Anda di halaman 1dari 245

STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI


DENGAN MASA INTERVAL DI DESA MONDO KECAMATAN
MOJO KABUPATEN KEDIRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

DISUSUN OLEH :

ILMI MIFTAKHUL ROHMAH


NIM.P17320173007

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2020
1
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI
DENGAN MASA INTERVAL DI DESA MONDO KECAMATAN
MOJO KABUPATEN KEDIRI

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya


Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan Kediri Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang

DISUSUN OLEH :

ILMI MIFTAKHUL ROHMAH


NIM.P17320173007

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2020

3
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Ny. N

Masa Hamil Sampai Dengan Masa Interval di Desa Mondo Kecamatan Mojo

Kabupaten Kediri oleh Ilmi Miftakhul Rohmah NIM: P17320173007 telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Kediri,

Pembimbing

Shinta Kristianti S.SiT, M.Kes


NIP : 19800617 200501 2 001

4
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir dengan Judul Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Ny. N
masa hamil sampai dengan masa interval di Puskesmas Mojo oleh Ilmi Miftakhul
Rohmah NIM: P17320173007 ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Sidang Laporan Tugas Akhir Pada tanggal

Dewan Penguji

Ketua Penguji Penguji Anggota

Indah Rahmaningtyas, S.Kp, M.Kes Shinta Kristianti S.SiT, M.Kes


NIP : 19641005 198903 2 001 NIP : 19800617 200501 2 001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan Kemenkes Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Malang Kediri

Herawati Mansur S.ST.,M.Pd.,M.Psi Susanti Pratamaningtyas, M.Keb


NIP : 19650110 198503 2 002 NIP : 19760115 200212 2 001

5
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
berkah, rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Laporan
Tugas Akhir yang berjudul “Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Ny N Masa
Hamil Sampai Dengan Masa Interval di Desa Mondo Kecamatan Mojo Kabupaten
Kediri” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan di Program Studi Diploma III Kebidanan Kediri Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang.
Dalam hal ini, peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang telah
meluangkan waktunya guna penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini, oleh karena
itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Budi Susatia, S.Kp.M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang yang telah memberikan kesempatan peneliti untuk menyusun Laporan
Tugas Akhir ini.
2. Herawati Mansur, S.ST.,M.Pd.,M.Psi., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
3. Susanti Pratamaningtyas, M.Keb, selaku Ketua Program Studi Diploma III
Kebidanan Kediri Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang telah
memberikan peneliti kesempatan untuk menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
4. Shinta Kristianti S.SiT, M.Kes selaku Dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan serta dukungan sehingga
Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
5. Dosen Program Studi DIII Kebidanan Kediri Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang.
6. Responden yang telah bersedia menjadi subjek penelitian mulai dari responden
hamil sampai responden memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keadaan
responden, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
7. Kedua orangtua yang telah memberikan dukungan kepada saya baik moril
maupun materiil yang saya jadikan sebagai motivasi saya untuk terus
melangkah agar bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain
8. Rekan-rekan seperjuangan yang saling memberikan motivasi dalam
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan dan telah mendoakan
suksesnya penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
Peneliti menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas
segala amal kebaikan yang telah dilakukan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini
dapat berguna bagi semua pihak.
Kediri,

Peneliti

6
7
ABSTRAK

Rohmah, Ilmi Miftakhul (2020). Studi kasus asuhan kebidanan pada Ny. N masa
hamil sampai dengan masa interval di Desa Mondo, Kecamatan Mojo,
Kabupaten Kediri. Laporan Tugas Akhir, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Kebidanan Program
Studi Diploma III Kebidanan Kediri. Pembimbing (1) : Shinta Kristianti S.SiT,
M.Kes. Pembimbing (2) : Indah Rahmaningtyas S.Kp, M.Kes
Penelitian ini dilakukan untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan dengan mengaplikasikan teori yang di dapat di bangku kuliah untuk
menangani atau memecahkan permasalahan praktis yang ada di lapangan.
Penelitian ini bersifat asuhan Continuity Of Care yang merupakan asuhan secara
berkesinambungan dari hamil sampai dengan masa interval sebagai upaya
penurunan AKI dan AKB.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan studi kasus yang
bertujuan menggambarkan suatu gejala, fakta dan realita. Penelitian ini dilakukan
dengan cara memberikan asuhan berkelanjutan pada ibu hamil usia kehamilan 36
minggu, ibu bersalin, neonatus, nifas dan KB dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan. Data yang diperoleh dari hasil anamnesa dan hasil
pemeriksaan disusun dengan alur berfikir varney dan pendokumentasian dalam
bentuk SOAP.
Studi kasus ini dilakukan di Desa Mondo, Kecamatan Mojo, Kabupaten
Kediri dimulai pada tanggal 7 Januari 2020 sampai 5 Maret 2020 dengan
melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif.
Berdasarkan penelitian ditemukan kesenjangan dan ketidaksenjangan
antara asuhan kebidanan di lapangan dengan teori mulai dari kehamilan,
persalinan, neonatus, nifas dan Kb.

Kata Kunci : Kehamilan, Persalinan, Neonatus, Nifas, KB

8
ABSTRACT

Rohmah, Ilmi Miftakhul (2020). Case Studies of Midwifery Care on Ny. N The
Period of Pregnancy Until The Interval Period in The Village of Mondo,
Sub-district Mojo, Distric Kediri. Final Project Report, Kediri Midwifery D-III
courses, Departement of Obstetric, Health Polytechnic Ministry Sanitary of
Malang. Mentors (1) : Shinta Kristianti S.SiT, M.Kes. Mentors (2) : Indah
Rahmaningtyas S.Kp, M.Kes
This research was conducted to complete the Midwifery Expert
education by applying theories obtained in college to deal with or solve practical
problems in the field. This research is a continuous midwifery care (Continuity of
Care) which is a continuous care from pregnancy to the interval period in an effort
to reduce MMR & IMR.
This type of research is descriptive with a case study approach that aims
to describe a phenomenon, facts and reality. This research was conducted by
providing on going care for pregnant women 36 weeks of gestation, childbirth,
newborns, puerperium and family planning using the obstetric management
approach. Data obtained from the history and examination results are compiled
with varney thinking and documentation in the form of SOAP.
This case study was carried out in Mondo Village, Mojo Subdistrict,
Kediri District, starting on January 7, 2020, until March 5, 2020, by conducting
comprehensive midwifery care.
Based on research found gaps and disparities between midwifery care in
the field with theories ranging from pregnancy, childbirth, neonatal, puerperium
and family planning.

Key Words : Pregnancy, Chilbirth, Neonatal, Postpatum, Family Planning.

9
DAFTAR ISI

LAPORAN TUGAS AKHIR ii


LEMBAR PENGESAHAN iv
KATA PENGANTAR v
ABSTRAK vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR SINGKATAN xv
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Batasan Masalah 4
1.3. Tujuan Penyusunan 5
1.3.1.Tujuan Umum 5
1.3.2.Tujuan Khusus 5
1.4. Manfaat 5
1.4.1 Manfaat Teoritis 5
1.4.2 Manfaat Praktis 6
1.5. Ruang Lingkup 6
1.6. Etika Penelitian 7
BAB 2 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Konsep Dasar Kehamilan 8
2.1.1 Definisi 8
2.1.2 Proses Kehamilan 8
2.1.3 Perubahan Fisiologis 9
2.1.4 Perubahan Psikologi 10
2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil 11
2.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan 13

10
2.1.7 Ketidaknyamanan dan Asuhan yang Diberikan pada Ibu Hamil 14
2.1.8 Kunjungan Antenatal Care 15
2.2 Konsep Dasar Persalinan 16
2.2.1 Definisi 16
2.2.2 Perubahan Fisiologi 17
2.2.3 Tanda dan Gejala Persalinan 20
2.2.4 Tanda Gejala Kala II 20
2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan 20
2.2.6 Tahapan Persalinan 21
2.2.7 Penatalaksanaan Persalinan Normal 25
2.2.8 Partograf 25
2.3 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir 29
2.3.1 Definisi 29
2.3.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal 29
2.3.3 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir 31
2.3.4 Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir 33
2.3.5 Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir 36
2.3.6 Pelayanan Kesehatan Neonatus 36
2.4 Konsep Dasar Nifas 37
2.4.1 Definisi 37
2.4.2 Perubahan Fisiologis 37
2.4.3 Adaptasi Psikologis 41
2.4.4 Kebutuhan Masa Nifas 42
2.4.5 Asuhan Masa Nifas 43
2.4.6 Komplikasi Masa Nifas 45
2.4.7 Kunjungan Masa Nifas 46
2.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana 47
2.5.1 Defenisi KB 47
2.5.2 Jenis Alat Kontrasepsi 47
2.5.3 Indikasi dan Kontraindikasi 50
2.5.4 Efek Samping 55
2.6 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan 57

11
2.6.1 Konsep Dasar Asuhan Ibu Hamil 57
2.6.2 Konsep Dasar Asuhan Ibu Bersalin 69
2.6.3 Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir 76
2.6.4 Konsep Dasar Asuhan Ibu Nifas 82
2.6.5 Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana 87
2.7 Pendokumentasian Secara SOAP 91
2.7.1 Pendokumentasian SOAP pada Kehamilan 91
2.7.2 Pendokumentasian SOAP pada Persalinan 100
2.7.3 Pendokumentasian SOAP pada Bayi Baru Lahir 105
2.7.4 Pendokumentasian SOAP pada Nifas 109
2.7.5 Pendokumentasian SOAP pada Keluarga Berencana 112
3.1 Kunjungan Pertama pada Kehamilan UK 37 Minggu 116
3.1.1 Pengkajian 116
3.1.2 Interpretasi Data Dasar Kehamilan 122
3.1.3 Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial 123
3.1.4 Mengidentifikasi Kebutuhan Segera 123
3.1.5 Intervensi 123
3.1.6 Implementasi 124
3.1.7 Evaluasi 125
3.1.8 Kunjungan Kedua pada KehamilanUK 38 Minggu 126
3.3.3 Kunjungan Neonatus Kedua (KN2) 128
3.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin 129
3.2.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Persalinan Kala I Fase Aktif
129
3.2.2 Asuhan Kebidanan Kala II Persalinan 132
3.2.3 Asuhan Kebidanan Kala III Persalinan 135
3.2.4 Asuhan Kebidanan Kala IV Persalinan 137
3.3 Asuhan Kebidanan pada Neonatus 138
3.3.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir 138
3.3.2 Kunjungan Neonatus Pertama (KN1) 142
3.3.4 Kunjungan Neonatus Ketiga (KN3) 142
3.4 Kunjungan Nifas 144
3.4.1 Kunjungan Nifas Pertama 144

12
3.4.2 Kunjungan Nifas Kedua (KF2) 147
3.4.3 Kunjungan Nifas Ketiga (KF3) 149
3.4.4 Kunjungan Nifas Keempat (KF4) 150
3.5 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu ber-KB 151
BAB IV 153
PEMBAHASAN 153
4.1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan 153
4.1.1. Kunjungan Ke-1 pada Kehamilan UK 37 Minggu 153
4.1.2. Kunjungan Ke-2 Kehamilan UK 38 Minggu 156
4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan 159
4.2.1 Asuhan Persalinan Kala I 159
4.2.2 Asuhan Persalinan Kala II 162
4.2.3 Asuhan Persalinan Kala III 163
4.2.4 Asuhan Persalinan Kala IV 165
4.3 Asuhan Kebidanan pada Neonatus 166
4.3.1 Asuhan pada Bayi Baru Lahir 166
4.3.2 Kunjungan Neonatus Ke-1 168
4.3.3 Kunjungan Neonatus Ke-2 169
4.3.4 Kunjungan Neonatus Ke-3 170
4.4 Asuhan Kebidanan pada Nifas 170
4.4.1 Kunjungan Nifas Ke-1 170
4.4.2 Kunjungan Nifas Ke-2 172
4.4.3 Kunjungan Nifas Ke-3 174
4.4.4 Kunjungan Nifas Ke-4 175
4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana 176
BAB V 178
5.1 Kesimpulan 178
5.2 Saran 180
5.2.1 Bagi Institusi 180
DAFTAR PUSTAKA 182

13
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Peningkatan Berat Badan 13


Tabel 2.2 Jadwal Kunjungan Kehamilan 15
Tabel 2.3 Kunjungan Masa Nifas 46
Tabel 2.4 Interpretasi Data Dasar Kehamilan 65
Tabel 2.5 Mengindentifikasi Diagnosa Potensial Kehamilan 66
Tabel 2.6 Menetapkan Kebutuhan Segera pada Kehamilan 67
Tabel 2.7 Rencana Asuhan pada Kehamilan 68
Tabel 2.8 Interpretasi Data Dasar Persalinan 72
Tabel 2.9 Rencana Asuhan pada Persalinan 74
Tabel 2.10 Interpretasi Data Dasar BBL 79
Tabel 2.11 Mengidentifikasi Diagnosa Potensial pada BBL 80
Tabel 2.12 Menetapkan Kebutuhan Segera pada BBL 81
Tabel 2.13 Rencanan Asuhan pada BBL 81
Tabel 2.14 Interpretasi Data Dasar Nifas 85
Tabel 2.15 Mengidentifikasi Diagnosa Potensial pada Nifas 85
Tabel 2.16 Kebutuhan Segera pada Nifas 86
Tabel 2.17 Rencana Asuhan pada Nifas 86
Tabel 2.18 Interpretasi Data Dasar KB 89
Tabel 2.19 Rencana Asuhan pada KB 90

Tabel 3.1 Interpretasi Data Dasar Kehamilan..................................................... 122


Tabel 3.2 Intervensi Asuhan Kehamilan 123
Tabel 3.3 Implemntasi Asuhan Kehamilan 124
Tabel 3.4 Evaluasi Asuhan Kehamilan 125

14
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Keterkaitan antara Manajemen Kebidanan dan Sistem


Pendokumentasian SOAP. 115

15
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan 184


Lampiran 2 Surat Persetujuan Studi Pendahuluan 185
Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian 186
Lampiran 4 Surat Persetujuan Ijin Penelitian 187
Lampiran 5 Pernyataan Kesediaan Membimbing 188
Lampiran 6 Partograf 189
Lampiran 7 Penapisan Ibu Bersalin 191
Lampiran 8 Informasi Penelitian 192
Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden 193
Lampiran 10 Lembar Konsultasi 194
Lampiran 11 Lembar Revisi Ujian LTA 197
Lampiran 12 Log Book 198
Lampiran 13 Leaflet 199

16
DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu


AKB : Angka Kematian Bayi
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
GEBRAK : Gerakan Amankan Persalinan dan Kehamilan
PUS : Pasangan Usia Subur
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
RAKERKESNAS : Rapat Kerja Kesehatan Nasional
K1 : Kunjungan Ibu Hamil Pertama Kali
K4 : Kunjungan Ibu Hamil Ke Empat
KB : Keluarga Barencana
KN : Kunjungan Neonatal
BBL : Bayi Baru Lahir
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
IMT : Indeks Masa Tubuh
NTD : Neural Tube Defects
AKDR : Alat Kontrasepsi alam Rahim
IUD : Intra Uterine Device
DEPKES : Departemen Kesehatan
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
MAL : Metode Amenorea Laktasi
ASI : Air Susu Ibu
HIV : Human Immunodeficiency Virus
AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome
TBC : Tuberculosis
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
KET : Kehamilan Ektopik Terganggu
LILA : Lingkar Lengan Atas
TT : Tetanus Toksoid
DJJ : Denyut Jantung Janin
TFU : Tinggi Fundus Uteri
VT : Vagina Toucher
HB : Hemoglobin
USG : Ultrasonografi
TTV : Tanda-Tanda Vital
IUFD : Intra Uterine Fetal Distress
APGAR : Apperance Pulse Grimace Activity Respiratory effort
LTA : Laporan Tugas Akhir
IM : Intra Muskular
UK : Usia Kehamilan
DMPA : Depo Medroxy Progesterone Asetat
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
SBR : Segmen Bawah Rahim

17
18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penilaian baik buruknya pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau

daerah dapat diketahui dari jumlah Angka Kematian Ibu (AKI). Target AKI

sacara global yaitu kurang dari 70/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2030,

sedangkan di Indonesia jumlah AKI masih jauh dari target yang telah

ditentukan (Ermalena, 2017). Menurut rakernas (Rapat Kerja Kesehatan

Nasional) bahwa sekitar 15% wanita hamil berkembang menjadi komplikasi

yang berkaitan dengan kehamilannya serta dapat mengancam jiwa (Achadi,

2019). Sedangkan angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dan

belum mencapai target yang telah ditentukan. Target AKB secara global

adalah 12/1000 kelahiran hidup pada tahun 2030 (Ermalena, 2017). Menurut

hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) jumlah AKI di Indonesia pada

tahun 2015 yaitu 305/100.000 kelahiran hidup yang sudah mengalami

penururan dari tahun sebelumnya yaitu 359/100.00 kelahiran hidup (Dirjen

Kesmas, 2018). Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) di Indonesia

jumlah AKB pada tahun 2015 yaitu 24/1000 kelahiran hidup yang masih jauh

dari target yang telah ditentukan (Dirjen Kesmas, 2018).

Laporan dari Dinas Kesehatan Jawa Timur, jumlah AKI mengalami

peningkatan sedangkan untuk AKB mengalami penurunan bahkan sudah

1
2

mencapai target yang telah ditentukan. Pada tahun 2017 jumlah AKI yaitu

91,92/100.000 kelahiran hidup dan hasil ini mengalami peningkatan dari

tahun 2016 yaitu 91/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Timur, 2017).

Sedangkan jumlah AKB pada tahun 2017 yaitu 23,1/1000 kelahiran hidup.

Hasil tersebut sudah mencapai target target yang telah ditetapkan di tingkat

provinsi sebesar 24/1000 kelahiran hidup (Dinkes Jawa Timur, 2018).

Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri jumlah AKI pada tahun

2018 mengalami peningkatan dari tahun 2017 yaitu 17/100.000 kelahiran

hidup dari tahun sebelumnya 16/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Kab.Kediri,

2018). AKB di Kabupaten Kediri pada tahun 2018 yaitu 160/1000 kelahiran

hidup (Dinkes Kab.Kediri, 2018).

Penyebab AKI pada tahun 2018 meliputi perdarahan 35,3%, PEB

35,3%, penyakit jantung 17,6%, illius 11,8%. Penyebab AKB meliputi

asfiksia 36%, BBLR 42%, infeksi 4%, kelainan bawaan 12%, lain-lain 6%

sehingga memerlukan intervensi tinggi dan terfokus (Dinkes Kab.Kediri,

2018).

Berdasarkan data yang diambil dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri

tahun 2017 jumlah ibu hamil mencapai 26.927 jiwa dan yang mengalami

kasus komplikasi sebesar 5.385 jiwa. Cakupan K1 mencapai 98% ibu hamil,

K4 mencapai 92,89% ibu hamil. Pencapaian target pada K1 dan K4 sudah

cukup tinggi tetapi belum mampu mencegah dan mendeteksi kasus

komplikasi secara dini pada ibu hamil. Jumlah persalinan yang ditolong oleh
3

tenaga kesehatan adalah 94,51%, baik yang fisiologis maupun komplikasi.

Jumlah kunjungan nifas mencapai 92,43% selama empat kali kunjungan nifas

di pelayanan kesehatan. Jumlah kunjungan neonatus KN1 98,87% dan KN

lengkap 96,52%, kunjungan neonatal lengkap dilakukan tiga kali sampai usia

28 hari (Dinkes Kab.Kediri, 2018).

Berdasarkan PWS KIA Kecamatan tahun 2018 diperoleh data yaitu K1

96,9%, K4 93,7%, persalinan oleh nakes 92,4%, pelayanan ibu nifas 90,3%,

KN lengkap 93,7%. orang (PWS KIA Kecamatan Mojo, 2018).

Selain permasalahan AKI dan AKB, menurut data Dinas Kesehatan

Kabupaten Kediri pada tahun 2017, cakupan peserta KB aktif terhadap PUS

mencapai 73,33% dari target yaitu sebesar 70 %. Peminatan terbanyak

pemilihan metode kontrasepsi adalah suntik sebanyak 55,20 %. Hal ini

menunjukkan minat masyarakat dalam pemilihan metode kontrasepsi yang

dipakainya sangat rentan terjadinya dropout atau tidak ikut ber-KB, dan

beresiko besar terhadap terjadinya kehamilan yg tidak diinginkan, hamil

terlalu tua (usia lebih 35 tahun) ataupun jarak kehamilan yang terlalu dekat

(kurang dari 2 tahun) serta menambah angka unmet need (PUS tidak ingin

punya anak dan tidak ingin berKB) (Dinkes Kab.Kediri, 2018).

Data di atas menunjukkan bahwa AKI dan AKB di Indonesia masih

tinggi, bila tidak segera dilakukan penanganan maka AKI dan AKB akan

semakin tidak terkendali lagi yang dapat menyebabkan menurunnya kualitas

kesehatan ibu dan bayi. Untuk pemecahan masalah tersebut Dinkes


4

Kab.Kediri mengadakan program Gerakan Amankan Persalinan dan

Kehamilan (GEBRAK). GEBRAK merupakan salah satu inovasi yang

dikembangkan di Kabupaten Kediri, program ini merupakan pendampingan

yang dilakukan pada ibu hamil resiko tinggi (Dinkes Kab.Kediri, 2018).

Peran bidan dalam menurunkan AKI dan AKB sangat penting karena

bidan dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat dan dapat

menyampaikan pemecahan masalah mengenai kesehatan ibu yaitu dengan

menggunakan asuhan berkelanjutan atau continuity of care. Asuhan yang

diberikan kepada ibu mulai dari sebelum hamil, masa kehamilan, persalinan,

nifas, dan keluarga berencana. Upaya yang dapat dilakukan bidan yaitu

meningkatkan status gizi perempuan dan remaja, meningkatkan pendidikan

kesehatan reproduksi remaja, meningkatkan konseling pranikah untuk calon

pengantin, meningkatkan peran aktif suami, keluarga, tokoh agama, tokoh

adat, kader dan masyarakat dalam menjaga mutu kesehatan (Dinkes

Kab.Kediri, 2018).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti

tertarik melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan atau continuity of care

pada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, neonatus dan KB secara fisiologis.

1.2. Batasan Masalah

Masalah yang diangkat dalam Laporan Tugas Akhir ini adalah masalah

yang ada pada ibu hamil fisiologis, bersalin fisiologis, nifas fisiologis, bayi
5

baru lahir fisiologis dan KB yang didapat di lahan praktik secara continuity of

care.

1.3. Tujuan Penyusunan

1.3.1. Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir secara fisiologis dengan

menggunakan pendekatan manajemen varney.

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil dan

mendokumentasikan menggunakan SOAP.

b. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu bersalin

dan mendokumentasikan menggunakan SOAP.

c. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu nifas dan

mendokumentasikan menggunakan SOAP.

d. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada BBL dan

mendokumentasikan menggunakan SOAP.

e. Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada asuhan

kebidanan KB dan mendokumentasikan menggunakan SOAP.

1.4. Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis


6

Diharapkan penelitian studi kasus ini dapat menjadi kajian wawasan

ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu kebidanan khususnya dalam

pemberian asuhan kebiadanan secara menyeluruh atau continuity of care.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan informasi dan evaluasi untuk melakukan studi kasus yang

selanjutnya tentang pemberian asuhan kebidanan secara menyeluruh atau

continuity of care, khususnya bagi mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kemenkes Malang Program Studi Kebidanan Kediri.

b. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan studi kasus ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi dan

pertimbangan dalam memberikan asuhan yang berkelanjutan pada ibu

dan bayi.

c. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman secara langsung tentang penerapan asuhan

kebidanan secara menyeluruh atau continuity of care dan untuk

memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan.

d. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan secara komprehensif mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, BBL sampai dengan KB.


7

1.5. Ruang Lingkup

a. Sasaran

Sasaran asuhan kebidanan dilakukan dengan continuity of care yaitu

meliputi ibu hamil fisiologis trimester III usia kehamilan 36 minggu , ibu

bersalin fisiologis, ibu nifas fisiologis, neonatus fisiologis dan keluarga

berencana.

b. Tempat

Di Desa Mondo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri

c. Waktu

Bulan Desember 2019 sampai bulan April 2020

1.6. Etika Penelitian

a. Inform Consent (surat persetujuan)

Informed Consent diberikan sebelum penelitian agar responden

mengetahui maksut dan tujuan penelitian. Apabila responden tersebut

setuju maka lembar persetujuan tesebut dapat ditanda tangani.

b. Anonimity (tanpa nama)

Dalam penelitian ini, peneliti tidak mencantumkan nama subjek penelitian

pada lembar pengumpulan data, nama atau identitas subjek ditulis dengan

menggunakan inisial.

c. Confidentiality (kerahasiaan)
8

Peneliti menjaga kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari

subjek penelitian yang bertujuan untuk menjaga privasi kesehatan subjek

agar tidak disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggu


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan

2.1.1 Definisi

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan

yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua

dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga yaitu dari bulan ke tujuh

sampai 9 bulan (Saifuddin, 2018).

2.1.2 Proses Kehamilan

1. Tahap fertilisasi atau Konsepsi

Pembuahan adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan

spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba dimana hanya

satu yang dapat menembus zona pelusida. Dalam beberapa jam setelah

pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Pada hari ketiga

terbentuk hasil konsepsi disebut dengan stadium morula. Kemudian hari

ke empat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista

(blastocyst). Yang mana bentuk terluarnya yakni disebut trofoblas akan

menjadi plasenta dan bagian dalamnya yaitu inner cell berkembang

menjadi janin (Saifuddin, 2018).

8
9

2. Tahap nidasi atau Implantasi

Setelah fertilisasi, hasil konsepsi akan melakukan implantasi pada

dinding uterus yang dapat memberikan informasi pada tubuh ibu.

Implantasi terjadi sekitar 7-10 hari setelah ovulasi. Jika hasil konsepsi

bertahan hidup lebih dari 14 hari setelah ovulasi, maka korpus luteum

ovarium akan terus menghasilkan progesterone. Hormon HCG yang

dhasilkan oleh tromblast yang berkembang dan disekresi ke dalam aliran

darah ibu yang berkerja menyerupai hormone luteinisasi, yaitu

menunjang korpus luteum dengan menghambat proses regresi luteal

(Astuti & dkk, 2017).

2.1.3 Perubahan Fisiologis

1. Uterus

Rahim yang semula beratnya 30 gram akan mengalami hipertrofi

dan hiperplasia, sehingga beratnya menjadi 1000 gram pada saat akhir

kehamilan (Manuaba & dkk, 2012).

2. Perubahan Metabolik

Wanita hamil akan mengalami perubahan metabolik yaitu meliputi

pertambahan berat badan, peningkatan retensi air, dan peningkatan

penekanan pada glukagon (Cuningham & dkk, 2015).

3. Sistem kardiovaskular
10

Selama kehamilan kecepatan denyut nadi meningkat sekitar 10-15

detak per menit (F.Gant & Cuningham, 2011).

4. Payudara

Pada trimester tiga sering keluar cairan kental kekuningan,

kolostrum dari puting (Cuningham & dkk, 2015).

5. Sistem respirasi

Adanya peningkatan kebutuhan oksigen yang disebabkan oleh

kehamilan dan peningkatan critical closing volume terutama pada posisi

terlentang (Cuningham & dkk, 2015).

6. Sistem pencernaan

Seiring dengan kemajuan kehamilan, lambung dan usus tergeser

oleh uterus yang membesar. Pirosis (nyeri epigastrik) sering terjadi

selama kehamilan dan kemungkinan besar disebabkan oleh refluks

sekresi asam ke esofagus bawah (Cuningham & dkk, 2015).

2.1.4 Perubahan Psikologi

1. Kekhawatiran atau kecemasan dan kewaspadaan

Umumnya ibu menjadi protektif untuk menghindari apa saja yang

dianggap dapat membahayakan karena khawatir bayi yang akan

dilahirkannya tidak normal atau mengalami kecatatan. Khawatir akan

hilangnya perhatian khusus yang ia terima dari orang disekitarnya saat ia


11

hamil. Dukungan serta perhatian dari suami dan keluarga sangat berguna

pada saat ini (Astuti & dkk, 2017).

2. Persiapan menunggu kelahiran

Menjelang akhir trimester tiga, umumnya ibu hamil tidak sabar

untuk menjalani persalinan dengan perasaan yang bercampur antara

sukacita dan rasa takut. Peran bidan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil

maupun suaminya untuk dapat melakukan adaptasi psikologis selama

kehamilannya dengan baik. (Astuti & dkk, 2017).

2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil

1. Kebutuhan Nutrisi

a. Kalori

Energi ini berfungsi untuk pertumbuhan janin, pembentukan plasenta,

pembuluh darah dan jaringan yang baru. Pada wanita hamil

diperlukan 80.000 tambahan kalori selama kehamilan (Mandriwati &

dkk, 2018).

b. Protein

Selama kehamilan kebutuhan untuk protein yaitu 3 porsi per hari.

Protein dapat diperoleh dari sumber hewani dan nabati (Mandriwati &

dkk, 2018).

c. Asam folat

Asam folat bermanfaat untuk perkembangan sistem syaraf dan sel

darah, mencegah cacat bawaan pada susunan syaraf pusat maupun


12

otak janin, serta mencegah anemia megaloblastik. Misalnya garam,

asparagus, kembang kol, dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat

diantaranya terdapat dalam jeruk, pisang, wortel, dan tomat (Astuti &

dkk, 2017).

d. Zat besi

Zat besi bermanfaat untuk meningkatkan pembentukan hemoglobin

ibu sehingga dapat mencegah anemia, penyimpanan besi di hati janin,

serta pembentukan sel dan jaringan baru. Misalnya, bayam kangkung,

daun singkong, daun pepaya, daging dan hati ayam (Astuti & dkk,

2017).

e. Zink

Zink bermanfaat untuk berbagai sistem enzim dan mencegah

malformasi kongenital. Sumber makanan yaitu berasal dari hati,

kerang, daging, gandum utuh, dan susu (Astuti & dkk, 2017).

f. Kalsium

Asupan kalsium yang direkomendasikan adalah 1.200 mg per hari.

Kalsium dapat diperoleh dari produk susu, seperti yoghurt, keju

(Mandriwati & dkk, 2018).

2. Kebutuhan seksual

Melakukan hubungan seksual selama hamil aman dilakukan

apabila tidak menimbulkan rasa tidak nyaman (Mandriwati & dkk,

2018).
13

3. Berat Badan selama Kehamilan

Ibu yang memasuki awal kehamilan dengan status gizi rendah

(kurus; IMT<19.8 kg/m2). Jika status gizi rendah ini terus berlangsung

sampai melahirkan (yang ditandai dengan pertambahan berat badan <9

kg) maka ibu berisiko melahirkan bayi BBLR.

Ibu dengan status gizi berlebih (obesitas, IMT>29 kg/m2) berisiko

melahirkan bayi dengan gangguan NTD (Neural Tube Defects). Ibu

obesitas berisiko mengalami Diabetes Mellitus, hipertensi, infeksi

saluran urinaria, preeklamsia, dan jugarisiko melahirkan bayi caesar

(Yongki dkk, 2009).

Tabel 2.1
Peningkatan Berat Badan Selama Hamil

Jaringan dan Peningkatan Berat Badan Kumultif (gram)


Cairan 10 20 30 40
Minggu Minggu Minggu Minggu
Janin 5 300 1500 3400
Plasenta 20 170 430 650
Cairan 30 350 750 800
Ketuban
Rahim 140 320 600 970
Payudara 45 180 360 405
Darah 100 600 1300 1450
Cairan 0 30 80 1480
Ekstraseluler
Cadangan 310 2050 3480 3345
Lemak
Tubuh
Total 650 4000 8500 12500
(Direktorat Bina Gizi, 2011)
14

2.1.6 Tanda Bahaya Kehamilan

1. Perdarahan pervaginaan

2. Sakit kepala yang hebat

3. Pengelihatan kabur

4. Bengkak diwajah dan jari tangan

5. Keluar cairan per vagina

6. Gerakan janin tidak terasa

7. Nyeri perut yang hebat (Sulistyawati, 2015).

2.1.7 Ketidaknyamanan dan Asuhan yang Diberikan pada Ibu Hamil

1. Konstipasi

Konstipasi disebabkan oleh kerja progesteron yang mengurangi

mortilitas sistem pencernaan. Konstipasi juga dapat disebabkan oleh

pergeseran pertumbuhan uterus atau akibat dari terapi zat besi.

Penanganannya yaitu makan secara teratur, minum ekstra cairan, makan

buah dan sayuran yang tinggi serat, melakukan olahraga ringan

(Medforth & dkk, 2012).

2. Indigesti dan Nyeri Ulu Hati

Pada kehamilan lanjut uterus yang membesar menggeser lambung,

meningkatkan tekanan intragastrik yang membuat refluks asam lebih

cenderung terjadi pada saat ibu berbaring. Penanganannya yaitu dengan


15

hindari kopi, dan makanan pedas, tidur dengan tambahan bantal pada

kepala, menggunakan pakaian yang longgar, dan minum

kalsium-magnesium untuk meredakan gejala (Medforth & dkk, 2012).

3. Varises

Varises vena disebabkan oleh kelemahan katup di vena yang

mengembalikan darah ke jantug. Varises dapat terjadi di tungkai, vulva

atau rektum. Penanganannya yaitu hindari berdiri terlalu lama, hindari

pakaian yang ketat, jangan duduk dengan menyilangkan kaki, lakukan

olahraga ringan, dan gunakan kompres es di daerah vulva untuk

mengurangi terjadinya pembengkakan (Medforth & dkk, 2012).

4. Nyeri Punggung

Selama kehamilan ligamen menjadi lebih lunak dan meregang

untuk mempersiapkan tubuh dalam persalinan.Yang mengakibatkan

ketegangan pada sendi punggung bawah dan panggul. Penanganannya

yaitu menghindari mengangkat benda berat, menujukkan cara bagaimana

duduk dan berdiri dengan tulang belakang berada pada posisi netral, dan

istirahat sebanyak mungkin saat kehamilan mengalami kemajuan

(Medforth & dkk, 2012).

5. Sering Berkemih

Sering berkemih disebabkan karena tekanan dari uterus yang

membesar pada kandung kemih (Medforth & dkk, 2012).


16

2.1.8 Kunjungan Antenatal Care

Pengaruh dari antenatal care sangat besar karena dapat mengetahui

berbagai resiko dan komplikasi hamilsehingga ibu hamil dapat diarahkan

untuk melakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba & dkk, 2012).

Tabel 2.2
Jadwal Kunjungan Kehamilan

Kunjungan Waktu Kegiatan


Trimester Sebelum 1. Membina hubungan saling percaya antara ibu
pertama minggu ke hamil dengan bidan
14 2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya
3. Melakukan tindakan pencegahan seperti
imunisasi TT, anemia kekurangan zat besi,
penggunaan praktik tradisional yang
merugikan
4. Memulai persiapan kelahiran bayi dan
kesiapan untuk menghadapi komplikasi
5. Mendorong perilaku yang sehat
Trimester Sebelum Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaaan
kedua minggu ke khusus mengenai preeklampsia (pantau tekanan
28 darah, evaluasi edema, proteinnuria positif)
Trimester Antara Sama seperti di atas ditambah palpasi abdominal
ketiga minggu ke untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda
28-36
Trimester Setelah 36 Sama seperti di atas ditambah deteksi letak bayi
ketiga minggu yang tidak normal, atau kondisi lain yang
memerlukan kelahiran di rumah sakit.

2.2 Konsep Dasar Persalinan

2.2.1 Definisi

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi

pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai

penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan


17

menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir

dengan lahirnya plasenta secara lengkap. lbu belum dapat dikategorikan

inpartu jika kontraksi uterus tidak mangakibatkan perubahan atau

pembukaan serviks (Adriaansz, 2017).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin

turun ke jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang

terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan

denganpresentasi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun pada

janin (Saifuddin, 2013).

2.2.2 Perubahan Fisiologi

1. Perubahan Fisiologi Kala I

a. Perubahan Tekanan Darah

Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan kenaikan

sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata

5-10 mmHg.

b. Perubahan Suhu Badan

Suhu badan akan meningkat selama persalinan. Kenaikan ini dianggap

normal asal tidak melebihi 0,5-10C.


18

c. Denyut Jantung

Frekuensi denyut jantung nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi

dibandingkan selama periode menjelang persalinan. Denyut jantung

yang sedikit naik merupakan keadaan normal, meskipun normal perlu

dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi adanya infeksi.

d. Pernapasan

Kenaikan pernapasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,

kekhawatiran serta penggunaan teknik pernapasan yang tidak benar.

f. Perubahan pada Uterus dan Jalan Lahir

Kontraksi Uterus selama persalinan, uterus berubah bentuk menjadi

dua bagian yang berbeda. Segmen atas yang berkontraksi secara aktif

menjadi lebih tebal ketika persalinan berlangsung. Bagian bawah

relatif pasif dibanding dengan segmen atas, dan bagian ini

berkembang menjadi jalan lahir yang berdinding jauh lebih tipis

(Marmi, 2016).

2. Perubahan Fisiologis Kala II

a. Kontraksi uterus

Kontraksi bersifat berkala dan yang harus diperhatikan adalah

lamanya kontraksi berlangsung dan kekuatan kontraksi.

b. Perubahan pada serviks


19

Perubahan pada serviks pada Kala II ditandai dengan pembukaan

lengkap, pada pemeriksaan dalam tidak teraba lagi bibir portio,

Segmen Bawah Rahim (SBR) dan serviks.

c. Perubahan pada vagina dan dasar panggul

Setelah pembukaan lengkap dan ketuban telah pecah terjadi

perubahan, terutama pada dasar panggul yang diregangkan oleh

bagian depan janin sehingga menjadi saluran yang dinding-dindingnya

tipis karena suatu regangan dan kepala sampai di vulva, lubang vulva

menghadap kedepan atas dan anus, menjadi terbuka, perineum

menonjol dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada vulva

(Marmi, 2016).

3. Perubahan Fisiologis Kala III

Kala III merupakan periode waktu dimana penyusutan volume

rongga uterus setelah kelahiran bayi, penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlengketan plasenta. Oleh

karena tempat perlengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta

tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal dan kemudian

lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian

bawah uterus atau ke dalam vagina (Marmi, 2016).

4. Perubahan Fisiologis Kala IV

a. Uterus
20

Uterus dapat ditemukan ditengah-tengah abdomen kurang lebih dua

pertiga sampai tiga perempat antara simpisis pubis dan umbilikus.

Uterus yang berkontraksi normal harus terasa keras ketika disentuh

dan diraba.

b. Serviks dan perineum

Segera setelah kelahiran, serviks bersifat patolous, terkulai dan tebal.

Perineum yang menjadi kendur, dipengaruhi oleh peregangan yang

terjadi selama kala dua persalinan.

c. Tanda vital

Pemantauan tekanan darah dan nadi yang rutin selama interval ini

adalah satu sarana mendeteksi syok akibat kehilangan darah

berlebihan. Sedangkan suhu tubuh ibu berlanjut meningkat, tetapi

biasanya dibawah 380C. namun jika intake cairan baik, suhu tubuh

dapat kembali normal dalam 2 jam pascapartus.

d. Sistem renal

Mempertahankan kandung kemih agar tetap kosong selama persalinan

dapat menurunkan trauma. Setelah melahirkan, kandung kemih harus

tetap kosong guna mencegah uterus berubah posisi dan atonia (Marmi,

2016).

2.2.3 Tanda dan Gejala Persalinan

1. Rasa nyeri oleh adanya his yang lebih kuat, sering dan teratur

2. Keluar lendir bercampur darah karna terjadi robekan pada serviks


21

3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya

4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan telah ada pembukaan

(Roestam Mochtar, 2012)

2.2.4 Tanda Gejala Kala II

1. Ada dorongan meneran

2. Adanya tekanan pada rektum dan vagina

3. Perineum menonjol

4. Vulva dan sfingter ani membuka (Saifuddin, 2018)

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power (Tenaga/Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah kekuatan

primer dan kekuatan sekunder. Kekuatan primer yang diperlukan dalam

persalinan adalah his dan kekuatan sekunder adalah tenaga meneran ibu

(Rohani, 2011).

2. Passage (Jalan Lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul, yakni bagian tulang yang padat,

dasar panggul, vagina, dan introitus. Janin harus berhasil menyesuaikan

terhadap jalan lahir yang relatif kaku. Jalan lahir dibagi menjadi dua

yaitu bagian keras seperti tulang panggul dan bagian lunak seperti uterus,

otot dasar panggil, perineum (Rohani, 2011).

3. Passanger (Janin dan Plasenta)


22

Passanger atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan

akibat interaksi beberapa faktor yaitu kepala janin, presentasi, letak,

sikap, dan posisi janin. Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga

dapat juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin (Rohani,

2011).

4. Psikis (Psikologi)

Faktor psikologis yaitu meliputi psikologi ibu, emosi persiapan

intelektual, pengalaman melahirkan sebelumnya, kebiasaan adat dan

dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu (Rohani, 2011).

5. Penolong

Peran penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini

tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan (Rohani, 2011).

2.2.6 Tahapan Persalinan

1. Kala I

Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Kala I dibagi menjadi 2 fase

yaitu :

a. Fase laten
23

Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi saangat lambat

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

b. Fase aktif

Dibagi dalam 3 fase yaitu :

1) Fase akselerasi

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4

cm menjadi 9 cm.

3) Fase deselerasi

Pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2 jam

pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Ada perbedaan fase yang dilalui antara primigravida dan

multigravida. Pada primigravida serviks mendatar terlebih dahulu baru

terjadi dilatasi dan waktu berlangsungnya 13-14 jam , sedangkan pada

multigravida antara seriks membuka dan mendatar terjadi bersamaan dan

waktunya berlangsung 6-7 jam (Roestam Mochtar, 2012).

2. Kala II

Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari

pembukaan lengkap sampai bayi lahir. proses ini berlangsung 2 jam pada

prmigravida dan 1 jam pada multigravida. Gejala yang terjadi pada kala

II yaitu :
24

a. Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap

(kontraksi diangap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih

dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih)

(Manuaba & dkk, 2012).

b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan

pengeluaran cairan secara mendadak

c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap dengan keinginan

mengejan, karena tekanannya fleksus frankenhauser

d. Kedua kekuatan, his dan mengejan mendorong kepala bayi sehingga

terjadi : kepala membuka pintu, subocciput bertindak sebagai

hipomoglion berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, muka,

serta kepala seluruhnya.

e. Kepala lahir seluruhnya diikuti putaran paksi luar, yaitu peyesuaian

kepala pada punggung

f. Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan bayi di

tolong dengan cara :

a) Kepala di pegang pada osocciput dan di bawah dagu, ditarik cunam

ke bawah untuk melahirkan bahu belakang

b) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan yubuh

bayi

c) Bayi lahir diikuti oleh air ketuban


25

g. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada

multipara berlangsung rata-rata 0,5 jam (Marmi, 2016). Pada

primipara dalam waktu 120 menit dan pada multipara 60 menit

(Saifuddin, 2018).

3. Kala III

Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai keluarnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Jika lebih dari 30 menit harus

diberi penanganan yang lebih atau melakukan rujukan. Tanda-tanda

lepasnya plasenta yaitu :

a. Uterus menjadi bundar

b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah

rahim

c. Tali pusat bertambah panjang

d. Terjadi perdarahan

Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelahh bayi

lahir (Marmi, 2016).

4. Kala IV

Kala IV yaitu melakukan observasi adanya perdarahan postpartum

paling sering terjadi pada 2 jam pertama setelah melahirkan. Observasi

yang dilakukan adalah :

a. Tingkat kesadaran penderita

b. Pemeriksaan tanda-tanda vital


26

c. Kontraksi uterus

d. Terjadi perdarahan (Marmi, 2016).

2.2.7 Penatalaksanaan Persalinan Normal

Pada kala satu persalinan yang perlu diperhatikan adalah frekuensi,

intensitas, dan durasi kontraksi uterus (his), serta respons denyut jantung

janin terhadap kontraksi (Cuningham & dkk, 2015).

Kala dua persalinan ditandai dengan pembukaan serviks lengkap, ibu

mulai mengejan, turunnya bagian presentasi, ibu merasa ingin buang air

besar. Pada kala dua meliputi persiapan pengeluaran bayi, pelahiran

spontan, melahirkan bahu, membersihkan nesofaring, dan menjepit serta

memotong tali pusat (Cuningham & dkk, 2015).

Kala tiga melakukan manajemen aktif kala III dengan melakukan

penegangan tali pusat terkendali dan melakukan massase fundus, melakukan

pemeriksaan plasenta, selaput ketuban, dan pemeriksaan tali pusat

(Sondakh, 2013).

Penatalaksanaan pada kala empat yaitu memonitor konsistensi uterus,

mencegah perdarahan, mencegah distensi kandung kemih, menjaga

keamanan, mempertahankan kenyamanan, menjaga kebersihan,

mempertahankan keseimbangan cairan dan nutrisi, dan perawatan

kolaboratif (Sondakh, 2013).


27

2.2.8 Partograf

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk menentukan keputusan klinik. Pencatatan

dimulai dari fase aktif (pembukaan serviks 4 cm), terdiri dari :

1. Informasi tentang ibu

a. Gravida, para, abortus.

b. Nomor catatan medis.

c. Tanggal dan waktu mulai di rawat (Ardiansz, 2017).

2. Kondisi janin

a. DJJ (denyut jantung janin) per 30 menit (1 kotak) dengan memberikan

tanda titik lalu hubungkan dengan titik selanjutnya.

b. Warna dan adanya air ketuban.

U : ketuban utuh.

J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih.

M : ketuban sudah pecah dan bercampur meconium.

D : ketuban sudah pecah dan bercampur darah.

K : ketuban sudah pecah dan tidak ada air

c. Penyusupan (molase) kepala janin

Merupakan indikator tentang seberapa jauh bayi dapat menyesuaikan

diri dengan bagian keras panggul ibu.

0 : tulang – tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat


28

dipalpasi.

1 : tulang – tulang kepala janin hanya saling bersentuhan.

2 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih, dapat

dipisahkan.

3 : tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih tidak dapat

dipisahkan (Ardiansz, 2017).

3. Kemajuan persalinan

a. Pembukaan serviks per 4 jam berikan tanda X dimulai pada garis

waspada.

b. Penurunan

a) 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis

pubis.

b) 4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki pintu

atas panggul.

c) 3/5 jika sebagian (2/5) bagian terendah janin telah memasuki

rongga panggul.

d) 2/5 jika sebagian (3/5) bagian telah turun melewati bidang tengah

rongga panggul (tidak dapat digerakkan).

e) 1/5 jika sebagian (4/5) bagian telah masuk ke dalam ronggah

panggul.
29

f) 0/5 jika bagian terbawah janin sudah teraba dari pemeriksaan luar

dan seluruh bagian terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga

panggul (Ardiansz, 2017).

4. Jam dan waktu

a. Waktu memulainya fase aktif persalinan.

b. Waktu aktual saat pemeriksaan.

5. Kontraksi uterus

Nilai frekuensi dan lamanya (detik) selama 10 menit diperiksa setiap 30

menit. 1 kotak sama dengan 1 kontraksi

a. Beri titik – titik pada kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

lamanya kurang dari 20 detik.

b. Beri garis – garis di kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi

lamanya 20 – 40 detik.

c. Isi penuh (blok) kotak sesuai untuk menyatakan kontraksi yang

lamanya lebih dari 40 detik (Ardiansz, 2017).

6. Obat – obatan dan cairan yang diberikan

a. Oksitosin (dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang

diberikan per volume cairan iv dan dalam satuan tetes per menit).

b. Obat – obatan lainnya dan cairan IV yang diberikan (Ardiansz, 2017).

7. Kondisi ibu

a. Nadi setiap 30 menit, tekanan darah setiap 4 jam, dan temperatur suhu

tubuh setiap 2 jam.


30

b. Urin dihitung setiap 2 jam (volume, aseton, arau protein) (Ardiansz,

2017).

Data penting yang dicantumkan pada grafik kemajuan persalinan adalah :

1. Dilatasi serviks.

2. Kontraksi.

3. Penurunan bagian terbawah janin (Ardiansz, 2017).

2.3 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.3.1 Definisi

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan

37-42 minggu dan berat lahirnya 2500 gram sampai 4000 gram

(Manggiasih, 2016).

Menurut M. Sholeh Kosim bayi baru lahir normal adalah berat lahir

antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis dan tidak ada

kelainan kongenital (cacat bawaan) (Manggiasih, 2016).

2.3.2 Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

a. Bunyi jantung dalam menit petama kira-kira 180 per menit yang

kemudian turun sampai 140 per menit-120 per menit pada waktu bayi

berumur 30 menit.

b. Nilai APGAR 7-10

c. Berat badan 2500-4000 gram

d. Panjang badan lahir 48-52 cm

e. Lingkar kepala 33-35 cm


31

f. Lingkar dada 30-38 cm

g. Lingkar lengan atas 11 cm

h. Genetalia : Labio myora sudah menutupi labia minora (perempuan) dan

testis sudah turun di skrotum (laki-laki).

i. Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,

mekonium berwarna coklat kehijauan (Manggiasih, 2016).

Penampilan bayi baru lahir dapat ditandai dengan adanya verniks.

Verniks yaitu cairan keputih-putihan, keabu-abuan, kekuning-kuningan,

berminyak dan berlendir yang berfungsi untuk melindungi kulit bayi agar

tidak tenggelam oleh air ketuban selama bayi berada di dalam rahim. Warna

kulit pada saat lahir biasanya berwarna biru atau ungu merah muda. Pada

mata agak cembung akibat tekanan alamiah selama persalinan dan akan

mengempis setelah beberapa hari (Nurjasmi & dkk, 2016).

Refleks yaitu gerakan naluriah yang berfungsi untuk melindungi bayi.

Refleks pada 23-36 setelah bayi lahir :

1. Refleks Galbellar

Ketuk daerah pangkal hidung menggunakan jari telunjuk maka bayi akan

mengedipkan matanya pada 4 samapi 5 ketukan pertama.

2. Refleks Hisap

Tekanan pada mulut bayi bagian gusi atas akan timbul isapan yang kuat

dan cepat biasanya terlihat pada saat bayi menyusu.

3. Refleks Rooting
32

Bayi akan menoleh ke arah benda yang menyentuh pipinya.

4. Refleks Genggam

Dengan meletakkan jari telunjuk pada palmar, tekanan dengan gentle,

normlanya bayi akan menggenggam dengan kuat

5. Refleks Babinsky

Gores telapak kaki, dimulai dari tumit, gores sisi lateral telapak kaki ke

arah atas kemudian gerakkan jari sepanjang telapak kaki. Bayi akan

meunjukkan respon berupa semua jari kaki akan hyperekstensi dengan

ibu jari dorsifleksi.

6. Refleks Moro

Timbulnya pergerakan tangan yang simetris apabila kepala tiba-tiba

digerakkan atau dikejutkan dengan cara bertepuk tangan.

7. Refleks Muntah

Refleks yang langsung muncul jika terlalu banyak cairan yang tertelan.

Lendir atau mukus akan dikeluarkan untuk membersihkan jalan napas.

8. Refleks Mengeluarkan Lidah

Apabila diletakkan benda-benda di dalam mulut, yang sering dikira bayi

menolak makanan atau minuman (Nurjasmi & dkk, 2016).

2.3.3 Adaptasi Fisiologis Bayi Baru Lahir

1. Sistem Pernapasan

Upaya pernapasan pertama seorang bayi berfungsi untuk

mengeluarkan cairan dalam paru-paru dan mengembangkan alveolus


33

paru-paru untuk pertama kali. Frekuensi pernapasan bayi yang normal

40-60 kali/menit yang cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang

tidur, kecepatan dan irama dan kedalamannya tidak teratur (Rohani,

2011).

2. Sistem Gastrointestinal

Bayi baru lahir matur mampu untuk menelan, mencerna,

memetabolisme, dan menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta

lemak pelarut (Lowdermilk, 2013).

3. Sistem Integumen

Bayi matur memiliki warna kulit eritematosa (kemerahan) selama

beberapa setelah lahir, selanjutnya akan berubah menjadi warna normal.

Kulit sering kali terlihat bercak terutama pada ekstremitas (Lowdermilk,

2013).

4. Sistem Imun

Sel yang memberikan imunitas pada bayi telah terbentuk sejak

awal kehidupan janin. Namun, sel-sel tersebut tidak aktif selama

beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah lahir. setelah 3 bulan

pertama kelahiran, bayi matur yang sehat terlindungi oleh imunitas pasif

yang diperoleh dari ibunya (Lowdermilk, 2013).

5. Sistem Reproduksi
34

Pada bayi perempuan matur labia mayor dan labia minor menutupi

vestibulum. Pada bayi prematur klitoris menonjol, labia mayornya kecil

dan terpisah jauh (Lowdermilk, 2013).

Pada bayi laki-laki baru lahir testis akan turun ke skrotum. Skrotum

biasanya lebih gelap pigmentasinya dibandingkan dengan kulit bagian

lain.

6. Sistem Skeletal

Sistem skeletal pada bayi baru lahir terdapat lebih banyak kartilago

dibandingkan tulang yang mengalami osifikasi. Dikarenakan

perkembangan sefalokaudal (kepala bokong) bayi baru lahir terlihat tidak

proposional (Lowdermilk, 2013).

2.3.4 Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir

1. Perawatan Segera

a. Menilai pernapasan dengan meletakkan bayi di atas perut ibu.

Membersihkan dan mengeringkannya menggunakan kain bersih.

b. Klem tali pusat dengan dua buah klem. Pada titik kira-kira 2 cm dari

pangkal pusat bayi (tinggalkan kira-kira satu cm dari klem yang

pertama), potong tali pusat diantara kedua klem tersebut.

c. Menjaga bayi agar tetap hangat dan lakukan kontak kulit antara ibu

dan bayi (Saifuddin, 2015).

2. Perawatan Pencegahan

a. Perawatan Mata
35

Bayi baru lahir diberikan profilaksis gonokokus mata meliputi satu

kali penggunaan baik salep mata eritomisisn 0,5 % atau salep mata

tetracyclin 1%. Untuk mencegah terjadinya kebutaan yang sering

terjadi pada anak yang menderita oftalmia gonokokus neonatorum

yang terkena pada saat melintasi jalan lahir (Cuningham & dkk,

2015).

b. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit

hepatitis B (Cuningham & dkk, 2015).

c. Vitamin K

Vitamin K untuk mencegah penyakit hemoeagik. Pemberian vitamin

K 0,5-1 mg IM dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir (Cuningham &

dkk, 2015).

3. Perawatan Rutin

a. Perkiraan Usia Gestasi

Hubungan antara umur kehamilan dan berat lahir digunakan untuk

mengidentifikasi resiko komplikasi terhadap neonatus (Cuningham &

dkk, 2015).

b. Suhu
36

Selama beberapa hari pertama kehidupan suhu bayi tidak stabil,

berespon terhadap rangsangan ringan dengan fluktuasi di atas atau di

bawah normal (F.Gant & Cuningham, 2011).

c. Tali Pusat

Dalam beberapa hari atau minggu, tunggul mengelupas dan

meninggalkan luka granula kecil, yang setelah proses penyelbuhan

membentuk umbilikus. Pemisahan akan terjadi dalam 2 minggu

pertama, dalam kisaran 3 sampai 45 hari setelah kelahiran

(Cuningham & dkk, 2015).

d. Perawatan Kulit

Setelah kelahiran, kelebihan verniks, darah dan mekonium harus

dibersihkan dengan lembut. Sisa verniks mudah diserap dan hilang

sepenuhnya dalam waktu 24 jam. Mandi pertama harus ditunda

sampai suhu neonatus stabil (Cuningham & dkk, 2015).

e. Tinja Dan Urin

Keluarnya mekonium dan urin setelah beberapa menit atau beberpa

jam setelah lahir memastikan bahwa saluran pencernaan dan urin

paten (F.Gant & Cuningham, 2011).

f. Ikterus Neonatorum

Pada hari kedua sampai hari kelima saat bayi lahir terjadi

hiperbilirubinemia sebesar 1,8-2,8 mg/Dl dan akan meningkat pada


37

hari ketiga dan keempat yaitu mencapai 5 mg/dl (F.Gant &

Cuningham, 2011).

g. Pemberian ASI

Pemberian ASI dianjurkan diberikan secara reguler selama 12 jam

pertama pasca persalinan. Bayi matur dapat diberikan ASI dengan

interval 4 jam sedangan bayi yang prematur dapat diberikan ASI

dengan interval 3 jam (F.Gant & Cuningham, 2011).

h. Rawat Gabung

Model perawatan ini menempatkan bayi baru lahir di ruangan yang

sama dengan ibu. Keuntungannya adalah peningkatkan kemampuan

ibu untuk melakukan perawatan penuh terhadap bayinya (Cuningham

& dkk, 2015).

2.3.5 Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

a. Bayi menjadi lesu, tidak mau makan, atau memperlihatkan perilaku yang

luar biasa.

b. Bayi tidak berkemih dalam 24 jam pertama.

c. Bayi tidak defekasi selama 48 jam.

d. Tali pusat mulai mengeluarkan bau tidak enak atau pus.

e. Suhu bayi di bawah 36,5°C atau di atas 37,5°C .

f. Bagian putih bayi menjadi kuning dan warna kulit tampak kuning

kecoklatan atau persik.

g. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit.


38

h. Tangis terus menerus, lemas, terlalu mnegantuk, lunglai, kejang haus dan

tidak bisa tenang (Saifuddin, 2015).

2.3.6 Pelayanan Kesehatan Neonatus

Pelayanan kesehatan neonatus adalah pelayanan kesehatan sesuai

standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten kepada

neonatus sedikitnya 3 kali, selama periode 0 sampai dengan 28 hari setelah

lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah. Pelaksanaan

pelayanan kesehatan :

a. Kunjungan Neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam

setelah lahir.

b. Kunjungan Neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3

sampai dengan hari ke 7 setelah lahir.

c. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8

sampai dengan hari ke 28 setelah lahir.

Kunjungan neonatal bertujuan untuk meningkatkan akses neonatus

terhadap pelayanan kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin bila

tedapat kelainan atau masalah kesehatan pada neonatus (Karwati & dkk,

2011).

2.4 Konsep Dasar Nifas

2.4.1 Definisi

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan


39

semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu

(Sulistyawati, 2015).

Masa nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu yang pertama Puerperium

dini yaitu saat ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Kedua

yaitu Puerperium intermidet merupakan kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu. Dan ketiga yaitu Puerperium lanjut

adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat seperti semula

(Manuaba & dkk, 2012).

2.4.2 Perubahan Fisiologis

1. Involusi uterus

Proses involusi adalah proses kembalinya uterus ke dalam keadaan

sebelum hamil setelah melahirkan. Proses ini dimulai segera setelah

plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot uterus (Cuningham & dkk,

2015). Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan

palpasi untuk meraba dimana tinggi fundus uteri (TFU).

a. Pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan berat 1000

gram

b. Pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat

c. Pada 1 minggu postpartum, TFU teraba pertengahan pusat simpisis

dengan berat 500 gram

d. Pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil (tak teraba) dengan

berat 50 gram ( Ari Sulistyawati, 2015).


40

2. Nyeri Setelah Melahirkan

Pada primipara uterus cenderung tetap berkontraksi secara tonik

setelah persalinan. Akan tetapi, pada multipara uterus sering berkontraksi

dengan kuat pada interval tertentu dan menimbulkan nyeri setelah

melahirkan (Cuningham & dkk, 2015).

3. Saluran Kemih

Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali ke keadaan

sebelum hamil dalam waktu 2-8 minggu setelah kelahiran. Infeksi

saluran kemih harus diwaspadai karena adanya residu urin dan

bakterinuria pada kandung kemih yang mengalami trauma (Cuningham

& dkk, 2015).

4. Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan berat badan 5 sampai 6 kg karena

pengeuaran bayi dan kehilangan darah normal, biasanya terdapat

penurunan lebih lanjut 2 sampai 3 kg melalui diuresis (Cuningham &

dkk, 2015).

5. Lokhea

Lokhea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina selama masa nifas (Manuaba & dkk, 2012).

a. Lokhea rubra

Lokhea ini keluar pada hari pertama sampaihari ke-4 post partum.

Cairan yang keluar berwarna merah segar.


41

b. Lokhea sanguinolenta

Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir yang

berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.

c. Lokhea serosa

Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan yang berlangsung dari hari

ke-7 sampai hari ke-14 post partum.

d. Lokhea alba

Lokhea ini berwarna putih berlangsung selama 2-6 minggu post

partum (Sulistyawati, 2015).

6. Perubahan Sistem Pencernaan

Ibu akan mengalami konstipasi setelah persalinan. Hal ini

disebabkan karena pada waktu persalinan, alat pencernaan mengalami

tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong, pengeluaran cairan

yang berlebih pada waktu persalinan, kurangnya asupan cairan dan

makanan serta kurangnya aktivitas tubuh. Untuk penanganannya yaitu

diet tinggi serat, peningkatan cairan, dan ambulasi awal (Sulistyawati,

2015).

7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Untuk memulihkan kembali alat-alat gentalia, serta otot-otot

dinding perut, dan dasar panggul, dianjurkan untuk melakukan

latihan-latihan tertentu seperti senam nifas (Sulistyawati, 2015).

8. Perubahan Tanda Vital


42

a. Suhu badan

Suhu badan akan naik sedikit (37,5-38°C) sebagai kerja keras waktu

melahirkan, kehilangan cairan, dan kelelahan (Dewi & Sunarsih,

2014).

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa adalah 60-80 kali per menit.

Denyut nadi sehabis melahirkan akan naik lebih cepat. Setiap denyut

nadi yang melebihi 100 kali per menit adalah abnormal dan hal ini

menunjukkan kemungkinan adanya infeksi (Sulistyawati, 2015).

c. Tekanan Darah

Tekanan darah biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah

akan rendah setelah melahirkan karena ada perdarahan (Dewi &

Sunarsih, 2014).

d. Pernapasan

Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,

kecuali pada gangguan khusus pada saluran pernapasan (Dewi &

Sunarsih, 2014).

9. Perubahan Sistem Kardiovaskular


43

Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar 200-500 cc

sedangkan pada persalianan SC pengeluaran darah dua kali lipatnya

(Sulistyawati, 2015).

2.4.3 Adaptasi Psikologis

Reva Rubin menbagi periode ini menjadi tiga bagian yaitu:

1. Fase Taking In

Periode ketergantungan yang berlangsung pada hari pertama sampai hari

kedua setelah melahirkan. Fokus perhatian ibu yang utama adalah pada

dirinya sendiri untuk proses pemulihan (Sukma dkk, 2017).

2. Fase Taking Hold

Periode ini berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu

merasa khawatir akan tidak kemampuannya dan tanggung jawabnya

dalam merawat bayi (Dewi & Sunarsih, 2014).

3. Fase Letting Go

Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung

10 hari setelah melahirkan (Dewi & Sunarsih, 2014). Ibu mengambil

tanggung jawab terhadap perawatan bayi dan harus beradaptasi dengan

segala kebutuhan bayi yang sangat tergantung dengan padanya

(Sulistyawati, 2015).

2.4.4 Kebutuhan Masa Nifas

1. Nutrisi dan cairan


44

Nutrisi dan cairan berpengaruh pada proses laktasi dan involusi.

Makan dengan diet seimbang, tambahan kalori 500-800 kal/hari, protein,

mineral dan vitamin yang cukup. Minum sedikitnya 3 liter/hari , zat besi

diminum untuk menambah zat besi selama 40 hari setelah persalinan,

kapsul vitamin A (20.000 IU) (Sukma dkk, 2017).

2. Ambulasi

Ambulasi dini pada ibu post partum memiliki beberapa keuntungan

yaitu untuk memperlancar pengeluaran lokhea, mengurangi infeksi

puerperium, mempercepat involusi uterus, melancarkan fungsi alat

gastrointestinal dan alat kelamin, meningkatkan kelancaran peredaran

darah sehingga dapat mempercepat produksi ASI dan pengeluaran sisa

metabolisme (Dewi & Sunarsih, 2014).

3. Eliminasi

Miksi normal 2-6 jam post partum dan setiap 2-3 jam. Apabila

tidak dapat berkemih dapat dilakukan kateterisasi. BAB harus dilakukan

3-4 hari post partum jika tidak berikan parafin atau supositoria (Sukma

dkk, 2017).

4. Kebersihan diri dan perineum

Membersihkan vagina yaitu dengan cara membasuh dari arah

depan ke belakang hingga tidak ada sisa-sisa kotoran yang menempel di


45

sekitar vagina. Mengganti pembalut setiap kali darah sudah penuh atau

minimal 2 kali dalam sehari (Sulistyawati, 2015).

5. Istirahat

Istirahat pada ibu nifas merupakan keadaan ibu yang tenang, relaks

tanpa tekanan emosional dan bebas dari kegelisahan. Istirahat yang

memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang

penting (Modul Praktikum Askeb Nifas dan Menyusui).

6. Seksual

Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka

episiotomi telah sembuh dan lokhea sudah berhenti. Sebaiknya hubungan

seksual ditunda samapi 40 hari setelah persalinan karena pada saat itu

organ-organ sudah kembali seperti semula (Dewi & Sunarsih, 2014).

7. Keluarga Berencana

Kontrasepsi yang cocok untuk ibu nifas antara lain Metode

Amenorhea Laktasi (MAL), pil progestin (mini pil), suntikan progestin,

implan, AKDR (Dewi & Sunarsih, 2014).

2.4.5 Asuhan Masa Nifas

1. Pemeriksaan Fisik

a. Menilai keadaan umum pasien yaitu dengan melihat tingkat

kesadarannya.

b. Tanda-tanda vital : tekanan darah, suhu, nadi, pernafasan.


46

c. Payudara : pembesaran, puting susu (menonjol atau mendatar, adakah

nyeri dan lecet pada puting susu), ASI atau kolostrum, adanya radang

atau benjolan abnormal.

d. Abdomen : tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.

e. Kandung kemih penuh atau kosong.

f. Genetalia dan perineum : pengeluaran lokhea (jenis, warna, jumlah,

bau), oedema, peradangan, luka jahitan, nanah, tanda-tanda infeksi

pada luka jahitan, kebersihan perenium, hemorroit pada anus.

g. Ektremitas bawah : pergerakan, gumpalan, darah pada otot kaki yang

menyebabkan nyeri, oedem, varises.

h. Pengkajian data fisik dan psikologi (Modul Praktikum Askeb Nifas

dan Menyusui).

2. Membantu Ibu Menyusui Bayinya

Mengajarka pada ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan

apabila ada masalah menyusui dapat segera diatasi (Dewi & Sunarsih,

2014).

3. Informasi dan konseling

Konseling yang diberikan meliputi, perawatan bayi dan pemberian

ASI, personal hygiene, kehidupan seksual, kontrasepi dan nutrisi

(Saifuddim, 2018).
47

4. Melakukan Evaluasi

Memantau kondisi ibu setiap 15 menit pada jam pertama dan 30

menit pada jam kedua dan meakukan kunjungan ulang masa nifas. Yang

perlu dipantau yaitu TTV, intervensi yang sudah diterima sebelumnya,

mengkaji pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan pemeriksaan fisik

(Modul Praktikum Askeb Nifas dan Menyusui).

2.4.6 Komplikasi Masa Nifas

1. Perdarahan pervaginaan

Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih dari 500 ml

sesudah kelahiran bayi. Perdarahan post partum ada 2 macam yaitu

perdarahan post partum primer dan sekunder. (Marmi, 2017).

2. Infeksi masa nifas

Mencakup semua peradangan yang yang disebabkan oleh

masuknya kuman ke dalam alat genital pada waktu persalinan dan nifas.

Sepsis puerpuralis ialah kenaikan suhu sampai 38°C atau lebih selama 2

hari dalam 10 hari pertama postpartum (Rukiyah dan Lia, 2010).

3. Endometritis

Radang pada endometrium, kuman-kuman memasuki

endometrium. Biasanya pada bekas luka insertio plasenta, dan dalam

waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium (Rukiyah dan Lia,

2010).
48

4. Mastitis

Mastitis atau peradangan payudara disebabkan oleh puting susu

yang lecet dan kuman menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus

(Saifuddin, 2011).

5. Bendungan ASI

Bendungan ASI adalah terjadinya pembengkakan pada payudara

karena peningkatan aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan

bendungan ASI dan rasa nyeri disertai dengan kenaikan suhu badan

(Saifuddin, 2011).

2.4.7 Kunjungan Masa Nifas

Tabel 2.3
Kunjungan Masa Nifas

KUNJUNGAN WAKTU TUJUAN

1 6-8jam 1)Mencegah perdarahan masa nifas


setelah karena atonia uteri.
persalinan 2)Mendeteksi dan merawat penyebab
lain perdarahan: rujuk bila
perdarahan berlanjut.
3)Memberikan konseling pada ibu atau
salah satu anggota keluarga
bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri
4)Pemberian ASI awal
5)Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
6)Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia
Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama
49

setelah kelahiran, atau sampai ibu dan


bayi dalam keadaan stabil.
2 6 hari setelah 1) Memastikan involusi uterus berjalan
Persalinan normal: uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
2) Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal.
3) Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat.
4) Memastikan ibu menyusuidengan
baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
5) Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat,
dan merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu Sama seperti diatas (6 hari setelah
setelah persalinan)
Persalinan
4 6 minggu 1) Menanyakan pada ibu tentang
setelah penyulit-penyulit yang ia atau bayi
persalinan alami
2) Memberikan konseling untuk KB
secara dini
(Saifuddin, 2015)

2.5 Konsep Dasar Keluarga Berencana

2.5.1 Defenisi KB

Keluarga berencana menurut UU No.10 tahun 1992 adalah upaya

untuk peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui

pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera (Marmi, 2016).


50

2.5.2 Jenis Alat Kontrasepsi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat

Metode Amenorea Laktasi adalah menyusui secara eksklusif

merupakan suatu metode kontrasepsi sementara yang cukup efektif

selama klien belum belum haid dan waktunya kurang 6 bulan pasca

persalinan (Affandi, 2014).

2. Metode Kontrasepsi Sederhana dengan Alat

Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang terbuat dari karet

atau lateks, berbentuk tabung tidak tembus cairan yang dilengkapi

dengan kantung untuk penampung sperma. Klasifikasi kondom menurut

jenis kelamin terbagi menjadi 2 yaitu kondom wanita dan kondom prian

(Marmi, 2016).

3. Metode Kontrasepsi Modern Hormonal

a. Pil

1) Pil KB Kombinasi

Pil kombinasi berisi hormon estrogen maupun progesterone.

(Irianto, 2014).

2) Mini Pil

Mini pil hanya mengandung hormon progesteron saja dalam dosis

rendah dan di minum sehari sekali pada waktu yang sama. Dosis

progestin yang digunakan adalah 0,03-0,05 mg per tablet (Marmi,

2016).
51

b. Suntikan

1) Suntikan kombinasi

Suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron

Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat (Cyclofem) dan 50 mg

Noretindron Entanat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan IM

sebulan sekali (Affandi, 2014).

2) Suntikan Progestin

Ada 2 jenis suntikan yang mengandung progestin yaitu Depo

Medroksiprogesteron Asetat yang mengandung 150 mg DMPA

yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara IM, dan Depo

Noretisteron Entanat yang mengandung 200 mg Noretisteron

Entanat diberikan setiap 2 bulan secara IM (Affandi, 2014).

c. Implan

Implan adalah metode kontrasepsi yang dipakai di lengan kiri atas

bagian dalam. Berbentuk seperti batang korek api dan lentur. Jenis

implan yang sekarang di pakai terdiri dari 2 kapsul silastik berisi

levonegestrel 75 mg (Irianto, 2014).

3. Metode Kontrasepsi Modern AKDR (IUD)

IUD adalah plastik kecil dan perangkat tembaga yang dimasukkan

ke dalam rahim oleh dokter atau bidan. Alat ini dapat dibiarkan antara

lima sampai sepuluh tahun tergantung pada jenisnya (Irianto, 2014).

4. Metode Kontrasepsi Modern Operatif atau Sterilisasi


52

a. Tubektomi

Tubektomi adalah pengikatan dan pemotongan saluran telur agar sel

telur tidak dapat dibuahi oleh sperma. Tubektomi digunakan untuk

suami istri yang tidak ingin memiliki anak lagi. Tubektomi ini

dilakukan jika seorang ibu sudah mempunyai anak lebih dari tiga dan

usianya lebih dari 35 tahun (Irianto, 2014).

b. Vasektomi

Vasektomi adalah metode kontrasepsi untuk laki-laki yang tidak ingin

memilki anak lagi. Perlu prosedur bedah untuk melakukan vasektomi

sehingga perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

tambahan lainnya untuk memastikan apakah seorang klien sesuai

untuk menggunakan metode ini (Affandi, 2014).

2.5.3 Indikasi dan Kontraindikasi

1. Metode Kontrasepsi Sederhana (Tanpa Alat)

Metode Amenorea Laktasi

Indikasi

1) Wanita yang menyusui secara eksklusif

2) Ibu pasca melahirkandan bayinya berumur kurang dari 6 bulan

3) Wanita yang belum haid pasca melahirkan (Marmi, 2016).

Kontraindikasi

1) Pasca melahirkan dan sudah mendapat haid

2) Tidak menyusui secara eksklusif


53

3) Bayi sudah berumur lebih dari 6 bulan

4) Bayi yang mempunyai gangguan metabolisme (Marmi, 2016).

2. Metode Kontrasepi Sederhana dengan Alat

Kondom

Kontraindikasi : pada pria yang rentan alergi terhadap lateks da memiliki

kelainan bentuk penis (malformasi) (Irianto, 2014)

3. Metode Kontrasepsi Modern Hormonal

a. Pil

a) Pil KB Kombinasi

Indikasi

1) Usia reproduksi

2) Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas

tinggi

3) Siklus haid tidak teratur

4) Riwayat kehamilan ektopik

5) Anemia karena haid berlebihan (Affandi, 2014)

Kontraindikasi

1) Tromboplebitis atau kelainantrombo-emboli lain

2) Kelainan cerebro-vaskular
54

3) Penyakit jantung iskemik atau penyakit A koroner

4) Karsinoma payudara

5) Kehamilan

6) Tumor hepar

7) Perdarahan abnormal dari genetalia yang tidak diketahui

penyebabnya (Hartanto, 2015)

8) Menyususi eksklusif (Affandi, 2014)

b) Mini Pil

Indikasi

1) Usia reproduksi

2) Pasca persalinan dan tidak menyusui

3) Pasca keguguran

4) Tekanan darag tinggi

5) Perokok segala usia (Marmi, 2016)

Kontraindikasi

1) Perdarahan yang tidak diketahui penyebabnya

2) Hamil atau diduga hamil

3) Riwayat kehamilan ektopik

4) Ikterus

5) Riwayat stroke (Marmi, 2016)

b. Suntikan

a) Suntikan kombinasi
55

Indikasi

1) Usia reproduksi

2) Pasca persalinan dan tidak menyusui

3) Anemia

4) Nyeri haid hebat

5) Riwayat kehamilan ektopik (Affandi, 2014)

Kontraindikasi

1) Hamil atau diduga hamil

2) Perdarahan pervaginaan

3) Penyakit hati akut

4) Usia >35 tahun yang merokok

5) Riwayat penyakit jantung, stroke, dan hipertensi

6) Riwayat kelainan trombo emboli atau dengan diabetes > 20

tahun (Affandi, 2014)

b) Suntikan Progestin

Indikasi

1) Ibu menyusui

2) Perokok

3) Tekanan darah <180/110 mmHg

4) Menggunakan obat untuk epilepsi

5) Anemia defisiensi besi


56

6) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung

estrogen (Affandi, 2014)

Kontraindikasi

1) Perdarahan pervaginaan

2) Tidak dapat menerima gangguan haid

3) Kanker payudara

4) Diabetes melitus disertai komplikasi (Affandi, 2014)

c. Implan

Indikasi

1) Pasca persalinan dan tidak menyusui

2) Pasca keguguran

3) Riwayat kehamilan ektopik

4) Tekanan darah kurang dari 180/100 mmHg (Marmi, 2016)

Kontraindikasi

1) Perdarahan abnormal

2) Penyakit hati

3) Kanker payudara

4) Hipertensi

5) Perdarahan tanpa sebab (Irianto, 2014).

4. Metode Kontrasepsi Modern AKDR (IUD)

Indikasi

1) Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal


57

2) Ibu menyusui

3) Perokok Memakai obat antibiotik dan anti kejang

4) Pasca KET (Marmi, 2016)

Kontraindikasi

1) Infeksi pelvis yang aktif (Hartanto, 2015)

2) Nulipara

3) Anemia

4) Kanker serviks (Irianto, 2014)

5. Metode Kontrasepsi Modern dengan Metode Operatif atau Sterilisasi

a. Tubektomi

Indikasi

1) Usia >26 tahun

2) Paritas >2

3) Yakin tidak ingin punya anak lagi

4) Pada kehamilan akan menimbulkan resiko (Affandi, 2014)

Kontraindikasi

1) Perdarahan pervaginaan

2) Hamil

3) Tidak boleh menjalani proses pembedahan


58

4) Infeksi siskemik (Affandi, 2014)

b. Vasektomi

Indikasi

Pasangan yang sudah tidak ingin memiliki anak lagi (Marmi, 2016)

Kontraindikasi

1) Infeksi kulit lokal seperti Scabies

2) Infeksi traktus genetalia (Marmi, 2016)

2.5.4 Efek Samping

1. Metode Kontrasepi Sederhana dengan Alat

Efek samping kondom : kondom dapat rusak atau bocor yang

mengakibatkan sperma dapat masuk ke dalam vagina, alergi, dan

mengurangi kenikmatan pada hubungan seksual. (Affandi, 2014).

2. Metode Kontrasepsi Modern Hormonal

a. Pil

a) Pil KB Kombinasi

Efek samping : yang dapat ditimbulkan dari pil kombinasi adalah

amenorea, mual pusing atau muntah, dan terjadi spotting (Affandi,

2014).

b) Mini Pil

Efek samping : terjadi amenorea, dan terjadi spotting. (Affandi,

2014).

b. Suntikan
59

a) Suntikan kombinasi

Efek samping : amenorea, perdarahan bercak atau spotting, dan

penambahan berat badan (Affandi, 2014).

b) Suntikan Progestin

Efek samping : gangguan haid, berat badan bertambah, sakit kepala

(Hartanto,2015).

c. Implan

Efek samping : yang paling sering terjadi adalah perubahan pola haid

terjad perdarahan bercak selama 6-9 bulan pada pemakaian pertama.

(Affandi, 2014)

3. Metode Kontrasepsi Modern AKDR (IUD)

Efek samping : adanya rasa nyeri setelah pemasangan, muntah, keringat

dingin dan perforasi oterus (Hartanto, 2015).

4. Metode Kontrasepsi Modern dengan Metode Operatif atau Sterilisasi

a. Tubektomi

Efek samping : metode ini merupakan kontrasepsi permanen sehingga

kesuburan sulit untuk dikembalikan (Marmi, 2016).

b. Vasektomi

Efek samping : metode ini merupakan kontrasepsi permanen sehingga

kesuburan sulit untuk dikembalikan, rasa nyeri setelah dilakukan

pembedahan (Marmi, 2016).


60

2.6 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

2.6.1 Konsep Dasar Asuhan Ibu Hamil

a. Pengumpulan Data Dasar

1. Data Subyektif

a) Anamnesa

Data tentang nama, tanggal lahir/usia, agama, pendidikan terakhir,

pekerjaan, suku/bangsa, alamat sesuai KTP (Sulistyawati, 2016).

b) Keluhan utama

Keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering

kencing, nyeri pinggang dan sesak napas, konstipasi, sering lelah

merasa khawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c) Riwayat Menstruasi

Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu sehingga

didapatkan hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menentukan

usia kehamilan dan memperkirakan tanggal taksiran persalinannya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan mempengaruhi

proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan, dan masa nifas-nya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu


61

Untuk mengetahui kejadian masa lalu ibu mengenai masa

kehamilan, persalinan dan masa nifas-nya. Komplikasi pada

kehamilan, persalinan dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi

masalah potensial yang kemungkinan akan muncul pada

kehamilan, persalinan dan nifas kali ini. Lama

persalinan sebelumnya merupakan indikasi yang baik (Handayani

& Triwik Sri Mulyani, 2017).

f) Riwayat Hamil Sekarang

Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun komplikasi

yang terjadi pada kehamilan sekarang. Gerakan janin yang

dirasakan ibu bertujuan untuk mengkaji kesejahteraan janin.

Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada minggu ke-16 sampai

minggu ke-20 kehamilan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

g) Riwayat Penyakit yang Lalu atau Operasi

Adanya penyakit seperti diabetes mellitus dan ginjal dapat

memperlambat proses penyembuhan luka. Gangguan sirkulasi dan

perfusi jaringan dapat terjadi pada penderita diabetes melitus.

Selain itu, hiperglikemia dapat menghambat fagositosis dan

menyebabkan terjadinya infeksi jamur dan ragi pada luka jalan

lahir (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

h) Riwayat Penyakit Keluarga


62

Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit

keluarga (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

i) Riwayat Gynekologi

Untuk mengetahui riwayat kesehatan reproduksi ibu yang

kemungkinan memiliki pengaruh terhadap proses kehamilannya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

j) Riwayat Keluarga Berencana

Untuk mengetahui penggunaan metode kontrasepsi ibu secara

lengkap dan untuk merencanakan penggunaan metode kontrasepsi

setelah masa nifas ini (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

k) Pola Nutrisi

Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain daging tidak

berlemak, ikan, telur, tahu, tempe, susu, brokoli, sayuran berdaun

hijau tua, dan kacangan-kacangan. Sedangkan makanan yang harus

dihindari oleh ibu hamil yaitu hati dan produk olahan hati,

makanan mentah atau setengah matang, ikan yang mengandung

merkuri seperti hiu dan marlin serta kafein dalam kopi, teh, coklat.

Selain itu, menu makanan dan pengolahannya harus sesuai dengan

Pedoman Umum Gizi Seimbang (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

l) Pola Eliminasi
63

Pada kehamilan trimester III, ibu hamil menjadi sering buang air

kecil dan konstipasi (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

m)Pola Istirahat

Pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun) kebutuhan tidur dalam

sehari adalah sekitar 8-9 jam (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

n) Psikososial

Perubahan yang terjadi pada trimester 3 yaitu periode penantian

dengan penuh kewaspadaan. Oleh karena itu, pemberian arahan,

saran dan dukungan pada ibu tersebut akan memberikan

kenyamanan sehingga ibu dapat menjalani kehamilannya dengan

lancar (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2. Data Obyektif

a) Pemeriksaan Umum

Baik, memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain. Lemah, ketika pasien kurang atau tidak memberikan

respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain

(Sulistyawati, 2016).

b) Kesadaran
64

Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu. Composmentis

adalah status kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh

dengan memberikan respons yang cukup terhadap stimulus yang

diberikan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c) Tinggi Badan

Batas tinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin

secara normal adalah 145 cm (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

d) Berat Badan

Penambahan berat badan minimal selama kehamilan adalah ≥ 9 kg

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e) Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 100/60 – 140/90 mmHg

Nadi : 60-100x/menit

Pernapasan : 16-20x/menit

Suhu : 35,8-37,3°C

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

f) Muka

Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah

dan leher (Chloasma Gravidarum) akibat Melanocyte Stimulating

Hormone Selain itu, penilaian pada muka juga ditujukan untuk

melihat ada tidaknya pembengkakan pada daerah wajah serta


65

mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

g) Mata

Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna , yang dalam

keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan

konjungtiva dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia.

Konjungtiva yang normal berwarna merah muda (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

h) Mulut

Untuk mengkaji kelembaban mulut dan mengecek ada tidaknya

stomatitis (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

i) Gigi/Gusi

Gigi merupakan bagian penting yang harus diperhatikan

kebersihannya sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ

ini (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

j) Leher

Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir

tidak teraba sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti

kacang kecil (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

k) Payudara

Payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit lebih

terlihat, puting susu membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas


66

dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit

payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi

kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran

ASI (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

l) Inspeksi abdomen

Muncul Striae Gravidarum dan Linea pada permukaan kulit perut

akibat Melanocyte Stimulating Hormon (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

m)Palpasi

Leopold 1, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,

menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat

pada fundus.

Leopold 2, menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,

menentukan letak punggung janin dan pada letak

lintang,menentukan letak kepala janin.

Leopold 3, menentukan bagian terbawah janin dan menentukan

apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas

panggul atau masih dapat digerakkan.

Leopold 4, pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan

menentukan konvergen (Kedua jari-jari pemeriksa menyatu yang

berarti bagian terendah janin belum masuk panggul) atau divergen

(Kedua jari-jari pemeriksa tidak menyatu yang berarti bagian


67

terendah janin sudah masuk panggul) serta seberapa jauh bagian

terbawah janin masuk ke pintu atas panggul (Handayani & Triwik

Sri Mulyani, 2017).

n) Denyut jantung janin normal adalah antara 120-160 ×/menit Pada

akhir trimester III menjelang persalinan, presentasi normal janin

adalah presentasi kepala dengan letak memanjang dan sikap janin

fleksi (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

o) Tafsiran Berat Janin

Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul

Berat janin = (TFU – 12) × 155 gram

Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul

Berat janin = (TFU – 11) × 155 gram

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017)

p) Ektremitas

Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella

menunjukkan respons positif (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

q) Hemoglobin

Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobin-nya < 10

gram/dL. Jadi, wanita hamil harus memiliki hemoglobin > 10gr/dL

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).


68

b. Interpretasi Data Dasar

Tabel 2.4
Interpretasi Data Dasar

Interpretasi Data Dasar Dx/Mx/Keb

Data Subyektif Dx: G...PAPAH


1. Keluhan utama alasan klien mengunjungi tenaga usia kehamilan
kesehatan yang diungkapkan dengan kata-katanya 34-37 minggu
sendiri unggal hidup
2. Riwayat menstruasi (HPHT) Riwayat obstetri intra uterine
meliputi : riwayat-riwayat pada kehamilan,
persalinan, dan nifas yang lalu (Muslihatun dkk,
2013)
Data Obyektif
1. Keadaan umum meliputi status kesadaran
(composmentis, apatis, somnolen, spoor, koma,
delirium )
2. Tanda-tanda vital, tinggi badan, berat badan, LILA
(Muslihatun dkk, 2013)
3. Mata, meliputi : nyeri tekan, oedema, pada kelopak
mata, warna konjungtiva, warna sklera,
kesimetrisan.
4. Payudara : bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi
aerola, keadaan puting susu, kolostrum, masa, dan
pembesaran kelenjar limfe.
5. Abdomen : adanya bekas luka, hiperpigmentasi,
tinggi fiundus
6. Denyut Jantung Janin
DJJ normal 120-160x/menit. Janin mengalami
bradikardi jika DJJ kurang dari 120x/menit
7. Pemeriksaan panggul ukuran-ukuran panggul luar
meliputi : distansia spinarum (24-26 cm), distansia
kristarum (28-30 cm), konjugata eksterna (18 cm),
distansia tuberum (10,5 cm), dan lingkar panggul
(80-90 cm)
8. Ekstremitas, meliputi : edema angan dan kaki,
pucat pada kuku jari, varises, refleks patella
69

9. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :sampel urin


(pemeriksaan tes kehamilan, warna, kejernihan,
protein urin, dan glukosa urin), darah (hemoglobin,
golongan darah, faktor rhesus, HIV)
DS : Ibu mengeluh sering kencing Mx : Sering
DO : Kepala sudah masuk pintu atas panggul buang air kecil
DS : Sulit BAB, konsistensi keras, nyeri abdomen Mx : Konstipasi
DO : Pembesaran abdomen, perut terasa keras

c. Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Tabel 2.5
Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Data Dasar Diagnosa Potensial

DS : ibu merasa pusing dan penglihatan kabur Preeklampsia,


DO : Eklampsia
Preeklampsia : tekanan
sistole/diastole ≥ 140/90 mmHg,
proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau ≥
1+
Preeklampsia berat : tekanan
sistole/diastole ≥ 160/110 mmHg,
proteinuria ≥ 5 g/24 jam atau 4+,
produksi urin < 500 cc/24jam, nyeri
epigastrium
Eklampsia kejadiannya disertai dengan kejang.
(Saifuddin, 2014)
DS : Infeksi saluran kemih
Ibu merasa nyeri pada daerah genital pada saat
buang air kecil dan jumlah urin yang keluar
sedikit (Saifuddin, 2014)
DO :
Terjadi peningkatan jumlah eritrosit, leukosit
dan bakteri pada spesimen urine
DS: Plasenta previa
Ibu merasa keluar darah dari daerah genetalnya
tanpa rasa nyeri
DO :
Perdarahan tanpa rasa nyeri, perdarahan
berulang dan semakin banyak, pada palpasi
abdomen sering ditemui bagian terbawah janin
masih tinggi di atas simfisis dengan letak janin
70

tidak dalam letak memanjang dan tidak nyeri


tekan (Saifuddin, 2014)
DS : Solusio plasenta
Ibu merasa keluar darah dari alat genetalianya
dan perutnya terasa nyeri
DO :
Perdarahan berwarna merah tua, nyeri perut,
uterus tegang terus-menerus (Saifuddin, 2014)
DS: Demam tinggi
Ibu mengatakan suhu tubuhnya meningkat
DO:
Demam dengan suhu >38°C (Saifuddin, 2015)
DS: Ketuban Pecah Dini
Ibu mengatakan keluar darah dan lendir dari alat
genitalnya
Do :
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi
sebelum proses persalinn yang dapat
menyebabkan terjadinya infeksi (Saifuddin,
2015)
DS : IUFD
Ibu merasakan gerakan janin berkurang atau
tidak seperti biasanya
DO :
Gerakan janin berkurang dari 3 kali dalam 3
jam, DJJ tidak terdengar atau tidak ada
(Saifuddin, 2015)

d. Menetapkan Kebutuhan Segera

Tabel 2.6
Menetapkan Kebutuhan Segera

Diagnosa Penanganan Segera


Preeklampsia a. Jika tekanan ≥110 mmHg beri
Eklampsia anthipertensi sampai diastolik
diantara 90-100 mmHg
b. Pasang infus Ringer Laktat
c. Kateterisasi urine
d. Observasi TTV, refleks patella, dan DJJ setiap jam
(Saifuddin, 2015)
71

Infeksi a. Mengkonsumsi cukup cairan dan nutrisi yang


Saluran diperlukan
Kemih b. Rujuk untuk pemeriksaan laboratorium (Saifuddin,
2015)
Plasenta Rujuk dan melakukan pemeriksaan USG (Saifuddin,
Previa 2015)
Solusio a. Pemasangan infus NS/RL
Plasenta b. Rujukan terencana (Saifuddin, 2015)
Demam a. Lakukan rehidrasi akibat demam
Tinggi b. Demam dapat diatasi dengan paracetamol 500 mg
setiap 4-6 jam
c. Lakukan pemantauan perkembangan kehamilan dan
pertumbuhan janin (Saifuddin, 2015)
Ketuban Memastikan bahwa yang keluar adalah cairan ketuban
Pecah Dini dengan menggunakan tes lakmus merah menjadi biru,
setelah dipastikan rujuk terencaana
IUFD a. Cari DJJ dan nilai untuk menegakkan diagnosa
b. Rujuk untuk melakukan USG (Saifuddin, 2015)

e. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Tabel 2.7
Rencana Asuhan pada Kehamailan

Dx/Mx/Keb Intervensi

Diagnosa : Intervensi :
G...PAPAH usia 1. Ukur tinggi badan dan berat badan
kehamilan 2. Ukur tekanan darah
34-37 minggu 3. Ukur lingkar lengan atas
4. Tentukan letak janin dan penghitungan DJJ
5. Tentukan status imunisasi TT
6. Berikan tablet tambah darah
7. Tes laboratorium
8. Berikan konseling mengenai lingkungan yang bersih,
kebutuhan nutrisi, istirahat, perawatan payudara,
kebtuhan seksual, kebutuhan eliminasi serta
persiapan persalinan dan kelahiran bayi
9. Lakukan tatalaksana atau pengobatan
(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

f. Penatalaksanaan
72

Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan dengan efektif dan aman

(Muslihatun, dkk. 2013).

a) Ukur tinggi badan dan berat badan

b) Ukur tekanan darah

c) Ukur lingkar lengan atas

d) Tentukan latak janin dan penghitungan DJJ

e) Tentukan status imunisasi TT

f) Berikan tablet tambah darah

g) Tes laboratorium

h) Berikan konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan

nutrisi, istirahat, perawatan payudara, kebtuhan seksual, kebutuhan

eliminasi serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi

i) Lakukan tatalaksana atau pengobatan

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

g. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi

kembali proses manajemen dengan benar atay merencanakan kembali

asuhan yang belum terlaksana (Muslihatun, dkk. 2013).

2.6.2 Konsep Dasar Asuhan Ibu Bersalin

a. Pengumpulan Data Dasar

1. Data Subyektif
73

a) Anamnesa : nama, usia, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan,

suku/bangsa, alamat.

b) Keluhan utama : kapan mulai terasa kencang-kencang, bagaimana

intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluaran cairan dari

vagina, apakah sudah ada pengeluaran lendir bercampur darah serta

pergerakan janin untuk mengetahui kesejahteraannya.

c) Riwayat kebidanan

1) Menstruasi

Menarche, siklus, volume, keluhan beberapa wanita yang

biasanya dirasakan saat menstruasi adalah nyeri, sakit kepala,

atau jumlah darah yang keluar banyak (Sulistyawati,2016).

2) Riwayat Haid dan Tafsiran Persalinan

Usia kehamilan dan tafsiran kehamilan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus naegele (Saifuddin, 2018).

3) Riwayat kehamilan dan persalinan

Riwayat kehamilan dan persalinan yaitu asuhan yang dilakukan

pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang lalu, cara

persalinan, jumlah dan jenis kelamin anak yang hidup atau

keguguran yang pernah terjadi (Saifuddin, 2018).

4) Riwayat kehamilan saat ini


74

Riwayat kehamilan meliputi, identitas, penyulit (seperti riwayat

preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan), penyakit yang

pernah diderita, dan gerakan bayi dalam kandungan (Saifuddin,

2018).

d) Apakah ibu pernah ANC

Untuk mengetahui usia kehamilan, masalah atau komplikasi

dengan kehamilan sekarang, riwayat kehamilan terdahulu.

e) Tanda-tanda persalinan

Kapan ibu mulai merasa nyeri/kontraksi, berapa lama, seberapa

kuat, sudah terjadi pengeluaran air ketuban atau belum dan ada

lendir atau tidak.

f) Pola makan dan minum

Pada pertengahan kala I biasanya pasien sangat membutuhkan

cairan dan bukan makanan. Disamping karena klien tidak nafsu

makan karena rasa sakit yang disebabkan oleh his (Sulistyawati dan

Nugrahani, 2012).

2. Data Obyektif

a) Pemeriksaan fisik

Meliputi : keadaan umum, keadaan emosional stabil, tanda vital

(tekanan darah 110/60-140/90 mmHg), suhu 36,5-37,5°c, nadi

normalnya 60-90 x/menit, pernapasan 16-20 x/menit, tinngi badan


75

minimal 145 cm, lingkar lingan minimal 23,5 cm (Saifuddin,

2018).

b) DJJ

Frekuensi DJJ normalnya 120-160 x/menit, keteraturan, denyut

jantung dapat didengar dengan menggunakan funandoskop atau

dopler.

c) Pemeriksaan dalam

Fase laten pembukaab serviks kurang dari 4 cm dan fase aktif

pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm (Ardiansz, 2017).

d) Kandung kemih

Kosong atau tidak

e) Anus

Kebersihan, heoroid

f) Ekstremitas bawah

Meliputi bentuk, varises, kebersihan kuku, dan refleks patella

g) Pemeriksaan laboratorium

a) Meliputi Hb :Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar

hemoglobin-nya < 10 gram/dL. Jadi, wanita hamil harus memiliki

hemoglobin > 10gr/dL, protein urine : negatif atau positif,

golongan darah, HIV, rubella, dan hbsAg (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).
76

h) Pemeriksaan USG

Dilakukan untuk menentukan penafsiran umur kehamilan,

diagnosis dari malposisi janin, perdarahan pervaginaan yang tidak

jelas penyebabnya, mengetahui posisi plasenta, kehamilan ganda,

mengetahui hidramnion dan oligohidramnion, IUFD (Ummi Hani,

2014).

b. Interpretasi Data Dasar

Tabel 2.8
Interpretasi Data Dasar

Data Dasar Dx/Mx/Keb

DS : Ibu merasa kenceng-kenceng G...P...UK minggu


DO : inpartu kala I fase laten
1. Pembukaan serviks 1-3 cm Janin tunggal hidup intra
2. Primigravida 1 cm per jam uteri
3. Multigravida 1-2 cm per jam
4. His adekuat 2x dalam 10 menit durasi 40
detik
5. Keluar lendir darah dari vagina
DS : Ibu merasa keceng-kenceng G...P...UK minggu
DO : inpartu kala I fase aktif
1. Pembukaan Janin tunggal hidup intra
serviks 4-10 uteri
cm
2. Primigravida
1 cm per jam
3. Multigravida
1-2 cm per
jam
4. His adekuat 2x dalam 10 menit durasi 40
detik
DS : Ibu seperti ingin buang air besar P... Kala II
DO :
1. Ada kemajuan penurunan kepala janin
77

2. Tekanan darah 110/70 sampai 130/90


mmHg, suhu 36,5-37,5 °c, pernapasan
16-24 x/menit, nadi 60-100 x/menit
3. DJJ 120/160x/menit, air ketuban jernih,
tidak ada penyusupan kepala janin
4. Persalinan spontan melalui, vagina, bayi
baru lahir tunggal dann cukup bulan
DS : Ibu merasa perutnya masih mules P... Kala III
DO :
1. Bayi telah lahir
2. Kontraksi uterus baik, membuat dan keras
3. Tali pusat terlihat memanjang
4. Pengeluaran darah tidak lebih dari 500 cc
5. Plasenta lahir maksimal 30 menit sesudah
kelahiran
6. Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda
kesulitan bernafas
7. APGAR >7 pada menit pertama dan
kelima
DS : Ibu senang atas kelahiran bayinya P... Kala IV
DO :
1. Pengeluaran darah total tidak lebih dari
500 cc
2. Ibu tidak tampak pucat
3. Tekanan darah 110/70 sampai 130/90
mmHg, suhu 36,5-37,5 °c, pernapasan
16-24 x/menit, nadi 60-100 x/menit
4. Kontraksi uterus baik, membulat dan keras
5. Posisi TFU setinggi atau di bawah pusat
6. Cairan tidak berbau busuk
7. Robekan atau laserasi jalan lahir

c. Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa lain

berdasarkan rangkaian masalh yang ada (Sulistyawati dan Nugrahani,

2012) misalnya : kala I aktif melewati garis waspada partograf.

d. Menetapkan Kebutuhan Segera


78

Kebutuhan terhadap tindakan terhadap masalah potensial pada kala I

adalah jika bidan melakukan pertolongan mandiri dan hasil pemeriksaan

menunjukkan bahaya maka tindakan yang harus dilakukan adalah

melakukan rujukan dengan melakukan stabilisasi pra rujukan terlebih

dahulu. Pada kala II bidan harus yakin pada setiap kasus persalinan

dengan diagnosis potensial pada kala II. Langkah antisipasi Kala III

adalah dengan stimulasi puting susu dan pengeluaran plasenta secara

lengkap (Sulistyawati dan Nugrahani, 2012).

e. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Tabel 2.9
Rencana Asuhan pada Persalinan

Dx/Mx/Keb Intervensi

Diagnosa : 1. Observasi tekanan darah setiap 4 jam, suhu nadi


G...P...UK... dan denyut nadi setiap 30 menit
minggu inpartu 2. Observasi denyut jantung janin setiap 30 menit
kala I fase 3. Melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali
laten/aktif 4. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih
5. Seluruh hasil pemeriksaan dicatat di partograf
(Ardiansz, 2017)
Diagnosa : 1. Memastikan kelengkapan alat pertolongan
P...Kala II persalinan
2. Melakukan pemeriksaan dalam
3. Memeriksa DJJ
4. Memberitahu ibu keadaan janin baik dan
pembukaan sudah lengkap
5. Menyiapkan ibu dan keluarga dalam posisi yang
nyaman
6. Memberi ibu makan dan minum diantara his
7. Saat kepala janin tampak di depan vulva 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan
satu tangan dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi
79

untuk menahan defleksi dan membantu lahirnya


kepala
8. Membersihkan lilitan tali pusat pada leher janin
9. Menunggu kepala janin putar paksi luar secara
spontan
10. Melakukan sangga susur
11. Melakukan penilaian selintas
12. Mengeringkan bayi
13. Menjepit dan memotong tali pusat
14. Melakukan IMD
15. Menyelimuti bayi dengan kain (Ardiansz, 2017)
Diagnosa : 1. Jepit dan potong tali pusat
P...Kala III 2. Pindahkan klem 5-10 cm dari vulva
3. Lakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada
janin kedua
4. Beritahu ibu bahwasanya akan dilakukan
penyuntkan oksitosin
5. Lakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM
6. Lakukan PTT dengan memperhatikan tanda-tanda
pelepasan plasenta : tali pusat bertambah
memnajang, semburan darah secara tiba-tiba,
perubahan bentuk uterus menjadi globuler
7. Lakukan massase pada fundus uteri untuk
mempertahankan kontraksi uterus (Ardiansz, 2017)
Diagnosa : 1. Lakukan rangsangan taktil pada uterus untuk
P...Kala IV mempertahankan kontraksi tetap adekuat dan
efektif
2. Evaluasi TFU dengan jari tangan
3. Lakukan estimasi jumlah kehilangan darah
4. Lakukan pemeriksaan perdarahan dari robekan
pada perineum
5. Upayakan agar kandung kemih tetap kosong
6. Berikan dukungan dalam pemberian ASI dini
7. Dokumentasikan semua asuhan yang telah
diberikan di halaman kedua lembar partograf
(Ardiansz, 2017)

f. Penatalaksanaan

Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan dengan efektif dan aman

(Muslihatun, dkk. 2013).


80

g. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi

kembali proses manajemen dengan benar atay merencanakan kembali

asuhan yang belum terlaksana (Muslihatun, dkk. 2013). Evaluasi hasil

asuhan dicatat dengan menggunakan SOAP.

2.6.3 Konsep Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir

a. Pengumpulan Data Dasar

1. Data subyektif

a) Identitas

Nama Untuk mengenal bayi, jenis kelamin, anak ke-: untuk

mengkaji adanya kemungkinan sibling rivalry (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

b) Identitas orang tua meliputi nama, umur, suku bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan serta alamat (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

c) Keluhan Utama

Permasalahan pada bayi yang sering muncul adalah bayi tidak mau

menyusu, rewel dan bercak putih pada bibir (Handayani & Triwik

Sri Mulyani, 2017).

d) Riwayat Kesehatan Keluarga


81

Bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya penyakit menular, penyakit

menurun dan penyakit menahun yang sedang dan atau pernah

diderita oleh anggota keluarga yang kemungkinan dapat terjadi

pada bayi (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e) Pola Nutrisi

Bertujuan untuk mengkaji kecukupan nutrisi bayi. Rentang

frekuensi menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

f) Pola Istirahat

Kebutuhan istirahat neonatus adalah 14-18 jam/hari (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

g) Eliminasi

Jika bayi mendapatkan ASI, diharapkan bayi minimum 3-4 kali

buang air besar dalam sehari, feses-nya harus sekitar 1 sendok

makan atau lebih dan berwarna kuning. Sedangkan buang air

kecilnya pada hari pertama dan kedua minimal 1-2 kali serta

minimal 6 kali atau lebih setiap hari setelah hari ketiga

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

h) Personal Hygiene

Bayi dimandikan setelah 6 jam setelah kelahiran dan minimal 2

kali sehari. Jika tali pusat belum puput dan dibungkus dengan kassa

steril, minimal diganti 1 kali dalam sehari. Dan setiap buang air
82

kecil maupun buang air besar harus segera diganti dengan pakaian

yang bersih dan kering (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2. Data obyektif

a) Kesadaaran : composmentis

b) Suhu : 36,5 o-37o C.

c) Pernapasan : 40-60 kali/menit

d) Denyut jantung : 120-160 kali/ menit.

e) Berat badan : 2500-4000 gram.

f) Panjang badan : 48-52 cm.

g) Lingkar dada : 30-38 cm.

h) Lingkar kepala : 33-35 cm (Sondakh, 2013).

i) Mulut

Refleks menghisap baik, tidak ada labioskisis dan palatoskisis

j) Tali pusat

Bersih, tidak ada perdarahan, berwarna putih kebiruan pada hari

pertama, mulai kering dan mengkerut/ mengecil dan akhirnya lepas

setelah 7-10 hari, terbungkus kasa.

k) Genetalia
83

Kelamin laki-laki adalah testis sudah turun, penis berlubang.

Kelamin perempuan adalah vagina, uretra berlubang, labia mayora

menutupi labia minora.

l) Anus, tidak terdapat atresia ani

m) Ekstremitas, tidak terdapat polidaktili dan syndaktili

n) Integumen

Kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup,

adanya verniks kaseosa .

o) Neurologis

Refleks Moro, apabila bayi diberi sentuhan mendadak gerak

terkejut

Refleks Graps, apabila tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa,

maka ia akan berusaha menggenggam jari pemeriksa

Refleks Rooting, apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa,

maka ia akan menoleh dan mencari sentuhan itu

Refleks Sucking, apabila bayi diberi puting, maka ia berusaha

untuk mengisap (Sondakh, 2013).

b. Interpretasi Data Dasar

Tabel 2.10
Interpretasi Data Dasar

Data Dasar Dx/Mx/Keb

DS : Lahir aterm antara 37-42 minggu Diagnosa :


DO :Penilaian APGAR Bayi cukup bulan,
sesuai masa
84

Kepala : moulase, caput succedaneum, cephal kehamilan


hematoma, hidrosefalus (Muslihatun dkk,
Muka : kesimetrisan, tanda-tanda paralisis 2013)
Telinga : kesimetrisan dihubungkan dengan kepala
dan mata
Hidung : kebersihan, palatoskisis
Mulut : lanio/palatoskisis/sianosis
Leher : pembengkakan, benjolan
Dada : bentuk dada, bunyi jantung, pernafasan
Abdomen : perdarhan tali pusat, gastroskisis,
omfalokel
Genetalia : laki-laki (testis berada pada skrotum,
penis berlubang da uretra berada di ujung penis),
perempuan (ada labio mayora dan labia minora)
Ekstremitas : jumlah jari
Anus : berlubang
Punggung : spina bifida
Refleks : moro, roting, grasp, sucking, swallowing
Antropometri : berat badan, panjang badan,
lingkar kepala, lingkar dada, lingkar perut
Eliminasi (Muslihatun dkk, 2013)

c. Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Tabel 2.11
Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Data Dasar Diagnosa Potensial


DS : Bayi tidak langsung menangis setelah saat Asfiksia
lahir
DO :
Nilai APGAR <7, pernafasan cuping hidung,
sianosis atau pucat, tarikan ke dalam dinding iga
bagian bawah, pernafasan cepat > 60x/menit
(Saifuddin, 2013)
DS : Kulit bayi teraba dingin dan bayi tidak mau Hipotermia
untuk menysu
DO :
Suhu tubuh bayi turun di bawah 36,5 °c kedua
kaki dan tangan terba dingin, bayi tidak mau
menetek, bayi tampak lesu, denyut jantung bayi
turun dan kulit bayi mengeras (Saifuddin, 2013)
DS : suhu tubuh bayi meningkat Hipertermia
DO :
85

Suhu tubuh bayi diatas 37,5 °c, frekuensi


pernapasan > 60x/menit, tanda dehidrasi (berat
badan turun, turgor kulit kurang urine berkurang)
(Saifuddin, 2013)

d. Menetapkan Kebutuhan Segera

Tabel 2.12
Menetapkan Kebutuhan Segera

Dignosa Penanganan Segera


Potensial
Asfiksia Resusitasi byi : hangatkan, atur posisi, isap lendir,
keringkan dan rangsang taktil, atur posisi kembali
kemudian melakukan rujukan
Hipotermia a. Segera hangatkan bayi dalam inkubator atau
melalui penyinaran lampu
b. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya
Apabila tetap hipotermi maka lakukan rujukan
(saifuddin, 2013)
Hipertermia a. Bayi dipindahkan ke ruangan yang sejuk dengan
suhu kamar 26-28°c
b. Tubuh bayi diseka dengan kain basah sampai
suhu tubuh kembali normal(gunakan air hangat)
Rujuk apabila tetap hipertermi (saifuddin, 2013)

e. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Tabel 2.13
Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Dx/Mx/Keb Intervensi

Diagnosa : a. Gosok tubuh bayi secara perlahan


Neonatus b. Keringkan kepala dan badan
aterm usia.... c. Tempatkan lampu sebagai penghangat di bagian
atas
d. Pakaikan topi bayi
e. Timbang dan ukur lingkar kepala
f. Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan
g. Berikan salep mata
h. Berikan vit.K (Reeder, 2011)
86

f. Penatalaksanaan

Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan dengan efektif dan aman

(Muslihatun, dkk. 2013).

g. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi

kembali proses manajemen dengan benar atay merencanakan kembali

asuhan yang belum terlaksana (Muslihatun, dkk. 2013). Evaluasi hasil

asuhan dicatat dengan menggunakan SOAP.

2.6.4 Konsep Dasar Asuhan Ibu Nifas

a. Pengumpulan Data Dasar

1. Data Subyektif

a) Identitas meliputi nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan,

pekerjaan dan alamat (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

b) Keluhan Utama

Persoalan yang dirasakan pada ibu nifas adalah rasa nyeri pada

jalan lahir, nyeri ulu hati, konstipasi, kaki bengkak, nyeri perut

setelah lahir, payudara membesar, nyeri tekan pada payudara dan

puting susu, puting susu pecah-pecah, keringat berlebih serta rasa

nyeri selama beberapa hari jika ibu mengalami hemoroid

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c) Pola Nutrisi
87

Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang bermutu tinggi,

bergizi dan cukup kalori untuk mendapat protein, mineral, vitamin

yang cukup dan minum sedikitnya 2-3 liter/hari. Selain itu, ibu

nifas juga harus minum tablet tambah darah minimal selama 40

hari dan vitamin A (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d) Pola Eliminasi

Ibu nifas harus berkemih dalam 4-8 jam pertama dan minimal

sebanyak 200 cc. Sedangkan untuk buang air besar, diharapkan

sekitar 3-4 hari setelah melahirkan (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

e) Personal Hygiene

Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi yang dilakukan

dengan menjaga kebersihan tubuh, termasuk pada daerah

kewanitaannya dan payudara, pakaian, tempat tidur dan lingkungan

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

f) Istirahat

Ibu nifas harus memperoleh istirahat yang cukup untuk pemulihan

kondisi fisik, psikologis dan kebutuhan menyusui bayinya dengan

cara menyesuaikan jadwal istirahat bayinya (Handayani & Triwik

Sri Mulyani, 2017).

g) Aktivitas
88

Mobilisasi dapat dilakukan sedini mungkin jika tidak ada

kontraindikasi, dimulai dengan latihan tungkai di tempat tidur,

miring di tempat tidur, duduk dan berjalan. Selain itu, ibu nifas

juga dianjurkan untuk senam nifas dengan gerakan sederhana dan

bertahap sesuai dengan kondisi ibu (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

2. Data Obyektif

a) Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.

Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami

kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup terhadap

stimulus yang diberikan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

b) Pemeriksaan payudara

Bertujuan untuk mengkaji ibu menyusui bayinya atau tidak, tanda

tanda infeksi pada payudara seperti kemerahan dan muncul nanah

dari puting susu, penampilan puting susu dan areola, apakah ada

kolostrom (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c) Perut

Bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya nyeri pada perut.

Pada beberapa wanita, linea nigra dan strechmark pada perut tidak

menghilang setelah kelahiran bayi. Tinggi fundus uteri pada masa


89

nifas dapat dilihat pada tabel 2.8 untuk memastikan proses involusi

berjalan lancar (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d) Vulva dan Perineum Pengeluaran

Bertujuan untuk mengkaji nyeri, pembengkakan, kemerahan

pada perineum, dan kerapatan jahitan jika ada jahitan (Handayani

& Triwik Sri Mulyani, 2017).

b. Interpretasi Data Dasar

Tabel 2.14
Interpretasi Data Dasar

Interpretasi Data Dasar Dx/Mx/Keb

DS : Berapa lama (jam/hari) pasien Diagnosa :


postpartum, keluhan utama PAPAH post partum
DO : jam/hari ke.... (Muslihatun
1. Tanda-tanda vital dkk, 2013)
2. Payudara dan puting susu
3. Abdomen melipui : TFU, kontraksi
uterus, kandung kemih
4. Lokhea meliputi : warna, jumlah, bau
5. Perineum : edema, inflamasi,
hematoma, pus, bekas luka
episiotomi, jahitan, hemeroid
6. Ektremitas meliputi : varises, tanda
homan, edema, reflex.

c. Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Tabel 2.15
Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Data dasar Diagnosa potensial

DS : Infeksi masa nifas atau


Ibu merasakan suhu tubuhnya meningkat sepsis puerpuralis
DO :
90

Infeksi ditandai dengan


peningkata suhu ≥ 38°c
(Saifuddin, 2013) yang terjadi
dua hari berturut setelah 24
persalinan, nyeri pelvik, vagina
yang berbau busuk,
keterlambatan pada involusi
uterus, nadi cepat.
DS : Bendungan air susu
Payudara terasa tegang dan nyeri
DO :
Selama 24 hingga 48 jam pertama sesudah
terlihatnya sekresi laktasi, payudara sering
mengalami distensi menjadi keras dan
benjol-benjol yang sering menyebabkan
rasa nyeri yang cukup hebat dan bisa
disertai dengan kenaikann suhu.
DS : Mastitis
Ibu mengatakan payudaranya terasa tegang,
nyeri suhu tubuh meningkat
DO :
Payudara keras dan kemerahan, menggigil,
takikardi dan terasa nyeri pada payudara

d. Menetapkan Kebutuhan Segera terhadap Tindakan Segera

Tabel 2.16
Kebutuhan Segera pada Ibu Nifas

Diagnosa Potensial Penanganan segera


Infeksi masa nifas atau a. Pasang infus RL atau garam fisiologis
sepsis puerpuralis 125cc/jam.
b. Rujuk segera.
Bendungan air susu Menyokong payudara dengan bra,
memungkinkan air susu dikeluarkan dengan
pijatan, letakkan kompres hangat pada
payudara kemudian rangsang payudara dengan
menggunakan pijat oksitosin.
Mastitis Tetap berusaha untuk mmeberikan ASI bila ada
luka pada puting , sebaiknya bayi jangan
menyusu pada bagian yang sakit sampai luka
sembuh dan memberikan analgetik
(Sulistywati, 2016).
91

e. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Tabel 2.17
Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Dx/Mx/Keb Intervensi

Diagnosa : 1. Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia


PAPAH post uteri.
partum 2. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
jam/hari ke.... perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut.
(Muslihatun 3. Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
dkk, 2013) anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
4. Pemberian ASI awal.
5. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru
lahir.
6. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi (Prawirohardjo, 2015).

f. Penatalaksanaan

Melaksanakan asuhan yang telah direncanakan dengan efektif dan aman

(Muslihatun, dkk. 2013).

g. Evaluasi

Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan, ulangi

kembali proses manajemen dengan benar atay merencanakan kembali

asuhan yang belum terlaksana (Muslihatun, dkk. 2013).

2.6.5 Konsep Dasar Asuhan Keluarga Berencana

a. Pengumpula Data Dasar

1. Data Subyektif
92

a) Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan klien datang

ke fasilitas kesehatan.

b) Riwayat Kebidanan

1) Menstruasi

Menarche, siklus, volume, keluhan beberapa wanita yang

biasanya dirasakan saat menstruasi adalah nyeri, sakit kepala,

atau jumlah darah yang keluar banyak (Sulistyawati,2009).

2) Riwayat Haid dan Tafsiran Persalinan

Usia kehamilan dan tafsiran kehamilan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus naegele (Saifuddin, 2018).

3) Riwayat kehamilan dan persalinan

Riwayat kehamilan dan persalinan yaitu asuhan yang dilakukan

pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang lalu, cara

persalinan, jumlah dan jenis kelamin anak yang hidup atau

keguguran yang pernah terjadi (Saifuddin, 2018).

4) Riwayat kehamilan saat ini

Riwayat kehamilan meliputi, identitas, penyulit (seperti riwayat

preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan), penyakit yang

pernah diderita, dan gerakan bayi dalam kandungan (Saifuddin,

2018).

2. Data Obyektif

a) Pemeriksaan umum
93

Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, tanda vital (Saifuddin, 2018).

b) Pemeriksaan fisik

1) Payudara

Tidak ada keganasan pada payudara (Saifuddin, 2018).

2) Abdomen

Apabila terjadi nyeri pada abdomen bawah yang berat

kemungkinan adanya gejala ektopik terganggu (Saifuddin,

2018).

3) Pemeriksaan ginekologi

Inspekulo (keadaan serviks, keadaan dinding vagina, posisi

benang IUD) dan pemeriksaan bimanual (letak serviks, adakah

dilatasi dan nyeri tekan atau goyang, palpasi uterus untuk

menentukan ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas nyeri, adanya

massa atau pembesaran. Apakah teraba massa di adneksa dan

adanya ulkus genetalia) (Muslihatun, 2013)

b. Interpretasi Data Dasar

Tabel 2.18
Interpretasi Data Dasar

Data Dasar Dx/Mx/Keb

Ds : P...A...P...A..H...
Riwayat Obstetri Usia...tahun calon akseptor KB....
(Para...abortus...anak...hidup) P...A...P...A...H
Usia...tahun akseptor lanjutan
KB...
94

Keluhan atau masalah datang dan P...A...P...A...H


usia anak terakhir (Hartanto, Usia...tahun akseptor KB ganti
2015) cara dari KB... ke KB...
Tanggal persalinan
Do :
Tekanan darah, berat badan,
palpasi abdomen (Muslihatun,
2013)

c. Mengidentifikasi Diagnosa Potensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosa lain

berdasarkan rangkaian masalh yang ada (Sulistyawati dan Nugrahani,

2012) misalnya : hipertensi, kehamilan, KET, infeksi.

d. Menetapkan Kebutuhan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan

atau ada hal lain yang perlu dikonsulkan atau ditangani bersama dengan

anggota tim kesehatan lain sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan oleh

klien.

e. Menyusun Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Tabel 2.19
Rencana Asuhan Secara Menyeluruh

Dx/Mx/Keb Intervensi

P...A...P...A..H... 1. Melakukan anamnesa dan inform consent


Usia...tahun calon 2. Memberikan penjelasan tentang metode yang
akseptor KB.... akan digunakan, efek samping, keuntungan,
P...A...P...A...H kerugian dan kontraindikasi
Usia...tahun 3. Melakukan pemeriksaan pada pasien
akseptor lanjutan 4. Siapkan alat, bahan, pasien
KB... 5. Melakukan tindakan sesuai dengan prosedur
P...A...P...A...H kontrasepsi (Muslihatun, 2013)
Usia...tahun
akseptor KB ganti
95

cara dari KB... ke


KB...

f. Penatalaksanaan

Semua perencanaan harus dibuat berdasarkan pertimbangan yang tepat

meliputi pengetahuan, teori yang terbaru, evidence based care serta

mengetahui asumsi apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh

psien. Dalam penyusunan perencanaan pasien harus dilibatkan karena

dalam melakukan perencanaan perlu dilakukan persetujuan dari pasien

(Sulistyawati dan Nugrahani, 2012)

g. Evaluasi

Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan,

apakah memenuhi kebutuhan asuhan yang telah diberikan sesuai dengan

diagnosa dan masalah. Pelaksanaan dianggap efektif apabila ada

perubahan dan perkembangan pasien yang lebih baik (Muslihatun, 2013).

2.7 Pendokumentasian Secara SOAP

Dokumentasi dalam kebidanan adalah suatu bukti pencatatan dan

pelaporan yang di miliki oleh bidan dalam melakukan catatan perawatan yang

berguna untuk kepentingan Klien, bidan dan tim kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan dengan dasar komunikasi yang akurat dan

lengkap secara tertulis dengan tanggung jawab bidan (Handayani, 2017).

2.7.1 Pendokumentasian SOAP pada Kehamilan

1. S : Subyektif

a. Anamnesa
96

Data tentang nama, tanggal lahir/usia, agama, pendidikan terakhir,

pekerjaan, suku/bangsa, alamat sesuai KTP (Sulistyawati, 2016).

b. Keluhan utama

Keluhan yang muncul pada kehamilan trimester III meliputi sering

kencing, nyeri pinggang dan sesak napas, konstipasi, sering lelah

merasa khawatir akan kelahiran bayinya dan keselamatannya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c. Riwayat Menstruasi

Untuk mengkaji kesuburan dan siklus haid ibu sehingga didapatkan

hari pertama haid terakhir (HPHT) untuk menentukan usia kehamilan

dan memperkirakan tanggal taksiran persalinannya (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

b. Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui kondisi psikologis ibu yang akan mempengaruhi

proses adaptasi terhadap kehamilan, persalinan, dan masa nifas-nya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu

Untuk mengetahui kejadian masa lalu ibu mengenai masa kehamilan,

persalinan dan masa nifas-nya. Komplikasi pada kehamilan,

persalinan dan nifas dikaji untuk mengidentifikasi masalah potensial

yang kemungkinan akan muncul pada kehamilan, persalinan dan nifas


97

kali ini. Lama persalinan sebelumnya merupakan indikasi yang baik

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d. Riwayat Hamil Sekarang

Untuk mengetahui beberapa kejadian maupun komplikasi yang terjadi

pada kehamilan sekarang. Gerakan janin yang dirasakan. Gerakan

janin mulai dapat dirasakan pada minggu ke-16 sampai minggu ke-20

kehamilan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e. Riwayat Penyakit yang Lalu atau Operasi

Adanya penyakit seperti diabetes mellitus dan ginjal dapat

memperlambat proses penyembuhan luka. Gangguan sirkulasi dan

perfusi jaringan dapat terjadi pada penderita diabetes melitus. Selain

itu, hiperglikemia dapat menghambat fagositosis dan menyebabkan

terjadinya infeksi jamur dan ragi pada luka jalan lahir (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

f. Riwayat Penyakit Keluarga

Untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

g. Riwayat Gynekologi

Untuk mengetahui riwayat kesehatan reproduksi ibu yang

kemungkinan memiliki pengaruh terhadap proses kehamilannya

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

h. Riwayat Keluarga Berencana


98

Untuk mengetahui penggunaan metode kontrasepsi ibu secara lengkap

dan untuk merencanakan penggunaan metode kontrasepsi setelah

masa nifas ini (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

i. Pola Nutrisi

Makanan yang dianjurkan untuk ibu hamil antara lain daging tidak

berlemak, ikan, telur, tahu, tempe, susu, brokoli, sayuran berdaun

hijau tua, kacangan-kacangan, buah dan hasil laut seperti udang.

Sedangkan makanan yang harus dihindari oleh ibu hamil yaitu hati

dan produk olahan hati, makanan mentah atau setengah matang, ikan

yang mengandung merkuri seperti hiu dan marlin serta kafein dalam

kopi, teh, dan coklat. Selain itu, menu makanan dan pengolahannya

harus sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

j. Pola Eliminasi

Pada kehamilan trimester III, ibu hamil menjadi sering buang air kecil

dan konstipasi (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

k. Pola Istirahat

Pada wanita usia reproduksi (20-35 tahun) kebutuhan tidur dalam

sehari adalah sekitar 8-9 jam (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).
99

l. Psikososial

Pada setiap trimester kehamilan ibu mengalami perubahan kondisi

psikologis. Perubahan yang terjadi pada trimester 3 yaitu periode

penantian dengan penuh kewaspadaan. Oleh karena itu, pemberian

arahan, saran dan dukungan pada ibu tersebut akan memberikan

kenyamanan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2. O : Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Baik, memperlihatkan respon yang baik terhadap lingkungan dan

orang lain. Lemah, ketika pasien kurang atau tidak memberikan

respons yang baik terhadap lingkungan dan orang lain (Sulistyawati,

2016).

b. Kesadaran

Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu. Composmentis adalah

status kesadaran dimana ibu mengalami kesadaran penuh dengan

memberikan respons yang cukup terhadap stimulus yang diberikan

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c. Tinggi Badan

Batas tinggi badan minimal bagi ibu hamil untuk dapat bersalin secara

normal adalah 145 cm (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d. Berat Badan
100

Penambahan berat badan minimal selama kehamilan adalah ≥ 9 kg

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e. Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 100/60 – 140/90 mmHg

Nadi : 60-100x/menit

Pernapasan : 16-20x/menit

Suhu : 35,8-37,3°C

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

f. Muka

Muncul bintik-bintik dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan

leher (Chloasma Gravidarum), penilaian pada muka juga ditujukan

untuk melihat ada tidaknya pembengkakan pada daerah wajah serta

mengkaji kesimetrisan bentuk wajah (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

g. Mata

Pemeriksaan sklera bertujuan untuk menilai warna, yang dalam

keadaan normal berwarna putih. Sedangkan pemeriksaan konjungtiva

dilakukan untuk mengkaji munculnya anemia. Konjungtiva yang

normal berwarna merah muda (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

h. Mulut
101

Untuk mengkaji kelembaban mulut dan mengecek ada tidaknya

stomatitis (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

i. Gigi/Gusi

Gigi merupakan bagian penting yang harus diperhatikan

kebersihannya sebab berbagai kuman dapat masuk melalui organ ini

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

j. Leher

Dalam keadaan normal, kelenjar tyroid tidak terlihat dan hampir tidak

teraba sedangkan kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang

kecil (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

k. Payudara

Payudara menjadi lunak, membesar, vena-vena di bawah kulit lebih

terlihat, puting susu membesar, kehitaman dan tegak, areola meluas

dan kehitaman serta muncul strechmark pada permukaan kulit

payudara. Selain itu, menilai kesimetrisan payudara, mendeteksi

kemungkinan adanya benjolan dan mengecek pengeluaran

ASI (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

l. Inspeksi abdomen
102

Muncul Striae Gravidarum dan Linea Gravidarum pada permukaan

kulit perut akibat Melanocyte Stimulating Hormon (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

m. Palpasi

Leopold 1 : pemeriksa menghadap ke arah muka ibu hamil,

menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terdapat pada

fundus.

TFU : Menurut Mc.Donald pemeriksaan TFU dapat dilakukan dengan

menggunakan metlin (pita pengukur), dengan cara memegang tanda

nol pita pada aspek superior simpisis pubis dan menarik pita secara

longitundinal sepanjang aspek tengah uterus ke ujung atas fundus,

sehingga dapat ditentukan TFU.

TFU pada Kehamilan TM III menurut Mc. Donald

28 Minggu
25 cm
32 Minggu
27 cm
36 Minggu
30 cm
40 Minggu
33 cm
(Manuaba & dkk, 2012).

Leopold 2 : menentukan batas samping rahim kanan dan kiri,

menentukan letak punggung janin dan pada letak lintang,menentukan

letak kepala janin.


103

Leopold 3 : menentukan bagian terbawah janin dan menentukan

apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk ke pintu atas panggul

atau masih dapat digerakkan.

Leopold 4 : pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu hamil dan

menentukan konvergen (Kedua jari-jari pemeriksa menyatu yang

berarti bagian terendah janin belum masuk panggul) atau divergen

(Kedua jari-jari pemeriksa tidak menyatu yang berarti bagian terendah

janin sudah masuk panggul) serta seberapa jauh bagian

terbawah janin masuk ke pintu atas panggul (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

n. Denyut jantung janin

DJJ normal adalah antara 120-160 ×/menit. Pada akhir trimester III

menjelang persalinan, presentasi normal janin adalah presentasi

kepala dengan letak memanjang dan sikap janin fleksi (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

o. Tafsiran Berat Janin

Jika kepala janin belum masuk ke pintu atas panggul

Berat janin = (TFU – 12) × 155 gram

Jika kepala janin telah masuk ke pintu atas panggul

Berat janin = (TFU – 11) × 155 gram

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017)


104

p. Ektremitas

Tidak ada edema, tidak ada varises dan refleks patella menunjukkan

respons positif (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

q. Hemoglobin

Wanita hamil dikatakan anemia jika kadar hemoglobin-nya < 10

gram/dL. Jadi, wanita hamil harus memiliki hemoglobin > 10gr/dL

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

3. A : Analisis

Diagnosa Ibu : G...PAPAH UK...... minggu

Diagnosa Janin : janin (gemeli atau tunggal) hidup intrauteri

4. P : Penatalaksanaan

a. Mengukur tinggi badan dan berat badan

b. Mengukur tekanan darah

c. Mengukur lingkar lengan atas

d. Menentukan latak janin dan penghitungan DJJ

e. Menentukan status imunisasi TT

f. Memberikan tablet tambah darah

g. Melakukan tes laboratorium

h. Memerikan konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan

nutrisi, istirahat, perawatan payudara, kebtuhan seksual, kebutuhan

eliminasi serta persiapan persalinan dan kelahiran bayi


105

i. Melakukan tatalaksana atau pengobatan

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2.7.2 Pendokumentasian SOAP pada Persalinan

KALA I

1. S : Subyektif

a. Identitas diri, (nama, usia, alamat, pekerjaan, agama, pendidikan

terakhir dan idendititas suami).

b. Keluhan utama : kapan mulai kenceng-kenceng di perut, bagaimana

intensitas dan frekuensinya, apakah ada pengeluarann cairan dari

vagina yang berbeda dari air kemih, apakah sudah ada pengeluaran

lendir yang disertai darah, serta pengeluaran janin untuk memastikan

kesejahteraannya (Sulistyawati & Nugraheny, 2010)

c. Riwayat menstruasi, meliputi : HPHT, menarche pada usia 12 sampai

16 tahun, sikluas haid 23 sampai 32 hari, volume menggunakan

kriteria (banyak, sedang, sedikit), keluhan misalnya (nyeri hebat, sakit

kepala sampai pingsan atau jumlah darah yang banyak) (Sulistyawati

& Nugraheny, 2010).

2. O : Obyektif

a. Keadaan umum : baik atau lemah (Rohani & dkk, 2013)

b. Kesadaran : composmentis (kesadaran maksimal) sampai dengan

koma (pasien tidak dalam keadaan sadar) (Rohani & dkk, 2013)
106

c. Tanda vital : tekanan darah dikatakan tinggi

apabila lebih dari 140/90 mmHg. Apabila tekanan

darah meningkat yaitu diastolik ≥ 30 mmHg dan

diastol ≥15 mmHg, nadi normalnyam 60-80 kali per

menit, suhu 36,5°c-37,5°c, RR 16-24 kali/menit

(Romauli, 2011).

d. DJJ

Frekuensi DJJ normalnya 120-160 x/menit, keteraturan, denyut

jantung dapat didengar dengan menggunakan funandoskop atau

dopler.

e. Pemeriksaan dalam

Fase laten pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan fase aktif

pembukaan serviks dari 4 sampai 10 cm (Ardiansz, 2017).

f. Kandung kemih

Kosong atau tidak

3. A : Analisis

G...PAPAH UK... minggu inpartu kala I fase laten/aktif

4. P : Penatalaksanaan

a. Observasi tekanan darah setiap 4 jam, suhu nadi dan denyut nadi

setiap 30 menit

b. Observasi denyut jantung janin setiap 30 menit

c. Melakukan pemeriksaan dalam setiap 4 jam sekali


107

d. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

e. Seluruh hasil pemeriksaan dicatat di partograf (Ardiansz, 2017).

KALA II

1. S : Subyektif

Pasien pada kala II ditandai dengan pasien mangatakan ingin meneran

karena bagian bawah janin terdorong ke depan melalui serviks yang

berdilatasi (Sondakh, 2013).

2. O : Obyektif

Ekspresi wajah pasien serta bahasa tubuh (body lenguage)

menggambarkan suasana fisik dan psikologis pasien menghadapi kala II

persalinan (Sulistyawati & Nugraheny, 2010)

3. A : Analisis

P...A...P...A...H Inpartu Kala II

4. P : Penatalaksanaan

a. Memastikan kelengkapan alat pertolongan

persalinan

b. Melakukan pemeriksaan dalam

c. Memeriksa DJJ

d. Memberitahu ibu keadaan janin baik dan

pembukaan sudah lengkap

e. Menyiapkan ibu dan keluarga dalam posisi yang

nyaman
108

f. Memberi ibu makan dan minum diantara his

g. Saat kepala janin tampak di depan vulva 5-6 cm membuka vulva maka

lindungi perineum dengan satu tangan dilapisi dengan kain bersih dan

kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan

defleksi dan membantu lahirnya kepala

h. Membersihkan lilitan tali pusat pada leher janin

i. Menunggu kepala janin putar paksi luar secara

spontan

j. Melakukan sangga susur

k. Melakukan penilaian selintas

l. Mengeringkan bayi

m. Menjepit dan memotong tali pusat

n. Melakukan IMD

o. Menyelimuti bayi dengan kain (Ardiansz, 2017)

KALA III

1. S : Subyektif

a. Pasien mengatakan bahwa bayinya telah lahir melalui vagina

b. Pasien mengatakan bahwa ari-arinya belum lahir

c. Pasien mengatakan perut bagian bawahnya terasa mulas (Sulistyawati

& Nugraheny, 2010).

2. O : Obyektif

a. Adanya perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri


109

b. Tali pusat memanjang

c. Semburan darah mendadak dan singkat (Sondakh, 2013)

3. A : Analisis

P...A...P...A...H Kala III

4. P : Penatalaksanaan

a. Jepit dan potong tali pusat

b. Pindahkan klem 5-10 cm dari vulva

c. Lakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua

d. Beritahu ibu bahwasanya akan dilakukan penyuntkan oksitosin

e. Lakukan penyuntikan oksitosin 10 IU secara IM

f. Lakukan PTT dengan memperhatikan tanda-tanda pelepasan plasenta :

tali pusat bertambah memnajang, semburan darah secara tiba-tiba,

perubahan bentuk uterus menjadi globuler

g. Lakukan massase pada fundus uteri untuk mempertahankan kontraksi

uterus (Ardiansz, 2017)

KALA IV

1. S : Subyektif

a. Pasien mengatakan bahwa ari-arinya sudah lahir

b. Pasien mengatakan perutnya mulas

c. Pasien mengatakan lelah tapi bahagia (Sulistyawati & Nugraheny,

2010).

2. O : Obyektif
110

a. Plasenta telah lahir spontan lengkap pada tanggal........., jam......

b. TFU

c. Kontraksi uterus (Sulistyawati & Nugraheny, 2010).

3. A : Analisis

P...A...P...A...H Kala IV

4. P : Penatalaksanaan

a. Lakukan rangsangan taktil pada uterus untuk mempertahankan

kontraksi tetap adekuat dan efektif

b. Evaluasi TFU dengan jari tangan

c. Lakukan estimasi jumlah kehilangan darah

d. Lakukan pemeriksaan perdarahan dari robekan pada perineum

e. Upayakan agar kandung kemih tetap kosong

f. Berikan dukungan dalam pemberian ASI dini

g. Dokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan di halaman

kedua lembar partograf (Ardiansz, 2017)

2.7.3 Pendokumentasian SOAP pada Bayi Baru Lahir

1. S : Subyektif

a. Identitas : Nama Untuk mengenal bayi, jenis kelamin, anak ke-: untuk

mengkaji adanya kemungkinan sibling rivalry (Handayani & Triwik

Sri Mulyani, 2017).


111

b. Identitas orang tua meliputi nama, umur, suku bangsa, agama,

pendidikan, pekerjaan serta alamat (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

c. Keluhan Utama

Permasalahan pada bayi yang sering muncul adalah bayi tidak mau

menyusu, rewel dan bercak putih pada bibir (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya penyakit menular, penyakit

menurun dan penyakit menahun yang sedang dan atau pernah diderita

oleh anggota keluarga yang kemungkinan dapat terjadi pada bayi

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e. Pola Nutrisi

Bertujuan untuk mengkaji kecukupan nutrisi bayi. Rentang frekuensi

menyusui yang optimal adalah antara 8-12 kali setiap hari (Handayani

& Triwik Sri Mulyani, 2017).

f. Pola Istirahat

Kebutuhan istirahat neonatus adalah 14-18 jam/hari (Handayani &

Triwik Sri Mulyani, 2017).

g. Eliminasi

Jika bayi mendapatkan ASI, diharapkan bayi minimum 3-4 kali buang

air besar dalam sehari, feses-nya harus sekitar 1 sendok makan atau
112

lebih dan berwarna kuning. Sedangkan buang air kecilnya pada hari

pertama dan kedua minimal 1-2 kali serta minimal 6 kali atau lebih

setiap hari setelah hari ketiga (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

h. Personal Hygiene

Bayi dimandikan setelah 6 jam setelah kelahiran dan minimal 2 kali

sehari. Jika tali pusat belum puput dan dibungkus dengan kassa steril,

minimal diganti 1 kali dalam sehari. Dan setiap buang air kecil

maupun buang air besar harus segera diganti dengan pakaian yang

bersih dan kering (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2. O : Obyektif

a. Kesadaaran : composmentis

b. Suhu : 36,5 o-37o C.

c. Pernapasan : 40-60 kali/menit

d. Denyut jantung : 120-160 kali/ menit.

e. Berat badan : 2500-4000 gram.

f. Panjang badan : 48-52 cm.

g. Lingkar dada : 30-38 cm.

h. Lingkar kepala : 33-35 cm (Sondakh, 2013).

i. Mulut

Refleks menghisap baik, tidak ada labioskisis dan palatoskisis

j. Tali pusat
113

Bersih, tidak ada perdarahan, berwarna putih kebiruan pada hari

pertama, mulai kering dan mengkerut/ mengecil dan akhirnya lepas

setelah 7-10 hari, terbungkus kasa.

k. Genetalia

Kelamin laki-laki adalah testis sudah turun, penis berlubang. Kelamin

perempuan adalah vagina, uretra berlubang, labia mayora menutupi

labia minora.

l. Anus, tidak terdapat atresia ani

m. Ekstremitas, tidak terdapat polidaktili dan syndaktili

n. Integumen

Kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup, adanya

verniks kaseosa

o. Neurologis

Refleks Moro, apabila bayi diberi sentuhan mendadak gerak terkejut

Refleks Graps, apabila tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa,

maka ia akan berusaha menggenggam jari pemeriksa

Refleks Rooting, apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka

ia akan menoleh dan mencari sentuhan itu

Refleks Sucking, apabila bayi diberi puting, maka ia berusaha untuk

mengisap (Sondakh, 2013).

3. A : Analisis

By. .....usia ..... hari neonatus normal.


114

Permasalahan yang terjadi (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

4. P : Penatalaksanaan

Rencana asuhan kebidanan yang dilakukan pada neonatus adalah

pastikan bayi tetap hangat dan mendapat ASI eksklusif, jaga kontak kulit

antara ibu dan bayi, tutupi kepala bayi dengan topi yang hangat, berikan

pendidikan kesehatan pada ibu dan atau keluarga terkait dengan

permasalahan bayi yang dialami serta lakukan rujukan sesuai pedoman

MTBS jika ada (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

a. Gosok tubuh bayi secara perlahan

b. Keringkan kepala dan badan

c. Tempatkan lampu sebagai penghangat di bagian atas

d. Pakaikan topi bayi

e. Timbang dan ukur lingkar kepala

f. Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan

g. Berikan salep mata

h. Berikan vit.K

(Reeder, 2011)

2.7.4 Pendokumentasian SOAP pada Nifas

1. S : Subyektif
115

a. Identitas meliputi nama, umur, suku bangsa, agama, pendidikan,

pekerjaan dan alamat (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

b. Keluhan Utama

Persoalan yang dirasakan pada ibu nifas adalah rasa nyeri pada jalan

lahir, nyeri ulu hati, konstipasi, kaki bengkak, nyeri perut setelah lahir,

payudara membesar, nyeri tekan pada payudara dan puting susu,

puting susu pecah-pecah, keringat berlebih serta rasa nyeri selama

beberapa hari jika ibu mengalami hemoroid (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

c. Pola Nutrisi

Ibu nifas harus mengkonsumsi makanan yang bermutu tinggi, bergizi

dan cukup kalori untuk mendapat protein, mineral, vitamin yang

cukup dan minum sedikitnya 2-3 liter/hari. Selain itu, ibu nifas juga

harus minum tablet tambah darah minimal selama 40 hari dan vitamin

A (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d. Pola Eliminasi

Ibu nifas harus berkemih dalam 4-8 jam pertama dan minimal

sebanyak 200 cc. Sedangkan untuk buang air besar, diharapkan sekitar

3-4 hari setelah melahirkan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

e. Personal Hygiene
116

Bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi yang dilakukan dengan

menjaga kebersihan tubuh, termasuk pada daerah kewanitaannya dan

payudara, pakaian, tempat tidur dan lingkungan (Handayani & Triwik

Sri Mulyani, 2017).

f. Istirahat

Ibu nifas harus memperoleh istirahat yang cukup untuk pemulihan

kondisi fisik, psikologis dan kebutuhan menyusui bayinya dengan cara

menyesuaikan jadwal istirahat bayinya (Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017).

g. Aktivitas

Mobilisasi dapat dilakukan sedini mungkin jika tidak ada

kontraindikasi, dimulai dengan latihan tungkai di tempat tidur, miring

di tempat tidur, duduk dan berjalan. Selain itu, ibu nifas juga

dianjurkan untuk senam nifas dengan gerakan sederhana dan bertahap

sesuai dengan kondisi ibu (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2. O : Obyektif

a. Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Bertujuan untuk menilai status kesadaran ibu.

Composmentis adalah status kesadaran dimana ibu mengalami

kesadaran penuh dengan memberikan respons yang cukup terhadap

stimulus yang diberikan (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).


117

b. Pemeriksaan payudara

Bertujuan untuk mengkaji ibu menyusui bayinya atau tidak, tanda

tanda infeksi pada payudara seperti kemerahan dan muncul nanah dari

puting susu, penampilan puting susu dan areola, apakah ada kolostrom

atau air susu dan pengkajian proses menyusui Produksi air susu akan

semakin banyak pada hari ke-2 sampai ke-3 setelah melahirkan

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

c. Perut

Bertujuan untuk mengkaji ada tidaknya nyeri pada perut. Pada

beberapa wanita, linea nigra dan strechmark pada perut tidak

menghilang setelah kelahiran bayi. Tinggi fundus uteri pada masa

nifas dapat dilihat pada tabel 2.8 untuk memastikan proses involusi

berjalan lancar (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

d. Vulva dan Perineum Pengeluaran

Bertujuan untuk mengkaji nyeri, pembengkakan, kemerahan pada

perineum, dan kerapatan jahitan jika ada jahitan (Handayani & Triwik

Sri Mulyani, 2017).

3. A : Analisis

PAPAH post partum jam/hari ke.... (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017).

4. P : Penatalaksanaan
118

a. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi fundus uteri, lokhea

dan cairan pervaginam lainnya serta payudara.

b. Memberikan KIE mengenai kebutuhan nutrisi, eliminasi, kebersihan

diri, istirahat,mobilisasi dini dan aktivitas, seksual, senam nifas, ASI

eksklusif, cara menyusui yang benar, perawatan payudara dan

keluarga berencana

c. Memberikan pelayanan keluarga berencana pasca persalinan.

(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).

2.7.5 Pendokumentasian SOAP pada Keluarga Berencana

1. S : Subyektif

a. Keluhan utama dinyatakan untuk mengetahui alasan klien atang ke

fasilitas kesehatan.

b. Riwayat Kebidanan

1) Menstruasi

Menarche, siklus, volume, keluhan beberapa wanita yang

biasanya dirasakan saat menstruasi adalah nyeri, sakit kepala, atau

jumlah darah yang keluar banyak (Sulistyawati,2016).

2) Riwayat Haid dan Tafsiran Persalinan

Usia kehamilan dan tafsiran kehamilan dapat dihitung dengan

menggunakan rumus naegele (Saifuddin, 2018).

3) Riwayat kehamilan dan persalinan


119

Riwayat kehamilan dan persalinan yaitu asuhan yang dilakukan

pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas yang lalu, cara

persalinan, jumlah dan jenis kelamin anak yang hidup atau

keguguran yang pernah terjadi (Saifuddin, 2018).

4) Riwayat kehamilan saat ini

Riwayat kehamilan meliputi, identitas, penyulit (seperti riwayat

preeklampsia atau hipertensi dalam kehamilan), penyakit yang

pernah diderita, dan gerakan bayi dalam kandungan (Saifuddin,

2018).

2. O : Obyektif

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umu baik, kesadaran composmentis, keadaan emosional

stabil, tanda vital (Saifuddin, 2018).

b. Pemeriksaan fisik

1) Payudara

Tidak ada keganasan pada payudara (Saifuddin, 2018).

2) Abdomen

Apabila terjadi nyeri pada abdomen bawah yang berat

kemungkinan adanya gejala ektopik terganggu (Saifuddin, 2018).

3) Pemeriksaan ginekologi

Inspekulo (keadaan serviks, keadaan dinding vagina, posisi benang

IUD) dan pemeriksaan bimanual (letak serviks, adakah dilatasi dan


120

nyeri tekan atau goyang, palpasi uterus untuk menentukan ukuran,

bentuk dan posisi, mobilitas nyeri, adanya massa atau pembesaran.

Apakah teraba massa di adneksa dan adanya ulkus genetalia)

(Muslihatun, 2013).

3. A : Analisis

P...A...P...A..H...Usia...tahun calon akseptor KB....

P...A...P...A...H...Usia...tahun akseptor KB...

P...A...P...A...H...Usia...tahun akseptor KB ganti cara dari KB... ke KB...

4. P : Penatalaksanaan

a. Lakkukan penapisan pada klien sebelum pemberian suatu metode

kontrasepsi (Affandi, 2014).

b. Berikan informasi yang baik dan benar tentang macam-macam

metode KB yang dapt digunkan klien (Affandi, 2014).

c. Memberitahu klien untuk membuat keputusan mengenai metode yang

akan digunakan (Affandi, 2014).

d. Menganjurkan klien untuk segera menggunakan kontrasepsi

(Hartanto, 2015).
121

2.8 Bagan Alur Berfikir Varney dan Pendokumentasian SOAP

Langkah Varney 5 Langkah Dokumentasi


(Kompetensi
Bidan)
Pengumpulan data dasar Data Subyektif (hasil
anamnesis dan hasil
rekamedik)
Obyektif (Pemeriksaan)
Interpretasi data: diagnosis, Assesment/ Analisa (Analisis dan
masalah, kebutuhan Diagnosis interpretasi data)
Identifikasi diagnosis atau a. Diagnosis dan
masalah potensial masalah
Identifikasi kebutuhan yang b. Diagnosis atau
memerlukan penanganan masalah potensial
segera secara mandiri, c. Kebutuhan tindakan
konsultasi atau kolaborasi segera

Rencana Asuhan: Planning Penatalaksanaan


a. Melengkapi data: tes (dokumentasi,
diagnostik/laboratorium implementasi dan
b. Pendidikan /konseling evaluasi)
c. Rujukan a. Asuhan mandiri
d. Follow up b. Kolaborasi
c. Tes diagnostik atau
Pelaksanaan Implementasi tes laboratorium
d. Konseling
Evaluasi Evaluasi e. Follow up

Gambar 1 Keterkaitan antara Manajemen Kebidanan dan Sistem


Pendokumentasian SOAP (Varney, 2011).
BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Kunjungan Pertama pada Kehamilan UK 37 Minggu

3.1.1 Pengkajian

Pada pengkajian ini peneliti mendapatkan data subyektif dan

obyektif. Data subyektif diperoleh dari anamnesa secara langsung dengan

responden. Sedangkan data obyektif didapatkan dari hasil pemeriksaan

secara menyeluruh yang dilakukan oleh peneliti dan didampingi oleh bidan.

a. Data Subyektif

Peneliti melakukan pengkajian pada tanggal 7 Januari 2020 pada pukul

08.00 WIB di PMB Partiyah Amd.Keb.

1) Identitas

Identitas pasien diperoleh dari hasil anamnesa yaitu meliputi, nama

Ny. N, usia 27 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMP,

pekerjaan ibu rumah tangga, identitas suami meliputi nama Tn. I,

umur 32 tahun, agama islam, pendidikan terakhir SMP, pekerjaan

swasta. Alamat Dusun MondoTimur, Desa Mondo RT 2 RW 4,

Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. No.HP 08155539xxxx.

2) Keluhan Utama

Ibu mengeluh pusing sudah 2 hari ini karena merasa kecapekan

merawat anak pertamanya yang sedang aktif-aktifnya.

116
117

3) Riwayat Menstruasi

Ibu mengatakan pertama kali menstruasi pada usia 13 tahun, terakhir

menstruasi pada tanggal 19 Maret 2019, lama menstruasi 7 hari, ganti

pembalut biasanya 2-3 kali sehari, dan menstruasi teratur setiap bulan.

Ibu mengalami nyeri perut ketika hari pertama sampai hari ketiga, dan

biasanya mengalami keputihan sebelum dan sesudah menstruasi tetapi

tidak banyak. Ibu diperkirakan melahirkan pada tanggal 26 Januari

2020.

4) Riwayat Pernikahan

Ibu menikah 1 kali pada usia 25 tahun dan lama menikah sudah 2

tahun.

5) Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

Ibu mengatakan ini adalah kehamilan kedua, anak pertama lahir

secara normal pada tanggal 16 April 2018 di PMB Partiyah Amd.Keb,

jenis kelamin Laki-laki, berat badan bayi ketika lahir 3400 gram,

panjang badan 50 cm, usia kehamilan 41 minggu, tidak ada penyulit

dan sekarang anak berusia 1 tahun 8 bulan.

6) Riwayat Hamil Sekarang

Pada kehamilan kedua ini, ibu pertama kali periksa pada usia

kehamilan 5 minggu dengan keluhan mual dan nafsu makan menurun.


118

Ibu merasakan mual sampai usia kehamilan 18 minggu tetapi tidak

sampai muntah.

7) Riwayat Penyakit yang Lalu

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit yang lalu.

8) Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang pernah diderita.

9) Pola Nutrisi

Ibu makan 3-4x sehari dengan nasi, lauk pauk dan sayur dan untuk

buah ibu jarang mengonsumsi.

Ibu minum 7-8 gelas per hari air putih.

10) Perilaku kesehatan

Ibu tidak pernah mengonsumsi alkohol, jamu, kopi selama

kehamilan. Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 3x sehari, kramas 2x

seminggu, ganti celana dalam 2-3x sehari. Dan ibu tidak

mengonsumsi rokok.

11) Pola Eliminasi

Ibu BAK 6-7 kali perhari, warna jernih. BAB 1 kali perhari dengan

karakteristik lembek.

12) Pola Istirahat

Ibu tidur selama 7-8 jam perhari.

13) Pola Aktivitas Sehari-hari


119

Sebagai ibu rumah tangga yaitu memasak, mencuci baju,

membersihkan rumah dan merawat anaknya yang pertama.

Terkadang ibu juga mengambil rumput di sawah.

14) Riwayat KB

Ibu pernah menggunakan pil Kb setelah 6 minggu setelah

melahirkan, ibu menggunakan pil Kb kurang lebih selama satu

minggu. Ibu berhenti mengonsumsi pil karena ibu merasa tidak

memerlukannya karena suami bekerja di luar negeri, pada saat

suami pulang ibu tidak mengonsumsi pil Kb dikarenakan ibu lupa

dan sudah terbiasa tidak mengonsumsi pil Kb

15) Psikososial ekonomi

Ibu mengatakan kehamilan ini tidak direncanakan karena ibu tidak

ber-KB saat anak pertama lahir, ibu hanya mengonsumsi pil KB

selama beberapa hari saja. Tetapi ibu mengaku senang dengan

kehamilan kedua ini, keluarga juga mendukung penuh atas

kehamilan ibu. Penghasilan suami Rp.3.000.000/bulan.

b. Data obyektif

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) BB/TB : 72,8 Kg/160 cm


120

d) Tekanan Darah : 120/70 mmHg

e) Nadi : 82x/menit

f) Suhu : 36,6°C

g) Pernafasan : 21x/menit

h) LiLA : 28 cm

2) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, tidak ada luka atau lesi.

b) Rambut : Warna hitam, tidak ada ketombe, dan tidak rontok.

c) Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik,

pandangan tidak kabur, tidak ada pemandangan dua.

d) Hidung : Hidung simetris, bersih, tidak ada benjolan.

e) Telinga : Telinga simetris, bersih, tidak ada sekret.

f) Mulut dan gigi : Bersih, bibir tidak pucat dan tidak kering,

tidak karies gigi, gusi tidak berdarah

g) Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar thyroid.

h) Payudara : Bentuk simetris, aerola hiperpigmentasi, puting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar.

i) Axilla : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe

j) Sistem respiratori : Tidak ada disneu, tachipneu, whezing

k) Sistem kardio : Tidak ada nyeri dada, mur-mur, palpitasi

l) Pinggang : Terkadang nyeri


121

m)Ekstremitas atas dan bawah : Tungkai simetris, refleks patella

(+/+), tidak ada oedema, tidak ada varises.

3) Pemeriksaan Khusus

1) Abdomen

Inspeksi

Terdapat linea nigra dan tidak ada bekas luka operasi.

Palpasi

Leopold I : TFU= 29cm, pada fundus teraba lunak, tidak

melenting (bokong).

Leopold II : Pada perut bagian kiri teraba datar, keras seperti

papan (punggung) dan pada bagian kanan perut ibu teraba bagian

kecil-kecil janin (ekstremitas).

Leopold III : bagian terbawah janin teraba keras, bulat, melenting

(presentasi kepala) dan masih bisa digoyangkan (belum masuk

PAP)

Leopold IV : Konvergen

Auskultasi : DJJ 132x/menit, reguler

His/kontraksi : -

4) Pemeriksaan Laboratorium

a) Pemeriksaan Hb Ulang

Pada tanggal 7 Januari 2020

Hb Ulang : 11 gr/dl
122

b) Hasil Rekamedik pada tanggal

Pada tanggal 11 Oktober 2019

Hb : 11,4 gr/dl

Golda :O

Protein : Negatif

Reduksi : Negatif

HbsAg : Non reaktif

PITC : Non reaktif

c) CTG : Tidak dikaji

d) USG : dilakukan oleh dr.Ardi Sp.OG pada tanggal 10 Oktober

2019, dengan hasil :

Janin : T/H/IU, letkep

Ketuban : Cukup

e) Foto thorak : Tidak dikaji

f) EKG : Tidak dikaji

3.1.2 Interpretasi Data Dasar Kehamilan

Tabel 3.1
Interpretasi Data Dasar Kehamilan

Tanggal : 7 Januari 2020 Pukul : 08.00 WIB


Data Dasar Diagnosa/
Masalah/
Kebutuhan
Data Subyektif Diagnosa :
bu mengeluh pusing sudah 2 hari ini karena merasa G2P1001 UK 37
kecapekan merawat anak pertamanya yang sedang minggu
aktif-aktifnya.
Data Obyektif
123

Keadaan umum : Baik Janin tunggal


BB/TB : 72,8 Kg/160 cm hidup
Tekanan Darah : 120/70 mmHg intarauterine
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,6°C
Pernafasan : 21x/menit
Abdomen
Inspeksi
Terdapat linea nigra dan tidak ada bekas luka operasi.
Palpasi
Leopold I : TFU= 29cm, pada fundus teraba lunak,
tidak melenting (bokong).
Leopold II : Pada perut bagian kiri teraba datar, keras
seperti papan (punggung) dan pada bagian kanan perut
ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas).
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting (presentasi
kepala), kepala masih bisa digoyangkan belum masuk
PAP.
Leopold IV : konvergen
Auskultasi : DJJ 132x/menit, reguler
Ekstremitas : tidak oedema dan tidak varises
USG : dilakukan oleh dr.Ardi Sp.OG pada tanggal 10
Oktober 2019, dengan hasil
Janin : T/H/IU, letkep
Ketuban: Cukup

3.1.3 Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Tidak ada diagnosa potensial karena tidak ada data yang mendukung

diagnosa potensial.

3.1.4 Mengidentifikasi Kebutuhan Segera

Tidak ada tindakan atau kebutuhan segera.

3.1.5 Intervensi

Tabel 3.2
Intervensi Asuhan Kehamilan

Diagnosa/
Masalah/ Perencanaan
Kebutuhan
124

Diagnosa : Tanggal 7 Januari 2020


G2P1001 UK 37 Pukul : 08.00 WIB
minggu 1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
janin tunggal hidup 2. Beritahu ibu pola isirahat yang cukup
intarauterine 3. Jelaskan kepada ibu makanan yang dikonsumsi
saat hamil
4. Ajarkan kepada ibu perawatan payudara
5. Anjurkan kepada ibu untuk melakukan senam
hamil
6. Jelaskan pemakaian alat kontrasepsi yang cocok
digunakan untuk ibu menyusui
7. Jelaskan tanda-tanda persalinan dan persiapan
persalinan
8. Berikan obat atau terapi kepada ibu
9. Jelaskan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi atau apabila ada keluhan.

3.1.6 Implementasi
Tabel 3.3
Implementasi Asuhan Kehamilan

Tanggal :7 Januari 2020 Pukul : 08.00 WIB

Diagnosa/ Implementasi
Masalah/
Kebutuhan

G2P1001 UK a. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang


37 minggu telah dilakukan.
Janin b. Menjelaskan kepada ibu untuk istirahat yang cukup
tunggal dan menghindari terjadinya kelelahan.
hidup c. Menjelaskan kepada ibu untuk mengonsumsi
intrauteri makanan yang mengandung gizi seimbang.
d. Memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan
payudara untuk menjaga kebersihan payudara
dengan media lefleat.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan senam
hamil secara rutin dan memberitahukan kepada ibu
untuk melakukan senam sesuai dengan
kemampuannya.
f. Memberikan KIE kepada ibu tentang pemelihan
KB untuk ibu yang sedang menyusui.
125

g. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda


persalinan dan persiapan persalinan yang
dibutuhan.
h. Memberikan tablet Fe 1x1, asam folat 1x1 kepada
ibu.
i. Menjelaskan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi atau ketika ada keluhan.

3.1.7 Evaluasi
Tabel 3.4
Evaluasi Kehamilan

Tanggal :7 Januari 2020 Pukul : 08.00 WIB


Diagnosa/ Evaluasi
Masalah/
Kebutuhan

G2P1001 UK 37 1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang


minggu telah dilakukan.
janin tunggal Evaluasi : Ibu mengatakan “ya” setelah mengetahui
hidup intra hasil pemeriksaan.
uterine 2. Menjelaskan kepada ibu untuk istirahat yang cukup
dan menghindari terjadinya kelelahan.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan memenuhi
kebutuhan istirahatnya dengan optimal.
3. Menjelaskan kepada ibu untuk mengonsumsi
makanan yang mengandung gizi seimbang.
Evaluasi : ibu mengerti makanan yang
mengandung gizi seimbang dan dapat
menyebutkan contohnya.
4. Memberikan KIE kepada ibu tentang perawatan
payudara untuk menjaga kebersihan payudara
dengan media lefleat.
Evaluasi : ibu mengerti dan akan melakukan
dirumah.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan senam
hamil secara rutin dan memberitahukan kepada ibu
126

untuk melakukan senam sesuai dengan


kemampuannya.
Evaluasi : ibu mengatakan akan melakukan senam
ketika ada waktu luang.
6. Memberikan KIE kepada ibu tentang pemelihan
KB untuk ibu yang sedang menyusui.
Evaluasi : Ibu mengatakan akan menggunakan KB
suntik 3 bulan.
7. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda
persalinan dan persiapan persalinan yang
dibutuhan.
Evaluasi : Ibu dapat menyebutkan kembali
tanda-tanda dan persiapan persalian yang telah
dijelaskan
8. Memberikan tablet Fe 1x1, asam folat 1x1 kepada
ibu.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengonsumsi obat
yang diberikan.
9. Menjelaskan kepada ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi atau ketika ada keluhan.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang

3.1.8 Kunjungan Kedua pada KehamilanUK 38 Minggu

Tanggal : 15 Januari 2020 Pukul : 07.30 WIB

S : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng tetapi masih jarang

sejak kemarin sore dan nyeri pada punggung.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 73,6 Kg,

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,5°C,

pernafasan 21x/menit

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi

Terdapat linea nigra dan tidak ada bekas operasi


127

Palpasi

Leopold I

TFU= 30 cm, pada fundus teraba lunak, tidak melenting (bokong)

Leopold II

Pada perut bagian kiri teraba datar, keras seperti

papan (punggung) dan pada bagian kanan perut ibu teraba bagian

kecil-kecil janin (ekstremitas)

Leopold III

Bagian terbawah janin teraba keras, bulat, melenting (presentasi

kepala) dan susah untuk digoyangkan, sudah masuk PAP.

Leopold IV

Divergen, sebagian kecil kepala janin sudah masuk PAP

Auskultasi

DJJ 140x/menit, reguler

TBJ : (30-11)x155= 2945 gram

His/kontraksi : Ada

A : G2P1001 UK 38 Minggu

Janin tunggal hidup intrauterine.

P : 1. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

ibu merasa lega dengan kondisinya dan kondisi janinnya.


128

2. Menganjurkan ibu untuk menghindari terjadinya kelelahan dan

menjaga pola istirahatnya karena sudah mendekati persalinan, ibu

sudah memenuhi kebutuhan istirahatnya.

3. Memberitahu ibu untuk memperbanyak jalan kaki, dan latihan

jongkok agar kepala bayi cepat turun, ibu bersedia untuk

melakukan aktivitas tersebut di rumah.

4. Memberikan KIE kepada ibu tentang pemberian ASI ekslusif

kepada bayi selama 6 bulan dan tanpa pemberian MPASI, Ibu

bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan penuh dan anak

yang pertama juga ASI eksklusif.

5. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri ketika tidur, ibu bersedia

untuk melakukannya.

6. Memberikan obat kepada ibu yaitu tablet Fe 1x1, kalk 1x1, ibu

menerima obat yang telah diberikan.

7. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat setiap hari untuk

menjaga kesehatan ibu dan janin, ibu bersedia untuk mengonsumsi

obat yang telah diberikan.

8. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu lagi atau

apabila ada keluhan, ibu bersedia untuk melakukan kunjungan

berikutnya.

3.3.3 Kunjungan Neonatus Kedua (KN2)

Tanggal : 27 Januari 2020 Pukul : 08.00 WIB


129

S : Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan.

BAK : 7-8x/menit warna : jernih

BAB : 3x/hari konsistensi : lembek

O : Kesadaran composmentis, berat badan 3.400 gram, panjang badan 51

cm, nadi 136x/menit, suhu 36,5°C, pernafasan 43x/menit

Inspeksi

kulit bayi berwarna kemerahan

Tali pusar pupak pada hari ke-5 setelah lahir.

A : Neonatus Cukup Bulan Usia 6 Hari

P : 1. Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,

ibu mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.

2. Menjelaskan kepda ibu tentang tahapan-tahapan pertumbuhan dan

perkembangan bayi, ibu mengerti dan dapan dapat menyebutkan

kembali materi yang telah disampaikan.

3. Memotivasi ibu untuk melakukan perwatan sehari-hari pada bayi

dengan rajin, ibu termotivasi dengan dorongan yang disampaikan.

4. Memberitahu ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan apabila

ditemukan tanda-tanda bahaya pada bayi, ibu mengerti dan akan

membawa bayinya ke fasilitas kesehatan apabila ditemukan

tanda-tanda bahaya pada bayinya.


130

3.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

3.2.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Persalinan Kala I Fase

Aktif

Tanggal : 21 Januari 2020 Pukul : 16.00 WIB

S : 1) Ibu merasa perutnya mulas pada tanggal 21-01-2020 sejak pagi, dan

pada pukul 15.30 kenceng-kencengnya semakin sering serta

mengeluarkan lendir dan darah dari jalan lahir.

2) Gerakan janin terakhir

Pada saat dilakukan pemeriksaan janin bergerak pada pukul 16.10

WIB.

3) Riwayat pemeriksaan kehamilan

Ibu melakukan pemeriksaan kehamilan sebanyak 11 kali, 9 kali di

PMB Partiyah Amd.Keb, 1 kali di Puskesmas Pembantu Desa

Mondo, 1 kali di Puskesmas Mojo pada saat melakukan ANC

Terpadu.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 83x/menit, suhu 36,5°C, pernafasan 20x/menit.

Abdomen

Inspeksi : Terdapat linea nigra dan tidak ada beks luka operasi

Palpasi

Leopold I : TFU= 30cm

Pada fundus teraba bundar, lunak, tidak melenting (bokong)


131

Leopold II: Pada perut bagian kiri teraba datar, keras seperti papan

(punggung) dan pada bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil

janin (ekstremitas)

Leopold III : Presentasi kepala, dan tidak bisa digoyangkan

TBJ : (30-11)x155= 2945 gram

Leopold IV : Divergen, sebagian kepala janin sudah masuk PAP

Auskultasi : DJJ 141x/menit, reguler

His/kontraksi : 4x10”45”

Ano genital

Inspeksi

Tidak ada luka, massa (benjolan) termasuk kondilomata, varikoitas

vulva rektum atau luka parut di perineum, pengeluaran pervaginaan

lendir dan bercampur darah.

Inspekulo

Vagina toucher : tidak ada luka parut pada vagina, pembukaan : 4cm,

effacement : 50%, tidak teraba tali pusat atau bagian-bagian kecil

janin, presentasi : kepala, denominator : UUK, hodge : III,

penyusupan : 0, ketuban : positif, kesan panggul : normal.

A : G2P1001 UK 39 minggu inpartu kala I Fase Aktif.

Janin tunggal hidup intrauterine


132

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, dan

rencana asuhan selanjutnya, ibu mengatakan paham terhadap

keadaan dirinya sekarang.

2. Memonitor tekanan darah setiap 4 jam sekali dan suhu badan

setiap 2 jam sekali, hasil monitoring dalam batas normal dan

didokumentasikan di partograf.

3. Memonitor nadi, denyut jantung janin, dan kontraksi setiap 30

menit sekali, hasil monitoring dalam batas normal dan

didokumentasikan di partograf.

4. Memonitor pembukaan serviks, penurunan bagian terendah janin

setiap 4 jam sekali, hasil kemajuan persalinan dalam batas normal

dan didokumentasikan di partograf.

5. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu, pasien

didampingi oleh ibu kandungnya untuk memberikan dukungan.

6. Memberikan minum kepada ibu disela-sela kontraksi, ibu minum

air putih setengah gelas.

7. Mengatur posisi ibu untuk miring ke kiri untuk memperlancar

sistem peredaran darah ke janin, ibu miring dengan posisi miring

ke kiri.

8. Memotivasi ibu untuk tetap rileks dalam menghadapi persalinan,

ibu terlihat semangat dalam menghadapi persalinannya.


133

9. Menjaga kebersihan pasien dengan mengganti underpath yang

sudah kotor, underpath sudah diganti dengan yang bersih.

3.2.2 Asuhan Kebidanan Kala II Persalinan

Tanggal : 21 Januari 2020 Pukul : 17.30 WIB

S : Ibu seperti ingin BAB dan merasa ingin meneran

O : Keadaan umum cukup, kesadaran composmentis, tekanan darah

130/80 mmHg, nadi 87x/menit, suhu 36,7°C, pernafasan 21x/menit.

Pemeriksaan obstetrik

Abdomen, DJJ 138x/menit, reguler, His/kontraksi 4x10”45”,

penurunan 0/5.

Ano genital

Inspeksi

Tidak ada luka, massa (benjolan) termasuk kondilomata, varikoitas

vulva rektum atau luka parut di perineum, pengeluaran pervaginaan

lendir dan bercampur darah, dan cairan ketuban.

Inspekulo

Vagina toucher : tidak ada luka parut pada vagina, pembukaan : 10

cm, effacement : 100%, tidak teraba tali pusat atau bagian-bagian

kecil janin, presentasi : kepala, denominator : UUK, hodge : IV,

penyusupan : 0, ketuban : negatif, kesan panggul : normal.

A : G2P1001 UK 39 minggu Inpartu Kala II


134

Janin tunggal hidup intrauterine

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, dan

rencana asuhan selanjutnya, ibu mengatakan paham dengan

kondisinya saat ini.

2. Mengenali tanda dan gejala kala II persalinan yaitu adanya

dorongan meneran, tekanan semakin meningkat pada rektum dan

vagina, perineum tampak menonjol, vulva dan sfingter ani

membuka, sudah muncul tanda dan gejala kala II.

3. Memastikan perlengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan

esensial untuk menolong persalinan, peralatan sudah lengkap dan

tersedia pada tempatnya.

4. Memposisikan ibu dalam posisi litotomi, ibu sudah dalam posisi

litotomi.

5. Membimbing ibu cara meneran yang baik dan benar saat ibu

merasa ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat dengan cara

kedua kaki ditekuk mendekati dada, kedua tangan diamasukkan

dilipatan lutut dan dagu menempel pada dada kemudian meneran

seperti orang buang air besar, ibu dapat melakukan meneran

dengan benar.

6. Meletakkan handuk di atas perut ibu dan kain bersih di lipat 1/3

bagian di bawah bokong ibu, handuk dan kain sudah terpasang.


135

7. Membuka partus set dan memakai sarung tangan streril, sarung

tangan sudah dipakai.

8. Menolong kelahiran bayi

Kepala :

Tangan kiri menahan belakang kepala untuk mempertahankan

posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala, sedangkan tangan

kanan melindungi perineum yang dilapisi dengan kain bersih dan

kering, menyeka muka, mengecek kemungkinan adanya lilitan tali

pusat, setelah kepala lahir menunggu putaran paksi.

Bahu depan :

Meletakkan tangan kanan di atas dan tangan kiri di bawah kepala

pada masing-masing sisi kepala bayi (biparetal), melakukan tarikan

ke bawah sesuai dengan sumbu jalan lahir.

Bahu belakangbadan :

Melakukan tarikan ke atas sesuai dengan jalan lahir, tangan kanan

menyangga kepala, leher dan bahu belakang (sangga), tangan kiri

menyusuri lengan, siku anterior, punggung ke arah bokong, tungkai

dan kaki bayi (susur), memegang kedua mata kaki kemudian

meletakkan bayi di atas perut ibu, melakukan penilaian selintas.

9. Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali kedua telapak tangan bayi, bayi sudah dikeringkan.


136

10. Memeriksa uterus untuk memastikan tidaka ada janin kedua, tidak

teraba janin kedua.

11. Memberitahu ibu akan disuntikkan oksitosin, menyuntikkan

oksitosin 10 IU di 1/3 distal lateral paha kanan.

12. Menjepit tali pusat 2 cm dari pusat, melakukan pemlurutan isi tali

pusat ke arah ibu, mengeklem tali pusat 2 cm dari klem pertama,

memotong tali pusat dan mengikat tali pusat dengan benang tali

pusat, tali pusat sudah di potong dan ditali kemudian dibungkus

dengan kasa steril.

13. Melakukan IMD, meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk

kontak kulit ibu dan bayi, meluruskan bahu bayi sehingga dada

bayi menempel pada dada ibunya, mengatur posisi kepala bayi

sehingga berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah

dari puting susu, memakaikan topi di kepala bayi.

3.2.3 Asuhan Kebidanan Kala III Persalinan

Tanggal : 21 Januari 2020 Pukul : 17.45 WIB

S : Ibu senang bayinya sudah lahir.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 85x/menit, suhu 37,2°C, pernafasan 21x/menit.

Pemeriksaan payudara Bersih, konsistensi agak keras, puting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar (+/+), dan lancar.


137

Pemeriksaan obstetrik TFU setinggi pusat, UC baik teraba keras,

diastasis abdominalis negatif, kandung kemih kosong

Pemeriksaan genetalia, lokhea rubra, pengeluaran merembes, bau

khas, perineum tidak ada laserasi

Pada vagina tampak semburan darah secara tiba-tiba, dan tali pusat

bertambah memanjang.

A : P2002 Kala III

P : 1. Memindahkan klem tali pusat dengan jarak 5 cm dari vulva, klem

sudah dipindahkan mendekati vulva.

2. Meletakkan tangan kiri di atas perut ibu untuk mendeteksi adanya

kontraksi uterus dan tangan memegang klem untuk menegangkan

tali pusat, sudah dilakukan.

3. Mengangkan tali pusat saat ada kontraksi uterus dengan kanan

melakukan PTT dan tangan kiri mendorong uterus ke arah dorso

kranial, plasenta lahir spontan pada pukul 17.50 WIB.

4. Massase fundus uteri dengan gerakan melingkar secara perlahan

hingga uterus berkontraksi dengan baik, fundus uteri teraba 2 jari di

bawah pusat.

5. Memeriksa perdarahan dan adanya laserasi, tidak terjadi perdarahan

dan tidak ada laserasi perineum.


138

6. Memeriksa kelengkapan plasenta pada kedua sisi (maternal-fetal),

plasenta lahir lengkap,tidak ada kotiledon yang tertinggal, selaput

ketuban utuh, insersi tali pusat sentralis.

3.2.4 Asuhan Kebidanan Kala IV Persalinan

Tanggal : 21 Januari 2020 Pukul : 17.50 WIB

S : Senang dan lega bayi dan plasentanya sudah keluar.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 37°C, pernafasan 20x/menit

Pemeriksaan payudara bersih, konsistensi agak keras, puting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar (+/+), dan lancar.

Pemeriksaan obstetrik TFU 2 jari di bawah pusat, UC baik, teraba

keras, diastasis rektus abdominalis negatif, kandung kemih kosong.

Pemeriksaan genetalia, lokhea rubra, pengeluaran merembes, bau

khas, perineum tidak ada laserasi, evaluasi Perdarahan ±200 cc.

A : P2002 Kala IV

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga dan

rencana asuhan selanjutnya, ibu terlihat senang dengan

keadaannya saat ini.


139

2. Memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik dan tidak

terjadi perdarahan pervaginaan, fundus uteri terabab keras 2 jari

di bawah pusat.

3. Memastikan kandung kemih kosong, kandung kemih kosong.

4. Mengajarkan kepada ibu cara massase uterus, ibu dapat

mepratikkan ulang cara massase uterus dengan benar.

5. Mengevaluasi dan melakukan estimasi jumlah kehilangan darah,

perdarahan ±200 cc.

6. Meletakkan semua peralatan yang telah digunakan ke dalam

larutan klorin 0,5%, peralatan sedang didekontaminasi.

7. Membersihkan, mengganti pakaian ibu dengan pakaikan yang

bersih, dan membantu ibu untuk menggunakan pembalut, ibu

merasa bersih dan nyaman.

8. Membersihkan peralatan dan tempat persalinan dengan larutan

klorin 0,5% dan air bersih, peralatan dan tempat persalinan sudah

bersih.

9. Memberitahu ibu untuk meminum obatnya yaitu tablet Fe 1x1,

vitamin A, ibu mengatakan akan minum obat setelah makan.

10. Melakukan pemantauan 2 jam post partum, hasil pemantauan

didokumentasikan di lembar partograf.


140

3.3 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

3.3.1 Pendokumentasian Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir

Tanggal : 21 Januari 2020 Pukul : 18.00 WIB

S : 1) Identitas

By.Ny. N lahir pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 17.45 WIB

berjenis kelamin perempuan dan merupakan anak kedua.

2) Keluhan utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayi

3) HPHT : 19-04-2019 Usia Kehamilan : 39 minggu

4) Riwayat penyakit selama kehamilan: Riwayat Antenatal

Selama kehamilan ibu melakukan peemeriksaan seabanyak 11 kali,

2 kali pada trimester I dengan keluhan mual, 4 kali pada trimester

II dengan keluhan keputihan dan nyeri pinggang, 5 kali pada

trimester III dengan keluhan nyeri pinggang, nyeri perut bagian

bawah dan pusing.

5) Persalinan

Lama persalinan sekitar 4 jam dengan rincian yaitu pada kala I 1

jam 30 menit, kala II 15 menit, kala III 5 menit, dan kala IV 2 jam.

Tidak ditemukan penyulit dan tanda bahaya.

O : Suhu tubuh 36°C, nadi 132x/menit, pernafasan 40x/menit, berat lahir

3.100 gram , panjang badan 49 cm, lingkar dada 34 cm, Apgar Skore

8-9.
141

BAB : belum BAB BAK : sudah BAK warna jernih

Pemeriksaan Head to Toe

Kepala : Bentuk simetris, tidak ada caput suksedaneum, tidak ada

cephal, tidak ada molase, tidak mikrosefali, tidak ada benjolan

abnormal.

Lingkar kepala : 33 cm

Mata : simetris, tidak ikterus, tidak anemis, tidak ada tanda infeksi.

Wajah : bentuk simetris, warna kemerahan.

Hidung : bentuk simetris, tidak ada sekret, terdapat dua lubang

hidung, tidak ada pernapasan cuping hidung.

Telinga : bentuk simetris, posisinya sejajar, tidak ada penumpukan

serumen.

Mulut : bibir basah, warna kemerahan, tidak ada kelainan seperti

labiopalatozkisis, palatum melengkung utuh.

Dada : bentuk simetris, letak puting susu sejajar, tidak ada retraksi

dinding dada.

Abdomen : bentuk simetris, tidak ada massa atau benjolan, tali pusar

bersih, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda-tanda infeksi, tali pusar

terbungkus kasa steril.

Genetalia : terdapat lubang vagina, labia mayora menutupi labia

minora.

Anus : terdapat lubang anus.


142

Ekstremitas :

Ekstremitas Atas : simetris, gerakan aktif, jari tangan lengkap,

terdapat refleks graps, warna kuku merah muda, terdapat rambut

lanugo.

Ekstremitas Bawah : simetris, gerakan aktif, jari tangan lengkap,

warna kuku merah muda, terdapat rambut lanugo.

A : Neonatus cukup bulan usia 0 jam

P : 1. Membersihkan jalan nafas bayi dari lendir, mulut dan hidung

dibersihkan dengan menggunakan penghisap lendir delee.

2. Menjepit tali pusat 2 cm dari pusat, melakukan pemlurutan isi tali

pusat ke arah ibu, mengeklem tali pusat 2 cm dari klem pertama,

memotong tali pusat dan mengikat tali pusat dengan benang tali

pusat, tali pusat sudah di potong dan ditali kemudian dibungkus

dengan kasa steril.

3. Melakukan IMD, meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk

kontak kulit ibu dan bayi, meluruskan bahu bayi sehingga dada

bayi menempel pada dada ibunya, mengatur posisi kepala bayi

sehingga berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah

dari puting susu, memakaikan topi di kepala bayi.

4. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan meletakkan bayi di tempat

yang hangat , bayi dibedong di kain yang bersih.


143

5. Memberikan injeksi vitamin K I mg secara IM untuk mencegah

terjadinya perdarahan otak, bayi sudah disuntik vitamin K di paha

kiri anterlateral.

6. Memberikan salep mata antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata

bayi dari mata bagian luar sampai mata bagian dalam.

7. Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh untuk mendeteksi

adanya sejak dini, bayi dalam keadaan sehat tidak ada kelainan

apapun.

8. Memberikan imunisasi Hepatitis B dengan dosis 0,5 ml secara IM,

bayi sudah diimunisasi hepatitis B di paha kanan anterolateral.

9. Memberikan bayi kepada ibunya agar segera disusui, ibu berada di

pangkuan ibu dan sedang disusui.

3.3.2 Kunjungan Neonatus Pertama (KN1)

Tanggal : 22 Januari 2020 Pukul : 06.30 WIB

S : Ibu mengatakan bayinya gumoh setelah disusui.

Bayi menetek dengan baik, bayi sudah BAB berwarna hijau

kehitaman dan bau khas, bayi sudah BAK warna jernih.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 3.100

gram, panjang badan 49 cm, nadi 128x/menit, suhu 36,5°C,

pernafasan 43x/menit

A : Neonatus Cukup Bulan Usia 13 jam


144

P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan

keluarga mengerti bahwa kondisi bayinya dalam keadaan baik.

2. Memberikan KIE kepada ibu tentang pola tidur pada bayi agar ibu

tetap membangunkan bayinya ketika waktunya menyusu, ibu

mengerti dan bersedia untuk membangunkan bayinya untuk

menyusu.

3. Memberikan KIE kepada ibu tentang gumoh yang terjadi pada

bayinya dan mangajarkan kepada ibu cara menyendawakan bayi

setelah menyusu, ibu telah menyendawakan bayinya.

4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya bayi baru lahir, seperti

demam, bayi hanya bergerak bergerak saat disentuh, tali pusat

berbau, dan bernanah, ibu mengerti penjelasan yang disampaikan.

3.3.4 Kunjungan Neonatus Ketiga (KN3)

Tanggal : 14 Februari 2020 Pukul : 10.00 WIB

S : Ibu mengatakan bahwa ada bintik-bintik merah pada wajah

bayinya.

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 4.400

gram, 53 cm, nadi 126x/menit, suhu 36,4°C, pernafasan

38x/menit.

Inspeksi Ada bintik-bintik merah pada wajah bayi terutama dahi.

A : Neonatus Cukup Bulan Usia 24 Hari


145

P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu

mengerti dengan kondisi bayinya saat ini.

2. Mengajrakan kepada ibu cara menyendawakan bayinya setelah

menyusu, ibu dapat menyendawakan bayinya.

3. Menganjurkan kepada ibu untuk bayinya berjemur di pagi hari,

ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. Menjelaskan kepada ibu untuk menjemur bayinya di bawah

sinar matahari di pagi hari sekitar 15-30 menit dengan

membuka pakaian bayi sehingga sinar matahari dapat

mengenai kulit secara langsung, ibu mngerti dan akan

melakukannya.

5. Menjelaskan kepada ibu untuk jadwal imunisasi berikutnya

yaitu imunisasi BCG dan polio 1 saat usia bayi sudah 1 bulan,

ibu mengerti dan bersedia untuk mengantar bayinya imunisasi

saat usia sudah 1 bulan.

3.4 Kunjungan Nifas

3.4.1 Kunjungan Nifas Pertama

Tanggal : 22 Januari 2020 Pukul : 02.00 WIB

S : 1) Keluhan utama

Perutnya mulas dan ibu sudah bisa menyusui bayinya.

2) Pola nutrisi
146

Setelah melahirkan ibu makan 1 kali dengan porsi sedang (nasi,

lauk-pauk dan sayur) dan minum 3 gelas air putih.

3) Pola eliminasi

Setelah melahirkan ibu BAK 2 kali warna kuning jernih dan ibu

belum BAB.

4) Pola istirahat

Ibu tidur 4-5 jam setelah melahirkan tetapi harus beberapa kali

terbangun karena bayinya menangis dan harus menyusui bayinya.

5) Aktivitas

Setelah melahirkan ibu sudah bisa miring kanan kiri, belajar

duduk, dan ibu sudah bisa berjalan ke kamar mandi sendiri.

O : Kesadaran composmentis, berat badan 71kg, tekanan darah 120/80

mmHg, nadi 81x/menit, suhu 36,4°C, pernafasan 20x/menit

Pemeriksaan Fisik

Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik, pandangan tidak

kabur, tidak ada pemandangan dua.

Payudara : Bentuk simetris, aerola hiperpigmentasi, puting susu

menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada pembengkakan payudara.

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi linea nigra, tidak ada luka bekas operasi


147

Palpasi TFU 2 jari di bawah pusat, UC baik, diastasis rektus

abdominalis negatif,

kandung kemih kosong.

Pemeriksaan genetalia lokhea rubra, pengeluaran merembes, bau khas

dan tidak ada luka jahitan perineum.

A : P2002 8 jam post partum

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan rencana asuhan

selanjutnya, ibu terlihat kelelahan karena kurang tidur.

2. Memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik dan tidak

terjadi perdarahan pervaginaan, fundus uteri teraba keras 2 jari di

bawah pusat.

3. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan mobilisasi dini yaitu

miring kanan, miring kiri, duduk dan berjalan untuk membantu

menguatkan otot-otot perut, ibu sudah miring, duduk dan berjalan

ke kamar mandi.

4. Menjelaskan kepada ibu untuk istirahat setelah menyusui bayinya

untuk mencegah terjadinya kelelahan. Ibu akan istirahat setelah

menyusui.

5. Memberitahu ibu tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas

dengan media leaflet, ibu mengerti dan dapat menyebutkan kembali

tanda-tanda bahaya pada masa nifas.


148

6. Menjelaskan kepada ibu untuk mengonsumsi makanan bergizi

seimbang untuk memperlancar produksi ASI, ibu mengerti dan

akan makan makanan yang bergizi.

7. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI awal kepada bayinya

karena ASI pertama yang keluar mengandung kolostrum yang kaya

kadar protein dan antibodi, ibu mengatakan bersedia menyusui

bayinya.

8. Melakukan pencegahan hipotermi dengan meletakkan bayi ke

dalam inkubator, mengganti popok bayi setiap kali basah,

membedong bayi agar tetap hangat dan memakaikan topi di

kepalanya, bayi dalam keadaan hangat.

9. Menjelaskan kepada ibu cara menjaga personal hygiene dan

menganjurkan ibu untuk ganti pembalut sebelum terisi penuh, ibu

mengerti dan akan melakukannya.

10. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi tablet Fe 1x1, ibu akan

mengonsumsi obat yang telah diberikan.

11. Menjelaskan kepada ibu untuk kunjungan ulang 6 hari lagi, ibu

bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 6 hari lagi.

3.4.2 Kunjungan Nifas Kedua (KF2)

Tanggal : 27 Januari 2020 Pukul : 08.00 WIB

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan.


149

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 71,6 kg,

tinggi badan 160 cm, tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 84x/menit,

suhu 36,6°C, pernafasan 21x/menit.

Pemeriksaan payudara bentuk simetris, aerola hiperpigmentasi, puting

susu menonjol, ASI keluar lancar, konsistensi lunak.

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi linea nigra, tidak ada luka bekas operasi

Palpasi TFU pertengahan antara simpisis pusat, UC baik teraba

keras, diastasis abdominalis negatif, kandung kemih kosong.

Pemeriksaan Genetalia lokhea sanguenolenta, bau khas dan tidak ada

luka jahitan.

A : P2002 6 hari Post Partum

P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan rencana asuhan

selanjutnya, ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.

2. Memastikan kembali uterus berkontraksi dengan baik dan tidak

terjadi perdarahan pervaginaan, fundus uteri teraba keras

Pertengahan antara simpisis pusat.

3. Mendeteksi adanya tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti

demam, dan adanya komplikasi pada masa nifas seperti bendungan

ASI, tidak ditemukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan

komplikasi masa nifas.


150

4. Memastikan ibu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang,

ibu sudah mengonsumsi makanan yang begizi seimbang yang

ditandai dengan ASI keluar dengan lancar.

5. Menganjurkan ibu untuk menghindari terjadinya kelelahan dan

mengatur pola istirahatnya, ibu tidur 6-7 jam setiap harinya dan

apabila malam bangun bergantian dengan suaminya.

6. Mengajarkan kepada ibu posisi cara menyusui yang benar, ibu

dapat mempraktekkannya sendiri dengan baik dan benar.

7. Menjelaskan kepada ibu pentingnya memberikan ASI eksklusif

kepada bayinya, ibu akan memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya dan ibu juga sudah memberikan ASI eksklusif pada

anaknya yang pertama.

8. Memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan tali pusat dan

menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat, ibu mengerti dengan

penjelasan yang sudah diberikan.

9. Memberikan ibu suplemen makanan yaitu RO6 1x1,tablet Fe 1x1

ibu bersedia mengonsumsi obat tersebut sampai habis.

3.4.3 Kunjungan Nifas Ketiga (KF3)

Tanggal : 14 Feberuari 2020 Pukul : 10.00 WIB

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan


151

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 68 Kg,

tinggi badan 160 cm, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80x/menit,

suhu 36,6°C, pernafasan 21x/menit.

Pemeriksaan payudara bentuk simetris, aerola hiperpigmentasi, puting

susu menonjol, ASI keluar lancar, konsistensi lunak.

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi linea nigra, tidak ada luka bekas operasi

Palpasi TFU tidak teraba, diastasis abdominalis negatif, kandung

kemih kosong

Pemeriksaan Genetalia lokhea serosa, bau khas dan tidak ada luka

jahitan.

A : P2002 3 minggu Post Partum

P : 1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan rencana asuhan

selanjutnya, ibu merasa lega dengan kondisinya saat ini

2. Memastikan ibu mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang,

ibu sudah mengonsumsi makanan yang begizi seimbang yang

ditandai dengan ASI keluar dengan lancar.

3. Menganjurkan ibu untuk menghindari terjadinya kelelahan dan

mengatur pola istirahatnya, ibu tidur 6-7 jam setiap harinya dan

apabila malam bangun bergantian dengan suaminya.

4. Mengajarkan kepada ibu cara menyandewakan bayinya, ibu dapat

menyendawakan bayinya.
152

5. Menjelaskan kepada ibu alat kontrasepsi yang aman digunakan

untuk ibu menyusui, ibu akan menggunakan Kb suntik 3 bulan.

6. Mennganjurkan ibu untuk menggunakan KB 1 minggu lagi, ibu

bersedia untuk menggunakan KB 1 minggu lagi.

3.4.4 Kunjungan Nifas Keempat (KF4)

Tanggal : 5 Maret 2020 Pukul : 09.00 WIB

S : Ibu mengeluh putingnya lecet

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 69 Kg,

tinggi badan 160 cm, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 82x/menit,

suhu 36,7°C, pernafasan 20x/menit.

Pemeriksaan payudara bentuk simetris, aerola hiperpigmentasi, puting

susu menonjol, ASI keluar lancar, konsistensi agak keras.

Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi linea nigra, tidak ada luka bekas operasi.

Palpasi TFU tidak teraba, diastasis abdominalis negatif, kandung

kemih kosong.

Pemeriksaan Genetalia lokhea alba, bau khas dan tidak ada luka

jahitan.

A : P2002 6 minggu Post Partum

P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibudan rencana asuhan

selanjutnya, ibu mengerti dengan kondisinya saat ini.


153

2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand atau

sesering mungkin, ibu akan menyusui bayinya sesering mungkin.

3. Memberikan konseling kepada ibu cara mencegah terjadinya

bendungan ASI, ibu mengerti dan akan melakukannya.

4. Menjelaskan kepada ibu perawatan puting lecet, ibu mengerti dan

dapat melakukannya.

5. Manganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang KB sesuai

degan jadwal yang telah dianjurkan, ibu bersedia untuk melakukan

kunjungan ulang KB.

3.5 Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu ber-KB

Tanggal : 26 Februari 2020 Pukul : 08.30 WIB

S : Ibu ingin menggunakan Kb suntik 3 bulan

O : Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, berat badan 71 Kg,

tinggi badan 160 cm, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 81x/menit,

suhu 36,7°C.

Pemeriksaan Fisik

Mata : konjungtiva merah muda, sklera ikterik, tidak ada nyeri tekan,

pandangan tidak kabur, tidak ada pemandangan dua.

Payudara : simetris, bersih, tidak ada benjolan, puting susu menonjol,

ASI keluar lancar.

Abdomen : tidak ada tanda-tanda kehamilan

Ekstremitas : tidak oedema, tidak varises.


154

A : P2002 Akseptor baru KB Suntik 3 Bulan

P : 1. Memeberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengerti dengan

kondisinya saat ini.

2. Melakukan penapisan pada klien sebelum menggunakan alat

kontrasepsi, ibu menjawab pertanyaan yang diajukan.

3. Melakukan inform choice yaitu menjelaskan kepada ibu

macam-macam alat kontrasepsi yang cocok digunakan untu ibu

menyusui, ibu mengatakan memilih menggunakan KB suntik 3

bulan.

4. Melakukan inform consent, sudah dilakukan.

5. Mempersiapkan peralatan yang akan digunakan, sperti spuit 3 cc,

kapas alkohol dan depo progestin, peralatan sudah disiapkan.

6. Mengatur posisi ibu senyaman mungkin, ibu sudah dengan posisi

miring ke kiri.

7. Menyuntikkan depo progestin dengan dosis 150 DMPA,

penyuntikan sudah dilakukan secara IM di bokong kanan sesuai

dengan SOP penyuntikan.

8. Menjelaskan kepada ibu efek samping dari Kb suntik 3 bulan

seperti adanya gangguan menstruasi, pusing, dan adanya

penambahan berat badan, ibu mengerti dan dapat mengulangi

kembali efek samping yang sudah dijelaskan.


155

9. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang pada tanggal 19 Mei

2020, ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.


156
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan

Asuhan kebidanan pada ibu hamil trimester III dilakukan mulai usia

kehamilan 36 minggu sampai persalinan, kunjungan dilakukan sebanyak 2

kali. Kunjungan pertama dilakukan pada tanggal 7 Januari 2020 pada usia

kehamilan 37 minggu dan kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 15

Januari 2020 pada usia kehamilan 38 minggu. Pemeriksaan dilakukan di PMB

Partiyah Amd.Keb Desa Sidomulyo, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri.

Pada bab ini peneliti menguraikan tentang kesesuaian dan kesenjangan antara

teori dengan praktik di lapangan.

4.1.1. Kunjungan Ke-1 pada Kehamilan UK 37 Minggu

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada

kunjungan pertama tanggal 7 Januari 2020 Ny. N mengeluh pusing sudah 2

hari ini karena merasa kecapekan merawat anak pertamanya yang sedang

aktif-aktifnya. Menurut teori Sulistyawati, 2015 tanda bahaya kehamilan

yaitu sakit kepala yang hebat, perdarahan pervaginaan, penglihatan kabur,

nyeri perut yang hebat. Menurut peneliti, pemeriksaan tekanan darah pada

Ny. N 120/70 mmHg, data ini mendukung bahwa pusing yang dialami Ny.N

bukan merupakan salah satu tanda bahaya kehamilan karena pusing yang

dialami Ny.N dapat hilang dengan istirahat yang cukup dan menghindari

153
154

aktivitas yang berlebihan sehingga keluhan yang dialami dapat teratasi. Jadi

dapat disimpulkan bahwa kondisi Ny.N dalam keadaan baik dan tidak ada

tanda bahaya kehamilan.

Hasil anamnesa didapatkan pada Trimester I ibu melakukan

kunjungan 2 kali dengan keluhan mual. Trimester II ibu melakukan

kunjungan 4 kali dengan keluhan keputihan dan nyeri pinggang. Trimester

III ibu melakukan kunjungan 4 kali dengan keluhan, nyeri perut bawah dan

pusing. Menurut Manuaba, 2012 pengaruh dari antenatal care sangat besar

dan untuk standar minimal antenatal care yaitu kunjungan pertama sebelum

minggu ke-14, kunjungan kedua sebelum minggu ke-28, kunjungan ketiga

antara minggu ke 28-36, kunjungan keempat setelah minggu ke-36. Menurut

peneliti Ny.S sudah melakukan standar minimal kunjungan antenatal care

dan mengalami beberapa keluhan sesuai dengan usia kehamilannya. Ibu

rutin melakukan kunjungan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh bidan.

Ibu dijadwalkan ulang 1 minggu lagi karena usia kehamilan ibu sudah lebih

dari 36 minggu.

Penimbangan berat badan pada Ny. N saat ini adalah 72,8 Kg.

Menurut Yongki, 2009 berat badan ibu hamil dari awal kehamilan sampai

akhir kehamilan minimal mengalami kenaikan ≥9 Kg, dan apabila ≤9 Kg

status gizi ibu hamil tergolong rendah yang dapat berisiko melahirkan bayi

BBLR. Menurut peneliti pada awal kehamilan berat badan ibu hamil 62,5

Kg dan pada trimester III ini sudah mengalami kenaikan berat badan 10,3
155

Kg. Jadi ibu tidak termasuk kategori ibu hamil dengan status gizi rendah,

namun ibu tetap dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang

yaitu dalam sekali makan dengan nasi, sayuran, lauk pauk, serta makan

buah-buahan, dan minum air putih yang cukup.

Hasil pengukuran lingkar lengan atas Ny. N 28 cm. Menurut

Widatiningsih, 2017 standart minimal untuk ukuran LiLA adalah 23,5 cm.

Menurut peneliti, ukuran LiLA ibu memenuhi standart normal yang berarti

ibu tidak mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronik). Dalam hal ini perlu

dilakukan pemantauan berat badan ibu setiap kali ibu melakukan kunjungan

antenatal care karena penambahn berat badan juga memengaruhi ukuran

LiLA pada ibu hamil.

Hasil pemeriksaan tekanan darah pada Ny. N 120/70 mmHg, nadi

82x/menit, pernafasan 21x/menit, suhu 36,6°C. Menurut Saifuddin, 2018

tanda-tanda vital normal yaitu tekanan darah 110/60-130/80 mmHg, suhu

36,5-37,5°c, nadi 60-90x/menit, pernapasan 16-20x/menit. Menurut peneliti,

apabila tekanan darah lebih dari 130/80 digolongkan tekanan darah tinggi

dan apabila kurang dari 110/60 digolongkan tekanan darah rendah. Dari

hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa TTV ibu dalam batas

normal.

Hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri pada Ny. N yaitu 29 cm.

Menurut teori, pemeriksaan TFU dapat dilakukan dengan menggunakan

metlin. TFU pada trimester III yaitu minggu ke-28 TFU 25 cm, minggu
156

ke-32 TFU 27 cm, minggu ke-36 TFU 30 cm, minggu ke-40 TFU 33 cm

(Manuaba & dkk, 2012). Menurut peneliti, pengukuran TFU dilakukan

setiap ibu melakukan kunjungan antenatal. Dari hasil pemeriksaan tersebut

ditemukan ketidaksesuaian antara teori dengan hasil pemeriksaan. Pada

hasil pemeriksaan TFU Ny. N 29 cm sedangkan menurut teori pada minggu

ke-37 seharusnya TFU sudah lebih dari 30 cm. Ketidaksesuaian tersebut

bisa disebabkan oleh kurangnya pemenuhan nutrisi selama kehamilan yang

akan berpengaruh pada tafsiran berat janin yang akan cenderung rendah.

Pada hasil pemeriksaan Ny. N detak jantung janin yaitu 132x/menit

dengan mengunakan dopler. Menurut Ardiansz, 2017 Frekuensi DJJ

normalnya 120-160x/menit, keteraturan, denyut jantung dapat didengar

dengan menggunakan funandoskop atau dopler. Menurut peneliti, DJJ pada

Ny. N termasuk dalam keadaan normal dan menunjukkan kesejahteraan

janin baik.

Pada pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan Hemoglobin,

didapatkan hasilnya yaitu 11 gr/dl. Menurut Handayani & Triwik Sri

Mulyani, 2017 Hb pada wanita hamil normalnya yaitu > 10gr/dL, apabila <

10 gram/dL dikatakan anemia. Menurut peneliti, Hb Ny.N dalam batas

normal dan lebih baiknya lagi Hb dapat ditingkatkan lagi yaitu dengan

menganjurkan ibu untuk tetap mengonsumsi tablet Fe sesuai dengan anjuran

yang telah diberikan oleh bidan.

4.1.2. Kunjungan Ke-2 Kehamilan UK 38 Minggu


157

Kunjungan kedua dilakukan pada tanggal 15 Januari 2020. Pada

kunjungan ini ibu mengeluh perutnya kenceng-kenceng tetapi masih jarang

sejak dan nyeri pada punggung. Menurut Marmi, 2016 terjadinya his

merupakan salah satu tanda dan gejala dari persalinan. Menurut Medforth &

dkk, 2012 nyeri punggung merupakan ketidaknyamanan yang dialami ibu

hamil pada trimester III. Selama kehamilan ligamen menjadi lebih lunak dan

meregang untuk mempersiapkan tubuh dalam persalinan, yang

mengakibatkan ketegangan pada sendi punggung bawah dan panggul.

Menurut peneliti, his yang dialami Ny. N normal terjadi pada usia

kandungan 38 minggu. Dalam hal ini menganjurkan ibu untuk

memperbanyak jalan kaki, dan latihan jongkok agar kepala bayi cepat turun.

Nyeri punggang yang dialami Ny.N disebabkan oleh beban perut yang

semakin besar sehingga terjadi ketegangan pada sendi punggung bawah dan

panggul yang menopang perut ibu. Menganjurkan Ny. N menghindari

mengangkat benda berat, menunjukkan cara bagaimana duduk dan berdiri

dengan tulang belakang berada pada posisi netral.

Penimbangan berat badan pada Ny. N saat ini adalah 73,6 Kg.

Menurut Yongki, 2009 berat badan ibu hamil dari awal kehamilan sampai

akhir kehamilan minimal mengalami kenaikan ≥9 Kg, dan apabila ≤9 Kg

status gizi ibu hamil tergolong rendah yang dapat berisiko melahirkan bayi

BBLR. Menurut peneliti pada awal kehamilan berat badan ibu hamil 62,5

Kg dan pada trimester III ini sudah mengalami kenaikan berat badan 11,1
158

Kg. Jadi ibu tidak termasuk kategori ibu hamil dengan status gizi rendah,

namun ibu tetap dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang

yaitu dalam sekali makan dengan nasi, sayuran, lauk pauk, serta makan

buah-buahan, dan minum air putih yang cukup.

Hasil pemeriksaan tekanan darah pada Ny. N 120/80 mmHg, nadi

80x/menit, pernafasan 21x/menit, suhu 36,5°C. Menurut Saifuddin, 2018

tanda-tanda vital normal yaitu tekanan darah 110/60-130/80 mmHg, suhu

36,5-37,5°c, nadi 60-90x/menit, pernapasan 16-20x/menit. Menurut peneliti,

apabila tekanan darah lebih dari 130/80 digolongkan tekanan darah tinggi

dan apabila kurang dari 110/60 digolongkan tekanan darah rendah. Dari

hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan bahwa TTV ibu dalam batas

normal.

Hasil pemeriksaan tinggi fundus uteri pada Ny. N yaitu 30 cm.

(Manuaba & dkk, 2012).menurut Mc.Donald pemeriksaan TFU dapat

dilakukan dengan menggunakan metlin. TFU pada trimester III yaitu

minggu ke-28 TFU 25 cm, minggu ke-32 TFU 27 cm, minggu ke-36 TFU

30 cm, minggu ke-40 TFU 33 cm. Menurut peneliti, pengukuran TFU

dilakukan setiap ibu melakukan kunjungan antenatal. Dari hasil

pemeriksaan tersebut ditemukan ketidaksesuaian antara teori dengan hasil

pemeriksaan. Pada hasil pemeriksaan TFU Ny. N 30 cm sedangkan menurut

teori pada minggu ke-38 seharusnya TFU sudah lebih dari 30 cm.

Ketidaksesuaian tersebut bisa disebabkan oleh kurangnya pemenuhan nutrisi


159

selama kehamilan yang akan berpengaruh pada tafsiran berat janin yang

akan cenderung rendah.

Pada hasil pemeriksaan Ny. N detak jantung janin yaitu 140x/menit

dengan mengunakan dopler. Menurut Ardiansz, 2017 Frekuensi DJJ

normalnya 120-160x/menit, keteraturan, denyut jantung dapat didengar

dengan menggunakan funandoskop atau dopler. Menurut peneliti, DJJ pada

Ny. N termasuk dalam keadaan normal dan menunjukkan kesejahteraan

janin baik.

4.2 Asuhan Kebidanan pada Persalinan

Asuhan kebidanan ibu bersalin pada Ny. N mulai kala I sampai

dengan kala IV dilakukan tanggal 21 Januari 2020 di PMB Partiyah Amd.Keb

Desa Sidomulyo, Kecamatan Semen Kabupaten Kediri. Peneliti akan

menguraikan tentang kesesuaian atau kesenjangan antara teori dengan praktik

di lapangan.

4.2.1 Asuhan Persalinan Kala I

Asuhan kebidanan ibu bersalin Pada Ny. N G2P10001 UK 39 minggu

memasuki kala I fase aktif. Menurut teori, Persalinan adalah proses

membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke jalan lahir. Persalinan

normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup

bulan (37-42 minggu) lahir spontan denganpresentasi belakang kepala tanpa

komplikasi baik ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2013). Menurut

Ardiansz, 2017 Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
160

kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai penyulit.

Menurut peneliti Ny. N dengan UK 39 minggu memasuki kala I fase aktif

merupakan hal yang fisiologi terjadi karena usia kehamilannya sudah cukup

bulan untuk melahirkan bayinya dan tidak ditemukan penyulit.

Dari hasil pengkajian Ny. N mengeluh perutnya kenceng-kenceng

serta mengeluarkan lendir dan darah dari jalan lahir. Menurut teori, Rasa

nyeri oleh adanya his yang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir

bercampur darah karna terjadi robekan pada serviks, kadang-kadang

ketuban pecah dengan sendirinya, pada pemeriksaan dalam, serviks

mendatar dan telah ada pembukaan (Roestam Mochtar, 2012). Menurut

Marmi, 2016 tanda dan gejala persalinan yaitu terjadinya lightening,

terjadinya his permulaaan, terjadinya his persalinan, keluarnya lendir

bercampur darah pervaginaan (show), kadang-kadang ketuban pecah dengan

sendirinya, dilatasi dan effecement. Menurut peneliti, keluhan yang dialami

oleh Ny. N merupakan tanda persalinan yang normal terjadi,

kenceng-kenceng dikarenkan adanya kontraksi yang membuat dilatasi

serviks dan lendir dan darah akibat dari adanya pembukaan.

Pada pemeriksaan TTV Ny. N didapatkan hasil yaitu tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 36,5°C, pernafasan20x/menit. Menurut

marmi, 2016 tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus dengan

kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik

rata-rata 5-10 mmHg, suhu badan akan meningkat selama persalinan.


161

Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi 0,5-10C, Frekuensi denyut

jantung nadi di antara kontraksi sedikit lebih tinggi dibandingkan selama

periode menjelang persalinan. Denyut jantung yang sedikit naik merupakan

keadaan normal, meskipun normal perlu dikontrol secara periode untuk

mengidentifikasi adanya infeksi, kenaikan pernapasan dapat disebabkan

karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan teknik pernapasan

yang tidak benar. Menurut peneliti dari hasil pemeriksaan TTV pada Ny. N

hasilnya dalam batas normal dan pemantauan TTV tetap dilakuakan,

tekanan darah dan suhu setiap 4 jam sekali dan nadi setiap 30 menit sekali,

hasil terlampir di partograf.

Pada hasil pemeriksaan Ny. N detak jantung janin yaitu 141x/menit

dengan mengunakan dopler. Menurut teori, DJJ normal adalah antara

120-160 ×/menit(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017). Menurut

Ardiansz, 2017 Frekuensi DJJ normalnya 120-160x/menit, keteraturan,

denyut jantung dapat didengar dengan menggunakan funandoskop atau

dopler. Menurut peneliti, DJJ pada Ny. N termasuk dalam keadaan normal

dan menunjukkan kesejahteraan janin baik.

Pemantuauan kala I fase aktif didokumentasikan dalam bentuk

partograf. Pemantauan ini dilakukan untuk mengobervasi dan menilai

keadaan ibu dan janin serta memantau kemajuan persalinan. Pemantauan

dan penilaian kala I fase aktif dilakukan sudah sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa pemantauan tekanan darah, suhu, pembukaan serviks,


162

dan penurunan bagian terbawah janin dilakukan selama 4 jam sekali. Nadi,

kontraksi, DJJ dilakukan setiap 30 menit,sekali dan urin dihitung setiap 2

jam sekali (Ardiansz, 2017).

Pada Ny. N persalinan kala I fase aktif dengan pembukaan 4 cm

berlangsung selama 90 menit mulai pukul 16.00 WIB sampai dengan 17.30

WIB. Menurut (Roestam Mochtar, 2012) fase aktif dibagi menjadi 3 yaitu :

Fase akselerasi terjadi dalam waktu 2 jam dari pembukaan 3 cm menjadi 4

cm. Fase dilatasi maksimal terjadi dalam waktu 2 jam pembukaan dan

berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. Fase deselerasi terjadi

dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap dan pembukaan

menjadi lambat sekali. Menurut peneliti, hal ini terjadi kesenjangan antara

teori dan praktik di lapangan, dimana menurut teori pembukaan 4 cm

sampai dengan pembukaan lengkap terjadi selama 4 jam sedangkan pada

Ny. N terjadi selam 90 menit, ini dikarenakan pengaruh dari kekuatan dan

keteraturan dari kontraksi sehingga persalinan berlangsung lebih cepat.

4.2.2 Asuhan Persalinan Kala II

Proses persalinan kala II pada Ny. N terjadi pada pukul 17.30 WIB.

Ibu mengeluh ingin meneran seperti BAB yang ditandai dengan adanya

dorongan meneran, tekanan pada anus, perinium menonjol dan Vulva

membuka. Menurut Saifuddin 2018, tanda kala II persalinan yaitu ada

dorongan meneran, adanya tekanan pada rektum dan vagina, perineum

menonjol, vulva dan sfingter ani membuka (Saifuddin, 2018). Menurut


163

peneliti, hasil pemeriksaan kala II persalinan pada Ny. N adalah hal yang

normal terjadi pada kala II persalinan dimana sesuai dengan teori, jadi dapat

disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik

dilapangan.

Pada hasil pemeriksaan Ny. N detak jantung janin yaitu 138x/menit

dengan mengunakan dopler. Menurut teori, DJJ normal adalah antara

120-160 ×/menit(Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017). Menurut peneliti,

DJJ pada Ny. N termasuk dalam keadaan normal dan menunjukkan

kesejahteraan janin baik.

Pemantauan kontraksi kala II persalinan yaitu 4x10”45”. Menurut

teori, Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap

(kontraksi diangap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam

waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) (Manuaba &

dkk, 2012). Menurut Marmi, 2016 Kontraksi bersifat berkala dan yang harus

diperhatikan adalah lamanya kontraksi berlangsung dan kekuatan kontraksi,

his semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit dan durasinya 50 sampai

100 detik. Menurut peneliti, hasil pemantauan kontraksi pada Ny.N dengan

frekuensi 4 kali dalam 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih,

hal ini sesuai dengan teori yang telah disajikan. Jadi terjadi kesenjangan

antara teori dan praktik di lapangan pada durasi atau lamanya kontraksi.

Pada Ny. N lamanya persalinan mulai dari pembukaan lengkap

sampai lahirnya bayi yaitu 15 menit mulai pukul 17.30 WIB sampai dengan
164

17.45 WIB. Menurut teori, kala II disebut juga dengan kala pengeluaran,

pada primipara kala II dapat berlangsung dalam waktu 120 menit sedangkan

pada multipara 60 menit (Saifuddin, 2018). Menurut peneliti, pada Ny.N

persalinan kala II berlangsung dengan cepat karena dipengaruhi oleh 5P

yang baik yaitu, passage, passanger, power, psikis, penolong. Sehingga

tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

4.2.3 Asuhan Persalinan Kala III

Proses persalinan kala III pada Ny. N didapatkan hasil pemeriksaan

yaitu TFU setinggi pusat, UC teraba keras dan baik, tali pusat memanjang,

tampak semburan darah, perut terlihat globular. Menurut ardiansz, 2017

tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu tali pusat bertambah memanjang,

adanya semburan darah dan uterus terlihat globuler . Menurut Ari

Sulistyawati, 2015 pada saat bayi lahir, fundus uteri setinggi pusat dengan

berat 1000 gram. Menurut peneliti, hasil pemeriksaan pada Ny. N sesuai

dengan teori kala III persalinan dan ini merupakan hal fisiologis terjadi,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

Penatalaksanaan kala III yang dilakukan pada Ny. N yaitu

menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM dalam 1 menit pertama setelah

bayi lahir, melakukan penegangan tali pusat terkendali dan massase fundus

uteri. Menurut Ardiansz, 2017 melakukan penyuntikan oksitosin dalam 1

menit pertama 10 IU secara IM. Menurut Sondakh, 2013 penatalaksanaan

kala III persalinan adalah manajemen aktif kala III yaitu dengan melakukan
165

penegangan tali pusat terkendali dan melakukan massase fundus. Menurut

peneliti, oksitosin diberikan untuk mempertahankan kontraksi agar tetap

baik dan mempermudah untuk pengeluaran plasenta. Pada kala III

persalinan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan dan

penatalaksanaan yang dilakukan pada Ny. N sudah sesuai dengan teori yang

ada.

Proses persalinan Kala III pada Ny. N berlangsung mulai pukul

17.45 WIB sampai dengan 17.50 WIB, yang berarti proses pengeluaran

plasenta terjadi dalam waktu 5 menit. Menurut teori plasenta lepas dalam 6

sampai 15 menit setelahh bayi lahir (Marmi, 2016). Menurut peneliti, dari

hasil pemeriksaan plasenta lahir spontan dalam waktu 5 menit, pengeluaran

plasenta ini lebih cepat jika dibandingkan teori yang ada, pada teori

dijelaskan bahwa pengeluaran plasenta membutuhkan waktu 6 sampai 15

menit. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada kesenjangan antara teori dan

praktik di lapangan.

4.2.4 Asuhan Persalinan Kala IV

Penatalaksanaan kala IV pada Ny. N yaitu dilakukan observasi

untuk memantau Ny. N selama 2 jam post partum dan didokumentasikan di

partograf. Ibu dan bayi dalam keadaan baik. Dari hasil pemeriksaan

didapatkan TFU teraba 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik dan

teraba keras, tidak ada laserasi perinium, perdarahan ±200 cc. Menurut Ari

Sulistyawati, 2015 pada akhir kala III, TFU teraba 2 jari dibawah pusat.
166

Menurut peneliti, hasil pemeriksaan TFU pada Ny. N yaitu 2 jari di bawah

pusat dan ini merupakan fisiologi pada kala IV dan dari hasil pemeriksaan

ini menunjukkan bahwa kondisi ibu dalam keadaan baik. Menurut teori

fisiologis perdarahan yang terjadi pada kala IV ini tidak melebihi ±400-500

cc (Sulistyawati dan Nugraheni, 2013). Menurut peneliti, perdarahan kala

IV persalinan pada Ny. N adalah ±200 cc, hal ini menunjukkan tidak ada

komplikasi perdarahan pada Ny.N dan ini menunjukkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

Dari hasil pemeriksaan pada Ny. N pada pukul 17.50 WIB yaitu

tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 83x/menit, suhu 37°C, pernafasan

20x/menit. Menurut Saifuddin, 2018 tanda-tanda vital normal yaitu tekanan

darah 110/60-130/80 mmHg, suhu 36,5-37,5°c, nadi 60-90x/menit,

pernapasan 16-20x/menit. Menurut peneliti, apabila tekanan darah lebih dari

130/80 digolongkan tekanan darah tinggi dan apabila kurang dari 110/60

digolongkan tekanan darah rendah. Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat

disimpulkan bahwa TTV ibu dalam batas normal. Pemantauan 2 jam post

partum terlampir di partograf.

4.3 Asuhan Kebidanan pada Neonatus

Asuhan kebidanan bayi baru lahir dilakukan pada tanggal 21 Januari

2020 di PMB Partiyah Amd.Keb Desa Sidomulyo, Kecamatan Semen

Kabupaten Kediri. Kunjungan pada neonatus dilakukan sebanyak 3 kali.

Kunjungan pertama dan kedua dilakukan di PMB Partiyah Amd.Keb


167

sedangkan kunjungan ketiga dilakukan kunjungan rumah di Desa Mondo,

Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dengan tetap didampingi oleh bidan.

Pada bab ini peneliti menguraikan tentang kesesuaian dan kesenjangan antara

teori dengan praktik di lapangan.

4.3.1 Asuhan pada Bayi Baru Lahir

By. Ny. N lahir pada tanggal 21 Januari 2020 pukul 17.45 WIB,

lahir spontan pada usia kehamilan 39 minggu, berjenis kelamin perempuan,

nilai apgar skornya yaitu 8-9. Menurut teori, bayi baru lahir normal adalah

bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu dan untuk apgar

skornya yaitu 7-10 (Manggiasih, 2016). Menurut peneliti, By. Ny. N lahir

pada saat UK 39 minggu, hal ini sesuai dengan teori bahwa bayi normal

atau cukup bulan lahir pada UK 37-42 minggu. Pada apgar skor 8-9 yang

menyatakan bahwa bayi dalam keadaan baik dan tidak perlu dilakukan

penanganan secara khusus. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktik di lapangan.

Hasil pemeriksaan By. Ny. N yaitu nadi 132x/menit, pernafasan

40x/menit, suhu tubuh 36°C. Menurut teori, bunyi jantung dalam menit

petama kira-kira 180 per menit yang kemudian turun sampai 140 per

menit-120 per menit pada waktu bayi berumur 30 menit (Manggiasih,

2016). Frekuensi pernapasan bayi yang normal 40-60 kali/menit yang

cenderung dangkal dan jika bayi tidak sedang tidur, kecepatan dan irama

dan kedalamannya tidak teratur (Rohani, 2011). Suhu bayi normal


168

36,5°C-37,5°C (Saifuddin, 2015). Menurut peneliti, terjadi kesenjangan

pada suhu bayi, pada hasil pemeriksaan suhu bayi 36°C sedangkan menurut

teori suhu normal pada bayi 36,5°C-37,5°C. Untuk menjaga kehangatan

bayi, bayi segera di bedong dan di letakkan di inkubator.

Dari hasil pemeriksaan pada By. Ny. N berat lahir 3.100 gram,

panjang badan 49 cm, lingkar kepala 33 cm, tali pusar bersih, tidak ada

perdarahan dan tidak ada tanda-tanda infeksi, genetalia terdapat lubang

vagina, labia mayora menutupi labia minora. Bayi sudah BAK dan belum

BAB. Menurut teori, ciri-ciri bayi normal yaitu berat badan 2500-4000

gram, panjang badan lahir 48-52 cm, lingkar kepala 33-35 cm, genetalia

labio mayora sudah menutupi labia minora (perempuan) dan testis sudah

turun di skrotum (laki-laki) (Manggiasih, 2016). Menurut peneliti, keadaan

By. Ny. N menunjukkan bahwa kondisinya baik dan tidak ada kesenjangan

antara teori dengan praktik di lapangan.

Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada By. Ny. N yaitu

memberikan injeksi vitamin K 1 mg secara IM, memberikan salep mata

antibiotik tetrasiklin 1% pada kedua mata bayi dari mata bagian luar sampai

mata bagian dalam, memberikan imunisasi Hepatitis B dengan dosis 0,5 ml

secara IM di paha kanan anterolateral. Menurut teori, bayi baru lahir

diberikan profilaksis gonokokus mata meliputi satu kali penggunaan baik

salep mata eritomisisn 0,5 % atau salep mata tetracyclin 1%. Imunisasi

hepatitis B diberikan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B.


169

Pemberian vitamin K 0,5-1 mg IM dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir

(Cuningham & dkk, 2015). Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara

teori dengan praktik di lapangan.

4.3.2 Kunjungan Neonatus Ke-1

Kunjungan pertama neonatus dilakukan 13 jam setelah bayi lahir

pada tanggal 22 Januari 2020 pukul 06.30 WIB, bayi dapat menetek dengan

baik. Menurut teori, kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun

waktu 6-48 jam setelah lahir, kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan

pada kurun waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, kunjungan

neonatal ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan

hari ke 28 setelah lahir (Karwati & dkk, 2011). Menurut peneliti, kunjungan

neonatus dilakukan pada 13 jam setelah bayi lahir jadi sesuai dengan teori

yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

Bayi sudah BAB berwarna hijau kehitaman dan bau khas, bayi

sudah BAK warna jernih. Menurut teori, keluarnya mekonium dan urin

setelah beberapa menit atau beberpa jam setelah lahir memastikan bahwa

saluran pencernaan dan urin paten (F.Gant & Cuningham, 2011). Menurut

peneliti bayi sudah bisa BAB dan BAK yang menunjukkan bahwa saluran

pencernaan berfungsi dengan normal.

Dari hasil pemeriksaan pada By. A berat badan 3.100 gram panjang

badan 49 cm, nadi 28x/menit, suhu 36,5°C, pernafasan 43x/menit. Menurut

teori, TTV yang normal pada bayi yaitu suhu 36,5 o-37o C, pernapasan 40-60
170

kali/menit, denyut jantung 120-160 kali/ menit, berat badan 2500-4000

gram, panjang badan 48-52 cm (Sondakh, 2013). Menurut peneliti, tidak ada

kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

14.3.3 Kunjungan Neonatus Ke-2

Kunjungan neonatus kedua dilakukan 6 hari setelah bayi lahir pada

tanggal 27 Januari 2020 pukul 08.00 WIB, bayi tidak ada keluhan. Menurut

teori, kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48

jam setelah lahir, kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun

waktu hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, kunjungan neonatal

ke-3 (KN 3) dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke

28 setelah lahir (Karwati & dkk, 2011). Menurut peneliti, kunjungan

neonatus dilakukan pada 6 hari setelah bayi lahir jadi sesuai dengan teori

yang ada dan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

Pola eliminasi pada By. A yaitu BAK 7-8x/hari warna jernih, BAB

3x/hari konsistensi lembek. Menurut teori, bayi minimum 3-4 kali buang air

besar dalam sehari. Sedangkan buang air kecilnya pada hari pertama dan

kedua minimal 1-2 kali serta minimal 6 kali atau lebih setiap hari setelah

hari ketiga (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017). Menurut peneliti,

tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

4.3.4 Kunjungan Neonatus Ke-3

Kunjungan pertama neonatus dilakukan 24 hari setelah bayi lahir

pada tanggal 14 Februari 2020 pukul 10.00 WIB. Menurut teori, kunjungan
171

neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir,

kunjungan neonatal ke-2 (KN 2) dilakukan pada kurun waktu hari ke 3

sampai dengan hari ke 7 setelah lahir, kunjungan neonatal ke-3 (KN 3)

dilakukan pada kurun waktu hari ke 8 sampai dengan hari ke 28 setelah lahir

(Karwati & dkk, 2011). Menurut peneliti, kunjungan neonatus dilakukan

pada 24 hari setelah bayi lahir jadi sesuai dengan teori yang ada dan tidak

ada kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

4.4 Asuhan Kebidanan pada Nifas

Asuhan kebidanan nifas pada Ny. N dilakukan sebanyak 4 kali.

Kunjungan pertama dan kedua dilakukan di PMB Partiyah Amd.Keb

sedangakan kunjungan ketiga dan keempat dilakukan kunjungan rumah di

Desa Mondo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri dengan tetap didampingi

oleh bidam. Pada bab ini peneliti menguraikan tentang kesesuaian dan

kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

4.4.1 Kunjungan Nifas Ke-1

Kunjungan nifas pertama dilakukan pada tanggal 22 Januari 2020

pukul 02.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan ibu mengeluh perutnya mulas.

Menurut teori, persoalan yang dirasakan pada ibu nifas adalah rasa nyeri

pada jalan lahir, nyeri ulu hati, konstipasi, kaki bengkak, nyeri perut setelah

lahir, payudara membesar, nyeri tekan pada payudara dan puting susu,

puting susu pecah-pecah, keringat berlebih serta rasa nyeri selama beberapa

hari jika ibu mengalami hemoroid (Handayani & Triwik Sri Mulyani, 2017).
172

Menurut peneliti, keluhan yang dirasakan ibu sesuai dengan teori yaitu nyeri

perut setelah melahirkan karena adanya kontraksi yang merupakan proses

dari involusi uterus.

Asuhan yang diberikan pada Ny. N 8 jam post partum, Ny. N sudah

bisa BAK ke kamar mandi sendiri pada pukul 21. 30 WIB , tidak ada

keluhan pada BAK warna kuning jernih. Ny. N belum BAB setelah

melahirkan. Menurut teori, ibu nifas harus berkemih dalam 4-8 jam pertama

setelah melahirkan. Sedangkan untuk buang air besar, diharapkan

sekitar 3-4 hari setelah melahirkan (Handayani & Triwik Sri Mulyani,

2017). Menurut peneliti, Ny. N BAK 4 jam setelah melahirkan ini sesuai

dengan teori yaitu 4-8 jam setelah melahirkan. Ibu belum BAB, tetapi tidak

ada yang perlu dikhawatirkan karena menurut teori BAB bisa terjadi 3-4

hari setelah melahirkan. Jadi tidak ada kesenjangan antara teori dengan

praktik di lapangan.

Dari hasil pemeriksaan pada Ny. N didapatkan TFU 2 jari di bawah

pusat, lokhea rubra, pengeluaran merembes, bau khas dan tidak ada luka

jahitan perineum. Menurut teori, lokhea rubra keluar pada hari pertama

sampai hari ke-4 post partum. Cairan yang keluar berwarna merah segar

(Manuaba & dkk, 2012). Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara

teori dengan praktik di lapangan pada Ny. N mengeluarkan lokhea rubra

yang normal terjadi pada hari pertama post partum.


173

Melakukan penatalaksanaan pada Ny. N yaitu menjelaskan kepada

ibu cara menjaga personal hygiene dan menganjurkan ibu untuk ganti

pembalut sebelum terisi penuh. Dan mengajarkan kepada ibu cara menyusui

yang benar. Menurut teori, Mengajarka pada ibu bagaimana cara menyusui

yang benar dan apabila ada masalah menyusui dapat segera diatasi (Dewi &

Sunarsih, 2014). Konseling yang diberikan meliputi, perawatan bayi dan

pemberian ASI, personal hygiene (Saifuddim, 2018). Menurut peneliti,

penatalaksanaan yang dilakukan bidan sudah sesuai dengan teori yang ada,

jadi tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

4.4.2 Kunjungan Nifas Ke-2

Kunjungan nifas kedua dilakukan 6 hari post partum pada tanggal

27 Januari 2020, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Menurut Saifuddin,

2015 kunjungan nifas pertama dilakukan pada 6-8jam setelah persalinan,

kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2 sampai 6

minggu setelah persalinan, kunjungan keempat setelah 6 minggu persalinan.

Menurut peneliti, kunjungan kedua yang dilakukan Ny. N 6 hari setelah

persalinan, jadi sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik di lapangan.

Pada pemeriksaan berat badan pada Ny. N hasilnya yaitu 71,6 Kg.

Menurut teori, penurunan berat badan setelah melahirkan akan turun 5

sampai 6 kg karena pengeluaran bayi dan kehilangan darah normal,

biasanya terdapat penurunan lebih lanjut 2 sampai 3 kg melalui diuresis


174

(Cuningham & dkk, 2015). Menurut peneliti, jika dibandingkan dengan

berat badan terkahir yaitu 73,6 Kg, jadi penurunan berat badan pada Ny. N

adalah 2 Kg. ini bisa disebabkan oleh jeda waktu seminggu dari

pemeriksaan terakhir sampai dengan waktu persalinan sehingga ada

kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

Pada hasil pemeriksaan abdomen Ny. N TFU di terba pertengahan

antara simpisis pusat. Menurut teori, pada 1 minggu postpartum, TFU teraba

pertengahan pusat simpisis dengan berat 500 gram ( Ari Sulistyawati,

2015). Menurut peneliti, tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik

di lapangan.

Pada hasil pemeriksaan genetalia Ny. N lokhea sanguenolenta, bau

khas dan tidak ada luka jahitan. Menurut teori, lokhea sanguenolenta

berwarna merah kecokelatan dan berlendir yang berlangsung dari hari ke-4

sampai hari ke-7 post partum (Sulistyawati, 2015). Menurut peneliti, hasil

pemeriksaan lokhea pada Ny. N sesuai dengan teori, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

Memberikan konseling kepada Ny. N tentang perawatan tali pusat

dan menjaga suhu tubuh bayi agar tetap hangat. Menurut teori, Memberikan

konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi

tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari.(Saifuddin, 2015). Menurut

peneliti, hal ini menunjukkan tidak ada kesengan antara teori dan praktik di
175

lapangan karena penatalaksanaan yang diberikan oleh bidan sudah sesuai

dengan teori yang ada.

4.4.3 Kunjungan Nifas Ke-3

Kunjungan nifas ketiga dilakukan 3 minggu post partum pada

tanggal 14 Februari 2020, ibu mengatakan tidak ada keluhan. Menurut

Saifuddin, 2015 kunjungan nifas pertama dilakukan pada 6-8jam setelah

persalinan, kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2

sampai 6 minggu setelah persalinan, kunjungan keempat setelah 6 minggu

persalinan. Menurut peneliti, kunjungan ketiga yang dilakukan Ny. N 3

minggu setelah persalinan, jadi sesuai dengan teori dan tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

Pada pemeriksaan genetalia pada Ny. N lokhea serosa, bau khas

dan tidak ada luka jahitan. Menurut teori, lokhea serosa berwarna kuning

kecokelatan yang berlangsung dari hari ke-7 sampai hari ke-14 post partum.

(Sulistyawati, 2015). Menurut peneliti, pada minggu ketiga post partum

Ny.N masih mengeluarkan lendir berwarna kuning kecoklatan, sedangkan

menurut teori lokhea serosa terjadi pada hari ke-7sampai hari ke-14.

Sehingga muncul kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan, namun

hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena pada hasil pemeriksaan tidak

ditemukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas.


176

4.4.4 Kunjungan Nifas Ke-4

Kunjungan nifas keempat dilakukan 6 minggu post partum pada

tanggal 5 Maret 2020, ibu mengeluh putingnya lecet. Menurut Saifuddin,

2015 kunjungan nifas pertama dilakukan pada 6-8jam setelah persalinan,

kunjungan kedua 6 hari setelah persalinan, kunjungan ketiga 2 sampai 6

minggu setelah persalinan, kunjungan keempat setelah 6 minggu persalinan.

Menurut peneliti, kunjungan keempat yang dilakukan Ny. N 6 minggu

setelah persalinan, jadi sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktik di lapangan.

Hasil pemeriksaan abdomen pada Ny. N yaitu TFU tidak terba.

Menurut teori, pada 6 minggu postpartum, fundus uteri mengecil (tak

teraba) dengan berat 50 gram ( Ari Sulistyawati, 2015). Menurut peneliti,

involusi terjadi dengan baik sehingga uterus kembali ke bentuk semula

seperti sebelum hamil, hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa pada

minggu ke-6 post partum TFU tidak teraba. Jadi dapat disimpulkan bahwa

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

Pemeriksaan genetalia pada Ny. N hasilnya yaitu lokhea alba, bau

khas dan tidak ada luka jahitan. Menurut teori, lokhea alba berwarna putih

berlangsung selama 2-6 minggu post partum (Sulistyawati, 2015). Menurut

peneliti, Ny. N mengeluarkan lendir berwarna putih pada minggu ke-6 post
177

partum, hal ini sesuai dengan teori yang ada dan tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik di lapangan.

4.5 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana

Asuhan kebidana keluarga berenca pada Ny. N dilakukan pada tanggal

26 Februari 2020 di PMB Partiyah Amd.Keb di Desa Sidomulyo, Kecamatan

Semen, Kabupaten Kediri. Pada bab ini peneliti menguraikan tentang

kesesuaian dan kesenjangan antara teori dengan praktik di lapangan.

Pada asuhan keluarga berencana ibu memilih untuk menggukan alat

kontrasepsi suntik 3 bulan, ibu merasa mudah dan nyaman dengan memilih

alat kontrasepsi tersebut. Jenis Kb suntik yang diberikan kepada Ny. N

mengandung DMPA 150 mg. Menurut Affandi, 2014 ada 2 jenis suntikan

yang mengandung progestin yaitu Depo Medroksiprogesteron Asetat yang

mengandung 150 mg DMPA yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara IM,

dan Depo Noretisteron Entanat yang mengandung 200 mg Noretisteron

Entanat diberikan setiap 2 bulan secara IM (Affandi, 2014). Menurut peneliti,

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan, bidan sudah

memberikan suntikan sesuai dengan kebutuhan ibu.

Dari hasil pemeriksaan pada Ny. N didapatkan tekanan darah 110/70

mmHg, Ny. N sedang menyusui bayinya yang berusia 1 bulan. Menurut

Affandi, 2014 indikasi wanita usia subur yang dapat menggunakan Kb suntik

3 bulan yaitu ibu menyusu, perokok, tekanan darah <180/110 mmHg,


178

menggunakan obat untuk epilepsi. Menurut peneliti, Ny. N dapat

menggunakan Kb suntik 3 bulan dimana Ny. N tidak mengalami hipertensi,

dan Kb ini yang cocok digunakan untuk ibu menyusui.

Memberikan konseling kepada Ny. N tentang efek samping dari Kb

suntik 3 bulan yaitu, adanya gangguan menstruasi, penambahan berat badan

dan pusing. Menurut Hartanto, 2015 efek samping progestin meliputi,

gangguan haid, berat badan bertambah dan sakit kepala. Menurut peneliti,

konseling yang diberikan pada Ny. N sesuai dengan teori yang ada, sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2.1. Pengkajian pada kehamilan dilakukan pada usia kehamilan 37 minggu

sampai 38 minggu. Pengkajian pada persalinan dilakukan pada saat

pembukaan 4 cm. Pengkajian pada neonatus dilakukan mulai dari bayi baru

lahir sampai usia 24 hari. Pengkajian ibu nifas mulai dari 8 jam post partum

sampai 6 minggu post partum. Pengkajian pada KB dilakukan pada 36 hari

post partum.

5.2.2. Diagnosis kebidanan yang ditegakkan pada masa kehamilan G2P1001 UK 37

minggu sampai dengan 38 minggu. Pada persalinan ditegakkan diagnosis

G2P1001 kala I fase aktif sampai kala IV persalinan. Pada neonatus ditegakkan

diagnosis neonatus cukup bulan usia 13 jam sampai usia 24 hari. Pada nifas

ditegakkan diagnosis P1001 8 jam post partum sampai 6 minggu post partum.

5.2.3. Perencanaan asuhan kebidanan pada kehamilan dilakukan setiap 1 minggu

sekali sebayak 2 kali, pemeriksaan yang dilakukan yaitu mengukur tinggi

badan dan berat badan, tekanan darah, menentukan letak janin dan

penghitungan DJJ, memberikan tablet tambah darah, tes laboratorium,

memberikan konseling mengenai lingkungan yang bersih, kebutuhan nutrisi,

istirahat, perawatan payudara, kebtuhan seksual, kebutuhan eliminasi serta

persiapan persalinan dan kelahiran bayi. Asuhan pada persalinan dilakukan

178
179

sesuai dengan 60 langkah APN. Kunjungan neonatus dilakukan sebanyak 3

kali, perencanaan yang diberikan yaitu cara menjaga kehangatan bayi,

anjuran untuk memberikan ASI eksklusif, cara merawat tali pusat dan

perawatan bayi sehari-hari. Kunjungan nifas dilakukan sebanyak 4 kali,

melakukan anjuran kepada ibu untuk ibu untuk mobilisasi dini, menjelaskan

kepada ibu untuk istirahat cukup, menjelaskan tanda-tanda bahaya masa

nifas, menjelaskan gizi yang dikonsumsi pada ibu nifas untuk memperlancar

ASI, menganjurkan kepada ibu untuk menjaga personal hygiene,

memberikan obat atau terapi. Pada asuhan KB dilakukan 1 kali,

perencanann yaitu melakukan inform choice dan inform consent pada ibu

yang akan menggunakan alat kontrasepsi.

5.2.4. Penatalaksanaan asuhan kebidanan dilakukan sesuai dengan perencanaan

yang telah dibuat pada masa kehamilan, persalinan, neonatus, nifas dan KB.

5.2.5. Evaluasi pada kehamilan didapatkan bahwa tinggi fundus uteri tidak sesuai

dengan usia kehamilan. Evaluasi pada persalinan, persalinan ibu berjalan

dengan normal, spontan pervaginaan. Evaluasi pada neonatus keadaan bayi

baik sampai kunjungan ketiga usia 24 hari ditandai dengan bayi tidak

demam, berat bayi mengalami kenaikan. Evaluasi pada nifas, ibu melakukan

mobilisasi dini dengan baik dan ibu sudah bisa menyusui bayinya. Evaluasi

asuhan KB yaitu ibu sudah menggunakan alat kontrasepi suntik 3 bulan.

5.2.6. Hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada kehamilan, persalinan,

neonatus, nifas dan KB didokumentasikan dalam bentuk SOAP.


180

5.2 Saran

4.3.4 Bagi Institusi

Diharapkan bagi institusi pendidikan agar dapat mengetahui

perkembangan ilmu kebidanan secara nyata yang ada di lapangan, dan dapat

dijadikan sebagai gambaran apabila ditemukan masalah atau kesenjangan

pada masa kehamilan, nifas, neonatus dan KB agar dapat dapat diselesaikan

dan diketahui sumber yang jelas.

4.3.4 Bagi Peneliti

Melalui penelitian yang telah dilakukan mulai dari masa hamil,

neonatus, nifas dan KB, hendaknya dijadikan acuan dan tambahan referensi

serta pengalaman untuk melakukan asuhan kebidanan dan memelajari lebih

mendalam tentang kasus-kasus yang dijumpai pada setiap fase asuhan

kebidanan.

4.3.4 Bagi Lahan Praktik

Hendaknya lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan

kepada klien agar terpenuhi pelayanan yang sesuai kebutuhan klien dan

terjadi peningkatan kecakupan pelayanan.

4.3.4 Bagi Pasien

Diharapkan asuhan yang diberikan mulai dari ibu hamil, bersalin,

nifas, KB, dan asuhan pada neonatus dapat dijadikan pedoman dan

pengalaman untuk kehamilan selanjutnya. Serta pasien dapat membagi

pengalamannya dan menjelaskan mengenai pentingnya kontak dengan


181

tenaga kesehatan pada saat proses kehamilan, nifas, KB dan asuhan pada

neonatus kepada saudara dan tetangga sekitar.

5.2.1 Bagi Institusi

Hendaknya institusi pendidikan dapat mengetahui perkembangan

ilmu kebidanan secara nyata yang ada di lapangan, dan dapat dijadikan

sebagai gambaran apabila ditemukan masalah atau kesenjangan pada masa

kehamilan, nifas, neonatus dan KB agar dapat dapat diselesaikan dan

diketahui sumber yang jelas. Dan seharusnya institusi juga menyediakan

buku kebidanan terbaru yang dapat dijadikan referensi untuk penyusunan

laporan tugas akhir.

4.2.2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hendaknya peneliti selanjutnya lebih rinci lagi dalam meyusun

jadwal kunjungan dan dapat mengaplikasikan secara nyata ilmu yang

diperoleh dari institusi pendidikan yang dimulai masa hamil, neonatus, nifas

dan KB, terutama dalam hal komunikasi dengan pasien.

4.2.3. Bagi Lahan Praktik

Hendaknya lebih meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan

kepada klien agar terpenuhi pelayanan yang sesuai kebutuhan klien dan

terjadi peningkatan kecakupan pelayanan.

4.2.4. Bagi Pasien


182

Hendaknya ibu dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan yang

telah diberikan oleh peneliti, sehingga ibu dapat meningkatkan pengetahuan

dan pengalaman terkait tentang kehamilan, persalinan, neonatus, nifas, KB.


DAFTAR PUSTAKA

Adriaansz, George. 2017. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Perkumpulan


Obstetri Dan Ginekologi Indonesia.

Astuti, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Nifas & Menyusui. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Cunningham, F. G., & et al. 2015. Williams Obstetrics (23rd ed.). Jakarta: EGC.

Dewi, Vivian Nanny Lia dan Sunarsih. 2014. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Jakarta: Salemba Medika.

Dinkes Provinsi Jatim. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 2017.
Surabaya: Dinas Kesehatan Jawa Timur.

Dinkes Kabupaten Kediri. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Kediri. Kabupaten


Kediri: Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri.

Direktorat Bina Gizi. 2011. PMT Ibu Hamil dan PM-ASI. Bandung: Irwan Agus
Santoso.

Dirjen Kesmas. 2018. Peran Rumah Sakit dalam Menurunkan AKI dan AKB.
Jakarta.

Ermalia. 2017. Indikator Kesehatan SDGs Indonesia. DPR Komis IX RI.

F.Gant & Cuningham. 2011. Dasar-Dasar Ginekologi dan Obstetri. Jakarta: EGC.

Handayani, S.R & Triwik Sri Mulyani. 2017. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta
Selatan. PPSDM.

Hartanto,Hanafi. 2015. Keluaraga berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka


Sinar Harapan.

Helen, Varney.2011. Buku Ajar Kebidanan Edisi IV. Jakarta. EGC.

Karwati, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan Komunitas. Jakarta: Trans


Info Media.

Medforth,dkk. 2012. Kebidanan Oxford. Jakarta: EGC.

Mandriwati, dkk. 2018. Asuhan Kebdanan Kehamilan Berbasis Kompetensi.


Jakarta: EGC.

182
183
Manggiasih, Vidia Atika. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus
Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Trans Info Media.

Manuaba,dkk. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB (2nd ed.).


Jakarta: EGC.

Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2016. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

. 2016. Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Muslihatun, dkk . 2013. Dumentasi Kebidanan. Jakarta: Fitramaya.

Nurjasmi, dkk. 2016. Buku Acuan Midwifery Update 2016. Jakarta: Pengurus
Pusat Ikatan Bidan Indonesia.

Reeder, S. J., Martin, L. L., & Griffin, D. K. 2011. Keperawatan Maternitas (18th
ed.). Jakarta: EGC.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.

Saifuddin, Abdul Bari. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

, Abdul Bari. 2013. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

, Abdul Bari. 2018. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.

Saminem. 2010. Dokumentasi Asuhan Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta:


EGC.

Sondakh, Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga.

Sukma, dkk. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Fakultas
Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Sulistyawati, A. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta: ANDI


Yogyakarta.

183
184

Sulistyawati dan Nugraheny. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin:


Salemba Medika.
185

Lampiran 1 Surat Ijin Studi Pendahuluan


186

Lampiran 2 Surat Persetujuan Studi Pendahuluan


187

Lampiran 3 Surat Permohonan Ijin Penelitian


188

Lampiran 4 Surat Persetujuan Ijin Penelitian


189

Lampiran 5 Pernyataan Kesediaan Membimbing

PERNYATAAN
KESEDIAAN MEMBIMBING

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama dan Gelar : Shinta Kristianti, S.SiT. M.Kes


2. NIP : 19800617 200501 2 001
3. Pangkat dan Golongan : Penata / III C
4. Jabatan : Lektor
5. Asal Institusi : Poltekkes Kemenkes Malang
6. Pendidikan Terakhir : S2 Promosi Kesehatan, Konsentrasi Kesehatan
Reproduksi dan HIV/AIDS
7. Alamat dan Nomor yang bisa dihubungi
a. Rumah :-
b. Telepon/HP : 081805004300
c. Alamat kantor : Jalan K.H Wakhid Hasyim 64 B Kota Kediri
d. Telepon kantor: (0354) 773095-772833
Dengan ini menyatakan (bersedia/tidak bersedia*) menjadi pebimbing
(Utama/pendamping) bagi mahasiswa:
Nama : Ilmi Miftakhul Rohmah
NIM : P17320173007
Topik Studi Kasus : Asuhan Kebidanan pada Masa Hamil Sampai
dengan Masa Interval di Kecamatan Mojo
Kabupaten Kediri

*) coret yang tidak dipilih

Kediri,

Shinta Kristianti, S.SiT. M.Kes


NIP. 19800617 200501 2 001
190

Lampiran 6 Partograf
191

Lampiran 6 Partograf
192

Lampiran 7 Penapisan Ibu Bersalin


YA TIDAK
1. Riwayat bedah sesar
2. Perdarahan pervaginam √
3. Persalinan kurang bulan ( < 37 minggu ) √
4. Ketuban pecah dengan meconium kental √
5. Ketuban pecah lama ( > 24 jam ) √
6. Ketuban pecah saat persalinan kurang bulan ( < 27 √
minggu )

7. Ikhterus
8. Anemia berat √
9. Tanda / gejala infeksi √
10. Pre eklamsi / hypertensi dalam kehamilan √
11. TFU 40 cm atau lebih √
12. Gawat janin √
13. Primi para fase aktif dengan palpasi kepala janin masih √
5/5

14. Presentasi bukan belakang kepala
15. Presentasi Ganda √
16. Kehamilan Gemeli

17. Talin pusat menumbung

18. Syok


193

Lampiran 8 Informasi Penelitian

INFORMASI PENELITIAN

Nama : Ilmi Miftakhul Rohmah


NIM : P17320173007
Status : Mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Prodi DIII
Kebidanan Kediri
Akan melakukan penelitian dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny......
Masa Hamil Sampai dengan Masa Interval di Desa....... Kecamatan Mojo
Kabupaten Kediri”.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan asuhan


kebidanan secara berkesinambungan pada ibu hamil trimester III, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Untuk itu saya mohon kesediaan saudara untuk ikut serta berpartisipasi dalam
studi kasus ini. Semua data yang terkumpul akan terjaga kerahasiaannya, karena
semata-mata hanya dipergunakan untuk kepentingan ilmiah saja. Alat ukur yang
digunakan adalah wawancara dan observasi dari mulai kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan KB.

Hasil dari penelitian berupa asuhan yang telah diberikan akan peneliti
gunakan sebagai bahan penelitian dalam rangka pembuatan Laporan Tugas Akhir
berupa Studi Kasus sebagai syarat kelulusan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Malang Program Studi DIII Kebidanan Kediri. Adapun yang peniliti harapkan
adalah partisipasi yang bersifat bebas, artinya tanpa ada paksaan. Dalam
penelitian ini peneliti berjanji akan merahasiakan hal-hal yang berhubungan
dengan responden. Apabila terspat perasaan tidak nyaman yang menimbulkan
responden tidak nyaman, responden boleh mengundurkan diri dari penelitian.
Setelah pelaksanaan pengambilan data selesai, maka hasil peneliti tersebut akan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti dan akan digunakan untuk kepentingan
penelitian.

Demikian informasi penelitian ini dibuat. Atas partisipasi responden,


peneliti sampaikan terimakasih.
Kediri, ......................................
Peneliti

(Ilmi Miftakhul Rohmah)


NIM : P17320173007
194

Lampiran 9 Lembar Persetujuan Responden


195

Lampiran 10 Lembar Konsultasi

LEMBAR KONSULTASI

Nama Pembimbing : Shinta Kristianti, S.SiT, M.Kes


Nama Mahasiswa : Ilmi Miftakhul Rohmah
NIM : P17320173007
Judul : Studi Kasus Asuhan Kebidanan pada Ny. N Masa Hamil
Sampai Dengan Masa Interval di Desa Mondo Kecamatan
Mojo Kabupaten Kediri

BIMBINGAN TGL SARAN TANDA


KE TANGAN
1 09-09-2019 1. Pada latar belakang terlalu
banyak angka.
2. Alurnya harus jelas.
3. Untuk ruang lingkup
diperjelas lagi.

2 17-09-2019 1. Penulisan tujuan harus


dilengkapi dengan
pendekatan manajemen
varney dan
pendokumentasian SOAP.
2. Perpindahan antar paragraf
diperhalus lagi
kata-katanya.
3. Untuk datanya diurutkan
AKI dan AKB.
3 23-11-2019 1. Memperbaiki spasi
penulisan.
2. Untuk SOAP persalinan
dibuat per kala.
3. Tujuan penulisan
disesuaikan dengan buku
pedoman penyusunan LTA

4 2-12-2019 1. Menambahkan penjelasan


dokumentasi
2. Menambahkan format
asuhan kebidanan
3. Menambah referensi untuk
konsep teori nifas dan KB
4. Melengkapi lampiran
196

5 6-12-2019 1. Memperbaiki kata


pengantar
2. Diagnosa KB diperbaiki
lagi
3. Memperbaiki daftar pustaka

6 09-12-2019 ACC dan menyiapkan ujian


proposal
7 16-04-2020 1. Perbaiki untuk judul
kunjungan pada bab
kehamilan.
2. Perbaiki diagnosa awal
yang terletak pada data
subyektif.
3. Perbaiki semua penulisan
yang salah ketik.
4. Pada riwayat menstruasi,
gunakan bahasa pasien.
5. Jelaskan lebih rinci riwayat
penggunaan Kb pada
pasien.
6. Perbaiki interpretasi data
dasar pada kehamilan,
untuk datanya lebih
difokuskan lagi.
7. Perbaiki implementasi dan
evaluasi seharusnya ada di
langkah ke-7.
8. Pada kunjungan kedua dan
kunjungan selanjutnya,
laporannya menggunakan
SOAP dan tidak
menggunkan tabel.
8 03-05-2020 1. Jelaskan lebih rinci, kapan
dan kenapa ibu
menggunakan Kb pada
riwayat penggunaan Kb.
2. Pada identitas pasien, tulis
dalam bentuk narasi.
3. Perbaiki pemilihan kata
pada riwayat penggunaan
Kb.
197

4. Pada INC, BBL, Nifas dan


Kb pendokumentasian
langsung dalam bentuk
SOAP
5. Lengkapi BAB 4 dan 5.

9 19-05-2020 1. Perbaiki data subjektif pada


Kala II persalinan.
2. Perbaiki data obyektif pada
Kala III persalinan.
3. IMD pada BBL
4. Pada BAB 4 tambah
sumber yang digunakan
jangan Marmi dan Ardiansz
saja.
10 23-05-2020 1. Perbaiki saran
2. Lengkapi LTA
198

Lampiran 11 Lembar Revisi Ujian LTA

LEMBAR REVISI UJIAN PROPOSAL

Nama : Ilmi Miftakhul Rohmah


NIM : P17320173007
Judul : Asuhan Kebidanan Pada Ny. N Masa Hamil Sampai Dengan
Masa Interval di Desa Mondo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri

No Halaman Revisi Penguji

Kediri,.......................... Kediri,..........................
Setelah direvisi, Sebelum direvisi,

Shinta Kristianti S.SiT, M.Kes Shinta Kristianti S.SiT, M.Kes


NIP : 19800617 200501 2 001 NIP : 19800617 200501 2 001
199

Lampiran 12 Log Book


200

Lampiran 13 Leaflet
Gizi Ibu Hamil
201

Gizi Ibu Hamil


202

Perawatan Payudara
203

Perawatan Payudara
204

Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi

Persiapan Persalinan dan Kelahiran Bayi


205

Cara Menyusui yang Benar


206

Cara Menyusui yang Benar

ASI Eksklusif
207

ASI Eksklusif

Gizi Ibu Nifas


Gizi Ibu Nifas
208

ASI dan Istirahat


209

ASI dan Istirahat

Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas


Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas

Cara Menyendawakan Bayi


210

Cara Menyendawakan Bayi


211

Keluarga Berencana

Keluarga Berencana
Keluarga Barencana

Anda mungkin juga menyukai