Anda di halaman 1dari 130

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER

3 DENGAN MASALAH KEPERAWATAN


ANSIETAS

DI RSUD CILACAP

PROPOSAL KARYA TULIS

ILMIAH

Diajukan dalam rangka penyelesaian

pendidikan Diploma III Keperawatan STIKES

Al- Irsyad Al- Islamiyyah Cilacap 2019./2020

Oleh
VANESSA SALVADILAH

NIM. 106117046

PROGRAM STUDI D3

KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

(STIKES) AL- IRSYAD AL-

ISLAMIYYAH CILACAP
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL KTI : ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


KEPERAWATAN ANSIETAS DI RSUD CILACAP
PENYUSUN : VANESSA SALVADILAH
NIM : 106117046

Cilacap, 09 April 2020

Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Evy Apriani, M.Kep Fitri Ardiningsih, S.Kep.NS.,MPH

ii
SURAT
PERNYATAAN
LAYAK UJI
PROPOSAL / KTI

Nama Mahasiswa : Vanessa


salvadilah NIM106117046
Judul Proposal : Asuhan Keperawatan Dengan
Masalah Keperawatan Ansietas
DI RSUD CILACAP

Dinyatakan telah layak untuk diujikan dihadapan


Dewan penguji Ujian proposal,

STIKES Al- irsyad Al- islamiyyah Cilacap, Tahun Akademik


2019/2020.

Cilacap, 09 April

Pembimbing 2020 Pembimbing


Utama
Pendamping
Ns. Evy Apriani,
M.Kep Fitri Ardiningsih,
S.Kep.NS.,MPH
. iii
.
LEMBAR PENGESAHAN

Telah di pertahankan di hadapan sidang Dewan


penguji Ujian Proposal Karya tulis Ilmiah program studi
D3 Keperawatan STIKES Al- Irsyad AL- islamiyah Cilacap
Pada hari : Rabu
Tanggal : 9 April
2020

Dewan
Penguji :
Penguji
Ketua

Widyoningsih,
M.Kep.,Ns.,Sp.Kep.Kom
Penguji Anggota I

Ns. Evy Apriani,


M.Kep Anggota II

Fitri Ardiningsih,
S.Kep.NS.,MPH Mengesahkan,
Ketua STIKES Al- Irsyad Cilacap

Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes.


iv
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan


karunia- Nya dapat menyelesaikan Proposal
Karya Tulis Ilmiah dengan judul
Asuhan Keperawatan Dengan Masalah
Keperawatan Ansietas Di RSUD Cilacap Tahun 2020.
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma III Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Al- Irsyad Al- Islamiyyah Cilacap. Penyusunan
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari
dorongan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu pada
penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Alloh Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan


rahmat dan berkahNya sehingga penulis bisa
menyelesaikan proposal karya tulis ilmiah tanpa
adanya suatu halangan apapun.

2. Kedua Orang tuaku ( bapak dan ibu ) tercinta dan


kakak- kakak tersayangku yang selalu memberi doa,
mencurahkan kasih sayang serta keringat yang
bercucuran telah mengantarku sampai sekarang ini,
jangan pernah berhenti mendoakanku.

3. Sarwa, AMK., S.Pd., M.Kes. selaku Ketua STIKES AL-


Irsyad Al- Islamiyyah Cilacap.

4. Lilik Wijayanti S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Ketua Progam


Studi D3 Keperawatan beserta seluruh dosen dan staf
yang telah mendidik dan memfasilitasi penulis
menyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
v
5. Ns. Evy Apriani, M.Kep selaku pembimbing utama
yang penuh kesabaran dan ketekunan dalam
memberikan bimbingannya, dorongan, perhatian,
saran dan pengarahan dalan penyusunan Proposal
Karya Tulis Ilmiah ini dari awal ampai akhir.

6. Fitri Ardiningsih, S.Kep.NS.,MPH, selaku pembimbing


pendamping yang banyak memberikan saran dan
masukan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.

7. Teman- temanku seangkatan 2019/2020 DIII


Keperawatan atas perhatiannya semoga kita tetap
menjalin serta menjaga silaturahmi diantara kita
semua dan Rekan- rekan serta semua pihak yang
telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis


Ilmiah ini masih belum sempurna karena terbatasnya
pengetahuan dan kemampuan penulis untuk itu, penulis
sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin...

Wassalamu’alaikum Wr.W.b

Cilacap, 09April 2020

Penu
lis Vanessa

Salvadilah

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…..
i LEMBAR PERSETUJUAN
ii SURAT PERNYATAAN LAYAK UJI PROPOSAL
iii

HALAMAN PENGESAHAN...............................................iv

KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI....................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5
D. Manfaat Penulisan 6
BAB TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
II
A. Konsep kebutuhan dasar manusia 7
1. Pengertian 7
2. Jenis jenis kebutuhan dasar manusia 8
B. Konsep Kehamilan Trimester 3 9
1. Pengertian Kehamilan Trimester 3 9
2. Masalah Pada Kehamilan Trimester 3 1
0
3. Kecemasan Pada Trimester 3 1
1

vii
4. Faktor Kecemasan Pada Ibu Hamil Trimester 3 12

5. Kecemasan Ibu Hamil Trimester 3 menjalani Oprasi Sc 13


C. Konsep dasar masalah keperawatan Ansietas 14

1. Definisi 14

2. Etiologi/faktor pencetus 15

3. Manifestasi klinis 17
4. Tingkat kecemasan 19
5. Jenis- jenis kecemasan 23
6. Pengukuran ansietas 25

7. Pathways 27
8 Intervensi 28
BAB III KERANGKA TEORI
A. Pengkajian terfokus 31
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN

viii
1

BAB I

PENDAHULU

AN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-

unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam

mempertahankan keseimbangan fisiologi maupun

psikologis. Teori Hierarki kebutuhan yang

dikemukakan oleh Abraham Maslow menyatakan

bahwa setiap manusia memiliki 5 kebutuhan dasar

salah satunya yaitu Kebutuhan rasa aman dan

nyaman, jika kebutuhan rasa aman dan nyaman tidak

terpenuhi maka kelangsungan hidup manusia akan

terganggu. Gangguan rasa aman dan nyaman

mempunyai batasan karakteristik yaitu: ansietas,

berkeluh kesah, gangguan pola tidur, gatal, gejala

distress, gelisah, iritabilitas, ketidakmampuan untuk

relasks, kurang puas dengan keadaan, menangis,

merasa dingin, merasa kurang senang dengan

situasi, merasa hangat, merasa lapar, merasa tidak

nyaman, merintih, dam takut (Keliat, 2015).


2

Kecemasan atau disebut dengan anxiety adalah

keadaan emosional yang tidak menyenangkan,

berupa respon- respon psikofisiologi yang timbul

sebagai antisipasi bahaya yang tidak nyata


atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik

intrapsikis yang tidak disadari secara langsung

(Dorland, 2010). Kecemasan merupakan perasaan

tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar

respons otonom (sumber sering disebabkan oleh

antisipasi terhadap bahaya). Hal ini merupakan

isyarat kewaspadaan yang memperingatkan

individu akan adanya bahaya dan memampukan

individu untuk bertindak menghadapi ancaman

NANDA (2018 - 2020).

Perasaan cemas pasti dimiliki oleh setiap

manusia. Hal tersebut wajar menjadi bagian dari

kehidupan karena sebagian besar orang tentunya

memiliki pengalaman tentang cemas dengan

tingkatan yang berbeda- beda. Tingkatan cemas

dibedakan menjadi empat yaitu kecemasan ringan,

kecemasan sedang, kecemasan berat dan panik

(Stuart,G.W,2016). Penyebab kecemasan pada

seseorang yaitu: cemas yang timbul akibat melihat

adanya bahaya yang mengancam dirinya, cemas

karena merasa berdosa atau bersalah, dan

kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat

dalam bentuk. Rochman (2015, h.167). Faktor yang

berhubungan dengan kecemasan pada seseorang


yaitu : konflik tentang tujuan hidup, hubungan

interpersonal, penularan interpersonal, stersor,

penyalahgunaan zat, ancaman kematian, ancaman

pada status terkini, kebutuhan yang tidak

terpenuhi, dan konflik nilai NANDA (2018 - 2020,

h.324).
Data World Health Organization (WHO) dari

tahun 2015 menunjukkan bahwa sekitar 264 juta

orang menderita gangguan kecemasan. WHO

(2017) menyebutkan pada umumnya gangguan

mental yang terjadi adalah gangguan kecemasan

dan gangguan depresi. Diperkirakan 4,4% dari

populasi global menderita gangguan depresi, dan

3,6% dari gangguan kecemasan. Prevalensi terkait

gangguan kecemasan menurut hasil Riset

Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013

menunjukkan bahwa sebesar 6% untuk usia 15

tahun ke atas atau sekitar 14 juta penduduk di

Indonesia mengalami gangguan mental emosional

yang ditunjukkan dengan gejala- gejala kecemasan

dan depresi (Depkes, 2014).

Di Indonesia, terdapat 107.000 (28,7%) ibu

hamil yang mengalami kecemasan dalam

menghadapi persalinan (Mandagi, 2013).

Sedangkan penelitian yang dilakukan di Jawa

Tengah didapatkan hasil sebanyak 42,8% ibu

hamil mengalami kecemasan menjelang

persalinan (Wibowo, 2012). Perasaan cemas

merupakan perasaan yang paling umum dialami

khususnya oleh ibu hamil menjelang persalinan,


Kecemasan pada ibu hamil dapat timbul

khususnya pada trimester ketiga kehamilan

hingga saat persalinan, dimasa pada periode ini

ibu hamil merasa cemas terhadap berbagai hal

seperti normal atau tidak normal bayinya lahir,

nyeri yang akan dirasakan, dan


sebagainya (Usman, 2016). Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Wardiningsih (2010) tentang

tingkat kecemasan pre operasi sectio caecarea

menunjukkan bahwa 80 responden terdapat 46

orang (57,5%) memiliki tingkat kecemasan sedang

kategori sedang, 25 orang (31,2%) dalam kategori

ringan dan responden yang tidak merasa cemas

adalah sebanyak 2 orang (2,5%). Jika Masalah

kecemasan yang di alami wanita selama proses

kehamilan hingga persalinan tidak segera di

tangani Hal tersebut bisa memiliki konsekuensi

terhadap jalannya kehamilan dan perkembangan

anak selanjutnya saat di lahirkan(March, 2011).

Dalam mengatasi kecemasan dapat dilakukan

dengan beberapa teknik diantaranya adalah

relaksasi nafas dalam, relaksasi otot progresif,

meditasi, distraksi, hipnotis 5 jari, dan dengan

kegiatan spritual. Pada umumnya terapi yang

sering dipakai adalah terapi relaksasi nafas dalam

dan kegiatan spiritual karena hal ini sudah

dilakukan dalam kehidupan sehari- hari sehingga

mudah untuk mempraktekkannya. Dan untuk

terapi distraksi adalah mengalihkan perhatian atau

mengurangi emosi dan pemikiran negatif terhadap


sensasi yang tidak di inginkan. Terapi hipnotis lima

jari merupakan terapi generalis keperawatan

dimana pasien melakukan hipnotis diri sendiri

dengan cara pasien memikirkan pengalaman yang


menyenangkan. Berdasarkan penelitian yang di

lakukan oleh Agnes (2019) tentang Evektivitas

terapi hipnotis lima jari terhadap kecemasan ibu

pre partum Populasi dalam penelitian ini semuanya

adalah ibu pra- melahirkan dari 180 orang. Teknik

pengambilan sampel menggunakan kuota

pengambilan sampel 15 orang. Instrumen

pengukuran menggunakan kuesioner kecemasan,

the Skala Penilaian Anxiety Hamilton. Analisis

menggunakan uji Wilcoxon dengan nilai p <0,005.

kecemasan ibu menghasilkan nilai p = 0,001

menunjukkan bahwa terdapat efektivitas terapi

hipnotis lima jari terhadap kecemasan ibu pre

partum.

Berdasarkan latar belakang di atas menjadi

dasar penulis untuk memfokuskan masalah pada

kecemasan, sehingga karya ilmiah ini diberi judul

“Asuhan Keperawatan dengan Masalah Ansietas di

Rumah Sakit Daerah Cilacap.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas

dapat disimpulkan rumusan masalah yaitu :


Bagaimana Asuhan Keperawatan dengan Masalah

Ansietas ?’’

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum penulisan proposal Karya Tulis

Ilmiah untuk mendiskripsikan bagaimana

pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada Pasien

dengan Masalah Ansietas

D. MANFAAT PENULISAN

1. Bagi Penulis

Dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan

keterampilan dalam bidang keperawatan

khususnya pada pasien dengan Ansietas

2. Bagi Pembaca

Dapat mengetahui tentang masalah

ansietas penyebab penatalaksanaan dan

cara penanganannya.

3. Bagi Institusi

Sebagai referensi di perpustakaan yang dapat

digunakan untuk menambah wawasan dan

informasi bagi mahasiswa dan STIKES Al

- Irsyad Al- Islamiyyah Cilacap.


BAB II

TINJAUAN

PUSTAKA

A.Konsep Kebutuhan Dasar Manusia

Kebutuhan dasar manusia menurut (kasiati 2016)

merupakan unsur- unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan

keseimbangan fisiologi maupun psikologis. Teori Hierarki

kebutuhan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow

menyatakan bahwa setiap manusia memiliki 5

kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis , kebutuhan

rasa aman dan perlindungan, kebutuhan rasa cinta,

kebutuhan akan harga diri maupun perasaan di hargai

orang lain, kebutuhan aktualisasai diri.

1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling

dasar pada manusia, antara lain pemenuhan

kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan

(minuman), nutrisi (makanan), eliminasi istirahat

dan tidur, aktivitas keseimbangan suhu tubuh , serta

seksual.

2. Kebutuhan ras aaman dan perlindungan dibagi


menjadi perlindungan fisik dan perlindungan

psikologis.

a. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas

ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti

penyakit, kecelakaan, bahaya dan lingkungan

dan lain- lain.


b. Perlindungan psikologis yaitu perlindungan atau

ancaman dari pengalaman yang baru atau

asing. Misalnya kekhawatiran yang di alami

seseorang ketika masuk sekolah pertama kali

karena merasa terancam oleh keharusan untuk

berinteraksi dengan orang lain, dan lain- lain.

3. Kebutuhan rasa cinta yaitu kebutuhan untuk

memiliki dan dimiliki, antara lain memeberi serta

menerima kasih sayang, kehangatan, dan

persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga

serta kelompok sosial dan lain- lain.

4. Kebutuhan akan harga diri maupun persanan di

hargai oleh orang lain, terkait dengan keinginan

untuk mendapatkan kekuatan serta meraih prestasi,

rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu

orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan

tertinggi dalam hirarki maslow, berupa kebutuhan

untuk berkontribusi pada orang lain/ lingkungan

serta mencapai potensi diri sepenuhnya


B.Konsep Kehamilan Trimester 3

1.Definisi kehamilan trimester 3

Kehamilan Trimester ketiga merupakan waktu

persiapan yang aktif dalam menanti kelahiran anak.

Fokus utamanya ialah janin yang akan dilahirkan.

Pergerakan janin dan pembesaran uterus keduanya

terus mengingatkan keberadaan bayi. Efeknya, wanita

hamil akan menjadi over protective terhadap bayi,

berfokus kepada perawatan, dan spekulasi terhadap

jenis kelamin atau wajah bayinya (Rukiah, 2013)

Kehamilan Trimester III adalah Kehamilan yang

berusia antara 28 minggu sampai dengan 40 minggu

atau Aterm (Dep Kes, 2010 : 15)

2.Masalah kehamilan pada trimester 3

Pada kehamilan trimester 3 ini Banyak

perubahan dan masalah yang terjadi, yakni perubahan

fisik dan perubahan psikologis. Perubahan psikologis

ibu hamil periode trimester 3 terkesan lebih kompleks

dan lebih meningkat kembali dari trimester

sebelumnya. Hal ini dikarenakan kondisi kehamilan

semakin membesar. Kondisi itu tidak jarang

memunculkan masalah seperti posisi tidur yang


kurang nyaman dan mudah terserang rasa lelah atau

kehidupan emosi yang fluktuatif. (Pieter,2011)


10

a. Perubahan Emosional

Perubahan emosional pada trimester III

terutama pada bulan- bulan terakhir kehamilan

biasanya gembira bercampur takut karena

kehamilan telah mendekati

persalinan. Kekhawatiran ibu

hamil biasanya seperti apa yang

akan terjadi pada saat melahirkan, apakah bayi

lahir sehat, dan tugas- tugas apa yang dilakukan

setelah kelahiran. Pemikiran dan perasaan seperti

ini sangat biasa terjadi pada ibu haml. Sebaiknya

kecemasan seperti ini dikemukakan istri kepada

suaminya.

b. Rasa tidak nyaman

Rasa tidak nyaman akibat kehamilan akan

timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak

ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping

itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah

dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang

diterima selama hamil sehingga ibu membutuhkan

dukungan dari suami, keluarga dan bidan.


11

c. Ansietas (Kecemasan)

Selama periode kehamilan hampir sebagian

besar ibu hamil sering mengalami kecemasan, rasa

cemas berlebihan dengan sendirinya menyebabkan

ibu sakit. Hal ini bisa menimbulkan bentuk


penyakit lain bermunculan yang sebelumnya telah

dideritanya. Kemudian, perasaan cemas

berkepanjangan dapat membuat ibu hamil tak bisa

berkonsentrasi baik dan hilangnya rasa

kepercayaan diri. Bahkan untuk beberapa ibu

penderita cemas berat menghabiskan waktunya

dengan merasakan kecemasan sehingga

mengganggu

d. Insomnia (Sulit tidur)

Sulit tidur adalah gangguan tidur yang

diakibatkan gelisah atau perasaan tidak tenang,

kurang tidur, atau sama sekali tidak bisa tidur.

Sebenarnya, gangguan tidur lebih banyak berkaitan

dengan masalah psikis, seperti kekhawatiran. Sulit

tidur sering terjadi pada ibu- ibu hamil menjelang

kelahiran. Gejala- gejala insomnia dari ibu hamil

dapat dilihat dari sulit tidur, tidak bisa

memejamkan mata, dan selalu terbangun dini hari.

Penyebab insomnia yaitu stres, perubahan pola

hidup, penyakit, depresi dan lingkungan rumah

yang ramai. Dampak buruk kurang tidur yaitu

perasaan mudah lelah, emosi gampang meledak,

stres, dan denyut jantung (Pieter, 2011)


3.Kecemasan pada trimester 3

Kehamilan trimester III sering kali disebut periode

menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu

merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

Namun, tidak jarang juga ada ibu yang mengalami

kecemasan menjelang persalinan. Pertanyaan dan

bayangan apakah dapat


melahirkan normal, cara mengejan, apakah akan

terjadi sesuatu saat melahirkan, atau apakah bayi

lahir selamat, akan semakin sering muncul dalam

benak ibu hamil. Rasa nyeri pada waktu persalinan

sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para

wanita (Dewi, 2011). Kecemasan pada ibu hamil

apabila tidak ditangani secara serius akan membawa

dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik

pada ibu maupun pada janin (Shodiqoh, 2014).

4.Faktor- faktor yang mempengaruhi kecemasan pada Ibu hamil


Trimester 3

Kecemasan dipengaruhi oleh banyak faktor, di

antaranya adalah usia, jenis kelamin

(gender),tingkat pendidikan, status sosial ekonomi

dan pengalaman sebelumnya. Hasil penelitian

yang dilakukan oleh Zamriati, Hutagaol, &

Wowiling (2013) melalui riset yang telah dilakukan

menunjukkan faktor usia, status paritas dan

pengalaman sebelumnya mempengaruhi

terjadinya kecemasan pada ibu hamil menjelang

persalinan.

a. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan ibu hamil yang kurang


tentang prosespersalinan merupakan salah

satu penyebab kecemasan yang terjadi pada

ibu hamil, sehingga pengetahuan ibu hamil

tentang proses persalinan sangat penting

untuk dikaji dalam


mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinannya.

b. Umur

Hamil pada umur kurang dari 20 tahun

merupakan umur yang dianggap terlalu muda

untuk bersalin. Baik secara fisik maupun

psikologis, ibu hamil belum tentu siap

menghadapinya sehingga gangguan

kesehatan selama kehamilan bisa dirasakan

berat. Hal ini akan meningkatkan kecemasan

yang dialaminya. Demikian juga yang terjadi

pada ibu hamil dengan umur lebih dari 35

tahun, umur ini digolongkan pada kehamilan

beresiko tinggi dimana keadaan fisik sudah

tidak prima lagi seperti pada umur 20- 35

tahun. Di kurun umur ini, angka kematian ibu

melahirkan dan bayi meningkat, sehingga

akan meningkatkan kecemasan (Pieter,2011)

c. Tingkat Pendidikan

Ibu hamil yang berpendidikan dasar dan

menengah cenderung lebih banyak mengalami

kecemasan dari pada ibu berpendidikan tinggi.

Ini disebabkan karena semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka mereka dapat

berfikir secara rasional dan menahan emosi


mereka dengan baik sehingga kecemasan

mereka dapat berkurang. Ibu yang

berpendidikan tinggi, cenderung lebih

memperhatikan kesehatan dirinya dan

keluarganya (Handayani,2012)
5. Kecemasan Ibu hamil Trimester 3 dalam menjalani
Oprasi

Seksio Sesarea

Tindakan operasi SC dengan berbagai

komplikasinya dapat menimbulkan kecemasan

pada pasien (Pawatte, Pali & Opod, 2013).

Kecemasan yang dirasakan pasien dikaitkan

dengan perasaan takut terhadap prosedur asing

yang akan dijalani, penyuntikan, nyeri luka post

operasi. Peningkatan kecemasan yang terjadi

pada ibu pre operasi SC berkorelasi dengan

penambahan durasi proses pemulihan pasca

operasi SC sehingga akan menambah masa rawat

inap di RS. Peningkatan rasa sakit pasca operasi,

kebutuhan analgesik, dan berkorelasi dengan

terjadinya depresi post partum(Pawatte, Pali &

Opod, 2013; Kuo, Chen, & Tzeng,2014; Sahin et

al., 2016).

C.Konsep Dasar Diagnogsa Keperawatan Ansietas

1. Definisi

Kecemasan atau disebut dengan anxiety

adalah keadaan emosional yang tidak

menyenangkan, berupa respon- respon


psikofisiologis yang timbul sebagai antisipasi

bahaya yang tidak nyata atau khayalan,

tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang

tidak disadari secara langsung (Dorland, 2010).


Kecemasan merupakan suatu perasaan

subjektif mengenai ketegangan mental yang

menggelisahkan sebagai reaksi umum dari

ketidakmampuan mengatasi suatu masalah atau

tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak

menentu tersebut pada umumnya tidak

menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan

atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis.

(Rochman, 2015,h.166).

Kecemasan merupakan perasaan tidak nyaman

atau kekhawatiran yang samar respons otonom

(sumber sering disebabkan oleh antisipasi terhadap

bahaya). Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan

yang memperingatkan individu akan adanya

bahaya dan memampukan individu untuk bertindak

menghadapi ancaman NANDA (2018 - 2020).

2. Etiologi

Rochman (2015, h.167) mengemukakan

beberapa penyebab dari kecemasan yaitu sebagai

berikut :

a. Rasa cemas yang timbul akibat melihat adanya

bahaya yang mengancam dirinya. Kecemasan ini

lebih dekat dengan rasa takut, karena


sumbernya terlihat jelas didalam pikiran.

b. Cemas karena merasa berdosa atau bersalah,

karena melakukan hal- hal yang berlawanan

dengan keyakinan atau hati nurani.


Kecemasan ini sering pula menyertai gejala-

gejala gangguan mental, yang kadang- kadang

terlihat dalam bentuk yang umum.

c. Kecemasan yang berupa penyakit dan terlihat

dalam beberapa bentuk. Kecemasan ini

disebabkan oleh hal yang tidak jelas dan tidak

berhubungan dengan apapun yang terkadang

disertai dengan perasaan takut yang

mempengaruhi keseluruhan kepribadian

penderitanya.

Adler dan Rodman Adler & Rodma (2014, h. 145-

146) menyatakan terdapat dua faktor yang dapat

menimbulkan kecemasan, yaitu.

1. Pengalaman negatif pada masa lalu

Sebab utama dari timbulnya rasa cemas

kembali pada masa kanak- kanak, yaitu

timbulnya rasa tidak menyenangkan

mengenai peristiwa yang dapat terulang lagi

pada masa mendatang, apabila

individumenghadapi situasi yang sama dan

juga menimbulkan ketidaknyamanan, seperti

pengalaman pernah gagal dalam mengikuti

tes.
2. Pikiran yang tidak rasional Pikiran yang tidak

rasional terbagi dalam empat bentuk, yaitu.


a. Kegagalan ketastropik, yaitu adanya

asumsi dari individu bahwa sesuatu yang

buruk akan terjadi pada dirinya. Individu

mengalami kecemasan serta perasaan

ketidakmampuan dan ketidaksanggupan

dalam mengatasi permaslaahannya.

b. Kesempurnaan, individu mengharapkan

kepada dirinya untuk berperilaku sempurna

dan tidak memiliki cacat. Individu

menjadikan ukuran kesempurnaan sebagai

sebuah target dan sumber yang dapat

memberikan inspirasi.

c. Persetujuan

d. Generalisasi yang tidak tepat, yaitu

generalisasi yang berlebihan, ini terjadi

pada orang yang memiliki sedikit

pengalaman.

Menurut NANDA (2018 - 2020, h.325) Faktor

yang berhubungan dengan kecemasan pada

seseorang yaitu : Konflik tentang tujuan hidup,

hubungan interpersonal, penularan interpersonal,

stersor, penyalahgunaan zat, ancaman kematian,

ancaman pada status terkini,kebutuhan yang tidak


terpenuhi, konflik

3. Manifestasi klinis kecemasan


Stuart (2016, h.221)

menjelaskan bahwa

terdapat empat respons tubuh terkait

kecemasan yaitu sebagai berikut :

a. Respon fisiologi terhadap kecemasan meliputi :

1) Kardiovaskular : palpitasi, jantung berdebar-

debar, tekanan darah meninggi dan rasa ingin

pingsan.

2) Pernapasan : nafas cepat, sesak nafas, tekanan

pada dada, napas dangkal, pembengkakan

pada tenggorokan, sensasi tercekik dan

terengah- engah.

3) Neuromuskular : refleks meningkat, reaksi

terkejut, mata berkedip- kedip, insomnia, tremor,

gelisah, modar- mandir, wajah tegang,

kelemahan umum, tungkai lemah dan gerakan

yang janggal.

4) Gastrointestinal : kehilangan nafsu makan,

menolak makan, rasa tidak nyaman pada

abdomen, mual, nyeri di ulu hati dan diare.

5) Saluran perkemihan : Tidak dapat menahan kencing.


b. Respon perilaku: Gelisah, ketegangan, tremor,

gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, cenderung

mendapat cedera, menarik diri dari hubungan

interpersonal, menghalangi, melarikan diri dari

masalah,
menghindari, hiperventilasi.

c. Respon kognitif: perhatian terganggu, konsentrasi

buruk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian,

preokupasi, hambatan berfikir, bidang persepsi

menurun, kreativitas menurun, produktivitas

menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri

meningkat, kehilangan objektivitas, takut

kehilangan kontrol, takut pada gambaran visual,

takut cedera atau kematian.

d. Respon afektif: mudah terganggu, tidak sabar,

gelisah, tegang, nervus, ketakutan, terror, gugup,

gelisah.

Menurut NANDA (2018 - 2020, h.324) ansietas

(kecemasan memiliki batasan karakteristik yaitu:

a. Perubahan Perilaku meliputi: Perubahan

produktivitas, Perubahan produktivitas, gerakan

ekstra, melihat sepintas, melihat sepintas,

gelisah, Tampak waspada, Agitasi, insomnia,

kontak mata buruk, perilaku mengintai, khawatir

perubahan dalam peristiwa hidup

b. Perubahan Afektif meliputi : Kesedihan yang

mendalam, insomnia, Gelisah, Gelisah, Distres,

Ketakutan, Perasaan tidak adekuat, Putus asa


Sangat khawatir, peka, gugup,senang berlebihan,

menggemberutukan gigi, menyesal, berfokus

pada diri sendiri, ragu, Tremor.


20

c. Perubahan Fisiologis meliputi: Wajah tegang,

tremor tangan, peningkatan

kringat, Peningakatan ketegangan, Gemetar, tremor Suara


bergetar

d. Perubahan simpatis meliputi: Gangguan

polapernafasan, anoreksia, Peningkatan refleks ,

Eksitasi kardiovaskuler, Peningkatan tekanan

darah, Peningkatan denyut nadi, Diare, Mulut

kering, Mulut kering, Palpitasi jantung,

Vasokontriksi superfisial, Kedutan otot, lemah

Peningkatan frekuensi, Pernafasan , Dilatasi pupil,

e. Perubahan Parasimpatis meliputi: Nyeri abdomen,

perubahan pola tidur, Penurunan tekanan darah,

Penurunan denyut nadi, Diare, Pusing, Keletihan,

Mual, Kesemutan pada ekstermitas, Sering

berkemih, Sering berkemih , Anyang anyangan,

Dorongan segera berkemih

f. Perubahan Kognitif meliputi: Gangguan perhatian,

Menyadari gejala fisiologis , Bloking pikran,

Konfusi, Penurunan lapang persepsi, Penurunan

kemampuan untuk belajar, penurunan

pemecahan masalah, lupa, preokupasi, melamun,

cenderung menyalahkan orang lain.


21

4. Tingkat kecemasan
Stuart (2016, h.218) menjelaskan bahwa beberapa

kategori kecemasan adalah sebagai berikut :

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan

ketegangan yang menyebabkan individu menjadi

waspada dan meningkatkan lapang persepsinya.

Kecemasan ini dapat memotivasi belajar dan

menghasilkan pertumbuhan serta

kreativitas. Respons kognitif :

sesekali nafas pendek, nadi dan tekanan darah

meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung

muka berkerut serta bibir bergetar.

Respons kognitif : mampu menerima rangsanag

yang kompleks, konsentrasi pada masalah,

menyelesaikan masalah secara efektif dan

terangsang untuk melakukan tindakan.

Respons perilaku dan emosi : tidak dapat duduk

tenang, tremor halus pada tangan dan kadang-

kadang suara meninggi.

b. Kecemasan sedang

Kecemasan ini memungkinkan individu untuk

berfokus pada hal yang penting dan

mengesampingkan yang lain. Kecemasan sedang


ini mempersempit lapang persepsi

individu.Dengan demikian, individu mengalami

tidak perhatian yang selektif namun dapat


berfokus pada lebih banyak area jika diarahkan

untuk melakukannya.

Respons fisiologis : sering nafas pendek, nandi

ekstra sisitol dan tekanan darah meningkat,

mulut kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit

kepala, sering berkemih, dan letih.

Respons kognitif : memusatkan perhatiannya

pada hal yang penting dan mengesampingkan

yang lain, lapang persepsi menyempit, dan

rangsangan dari luar tidak mampu di terima.

Respons perilaku dan emosi : perasaan terancam

meningkat dan komunikasi menjadi terganggu

(verbalisasi cepat)

c. Kecemasan berat

Pada tingkat kecemasan ini sangat

mengurangi lapang persepsi individu. Individu

cenderung berfokus pada sesuatu yang rinci dan

spesifik serta tidak berpikir tentang hal lain.

Semua perilaku ditujukan untuk mengurangi

ketegangan. Individu tersebut memerlukan

banyak arahan untuk berfokus pada area lain.

Respons fisiologis : nafas pendek nadi dan

tekanan darah naik, berkeringat dan sakit kepala,


penglihatan berkabut, serta tampak tegang

Respons kognitif : tidak mampu berfikir berat lagi dan


memebutuhkan banyak

pengarahan/tuntunan serta

lapang persepsi menyempit

Respons perilaku dan emosi : perasaan

terancam meningkat dan komuniksi menjadi

terganggu(verbalisasi cepat)

d. Tingkat panik pada kecemasan

Tingkat paling atas ini berhubungan dengan

terperangah, ketakutan, dan teror.Hal yang rinci

terpecah dari proporsinya.Karena mengalami

kehilangan kendali, individu yang mengalami

panik tidak mampu melalukan sesuatu walaupun

dengan arahan.Panik mencakup disorganisasi

kepribadian dan menimbulkan peningkatan

aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk

berhubungan dengan orang lain, persepsi yang

menyimpang, dan kehilangan pemikiran yang

rasional.Tingkat kecemasan ini tidak sejalan

dengan kehidupan, jika berlangsung terus dalam

waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan dan

kematian. Respons fisiologis : nafas pendek, rasa

tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat,

hipotensi, serta rendahnya koordinasi motorik.


Respons kognitif : ganggual realitas, tidak dapat

berfikir logis, persepsi terhadap lingkungan

mengalami distorsi, dan ketidakmampuan

memahami situasi.
Respons perilaku dan emosi : agitasi, mengamuk

dan marah, ketakutan, berteriak teriak,

kehilangan kendali/kontrol diri (aktivitas motorik

tidak menentu), perasaan terancam, serta dapat

bebuat sesuatu yang membhayakan diri sendiri

orang lain.

Rentang Respon Ansietas (Stuart, 2016)

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat

Panik

5. Jenis- jenis Kecemasan (Anxiety)

Menurut Spilberger ( 2012, h. 53) menjelaskan

kecemasan dalam dua bentuk, yaitu.

1.Traitanxiety

Trait anxiety, yaitu adanya rasa

khawatir dan terancam yang


menghinggapi diri seseorang terhadap

kondisi yang
sebenarnya tidak berbahaya. Kecemasan ini

disebabkan oleh kepribadian individu yang

memang memiliki potensi cemas

dibandingkan dengan individu yang lainnya.

2. Stateanxiety

State anxiety, merupakan kondisi

emosional dan keadaan sementara pada diri

individu dengan adanya perasaan tegang dan

khawatir yang dirasakan secara sadar serta

bersifat subjektif. Sedangkan menurut Freud

(2012, h.38) membedakan kecemasan dalam

tiga jenis, yaitu.

1. Kecemasan neurosis

Kecemasan neurosis adalah rasa cemas

akibat bahaya yang tidak diketahui.

Perasaan itu berada pada ego, tetapi

muncul dari dorongan diri. Kecemasan

neurosis bukanlah ketakutan terhadap

insting- insting itu sendiri, namun ketakutan

terhadap hukuman yang mungkin terjadi

jika suatu insting dipuaskan.

2. Kecemasan moral

Kecemasan ini berakar dari konflik antara


ego dan superego. Kecemasan ini dapat

muncul karena kegagalan bersikap

konsisten dengan apa yang mereka yakini

benar secara
moral. Kecemasan moral merupakan rasa

takut terhadap suara hati. Kecemasan moral

juga memiliki dasar dalam realitas, di

masalampau sang pribadi pernah mendapat

hukuman karena melanggar norma moral

dan dapat dihukum kembali.

3. Kecemasan realistik

Kecemasan realistik merupakan perasaan

yang tidak menyenangkan dan tidak

spesifik yang mencakup kemungkinan

bahaya itu sendiri. Kecemasan realistik

merupakan rasa takut akan adanya bahaya-

bahaya nyata yang berasal dari dunia luar.

6. Pengukuran ansietas

Ada beberapa pengukuran pada ansietas


berdasarkan pada penelitian antara lain :

a. HamiltonAnxietyRatingScale(HARS)

HARS merupakan salah satu

kuesioner untuk pengukuran skala

ansietas. Menurut (Saputro & Fazris,

2017) “Hamilton Anxiety

Rating Scale (HARS), pertama kali

dikembangkan oleh Max Hamilton

pada tahun 1956, untuk mengukur


semua tanda ansietas baik psikis

maupun
somatik. HARS terdiri dari 14

kuesioner untuk mengukur tanda

adanya ansietas. Cara penilaian

ansietas adalah dengan

memberikan nilai dengan kategori 0

(tidak ada gejala), 1 (satu gejala

yang ada), 2(gejala yang sedang),

3(gejala yang berat), 4(sangat

berat). Apabila jumlah skor <14

(tidak ada ansietas), 14- 20

(ansietas ringan), 21- 27

(ansietas sedang), 28- 41 (ansietas berat).

b. Depression,AnxietyStressScale(DASS)

DASS terdiri atas pertanyaan

terkait tanda dan gejala depresi,

ansietas dan stress. Kuesioner DASS

ada dua jenis yaitu DASS 42 dan

DASS 21. DASS42b terdiridari 42

pertanyaan sedangkan DASS 21

terdiri atas 21 pertanyaan, masing-

masing gangguan (depresi, ansietas,

dan stress) terdapat7

pertanyaan. Masing- masing


Australia,2014).
item terdiri atas 0 (tidak
c. TaylorManifestAnxietyScale(T-MAS)
terjadi dalam seminggu terakhir)

sampai 3 (sering terjadi dalam

waktu seminggu terakhir)

(Psychology Foundation of
T- MAS merupakan kuesioner

yang dirancang untuk mengukur

skala ansietas pada individu (Oxford

Index, 2017). T- MAS terdiri atas 38

pertanyaan yang terdiri atas

kebiasaan dan emosi yang dialami.

Masing- masing item terdiri atas

“ya” dan “tidak” (Psychology tools,

2017)
Pathways
Frustasi & Kegagalan
Kehamila Biologi Trauma penyak
n s it
trimester

Inbalance Neutransmitter Thalamu


Masalah pada Kehamilan trimester 3:
Persepsi negatif s
Perubahan emosional
Rasa tidak nyaman
Ansietas Neurokorteks Amigdala
insomnia

Tidak ada Emosi negatif

Ansietas Ansietas
Pre partum

Ansietas:

perasaan
takut yang
Pengetahu Umur Pendidika tidak jelas dan
an n tidak didukung

Tanda dan Gejala :


esulitan bernapas, Mual dan muntah, Hipertensi, Palpitasi atau berdebar- debar, Pupil melebar atau midriasis, Gelisah, tidak bisa

NIC: NOC:

- Pengurangan Kecemasan - Tingkat Kecemasan

- Terapi Relasaksi - Kontrol Keecemasan Diri

- Peningkatan Koping - Tingkat Rasa Takut


30

Intervensi

NO DX NOC NIC
Keperawat
an
1. Ansietas NOC: Tingkat Kecemasan NIC:Pengura
ngan
Kecemasan
1. Gunakan
pendekatan
yang
tenangdan
meyakinkan
2. Nyatakan
dengan jelas
harapan
terhadap
perilaku klien
3. Jelaskan
semua prosedur
termasuk
sensasi yang
akan di rasakan
4. Pahami situasi
krisis yang
terjadi dari
perspektif klien
5. Berada di sisi
klien untuk
meningkatkan
rasa aman dan
mengurangi
ketakutan
6. Dorong keluarga
untuk
mendampingi
klien dengan
cara yang tepat

7. Dengarkan klen

8. Puji/kuatkan
perilaku yang
baik secara
31

tepat

9. Identifikasi pada
saat terjadi
perubahan
tingkat
kecemasan

10. Bantu
pasien
No Indikator IR ER
.
1 Tidak
.
dapat
beristirah
at
2 Berjalan
. mondar
madir
3 Meremas
. remas
tangan
4 Perasaan
. gelisah
5 Otot
. tegang
6 Wajah
. tegang
7 Rasa
.
takut
yang

di
sampaika
n secara
lisan
9 Rasa
.
cemas
yang
di
sampaika
n secara
lisan
10 Peningka
. tan
tekanan
darah
32

11 Peningka
. tan
frekuensi
nadi
12 Peningkat
. an
frekuensi
pernafasa
n
13. Dilatasi mengidentifikas
14. pupil i situasi yang
memicu
Berkrin kecemasan
15. gat
dingin 11. Kontr
ul
Gangg stimulus untuk
uan
kebutuhan klien
tidur
secara tepat
Keterangan:
12. Dukung
Berat. penggunaan
mekansme
Cukup
koping yang
berat. sesuai

Sedang. 13. Bantu


pasien untuk
Ringan mengartikulasi
Tidak dekskripsi
yang
ada realstis
mengenai
kejadian yang
akan
datang

14. Ajar
kan klien
tehnik
relaksasi
untuk
mengurangi
kecemasan

15. instruksikan
NOC: Kontrol klien untuk
No Indikator
kecemasan diri IR E menggunakan
. R teknik
1. Memantau relaksaksi
intesitas
kecemasan 16. Kaji untuk
tanda verbal
2. Menguragi dan non verbal
penyebab kecemasan.
kecemasan NIC:
3. Menggunakan
Peningkatan koping
2.1 Dukung
pasien untuk
mengidentifikasi
kekuatan dan
kemampuan diri

2.2 Dukung verbalisasi


perasaan, persepsi dan
rasa takut
tehnik 2.3 Instrusikan
relaksaksi
untuk pasien
mengurangi untuk
kecemasan menggunakan
tehnik relasaksi
4. Memepertaha 2.4.Turunkan
nkan tidur stimulus yang
adekuat dapat diartikan
5. Mengendalik sebagai
an respon
kecemasan suatu
ancaman
dalam suatu
lingkungan
tertentu.
Keterangan:
1. Tidak pernah
dilakukan
2. Jarang di lakukan
No3. Indikator
Kadang kadamg
IR ERdi
. lakukan
4. Sering di lakukan
1. Kehawatira
5. n
Dilakukan secara
berlebihan
tentang
konsisten NOC: Tingkat
peristiwa NIC: Terapi
kehidupan relasaksi
2. Menangis 3.1. Berikan
rasa takut diskripsi detail
3. Ketakutan
terkalit
4. Kepanikan intervensi
relasaksi yang
5. Wajah
di pilih
pucat
3.2.Dorong klien
untuk
mengambil
posisi yang
nyaman
dengan
pakaian
longgar dan
mata tertutup
3.3.Minta
Keterang klien
an:
untuk
Berat. rileks
dan
Cukup merasakan

berat. sensasi yang


terjadi
Sedang.
3.4Evaluasi
dan
dokumentasi
respon
terhadap

terapi relasaksi
Ringan
Tidak
ada
BAB III

PENGKAJIAN

TERFOKUS

1. Pengkajian Keperawatan

a. Pengkajian Keperawatan pada pasien dengan

ansietas menurut (Stuart, 2016) yaitu:

Identitas Klien

1) Initial : Ansietas lebih rentan terjadi pada wanita

dari pada laki- laki,


2) Umur
karena wanita lebih mudah
stress dibanding pria.
3) Pekerjaan : Pekerjaan yang mempunyai tingkat
stressor yang besar.

4) Pendidikan :Orang yang mempunyai

tingkat pendidikan yang

rendah lebih rentan mengalami ansietas

b. Alasan Masuk

Sesuai diagnosa awal klien ketika pertama kali masuk


rumah sakit.

c. Fisik

Tanda Vital:

TD : Meningkat, palpitasi, berdebar- debar bahkan

sampai pingsan. N : Menurun

S : Normal (36˚C - 37,5˚C ), ada juga yang


mengalami hipotermi tergantung respon

individu dalam menangania ansietasnya


P : Pernafasan , nafas pendek, dada sesak,

nafas dangkal, rasa tercekik terengah- engah

1) Ukur : TB dan BB: normal (tergantung pada klien)

2) Keluhan Fisik :  refleks, terkejut, mata

berkedip- kedip, insomnia, tremor, kaku,

gelisah, wajah tegang, kelemahan umum,

gerakan lambat, kaki goyah.

Selain itu juga dapat dikaji tentang repon

fisiologis terhadap ansietas (Stuart, 2007):

a. : Nafas cepat, sesak nafas, tekanan pada

dada, nafas dangkal pembengkakan pada

tenggorokan, terengah- engah.

b. : Palpitasi, jantung berdebar, tekanan darah

meningkat, rasa ingin pingsan, pingsan, TD ↓ ,

denyut nadi ↓ .

c. : Refleks ↑ , reaksi terkejut, mata berkedip-

kedip, insomnia, tremor, rigiditas, gelisah, wajah

tegang.

d. : Tidak dapat menahan kencing, sering berkemih.

e. : Kehilangan nafsu makan, menolak makan,

rasa tidak nyaman pada abdomen, nyeri

abdomen, mual, nyeri ulu hati.

f : Lemah.
d. Psikosos

ial:

Konsep

diri:
1) Gambaran diri : wajah tegang, mata berkedip-

kedip, tremor, gelisah, keringat berlebihan.

2) Identitas : gangguan ini menyerang wanita

daripada pria serta terjadi pada seseorang

yang bekerja dengan sressor yang berat.

3) Peran : menarik diri dan menghindar dalam

keluarga / kelompok / masyarakat.

4) Ideal diri : berkurangnya toleransi terhadap

stress, dan kecenderungan ke arah lokus

eksternal dari keyakinan kontrol.

5) Harga diri : klien merasa harga dirinya rendah

akibat ketakutan yang tidak rasional terhadap

objek, aktivitas atau kejadian tertentu.

Hubungan Sosial:

1) Orang yang berarti: keluarga

2) Peran serta dalam kegiatan

kelompok/masyarakat: kurang berperan

dalam kegiaran kelompok atau masyarakat

serta menarik diri dan menghindar dalam

keluarga / kelompok / masyarakat.

3) Hambatan dalam berhubungan

dengan orang lain: + Spiritual:

1) Nilai dan keyakinan

2) Kegiatan ibadah
e. Status Mental:
1) Penampilan : pada orang yang mengalami

ansietas berat dan panik biasanya

penampilannya tidak rapi.

2) Pembicaraan : bicara cepat dan banyak,

gagap dan kadang- kadang keras.

3) Aktivitas motorik : lesu, tegang, gelisah, agitasi, dan


tremor.

4) Alam perasaan : sedih, putus asa, ketakutan dan


khawatir.

5) Afek : labil

6) Interaksi selama wawancara: tidak

kooperatif, mudah tersingung

dan mudah curiga, kontak mata kurang.

7) Persepsi : berhalusinasi, lapang persepsi

sangat sempit dan tidak mampu

menyelesaikan masalah.

8) Proses pikir : persevarsi

9) Isi pikir : obsesi, phobia dan depersonalisasi

10) Tingkat kesadaran : bingung dan tidak

bisa berorietansi terhadap waktu, tempat dan

orang (ansietas berat)

11) Memori : pada klien yang

mengalami OCD (Obsessive Compulsif Disorder)

akan terjadi gangguan daya ingat saat ini

bahkan sampai gangguan daya ingat jangka


pendek.

12) Tingkat konsentrasi dan berhitung : tidak

mampu berkonsentrasi

13) Kemampuan penilaian : gangguan

kemampuan penilaian ringan 14)Daya titik diri :

menyalahkan hal- hal diluar dirinya:

menyalahkan
orang lain/ lingkungan yang menyebabkan kondisi saat
ini.

f. Kebutuhan Persiapan Pulang

1) Kemampuan klien memenuhi/

menyediakan kebutuhan

makanan, keamanan, tempat tinggal, dan

perawatan.

2) Kegiatan hidup sehari- hari:

3) Kurang mandiri tergantung tingkat ansietas

4) Perawatan diri

5) Nutrisi

6) Tidur

g. Mekanisme Koping

Adaptif (ansietas ringan) dan maladaptif

(ansietas sedang, berat dan panik). Menurut

Stuart (2016). Individu menggunakan berbagai

mekanisme koping untuk mencoba

mengatasinya, ketidakmampuan mengatasi

ansietas secara konstruktif merupakan penyebab

utama terjadinya perilaku patologis. Ansietas

ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang

sadar, sedangkan ansietas berat dan sedang

menimbulkan 2 jenis mekanisme koping :

1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu


upaya yang disadari dan berorientasi pada

tindakan untuk memenuhi tuntunan situasi

stres secara realistis

2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi


ansietas
ringan dan sedang. Tetapi karena mekanisme

tersebut berlangsung secara relative pada

tingkat tidak sadar dan mencakup penipuan diri

dan distorsi realitas, mekanisme ini dapat

menjadi repon maladaptif terhadap stres.

h. Masalah Psikososial dan Lingkungan

1) Masalah dengan dukungan kelompok: klien

kurang berperan dalam kegiatan kelompok

atau masyarakat serta menarik diri dan

menghindar dalam keluarga/ kelompok/

masyarakat.

2) Masalah berhubungan dengan lingkungan:

lingkungan dengan tingkat stressor yang

tinggi akan memicu timbulnya ansietas.

3) Masalah dengan pendidikan: seseorang yang

pernah gagal dalam menempuh pendidikan,

tidak ada biaya untuk melanjutkan jenjang

pendidikan berikutnya.

4) Masalah dengan pekerjaan: mengalami PHK,

target kerja tidak tercapai.

5) Masalah dengan perumahan: pasien

kehilangan tempat tinggalnya karena bencana

alam, pengusuran dan kebakaran.

6) Masalah ekonomi: pasien tidak mempunyai


kemampuan finansial dalam mencukupi

kebutuhannya sehari- hari dan keluarganya.

7) Masalah dengan pelayanan kesehatan: kurang

percaya dengan petugas kesehatan.


40

i. Pengetahuan Kurang

Pasien kurang mempunyai pengetahuan

tentang faktor presipitasi, koping, obat- obatan,

dan masalah lain tentang ansietas

j. Aspek

medik

Diagnosa

Medik:

1) Adanya perasaan cemas atau khawatir yang

tidak realistic terhadap dua atau lebih hal yang

dipersepsi sebagai ancaman perasaan ini

menyebabkan individu tidak mampu istirahat

dengan tenang (inability to relax)

2) Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-

gejala berikut: Ketegangan Motorik:

a) Kedutan otot atau rasa gemetar

b) Otot tegang/kaku/pegel linu

c) Tidak bisa diam

d) Mudah menjadi

lelah

Hiperaktivitas

Otonomik:

a) Nafas pendek/ terasa berat

b) Jantung berdebar- debar


41

c) Telapak tangan basah dingin

d) Mulut kering

e) Kepala pusing/rasa melayang

f) Mual, mencret, perut tidak enak


g) Muka panas/ badan menggigil

h) Buang air kecil lebih sering

i) Sukar menelan/rasa tersumbat

3) Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan Berkurang

a) Perasaan jadi peka/ mudah ngilu

b) Mudah terkejut/kaget

c) Sulit konsentrasi pikiran

d) Sukar tidur
DAFTAR PUSTAKA

Agnes .S, Jek .A, & Surya I.


P.EfektifitasHipnotisLimaJariTerhadap
KecemasanIbuPrePartumdiKlinikChelseaHusadaTanjungBeringin
KabupatenSerdangBedagai,Jurnal Keperawatan
Priority, Vol 2, No. 2, Juli 2019 Program
Studi Ners/Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan,
Universitas Sari Mutiara Indonesia

Dona, F.A & Ifdi, 2016, Konsep Kecemasan (Anxiety)


pada Lanjut Usia, ejournal.unp,vol,5,No.2,hh 95

Dorland W.A & New man, 2010,

KamusKedokteranDorland, Jakarta : EGC

Dona, F.A. & Ifdi, 2016, Konsep Kecemasan (Anxiety)

pada Lanjut Usia,


ejournal.unp,vol,5,No.2,hh 95

Elvira, H. 2015. Hubungan pengetahuan Ibu Hamil


Trimester III Tentang Proses Persalian dengan
Tingkat Kecemasan Ibu Menghadapi Persalianan
di Desa Tarai Bangun di Wilayah Kerja Puskesmas
Tambang Tahun 2015.Jurnal Kebidanan STIKES
Tuanku Tambusai Riau

Fazdria dan Meliani S. H.(2014), Gambaran


Tingkat Kecemasan Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi
Persalinan Di Desa Tualang Teungoh Kecamatan
LangsaKotaKabupaten KotaLangsaTahun 2014,Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala,Vol,16 No.1,

Hawari, D .2011. ManajemenStress,Cemas,danDepresi. Jakarta


Kasiati, 2016,KebutuhanDasarManusial, Jakarta : Pusdik SDM
Kesehatan.

Legawati, 2018, Asuhan Persalinan dan Bayi


Baru Lahir, Malang: Wineka Medika
Mardjan, 2016, Pengaruh Kecemasa
pada kehamilan primipara remaja,
Pontianak: PG utama

Nanda Internasional, 2018, Diagnosis Keperawatan 2018-2020.


EGC : Jakarta.

NursingInterventionsClassification, 2013, Jakarta : Elsevier

NursingOutcomesClassification,2013, Jakarta : Elsevier

Nurul, R. 2017, Tingkat Kecemasan Pada


Ibu Hamil Primigravida Timester Ketiga
Di Puskesmas Kecamatan
Tamalanrea Makassar, Skripsi
program Studi pendidikan Kedokteran Fakultas
kedokteran Universitas Hasanudin

Primasari, M , Edi, W & Asti,M, 2017,


PengaruhProgressiveMuscle
RelaxationTerhadapKecemasanIbuPreOpra
siSectioSecareaDi
RuangBersalin, Nurse

Saputro & Fazris, 2017. Aplikasi


pengukuran tingkat kecemasan berdasarkan
skala HARS berbasis
android. Diakses pada tanggal
28
Maret2020
https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/jtk/
article/downl oad/6312/pdf

Ricka, P, 2017, HubunganKarakteristikIbuHamil


TrimesterIIIdengan
TingkatKecemasandalamMenghadapiPersalianandiKlinikPratam
a JannahPasarVIITembungTahun2017, Skripsi
Program Studi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Stuart, G. W. 2016,
Prinsipdanpraktikkeperawatnjiwa, Jakarta :EGC
Wa Ode ,Z, Esther, H, &Ferdinand W,2013,
Faktor-faktorYangBerhubungan Dengan
KecemasanIbuHamilMenjelangPersalianDiPoliKiaPKM
Tuminting,ejournal keperawatan (e- Kp) ,Vol, 1 No. 1, hh 2

Wagiyo&putrono, 2016, Asuhankeperawatanantenatal,


Intranatal, danBayi BaruLahir, Yogyakarta:
ANDI

LAMPIRAN
45

Relaksasi Nafas

No Aspek yang dinilai BOBO NILA


. T I
YA TIDAK
A. FASE PREINTERAKSI
1. Cek program membimbing 2
relakssasi nafas daam
2. Menyiapkan alat 2
B. FASE ORIENTASI
1. Memberi salam/menyapa 4
pasien
2. Memperkenalkan diri 4
3. Menjelaskan tujuan tindakan 4
4. Menanyakan kesiapan pasien 4
C. FASE KERJA
1. Menjaga privasi pasien 4
2. Mengatur posisi yang 3
nyaman menurut pasien
ssesuai kondisi pasien
(duduk/berbaring)
3. Meminta pasien 5
memejamkan mata
4. Meminta pasie untuk 5
meletakan satu tangan di
perut dan satu tagan di
dada
5. Melatih pasien melakukan 5
pernapsan perut (menarik
nafas dalam melalui
hidung hingga tiga
hitungan, jaga
mulut tetap tertutup
6. Meminta pasien 1
merasakan 0
perkembangan
perut dan kontraksi dari otot
7. Meminta pasien 1
menahan nafas dalam 0
hitungan tiga
8. Meminta pasien 1
menghembuskan nafas 0
dalam tiga hitungan lewat
mulut (seperti meniup)
9. Meminta pasien 1
merasakan 0
mengempiskan
perut dan relaksasi dari otot
10 Menjelaskan kepada 1
. pasien untuk melakukan 0
46

latihan nafas dalam jika


masih cemas
D. FASE TERMINASI
1. Mengevaluasi hasil relaksasi 2
2. Menganjurkan pasien 2
untuk mengulangi teknik
relaksasi ini bila pasien
merasakan cemas
3. Berpamitan 2
4. Mendokumentasikan 2
tindakan dan respon
pasien dalam catatan
perawat
47

Membimbing
Relaksasi Ditraksi

No Aspek yang dinilai BOBO NILA


. T I
YA TIDAK
A. Fase preinteraksi
1. Cek program membimbing 2
relakssasi distraksi
2. Menyiapkan alat 2
B. Masa orientasi
1. Memberi salam/menyapa 4
pasien
2. Memperkenalkan diri 4
3. Menjelaskan tujuan tindakan 4
4. Menanyakan kesiapan pasien 4
C. Fase kerja
1. Mengatur posisi yang 4
aman menurut pasien
sesai kondisi pasien
(duduk/berbaring)
2. Mengatur lingungan yang 3
tenang
dan nyaman
3. Meminta pasien 5
memejamkan mata
4. Meminta pasien untuk
memfokuskan pikiran
pasien untuk di rilekskan,
kendurkan seluruh otot-
otot kakinya, perintahkan
pasien untuk merasakan
relaksas kedua kaki
pasien
5. Meminta psaien kedorkan 1
otot- otot tangannya, 0
meminta pasien
untuk merelaksasi
kedua tangannya
6. Memindahkan fokus pikiran 1
pasien pada bagian 0
tubuhnya,
memerintahkan pasien
untuk merilekskan otot-
otot tubuh pasien untuk
merasakan relaksasi otot-
otot tubuh
Apasien
7. Meminta pasien untuk 1
senyum agar otot- otot 0
muka relaks
48

8. Meminta pasien untuk 1


memfokuskan pikiran 0
pada masuknya udara
pada jalan nafas
9. Membawa alam pikiran 1
pasien menuju ketemptas 0
menyenangkan pasien
D. Fase terminasi
Membimbing relaksasi Hipnotis 5 jari

No Aspek yang dinilai BOBO NILA


. T I
YA TIDAK
A. FASE PREINTERAKSI
1. Cek program membimbing 2
relakssasi hipnotis 5 jari
2. Menyiapkan alat 2
B. FASE ORIENTASI
1. Memberi salam/menyapa 4
pasien
2. Memperkenalkan diri 4
3. Menjelaskan tujuan tindakan 4
4. Menanyakan kesiapan pasien 4
C. FASE KERJA
1. Menjaga privasi pasien 4
2. Mendiskusikan cara 3
mengatasi rasa cemas
dengan latihan relaksasi
dengan hipnotis 5 jari
3. Menjelaskan tujuan dari latihan 5
relaksasi
hipnotis 5 jari
4. Menjelaskan cara latihan 5
latihan relaksasi hipnotis 5 jari
5. Mendemonstrasikan latihan 5
latihan relaksasi hipnotis 5 jari
6. Memberikan kesempatan pada 1
klien untuk mempraktekannya 0
7. Memberikan reinforcement 1
positif 0
D. FASE TERMINASI 1
0
1. Mengevaluasi hasil relaksi 1
0
2. Menganjurkan pasien 1
untuk mengulangi teknik 0
relaksasi ini bila pasien
merasakan cemas
3. Berpamitan
SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

(SAP) ANSIETAS

Topik : Ansietas

Sub Topik : Tehnik untuk mengurangi kecemasana

pada ibu melahirkan Sasaran : Ibu Hamil

Tempat : Ruang Mawar RSUD

Cilacap Hari/Tanggal : Senin 13

April 2020

Waktu : 09.30- 11.00

Pemateri : Vanessa Salvadilah

Tujuan.

A. Tujuan Umum :

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang

ansietas Ibu hamil akan dapat memahami Tehnik

untuk menurangi Ansietas pada saat melahirkan

B. Tujuan Khusus :

Setelah di lakukan pendidikan kesehatan

diharapakan peserta mampu :

1. Menjelaskan kembali definisi

ansietas(kecemasan) 2.Menyebutkan 7 dari 9

faktor- faktor yang dapat menimbulkan

ansoetas
50

3.Menyebutkan 10 dari 14 tanda dan gejala

ansietas 4.Menyebutkan 4 tingkatan kecemasan.

5.Mempraktikkan Tehnik relaksaksi

nafas dalam untuk

mengurangi kecemasan pada ibu melahirkan

C. Materi

Terlampir

D. Metode

Ceramah

Diskus

Demonst

rasi

E. Media

Leaflet

F. Seting tempat Keterangan:

22 1
1. Pemateri

4 2. Moderator

5 3. Pembawa acara

4. Peserta

5. Fasiltator
G. Kegiatan

No Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu

Kegiatan Peserta (klien)


Penyuluhan
1 Pembukaan: Menjawab salam 5 menit

Menjawab pertanyaan
Memberi salam
Menyimak
Memperkenalkan diri

Melakukan kontrak
waktu
Mengkomunikasikan
tujuan
2 Kegiatan Inti : Menyimak 15 menit

Mengajukan pertanyaan
Menjelaskan materi
Memperhatikan dan
Memberi
mengikuti
kesempatan saran yang diberikan
bertanya Melakukan
Menjawab redemonstrasi
pertanyaan Menyimak dan
Memberikan menjawab
reinforcement
pertanyaan
Melakukan
demonstrasi
3 Penutup : Menyimak 10 menit

Menjawab pertanyaan
Menyimpulkan
Menjawab salam
materi

Melaksanakan

evaluasi

Mengucapkan

salam
penutup
H. Evaluasi Stuktural

1. Persiapan materi media dan tempat yang alan di


gunakan

2. Konyrak waktu

3. Persiapan Satuan Acara Penyuluhan

I. Evakuasi Proses

1. Selama penyuluhan peserta penyuluhan

memeperhatikan penjelasan materi yang di

sampaikan dan kooperatif

2. Selama penyuluhan peserta penyuluhan aktif

bertanya tentang penjelasan yang di sampaikan

3. Selama penyuluhan peserta mampu menjelaskan

kembali materi yang di sampaikan

J. Evaluasi Hasil akhir

Di harapkan peserta penyuluhan dapat

1. Masyarakat mampu menjelaskan kembali definisi


Ansietas

2. Masyarakat mampu menyebutkan 7 dari 9 faktor-

faktor yang mebyebabkan ansietas

3. Masyarakat mampu menyebutkan Menyebutkan 4

tingkatan kecemasan.

4. Masyarakat mampu mempraktikkan Tehnik

relaksaksi nafas dalam untuk mengurangi

kecemasan pada ibu melahirkan 10 dari 15 tanda

dan gejala ansietas


Referensi

Sunaryo. (2012). SAPAnsietas.


www.kemhan.com/2012/04/sap- ansietas.html.

Diunduh pada tanggal 20 April 2013 pukul 15.00 WIB

Kurniadi, Rizki. (2012).

Penyuluhankesehatanperankeluargadalampenanganan

pasiengangguanjiwa.
29

2
9
30

1. HamiltonAnxietyRatingScale(HARS)

No Pertanyaan 0 1 2 3 4

1 Perasaan

Ansietas

Cemas

Firasat Buruk

Takut Akan Pikiran

Sendiri Mudah

Tersinggung
2 Ketegan
gan

Merasa

Tegang Lesu

Tak Bisa Istirahat

Tenang Mudah

Terkejut

Mudah

Menangis

Gemetar

Gelisah
3 Ketakutan

Pada Gelap

Pada Orang
31

Asing

Ditinggal

Sendiri
3
0
Pada Binatang Besar

Pada Keramaian Lalu


Lintas

Pada Kerumunan
Orang Banyak
4 Gangguan Tidur

Sukar Masuk

Tidur Terbangun

Malam Hari

Tidak Nyenyak

Bangun

dengan Lesu

Banyak Mimpi

Mimpi - Mimpi Buruk

Mimpi Menakutkan
5 Gangguan Kecerdasan

Sukar

Konsentrasi

Daya Ingat

Buruk
6 Perasaan

Depresi

Hilangnya

Minat
Berkurangnya

Kesenangan Pada
Hobi

Sedih
3
1
Bangun Dini Hari

Perasaan Berubah-
Ubah Sepanjang Hari

7 Gejala Somatik
(Otot)

Sakit dan Nyeri di

Otot- Otot Kaku

Kedutan

Otot Gigi

Gemerutuk

Suara Tidak
Stabil
8 Gejala Somatik

(Sensorik)

Tinitus

Penglihatan

Kabur Muka

Merah atau Pucat

Merasa Lemah

Perasaan ditusuk-
Tusuk
9 Gejala

Kardiovaskul

er

Takhikardia
Berdebar

Nyeri di Dada

Denyut Nadi Mengeras


3
2
Perasaan Lesu/Lemas
Seperti Mau Pingsan

Detak Jantung
Menghilang
(Berhenti Sekejap)
10 Gejala Respiratori

Rasa Tertekan atau


Sempit Di Dada

Perasaan

Tercekik Sering

Menarik Napas

Napas Pendek/Sesak
11 Gejala

Gastrointesti

nal Sulit

Menelan

Perut Melilit

Gangguan Pencernaan

Nyeri Sebelum dan


Sesudah Makan

Perasaan Terbakar

di Perut Rasa Penuh

atau Kembung Mual

Muntah
Buang Air Besar
Lembek
3
3
Kehilangan Berat
Badan

Sukar Buang Air


Besar
(Konstipasi)
12 Gejala
Urogenital

Sering Buang Air Kecil

Tidak Dapat Menahan

Air Seni Amenorrhoe

Menorrhagia

Menjadi Dingin (Frigid)

Ejakulasi Praecocks -

Ereksi Hilang

Impotensi
13 Gejala Otonom

Mulut

Kering

Muka Merah

Mudah Berkeringat

Pusing, Sakit

Kepala Bulu-

Bulu Berdiri
14 Tingkah Laku Pada
Wawancara
Gelisah
3
4
Tidak

Tenang Jari

Gemetar

Kerut

Kening

Muka

Tegang

Tonus Otot

Meningkat Napas

Pendek dan Cepat

Muka Merah
2 Depression, Anxiety Stress
Scale(DASS)

3
5
No PERNYATAAN 0 1 2 3q

Saya merasa bahwa diri saya


1
menjadi marah karena hal- hal
sepele.
2 Saya merasa bibir saya sering
kering.
Saya sama sekali tidak dapat
3
merasakan perasaan positif.

Saya mengalami kesulitan


bernafas (misalnya: seringkali
4
terengah- engah atau tidak
dapat bernafas padahal tidak
melakukan aktivitas fisik
sebelumnya).
Sayasepertinya tidak
5
kuat lagi untuk
melakukan suatu kegiatan.
Saya cenderung
6
bereaksi berlebihan
terhadap suatu situasi.
Saya merasa goyah (misalnya,
7
kaki terasa mau ’copot’).

8 Saya merasa sulit untuk


bersantai.
Saya menemukan diri saya
berada dalam situasi yang
9
membuat saya merasa sangat
cemas dan saya akan merasa
sangat lega jika semua ini
berakhir.
Saya merasa tidak ada hal yang
10
dapat diharapkan di masa
depan.
3
6
Saya menemukan diri saya
11
mudah merasa kesal.

Saya merasa telah


12
menghabiskan banyak energi
untuk merasa cemas.
13 Saya merasa sedih dan
tertekan.
Saya menemukan diri saya
menjadi tidak sabar ketika
14
mengalami penundaan
(misalnya: kemacetan lalu
lintas, menunggu sesuatu).
15 Saya merasa lemas seperti mau
pingsan.
Saya merasa saya kehilangan
16
minat akan segala hal.

Saya merasa bahwa saya tidak


17
berharga sebagai seorang
manusia.
Saya merasa bahwa saya
18
mudah tersinggung.

Saya berkeringat secara


berlebihan (misalnya: tangan
19
berkeringat), padahal
temperatur tidak panas atau
tidak melakukan aktivitas fisik
sebelumnya.
20 Saya merasa takut tanpa alasan
yang jelas.
Saya merasa bahwa hidup
21
tidak bermanfaat.

3
7
22 Saya merasa sulit untuk
beristirahat.
23 Saya mengalami kesulitan
dalam menelan.
Saya tidak dapat merasakan
24
kenikmatan dari berbagai hal
yang saya lakukan.
Saya menyadari kegiatan
jantung, walaupun saya tidak
25
sehabis melakukan aktivitas
fisik (misalnya: merasa detak
jantung meningkat atau
melemah).
26 Saya merasa putus asa dan
sedih.
Saya merasa bahwa saya
27
sangat mudah marah.

28 Saya merasa saya hampir panik.

Saya merasa sulit untuk


29
tenang setelah sesuatu
membuat saya kesal.
Saya takut bahwa saya akan
30 ‘terhambat’ oleh tugas- tugas
sepele yang tidak biasa saya
lakukan.
Saya tidak merasa antusias
31
dalam hal apapun.

Saya sulit untuk sabar dalam


32 menghadapi gangguan
terhadap hal yang sedang saya
lakukan.
33 Saya sedang merasa gelisah.
3
8
34 Saya merasa bahwa saya tidak
berharga.
Saya tidak dapat memaklumi
hal apapun yang menghalangi
35
saya untuk menyelesaikan hal
yang sedang saya lakukan.

36 Saya merasa sangat ketakutan.

Saya melihat tidak ada harapan


37
untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak


berarti.
39 Saya menemukan diri saya
mudah gelisah.
Saya merasa khawatir dengan
40 situasi dimana saya mungkin
menjadi panik dan
mempermalukan diri sendiri.
Saya merasa gemetar
41
(misalnya:

pada tangan).
Saya merasa sulit untuk
42
meningkatkan inisiatif dalam
melakukan sesuatu.

3
9
40

3. Taylor Manifest Anxiety Scale(T- MAS)

No PERNYATAAN Ben Sala


ar h
1 Saya tidak mudah cepat lelah. bena sala
r h
Saya yakin saya tidak lebih
2 bena sala
gugup daripada yang lain r h

3 Saya memiliki sedikit sakit bena sala


kepala r h
4 Saya bekerja di bawah banyak bena sala
ketegangan r h
Saya sering melihat tanganku
5 Bena Sala
bergetar ketika saya mencoba r h
melakukan sesuatu
Saya malu tidak lebih sering
6 bena sala
daripada yang lain r h

7 Saya memiliki diare satu bulan bena sala


atau lebih r h
Saya khawatir sedikit
8 bena sala
lebih mungkin r h
kemalangan
9 Saya hampir tidak pernah malu bena sala
r h
Saya seringtakut bahwa
10 Bena Sala
saya akan memerah r h

Tangan dan kaki saya cukup


11 bena sala
biasanya hangat r h

4
0
Saya berkeringat sangat mudah
12 bena sala
bahkan pada hari yang dingin r h

Kadang- kadang ketika


13 bena Sala
malu, aku r h
berkeringat sebuah
Saya hampir tidak pernah
14 melihat saya berdebar jantung, Bena Sala
r h
dan saya jarang
sesak napas
Saya merasa lapar hampir
15 bena sala
sepanjang waktu r h

Saya sangat jarang bermasalah


16 Bena sala
dengan sembelit r h

17 Saya memiliki banyak masalah bena sala


perut r h
periodesaya telah di mana
18 bena sala
saya kehilangan tidur r h
lebih khawatir
19 Saya mudah malu bena Sala
r h
Saya lebih sensitif daripada
20 bena sala
kebanyakan orang lain r h

Saya sering menemukan diri


21 Bena sala
saya mengkhawatirkan r h
sesuatu
Saya berharap saya bisa
22 bena Sala
bahagia seperti orang lain r h
tampaknya
23 Saya biasanya tenang dan tidak bena Sala
mudah r h
marah
4
1
Saya merasa cemas tentang
24 bena sala
sesuatu atau seseorang hampir r h
semua waktu
25 Saya senang sebagian besar Bena sala
waktu r h
Itu membuat saya gugup harus
26 menunggu bena sala
r h

Kadang- kadang aku menjadi


27 begitu bersemangat saya bena sala
r h
merasa sulit untuk
mendapatkan tidur
Saya kadang- kadang
28 merasa bahwa bena sala
r h
kesulitan menumpuk saya
begitu tinggi tidak bisa lebih
dari mereka
Saya kadang- kadang
29 merasa bahwa bena sala
r h
kesulitan menumpuk saya
begitu tinggi tidak bisa lebih
dari mereka
Saya memiliki sedikit
30 bena sala
kekhawatiran r h
dibandingkan dengan teman-
teman saya
31 Saya pasti merasa tidak bena Sala
berguna di kali. r h
Saya merasa sulit untuk
32 bena sala
menjaga pikiran saya pada r h
tugas atau pekerjaan
33 Saya biasanya sadar diri. Bena sala
r h
Saya cenderung untuk
34 bena sala
mengambil hal- hal yang sulit r h
.
35 Pada saat saya pikir saya tidak bena sala
baik sama r h
4
2
sekali

36 Saya pasti kurang percaya diri bena sala


r h
Saya kadang- kadang merasa
37 bena sala
bahwa saya akan pergi ke r h
potongan
38 Saya sepenuhnya percaya diri bena sala
r h

4
3

Anda mungkin juga menyukai