Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR: NUTRISI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase


Keperawatan Dasar Profesional Holistik Islami
Dosen Pengampu : Anggriana, S.Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:

ASEP TEPIYANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR: NUTRISI

A. Definisi

Nutrisi berasal dari kata nutrients artinya bahan gizi. Nutrisi adalah proses

tersedianya energi dan bahan kimia dari makanan yang penting untuk

pembentukan, pemeliharaan dan penggantian sel tubuh. Nutrient adalah zat

organik dan anorganik dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat

berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan, aktivitas, mencegah

defisiensi,memeliharan kesehatan dan mencegah penyakit, memelihara fungsi

tubuh, kesehatan jaringan, dan suhu tubuh, meningkatkan kesembuhan, dan

membentuk kekebalan. Energi yang didapat dari makanan diukur dalam bentuk

kalori (cal) atau kilokalori (kcal). Kalori adalah jumlah panas yang diperlukan

untuk meningkatkan suhu 1 C dari 1 gr air. (Rahayu and Harnanto, 2016)

B. Fisiologi

Makanan akan diproses tubuh melalui tahap-tahap:

1. Ingesti

Adalah proses masuknya makanan kedalam tubuh dimulai dari koordinasi

otot-otot lengan dan tangan untuk membawa makanan kemulut. Proses

mengunyah/ proses pemecahan, penyederhanaan makanan dari ukuran besar

menjadi ukuran kecil. Melibatkan gigi dan kntrol volunteer otot-otot mulut dan

makanan berada pada gigi, gusi, palatum keras dan lidah , maka akan terjadi

refleks mengunyak yang volunteer (disadari) yang diatur oleh SSP. Proses
menelan merupakan tahap terakhir dari peristiwa ingesti yaitu bergeraknya

makanan dari mulut ke esopagus dan masuk kelambung. Proses ini terjadi secara

refleks sebagai akibat adanya penekanan pada bagian faring dan mulai sejak

makanan sudah dikunyah secara adekuat , serta refleks ini akan menahan proses

respirasi.
2. Digesti

Merupakan rangkaian kegiatan fisik dan kimia pada makanan yang dibawa kedalam

tubuh. Terjadi penyederhanaan zat makanan sehingga dapat diabsropsi oleh saluran

intestinal. Saluran yang berperan antara lain yiatu mulut, pharing, esofagus, lambung,

usus halus dan usus besar. Proses memecah makanan oleh tubuh untuk pertumbuhan,

perkembangan, penyembuhan, dan pencegahan penyakit. Mencerna meliputi proses

mekanik dan kimia untuk mengubah makanan dalam bentuk yang bisa dicerna. Proses

mekanik meliputi mengunyah, menelan, mencampur dan menggerakkan makanan ke

lambung dan duodenum. Dalam usus, makanan diaduk dan dicampur dengan enzim

pencernaan, dan diabsorbsi mukosa usus halus. Peristaltik membawa makanan ke dalam

kolon untuk disimpan sampai dikeluarkan dari tubuh. Proses kimia mengubah komposisi

makanan yang masuk. Karbohidrat, lemak, dan protein harus dipecah secara kimia untuk

diabsorbsi. Pencernaan karbohidrat meliputi hidrolisis polisakarida (kecuali selulosa dan

fiber) menjadi disakarida oleh enzim amilase.

Disakarida dihidrolisis menjadi monosakarida oleh enzim sukrase, maltase, dan

laktase yang disekresi oleh usus halus. Pencernaan lemak dilakukan oleh emulsi lemak

yang difasilitasi oleh empedu. Emulsi memecah lemak menjadi lemak yang lebih kecil

dan diurai menjadi solution. Enzim lipase pankreas menghidrolisis lemak kecil menjadi

asam lemak dan gliserol. Pencernaan protein meliputi hidrolisis protein menjadi asam

amino oleh enzim protease (pepsin dari cairan gaster, tripsin, dan protease lain dari

cairan pankreas, dan peptidase dari cairan usus halus).

3. Absorpsi

Adalah proses dimana nutrient yang telah berbentuk paling sederhana diserap oleh

usus nutrient berupa: glukosa karbohidrat, asam amino (protein ), asam lemak dan

gliserol (lemak), tanpa kecuali vitamin, mineral dan air. Absorbsi adalah proses

mencerna protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air yang secara aktif dan

pasif dibawa melalui mukosa usus halus ke darah atau sirkulasi limfatik. Asam amino,
monosakarida diabsorbsi ke aliran darah melalui kapiler usus halus. Gliserol dan asam

lemak diabsorbsi ke sistem limfatik melalui kapiler limfatik di vili usus halus. Beberapa

lemak netral yang diemulsi diabsorbsi tanpa dicerna ke kapiler.

4. Metabolisme

Merupakan bagian akhir dalam penguunaan makanan di tubuh. Proses ini meliputi

semua perubahan kimia yang dialami zat makanan sejak diserap oleh usus hingga

dikeluarkan oleh tubuh sebagai sampah. Metabolisme adalah proses kimia kompleks

yang terjadi di sel yang digunakan untuk energi, untuk pertumbuhan dan perbaikan sel.

Katabolisme adalah proses memecah zat kompleks menjadi zat simpel (misalnya,

memecah jaringan), dan anabolisme adalah proses mengubah zat sederhana menjadi

sesuatuyang lebih kompleks (misalnya, perbaikan jaringan). Sel hepar merubah

glukosa menjadi glikogen oleh insulin. Proses anabolisme ini disebut glikogenesis.

Glikogen disimpan di hepar dan jaringan otot, kemudian diubah kembali menjadi

glukose oleh proses katabolisme yang disebut glikogenolisis. Simpanan glukose oleh

insulin dalam bentuk deposit lemak (jaringan adiposa). Jika glukosa yang masuk sel

tidak cukup untuk kebutuhan sel, glukoneogenesis (bentuk glukosa dari protein dan

lemak di hepar) terjadi.

Proses katabolisme menghasilkan energi 4 kcal/g. Lemak diubah menjadi jaringan

adiposa dan disimpan di deposit lemak tubuh. Simpanan deposit lemak membuat

sumber energi paling besar. Katabolisme lemak menghidrolisis lemak menjadi gliserol

dan asam lemak. Asam lemak diubah oleh reaksi kimia yang disebut ketogenesis

menjadi keton. Dalam jaringan sel, keton diubah oleh siklus asam sitras menjadi energi,

karbon dioksida, dan air. Gliserol diubah oleh gluconeogenesis menjadi glukosa. Lemak

menghasilkan energi 9 kcal/g. Anabolisme protein membangun jaringan, menghasilkan

antibodi, membentuk sel darah, dan memperbaiki jaringan. Protein disimpan di hepar

dan jaringan otot atau diubah menjadi lemak. Katabolisme protein menghidrolisis

protein sel menjadi asam amino di jaringan sel. Asam amino dipecah menjadi amoniak
dan ketoacid. Proses ini terjadi di sel hepar untuk membentuk glukosa dan urea.

5. Ekskresi

Merupakan pekerjaan tubuh untuk membuang zat sisa dari metabolisme yang tidak

terpakai lagi untuk keperluan tubuh. Proses ini terjadi dalam bermacam-macam bentuk,

antara lain defekasi, miksi, diaphoresis dan ekspirasi.

Nutrient digolongkan ke dalam 6 kategori, yaitu karbohidrat, protein, lemak,

vitamin, mineral, dan air.

1. Karbohidrat

Karbohidrat adalah gula sederhana (monosakarida dan disakarida) dan gula

kompleks (polisakarida). Karbohidrat terdiri dari karbon, hidrogen, dan oksigen. Gula,

sirup, madu, buah, dan susu adalah sumber karbohidrat sederhana. Roti, sereal, kentang,

beras, pasta, dan gandum berisi karbohidrat kompleks. Fungsi karbohidrat adalah

memberikan energi. Setiap gram karbohidrat mengandung 4 kcal. Karbohidrat juga

penting dalam oksidasi lemak, meningkatkan pertumbuhan bakteri dalam saluran

pencernaan, yang membantu sintesis vitamin K dan B12, memproduksi komponen

karbon dalam sintesis asam amino esensial. Sirkulasi darah membawa glukosa ke sel

sebagai sumber energi dan untuk produksi substansi penting. Kadar glukosa darah

normal 80-110 mg/dL, pada kondisi puasa kadar glukosa darah 60-80 mg/dL, dan pada

2 jam setelah puasa meningkat menjadi 140-180 mg/dL, tergantung usia. Hiperglikemia

dimana kadar glukosa darah lebih tinggi dari normal akibat produksi atau penggunaan

insulin tidak adekuat, terjadi pada diabetes militus. Hipoglikemia dimana kadar glukosa

darah lebih rendah dari normal, dapat sebagai tanda dari abnormalitas liver dan

pankreas.

2. Protein

Protein adalah zat kimia organik yang berisi asam amino, yang dihubungkan

dengan rantai peptida. Protein terdiri dari karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen.

Tubuh mensintesis protein antara lain membentuk hemoglobin untuk membawa oksigen
ke jaringan, insulin untuk regulasi glukosa darah, dan albumin untuk regulasi tekanan

osmotic darah. Fungsi protein untuk pertumbuhan, regulasi fungsi dan proses tubuh,

pembentukan kembali protein sel, dan energi, memelihara sistem imunitas tubuh, sel,

cairan tubuh, tulang, kulit, gigi, otot, rambut, darah, dan serum. Katabolisme protein

memberi 4 kcal/g. Katalis enzim dibentuk dari protein pada regulasi pencernaan,

absorbsi, metabolisme, dan katabolisme.Diit protein diklasifikasikan menjadi :

a. Protein lengkap, berisi asam amino esensial untuk memelihara jaringan tubuh

dan meningkatkan pertumbuhan. Tubuh tidak dapat mensintesis asam amino

esensial. Tubuh dapat mensintesis asam amino nonesensial dari sumber lain.

Sumber protein lengkap antara lain daging, ikan, susu, keju, dan telur.

b. Protein lengkap sebagian, berisi asam amino untuk memelihara kehidupan,

tetapi tidak meningkatkan pertumbuhan.

c. Protein tidak lengkap, tidak berisi asam amino esensial untuk memelihara

kehidupan, membentuk jaringan, dan meningkatkan pertumbuhan. Sumber

protein tidak lengkap antara lain buah dan sayuran, buncis, roti, sereal, beras,

pasta, kacang-kacangan.

Status protein diukur dalam keseimbangan nitrogen. Keseimbangan nitrogen adalah

jumlah nitrogen yang digunakan sama dengan jumlah nitrogen yang dikeluarkan.

Keseimbangan nitrogen positif jika intake nitrogen lebih besar dari nitrogen yang

dikeluarkan. Keadaan ini terjadi jika jaringan baru disintesis, misalnya sembuh dari

sakit, latihan, hamil, dan pertumbuhan masa anak. Keseimbangan nitrogen negatif jika

pengeluaran nitrogen lebih besar dari intake nitrogen. Keadaan ini terjadi pada penyakit

yang disebabkan kerusakan jaringan, atau diet protein dan/atau kalori tidak adekuat.

3. Lemak

Lemak atau lipid, termasuk lemak netral, minyak, asam lemak, kolesterol, dan

phospholopid. Lemak adalah zat organik yang terdiri dari karbon, hidrogen, dan

oksigen. Lemak secara ideal membentuk sekitar 20% berat badan pada orang yang tidak
gemuk. Lemak berfungsi sebagai transport sel, proteksi organ vital, energi, simpanan

energi pada jaringan adiposa, absorbsi vitamin, dan transport vitamin larut lemak.

Lemak yang dioksidasi menghasilkan energi 9 kcal/g. Lemak memberikan rasa kenyang

karena menetap di lambung lebih lama daripada karbohidrat atau protein. Lemak

diklasifikasikan sebagai lemak jenuh dan lemak tidak jenuh. Daging sapi, daging

domba, minyak kelapa, minyak kelapa sawit, dan minyak biji kelapa sawit mengandung

asam lemak jenuh lebih tinggi dan lebih keras. Daging ayam, ikan dan sayuran berisi

asam lemak tidak jenuh lebih tinggi dan lebih lunak.

4. Vitamin

Vitamin adalah zat organik yang penting bagi tubuh untuk pertumbuhan,

perkembangan, pemeliharaan, dan reproduksi, serta membantu dalam penggunaan

energy nutrient. Vitamin diklasifikasikan sebagai vitamin larut lemak dan vitamin larut

air.

a. Vitamin larut lemak

Vitamin larut lemak disimpan di hati atau jaringan adiposa, sehingga intake

vitamin berlebihan dapat menyebabkan keracunan.

1) Vitamin A

Vitamin A berfungsi untuk memelihara penglihatan, memelihara jaringan

epitel, meningkatkan perkembangan tulang dan gigi, meningkatkan proliferasi

sel. Kekurangan vitamin A ditandai dengan buta senja atau buta total,

degenerasi sel keratin yang menyebabkan infeksi mata, telinga, dan rongga

hidung. Kulit menjadi kasar, kering, dan bersisik, mata kering, perkembangan

gigi dan tulang tidak adekuat. Vitamin A disimpan di hati dan intake berlebihan

menyebabkan keracunan.

2) Vitamin D

Vitamin D berfungsi untuk mineralisasi tulang, kartilago, dan gigi,

memelihara calcium cairan ekstra selular, dan untuk kontraksi otot.


Kekurangan vitamin D menyebabkan riketsia, kesehatan gigi kurang, otot kaku

dan kejang, osteomalasia (tulang lunak dan mudah fraktur spontan).

3) Vitamin E

Vitamin E berperan sebagai antioksidan yang membantu memelihara

integritas membran sel dan melindungi vitamin A dan C dari oksidasi.

Kekurangan vitamin E ditandai dengan meningkatnya hemolisis eritrosit,

refleks kurang, kerusakan fungsi neuromuskular, dan anemia.

4) Vitamin K

Vitamin K berfungsi untuk pembentukan protrombin dan faktor

pembekuan lain untuk pembekuan darah. Kekurangan vitamin K

dimanifestasikan dengan perdarahan, dan penyakit perdarahan pada bayi baru

lahir.

b. Vitamin larut air

Vitamin larut air disimpan dalam tubuh. Intake berlebihan diabsorbsi oleh

jaringan, dan diekskresikan dalam urine

1) Vitamin B kompleks

Vitamin B1 (thiamine) berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, memelihara

fungsi syaraf, nafsu makan dan pencernaan. Gejala kekurangan vitamin B1 adalah

nafsu makan menurun, apatis, depresi mental, fatigue, konstipasi, edema, gagal

jantung, dan neuritis.

Vitamin B2 (riboflavin) berfungsi dalam metabolisme protein dan karbohidrat,

memelihara kulit dan penglihatan. Gajala kekurangan vitamin B2 adalah sudut

mulut pecah- pecah, dermatitis, dan peningkatan vaskularisasi kornea dan

penglihatan tidak teratur.

Vitamin B3 (niacin) berfungsi dalam metabolisme glikogen, regenerasi

jaringan, dan sintesis lemak. Kekurangan vitamin B3 menyebabkan pellagra,

ditandai dengan fatigue, sakit kepala, anoreksi, penurunan berat badan, nyeri
abdomen, diare, dermatitis, gangguan syaraf.

Vitamin B12 (cyanocobalamin) berfungsi dalam membentuk eritrosit matang,

dan sintesis DNA dan RNA, absorbsi vitamin. Kekurangan vitamin B12

menyebabkan anemi pernisiosa, dan kerusakan syaraf. Asam folat berfungsi sebagai

ko enzim metabolisme protein dan pertumbuhan sel, membentuk eritrosit,

perkembangan tulang dan sumsum tulang belakang janin. Tanda kekurangan asam

folat adalah glositis, diare, anemi makrositik, defek kelahiran (spina bifida)

2) Vitamin C

Vitamin C penting untuk absorbsi Fe, melawan infeksi, penyembuhan luka,

pembentukan kolagen, metabolisme beberapa asam amino. Vitamin C adalah

antioksidan, dan melindungi vitamin A dan E dari oksidasi berlebihan. Kekurangan

vitamin C ditandai dengan penyembuhan luka kurang, rentan infeksi, retardasi

pertumbuhan dan perkembangan, nyeri sendi, anemi, gusi berdarah.

5. Mineral

Mineral membantu membentuk jaringan tubuh dan regulasi metabolisme

a. Calcium

Calcium berfungsi untuk membentuk dan memelihara tulang dan gigi,

pembekuan darah, tansmisi syaraf, kontraksi dan relaksasi otot, permeabilitas

membran sel. Tanda dan gejala kekurangan calcium adalah pertumbuhan pendek,

ricketsia, osteoporosis, tetani.

b. Magnesium

Magnesium berfungsi untuk pembentukan tulang, relaksasi otot, sintesis

protein. Tanda dan gejala kekurangan magnesium adalah penyakit ginjal, tremor

mengakibatkan kejang.

c. Sodium

Sodium berfungsi untuk membantu memelihara keseimbangan cairan tubuh

dan asam basa. Makanan rendah sodium penting bagi orang dengan penyakit
jantung, hipertensi, edema, gangguan ginjal, penyakit liver.

d. Potasium/kalium

Fungsi potasium untuk sintesis protein, keseimbangan cairan, dan regulasi

kontraksi otot. Pembatasan potasium dilakukan pada klien dengan kerusakan/gagal

ginjal

e. Fosfor

Fosfor berfungsi untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi,

keseimbangan asam basa, metabolisme energi, struktur membran sel, regulasi

hormon dan ko enzim. Tanda dan gejala kekurangan fosfor adalah pertumbuhan

pendek, riketsia.

f. Besi (Fe)

Besi berfungsi untuk membawa oksigen melalui hemoglobin dan

myoglobin,unsur pokok sistem enzim. Kekurangan besi ditandai dengan deplesi

simpanan besi, anemi, pucat.

g. Iodine

Fungsi iodine adalah unsur pokok hormon tiroid yang meregulasi basal

metabolisme rate. Kekurangan iodine menyebabkan goiter.

h. Zinc

Fungsi zinc untuk pertumbuhan jaringan, perkembangan dan

penyembuhan,kematangan seksual dan reproduksi, unsur utama beberapa enzim

dalam energy dan metabolime asam nukleat. Kekurangan zinc menyebabkan

kerusakan pertumbuhan, kematangan seksual, dan fungsi sistem imun, lesi kulit,

akrodermatitis, penurunan sensasi rasa dan penghidu

6. Air

Air diperlukan untuk memelihara fungsi sel. Air diperoleh dari minum cairan dan

makan makanan tinggi air, dan dengan oksidasi makanan. Haus menandakan butuh air

dan mendorong seseorang untuk minum.


C. Faktor yang mempengaruhi

Menurut Ibrahim (2012) ada beberapa faktor yang mempengaruhi nutrisi yaitu:

1. Aktivitas fisik

Aktivitas fisik memberikan suatu gambaran terhadap status gizi, dimana dengan

aktivitas yang tinggi menunjukkan adanya penurunan nafsu makan, sedangkan apabila

aktifitas fisiknya rendah maka status gizinya normal.

2. Jenis kelamin

Merupakan faktor internal yang menentukan status gizi. Sehingga terdapat

hubungan antara antara jenis kelamin dengan status gizi seseorang. Laki-laki cenderung

membutuhkan gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan untuk

membantu proses metabolisme. Karena, laki-laki memiliki aktivitas fisik yang tinggi

dan juga dipengaruhi oleh berat badan. Dimana tubuh pria lebih berat dibandingkan

perempuan. Begitu juga untuk tinggi tubuh. Karena itulah, pria juga membutuhkan

makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan. Dari jumlah kalori, pria

membutuhkan minimal 400 kalori lebih banyak daripada perempuan, tergantung pada

aktivitas.

3. Usia

Bertambahnya usia, menjadikan keadaan fisik mulai melemah, suasana hati yang

berubah. Meningkatnya usia menyebabkan seseorang menjadi rentan terserang penyakit.

Penyakit-penyakit tertentu sering menyebabkan keadaan gizi menjadi buruk. Misalnya,

penderita diabetes mellitus umumnya mempunyai berat badan dibawah batas normal.

Diduga, penurunan barat badan ini terjadi karena defisiensi insulin yang dialami

penderita diabetes mellitus. Kondisi ini akan menyebabkan sedikitnya glukosa yang

diserap tubuh untuk diubah menjadi glukogen (energi). Dengan demikian, untuk

memenuhi kebutuhan energi, tubuh akan merombak lemak (lipolisis) dan protein

(proteolisis) untuk dijadikan sumber energi. Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus

akan menyebabkan cadangan lemak dan protein di dalam tubuh berkurang. Akibatnya,
berat badan pun akan menurun (Wirakusumah, 2001).

4. Kemunduran biologis

Ketika mengalami proses penurunan fungsi tubuh, baik secara fisik maupun psikis

yang akan berdampak terhadap status gizi.

5. Pengetahuan

Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizidapat mempengaruhi

pola konsusmsi makan. Hal tersebut dapatdisebabkan oleh kurangnya informasi

sehingga dapat terjadikesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.

6. Tinggi dan berat badan

Tinggi dan berat badan berpaengaruh terhadap luas permukaan tubuh, semakin luas

permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan

metabolisme basaltubuh juga menjadi lebih besar.e.

7. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizikarena penyediaan

makanan bergizi membutuhkan pendanaan yangtidak sedikit. Oleh karena itu,

masyarakat dengan kondisi perekonomian tinggi biasanya mampu

mencukupi kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi

perekonomian rendah

D. Pengukuran Nutrisi

Karaktristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan

Ideal Body Image Weight (IBW):

1. Body Mass Index (BMI)

Body Mass Index atau indeks masa tubuh merupakanukuran dari gambaran berat

badan seseorang dengan tinggi badan. BMI dihubungkan dengan total lemak dalam

tubuh danseb agai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan (overweight) dan

obesitas.
BMI = 𝐵𝐵
𝑇𝐵2

BMI = Body Mass Index

BB = Berat Badan

TB = Tinggi Badan

Tabel Ambang batas BMI di Indonesia

Kategori BMI
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17.0
Kekurangan berat badan tingkat sedang 17.0 – 18.5
Normal 18.5 – 25
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25 – 27
Kelebihan berat badan tingkat berat >27

2. Ideal Body Weight (IBW)

Ideal body weight atau berat badan ideal merupakan perhitungan berat badan ptimal

dalam fungsi tubuh yang se hat.Berat badan ideal adalah jumlah tinggi badan dalam

sentimeter dikurangi dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah itu.

Berat Badan Ideal (Kg) = [Tinggi Badan (cm) – 100] – [10%(Tinggi Badan – 100]

3. Kebutuhan Energi

Energi yang dihasilkan tubuh digunakan untuk melakukan tiga kegiatan, yaitu

kerja internal, kerja eksternal, dan pengaruh makanan. Kerja internal adalah energi

yang diperlukan untuk mempertahankan hidup. Energi untuk kerja internal disebut

Energi Metabolisme Basal (EMB). Energi Basal adalah energi yang diperlukan tubuh

dalam kondisi tubuh istirahat total (tidak ada aktivitas fisik). Biasanya diukur saat

berbaring pagi hari yang dipuasakan sebelumnya. Energi basal diukur pada saat

istirahat, tetapi tidak tidur, fisik dan emosi dalam keadaan rileks, kurang lebih 12-

18 jam sesudah makan. Energi basal ini dipengaruhi oleh luas permukaan tubuh,

jenis kelamin, umur, komposisi tubuh, kelenjar endokrin, kehamilan dan laktasi,

status kesehatan, koreksi tidur, suhu tubuh, tonus otot, latihan olahraga, dan faktor
stres. Pada remaja diperkirakan kebutuhan EMB meningkat 12%.

Apabila suhu tubuh meningkat karena sakit maka setiap kenaikan suhu 1oC kebutuhan

EMB meningkat 13% pada dewasa dan 10% pada anak-anak. Diperkirakan EMB yang

dibutuhkan setiap orang adalah 1 Kal/kg BB/jam, sehingga rumus untuk menghitungnya

dapat ditulis dengan :

EMB Pria = 24 x 1 x BB

EMB Wanita = 24 x 0.9 x BB

Untuk menaksir kebutuhan energi metabolisme basal juga dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut.

Tabel Rumus untuk menaksir nilai EMB


Umur EMB (Kal/hari)
(Tahun)
Pria Wanita
0-3 60.9 BB – 54 61.0 BB + 51
3-10 22.7 BB + 495 22.5 BB + 499
10-18 17.5 BB + 651 12.2 BB + 746
18-30 15.3 BB + 679 14.7 BB + 496
30-60 11.6 BB + 879 8.7 BB + 829
60+ 13.5 BB + 487 10.5 BB + 596

Cara Menentukan Kebutuhan Gizi Energi

Unsur penting dalam menetapkan kebutuhan energi adalah Angka

Metabolisme Basal (AMB) atau Basal Metabolisme Rate (BMR) dan aktivitas

fisik. Selain itu pengaruh termis makanan yang disebut dengan Spesifik

Dynamic Action (SDA) namun sangat kecil sehingga dapat diabaikan.

Cara Menentukan AMB

AMB dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, berat badan dan tinggi badan.

Ada beberapa cara menghitung kebutuhan energi menggunakan AMB.

a. Menggunakan Rumus Harris Benedict (1919)


Laki-laki :
BEE = 66 + 13,7 (W) + 5 (H) – 6,8 (A)
Wanita :
BEE = 655 + 9,6 (W) + 1,7 (H) – 4,7 (A)
Catatan : W = berat badan (weight) dalam Kg; H = tinggi badan (height) dalam

cm; A = usia (age) dalam tahun.

b. Cara Cepat

1) Laki-laki = 1 Kkal x Kg BB x 24 Jam

2) Perempuan = 0,95 Kkal x Kg BB x 24 Jam

c. Cara FAO/WHO

Rumus FAO/WHO untuk menentukan AMB

Tabel AMB Berdasarkan Kelompok Umur


Kelompok umur AMB (kkal/hari)
(tahun)
Laki-laki Perempuan
0-3 60,9 B *) - 54 61,0 B – 51
3-10 22,7 B + 495 22,5 B + 499
10-18 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496
30-60 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Untuk menentukan total kebutuhan energi ditentukan dengan rumus TEE

TEE = BEE x FA x FS

FA = Faktor aktivitas FS = Faktor stress

Penggunaan berat badan (Kg)

a. Berat badan aktual, bila status gizi normal (menurut IMT)

b. Berat badan ideal, digunakan bila terjadi :

 Malnutrisi pada kasus combustio, hamil, tumor, cyste, ascites.

 Underweight

 Overweight

 Pasien tidak dapat ditimbang


 Pasien pre dan post operasi

FA (Faktor Aktivitas)

1,05 : total bed rest, CVA-ICH

1,1 : mobilisasi (aktivitas/bergerak) di tempat tidur

1,2 : jalan di sekitar kamar

1,3 : aktivitas ringan seperti pegawai kantor, ibu rumah tangga, pegawai toko, dll

1,4 : aktivitas sedang seperti mahasiswa, pegawai pabrik, dll

1,5 : aktivitas berat seperti sopir, kuli, tukang becak, tukang bangunan, dll

FS (Faktor Stress)

1,1-1,2 : gagal jantung, bedah minor

1,13 : kenaikan suhu tubuh 1oC

1,15-1,35 : trauma skeletal, curretage, PEB, post partum

1,3-1,5 : operasi besar abdomen/thorax, SCTP

1,35-1,55 : trauma multipel

1,5 : gagal hati, kanker

1,5-1,8 : sepsis

1,1-1,5 : pasca operasi selektif (ada alat yang dipasang)

1,2-1,4 : infeksi

1,1-1,25 : luka bakar 10%

1,25-1,5 : luka bakar 25%

1,5-2 : luka bakar 50% FS (dari berbagai sumber)

1,0-1,2 : operasi elektif

1,2-1,5 : peritonitis

1,14-1,37 : trauma jaringan lunak

1,4-1,8 : sepsis mayor

1,4-2,0 : cedera kepala mayor dengan steroid

1,4 : cedera kepala mayor tanpa steroid


1,0-1,5 : luka bakar 0-20%

1,5-1,85 : luka bakar 20-40%

1,85-2,0 : luka bakar 40-100%

E. Jenis Gangguan

Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan

nutrisi, obesitas, malnutrisi, DiabetesMelitus, Hipertensi, JantungKoroner, Kanker,

Anoreksia Nervosa.

1. Kekurangan nutrisi

Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialamiseseorang dalam keadaan

tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan

asupan nutrisiunt uk kebutuhan metabolisme.Tanda klinis:

a. Berat badan 10-20% dibawah normal

b. Tinggi badan dibawah ideal

c. Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standard

d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot

e. Adanya penurunan albumin serum

f. Adanya penurunan transferrin

Kemungkinan penyebab:

a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalammencerna kalori akibat

penyakit infeksi atau kanker.

b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan

c. Penurunan absorbsi nutrisi akibat penyakit crohn atauintoleransi laktosa

d. Nafsu makan menurun

2. Kelebihan nutrisi

Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialamiseseorang yang

mempunyai resiko peningkatan berat badan akibatasupan kebutuhan metabolisme secara

berlebihan.Tanda klinis :
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal

b. Obesitas (lebih dari 20 % berat ideal)

c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita4)

d. Adanya jumlah asupan berlebihan aktivitas menurun ataumonoton.

Kemungkinan penyebab:

a. Perubahan pola makan

b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman

c. Obesitas

Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yangmencapai lebih dari

20% berat badan normal. Status nutrisinyaadalah melebihi kebutuhan asupan

kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.d.

d. Malnutrisi

Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengankekurangan zat gizi

pada tingkat seluler atau dapat dikatakansebagai masalah asupan zat gizi yang

tidak sesuai dengankebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan

rendahdengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang darikebutuhan

tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit,

membrane mukosa, konjungtiva dan lain- lain.

1) Protein Calorie Malnutrition (PCM/PEM)Suatu kondisi status nutrisi buruk

akibat kurangnya kualitasdan kuantitas konsumsi nutrisi, dengan kategori

sebagai berikut :

- PCM/ PEM ringan : BB < 80 % BB Normal sesuai umur.


- PCM/ PEM sedang : BB 60 % BB Normal sesuai umurs/d 80% BB

Normal.

- PCM/ PEM berat : BB < 60 % BB Normal sesuai umur.

2) KwashiorkorMalnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidakadekuat

pada bayi ketika sudah tidak mendapatkan asi. Defisiensi dapat berakibat

retardasi mental, kemunduran pertumbuhan, apatis, edema,otot-otot tidak

tumbuh, depigmentasi kulit, dermatitis.e.

e. Diabetes mellitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisiyang ditandai dengan

adanya gangguan metabolisme karbohidratakibat kekurangan insulin atau

penggunaan karbohidrat secara berlebihan.f.

f. Hipertensi

Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai

masalah pemenuhan kebutuhan nutrisiseperti penyebab dari adanya obesitas, serta

asupan kalsium,natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

g. Penyakit jantung coroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yangsering disebabkan

oleh adanya peningkatan kolesterol darah danmerokok. Saat ini,penyakit jantung

koroner sering dialami karenaadanya perilaku atau gaya hidupyang tidak sehat,

obesitas dan lain-lain.

h. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yangdisebabkan oleh

pengonsumsian lemak secara berlebihan.

i. Anoreksia nervosa

Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badansecara mendadak dan

berkepanjangan, ditandai dengan adanyakontipasi, pembengkakan badan, nyeri

abdomen, kedinginan.
F. Pengkajian status nutrisi

Tujuan pengkajian nutrisi

1. Mengidentifikasi defisiensi dan kelebihan nutrisi

2. Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi

3. Mengumpulkan informasi untuk membuat renpra

4. Menilai efektifitas askep dan memodofikasi sesuai kondisi dan kebutuhan

Metode untuk pengkajian nutrisi adalah “A,B,C,D”

Antropometri measurements

Biochemical data

Clinical signs

Dietary history

1. Antropometri measurements

Pengkajian nutrisi meliputi :

a. Sistem pengukuran dan susunan tubuh dan proporsi tubuh manusia

b. Mengevaluasi pertumbuhan, mengkaji status nutrisi, ketersediaan energi

tubuh

c. Identifikasi masalah nutrisi

1). Tinggi badan

2). Bebart badan

3). Body mass index

4). Lipatan trisep, LLA dan LOLA

2. Biochemical data

Pengkajian nutrisi menggunakan nilai biokimia seperti : total limposit, serum

albumin, zat besi, creatinin, Hb, Ht, keseimbangan nitrogen, dan profil lipid

3. Clinical signs

Pemeriksaan fisik pada psien yang berhubungan dengan adanya malnutrisi, prinsip

: head to feet/cephalo caudal


4. Dietary history

Mengkaji riwayat diet meliputi :

a. Feed recall 24 jam : pola, jenis dan frekuensi makanan yang dikonsumsi

dalam 24 jam

b. Alergi, kegemaran, intoleransi terhadap makanan

c. Faktor yang mempengaruhi pola makan


G. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Perencanaan Keperawatan


Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Berat Badan Lebih Berat badan Konseling nutrisi
D.0018 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam berat Observasi:
badan membaik  Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku makan
Pengertian : Kriteria Hasil: yang akan diubah
Akumulasi lemak Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik  Identifikasi kemajuan modifikasi diet secara
berlebih atau Memburuk Membaik
abnormal yang tidak 1 Berat badan
sesuai dengan usia   1 2 3 4 5
dan jenis kelamin 2 Tebal lipatan kulit
  1 2 3 4 5
3 Indeks masa tubuh
  1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
D.0019 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status Observasi:
nutrisi terpenuhi.  Identifikasi status nutrisi
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
Asupan nutrisi tidak Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Identifikasi perlunya penggunaan selang
cukup untuk Menurun Meningkat
memenuhi 1 Porsi makanan yang dihabiskan
kebutuhan   1 2 3 4 5
metabolisme. 2 Berat Badan atau IMT
  1 2 3 4 5
3 Frekuensi makan
  1 2 3 4 5
4 Nafsu makan
  1 2 3 4 5
5 Perasaan cepat kenyang
  1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Diare Eliminasi Fekal Manajemen Diare
D.0020 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Observasi:
eliminasi fekal membaik  Identifikasi penyebab diare (mis, inflamasi
Pengertian : Kriteria Hasil: gastrointestinal, iritasi pastrointestinal, proses infeksi,
Pengeluaran feses Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat malabsorpsi,ansietas, stress,efek obat-obatan,
yang sering, lunak Menurun Meningkat
dan tidak berbentuk 1 Control pengeluaran feses
  1 2 3 4 5
2 Keluhan defekasi lama dan sulit
  1 2 3 4 5
3 Mengejan saat defekasi
  1 2 3 4 5
memburuk Cukup Sedang Cukup membaik
memburuk membaik
4 Konsistensi feses
  1 2 3 4 5
5 Frekuensi defekasi
  1 2 3 4 5
6 Peristaltic usus
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Risiko Disfungsi Motilitas gastrointestinal Edukasi Diet
Motilitas Observasi:
Gastrointestinal  Identifikasi kemampuan pasien dan keluarga
D.0033 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam peristaltic menerima informasi
gastrointestinal membaik  Identifikasi tingkat pengetahuan saat ini
Pengertian : Kriteria Hasil:  Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan
Risiko peningkatan, Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat masa lalu
penurunan atau Menurun Meningkat
tidak efektifnya 1 nyeri
aktivitas peristaltic   1 2 3 4 5
pada system 2 Kram abdominal
pastrointestinal   1 2 3 4 5
3 mual
  1 2 3 4 5
4 muntah
  1 2 3 4 5
5 regurgitasi
1 2 3 4 5
6 Distensi abdomen
1 2 3 4 5
7 diare
1 2 3 4 5
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
Meningkat Menurun
8 Suara peristaltik
  1 2 3 4 5
9 Pengosongan lambung
1 2 3 4 5
10 Ratus
1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Kesiapan Status Nutrisi Edukasi Nutrisi
Peningkatan Nutrisi Observasi:
D.0026 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam status  Periksa status gizi, status alergi, program diet,
nutrisi terpenuhi. kebutuhan dan kemampuan pemenuhan kebutuhan
Pengertian : Kriteria Hasil: gizi
Pola asuhan nutrisi Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Identifikasi kemampuan dan waktu yang tepat
yang cukup untuk Menurun Meningkat
memenuhi 1 Porsi makanan yang dihabiskan
kebutuhan   1 2 3 4 5
metabolieme dan 2 Berat Badan atau IMT
dapat digantikan   1 2 3 4 5
3 Frekuensi makan
  1 2 3 4 5
4 Nafsu makan
  1 2 3 4 5
5 Perasaan cepat kenyang
  1 2 3 4 5
Diagnosa Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Obesitas Berat badan Edukasi Berat Badan Efektif
D.0030 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam berat Observasi:
badan membaik  Identifikasi kesiapan dan kemampuan meneriman
Pengertian : Kriteria Hasil: informasi
Akumulasi lemak Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Terapeutik:
berlebih atau Memburuk Membaik
abnormal yang tidak 1 Berat badan
sesuai dengan usia   1 2 3 4 5
dan jenis kelamin, 2 Tebal lipatan kulit
serta melampaui   1 2 3 4 5
kondisi berat badan 3 Indeks masa tubuh
lebih (overweight)   1 2 3 4 5
DAFTAR PUSTAKA

Simanjuntak, B. Y. (2018). Tuntunan Praktis Menghitung Kebutuhan Gizi.


Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI

Anda mungkin juga menyukai