor:
In Media, 2018

Pohan, Chairil Anwar. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. (Edisi
Revisi). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014

Resmi, Siti. Perpajakan Studi dan Kasus. Edisi 10 Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat, 2017

25
Suandy Erly. Hukum Pajak. Edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat, 2014

Subramanyam, K.R. Financial Statement Analysis. Eleventh Edition. Singapore: Mc Graw Hill,
2014

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2012

Sujarweni, V.W. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2015

Sumarsan, Thomas. Perpajakan Indonesia. Edisi Kelima. Jakarta: Indeks, 2012

Waluyo. Perpajakan Indonesia. Edisi 12 Buku 1. Jakarta: Salemba Empat, 2017

Watts, R. L., and Zimmerman, J.L. Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective.
American Accounting Association. America, 1990

Wulansari.,N., Herlina., & Rahmawati.,D. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Proporsi Dewan


Komisaris Independen, Komite Audit, Konservatisme Akuntansi, Pertumbuhan Penjualan
dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak. E-Jurnal Akuntansi Universitas Islam
Indonesia 2017

______.UU No. 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 1


www.pajak.go.id (Diakses tanggal 11 Januari 2019)

26

Anda mungkin juga menyukai