Anda di halaman 1dari 24

EFEKTIVITAS GUIDE IMAGERY RELAXATION

TERHADAP NYERI KEPALA PADA PASIEN


CEDERA KEPALA

TELA’AH JURNAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Stase


Keperawatan Dasar Prosefsional Islami
Dosen pengampu Angga WIlandika,.M.Kep

Disusun Oleh:
Zelfira Latidah Dewi

NIM :
402021041

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Efektivitas Guide
Imagery Relaxation Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala”
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar makalah ini dapat di perbaiki
sebagaimana mestinya.
Akhir kata saya berharap semoga makalah mengenai Efektivitas Guide Imagery
Relaxation Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala ini berguna dan
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Bandung, 01 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cedera kepala merupakan suatu masalah kesehatan, sosial dan ekonomi yang
paling penting diseluruh dunia dan penyebab utama dengan kematian dan disabilitas
permanen pada usia dewasa. Salah satu penyebab paling sering terjadinya cedera
kepala adalah kecelakaan lalu lintas. Menurut Brain Injury Assosiation of America,
cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat kongenital atau
degeneratif tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar yang dapat
mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan
kemampuan kognitif dan fungsi fisik.
Prevalensi cedera kepala di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018, Jawa Barat didapatkan sekitar 12% . Selain itu, Proporsi tempat
terjadinya cedera di jalan raya sebanyak 44,7% dan mayoritas penyebab cedera
kepala adalah oleh karena mengendarai sepeda motor sebanyak 72,7% dan proporsi
penggunaan helm saat mengendarai atau berboncengan sepeda motor sebanyak
42,4% mengatakan jarang menggunakan helm. Jenis kelamin laki-laki lebih
mendominasi terjadinya kecelakaan lalu lintas ketika sedang mengendarai sepeda
motor.
Trauma kepala ringan atau cedera kepala ringan adalah cedera atau trauma pada
kepala dan otak yang dapat memberikan dampak pada fungsi otak. Dampak kondisi
ini biasanya hanya sementara dan disertai dengan sakit kepala serta gangguan pada
memori, keseimbangan, koordinasi, serta konsentrasi seseorang.
Pasien dengan cedera kepala ringan mengalami nyeri kepala, menurut penelitian
ditemukan bahwa 38% pasien cedera mengalami accute post traumatik headeche
(ATPH) dengan gejala paling sering pada daerah frontal dan tidak ada hubunganya
dengan berat luka cedera.6 Nyeri kepala pada pasien cedera kepala ringan disebabkan
oleh perubahan neurokimia meliputi depolarisasi saraf, pengeluaran asam amino pada
neuro transmiter yang berlebihan, disfungsi serotogenik , gangguan opiate endogen
Dari uraian diatas perawat sebenarnya dapat mempunyai peranan dalam tindakan
keperawatan mandiri dalam penanganan nyeri secara berkala sebagai langkah awal
dalam meningkatkan kenyamanan pasien dengan melakukan guide imagery
relaxation. LeMone, Burke, & Bauldoff (2016) mengatakan bahwa didalam tubuh
manusia mempunyai analgesic natural yaitu endorphin. Endorphin adalah
neurohormone yang berkaitan dengan sensasi menyenangkan. Saat endorphin
dikeluarkan oleh otak dapat mengurangi nyeri dan mengaktifkan system parasimpatik
untuk relaksasi tubuh dan menurunkan tekan darah, respirasi dan nadi. Beberapa riset
telah menggali efek dari guide imagery. Guide imagery relaxation telah dilakukan
untuk intervensi pada pasien yang berbeda. Guide imagery relaxation telah
berpengaruh terhadap kondisi dan gejala pada masalah jantung dan angina.
Guide imagery adalah proses menggunakan kekuatan pikiran dengan
mengarahkan tubuh untuk menyembuhkan diri memelihara kesehatan/relaksasi
melalui komunikasi dalam tubuh yang melibatkan semua indra (visual, sentuhan,
pedoman, penglihatan, dan pendengaran). Dengan begitu terbentuklah keseimbangan
antara pikiran, tubuh dan jiwa. Imajinasi terbimbing yang sederhana adalah
penggunaan imajinasi dengan sengaja untuk memperoleh relaksasi atau menjauhkan
dari sensasi yang tidak diinginkan.

B. KASUS ATAU SKENARIO KLINIS


Pasien atas nama Tn.A usia 31 tahun dengan diagnosa Mild Head Injuri dengan
kronologis dimana pasien mengalami kecelakaan motor pada tanggal 24 November
2021 dengan luka di bagian kepal frontalis sinistra dengan keluhan nyeri kepala.
Pasien di bawa ke rumah sakit majalaya dan di rujuk ke RSUD al ihsan pada tanggal
24 November 2021 untuk dilakukan pembedahan CITO craneoktomi frontal sinistra
dan pasien terpasang drain pada bagian kepala kiri dengan keluaran cairan berwarna
merah segar . Lalu pasien di rujuk ke ruang gicu pada tanggal 25 -27 November 2021
dengan pengobservasian ketat. Pada tanggal 27 November 2021 pasien dipindahan ke
ruang CA center untuk dilakukan pengobatan lebih lanjut.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik pada tanggal 30 November pasien mengeluh
nyeri kepala dengan skala nyeri 4, pasien mengatakan sulit tidur karena nyeri
kepalanya. Tanda-tanda vital dalam rentang normal. Kesadaran pasien compos
mentis.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil
rumusan masalah dengan pertanyaan penelitian “Efektivitas Guide Imagery
Relaxation Terhadap Nyeri Kepala Pada Pasien Cedera Kepala ?”

D. METODE / STRATEGI PENELUSURAN BUKTI


1. Pencarian Literatur
a. Strategi yang digunakan untuk mencari artikel jurnal menggunakan PICO.
1) Problem / population, masalah yang akan di analisis atau populasi.
2) Intervention, tindakan yang dilakukan atau suatu tindakan penatalaksanaan
terhadap kasus perorangan serta pemaparan tentang penatalaksanaan.
3) Comparation, penatalaksanaan yang digunakan sebagai pembanding.
4) Outcome, hasil atau luaran yang diperoleh pada penelitian.
b. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan bolean operator (AND,
OR NOT) yang digunakan untuk menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah
dalam menentukan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu, Guide Imagery Relaxation, Nyeri Kepala, Cedera Kepala
c. Database atau Search Engine
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat
berupa artikel atau jurnal yang dipilih dengan data yang dimasukkan melalui
publikasi Scient Direct, Pubmed, Google scholar, dan LILACS
B. Rumusan PICO
Kriteria (PICO) Inklusi Eksklusi
Population (Populasi) Pasien dengan cedera Pasien dengan faktur,
kepala cedera thoraks, dan
lainnya.
Intervention (Intervensi) Pemberian guide imagery Pernafasan diafragma,
relaxation teknik relaksasi proresif,
dan meditasi.
Comperation Tidak terlampir guide imagery relaxation
(Pembanding) dengan tarik nafas dalam
Outcomes (Hasil) Menurunkan nyeri kepala Menurunkan sesak
Language (Bahasa) Bahasa Inggris dan Bahasa Bahasa selain Bahasa
Indonesia Inggris dan Bahasa
Indonesia

C. Seleksi Studi dan Penilian Kualitas


Pemilihan studi menggunakan software bibliografi baik itu Mendeley, Endnote
atau sejenisnya. Langkah pertama adalah melakukan screening abstrak dan diikuti
dengan screening teks lengkap. Artikel atau studi yang tidak relevan bisa dikeluarkan
disini dengan mempertimbangkan relevansi dan kesesuaian dengan tujuan Penelitian.
Penilaian kualitas studi dilakukan oleh penulis dengan arahan dari pembimbing.
Kualitas studi dinilai berdasarkan 1) currency (Kapan informasi dipublikasikan dan
apakah hasil penelitian cukup bermakna untuk masa saat ini?); 2) relevance (Seberapa
penting informasi yang diberikan tersebut terhadap pertanyaan penelitian anda?); 3)
authority (Siapakah author penelitian yang direview? Apakah author bekerja pada
institusi yang credible? Apakah artikel berasal dari peer review journal?); 4) accuracy
(Apakah informasi yang diberikan dapat dipercaya? Apakah sitasi yang ada sudah
cukup? Apakah ada kesalahan penulisan?) dan 5) Puspose (Apakah penelitian
tersebut suatu penelitian independen ataukah hanya bertujuan untuk menjual produk
atau ide?) (Webb, 2019).
BAB 2

TELAAH JURNAL
A. HASIL PENELUSURAN BUKTI
A. Analisis PICO
Problem / Population (P) Pasien dengan cedera kepala
Intervensi (I) Pemberian guide imagery relaxation
dalam menurunlan nyeri kepala akibat
cedera kepala ringan
Comparison (C) Tidak terlampir
Outcome (O) Untuk mengetahui pengaruh guide
imagery terhadap nyeri kepala dengan
pasien cedera kepala ringan.
Pertanyaan Kelinis Apakah guide imagery relaxation dapat
menurunlan nyeri kepala akibat cedera
kepala ringan ?

9
E. Analisis Artikel Penelitian Melalui Kaidah VIA
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
Judul : V1 (validitas seleksi) Penelitian ini penting Diharapkan perawat dapat
Pengaruh Guide Imagery 1. Jumlah responden sebanyak 101 dilakukan untuk mencegah menggunakan teknik
Terhadap Nyeri Kepala orang terjadinya komplikasi pelaksanaan guide imagery
Pasien Cedera Kepala 2. Kelompok subjek diobservasi seperti nyeri kepala dan sebagai salah satu asuhan
Ringan RS Dustira Cimahi sebelum dilakukan intervensi. penurunan kesadaran. keperawatan dalam menurunkan
kemudian diobservasi lagi setelah intensitas nyeri kepala.
intervensi. Sample adalah sebagian Diharapkan RS Dustira Kota
Penulis :
yang diambil dari keseluruhan Cimahi mempunyai Standar
Pusparini
objek yang diteliti dan dianggap Operasional Prosedur (SOP)
mewakili seluruh populasi. tentang pemberian teknik guide
Tahun :
V2 ( validitas informasi) imagery yang khusus ditujukan
2017
Penelitian dilakukan di Rumah sakit pada pasien cedera kepala
Dustira Cimahi ringan sehingga memudahkan
V3 (Validitas Pengontrolan perancu) perawat dalam pelaksanaannya.
1. Tidak terdapat faktor perancu. Selain itu diharapkan rumah
V4 ( validitas analisis) sakit mempunyai ruangan
1. Penelitian eksperimen ini khusus untuk melakukan guide
menggunakan desain pre imagery relaxation sehingga
eksperimen One Group Pretest- konsentrasi pasien tidak
Posttest without control dengan terpecah, sehingga diperlukan
menggunakan waktu longitudital ruangan khusus. Intensitas nyeri
prospektif yaitu menggunkan kepala pada pasien cedera
hubungan sebab – akibat dengan kepala berat banyak dipengaruhi
cara melibatkan satu kelompok oleh faktor-faktor selain
subjek. pemberian teknik guide
2. Metode pengambilan sample dalam imagery, sehingga untuk lebih
penelitian ini adalah Non Random melengkapi penelitian tentang
(Non Probability) Sampling dengan intensitas nyeri pasien post
metode quota sample, yaitu tehnik cedera kepala ringan perlu
penentuan sample dengan dilakukan penelitian lanjutan

10
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
menentukan ciri-ciri tertentu dengan beragam variabel dan
sampai dengan jumlah quota yang pendekatan penelitian lainya.
telah ditentukan.
3. Hasil penelitian tentang pengaruh
teknik relaksasi nafas dalam
terhadap perubahan intensitas nyeri
pada pasien cedera kepala ringan di
RS Dustira Kota Cimahi adalah
diketahuinya nilai presentasi skala
nyeri sebelum dilakukan intervensi
sebesar 66,7% (skala 3) dan 33,3%
(skala2). Diketahuinya nilai rata –
rata skala nyeri setelah dilakukan
intervensi sebesar 93,3% (skala 1)
dan 6,7% (skala1). Diketahuinya
perbedaan nilai rata – rata skala
nyeri sebelum dan setelah
intervensi pada pasien dengan
cedera kepala ringan sebagaimana
hasil uji bivariat yang
menunjukkan bahwa; Nilai p
(sig)=0,000 <  (0,05) Ho ditolak,
artinya ada perbedaan nilai Skala
nyeri sebelum dan setelah
intervensi teknik guide imagery.

V5 (validitas Eksternal)
Penelitian ini didukung penelitian dari
Endrayni Sehono (2010) tentang
“Pengaruh teknik Relaksasi Guide
Imagery Terhadap Penurunan Nyeri

11
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
Pada Pasien pasca Operasi fraktur di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta”
dengan rancangan Quasi Eksperimental
Design dengan Pre Post Test Control
Group Design. Sample penelitian
adalah sebanyak 40 pasien,
bahwasannya ada perubahan perilaku
yang signifikan untuk teknik relaksasi
guided imagery terhadap penurunan
nyeri pada pasien pasca operasi fraktur
di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Judul : V1 (validitas seleksi) : Penelitian ini penting Disarankan kepada perawat
Efektivitas Guide Imagery 1. Populasi penelitian adalah seluruh dilakukan untuk mencegah dalam memberikan pelayanan
Relaxation Terhadap Nyeri pasien dengan cedera kepala ringan terjadinya komplikasi kesehatan untuk meningkatkan
Kepala Pada Pasien Cedera yang di rawat di RSUD Dr. seperti gangguan pada kemampuan dalam mengatasi
Kepala Ringan di RSUD Dr. Pirngadi yang berjumlah 10 orang memori, keseimbangan, nyeri kepala pada pasien cedera
Pirngadi 2. Pengambilan data dilakukan koordinasi, serta konsentrasi kepala ringan dengan
kepada responden yang bersedia seseorang. menggunakan manajemen nyeri
Penulis : mengikuti penelitian dan non farmakologi seperti guide
Marbun, Simatupang and memenuhi kriteria akan mendapat imagery relaxation untuk
Simanjuntak perlakukan berupa guide imagery menurunkan nyeri kepala pada
relaxation selama 15 sampai 20 pasien secara mandiri.
Tahun : 2021 menit.
V2 (validitas informasi) :
1. Penelitian dilakukan di RSUD Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2020
2. Sebelum pemberian terapi guide
imagery relaxation, terlebih dahulu
dilakukan pengukuran skala nyeri
pada pasien dan sesudah pemberian
terapi maka skala nyeri diukur

12
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
kembali.
V3 (Validitas Pengontrolan
Perancu):
Pada penelitian ini tidak terdapat faktor
perancu.
V4 (Validitas Analisis) :
1. Analisis data statistik yang
digunakan uji t-test yang
berpasangan (paired sample t-test)
2. Hasil uji statistik juga
menunjukkan p=0,000 (p< 0,05)
maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
berarti ada perbedaan bermakna
rerata rasa nyeri sebelum dan
sesudah pemberian terapi guide
imagery relaxation terhadap
intensitas nyeri kepala pasien
cedera kepala ringan

V5 (Validitas Eksternal) :
Penelitian Yani. L.Y. & Kurniawati,
F.Y. (2017) tentang pengaruh teknik
guided imagery terhadap tingkat
kecemasan pasien pra operasi sectio
caesar di Ruang Sriwijaya RSUD Prof.
Dr. Soekandar Kabupaten Mojokerto
bahwa guided imagery efektif dalam
menurunkan tingkat kecemasan pasien
pra operasi sectio caesar. Hasil
penelitian Lolo, L. L., Novianty, N., &

13
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
Zulkifli, A. (2018), tentang pengaruh
pemberian guided imagery terhadap
skala nyeri pada pasien post operasi
appendisitis hari pertama di RSUD
Sawerigading, didapatkan hasil bahwa
guided imagery dapat menurunkan
tegangan area insisi dan mengurangi
nyeri dan ketidaknyamanan berkenaan
dengan gerakan otot.
Judul : V1 (validitas seleksi) : Penelitian ini penting Guided imagery relaxation dapat
Efektivitas Manajemen Nyeri 1. Jumlah pasien sebanyak 15 pasien dilakukan untuk mencegah dijadikan referensi mahasiswa
Dengan Guided Imagery dan didapatkan hasil rerata skala terjadinya penurunan untuk mengatasi nyeri secara
Relaxation Pada Pasien sebelum dilakukan teknik Guided kondisi fisik dan psikologis non farmakologis. Beri
Cedera Kepala Di Rsud Dr. Imagery Relaxation yaitu 8,66 seseorang serta dapat bimbingan secara intensif
Soediran Mangun Sumarso kemudian setelah dilakukan teknik menyebabkan lama nya kepada mahasiswa tentang cara
Wonogiri Guided Imagery Relaxation proses penyembuhan dan langkah penelitihan yang
didapatkan hasil rerata yaitu 7,66. benar dan berkualitas. Guided
Penulis : 2. Pada metode penelitian jumlah imagery relaxation dapat
Handono, Sulistyaningsih and yang dikehendaki peneliti adalah 5 dijadikan sebagai aplikasi untuk
Priyatno, responden. Pemilihan sampel penangan lain selain nyeri
berdasar atas kasus cedera kepala misalnya kecemasan,stress, dan
Tahun : 2018 yang ada di RSUD dr. Soediran sulit tidur. Tambahi jangka
Mangun Sumarso Wonogiri . waktu penelitihan untuk
meningkatkan mutu dan kualitas
V2 (validitas informasi) : hasil penelitihan. Dan sebelum
1. Penelitian dilakukan di RSUD Dr. di lakukan penelitihan harap
Soediran Mangun Sumarso melakukan studi banding ke
Wonogiri daerah penelitihan terlebih
2. Awalnya peneliti melakukan dahulu
observasi TTV, dan respon nyeri
selanjutnya melakukan tindakan

14
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
relaksasi dan mengobservasi hasil
tindakan yang telah dilakukan.
3. Tindakan pemberian relaksasi
diberikan 1 kali sehari selama dua
hari. Pengukuran tingkat nyeri
dilakukan sebelum tindakan
dilakukan dan sesudah tindakan
kedua pada hari terakhir.
V3 (Validitas Pengontrolan
Perancu):
Belum adanya inklusi dalam
penelitian. Kurang pemantauan tentang
terapi farmakologis pada pasien
mempengaruhi hasill dari pengamatan
dan intervensi yang telah
dilakukan,tidak memperhatikan adanya
pengaruh obat yang telah diberikan
kepada pasien sehingga mempengaruhi
hasil yang ada.
V4 (Validitas Analisis) :
1. Metode penelitian yang digunakan
menggunakan jenis penelitian studi
kasus (case study).
2. TN.E dengan cedera kepala ringan
dari skala nyeri 8 menjadi skala
nyeri 6, NY.S dengan cedera
kepala sedang dari skala nyeri 9
menjadi skala nyeri 5 , TN.S
dengan cedera kepala ringan dari
skala nyeri 4 menjadi skala nyeri 2,
NY.B dengan cedera kepala ringan

15
Jurnal V ( Validity) I (Importan) A ( Applicability)
dari skala nyeri 6 menjadi skala
nyeri 2, dan NY.K dari skala nyeri
7 menjadi 3 .Maka terjadi selisih
penurunan skala nyeri pada kelima
responden yang ada.
V5 (Validitas Eksternal) :
Penelitian Urip Rahayu,dkk (2010)
dengan jumlah pasien sebanyak
15pasien dan didapatkan hasil rerata
skala sebelum dilakukan teknik guide
imagery relaxation yaitu 8,66 kemudian
setelah dilakukan teknik guide imagery
relaxation didapatkan hasil rerata yaitu
7,66. maka dengan hasil dari penelitian
urip rahayu dkk, menunjukan bahwa
guide imagery relaxation efektif untuk
dijadikan salah satu alternatif intervensi
keperawatan

16
17

C. Matriks Telaah Jurnal


Topik Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Efektivitas Guide Efektivitas Manajemen
Pengaruh Guide
Imagery Relaxation Nyeri Dengan Guided
Imagery Terhadap
Terhadap Nyeri Kepala Imagery Relaxation
Nyeri Kepala Pasien
Pada Pasien Cedera Pada Pasien Cedera
Judul Jurnal Cedera Kepala Ringan
Kepala Ringan di RSUD Kepala Di Rsud Dr.
di Rumah Sakit
Dr. Pirngadi Soediran Mangun
Dustira Cimahi
Sumarso Wonogiri

Jumlah
101 orang 10 orang 15 pasien
Responden
Jenis Penyakit Cedera Kepala Ringan Cedera Kepala Ringan Cedera Kepala Ringan
Hasil Ukuran Hasil penelitian Hasil uji statistik juga Hasil penelitian
tentang pengaruh menunjukkan p=0,000 didapatkan TN.E
teknik relaksasi nafas (p< 0,05) maka dapat dengan cedera kepala
dalam terhadap disimpulkan bahwa Ho ringan dari skala nyeri
perubahan intensitas ditolak dan Ha diterima. 8 menjadi skala nyeri 6,
nyeri pada pasien Hal ini berarti ada NY.S dengan cedera
cedera kepala ringan perbedaan bermakna kepala sedang dari
di RS Dustira Kota rerata rasa nyeri sebelum skala nyeri 9 menjadi
Cimahi adalah dan sesudah pemberian skala nyeri 5 , TN.S
diketahuinya nilai terapi guide imagery dengan cedera kepala
presentasi skala nyeri relaxation terhadap ringan dari skala nyeri
sebelum dilakukan intensitas nyeri kepala 4 menjadi skala nyeri 2,
intervensi sebesar pasien cedera kepala NY.B dengan cedera
66,7% (skala 3) dan ringan kepala ringan dari skala
33,3% (skala2). nyeri 6 menjadi skala
Diketahuinya nilai nyeri 2, dan NY.K dari
rata – rata skala nyeri skala nyeri 7 menjadi
setelah dilakukan 3 .Maka terjadi selisih
intervensi sebesar penurunan skala nyeri
93,3% (skala 1) dan pada kelima responden
6,7% (skala1). yang ada.
Diketahuinya
perbedaan nilai rata –
rata skala nyeri
sebelum dan setelah
intervensi pada pasien
dengan cedera kepala
ringan sebagaimana
hasil uji bivariat yang
menunjukkan bahwa;
Nilai p (sig)=0,000 <
 (0,05) Ho ditolak,

17
18

artinya ada perbedaan


nilai Skala nyeri
sebelum dan setelah
intervensi teknik
guide imagery.
15 sampai 20 menit Tindakan pemberian
relaksasi diberikan 1
kali sehari selama dua
hari. Pengukuran
Tidak dijelaskan
tingkat nyeri dilakukan
Lama tindakan lamanya pemberian
sebelum tindakan
intervensi
dilakukan dan sesudah
tindakan kedua pada
hari terakhir.

desain pre eksperimen uji t-test yang penelitian studi kasus


One Group Pretest- berpasangan (paired (case study).
Alat Ukur
Posttest without sample t-test)
control
Level Of 1b
1b 1b
Evidence

18
19

D. Topik Analisis
Tabel 2.1 Deskripsi Topik
Topik 1 : Definisi Putih Telur Guide imagery
Penulis dan Tahun Deskripsi topik yang di review
Yesi Pusparini (2017) Guide imagery adalah proses menggunakan
kekuatan pikiran dengan mengarahkan tubuh
untuk menyembuhkan diri memelihara
kesehatan/relaksasi melalui komunikasi dalam
tubuh yang melibatkan semua indra (visual,
sentuhan, pedoman, penglihatan, dan
pendengaran)
(Marbun, Simatupang Guide imagery relaxation dimana salah satu terapi
and Simanjuntak, yang dapat meringankan rasa nyeri pada kepala
2021) dimana saat endorphin dikeluarkan oleh otak
dapat mengurangi nyeri dan mengaktifkan system
parasimpatik untuk relaksasi tubuh dan
menurunkan tekan darah, respirasi, headache dan
nadi
(Handono, Teknik relaksasi imajinasi terbimbing (guide
Sulistyaningsih and imagery relaxattion ) merupakan salah satu teknik
Priyatno, 2018) merelaksasi menggunakan semua panca indera
melalui audio yang diberikan. Yang membantu
memenuhi kebutuhan tidur yang terganggua
karena faktor nyeri, lingkungan, kecemasan,dan
tindakan keperawatan

Tabel 2.2 Deskripsi Topik Prosedur


Topik 2 : Prosedur Guide imagery
Penulis dan Tahun Deskripsi topik yang di review
Yesi Pusparini (2017) Waktu longitudital prospektif yaitu menggunkan
hubungan sebab – akibat dengan cara melibatkan
satu kelompok subjek. Kelompok subjek
diobservasi sebelum dilakukan intervensi.
kemudian diobservasi lagi setelah intervensi.
(Marbun, Simatupang Pemberian guide imagery relaxation selama 15
and Simanjuntak, 2021) sampai 20 menit. Sebelum pemberian terapi
guide imagery relaxation, terlebih dahulu

19
20

Penulis dan Tahun Deskripsi topik yang di review


dilakukan pengukuran skala nyeri pada pasien
dan sesudah pemberian terapi maka skala nyeri
diukur kembali.
(Handono, Pengukuran tingkat nyeri dilakukan sebelum
Sulistyaningsih and tindakan dilakukan dan sesudah tindakan kedua
Priyatno, 2018) pada hari terakhir.

Tabel 2.3 Deskripsi Topik Frekuensi dan Durasi Zikir


Topik 3 : Frekuensi dan Durasi Guide imagery
Penulis dan Tahun Deskripsi topik yang di review
Yesi Pusparini (2017) Tidak dijelaskan lamanya pemberian terapi
(Marbun, Simatupang Pemberian guide imagery relaxation selama 15
and Simanjuntak, sampai 20 menit.
2021)
(Handono, Tindakan pemberian relaksasi diberikan 1 kali
Sulistyaningsih and sehari selama dua hari.
Priyatno, 2018)

Tabel 2.1 Deskripsi Efektivitas Guide imagery


Topik 4 : Efektivitas Guide imagery
Penulis dan Tahun Deskripsi topic/issue yang sedang di review
Yesi Pusparini (2017) Hasil penelitian tentang pengaruh teknik relaksasi
nafas dalam terhadap perubahan intensitas nyeri
pada pasien cedera kepala ringan di RS Dustira Kota
Cimahi adalah diketahuinya nilai presentasi skala
nyeri sebelum dilakukan intervensi sebesar 66,7%
(skala 3) dan 33,3% (skala 2). Diketahuinya nilai
rata – rata skala nyeri setelah dilakukan intervensi
sebesar 93,3% (skala 1) dan 6,7% (skala1).
Diketahuinya perbedaan nilai rata – rata skala nyeri
sebelum dan setelah intervensi pada pasien dengan
cedera kepala ringan sebagaimana hasil uji bivariat
yang menunjukkan bahwa; Nilai p (sig)=0,000 < 
(0,05) Ho ditolak, artinya ada perbedaan nilai Skala
nyeri sebelum dan setelah intervensi teknik guide
imagery.
(Marbun, Simatupang Hasil uji statistik juga menunjukkan p=0,000 (p<
and Simanjuntak, 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan

20
21

Penulis dan Tahun Deskripsi topic/issue yang sedang di review


2021) Ha diterima. Hal ini berarti ada perbedaan bermakna
rerata rasa nyeri sebelum dan sesudah pemberian
terapi guide imagery relaxation terhadap intensitas
nyeri kepala pasien cedera kepala ringan

(Handono, Hasil penelitian didapatkan TN.E dengan cedera


Sulistyaningsih and kepala ringan dari skala nyeri 8 menjadi skala nyeri
Priyatno, 2018) 6, NY.S dengan cedera kepala sedang dari skala
nyeri 9 menjadi skala nyeri 5 , TN.S dengan cedera
kepala ringan dari skala nyeri 4 menjadi skala nyeri
2, NY.B dengan cedera kepala ringan dari skala
nyeri 6 menjadi skala nyeri 2, dan NY.K dari skala
nyeri 7 menjadi 3 .Maka terjadi selisih penurunan
skala nyeri pada kelima responden yang ada.

21
22

F. PEMBAHASAN
Analisa Pengaruh Guide Imagery terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada
Pasien Dengan Cedera Kepala Ringan
Patogenesis nyeri kepala pada cedera kepala khususnya pada cedera ringan terjadi
perubahan neurokimia meliputi depolarisasi syaraf, pengeluaran asam amino pada
neurotransmitter yang berlebihan, disfungsi serotonegik, gangguan pada opiate
endogen, kehilangan keseimbangan kalsium dan perubahan kadar magnesium. Pada
penelitian terbaru pada kerusakan sel saraf akan memicu pelepasan hormon
thyrotropin yang mana dapat menjadi antagonis dari efek opoid peptide endogen
tanpa gangguan analgesic. Nyeri merupakan pengalaman yang subjektif yang sering
sulit dijelaskn oleh klien kepada perawat. Nyeri juga dipengaruhi oleh umur,
pengalaman nyeri sebelumnya dan norma budaya. Selain itu, nyeri pada cedera
kepala ringan sering disertai dengan trauma yang lain terutama fraktur pada
ekstrimitas bwah sering dijumpai nyeri yang disebabkan trauma berat pada
ekstrimitas tersebut mendominasi nyeri kepala.
Guide imagery adalah proses menggunakan kekuatan pikiran dengan
mengarahkan tubuh untuk menyembuhkan diri memelihara kesehatan/relaksasi
melalui komunikasi dalam tubuh yang melibatkan semua indra (visual, sentuhan,
pedoman, penglihatan, dan pendengaran). Dengan begitu terbentuklah keseimbangan
antara pikiran, tubuh dan jiwa. Imajinasi terbimbing yang sederhana adalah “
penggunaan imajinasi dengan sengaja untuk memperoleh relaksasi atau menjauhkan
dari sensasi yang tidak diinginkan.3Terdapat beberapa teori yang mendasari guided
imagery termsuk teori gate control.11 Teori lain yang menjelaskan fenomena dari
latihan relaksasi dimana tubuh manusia mempunyai analgesik alami yaitu endorphin.
Endorphins adalah neurohormon yang berhubungan dengan sensasi yang
menyenangkan. Endorphin akan meningkat di dalam darah saat seseorang mampu
dalam keadaan rileks. Relaksasi dengan teknik guide imagery akan membuat tubuh
lebih rileks dan nyaman dalam tidurnya. Dengan melakukan nafas dalam secara

22
23

perlahan tubuh akan menjadi rileks. Perasaan rileks akan diteruskan ke hipotalamus
untuk menghasilkan corticotropin Releasing Factor (CRF). Selanjutnya CRF
merangsang kelenjar pituitary untuk meningkatkan produksi Proopioidmelanocortin
(POMC) sehingga produksi enkhepalin oleh medulla adrenal meningkat. Kelenjar
pituitary juga menghasilkan endorphin sebagai neurotransmitter yang mempengaruhi
suasana hati menjadi rileks. Sehingga dapat disimpulkan bahwasannya teknik guide
imagery relaxation dapat mengurangi intensitas nyeri karena relaksasi dapat
mengeluarkan neurohormone endorphine yang berhubungan dengan sensasi
menyenangkan.

23
24

BAB 3

KESIMPULAN

24

Anda mungkin juga menyukai