Anda di halaman 1dari 80

PENGARUH SMARTPUNKTUR TERHADAP KUALITAS TIDUR

ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELURAHAN DUYU


KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

MARCHELIN CICILIA MOUTO

201701071

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

1
PERNYATAAN

Dengan ini saya Marchelin Cicilia Mouto menyatakan dengan sesungguhnya


bahwa skripsi dengan judul Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak
Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu adalah asli karya
saya dengan bimbingan serta arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan
dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun dan tidak pernah diterbitkan
oleh penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dimasukkan kedalam daftar pustaka
di bagian akhir dari skripsi ini.

Dengan ini saya memberikan hak cipta skripsi saya sepenuhnya kepada
STIKes Widya Nusantara Palu.

Palu,12 Agustus 2021

2
ABSTRAK

MARCHELIN. Pengaruh Smartpungktur Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia


Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.

Anak usia prasekolah merupakan kelompok anak rawan mengalami gangguan


tumbuh kembang yang berada di kisaran umur 3-6 tahun Pemenuhan tumbuh
kembang yang tidak terpenuhi seperti kebutuhan fisis biomedis, kasih saying,
stimulasi, nutris, kesehatan, kebersihan, eliminasi, dan salah satunya kualitas tidur
yang kurang baik. Salah satu terapi kesehatan pada anak maupun orang dewasa yang
dapat meningkatkan kualitas otak menjadi lebih baik serta meningkatkan kinerja otak
yaitu Smartpunktur, Salah satu manfaat penting terapi komplementer ini selain
mencerdaskan otak dapat juga menurunkan hormon stres dan membuat tidur lebih
nyenyak pada anak. Tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh Smartpunktur
terhadap kualitas tidur anak usia prasekolah di kelurahan Duyu kecamatan Tatanga
Kota Palu. penelitian berjenis kuantitatif dan desain yang dipakai adalah pre-
eksperimental (pre eksperimen design), jumlah populasinya 270 orang dengan tehnik
pengabilan sampel menggunakan metode minimal sampel, analisis data menggunakan
uji Wilcoxon dengan variabel independen Smartpunktur dan dependen Kualitas tidur
pada anak usia prasekolah di kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu. hasil
penelitian menunjukan sebagian besar (93,3%) responden mempunyai kualitas tidur
yang baik. Hasil analisis bivariate dan uji Wilcoxon diperoleh adanya pengaruh
Samartpunktur terhadapp kualitas tidur anak ussia prasekolah di kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu yaitu nilai probabilitas kumulatif dari Asymp.Sig.(2-
tailed) sebesar 0,000 (0,05). Kesimpulan penelitian ini yaitu ada pengaruh
dari Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak usia prasekolah di kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu.

Kata kunci : Smartpunktur, kualitas tidur anak, anak usia prasekolah

3
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH SMARTPUNKTUR TERHADAP KUALITAS TIDUR


ANAK USIA PRASEKOLAH DI KELURAHAN DUYU
KECAMATAN TATANGA KOTA PALU

SKRIPSI

MARCHELIN CICILIA MOUTO


201701071

Tanggal 12 Agustus 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Sri Yulianti, S.Kep.,M.Kep Ns. Juwita Meldasari Tebisi, S.Kep.,M.Kep


NIK. 20170901074 NIK. 20120901026

Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu

Ns. Afrina Januarista, M.Sc


NIK. 20130901030

4
PRAKATA
Segala puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini mampu
diselesaikan. Pokok yang diambil dalam penelitian yang dilaksanakan mulai bulan
Maret 2021 sampai September 2021 ini adalah pendidikan kesehatan, dengan judul
Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan
Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.

Dalam menyelesaikan penyusunan skripsi, penulis banyak menerima serta


mendapatkan bimbingan, bantuan, dorongan arahan dan doa dari orang tua serta
berbagai pihak. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. DR. Tigor H. Situmorang, M.H.,M.Kes., selaku ketua STIKes Widya


Nusantara Palu
2. Widyawaty L Situmorang, BSc.,MSc selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik
STIKes Widya Nusantara Palu.
3. Ns. Afrina Januarista S.Kep., M.Sc selaku ketua prodi ners STIKes Widya
Nusantara Palu.
4. Ns. Sri Yulianti, S.Kep.,M.Kep., selaku pembimbing I yang telah memberikan
masukan dan dukungan moral dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ns. Juwita Meldasari Tebisi, S.Kep.,M.Kep., selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
6. Ns. Katrina Feby Lestari, S.Kep., M.P.H., selaku penguji utama yang telah
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
7. Kepala Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu atas bantuan dan
kerjasamanya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang
telah ditetapkan.
8. Kedua orang tua dan adik yang selalu memberikan doa, kasih saying, serta
dukungan baik moral dan material kepada penulis.

5
9. Dosen dan staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis.
10. Teman-teman seangkatan yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis sangat menyadari skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sangat mambangun demi memperbaiki skripsi
ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang ilmu keperawatan.

Palu, 12 Agustus 2021

Penulis

6
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERNYATAAN ii
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
HALAMAN JUDUL SKRIPSI iv
LEMBAR PENGESAHAN v
PRAKATA vi
DAFTAR ISI vii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6
A. Tinjauan Teori 6
B. Kerangka Konsep 23
C. Hipotesis 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24
A. Desain Penelitian 24
B. Tempat Dan Waktu Penelitian 24
C. Populasi Dan Sampel 24
D. Variabel Penelitian 25
E. Definisi Operasional 26
F. Instrumen Penelitian 26
G. Tekhnik Pengumpulan data 27
H. Analisa Data 28

7
I. Bagan Alur Penelitian 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 31
A. Gambaran Lokasi Penelitian 31
B. Hasil Penelitian 32
C. Pembahasan 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 46
A. Kesimpulan 46
B. Saran 46
DAFTAR PUSTAKA 48
LAMPIRAN 51

8
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Letak titik GV 20 8


Gambar 2.2 Letak titik Yin Tang 8
Gambar 2.3 Letak titik Ren Cung 9
Gambar 2.4 Letak titik Tai Yang 9
Gambar 2.5 Letak titik Si 19 9
Gambar 2.6 Letak titik ST 8 10
Gambar 2.7 Letak titik GB 20 10
Gambar 2.8 Letak titik TE 17 10
Gambar 3.1 Desain Penelitian 24

9
DAFTRAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik usia responden 32

Table 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin


responden. 33

Tabel 4.4 Ditribusi frekuensi berdasarkan karakteristik suku responden 34

Tabel 4.5 Ditribusi frekuensi berdasarkan karakteristik agama responden 34

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik umur anak 35

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin anak 35

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik suku anak 36

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik agama anak 36

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi kualitas tidur anak usia prasekolah sebelum
diberikan Smartpunktur 37

Tabel 4.11 Distribusi frekuensi Kualitas tidur anak usia prasekolah sesudah 37
diberikan Smartpunktur

10
DAFTAR LAMPIRAN

1. DAFTAR PUSTAKA
2. JADWAL PENELITIAN
3. SURAT PERMOHONAN MENGAMBIL DATA AWAL
4. SURAT BALASAN PENGAMBILAN DATA AWAL
5. SURAT PERMOHONAN TURUN PENELITIAN
6. PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
7. KUESIONER
8. PERMOHONAN PERSETUJUAN RESPONDEN
9. SURAT BALASAN SELESAI PENELITIAN
10. DOKUMENTASI PENELITIAN DILENGKAPI KETERANGAN
DIBAWAH FOTO
11. RIWAYAT HIDUP
12. LEMBAR BIMBINGAN PROPOSAL DAN SKRIPSI MINIMAL 10 KALI

11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak merupakan generasi muda sebagai salah satu sumber daya
manusia yang bersifat spesifik dan memiliki banyak karakteristik,
memerlukan pelatihan dan proteksi pada rangka menjamin pertumbuhan dan
perkembangan fisik, mental dan sosial secara, utuh serasi, selaras dan
seimbang1. Pada masa anak-anak, kebutuhan yang paling diperlu dari anak
ialah perhatian khusus dari kedua orang tua sebagai pengoptimalisasi tumbuh
kembang mereka2. Periode penting dalam tumbuh kembangnya adalah pada
uisa prasekolah, pada masa ini diidentifikasi sebagai periode krisis untuk
perkembangan dan penguasaan kemampuan perkembangan anak2. Anak usia
prasekolah dimulai sejak umur 3-6 tahun periode ini berawal dari anak-anak
yang sudah mampu bergerak dan berdiri hingga mereka masuk sekolah2.
Menurut Word Health Organization (WHO) jumlah anak-anak di
dunia pada tahun 2020 mencapai 8,50 miliar jiwa. Berdasarkan data tersebut
sebagian besar usia anak 0-4 tahun, yaitu mencapai 875 juta jiwa dari total
populasi, diikuti oleh usia 5-9 tahun yang mencapai 830 juta jiwa dan 10-14
tahun yang mencapai jumlah 760 juta jiwa3.
Hasil Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada tahun 2018
menunjukkan bahwa sebesar 30,1 persen atau 79,55 juta jiwa penduduk
Indonesia adalah anak-anak berusia 0-17 tahun 4. Sedangkan pada tahun 2019
mencapai jumlah 84,4 juta jiwa atau 31,6% yang terdiri dari 43,2 anak laki-
laki dan 41,1 anak perempuan.5.
Provinsi Sulawesi Tengah, untuk jumlah seluruh anak-anak mencapai
889.800 juta jiwa pada tahun 2020. Khususnya anak yang berusia 3 sampai 6
tahun atau anak pada usia prasekolah tahun 2020 mencapai jumlah 237.500
jiwa. Dan khususnya untuk Kota Palu anak usia prasekolah mencapai jumlah
19.724 jiwa pada tahun 20206.

12
Jumlah penduduk Kelurahan Duyu, tepatnya pada Kecamatan Tatanga,
yang berada di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 5.883 jiwa
dengan laki-laki yang mencapai 2.595 jiwa dan perempuan mencapai 2.924
jiwa pada tahun 20187. Jumlah penduduk berdasarkan usia prasekolah yaitu 0-
4 tahun mencapai 519 jiwa dan 5-9 tahun mencapai 469 jiwa pada tahun
20187. Dan khususnya bagi anak prasekolah yang terdata sedang mengikuti
TK/PAUD mencapai 270 jiwa pada tahun 20207.
Anak usia prasekolah merupakan kelompok anak yang rawan untuk
mengalami gangguan tumbuh kembang. Beberapa masalah yang didapatkan
salah satunya yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan tumbuh kembang periode
usia prasekolah. Beberapa masalah pemenuhan tumbuh kembang yang tidak
terpenuhi seperti kebutuhan fisis biomedis, kebutuhan kasih sayang,
kebutuhan stimulasi, kebutuhan nutrisi, kebutuhan kesehatan, kebutuhan
kebersihan, kebutuhan eliminasi, dan salah satunya kebutuhan tidur serta
kualitas tidur yang kurang baik. Kebutuhan kesehatan pada anak salah satunya
adalah kualitas tidur8.
Kualitas tidur yang kurang baik merupakan suatu susunan atau pola
tidur yang selalu mengalami gangguan yang mengakibatkan susahnya
seseorang untuk jatuh tertidur atau lama latensi tidur 1 jam dan lebih, deep
sleep yang tidak teratur, seringnya seseorang terbangun saat tidur, saat
terbangun sulit untuk tidur kembali9. Anak dengan usia prasekolah kualitas
tidurnya mengalami penurunan diakibatkan karena anak pada usia ini
biasanya sudah tidak menyukai tidur siang serta tidur malam mereka lebih
memilih bermain dan beersenang-senang8. kualitas tidur yang kurang baik
mengakibatkan kesehatan fisiologis dan psikologis, kualitas tidur yang
kurang baik dapat menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan individu dan
meningkatkan kelelahan atau mudah letih10.
Syamsul Rizal (2019) mengemukakan bahwa beberapa tanda yang
muncul jika anak memiliki kualitas tidur yang kurang baik atau gangguan
tidur yaitu mengungkapkan rasa lelah, adanya lingkar hitam di bawah mata,

13
tampak tremor, postur tubuh tidak stabil, konsentrasi menurun, kongjungtiva
merah, pusing dan mual serta respon yang lamban 9. Dampak terburuk yang
dialami anak jika memiliki kualitas tidur buruk terus menerus yaitu anak
mengalami obesitas serta masalah kesehatan mental11. Akibatnya dapat
mengganggu tumbuh kembang anak, perlu dilakukan penanganan yang baik
dan tepat pada anak usia prasekolah. Penanganan yang tepat dan baik untuk
anak usia prasekolah bukan hanya lewat obat-obatan dan pemberian vitamin
namun dapat di atasi juga lewat terapi komplementer yaitu dengan cara
pemberian terapi Smartpunktur11.
Penelitian yang dibuat oleh dua orang peneliti Dian dan Dia (2017)
tentang pengaruh pemberian pijat smartpunktur terhadap kualitas tidur dan
kuantitas tidur pada anak di masyarakat pesisir Surabaya bahwa hasilnya
kualitas dan kuantitas tidur anak sangat berpengaruh pada pertumbuhan anak,
kualitas tidur yang kurang baik mempunyai efek yang besar terhadap
kesehatan mental, emosi dan fisik serta sistem kekebalan imunitas tubuh
sehingga perlu penanganan tepat untuk mengatasi kualitas tidur kurang baik
pada anak13.
Smartpunktur merupakan salah satu terapi kesehatan pada anak
maupun orang dewasa yang bermanfaat meningkatkan kualitas otak menjadi
lebih baik serta meningkatkan kinerja otak9. Adapun teori yang dikemukakan
Wong (2010) bahwa terapi ini merupakan salah satu terapi akupresur atau
pijat yaitu pijat kecerdasan otak yang merupakan suatu tehnik pijatan yang
dapat membantu kerja sistem saraf, sistem meridian serta sirkulasi darah ke
otak menjadi lebih lancar, pijatan ini bernama smartpunktur12. Smartpunktur
juga adalah salah satu terapi komplementer alternatif yang legal yang dapat
dilakukan di mana saja termasuk pelayanan kesehatan 9. Salah satu manfaat
penting terapi komplementer ini selain mencerdaskan otak dapat juga
menurunkan hormon stres dan membuat tidur lebih nyenyak pada anak9.
Smartpunktur merupakan terapi yang sering dipakai untuk
menanggulangi macam-macam masalah kesehatan. Pijat yang dapat

14
membantu sistem meridian, sistem saraf dan sisrkulasi darah lebih lancar
alirannya ke otak. Pijatan ini dapat membantu merileksasikan otak dan tubuh
menjadikan kerja otak lebih baik lagi. Eksperimen yang dilakukan oleh
Syamsul Rizal (2019) tentang pengaruh smartpunktur terhadap kualitas tidur
anak hospitalisasi usia prasekolah di wilayah kerja RSUD Labuan Baji yaitu
adanya pengaruh smartpunktur pada kemampuan tidur pada anak yang
mendapatkan hospitalisasi pada usia prasekolah di wilayah kerja RSUD
Labuan Baji9.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti
terhadap 15 reponden ibu yang mempunyai anak pada usia prasekolah yang
berada pada umur 3-6 tahun di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota
Palu bahwa ada 8 responden ibu mengatakan bahwa anak mereka mengalami
kurangnya kualitas tidur yang baik dengan banyaknya waktu tidur mencapai
kurang dari 11-13 jam perharinya, karena anak yang lebih asik bermain
sampai lupa istrahat atau sampai lupa waktunya tidur.
Dari hasil penelitian di atas yang sudah dijelaskan pada latar belakang
bahwa peneliti tertarik mengambil judul tentang “Pengaruh Smartpunktur
Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang disimpulkan dalam penelitian ini yaitu
“Apakah ada Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia
Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diidentifikasi Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak
Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu

15
2. Tujuan Khusus
a. Dianalisis kualitas tidur anak pada usia prasekolah awal belum
diberikan Smartpunktur di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota
Palu.
b. Dianalisis kualitas tidur anak usia prasekolah sesudah diberikan
Smartpunktur di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
c. Dibuktikan pengaruh Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak usia
prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
D. Manfaat Penelitian
1. Ilmu Pengetahuan ( Pendidikan )
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan bacaan dan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Widya Nusantara
Palu terkait mata kuliah keperawatan anak yang mempunyai hubungan
terkait materi anak usia prasekolah untuk dapat memberikan intervensi
komplementer dengan tehnik pijat smartpunktur untuk meberikan kualitas
tidur yang baik pada anak usia prasekolah yang memiliki kualitas tidur
kurang baik..
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam penelitian
ini, masyarakat di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu,
diharapkan agar mampu menerapkan terapi pijat smartpunktur jika
mengalami gangguan tidur atau kualitas tidur buruk.
3. Tempat Penelitian
Hasil dalam penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan tindakan terapi pijat smartpunkture kepada orangtua dalam
mengobati masalah tidur atau gangguan tidur yang dialami anak di
Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.

16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori
1. Tinjauan Umum Smartpunktur
a. Pengertian
Pijat kepintaran otak (smartpunktur) merupakan tehnik pijatan
yang berguna bagi syaraf, meridian serta peredaran darah ke otak lebih
lancar dan baik9. Smartpunktur merupakan bagian dari akupresure yaitu
terapi yang membantu untuk memberikan pijatan pada titik akupuntur
dengan tehnik menekan, salah satu terapi komplementer alternatif yang
legal yang dapat dilakukan dimanapun dan juga dapat dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan13. Pijat sudah lama di kenal masyarakat.
Pijatan mampu membantu memudahkan jalan sirkulasi darah, sistem
pada saraf dan sistem meridian kearah kepala dan otak 13. Keadaan
begini membantu merelaksasikan tubuh serta otak agar kerjanya
membaik13.
Hasil eksperimen yang dilakukan Wong dan Indraningsih
(2011) membuktikan bahwa pasien lebih reseptif dan komunikatif
terutama setelah dipijit13.
b. Manfaat
Pijatan merupakan terapi komplementer salah satunya yang
sangat dikenal dalam dunia kesehatan, yang dapat diberikan pada
semua kalangan usia.Terapi pijat smartpunktur dapat menambah
perkembangan otak dan kemampuan mengingat lebih baik lagi serta
memberikan kenyamanan pada tubuh dan otak untuk lebih merasakan
ketenangan. Dengan memberikan sedikit pijatan, maka perkembangan
kerja otak lebih baik serta akan memberikan impuls untuk gangguan
tidur yang sering di alami anak terutama pada anak usia presekolah9.

17
Terapi pijat smartpunktur yang diberikan ke anak akan
membantu memberikan ketenangan dan rileksasi pada otak menjadikan
anak lebih siap menerima pelajaran serta memahami pelajaran lebih
baik lagi, dan dapat membantu pekembangan yang terjadi pada daya
pikir seseorang. Beberapa keuntungan lain dari pijatan smarpunktur
yaitu memberikan kenyamanan saat tidur dan membantu tidur lebih
merasakan nyeyak lagi serta akhirnya dapat membantu anak lebih
cerdas dan berkonsentrasi dalam belajar9. Memberikan pijatan ini dapat
membantu anak tidak gelisa dan lebih tenang serta memberikan
keadaan rileks pada anak. Pijat smartpunktur akan membantu
memberikan impuls positif pada anak dan mengembangkan daya ingat
anak. Pijatan pada titik-titik tertentu dapat memintarkan, lebih sehat,
perlindungan tubuh anak terhadap penyakit lebih kuat. Dalam
memberikan pijat pada pagi hari saat anak terbagun atau malam hari
sebelum anak tidur merupakan saat yang tepat dan baik diberikan.
c. Prosedur Pelaksanaan
Cara kerja pelaksanaan terapi smartpuntur langkah pertama,
kita meminta kesediaan orang tua dan anak untuk menyampaikan
maksud dari kedatangan kita serta, bertujuan sebagai apa, dan
bermanfaat sebagai apa. Menyampaikan pada responden tata cara kerja
dan memberikan lembar perkenanan keikut sertaan responden dalam
penelitian yang diilakukan. Langkah berikutnya mengatur waktu dan
tempat yang nyaman untuk melakukan tindakan. Langkah selanjutnya
berikan koesioner yang telah disediahkan kepada orangtua anak. Lalu
sebelum melakukan tindakan cuci tangan terlebih dahulu. Lalu
posisikan anak senyaman mungkin. Tentukan letak dari pijatan yang
akan diberikan. Kemudian lakukan pijatan smartpunktur. Smartpunktur
dilakukan pemijatan atau menekanan beberapa titik di bagian kepala
yang telah ditentukan, perlakuanya diberikan 8x2 dalam pemijatan

18
yang konsisten, dan pemberiannya 3 kali dalam seminggu pada anak.
Berikut merupakan letak-letak pijatannya :
1). Letak Titik GV 20

(gambar 2.1 letak titik GV 20)


a) Tempat : bagian atas ubun ubun kepala.
b) Kegunaan : melancarkan peredaran darah pada daerah ini
berguna melancarkan pengaliran darah ke otak serta jantung
pada anak lebih baik. Nyeri pada kepala, rasa pusing yang
berputar serta rasa migren dapat teratasi dengan memijat daerah
ini.
2). Letak Titik Yin Tang

(gambar 2.2 letak titik Yin Tang)


a) Tempat : pijatan pada daerah atas hidung
b) Kegunaanya : memudahkan pengaliran darah menuju otak,
menyembuhkan nyeri kepala, sakit pada hidung dan kedaan
kejang pada anak serta pijatan pada daerah ini membantu
memberikan konsentrasi pada anak lebih baik lagi

19
3). Letak Titik GV 26

(gambar 2.3 letak titik GV 26)


a) Tempat : dibawah hidung, di atas bibir, tengah bibir.
b) Kegunaanya : membantuh menambah konsentrasi anak serta
mengurangi nyeri kepala atau rasa pusing.
4). Letak Titik Tai Yang

(gambar 2.4 letak titik Tai Yang)


a) Tempat : disamping pelipis mata
b) Kegunaanya : mengurangi nyeri kepala, adanya pembengkakan
pada bagian mata dan adanya kemerahan pada mata serta
membantu peredaran darah menuju otak lebih lancar.
5). Letak Titik Si 19

(gambar 2.5 letak titik Si 19)


a) Tempat : depan lubang telinga
b) Kegunaanya : membantu pengaliran darah menuju otak lebih
diperlancar lagi, meningkatkkan selera makan anak, mengurangi
nyeri kepala anak, terganggunya sistem pendengaran.

20
6). Letak Titik ST 8

(gambar 2.6 letak titik ST 8)


a) Tempat : belakang batas rambut pelipis kepala
b) Kegunaanya : mengurangi nyeri kepala, nyeri pada bagian
kening, sakit pada bagian mata, membantu peredaran darah
menuju ke otak lebih lancar.
7). Letak Titik GB 20 (Kolam angina)

(gambar 2.7 letak titik GB 20)


a) Tempat : gunakan jempol di batas belakang rambut
b) Kegunaanya : membantu peredaran darah dari telinga ke mata
dan menuju otak lebih lancar, mengurangi nyeri pada kepala.
8). Letak Titik TE 17 (Tirai angina)

(gambar 2.8 letak titik TE 17)


a) Tempat : dibelakang telinga bagian bawah
b) Kegunaanya : membantu peredarah darah menuju ke otak lebih
lancar dan membantu mengobati masalah pendengaran.

21
2. Tinjauan Umum Tidur Dan Kualitas Tidur
a. Pengertian
Tidur merupakan salah satuh kebutuhan utama manusia setiap
harinya hal tersebut adalah proses alamiah manusia untuk tidur dan
beristirahat. Rangsangan internal sangat relative responsive terhadap
keadaan kita pada saat kita tertidur. Peristiwa dorman dan peristiwa
pasif dari kehidupan yang kita dapat alami pada saat tertidur 14. Kualitas
tidur seorang anak yang kurang baik dapat terjadi kelelahan yang
dialami seorang anak misalnya kelelahan jasmani dan kelelahan mental
15
.
b. Tujuan
Tujuan tidur yaitu dapat menjaga dan membantu keseimbangan
emosional, kesehatan, mental, membantu menurunkan stress pada
tubuh manusia. Secara universal diperoleh dua pengaruh fisiologis saat
tertidur. Yang pertama pengaruh pada system saraf diperkirakan dapat
membantu untuk memperbaiki kepekaan alami dan juga membantu
keseimbangan antara lain susunan saraf, kemudian yang kedua
pengaruh pada struktur pada tubuh dengan memperbaiki kesegaran dan
manfaat dalam organ tubuh karena disaat tertidur terjadi penurunan16.
c. Fisiologis
Proses bangun dan tidur seseorang diatur oleh hubungan
mekanisme serebral yang bergiliran satu sama lain menekan serta
menghidupkan fungsi pusat otak. Sistem yang menjalankan dan
mengatur seluruh kegiatan syaraf pusat serta kewaspadaan dan proses
tidur merupakan kerja dari sistem pengaktivasi retikularis. Lebih
tepatnya letaknya berada di mensefalon dan bagiann teratas pons, itulah
letak utama pengatur tidur manusia. Rangsangan seperti yang nampak
dan terlihat, sistem pendengaran, sistem perasa, dan sistem peraba,
serta rangsangan emosi, dan kesadaran semua di atur oleh reticular

22
activating sistem (RAS) neuron dalam sistem ini terlepasnya
katekolamin yaitu norepineprin17
Sedangkan saat seseorang tertidur yang terjadi adalah
dilepaskannya serum yang disebut serotonin yang berasal dari sel di
daerah bagian pons serta daerah tangkai otak bagian tengah yang sering
disebut bulbar synchronizing regional (BSR) pada saat kita terbangun
merupakan impuls merupakan daerah sistem limbik serta pusat otak
yang membangunkan manusia17.
d. Kebutuhan Tidur Sesuai Usia
1) Kebutuhan Tidur Usia 0 sampai 1 bulan
Seorang bayi yang baru berumur 2 bulan kualitas tidurnya
berbeda dengan anak usia praskolah merekah membutuhkan tidur
selama 14-18 jam perharinya9.
2) Kebutuhan Tidur Usia 1 sampai 18 bulan
Pada anak umur 1-18 bulan memiliki waktu tidur yang
semakin berkurang yaitu sekitar 12-14 jam perharinya9.
3) Kebutuhan Tidur Usia 3 Sampai 6 tahun
Pada anak umur 3-6 tahun memiliki kualitas tidur yang lebih
rendah lagi dari anak yang berada di umur bawahnya. Pada umur ini
anak akan memiliki waktu tidur hanya mencapai 11-13 jam
perharinya dan pada usia ini anak yang kurang tidur lebih banyak
akan mengalami obesitas9.
4) Kebutuhan Tidur Usia 6 sampai 12 tahun
Anak yang berada pada umur 6-12 tahun membutuhkan waktu
kualitas tidur mecapai 10 jam perharinya dan jika anak
semakinkurang tidur akan membuat anak akan semakin hiperaktif9.
5) Kebutuhan Tidur Usia 12 sampai 18 tahun
Pada usia ini yang sering di sebut dengan usia remaja, anak
akan memiliki kebutuhan tidur mencapai 8-9 jam perharinya.

23
Semakin anak-anak dewasa maka kualitas tidurnya akan semakin
berkurang9
6) Kebutuhan Tidur Usia 18 sampai 40 tahun
Usia ini adalah usia yang disebut usia dewasa dimana orang-
orang yang berada pada umur ini membutuhkan tidur mecapai 7-8
jam perharinya9.
7) Lansia
Pada usia lansia yaitu orang yang berada pada umur 60 tahun
ke atas, memiliki waktu saat tertidur mencapai 6-7 jam perharinya9.
e. Tahapan
Pada saat seseorang tidur, mereka akan mengalami dua tahapan
untuk dapat tertidur benar-benar dalam dan nyenyak, tahapannya
sebagai berikut yang pertama yaitu tipe Rapid Eye Movement (REM)
dan dan yang kedua merupakan tipe Non Rapid Eye Movement
(NREM). Kedua tahapan tersebut secara bergantian memiliki siklus 4-7
kali siklus dalam seseorang tertidur semalaman.17 :
1). Tidur pada fase Stadium 1, fase awal tidur terjadi pada fase ini. Fase
ini yang terjadi adalah kelopak mata mulai tertutup, terlihat gerakan
bola mata kekanan dan kekiri serta. Fase ini terjadi normal terjadi 3-
5 menit17.
2). Tidur pada fase Stadium 2, jika bola mata seseorang mulai berhenti
bergerak menandakan orang tersebut berada pada fase tidur stadium
2, fase ini seseorang tertidur semakin dalam17.
3). Tidur pada fase stadium 3, jika sampai pada fase ini menandakan
seseorang sudah lebih dalam tertidur dan mulai jauh dari fase
sebelumnya17.
4). Tidur pada fase stadium 4, pada fase ini seseorang sudah benar
benar tertidur lelap dan akan susah untuk dibagunkan17.
Lalu akan masuk pada Fase tidur NREM fase ini terjadi jika
seseorang sudah benar benar teridur lelap dan sukar dibangunkan, fase

24
NREM terjadi dalam waktu kira-kira mencapai 70-100 menit, kemudian
akan masuk pada fase atau tahapan yang sering di sebut fase REM. Fase
REM terjadi pada jam pertama tertidur akan lebih intens, pada fase ini
semua organ tubuh akan dapat mulai menceritakan mimpinya17.
f. Kualitas
Kualitas tidur merupakan keadaan tidur yang diantaranya ada
beberapa aspek yaitu lama waktu tidur, waktu yang dibutuhkan untuk
seseorang dapat tertidur, frekuensi saat seseorang terbangun, dan
beberapa aspek subjektif seperti kedalaman seseorang tertidur dan
kepuasan seseorang saat tertidur. Kualitas tidur seseorang merupakan
kepuasan seseorag terhadap keadaan tidur tidur yang dialaminya.
Kualitas tidur termasuk di dalamnya yaitu kuantitas dan kualitas saat
tertidur. Kualitas tidur yang baik merupakan keadaan seorang
mempersiapkan pola tidurnya pada malam hari seperti kedalaman saat
seorang tertidur, lamanya saat tidur, dan kemudahan tertidur tanpa
bantuan obat ataupun medis. Kualitas saat tertidur seseorang dapat
kelihatan melalui pemeriksaan medis dengan rekaman arus listrik dari
otak9.
Kualitas saat tidur merupakan rangkaian keadaan seseorang
tertidur dengan nyaman terjauh dari gangguan meliputi keadaan
gampang tertidur, lama waktu yang di butuhkan untuk dapat tertidur
yaitu 20 sampai 30 menit, mengalami keadaan tahapan tidur yang baik
sehingga saat terbangun merasa segar dan terjadi secara berulang baik
waktu tidur NREM maupun waktu tidur REM, dan durasi waktu yang
dibutuhkan sebanyak 90 menit setiap siklusnya, tidak sering terbangun,
saat terbagun gampang untuk dapat tertidur kembali, kegiatan harian
dapat dijalani dengan baik, dan kinerja dalam bekerja sangat baik9.
g. Kualitas Tidur Pada Anak yang berada paada Usia disebut Prasekolah
Kebutuhan tidur seorang anak yang berusia prasekolah
berpatokan pada usia dan tahap kembangnya. Semakin bertambah

25
usia seorang anak semakin menurun pula waktu untuk tidur yang
diperlukan atau dapat dikatakan bahwa kebutuhan tidur saat masih
anak anak lebih banyak dibandingkang saat sudah orang tua9.
Pada umumnya normal tidur yang dialami pada anak usia 3-6
tahun atau usia prasekolah yaitu 11-13 jam perharinya. Beberapa hal
yang harus dicermati dalam mengobservasi kualitas tidur anak pada
usia pra sekolah adalah berapa banyak waktu tidur anak, berapa lama
waktu yang dibutuhkan anak untuk bisa tertidur, jika anak terbagun
berapa lama waktu yang dibutuhkannya untuk tidur kembali, jawaban
anak tentang intensitas saat tidur, juga tanggapan anak berhubungan
dengan kepuasannya dalam tidur9.
Antara lain tanda yang dapat diamati jika anak menunjukan
keadaan tidak banyak istrahat dan tidur ialah : mengutarakan kata
lelahnya setelah bermain, warna hitam dibagian bawah mata, terlihat
gemetar dan sikap tubuh tidak seimbang, sulit memusatkan
perhatiannya dan anak biasanya tanggapan menjawab pertanyaan
orang lambat, pusing dan mual, bagian dalam mata kemerahan,
cengeng, bingung, dan sering menguap disaat bermain9.
Ada beberapa yang dapat mempengaruhi tidur anak buruk dan
akibatnya kualitas tidur buruk dan mengganggu tumbuh kembang
anak. Beberapa pengaruh kualitas tidur buruk sebagai berikut8:
1). Kondisi Lingkungan
Lingkungan salah satu proses yang mempengaruhi pada
tumbuh kembang anak, lingkungan yang dimaksud di sini adalah
lingkungan yang nyaman aman dan aman sehingga dapat
mempengaruhi sistem tidur anak. Lingkungan merupakan pemicu
untuk mampu memulai dan tetap tertidur. Kita ketahui juga anak
pada masa pra sekolah masa yang sangat aktif dan keingintahuan
mereka yang sangat tinggi, jika anak berada pada lingkungan
yang masih bising atau teman-teman yangmasih ingin bermain

26
mengakibatkan seorang anak masih ingin terus bermain karena
melihat atau mendengar teman yang masih bermain atau keadaan
lingkungan yang masih bising. Terkecuali jika anak benar-benar
sudah sangat lelah dengan aktivitas yang dilakukannya maka
anak akancepat tertidur8.
2). Kondisi Sakit
Sakit adalah salah satu hal yang sangat berpengaruh
pada anak, misalnya jika anak sakit biasanya anak mengalami
tidur yang cepat bisa juga menyebabkan anak susah untuk tidur.
kebanyakan penyakit yang memicu kualitas tidur saat sedang
sakit membuat anak susah tertidur dan sampai tidak dapat
tertidur8.
3). Kondisi Stress psikologis
Seseorang yang mengalami gelisa yang berujung
dengan sulit tidur, akan menyebabkan seseorang mengalami
stress psikologis yang disebabkan oleh ketegangan jiwa8.
4). Keadaan Nutrisi
Nutrisi tubuh yang terpenuhi dengan cukup dapat juga
membantu seseorang untuk cepat tertidur. Namun sebaliknya
kesulitan seseorang tertidur kadang juga dapat terpengaruh akibat
nutrisi yang dibutuhan tubuhnya sangat kurang atau tidak
terpenuhi dengan maksimal8.
h. Standar Kualitas saat Tidur
Mengukur standar kualitas tidur seseorang dapat diukur lewat
koisioner yang diteliti oleh Nenci Silahoho terdapat 6 pertanyaan serta
9 data observasi yang dapat digunakan untuk mengukur standar kualitas
tidur pada anak yang diadopsi dari penelitian yang dilakukan Surjana
pada tahun 1992. Koisioner yang dipakai dalam penelitian ini telah
diuji validitas dan dan reabilitas pada penelitian sebelumnya. Koisioner
yang dipakai dalam penelitian ini memakai tehnik content validity

27
didapaatkan >0,7 dan terbukti bahwa koisoner ini lebih valid dan hasil
yang peneliti sebelumnya dapatkan content validity index yaitu CVI
0,916 dari hasil tersebut menunjukkan bahwa koisioner tersebut sudah
valid18.
Berikutnya dilakukan pengujian reabilitas dengan
menggunakan analisis Kuder Richardson-20 agar dianggap koisioner
ini teruji nilainya harus mencapai >0,7. Setelah dilakukan pengujian
didapatkan hasil dari uji reabilitas koisionernya adalah 0,8325 dan
kesimpulanya bahwa koisionernya telah teruji18.
Penjumlahan nilai dari pertanyaan serta koisoner observasi
memiliki cara dalam menentukan hasil dari nilai yang didapatkan,
untuk pertanyaan sendiri memiliki ketetapan yaitu, jika pertanyaan
dijawab benar akan diberi nilai 1 dan ketetapan buat jawaban yang di
jawab salah akan diberi nilai 0. Kemudian untuk koisioner yang berisi
observasi memiliki ketetapan yaitu jika yang terjawab ada diberi nilai 0
sedangkan ketetapan untuk hasil jawaban tidak ada diberi nilai 1. Hasil
dari seluruh jawaban pertanyaan dan hasil observasi di beri ketetapan
nilai terendah yaitu 0 dan nilai yang tertinggi yaitu 15 perhitungan
tersebut diambil dari penelitian yang dilakukan Surjana pada tahun
199218.
rentan kelas 15
panjang kelas= = =7,5=8 point
banyak kelas 2
Dari perhitungan diatas ditetapkan ketetapan nilai hasil dari
koisioner yaitu sebagai berikut:
1. kualitas tidur kurang baik, jika nilai skornya 0-7 point
2. kualitas tidur baik, jika nilai skornya 8-15 point.
i. Dampak Kualitas Tidur Kurang Baik
Kualitas tidur yang kurang baik dapat benar-benar
mengganggu tumbuh kembang seorang anak. Dampak yang
diakibatkan oleh kualitar tidur yang kurang baik antara lain :

28
konjungtiva terlihat kemerahan, mata saat observasi nampak cekung,
tidaak mampu berkonsentrasi karena kantuk yang berlebih, dan yang
sering dirasakan adalah pusing, mudah mengalami kecelakaan, masalah
gangguan kesehatan tubuh, gangguan dalam memngingat, kinerja
belajar menurun, beresiko mengalami obbesias serta kesehatan mental
terganggu11.
j. Terapi Meningkatkan Kualitas Tidur
Ada beberapa terapi yang digunakan untuk menigkatkan
kualitas tidur, antara lain sebagai berikut:
1). Cognitive behavior therapy (CBT)
Cognitive behavior therapy (CBT) adalah sebuah
pengobatan yang telah dikembangkan seorang bernama Aaron
Beck yang memiliki tujuan yaitu untuk mengganti distori kognitif
dapat menciptakan satu perbuatan baru yang adaptif. Insomnia
merupakan ssalah satu penyakit yang terbukti efektif mampu
ditangani oleh CBT karena pada perawatan CBT adalah paduaan
dari pengobatan yang dilakukan secara psikologis dan perilaku
yang merupakan penangan insomnia yang kronis membutuhkan
implementasi langsung agar memperbaiki perbuatan seseorang,
pola dalam pikiran seseorang yang tidak benar, dan kaitan antar
keduanya yang menambah parah kondisi dari penderita.
Penelitian CBT dibuktika efektif mengatur gejala yang timbul
pada pasien insomnia walaupun tidak beserta dengan pengobatan
pakai obat seperti pemberian farmakologi19.
2). Akupresur
Energy therapies atau sering dikenal orang dengan
akupresur yaitu terapi pijatan. Akupresur adalah terapi
komplementer yang terlahir dari negara Cina, dengan cara tehnik
pijatan pada beberapa bagian tertentu pada tubuh manusia yang
bermanfaat memberikan kenyamana dan kesegaran, serta

29
menangani masalah dan gangguan kesehatan pada seseorang20.
Seperti halnya akupuntur, akupresur dapat merangsang otak untuk
mensekresi hormone endoprin, sehingga meningkatkan relaksasi
otot, mengurangi nyeri, dan meningkatkan rasa nyaman. Akupresur
memungkinkan terjadinya mekanisme regulasi fisik, yang dapat
meningkatkan relaksasi dan memungkinkan peningkatan kualitas
tidur21. Terapi pijat Smartpunktur termasuk di dalam terapi
komplementer akupresur yang diciptakan oleh seorang bernama
Mr.Wong, yang diciptakan khusus pada anak-anak untuk bertujuan
meningkatkan dan melancarkan peredaran darah, meridian dan
syaraf menuju otak dan memberikan reaksi tenang dan nyaman
pada anak yang diberikan terapi ini.
3). Terapi Aroma
Terapi Aroma merupakan metode pengobatan yang
bahan utamanya menggunakan zat beraroma yang didapatkan dari
pengolahan sebuah tumbuhan atau tanaman serta pohon aroma
terapik yang caranya dibiaran seseorang menghirup aroma tersebut
dengan memberikan sensasi seperti meredahkan nyeri, efek yang
menyamankan, menyenangkan, menenangkan, merilekskan,
ketenangan jiwa serta rohani, tidur yang nyenyak dan
perkembbangan keadaan mental yang baik22.
3. Tinjauam Umum Anak Prasekolah
a. Pengertian Anak pada umur Prasekolah
Pada umur 3-6 tahun anak memiliki perubahan perubahan
diantaranya pertumbuhan fisik yang mulai berangsur-angsur melambat
sedangkan fungsi kognitif dan psikososial berkembang dan mengalami
peningkatan. perubahan yang terjadi pada fungsi psikososial dan
kognitif anak yaitu rasa ingin tahu anak yang meningkat dan
komunikasi anak yang dilakukan dengan orang lain lebih baik lagi.
Dengan permainan yang dilakukan seorang anak dapat mengubah

30
seorang anak untuk lebih giat lagi dalam belajar dan hubungannya
dengan orang lain lebih dekat. Pada usia prasekolah anak dengan usia
3-6 tahun mereka mulai memiliki bayak minat-minat dalam
pertumbuhan merek minat yang biasanya terjadi pada anakdi usia ini
diantaranya kesehatan, perkembangan bahasa, interaksi sosial yang
baik, dan eksplorasi emosianal yang baik8.
The wonder years adalah anak dengan usia 3-6 tahun. Pada
usia tersebut keigintahuan anak terhadap sesuatu hal lebih aktif, anak
selalu merasa gembira, dan anak selalu ingin merasaka perhatian yang
lebih dari orang tuanya. Pada usia prasekolah ini anak dapat
digambarkan sebagai seorang peneliti yang memiliki keingintahuan
tinggi, keaktifan yang lebih, banyak belajar dari lingkungan seperti
seorang ilmuan dan penjelajah serta ingin menciptakan sesuatu seperti
seorang seniman8.
b. Tumbuh Kembang Anak Pada Usia Prasekolah
Pertumbuhan merupakan perubahan yang dapat diukur,
berubahnya ukuran tubuh seseorang dan bagian-bagianya sepert,
kenaikan jumlah sel, jumlah jaringan, perubahan struktur dan sistem.
Beberapa yang dirasakan dan terlihat contohnya perubahan fisik
seseorang nampak terlihat dari bertambahnya tinggi badannya, ukuran
berat badan, kepadatan tulang, struktur gigi dan polanya dapat
diprediksikan. Setiap orang memiliki tumbuh kembang yang telah
diwarisi dari pola genetik pada kromosom masing-masing orang.
Perkembangan anak di pengaruhi oleh lingkungan sekitar yaitu dari
pengasuh atau dari keluarganya, diantaranya lewat pengalaman yang
dialami seorang anak membuat mentalnya jadi lebih baik, kecerdasan
anak lebih meningkat, perilaku anak lebih baik dalam beronteraksi, dan
dari dorongan keluarg,sekolah dan komunitas spiritual anak dapat lebih
taat lagi. Tumbuh kembang seorang anak memiliki pola berurutan serta
sangat kompleks.8

31
c. Faktor Yang Memepengaruhi Tumbuh Kembang Anak Usia Prasekolah
1). Warisan genetik
Masing-masing orang tua menurunkan kromosom yang sama
pada setiap anaknya8.
2). Pengalamamn hidup
Pengalaman seseorang juga dapat mempengaruhi tumbuh
kembang anak usia prasekolah contohnya anak yang berada pada
keluarga ekonomi rendah berbedah pengalaman hidup dengan
keluarga yang memiliki ekonomi rendah8.
3). Status kesehatan
Selama siklus hidup anak berkembang normal maka kesehatan
anak akan terus baik.Namun jika kesehatan anak terganggu akibat
mengalami sakit akan menggangu tumbuh kembang anak8.
4). Lingkungan
Lingkungan seorang anak dapat mempengaruhi kualitas
tumbuhkembang soerang anak8.
d. Masalah Anak Pada Usia Prasekolah
Anak anak usia Prasekolah memiliki pemenuhan kebutuhan
tumbuh kembang, namun jika pemenuhan tumbuh kembangnya tidak
terpenuhi sempurna akan mengganggu tumbuh kembang seorang anak.
Berikut beberapa adalah masalah tumbuh kembanga anak8:
1). Kebutuhan fisis biomedis
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan pangan oleh karena itu jika
tidak terpenuhi maka anak akan bermasalah di kurang gizi, yang
jiak terjadi terus menerus akan mengganggu tumbuh kembang anak
usia prasekolah8.
2). Kebutuhan emosi atau kasih sayang

32
Jika anak tidak mendapatkan kebutuhan ini akan
mengakibatkan anak merasa tidak aman, kurang nyaman, tidak
terlindung, kurang kegembiraan dan lain lain8.
3). Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Asupan makanan jika tidak diberikan seimbang, sehat dan
aman maka pertumbuhan serta perkembangan anak akan terhambat
atau tumbuh kembangnya akan buruk8.
4). Pemenuhan kebutuhan kesehatan
Kebutuhan kesehatan yang seharusnya anak dapatkan namun
tidak dipenuhi akan mengakibatkan anak tersebut gampang
mengalami sakit, mengalami kecelakaan, kelainan bawaan dan lain
lain8.
5). Pemenuhan kebutuhan kebersihan
Jika pemenuhan kebutuhan kebersihan tidak terpenuhi akan
mengakibatkan anak akan sering terkena penyakit dan
mengganggu tumbuh kembangnya8.
6). Pemenuhan kebutuhan eliminasi
Keterlambatan atau pemenuhan kebutuhan eliminasi tidak
cepat diajarkan pada anak, walaupun anak sudah masuk masa usia
sekolah anak masih saja akan ngompol di saat tidur, jika tidak
cepat di ajarkan contohnya toilet training8.
7). Pemenuhan kebutuhan pada saat tidur dan beristrahat
Pada saat anak menginjak umur 3 sampai 6 tahun atau sering
disebut usia prasekolah kebutuhan tidur anak biasanya 11-12 jam
perharinya, anak pada usia ini menolak untuk diperintahkan tidur
siang atau cepat tidur malam karena mereka asik dengan dunia
bermainnya. Perlunya di ajarakan dan dan diberikan kebiasaan
rutin agar anak tahu waktunya tidur dan tertidur lebih mudah8.

33
B. Kerangka Konsep
Penelitaan ini menggunakan kerangka dalam konsep yang dapat
terlihat pada gambar berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Kualitas Tidur Anak


smartpunktur
Usia Prasekolah

Ket :

= Variabel Independen

= Variabel Dependen

= Pengaruh Sebab Akibat

C. Hipotesis
Adanya Pengaruh terapi Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur pada
Anak Umur Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.

34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian memakai jenis penelitian yaitu kuantitatif dengan desain
yang diambil adalah pre-eksperimental (pre eksperimen design). Dalam
penelitian ini peneliti memakai cara yaitu one-group pra-test post-test design,
rancangaan ini menyertakan satu dalam kelompok sebuah subjek. kemudian
dilakukan observasi pada kelompok tersebut sebelum melakukan tindakan,
kemudian di observasi kembali setelah diberi tindakan23.

Pra test Treatment Post test

01 X 02

Gambar 3.1 Desain Penelitian


B. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Telah dilakukan penelitian yang bertempat Di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu.
2. Waktu Penelitian
Telah dilakukan penelitian di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga
Kota Palu pada tanggal 30 Mei 2021 – 12 Juni 2021

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Populasi adalah total nilai, merupakan hasil dari menghitung
ataupun pengukuran, kuantitatif ataupun kualitatif dari pada karakteristik
tertentu yang merupakan kumpulan objek yang lengkap dan jelas
adanya24. Populasi berjumlah 270 orang data dari Kantor Kelurahan
Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu pada tahun 2020.

35
2. Sampel
Sampel merupakan wakil dari sebuah populasi yang akan
diteliti. Jika populasi banyak dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semuanya dikarenakan terbatasnya dana, vitalias dan keadaan maka
peneliti dapat memakai sampel yang dapat diambil dari populasi
tersebut24.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode minimal sampel dari Notoadmojo (2012), yaitu memiliki acuan
ukuran sampel antara 10 sampai 20 responden untuk penelitian yang
memiliki populasi lebih dari 100 responden. Berdasarkan penelitian
tersebut peneliti mengambil 15 sampel untuk diteliti. Pengambilan
sampel yang digunakan peneliti menggunakan tehnik Non probability
sampling dengan bentuk Accidental sampling tehnik dimana sampel
ditentukan secara bersamaan, dimana seseorang yang secara berpaspasan
bertemu disaat penelitian yang setelah dikaji orang tersebut kebetulan
cocok dengan sumber data yang dibutuhkan oleh peneliti9.

D. Variable Penelitian
Variabel penelitian merupakan semua yang dijadikan objek amatan
dalam meneliti. Diartikan sebagai faktor-faktor yang berada dalam keadaan
atau gejala yang sesuai dengan diteliti dan kemudian di tarik menjadi sebuah
kesimpulan25.
1. Variabel Independen
Variabel Independen (mempengaruhi) merupakan variabel yang
bertindak memberikan sebuah pengaruh pada variabel lain26. Variabel
Independen dalam penelitian ini yaitu Smartpunktur.`
2. Variabel Dependen
Variabel Terikat yaitu variabel yang menjadi faktor yang berpegaruh
untuk variabel lain26. Penelitian ini memiliki variabel yang yang

36
dipengaruhi yaitu kualitas tidur pada anak usia prasekolah di Kelurahan
Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
E. Definisi Operasional
1. Smartpunktur
Definisi : melakuakan terapi pijatan, dengan memberikan rangsangan
atau menekan pada beberapa titik akupuntur di beberapa
bagian tertentu kepala agak memberikan reaksi ketenangan dan
rileks, semua perlakuan pijatan dilakukan dengan durasi 8 x 2
setiap perlakuan dengan pijatan yang konsisten. Dan
pemberian terapi setiap 3x dalam waktu pemberin terapi
selama 2 minggu9.
Alat Ukur : Standar Operasional Prosedur
Cara ukur : Pemberian terapi pijat smartpunktur
2. Kualitas Tidur
Definisi : merupakan keadaan tidur yang memiliki beberapa aspek
antara lain yaitu lamanya waktu tertidur, berapa waktu
diperlukan untuk bisa tertidur, saat bangun, kedalaman dalam
tertidur dan kepuasan saat tidur9.
Alat Ukur : Pengisian Koisioner
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur :
a. Kualitas tidur kurang baik, jika nilai skornya : 0-7 point
b. Kualitas tidur baik, jika nilai skornya : 8-15 point

F. Instrument Penelitian
Penelitian ini menggunakan intrumen penelitian yaitu Standar
Operasional Prosedur (SOP) smartpuntur diadopsi dari penelitian Surjana
pada tahun 1992 yang berisi pengertian pijat smartpunktur, tujuan/manfaat,
cara kerja yang diawali dengan meminta kesediaan orang tua anak,
memberikan surat persetujuan, menetapkan responden, mengatur waktu dan

37
tempat, memberikan koisioner, mengatur posisi, mencuci tangan, menentukan
8 letak tempat yang akan diberikan terapi dan berikan pijatan dengan metode
putaran atau di totok memakai hitungan 8 kali 2 yang diberikan selama 1
minggu 3 kali dan terapi dilakukan selama 2 minggu9.
Alat ukur yang kedua menggunakan koisioner yang diadopsi dari
Surjana pada tahun 1992 yang di berjenis pengukuran kualitas tidur anak pada
usia prasekolah dengan memakai skala Guttman dengan berjumlah 6
pertanyaan positif serta 9 data yang akan diobservasi.
Penjumlahan nilai dari pertanyaan serta koisoner observasi memiliki cara
dalam menentukan hasil dari nilai yang didapatkan, untuk pertanyaan sendiri
memiliki ketetapan yaitu, jika pertanyaan dijawab benar akan diberi nilai 1
dan ketetapan jawaban yang di jawab salah akan diberi nilai 0. Kemudian
koisioner yang berisi observasi memiliki ketetapan yaitu jika yang terjawab
ada diberi nilai 0 sedangkan ketetapan untuk hasil jawaban tidak ada diberi
nilai 1. Hasil dari seluruh jawaban pertanyaan dan hasil observasi di beri
ketetapan nilai terendah yaitu 0 dan nilai yang tertinggi yaitu 15 perhitungan
tersebut diambil dari penelitian yang dilakukan Surjana pada tahun 1992

rentan kelas 15
panjang kelas= = =7,5=8 point
banyak kelas 2
Dari perhitungan diatas ditetapkan ketetapan nilai hasil dari koisioner
yaitu sebagai berikut :
1. kualitas tidur buruk, jika nilai skornya : 0-7 point
2. kualitas tidur baik, jika nilai skornya : 8-15 point.

G. Tehnik Pengumpulan Data


1. Data Primer
Data yang didapatkan atau dikumpulkan dari hasil observasi langsung
merupakan sebutan bagi data primer, yang dilakukan dengan cara
wawancara langsung ke tempat penelitian. Dapat diartikan juga adalah
data yang didapaatkan dari sumber utamanya kepada seorang peneliti yang

38
dilakukan dengan wawancara langsung27. Dalam penelitian ini data
primernya didapatkan melalui observasi langsung kepada 15 responden
ibu yang berada di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu.
2. Data Sekunder
Data yang didapatkan melalui membaca, mempelajari dan memahami
melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku serta
dokumen merupakan sebutan bagi daya sekunder, juga merupakan peneliti
dapatkan bisa dari tangan kedua atau dari beberapa sumber lain yang telah
telah ada sebelum-sebelumnya27. Dalam penelitian ini data sekunder
didapatkan melalui kator kelurahan Duyu, World Health Organization
(WHO), Badan Pusat Statistik (BPS), Buku, Skripsi dan Jurnal.

H. Analisis Data
1. Analisis Univariat
Data univariat adalah metode kajian data disetiap variabel.
Metode kajian data ini sebagai cara proses statistik yang bermaksud agar
mengetahui penjelasan disetiap variabel9. Penelitian tersebut
menggunakan analisis univariat sebagai berikut :

X
P= x 100 %
N

Dengan keterangan :
P = Presentasi
X = Jumlah Kejadian pada responden
N =Jumlah seluruh responden
2. Analisis Bivariat
Perlakuan yang diberikan pada variabel independen maupaun
variabel dependen merupakan sebutan bagi anaisi bivariat. Dengan
menggunakan pengujian statistic yaitu uji Parametrik Paired T-test jika
data yang didapatkan hasilnya adalah alami dengan derajat pemahaman

39
yaitu α <0.005 atau pengujian statistic yaitu uji Wilcoxon jika distribusi
hasil data didapatkan adalah tidak berdistribusi normal dengan signifikan
α <0,05. Pengujian tersebut bermaksud untuk mengetahui pengaruh dari
terapi Smartpunktur pada kualitas tidur anak pada usia prasekolah. Tehnik
perhitungannya sebagai berikut:
Rumus Parametrik Paired T-test:

t=

Keterangan :
= rata-rata sampel 1
= rata-rata sampel 2
= simpangan baku sampel 1
= simpangan baku sampel 2
r = korelasi antara 2 sampel

Rumus Uji Wilcoxom dapat dilihat sebagai berikut :


1
T −[ ]
4 N ( N−1 ) ( 2 N −1 )
z=
1
√ 24 N ( N−1)(2 N −1)
Keterangan :
N = setelah diberikan perlakuan yang berbeda berapa banyak data
yang berubah.
T = hasil rangking dari selisi nilai yang negatif (apabila banyaknya
selisih yang positif lebih banyak dari banyaknya selisih negative
Z = hasil rangking dari nilai selisih yang positif (apabila
banyaknya selisih (apabila banyaknya selisih yang negative >
banyaknya selisih yang positif

40
I. Bagan Alur Penelitian

Mengidentifikasi masalah kualitas tidur kurang baik pada anak usia


prasekolah

Lokasi Penelitian
Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu

Melakukan pengambilan data anak usia prasekolah yang


mengalami Kualitas tidur kurang baik

Proposal penelitian

Uji turnitin

Waktu penelitian pada bulan Mei –Juni 2021

Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan Data, analisa data, pemberian intervensi

Hasil

Pengaruh Smartpuntur terhadap Kualitas Tidur Anak Usia


Prasekolah Di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu

41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian


Peraturan pada Kota Palu Nomor 4 Tahun 2020 tentang pendirian
Kecamatan Ulujadi, Kecamatan Tatanga, Kecamatan Tawaeli dan Kecamatan
Mantikulore, maka kecamatan Tatanga yang awalnya adalah bagian daerah
Kecamatan Palu Barat dan daerah Palu Selatan saat ini diubah menjadi
kecamatan baru yang memiliki enam kelurahan, yaitu sebagai berikut :
kelurahan Duyu, kelurahan Pengawu, kelurahan Palupi, kelurahan Tawanjuka,
kelurahan Boyaoge dan kelurahan Nunu. Didasarkan dari letak geografis
daerah, Kecamatan Tatanga terletak di daerah selatan Kota Palu tepatnya pada
posisi 0o45’10” bujur timur. Bagian daerah utara dan barat langsung berbatas
dengan daerah Kecamatan Palu Barat, bagian timur dibatasi oleh Kecamatan
Palu Selatan, dan selebihnya yaitu daerah selatan berbatas langsung dengan
Kecamatann Marawola Kabupaten Sigi. Luas daratan kecamatan Tatanga
yaitu 19,49 km2.
Khususnya bagi Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, memiliki
daerah yang paling luas dibandingkan dengan lima kelurahan lainnya yaitu
6,40 km2. Karakteristik wilayah Kelurahan Duyu menurut elevasi (ketinggian
diatas permukaan laut (DPL) yaitu berada diantara 0-200 m. seluruh wilayah
merupakan daratan dan topografinya relative datar. Kelurahan Duyu
merupakan wilayah yang memiliki daerah perbukitan dan pegunungan.
Jumlah penduduk Kelurahan Duyu, tepatnya pada Kecamatan Tatanga, yang
berada di Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 5.883 jiwa dengan
laki-laki yang mencapai 2.595 jiwa dan perempuan mencapai 2.924 jiwa pada
tahun 20187. Pada tahun 2020 jumlah penduduk Kelurahan Duyu mencapai
jumlah 7.324 Jiwa dengan jumlah rumah tangga 1.408 kepala rumah tangga.

42
Menurut Jenis kelamin masyarakat berjenis kelamin laki-laki mencapai
jumlah 3.680 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 3.644 jiwa. Jumlah anak-
anak di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu menurut dinas
Kependudukan tahun 2020 mencatat terbagi berdasarakan sebagai berikut :
anak usia prasekolah berjumlah 270 jiwa, SD berjumlah 3.755 siswa, SLTP
berjumlah 983 siswa, SMA berjumlah 686 siswa dan SMK berjumlah 267
siswa.

B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Umum Responden
Distribusi responden (orang tua anak) dibagi berdasarkan umur,
jenis kelamin, pekerjaan, suku, agama di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 15
responden didapatkan sebagai berikut :
a. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik usia responden
dapat dilihat pada table 4.1 sebagai berikut :

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)


21-30 tahun 4 27
31-40 tahun 9 60
41-50 tahun 2 13
Jumlah 15 100
Sumber : Datar primer 2021

Berdasarkan table 4.1 distribusi frekuensi dengan karakteristik


usia, didapatkan dari 15 responden terbanyak responden berusia 31-40
tahun yaitu 9 responden (60%) dan sebagian kecil berusia 41-50 tahun
yaitu 2 responden (13%).

43
b. Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik jenis kelamin
responden dapat dilihat pada table 4.2 sebagai berikut :

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)


Laki-laki 1 7
Perempuan 14 93
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.2 distribusi frekuensi dengan karakteristik


jenis kelamin didapatkan bahwa dari 15 responden sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan yaitu 14 responden (93%) dan
sebagian kecil berjenis kelamin laki-laki yaitu 1 responden (7%).

c. Ditribusi frekuensi berdasarkan karakteristik pekerjaan


responden dapat dilihat pada table 4.3 sebagai berikut :

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)


Swasta 2 13
Ibu Rumah Tangga 13 87
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.3 distribusi frekuensi dengan karakteristik


pekerjaan didapatkan bahwa dari 15 responden sebagian besar
responden memiliki pekerjaan ibu rumah tangga yaitu 13 responden
(87%) dan sebagian kecil memiliki pekerjaan swasta yaitu 2
responden (13%).

d. Ditribusi frekuensi berdasarkan karakteristik suku responden


dapat dilihat pada table 4.4 sebagai berikut :

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)

44
Bugis 10 67
Kaili 5 33
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.4 distribusi frekuensi dengan karakteristik


suku didapatkan bahwa dari 15 responden sebagian besar responden
bersuku Bugis yaitu 10 responden (67%) dan sebagian kecil bersuku
Kaili yaitu 5 responden (33%).

e. Ditribusi frekuensi berdasarkan karakteristik agama responden


dapat dilihat pada table 4.5 sebagai berikut :

Variabel Frekuensi (f) Persentase (%)


Islam 15 100
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.5 distribusi frekuensi dengan karakteristik


agama didapatkan bahwa dari 15 responden sebagian besar responden
beragama islam yaitu 15 responden (100%)

2. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan suatu tehnik analisis data terhadap
satu variabel secara mandiri, dan juga merupakan analisis variabel
penelitian dengan mendeskripsikan semua hasil yang didapatkan dari
penelitian dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil analisis univariat dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Distribusi frekuensi kualitas tidur anak usia prasekolah
sebelum diberikan Smartpunktur dapat dilihat pada table 4.6
berikut :

Kualitas Tidur Frekuensi (f) Persentase (%)


Kualitas Tidur Buruk 15 100

45
Jumlah 15 100
Sumber: Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.6 ditribusi frekuensi kualitas tidur anak


usia prasekolah sebelum diberikan Smartpunktur. Didapatkan
bahwa dari 15 responden terdapat sebagian besar responden
memiliki kualitas tidur buruk yaitu 15 responden (100%). dan
responden yang memiliki kualitas tidur baik tidak ada.

b. Distribusi frekuensi Kualitas tidur anak usia prasekolah


sesudah diberikan Smartpunktur dapat dilihat pada table 4.7
berikut :

Kualitas Tidur Frekuensi (f) Persentase (%)


Kualitas Tidur Buruk 1 6.7
Kualitas Tidur Baik 14 93.3
Jumlah 15 100
Sumber : Data Primer 2021

Berdasarkan table 4.7 distribusi frekuensi kualitas tidur anak


usia prasekolah sesudah diberikan Smartpunktur. Didapatkan
bahwa dari 15 responden bahwa sebagian besar responden
memiliki kualitas tidur baik yaitu 14 responden (93,3%) dan
sebagian kecil memiliki kualitas tidur buruk yaitu 1 responden
(6,7%).

3. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Smurtpunktur terhadap kualitas tidur anak di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatangan Kota Palu. Dapat kita ketahui ditunjukan melalui
nilai p < 0.05. berikutnya agar dimengerti dalam data yang diteliti

46
berdistribusi normal pada data sebelum dan sesudah diberikan intervensi
Smartpunktur, jadi data dilakukan uji yaitu menguji normalitas terlebih
dahulu untuk mengetahui uji berikutnya yang akan di berikan, jika uji
normalitas yang didapatkan berdistribusi normal maka uji berikutnya
menggunakan uji statistik parametrik Paired sample test namun jika uji
normalitas yang didapatkan tidak berdistribusi normal maka uji akan
dilanjutkan dengan uji statistik non parametrik Wilcoxon .
Penelitian ini memakai Uji Wilcoxon yang merupakan merupakan uji
Statistika non parametrik yang dikembangkan oleh Frank Wilcoxon,
karena saat melakukan uji normalitas data yang didapatkan tidak
berdistribusi normal. Uji Wilcoxon digunakan untuk menguji dua populasi
berpasangan untuk menentukan hasil dari populasi yang diteliti apakah
ada terdapat perbedaan atau tidak ada perbedaan dari pemberian
Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada usia prasekolah di
Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
Setelah merumuskan suatu hipotesis pada Analisis Wilcoxon maka
dibutuhkan suatu kriteria dalam pengambilan keputusan, berikut aturan
pengambilan keputusan terhadap hipotesis berdasarkan pendekatan nilai
probabilitas (p-value), jika nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-tailed) ≥ α
(0,05) maka tidak terdapat pengaruh terapi Smartpunktur terhadap kualitas
tidur anak pada usia prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga
Kota Palu dan jika nilai probabilitas Asymp.Sig.(2-tailed) < α (0,05) maka
terdapat pengaruh terapi Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada
umur prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu
Setelah ditentukan ketetapan yang berada dalam uji Wilcoxon,
kemudian peneliti menguji data yang telah didapatkan menggunakan SPSS
didapatkan hasil seperti pada table Test Statistics 4.8 berikut :

Medium Nilai p
(Minimum – Maksimum)

47
Sebelum pemberian Smartpunktur 4 (3-6)
(n=15)
0,001
Setelah pemberian Smartpunktur 6 (6-15)
(n=15)
Sumber : Uji Statistik Wilcoxon

Berdasarkan tabel Test Statistics 4.12 diatas didapatkan hasil uji


statistic menggunakan SPSS, diketahui nilai probabilitas kumulatif dari
Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,001. Nilai 0,001 < α (0,05) maka
didapatkan hasil yaitu terdapat pengaruh terapi Smartpunktur terhadap
kualitas tidur anak pada umur prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu.
.
C. Pembahasan
1. Kualitas tidur anak usia prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu sebelum diberikan Smartpunktur
Berdasarkan hasil analisis univariat, dengan jumlah 15 responden
yang semuanya diberikan Smartpunktur. Sebelum diberikan Smartpunktur
responden terlebih dahulu diberikan pre test dengan menggunakan
kuesioner kualitas tidur anak pada 15 responden, Didapatkan hasil bahwa
responden dengan kualitas tidur yang buruk sebanyak 15 responden
(100%).
Responden yang memiliki penilaian kualitas tidur yang buruk
dikarenakan pada aspek penilaian kualitas tidur anak, jawaban yang
diberikan mendapatkan nilai skor 0-7 point yang merupakan indikator
kualitas tidur buruk pada anak, jawaban yang didapatkan yaitu sebagai
berikut : waktu tidur dari responden kebanyakan kurang dari 10 jam,
waktu yang dibutuhkan dari responden untuk dapat tertidur lelap lebih dari
15 menit, perasaan anak saat terbangun yaitu masih rasa mengantuk, tidak
nyeyak tidur, dan masih belum puas saat tidur dan mengakibatkan
responden sering bangun lambat. Selain beberapa indikator tersebut, ada

48
indikator lain yang ditunjukkan langsung dari anak sampai anak dapat
dinilai memiliki kualitas tidur buruk yaitu anak mudah lelah, terlihat
lingkar hitam dibawah mata, konjungtiva merah, anak rewel, anak sering
menguap, anak tampak bingung, konsentrasi anak menurun, dan
tangannya menunjukan andanya tremor.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang kemukakan oleh Merita M
(2019) Kualitas tidur yang kurang baik merupakan suatu susunan atau pola
tidur yang selalu mengalami gangguan yang mengakibatkan susahnya
seseorang untuk jatuh tertidur atau lama latensi tidur 1 jam dan lebih,
deep sleep yang tidak teratur, seringnya seseorang terbangun saat tidur,
saat terbangun sulit untuk tidur kembali9. Anak dengan usia prasekolah
kualitas tidurnya mengalami penurunan diakibatkan karena anak pada usia
ini biasanya sudah tidak menyukai tidur siang serta tidur malam mereka
lebih memilih bermain dan bersenang-senang dan melupakan waktu untuk
tidur serta beristirahat, akibat dari anak yang lebih asik bermain dan lupa
waktu tidur, anak akan menunjukkan tanda rendahnya tingkat kesehatan
fisiologis dan psikologis.
Adapun penelitian lain terkait dengan pengaruh pemberian pijat
smartpunktur terhadap kualitas tidur dan kuantitas tidur pada anak di
masyarakat pesisir Surabaya yang diteliti oleh Dian dan Dia (2017)
hasilnya kualitas dan kuantitas tidur anak sangat berpengaruh pada
pertumbuhan anak yaitu pertumbuhan kesehatan fisiologis maupun
psikologisnya.
Peneliti berasumsi bahwa langkah yang tepat untuk meningkatkan
kualitas tidur anak usia prasekolah dengan memberikan terapi
smartpunktur, dengan memberikan pijatan yang bersifat rileksasi pada
anak, akan membantu memberikan impuls baik ke anak untuk dapat tidur
dengan baik dan nyaman serta membantu meningkatkan kualitas tidur
anak lebih baik lagi.

49
2. Kualitas tidur anak usia prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu setelah diberikan Smartpunktur.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari 15 responden yang memiliki
kualitas tidur yang buruk dan telah diberikan Smartpunktur didapatkan
hasilnya sejumlah 14 responden (93.3%) memiliki kualitas tidur yang
baik dan 1 responden (6.7%) memiliki kualitas tidur buruk. Hasil ini
didapatkan peneliti setelah diberikan smartpunktur 6 kali dalam 2 minggu
pada 15 responden, hasil didapatkan dari data post test yang diberikan
kepada responden, test yang digunakan peneliti sama dengan pemberian
waktu pra test yaitu penilaian lewat koisoner kualitas tidur anak.
Peneliti berasumsi bahwa pada responden yang memiliki penilaian
kualitas tidur yang baik dikarenakan pada aspek penilaian kualitas tidur
anak, jawaban yang diberikan mendapatkan nilai skor 8-15 point yang
merupakan indikator kualitas tidur yang baik pada anak usia prasekolah,
hasil yang didapatkan yaitu anak dapat tidur lebih dari 10 jam perharinya,
waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur kurang dari sama dengan 15
menit, saat terbangun anak merasakan segar dan tidak mengantuk, anak
mulai nyenyak tidur, anak merasa puas dengan tidurnya, lingkar hitam
disekita mata muali menghilang, anak tidak kelelahan, konjungtiva tidak
merah, anak tidak lagi rewel atau cengeng, anak tidak merasakan mual
muntah, anak tidak sering menguap, anak tidak nampak kebingungan,
konsentrasi tidak menurun, tidak ada tremor serta postur tubuh stabil.
Responden yang mmempunyai penilaian kualitas saat tidur yang buruk
masih didapatkan 1 responden (6,7%) dikarenakan pada aspek penilaian
kualitas tidur anak, jawaban yang diberikan mendapatkan nilai skor 0-7
point yang merupakan indikator kualitas tidur buruk pada anak, hasil yang
didapatkan yaitu anak tidur masih kurang dari 10 jam perharinya, waktu
yang dibutuhkan untuk dapat tertidur lebih dari 15 menit, saat terbangun
anak merasakan tidak segar dan masih mengantuk, anak mulai masi
kurang nyenyak tidur, anak merasa belum puas dengan tidurnya, lingkar

50
hitam disekita mata masih ada, anak masih kelelahan, konjungtiva merah,
anak lagi rewel atau cengeng, anak tidak merasakan mual muntah, anak
sering menguap, anak tidak nampak kebingungan, konsentrasi masih
menurun, ada tremor serta postur tubuh tidak stabil.
Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Wong (2010)
bahwa terapi Smartpunktur merupakan salah satu terapi akupresur atau
pijat yaitu pijat kecerdasan otak yang merupakan suatu tehnik pijatan yang
dapat membantu kerja sistem saraf, sistem meridian serta sirkulasi darah
ke otak menjadi lebih lancar. Salah satu manfaat penting terapi
komplementer ini selain mencerdaskan otak dapat juga menurunkan
hormon stres dan membuat tidur lebih nyenyak pada anak9
Adapun penelitian lain terkait dengan pengaruh terapi Smartpunktur
terhadap kualitas tidur anak hospitalisasi pada umur prasekolah yang
diteliti oleh Syamsul (2019) tentang pengaruh Smartpunktur terhadap
kualitas tidur anak yang mengalami hospitalisasi pada umur prasekolah
hasilnya menunjukan adanya peningkatan kualitas tidur anak hospitalisasi
usia prasekolah lebih baik lagi dan membantu penyembuhan anak yang
mengalami hospitalisasi9.
Peneliti berasumsi bahwa setelah melakukan penelitan dengan adanya
pemberian Smartpunktur yang memiliki tujuan untuk meningkatkan
kualitas tidur anak lebih baik lagi dan bermanfaat untuk kesehatan
pertumbuhan dan perkembangan anak maka pemberian Smartpunktur
sangat berpengaruh mengubah kualitas tidur anak yang awalnya buruk
menjadi kualitas tidur baik
3. Pengaruh terapi Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada umur
prasekolah di Keurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota palu.
Berdasarkan hasil analisis bivariat menunjukan bahwa dari 15
responden sebelum diberikan Smartpunktur didapatkan kualitas tidur
buruk berjumlah 15 responden (100%). Sesudah diberikan Smartpunktur
didapatkan hasil 14 responden (93,3%) menunjukan peningkatan kualitas

51
tidur baik dan berjumlah 1 responden (6,7%) memiliki kualitas tidur
buruk.
Berdasarkan data yang diperoleh dan telah diolah setelah kegiatan pre-
post test selesai, kemudian kedua data tersebut dilakukan uji normalitas
untuk mengetahui sebaran data distrubusi normal atau tidak untuk
menentukan uji apa yang akan dilakukan selanjutnya. Setelah dilakukan
uji tersebut maka didapatkan hasil data ditribusi normal. Kemudian data
tersebut di analisis dengan uji Wilcoxon test dan diperoleh hasil bahwa

nilai probabilitas kumulatif dari Asymp.Sig.(2-tailed) sebesar 0,001


(0,05) maka didapatkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pada
Pemberian terapi Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak pada umur
prasekolah di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota Palu.
Berdasarkan hasil penelitian, responden yang mengikuti Smartpunktur
selama diberikan terapi mengalami perubahan dari awalnya masih
mengalami kesulitan untuk tidur, kualitas tidur buruk, susah untuk tertidur,
tidur tidak nyenyak, gelisa, rewel, konsentrasi menurun dan postur tubuh
tidak stabil. Setelah dilakukan terapi dalam waktu seminggu 3 kali dan
dilakukan selama 2 minggu secara teratur dan rutin, terlihat mengalami
perubahan sedikit demi sedikit yaitu waktu tidur yang mulai bertambah
lebih dari 10 jam, waktu yang dibutuhkan responden untuk dapat tertidur
kurang dari 15 menit, tidak terbangun saat tidur, nyenyak saat tiidur,
merasakan puas dengan tidurnya, tidak terlihat lingkar hitam dibawah
mata, koonjungtiva tidak merah, tidak pusing dan mual, dan masih banyak
lagi.
Penelitian ini sesuia dengan teori yang dikemukakan Wong (2010)
bahwa terapi Smartpunktur merupakan salah satu terapi akupresur atau
pijat yaitu pijat kecerdasan otak yang merupakan suatu tehnik pijatan yang
dapat membantu kerja sistem saraf, sistem meridian serta sirkulasi darah
ke otak menjadi lebih lancar12. Smartpunktur juga adalah salah satu terapi
komplementer alternatif yang legal yang dapat dilakukan di mana saja

52
termasuk pelayanan kesehatan9. Salah satu manfaat penting terapi
komplementer ini selain mencerdaskan otak dapat juga menurunkan
hormon stres dan membuat tidur lebih nyenyak pada anak9.
Penelitian ini juga sesuai penelitian yang dibuat oleh Sitti M.
Abdurahman (2018) yang berjudul pengaruh pijatan Smartpunktur pada
kualitas tidur anak di desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten
Gorontalo yang membuktikan ialah adanya pengaruh pijatan
Smartpunktur terhadap kualitas saat tidur anak dengan uji Wilcoxon test,
kelompok control hasil yang didapatkan p = 1.000 dan pada kelompok
intervensi hasil yang didapatkan p = 0.025 dan juga sesuai dengan
penelitian yang dibuat oleh Haniyyah (2019) tentang hubungan frekuensi
pijatan Smartpunktur pada anak dengan kualitas tidur anak di Asri
Medical Center Yogyakarta tahun (2019) menunjukan bahwa ada
hubungan antar pijat Smartpunktur dengan kualitas tidur anak di Asri
Medical Center Yogyakarta nilai yang didapatkan p sebesar 0,001 <
0,00528.
Peneliti berasumsi bahwa kualitas tidur buruk pada anak usia
praskolah bukan hanya dapat diobati melalui obat farmakologi tetapi
dengan terapi komplementer juga bisa mengatasi kualitas tidur buruk pada
anak yaitu dengan pemeberian Smartpunktur untuk meningkatkan kualitas
tidur anak lebih baik lagi.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Duyu
Kecamatan Tatanga Kota Palu mengenai pengaruh terapi Smartpunktur

53
terhadap kualitas tidur anak pada umur Prasekolah, maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Tingkat kualitas tidur anak usia prasekolah sebelum diberikan
Smartpunktur yaitu 15 responden (100%) memiliki kualitas tidur yang
buruk.
2. Tingkat Kualitas tidur responden setelah diberikan Smartpunktur terjadi
peningkatan menjadi 14 responden (93%) memiliki kualitas tidur yang
baik dan 1 responden (7%) masih memiliki kualitas tidur yang buruk.
3. Ada pengaruh terapi Smartpunktur terhadap peningkatan kualitas tidur
pada anak umur prasekolah.
B. Saran
1. Ilmu Pengetahuan ( Pendidikan )
Penelitian ini hasilnya dapat dipakai sebagai bahan bacaan dan untuk
meningkatkan pengetahuan bagi mahasiswa STIKES Widya Nusantara
Palu terkait mata kuliah keperawatan anak yang mempunyai hubungan
terkait materi anak usia prasekolah untuk dapat memberikan intervensi
komplementer dengan tehnik pijat smartpunktur untuk meberikan kualitas
tidur yang baik pada anak usia prasekolah yang memiliki kualitas tidur
kurang baik.

2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam penelitian
ini, masyarakat di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu,
diharapkan agar mampu menerapkan terapi pijat smartpunktur jika
mengalami gangguan tidur atau kualitas tidur buruk.
3. Tempat Penelitian (untuk orang tua anak)
Penelitian ini hasilnya diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
tindakan terapi pijat smartpunkture kepada orangtua dalam mengobati
masalah tidur atau gangguan tidur yang dialami anak di Kelurahan Duyu,
Kecamatan Tatanga, Kota Palu.

54
DAFTAR PUSTAKA
1. Imran, Fadhilah Mappaseleng N, Busthami D. Penegakan Hukum Terhadap
Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika Yang Dilakukan Oleh Anak.
Indones J Crim Law 2020; 2: 93–104.
2. Attitude NS, Hyovovolemic OF, Management S. JIM FKep Volume IV No. 1

55
2018. 2018; IV: 13–18.
3. World Health Organization 2020. Global Status Report On Noncommunicable
Diseases. 2020; 2020.
4. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Badan
Pusat Statistik. Profil Anak Indonesia Tahun 2019. Kementeri Pemerdayaan
Peremp dan Perlindngan Anak 2019; 378.
5. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Issn 2089-
3523. Profil Anak Indones 2020.
6. Badan Pusat Statistik. Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi
Tengah. Badan Pus Stat.
7. Kecamatan Ulujadi dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Palu. 2020; 1–
346.
8. Merita M. Tumbuh Kembang Anak Usia 0-5 Tahun. 2019. Epub ahead of print
2019. DOI: 10.36565/jak.v1i2.29.
9. Syamsul Rizal. Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak
Hospitalisasi Usia Prasekolah. 2013.
10. Sulistiyani C. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kualitas Tidur
Pada Mahasiswa. Kesehat Masy 2012; 1: 280–292.
11. Keswara UR, Syuhada N, Wahyudi WT. Perilaku penggunaan gadget dengan
kualitas tidur pada remaja. Holistik J Kesehat 2019; 13: 233–239.
12. Widyaningsih A, Isfaizah I, ... IbM Sukses Ujian Nasional dengan
Reinforcement Minat dan Smart Punture Siswa Kelas XII. J Pengabdi … 2018;
1: 61–68.
13. Masruroh, Cahyaningrum, Windayanti H. Peningkatan Pengetahuan Siswa
Kelas XII Tentang Smart Punture Di SMK Kesehatan Darussalam dan SMK
Harapan Mulya. Indones J Community Empower; 1.
14. Martini S, Roshifanni S, Marzela F. Pola Tidur yang Buruk Meningkatkan
Risiko Hipertensi. Media Kesehat Masy Indones 2018; 14: 297.
15. Gangguan H, Tidur K, Psqi M, et al. Degan Fungsi Kognitif Pada PPDS Pasca
Jaga Malam. 2018; 1: 91–101.
16. Diarti E, Sutriningsih A, Rahayu H W. Hubungan Antara Penggunaan Internet
Dengan Gangguan Pola Tidur Pada Mahasiswa Psik Unitri Malang. Nurs News
(Meriden) 2017; 2: 321–331.
17. Ambarwati R. Tidur, Irama Sirkadian dan Metabolisme Tubuh. J Keperawatan

56
2017; X: 42–46.
18. Sudjana. Metode Statistik. Bandung: Tasito, 1992.
19. Hapsari A, Kurniawan A. Efektivitas Cognitive Behavior Therapy ( CBT )
Untuk Meningkatkan Kualitas Tidur Penderita Gejala Insomnia. J Ilmu Kel
Kons 2019; 12: 223–235.
20. Wahyu K. Pengaruh terapi akupresur terhadap kualitas tidur lansia di balai
pstw unit budi luhur kasongan bantul yogyakarta. 2017; 6–9.
21. Rs DI, Maris S. Evaluasi Pemberian Terapi Akupresur Dalam Meningkatkan
Kualitas Tidur Pasien Gagal Ginjal Tahap Akhir Di Rs. Stella Maris Makassar.
Patria Artha J Nurs Sci; 1. Epub ahead of print 2017. DOI:
10.33857/jns.v1i2.73.
22. Putri MFEP, Murtaqib, Hakam M. Pengaruh relaksasi aromaterapi jasmine
terhadap kualitas tidur pada lansia di Karang Werdha (The effect of jasmine
aromatherapy relaxation towards sleeping quality for elderly at elderly
association). e-Jurnal Pustaka Kesehat 2018; 6: 461–468.
23. Oktaviana, Yuli, Drs Noch and AKMA. Pengaruh Informasi Akuntansi
Diferensial Terhadap Keputusan Alternatif Dan Dampak Terhadap
Perencanaan LABA (Studi Kasus Pada Salah Satu Industri Keramik Naungan
UPTD Litbang Keramik Plered). Diss. Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Unpas Bandung. Metod Penelit Ilm 2018; 84: 487–492.
24. Sari RF. Hubungan Pengetahuan Guru Tentang Manajemen Pembelajaran
dengan Kinerja Guru di MTs Negeri 2 Medan. J Manaj Pendidik Islam 2017;
1: 1–11.
25. Dr. Harnavinsah A. Variabel-Variabel dalam Penelitian.
26. Nasution S. Sangkot. Program Studi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal , Var
Peneliti 2017; 05: 1–9.
27. Febriansyah A. Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada
Young Enterpreneur Academy Indonesia Bandung. J Ris Akunt; 8. Epub ahead
of print 2017. DOI: 10.34010/jra.v8i2.525.
28. Imam A. Pengaruh Pijat Smartpunktur terhadap kualitas tidur anak di desa
Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. J Chem Inf Model 2018;
53: 1689–1699.

57
58
59
NASKAH PENJELASAN
Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu.

Nama : Marchelin Cicilia Mouto


Nim : 201701071
TTL : Pendolo, 6 Maret 1999
Alamat : Jalan Masjid Raya
Hendak melakukan penelitian dengan berjudul “Pengaruh Smartpunktur
Terhadap Kualitas Tidur Anak Umur Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu”.

Untuk kepentingan tersebut saya berharap kesediaan responden dari


Bapak/Ibu, Saudara (i) menjadi responden untuk penelitian ini dan bersedia bertanda
tangan di kertas persetujuan untuk menjadi responden. Berikutnnya saya
mengharapka Bapak/Ibu, Saudara (i) untuk mengikuti prosedur tindakan yang kami
berikan dan jawaban anda dijamin kerahasiaanyadan penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat semaksimal mungkin untuk mendapatkan treatmen tanpaad rugi.. Jika
Bapak/Ibu, Saudara (i) tidak bersedia untuk menjadi responden, tidak bermasalah
bagi Bapak/Ibu, Saudara (i).

Atas perhatian dan kerja samanya, kami ucapkan terima kasih.

Peneliti

(Marchelin Cicilia Mouto)

51
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan Widya Nusantara Palu dengan judul Pengaruh Smartpunktur Terhadap
Kualitas Tidur Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan Tatanga Kota
Palu

Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Suku :
Agama :
Hubungan dengan Anak :

Saya memahami penelitian ini dimaksudkan untuk kepentingan ilmiah dalam


rangka menyusun skripsi bagi peneliti dan tidak akan mempunyai dampak negatif
serta merugikan bagi saya. Sehingga jawaban dan hasil observasi, benar- benar dapat
dirahasiakan. Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.
Demikian lembar persetujuan ini saya tanda tangani dan kiranya
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Palu, 2021

Responden

(…………………………..)

52
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SMARTPUNKTUR

1. Defenisi
Pengobatan pijat meningkatkan kualitas otak (smartpunktur) adalah
suatu pijatan untuk melancarkan aliran darah, syaraf dan meridian
yang menuju ke arah kepala dan otak (Wong, 2010).

2. Tujuan/Manfaat

a. Membantu dapat tidur lebih nyenyak lagi sehingga


dapat meningkatkan kemampuan konsentrasi

b. Membantu tingkatkan kecerdasan otak

c. Membantu tingkatkan daya ingat

d. Membantu berikan rasa rileks pada bagian otak dan


tubuh dengan melancarkan peredaran darah

3. Cara Kerja

a. Memohon kesediaan orangtua responden penelitian


dengan memberi tahu tujuan dan manfaat
penelitian.

b. Memberikan penjelasan kepada responden menurut


etika penelitian dan memberikan lembar
keikutsertaan responden.

53
c. Menetapkan responden apakah menjadi kelompok
intervensi atau kelompok kontrol.

d. Memberikan kuesioner kualitas tidur anak.

e. Cuci tangan

f. Atur posisi pasien

g. Tentukan titik pada titik-titik yang akan diterapi

h. Melakukan pemijatan secara memutar atau dengan


cara ditotok pada titik :

1. GV 20 (Pai Hui /ratusan pertemuan)


Letak : di atas ubun ubun kepala.
Manfaat : melancarkan darah pada daerh titik ini membuat
aliran darah ke otak dan jantung terpenuhi sehingga daya piker
lebih maksimal. Sakit kepala, pusing, vertigo, dan migan dapat
di atasi dengan pemijatan pada titik ini

2. Yin Tang (ekstra 1)


Letak : di atas hidung
Manfaat : melancarkan aliran darah ke
otak, mengatasi keluhan sakit kepala,
penyakit hidung dan kejang. Selain itu
pemijatan di titik ini dapat
meningkatkan konsentrasi

54
3. GV 26 (Ren Cung/ pusat manusia)
Letak : dibawah hidung, di atas bibir,
tengah bibir.
Manfaat : meningkatkan konsentrasi
dan kesadaran serta mengatasi keluhan
sakit kepala dan pingsan.

4. Tai Yang (Ektra 2)


Letak : disamping pelipis mata
Manfaat : mengatasi keluhan sakit
kepala, migrain, mata bengkak dan
merah, serta melancarkan aliran darah
dari kepala ke otak.

5. Si 19 (Ting Kung/ istana pendengaran)


Letak : depan lubang telinga
Manfaat : melancarkan aliran darah ke otak,
mengatur nafsu makan, dan minum,
mengatasi sakit kepala, gangguan
pendengaran, dan telinga berdengung.

6. ST 8 (Teu Wei/ Ikatan Kepala)


Letak : belakang batas rambut pelipis
kepala
Manfaat : mengatasi keluhan sakit kepala,
migraine, sakit kening, dan nyeri mata.
Lancarnya peredaran darah dari bawah mata
dan pipi yang melewati depan telinga serta

55
samping kepala membuat peredaran darah kea rah kepala jadi
lancer.

7. GB 20 (Fung Ce/ Kolam angina)


Letak : gunakan jempol di batas belakang
rambut
Manfaat : melancarkan peredaran darah dari
samping mata, telinga
dan kepala, pemijatan pada titik ini sering
digunakan untuk mengatasi keluhan sakit
kepala, pusing, vertigo, migraine dan pilek.
8. TE 17 (I Fung/ Tirai angina)
Letak : dibelakang telinga bagian bawah
Manfaat : melancarkan aliran darah ke otak
dan pendengaran.

Lampiran 3.1 Standar Operasional Prosedur (SOP)

56
57
69
KUESIONER PENELITIAN

Pengaruh Smartpunktur Terhadap Kualitas Tidur Anak


Usia Prasekolah Di Kelurahan Duyu Kecamatan
Tatanga Kota Palu

Kode :

Tanggal/waktu :

Tempat :

Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : dijawab dengan cara memberikan checklist (√) pada bagian kotak.

Dan pada pertanyaan yang tidak terdapat kotak, dijawab dengan cara ditulis pada

bagian yang kosong.

Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan jujur sesuai dengan keadaan anak

Bapak/Ibu yang sebenarnya.

1. Umur .......................Tahun
2. Alamat .......................

3. Jenis kelamin 1. Laki-laki 2. Perempuan


:

3. Suku :

1. Makassar 4. Toraja

2. Bugis 5. Lain-lain, ………

3. Mandar

4. Agama :

1. Islam 3. Hindu

2. Kristen/Katolik 4. Budha

58
70

Bagian 2. Kuesioner Kualitas Tidur

Petunjuk : Bapak/Ibu akan ditanyakan informasi tentang kondisi tidur anaknya

Pada pertanyaan yang terdapat kotak di jawab dengan cara di checklist (√)

1. Berapa waktu anak untuk dapat tidur tiap 1 hari? :

1. < 10 jam 2. ≥ 10 jam

2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan anak agar dapat tertidur? :

1. > 15 menit 2. ≤ 15 menit

3. Apakah anak mudah terbangun saat tidur, berapa kali? :

1. > 1 kali 2. Tidak ada

4. Saat bangun bagaimana perasaanya? :

1. Masih mengantuk 2. Merasa segar dan tidak mengantuk

5. Apakah anak nyeyak saat tidur? :

1. Tidak nyenyak 2. Nyenyak

6. Apakah anak puas saat tidur :

1. Tidak puas 2. Puas


Bagian 3. Data Observasi

Petunjuk : data observasi didapat dari hasil pengamatan peneliti terhadap


No Pertanyaan Ya Tidak

1. Adanya lingkar hitam di bawah mata

2. Anaka merasa Kelelahan

3. Apakah terlihat konjungtiva merah

4. Apakah anak Irritable (cengeng, rewel,


menangis)?

5. Apakah anak meraakan Pusing serta mual?

6. Apakah anak terlihat sering menguap?

7. Apakah anak terlihat bingung?

8. Apakah terlihat konsentrasi anak menurun


serta respon lambat

9. Apakah terlihat tangan tremor serta Postur


tubuh tidah stabil
BULAN
N
KEGIATAN DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS
O
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
1 Judul                                                                        
Pengumuman
ACC Judul
dari
2 pembimbing                                                                        
Penyusunan
proposal dan
3 bimbingan                                                                        
Ujian
4 proposal                                                                        
Perbaikan
5 proposal                                                                        
6 Penelitian                                                                        
Pengelolahan
data dan
bimbingan
7 skripsi                                                                        
8 Ujian Skripsi                                                                        

JADWAL KEGIATAN
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRA TEST EKSPERIMEN 15 3 6 4.40 .828
POST TEST EKSPERIMEN 15 6 15 13.00 2.236
Valid N (listwise) 15

UJI NORMALITAS
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
KELAS N Percent N Percent N Percent
HASIL PRA TEST EKSPERIMENT 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%
POST TEST EKSPERIMEN 15 100.0% 0 0.0% 15 100.0%

Descriptives
KELAS Statistic Std. Error
HASIL PRA TEST EKSPERIMENT Mean 4.4000 .21381
95% Confidence Interval for Lower Bound 3.9414
Mean Upper Bound 4.8586
5% Trimmed Mean 4.3889
Median 4.0000
Variance .686
Std. Deviation .82808
Minimum 3.00
Maximum 6.00
Range 3.00
Interquartile Range 1.00
Skewness .801 .580
Kurtosis .337 1.121
POST TEST EKSPERIMEN Mean 13.0000 .57735
95% Confidence Interval for Lower Bound 11.7617
Mean Upper Bound 14.2383
5% Trimmed Mean 13.2778
Median 13.0000
Variance 5.000
Std. Deviation 2.23607
Minimum 6.00
Maximum 15.00
Range 9.00
Interquartile Range 2.00
Skewness -2.344 .580
Kurtosis 7.141 1.121

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
KELAS Statistic df Sig. Statistic df Sig.
HASIL PRA TEST EKSPERIMENT .352 15 .000 .805 15 .004
POST TEST EKSPERIMEN .367 15 .000 .694 15 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
a
POST-TEST - PRE-TEST Negative Ranks 0 .00 .00
b
Positive Ranks 15 8.00 120.00
Ties 0c
Total 15
a. POST-TEST < PRE-TEST
b. POST-TEST > PRE-TEST
c. POST-TEST = PRE-TEST

Test Statisticsa
POST-TEST -
PRE-TEST
Z -3.425b
Asymp. Sig. (2-tailed) .001
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.
DOKUMENTASI PENELITIAN

A. Gambar memohon persetujuan responden

B. Gambar pengisian koisioner


C. Gambar pemberian pijat Smartpunktur pada responden
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pendolo pada 6 Maret 1999 dari ayah Yoel Mouto dan
ibu Eki Ernawati Bungkolu. Penulis adalah putri pertama dari tiga bersaudara. Tahun
2017 penulis lulus dari SMA GKST IMANUEL Palu dan tahun yang sama penulis
lulus seleksi masuk STIKes Widya Nusantara Palu dan diterima di Program Studi
Ilmu Keperawatan.

Selama perkuliahan, mahasiswa aktif sebagai Anggota Pengurus Himpunan


Mahasiswa Keperawatan (HMK) STIKes Widya Nusantara Palu periode 2018-2019
dan 2019-2020.

Anda mungkin juga menyukai