Oleh :
Leni Septa Kurniawati, NIM 2211A1109
Kurniawan Edi P. S.Kep.,Ns.,M.Kes, NIDN. 0714058006
1
SKRIPSI
OLEH :
Leni Septa Kurniawati
2211A1109
2
LEMBAR PERSETUJUAN
Diajukan Oleh :
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
3
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
Leni Septa Kurniawati
NIM. 2211A1109
DOSEN PENGUJI
Ketua : (.....……….……….)
Anggota : 1. (.....……….……….)
……….)
Mengetahui
Dekan Fakultas Keperawatan & Kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
4
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Obstruktif Kronik “ dapat diselesaikan. Skripsi ini merupakan salah satu syarat
STRADA Indonesia
perkuliahan.
semangat dan dudkungan yang kalian berikan selama penyususnan skripsi ini
5
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu segala kritik dan saran dari semua pihak sangatlah kami
Peneliti
6
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul i
Surat Pernyataan ii
Halaman Persetujuan iii
Halaman Penetapan Panitia Penguji iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi viii
Daftar Gambar x
Daftar Tabel xi
Daftar Lampiran xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
1. Manfaat teoritis 6
2. Manfaat praktis 7
E. Keaslian Penelitian 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 9
1. Konsep dukungan keluarga 9
2. Konsep tingkat kecemasan 16
3. Konsep Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) 18
4. 36
B. Kerangka Konsep 38
C. Hipotesis 39
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 40
B. Kerangka Kerja 41
C. Populasi, Sampel, dan Sampling 42
1. Populasi 42
2. Sampel 42
3. Sampling 43
D. Variabel Penelitian 43
E. Definisi Operasional 44
F. Lokasi Penelitian 45
G. Teknik Pengumpulan Data 45
H. Analisis Data 47
I. Etika penelitian 48
DAFTAR PUSTAKA 72
LAMPIRAN 7
7
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1
8
DAFTAR TABEL
HALAMAN
Tabel 2.1
9
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(mungkin produktif atau non produktif), sesak napas, mengi dan ronchi saat
produksi sputum berlebih pada paru dan reflek batuk yang tidak efektif
Menurut data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2018,
jumlah penderita Penyakit Paru Obstrultif Kronik (PPOK) mencapai 274 juta
jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 400 juta jiwa di tahun 2020
1
termasuk negara Indonesia. Adapun informasi prevalensi asma, PPOK, dan
kanker di Indonesia masing-masing 4,5 persen, 3,7 persen, dan 1,4 per mil.
Barat, dan Sulawesi Selatan masing-masing 6,7 persen (WHO, 2018). Dari
2019).
menyebabkan kelainan ini adalah kelainan pada sisitem saraf pusat dan
ini juga beresiko utama yang di bedakan menjadi paparan lingkungan, seperti
merokok, pekerjaan dan polusi udara, usia dan jenis kelamin (Chang 2010
dalam rahmawati, 2016). Gejala yang muncul pada Penyakit Paru Obstruktif
Kronik antara lain sesak nafas, produksi sputum meningkat dan keterbatasan
tidur klien (Khotimah 2013 dalam ikawati, 2016). Kondisi Sesak Nafas Saat
2
terjaga dan mengakibatkan gangguan Pola tidur. Bila pasien tidak tertangani
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
Dependen
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
khususnya mengenai.
2. Manfaat Praktis
3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya oleh
a. Bagi Responden
E. Keaslian Penelitian
4
No Nama Peneliti, Judul Nama Jurnal Variabel Metode Desain Sampling Hasil
Tahun Independen Dependen Penelitian
1 Indonesia
2 Indonesia
3 Luar Negri
1
BAB II
KONSEP TEORI
A. Dukungan Keluarga
a. Konsep keluarga
9
pertolongan dan bantuan yang diperlukan. Dukungan keluarga yang
diterima salah satu anggota keluarga dari anggota keluarga yang lainnya
dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi yang terdapat dalam sebuah
keluarga. Bentuk dukungan keluarga terhadap anggota keluarga adalah
secara moral atau material. Adanya dukungan keluarga akan berdampak
pada peningkatan rasa percaya diri pada penderita dalam menghadapi
proses pengobatan penyakitnya (Misgiyanto & Susilawati, 2014).
a. Bentuk dan Fungsi Dukungan Keluarga
1) Dukungan Emosional
2) Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber
10
pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal
2013).
3) Dukungan Informasional
(Friedman, 2013).
1) Dukungan Fisiologis
11
menyediakan tempat tertentu atau ruang khusus, merawat
2) Dukungan Psikologis
dan sebagainya.
3) Dukungan Sosial
12
perkembangan. Anak-anak yang berasal dari keluarga kecil
13
hingga fase rehabilitasi. Pernyataan ini berarti bahwa dukungan
keluarga yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan keluarga
terhadap penderita sakit merupakan salah satu peran dan fungsi
keluarga yaitu memberikan fungsi afektif untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarganya dalam memberikan
kasih sayang (Friedman, 2013).
sebagai berikut:
kesehatan masyarakat.
14
1) Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
informasional.
No. Indikator
1. Dukungan emosional
2. Dukungan instrumental
3. Dukungan penilaian/
penghargaan
4. Dukungan informasional
15
8) Pada pengisian skala ini, sampel diminta untuk
4=selalu
1. Definisi Kecemasan
jelas dan menyebar yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
16
2. Jenis-Jenis Kecemasan
a. Trait Anxiety
1) State Anxiety
1) Kecemasan Realitas
2) Kecemasan Neurotik
17
melakukan sesuatu yang akan membuatnya dihukum.
3) Kecemasan Moral
Rasa takut bahwa seseorang akan melakukan sesuatu yang bertentangan dengan
b. Aspek-Aspek Kecemasan
18
kecemasan menjadi tiga aspek, yaitu:
1) Respons Adaptif
19
menggunakan teknik relaksasi (Stuart, 2013)
2) Respons Maladaptif
1) Kecemasan Ringan
kreativitas.
2) Kecemasan Sedang
3) Kecemasan Berat
20
4) Sangat mengurangi lapang persepsi individu. Individu
cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta
tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak
arahan untuk berfokus pada area lain. Tingkat Panik
d. Gejala Kecemasan
(demam panggung),
21
8) Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah
e. Faktor-Faktor Kecemasan
a) Usia Pasien
b) Pengalaman
22
Menjelaskan bahwa pengalaman awal ini sebagai bagian penting dan
a) Kondisi Medis
23
Terjadinya kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis
baik.
b) Tingkat Pendidikan
luarnya.
c) Akses Informasi
Nurwulan, 2017).
d) Adaptasi
24
eksternal dan membutuhkan respon perilaku yang terus menerus.
f) Tindakan Operasi
g) Lingkungan
25
anda merasa tidak aman terhadap lingkungan.
1) Mengenal Anestesi
sekali).
2) Mengenai Pembedahan/Operasi
26
berat sekali).
7-12 : Kecemasan
ringan 13-18 :
Kecemasan sedang
19-24 : Kecemasan
berat
1. Pengertian
ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progresif
nonreversibel atau reversibel parsial. penyakit paru obstruktif kronik terdiri dari
penyakit yang di tandai dengan adanya keterbatasan aliran udara kronis dan
Pulmonary Disease ( COPD ) adalah penyakit paru yang dapat ditimbulkan akibat
27
paparan dari debu batu bara yang mengakibatkan timbulnya penyakit. Ada dua
Gejala yang timbul pada penyakit ini adalah penurunan angka restriktif pada saat
pemeriksaan paru dan nafas yang terputus putus dan pendek. Penurunan fungsi
paru timbul pada saat terjadi peningkatan jumlah pajanan debu batu bara dalam
tubuh ditambah dengan adanya kebiasaan merokok dan beberapa faktor lainnya
2. Etiologi
1. Kebiasaan merokok
2. Polusi udara
3. Patofisiologi
28
mengakibatkan perubahan fungsi makrofag alveolar, yang berperan
bronchial lebih lanjut terjadi sebagai akibat perubahan fibrotic yang terjadi
dalam jalan napas. Pada waktunya, mungkin terjadi perubahan paru yang
4. WOC/PATHWAY
29
5. Gambaran Klinis
1) Secara Umum
1. Penyakit Paru Obstruktif Kronik dicirikan oleh batuk kronis, produksi sputum,
dan dispnea saat mengerahkan tenaga kerap memburuk seiring dengan waktu.
2) Secara Khusus
1) Bronkitis Kronis
30
b. Sesak napas dan dispnea.
e. Takipnea
2) Emfisema
sebagai berikut :
a. Dispnea
b. Takipnea
f. Hipoksemia
g. Hiperkapnia
h. Anoreksia
j. Kelemahan
3) Asma
Padila (2012) menjelaskan tentang tanda dan gejala asma antara lain :
a. Batuk
b. Dispnea
31
c. Mengi
d. Hipoksia
e. Takikardi
f. Berkeringat
6. Penatalaksanaan
lain :
1) Mengurangi gejala
meliputi :
1) Edukasi
32
asma yang masih bersifat reversibel, menghindari pencetus dan
diagnosis dan berlanjut secara berulang pada setiap kunjungan, baik bagi
dipoliklinik, ruang rawat, bahkan di unit gawat darurat ataupun di ICU dan di
penyakit paru obstruktif kronik. Bahan dan cara pemberian edukasi harus
33
sosial, kultural dan kondisi ekonomi penderita (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia, 2011). Secara umum bahan edukasi yang harus diberikan adalah :
e) Penyesuaian aktivitas
2) Obat – obatan
pada salah satu anggota keluarga yang mengalami Penyakit paru obtruksi
a. Bronkodilator
Diberikan secara tunggal atau kombinasi dari ketiga jenis bronkodilator dan
pemberian obat lepas lambat (slow release ) atau obat berefek panjang (
a) Golongan antikolinergik
34
perhari ).
d) Golongan xantin
35
b. Anti inflamasi
c. Anti biotika
onmakrolid baru
d. Anti oksidan
36
Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualiti hidup
Indonesia, 2011).
e. Mukolitik
Indonesia, 2011).
3) Terapi Oksigen
Indonesia, 2011).
a. Manfaat oksigen :
a) Mengurangi sesak
b) Memperbaiki aktivitas
37
d) Mengurangi vasokonstriksi
e) Mengurangi hematokrit
(1) Indikasi
= LTOT )
38
b) Pemberian oksigen pada waktu aktivitas
stabil terutama bila tidur atau sedang aktivitas, lama pemberian 15 jam
2011).
a) Nasal kanul
b) Sungkup venturi
c) Sungkup rebreathing
d) Sungkup nonrebreathing
Pemilihan alat bantu ini disesuaikan dengan tujuan terapi oksigen dan
4) Nutrisi
39
muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik dan
c. Antropometri
pipi)
masuk denagn kalori yang dibutuhkan, bila perlu nutrisi dapat diberikan
40
kronik dengan gagal napas kelebihan pemasukan protein dapat
a) Hipofosfatemi
b) Hiperkalemi
c) Hipokalsemi
d) Hipomagnesemi
7. Pemeriksaan Penunjang
yaitu :
Volume Ekspirasi Paksa ( VEP )1 atau Kapasitas Vital Paru ( KVP ) atau
8. Komplikasi
41
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ( 2011 ), menjelaskan bahwa komplikasi
1) Gagal napas
2) Infeksi berulang
3) Kor pulmonal
Hasil analisis gas darah Po2 < 60 mmHg dan Pco2 > 60 mmHg, dan pH
normal, penatalaksanaan :
2) Bronkodilator adekuat
3) Terapi oksigen yang adekuat terutama waktu latihan atau waktu tidur
4) Antioksidan
3) Demam
4) Kesadaran menurun
42
B. Kerangka Konsep
Keterangan :
C. Hipotesis
43
Setelah melalui pembuktian hasil penelitian maka hipotesis ini dapat benar atau
Ada hubungan kebiasaan makan pagi dan konsumsi teh dengan kejadian
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
44
Dalam penelitian ini menggunakan desain Analitik Koresional dengan
(Notoatmojo,2016)
B. Kerangka Kerja
Populasi
Seluruh siswi kelas XI SMA Pawyatan Daha Kota Kediri
sebanyak 47 siswi
Purposive sampling
Sampel
Sebagian siswi kelas XI SMA Pawyatan Daha Kota Kediri
yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 30 Responden
Pengumpulan Data
Pengolahan data
Editing, Coding, Tabulating
Analisa data
menggunakan uji statistik Chi-Square
45
Hasil
Kesimpulan
1. Populasi
2. Sampel
kita ukur dan yang nantinya kita pakai untuk menduga karakteristik dari
yang bias. Kreteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari
2010).
3. Sampling
D. Variabel Penelitian
46
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep
1. Variabel Independen
adalah
2. Variabel Dependen
adalah
E. Definisi Operasional
47
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Terikat :
1
F. Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di
2. Waktu Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan peneliti pada waktu penelitian
menggunakan suatu metode (Arikunto, 2010). Pada penelitian ini data yang digunakan adalah
jenis data primer. Jenis data primer diperoleh dari pengukuran gaya hidup dengan
sebagai berikut :
2. Meminta ijin kepada Kepala Sekolah SMA Pawyatan Daha Kota Kediri.
3. Memberikan informed consent kepada responden dan menerangkan maksud dan tujuan
penelitian.
4. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data melalui tahapan berikut :
a. Editing
Editing adalah mengkaji dan meneliti kembali data yang akan dipakai apakah
b. Coding
2
Coding adalah mengklasifikasikan jawaban dari responden dan menurut
variabel meliputi :
Variabel Anemia
2. Anemia (1)
c. Scoring
penelitian (Arikunto, 2006). Dalam penelitian ini terdapat 3 pertanyaan untuk kebiasaan
makan pagi dan konsumsi teh. Dimana setiap item memiliki skor yang berbeda-beda.
Setelah skor tiap pertanyaan didapatkan kemudian dilakukan penjumlahan skor dari
seluruh item pertanyaan, dimana nilai tertinggi adalah 3 dan terendah 1 pada kuesioner
kebiasaan makan pagi sedangkan pada kuesioner konsumsi teh nilai tertinggi 2 dan
terendah 1. Dari skor yang didapatkan kemudian dilakukan klasifikasi dalam bentuk
Sp
N= = X 100%
Sm
Keterangan :
3
N = nilai yang didapat
Sm = skor maksimal.
d. Tabulating
H. Analisis Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting untuk mencapai tujuan pokok
(Nursalam, 2011). Pada penelitian setelah data terkumpul maka dilakukan tabulasi data.
menggunakan Statistical Product and Solution Service (SPSS) untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel tergantung yang berskala
nominal (Sugiyono, 2009). dengan derajat kemaknaan ditentukan α = 0,05 artinya jika hasil
I. Etika penelitian
1. Informed Consent
Lembar persetujuan ini diberikan kepada subyek yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan yang akan dilakukan serta dampak yang mungkin terjadi
selama dan sesudah pengumpulan data. Jika calon responden bersedia untuk diteliti,
maka ,mereka harus menandatangani lembar tersebut. Jika calon responden menolak untuk
diteliti maka peneliti tidak boleh memaksa dan tetap menghormati hak-haknya (Hidayat,
2011).
2. Anomnity
4
Untuk menjaga kerahasiaan responden maka peneliti tidak akan menentukan nama
responden pada lembar pengumpulan data. Cukup dengan memberi kode pada masing-
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden terjamin oleh peneliti karena hanya kelompok data
tertentu saja yang disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset (Hidayat, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
Dian Rakyat.
Besral, LM, Junaiti, S. 2007. Pengaruh Minum The terhadap KejadianAnemia pada Usila di
Kota Bandung. MAKARA, Kesehatan, Vol. 11, No. 1. Juni 2007.