Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENYULUHAN

NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRA SEKOLAH


TENTANG STUNTING
DI POSYANDU KARANG INTAN 1

Untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan


Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah

Dosen Pembimbing : Tri Tunggal .S.Pd,S.SST,M.Sc


NIP. 196511041986032002

Disusun Oleh
Nama Anggota :

Annisa Silvia Putri P07124220006


Aprodhita Anggraini Putri P07124220008
Nadia Rahima Rahmah P07124220039
Suci Rahma Damayanti P07124220067

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PENGAMBILAN KASUS

Disetujui dan diterima untuk pengambilan kasus Penyuluhan dengan judul “Laporan
Penyuluhan Stunting Di PKM Karang Intan 1 Tahun 2022”.

Tentang : Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.

Demikian lembar persetujuan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah, oleh :
Mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Prodi Sarjana Terapan Jurusan
Kebidanan Semester V.

Karang Intan, 2 Desember 2022


Mengetahui,
Pembimbing Lahan Praktik

Hj. Rahmawati, S.Si.T


NIP. 19750352006042024

2
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN KASUS

Disetujui dan diterima untuk pengesahan kasus Penyuluhan dengan judul “Laporan
Penyuluhan Stunting Di PKM Karang Intan 1 Tahun 2022”.

Tentang : Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.

Demikian lembar pengesahan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah, oleh :
Mahasiswi Politeknik Kesehatan Kemenkes Banjarmasin Prodi Sarjana Terapan Jurusan
Kebidanan Semester V.

Banjarbaru, Desember 2022


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Tri Tunggal .S.Pd,S.SST,M.Sc


NIP. 196511041986032002

3
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 – 4780516 -4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekkesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesling (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511)
3268018; Gizi (0511) 436821 ; Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511)
4772718

LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA


DAN ANAK PRA SEKOLAH
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah
Pembimbing Lahan Praktik : Hj. Rahmawati, S.Si.T
Judul Laporan : Penyuluhan Stunting Di PKM Karang Intan 1 Tahun 2022

Materi Saran Tanda Tangan


No. Hari/Tanggal
Konsultasi Pembimbing Pembimbing Mahasiswa

Pembimbing Lahan Praktik

Hj. Rahmawati, S.Si.T


NIP. 19750352006042024

4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
Jalan Haji Mistar Cokrokusumo No. 1A Banjarbaru 70714
Telp. (0511) 4773267 – 4780516 -4781619 Fax (0511) 4772288
e-mail : poltekkes_banjarmasin@yahoo.co.id, kepeg_poltekkesbjm@yahoo.co.id
Jurusan Kesling (0511) 4781131 ; Keperawatan (0511) 4772517 ; Kebidanan (0511)
3268018; Gizi (0511) 436821 ; Kesehatan Gigi (0511) 4772721 ; Analis Kesehatan (0511)
4772718

LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA


DAN ANAK PRA SEKOLAH
Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah
Dosen Pembimbing : Tri Tunggal .S.Pd,S.SST,M.Sc
Judul Laporan : Penyuluhan Stunting Di PKM Karang Intan 1 Tahun 2022

Materi Saran Tanda Tangan


No. Hari/Tanggal
Konsultasi Pembimbing Pembimbing Mahasiswa

Dosen Pembimbing

.
Tri Tunggal .S.Pd,S.SST,M.Sc
NIP. 196511041986032002

5
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang kita
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-nya kepada kirta semua, sehingga saya dapat menyelesaikan “Laporan
Penyuluhan Stunting Di PKM Karang Intan 1 Tahun 2022”.

Penulis mendapat Bantuan dari berbagai pihak dalam pembuatan Laporan Penyuluhan
Stunting Di PKM Karang Intan 1 Tahun 2022, karena itu pada kesempatan kali ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing ibu Tri Tunggal .S.Pd,S.SST,M.Sc
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Direktur Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin.
2. Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banjarmasin.
3. Ketua Program Studi Sarjana Terapan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Banjarmasin.
4. Seluruh dosen dan staf Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Banjarmasin.
5. Bidan pembimbing lahan praktik ibu Hj. Rahmawati, S.Si.T yang telah menyediakan
sarana untuk melakukan penyuluhan.
6. Ibu-Ibu posyandu kecamatan karang intan 1 yang sudah bersedia menjadi pendengar untuk
diberikan penyuluhan stunting.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam laporan
ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan menulis. Oleh karena itu kami mengharapkan segala kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca untuk kesempurnaan dan perbaikan kedepannya.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari laporan ini dapat bermanfaat dan
menambah pengetahuan serta wawasan terhadap pembaca.

Banjarbaru, … Desember 2022

6
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN BIMBINGAN KASUS iii
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH iv
KATA PENGANTAR vi
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penyuluhan 1
C. Manfaat Penyuluhan 1
BAB II 2
TINJAUAN TEORI 2
BAB III 4
SATUAN ACARA PENYULUHAN 4
BAB IV 7
PEMBAHASAN 7
BAB V 8
PENUTUP 8
LAMPIRAN 8
DAFTAR PUSTAKA 12

7
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting (pendek) merupakan salah satu masalah gizi yang dihadapi di dunia khususnya di negara
berkembang seperti Indonesia. Stunting menjadi permasalahan karena berhubungan dengan
meningkatnya risiko terjadinya kesakitan, kematian, daya tahan tubuh yang rendah, kurangnya
kecerdasan, produktivitas yang rendah dan perkembangan otak suboptimal sehingga perkembangan
motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan mental. Stunting merupakan bentuk kegagalan
pertumbuhan (growth faltering) akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama
mulai dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu
yang mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan
bangsa. Hal ini karena sumber daya manusia stunting memiliki kualitas lebih rendah dibandingkan
dengan sumber daya manusia normal. Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak
hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Beberapa
faktor yang mempengaruhi kejadian stunting antara lain faktor maternal, faktor lingkungan rumah,
kualitas makanan yang rendah, pemberian makan yang kurang, keamanan makanan dan minuman,
pemberian ASI (fase menyusui), infeksi, ekonomi politik, kesehatan dan pelayanan kesehatan,
pendidikan, sosial dan budaya, system pertanian dan pangan, air, sanitasi dan lingkungan.

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh penyuluhan MP-ASI menggunakan media lembar balik terhadap


pengetahuan ibu balita stunting usia 6-18 bulan di Kecamatan Moyudan, Sleman

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengetahuan ibu balita stunting usia 6-18 bulan sebelum mendapatkan
penyuluhan tentang MP-ASI

b. Mengetahui pengetahuan ibu balita stunting usia 6-18 bulan setelah mendapatkan
penyuluhan tentang MP-ASI

c. Mengetahui peningkatan pengetahuan ibu balita stunting usia 6-18 bulan setelah
mendapatkan penyuluhan tentang MP-ASI

C. Manfaat Penyuluhan
1. Manfaat Teoritis : Untuk ilmu pengetahuan

a) Menambah kajian pengetahuan dan informasi khususnya di bidang gizi masyarakat


mengenai pengaruh penyuluhan tentang MP-ASI menggunakan media lembar balik terhadap
pengetahuan ibu balita stunting usia 6-18 bulan di Kecamatan Moyudan, Sleman.
b) Sebagai bahan pengembangan penelitian selanjutnya.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. STUNTING
1. Definisi Stunting
Stunting adalah kondisi tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding
tinggi badan orang lain pada umunya (yang seusia). Stunted (short stature) atau
tinggi/panjang badan terhadap umur yang rendah digunakan sebagai indikator

2
malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi balita dalam jangka
waktu lama (Sudargo, 2010). Menurut Dekker et al (2010), bahwa stunting pada
balita atau rendahnya tinggi/panjang badan menurut umur merupakan indikator
kronis malnutrisi (Dekkar, 2010). Menurut CDC (2000) short stature ditetapkan
apabila panjang/tinggi badan menurut umur sesuai dengan jenis kelamin balita <5
percentile standar pengukuran antropometri gizi untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita umur 6-24 bulan menggunakan indeks PB/U menurut baku
rujukan WHO 2007 sebagai langkah mendeteksi status stunting.
Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari
kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya.
Kekurangan gizi dapat terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun, di mana
keadaan gizi ibu dan anak merupakan faktor penting dari pertumbuhan anak.
Periode 0-24 bulan usia anak merupakan periode yang menentukan kualitas
kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode ini merupakan periode
yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi masa ini bersifat
permanen, tidak dapat dikoreksi. Diperlukan pemenuhan gizi adekuat usia ini.
Mengingat dampak yang ditimbulkan masalah gizi ini dalam jangka pendek adalah
terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan
gangguan metabolisme dalam tubuh. Jangka panjang akibat dapat menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, dan menurunnya kekebalan tubuh
(Branca F, Ferrari M, 2002; Black dkk, 2008). Pertumbuhan dapat dilihat dengan
beberapa indikator status gizi. Secara umum terdapat 3 indikator yang bisa
digunakan untuk mengukur pertumbuhan bayi dan anak yaitu indikator berat badan
menurut (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U) dan berat badan menurut
tinggi badan (BB/TB). Stunting merupakan salah satu masalah gizi yang
diakibatkan oleh kekurangan zat gizi secara kronis. Hal ini ditunjukkan dengan
indikator TB/U dengan nilai skor-Z (Zscore) di bawah minus 2.
2. Ciri - Ciri Stunting
Agar dapat mengetahui kejadian stunting pada anak maka perlu diketahui
ciri-ciri anak yang mengalami stunting sehingga jika anak mengalami stunting
dapat ditangani sesegera mungkin.

a. Tanda pubertas terlambat


b. Usia 8-10 tahun anak menjadi lebIh pendiam, tidak banyak melakukan eye
contact
c. Pertumbuhan terhambat
d. Wajah tampak lebih muda dari usianya
e. Pertumbuhan gigi terlambat
f. Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar

3. Dampak Buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting

3
Jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan,
gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah
menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan
tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes,
kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dandisabilitas
pada usia tua.
4. Faktor-Faktor Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita
a. Faktor Keluarga dan rumah tangga
b. Complementary Feeding yang tidak adekuat
c. Beberapa masalah dalam pemberian ASI
d. Infeksi
e. Kelainan endokrin

5. Kondisi Yang Mempengaruhi Faktor Penyebab Stunting


a. Asupan Energi
b. Asupan Protein
c. Jenis Kelamin
d. Berat Lahir
e. Jumlah Anggota Keluarga
f. Pendidikan Ibu
g. Pendidikan Ayah
h. Pekerjaan Ibu
i. Pekerjaan Ayah
j. Wilayah Tempat Tinggal
k. Status Ekonomi Keluarga

BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Stunting Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah
Penyuluh : Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Banjarmasin Jurusan Kebidanan

4
Kelompok Sasaran : WUS ( WANITA USIA SUBUR ) dan Ibu Usia Reproduktif
Hari/Tanggal : Selasa, 22 November 2022
Waktu : 40 menit
Jam : 10.00 – 10.40 WITA
Tempat : Lahan Posyandu Kecamatan Karang Intan 1

KEPANITIAAN
Penyuluh : 1. Aproditha Anggraini Putri, 2. Annisa Silvia Putri
Dokumentasi : 1. Nadia Rahima Rahmah, 2. Suci Rahma Damayanti

MATERI
Terlampir

METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

MEDIA
Leaflet

EVALUASI
Metode Evaluasi : Tanya Jawab
Jenis Pertanyaan : Lisan
Jumlah Soal : 5 Soal

KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1 10.00-10.05 Pembukaan a. Menjawab salam

( 5 menit ) b. Mendengarkan

a. Memberi salam c. Memperhatikan

5
b. Memperkenalkan diri

c. Menjelaskan tujuan penyuluhan

2 10.05-10.25 Pelaksanaan : a. Mendengarkan

( 20 menit ) Menyampaikan Materi b. Memperhatikan

3 10.25-10.35 Evaluasi : c. Merespon dan bertanya

( 10 menit ) a. Memberi kesempatan kepada peserta d. Merespon dan


untuk bertanya menjawab pertanyaan

b. Memberi kesempatan kepada peserta


untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan

4 10.35-10.40 Penutupan : a. Mendengarkan

( 5 menit ) a. Pemberian kenang-kenangan kepada b. Memperhatikan


peserta.
c. Memberi salam

RINCIAN ANGGARAN
No Jenis Kebutuhan Harga Jumlah Total

1 Memprin Media 1.000 20 20.000

2 Kenang-Kenangan 10.000 5 50.000

TOTAL 70.000

6
LAMPIRAN MATERI
STUNTING

1. Pengertian Stunting
Stunting adalah keadaan tubuh yang pendek hingga melampaui defisit 2 SD
dibawah median panjang atau tinggi badan populasi yang menjadi refrensi
internasional. Tinggi badan berdasarkan umur rendah, atau tubuh anak lebih
pendek dibandingkan dengan anak-anak lain seumurnya merupakan definisi
stunting yang ditandai dengan terlambatnya pertumbuhan anak yang
mengakibatkan kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat
sesuai dengan umur anak. Stunting dapat diartikan sebagai kekurangan gizi kronis
atau kegagalan pertumbuhan dimasa lalu dan digunakan sebagai indikator jangka
panjang untuk gizi kurang pada anak.
Stunting diartikan sebagai indicator status gizi TB/U sama dengan atau
kurang dari minus dua standar deviasi (-2 SD) dibawah rata-rata standar atau
keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan ana-anak lain 8
seumurnya, ini merupakan indikator kesehatan anak yang kekurangan gizi kronis
yang memberikan gambaran gizi pada masa lalu dan yang dipengaruhi lingkungan
dan sosial ekonomi (UNICEF II, 2009; WHO, 2006).
2. Penyebab
Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan penyebab tidak
langsung yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan menyebabkan janin mengalami
intrauterine growth retardation (IUGR), sehingga bayi akan lahir dengan kurang
gizi, dan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. Anak-anak yang
mengalami hambatan dalam pertumbuhan disebabkan kurangnya asupan makanan
yang memadai dan penyakit infeksi yang berulang, dan meningkatnya kebutuhan
metabolik serta mengurangi nafsu makan, sehingga meningkatnya kekurangan gizi
pada anak. Keadaan ini semakin mempersulit untuk mengatasi gangguan
pertumbuhan yang akhirnya berpeluang terjadinya Stunting (Depkes, 2011). Gizi
buruk kronis (Stunting) tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja seperti yang

7
telah dijelaskan di atas, tetapi disebabkan oleh banyak faktor, dimana faktor-faktor
tersebut saling berhubungan satu sama lainnnya.
Terdapat tiga faktor utama penyebab Stunting yaitu asupan makanan tidak
seimbang (berkaitan dengan kandungan zat gizi dalam makanan yaitu karbohidrat,
protein, lemak, mineral, vitamin, dan air), riwayat berat badan lahir rendah
(BBLR), riwayat penyakit, praktek pengasuhan yang kurang baik. Termasuk
kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa
kehamilan, serta setelah ibu melahirkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara
ekslusif, udak menerima Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP ASI).
3. Tanda Stunting
a) Keterlambatan pertumbuhan.
b) Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar.
c) Tanda pubertas terlambat.
d) Anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun.
e) Wajah tampak lebih muda dari usianya.
f) Mudah mengalami penyakit infeksi.
4. Dampak Stunting
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ), sehingga
prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan sekolah. Anak yang
menderita Stunting berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja,
tetapi juga pada kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa,
sehingga akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang yang
tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya. Gagal
tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat
buruk pada kehidupan berikutnya dan sulit diperbaiki. Masalah Stunting
menunjukkan ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu panjang yaitu kurang
energi dan protein, juga beberapa zat gizi mikro.
● Kognitif lemah dan psikomotorik terhambat

● Kesulitan menguasai sains dan berprestasi dalm berolahraga

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak
yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari
kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-
apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan
kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku,
lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain,
stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.
Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar
anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan
disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu
berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

B. Saran
1. Bagi Puskesmas
Bagi puskesmas diharapkan agar terus menggencarkan program pencegahan stunting dan
melakukan intervensi kepada masyarakat dalam mencegah stunting. Pemanfaatan
kecanggihan teknologi dalam meningkatkan intervensi edukasi kepada masyarakat seperti
menyebarluaskan dan membuat forum komunikasi, edukasi, dan informasi pencegahan
stunting dalam media sosial dan website serta blog untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang stunting. Pemanfaatan posyandu dan pembentukan kader dalam mencegah stunting
untuk lebih menekankan KIE tentang stunting. Puskesmas juga diharapkan dapat
memberdayakan masyarakat terutama ibu untuk membentuk pola asuh pemberian makan
dengan tujuan membentuk pola asih dan pengetahuan ibu lebih baik. Dalam menjalankan
program-program tersebut, puskesmas diharapkan untuk bermitra dengan pemerintah dan
organisasi- organisasi masyarakat agar seluruh lapisan masyarakat dapat sikap yang baik
untuk mencegah dan menekan angka kejadian stunting.
2. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah diharapkan membentuk dan melakukan program- program pencegahan
stunting balita untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang stunting dan pola asuh
pemberian makan balita. Pemerintah diharapkan juga dapat turun langsung untuk menangani
kasus stunting serta bermitra dengan organisasi-organisasi masyarakat dan puskesmas agar
target dalam menekan dan mencegah stunting kepada seluruh lapisan masyarakat terpenuhi.
Pemerintah diharapkan juga memprioritaskan kejadian stunting dalam membentuk generasi
bangsa yang lebih baik. Pemerintah dapat menggunakan kecanggihan teknologi dalam
mencegah stunting seperti pemasangan iklan, pemanfaatan internet, misalnya menciptakan
forum cegah stunting, edukasi melalui media sosial, website untuk KIE dan aplikasi

9
terobosan lainnya, menciptakan anggaran dan rencana pencegahan stunting, ikut turut serta
dalam memberdayakan masyarakat, menciptakan program terbarukan dan inovasi dalam
mencegah kejadian stunting, dan lain sebagainya.
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat khususnya Ibu yang memiliki balita stunting sebaiknya mulai menjaga pola
makan dan gaya hidup yang lebih baik, serta mencari sumber informasi terkait stunting.
Informasi-informasi tentang stunting dan gaya hidup sehat sangat mudah diperoleh dengan
memanfaatkan kecanggihan teknologi seperti internet, e-book, pemanfaatan media sosial
sebagai wadah sharing dalam mencegah kejadian stunting. Dukungan-dukungan dari berbagai
pihak terutama keluarga sangat dibutuhkan dalam mencegah stunting dalam meningkatkan
pengetahuan dan pola asuh pemberian makan. Dengan banyaknya dukungan serta fasilitas
yang mendukung diharapkan dapat menekan dan mencegah angka stunting.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian dengan studi case control. Desain
case control digunakan pada penelitian yang memiliki prevalensi kasus kecil (< 10 %), salah
satunya stunting. Selain itu desain case control juga tepat untuk melihat hubungan sebab
akibat terlebih pada kasus yang hubungan temporal tidak dapat dipastikan.

10
LAMPIRAN

11
12
13
14
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohartono P Endy. 2021. Stunting. Penerbit Gadjah Mada University Press. Depok
Sarman, Darmin. 2021. Epidemiologi Stunting. Aceh. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini
Yuliana Wahida, Bawon Nul Hakim. 2019. Darurat STUNTING dengan Melibatkan
Keluarga. Sulawesi Selatan. Cindekia Indonesia

15

Anda mungkin juga menyukai