Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH TEKHNIK MINDFULNESS TERHADAP

PENURUNAN STRES PADA SISWA KELAS X


SMA NEGERI 7 PALU

SKRIPSI

NADILA YUNINDA
201601029

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Tekhnik


Mindfulness Terhadap Penurunan Stres Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Palu”
adalah benar karya saya dengan dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber
informasi yang berarasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta skripsi saya kepada STIKes
Widya Nusantara Palu.

Palu, Agustus 2020

NADILA YUNINDA
NIM 201601029

ii
ABSTRAK

NADILA YUNINDA. Pengaruh Tekhnik Mindfulness Terhadap Penurunan Stres Pada


Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Palu. Dibimbing oles AFRINA JANUARISTA dan
ARDIN S HENTU.

Mindfulness adalah keadaan sadar penuh dan penuh perhatian dalam menghadapi
kejadian yang terjadi saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan perbedaan
Tingkat stres pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu sebelum dan sesudah diberikan
Tekhnik mindfulness. Jenis dari penelitian ini adalah Kuantitatif dengan desain pre-
eksperimen menggunakan rancangan pre-test dan post-test dalam satu kelompok (One
Group Pre Test Post Test Design). Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa
SMA Negeri 7 Palu yaitu 932 siswa. Sampel berjumlah 10 orang, dengan tekhnik
pengambilan sampel menggunakan teori Sugyono 2016 dengan besaran sampel pada
kelompok eksperimen minimal 10-20 orang. Hasil penelitian dari 10 responden dengan
menggunakan uji Paired sample t-test (uji-t berpasangan) diperoleh nilai p 0,000 (p ≤
0,05), dengan demikian secara statistik ada pengaruh tekhnik mindfulness terhadap
penurunan stres pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu. Simpulan tingkat stres seluruh
responden sebelum diberikan Mindfulness mengalami stres akademik sangat tinggi
(100%). Dan tingkat stres responden setelah diberikan tekhnik Mindfulness adalah stres
akademik sangat rendah (60%) dan stres akademik rendah (40%). Ada pengaruh tekhnik
mindfulness terhadap penurunan tingkat stres siswa SMA Negeri 7 Palu (p=0,000). Saran
diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan atau masukkan guru dan masyarakat
dalam penurunan stres terlebih lagi pada stres akademik siswa.

Kata Kunci : Tekhnik Mindfulness, Stres

iii
PENGARUH TEKHNIK MINDFULNESS TERHADAP
PENURUNAN STRES SISWA KELAS X
SMA NEGERI 7 PALU

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

NADILA YUNINDA
201601029

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

iv
PENGARUH TEKHNIK MINDFULNESS TERHADAP
PENURUNAN STRES SISWA KELAS X
SMA NEGERI 7 PALU

SKRIPSI

NADILA YUNINDA
201601029

Skripsi Ini Telah Diujikan Tanggal 27 Agustus 2020

Ns. Afrina Januarista, S.Kep.,M.sc (.................................................)


NIK. 20130901030

Ns. Ardin S Hentu, S.Kep., M.Kes (.................................................)


NIK. 20190901099

Mengetahui,
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Widya Nusantara Palu

Dr. Tigor H. Situmorang, MH., M.Kes


NIK. 20080901001

v
PRAKATA

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat, rahmat, dan karunia-Nya serta terimaksih yang sebesar – besarnya kepada
orang tua yang amat penulis cintai Ayahanda Moh. Natsir H Datukarama dan
Ibunda Nova Linzah yang telah membesarkan juga yang tak pernah habis-
habisnya memberikan kasih sayang, motivasi dan yang selalu mendoakan demi
keselamatan serta kesuksesan anak-anaknya. Sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi dengan judul “ Pengaruh Tekhnik Mindfulness Terhadap Penurunan Stres
Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Palu”. Skripsi ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep).
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan, kritik, dan
saran dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. Pesta Corry, S.Dipl.MW.SKM.M.Kes, Selaku ketua yayasan STIKes
Widya Nusantara Palu.
2. Dr. Tigor H Situmorang, M.H.M.Kes, Selaku ketua STIKes Widya Nusantara
Palu
3. Ns. Afrina Januarista, S.Kep.M.Sc, Selaku pembimbing I yang telah
membimbing, mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam
menyusun skripsi ini.
4. Ns. Ardin S Hentu, S.Kep.M.Kep, Selaku pembimbing II yang telah
membimbing, mengajar, dan memberi motivasi kepada peneliti, dalam
menyusun skripsi ini.
5. Ns. Parmin, M.Kep, Selaku penguji yang telah memberikan banyak masukan
dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Hasnidar, S.Kep.Ns.M.Kep, Selaku ketua program studi Ners STIKes Widya
Nusantara Palu.
7. Dosen dan Staf STIKes Widya Nusantara Palu yang telah memberikan
motivasi kepada saya sehingga dapat menyusun skripsi ini.

vi
8. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Palu beserta Staf dan Jajarannya yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk pengambilan data awal sekaligus
melaksanakan penelitian.
9. Yang teristimewa Rahmat Wijaya dan Teman-teman saya, Alfandi, Edi
Riswandi, Ady Saputra, Dian Retno Haryati, Eka Nurfadillah Islamiah, Ari
Lisdayanti, Wahida Nurhasanah, Diah Kurniaty, Mirsyad Nur Syahbana,
Ozchan, Delka Marpiano, Ramadani, Agung Hadibyo, Irvan Hartanto
Mohama, Reski Aulia Nur, dan I Wayan Sumado.
10. Teman - teman Perawat Angkatan 2016 terima kasih atas dukungan, motivasi,
dan doanya dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Terima kasih atas masukan dan semua ilmu yang telah diberikan dan juga
dedikasinya terhadap ilmu keperawatan. Dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Dan memohon maaf apa bila ada kesalahan dan ketidak sopanan yang mungkin
telah saya perbuat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
masihbelum sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifatmembangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata,
penulisberharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk
menambahpengetahuan dalam bidang kesehatan dan bermanfaat bagi
pengembangan ilmu

Palu, 27 Agustus 2020


Penulis

Nadila Yuninda

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERNYATAAN ii
ABSTRAK iii
HALAMAN JUDUL iv
PRAKATA vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR BAGAN xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 3
C. Tujuan Penelitian 3
D. Manfaat Penelitian 4
BAB II TUNJAUAN PUSTAKA 5
A. Tinjauan Umum Tentang Stres 5
B. Tinjauan Umum Tentang Mindfulness 15
C. Pengaruh Mindfulness Terhadap Stres 19
D. Kerangka Konsep 20
E. Hipotesis 21
BAB III METODE PENELITIAN 22
A. Desaian Penelitian 22
B. Tempat dan Waktu Penelitian 23
C. Populasi dan Sampel Penelitian 23
D. Variabel Penelitian 24
E. Definisi Operasional 24
F. Instrumen Penelitian 25
G. Tekhnik Pengumpulan Data 25
H. Analisa Data 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 30
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 30

viii
B. Hasil Penelitian 30
C. Pembahasan 33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 39
A. Simpulan 39
B. Saran 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Test of Normality 27

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Pada Siswa Kelas X 30


SMA Negeri 7 Palu

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Siswa


31
Kelas X SMA Negeri 7 Palu

Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Stres Siswa SMA Negeri 7 Palu Sebelum 31
Diberikan Tekhnik Mindfulness

Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Stres Siswa SMA Negeri 7 Palu Setelah 32
Diberikan Tekhnik Mindfulness

Tabel 4.5 Pengaruh Tekhnik Mindfulness Terhadap Penurunan Stres 32


Siswa Kelas X SMA Negeri 7 Palu

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Kerangka Konsep 20


Gambar 3.1 Desain Penelitian 22
Gambar 3.2 Alir Penelitian 29

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Tahapan Pelaksanaan Mindfulness 19

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden


Lampiran 2 Lembar Kuesioner Stres Akademik Education Stress Scale
(ESSA)
Lampiran 3 Tahap-Tahap Pelaksanaan Pelatihan Mindfulness
Lampiran 4 Surat Penunjukkan Dosen Pembimbing
Lampiran 5 Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 Balasan Surat Pengambilan Data Awal
Lampiran 7 Surat Izin Peneliti
Lampiran 8 Jadwal Penelitian
Lampiran 9 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 10 Balasan Surat Selesai Penelitian

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stres pada kalangan remaja biasanya disebabkan oleh konflik yang


terjadi pada dirinya sendiri maupun pada orang lain, dan peristiwa negatif
yang dialami oleh remaja juga mampu menjadi penyebab stres1. Menurut
Word Health Organization (WHO), ada sekitar 20% remaja di dunia yang
mengalami stres dan mental emosional setiap tahunnya2. Di Indonesia sendiri
pada tahun 2016 prevalensi stres dan mental emosional ringan berjumlah
sekitar 14 juta jiwa, sedangkan yang mengalami gangguan mental berat
sekitar 400 ribu jiwa dan remaja yang berusia diatas 15 tahun memiliki
prevalensi stres sebesar 6,1%3.Sementara itu, dari hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) Tahun 2018 dinyatakan bahwa sulawesi tengah memiliki
prevalensi gangguan mental emosional tertinggi dibandingkan daerah-daerah
lain yaitu sebesar 19,8% pada remaja dengan usia 15 tahun keatas. Angka ini
meningkat dibandingkan dengan angka kejadian pada tahun 2013 yaitu hanya
sebesar 9,8%4.
Mekanisme tubuh seseorang yang mengalami stres akan dimulai dengan
sistem biologis tubuh yang berperan sebagai sistem syaraf otonom dan aksis
hypothalamic pituitary adrenal (HPA) pada otak1. Pada masa remaja akan
ada masa yang menggambarkan ketegangan emosi atau juga disebut masa
badai & topan (storm and stress), pada keadaan ini remaja akan mengalami
emosi yang tidak stabil dan meledak-ledak. Kejadian tersebut salah satunya di
sebabkan oleh masalah masalah yang terjadi di sekolah seperti penyesuaian
diri, sosial, dan pertentangan dengan aturan sekolah yang di terapkan1.
Sekolah seharusnya menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa.
Namun dilain hal, sekolah bisa menjadi sumber masalah bagi siswa hingga
menimbulkan stres. Masalah ini di akibatkan oleh siswa yang sulit mengikuti
atau menerima tambahan jam pelajaran hingga berujung pada stres belajar
atau di sebut juga stres akademik5. Stres akademik merupakan respon siswa
terhadap berbagai tuntutan yang bersumber dari proses belajar seperti

1
2

tuntutan naik kelas, menyelesaikan banyak tugas, tuntutan penambahan jam


pelajaran dan tuntutan untuk dapat mengatur waktu belajar5.
Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan Mufadhal Barseli
(2017) yang berjudul “ Tingkat Stres Akademik Siswa SMA Negeri Kota
Padang” di dapatkan hasil tingkat stres akademik siswa SMA Negeri kota
Padang tergolong berada dalam kategori tingkat stres akademik sedang yaitu
sebesar 71,8%. Sementara itu 13,2% siswa SMA Negeri kota Padang berada
pada tingkat stres tinggi dan 15% stres akademik rendah. Hal ini berarti
kondisi siswa SMA Negeri Kota Padang merasakan kondisi stres akademik,
akan tetapi mereka masih dapat mengontrolnya6.
Hasil studi penelitian yang dilakukan Oki Hidayat dan Endang
Fourianalistyawati (2016) yang berjudul “Peran Mindfulness Terhadap Stres
Akademis” didapatkan hasil regresi menunjukan bahwa dimensi mindfulness
dapat memprediksi 13,9% dari dimensi stressor akademis. Setiap satu
kenaikan skor mindfulness terjadi penurunan -0,308 pada skor stressor
akademis. Jadi dapat disimpulkan bahwa mindfulness berperan dalam
menurunkan kemunculan stres akademis khususnya pada dimensi stressor
akademis7.
Berdasarkan masalah tersebut menjadikan alasan pemberian tekhnik
Minfulness untuk mengurangi stres akademik yang di alami siswa.
Mindfulness (kesadaran penuh) merupakan kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam mengontrol emosi karena peningkatan kualitas kesadaran
diri8.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 Maret
2020 di SMA Negeri 7 Palu, dari hasil wawancara dengan Kepala Sekolah di
SMA Negeri 7 palu bahwa jumlah siswa yang berada di SMA tersebut dari
kelas X hingga kelas XII berjumlah 932 siswa yang terbagi atas dua jurusan
yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Peneliti juga melakukan wawancara terhadap 10 siswa yang berasal dari
jurusan IPS dan IPA mereka mengatakan salah satu penyebab stres yang
timbul dari sekolah adalah banyaknya tugas dan waktu pembelajaran yang
3

sangat panjang karena sekolah telah menerapkan Kurikulum 2013 yang


mengharuskan Full Day School.
Siswa yang sempat di wawancarai memiliki macam-macam respon
stres, beberapa siswa mengungkapkan bahwa mengalami kesulitan tidur pada
malam hari dan sulit berkonsentrasi pada saat jam mata pelajaran
berlangsung. Dan untuk siswa lainnya mereka merasakan kesulitan
berkonsentrasi saat mata pelajaran sedang berlangsung karena memikirkan
banyaknya tugas yang mengakibatkan beberapa dari mereka malas mengikuti
mata pelajaran atau bolos ketika jam mata pelajaran berlangsung. itu semua
dikarenakan oleh ketidaknyamanan siswa dalam berkonsentrasi yang
diakibatkan oleh tuntutan tugas dari sekolah dan waktu belajar yang panjang.
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh mindfulness terhadap penurunan stres siswa di SMA Negeri 7 Palu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut: Apakah ada pengaruh tekhnik Mindfullness terhadap penurunan stres
pada siswa kelas X di SMA Negeri 7 Palu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Dianalisisnya pengaruh tekhnik Mindfulness terhadap penurunan


stres pada siswa kelas X di SMA Negeri 7 PALU.

2. Tujuan Khusus

a. Teridentifikasi stres remaja sebelum diberikan tekhnik mindfulness.


b. Teridentifikasi stres remaja setelah diberikan tekhnik mindfulness.
c. Dianalisis pengaruh mindfulness terhadap penurunan stres.

D. Manfaat Penelitia

1. Bagi ilmu pengetahuan (Pendidikan)


4

Dapa dijadikan sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa STIKes


Widya Nusantara Palu, guna menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
mahasiswa. Selain itu juga, untuk mengembangkan kurikulum STIKes
Widya Nusantara Palu dalam melaksanakan program pembelajaran
mengenai Keperawatan Jiwa.

2. Masyarakat

Manfaat bagi masyarakat dalam hal ini siswa dan siswi SMA Negeri
7 Palu, yaitu di harapkan agar dapat meberikan pemahaman dasar dari
tekhnik mindfulness untuk meminimalisir kejadian stres di lingkup
masyarakat.

3. Instansi Tempat Meneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi alternatif untuk Siswa dan


Siswi SMA 7 Palu, dengan menerapkan tekhnik Mindfulness pada individu
masing masing yang diharapkan para siswa dapat mengelolah stres dengan
baik.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Stres

1. Definisi Stres

Stres dapat didefinisikan sebagai suatu reaksi fisik maupun psikis


terhadap tuntutan yang akan menimbulkan ketegangan dan mengganggu
stabilitas kehidupan juga mempengaruhi sistem hormonal pada tubuh9.
Stres juga di artikan sebagai atribut modern karena stres sudah menjadi
hal yang tidak terelakkan dari kehidupan manusia baik itu di lingkungan
sekolah, kerja, keluarga, atau dimana saja. Stres tidak hanya di rasakan
oleh orang dewasa tetapi juga pada anak-anak, remaja hingga lanjut usia .
dengan kata lain stres dapat terjadi pada siapapun dan dimanapun, yang
menjadi masalah ketika stres yang di alami seseorang dengan jumlah yang
banyak, dampaknya stres akan membahayakan kondisi fisik dan mental10.
Stres adalah respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan) stres remaja ini digunakan secara bergantian
untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang
tidak di sukai berupa respon fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap
stres. Konteks yang mempertemukan antara individu dengan stimulus
yang membuat stres, semua sebagai suatu sistem11.
Stres adalah respon tubuh yang tidak spesifik terhadap setiap
kebutuhan tubuh yang terganggu, suatu fenomena universal yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari setiap orang yang
mengalaminya12.
Dapat disimpulkan stres adalah respon yang diberikan seseorang
setiap kejadian yang dialami dalam kehidupan seseorang dan tidak dapat
dihindari bahwa setiap orang pasti akan mengalami stres didalam
kehidupannya sehari-hari.

5
6

2. Sumber Stres

Ada banyak sekali penyebab stres, dalam istilah penyebab stres


disebut stressor. Stressor adalah keaadaan atau situasi, objek atau
individu yang dapat menimbulkan stres. Secara umum, ada 3 bentuk
stressor yaitu stressor fisik, sosial, dan psikologis13.

a. Stressor Fisik

Suhu (panas dan dingin), suara bising, polusi udara, keracunan


obat atau bahan kimia merupakan bentuk stressor fisik.

b. Stressor Sosial

1) Stressor yang terjadi dilingkungan pekerjaan, perubahan teknologi


yang cepat, pajak yang tinggi disebut stressor sosial, ekonomi dan
politik.
2) Rasa cemburu, kehilangan anggota keluarga, kehilangan peran seks
dalam keluarga, masalah keuangan atau perbedaan gaya hidup
dengan pasangan atau anggota keluarga yang lain.
3) Stressor yang dirasakan dijabatan dan karir yaitu seperti persaingan
dengan sesama teman, tidak terciptanya hubungan yang baik
dengan sejawat atau atasan, dan juga aturan kerja.
4) Hubungan sosial yang buruk kemudian harapan sosial yang terlalu
tinggi dan pelayanan yang buruk termasuk dalam stressor
interpersonal dan lingkungan.

c. Stressor Psikologi

1) Frustasi

Frustasi merupakan keadaan dimana adanya keinginan dan


tujuan tidak tercapai karena adanya hambatan.

2) Ketidak pastian

Munculnya perasaan ragu atau perasaan tidak pasti terhadap


pekerjaan dan masa depannya. Atau timbulnya perasaan seperti
tertekan atau kebingungan juga perasaan bersalah dan khawatir.
7

3. Tahap Stres

Stres biasanya memiliki gelajala-gelaja yang kadang-kadang sulit


diketahui, dikarenakan tahap awal dari stres muncul dengan perlahan-
lahan namun jika gejala telah timbul secara terus menerus maka segala
kegiatan sehari-hari akan terganggu, seperti terganggunya pekerjaan saat
dikantor atau pada saat berada dilingkungan sosialnya 14. Berikut adalah
tahapan-tahapan stres :

a. Stres Tahap I

Ini adalah tahapan stres yang masih ringan yang biasanya


timbulnya perasaan-perasaan seperti :

1) Berlebihannya semangat dalam bekerja (over acting).


2) Mata mampu melihat lebih jelas dibandingkan biasanya.
3) Memili perasaan mampu menyelesaikan semua pekerjaan yang
lebih dari biasanya hingga tidak terasa semua cadangan energi
dihabiskan (all out) dan juga timbulnya perasaan gugup yang
berlebihan.
4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah
semangat, namun tanpa disadari cadangan energi semakin
menipis.

b. Stres Tahap II

Pada tahap ini yang awalnya “menyenangkan” seperti pada


tahap I akan mulai hilang, dikarenakan cadangan energi yang tidak
lagi cukup maka akan timbul keluhan-keluhan disebabkan oleh tidak
adanya waktu istirahat. Istirahat yang dimaksud yaitu seperti istirahat
tidur yang mampu mengembalikan cadangan energi yang mengalami
deficit. Pada tahap ini keluhan-keluhan yang sering dikatakan yaitu :

1) Dipagi hari pada saat bangun tidur timbul perasaan letih.


2) Disiang hari setelah makan tubuh terasa mudah lelah.
8

3) Disore hari muncul perasaan ingin segera menyelesaikan


pekerjaan.
4) Perut dan lambung terasa tidak nyaman.
5) Jantung terasa berdebar-debar lebih dari biasanya.
6) Tegang dirasakan pada leher dan juga otot punggung.
7) Sulit merilekskan tubuh.

c. Stres Tahap III

Setelah merasakan keluhan-keluhan yang timbul pada stres di


tahap II, pada tahap ini keluhan-keluhan tersebut akan terasa lebih
nyata seperti :

1) Munculnya penyakit lambung seperti gastritis dan sulit buang air


besar.
2) Otot-otot semakin terasa tegang.
3) Semakin merasa tidak tenang dan juga mudah emosi.
4) Kualitas tidur menurun (insomnia)
5) Badan semakin terasa lemas hingga ingin pingsan.

d. Stres Tahap IV

Saat seseorang memeriksakan diri ke dokter sehubungan dengan


keluhan yang dirasakan pada stres tahap III, dokter mengatakan
bahwa tidak terjadi gangguan atau kelainan pada organ tubuhnya. Jika
kejadian ini terjadi maka seseorang tersebut akan tetap memaksakan
dirinya hingga lupa beristirahat dan timbullah gejala stres tahap IV :

1) Merasa tidak nyaman sepanjang hari.


2) Pekerjaan yang awalnya menyenangkan mulai terasa
membosankan.
3) Hilangnya kemampuan dalam merespon sesuatu.
4) Kegiatan sehari-hari tidak lagi mampu dilakukan.
5) Kualitas tidur yang semakin buruk dibarengi dengan mimpi-
mimpi buruk.
6) Terjadi penurunan daya ingat.
9

7) Munculnya perasaan cemas dan takut namun tidak diketahui


penyebabnya.

e. Stres Tahap V

Jika keadaan ini terus terjadi, bisa jadi seseorang akan masuk
pada stres tahap V dengan ditandai seperti hal-hal berikut :

1) Tubuh dan mental semakin terasa lemah dan juga lelah.


2) Tidak lagi mampu menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang
mudah.
3) Pencernaan semakin mengalami gangguan.
4) Perasaan takut juga cemas semakin meningkat disertai perasaan
panik dan kebingungan.

f. Stres Tahap VI

Pada tahap ini seseorang mulai merasa panik dan takut akan
kematian. Sebagian orang yang berada pada tahap ini sering dilarikan
ke Unit Gawat Darurat hingga ke ICCU, namun tidak ditemukan
kelainan dan akhirnya dipulangkan. Gejala stres pada tahap ini adalah
sebagai berikut :

1) Jantung berdebar sangat kencang.


2) Terjadi gangguan pernafasan seperti sesak.
3) Terjadi tremor diseluruh tubuh, terasa dingin hingga berkeringat.
4) Kehilangan tenaga dalam melakukan hal-hal yang ringan.
5) Tidak sadarkan diri.

4. Tingkat Stres

Seseorang memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi


stres. Hal tersebut terjadi karena pengalaman masa lalu yang berbeda,
cara meyakini sesuatu, dan keadaan lingkungan juga keluarga yang
pastinya berbeda-beda hal tersebut yang mengakibatkan individu
mempunyai koping yang berbeda-beda15. Ada beberapa tingkatan stres
yaitu :
10

a. Stres Ringan

Stres ringan adalah stres yang tidak merusak aspek fisiologi dari
seseorang. Stres ringan umumnya dirasakan dan dihadapi oleh setiap
orang secara teratur seperti lupa, kebanyakan tidur, kemacetan,
dikritik. Situasi ini biasanya berakhir dalam beberapa menit atau
beberapa jam dan biasanya tidak akan menimbulkan penyakit kecuali
jika dihadapi terus-menerus.

b. Stres Sedang

Stres sedang adalah stres yang terjadi lebih lama dari beberapa
jam sampai beberapa hari seperti pada waktu perselisihan,
kesepakatan yang belum selesai, sebab kerja yang berlebih,
permasalahan di sekolah seperti tugas yang menumpuk, atau
permasalahn didalam keluarga. Situasi seperti ini dapat berpengaruh
pada kondisi kesehatan seseorang.

c. Stres Berat

Stres berat merupakan stres kronis yang terjadi beberapa minggu


sampai beberapa tahun yang di sebabkan oleh beberapa faktor seperti
hubungan didalam keluarga yang tidak harmonis, kesulitan finansial
dan penyakit fisik yang lama.

5. Manajemen Stres

Manajemen stres merupakan upaya mengelola stres dengan baik,


bertujuan untuk mencegah dan mengatasi stres agar tidak sampai ke tahap
yang paling berat12. Beberapa manajemen stres yang dapat dilakukan
yaitu:

a. Mengatur Diet dan Nutrisi

Dalam mengatasi stres mengatur diet dan nutrisi mampu


menjadi solusinya dalam menurunkan stres. Cara yang bisa diterapkan
yaitu dengan mengatur jadwal makan beserta porsinya dan
11

mengkonsumsi makanan yang bergizi baik. Memfariasikan menu


makanan juga dibutuhkan agar tidak bosan.

b. Istirahat dan Tidur

Istirahat dengan tidur yang cukup juga bisa menjadi salah satu
cara dalam mengembalikan kebugaran tubuh yang mampu mengatasi
stres yang diakibatkan oleh kurangnya istirahat. Tidak hanya itu sel-
sel yang rusak juga dapat diperbaiki dengan cara istirahat dan tidur
yang cukup.

c. Olahraga Teratur

Rutin berolahlaga mampu memelihara kekebalan fisik maupun


mental dan daya tahan tubuh. Tidak harus olahraga yang berat,
melakukan hal-hal sederhana seperti berjalan dipagi hari setiap dua
minggu sekali. Untuk mengembalikan kebugaran tubuh setelah
berolahraga baiknya diamkan tubuh yang sedang berkeringat.

d. Berhenti Merokok

Stres akan berkurang saat seseorang berhenti merokok, karena


status kesehatan dan kekebalan tubuh akan meningkat saat berhenti
merokok.

e. Tidak Mengkonsumsi Minuman Keras

Menghindari minuman keras mampu membuat seseorang


terhindar dari berbagai penyakit yang dimana hal tersebut yang dapat
memicu timbulnya stres.

f. Mengatur Berat Badan

Faktor penyebab stres lainnya yaitu kekurangan atau kelebihan


berat badan yang dimana kekebalan dan ketahanan tubuh terhadap
stres akan berkurang.

6. Dampak Stres

Stres dibedakan menjadi 3 kategori, yakni dampak fisiologis,


dampak psikologi dan dampak perilaku16.
12

a. Dampak Fisiologi

Secara umum orang yang mengalami stres mengalami sejumlah


gangguan fisik seperti: mudah masuk angin, mudah pening, kejang
otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak
dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius
seperti cardiovascular, hypertensi.

b. Dampak Psikologi

1) Burn-out yang ditandai dengan keletihan, jenuh dan mudah emosi.


2) mudah menjadi letih dan emosi dalam menghadapi sesuatu.
3) Terjadi penurunan dalam pencapaian pribadi, yang mengakibatkan
kurang kompeten dan perasaan berhasil.

c. Dampak Perilaku

1) Penurunan prestasi belajar dan perilaku yang sulit diterima


masyarakat saat stres menjadi distress.
2) Ketika stres masuk pada tahap yang lebih tinggi kemampuan
mengingat akan menurun dan sulit dalam memutuskan sesuatu dan
menentukan langkah yang baik.
3) Merasa bosan dalam mengikuti kegiatan belajar dan sering bolos
juga menandakan seseorang sedang mengalami stres yang berat.

7. Pengukuran Tingkat Stres

Stres akademik merupakan situasi yang dimana siswa merasa


tertekan yang diakibatkan oleh tuntutan disekolah seperti : banyaknya
ujian, banyaknya tugas, persaingan prestasi, merasa khawatir dengan
nilai-nilai dan rasa putus asa. Penerapan sistem full day school juga
menambah stres siswa karena harus menghabiskan waktu yang lebih lama
disekolah.
Pengukuran tingkat stres bisa dilakukan dengan menggunakan
Educational Stress Scale for Adolecents (ESSA). Instrumen ini digunakan
untuk mengukur stres akademik dengan lima faktor penyebab stress
akademik, antara lain:
13

a. Merasa tertekan dengan kegiatan belajar sehari-hari, persaingan


akademik, khawatir akan masa depan dan orang tua.
b. Tugas sekolah yang banyak dan juga ujian-ujian serta tugas yang
harus dikerjakan dirumah juga menjadi beban.
c. Perasaan emosi dan kecewa terhadap nilai akademik dan perasaan
khawatir terhadap nilai akademik yang buruk
d. Tidak terpenuhinya harapan juga mampu menimbulkan perasaan
tertekan dan rasa terbebani.
e. Rasa putus ada, kecewa dan percaya diri membuat sulit
berkonsentrasi.

Skala ESSA disusun oleh Sun et al (2015) dan telah diuji pada
siswa kelas 7-12 di Provinsi Shandong, China. Skala ini berisi 16 item
berbahasa inggris, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia untuk dilakukan uji reliabilitas dan validitas. Skala ini
merupakan skala Likert dengan pilihan

a. sangat tidak setuju (1)


b. tidak setuju (2)
c. ragu-ragu (3)
d. setuju (4)
e. sangat setuju (5)

Validitas skala ESSA yang diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia,


serta telah diuji dengan 125 siswa kelas 7 & 8 yang memiliki indeks
reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,785, jumlah item valid sebabnyak
16, dengan indeks validitas sebesar 0,23-0,53.

B. Tinjauan Umum tentang Mindfulness

1. Definisi Mindfulness

Minfulness adalah terciptanya perhatian yang tujuannya sengaja


dihadirkan, untuk tidak menyalahkan setiap kejadian atau pengalaman
yang terjadi17. Mindfulness juga dianggap seperti berada dalam keadaan
sadar dan penuh perhatian pada apa yang terjadi saat ini, definisi lainnya
14

yaitu dikenkan pada sifat tertentu seperti sikap penilaian dan


penerimaan17.
Mindfulness digambarkan ada dua komponen : mengatur diri untuk
untuk bisa fokus dengan kejadian saat ini yaitu meliputi fikiran, perasaan,
sensasi dan sikap ingin tau juga keterbukaan terhadap suatu kejadian,
meskipun hal itu tidak menyenangkan18. Pada dasarnya mindfulness tidak
dapat digambarkan secara utuh melalui kata-kata, karena mindfulness
merupakan suatu pengalaman non-verbal yang hanya dapat dirasakan
didalam diri individu namun secara umum definisi-definisi tersebut dapat
mewakili apa yang diartikan sebagai mindfulness18.
Berdasarkan definisi-definisi beberapa ahli yang telah dijabarkan
diatas, dapat disimpulkan bahwa mindfulness adalah keadaan penuh
perhatian dan sadar akan apa yang terjadi di masa kini. Sikap ingin tahu,
keterbukaan terhadap pengalaman dan informasi baru, menilai dengan
kata-kata dan memfokuskan perhatian setiap momen tanpa menghakimi.

2. Dimensi Minfulness

Mindfulness memiliki lima aspek yang sudah dikembangkan dalam


instrumen Fife Facet Mindfulness Questionnaire (FFMQ)18. Yaitu sebagai
berikut :

a. Observing (mengobservasi)

Observing merupakan menghadirkan pengalaman internal atau


eksternal dan mencoba merasakannya.

b. Describing (mendeskripsikan)

Describing lebih kepada cara menilai pengalaman internal atau


eksternal dengan cara mengungkapkan dengan kata.

c. Acting with awerness (bertindak dengan kesadaran)

Acting with awerness adalah saat seseorang yang melakukan


sesuatu mampu menghadirkan dirinya namun dengan memusatkan
perhatian ke tempat lain (pilot otomatis).
15

d. Nonjudging of inner experience (tanpa penilaian pada pengalaman


internal)

Nonjudging of inner experience merupakan aspek mindfulness


yang mempunyai kecenderungan untuk mengambil sikap tidak
evaluatif terhadap pemikiran dan perasaan.

e. Non-reactivity to inner experience (tanpa beraksi pada pengalaman


internal)

Non-reactivity to inner experience merupakan aspek


mindfulness yang mempunyai kecenderungan untuk membiarkan
fikiran dan perasaan datang dan pergi, tanpa terjebak atau terbawa
oleh dirinya.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mindfulness.

Ada tiga elemen inti yang mempengaruhi faktor-faktor dari


minfulness19.

a. Niat (intention)

Niat adalah alasan seseorang mampu menfokuskan diri.


Mengidentifikasi apa yang diinginkan dan apa yang diharapkan juga
adalah niat. Pencapaian yang sebenarnya yaitu dikarenakan oleh niat
seseorang. Tidak hanya membantu niat juga dapat membuat seseorang
menetapkan untuk mencapai nilai-nilai. Alasan seseorang ingin
berlatih juga menghargai apa yang penting dari diri juga dikarenakan
niat.

b. Perhatian (attention)

Mengamati hal yang ada pada saat ini adalah bentuk perhatian.
Perhatian juga mengajarkan individu untuk lebih memperhatikan
dunia dan sekitarnya juga kesadaran yang ada pada individu. Hal ini
yang menyebabkan perhatian menjadi salah satu komponen
mindfulness yang mempengaruhi fokus yang lebih baik, rasa bijaksana
dan cara menilai pengalaman secara refleksi.
16

c. Sikap (attitude)

Mengontrol sikap sangat penting dalam mindfulness.


Pengendalian diri dan kritis, atau rasa penasaran berasal dari sikap
perhatian. Hal tersebut akan menghadirkan rasa ingin tahu,
penerimaan, keterbukaan dan rasa cinta sikap ini melibatkan
mindfulness karena hal tersebut yang mampu membuat seseorang
lebih kuat. Saat seseorang mulai menghakimi dan kritis maka respon
seseorang tersebut akan lebih kuat. saat belas kasih dan penerimaan
diterapkan maka jenis perhatian individu akan lebih terbuka dan
menerima.

4. Model Pelatihan Mindfulness

Pelatihan mindfulness berhubungan kemanfaatan psikologis dalam


kognitif, termasuk, mereduksi reaktivitas kognitif baik dalam peningkatan
penghindaran dan perenungan, pengembangan kontrol atensi dan
menghambat pemrosesan yang tidak perlu20.
Pelatihan mindfulness dapat dilakukan antara 1-2 minggu.
Mindfulness yang dilakukan selama satu minggu mampu mengontrol
fikiran yang berlebihan (mind-wanderiny). Saat fikiran menjadi
berlebihan maka akan terreduksi, yang akhirnya membuat seseorang
menjadi lebih sadar seutuhnya dan dapat meningkatkan kualitas diri
dalam mengerjakan sesuatu. Ada dua jenis model pelatihannya20, yaitu :

a. MBSR (Mindfulness-Based Stress Reduction)

MBSR merupakan program meditasi mindfulness yang


terstruktur yang digunakan untuk mengurangi penderitaan yang
disebabkan oleh gangguan fisik, psikosomatis, dan psikiatrik. Subjek
diminta untuk fokus pada hal-hal yang menarik, menerima keadaan,
dan tidak menilai penyakit yang diderita, sensasi-sensasi sulit, emosi-
emosi, pikiran-pikiran serta perilaku-perilaku. MBSR dapat mengubah
pola pikir dan perilaku dalam cara berpikir, sensasi dan emosi.
17

Terapi MBSR selama satu bulan tidak dapat mereduksi stres,


namun dapat meningkatkan pikiran positif dan meningkatkan
perenungan Melalui penjelasan mengenai MBSR, dapat diketahui
bahwa MBSR digunakan untuk terapi-terapi pengubahan pola pikir
dan perilaku dalam cara berpikir, sensasi dan emosi pada orang-orang
yang sedang mengalami sakit fisik maupun psikologis.

b. MBCT (Mindfulness-Based Cognitive Therapy)

MBCT merupakan adaptasi dari program MBSR. MBCT lebih


berfokus pada pemikiran dari pada MBSR. MBCT merupakan terapi
konitif yang mendeteksi dan ketidaksesuaian cara pikir yang di
gunakan untuk mencegah munculnya kembali depresi. Jadi, MBCT
merupakan program preventif bukan program treatment dalam
depresi yang akut, Sehingga, dapat diketahui bahwa terapi MBCT
merupakan pengembangan dari MBSR yang digunakan agar individu
tidak mengalami kembali penyakit psikologis.
Tahapan pelaksanaan tekhnik Mindfulness21:

Gambar 2.1 Tahapan Pelaksanaan mindfulness


(Diadaptasi oleh : Johannes H, Kurniadi A, Tumboimbela M, dkk 2018)

C. Pengaruh Midfulness Terhadap Stres

Stres disebabkan oleh kejadian nyata yang sedang kita alami, kita rasa
atau peristiwa yang akan kita alami, yang membuat kita kehilangan
keseimbangan dan mengaktifkan sistem respon stres dalam tubuh kita7.
18

Stres itu subjektif. Sebuah situasi yang membuat kita stres belum pasti
membuat orang lain juga stres. Mungkin malah situasi tersebut dianggap tidak
menganggu sama sekali. Bahkan masalah sepele bagi sebagian orang dapat
juga menyebabkan stres yang parah untuk orang lain. Perbedaan ini
disebabkan oleh pengalaman hidup setiap orang7.
Dengan melatih diri kita sadar penuh (midfulness) akan membantu kita
meletakkan masalah yang kita hadapi dalam sudut pandang yang bijaksana
melalui pemahaman yang lebih baik terhadap yang terjadi secara menyeluruh.
Mindfulness yang ada pada diri kita mampu membantu kita dalam mengelola
pengalaman hidup yang penuh dengan stres, termasuk dalam menghadapi
kegagalan dan kekalahan22.

D. Kerangka Konsep

Variabel independent

Tekhnik Mindfulness Variabel Dependent

Penurunan Stress Siswakelas X

Keterangan :
Diteliti :

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :


H0 = Tidak ada pengaruh mindfulness terhadap penurunan stres pada
siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu.
H1 = Ada pengaruh mindfulness terhadap penurunan stres pada siswa
kelas X SMA Negeri 7 Palu.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yang berlandaskan filsafat


positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
dengan menggunakan rancangan deskriptif analitik, yaitu memberi gambaran
terhadap objek yang diteliti melalui sampel yang dikumpulkan sebagaimana
adanya23. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pre-Eksperimen,
dengan pendekatan one grup pre test dan post test design, yaitu rancangan
penelitian yang menggunakan satu kelompok subjek dengan cara melakukan
pengukuran sebelum dan setelah perlakuan. Efektifitas perlakuan ini dinilai
dengan cara membandingkan nilai post test dengan pre test24.

Pre tes X Post test

A B
Gambar 3.1 Desain Penelitian
(Sumber : Notoatmodjo, 2018)

Keterangan :
A : Pengukuran menggunakan kuesioner stres akademik sebelum diberikan
tekhnik midfulness
X : Pemberian tekhnik Mindfulness dilakukan selama 1-2 minggu pada
bulan juli 2020
B : Pengukuran menggunakan kuesioner stres akademik setelah siswa telah
menjalani tekhnik mindfulness selama 1-2 minggu pada bulan juli 2020

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan di SMA Negeri 7


Palu, Kecamatan Tawaeili, Kota Palu.

22
23

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 maret sampai dengan


23 juli tahun 2020.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Seluruh objek yang akan diteliti disebut sebagai populasi25. Dalam


penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa SMA Negeri 7 Palu yang
aktif selama penelitian berlangsung sebanyak 932 siswa.

2. Sampel

Populasi yang benar-benar mampu mewakili dan menggambarkan


keadaan sebenarnya adalah sampel25. Besar sampel pada kelompok
eksperimen minimal 10-20 orang23. Pada penelitian ini sampel yang
digunakan adalah 10 siswa.
Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
random sampling. Random sampling adalah pengambilan anggota
sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata yang ada dalam populasi itu23.
Adapun kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :

1. Merupakan siswa kelas X dengan rentang umur 15-17 tahun.


2. Siswa yang aktif selama penelitian.
3. Siswa bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed
concent.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel independen (variabel bebas)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau


nilainya menentukan variabel lain25. Variabel Independen dalam
penelitian ini yaitu Mindfulness.

2. Variabel Dependen (variabel teriakat)


24

Variabel Dependen adalah variabel yang dilainya dipengaruhi serta


ditentukan oleh variabel lain25. Variabel Dependen pada penelitian ini
yaitu tingkat stres.

E. Definisi Operasional

1. Tingkat Stres

Definisi : Stres yang diakibatkan oleh tuntutan akademik yang


dirasakan oleh siswa pada saat mendapatkan prestasi yang
tidak sesuai seperti yang diinginkan serta tugas yang terlalu
banyak.
Alat ukur : Educational Stress Scale for Adolescents (ESSA)
Skala : Ordinal
Hasil ukur : < 39 = Stres akademi sangat rendah
39 ≤ - < 43 = Stres akademik rendah
43 ≤ - < 46 = Stres akademik sedang
46 ≤ - ≤ 49 = Stres akademik tinggi
>49 = Stres akademik sangat tinggi
2. Minfulness

Definisi : Minfulness (sadar penuh) merupakan suatu keadaan dimana


seseorang mampu menfokuskan perhatian terhadap suatu
kejadian yang terjadi saat ini. Mindfulness juga dikatakan
sebagai sikap keterbukaan dan penerimaan atas pengalaman
saat ini.
F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk


mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner. Responden akan mengisi lembar kuesioner. Kuesioner merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang mengatur variabel hingga memiliki makna dalam
pengujian hipotesis penelitian23.

1. Stres Akademik
25

Peneliti menggunakan kuesioner Educational Stress Scale for


Adolescents (ESSA) yang disusun oleh Sun et al (2011). Instrumen
menggunakan skala Likert dengan penilaian
a. Sangat tidak setuju(1)
b. Tidak setuju(2)
c. Ragu-ragu(3)
d. Setuju(4)
e. Sangat setuju(5)

Skala ini memili 16 item pertanyaan berbahasa inggris, yang telah


diterjemahkan kedalam bahasa indonesia untuk dilakukan uji reliabilitas
dan validitas. Skala ESSA yang telah dilakukan validitas diterjemahkan
kedalam bahasa indonesia, serta diuji pada 125 siswa kelas 7 dan 8 dengan
hasil indeks reliabilitas Cronbach’s Alpha sebesar 0,786, jumlah
pertanyaan yang valid sebanyak 16 pertanyaan dengan indeks validitas
Validitas sebesar 0,23-0,53.

G. Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data primer dan data
sekunder. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Kepala Sekolah
SMA Negeri 7 Palu. Data yang diperoleh langsung dari sumber data disebut
data primer, responden yang dijadikan sampel dalam penelitian akan diminta
untuk mengisi kuesioner secara langsung untuk memenuhi data primer.
Langkah-langkah berikut adalah tekhnik pengumpulan data25 :

1. Editting dilakukan untuk memeriksa adanya kesalahan atau kurangnya


data yang di isi oleh responden.
2. Coding adalah Kegiatan mengklasifikasi data dengan cara memberi kode
untuk memudahkan peneliti pada saat melakukan entri data.
3. Tabulating adalah penyusunan data yang berdasarkan variable yang
diteliti.
4. Entri adalah proses pemasukan data kedalam program computer untuk
selanjutnya di analisa
26

5. Cleaning yaitu membersihkan data dengan melihat variable yang telah di


gunakan apakah data-datanya sudah benar atau belum.
6. Describing yaitu menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah
dikumpulkan.

H. Analisa Data

Data yang diperoleh akan diolah dengan program pada komputer


kemudian dianalisa sebagai bahan pertimbangan pengambilan kesimpulan
dan keputusan26. Analisa data yang digunakan dalam penelitian tersebut
meliputi :

1. Analisa Univariat

Analisis Univariat adalah analisis yang dilakukan dalan


menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian. Tujuan Analisis Univariat
yaitu untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian23. Dengan rumus:
f
P= x 100%
n
Dimana : P = Presentase
f = Jumlah jawaban benar
n = Jumlah

2. Analisi Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis secara simultan dari dua variabel.


Hal ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel terkait
dengan variabel lain26. Dalam penelitian ini analisa bivariat dilakukan
untuk mengetahui pengharuh tekhnik mindfulness terhadap penurunan
stres siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu. Sebelum dilakukan uji statistik
terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data yang bertujuan untuk
mengetahui data berdistribusi normal atau tidak.

Tabel 3.1 Test of Normality


Kelompok Shapiro- Wilk
27

Responden Statistik Df Sig.


PRETEST 0,954 10 0,716
POSTTEST 0,950 10 0,666
Sumber : Data Primer 2020

Pada tabel 3.1 menunjukan hasil uji normalitas data dengan Shapiro-
wilk adalah sebagai berikut : tingkat stres sebelum diberikan tekhnik
mindfulness memiliki nilai probabilitas (Sig) dengan jumlah 0,716 dan
tingkat stres setelah diberikan tekhnik mindfulness memiliki nilai
probabilitas (Sig) dengan jumlah 0,666. Mengacu pada ketentuan bahwa
jika nilai Sig >0,05 data berdistribusi normal, dari hasil output tersebut
dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka uji statistik yang
digunakan adalah uji paired sample t-test. Analisis penelitian
menggunakan paired sample t-tes (uji-t berpasangan) melalui sistem
komputerisasi pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05). Uji statistik
dengan derajat kemaknaan 0,05 dikatakan ada pengaruh jika nilai p ≤ 0,05
maka Ha diterima dan H0 ditolak. Syarat-syarat uji paired sample t-tes
(uji-t berpasangan) sebagai berikut23.

a. Uji yang dilakukan sebelum dan sesudah merupakan uji komparasi


antara dua nilai dalam pengamatan yang berpasangan.
b. Dengan syarat uji parametrik sebagai berikut :
1) Satu sampel (setiap elemen mempunyai 2 nilai pengamatan).
2) Data berbentuk kuantitatif.
3) Distribusi data normal.

Rumus uji Paired sampel t-test (uji-t berpasangan) sebagai berikut27.


Rumus uji T-Test :
x 1−x 2

s 1 ( 2) s 2( 2) 2 r ( s 1) ( s 2)
t=
√ nl
+
n2

√ n 1√ n 1

Keterangan
x1 = Rata-rata sampel 1
28

x2 = Rata-rata sampel 2
s1 = Simpangan baku sampel 1
s2 = Simpangan baku sampel 2
s1 (2) = variasi sampel 1
s2 (2) = variasi sampel 2
2 = korelasi antar dua sampel
29

I. Alir Penelitian

Pengambilan data
awal
Pra Penelitian
Lokasi penelitian
SMA Negeri 7 palu
Penyusunan
1. Mengidentifikasi stres remaja
proposal penelitian
sebelum diberikan perlakuan.
2. Mengidentifikasi stres remaja
setelah diberikan perlakuan
Seminar Proposal
3. Menganalisis pengaruh
(Daring)
mindfulness terhadap TLT

Penelitian yang 1. Minggu I :


dilakukan secara a. Pengisian Kuesioner (Post test)
daring yang dilakukan secara daring
dengan menggunakan goggle
form.
Analisa data b. Pemberian materi tentang
Mindfulness yang dilakukan
secara daring dengan
Penyusunan hasil menggunakan aplikasi.
2. Minggu I- Minggu II :
penelitian
a. Proses kontrol Mindfulness
yang dilakukan secara daring
Ujian Skripsi dengan menggunakan aplikasi.
3. Minggu III :
a. Pengisian Kuesioner (Pre Test)
yang dilakukan secara daring
dengan menggunakan goggle
form

Gambar 3.2
Bagan Alir Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 7 Palu, terletak di Jalan Baiya No.29 Kelurahan Baiya


Kecamatan Tawaeli Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah dan didirikan sejak
tahun 1981 dengan luas 18,876 M2. Sekolah memiliki 26 ruang kelas, yang
dimana terdiri dari 5 gedung laboratorium, 1 gedung perpustakaan, 1 ruang
UKS, 1 ruangan OSIS, dan juga dilengkapi akses internet. SMA Negeri 7
Palu memiliki tenaga guru berjumlah 52 orang, memiliki jumlah siswa laki-
laki 384 orang, 551 jumlah siswa perempuan. SMA Negeri 7 Palu memiliki 3
jurusan dan 3 ekstrakulikuler (Sumber : Data Primer 2020).

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden

a. Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada
tabel 4.1 sebagai berikut.
Tabel 4.1 Frekuensi responden berdasarkan usia
No Usia Frekuensi (ƒ) Persentase (%)
1. 15 Tahun 3 30.0
2. 16 Tahun 5 50.0
3. 17 Tahun 2 20.0
Tota 10 100
l
Sumber : Data Primer 2020
Berdasarkan tabel 4.1 diatas menunjukan bahwa responden
yang berumur 15 Tahun sebanyak 3 siswa (30%), umur 16 Tahun
sebanyak 5 siswa (50%) , umur 17 Tahun sebanyak 2 siswa.

b. Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut.

30
31

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi (ƒ) Persentase (%)


1.
2. Laki-Laki 1 10.0
Perempuan 9 90.0
Tota
l 10 100
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa responden


dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 9 siswa (90%) dan
responden dengan jenis kelamin laki-laki berjumlah 1 orang (10%).

2. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap variabel


penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian dalam bentuk
distribusi frekuensi. Hasil analisis univariat dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Akademik Responden Sebelum
Diberikan Terapi Mindfulness
Distribusi tingkat stres akademik siswa kelas X SMA Negeri 7
Palu sebelum diberikan tekhnik mindfulness dapat dilihat pada tabel
4.3

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi tingkat stres akademik responden


sebelum diberikan terapi Mindfulness
No Tingkatan Stres Frekuensi (ƒ) Persentase (%)
1. Stres akademik sangat 10 100.0
tinggi
Tota 10 100
l
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa seluruh


responden memiliki stres akademik sangat tinggi (100%).

b. Distribusi Frekuensi Tingkat Stres Responden Setelah Diberikan


Terapi Mindulness
32

Distribusi tingkat stres akademik siswa kelas X SMA Negeri 7


Palu setelah diberikan tekhnik mindfulness dapat dilihat pada tabel
4.4

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi tingkat stres akademik responden setelah


diberikan terapi Mindfulness
No Tingkatan Stres Frekuensi (ƒ) Persentase (%)
1. Stres akademik rendah 4 40.0
2. Stres akademik sangat rendah 6 60,0
Tota 10 100
l
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa jumlah responden


yang mengalami stres akademik rendah berjumlah 4 siswa (40%)
sedangkan yang mengalami stres akademik sangat rendah berjumlah
6 siswa (60%).

3. Analisis Bivariat

a. Pengaruh tekhnik mindfulness terhadap penurunan stres pada siswa


kelas X SMA Negeri 7 Palu.
Tabel 4.5 Pengaruh tekhnik mindfulness terhadap penurunan stres pada
siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu
Tingkatan Stres N Mean SD Mean P
akademik Difference Value
Sebelum 10 61,50 4,57 23,9 0,000
Sesudah 10 37,60 3,59
Sumber : Data Primer 2020
Pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil test statistik uji
paired sample t-tes (uji-t berpasangan) didapatkan tingkat stres
sebelum diberikan tekhnik mindulness pada 10 siswa dengan nilai
rata-rata 61,50 dan Standar Deviasi 4,57. Sedangkan hasil tingkat
stres sesudah dilakukan tekhnik mindfulness pada 10 siswa dengan
nilai rata-rata 37,60 dan Standar Deviasi berjumlah 3,59. Ada
perbedaan rata-rata hasil tingkat stres sebelum dan sesudah diberikan
tekhnik mindfulness yaitu 23,9. Hasil uji statistik menunjukan bahwa
nilai dari p Value yaitu 0,000. Dengan demikian secara statistik ada
pengaruh sebelum dan sesudah pemberian tekhnik mindfulness
terhadap tingkat stres pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu.
33

C. Pembahasan

1. Tingkat stres sebelum dilakukan tekhnik mindfulness terhadap penurunan


stres siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu

Berdasarkan data hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.3


dengan jumlah responden 10 orang sebelum diberikan tekhnik
minfulness didapatkan 100% siswa mengalami stres akademik sangat
tinggi.
Menurut asumsi peneliti sebelum diberikan terapi mindfulness
didapatkan bahwa proses penyesuaian diri siswa yang awalnya dari kelas
IX harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, guru yang
baru, pelajaran atau metode belajar yang baru, dan juga teman-teman
baru ketika masuk dikelas X hal tersebut yang membuat tekanan
tersendiri pada siswa yang dapat menyebabkan stres akademik. Ditambah
dengan kejadian Pandemi Covid-19 yang mengharuskan seluruh siswa
SMA Negeri 7 Palu melakukan seluruh kegiatan pembelajaran dari
rumah dengan menggunakan metode daring berbagai kendala yang
muncul pada saat pembelajaran yang dilakukan secara daring yaitu
masalah koneksi internet yang terkadang tidak stabil dan juga banyaknya
tugas yang diberikan oleh guru membuat banyak siswa merasa stres
dalam menjalani pembelajaran daring. Tidak hanya banyak, tugas yang
diberikan juga di anggap memberatkan dan memiliki waktu pengerjaan
yang sangat singkat sehinggu membuat siswa kebingungan dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya.
Dari hasil pre test yang memakai kuesioner Educational Stress
Scale for Adolecents (ESSA), dari 100% siswa yang diberikan kuesioner
terdapat 80% siswa merasa terlalu banyak mendapatkan tugas di sekolah,
100% siswa merasa telah mengecewakan orang tua saat nilai yang
didapatkan buruk, 100% siswa merasa nilai akademik sangat penting
bagi masa depan dan 50% siswa merasa sulit berkonsentrasi dalam
mengikuti pelajaran yang mengakibatkan 70% siswa mengalami
kesulitan tidur.
34

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mufadhal


Barseli (2017) dengan judul “Tingkat Stres Akademik Siawa SMA
Negeri Kota Padang” didapatkan hasil tingkat stres akademik siswa SMA
Negeri Kota Padang merasakan kondisi stres akademik, yang sebagian
besar sumber stres berasal dari harapan untuk meraih prestasi akademik
yang meningkat, baik dari orang tua, guru, maupun teman sebaya.
harapan tersebut seringkali tidak sesuai dengan apa yang mereka miliki6.
Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Oleh Dwi
Hardani Oktawirawan (2020) dengan judul “Faktor Pemicu Stres Siswa
Dalam Melaksanakan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid-19”
didapatkan hasil bahwa pembelajaran daring yang dilakukan selama
masa pandemi covid-19 menimbulkan stres atau tekanan bagi beberapa
siswa. Stres tersebut muncul karena siswa kurang memahami materi,
kesulitan mengerjakan tugas dengan baik sesuai batas waktu, memiliki
keterbatasan dalam mengakses internet, dan merasa khawatir
menghadapi materi ditingkat selanjutnya31.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufik
(2015) dengan judul “Hubungan Stres Akademik Siswa Dengan Hasil
Belajar” didapatkan hasil bahwa kondisi lingkungan dan sosial yang
baru seperti, iklim pembelajaran baru, guru baru hubungan baru dengan
teman sebaya dan sebagainya, merupakan salah satu penyebab yang
dapat menyebabkan stres akademik pada siswa, hal ini dikarenakan siswa
diminta untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan sosial
yang baru tersebut. Kondisi siswa yang mengalami stres akademik tentu
berdampak pada hasil belajar siswa itu sendiri yang dapat mempengaruhi
mental siswa berupa kelelahan mental dan patah semangat dan
menyebabkan siswa mengalami masalah seperti sulit dalam
berkonsentrasi. Maka dari itu terdapat hubungan antara hasil belajar dan
stres akademik siswa28.
Stres adalah respon tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan
mental/beban kehidupan) stres remaja ini digunakan secara bergantian
untuk menjelaskan berbagai stimulus dengan intensitas berlebihan yang
35

tidak disukai berupa respon fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap


stres. Konteks yang mempertemukan antara individu dengan stimulus
yang membuat stres, semua sebagai suatu sistem11. Pada masa remaja
akan ada masa yang menggambarkan ketegangan emosi atau juga disebut
masa badai & topan (storm & stress), pada keadaan ini remaja akan
mengalami emosi yang tidak stabil. Kejadian tersebut salah satunya
disebabkan oleh masalah-masalah yang terjadi di sekolah seperti
penyesuaian diri, sosial, dan pertentangan dengan aturan sekolah yang
diterapkan1. Sekolah bisa menjadi sumber masalah bagi siswa jika siswa
tersebut sulit mengikuti atau menerima aturan aturan yang diterapkan
oleh sekolah hingga berujung pada stres belajar atau disebut juga stres
akademik5. Stres akademik merupakan respon siswa terhadap berbagai
tuntutan yang bersumber dari proses belajar seperti tuntutan naik kelas,
menyelesaikan banyak tugas, tuntutan menambah jam pelajaran dan
tuntutan untuk dapat mengatur waktu belajar5.

2. Tingkat stres setelah dilakukan tekhnik mindfulness terhadap penurunan


stres siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu

Berdasarkan data hasil penelitian yang terlihat pada tabel 4.4


dengan jumlah responden 10 orang didapatkan 40% yang mengalami
stres akademik ringan dan 60% mengalami stres akademik sangat ringan.
Menurut asumsi peneliti, penurunan tingkat stres tersebut
disebabkan oleh pemberian tekhnik mindfulness. Pada proses pemberian
tekhnik mindfulness pada sesi pertama yaitu membahas tentang “Sikap
tanpa penilaian” yang dimana sikap ini dihadirkan untuk memberikan
rasa penerimaan terhadap apa yang terjadi, karena saat seseorang terus
menerus melakukan penilaian pada hal-hal yang terjadi, itu hanya akan
menghadirkan penilaian-penilaian buruk atau menilai hal-hal lebih dari
ekspektasi hingga akhirnya timbul perasaan tidak bahagia dan stres.
Begitu juga dengan meditasi jalan yang dimana meditasi jalan
diibaratkan sebuah miniatur dari kehidupan, karena kehidupan itu sendiri
bergerak, berkembang, dan bertumbuh dari satu titik ke titik yang
36

lainnya. Pada prosesnya banyak hal yang muncul yang dapat menghiasi
perjalanan kehidupan. Ada orang yang terganggu dengan hal tersebut
sehingga memilih berhenti, namun ada juga yang terus berjalan karena
gangguan-gangguan tersebeut sekedar diamati,diterima, dan tanpa
penilaian. Dari hasil post test didapatkan 70% siswa sudah mampu
berkonsentrasi saat mengikuti pelajaran, 50% siswa tidak lagi merasa
tertekan saat mendapatkan terlalu banyak tugas disekolah dan 90% siswa
tidak lagi kesulitan untuk tidur.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Firsty Ajeng
Wulandari (2015) “Minfulness Bassed Cognitive Theraphy Untuk
Meningkatkan Konsep Diri Remaja” dimana setelah melakukan
mindfulness diharapkan seseorang mampu memperbaiki konsep diri agar
dapat berfikir secara positif dan mampu menfokuskan diri terhadap apa
yang akan dilakukan tanpa melakukan penilaian yang negatif terhadap
apa yang akan terjadi20.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratih
Arrum Listyandini (2017) “Hubungan Antara Minfulness dengan Stres
pada Remaja” Mindfulness mampu menjadikan kondisi individu lebih
terbuka dan menerima untuk fokus pada tujuan sadar membawa
pengalamannya ke kondisi saat ini dengan tidak menghakimi dan tidak
menghindari kondisi yang tidak dapat dikuasai. Menjadi mindful artinya
individu sadar akan apapun kondisinya saat ini, terlepas dari kejadian
masa lalu dan masa depan17.
Pada penelitian ini responden melakukan Mindfulness dengan
menerapkan sikap mindfulness pada kehidupan sehari-hari yang
dilakukan selama 2 minggu. Berdasarkan hasil control yang dilakukan
secara daring dengan menggunakan aplikasi pada handphone antara
peneliti dan responden setiap hari, responden merasa senang saat
mengaplikasikan sikap mindfulness dikehidupan sehari-hari, responden
juga sudah mampu merasakan perubahan dalam mengendalikan stres
dengan cara menjalani setiap apa yang terjadi tanpa melakukan penilaian
dan melibatkan masa lalu juga masa depan dengan rasa penerimaan.
37

3. Pengaruh tekhnik mindfulness terhadap penurunan stres pada siswa kelas


X SMA Negeri 7 Palu

Setelah dilakukan uji paired sample t-test (uji-t berpasangan)


diperoleh nilai Mean Difference 23,9. Mean Difference merupakan nilai
perbedaan dari kedua variabel, yang dimana dapat dikatakan bahwa
pemberian tekhnik mindfulness mampu menurunkan stres akademik
siswa sebesar 23,9 dan nilai p – value 0,000 maka dapat dikatakan secara
statistik ada pengaruh tekhnik mindfulness terhadap penurunan stres
siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu.
Menurut asumsi peneliti, stres yang dialami siswa karena tuntutan
akademik mengalami penurunan pada saat setelah diberikan tekhnik
mindfulness selama 2 minggu. Dari hasil penelitian yang dilakukan
setelah pemberian tekhnik mindfulness 90% siswa tidak lagi mengalami
kesulitan untuk tidur dan 70% siswa memilih tidak setuju 30% siswa
memilih sangat tidak setuju pada pertanyaan “saya merasa sangat sulit
berkonsentrasi selama pelajaran berlangsung” dengan demikian setelah
diberikan tekhnik mindfulness siswa sudah mampu berkonsentrasi pada
saat pelajaran berlangsung dan juga tidak lagi kesulitan untuk tidur.
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan 60% siswa memiliki stres
akademik sangat rendah dan 40% siswa mengalami stres akademik
rendah. Terdapat perbedaan skor pada saat setelah diberikan tekhnik
mindfulness karena masih ada 40% siswa yang memilih stres akademik
rendah sedangkan 60% siswa telah masuk pada stres akademik sangat
rendah, ini disebabkan oleh pola fikir individu yang berbeda-beda,
individu yang berfikir mampu mengendalikan situasi cenderung
mengalami resiko stres yang kecil, sebaliknya individu yang tidak dapat
mengendalikan situasi semakin besar kemungkinan stres yang dialami.
Tidak hanya pola fikir namun ada juga kepribadian dan keyakinan
seseorang. Kepribadian seorang siswa dapat menentukan tingkat
toleransinya terhadap stres, tingkat stres siswa yang optimis biasanya
lebih kecil dibandingkan siswa yang sifatnya pesimis. Masuk pada
38

keyakinan atau pemikiran terhadap diri yaitu memainkan peranan penting


dalam menginterpretasikan situasi-situasi disekitar, penilaian yang
diyakini siswa dapat mengubah pola fikirnya terhadap suatu hal bahkan
dalam jangka panjang penilaian-penilaian yang muncul dapat
mempengaruhi stres sesorang.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Nikmarijal (2017)
tentang “ Konsep Stres Akademik Siswa” yaitu ada 2 faktor yang mampu
mempengaruhi stres akademik, yang pertama faktor internal atau yang
ada didalam diri sesorang seperti pola fikir, kepribadian, dan keyakinan
seseorang. Kemudian yang kedua faktor eksternal atau faktor yang
berasal dari luar diri seseorang seperti dorongan orang orang terdekat,
dan tekanan untuk berprestasi tinggi30.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
Wahyuni dan Affandi (2015) yaitu mindfulness dapat mempengaruhi
penurunan stres akademik yang dialami oleh remaja 29. Penelitian ini
menjelaskan bahwa mindfulness dapat menggambarkan keseimbangan
emosional seseorang yang melibatkan penerimaan terhadap pengalaman
internal, kejernihan perasaan, kemampuan untuk meregulasi emosi dan
suasana hati, fleksibilitas kognitif, serta pendekatan yang sehat terhadap
suatu masalah. Oleh karena itu, peningkatan mindfulness diperkirakan
dapat menyebabkan berkurangnya perilaku seseorang terhadap emosi dan
pikiran yang tidak menyenangkan maupun distress29. Tujuan dari
pemberian tekhnik mindfulness (kesadaran penuh) ini adalah, bukan
terletak pada bisa melakukan meditasi, namun hasil dari latihan yang
termanifestasikan pada aktivitas sehari-hari. Sembilan sikap yang ada
dalam tekhnik mindfulness adalah bentuk dari mindfulness pada aktivitas
sehari-hari. Latihan-latihan mindfulness pada aktivitas sehari-hari perlu
terus dikembangkan pada satu atau dua aktivitas tertentu. Setelah itu,
latihan-latihan diperluas pada aktivitas yang lebih beragam agar mampu
untuk terus mengontrol sumber stressor yang dapat memicu stres.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 7 Palu


mengenai pengaruh tekhnik mindfulness terhadap penurunan stres siswa kelas
X SMA Negeri 7 Palu, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Tingkat stres siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu sebelum diberikan
tekhnik mindfulness 100% memiliki stres akademik sangat berat.
2. Tingkat stres siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu setelah diberikan
mindfulness mengalami penurunan dengan 60% stres akademik sangat
rendah dan 40% stres akademik rendah.
3. Ada pengaruh mindfulness terhadap penurunan tingkat stres siswa kelas
X SMA Negeri 7 Palu.

B. Saran

1. Bagi Ilmu Pengetahuan (Pendidikan)

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukkan dalam


mengembangkan ilmu tentang mindfulness keperawatan jiwa sebagai
solusi dalam penurunan stres pada siswa dan siswi, sehingga diharapkan
perawat dapat menjadi edukator bagi para remaja sebagai bentuk
kepedulian dan pencegahan stres akademik.

2. Masyarakat

Disarankan bagi masyarakat agar dapat memberi dukungan juga


pemahaman tentang mindfulness agar dapat membantu meminimalisir
kejadian stres pada remaja.

3. Instansi Tempat Meneliti


Penelitian ini membuktikan bahwa tekhnik mindfulness mampu
menurunkan stres akademik pada siswa kelas X SMA Negeri 7 Palu.
Oleh sebab itu, tekhnik relaksasi ini bisa dijadikan guru sebagai
intervensi dalam menurunkan stres akademik siswa.

39
40

4. Peneliti Selanjutnya

Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar dapat menggunakan


sampel menurut jenis kelamin dengan jumlah yang sama agar dapat
dibandingkan tingkat stres siswa perempuan dan tingkat stres siswa laki-
laki dan juga dengan rentang umur yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA

1. Putri IS, Widyatuti W. Stres dan gejala dispepsia fungsional pada remaja. J
Keperawatan Jiwa. 2019;
2. World Health Organization. 10 Facts On Mental Health. World Health
Organization 2015. Colombus, USA. Med J Aust 2015;174-282.
3. Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil
Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat Republik Indonesia.
2018;1–100.
4. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar 2018. Kementrian Kesehat Republik
Indones. 2018;
5. Barseli M, Ifdil I. Konsep Stres Akademik Siswa. J Konseling dan
Pendidik. 2017;5(3):143.
6. Konseling J, Ifdil T, Ardi Z. Kondisi Stres Akademik Siswa SMA Negeri
di Kota Padang. 2013;143–50.
7. Hidayat O, Fourianalistyawati E, Kunci K. The Role Mindfulness
Academic Stress on The First- Year University Students. 2013;
8. Karneli Y, Padang UN, Ilmu F, et al. Keefektifan Konseling Modifikasi
Kognitif Perilaku untuk Menurunkan Stres Akademik Siswa. 2019;4:42–7.
9. Sunaryo. Psikologi Keperawatan. 1th ed. Jakarta: EGC; 2013 apr. 14-16.
10. Kupriyanov, R. & Zhdanov, R. The eustress concept Problems and out
looks. World Journal of Medical Sciences; 2011 Nov. 11(2), 179-185.
11. World Health Organization (WHO). Ohio State University School Of
Public Health. Colombus, USA. Med J Aust 2013;174:282-4
12. Rasmun. Stres Koping dan Adaptasi. 1th ed. Jakarta (ID) : CV. Sagung Seto;
2014 des. 27-28.
13. Priyoto. Konsep manajemen stres. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014 nov.
12-15.
14. Hawari, D. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. 1 th ed. Jakarta (ID) :
FKUI; 2011 apr. 5-9.
15. Setianingsih DN. Jurnal FamilyEdu. 2015;1(2):74–90.
16. Priyoto. Konsep manajemen stres. Yogyakarta: Nuha Medika; 2014nov.7-8
17. Fourianalistyawati E, Listiyandini RA. Relationship between Mindfulness
and Depression Adolescents. J Psikogenes. 2017;5(2):115–22.
18. Baer, RA. Assesing Mindfulness and Acceptance Processes in Clients. 1 th
ed. Illuminating the Thory & Practice Change: New Harbinger; 2010 Apr.
24-26.
19. Hardani, MS. Pengaruh mindfulness terhadap kesejahteraan psikologis
pada mahasiswa tahun pertama. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta; 11 Jan
2019, 154-175
20. Wulandari FA, Gamayanti IL. Mindfulness Based Cognitive Therapy
Untuk Meningkatkan Konsep Diri Remaja Post-Traumatic Stress Disorder.
J Interv Psikol. 2014;6(2):265–80.
21. Johannes H, Kurniadi A, Tumboimbela M, dkk. Meditasi Dan Perhatian
Pada Dewasa Muda Sehat , Meditasi bentuk pengendalian diri . J Sinaps.
2018;1(1):40–6.
22. Munazilah M, Hasanat NU. Program Mindfulness Based Stress Reduction
untuk Menurunkan Kecemasan pada Individu dengan Penyakit Jantung
Koroner. Gadjah Mada J Prof Psychol. 2018;4(1):22.
23. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitif,
dan R & D. 1th ed. Bandung (ID) : Alfabeta; 2016 Jun. 24-26
24. Notoatmodjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta (ID). Edisi Revisi.
Rineka Cipta; 2018 Mar. 16-17
25. Nursalam. Proses dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta (ID) : Salemba Medika; 2011 Apr. 25-34.
26. Dahlan, MS. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif,
Bivariat, dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi denga Menggunakan SPSS.
Jakarta: Salemba Medika; 2013 Feb. 32-33
27. Setiadi. Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta (ID) :
Graha Ilmu; 2013 Jan. 11-10.
28. Barseli M, Ahmad R, Ifdil I. Hubungan stres akademik siswa dengan hasil
belajar. J Educ J Pendidik Indones. 2018;4(1):40.
29. Wahyuni, Affandi. Hubungan Mindfulness Terhadap Penurunan Stres
Remaja. J Chem Inf Model. 2015;53(9):1689–99.
30. Nikmarijal. Konsep Stres Akademik siswa. J Conseling. 2017;53(9):143–
148.
31. Covid- MP. Faktor Pemicu Stres Siswa dalam Melakukan Pembelajaran
Daring di Masa Pandemi Covid-19. 2020;20(2):541–4.

Anda mungkin juga menyukai