Oleh:
LASMARO PASARIBU
NIM. P07524117131
Oleh:
LASMARO PASARIBU
NIM. P07524117131
Akhir kata peneliti berharap semoga apa yang telah peneliti susun dalam
laporantugas akhir ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, Amin.
LASMARO PASARIBU
P07524117131
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar i
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan 3
1.3 Tujuan Penyusunan 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4 Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan 3
1.4.1 Sasaran 3
1.4.2 Tempat 4
1.4.3 Waktu 4
1.5 Manfaat Penelitian 4
1.5.1 Bagi Peneliti 4
1.5.2 Bagi Klien 4
1.5.3 Bagi Institusi 4
1.5.4 Bagi Puskesmas 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 KB 5
2.1.1 Pengertian KB 5
2.1.2 Tujuan KB 5
2.1.3 Langkah-langkah dalam Konseling 6
2.2 Kontrasepsi 6
2.2.1 Definisi Kontrasepsi 6
2.2.2 Syarat Kontrasepsi 6
2.2.3 Macam-macam Metode Kontrasepsi 6
2.3 KB Implan 7
2.3.1 Pengertian KB Implan 7
2.3.2 Jenis-Jenis KB Implan 8
2.3.3 Cara Kerja 8
2.3.4 Efektifitas 9
2.3.5 Keuntungan 9
2.3.6 Kerugian 9
2.3.7 Indikasi 10
2.3.8 Kontra Indikasi 10
2.3.9 Waktu mulai menggunakan Implan 10
2.3.10 Prosedur Pemasangan 11
2.3.11 Instruksi Untuk Klien 17
2.3.12 Efek Samping dan Penanganan 17
2.4 Manajemen Asuhan Kebidanan 20
DAFTAR LAMPIRAN
28 halaman + + 4 lampiran
RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan
prioritas dalam penyelenggaraan upaya kesehatan. Keberhasilan upaya
kesehatan ibu, di antaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian
Ibu (AKI) yang mampu menilai derajat kesehatan masyarakat.
Tugas Akhir ini bersifat Continuity Of Care yaitu asuhan sejak masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana.
Dengan adanya Countinuity Of Care diharapkan meningkatkan mutu dari
petugas kesehatan serta bertujuan untuk mencegah komplikasi. Laporan
Tugas Akhir ini dilakukan di klinik Pratama Niar karena sudah dilakukan
justifikasi.
Pada masa hamil Ny.S berlangsung normal tidak ada komplikasi.
Asuhan kehamilan Ny.S dilakukan sebanyak 3 kali di trimester III.
Persalinan pada Ny.S terjadi pada usia kehamilan 38-39 minggu, bayi lahir
bugar, kala I berlangsung selama 12 jam, kala II selama 75 menit, kala III
selama 11 menit dan kala IV berlansung normal. Pada masa nifas
berlangsung normal dan dilakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
dilakukan sebanyak 3 kali dan berlangsung normal. Serta Ny. S
menggunakan metode kontrasepsi Implant
Dari kasus Ny.S berlangsung normal dan tidak ada komplikasi pada
ibu dan bayi. Diharapkan bagi ibu untuk menyadari pentingnya kesehatan
dan bagi petugas kesehatan dapat meningkatkan kualitas mutu asuhan
kebidanan yang sesuai dengan standart.
2
SITI RAMADANI
Mothers and children are family members who need to get priority in
the implementation of health efforts. The success of maternal health efforts,
among them can be seen from the indicator of Maternal Mortality Rate
(MMR) capable of assessing the degree of public health.
This final project is Continuity Of Care that is care since pregnancy,
childbirth, childbirth, newborn and family planning. With the Countinuity
Of Care is expected to improve the quality of health workers and aims to
prevent complications. This Final Report is done in PRATAMA NIAR clinic
because justification has been done.
During pregnancy Ny.S is normal there is no complication. Ny.S
pregnancy care done 3 times in the third trimester. Labor on Ny.S occurs at
38-39 weeks' gestation, the baby is born fit, the first stage lasts for 12 hours,
second stage is 75 minutes, the third stage is 11 minutes and the fourth stage
is normal. During the childbirth period is normal and performed midwifery
care in newborns done as much as 3 times and took place normally. And Ny.
S using Implant contraception method.
2
tahun ke tahun mengalami peningkatan pada tahun 2011 sampai 2014 sebanyak
8,432.2 ribu jiwa (BPS Provinsi Sumatera Utara, 2017). Menurut Dinas Kesehatan
Provinsi Sumatera Utara (2014), KB merupakan salah satu cara yang efektif untuk
menekan jumlah pendudukdan dapat meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga, kesehatan, dankeselamatan ibu, anak, serta perempuan.
Sehingga waktusetelah melahirkan adalah waktu yang paling tepat untuk
mengajak ibumenggunakan kontrasepsi.Tingkat pengetahuan dan sikap klien
berhubungan dengan pemilihankontrasepsi implan (Prastikaningrum, 2015).
Menurut Saifuddin (2010), konselingjuga mempengaruhi tingkat pemakaian dan
pelayanan KB serta konseling juga mempengaruhi interaksi antara petugas.
Konseling yang diberikan terutama untukcalon akseptor KB baru harus
memperhatikan beberapa hal yaitu memperlakukan klien dengan baik, interaksi
antar petugas dan klien, memberikan informasi yangbaik dan benar kepada klien,
menghindari pemberian informasi yang berlebihan,membahas metode yang
diingini klien, membantu klien untuk mengerti danmengingat yang telah
dijelaskan.
Menurut BPS Kabupaten Deli Serdang (2017), jumlah penduduk di
Kabupaten Deli Serdang pada tahun 2012 sebanyak 670,465 juta jiwa dan
mengalami peningkatan pada tahun2013 sebanyak 691,309 juta jiwa. Maka dari itu,
Kabupaten Deli Serdang telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan,
BKKBN dan mitra pendukung melalui program pilihanku (JHPIEGO, JHU-CCP,
JSI, AVENIR-UGM, DKT) beserta BKKBN dandinas kesehatan di Asahan,
Brebes, Bulukumba, Cilacap, Deli Serdang, Klaten,Makassar dan Medan mencoba
inovasi-inovasi baru mempromosikan 1 hari KBpasca persalinan (“Konferensi 1
hari KB pasca persalinan”, 2016) dan jeniskontrasepsi yang banyak digunakan
justru yang mendominasi adalah metodekontrasepsi jangka pendek seperti pil,
dan suntik sebanyak 88,5% sedangkan akseptor yang memilih MKJP seperti
implan hanya 7,5%, IUD dan MOW sebanyak0,5% (BKKBN, 2014).
Berdasarkan data awal yang didapatkan di Praktek Bidan Mandiri Nunung,
yangmemakai alat kontrasepsi dari tahun 2010 sampai dengan 2015
mengalamipenurunan. Pada tahun 2012 terdapat 5.144 orang sedangkan pada tahun
2015 hanya 2.826 orang untuk semua jenis KB. Pada tahun 2012-2014
pemakaian alatkontrasepsi yang paling banyak digunakan di Praktek Bidan
Mandiri Nunung yaitu KB Implan sebanyak 616 orang sedangkan penggunaan
implan di Praktek Bidan Mandiri Nunung cenderung sedikit pada tahun 2012
hanya 11 orang, tahun 2013 sebanyak 4orang dan mengalami peningkatan
sebanyak 30 orang pada tahun 2014. Hal ini dikarenakan adanya program
pemerintah diKabupaten Deli Serdang tahun 2014 yangmemberlakukan program
pelayanan kesehatan gratis bagi yang memiliki KK (KartuKeluarga)/ KTP (Kartu
Tanda Penduduk) dan tidak termasuk bagi masyarakat yangmempunyai jaminan
kesehatan lainnya (Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, 2014). Uraian diatas
mendorong peneliti untuk melakukukan penelitian studi kasus dengan judul
Manajemen Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana pada Ny. “Y”Akseptor Baru
Implan di Praktek Bidan Mandiri Nunung.
memperhatikan KB implan.
1.4.2 Tempat
Tempat asuhan kebidanan KB adalah Praktek Bidan Mandiri Nunungdi
Desa Sei Mencirim, Kec. Sunggal, Kab. Deli Serdang.
1.4.3 Waktu
Waktu yang diperlukan mulai penyusunan LTA sampai memberikan asuhan
mulai dari bulan Februari 2018 sampai dengan Mei 2018.
2.1 KB
2.1.1 Pengertian KB
KB telah didefinisikan baik dalam perundang-undangan oleh para ahli.
Undang-undang nomor 10 tahun 1992 menyatakan bahwa KB merupakan upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan, usia
perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan
kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga yang bahagia dan sejahtera
(dalam Yuhedi dan Kurniawati,2015:23).
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015: 182), KB adalah suatu usaha
pasangan suami-istri untuk mengatur jumlah dan jarak anak yangdiinginkan. Usaha
yang dimaksud adalah kontrasepsi atau pencegahankehamilan dan perencanaan
keluarga, prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki
mencapai dan membuahi sel telur wanita. Selain itu, KB juga merupakan salah satu
pelayanan kesehatan preventif yangpaling dasar dan utama bagi wanita
(Tresnawati, 2013).
2.1.2 Tujuan KB
Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2015), tujuan umum program KB
nasional adalah memenuhi permintaan masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi. Keduanya menyatakan bahwa pelayanan keluaraga
berencana yang berkualitas, berguna dalam menurunkan (AKI) dan (AKB) serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi untuk membentukkeluarga kecil
berkualitas. Tujuan khusus KB adalah meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi
dan kesehatan KB dengan cara pengaturan jarak kelahiran (Purwoastuti dan
Walyani, 2015: 182).
2.1.3Langkah-Langkah dalam Konseling
Memberikan konseling, khususnya bagi calon peserta KB yang baru
hendaknya menerapkan enam langkah yang sudah dikenal dengan kata kunci
2
“SATU TUJU” (Salam, Tanyakan, Uraikan, Bantu, Jelaskan lebih rinci, Ulangan).
Menurut Sulistyawati (2011), uraian mengenai “SATU TUJU” dapat dilihat
pada penjelasan berikut
- SA yaitu beri salam, sambut kedatangan dan berikan perhatian.
- T yaitu tanyakan apa masalah dan apa yang ingin dikatakan.
- U yaitu uraikan mengenai alat-alat KB yang ingin diketahui.
- TU yaitu bantu mencocokan alat KB dengan keadaan dan kebutuhan.
- Jelaskan alat KB apa yang akan digunakan
- Ulangan, sambutlah dengan baik apabila klien perlu konseling ulang.
2.2 Kontrasepsi
2.2.1 Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi terdiri dari dua kata, yaitu kontra (menolak) dan konsepsi
(pertemuan antara sel telur yang telah matang dengan sel sperma). Kontrasepsi
dapat diartikan sebagai upaya untuk mencegah atau menolak pertemuan sel telur
dan sel sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan. Upaya ini
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen (Purwoastuti dan Mulyani,
2015: 181).
2.2.2 Syarat kontrasepsi
Firdayanti (2012:42), menyatakan bahwa tidak ada satupun alat kontrasepsi
yang sepenuhnyaaman dan efektif, masing-masing memilki kesesuaian dan
kecocokan individual bagi setiap klien sebagai pemakai. Meskipun demikian
Firdayanti menyatakan bahwa secara umum syarat metode kontrasepsi yang ideal
yaitu aman dan pemakaiannya dipercaya, lama kerja dapat diatur menurut
keinginan, tidak banyak efek samping, harganya terjangkau, cara penggunannya
sederhana, tidak menganggu hubungan suami istri, tidak memerlukan kontrol yang
ketat selama pemakaian.
2.2.3 Macam-macam metode kontrasepsi
Menurut Firdayanti (2012: 66), macam-macam metode kontrasepsi dibagi
atas antara lain:
1) Metode Tradisional
Metode yang sudah lama digunakan akan tetapi memiliki tingkat keberhasilan
yang rendah. Metode tradisional ini antara lain penggunaan semprot vagina,
senggama terputus dan penggunaan alat pembersih vagina.
2) Metode alamiah yang tanpa alat
Metode alamiah yang tanpa alat antara lain metode kalender, metode suhu
basal badan, metode lendir servik, metode pantang berkala, metode amenorae
laktasi, metode senggama terputus.
3) Metode alamiah dengan alat (Metode Barier)
Metode barier merupakan metode alamiah yang menggunakan alat terdiri atas
kondom, spermiside, diafragma, kap serviks.
4) Metode Modern
Metode modern terdiri dari metode kontrasepsi hormonal dan non hormonal.
Metode hormonal terdiri dari pil KB, suntik dan implan dan metode non
hormonal terdiri dari IUD.
5) Metode mantap terdiri dari tubektomi dan vasektomi.
2.3 KB Implan
2.3.1 Pengertian KB Implan
Kontrasepsi yang populer dengan nama susuk KB ini berisi progestin yang
memiliki efektivitas yang cukup tinggi dengan angka kegagalan kurang dari 1
kegagalan dalam setiap 100 wanita/ tahun untuk 5 tahun pertama (Yuhedi dan
Kurniawati, 2015:83). Implan adalah alat kontrasepsi yang berbentuk batang
dengan panjang sekitar 4 cm yang di dalamnya terdapat hormon progesteron,
implan ini kemudian dimasukkan di dalam kulit bagian lengan atas (Purwoastuti
dan Mulyani, 2015:203).
Metode ini dikembangkan oleh The Population Council yaitu suatu
organisasi internasional yang didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan
teknologi kontrasepsi, implan merupakan metode kontrasepsi hormonal yang
efektif, tidak permanen dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga tahun
hingga lima tahun (Affandi, 2012: MK-55). Kontrasepsi implan sangat efektif,
bekerja lama dan cocok untuk hampir semua wanita untuk menunda atau
membatasi kehamilan (Jacobstein dan Stanley, 2013) dan implan memberikan
perlindungan yang sangat efektif 3-5 tahun (Samal dan Ranjit, 2015).
2
2.3.7Indikasi
Indikasi implan menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013: 105), adalah
wanita usia reproduksi, wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau
yang belum mempunyai anak, wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka
panjang dan yang memiliki efektivitas yang tinggi, wanita yang setelah
keguguran dan setelah melahirkan, yang menyusui atau tidak menyusui, wanita
yang tidak menginginkan anak lagi tapi menolak untuk sterilisasi, wanita yang
tekanan darahnya kurang dari 180/110 mmHg, wanita yang sering lupa meminum
pil kontrasepsi.
2.3.8 Kontra indikasi
Kontra indikasi menurut Tresnawati (2013: 123), yaitu hamil atau
diduga hamil, perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya, kanker
payudara atau riwayat kanker payudara, tidak dapat menerima perubahan pola haid
yang terjadi, menderita mioma uterus, penyakit jantung, hipertensi, diabetes
militus, penyakit tromboemboli, gangguan toleransi glukosa.
2.3.9 Waktu Memulai Menggunakan Implan
Menurut Affandi (2012: MK-67), adapun waktu yang tepat untuk
memulai menggunakan implan antara lain:
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metode kontrasepsi tambahan.
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan.
Bila diinsersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan
seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
c. Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
d. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pasca persalinan. Insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai
metode kontrasepsi lain.
e. Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari.
f. Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
dengan implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien
tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan
benar.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi non hormonal (kecuali IUD)
dan klien ingin menggantinya dengan implan, insersi implan dapat dilakukan
setiap saat, asal saja yakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
h. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah IUD dan klien ingin menggantinya
dengan implan, implan dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. IUD segera dicabut.
i. Pasca keguguran implan dapat diinsersikan.
2.3.10 Prosedur Pemasangan
Ada beberapa prosedur pemasangan kontrasepsi implan, salah satunya
menurut Affandi (2012), sebagai berikut :
a.Persiapan pemasangan
1) Pelaksanaan pelayanan untuk pemasangan maupun pencabutan implan,
ruangan sebaiknya jauh dari area yang sering digunakan atau ramaiseperti
puskesmas.
2) Peralatan dan bahan harus dalam kondisi baik (misalnya: trokar dan skapel
harus tajam). Pastikan semua alat dan bahan dalam keadaan steril atau DTT.
3) Kapsul implan-2 dikemas dalam wadah steril, tertutup baik dan tetap steril
selama tiga tahun sesuai dengan jaminan sterilitas dan masa aktif dari
produsennya,
4) Peralatan yang diperlukan untuk setiap pemasangan adalah sebagai berikut :
a. Tempat tidur.
b. Sabun untuk mencuci tangan.
c. kapsul implan dalam satu kemasan steril (sudah terdapat skapel dan trokar
2
Luka insisi dapat mengalami infeksi bila basah saat mandi atau mencuci
pakaian.
c. Jangan membuka pembalut tekan selama 48 jam dan biarkan band aid di
tempatnya sampai luka insisi sembuh (umumnya 3-5 hari).
d. Klien dapat segera bekerja secara rutin. Hindari benturan atau luka di daerah
tersebut atau menambahkan tekanan.
e. Setelah luka insisi sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan
dibersihkan dengan tekanan normal.
f. Bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, daerah insisi kemerahan
dan panas atau sakit yang menetap selama beberapa hari, segera kembali
ke klinik (Affandi, 2012: PK-27)
4) Bila terjadi infeksi obati dengan pengobatan yang sesuai untuk infeksi lokal dan
bila terjadi abses (tanpa ekspulsi kapsul), cabut semua kapsul.
5) Kunci keberhasilan pemasangan
a. Untuk tempat pemasangan kapsul, pilihlah lengan klien yang jarang
digunakan.
b. Gunakan cara pencegahan infeksi yang dianjurkan.
c. Pastikan kapsul-kapsul tersebut di tempatkan sedikitnya 8 cm (3inci) di
atas lipat siku, di daerah medial lengan.
d. Insisi untuk pemasangan harus kecil, hanya sekedar menembus kulit.
Gunakan trokar tajam untuk membuat insisi.
e. Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil, superfisial
tepat di bawah kulit. Waktu memasukkan trokar jangan dipaksakan. Trokar
harus dapat mengangkat kulit setiap saat, untuk memastikan pemasangan
tepat di bawah kulit. Pastikan 1 kapsul benar-benar keluar dari trokar
sebelum memasang kapsul berikutnya (untuk mencegah kerusakan kapsul
sebelumnya, pegang kapsul yang sudah terpasang tersebut dengan jari
tengah dan masukkan trokar pelan-pelan disepanjang tepi jari tersebut.
f. Setelah selesai memasang, bila sebuah ujung kapsul menonjol keluar atau
terlalu dekat dengan luka insisi, harus dicabut dengan hati-hati dan dipasang
kembali dalam posisi yang tepat.
g. Jangan mencabut ujung trokar dari tempat insisi sebelum semua kapsul
dipasang dan diperiksa seluruh posisi kapsul. Hal ini untuk memastikan
bahwa kedua kapsul dipasang dengan posisi yang benar dan pada bidang
yang sama di bawah kulit.
h. Melakukan dokumentasi pada rekam medik dan buat catatan bila ada kejadian
tidak umum yang mungkin terjadi selama pemasangan.
2.3.11 Instruksi Untuk Klien
Menurut Saifuddin (2010), instruksi untuk klien atau akseptor implan yaitu
daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal
ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi, perlu dijelaskan bahwa
mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan atau lebam pada daerah insisi.
Hal ini tidak perlu dikhawatirkan, pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun,
hindari benturan, gesekan atau penekanan pada daerah insersi. Balutan penekan
jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka
sembuh (biasanya 5 hari). Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh
dan dicuci dengan tekanan yang wajar, bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi
seperti demam, peradangan atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari
segera kembali ke klinik.
2.3.12 Efek Samping dan Penanganannya
Menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013:115), efek samping dan penanganan
implan adalah sebagai berikut:
a. Amenorea
Penanganan :
Lakukan pemeriksaan kehamilan untuk memastikan apakah klien hamil
atau tidak. Apabila klien tidak hamil, tidak perlu penanganan khusus. Apabila
terjadi kehamilan dan ingin melanjutkan kehamilan cabut implan. Rujuk klien jika
diduga terjadi kehamilan.
b. Perdarahan bercak (spotting) ringan
Penanganan :
Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun
pertama. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan
2
apapun. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan
pemakaian implan dapat diberikan pil kombinasi satu siklus atau ibu profen 3x800
mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah
pil kombinasi habis. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2
tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus
pil kombinasi.
c. Ekspulsi
Penanganan :
Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain masih
ditempat dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi. Bila tidak ada
infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang kapsul baru 1
buah pada tempat insersi yang berbeda. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul
yang ada dan pasang kapsul baru pada lengan yang lain atau anjurkan klien
menggunakan metode kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi
Penanganan :
Bila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air atau
antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari. Implan jangan dilepas dan
klien diminta kembali satu minggu.
e. Berat badan naik/turun
Penanganan :
Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah
normal, kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan.
T : Tanya
U : Uraikan
TU : Bantu
1. Bantu klien berpikir apa yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya
2. Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan
2
U : Kunjungan Ulang
BAB 3
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan pada Ny.Y Akseptor KB Implan
No. Register : 465XXX
Tanggal kunjungan : 6 Mei 2018, Pukul 08:17 WIB
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Istri/ Suami
Nama : Ny “Y” Nama Suami : Tn. “T”
Umur : 25 Tahun Umur : 29 Tahun
Suku : Batak Suku : Batak
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds.Sei Mencirim Kec.Sunggal Kab.Deli Serdang
Subjektif
a. Alasan Kunjungan saat ini : Ibu mengatakan ingin memasang alat kontrasepsi
jenis implant
b. Keluhan Utama Ibu datang ke Praktek Bidan Mandiri Nunung untuk
memasang KB implan pertama kali.
c. Riwayat menstruasi
1. Menarce : 14 tahun
2. Siklus menstruasi : 28-30 hari
3. Lama menstruasi : 4-7 hari
4. Dismenorea : Klien mengalami adanya riwayat dismenorea.
d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan pertamanya
e. Riwayat KB Ibu
belum pernah menjadi akseptor KB.
f. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu dan sekarang
a) Tidak ada riwayat penyakit serius seperti hipertensi, asma, diabetes
2
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis mencoba menyajikan pembahasan dengan
membandingkan antara teori dengan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
masa keluarga berencana yang diterapkan di praktik bidan mandiri Nunung sei
Mencirim Sunggal Deli serdang.
Berdasarkan asuhan yang sudah penulis lakukan kepada Ny.S pada masa
KB di Praktik Bidan Mnadiri Nunung Deli serdang didapatkan hasil sebagai berikut
:
Ditinjau dari usia Ny.Y yaitu 25 tahun dengan primigravida alat kontrasepsi
yang digunakan adalah jenis implant.
usia diatas 25 tahun, alat kontrasepsi berfungsi untuk menunda jarak
kehamilan. Prioritas utama jenis kontrasepsi yang dianjurkan untuk wanita dengan
diatas 25 tahun ialah Kontrasepsi Mantap, KB suntik, IUD, Implant,
(Setiyaningrum dan Zulfa, 2014).
Setelah berdiskusi dengan suami setelah mengisi informed choice dan
informed consent maka Ny.Y telah memutuskan ingin menggunakan metode
implant Ny. Y ingin menggunakan alat kontrasepsi implant karena Ny.Y ingin
menunda jarak kehamilannya. Ny.Y telah mendapat penjelasan tentang keuntungan
maupun kekurangan kontrasepsi jenis implant.
Dari praktik yang dilaksanakan dilapangan, pelaksanaan asuhan dan hasil
yang didapatkan telah sesuia dengan teori. Menurut asumsi penulis, ibu menjadi
akseptor KB implant karena ibu melakukan program ASI eksklusif serta ibu
menunda jarak kehamilanya. Sehingga ibu memilih alat kontrasepsi yang tidak
mengganggu pengeluaran ASI, dan yang dapat digunakan dalam jangka panjang
serta efektif dan praktis serta lebih hemat karena pemasangan kb implant relatif
terjangkau.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
2
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
2
Affandi, Bira dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Pt Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2012.
Mangkuji, Betty, dkk. Asuhan Kebidanan 7 Langkah Soap. Jakarta: EGC, 2012.
Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.
Yuhedi, Taufika Lucky dan Titik Kurniawati. Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan Kb. Jakarta: EGC, 2013.
2
LAMPIRAN
2
2
2
2
2
B. Keluarga
No. Nama Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1. Jese Ebenezer Anak akandung mahasiswa -
2. Naomi Angie Anak kandung mahasiswa -
C. Pendidikan Formal
1. SD Negri 1 Sumbal pegagan
2. SMP negri 1 Sumbal pegagan
3. SPK Sari Mutiara Medan
4. D1- SPK Sarimutiara Medan
D. Riwayat Pekerjaan
1. PNS- PUSKESMAS SEI MENCIRIM SUNGGAL DELI SERDANG