DOSEN MUDA
Pengaruh Capital Intensity, Sales Growth, Return On Asset dan Leverage Terhadap
Tax Avoidance
(Studi Empiris Pada Perusahaan Food and Baverage yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia )
Oleh
UNIVERSITAS MERCUBUANA
APRIL 2018
Q
LAPORAN PENELITIAN N
HALAMAN PENGESAHAN
DOSEN MUDA
Ketua Peneliti I :
b. NIK : 6115504414
c. Jabatan Fungsional :
Buana
e. Nomor HP :
Ketua Peneliti II :
b. NIDN : 0421046601
e. Nomor HP : 08128434223
b. NIK : 117790584
b. NIDN : 04070255901
Jakarta, 30-04-2019
Mengetahui,
Menyetujui,
(Dr. Erna Setiany, SE, M.Si) (Dr. Devi Fitrianah, S.Kom., MTI )
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi atas limpahan kekuatan
dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Pengaruh
Capital Intensity, Sales Growth, Return On Asset dan Leverage Terhadap Tax Avoidance”.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih belum baegitu
sempurna dan masih banyak terdapat kekurangan. Hal ini dikarenakan sample yang diteliti
hanya hanya terbatas pada perusahaan industri sub sektor food and bavarage yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dengan tahun pengamatan selama 5 tahun ( tahun 2013 - 2017. Untuk
itu, dengan segala kerendahan hati kami memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung,
kemudian kami meminta maaf kepada responden dan pembaca sekalian.
pihak yang telah sudi memberikan bantuan baik berupa materiil maupun dorongan mental,
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan tepat waktu. Peneliti juga mengucapkan
terimakasih kepada Puslit Universitas Mercu Buana yang telah membiayai penelitian kami
ini.
Peneliti berharap penelitian ini dapat diambil manfaatnya, dan setumpuk kesalahan
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN SAMPUL i
LEMBAR PENGESAHAN
ii
RINGKASAN iv
BAB I. PENDAHULUAN
5
3.3 Populasi dan Sampel
11
3.4 Teknik Pengumpulan Data
11
3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian
12
3.6 Metode Penelitian
14
3.6 Model Penelitian
14
3.7 Uji Hipotesis
14
DAFTAR PUSTAKA 18
6
BAB I
PENDAHULUAN
7
Penerimaan Bukan Pajak 354,7 398,6 255,6 262 260,2 275,4
8
untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang (Pohan, 2016:23). Tax avoidance
memang legal karena tidak ada yang dilanggar dalam KUP, namun sebenarnya
tax avoidance tidak dapat diterima oleh pemerintahan karena berdampak langsung
untuk mengurangi beban pajak, sehingga hal ini akan mengakibatkan
berkurangnya pemasukan negara.
Otoritas pajak tampaknya telah berusaha dengan semaksimal mungkin tidak
hanya menegakkan batas yang jelas antara penghindaran pajak dan penggelapan
pajak dalam upaya perencanaan pajak, tetapi juga untuk mencegah wajib pajak
masuk ke dalam ambiguitas yang ditimbulkan oleh peraturan perpajakan.
Fenomena mengenai praktik penghindaran pajak salah satunya terjadi pada
perusahaan IKEA yang merupakan perusahaan raksasa bermarkas di Swedia.
Perusahaan ini bergerak di bidang industri peralatan rumah tangga dan terbukti
melakukan upaya penghindaran pajak dengan nilai lebih $ 1 Milyar. Upaya
penghindaran pajak dalam skala besar ini terjadi dalam kurun waktu 2009 hingga
2014. IKEA secara sadar terlibat dalam pergeseran laba, atau memindahkan
miliaran Euro labanya dari negara-negara berpajak tinggi seperti Inggris, Prancis
dan Jerman ke anak perusahaan atau penerima yang tidak disebutkan namanya di
negara-negara dengan pajak rendah ataupun tidak ada seperti Luxembourg, dalam
laporan juga disebutkan bahwa IKEA membebankan biaya royalti dari suatu
perusahaan ke perusahaan lain dalam lingkup kepemilikan yang sama dengan
tujuan meminimalisir pajak secara keseluruhan ForumPajakIndonesia.com.
Praktik penghindaran pajak juga terjadi pada sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang jasa kesehatan terafiliasi perusahaan di Singapura, Yakni
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT. RNI) diduga melakukan upaya-upaya
penghindaran pajak. Secara badan usaha, PT. Rajawali Nusantara Indonesia (PT.
RNI) sudah terdaftar sebagai perseroan terbatas. Namun, dari segi permodalan
perusahaan tersebut menggantungkan hidup dari utang afiliasi. Artinya, pemilik di
Singapura memberikan pinjaman kepada PT. RNI di Indonesia. Jadi pemiliknya
tidak menanam modal melainkan seolah-olah menjadikannya hutang, sehingga
ketika hutang dan bunganya dibayarkan itu dianggap sebagai dividen oleh pemilik
di Singapura karena modalnya dimasukkan sebagai hutang perusahaan. Dalam
laporan keuangan PT. Rajawali Nusantara Indonesia 2014, tercatat utang sebesar
9
Rp.20,4 miliar. Sementara, omzet perusahaan hanya Rp.2,178 miliar. Belum lagi
ada kerugian ditahan pada laporan tahun yang sama senilai Rp.26,12 miliar.
Selain itu RNI memanfaatkan Peraturan Pemerintah 46/2013 tentang Pajak
Penghasilan khusus UMKM, dengan tarif PPh final 1%. Selanjutnya dua
pemegang saham RNI berkewarganegaraan Indonesia tidak melaporkan SPT
pajak secara benar sejak 2007-2015. Adapun dua pemegang saham, yang
merupakan orang Singapura juga tidak membayarkan pajak penghasilannya,
padahal memiliki usaha di Indonesia www.kompas.com.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen untuk melakukan
penghindaran pajak (tax avoidance), faktor capital intensity merupakan pemilihan
investasi dalam bentuk aset tetap ataupun modal terkait perpajakan adalah dalam
hal depresiasi. Hampir seluruh aset tetap akan mengalami depresiasi atau
penyusutan yang mana akan menjadi biaya penyusutan dalam laporan keuangan
perusahaan. Biaya depresiasi atau biaya penyusutan merupakan biaya yang dapat
dikurangkan dari penghasilan dalam menghitung pajak, maka dengan semakin
besar jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin besar
pula depresiasinya sehingga mengakibatkan jumlah penghasilan kena pajak akan
semakin kecil. Dalam penelitian Dharma dan Noviari (2017) yang menyatakan
bahwa variabel capital intensity berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak
(tax avoidance). Sedangkan menurut penelitian Nafis, Manik, Fatahurrazak (2017)
mengenai pengaruh return On Asset, capital intensity, sales growth, debt to asset
ratio dan firm size terhadap penghindaran pajak menunjukkan bahwa faktor
capital intensity tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Sales growth atau pertumbuhan penjualan merupakan kenaikan jumlah
penjualan dari waktu ke waktu. Secara logika, ketika pertumbuhan penjualan
meningkat, perusahaan cenderung akan mendapatkan profit yang besar pula, maka
dari itu perusahaan akan cenderung untuk melakukan tax avoidance karena ketika
profit meningkat maka penghasilan kena pajaknya pun juga meningkat sehingga
pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan juga akan meningkat. Hasil
Penelitian Nafis, Manik, Fatahurrazak (2017) sales growth berpengaruh terhadap
penghindaran pajak sedangkan hasil penelitian Wulansari dan Dewi (2017) faktor
sales growth tidak berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
10
Faktor return on asset merupakan pengukur keuntungan bersih yang
diperoleh dari penggunaan aktiva. Semakin tinggi rasio ini maka semakin baik
produktivitas asset dalam memperoleh keuntungan bersih. Secara logika, semakin
tinggi nilai dari ROA, maka semakin tinggi profitabilitasnya. Jika profitabilitas
perusahaan semakin tinggi, maka pajak yang dibayar akan semakin tinggi.
Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi memiliki kesempatan untuk
melakukan tax avoidance yang mengurangi jumlah beban kewajiban perpajakan.
Hasil penelitian Erisa (2017) faktor return on asset berpengaruh terhadap
penghindaran pajak, sedangkan menurut penelitian Ismi (2016) mengenai
pengaruh thin capitalization, return on asset dan corporate governance terhadap
penghindaran pajak menunjukkan bahwa variabel return on asset tidak
berpengaruh terhadap penghindaran pajak.
Kebijakan pendanaan yang dilakukan perusahaan dapat digambarkan
melalui rasio leverage yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi leverage suatu
perusahaan maka menunjukkan semakin tinggi ketergantungan perusahaan
tersebut untuk membiayai asetnya dari pinjaman atau hutang. Hutang bagi
perusahaan memiliki beban tetap yang berupa beban bunga. Beban bunga
termasuk ke dalam beban yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak
(deductible expense) sehingga penggunaan hutang akan memberikan hubungan
positif terhadap aktivitas penghindaran pajak oleh suatu perusahaan. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh Arianandini dan Ramantha (2018) mengenai
pengaruh profitabilitas, leverage, dan kepemilikan institusional pada tax
avoidance menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan pada
penghindaran pajak. Sedangkan menurut penelitian Wulansari (2017) faktor
leverage berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak.
11
1.3 Luaran Hasil Penelitan
Dapat mencapai target berupan Jurnal Nasional dan Internasional yang
dapat dijadikan bahan pembanding bagi seturuh stakeholder berkaitan dengan
capital intensity, sales growth, return on asset dan leverage terhadap praktik
penghindaran pajak, sehingga diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang
akuntansi perpajakan, khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
praktik penghindaran pajak, dan memberikan informasi, wawasan serta referensi
akademisi sebagai salah satu upaya memperluas pengetahuan di bidang yang
diteliti.
Hasil penelitian ini akan memberikan bahan evaluasi kebijakan dan
masukan mengenai dampak perubahan peraturan perpajakan yang dilakukan DJP
terkait adanya penghindaran pajak oleh manajemen perusahaan. Selain itu, bahan
evaluasi ini dapat membuat pemerintah mempertimbangkannya dalam membuat
kebijakan perpajakan di masa depan sehingga celah-celah yang dapat
dimanfaatkan untuk melakukan tindakan praktik penghindaran pajak semakin
kecil.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
pajak efektif, penggunaan perlindungan pajak (tax shelter), dan lain-lain.
Menurut Napitupulu (2017) In addition, firms accused of using tax shelter
have larger book-tax differences, more foreign operation, subsidiaries in
tax haven, higher prior-year effective tax rates, greater litigation losses,
and leverage. Menyatakan, perusahaan yang diindikasikan melakukan
penghindaran pajak lebih banyak operasi luar negri, cabang di negara tax
haven, kerugian yang lebih besar, dan leverage yang lebih sedikit.
Isu yang ditekankan saat ini adalah pengembangan penelitian
terhadap penghindaran pajak, terutama pada cara pengukurannya dan
bagaimana interpretasi hasil penelitian ketika perusahaan yang dijadikan
sampel memiliki tingkat laba akuntansi yang berbeda.
2. Capital Intensity
Capital intensity adalah sejumlah uang yang diinvestasikan untuk
mendapatkan output satu dolar. Semakin besar modal digunakan untuk
menghasilkan unit yang sama, dapat dikatakan bahwa semakin intens modal
perusahaan ( Zahra et al.,2017). Capital intensity ratio atau rasio intensitas modal
adalah aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan yang dikaitkan dengan
investasi dalam bentuk aset tetap (intensitas modal) dan persediaan (intensitas
persediaan). Rasio intensitas modal dapat menunjukkan tingkat efisiensi
perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menghasilkan penjualan.
3. Sales Growth
Pertumbuhan penjualan sering mencerminkan keberhasilan suatu
perusahaan. Menurut Hatami et al., (2016) pertumbuhan penjualan mencerminkan
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profit atau kas. Variabel
pertumbuhan penjualan didasarkan pada argumen bahwa pertumbuhan penjualan
mencerminkan tingkat produktivitas terpasang yang siap beroperasi serta
mencerminkan kapasitas saat ini yang dapat diserap pasar dan mencerminkan
daya saing perusahaan dalam pasar. Pertumbuhan perusahaan menjadi sebuah
indikator untuk daya saing perusahaan dalam industri. Pertumbuhan perusahaan
akan mempengaruhi kemampuan untuk mendapatkan untung dan
14
mempertahankan untung untuk mendanai investasi di masa yang akan datang.
Penelitian ini menggunakan pengukuran pertumbuhan penjualan (sales
growth) karena dapat memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh
dengan besarnya pertumbuhan penjualan suatu perusahaan.
5. Leverage
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana
aset perusahaan dibiayai dengan utang. Dalam penelitian ini leverage diproksikan
dengan debt to equity ratio yang disebut dengan DER. Leverage diukur dengan
prosentase dari total utang terhadap ekuitas perusahaan pada suatu periode. DER
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya
yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
membayar utang. Selain itu DER juga dapat memberikan gambaran mengenai
struktur modal yang dimiliki perusahaan.
15
growth, return on asset dan leverage terhadap penghindaran pajak (tax
avoidance), maka kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Capital Intensity
(X1)
H1
Sales Growth H2
(X2) Penghindaran pajak
( Tax Avoidance )
H3
Return On Asset (Y)
(X3)
H4
Leverage
(X4)
16
BAB III
METODE PENELITIAN
17
3.5 Operasionalisasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penghindaran pajak
( tax avoidance ) (Y). Dalam hal ini, tax avoidance diukur dengan menggunakan cash
effective tax rate ( CETR ) perusahaan yaitu kas yang dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi dengan
laba sebelum pajak. CETR baik digunakan untuk menggambarkan kegiatan penghindaran pajak
oleh perusahaan karena dengan CETR dapat melihat pajak yang sesungguhnya dibayarkan oleh
perusahaan dari laporan arus kas (Wulansari, 2017). Berikut pengukuran penghindaran pajak :
CETR = Pembayaran Pajak
Laba Sebelum Pajak
1. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Capital Intensity
Capital intensity menggambarkan seberapa besar perusahaan dalam
menginvestasikan asetnya pada aset tetap, umumnya hampir seluruh aset tetap akan
mengalami penyusutan yang dalam laporan keuangan perusahaan akan menjadi biaya
yang dapat mengurangi penghasilan dalam perhitungan pajak perusahaan. Semakin
besar biaya penyusutan maka semakin kecil tingkat pajak yang harus dibayarkan
perusahaan. Intensitas modal dalam penelitian ini akan diukur menggunakan rasio
intensitas aset tetap. Rasio intensitas aset tetap adalah perbandingan total aset tetap
terhadap total aset perusahaan (Wijayanti et al., 2017).
b. Sales Growth
Sales growth merupakan aktivitas yang memiliki peranan penting dalam
manajemen modal kerja, hal tersebut disebabkan karena perusahaan dapat
memprediksi seberapa besar profit yang akan diperoleh dengan besarnya
pertumbuhan penjualan. Variabel sales growth dihitung berdasarkan nilai selisih
18
antara penjualan tahun sebelumnya dengan tahun berjalan. Sales growth yang
diproksikan dengan SG ini dirumuskan sebagai berikut :
d. Leverage
Leverage menggambarkan komposisi utang suatu perusahaan dalam struktur
modalnya. Leverage merupakan rasio yang mengukur kemampuan utang baik jangka
panjang maupun jangka pendek untuk membiayai aset perusahaan. Variabel ini
diukur dengan menggunakan debt to equity ratio ( DER ). Debt to equity ratio ( DER
) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap
modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal.
Semakin tinggi DER, berarti semakin kecil jumlah modal pemilik yang dapat
dijadikan sebagai jaminan utang. Hal ini akan menimbulkan resiko kegagalan yang
mungkin terjadi pada perusahaan karena tidak mampu membayar kewajibannya,
leverage dirumuskan sebagai berikut :
DER = Total Utang
Total Modal
19
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan metode yang digunakan untuk mengolah dan
memprediksi hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Teknik analisis data
dalam penelitian ini terdiri dari Uji Statistik Deskriptif (nilai minimum, nilai maksimum,
nilai rata-rata, dan standar deviasi), Uji Asumsi Klasik (normalitas, multikolinieritas,
autokorelasi, dan , heteroskedastisitas ), Uji Koefisien Determinasi (adjusted R2 ) dan Uji
Hipoteisis.
Dimana :
CETR : Cash effective tax rate
α : Konstanta
β1,2,3,4 : Koefisien regresi
CI : Capital intensity
SG : Sales growth
ROA : Return on asset
DER : Leverage
ɛ : Error
20
a. Jika nilai Sig. < 0,05 maka Ha diterima, berarti variabel independen secara
parsial mempengaruhi variabel dependen.
b. Jika nilai Sig. > 0,05 maka Ha ditolak, berarti variabel independen secara
parsial tidak mempengaruhi variabel dependen.
21
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Besaran kebutuhan anggaran biaya yang diajukan untuk pelaksanaan kegiatan penelian adalah
sebesar Rp. 9.000.000,- (Sembilan juta rupiah). Adapun rician penggunaan anggaran biaya penelitian
ini adalah sbb :
22
penelitian
4. Pengolahan Data
5. Pengujian Data
6. Pengerjaan Bab IV-V
7. Pembuatan Laporan
Penelitian
23
BAB 5
PELAKSANAAN KERJASAMA PENELITIAN
Pertimbangan dalam menentukan Tim Peneliti Mitra (TPM)/Fakultas Bisnis Universitas Buddhi
Dharama (FB UBD) dilakukan atas dasar kepakaran TPM yang dianggap cukup baik dalam bidang ilmu
pengetahuan tentang ilmu akuntansi dan perpajakan, serta sarana peralatan laboratorium pendukung yang
dimiliki TPM, sehingga Tim Peneliti pengusul (TPP)/FEB Universitas Mercu Buana (FEB UMB) bisa
memanfaatkan fasilitas dan keahlian TPM, juga TPP dapat mengadopsi dan mencotoh budaya penelitian
yang ada di TPM.
Selanjutnya rencana kerjasama yang diusulkan adalah atas pelaksanaan semua tahapan penelitian
yang melibatkan TPP/FEB UMB dan TPM/FB UBD, yang meliputi :
1. Dimulai dengan penyusunan proposal secara bersama, TPM menyediakan laboratorium dan
segala fasilitas peralatannya untuk pelaksanaan penelitian ini, diantaranya laboratorium,
perpustakaan, dan khusus dalam pelaksanaan proses penelian dan pengolahan data.
2. TPM/FB UBD berkewajiban membimbing TPP selama kegiatan penelitian khususnya selama
berada di TPM/FB UMB.
3. Segala sesuatu masalah yang dijumpai selama kegiatan penelitian ini berlangsung (perubahan
langkah ataupun tahapan, metode penelitian) maka wajib diketahui baik oleh TPM/FB UMB.
4. TPP/FEB UMB dan TPM/FB UBD mempunyai hak yang sama untuk kesempurnaan selama
kegiatan penelitian, dimana langkah-langkah tersebut berdasarkan kesepakatan bersama antara
TPM/FB UBD dan TPP/FEB UMB.
24
DAFTAR PUSTAKA
Anthony dan Govindarajan, Management Control System. Jakarta: Salemba Empat, 2012
Darma, N.B.S., & Noviari, Naniek. Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Capital
Intensity Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Bali, 2017
Dewinta, I.A.R., & Setiawan, P.E. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, Leverage, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Bali, 2016
Erisa, Yuni.,Kimsen.,& Eksandy, Arry. Pengaruh Return On Assets, Komite Audit dan Leverage
Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance).Competitive Jurnal Akuntansi dan
Keuangan Universitas Muhammadiyah. Tangerang, 2018
Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan Teori dan Soal Jawab. Bandung: Alfabeta,
2013
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23. Edisi 8. Cetakan
ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2016
Hermanto, Bambang dan Agung Mulyo. Analisa Laporan Keuangan. Cetakan ke IV. Jakarta:
Lentera Ilmu Cendekia, 2015
Ismi, Fadil.,Linda, Pengaruh Thin Capitalization, Return On Asset, dan Corporate Governance
Terhadap Tax Avoidance Pada Perusahaan Jakarta Islami Index (JII). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA). Vol 1, No.2. Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, 2016
Pandoyo & Sofyan.,Moh. Metodologi Penelitian Keuangan dan Bisnis. Cetakan Pertama. Bogor:
In Media, 2018
Pohan, Chairil Anwar. Manajemen Perpajakan Strategi Perencanaan Pajak dan Bisnis. (Edisi
Revisi). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2014
Resmi, Siti. Perpajakan Studi dan Kasus. Edisi 10 Buku 1. Yogyakarta: Salemba Empat, 2017
25
Suandy Erly. Hukum Pajak. Edisi 6. Yogyakarta: Penerbit Salemba Empat, 2014
Subramanyam, K.R. Financial Statement Analysis. Eleventh Edition. Singapore: Mc Graw Hill,
2014
Sujarweni, V.W. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Baru Press,
2015
Watts, R. L., and Zimmerman, J.L. Positive Accounting Theory: A Ten Year Perspective.
American Accounting Association. America, 1990
26