SKRIPSI
Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
201701071
1
PERNYATAAN
Dengan ini saya memberikan hak cipta skripsi saya sepenuhnya kepada
STIKes Widya Nusantara Palu.
2
ABSTRAK
3
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
4
PRAKATA
Segala puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini mampu
diselesaikan. Pokok yang diambil dalam penelitian yang dilaksanakan mulai bulan
Maret 2021 sampai September 2021 ini adalah pendidikan kesehatan, dengan judul
Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan
Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
5
9. Dosen dan staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sangat mambangun demi memperbaiki skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang ilmu keperawatan.
Penulis
6
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
HALAMAN JUDUL SKRIPSI iv
LEMBAR PENGESAHAN v
PRAKATA vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 23
C. Hipotesis 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24
A. Desain Penelitian 24
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 24
C. Populasi Dan Sampel 24
D. Variabel Penelitian 25
E. Definisi Operasional 26
F. Instrumen Penelitian 26
G. Tekhnik Pengumpulan data 27
H. Analisa Data 28
7
I. Bagan Alur Penelitian 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31
A. Gambaran Lokasi Penelitian 31
B. Hasil Penelitian 32
C. Pembahasan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46
A. Kesimpulan 46
B. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 51
8
DAFTAR GAMBAR
9
DAFTRAR TABEL
Tabel 4.10 Distribusi frekuensi kualitas tidur anak usia prasekolah sebelum
diberikan Smartpunktur 37
Tabel 4.11 Distribusi frekuensi Kualitas tidur anak usia prasekolah sesudah 37
diberikan Smartpunktur
10
DAFTAR LAMPIRAN
1. DAFTAR PUSTAKA
2. JADWAL PENELITIAN
3. SURAT PERMOHONAN MENGAMBIL DATA AWAL
4. SURAT BALASAN PENGAMBILAN DATA AWAL
5. SURAT PERMOHONAN TURUN PENELITIAN
6. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
7. KUESIONER
8. PERMOHONAN PERSETUJUAN RESPONDEN
9. SURAT BALASAN SELESAI PENELITIAN
10. DOKUMENTASI PENELITIAN DILENGKAPI KETERANGAN
DIBAWAH FOTO
11. RIWAYAT HIDUP
12. LEMBAR BIMBINGAN PROPOSAL DAN SKRIPSI MINIMAL 10 KALI
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan generasi muda sebagai salah satu sumber daya
manusia yang bersifat spesifik dan memiliki banyak karakteristik,
memerlukan pelatihan dan proteksi pada rangka menjamin pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental dan sosial secara, utuh serasi, selaras dan
seimbang1. Pada masa anak-anak, kebutuhan yang paling diperlu dari anak
ialah perhatian khusus dari kedua orang tua sebagai pengoptimalisasi tumbuh
kembang mereka2. Periode penting dalam tumbuh kembangnya adalah pada
uisa prasekolah, pada masa ini diidentifikasi sebagai periode krisis untuk
perkembangan dan penguasaan kemampuan perkembangan anak2. Anak usia
prasekolah dimulai sejak umur 3-6 tahun periode ini berawal dari anak-anak
yang sudah mampu bergerak dan berdiri hingga mereka masuk sekolah2.
Menurut Word Health Organization (WHO) jumlah anak-anak di
dunia pada tahun 2020 mencapai 8,50 miliar jiwa. Berdasarkan data tersebut
sebagian besar usia anak 0-4 tahun, yaitu mencapai 875 juta jiwa dari total
populasi, diikuti oleh usia 5-9 tahun yang mencapai 830 juta jiwa dan 10-14
tahun yang mencapai jumlah 760 juta jiwa3.
Hasil Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2018
menunjukkan bahwa sebesar 30,1 persen atau 79,55 juta jiwa penduduk
Indonesia adalah anak-anak berusia 0-17 tahun 4. Sedangkan pada tahun 2019
mencapai jumlah 84,4 juta jiwa atau 31,6% yang terdiri dari 43,2 anak laki-
laki dan 41,1 anak perempuan.5.
Provinsi Sulawesi Tengah, untuk jumlah seluruh anak-anak mencapai
889.800 juta jiwa pada tahun 2020. Khususnya anak yang berusia 3 sampai 6
tahun atau anak pada usia prasekolah tahun 2020 mencapai jumlah 237.500
jiwa. Dan khususnya untuk Kota Palu anak usia prasekolah mencapai jumlah
19.724 jiwa pada tahun 20206.
12
Jumlah penduduk Kelurahan Duyu, tepatnya pada Kecamatan Tatanga,
yang berada di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 5.883 jiwa
dengan laki-laki yang mencapai 2.595 jiwa dan perempuan mencapai 2.924
jiwa pada tahun 20187. Jumlah penduduk berdasarkan usia prasekolah yaitu 0-
4 tahun mencapai 519 jiwa dan 5-9 tahun mencapai 469 jiwa pada tahun
20187. Dan khususnya bagi anak prasekolah yang terdata sedang mengikuti
TK/PAUD mencapai 270 jiwa pada tahun 20207.
Anak usia prasekolah merupakan kelompok anak yang rawan untuk
mengalami gangguan tumbuh kembang. Beberapa masalah yang didapatkan
salah satunya yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan tumbuh kembang periode
usia prasekolah. Beberapa masalah pemenuhan tumbuh kembang yang tidak
terpenuhi seperti kebutuhan fisis biomedis, kebutuhan kasih sayang,
kebutuhan stimulasi, kebutuhan nutrisi, kebutuhan kesehatan, kebutuhan
kebersihan, kebutuhan eliminasi, dan salah satunya kebutuhan tidur serta
kualitas tidur yang kurang baik. Kebutuhan kesehatan pada anak salah satunya
adalah kualitas tidur8.
Kualitas tidur yang kurang baik merupakan suatu susunan atau pola
tidur yang selalu mengalami gangguan yang mengakibatkan susahnya
seseorang untuk jatuh tertidur atau lama latensi tidur 1 jam dan lebih, deep
sleep yang tidak teratur, seringnya seseorang terbangun saat tidur, saat
terbangun sulit untuk tidur kembali9. Anak dengan usia prasekolah kualitas
tidurnya mengalami penurunan diakibatkan karena anak pada usia ini
biasanya sudah tidak menyukai tidur siang serta tidur malam mereka lebih
memilih bermain dan beersenang-senang8. kualitas tidur yang kurang baik
mengakibatkan kesehatan fisiologis dan psikologis, kualitas tidur yang
kurang baik dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan individu dan
meningkatkan kelelahan atau mudah letih10.
Syamsul Rizal (2019) mengemukakan bahwa beberapa tanda yang
muncul jika anak memiliki kualitas tidur yang kurang baik atau gangguan
tidur yaitu mengungkapkan rasa lelah, adanya lingkar hitam di bawah mata,
13
tampak tremor, postur tubuh tidak stabil, konsentrasi menurun, kongjungtiva
merah, pusing dan mual serta respon yang lamban 9. Dampak terburuk yang
dialami anak jika memiliki kualitas tidur buruk terus menerus yaitu anak
mengalami obesitas serta masalah kesehatan mental11. Akibatnya dapat
mengganggu tumbuh kembang anak, perlu dilakukan penanganan yang baik
dan tepat pada anak usia prasekolah. Penanganan yang tepat dan baik untuk
anak usia prasekolah bukan hanya lewat obat-obatan dan pemberian vitamin
namun dapat di atasi juga lewat terapi komplementer yaitu dengan cara
pemberian terapi Smartpunktur11.
Penelitian yang dibuat oleh dua orang peneliti Dian dan Dia (2017)
tentang pengaruh pemberian pijat smartpunktur terhadap kualitas tidur dan
kuantitas tidur pada anak di masyarakat pesisir Surabaya bahwa hasilnya
kualitas dan kuantitas tidur anak sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak,
kualitas tidur yang kurang baik mempunyai efek yang besar terhadap
kesehatan mental, emosi dan fisik serta sistem kekebalan imunitas tubuh
sehingga perlu penanganan tepat untuk mengatasi kualitas tidur kurang baik
pada anak13.
Smartpunktur merupakan salah satu terapi kesehatan pada anak
maupun orang dewasa yang bermanfaat meningkatkan kualitas otak menjadi
lebih baik serta meningkatkan kinerja otak9. Adapun teori yang dikemukakan
Wong (2010) bahwa terapi ini merupakan salah satu terapi akupresur atau
pijat yaitu pijat kecerdasan otak yang merupakan suatu tehnik pijatan yang
dapat membantu kerja sistem saraf, sistem meridian serta sirkulasi darah ke
otak menjadi lebih lancar, pijatan ini bernama smartpunktur12. Smartpunktur
juga adalah salah satu terapi komplementer alternatif yang legal yang dapat
dilakukan di mana saja termasuk pelayanan kesehatan 9. Salah satu manfaat
penting terapi komplementer ini selain mencerdaskan otak dapat juga
menurunkan hormon stres dan membuat tidur lebih nyenyak pada anak9.
Smartpunktur merupakan terapi yang sering dipakai untuk
menanggulangi macam-macam masalah kesehatan. Pijat yang dapat
14
membantu sistem meridian, sistem saraf dan sisrkulasi darah lebih lancar
alirannya ke otak. Pijatan ini dapat membantu merileksasikan otak dan tubuh
menjadikan kerja otak lebih baik lagi. Eksperimen yang dilakukan oleh
Syamsul Rizal (2019) tentang pengaruh smartpunktur terhadap kualitas tidur
anak hospitalisasi usia prasekolah di wilayah kerja RSUD Labuan Baji yaitu
adanya pengaruh smartpunktur pada kemampuan tidur pada anak yang
mendapatkan hospitalisasi pada usia prasekolah di wilayah kerja RSUD
Labuan Baji9.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap 15 reponden ibu yang mempunyai anak pada usia prasekolah yang
berada pada umur 3-6 tahun di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota
Palu bahwa ada 8 responden ibu mengatakan bahwa anak mereka mengalami
kurangnya kualitas tidur yang baik dengan banyaknya waktu tidur mencapai
kurang dari 11-13 jam perharinya, karena anak yang lebih asik bermain
sampai lupa istrahat atau sampai lupa waktunya tidur.
Dari hasil penelitian di atas yang sudah dijelaskan pada latar belakang
bahwa peneliti tertarik mengambil judul tentang “Pengaruh Smartpunktur
Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang disimpulkan dalam penelitian ini yaitu
“Apakah ada Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia
Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diidentifikasi Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak
Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu
15
2. Tujuan Khusus
a. Dianalisis kualitas tidur anak pada usia prasekolah awal belum
diberikan Smartpunktur di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota
Palu.
b. Dianalisis kualitas tidur anak usia prasekolah sesudah diberikan
Smartpunktur di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
c. Dibuktikan pengaruh Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak usia
prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmu Pengetahuan ( Pendidikan )
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan bacaan dan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Widya Nusantara
Palu terkait mata kuliah keperawatan anak yang mempunyai hubungan
terkait materi anak usia prasekolah untuk dapat memberikan intervensi
komplementer dengan tehnik pijat smartpunktur untuk meberikan kualitas
tidur yang baik pada anak usia prasekolah yang memiliki kualitas tidur
kurang baik..
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam penelitian
ini, masyarakat di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu,
diharapkan agar mampu menerapkan terapi pijat smartpunktur jika
mengalami gangguan tidur atau kualitas tidur buruk.
3. Tempat Penelitian
Hasil dalam penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tindakan terapi pijat smartpunkture kepada orangtua dalam
mengobati masalah tidur atau gangguan tidur yang dialami anak di
Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Umum Smartpunktur
a. Pengertian
Pijat kepintaran otak (smartpunktur) merupakan tehnik pijatan
yang berguna bagi syaraf, meridian serta peredaran darah ke otak lebih
lancar dan baik9. Smartpunktur merupakan bagian dari akupresure yaitu
terapi yang membantu untuk memberikan pijatan pada titik akupuntur
dengan tehnik menekan, salah satu terapi komplementer alternatif yang
legal yang dapat dilakukan dimanapun dan juga dapat dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan13. Pijat sudah lama di kenal masyarakat.
Pijatan mampu membantu memudahkan jalan sirkulasi darah, sistem
pada saraf dan sistem meridian kearah kepala dan otak 13. Keadaan
begini membantu merelaksasikan tubuh serta otak agar kerjanya
membaik13.
Hasil eksperimen yang dilakukan Wong dan Indraningsih
(2011) membuktikan bahwa pasien lebih reseptif dan komunikatif
terutama setelah dipijit13.
b. Manfaat
Pijatan merupakan terapi komplementer salah satunya yang
sangat dikenal dalam dunia kesehatan, yang dapat diberikan pada
semua kalangan usia.Terapi pijat smartpunktur dapat menambah
perkembangan otak dan kemampuan mengingat lebih baik lagi serta
memberikan kenyamanan pada tubuh dan otak untuk lebih merasakan
ketenangan. Dengan memberikan sedikit pijatan, maka perkembangan
kerja otak lebih baik serta akan memberikan impuls untuk gangguan
tidur yang sering di alami anak terutama pada anak usia presekolah9.
17
Terapi pijat smartpunktur yang diberikan ke anak akan
membantu memberikan ketenangan dan rileksasi pada otak menjadikan
anak lebih siap menerima pelajaran serta memahami pelajaran lebih
baik lagi, dan dapat membantu pekembangan yang terjadi pada daya
pikir seseorang. Beberapa keuntungan lain dari pijatan smarpunktur
yaitu memberikan kenyamanan saat tidur dan membantu tidur lebih
merasakan nyeyak lagi serta akhirnya dapat membantu anak lebih
cerdas dan berkonsentrasi dalam belajar9. Memberikan pijatan ini dapat
membantu anak tidak gelisa dan lebih tenang serta memberikan
keadaan rileks pada anak. Pijat smartpunktur akan membantu
memberikan impuls positif pada anak dan mengembangkan daya ingat
anak. Pijatan pada titik-titik tertentu dapat memintarkan, lebih sehat,
perlindungan tubuh anak terhadap penyakit lebih kuat. Dalam
memberikan pijat pada pagi hari saat anak terbagun atau malam hari
sebelum anak tidur merupakan saat yang tepat dan baik diberikan.
c. Prosedur Pelaksanaan
Cara kerja pelaksanaan terapi smartpuntur langkah pertama,
kita meminta kesediaan orang tua dan anak untuk menyampaikan
maksud dari kedatangan kita serta, bertujuan sebagai apa, dan
bermanfaat sebagai apa. Menyampaikan pada responden tata cara kerja
dan memberikan lembar perkenanan keikut sertaan responden dalam
penelitian yang diilakukan. Langkah berikutnya mengatur waktu dan
tempat yang nyaman untuk melakukan tindakan. Langkah selanjutnya
berikan koesioner yang telah disediahkan kepada orangtua anak. Lalu
sebelum melakukan tindakan cuci tangan terlebih dahulu. Lalu
posisikan anak senyaman mungkin. Tentukan letak dari pijatan yang
akan diberikan. Kemudian lakukan pijatan smartpunktur. Smartpunktur
dilakukan pemijatan atau menekanan beberapa titik di bagian kepala
yang telah ditentukan, perlakuanya diberikan 8x2 dalam pemijatan
18
yang konsisten, dan pemberiannya 3 kali dalam seminggu pada anak.
Berikut merupakan letak-letak pijatannya :
1). Letak Titik GV 20
19
3). Letak Titik GV 26
20
6). Letak Titik ST 8
21
2. Tinjauan Umum Tidur Dan Kualitas Tidur
a. Pengertian
Tidur merupakan salah satuh kebutuhan utama manusia setiap
harinya hal tersebut adalah proses alamiah manusia untuk tidur dan
beristirahat. Rangsangan internal sangat relative responsive terhadap
keadaan kita pada saat kita tertidur. Peristiwa dorman dan peristiwa
pasif dari kehidupan yang kita dapat alami pada saat tertidur 14. Kualitas
tidur seorang anak yang kurang baik dapat terjadi kelelahan yang
dialami seorang anak misalnya kelelahan jasmani dan kelelahan mental
15
.
b. Tujuan
Tujuan tidur yaitu dapat menjaga dan membantu keseimbangan
emosional, kesehatan, mental, membantu menurunkan stress pada
tubuh manusia. Secara universal diperoleh dua pengaruh fisiologis saat
tertidur. Yang pertama pengaruh pada system saraf diperkirakan dapat
membantu untuk memperbaiki kepekaan alami dan juga membantu
keseimbangan antara lain susunan saraf, kemudian yang kedua
pengaruh pada struktur pada tubuh dengan memperbaiki kesegaran dan
manfaat dalam organ tubuh karena disaat tertidur terjadi penurunan16.
c. Fisiologis
Proses bangun dan tidur seseorang diatur oleh hubungan
mekanisme serebral yang bergiliran satu sama lain menekan serta
menghidupkan fungsi pusat otak. Sistem yang menjalankan dan
mengatur seluruh kegiatan syaraf pusat serta kewaspadaan dan proses
tidur merupakan kerja dari sistem pengaktivasi retikularis. Lebih
tepatnya letaknya berada di mensefalon dan bagiann teratas pons, itulah
letak utama pengatur tidur manusia. Rangsangan seperti yang nampak
dan terlihat, sistem pendengaran, sistem perasa, dan sistem peraba,
serta rangsangan emosi, dan kesadaran semua di atur oleh reticular
22
activating sistem (RAS) neuron dalam sistem ini terlepasnya
katekolamin yaitu norepineprin17
Sedangkan saat seseorang tertidur yang terjadi adalah
dilepaskannya serum yang disebut serotonin yang berasal dari sel di
daerah bagian pons serta daerah tangkai otak bagian tengah yang sering
disebut bulbar synchronizing regional (BSR) pada saat kita terbangun
merupakan impuls merupakan daerah sistem limbik serta pusat otak
yang membangunkan manusia17.
d. Kebutuhan Tidur Sesuai Usia
1) Kebutuhan Tidur Usia 0 sampai 1 bulan
Seorang bayi yang baru berumur 2 bulan kualitas tidurnya
berbeda dengan anak usia praskolah merekah membutuhkan tidur
selama 14-18 jam perharinya9.
2) Kebutuhan Tidur Usia 1 sampai 18 bulan
Pada anak umur 1-18 bulan memiliki waktu tidur yang
semakin berkurang yaitu sekitar 12-14 jam perharinya9.
3) Kebutuhan Tidur Usia 3 Sampai 6 tahun
Pada anak umur 3-6 tahun memiliki kualitas tidur yang lebih
rendah lagi dari anak yang berada di umur bawahnya. Pada umur ini
anak akan memiliki waktu tidur hanya mencapai 11-13 jam
perharinya dan pada usia ini anak yang kurang tidur lebih banyak
akan mengalami obesitas9.
4) Kebutuhan Tidur Usia 6 sampai 12 tahun
Anak yang berada pada umur 6-12 tahun membutuhkan waktu
kualitas tidur mecapai 10 jam perharinya dan jika anak
semakinkurang tidur akan membuat anak akan semakin hiperaktif9.
5) Kebutuhan Tidur Usia 12 sampai 18 tahun
Pada usia ini yang sering di sebut dengan usia remaja, anak
akan memiliki kebutuhan tidur mencapai 8-9 jam perharinya.
23
Semakin anak-anak dewasa maka kualitas tidurnya akan semakin
berkurang9
6) Kebutuhan Tidur Usia 18 sampai 40 tahun
Usia ini adalah usia yang disebut usia dewasa dimana orang-
orang yang berada pada umur ini membutuhkan tidur mecapai 7-8
jam perharinya9.
7) Lansia
Pada usia lansia yaitu orang yang berada pada umur 60 tahun
ke atas, memiliki waktu saat tertidur mencapai 6-7 jam perharinya9.
e. Tahapan
Pada saat seseorang tidur, mereka akan mengalami dua tahapan
untuk dapat tertidur benar-benar dalam dan nyenyak, tahapannya
sebagai berikut yang pertama yaitu tipe Rapid Eye Movement (REM)
dan dan yang kedua merupakan tipe Non Rapid Eye Movement
(NREM). Kedua tahapan tersebut secara bergantian memiliki siklus 4-7
kali siklus dalam seseorang tertidur semalaman.17 :
1). Tidur pada fase Stadium 1, fase awal tidur terjadi pada fase ini. Fase
ini yang terjadi adalah kelopak mata mulai tertutup, terlihat gerakan
bola mata kekanan dan kekiri serta. Fase ini terjadi normal terjadi 3-
5 menit17.
2). Tidur pada fase Stadium 2, jika bola mata seseorang mulai berhenti
bergerak menandakan orang tersebut berada pada fase tidur stadium
2, fase ini seseorang tertidur semakin dalam17.
3). Tidur pada fase stadium 3, jika sampai pada fase ini menandakan
seseorang sudah lebih dalam tertidur dan mulai jauh dari fase
sebelumnya17.
4). Tidur pada fase stadium 4, pada fase ini seseorang sudah benar
benar tertidur lelap dan akan susah untuk dibagunkan17.
Lalu akan masuk pada Fase tidur NREM fase ini terjadi jika
seseorang sudah benar benar teridur lelap dan sukar dibangunkan, fase
24
NREM terjadi dalam waktu kira-kira mencapai 70-100 menit, kemudian
akan masuk pada fase atau tahapan yang sering di sebut fase REM. Fase
REM terjadi pada jam pertama tertidur akan lebih intens, pada fase ini
semua organ tubuh akan dapat mulai menceritakan mimpinya17.
f. Kualitas
Kualitas tidur merupakan keadaan tidur yang diantaranya ada
beberapa aspek yaitu lama waktu tidur, waktu yang dibutuhkan untuk
seseorang dapat tertidur, frekuensi saat seseorang terbangun, dan
beberapa aspek subjektif seperti kedalaman seseorang tertidur dan
kepuasan seseorang saat tertidur. Kualitas tidur seseorang merupakan
kepuasan seseorag terhadap keadaan tidur tidur yang dialaminya.
Kualitas tidur termasuk di dalamnya yaitu kuantitas dan kualitas saat
tertidur. Kualitas tidur yang baik merupakan keadaan seorang
mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti kedalaman saat
seorang tertidur, lamanya saat tidur, dan kemudahan tertidur tanpa
bantuan obat ataupun medis. Kualitas saat tertidur seseorang dapat
kelihatan melalui pemeriksaan medis dengan rekaman arus listrik dari
otak9.
Kualitas saat tidur merupakan rangkaian keadaan seseorang
tertidur dengan nyaman terjauh dari gangguan meliputi keadaan
gampang tertidur, lama waktu yang di butuhkan untuk dapat tertidur
yaitu 20 sampai 30 menit, mengalami keadaan tahapan tidur yang baik
sehingga saat terbangun merasa segar dan terjadi secara berulang baik
waktu tidur NREM maupun waktu tidur REM, dan durasi waktu yang
dibutuhkan sebanyak 90 menit setiap siklusnya, tidak sering terbangun,
saat terbagun gampang untuk dapat tertidur kembali, kegiatan harian
dapat dijalani dengan baik, dan kinerja dalam bekerja sangat baik9.
g. Kualitas Tidur Pada Anak yang berada paada Usia disebut Prasekolah
Kebutuhan tidur seorang anak yang berusia prasekolah
berpatokan pada usia dan tahap kembangnya. Semakin bertambah
25
usia seorang anak semakin menurun pula waktu untuk tidur yang
diperlukan atau dapat dikatakan bahwa kebutuhan tidur saat masih
anak anak lebih banyak dibandingkang saat sudah orang tua9.
Pada umumnya normal tidur yang dialami pada anak usia 3-6
tahun atau usia prasekolah yaitu 11-13 jam perharinya. Beberapa hal
yang harus dicermati dalam mengobservasi kualitas tidur anak pada
usia pra sekolah adalah berapa banyak waktu tidur anak, berapa lama
waktu yang dibutuhkan anak untuk bisa tertidur, jika anak terbagun
berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk tidur kembali, jawaban
anak tentang intensitas saat tidur, juga tanggapan anak berhubungan
dengan kepuasannya dalam tidur9.
Antara lain tanda yang dapat diamati jika anak menunjukan
keadaan tidak banyak istrahat dan tidur ialah : mengutarakan kata
lelahnya setelah bermain, warna hitam dibagian bawah mata, terlihat
gemetar dan sikap tubuh tidak seimbang, sulit memusatkan
perhatiannya dan anak biasanya tanggapan menjawab pertanyaan
orang lambat, pusing dan mual, bagian dalam mata kemerahan,
cengeng, bingung, dan sering menguap disaat bermain9.
Ada beberapa yang dapat mempengaruhi tidur anak buruk dan
akibatnya kualitas tidur buruk dan mengganggu tumbuh kembang
anak. Beberapa pengaruh kualitas tidur buruk sebagai berikut8:
1). Kondisi Lingkungan
Lingkungan salah satu proses yang mempengaruhi pada
tumbuh kembang anak, lingkungan yang dimaksud di sini adalah
lingkungan yang nyaman aman dan aman sehingga dapat
mempengaruhi sistem tidur anak. Lingkungan merupakan pemicu
untuk mampu memulai dan tetap tertidur. Kita ketahui juga anak
pada masa pra sekolah masa yang sangat aktif dan keingintahuan
mereka yang sangat tinggi, jika anak berada pada lingkungan
yang masih bising atau teman-teman yangmasih ingin bermain
26
mengakibatkan seorang anak masih ingin terus bermain karena
melihat atau mendengar teman yang masih bermain atau keadaan
lingkungan yang masih bising. Terkecuali jika anak benar-benar
sudah sangat lelah dengan aktivitas yang dilakukannya maka
anak akancepat tertidur8.
2). Kondisi Sakit
Sakit adalah salah satu hal yang sangat berpengaruh
pada anak, misalnya jika anak sakit biasanya anak mengalami
tidur yang cepat bisa juga menyebabkan anak susah untuk tidur.
kebanyakan penyakit yang memicu kualitas tidur saat sedang
sakit membuat anak susah tertidur dan sampai tidak dapat
tertidur8.
3). Kondisi Stress psikologis
Seseorang yang mengalami gelisa yang berujung
dengan sulit tidur, akan menyebabkan seseorang mengalami
stress psikologis yang disebabkan oleh ketegangan jiwa8.
4). Keadaan Nutrisi
Nutrisi tubuh yang terpenuhi dengan cukup dapat juga
membantu seseorang untuk cepat tertidur. Namun sebaliknya
kesulitan seseorang tertidur kadang juga dapat terpengaruh akibat
nutrisi yang dibutuhan tubuhnya sangat kurang atau tidak
terpenuhi dengan maksimal8.
h. Standar Kualitas saat Tidur
Mengukur standar kualitas tidur seseorang dapat diukur lewat
koisioner yang diteliti oleh Nenci Silahoho terdapat 6 pertanyaan serta
9 data observasi yang dapat digunakan untuk mengukur standar kualitas
tidur pada anak yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan Surjana
pada tahun 1992. Koisioner yang dipakai dalam penelitian ini telah
diuji validitas dan dan reabilitas pada penelitian sebelumnya. Koisioner
yang dipakai dalam penelitian ini memakai tehnik content validity
27
didapaatkan >0,7 dan terbukti bahwa koisoner ini lebih valid dan hasil
yang peneliti sebelumnya dapatkan content validity index yaitu CVI
0,916 dari hasil tersebut menunjukkan bahwa koisioner tersebut sudah
valid18.
Berikutnya dilakukan pengujian reabilitas dengan
menggunakan analisis Kuder Richardson-20 agar dianggap koisioner
ini teruji nilainya harus mencapai >0,7. Setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil dari uji reabilitas koisionernya adalah 0,8325 dan
kesimpulanya bahwa koisionernya telah teruji18.
Penjumlahan nilai dari pertanyaan serta koisoner observasi
memiliki cara dalam menentukan hasil dari nilai yang didapatkan,
untuk pertanyaan sendiri memiliki ketetapan yaitu, jika pertanyaan
dijawab benar akan diberi nilai 1 dan ketetapan buat jawaban yang di
jawab salah akan diberi nilai 0. Kemudian untuk koisioner yang berisi
observasi memiliki ketetapan yaitu jika yang terjawab ada diberi nilai 0
sedangkan ketetapan untuk hasil jawaban tidak ada diberi nilai 1. Hasil
dari seluruh jawaban pertanyaan dan hasil observasi di beri ketetapan
nilai terendah yaitu 0 dan nilai yang tertinggi yaitu 15 perhitungan
tersebut diambil dari penelitian yang dilakukan Surjana pada tahun
199218.
rentan kelas 15
panjang kelas= = =7,5=8 point
banyak kelas 2
Dari perhitungan diatas ditetapkan ketetapan nilai hasil dari
koisioner yaitu sebagai berikut:
1. kualitas tidur kurang baik, jika nilai skornya 0-7 point
2. kualitas tidur baik, jika nilai skornya 8-15 point.
i. Dampak Kualitas Tidur Kurang Baik
Kualitas tidur yang kurang baik dapat benar-benar
mengganggu tumbuh kembang seorang anak. Dampak yang
diakibatkan oleh kualitar tidur yang kurang baik antara lain :
28
konjungtiva terlihat kemerahan, mata saat observasi nampak cekung,
tidaak mampu berkonsentrasi karena kantuk yang berlebih, dan yang
sering dirasakan adalah pusing, mudah mengalami kecelakaan, masalah
gangguan kesehatan tubuh, gangguan dalam memngingat, kinerja
belajar menurun, beresiko mengalami obbesias serta kesehatan mental
terganggu11.
j. Terapi Meningkatkan Kualitas Tidur
Ada beberapa terapi yang digunakan untuk menigkatkan
kualitas tidur, antara lain sebagai berikut:
1). Cognitive behavior therapy (CBT)
Cognitive behavior therapy (CBT) adalah sebuah
pengobatan yang telah dikembangkan seorang bernama Aaron
Beck yang memiliki tujuan yaitu untuk mengganti distori kognitif
dapat menciptakan satu perbuatan baru yang adaptif. Insomnia
merupakan ssalah satu penyakit yang terbukti efektif mampu
ditangani oleh CBT karena pada perawatan CBT adalah paduaan
dari pengobatan yang dilakukan secara psikologis dan perilaku
yang merupakan penangan insomnia yang kronis membutuhkan
implementasi langsung agar memperbaiki perbuatan seseorang,
pola dalam pikiran seseorang yang tidak benar, dan kaitan antar
keduanya yang menambah parah kondisi dari penderita.
Penelitian CBT dibuktika efektif mengatur gejala yang timbul
pada pasien insomnia walaupun tidak beserta dengan pengobatan
pakai obat seperti pemberian farmakologi19.
2). Akupresur
Energy therapies atau sering dikenal orang dengan
akupresur yaitu terapi pijatan. Akupresur adalah terapi
komplementer yang terlahir dari negara Cina, dengan cara tehnik
pijatan pada beberapa bagian tertentu pada tubuh manusia yang
bermanfaat memberikan kenyamana dan kesegaran, serta
29
menangani masalah dan gangguan kesehatan pada seseorang20.
Seperti halnya akupuntur, akupresur dapat merangsang otak untuk
mensekresi hormone endoprin, sehingga meningkatkan relaksasi
otot, mengurangi nyeri, dan meningkatkan rasa nyaman. Akupresur
memungkinkan terjadinya mekanisme regulasi fisik, yang dapat
meningkatkan relaksasi dan memungkinkan peningkatan kualitas
tidur21. Terapi pijat Smartpunktur termasuk di dalam terapi
komplementer akupresur yang diciptakan oleh seorang bernama
Mr.Wong, yang diciptakan khusus pada anak-anak untuk bertujuan
meningkatkan dan melancarkan peredaran darah, meridian dan
syaraf menuju otak dan memberikan reaksi tenang dan nyaman
pada anak yang diberikan terapi ini.
3). Terapi Aroma
Terapi Aroma merupakan metode pengobatan yang
bahan utamanya menggunakan zat beraroma yang didapatkan dari
pengolahan sebuah tumbuhan atau tanaman serta pohon aroma
terapik yang caranya dibiaran seseorang menghirup aroma tersebut
dengan memberikan sensasi seperti meredahkan nyeri, efek yang
menyamankan, menyenangkan, menenangkan, merilekskan,
ketenangan jiwa serta rohani, tidur yang nyenyak dan
perkembbangan keadaan mental yang baik22.
3. Tinjauam Umum Anak Prasekolah
a. Pengertian Anak pada umur Prasekolah
Pada umur 3-6 tahun anak memiliki perubahan perubahan
diantaranya pertumbuhan fisik yang mulai berangsur-angsur melambat
sedangkan fungsi kognitif dan psikososial berkembang dan mengalami
peningkatan. perubahan yang terjadi pada fungsi psikososial dan
kognitif anak yaitu rasa ingin tahu anak yang meningkat dan
komunikasi anak yang dilakukan dengan orang lain lebih baik lagi.
Dengan permainan yang dilakukan seorang anak dapat mengubah
30
seorang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar dan hubungannya
dengan orang lain lebih dekat. Pada usia prasekolah anak dengan usia
3-6 tahun mereka mulai memiliki bayak minat-minat dalam
pertumbuhan merek minat yang biasanya terjadi pada anakdi usia ini
diantaranya kesehatan, perkembangan bahasa, interaksi sosial yang
baik, dan eksplorasi emosianal yang baik8.
The wonder years adalah anak dengan usia 3-6 tahun. Pada
usia tersebut keigintahuan anak terhadap sesuatu hal lebih aktif, anak
selalu merasa gembira, dan anak selalu ingin merasaka perhatian yang
lebih dari orang tuanya. Pada usia prasekolah ini anak dapat
digambarkan sebagai seorang peneliti yang memiliki keingintahuan
tinggi, keaktifan yang lebih, banyak belajar dari lingkungan seperti
seorang ilmuan dan penjelajah serta ingin menciptakan sesuatu seperti
seorang seniman8.
b. Tumbuh Kembang Anak Pada Usia Prasekolah
Pertumbuhan merupakan perubahan yang dapat diukur,
berubahnya ukuran tubuh seseorang dan bagian-bagianya sepert,
kenaikan jumlah sel, jumlah jaringan, perubahan struktur dan sistem.
Beberapa yang dirasakan dan terlihat contohnya perubahan fisik
seseorang nampak terlihat dari bertambahnya tinggi badannya, ukuran
berat badan, kepadatan tulang, struktur gigi dan polanya dapat
diprediksikan. Setiap orang memiliki tumbuh kembang yang telah
diwarisi dari pola genetik pada kromosom masing-masing orang.
Perkembangan anak di pengaruhi oleh lingkungan sekitar yaitu dari
pengasuh atau dari keluarganya, diantaranya lewat pengalaman yang
dialami seorang anak membuat mentalnya jadi lebih baik, kecerdasan
anak lebih meningkat, perilaku anak lebih baik dalam beronteraksi, dan
dari dorongan keluarg,sekolah dan komunitas spiritual anak dapat lebih
taat lagi. Tumbuh kembang seorang anak memiliki pola berurutan serta
sangat kompleks.8
31
c. Faktor Yang Memepengaruhi Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah
1). Warisan genetik
Masing-masing orang tua menurunkan kromosom yang sama
pada setiap anaknya8.
2). Pengalamamn hidup
Pengalaman seseorang juga dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak usia prasekolah contohnya anak yang berada pada
keluarga ekonomi rendah berbedah pengalaman hidup dengan
keluarga yang memiliki ekonomi rendah8.
3). Status kesehatan
Selama siklus hidup anak berkembang normal maka kesehatan
anak akan terus baik.Namun jika kesehatan anak terganggu akibat
mengalami sakit akan menggangu tumbuh kembang anak8.
4). Lingkungan
Lingkungan seorang anak dapat mempengaruhi kualitas
tumbuhkembang soerang anak8.
d. Masalah Anak Pada Usia Prasekolah
Anak anak usia Prasekolah memiliki pemenuhan kebutuhan
tumbuh kembang, namun jika pemenuhan tumbuh kembangnya tidak
terpenuhi sempurna akan mengganggu tumbuh kembang seorang anak.
Berikut beberapa adalah masalah tumbuh kembanga anak8:
1). Kebutuhan fisis biomedis
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan pangan oleh karena itu jika
tidak terpenuhi maka anak akan bermasalah di kurang gizi, yang
jiak terjadi terus menerus akan mengganggu tumbuh kembang anak
usia prasekolah8.
2). Kebutuhan emosi atau kasih sayang
32
Jika anak tidak mendapatkan kebutuhan ini akan
mengakibatkan anak merasa tidak aman, kurang nyaman, tidak
terlindung, kurang kegembiraan dan lain lain8.
3). Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Asupan makanan jika tidak diberikan seimbang, sehat dan
aman maka pertumbuhan serta perkembangan anak akan terhambat
atau tumbuh kembangnya akan buruk8.
4). Pemenuhan kebutuhan kesehatan
Kebutuhan kesehatan yang seharusnya anak dapatkan namun
tidak dipenuhi akan mengakibatkan anak tersebut gampang
mengalami sakit, mengalami kecelakaan, kelainan bawaan dan lain
lain8.
5). Pemenuhan kebutuhan kebersihan
Jika pemenuhan kebutuhan kebersihan tidak terpenuhi akan
mengakibatkan anak akan sering terkena penyakit dan
mengganggu tumbuh kembangnya8.
6). Pemenuhan kebutuhan eliminasi
Keterlambatan atau pemenuhan kebutuhan eliminasi tidak
cepat diajarkan pada anak, walaupun anak sudah masuk masa usia
sekolah anak masih saja akan ngompol di saat tidur, jika tidak
cepat di ajarkan contohnya toilet training8.
7). Pemenuhan kebutuhan pada saat tidur dan beristrahat
Pada saat anak menginjak umur 3 sampai 6 tahun atau sering
disebut usia prasekolah kebutuhan tidur anak biasanya 11-12 jam
perharinya, anak pada usia ini menolak untuk diperintahkan tidur
siang atau cepat tidur malam karena mereka asik dengan dunia
bermainnya. Perlunya di ajarakan dan dan diberikan kebiasaan
rutin agar anak tahu waktunya tidur dan tertidur lebih mudah8.
33
B. Kerangka Konsep
Penelitaan ini menggunakan kerangka dalam konsep yang dapat
terlihat pada gambar berikut :
Ket :
= Variabel Independen
= Variabel Dependen
C. Hipotesis
Adanya Pengaruh terapi Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur pada
Anak Umur Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian memakai jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan desain
yang diambil adalah pre-eksperimental (pre eksperimen design). Dalam
penelitian ini peneliti memakai cara yaitu one-group pra-test post-test design,
rancangaan ini menyertakan satu dalam kelompok sebuah subjek. kemudian
dilakukan observasi pada kelompok tersebut sebelum melakukan tindakan,
kemudian di observasi kembali setelah diberi tindakan23.
01 X 02
35
2. Sampel
Sampel merupakan wakil dari sebuah populasi yang akan
diteliti. Jika populasi banyak dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semuanya dikarenakan terbatasnya dana, vitalias dan keadaan maka
peneliti dapat memakai sampel yang dapat diambil dari populasi
tersebut24.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode minimal sampel dari Notoadmojo (2012), yaitu memiliki acuan
ukuran sampel antara 10 sampai 20 responden untuk penelitian yang
memiliki populasi lebih dari 100 responden. Berdasarkan penelitian
tersebut peneliti mengambil 15 sampel untuk diteliti. Pengambilan
sampel yang digunakan peneliti menggunakan tehnik Non probability
sampling dengan bentuk Accidental sampling tehnik dimana sampel
ditentukan secara bersamaan, dimana seseorang yang secara berpaspasan
bertemu disaat penelitian yang setelah dikaji orang tersebut kebetulan
cocok dengan sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti9.
D. Variable Penelitian
Variabel penelitian merupakan semua yang dijadikan objek amatan
dalam meneliti. Diartikan sebagai faktor-faktor yang berada dalam keadaan
atau gejala yang sesuai dengan diteliti dan kemudian di tarik menjadi sebuah
kesimpulan25.
1. Variabel Independen
Variabel Independen (mempengaruhi) merupakan variabel yang
bertindak memberikan sebuah pengaruh pada variabel lain26. Variabel
Independen dalam penelitian ini yaitu Smartpunktur.`
2. Variabel Dependen
Variabel Terikat yaitu variabel yang menjadi faktor yang berpegaruh
untuk variabel lain26. Penelitian ini memiliki variabel yang yang
36
dipengaruhi yaitu kualitas tidur pada anak usia prasekolah di Kelurahan
Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
E. Definisi Operasional
1. Smartpunktur
Definisi : melakuakan terapi pijatan, dengan memberikan rangsangan
atau menekan pada beberapa titik akupuntur di beberapa
bagian tertentu kepala agak memberikan reaksi ketenangan dan
rileks, semua perlakuan pijatan dilakukan dengan durasi 8 x 2
setiap perlakuan dengan pijatan yang konsisten. Dan
pemberian terapi setiap 3x dalam waktu pemberin terapi
selama 2 minggu9.
Alat Ukur : Standar Operasional Prosedur
Cara ukur : Pemberian terapi pijat smartpunktur
2. Kualitas Tidur
Definisi : merupakan keadaan tidur yang memiliki beberapa aspek
antara lain yaitu lamanya waktu tertidur, berapa waktu
diperlukan untuk bisa tertidur, saat bangun, kedalaman dalam
tertidur dan kepuasan saat tidur9.
Alat Ukur : Pengisian Koisioner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur :
a. Kualitas tidur kurang baik, jika nilai skornya : 0-7 point
b. Kualitas tidur baik, jika nilai skornya : 8-15 point
F. Instrument Penelitian
Penelitian ini menggunakan intrumen penelitian yaitu Standar
Operasional Prosedur (SOP) smartpuntur diadopsi dari penelitian Surjana
pada tahun 1992 yang berisi pengertian pijat smartpunktur, tujuan/manfaat,
cara kerja yang diawali dengan meminta kesediaan orang tua anak,
memberikan surat persetujuan, menetapkan responden, mengatur waktu dan
37
tempat, memberikan koisioner, mengatur posisi, mencuci tangan, menentukan
8 letak tempat yang akan diberikan terapi dan berikan pijatan dengan metode
putaran atau di totok memakai hitungan 8 kali 2 yang diberikan selama 1
minggu 3 kali dan terapi dilakukan selama 2 minggu9.
Alat ukur yang kedua menggunakan koisioner yang diadopsi dari
Surjana pada tahun 1992 yang di berjenis pengukuran kualitas tidur anak pada
usia prasekolah dengan memakai skala Guttman dengan berjumlah 6
pertanyaan positif serta 9 data yang akan diobservasi.
Penjumlahan nilai dari pertanyaan serta koisoner observasi memiliki cara
dalam menentukan hasil dari nilai yang didapatkan, untuk pertanyaan sendiri
memiliki ketetapan yaitu, jika pertanyaan dijawab benar akan diberi nilai 1
dan ketetapan jawaban yang di jawab salah akan diberi nilai 0. Kemudian
koisioner yang berisi observasi memiliki ketetapan yaitu jika yang terjawab
ada diberi nilai 0 sedangkan ketetapan untuk hasil jawaban tidak ada diberi
nilai 1. Hasil dari seluruh jawaban pertanyaan dan hasil observasi di beri
ketetapan nilai terendah yaitu 0 dan nilai yang tertinggi yaitu 15 perhitungan
tersebut diambil dari penelitian yang dilakukan Surjana pada tahun 1992
rentan kelas 15
panjang kelas= = =7,5=8 point
banyak kelas 2
Dari perhitungan diatas ditetapkan ketetapan nilai hasil dari koisioner
yaitu sebagai berikut :
1. kualitas tidur buruk, jika nilai skornya : 0-7 point
2. kualitas tidur baik, jika nilai skornya : 8-15 point.
38
dilakukan dengan wawancara langsung27. Dalam penelitian ini data
primernya didapatkan melalui observasi langsung kepada 15 responden
ibu yang berada di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
2. Data Sekunder
Data yang didapatkan melalui membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku serta
dokumen merupakan sebutan bagi daya sekunder, juga merupakan peneliti
dapatkan bisa dari tangan kedua atau dari beberapa sumber lain yang telah
telah ada sebelum-sebelumnya27. Dalam penelitian ini data sekunder
didapatkan melalui kator kelurahan Duyu, World Health Organization
(WHO), Badan Pusat Statistik (BPS), Buku, Skripsi dan Jurnal.
H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Data univariat adalah metode kajian data disetiap variabel.
Metode kajian data ini sebagai cara proses statistik yang bermaksud agar
mengetahui penjelasan disetiap variabel9. Penelitian tersebut
menggunakan analisis univariat sebagai berikut :
X
P= x 100 %
N
Dengan keterangan :
P = Presentasi
X = Jumlah Kejadian pada responden
N =Jumlah seluruh responden
2. Analisis Bivariat
Perlakuan yang diberikan pada variabel independen maupaun
variabel dependen merupakan sebutan bagi anaisi bivariat. Dengan
menggunakan pengujian statistic yaitu uji Parametrik Paired T-test jika
data yang didapatkan hasilnya adalah alami dengan derajat pemahaman
39
yaitu α <0.005 atau pengujian statistic yaitu uji Wilcoxon jika distribusi
hasil data didapatkan adalah tidak berdistribusi normal dengan signifikan
α <0,05. Pengujian tersebut bermaksud untuk mengetahui pengaruh dari
terapi Smartpunktur pada kualitas tidur anak pada usia prasekolah. Tehnik
perhitungannya sebagai berikut:
Rumus Parametrik Paired T-test:
t=
Keterangan :
= rata-rata sampel 1
= rata-rata sampel 2
= simpangan baku sampel 1
= simpangan baku sampel 2
r = korelasi antara 2 sampel
40
I. Bagan Alur Penelitian
Lokasi Penelitian
Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu
Proposal penelitian
Uji turnitin
Pelaksanaan Penelitian
Hasil
41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
42
Menurut Jenis kelamin masyarakat berjenis kelamin laki-laki mencapai
jumlah 3.680 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 3.644 jiwa. Jumlah anak-
anak di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu menurut dinas
Kependudukan tahun 2020 mencatat terbagi berdasarakan sebagai berikut :
anak usia prasekolah berjumlah 270 jiwa, SD berjumlah 3.755 siswa, SLTP
berjumlah 983 siswa, SMA berjumlah 686 siswa dan SMK berjumlah 267
siswa.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Umum Responden
Distribusi responden (orang tua anak) dibagi berdasarkan umur,
jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 15
responden didapatkan sebagai berikut :
a. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik usia responden
dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut :
43
b. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin
responden dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :
44
Bugis 10 67
Kaili 5 33
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer 2021
2. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan suatu tehnik analisis data terhadap
satu variabel secara mandiri, dan juga merupakan analisis variabel
penelitian dengan mendeskripsikan semua hasil yang didapatkan dari
penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil analisis univariat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Distribusi frekuensi kualitas tidur anak usia prasekolah
sebelum diberikan Smartpunktur dapat dilihat pada table 4.6
berikut :
45
Jumlah 15 100
Sumber: Data Primer 2021
3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Smurtpunktur terhadap kualitas tidur anak di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatangan Kota Palu. Dapat kita ketahui ditunjukan melalui
nilai p < 0.05. berikutnya agar dimengerti dalam data yang diteliti
46
berdistribusi normal pada data sebelum dan sesudah diberikan intervensi
Smartpunktur, jadi data dilakukan uji yaitu menguji normalitas terlebih
dahulu untuk mengetahui uji berikutnya yang akan di berikan, jika uji
normalitas yang didapatkan berdistribusi normal maka uji berikutnya
menggunakan uji statistik parametrik Paired sample test namun jika uji
normalitas yang didapatkan tidak berdistribusi normal maka uji akan
dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Wilcoxon .
Penelitian ini memakai Uji Wilcoxon yang merupakan merupakan uji
Statistika non parametrik yang dikembangkan oleh Frank Wilcoxon,
karena saat melakukan uji normalitas data yang didapatkan tidak
berdistribusi normal. Uji Wilcoxon digunakan untuk menguji dua populasi
berpasangan untuk menentukan hasil dari populasi yang diteliti apakah
ada terdapat perbedaan atau tidak ada perbedaan dari pemberian
Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada usia prasekolah di
Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
Setelah merumuskan suatu hipotesis pada Analisis Wilcoxon maka
dibutuhkan suatu kriteria dalam pengambilan keputusan, berikut aturan
pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan pendekatan nilai
probabilitas (p-value), jika nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-tailed) ≥ α
(0,05) maka tidak terdapat pengaruh terapi Smartpunktur terhadap kualitas
tidur anak pada usia prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga
Kota Palu dan jika nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-tailed) < α (0,05) maka
terdapat pengaruh terapi Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada
umur prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu
Setelah ditentukan ketetapan yang berada dalam uji Wilcoxon,
kemudian peneliti menguji data yang telah didapatkan menggunakan SPSS
didapatkan hasil seperti pada table Test Statistics 4.8 berikut :
Medium Nilai p
(Minimum – Maksimum)
47
Sebelum pemberian Smartpunktur 4 (3-6)
(n=15)
0,001
Setelah pemberian Smartpunktur 6 (6-15)
(n=15)
Sumber : Uji Statistik Wilcoxon
48
indikator lain yang ditunjukkan langsung dari anak sampai anak dapat
dinilai memiliki kualitas tidur buruk yaitu anak mudah lelah, terlihat
lingkar hitam dibawah mata, konjungtiva merah, anak rewel, anak sering
menguap, anak tampak bingung, konsentrasi anak menurun, dan
tangannya menunjukan andanya tremor.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang kemukakan oleh Merita M
(2019) Kualitas tidur yang kurang baik merupakan suatu susunan atau pola
tidur yang selalu mengalami gangguan yang mengakibatkan susahnya
seseorang untuk jatuh tertidur atau lama latensi tidur 1 jam dan lebih,
deep sleep yang tidak teratur, seringnya seseorang terbangun saat tidur,
saat terbangun sulit untuk tidur kembali9. Anak dengan usia prasekolah
kualitas tidurnya mengalami penurunan diakibatkan karena anak pada usia
ini biasanya sudah tidak menyukai tidur siang serta tidur malam mereka
lebih memilih bermain dan bersenang-senang dan melupakan waktu untuk
tidur serta beristirahat, akibat dari anak yang lebih asik bermain dan lupa
waktu tidur, anak akan menunjukkan tanda rendahnya tingkat kesehatan
fisiologis dan psikologis.
Adapun penelitian lain terkait dengan pengaruh pemberian pijat
smartpunktur terhadap kualitas tidur dan kuantitas tidur pada anak di
masyarakat pesisir Surabaya yang diteliti oleh Dian dan Dia (2017)
hasilnya kualitas dan kuantitas tidur anak sangat berpengaruh pada
pertumbuhan anak yaitu pertumbuhan kesehatan fisiologis maupun
psikologisnya.
Peneliti berasumsi bahwa langkah yang tepat untuk meningkatkan
kualitas tidur anak usia prasekolah dengan memberikan terapi
smartpunktur, dengan memberikan pijatan yang bersifat rileksasi pada
anak, akan membantu memberikan impuls baik ke anak untuk dapat tidur
dengan baik dan nyaman serta membantu meningkatkan kualitas tidur
anak lebih baik lagi.
49
2. Kualitas tidur anak usia prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu setelah diberikan Smartpunktur.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 15 responden yang memiliki
kualitas tidur yang buruk dan telah diberikan Smartpunktur didapatkan
hasilnya sejumlah 14 responden (93.3%) memiliki kualitas tidur yang
baik dan 1 responden (6.7%) memiliki kualitas tidur buruk. Hasil ini
didapatkan peneliti setelah diberikan smartpunktur 6 kali dalam 2 minggu
pada 15 responden, hasil didapatkan dari data post test yang diberikan
kepada responden, test yang digunakan peneliti sama dengan pemberian
waktu pra test yaitu penilaian lewat koisoner kualitas tidur anak.
Peneliti berasumsi bahwa pada responden yang memiliki penilaian
kualitas tidur yang baik dikarenakan pada aspek penilaian kualitas tidur
anak, jawaban yang diberikan mendapatkan nilai skor 8-15 point yang
merupakan indikator kualitas tidur yang baik pada anak usia prasekolah,
hasil yang didapatkan yaitu anak dapat tidur lebih dari 10 jam perharinya,
waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur kurang dari sama dengan 15
menit, saat terbangun anak merasakan segar dan tidak mengantuk, anak
mulai nyenyak tidur, anak merasa puas dengan tidurnya, lingkar hitam
disekita mata muali menghilang, anak tidak kelelahan, konjungtiva tidak
merah, anak tidak lagi rewel atau cengeng, anak tidak merasakan mual
muntah, anak tidak sering menguap, anak tidak nampak kebingungan,
konsentrasi tidak menurun, tidak ada tremor serta postur tubuh stabil.
Responden yang mmempunyai penilaian kualitas saat tidur yang buruk
masih didapatkan 1 responden (6,7%) dikarenakan pada aspek penilaian
kualitas tidur anak, jawaban yang diberikan mendapatkan nilai skor 0-7
point yang merupakan indikator kualitas tidur buruk pada anak, hasil yang
didapatkan yaitu anak tidur masih kurang dari 10 jam perharinya, waktu
yang dibutuhkan untuk dapat tertidur lebih dari 15 menit, saat terbangun
anak merasakan tidak segar dan masih mengantuk, anak mulai masi
kurang nyenyak tidur, anak merasa belum puas dengan tidurnya, lingkar
50
hitam disekita mata masih ada, anak masih kelelahan, konjungtiva merah,
anak lagi rewel atau cengeng, anak tidak merasakan mual muntah, anak
sering menguap, anak tidak nampak kebingungan, konsentrasi masih
menurun, ada tremor serta postur tubuh tidak stabil.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Wong (2010)
bahwa terapi Smartpunktur merupakan salah satu terapi akupresur atau
pijat yaitu pijat kecerdasan otak yang merupakan suatu tehnik pijatan yang
dapat membantu kerja sistem saraf, sistem meridian serta sirkulasi darah
ke otak menjadi lebih lancar. Salah satu manfaat penting terapi
komplementer ini selain mencerdaskan otak dapat juga menurunkan
hormon stres dan membuat tidur lebih nyenyak pada anak9
Adapun penelitian lain terkait dengan pengaruh terapi Smartpunktur
terhadap kualitas tidur anak hospitalisasi pada umur prasekolah yang
diteliti oleh Syamsul (2019) tentang pengaruh Smartpunktur terhadap
kualitas tidur anak yang mengalami hospitalisasi pada umur prasekolah
hasilnya menunjukan adanya peningkatan kualitas tidur anak hospitalisasi
usia prasekolah lebih baik lagi dan membantu penyembuhan anak yang
mengalami hospitalisasi9.
Peneliti berasumsi bahwa setelah melakukan penelitan dengan adanya
pemberian Smartpunktur yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
kualitas tidur anak lebih baik lagi dan bermanfaat untuk kesehatan
pertumbuhan dan perkembangan anak maka pemberian Smartpunktur
sangat berpengaruh mengubah kualitas tidur anak yang awalnya buruk
menjadi kualitas tidur baik
3. Pengaruh terapi Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada umur
prasekolah di Keurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota palu.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukan bahwa dari 15
responden sebelum diberikan Smartpunktur didapatkan kualitas tidur
buruk berjumlah 15 responden (100%). Sesudah diberikan Smartpunktur
didapatkan hasil 14 responden (93,3%) menunjukan peningkatan kualitas
51
tidur baik dan berjumlah 1 responden (6,7%) memiliki kualitas tidur
buruk.
Berdasarkan data yang diperoleh dan telah diolah setelah kegiatan pre-
post test selesai, kemudian kedua data tersebut dilakukan uji normalitas
untuk mengetahui sebaran data distrubusi normal atau tidak untuk
menentukan uji apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah dilakukan
uji tersebut maka didapatkan hasil data ditribusi normal. Kemudian data
tersebut di analisis dengan uji Wilcoxon test dan diperoleh hasil bahwa
52
termasuk pelayanan kesehatan9. Salah satu manfaat penting terapi
komplementer ini selain mencerdaskan otak dapat juga menurunkan
hormon stres dan membuat tidur lebih nyenyak pada anak9.
Penelitian ini juga sesuai penelitian yang dibuat oleh Sitti M.
Abdurahman (2018) yang berjudul pengaruh pijatan Smartpunktur pada
kualitas tidur anak di desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten
Gorontalo yang membuktikan ialah adanya pengaruh pijatan
Smartpunktur terhadap kualitas saat tidur anak dengan uji Wilcoxon test,
kelompok control hasil yang didapatkan p = 1.000 dan pada kelompok
intervensi hasil yang didapatkan p = 0.025 dan juga sesuai dengan
penelitian yang dibuat oleh Haniyyah (2019) tentang hubungan frekuensi
pijatan Smartpunktur pada anak dengan kualitas tidur anak di Asri
Medical Center Yogyakarta tahun (2019) menunjukan bahwa ada
hubungan antar pijat Smartpunktur dengan kualitas tidur anak di Asri
Medical Center Yogyakarta nilai yang didapatkan p sebesar 0,001 <
0,00528.
Peneliti berasumsi bahwa kualitas tidur buruk pada anak usia
praskolah bukan hanya dapat diobati melalui obat farmakologi tetapi
dengan terapi komplementer juga bisa mengatasi kualitas tidur buruk pada
anak yaitu dengan pemeberian Smartpunktur untuk meningkatkan kualitas
tidur anak lebih baik lagi.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu mengenai pengaruh terapi Smartpunktur
53
terhadap kualitas tidur anak pada umur Prasekolah, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Tingkat kualitas tidur anak usia prasekolah sebelum diberikan
Smartpunktur yaitu 15 responden (100%) memiliki kualitas tidur yang
buruk.
2. Tingkat Kualitas tidur responden setelah diberikan Smartpunktur terjadi
peningkatan menjadi 14 responden (93%) memiliki kualitas tidur yang
baik dan 1 responden (7%) masih memiliki kualitas tidur yang buruk.
3. Ada pengaruh terapi Smartpunktur terhadap peningkatan kualitas tidur
pada anak umur prasekolah.
B. Saran
1. Ilmu Pengetahuan ( Pendidikan )
Penelitian ini hasilnya dapat dipakai sebagai bahan bacaan dan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Widya Nusantara
Palu terkait mata kuliah keperawatan anak yang mempunyai hubungan
terkait materi anak usia prasekolah untuk dapat memberikan intervensi
komplementer dengan tehnik pijat smartpunktur untuk meberikan kualitas
tidur yang baik pada anak usia prasekolah yang memiliki kualitas tidur
kurang baik.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam penelitian
ini, masyarakat di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu,
diharapkan agar mampu menerapkan terapi pijat smartpunktur jika
mengalami gangguan tidur atau kualitas tidur buruk.
3. Tempat Penelitian (untuk orang tua anak)
Penelitian ini hasilnya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
tindakan terapi pijat smartpunkture kepada orangtua dalam mengobati
masalah tidur atau gangguan tidur yang dialami anak di Kelurahan Duyu,
Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
54
DAFTAR PUSTAKA
1. Imran, Fadhilah Mappaseleng N, Busthami D. Penegakan Hukum Terhadap
Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak.
Indones J Crim Law 2020; 2: 93–104.
2. Attitude NS, Hyovovolemic OF, Management S. JIM FKep Volume IV No. 1
55
2018. 2018; IV: 13–18.
3. World Health Organization 2020. Global Status Report On Noncommunicable
Diseases. 2020; 2020.
4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan
Pusat Statistik. Profil Anak Indonesia Tahun 2019. Kementeri Pemerdayaan
Peremp dan Perlindngan Anak 2019; 378.
5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Issn 2089-
3523. Profil Anak Indones 2020.
6. Badan Pusat Statistik. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tengah. Badan Pus Stat.
7. Kecamatan Ulujadi dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Palu. 2020; 1–
346.
8. Merita M. Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. 2019. Epub ahead of print
2019. DOI: 10.36565/jak.v1i2.29.
9. Syamsul Rizal. Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak
Hospitalisasi Usia Prasekolah. 2013.
10. Sulistiyani C. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur
Pada Mahasiswa. Kesehat Masy 2012; 1: 280–292.
11. Keswara UR, Syuhada N, Wahyudi WT. Perilaku penggunaan gadget dengan
kualitas tidur pada remaja. Holistik J Kesehat 2019; 13: 233–239.
12. Widyaningsih A, Isfaizah I, ... IbM Sukses Ujian Nasional dengan
Reinforcement Minat dan Smart Punture Siswa Kelas XII. J Pengabdi … 2018;
1: 61–68.
13. Masruroh, Cahyaningrum, Windayanti H. Peningkatan Pengetahuan Siswa
Kelas XII Tentang Smart Punture Di SMK Kesehatan Darussalam dan SMK
Harapan Mulya. Indones J Community Empower; 1.
14. Martini S, Roshifanni S, Marzela F. Pola Tidur yang Buruk Meningkatkan
Risiko Hipertensi. Media Kesehat Masy Indones 2018; 14: 297.
15. Gangguan H, Tidur K, Psqi M, et al. Degan Fungsi Kognitif Pada PPDS Pasca
Jaga Malam. 2018; 1: 91–101.
16. Diarti E, Sutriningsih A, Rahayu H W. Hubungan Antara Penggunaan Internet
Dengan Gangguan Pola Tidur Pada Mahasiswa Psik Unitri Malang. Nurs News
(Meriden) 2017; 2: 321–331.
17. Ambarwati R. Tidur, Irama Sirkadian dan Metabolisme Tubuh. J Keperawatan
56
2017; X: 42–46.
18. Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tasito, 1992.
19. Hapsari A, Kurniawan A. Efektivitas Cognitive Behavior Therapy ( CBT )
Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Penderita Gejala Insomnia. J Ilmu Kel
Kons 2019; 12: 223–235.
20. Wahyu K. Pengaruh terapi akupresur terhadap kualitas tidur lansia di balai
pstw unit budi luhur kasongan bantul yogyakarta. 2017; 6–9.
21. Rs DI, Maris S. Evaluasi Pemberian Terapi Akupresur Dalam Meningkatkan
Kualitas Tidur Pasien Gagal Ginjal Tahap Akhir Di Rs. Stella Maris Makassar.
Patria Artha J Nurs Sci; 1. Epub ahead of print 2017. DOI:
10.33857/jns.v1i2.73.
22. Putri MFEP, Murtaqib, Hakam M. Pengaruh relaksasi aromaterapi jasmine
terhadap kualitas tidur pada lansia di Karang Werdha (The effect of jasmine
aromatherapy relaxation towards sleeping quality for elderly at elderly
association). e-Jurnal Pustaka Kesehat 2018; 6: 461–468.
23. Oktaviana, Yuli, Drs Noch and AKMA. Pengaruh Informasi Akuntansi
Diferensial Terhadap Keputusan Alternatif Dan Dampak Terhadap
Perencanaan LABA (Studi Kasus Pada Salah Satu Industri Keramik Naungan
UPTD Litbang Keramik Plered). Diss. Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unpas Bandung. Metod Penelit Ilm 2018; 84: 487–492.
24. Sari RF. Hubungan Pengetahuan Guru Tentang Manajemen Pembelajaran
dengan Kinerja Guru di MTs Negeri 2 Medan. J Manaj Pendidik Islam 2017;
1: 1–11.
25. Dr. Harnavinsah A. Variabel-Variabel dalam Penelitian.
26. Nasution S. Sangkot. Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal , Var
Peneliti 2017; 05: 1–9.
27. Febriansyah A. Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada
Young Enterpreneur Academy Indonesia Bandung. J Ris Akunt; 8. Epub ahead
of print 2017. DOI: 10.34010/jra.v8i2.525.
28. Imam A. Pengaruh Pijat Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak di desa
Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. J Chem Inf Model 2018;
53: 1689–1699.
57
58
59
NASKAH PENJELASAN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu.
Peneliti
51
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Widya Nusantara Palu dengan judul Pengaruh Smartpunktur Terhadap
Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota
Palu
Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Suku :
Agama :
Hubungan dengan Anak :
Responden
(…………………………..)
52
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
SMARTPUNKTUR
1. Defenisi
Pengobatan pijat meningkatkan kualitas otak (smartpunktur) adalah
suatu pijatan untuk melancarkan aliran darah, syaraf dan meridian
yang menuju ke arah kepala dan otak (Wong, 2010).
2. Tujuan/Manfaat
3. Cara Kerja
53
c. Menetapkan responden apakah menjadi kelompok
intervensi atau kelompok kontrol.
e. Cuci tangan
54
3. GV 26 (Ren Cung/ pusat manusia)
Letak : dibawah hidung, di atas bibir,
tengah bibir.
Manfaat : meningkatkan konsentrasi
dan kesadaran serta mengatasi keluhan
sakit kepala dan pingsan.
55
samping kepala membuat peredaran darah kea rah kepala jadi
lancer.
56
57
69
KUESIONER PENELITIAN
Kode :
Tanggal/waktu :
Tempat :
Petunjuk : dijawab dengan cara memberikan checklist (√) pada bagian kotak.
Dan pada pertanyaan yang tidak terdapat kotak, dijawab dengan cara ditulis pada
Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan jujur sesuai dengan keadaan anak
1. Umur .......................Tahun
2. Alamat .......................
3. Suku :
1. Makassar 4. Toraja
3. Mandar
4. Agama :
1. Islam 3. Hindu
2. Kristen/Katolik 4. Budha
58
70
Pada pertanyaan yang terdapat kotak di jawab dengan cara di checklist (√)
JADWAL KEGIATAN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRA TEST EKSPERIMEN 15 3 6 4.40 .828
POST TEST EKSPERIMEN 15 6 15 13.00 2.236
Valid N (listwise) 15
UJI NORMALITAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
KELAS N Percent N Percent N Percent
HASIL PRA TEST EKSPERIMENT 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
POST TEST EKSPERIMEN 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
Descriptives
KELAS Statistic Std. Error
HASIL PRA TEST EKSPERIMENT Mean 4.4000 .21381
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.9414
Mean Upper Bound 4.8586
5% Trimmed Mean 4.3889
Median 4.0000
Variance .686
Std. Deviation .82808
Minimum 3.00
Maximum 6.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .801 .580
Kurtosis .337 1.121
POST TEST EKSPERIMEN Mean 13.0000 .57735
95% Confidence Interval for Lower Bound 11.7617
Mean Upper Bound 14.2383
5% Trimmed Mean 13.2778
Median 13.0000
Variance 5.000
Std. Deviation 2.23607
Minimum 6.00
Maximum 15.00
Range 9.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -2.344 .580
Kurtosis 7.141 1.121
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
KELAS Statistic df Sig. Statistic df Sig.
HASIL PRA TEST EKSPERIMENT .352 15 .000 .805 15 .004
POST TEST EKSPERIMEN .367 15 .000 .694 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
POST-TEST - PRE-TEST Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 15 8.00 120.00
Ties 0c
Total 15
a. POST-TEST < PRE-TEST
b. POST-TEST > PRE-TEST
c. POST-TEST = PRE-TEST
Test Statisticsa
POST-TEST -
PRE-TEST
Z -3.425b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
DOKUMENTASI PENELITIAN
Penulis dilahirkan di Pendolo pada 6 Maret 1999 dari ayah Yoel Mouto dan
ibu Eki Ernawati Bungkolu. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara. Tahun
2017 penulis lulus dari SMA GKST IMANUEL Palu dan tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk STIKes Widya Nusantara Palu dan diterima di Program Studi
Ilmu Keperawatan.