Anda di halaman 1dari 86

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
DI MAN 1 KENDARI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan


Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan

OLEH :

ELIS HASANAH
NIM P00320013076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2016
RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

1. Nama : Elis Hasanah

2. Tempat/tanggal Lahir : Sindangkasih 28 Januari 1995

3. Agama : Islam

4. Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

5. Alamat : Sindangkasih

II. PENDIDIKAN

1. MI Ar-Rahman Sindangkasih, Tamat Tahun 2007

2. SMPN 1 Ranomeeto, Tamat Tahun 2010

3. SMAN 2 Konsel, Tamat Tahun 2013

4. Sejak Tahun 2013 Melanjutkan Pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan Sampai Sekarang.


MOTTO

Bercita-cita dan berusaha mewujudkannya adalah ciri orang yang sukses

Jika anda jatuh ribuan kali, berdirilah jutaan kali karena anda tidak tahu seberapa
dekat anda dengan kesuksesan dan jawaban sebuah kesuksesan adalah terus belajar
dan tak kenal putus asa

kesuksesan itu bukan di tunggu, tetapi diwujudkan lewat usaha dan kegigihan

Karya ini ku persembahkan kepada

"Kedua Orang Tuaku,Keluargaku,Almamaterku,

Serta Bangsa Dan Negaraku…”


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala

rahmat, hidayah dan inayah-Nya terutama kesabaran dan kelapangan yang selalu di

ditanamkan dalam hati, dalam kepribadian penulis, sehingga dapat menyelesaikan

penyusunan karya tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Remaja

Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di Man 1

Kendari”,tepat pada waktunya dan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan Diploma III keperawatan di Poltekes Kemenkes Kendari, semoga segala

aktifitas keseharian kita bernilai ibadah di sisi-Nya.

Segala upayauntuk menjadikan karya tulis ilmiah ini mendekati sempurna

telah penulis lakukan, namun keterbatasan yang dimiliki penulis maka akan banyak

dijumpai kekurangan baik dalam segi penulisan maupun segi ilmiah. Oleh

sebab itu, dengan kerendahan serta ketulusan hati penulis menyampaik ucapan

terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada IbuHj.Sitti Rachmi

Misbah.,S.Kp.,M.Kesselaku Pembimbing I dan Bapak

Taamu.,A,Kep.,S.Pd.,M.Kesselaku Pembimbing II, atas segala waktu, kesediaan

dan kesungguhan dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sehingga

proposal ini terselesaikan. Terima kasih pula kepada Bapak Muslimin

L.,A.Kep.M.Siselaku Penguji I, Bapak Akhmad,SST.,M.Kes selaku Penguji II

danIbu Hj. Siti Nurhayani.,S.Kp.,Ns.,M.Kepselaku Penguji III.

Melalui kesempatan ini pula secara khusus dengan hati yang tulus penulis

sampaikan terima kasih kepada Ayahanda “Juhana” dan Ibunda “saonah” atas

segala doa, dukungan dan kasih sayang yang tulus demi kesuksesan penulis. Melalui

kesempatan ini pula penulis mengucapkan terima kasih kepada :


1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes

Kendari.

2. Bapak Muslimin L., A.Kep, S.Pd, M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari.

3. Kepala Kantor Badan Riset Sultra yang telah memberikan izin penelitian kepada

penulis.

4. Bapak Ma’sud Achmad,S.Pd,M.Pd selaku kepala sekolah Man 1 Kendari yang

telah memberikan izin penelitian.

5. Seluruh Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan

atas ilmu pengetahuan yang diberikan kepada penulis selama mengikuti

pendidikan dan seluruh staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan

Keperawatan atas pelayanan sehingga karya tulis ilmiah ini terselesaikan.

6. Terimakasi untuk kakakku ‘‘Linawaty dan Mulyana”, Adikku “Muh. Agus

Juan. S” yang terus menemani dan memberikan dukungan yang sangat berarti

selama ini.

7. Sahabat seperjuanganku yang paling baik Wardhayani, Desy Novitasari,

Herdianti Hamza, Hasjuni Husen, Irayani, Andi Irna,yang terus menemani

dan memberikan dukungan yang sangat berarti selama ini.

8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Keperawatan Angkatan 2013, khususnya III A

dan B terima kasih atas kebersamaan, kerjasama dan kekompakannya ,yang sama-

sama merasakan suka dan duka, selama menempuh pendidikan bersama.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh

karena itu, dengan rendah hari penulis mengharapkan bantuan, kritik dan saran yang

bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaa proposal ini.

Kendari, 2016
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
ABSTRAK iv
MOTTO v
RIWAYAT HIDUP vi
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR LAMPIRA xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Pengetahuan 6
B. Tinjauan Tentang Remaja 17
C. Anatomi Fisiologi Payudara 25
D. Tinjauan Umum Tentang SADARI 27
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran 31
B. Kerangka Pikir 32
C. Variabel Penelitian 32
D. Definisi Opersional Dan Kriteria Obyektif 33
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian 35
B. Tempat dan waktu penelitian 35
C. Populasi Dan Sampel 35
D. Instrumen Penelitian 36
E. Jenis dan cara Pengumpulan Data 37
F. Metode Pengolahan Data 37
G. Analisa Data 38
H. Penyajian Data 39
I. Etika Penelitian 39
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 41
B. Pembahasan 48
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 53
B. Saran 54
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman

Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasark Golongan Umur di


MAN 1 KENDARI Tahun 2016. 42
Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di MAN 1
KENDARI Tahun 2016 43
Tabel 5.3 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 1 Kendari
Tentang SADAR 44
Tabel 5.4 :Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 1 Kendari
Tentang SADARI Berdasarkan Sumber Informasi.. 44

Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri di MAN 1 Kendari


Tentang SADARI Berdasarkan Pengalaman 45

Tabel 5.6 : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI di MAN 1


Kendari Berdasarkan Sumber Informasi 46

Tabel 5.7 : Gambaran Pengetahuan Remaja Putri di MAN 1 Kendari Tentang


SADARI Berdasarkan Pengalaman 47
DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Menjadi Responden

2. Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

3. Lembar Kuesioner Penelitian

4. Pengelolahan Data Hasil Penelitian Pengetatahuan Remaja Putri Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari

5. Pengelolahan Data Hasil Penelitian Pengetatahuan Remaja Putri Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari Berdasakan

Sumber Informasi

6. Pengelolahan Data Hasil Penelitian Pengetatahuan Remaja Putri Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari Berdasarkan

Pengalaman

7. Master Tabel Hasil Penelitian Gambaran Pengetatahuan Remaja Putri Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari

8. Surat Keterangan Bebas Administrasi

9. Surat Pengantar Izin Pengambilan Data Awal

10. Surat Permohonan Izin Penelitian

11. Surat Pengantar Izin Penelitian Dari Badan Riset Penelitian Provinsi Sulawesi

Tenggara

12. Surat Keterangan Telah melakukan Penelitian Dari Tempat Penelitian

13. Surat keterangan bebas pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Payudara adalah organ yang penting bagi kaum wanita . Selain itu, bagi

seorang wanita payudara merupakan kebanggaan, dan fungsi utamanya sebagai

penghasil air susu bagi makanan bayi. Payudara seorang wanita akan mengalami

dua tahap perkembangan, tahap pertama terjadi pada saat seorang remaja

memasuki masa puberitas, tahap kedua terjadi pada saat seorang wanita

mengalami kehamilan. Perkembangan Payudara yang abnormal biasanya

menimbulkan reaksi pada wanita yang mengalaminya. Secara psikologis, wanita

akan mengalami ketakutan terhadap perubahan bentuk tubuhnya. Oleh karena itu,

sebaiknya pemeriksaan dimulai dari waktu remaja untuk mengetahui keadaan

payudara apakah normal atau tidak.(Revan,2010).

Salah satu penyakit payudara yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) yakni kanker payudara. Kanker payudara adalah

salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi.Kanker

payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.

Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak

maupun jaringan ikat pada payudara. (Aeron,2009)

Tingginya jumlah kasus kanker payudara diduga karena perempuan

kurang waspada terhadap perubahan payudaranya, sehingga tidak jarang

menyebabkan kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut. (Sultan,2009)

Berdasarkan dari data Badan Kesehatan Dunia atau the World Health

Organization (WHO) kematian akibat kanker payudara diperkirakan sekitar 4,3

juta pertahun 2,3 juta diantaranya ditemukan dinegara berkembang, sedangkan


jumlah penderita baru sekitar 3,9 juta pertahun dan terdapat dinegara

berkembang sekitar 3 juta.

Di negara maju insiden kanker payudara 87 per 100.000, angka

kematianya kira-kira 27 per 100.000 (Tambunan 2013).Diantara tumor ganas

ginekologi kanker payudara menduduki tempat nomor 2 dari insiden semua tipe

kanker di Indonesia. Data terbaru berdasarkan penelitian pada 13 laboratorium

patologi anatomi di Indonesia kanker payudara mencapai 11,22% .

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia tahun

2014, prevalensi kanker diIndonesia mencapai 4,3 kasus setiap 1.000 penduduk.

Setiap tahun lebih dari 580.000 kasus baru di temukan dan kurang dari 37.000

pasien meninggal karena penyakit kanker payudara.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

tenggara tahun 2013 sebanyak 590 (48,6%) kasus, pada tahun tahun 2014

mengalami peningkatan menjadi sebanyak 625 ( 51,4%) kasus, hal ini

menunjukan bahwa angka kejadian penderita kanker payudara semakin

meningkat. karna rata-rata yang berobat sudah mengalami stadium lanjut,

padahal penyakit ini bisa dilakukan dengan deteksi dini yaitu dengan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Prognosa kanker payudara tergantung pada stadium saat didiagnosa serta

cara penanganannya. Penderita kanker payudara lebih sering datang dengan

stadium lanjut sehingga prognosanya buruk. Hal ini dikarenakan sedikitnya

wanita yang melakukan deteksi dini untuk menemukan kanker payudara pada

stadium awal sehingga bisa melakukan pengobatan yang kuratif agar

prognosanya lebih baik. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini untuk

meningkatkan kemungkinan prognosa yang lebih baik. Sehingga program

pemerintah kesehatan, terkait dengan kesehatan reproduksi (payudara) di


harapkan semuah usia produksi/remaja dapat mendeteksi kanker payudara salah

satunya dengan pemeriksaan payudara sndiri (SADARI) (Khairunnisa, 2010).

Pemeriksaan payudarah sendiri atau sering disebut dengan SADARI

adalah suatu cara yang efektif untuk mendeteksi sedini mungkin timbulnya

benjolan pada payudarah, sebenarnya dapat diketahui secara cepat dengan

pemeriksaan sendiri. Karena pengetahuan, pemahaman dan penerapan SADARI

secara dini masih kurang, dengan demikian perlunya pendekatan terhadap wanita

yang masih kurang pengetahuannya tentang sadari secara mandiri.

Dari data yang diperoleh di MAN 1 KENDARI tahun ajaran 2015/2016

terdapat 381 siswi yang terbagi dari kelas X, kelas XI dan kelas XII. Kelas X

berjumlah 147 siswi (38,5%), kelas XI berjumlah 117 siswi (30,7%) dan kelas

XII berjumlah 117 siswi (30,7%). Melalui wawancara Tanya jawab dengan 10

siswi, 5 (50%) di antaranya pernah mendengar tentang SADARI namun kurang

mengetahui cara melakukan SADARI, 3 (30%) diantara mereka bahkan tidak

mengetahui tentang SADARI dan hanya 2 (20%) orang yang mengetahui tentang

SADARI dan cara melakukan SADARI. Melihat hal ini, maka penyebarluasan

pengetahuan dan informasi mengenai sadari perlu dilakukan, untuk

meningkatkan kesadaran siswi melakukan pemeriksaan dini kanker payudara dan

untuk kedepannya pemeriksaan serupa dapat terus dilakukan dengan penuh

kesadaran sendiri. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di MAN 1 KENDARI”.

Sebagai penerus bangsa, para remaja putri sebaiknya mengethui tentang

deteksi dini adanya kelainan pada payudara dengan melakukan SADARI. Karena

dengan mengetahui SADARI akan sangat berguna bagi remaja putri khususnyadi

MAN 1 KENDARI.
B. Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini sebagai berikut :Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di MAN 1 KENDARI ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk Mengetahui Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara

Sendiri (SADARI) Di MAN 1 KENDARI.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri di MAN 1 KENDARI

Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) berdasarkan sumber

informasi.

b. Untuk mengetahui pengetahuan remaja putri di MAN 1 KENDARI

Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) berdasarkan

pengalaman.

D. Manfaat Penelitian.

1. Institusi Pendidikan Tempat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan

pengetahuan bagi remaja putri di MAN 1 KENDARI agar dapat melakukan

SADARI dan mengetahui cara melakukan SADARI.

2. Akademik

Hasil penelitian ini dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan merupakan

salah satu bahan bacaan bagi peneliti berikutnya khususnya di

POLTEKKES KEMENKES KENDARI.

3. Peneliti
Untuk menambah pengalaman peneliti Sebagai sarana untuk meningkatkan

wawasan atau pengetahuan dalam mengaplikasikan ilmu dan keterampilan

yang diperoleh selama duduk dibangku perkuliahan serta menambah

pengalaman dalam bidang penelitian khususnya mengenai SADARI.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang lain, media massa

maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), pengetahuan adalah

segala sesuatu yang diketahui, kepandaian, berkenaan dengan suatu hal.

2. Jenis-jenis pengetahuan

a. Pengetahuan langsung (immediate)

Pengetahuan immediate adalah pengetahuan langsung yang hadir

dalam jiwa tanpa melalui proses penafsiran dan pikiran. Kaum realis

(penganut paham Realisme) mendefinisikan pengetahuan seperti

itu.Umumnya dibayangkan bahwa kita mengetahui sesuatu itu

sebagaimana adanya, khususnya perasaan ini berkaitan dengan realitas-

realitas yang telah dikenal sebelumnya seperti pengetahuan tentang

pohon, rumah, binatang, dan beberapa individu manusia dan lain-

lain.(Notoatmodjo, 2003).

b. Pengetahuan tak langsung (mediated)

Pengetahuan mediated adalah hasil dari pengaruh interpretasi dan

proses berpikir serta pengalaman-pengalaman yang lalu. Apa yang kita


ketahui dari benda-benda eksternal banyak berhubungan dengan

penafsiran dan pennyerapan pikiran kita.(Notoatmodjo, 2003).

c. Pengetahuan indrawi (perceptual)

Pengetahuan indrawi adalah sesuatu yang dicapai dan diraih

melalui indra-indra lahiriah. Sebagai contoh, kita menyaksikan satu

pohon, batu, atau kursi, dan objek-objek ini yang masuk ke alam pikiran

melalui indra penglihatan akan membentuk pengetahuan kita. Pada

pengetahuan indrawi terdapat beberapa faktor yang berpengaruh, seperti

adanya cahaya yang menerangi objek-objek eksternal, sehatnya anggota-

angota indra badan (seperti mata, telinga, dan lain-lain), dan pikiran yang

mengubah benda-benda partikular menjadi konsepsi universal, serta

faktor-faktor sosial (seperti adad istiadad). Dengan faktor-faktor tersebut

tidak bisa dikatakan bahwa pengetahuan indrawi hanya akan dihasilkan

melalui indra-indra lahiriah.(Notoatmodjo, 2003).

d. Pengetahuan konseptual (conceptual)

Pengetahuan konseptual juga tidak terpisah dari pengetahuan

indrawi.Pikiran manusia secara langsung tidak dapat membentuk suatu

konsepsi-konsepsi tentang objek-objek dan perkara-perkara eksternal

tanpa berhubungan dengan alam eksternal.Alam luar dan konsepsi saling

berpengaruh satu dengan lainnya dan pemisahan di antara keduanya

merupakan aktivitas pikiran.(Notoatmodjo, 2003).

e. Pengetahuan partikular (particular)

Pengetahuan partikular berkaitan dengan satu individu, objek-

objek tertentu, atau realitas-realitas khusus.Misalnya ketika kita


membicarakan satu kitab atau individu tertentu, maka hal ini berhubungan

dengan pengetahuan partikular itu sendiri.(Notoatmodjo, 2003).

f. Pengetahuan universal (universal).

Pengetahuan universal mencakup individu-individu yang berbeda.

Sebagai contoh, ketika kita membincangkan tentang manusia dimana

meliputi seluruh individu (seperti Muhammad, Ali, hasan, husain, dan

lain-lai), ilmuwan yang mencakup segala individunya (seperti ilmuwan

fisika, kimia, atom, dan lain sebagainya), atau hewan yang meliputi

semua indvidunya (seperti gajah, semut, kerbau, kambing, kelinci,

burung, dan yang lainnya).(Notoatmodjo, 2003).

3. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, 2003 Ada 6 tingkat pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnnya.Termasuk dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, “tahu”

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

dengan cara menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan

menyatakan.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat mejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi ini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan

sebagainya.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis disini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dari dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-

penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


4. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dari berbagai cara yang telah digunakan

untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat

dikelompokan menjadi dua, yaitu:

a. Cara tradisional nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang utuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non

ilmiah tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemun pengetahuan pada

periode ini antara lain meliputi:

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Cara memperoleh kebenaran nonilmiah yang pernah digunakan

oleh manusia dalam memperoleeh pengetahuan adalah melalui cara

coba-coba atau dengan kata yang lebih dikenal “trial and error”. Cara ini

telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya perbedaan.Pada waktu itu seseorang apabila menghadpi

persoalan atau masalah, upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-

coba saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila

kemungkinan kedua ini gagal, maka dicoba lagi dengan kemungkinan

ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan

keempat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and error

(gagal atau salah) atau metode coba salah (coba-coba).

2) Berdasarkan pengalaman pribadi


Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakansumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu

cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu

pengalam pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya dalam

memperoleh pengethuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang telah diperoleh dalam memecahkan

permasalah yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara

yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang

dihadapi, maka untuk memecahkan masalah yang lain yang sama orang

dapat pula menggunakan atau merujuk cara tersebut. Tetpi bila gagal

menggunaka cara tersebut, cara tersebut tidak akan diulangi dan

berusaha untuk mencari cara yang lain sehingga berhasil

memechkannya.

3) Melalui jalan pikir

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkurang. Dari sini manusia mampuh

menggunakan kenalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia

telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun

deduksi. Indikasi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara

melahirkan pemikiran secaraa tidak langsung melalui peryataan-

pernyataan yang dikemukakan, kemudian dicari hubunganya sehingga

dapat dibuat suatu kesimpulan. Apabila proses pembuatan suatu

kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan khusus kepada yang

umum dinamakan induksi. Sedangkan deduksi adalah pembuatan

kesimpulan dari pernyataan-pernyataan umum kepada yang khusus.


b. Cara Ilmiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah atau lebih popular disebut metodologi penelitian

(research methodology) cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis

Bacon (1561-1626). Ia adalah seorang tokoh yang mengembangkan

metode berpikir induktif. Mula-mula ia mengadakan pengamatan

langsung terhadap gejala-gejala alam atau kemayarakatan. Kemudian

hasil pengamatannya tersebut dikumpulkan dan diklasifikasikan, dan

akhirnya diambil kesimpulan umum.Kemudian metode berpikir induktif

yang dikembangkan Bacon ini dilanjutkan oleh Deobold van Dallen.Ia

mengatakan dalam memperoleh kesimpulan dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan

terhadap semuah fakta sehubungan dengan objek yang diamatinya.

5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan perilaku positif meningkat, sehingga

diharapkan tingkat pendidikan yang tinggi akan meningkat

pengembangan pengetahuan. Pendidikan akan menghasilkan banyak

perubahan seperti pengetahuan, sikap dan prilaku.Pada umumnya makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

Pendidikan juga mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi baik dari orang lain maupun media massa.
Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapatkan.(Soekanto, 2010)

2. Pengalaman

Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan.Baik dari

pengalaman pribadi, keluarga dan lingkungan sekitarnya.Oleh sebab itu

pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang di peroleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi

pada masa lalu.(Soekanto, 2010)

3. Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak

akan banyak akal, mempunyai pengetahuan yang lebih luas dan akan

memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang

memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi

yang baik dari berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka

hal itu akan meningkatkan pengetahuan seseorang.(Soekanto, 2010)

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang inovasi baru,

sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti telvisi,

Radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh besar

terhadap pembentukan opini dan kepercayaan seseorang.(Notoatmodjo,

2007)

4. Umur

Umur berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan, karena

kemampuan mental yang diperlukan untuk mempelajari dan

menyesuaikan diri pada situasi baru, seperti mengingat hal-hal yang dulu
pernah dipelajari, penalaran analog dan berfikir kretif, mencapai

puncaknya dalam usia 20an.(Soekanto, 2010)

6. Cara Mengukur Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dilakukan secara langsung yaitu dengan cara

mengajukan pertanyaan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan.

Untuk mengetahui bagaimana pengetahuan responden, dapat diukur dengan

skala Guttman dengan ketentuan:

a. favorable (pernyataan mendukung) apabila responden menjawab benar

mendapat nilai satu, namun jika responden menjawab salah mendapat

nilai nol

b. Unfavorable (pernyataan tidak mendukung) apabila responden

menjawab benar mendapat nilai nol, namun jika responden menjawab

salah mendapat nilai satu (Hidayat 2007)

7. Kriteria Pengetahuan

Menurut Nursalam 2003 Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman

pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan.

1. Baik : Bila responden menjawab dengan benar 80%-100% dari 10

pertanyaan yang diajukan

2. Cukup : Bila responden menjawab dengan benar 60%-79% dari 10

pertanyaan yang diajukan

3. Kurang : Bila responden menjawab dengan benar <60% dari 10

pertanyaan yang diajukan


Selain itu untuk mengukur skala yang bersifat tegas atau konsisten

seperti jawaban ya dan tidak, positif atau negatif, benar dan salah, setuju

dan tidak setuju dapat menggunakan skal Guttman yang interpretasi

umumnya dibuat seperti checklist dengan penilaian: skor benar nilainya

1 dan salah nilainya 0

B. Tinjauan Tentang Remaja

1. Pengertian

Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan

individu yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-

angsur mencapai kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa

kanak-kanak menjadi dewasa, dan mengalami perubahan ekonomi dari

ketergantungan menjadi relative mandiri.

Individu pada masa tersebut akan mengalami situasi pubertas di mana

ia akan mengalami perubahan yang mencolok secara fisik maupun

emosional/psikologis. Secara psikologis masa remaja merupakan masa

persiapan terakhir dan menentukan untuk memasuki tahapan perkembangan

kepribadian selanjutnya yaitu menjadi dewasa

Remaja adalah individu baik perempuan maupun laki-laki yang berada

pada masa/usia antara anak-anak dan dewasa. Batasan remaja dalam hal ini

adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun menurut klasifikasi World Health

Organization (WHO). Sementara United Nations (UN) menyebutnya sebagai

anak muda (youth) untuk usia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam

batasan kaum muda (young people) yang mencakup usia 10-24 tahun.

Masa remaja ataau masa Adolensesi adalah suatu fase perkembangan

yang dinamis dalam kehidupan seorang individu.Maasa ini merupakan masa

priode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dan

berlangsung pada decade kedua masa kehidupan.

Pada masa remaja ini banyak dijumpai masalah, karena masa ini

merupakan proses menuju kedewasaan dan anak ingin mencoba mandiri.

Masalah yang sering dijumpai adalah perubahan bentuk tubuh.

Perkembangan khusus yang terjadi pada masa ini adalah

kematangan identitas seksualyang ditandai dengan perkembangan organ

reproduksi. Masa ini merupakan masa krisis identitas dimana anak memasuki

proses pendewasaan dan meninggalkan masa anak-anak, sehingga

membutuhkan bantuan dari orang tua.

2. Tahap-tahap Masa Remaja

Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan

fisik, emosi dan psikis. Masa remaja, yakni antara usia 10-20 tahun, adalah

suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia,dan sering disebut

masa puberitas.

Puberitas merupakan peristiwa terpenting yang mengatur masa remaja,

dan karena puberitas terjadi dan berlanjut menjadi suatu rentang umur

kronologis yang luas dan berbeda antara jenis kelamin, (Sandu Siyoto,2012).

Selain ciri umum pertumbuhan dan perkembangan remaja, dapat pula

digambarkan ciri tertentu yang mungkin terjadi pada awal usia remaja atau

usia remaja akhir. Berdasarkan kecenderungan yang terjadi dalam rentang

usia, beberapa ahli membagi masa remaja atas 3 tahapan yaitu remaja awal

(early adolescence), remaja mandya (middle adolescence), dan remaja akhir

(late adolescence). Dari ketiga masa remaja tersebut akan tergambaar tentang

ciri umum untuk masing-masing tahapan remaja.

a. Masa remaja awal (12-14 tahun)


Masa ini ditandai dengan peningkatan yang cepat pertumbuhan

dan perkembangan fisik.Fokus pada tahap ini adalah penerimaan terhadap

bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan

teman sebaya.Mulai meninggalkan peran sebagai anak dan berusaha

mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung

pada orang tua.

b. Remaja menengah (15 – 18 tahun)

Remaja menengah ditandai dengan hampir lengkapnya

pertumbuhan pubertas, timbulnya keterampilan berpikir yang baru,

peningkatan pengenalan terhadap datangnya masa dewasa dan keinginan

untuk memapankan jarak emosional dan psikologi dengan orang tua,

sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (Self directed).

c. Remaja akhir (19 – 22 tahun)

Tahap remaja akhir ditandai dengan persiapan untuk peran sebagai

orang dewasa termasuk klarifikasi dari tujuan pekerjaan dan internalisasi

suatu system nilai pribadi (berusaha mengembangkan sense of personal

identity), mempunyai keinginan yang kuat untuk diterima dalam

kelompok teman sebaya dan orang dewasa.

3. Karakteristik remaja

Menurut Hurlock, Elizabet, ciri-ciri remaja yaitu :

a. Masa remaja sebagai periode yang penting

kendatipun semua periode dalam rentang kehidupan adalah

penting,namun kadar pentingnya berbeda-beda pada periode remaja,

akibat langsung maupun akibat jangka panjang tetaplah penting,ada

periode penting karna akibat fisik dan ada pila akibat

psikologinya.perkembangan fisik yang cepat dan penting disertai

cepatnya perkembangan mental yang cepat,terutama pada massa remaja.


Semua perkembangan itu menimbulkan pengaruh yang sangat besar

untuk masa depannya.

b. Masa remaja sebagai periode peralihan

peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang

telah terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari

suatu tahap perkembangan ketahap berikutnya.

Dalam setiap periode peralihan,status individu tidaklah jelas dan terdapat

akan keraguan akan peran yang akan dilakukan. Pada masa ini remaja

bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa.status remaja yang

tidak jelas ini juga menguntungkan karna status member waktu

kepadanya.

4. Ciri kejiwaan dan Psikososial

Menurut Yusuf Syamsu 2009, Cirri-ciri kejiwaan dan pisikososial remaja.

a. Usia remaja awal

1. Sikap proses terhadap orang tua

Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai

hidup orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes

terhadap orang tua. Mereka beusaha mencari identitas diri dan sering

kali disertai dengan menjauhkan diri dari orang tuanya, dalam upaya

pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh

di luar lingkungan keluarganya, yaitu : guru, figure ideal yang terdapat

difilem atau tokoh idola.

2. Preokupasi dengan badan sendiri

Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang

cepat sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi

diri remaja.

3. Kesetiakawanan dengan kelompok seusia


Para remaja pada kelompok ini merasakan keterikatan dan

kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok

senasib.hal ini tercermin dalam cara berprilaku social

4. Kemampuan untuk berpikir secara abstrak.

Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulai berkembang

dan dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam

kepercayaan diri.

5. Perilaku yang labil dan berubah-ubah

Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah.

Pada suatu waktu dapat bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain

tampak masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa

cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demi kian

menunjukkan bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang

memerlukan pengertian dan penanganan yang bijaksana.

b. Usia remaja penuh

1. Kebiasaan dari orang tua

Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas,

remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang

menyenangkan, pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat

dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.

2. Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas

Sering sekali remaja menunjukan minat pada suatu tugas tertentu

yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita

masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau

langsung bekerja untuk mencari nafkah .


5.Kondisi – Kondisi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja

Pertumbuhan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi

yang baik berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula

sebaliknya.Adapun kondisi-kondisi yang mempengaruhi sebagai berikut :

(Http://semi-yanto-blogspot.com/2016)

1. Pengaruh Keluarga

Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor

lingkungan. Karena faktor keturunan seorang anak dapat lebih tinggi

atau panjang dari anak lainnya, sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika

ayah dan ibunya atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan

akan membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi

keturunan yang dibawa dari orang tuanya.

2. Pengaruh Gizi

Anak yang mendapatkan gizi cukup biasanya akan lebih tinggi

tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai taraf dewasa dibadingkan

dengan mereka yang tidak mendapatkan gizi cukup. Lingkungan juga

dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga

menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa

remaja.

3. Gangguan Emosional

Terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan dan ini akan

membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di

kelenjar pituitary. Bila terjadi hal demikian pertumbuhan awal

remajanya terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.

4. Jenis Kelamin
Anak laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dari pada anak

perempuan, kecuali pada usia 12 – 15 tahun. Anak perempuan

baisanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat dari pada laki-laki-

laki. Hal ini terjadi karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki

berbeda dengan perempuan. Anak perempuan lebih cepat

kematangannya dari pada laki-laki

5. Status Sosial Ekonomi

Anak yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi

rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang bersal dari keluarga

dengan tingkat ekonomi rendah

6. Kesehatan

Kesehatan amat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik

remaja. Remaja yang berbadan sehat dan jarang sakit, biasanya

memiliki tubuh yang lebih tinggi dan berat disbanding yang sering

sakit.

7. Pengaruh Bentuk Tubuh

Perubahan psikologis muncul antara lain disebabkan oleh

perubahan-perubahan fisik. Diantara perubahan fisik yang sangat

berpengaruh adalah; pertumbuhan tubuh (badan makin panjang dan

tinggi), mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid

pada perempuan).

C. Anatomi Fisiologi Payudara

1. Pengertian

Payudara merupakan organ yang penting bagi kaum perempuan,

karena organ payudara merupakan bagian dari organ reproduksi yang

fungsi utamanya menyekresi air susu.(Syaifuddin,2009).

2. Anatomi payudara
Payudara perempuan memiliki tiga unsur, yakni kelenjar susu yang

menghasilkan susu, saluran susu, dan jaringan penunjang yang mengikat

kelenjar-kelenjar susu. Saluran susu bermuara ke putting susu. Permukaan

putting susu memiliki lebih kurang 20 ujung saluran susu yang

berhubungan dengan kelenjar yang berada dipayudara.

Pria maupun wanita memiliki payudara (mammae) yang mengandung

modifikasi kelenjar keringat disebut kelenjar mammae. Pada wanita,

kelenjar ini jauh lebih besar dan lebih berkembang serta menghasilakan

susu. Setiap payudara memiliki 15-20 lobus kelompok kelenjar areola, dan

setiap lobus mempunyai sekelompok anggur di tangkai yang panjang. Sel-

sel dalam kelenjar menghasilakan air susu yang mengalir melalui

gabungan saluran laktifar menuju putting, payudara juga mengandung

sistem aliran pembuluh limfa yang luas.

Dengan komponen muskulokulis dan lemaknya mammae menempti

bagian antara iga ketiga dan ketuju serta terbentang lebarnya dari linea

parasternalis sampai axillaris anterior. Bagian masekim payudara

terutama menempati fascia pectoralis dan muskulus serratus

anterior.(Tambayong, 2002)

3. Fisiologi Payudara

Perkembangan dan fungsi payudara dimulai oleh berbagai hormone,

estrogen di ketahui merangsang perkembangan duktus

mamilaris.Progesterone memulai perkembangan lobus-lobus payudara

juga diferensiassi sel epitel.Prolaktin merangsang laktogenesis.

a. Aperubahan siklik : volume meningkat hampir 50% setelah hari

kedelapan dari siklus menstrusi, kongersti vascular dan proliferasi

lobular berkurang saat mestruasi.


b. Kehamilan dan laktasi : duktus alveolaris dan lobularis berproliferasi

dengan regresi setelah masa menyusui, putting dan areola bertambah

gelap dan kelenjar Montgomery menjaddi lebih menonjol, striae

tampak.

c. Menopause : lobular berinvolusi, lemak menggantikan parenkim

d. Penyimpangan : perkembangan asimetrik atau hipertrofi virginal

pada anak perempuan dapat di koreksi dengan pembedahan setelah

dewasa.

D. Tinjauan Umum Tentang SADARI

1. Definisi Pemeriksaan Payudara sendiri (SADARI)

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak

terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita.Pemeriksaan payudara

sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen

penapisan yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (suryanti, 2013).

Sedangkan menurut Smeltzer (2005) SADARI adalah pemeriksaan

payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus menstruasi,

dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1.Dan menurut Maulani

(2009), Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian penting dari

perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko kanker

payudara.

2. Tujuan SADARI

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin adalah

bertujuan untuk merasakan dan mengenal lekuk payudara sehingga jika

terjadi perubahan dapat segera di ketahui seperti adanya benjolan atau

kangker pada payudara.

3. Manfaat SADARI
1) Dapat mendeteksi adanya tumor dalam ukuran kecil.

2) Dapat mendeteksi adanya kanker payudara stadium dini.

3) Dapat mencegah penyakit kanker payudara.

4) Dapat menemukan adanya kelainan pada payudara.

5) Dapat menurunkan angka kematian wanita akibat kanker payudara.

4. Waktu Melakukan SADARI

Waktu yang tepat untuk melakukan SADARI adalah 7 hari sampai

dengan 10 hari setelah menstruasi.Pada saat itu kondisi payudara sudah tidak

bengkak karena perubahan hormon pada saat menstruasi sehingga payudara

lebih terasa lunak (tidak kencang).Tujuan pemeriksaan payudara sendiri

secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekukan payudara

seehingga jika terjadi perubahan dapat ssegera diketahui. Jika anda meras

adanya benjolan, perubahan warna atau bentuk pada payudara, anda dapat

melakukan pemeriksaaan klinis mammografik ke dokter.(Atmaningtyias,

2010)

Waktu terbaik bagi wanita untuk memeriksakan sendiri payudaranya

adalah ketika payudara tidaklah begitu lunak atau membengkak.

5. Cara Melakukan SADARI

Prosedur pemeriksaan payudara sendiri terbagi dua cara, yaitu dengan

cara beerbaring dan berdiri di depan cermin.(Zaviera, Pamungkas 2011)

a. Berdiri di depan cermin.

1. Di depan cermin perhatikan payudara dengan teliti. Dalam

pemeriksaaan ini dianjurkan tidak berpakaian dengan posisi kedua

lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada tidaknya benjolan atau

perubahan bentuk pada payudara. Amati dengan teliti seluruh

payudara.
2. Kedua telapak tangan di letakkan di belaknang kepala,sementara

kedua tangan di tarik kebelakang.

3. Kedua tangan dilettakan di pinggang dan badan agak condong kea

rah cermin, tekan bahu dan siku kearah depan perhatikan perubahan

dan kontur payudara.

4. Angkat kedua tanggan dan cermati perubahan yang ada pada

payudara. Lalu angkatlah lengan kiri dan turunkan lengan kana.

Dengan mengunakan tiga atau empat jari tangan kanan, telusur

payudara kiri. Gerakkan jari-jari tangan secara memutar (membentuk

lingkaran kecil) di sekeliling payudara,mulai dari tepi luar payudara

lalu bergerak ke arah dalam sampai ke punting susu. Tekan secara

berlahan rasakan setiap benjolan atau masa dibawah kulit.lakukan hal

ini yang sama terhadap payudara kanan dengan cara mengangkat

lengan kanan dengan memeriksanya dengan tangan kiri. Perhatikan

juga daerah antara kedua payudara dengan ketiak.

5. Tekan punting susu secara perlahan dan perhatikan apakah keluar

cairan dari punting susu (baik itu cairan bening,seperti susu,berwarna

kuning,atau bercampur darah) lakukan hal ini secara bergantian pada

payudara kiri dan kanan.

b. Cara berbaring.

1. Berbaring miring dan tempatkan lengan kanan di belakang kepala.

Pemeriksaan dilakukan ketika berbaring, bukan bediri. Sebab, ketika

berbaring jaringan payudarah menyebar searah dinding dada dan

serenggang mungkin yang membuat lebih mudah untuk merasakan

semua jaringan payudara.

2. Gunakan telapak tangan dari tiga jari tengah pada tangan kiri untuk

merasakan berbagai benjolan pada payudara kanan, gunakan gerakan


memutar ke atas dan ke bawah menggunakan tapak jari tangan utuk

merasakan jaringan payudaraa.

3. Gunakan tiga tingkat tekanan yang berbeda untuk merasakan semua

jaringan yang paling dekat dengan kulit. Tekanan sedang untuk

merasakan sedikit lebih dalam, dan tekanan kuat untuk merasakan

jaringan yang paling dekat dengan dada dan tulang rusuk.

4. Gerakkan tangan pada payudara dengan pola gerak ke atas dan ke

bawah untuk memulai baris bayangan yang tergambar luurus ke

bawah sisi dari bawah lengan dan bergerak melintasi payudara

ketengah tulang dada ( tulang dada atau sternum).

5. Ulangi pemeriksaan payudarah kiri dengan menggunakan tapak

jaritangan kanan.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Menurut World Health Organization (WHO) remaja merupakan individu

yang sedang mengalami masa peralihan yang secara berangsur-angsur mencapai

kematangan seksual, mengalami perubahan jiwa dari jiwa kanak-kanak menjadi

dewasa.Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu

secara kronologis remaja adalah individu yang berusia anatara 11-12 tahun

sampai 20-21 tahun.Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada

penampilan fisik dan fungsi fisiologis terutama yang terkait dengan kelenjar

seksual. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif,emosi,social dan moral diantara masa

anak-anak menuju masa dewasa. Perubahan yang terjadi harus mulai

diperhatikan agar remaja dapat mengetahui secara dini apabila ada hal-hal yang

tidk sesuai misalnya adanya benjolan pada payudara. Oleh karna itu pemeriksaan

payudara sendiri secara berkala harus diketahui oleh remajaa.

Pemeriksaaan payudara sendiri tentu sangat penting artinya bagi kesehatan

payudara.Oleh karna itu, pemeriksa payudara sendiri membutuhkan teknik dan

waaktu tertentu. Hal ini menyebabkan remaja membutuhkan suatu pengetahuan

tentang pemeriksaan payudara sendiri dan cara melakukan SADARI.


B. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian tersebut maka di buat kerangka konsep sebagai berikut :

Informasi

Pengetahuan
Remaja

putri tentang

SADARI
Pengalaman

Keterangan :

: Variabel yang diteliti.

C. Variabel Penelitian

(Arikunto, 2006) mengemukakan bahwa variabel penelitian adalah

objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian, dalam

penelitian ini variabel yang digunakan adalah pengetahuan remaja putri

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) Di MAN 1 KENDARI .


D. Devinisi Operasional dan Kriteria Objektif

Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti didefinisikan sebagai berikut :

1. Remaja putri yang dimaksud dalam penelitian ini adalah remaja putri usia

pertengahan yaitu usia 15-18 tahun yang sedang menempuh pendidikan di

MAN 1 KENDARI

2. Pengetahuan

Dari segi pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

pengetahuan remaja putri tentang pengertian, tujuan, manfaat, waktu, dan

cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

Dengan Kriteria Objektif :

Baik : Bila responden menjawab dengan benar 80%-100% dari 10

pertanyaan yang diajukan

Cukup : Bila responden menjawab dengan benar 60%-79% dari 10

pertanyaan yang diajukan

Kurang : Bila responden menjawab dengan benar <60% dari 10 pertanyaan

yang diajukan

3. Sumber informasi

Sumber informasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan

remaja putri dalam meendapatkan informasi tentang pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) baik melalui media cetak maupun media elektronik.

Dengan Kriteria Objektif :

Ya : Jika pernah mendapatkan satu atau lebih informasi pengetahuan

tentang SADARI

Tidak: Jika belum pernah sama sekali mendapatkan satu atau lebih

informasi pengetahuan tentangSADARI


4. Pengalaman

Pengalaman yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengalaman remaja

putri tentang pemeriksaan payudara seendiri (SADARI) baik dari

pengalaman pribadi, keluarga, dan lingkungan sekitar.

Dengan Kriteria Objektif :

Ya : Jika pernah mendapatkan satu atau lebih pengalaman tentang SADARI

Tidak: Jika belum pernah sama sekali mendapatkan satu atau lebih

pengalaman tentang SADARI


BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

survei deskriptif didefinisikan sebagai suatu penelitian yang dilakukan untuk

mendeskriptifkan atau menggambarkan suatu fenomena yang terjadi

dimasyarakat, memotret masalah kesehatan yang terkait dengan sekelompok

penduduk (Natoatmodjo, 2010).

Metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui gambaran

pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di

MAN 1 Kendari Tahun 2016.

B. Tempat Dan Waktu

1. tempat

Penelitian ini dilakukan di MAN 1 KENDARI.

2. waktu

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 23 Februari-13 Juni 2016

C. Populai Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek peneliti yang akan diteliti

(Notoatmojo,2003). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruhRemaja

Putri MAN 1 KENDARI kelas X dan kelas XI dengan jumlah 264 orang.

2. Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah remajaputri di MAN 1 KENDARI

kelas X dan XI dengan jumlah populasi 264 orang. Jumlah sampel yang

diambil yaitu sebesar 20% dari setiap kategori kelas X dan XI sehingga
didapatkan sampel sebanyak 52 orang. Dengan cara pengambilan sampel

menggunakan Stratified Random Sampling, yaitu pengambilan sampel

dengan cara berstrata dan acak dari tiap kelas. Dengan penjabaran sebagi

berikut :

a. Kelas X = 147 orang, = 20% = 29

b. Kelas XI = 117 orang, = 20% = 23

D. Instrument Penelitian

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner.

Bentuk kuesioner yang digunakan berupa kuesioner tertutup, dimana responden

tinggal memilih jawaban yang telah disediakan berupa kuesioner pilihan ganda

(multiple choice), yang berisi pertanyaan tentang pengetahuan sadari terdiri

dari 10 soal, jika benar di beri niai 1 jika salah di beri nilai 0 dan pertanyaan

berbentuk dichotomy question untuk kategori pengetahuan remaja putri tentang

SADARI berdasarkan Sumber informasi 3 soal dan pengalaman terdiri dari 5

soal, Sehingga jumlah pertanyaan terdiri dari 18 soal.

E. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data

a. Data primer

Data Primer adalah data yang lansung diambil pada responden.Data

yang diambil melalui wawancara langsung/dengan bantuan kuosioner.


b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari absensi di

MAN 1 KENDARI dan dari tata usaha mengenai data geografis MAN 1

KENDARI.

F. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul melalui anket (kuesioner) maka dilakukan

pengolahan data yang melalui beberpa tahapan sebagai berikut :

1. Seleksi Data (Editing)

Proses pemeriksaan data dilapangan sehingga dapat menghasilkan data

yang akurat untuk pengelolaan data selanjutnya kegiatan yang dilakukan

adalah pemeriksaan apakah semua pertanyaan peneliti sudah dijawab dan

jawabanya yang tertulis dapat dibaca secara konsisten.

2. Pemberian Kode (Coding)

Setelah dilakukan editing selanjutnya penulis memberi kode pada tiap-

tiap data sehingga dapat mudah dilakukan analisa data.

3. Data Skoring (Scoring)

Proses pemberian nilai pada jawaban responden di lembar kuesioner

untuk dianalisis atau dimasukan kedalam mesin pengolah data.

4. Pengelompokkan Data (Tabulating)

Pada tahap ini, jawaban-jawaban responden yang sama dikelompokkan

dengan teliti dan teratur lalu dihitung dan dijumlahkan kemudian dituliskan

dalam bentuk tabel.


G. Analisa Data

Sesuai jenis penelitian ini yaitu kuantitatif dengan pendekatan deskriptif maka

rumus yang digunakan dalam menganalisis data guna mengetahui persentase

setiap variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :

X=

Keterangan :

X = Persentase hasil yang dicapai

f = Jumlah pertanyaan yang dijawab benar

n = Jumlah item pertanyaan

k = Konstanta (100%) (Arikunto, 2006)

Rumus Distribusi frekuensi Pengolahan Data.

X=

X = Persentase hasil yang dicapai

f = frekuensi variabel yang diteliti

n = Jumlah sampel penelitian

k = Konstanta (100%) (Chandra, 2008)

H. Penyajian Data

Hasil penelitian yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi dan dinarasikan.


I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian, penulis memandang perlu adanya

rekomendasi pihak institusi atas pihak lain dengan mengajukan permohonan izin

kepada instansi tempat penelitian dalam halini pihak Sekolah Man 1 Kendari,

setelah mendapat persetujuan, barulah dilakukan penelitian dengan menekankan

masalah etika penelitian yang meliputi (Nursalam, 2011):

1. Lembar Persetujuan (Informed Content)

Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti dan

disertai judul penelitian dan manfaat penelitian, bila subyek menolak maka

peneliti tidak akan memaksakan kehendak dan tetap menghormati hak-hak

subyek.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasian, peneliti tidak akan mencantumkan nama

responden pada kuesioner, tetapi pada kuesioner tersebut diberikan Inisial

responden.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahsiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya

kelompok data tertentu saja yang dilaporkan sebagai hasil penelitian

4. Perlindungan (Benefience)

Peneliti melindungi subyek agar terhindar dari bahaya dan ketidak

nyamanan fisik.

5. Penjelasan lengkap (full disclouse)

Peneliti memberikan hak kepada responden untuk membuat keputusan

secara sukerala tentang partisipasinya dalam penelitian ini dan keputusan

tersebut tidak dapat dimuat tanpa memberikan penjelasan selengkap-

lengkapnya.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Letak Geografis

MAN 1 KENDARI Beralamatkan di Jln.Pasaeno No 1

Kendari Yang terdiri atas 9 kelas X yaitu kelas X Agama, X Bahasa, X

IPA 1, X IPA 2, X IPA 3, X IPA 4, X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3. 8 Kelas

XI yaitu kelas XI Agama, XI IPA 1,XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4, XI

IPS 1, XI IPS2, XI IPS3. 8 Kelas XII yaitu kelas XII Agama, XII IPA

1,XII IPA 2, XII IPA 3, XII IPA 4, XII IPS 1, XII IPS2, XII IPS3.

Penelitian ini di laksanakan pada kelas X dan XI yang merupakan

bagian dari MAN 1 KENDAR. I.

MAN 1 KENDARI memiliki batasan-batasan wilayah yang terdiri

dari :

1) Sebelah utara berbatasan dengan kantor kementrian Agama

2) Sebelah timur berbatasan dengan perumahan Warga

3) Sebelah selatan berbatasan dengan Perumahan Warga

4) Sebelah barat berbatasan dengan Taman Budaya

b. Keadaan Demografi

Jumlah siswa MAN 1 KENDARI berdasarkan data dari

kesiswaan MAN 1 KENDARI tahun 2015/2016 yaitu 735 siswa yang

terdiri dari perempuan 381 orang dan laki-laki 344 orang.


c. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana di MAN 1KENDARI adalah 1

ruangan kepala sekolah, 1 ruang TU, 1 ruangan guru,3 laboratorium,25

ruang kelas, ruang komputer, 1 perpustakaa, 1 musolah,1 lapangan

upacara, 1 lapangan poli, 1 Aula, 1 gedung olahraga,1 gedung Asrama,

1 ruang Osis, 1 sekret pramuka, 1 sekret mersing Band, 1 sekret KIR,

1 gedung gudang, 12 wc siswa, 5 kantin,

2. Karakteristik Responden

Penelitian ini telah di laksanakan di MAN 1 KENDARI, pada tanggal

13 juni 2016 dengan mengumpulkan data melalui pengisian lembar

koesioner . adapun data responden diperoleh dengan tehnik stratified

random sampling yaitu 20% dari setiap kategori kelas X dan XI sehingga

didapatkan sampel sebanyak 52 responden dan di dapatkan hasil sebagai

berikut :

a. Kelompok Umur

Karakteristik umur responden pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 5.1 di bawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanGolongan


Umur di MAN 1 KENDARI Tahun 2016.

No. Umur (Tahun) Frekuensi (F) Persentase (%)

1. 15-16 34 65,38%
2. 17-18 18 34,62%
Jumlah (n) 52 100%
Sumber : Data Primer 2016
Dari data tabel di atas menunjukan dari 52 responden,

frekuensi tertinggi yaitu pada kelompokumur 15-16 tahun sebanyak 34

orang (65,38%) sedangkan frekuensi yang paling rendah berumur 17-

18 tahun sebanyak 18 orang (34,62%).


b. Kelas

Karakteristik Kelas responden pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas


di MAN 1 KENDARI Tahun 2016.

No. Kategori Kelas Frekuensi (F) Persentase (%)


1. X/1 29 55,76%
2. XI/2 23 44,24%
Jumlah (n) 52 100%
Sumber : Data Primer 2016

Dari data tabel diatas menunjukan dari 52 responden, kategori

kelas X sebanyak 29 orang (55,76%) dan kelas XI sebanyak 23 orang

(44,24%).

3. Variabel Penelitian

Hasil penelitian yang dilkukan dikelas X dan XI di MAN 1 Kendari

pada tanggal 13 juni 2016 mengenai Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), denganjumlah sampel 52

orang. Hasil penelitian ini dapat dilihat di bawah ini, untuk menjawab tujuan

umum dan tujuan khusus.

a. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang


SADARI di MAN 1 Kendari

No. Kriteria Frekuensi (F) Persentase (%)


1. Baik 16 30,76%
2. Cukup 23 44,24%
3. Kurang 13 25%
Jumlah (n) 52 100%
Sumber : Data Primer 2016
Dari Tabel 5.3Distribusi frekuensi Pengetahuan remaja putri

tentang SADARI di MAN 1 Kendari, Menunjukan bahwa dari 52

responden, frekuensi tertinggi yaitu pada pengetahuan cukup sebanyak

23 orang (44,24%) dan frekuensi yang terendah yaitu pada

pengetahuan kurang sebanyak 13 orang ( 25%)

b. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI berdasarka sumber


informasi

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang


SADARI di MAN 1 Kendari Berdasarkan Sumber
Informasi

No. Kriteria Frekuensi (F) Persentase (%)


1. Ya 24 46,15%
2. Tidak 28 53,85%
Jumlah (n) 52 100%
Sumber : Data Primer 2016

Dari Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan remaja putri

tentang SADARI di MAN 1 Kendari berdasarkan sumber informasi,

menunjukan bahwa dari 52 responden, yang mendapatkan

pengetahuan SADARI berdasarkan sumber informasi sebanyak 24

orang (46,15%) dan yang tidak mendapatakan pengetahuan SADARI

berdasarkan sumber informasi sebanyak 28 orang (53,85%).

c. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Berdasarkan pengalaman

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang


SADARI di MAN 1 Kendari Berdasarkan Pengalaman

No. Kriteria Frekuensi (F) Persentase (%)


1. Ya 20 38,46%
2. Tidak 32 61,54%
Jumlah (n) 52 100%
Sumber : Data Primer 2016
Dari Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Pengetahuan remaja putri

tentang SADARI di MAN 1 Kendari berdasarkan

pengalaman,menunjukan bahwa dari 52 responden, yang mendapatkan

pengetahuan SADARI berdasarkan pengalaman sebanyak 20 orang

(38,46%) dan yang tidak mendapatakan pengetahuan SADARI

berdasarkan pengalaman sebanyak 32 orang (61,54%).

d. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Berdasarkan


sumber informasi.

Tabel 5.6 Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI


di MAN 1 Kendari Berdasarkan Sumber Informasi

N Pengetahuan Sumber informasi  %


o. Ya % Tidak %

1. Baik 16 100% 0 0 16 30,76%


2. Cukup 8 34,78% 15 65,22% 23 44,24%
3. Kurang 0 0 13 100% 13 25%
Jumlah 24 28 52 100

Sumber : Data Primer 2016


Dari Tabel 5.6 Gambaran Pengetahuan Remaja Putridi MAN 1

Kendari tentang SADARI Berdasarkan sumber informasi menunjukan

bahwa dari 52 responden, 16 Orang (30,76%) remaja putri yang

berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (100%) yang mendapatkan

pengetahuan tentang SADARI melalui sumber informasi. Dari 23

orang (44,24%) remaja putri yangberpengetahuan Cukup , 8 orang

(34,78%) diantaranya pernah mendapatkan pengetahuan tentang

SADARI melalui sumber informasi dan 15 orang (65,22%) yang tidak

mendapatkan pengetahuan tentang SADARI melalui sumber

informasi, kemudiandari 13 orang ( 25%) remaja putri yang


berpengetahuan kurang dan tidak mendapatkan pengetahuan tentang

SADARI melalui sumber informasi yaitu 13 orang (100%).

e. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Berdasarkan

Pengalaman.

Tabel 5.7 Gambaran Pengetahuan Remaja Putri di MAN 1


Kendari Tentang SADARI Berdasarkan Pengalaman.

N Pengetahuan Pengalaman  %
o. Ya % Tida %
k
1. Baik 16 100% 0 0 16 30,76%
2. Cukup 4 17,40% 19 82,60% 23 44,24%
3. Kurang 0 0 13 100% 13 25%
Jumlah 20 32 52 100
Sumber : Data Primer 2016

Dari Tabel 5.5Gambaran Pengetahuan Remaja Putri di MAN 1

Kendari tentang SADARI Berdasarkan pengalaman menunjukan

bahwa dari 52 responden, dari 16 orang (30,76%) remaja putri yang

berpengetahuan baik sebanyak 16 orang (100%) yang mendapatkan

pengetahuan tentang SADARI melalui pengalam..Dari 23 orang

(44,24%) remaja putri yang berpengetahuan Cukup, 4 orang (17,40%)

diantaranya pernah mendapatkan pengetahuan tentang SADARI

melalui pengalaman pengalam dan 19 orang (82,60%) yang tidak

mendapatkan pengetahuan tentang SADARI, kemudian dari 13 orang

( 25%) remaja putri yang berpengetahuan kurang dan tidak

mendapatkan pengetahuan tentang SADARI yaitu 13 orang

(40,63%).
B. Pembahasan

Setelah memperoleh data sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada

remaja putri di MAN 1 Kendari sejak tanggal 13 Juni 2016,maka hasil penelitian

tersebut dapat dibahas sebagai berikut :

1. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI di MAN 1 Kendari

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan remaja

putritentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari dari 52

responden, remaja putri yang tingkat pengetahuannya baik mengenai SADARI

sebanyak 16 orang (30,76%)Hal ini dikarnakan remaja putri tersebut telah memahami

pengertian, tujuan, manfaat ,waktu dan cara melakukan SADARI dan dapat

dibuktikan dari mampuhnya responden menjawab pertanyaan yang diberikan dalam

bentuk kuesioner. Hal tersebut meningkatkan kesadaran para wanita khususnya usia

dewasa awal untuk memotivasi diri sendiri mempraktekkan secara langsung

pemeriksaan payudara sendiri sehingga dapat mengetahui kondisi payudara sendiri.

Hal ini sejalan dengan teori(Notoatmodjo, 2003) menjelaskan bahwa

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia, yaitu: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman

orang lain, media massa maupun lingkungan.Hal ini juga didukung oleh faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang. Salah satunya adalah faktor pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup . Pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan

semakin baik pula pengetahuannya.(Soekanto,2010)

Akan tetapi terdapat pula Remaja putri yang tingkat pengetahuannya

cukup mengenai SADARI sebanyak 23 orang (44,24%) hal ini disebabkan


karena para remaja putri hanya sekedar mengetahui tetapi tidak mampuh

memahai tentang SADARI.

Hal ini sejalan dengan teori (Notoadmodjo,2003) Tahu diartikan

sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk

dalam pengetahuan tingkat iniadalah mengigat kembali (recall) sesuatu yang

spesifik dari keseluruhan bahan yang dipelajri atau rangsangan yang telah

diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah. Katakerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apayang

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, dan

menyatakan.

Memahami merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi

harus dapat mejelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, dan

meramalkan terhadap objek yang dipelajari.(Notoadmodjo,2003).

Remaja Putri yang tigkat pengetahuannya kurang mengenai SADARI

sebanyak 13 orang (25%), Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengetahuan dan pemahaman tentang SADARI dan tidak memiliki

keinginan untuk mengetahui tentang SADARI seperti membaca buku dan

literatur yang berhubungan dengan SADARI. Hal ini didukug oleh teori

yang menyatakan bahwa pengetahuan atau domain kognitif merupakan hal

yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku seseorang (Notoatmodjo,

2003).

2. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Berdasarkan sumber informasi


Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan remaja

putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari


berdasarkan Sumber Informasi, dari 52 responden, remaja putri yang

mendapatkan pengetahuan tentang SADARI berdasarkan sumber informasi

sebanyak 24 orang (46,15%).10 orang Mendapatkan informasi dari Media

cetak dan elektronik, 8 orang dari media Cetak 6 oran dari media elektronik.

Hal ini dikarnakan responden telah mendapatkan pembelajaran tentang

SADARI melalui pendidikan non formal, dan pemanfaatan media sebagai

sumber informasi yang digunakan dengan baik dan benar serta kemampuan

dalam mengolah informasi yang diterima sangat baik dan dapat dilihat dari

pertanyaan yang telah diisi oleh responden, dari 24 orang menjawab YA.

Hal ini sejalan dengan teori (Notoatmodjo, 2007), Majunya teknologi

akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan seseorang tentang inovasi baru, sebagai sarana komunikasi,

berbagai bentuk media massa seperti telvisi, Radio, surat kabar, majalah dan

lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan seseorang.

Sedangkan remaja putri yang Tidak mendapatkan pengetahuan

tengang SADARI berdasarkan sumber informsi sebanyak 28 orang

(53,85%). Hal ini disebabkan kurangnya pemgetahuan dan kurangnya

pemanfaatan media informasi yang ada dan kemauan responden yang kurang

dalam menerima dan mengolah informasi yang diterimanya

Serta kesadaran responden untuk mencari tahu tentang SADARI masih

sangat kurang. Hal ini dapat di lihat dari pertanyaan yang telah diisi oleh

responden, dari 28 orang menjawab Tidak.

3. Pengetahuan Remaja Putri Tentang SADARI Berdasarkan pengalaman

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan remaja

putri tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendari


berdasarkan pengalaman, dari 52 responden, remaja putri yang mendaptkan

pengetahuan tentang SADARI berdasarkan pengalaman sebanyak 20 orang

(38,46%), dan yang tidak mendapatkan pengetahuan tentang SADARI

berdasarkan pengalaman sebanyak 32 orang (61,54%).Dapat dilihat dari

pertanyaan yang telah diisi oleh responden 20 orang Mendaptak pengetahuan

dari Pengalam pribadi dan Keluarga sedangkan dari lingkungan sekitar 0.Hal

ini menunjukan bahwa melalui pengalaman kita bisa mendapatkan

pengetahuan, baik dari pengalaman pribadi, keluarga, serta di lingkungan

sekitar kita . Hal ini sejalan dengan teori menurut (Soekanto,

2010),Pengalaman merupakan guru yang terbaik, pepatah tersebut dapat

diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan.Baik dari

pengalaman pribadi, keluarga dan lingkungan sekitarnya.Oleh sebab itu

pengalaman dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang di

peroleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.


BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan hasil penelitian dari kelas X dan XI sebanyak 52

responden , untuk mengetahui pengetahuan remaja putri tentang pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) di MAN 1 Kendarididapatkan hasil penelitian

dengan kategori tertinggi yairtu pada kriteria pengetahuan cukup sebanyak 23

orang (44,24%), dan yang terendah pada kriteria pengetahuan Kurang sebanyak

13 orang (25%).

1. Pengetahuan remaja putri di MAN 1 Kendari tentang pemeriksan

payudara sendiri (SADARI)berdasarkan sumber informasi, dari kelas X

dan XI sebanyak 52 respondenremaja putri yang mendapatkan

pengetahuan tentang SADARI sebanyak 24 orang (46,15%) dan remaja

putri yang tidak mendapatkan pengetahuan tentang SADARI sebanyak

28 orang (53,85%).

2. Pengetahuan remaja putri di MAN 1 Kendari tentang pemeriksan

payudara sendiri (SADARI)berdasarkan pengalaman, dari kelas X dan XI

sebanyak 52 responden remaja putri yang mendapatkan pengetahuan

tentang SADARI sebanyak 20 orang (38,46%), dan yang tidak

mendapatkan pengetahuan sebanyak 32 orang (61,54%)


B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan manfaat penelitian ini, maka saran

yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai berikut.

1. Diharapkan dapat menjadi masukan dan tambahan pengetahuan bagi

remaja putri di MAN 1 KENDARI agar dapat melakukan SADARI untuk

mendeteksi dini segala kelainan yang ada pada payudarahdan mengetahui

cara melakukan SADARI.

2. Untuk pihak akademik diharapkan penelitian ini dapat memberikan

informasi tentang SADARI serta memberi manfaat untuk membangun

dan mengembangkan ilmu pengethahuan dalam bidang kesehatan.

3. Bagipeneliti menjadi pengalaman berharga dan dapat menambah

pengetahuan peneliti kedepanya.


DAFTAR PUSTAKA

Atmaningtyias,N.2010.Cantik& Sehat Pyudara. Jakarta: Getar Hati


Arikunto. S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Aeron.2009.Sadari Lebih Awal Gejala Kanker Payudara.Available


in.http://rinie.info/sadari-lebih-awal-gejala-kanker-payudara: diakses tanggal 03
Maret 2016 jam 17.23 WITA

Budiman Chandra.2008.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta:EGC

Hurlock, Elizabeth.2010.pisikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan.Jakarta:Erlangga

Http://semi-yanto-blogspot.com/2016/pertumbuhan-dan-perkembangan-
manusia.html (diakses tanggal 01 Maret 2016)

Kusmiran, Eny. 2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita.Jakarta: Salemba


Medika

Khairunnisa, F. 2010.Pemeriksaan Kanker Payudara (sadari).Available in:


Http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 03 Maret 2016 Jam 17.00 WITA

Mulyani, nina siti. 2009. Kanker payudara dan PMS pada kehamilan. Jakarta: Nuha
Medika

Moersintowati B,dkk.2008.tumbuh kembang anak dan Remaja Buku Ajar 1. Jakarta:


CV Sagung Seto

Notoatmodjo S. 2010. Metodologi Penelitiankesehatan. Jakarta: Rineka Citra

Nursalam. 2011. Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, S.2003.Pengantar pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Rombuli, suryati.2013.Kesehatan Reproduksi.Jakarta: Nuha Medika

Revan.2010.Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara


Sendiri.Availablein :http://revan-hecher.blogspot.com/2010/04/tingkat-
pengetahuan-remaja-putri.html. diakses tanggal 03 Maret 2016 jam 17.23
WITA

Syaifuddin. 2009. Fisiologi Tubuh Manusia. Jakarta : Salemba Medika

Sultan, A.2009.Deteksi dini kanker payudara. Available in.


http://takute91.blogspot.com/2009/09/deteksi-dini-kanker-payudara-
sadari_256.html: diakses tanggal 03 Maret 2016 jam 17.23 WITA

Tambayong, Jan. 2001. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Watson, Roger .2001. Anatomi dan fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Yusuf, Syamsu.2009.Pisikologi Perkembangan Anak dan Remaja.Bandung:Rosda


Karya

Zaviera, Pamungkas.2011.Deteksi Dini Kanker Payudara.Jogjakarta:Buku Biru


LAMPIRAN 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Calon Responden

Di –

Tempat

Sehubungan dengan penyelesaian pendidikan pada jurusan Diploma III


Keperawatan di Politeknik Kesehatan Kendari 2016, maka dengan ini saya:

Nama : Elis Hasanah


NPM : P00320013076
Status : Mahasiswa jurusan Diploma III Keperawatan Poltekkes
Kendari
Akan melakukan penelitian dengan judul ”Gambaran Pengetahuan Remaja
Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di MAN 1 Kendari”.
Untuk kepentingan tersebut, saya mohon kesediaan adik-adik siswi untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian ini. Saya berjanji untuk menjaga privasi data
yang diberikan.

Demikian lembar permohonan ini, atas partisipasi dan kerjasamanya, saya


ucapkan terima kasih.

Kendari 2016

Peneliti

Elis Hasanah
P00320013076
LAMPIRAN 2

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN RESPONDEN


(INFORMED CONCENT)

Dengan menandatangani lembar ini saya bersedia turut berpartisipasi sebagai

responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi yang bernama “ELIS

HASANAH” dengan judul penelitian “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri

Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Di MAN 1 Kendari.

Saya mengerti dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan merugikan atau

berakibat negative terhadap saya. Sehingga jawaban yang saya berikan adalah yang

sebenar-benarnya.

Dengan demikian maka saya bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Kendari, 2016

Responden
LAMPIRAN 3

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

DI MAN 1 KENDARI

Hari/tanggal :

No kuesioner :

I. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Kelas :

II. Petunjuk soal

1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama

2. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.

III. Soal

A. Pertanyaan mengenai pengetahuan siswi tentang SADARI

1. Menurut anda apa kepanjangan dari SADARI.?

a. Pemeriksaan payudara sendiri

b. Pemeriksaan diri sendiri

c. Pemeriksaan adanya benjolan sendiri

d. Pemeriksaan dada sendiri

2. Menurut anda, manfaat SADARI adalah.?

a. Untuk mengetahui ukuran payudara

b. Meperlancar Asi
c. Mengencangkan payudara

d. Mendeteksi dini adanya kelainan atau benjolan pada payudara

3. Apah tujuan dari pemeriksaan payudara SADARI.?

a. Mengetahui perubahan yang terjadi pada payudara secara dini

b. Untuk Mengetahui ukuran payudara

c. Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara

d. Untuk mencegah terjadinya kanker payudara

4. Menurut anda sebaiknya waktu SADARI dilakukan pada saat.?

a. 1 tahun setelah menstruasi

b. 1 bulan setelah menstruasi

c. 7-10 hari setelah menstruasi

d. 2 bulan setelah menstruasi

5. Menurut anda apa saja yang dapat dideteksi secara dini dengan
melakukan SADARI .?

a. Untuk mengetahui adanya benjolan atau perubahan dipayudara

b. Untuk mengetahui bentuk payudara

c. Untuk melihat perubahan paada payudara

d. Jawaban A dan B benar.

6. Tahap awal dalam pemeriksaan payudara sendiri adalah …

a. Memperhatikan bentuk dan ukuran payudara

b. menekan putting susu

c. Meraba payudara

d. meraba payudara sambil berbaring

7. Bagaimanakah cara melakukan sadari yang benar dan tepat.?

a. Berbarig Dan berdiri didepan cermin


b. Berdiri didepan cermin

c. Jongkok dan berdiri

d. Semuah jawaban Benar.

8. Bagian tangan manakah yang digunakan untuk meraba payudara

adalah?

a. Ujung jari

b. Telapak tangan

c. Telapak jari

d. semua benar

9. Kelainan yang dapat ditemukan saat melakukan perabaan dengan jari-

jari tangan pada payudaraadalah ?

a. Ada benjolan yang terasa pada payudara

b. Kulit payudara mengkerut

c. puting payudara tertarik ke dalam

d. semua benar

10. Menurut anda, apakah salah satu upaya deteksi dini kanker payudara

yang cukup efektif dan mudah untuk dilakukan?

a. Periksa ke dokter

b. Mammografi/rontgen

c. SADARI

d. Periksa ke dukun

B. Pertanyaan mengenai sumber informasi

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberi tanda ( ) pada

kolom yang telah di sediakan, ( bisa memilih lebih dari satu).

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Apakah anda pernah mendengarkan/


mendapatkan informasi tentantang

SADARI?

Dari manakah sumber informasi tersebut

anda dapatkan?

2. Media cetak (Koran,majalah,tabloid,dll)

Media elektronik (Tv,Radio,internet, dll)

Informasi yang anda dapatkan memuat

tentang?

3. Pengertian SADARI

Tujuan SADARI

Manfaat SADARI

Waktu melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI

C. Pertanyaan mengenai pengalaman

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan 66ember tanda ( ) pada

kolom yang telah di sediakan, ( bisa memilih lebih dari satu).

NO PERTANYAAN YA TIDAK

1. Pernahkan anda melakukan pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI)

2. Apakah ada keluarga anda yang pernah

melakukan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI)

3. Pengalaman apa yang anda dapat dari

keluarga anda.?
Pengertian SADARI

Tujuan SADARI

Manfaat SADARI

Waktu melakukan SADARI

Cara melakukan SADARI

4. Bagaimana cara keluarga anda melakukan

SADARI?

Dengan cara berbaring.

Dengan cara berdiri di depan cermin

5. Bagaimana cara keluarga anda

mendeteksinya.?

Dengan melakukan SADARI

Dengan periksa kedokter.


KUNCI JAWABAN

1. A
2. D
3. C
4. C
5. A
6. A
7. A
8. C
9. A
10. C

Anda mungkin juga menyukai