SINDI RAHMATIA
SKRIPSI
iv
ABSTRACT
v
UCAPAN TERIMA KASIH
vi
3. Bapak Dr. H. Nurhayadi, M.Si, Wakil Dekan Bidang Akademik FKIP
Universitas Tadulako.
4. Bapak Abdul Kamarudin, S.Pd, M. Ed, Ph.D, Wakil Dekan Bidang Umum
dan Keuangan FKIP Universitas Tadulako.
5. Bapak Dr. Iskandar, M.Hum, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FKIP
Univesitas Tadulako.
6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd. I, Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Tadulako.
7. Ibu Dr. Andi Agusniatih, M.Si, Selaku Koordinator Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini.
8. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag, M.Pd. I, Selaku Dosen Penguji.
9. Seluruh Bapak Dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan
Anak Usia Dini (PG PAUD), Fakults Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako, yang Memberikan Ilmu Pengetahuannya Selama
Peneliti Duduk Dibangku Kuliah.
10. Seluruh Staf Pengelola Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas
Tadulako.
11. Kepala TK Al-khairaat Kaleke Hj. Endang Sunarti S.Pd yang Telah
Memberikan Izin Untuk Melakukan Penelitian, Beserta Rekan Guru Ibu
Rosdalimah S.Pd dan Ibu Febby Lestari yang Telah Membantu Dalam
Pengumpulan Data Hasil Ini.
12. Kepada seluruh teman-teman PG-PAUD angkatan 2017, khususnya
sahabat-sahabat saya yang sudah memberikan motivasi serta dukungannya :
Novinda Lestari Pakeda, Dinta Silfana Laila, Sisi Alvionita, Anggun
Pratiwi, Triningrum Tias Utami, Eka Safitri, Ellasari, Elda Safira S.Pd,
Santian Putri S.Pd, Keke Sandrina Tompa S.Pd.
13. Teman-teman PLP TK Aisyiyah 1 Bustanul Adhfal 1 Palu dan Teman-
teman KKN 91 Desa Kotarindau yang selalu jadi motovasi bagi penulis.
14. Untuk sahabat-sahabat yang di kampung Mega Lestari, Kintan Bellavista,
Alda Kartika, Nur Afifah.
vii
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan ketebatasan pengetahuan serta pengalaman peneliti.
Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan penulisan skripsi ini.
Akhir kata peneliti berharap semoga dengan selesainya skripsi ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua dan apabila terdapat kesalahan-kesalahan
dengan rendah hati peneliti mohon maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Allah
Subhanaallahu wa Ta’ala membalas kebaikan semua pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Palu, Februari 2023
Peneliti
Sindi Rahmatia
A 411 17 024
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
UCAPAN TERIMA KASIH v
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii
BAB I. PENDAHULUAN
ix
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kesimpulan 74
5.2 Saran 75
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
4.1 Tabel Pengamatan Kemampuan Anak Sebelum diberikan Perlakuan 48
4.2 Tabel Aspek Kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa 49
4.3 Tabel Aspek berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh 49
4.4 Tabel Aspek Kelincahan berjalan dengan egrang batok kelapa 50
4.5 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pengembangan Kemampuan Motorik
4.6 Tabel Pengamatan Kemampuan Anak Sesudah Diberikan Perlakuan 52
4.7 Tabel Aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa 53
4.8 Tabel Aspek berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh 54
4.9 4.9 Tabel Aspek Kelincahan berjalan dengan egrang batok kelapa 54
4.10 Tabel Rekapitulasi Pengamatan Kemampuan Anak
4.11 Tabel Rekapitualsi Pengamatan Awal dan Akhir Motorik Kasar Anak 56
4.12 Statistik Deskriptif (Deskriptif Statistic) 57
4.13 Uji Normality (Test Of Normality) 58
4.14 Paired Samples Test 59
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Alur Kerangka Pemikiran 35
2. Histogram Sebelum di Berikan Perlakuan 51
3. Histogram Sesudah di Berikan Perlakuan 55
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Hasil Wawancara 72
2. Data Sample Penelitian 74
3. Data Pengamatan Motorik Kasar Anak Sebelum Diberikan Perlakuan 75
4. Data pengamatan Motorik Kasar Anak Sesudah Diberikan Perlakuan 76
5. Lembar Observasi Penilaian Motorik Kasar Anak Sebelum Diberikan
Perlakuan 77
6. Lembar Observasi Penilaian Motorik Kasar Anak Sesudah Diberikan
Perlakuan 78
7. Rubrik 79
8. Dokumentasi 80
9. Rencana Pembelajaran Harian (RPPH) 84
10. Pernyataan Keaslian Tulisan 90
11. Biodata Penulis 91
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Anak adalah anugrah terindah yang di berikan oleh Tuhan Yang Maha Esa,
pendidikan. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pendidikan yang di
tujukan kepada anak usia dini untuk merangsang setiap perkembangan dan
perkembangan pada anak usia dini dapat dijelaskan Sesuai Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 137 Tahun 2014 untuk usia 5-6 tahun, bahwa secara
umum, ada enam aspek perkembangan anak usia dini, sebagai berikut:
terjadi pada anak usia dini sifatnya masih relatif terbatas. Seorang anak belum
mampu menguasai nilai-nilai yang abstrak berkaitan dengan benar - salah dan
sejak dini, supaya nantinya anak menjadi terbiasa dan sudah dapat
membedakan mana yang benar dan mana yang salah, serta mana yang baik
1
2
makhluk sosial sehingga tidak akan bisa terlepas dari orang lain. Demikian
halnya seorang anak, pasti membutuhkan bantuan dan pertolongan yang lain
pendidik akan tahu apa yang menjadi keinginan anaknya. Ketika usia anak-
anak masih relatif kecil (bayi), bahasa yang digunakan ialah bahasa isyarat
musik, drama, dan beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa,
kerajinan), serta mampu mengapresiasi karya seni gerak dan tari, serta drama.
6. Aspek Perkembangan Fisik Motorik, dimaksud pada ayat (1), meliputi: (a)
bentuk.
perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja, Setiap orang tua pasti
mewujudkan hal tersebut orang tua perlu mengenal dan memahami tentang dunia
anak dan mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan anak agar anak dapat
membimbing anak pada hal-hal yang positif. Potensi yang dimiliki oleh anak tidak
akan tumbuh tanpa bantuan orang tua. Langkah awal yang paling baik dalam
menyenangkan bagi anak TK. Usia anak TK sebagaimana yang disyaratkan dalam
Usia emas (golden age) sebagai peletak dasar untuk menggali kecerdasan
yang ada pada anak. Pada masa ini anak mudah sekali menerim berbagai upaya
PAUD bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dasar yaitu nilai agama dan
moral, fisik motorik, bahasa, kognitif dan sosial emosional serta seni. Salah satu
bentuk kemampuan dasar yang harus dikembangkan pada anak usia dini adalah
dari unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Perkembangan motorik ini
4
terhadap tumbuh kembangnya kelak, maka untuk melatih motorik anak, baik
motorik kasar maupun motorik halus anak perlu dilakukan stimulus dengan model
pembelajaran motorik yang ada. Untuk hal tersebut di atas dibutuhkan kegiatan
menjadi dasar utama untuk perkembangan anak yang selanjutnya serta didukung
Bermain merupakan tuntutan dan kebutuhan yang esensial bagi anak taman
dan sikap hidup. Melalui kegiatan bermain anak dapat melakukan koordinasi otot
kasar. Bermacam cara dan tehnik dapat dipergunakan dalam kegiatan ini seperti
5
masyarakat tertentu yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang,
sebagai sarana hiburan atau untuk kesenangan. Namun permainan tradisional bisa
menjadi sarana yang baik untuk dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini
selain itu anak juga akan mengenal macam-macam permainan tradisional yang
tradisional ini memiliki nama-nama yang berbeda sesuai dengan tempat, bahasa,
dan budaya.
batok kelapa ”Permainan egrang batok juga akan meningkatkan kekuatan otot
tungkai, kaki, lengan dan tangan, sehingga dapat melatih keseimbangan serta
kelenturan tubuh. Saat bermain egrang batok, anak harus bejalan diatas batok
kelapa yang memiliki luas permukaan dengan diameter sekitar kurang lebih 10
bahwa sebagian anak masih kurang dalam mengembangkan gerak tubuh melalui
mengkoordinasi mata dan kaki. Sebagian anak masih kurang mampu dalam
Kelapa.
diterapkan guru pada anak didiknya, salah satunya adalah permainan egrang batok
kelapa. Jadi peneliti ingin menerapkan motorik kasar melalui permainan egrang
batok kelapa pada ana. Permainan egrang batok kelapa sesungguhnya sudah
kasar anak dalam aspek keseimbangan, kecepatan, dan kekuatan kaki. Mengingat
Kaleke”.
7
antara lain :
Khairaat Kaleke?
untuk mengetahui :
Kaleke.
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat
teori permainan tradisional dan teori kemampuan motorik kasar dan dapat
kebijakan yang berkaitan dengan perwujudan visi dan misi salah satunya
5. Bagi peneliti: sebagai suatu pengalaman dalam menyusun karya ilmiah dan
menambah wawasan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Penelitian yang di bawah ini sudah pernah di teliti oleh peneliti sebelumnya
terlihat bahwa motorik kasar anak belum berkembang sesuai harapan contohnya
anak masih kurang dalam kekuatan kaki, kurang keseimbangan tubuh, kelincahan
gerak tubuh. Hal ini disebabkan masih kurangnya permainan yang dapat
setiap aspek yang diamati seperti keseimbangan tubuh terdapat 30% anak kategori
tubuh terdapat 30% anak kategori berkembang sesuai harapan, 42% kategori
belum berkembang. Aspek kelincahan gerak tubuh terdapat 30% anak kategori
9
10
subjek penelitian Evi Anggriani anak didik berjumlah 20 orang anak sedangkan
dalam penelitian ini anak didik berjumlah 16 anak yang terdiri dari 10 anak laki-
khairat kaleke. Serta aspek yang di amati dalam penelitian Evi Anggriani yaitu
aspek keseimbangan tubuh, aspek kekuatan kaki, dan aspek kelincahan gerak
tubuh sedangkan dalam penelitian ini aspek yang di amati yaitu keseimbangan
Bustanul Athfal Toboli. Latar belakang dari penelitian yang di lakukan oleh Isra
Aulia yaitu masih banyak anak yang kemampuan motorik kasarnya belum
berkembang sesuai harapan. Contohnya pada saat guru meminta anak untuk
melempar bola kepada temannya tetapi lemparannya belum tepat, kemudian saat
kegiatan senam pada hari jumat gerak melompat ternyata masih banyak anak yang
kesulitan saat melakukan gerakan melompat menggunakan satu kaki. Hal ini
disebabkan oleh metode yang digunakan tidak sesuai dengan apa yang diajarkan
Hasil penelitian Isra Aulia (2016:51) yaitu aspek melompat dengan satu
kaki untuk kategori BSH 1 orang anak (8,33%), untuk kategori MB 5 orang anak
terdapat 3 orang anak (25%), kategori BSH 6 orang anak (50%), kategori MB 2
subyek penelitian Isra Aulia yaitu anak didik yang berjumlah 12 anak terdiri dari
4 anak laki-laki dan 8 anak perempuan sedangkan penelitian ini yaitu anak didik
yang berjumlah 16 anak yang terdiri dari 10 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.
Kaleke. Serta aspek yang diamati dalam penelitian Isra Aulia yaitu melompat
dengan satu kaki, dan keseimbangan sedangkan dalam penelitian ini aspek yang
Anak Usia Dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu
Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Proses pembelajaran sebagai
12
Tahun 2003 tentang pendidikan nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia
dini tertulis pada Pasal 28 Ayat 1 yang berbunyi “pendidikan anak usia dini
diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun dan bukan
I Pasal 1 Ayat 14 ditegaskan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya
pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
kemampuan dan keterampilan anak. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan
sebuah pendidikan yang dilakukan pada anak yang baru lahir sampai dengan
Anak usia dini lahir sampai enam tahun merupakan usia yang sangat
menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak. Usia itu
juga mampu menyerap informasi yang sangat tinggi. Informasi tentang potensi
13
yang dimiliki anak usia itu, sudah banyak yang dimiliki anak usia itu, sudah
Menurut Adalilla dalam Nining Hadini (2017) Pendidikan anak usia dini
motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, sosial emosional
(sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan
PAUD merupakan jenjang prasekolah yang diselenggarakan bagi anak usia dini
(usia 3-6 tahun) yang dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan pada
selanjutnya.
peserta didik. Prinsip PAUD dijelaskan oleh Mursid (2017) bahwa prinsip yang
diperhatikan cara belajar yang dimulai dari cara sederhana ke rumit, konkrit
14
senantiasa berorientasi pada kebutuhan anak. Anak pada usia dini sedang
masing-masing anak.
atau bahan, dan media yang menarik, serta mudah diikuti oleh anak. Melalui
sekitarnya. Tema dipilih dan dikembangkan dari hal yang paling dekat
media dan sumber belajar, antara lain di lingkungan alam sekitar atau bahan-
10. Pemanfaatan teknologi informasi. Pelaksanaan stimulasi pada anak usia dini
bahwa anak memiliki sifat yang unik serta kecerdasan yang dapat
mengembangkan imajinasi pada anak. oleh karena itu dalam kegiatan belajar
kreativitas anak, agar anak memiliki inovasi serta kreatif dalam melakukan
berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan permainan tradisional. Seiring
oleh anak-anak indonesia. Bahkan, tidak sedikit mereka yang sama sekali belum
melatih fisik dan mental anak. Secara tidak langsung, anak-anak akan dirangsang
pemain. Hal itu mendorong mereka untuk lebih kreatif menciptakan alat-alat
permainan. Selain itu, permainan tradisional tidak memiliki aturan secara tertulis.
Biasanya, aturan yang sudah umum digunakan, ditambah dengan aturan yang
disesuaikan dengan kesepakatan para pemain. Di sini juga terlihat, bahwa para
perbuatan untuk menghibur hati, baik yang mempergunakan alat ataupun tidak
diturunkan secara turun temurun dari orang tua atau nenek moyang. Jadi,
atau tidak, yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai
Sifat atau ciri dari permainan tradisional anak adalah sudah tua usianya,
tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya, dan dari mana asalnya. Biasanya
atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika diliat dari akar katanya, permaian
tradisional tidak lain adalah kegiatan yang di atur oleh suatu peraturan permainan
melatih anak untuk kreatif dalam membuat peralatan permainan sendiri tanpa
sederhana dan mudah di dapatkan di halaman rumah, hal ini mendorong anak
19
untuk lebih kreatif menciptakan alat permainan. Yulianti dalam Garner (2011),
kemampuan anak melalui permainan adapun manfaat yang diperoleh anak, antara
lain:
tumbuhan yang ada disekitar para pemain hal itu mendorong mereka lebih
tidak memiliki peraturan secara tertulis, biasanya aturan yang berlaku selain
kegiatan semacam ini juga bisa digunakan sebagai terapi bagi anak yang
bentuk alam yang disekitar kita misalnya burung, bunga, pohon, hewan, hal
permainan yang dibuat atau digunakan dari genting, batu, kayu, dan pasir.
seseorang atau menciptakan dalam bentuk dua atau tiga dimensi misalnya
bahkan, ada kecerdasan anak yang sudah menguasai permainan ini akan
menyenangkan, dengan cara sederhana saja anak-anak akan merasa puas dalam
yang sangat populer. Permainan ini sangat dikenal di berbagai wilayah nusantara.
tungkai, kaki, lengan dan tangan sehingga dapat melatih keseimbangan serta
kelenturan tubuh”. Saat bermain egrang tempurung kelapa, anak harus berjalan
diatas tempurung kelapa yang memiliki luas permukaan dengan diameter sekitar
permainan ini.
tradisional yang sangat populer. Permainan ini sangat dikenal di berbagai wilayah
kelapa yaitu:
22
2. Buatlah lubang ditengah masing-masing pada bagian yang tidak terlalu keras.
3. Masukkan kedua ujung tali atau dadung pada masing-masing lubang lalu
diberi pengait di bawah lubang sehingga tali terkait dengan kuat, untuk
penggait dapat digunakan potongan kayu atau bambu pendek. Pengait diikat
menggunakan ujung tali di bawah lubang pada batok kelapa. Sementara itu,
panjang tali yang di gunakan sekitar 2 meter, jika menghendaki tali dapat
permainan tradisional termaksud batok kelapa, namun paling tidak generasi tua
saat ini bisa mengenalkan kepada generasi mudah sekarang, tentu dengan harapan
diterapkan kalah itu sangat sederhana, para peserta permainan batok kelapa tidak
terbatas untuk dimainkan oleh anak laki-laki tetapi juga kadang juga dipakai
untuk bermain oleh anak perempuan. Selain itu, permainan batok kelapa
23
sebaiknya di mainkan disuatu tempat beralaskan tanah, bukan ubin atau alas lantai
batok kelapa sebenarnya tidak terbatas, namun biasanya permainan ini dimainkan
kecepatan berjalan diatas batok kelapa. Anak yang paling cepat berjalan tanpa
harus jatuh dianggap sebagai pemenang. Namun, sering pula secara individu anak
bermain batok kelapa dalam situasi santai. Cara mainnya yakni anak cukup
menjepitkan jari kaki seperti menggunakan sendal jepit diantara tali, kemudian
manfaat untuk mengembangkan dan mengontrol gerakan motorik anak. Selain itu,
permainan egrang batok kelapa juga akan meningkatkan kekuatan otot tungkai,
kaki, abdomen, lengan dan tangan, sehingga dapat melatih keseimbangan serta
kelenturan tubuh.
egrang batok kelapa merupakan permainan yang bahan dasarnya dari tempurung
kelapa dibelah menjadi dua diberi lubang, pada masing-masing lubang tempurung
dimasukkan tali lembut dan kuat. Permainan egrang batok kelapa dapat dimainkan
motorik kasar anak, akan mempengaruhi cara anak memandang diri sendiri dan
orang lain. hal itu dapat di lihat dari pola penyesuaian diri si anak secara umum,
seperti anak kurang terampil melompat akan cepat sadar dirinya tidak mampu
motorik dan kontrol motorik. Keterampilan motorik anak tidak akan optimal tanpa
adanya kebugaran tubuh dan kebugaran tubuh tidak akan tercapai tanpa adanya
latihan fisik. Aspekaspek yang perlu dikembangkan untuk anak di sekolah adalah
otot besar, sebaagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan
agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga, dan sebagainya.
Motorik kasar sangat penting dikuasai seorang anak karena dengan kamampuan
anak yang mengalami kemampuan motoriknya sangat baik seperti yang di alami
para atlet, tetapi ada anak yang mengalami keterbatasan. Selain itu juga di
pengaruhi adanya jenis kelamin, kemampuan motorik dilihat dari perubahan fisik
optimal apabila sehat badanya, cukup gizinya, dan didik secara baik dan benar
(Fitri & Imansari, 2020). Perkembangan motorik yang baik akan berdampak pada
yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk
“motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan
Gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar otot
yang ada dalam tubuh maupun seluruh anggota tubuh motorik kasar pada ada
anak di pengaruhi oleh kematangan dirinya. Kemampuan ini berkaitan erat dengan
26
sebagainya.
Kemampuan motorik kasar yang perlu di kembangkan pada anak usia 5-6
republik indonesia nomor 137 tahun 2014 tentang standar nasional pendidikan
anak usia dini standar isi tentang tingkat pencapaian perkembangan anak
pada kualitas. Motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar pada
duduk, berdiri serta berjalan. Hal ini sangatlah dipengaruhi oleh saraf dan otot.
(dari kepala ke kaki), atau berkembang mulai dari bagian atas yaitu kepala. Ini
motorik kasar adalah kemampuan yang memanfaatkan otot-otot besar tubuh untuk
melakukan suatu gerakan pada seluruh tubuh serta kecakapan dalam melakukan
maupun seluruh anggota tubuh yang terdiri dari gerak lokomotor dan
Perkembangan motorik kasar pada anak usia dini juga mempunyai syarat-
syarat yang harus diperhatikan oleh pendidik harus disesuaikan dengan usia anak
1. Perkembangan Usia
makin kompleks, kuat, dan bekerja secara teratur. Pada masa pertumbuhan
bayi maupun anak, kematangan fisiologis ini di pengaruhi oleh faktor usia,
nutrisi dan kesehatan individu. Makin tinggi usia seseorang, makin matang
nutrisi yang dikonsumsi setiap harinya. Nutrisi yang baik, yaitu makanan
sakitan.
29
3. Kontrol kepala
Saat usia 1-5 bulan, bayi masih sering tertidur dengan posisi kepala terbaring
mengontrol kepala belum dapat dilakukan dengan baik. Bila orang tua
menopang agar kepala tidak terjatuh. Hal ini krena otot-otot bagian leher
kepalanya. Sejalan dengan perkembangan usia nya, bayi akan mampu untuk
memindahkan posisi dari posisi terlentang menjadi posisi tengkurap ini, akan
menggelengkan kepala.
4. Kontrol tangan
5. Kontrol Kaki
Kemampuan kontrol kaki (leg control ability) diatur oleh sistem syaraf.
Namun, pada diri seorang bayi kaki bergerak karena ada satu benda yang
mungkin menyentuhnya atau digerakan oleh ibunya, hal ini bukan berarti bay
cenderung pasif dan hanya bergerak. Kalau ada rangsangan dari luar dirinya.
Bayi dapat menggerakan kaki sendiri sebagai respon atau refleks rasa senang
6. Lokomosi
oleh sistem syaraf sehingga dapat dikatakan bahwa refleks itu cenderung tak
terkontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat dikatakan bahwa refleks sebagai
melihat benda atau mainan yang menarik, maka seorang anak akan bergerak
dipengaruhi oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan motorik yang sesuai dengan
keberhasilan tertentu.
dilakukan diluar ruangan dan tidak bisa dimainkan di dalam rumah khususnya
dimainkan ditanah lapang yang berukuran luas dan tidak terbatas bisa dimainkan
pada waktu pagi, siang, dan menjelang sore. Permainan egrang batok kelapa bisa
masa-masa lalu, biasa pula dipakai untuk perlombaan. Tentu di sini anak diuji
ketangkasan dan kecepatan berjalan di atas batok kelapa. Anak yang paling cepat
berjalan tanpa harus jatuh dianggap sebagai pemenang. Namun sering pula secara
individu anak bermain egrang dalam situasi santai. Cara mainnya yakni anak
cukup menjepitkan jari anak (seperti menggunakan sendal jepit) diantara tali,
kembang anak melalui permainan tradisional dan manfaat dari permainan egrang
anak, melatih motorik kasar anak, melatih ketekunan dan kesabaran anak, melatih
semangat anak berkompetensi secara sehat, melatih anak untuk berhemat dengan
batok kelapa ”Permainan egrang batok juga akan meningkatkan kekuatan otot
tungkai, kaki, lengan dan tangan, sehingga dapat melatih keseimbangan serta
kelenturan tubuh. Saat bermain egrang batok, anak harus bejalan diatas batok
kelapa yang memiliki luas permukaan dengan diameter sekitar kurang lebih 10
egrang batok kelapa. Melalui tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak
dan otot anak. Setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola
interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan sistem dalam tubuh yang
dikontrol.
tradisional egrang batok kelapa yang dilakukan oleh anak-anak akan berdampak
bagi perkembangan motorik kasar anak. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
motorik anak.
34
perkembangan ini berkembang sejalan dengan kematangan syaraf otak dan otot.
nampak di TK Al-khairat kaleke seperti ada beberapa anak yang kurang mampu
melompat dan malas bergerak khususnya pada kemampuan motorik kasar anak.
Penyebab masalah berupa media atau metode yang di gunakan oleh guru kurang
tepat dan tidak sesuai untuk meningkatkan motorik kasar anak. Oleh karena itu
dorongan yang tepat dapat memunculkan minat anak terhadap kegiatan tersebut
seperti permainan egrang batok. Dilatih lebuh kuat dan tangkas. Disinilah unsur-
unsur tersebut akan terkoordinasi jika di lakukan dengan intensif. Adapun aspek-
aspek tolak ukur yang akan di nilai yaitu menjaga keseimbangan, kekuatan tubuh,
sebagai berikut:
karena menekankan pada analisis data-data numerical (angka) yang diolah dengan
Adapun yang menjadi variabel dari penelitian ini ada dua jenis, yaitu:
dengan simbol X.
(dependen), simbolnya Y.
37
38
sesuai dengan subjek penelitian, yaitu anak TK, maka rancangan dan penelitian
01 X 02
keterangan:
sesuaikan untuk anak TK dan begitu pula pengamatan sebelum maupun sesudah
perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini berupa permainan egrang batok
kelapa.
Keterangan :
dolo barat kabupaten sigi. Sekolah TK ini memilikih 2 kelas, yaitu kelompok A
masalah terkait motorik kasar anak. Pengamatan awal dilakukan terhadap keadaan
Penelitian ini dilakukan selama tiga minggu di bulan maret dari tanggal 1
Kaleke, jumlah anak yang berasal dari 2 kelompok, terdiri dari anak kelompok A,
Sampel penelitian ini terkait dengan masalah yang di teliti berada pada
kelompok B. Selain itu, jumlah anak yang ada di kelompok B adalah 15 anak
terdiri dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Terdaftar pada tahun ajaran
2021/2022. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berada di kelompok B, usia
yang di teliti adalah usia 5-6 tahun, dan anak memiliki masalah pada motorik
kasar.
40
dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasari atas strata, random atau
daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu”. Oleh karena itu, peneliti
Jenis data yang di gunakan adalah data kualitatif yang di peroleh dari hasil
sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua, sebagai
berikut:
terhadap subjek yang di teliti, yaitu anak didik yang ada di kelompok B TK
Al-khairat Kaleke.
dari TK sesuai dengan data yang di teliti, dimana pemerolehan datanya dilakukan
melakukan wawancara terhadap kepala sekolah dan guru terkait tentang masalah
ini, ada pun instrumen yang digunakan adalah lembar observasi anak, ribrik
berlangsung yaitu berbagai macam media. Media yang digunakan sesuai dengan
Teknik analisis data ini di bagi menjadi dua analisis, yakni analisis
bawah ini.
data kualitatif dengan dari lembar observasi. Teknik analisis data yang
harapan guru, maka diberikan kategori BSB (Berkembang Sangat Baik) atau
bintang 4.
Harapan) atau bintang 3 dan anak yang mulai berkembang di berikan kategori MB
atau bintang 2. Sedangkan anak yang belum mampu sesuai harapan guru maka
Sesuai uraian diatas, untuk tabel distribusi frekuensi dan presentase serta
Untuk mengetahui presentase atau rata-rata dari aspek yang sudah di amati,
presentase (%) sesuai dengan rumus yang di kemukakan oleh Sujiono (2012: 43)
Keterangan :
P = Angka Presentase
f = Frekuensi Hasil Observasi
N = Number of case (Jumlah frekuensi keseluruhan)
hipotesis penelitian yang di gunakan adalah uji-t berpasangan (paired t-test). Uji-t
berpansangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana
sampel yang di gunakan sama, namun memperoleh dua data yaitu data sebelum
| ̅ ̅ |
∑
√
( )
Keterangan :
t : Uji t
̅ : Rata-rata skor pilihan peserta didik sebelum diberikan layanan kegiatan
̅ : Rata-rata skor pilihan peserta didik sesudah diberikan layanan kegiatan
∑ : Jumlah deviasi kuadrat selisi dari nilai pilihan peserta didik sebelum
dan sesudah diberikan layanan kegiatan
N : Jumlah siswa
Rumus di atas untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan oleh peneliti,
anak yang tidak diberikan permainan egrang batok kelapa. Diterima atau ditolak,
0,05) dengan tingkat kepercayaan 95%. Apabila thitung ttabel, maka Ho ditolak
dan H diterima, dan jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan H ditolak.
mengumpulkan data;
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pengolahan dan analisis data,
Sebagai langkah awal penelitian ini, peneliti menyampaikan maksud dan tujuan
dilakukan.
motorik kasar yang diteliti, yaitu kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa,
kemampuan berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh, dan kelincahan
orang anak yang terdiri dari 8 anak perempuan dan 7 anak laki-laki. Guru kelas di
46
47
Tabel 4.1. Pengamatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Sebelum Diberikan Perlakuan
Aspek Yang Diamati
Kemampuan Kemampuan Kelincahan
Nama Nilai Akhir
berdiri diatas berjalan dengan berjalan dengan
Anak Kemampuan
egrang batok egrang batok egrang batok
kelapa kelapa tanpa jatuh kelapa
R1 3 3 3 9
R2 1 1 1 3
R3 2 1 4 7
R4 3 3 3 9
R5 2 1 1 4
R6 3 2 3 8
R7 1 1 1 3
R8 1 2 2 5
R9 2 3 2 7
R10 1 1 2 4
R11 1 1 1 3
R12 2 1 1 4
R13 1 2 3 6
R14 1 2 2 5
R15 2 3 2 7
Keterangan:
4 : Berkembang Sangat Baik (BSB) Nilai tertinggi : 9
3 : Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Nilali terendah : 3
2 : Mulai Berkembang (MB)
1 : Belum Berkembang (BB)
Sesuai tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 15 anak didik yang menjadi
subjek penelitian, pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa,
tidak terdapat anak kategori 4 atau BSB, kategori 3 atau BSH ada 3 anak, kategori
2 atau MB ada 5 anak dan kategori 1 atau BB 7 anak. Aspek kedua adalah
anak kategori 4 atau BSB, kategori 3 atau BSH ada 4 anak, kategori 2 atau MB
48
ada 4 anak dan kategori 1 atau BB ada 7 anak. Aspek ketiga adalah kelincahan
berjalan dengan batok kelapa, kategori 4 atau BSB ada 1 anak, kategori 3 atau
BSH ada 4 anak, kategori 2 atau MB ada 5 anak dan kategori 1 atau BB ada 5
anak. Selain itu, ada 1 anak yang mendapat nilai tertinggi yaitu nilai 9 dan 3 anak
Sesuai tabel 4.2 pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa,
tidak ada anak kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 3 anak (20%)
kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 5 anak (33,33%) kategori Mulai
Berkembang (MB), dan ada 7 anak (46,67%) kategori Belum Berkembang (BB),
pada aspek.
Tabel 4.3 Aspek Kemampuan Berjalan dengan Egrang Batok Kelapa Tanpa
Jatuh
KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)
Berkembang Sangat Baik (BSB) 0 0
Berkembang Sesuai Harapan (BSH) 4 26,67
Mulai Berkembang (MB) 4 26,67
Belum Berkembang (BB) 7 46,67
Jumlah 15 100
Sesuai tabel 4.3 pada aspek keseimbangan berjalan dengan egrang batok
kelapa, tidak terdapat anak pada kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 4
49
anak (26,67%) kategori Berkembang Sesuai Harapan (BSH), ada 4 anak (26,67%)
kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 7 anak (46,67%) kategori Belum
Berkembang (BB).
Sesuai tabel 4.4 pada aspek kelincahan berjalan dengan egrang batok
kelapa, terdapat 1 anak (6,67%) kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 4
(33,33%) kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 5 anak (33,33%) kategori
Sesuai tabel 4.5, dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian, tidak terdapat
2,22% anak dalam kategori BSB, ada 24,44% dalam kategori BSH, ada 31,11%
50
45
40
35
BSB
30
25 BSH
20 MB
15
BB
10
5
0
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3
diberikan perlakuan, pada ketiga aspek yang telah diamati, terlihat bahwa baik
aspek pertama dan kedua, memiliki kategori BB yang paling tinggi. Berbeda
dengan kategori BSB, tidak nampak atau tidak ada siswa yang masuk dalam
kategori tersebut.
dengan kemampuan motorik kasar anak, agar berkembang lebih baik dan sesuai
Al-khairaat Kaleke yang juga dibantu oleh peneliti. Adapun hasil pengamatan
Keterangan:
4 : Berkembang Sangat Baik (BSB) Nilai tertinggi :12
3 : Berkembang Sesuai Harapan (BSH) Nilai terendah : 4
2 : Mulai Berkembang (MB)
1 : Belum Berkembang (BB)
52
Sesuai tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 15 anak didik yang menjadi
subjek penelitian, pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa,
kategori 4 atau BSB ada 3 anak, kategori 3 atau BSH ada 9 anak, kategori 2 atau
MB ada 2 anak dan kategori 1 atau BB ada 1 anak. Aspek kedua adalah berjalan
dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh, kategori 4 atau BSB ada 2 anak, kategori
3 atau BSH ada 9 anak, kategori 2 atau MB ada 3 anak dan kategori 1 atau BB ada
1 anak. Aspek ketiga adalah kelincahan berjalan dengan egrang batok kelapa,
kategori 4 atau BSB ada 3 anak, kategori 3 atau BSH ada 9 anak, kategori 2 atau
MB ada 3 anak dan tidak terdapat anak yang masuk dalam kategori 1 atau BB.
Selain itu, ada 1 anak yang mendapat nilai tertinggi yaitu nilai 12 dan 1 anak yang
Jumlah 15 100
Sesuai tabel 4.7 pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa,
ada 3 anak (20%) kategori BSB, ada 9 anak (60%) dalam kategori BSH, ada 2
Tabel 4.8 Aspek berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh
KATEGORI FREKUENSI PERSENTASE (%)
Berkembang Sangat Baik (BSB) 2 13,33
Jumlah 15 100
Sesuai tabel 4.8 pada aspek berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa
jatuh, ada 2 anak (13,33%) kategori BSB, ada 9 anak (60%) dalam kategori BSH,
ada 3 anak (20%) dalam kategori MB dan ada 1 anak (6,67%) dalam kategori BB.
Jumlah 15 100
Sesuai tabel 4.9 pada aspek kelincahan berjalan dengan egrang batok
kelapa, terdapat 3 anak (20%) dalam kategori BSB, ada 9 anak (60%) kategori
BSH, terdapat 3 anak (20%) dalam kategori MB, dan tidak terdapat anak dalam
kategori BB.
54
Sesuai tabel 4.10 dapat dilihat bahwa hasil rekapitulasi data pengamatan
egrang batok kelapa, sesuai aspek yang diamati, kategori BSB ada 48,15%,
kategori BSH ada 35,19%, kategori MB ada 16,67%, dan untuk kategori BB ada
0%.
70
60
50 BSB
40
BSH
30
MB
20
BB
10
0
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3
diberikan perlakuan berupa alat bantu pendukung, terdapat perbedaan yang cukup
jauh dari diagram di atas. Terlihat dari ketiga aspek bahwa untuk kategori BSH
memiliki grafik yang paling menonjol.. Serta dalam kategori BB pada semua
Tabel 4.11 Rekapitualsi Pengamatan Awal dan Akhir Motorik Kasar Anak
SEBELUM DIBERIKAN PERLAKUAN SESUDAH DIBERIKAN PERLAKUAN
Berjalan
Kelincahan Berdiri Berjalan Kelincahan
dengan
Berdiri diatas berjalan diatas dengan berjalan
KATEGORI egrang
egrang dengan egrang egrang batok dengan
batok
batok kelapa egrang batok batok kelapa tanpa egrang batok
kelapa
kelapa kelapa jatuh kelapa
tanpa jatuh
F % F % F % F % F % F %
Berkembang Sangat 0 0 0 0 1 6,67
3 20
Baik (BSB) 2 13,33 3 20
kemampuan anak sebelum dan sesudah diberikan alat bantu pendukung, dari
aspek berdiri diatas egrang batok kelapa, untuk kategori BSB dari 0% menjadi
20%, kategori BSH dari 20% menjadi 60%, kategori MB dari 33,33% menjadi
13,33%, dan kategori BB dari 46,67% menjadi 6,67%. Sedangkan, aspek kedua,
yaitu berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh, untuk kategori BSB dari
0% menjadi 13,33%, kategori BSH dari 26,67% menjadi 60%, kategori MB dari
56
26,67% menjadi 20%, dan kategori BB dari 46,67% menjadi 6,67%. Aspek
terakhir adalah aspek kelincahan berjalan dengan egrang batok kelapa, untuk
kategori BSB dari 6,67% menjadi 20%, kategori BSH dari 46,67% menjadi 60%,
kategori MB dari 33,33% menjadi 20%, dan kategori BB dari 33,33% menjadi
0%.
yang signifikan. Terlihat dari pengamatan yang dilakukan dari sebelum dan
kemampuan anak.
pembahasan hasil penelitian. Gambaran data di bawah ini, akan terlihat kondisi
kemampuan anak yang dilihat dari sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan
Sesuai tabel 4.12 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kemampuan anak
sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan, yakni 5,6 meningkat menjadi 8,73.
12. Untuk nilai terendah sebelum maupun sesudah perlakuan, yakni 3 kemudian
57
Sebelum data diolah ke uji t, terlebih dahulu harus diuji normalitas. Uji
normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu distribusi data
yang nantinya hal ini menjadi penting untuk diketahui karena berkaitan dengan uji
statistik yang tepat untuk digunakan. Berikut di bawah ini tabel uji normalitas
Sesuai tabel 4.13, dapat diketahui nilai df untuk sebelum dan sesudah
perlakuan adalah 15, maka itu artinya sampel data kurang dari 50. Penggunaan
sudah tepat. Kemudian dari tabel di atas juga, diketahui nilai signifikansi, untuk
kegiatan sebelum perlakuan sebesar 0,125 dan nilai sig untuk kegiatan sesudah
diberikan perlakuan 0,087, karena nilai sig untuk kedua perlakuan tersebut >0,05,
di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian sebelum dan sesudah
Sesuai tabel 4.14 dapat diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar -7,392
pada uji t tanda plus minus tidak diperhatikan sehingga nilai 7,392 > 1,761, maka
dengan dasar kemampuan keputusan dalam paired samples test, maka dapat
4.2 Pembahasan
egrang batok kelapa, gambaran motorik kasar anak dengan tiga aspek yang
diamati, dan gambaran dua variabel, yaitu pengaruh antara permainan tradisional
egrang batok kelapa dan motorik kasar. Selain membahas dan menjawab ketiga
rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti juga membahas hal wawancara
khairaat kaleke, untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini dikaitkan
dengan 3 aspek yang diamati, aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok
kelapa, aspek keseimbangan saat berjalan dengan egrang batok kelapa, kelincahan
kemampuan motorik kasar anak, terlihat pada saat kegiatan olahraga senam anak
sering terjatuh, dan anak kaku dalam menggerakkan badan, dari sinilah saya
egrang batok kelapa tanpa jatuh, dan kelincahan berjalan dengan egrang batok
kelapa.
motorik anak, sebab anak mempu bergerak dalam melatih motorik kasarnya, aktif
anak. Permainan tradisional syarat dan gerakan, seperti melompat, berlari, dan
berjalan dengan alat, berakan tubuh, atau gerakan tangan. Juga melibatkan anak
kasar.
saat berjalan, jika tidak memiliki keseimbangan maka akan cenderung goyang dan
bisa terjatuh saat berjalan, permainan ini juga dapat mengembangkan motorik
kasar seperti kemampuan berdiri diatas batok kelapa, kemampuan berjalan dengan
Adapun cara yang dilakukan peneliti, yaitu melakukan kerjasama dengan guru
membuat ekspresi, muka senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri diatas
batok kelapa, antara lain kemampuan berdiri di atas egrang batok kelapa,
kemampuan berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa jatuh, dan kelincahan
tempat yang ada pegangannya diharapkan anak dapat berdiri dengan berpegang”.
batok kelapa, dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian,
pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa, tidak terdapat anak
dalam kategori 4 atau BSB, ada 3 anak (20%) kategori BSH, terdapat 5 anak
(33,33%) kategori MB, dan ada 7 anak (46,67%) kategori BB, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa di
kelapa diperoleh hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari presentase
sesudah diberikan perlakuan yaitu aspek berdiri diatas egrang batok kelapa,
terdapat 3 anak (20%) kategori BSB, ada 9 anak (60%) dalam kategori BSH, ada
2 anak (13,33%) kategori MB, dan ada 1 anak (6,67%) kategori BB.
anak, permainan tradisional egrang batok ini sangat penting diberikan kepada
Aspek kedua dari kemampuan motorik kasar anak yang diamati dalam
penelitian ini adalah aspek kemampuan berjalan dengan egrang batok kelapa
tanpa jatuh. Menurut Bambang Sujiono. Dkk dalam Metode Pengembangan Fisik
(2010:5.7) bahwa:
oleh siapa saja dan tdiak mengenal usia. Namun demikian gerakan jalan yang
tidak diperhatikan pada masa usia dini dikhawatirkan akan terjadi kelainan dalam
berjalan di kemudian hari. Untuk itu, gerak berjalan harus di sosialisasikan sejak
kecil dengan cara bermain, baik itu dalam kelompok kecil maupun besar.
Kemampuan motorik kasar anak juga dapat dilihat dari kemampuan anak
dikatakan baik, apabila anak mampu berjalan di atas egrang batok kelapa tanpa
batok kelapa, dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian,
pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa, tidak terdapat anak
dalam kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 4 anak (26,67%) kategori
Berkembang (MB), dan ada 7 anak (46,67%) kategori Belum Berkembang (BB),
63
berkembang.
kelapa diperoleh hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari presentase
sesudah diberikan perlakuan yaitu aspek berdiri diatas egrang batok kelapa,
terdapat 2 anak (13.33%) kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 9 anak
(60%) dalam kategori Berkemang Sesuai Harapan (BSH), ada 3 anak (20%)
kategori Mulai Berkembang (MB), dan ada 1 anak (6,67%) kategori Belum
Berkembang (BB).
anak, permainan tradisional egrang batok ini sangat penting diberikan kepada
Aspek terakhir dari kemampuan motorik kasar anak yang diamati dalam
penelitian ini adalah aspek kelincahan berjalan dengan egrang batok kelapa.
Dimana anak mampu memainkan egrang batok kelapa dengan lincah saat
secara cepat, berlari cepat, kemudian berhenti secara mendadak, dan kecepatan
bereaksi”.
64
batok kelapa, dapat dilihat bahwa dari 15 anak yang menjadi subjek penelitian,
pada aspek kemampuan berdiri diatas egrang batok kelapa, terdapat 1 anak
(6,67%) kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 4 anak (26,67%) kategori
Berkembang (MB), dan ada 5 anak (33,33%) kategori Belum Berkembang (BB),
berkembang.
kelapa diperoleh hasil yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari presentase
sesudah diberikan perlakuan yaitu aspek berdiri diatas egrang batok kelapa,
terdapat 3 anak (20%) kategori Berkembang Sangat Baik (BSB), ada 9 anak
(60%) dalam kategori Berkemang Sesuai Harapan (BSH), ada 3 anak (20%)
kategori Mulai Berkembang (MB), dan tidak ada anak dalam kategori Belum
Berkembang (BB).
anak, permainan tradisional egrang batok ini sangat penting diberikan kepada
Motorik kasar dalam penelitian ini yaitu merupakan aktivitas yang penuh
masa kecil merupakan masa keemasan anak dan sebagai pelajar sejati, anak-anak
egrang batok kelapa biasanya berkaitan dengan dunia bermain anak yang penuh
motorik kasar anak untuk dapat dilihat dari aspek, yaitu kemampuan berdiri diatas
egrang batok kelapa, kemampuan berjalan dengan egrang batok kelapa tanpa
tungkai, kaki, lengan dan tangan sehingga dapat melatih keseimbangan serta
kelenturan tubuh”. Saat bermain egrang tempurung kelapa, anak harus berjalan
diatas tempurung kelapa yang memiliki luas permukaan dengan diameter sekitar
permainan ini.
kembang anak melalui permainan tradisional dan manfaat dari permainan egrang
anak, melatih motorik kasar anak, melatih ketekunan dan kesabaran anak, melatih
66
semangat anak berkompetensi secara sehat, melatih anak untuk berhemat dengan
kasar anak di kelompok B TK Al-khairaat Kaleke, hal ini dapat diliat bahwa
Subyek penelitian yang berjumlah 15 anak dengan tiga aspek yang diamati,
diperoleh hasil bahwa hanya sebagian anak didik yang memiliki motorik kasar
anak yang belum berkembang. Adapun aspek yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan motorik kasar anak dalam penelitian ini, yaitu aspek kemampuan
berdiri diatas egrang batok kelapa, kemampuan berjalan dengan egrang batok
kelapa tanpa jatuh, kelincahan berjalan dengan egrang batok kelapa. Terjadi
Kaleke. Jika dilihat dari nilai uji t dapat dijelaskan bahwa nilai t hitung adalah
sebesar -7,392 dengan signifikan 0,087. Karena sig < 0,05, maka dapat
anak.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
3. Ada pengaruh bermain egrang batok kelapa terhadap motorik kasar anak
jelaskan bahwa nilai t hitung sebesar -7,392 dengan signifikan 0,00. Karena
sig < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa metode permainan tradisional
67
68
5.2 Saran
3. Kepala TK, peran serta dukungan kepala sekolah sebagai pihak yang
69
70
Lampiran 1
HASIL WAWANCARA
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL EGRANG BATOK KELAPA
TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B
DI TK AL-KHAIRAAT KALEKE
A. Identitas
Pendidikan Terakhir : S1
Pekerjaan : Guru
Umur : 54 Tahun
B. Pertanyaan
Jawab :
kelapa.
kelapa?
Jawab :
baik walaupun masih ada beberapa anak yang setiap motorik kasar masih
Jawab :
batok kelapa pada anak kemudian apa yang guru contohkan cara
4. Menurut ibu, apakah permainan egrang batok kelapa membuat anak tertarik
memainkannya?
Jawab :
Permainan egrang batok kelapa membuat anak tertarik karena pada dasarnya
Jawab :
Manfaat dari permainan tradisional egrang batok kelapa yaitu dapat melatih
Lampiran 2
1 A1 Perempuan
2 A2 Laki-laki
3 A3 Perempuan
4 A4 Laki-laki
5 A5 Laki-laki
6 F1 Laki-laki
7 G1 Laki-laki
8 H1 Perempuan
9 N1 Perempuan
10 P1 Perempuan
11 R1 Laki-laki
12 R2 Perempuan
13 R3 Laki-laki
14 S1 Perempuan
15 S2 Perempuan
75
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Kelompok :B
Sindi Rahmatia
A 411 17 024
78
Lampiran 6
Kelompok :B
Sindi Rahmatia
A 411 17 024
79
LAMPIRAN 8
Dokumentasi Penelitian
jatuh
82
LAMPIRAN 9
MATERI PEMBELAJARAN
Berbaris
Salam dan doa belajar
Mengenal perilaku baik dan santun sebagai cerminan akhlak mulia
Berusaha tidak menyakiti atau membalas kekerasan
Tanya jawab tentang hewan peliharaan “ular”
Mewarnai gambar ukar
Melingkari huruf “U”
Menulis angka pada kotak kosong (gambar ular)
Membuat kandang ular dari balok
KEGIATAN MAIN
Bermain Egrang Batok Kelapa
Gambar ular
LKA dan pensil tulis
LKA dan pensil warna
Batok Kelapa
85
LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
A. KEGIATAN AWAL
Salam dan doa sebelum kegiatan
Tanya jawab tentang binatang buas “ular”
Bercerita tentang “ular dan kancil”
Bermain ular naga panjang
Menjelaskan langkah-langkah mengerjakan tugas
B. KEGIATAN INTI
Area seni
Mewarnai gambar ular
Area bahasa
Melingkari huruf “U”
Area matematika
Menuliskan angka pada kotak yang kosong (gambar ular)
Area balok
Membuat kandang ular dari balok
C. ISTIRAHAT
Cuci tangan
Berdoa sebelum makan
Makan bersama
Berdoa sesudah makan
Bermain dihalaman sekolah
D. KEGIATAN AKHIR
Menanyakan perasaan selama hari ini
Berdiskusi kegiatan apa saja yang sudah dilakukan hari ini atau kegiatan hari ini
Pesan-pesan
Doa sesudah kegiatan
Salam, pulang
Palu, 2022
Mengetahui,
Kepala TK Al-khairaat 1 Kaleke Peneliti
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil penelitian yang saya tulis ini
benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan
tulisan atau pikiran orang lain, yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil penelitian ini
hasil jiplakkan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
Sindi Rahmatia
NIM. A 411 17 024
91
BIODATA PENULIS
A. PRIBADI
Nama : SINDI RAHMATIA
Tempat Tanggal Lahir : Kaleke, 12 Juni 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Orang Tua
Ayah : Amran Y. Korompot
Ibu : Djerni Saeho (Alm)
Agama : Islam
Alamat : Jl.Poros Palu – Bangga Desa Kaleke
B. PENDIDIKAN
1. TK : Tk Al-Khairaat 1 Kaleke
5. PT : Universitas Tadulako