Oleh:
RUSMINI
NIM. P07524117151
Oleh:
RUSMINI
NIM. P07524117151
Oleh:
Rusmini
NIM. P07524117151
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
Oleh:
Rusmini
NIM. P07524117151
KETUA PENGUJI
Penguji I Penguji II
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN
Asuhan Kebidanan Pada Ny. L Masa Nifas Di Klinik Bidan Riati, Kec. Hinai
Kab Langkat Tahun 2018.
Vii + 30 halaman + 3 lampiran
i
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
MIDWIFERY ASSOCIATE DEDREE PROGRAM
FINAL PROJECT REPORT, JULY 2018
Rusmini
P07524117151
Midwifery Care to Mrs. L in Puerperal Period at Bidan Riati Clinic, Hinai Sub
District Langkat District Year 2018.
According to the development of data from the Word Health Organization (WHO)
in 2015 the Maternal Mortality Rate (MMR) throughout the world is 216 / 100,000
live births. 99% of all maternal deaths occur in developing countries. Meanwhile,the
Infant Mortality Rate (IMR) around the world is 32/1000 live births, so continuity of
care is needed to reach the target.
Midwifery care in Mrs. L 22 years of postpartum P1A0 is continuity care, using a
sustainable care approach by monitoring the development of mothers during
childbirth at the Midwife Clinic in Riati Hinai.
Puerperal period L went well, conducts examinations 3 times and the mother
breastfeeds her baby.
It is hoped that midwives will continue to improve the quality of services to
implement sustainable care for pregnant women until family planning services and
the level of continuity care services in order to help reduce MMR and IMR in
Indonesia.
i
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat
Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan
Asuhan Kebidanan Pada Ny.L Masa Nifas di Klinik Bidan Riati DesaSuka Damai,
Hinai”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan
pada Program Studi Kebidanan Program RPL Medan.
Dalam hal ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
5. Bapak, Ibu Dosen dan Staff Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
yang telah membantu saya dalam memenuhi kebutuhan Laporan Tugas
Akhir saya.
6. Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes, selaku pembimbing PKK II dan III yang
telah memberikan bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.
iii
9. Seluruh teman-teman dari RPL Langkat, Medan, Binjai dan Deli Serdang
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu namanya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
Rusmini
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN............................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Identitas Ruang Lingkup Asuhan..........................................................4
1.3 Tujuan Penyusunan LTA......................................................................4
1.4 Sasaran, Tempat dan waktu Asuhan Kebidanan...................................4
1.5 Manfaat.................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................6
2.1 Latar Belakang......................................................................................6
2.1.1 Konsep Dasar Masa Nifas............................................................6
2.1.2 Perubahan Fisikologis Pada Masa Nifas......................................6
2.1.3 Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas.......................................10
2.1.4 Kebutuhan Ibu Masa Nifas..........................................................11
2.2 Asuhan Nifas.........................................................................................12
2.2.1 Tujuan Asuhan Masa Nifas..........................................................12
2.2.2 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas....................................13
BAB III DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN.......................................14
3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas................................14
3.2 Data Perkembangan Nifas 6 Hari..........................................................17
3.3 Data Perkembangan Nifas 2 Minggu....................................................19
3.2 Data Perkembangan Nifas 6 Minggu....................................................21
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR SINGKATAN
AC : Air Conditioner
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Barat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
Cm : sentimeter
Depkes : Departemen Kesehatan
DM : Diabetes Melitus
DTT : Disinfeksi Tingkat Tinggi
EMAS : Expanding Maternal dan Neonatal Survival
gr : gram
Hb : Haemoglobin
HIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune
Deficieny Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
IM : Intramuscular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
IQ : Intelegence Quotient
IRT : Ibu Rumah Tangga
vi
KEK : Kekurangan Energi Kronik
Kg : Kilo gram
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu Anak
KK : Kilo Kalori
ml : mili liter
mmHg : milimter merkuri hydragyyrum
MoU : Memorandum of Understanding
TBC : Tuberculosis
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toksiod
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Viii
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka
Kematian Ibu diseluruh dunia 216/100.000 Kelahiran Hidup (KH). 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di Negara berkembang, terutama yang tinggal di daerah
pedesaan dan diantara masyarakat miskin (WHO, 2015).
Menurut Perkembangan data pada tahun 2014, Angka Kematian Bayi (AKB)
di seluruh dunia yaitu 32/1000 KH, dimana di negara berkembang yaitu 35/1000 KH
dan di negara maju 5/1000 KH (Manuaba ,2014).
Berdasarkan agenda pembangunan berkelanjutan, Sustainable Development
Goals (SDGs) yang telah disahkan pada tahun 2015 menggantikan Millenium
Development Goals (MDGs) memiliki tujuan-tujuan baru, antara lain penanggulan
kelaparan, energi dan sumber daya alam, serta kerjasama global. Dimana, menurut
Laporan Bappenas, Indonesia memiliki beberapa point yang tidak tercapai, salah satu
diantaranya yaitu AKI. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus AKI pada
tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 KH, sedangkan target MDGs pada tahun 2015
sebesar 102 per 100.000 KH, AKB sebesar 22,23 per 1.000 KH, target MDGs
sebesar 23 per 1.000 KH. Selaras dengan SDGs, Departemen kesehatan (Depkes)
mentargetkan penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2030 adalah menurun 70 per
100.000 KH dan AKB 12 per 1000 KH (Kemenkes, 2015).
1
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4. Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil secara umum terjadi peningkatan untuk kedua indikator, baik
cakupan K1 maupun K4. Peningkatan kecenderungan tersebut mengindikasikan
adanya perbaikan akses masyarakat terhadap pelayanan ibu hamil. Cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi target Rencana
Strategis (Restra) Kementrian Kesehatan 72% yaitu Indonesia sebesar 87,48% dan
pada Provinsi Sumatera Utara sebesar 75,67. Namun demikian, terdapat 5 provinsi
yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua (24,45%), Papua Barat (30,40%),
Maluku (43,88%), Nusa Tenggara Timur (61,63%), dan Sulawesi Tengah (71,07%)
(Kemenkes, 2015).
Periode 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan (KF1) sebesar 81,9%, periode 7
sampai 28 hari setelah melahirkan (KF2) sebesar 51,8% dan periode 29 sampai 42
2
hari setelah melahirkan (KF3) sebesar 43,4%. Akan tetapi angka nasional untuk KF
lengkap yang dicapai baru sebesar 32.1% (Riskesdas, 2013).
Penurunan AKI dan AKB saat ini masih merupakan program kesehatan prioritas di
Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi strategis untuk
berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Untuk itu bidan harus
memiliki kualifikasi yang diilhami oleh filosofi asuhan kebidanan yang menekankan
asuhannya terhadap perempuan (women centered care). Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualifikasi bidan yaitu dengan menerapkan model asuhan kebidanan
yang berkelanjutan (Continuity of Care) (Yanti, 2015).
Dalam memberi asuhan kepada klien, bidan menerapkan pola pikir dengan
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan. Menurut Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), menajemen asuhan kebidanan pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan
3
evaluasi (Mangkuji dkk, 2012).
klinik tersebut memiliki banyak pasien berobat setiap harinya serta sudah memiliki
Memorandum of Standing (MoU) dengan Program studi D-III Kebidanan Program
RPL Medan.
Ruang lingkup asuhan diberikan pada ibu nifas yang fisiologis, maka pada
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini mahasiswa membatasi berdasarkan continuity
care (asuhan berkelanjutan).
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu nifas yang fisiologis
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
Bidan Riati.
2. Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan
pada Ny.L pada masa nifas.
4
I.4 Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan
I.4.1 Sasaran
Ny.L usia 22 tahun, P1 A0, masa nifas di Klinik Bidan Riati Desa Suka Damai,
Hinai.
I.4.2 Tempat
I.4.3 Waktu
I.5 Manfaat
Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi
bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas.
b. Bagi Penyusun
Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta
mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang bermutu dan
berkualitas.
a. Bagi Penyusun
5
dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau
membimbing kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.
c. Bagi Klien
===================================
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Nifas.
2.1.1. Konsep Dasar Masa Nifas.
Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil
atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013).
Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).
Menurut Nurjanah dkk, 2013, Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early puerperium)
dan remote puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya sebagai berikut :
6
a. Sistem Kardiovaskular.
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan
karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung
meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah
kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
b. Sistem Reproduksi.
1) Uterus.
d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat urterus 350gr.
2) Lochea.
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Macam-macam lochea :
Tabel II.1
Perubahan lochea berdasarkan waktu dan warna
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra. (cruenta) 1-3 hari post- Merah Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
partum. ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan meconium
Sanguinolenta 3-7 hari post- Berwarna merah Berisi darah dan lender
partum kekuningan
Serosa 7-14 hari post- Merah jambu Cairan serum, jaringan desidua, leukosit,
partum kemudian dan eritrosit.
kuning
Alba 2 minggu post- Berwarna Putih Cairan berwarna putih seperti krim terdiri
partum dari leukosit dan sel-sel desidua.
Purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk
Locheastatis Lochea tidak lancar keluarnya
(Sumber : Walyani, 2015)
7
3) Serviks.
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
salama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol
(Walyani, 2015).
5) Payudara.
Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu produksi susu dan
sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara
tumbuh menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk
menghambat kelenjar pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).
Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus posterior pituitary
untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang reflek let down
8
c. Sistem Pencernaan.
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heart burn dan konstipasi terutama
dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal ini karena kurangnya
keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan defekasi
dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya luka episiotomi
(Bahiyatun, 2016).
d. Sistem Perkemihan.
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Diuresis terjadi karena
saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah 4
minggu postpartum. Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami edema,
kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat kala
II persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan.
Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung
dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2016).
e. Tanda-tanda Vital.
Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa hal, yaitu (Nurjanah, dkk, 2013) :
1) Suhu Badan.
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5 oC-38oC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan (dehidrasi) dan
kelelahan karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik. Apabila keadaan normal
suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena
adanya pembentukan ASI, payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena
banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi endometrium,
mastitis, tractus genetalis atau system lain.
2) Nadi.
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit atau 50-
70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi
atau perdarahan postpartum.
9
3) Tekanan Darah.
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan 10
mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah (normal),
kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi pada masa postpartum.
4) Pernapasan.
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran napas contohnya penyakit asma. Bila
pernapasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-
tanda syok.
f. Sistem Kardiovaskular.
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala III
ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari
pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum
(Bahiyatun, 2016).
2.1.3. Perubahan Psikologis Nifas.
Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post
partum, yaitu (Bahiyatun, 2016) :
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain.
d. Pengaruh budaya.
Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah melahirkan, ibu akan
melalui fase-fase sebagai berikut (Nurjanah, dkk, 2013) :
a. Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri).
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan
bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya
10
difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang
persalinannya secara berulang-ulang.
b. Masa Taking On (Fokus pada Bayi).
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam
merawat bayi semakin besar. Perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah
tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.
c.Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa BantuanNAKES).
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung jawab
dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan
ketergantungan bayinya dan terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan
diri dengan ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat
pada fase ini.
2.1.4. Kebutuhan Ibu Masa Nifas.
Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas adalah sebagai berikut (Walyani, 2015) :
a. Kebutuhan Nutrisi.
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%.
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori
bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 KK. ibu menyusui memerlukan kalori yang sama
dengan wanita dewasa +700 KK pada 6 bulan pertama, kemudian +500 KK bulan
selanjutnya.
b. Kebutuhan Cairan.
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet
tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minum kapsul Vit.
A (200.000 unit).
c. Kebutuhan Ambulasi.
Ambulasi Dini (Early Ambulation) adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
11
mungkin berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur selama 24-48
jam post partum. Keuntungan early ambulation adalah klien merasa lebih baik, lebih
sehat, dan lebih kuat. Faal usus dan kandung kemih lebih baik, dapat lebih
memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau memelihara anaknya,
memandikan, selama ibu masih dalam masa perawatan (Nurjanah, dkk, 2013).
d. Eliminasi.
1) Miksi.
Ibu diminta untuk Buang Air Kecil (Miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100cc, maka
dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu
menunggu 8 jam untuk kateterisasi (Saleha, 2013).
2) Buang Air Besar.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per
oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB,
maka dilakukan klisma (huknah) (Saleha, 2013).
e. Personal Hygiene.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara
mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur
serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi.
Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik dan selalu diingat
bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang (Walyani, 2015).
f. Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu
untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan (Walyani, 2015).
12
Tujuan dari perawatan nifas adalah memulihkan kesehatan umum penderita,
mempertahankan kesehatan psikologis, mencegah infeksi dan komplikasi,
memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI), mengajarkan ibu untuk
melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi
dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
normal (Bahiyatun, 2016).
13
BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
Subjektif (S) :
Ibu mengatakan bahwa telah melahirkan bayinya dengan jenis kelamin perempuan,
jam 08.35 WIB, masih merasa lemas dan perutnya terasa mules, sudah keluar cairan
berwarna kuning dari payudara ibu
Objektif (O) :
1.Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : baik, kesadaran : compos-mentis
b. Tanda tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Temp : 36,8 oC
RR : 24 x/mnt
14
2.Pemeriksaan Fisik :
Wajah : tidak ada oedema
Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret dan polyp
Telinga : bersih, simetris
Mulut : bersih, tidak ada oedema, tidak ada karang
gigi dan caries.
Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan
pembuluh lymfe
Payudara : simetris, puting menonjol, Areola mamae Hyperpigmentasi,
Pengeluaran colostrum
Abdomen : tidak ada bekas operasi, TFU 2 jari dibawah pusat kontraksibaik,
kandung kemih kosong.
Genitalia : tidak ada pembengkakan, tidak ada varices, luka perineum sudah
dijahit
Anus : tidak ada haemorroid
Jumlah Perdarahan : 100 cc
Analisa (A) :
Ny. L 22 tahun, P1A0, 6 jam post partum.
Penatalaksanaan (P) :
1. Melakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi, kandung kemih dan jumlah
perdarahan pada 6 jam pospartum.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu rasakan merupakan
hal yang normal, karena rahim yang keras dan mules menandakan rahim sedang
berkontraksi dan dapat mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.
Ibu sudah mengerti dan paham tentang penyebab rasa mules yang ia alami.
3. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi agar
tidak hipotermi.
Ibu dan keluarga sudah mengerti dan akan terus menjaga kehangatan bayi.
15
4. Mengingatkan ibu akan kebutuhan ibu nifas antara lain :
a. Kebutuhan nutrisi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kebutuhan kalori ibu menyusui 2900 KK sampai 6 bulan pertama dan
selanjutnya 3100 KK.
b.Kebutuhan cairan cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Asupan tablet tambahan
darah diberikan sampai 40 hari setelah melahirkan, kapsul vitamin A 200.000
Unit.
c. Kebutuhan ambulasi selekas mungkin ibu keluar dari tempat tidur setelah 24-48
jam setelah melahirkan.
d. Eliminasi dianjurkan Bak setelah 6 jam melahirkan. Bab diharapkan setelah
hari ke 2.
e. Kebersihan diri untuk mengurangi sumber infeksi dan menambah rasa nyaman
ibu.
f. Istirahat dan tidur yang cukup pada malam hari 8 jam dan siang 1 jam.
Ibu sudah sudah mengerti tentang kebutuhan selama masa nifas.
5. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, yaitu 2 jam sekali,
dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan. ASI adalah
makanan yang lengkap karena ASI mengandung gizi yang cukup untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan sebagai sumber kekebalan bagi bayi untuk mencegah
bibit-bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh bayi manfaatnya bagi ibu membantu
proses pemulihan rahim dan mengeratkan hubungan kasih sayang.
Ibu akan menyusui bayinya, dan mengerti tetang manfaat ASI eksklusif.
Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,
16
3.2 Data Perkembangan Nifas 6 hari.
Tanggal : 12 Mei 2018.
Jam : 16.00 WIB.
Tanggal/waktu bersalin : 06 Mei 2018/jam 08.35 WIB.
Subjektif (S) :
Ibu sudah bisa mulai mengerjakan pekerjaan rumah dan pengeluaran ASI sudah
lancar, pengeluaran dari vagina berwarna merah kecoklatan.
Objektif (O) :
Keadaan umum : Baik
kesadaran : Compos-mentis
Vital sign :
o
TD : 110/70 mmHg Temp : 36,7 C
Nadi : 80 x/mnt RR : 24 x/mnt
Pemeriksaan Fisik.
Muka : tidak pucat, tidak odem , tidak ada cloasma gravidarum
Mata : tidak odem, conjunctiva merah muda, sclera tidak ikhterus
Dada : colostrums sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan
Abdomen : TFU pertengahan simfisis ke pusat, kontraksi kuat, kandung
kemih kosong.
Genetalia : lochea sanguilenta, warna merah kecoklatan dan berlendir.
Perineum : luka jahitan sudah kering
Ekstremitas : tidak ada avarices, reflek patella kanan kiri positif.
Perdarahan : 50cc.
Analisa (A) :
Ny.L 22 tahun, P1A0, postpartum 6 hari.
17
Penatalaksanaan (P) :
2. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda tanda
penyulit.
Ibu menyusui dengan baik dan benar dan tidak ada penyulit yang ibu alami.
4. Menjelaskan pada ibu tentang cairan yang keluar melalui vagina yang disebut
lochea itu adalah normal berisi darah dan lendir.
Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,
18
3.3 Data Perkembangan Nifas 2 minggu.
Tanggal : 18 Mei 2018
Jam : 16.00 WIB
Tanggal/waktu bersalin : 06 Mei 2018
Subjektif (S) :
Ibu sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, ibu sudah memberikan ASI
kepada bayinya sesering mungkin, ibu mengatakan sudah tidak ada keluar darah atau
cairan dari kemaluannya.
Objektif (O) :
Keadaan umum:
Baik, Compos-mentis.
Tanda vital :
Pemeriksaan Fisik :
Analisa (A) :
Ny.L 22 tahun P1A0, postpartum 2 minggu.
Penatalaksanaan (P) :
1. Memastikan involusi uteri ibu berjalan dengan normal. TFU tidak teraba lagi,
tidak ada pendarahan abnormal, tidak berbau.
19
2. Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal.
Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,
20
3.4 Data Perkembangan Nifas 6 Minggu.
Tanggal : 12 - 6 - 2018
Jam : 15.20 WIB
Tanggal/waktu bersalin : 06 -05- 2018
Subjektif (S) :
Ibu mengatakan tidak ada lagi darah yang keluar dari kemaluannya dan ibu
mengatakan tetap memberikan ASI kepada bayinya.
Objektif (O) :
Keadaan umum:
Baik, Compos-mentis.
Tanda vital
Pemeriksaan Fisik :
Analisa (A) :
Ny.L 22 tahun P1A0, postpartum 6 minggu.
Penatalaksanaan (P) :
21
2. Mengingatkan ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayinya kurang lebih 6
bulan. Setelah lebih 6 bulan bayi baru bisa diberikan makanan pendamping
ASI.
Ibu sudah mengerti dan akan terus memberikan bayinya ASI.
3. Mengingatkan ibu akan kebutuhan ibu nifas antara lain :
a. Kebutuhan nutrisi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kebutuhan kalori ibu menyusui 2900 KK sampai 6 bulan pertama dan
selanjutnya 3100 KK.
b. Kebutuhan cairan cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Asupan tablet tambahan
darah diberikan sampai 40 hari setelah melahirkan, kapsul vitamin A 200.000
Unit.
c. Kebersihan diri untuk mengurangi sumber infeksi dan menambah rasa nyaman
ibu.
d. Istirahat dan tidur yang cukup pada malam hari 8 jam dan siang 1 jam.
Ibu sudah sudah mengerti tentang kebutuhan selama masa nifas.
4. Mengingatkan kembali ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Ibu mengatakan akan menggunakan kontrasepsi MAL, dikarenakan bayinya
sangat kuat menyusu dan air susu juga banyak dan lancar.
5. Mengingatkan ibu dan keluarga untuk mengunjungi tempat pelayanan
kesehatan seperti klinik atau posyandu untuk memberikan imunisasi pada
bayinya tepat saat bayi berumur 1 bulan. Ibu dan keluarga mengerti dan akan
membawa bayinya untuk imunisasi
Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan yang berkelanjutan telah diberikan kepada Ny.L yang pada masa
nifas, yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan di Indonesia, secara continuity care. Asuhan ini juga secara tidak langsung
akan sangat mempengaruhi penekanan AKI di Indonesia yang diharapkan dapat
turun sesuai dengan apa yang ditargetkan. Pada bab ini penyusun menyajikan
pembahasan dengan membandingkan antara teori dengan menajemen asuhan
kebidanan pada masa nifas, yang diterapkan pada Ny.L di Klinik Bidan Riati Desa
Suka Damai, Kec. Hinai Kab. Langkat.
4. NIFAS
Menurut Nurjanah, dkk 2013, masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium) waktu 0-24 jam postpartum, puerperium
intermedial (early puerperium) waktu selama kurang lebih 6-8 minggu dan remote
puerperium (later puerperium) waktu setelah 8 minggu postpartum.
Menurut Walyani 2015, pengawasan dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang
terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling sedikit 4
kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.
4.1.Masa Nifas 6 jam post partum (KFI)
Asuhan yang diberikan kepada Ny.L selama masa nifas adalah Ny. L
mendapat 4 kali kunjungan yaitu KF1 pada 6 jam postpartum yang didapatkan hasil
bahwa kondisi Ny.L dalam keadaan baik, kesadaran composmentis, kontraksi uterus
ibu baik, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan dalam jumlah normal, adanya lochea
rubra, ASI ibu keluar dengan lancar dan ibu sudah melakukan mobilisasi yaitu
dengan miring kanan-kiri, duduk, berjalan ke kamar mandi. Pada 6 jam post partum
ini, ibu sudah mendapat asupan nutrisi dengan makan sepiring nasi, sayur, ikan dan
segelas teh manis.
Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri, medeteksi dan merawat penyebab lain
23
perdarahan dan merujuk apabila perdarahan berlanjut, memberikan konseling pada
ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia (Walyani,
2015).
Perubahan psikologis yang terjadi, ibu lebih fokus pada dirinya sendiri dan
lebih banyak membutuhkan dukungan serta bantuan dari keluarga. Ibu lebih fokus
kepada dirinya dikarenakan ibu masih letih sehabis melahirkan dan butuh istirahat.
Perubahan fisikologis ibu ini dikenal dengan fase taking in.
Fase ini merupakan periode 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru
melahirkan akan bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala
energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita
tentang persalinannya secara berulang-ulang.
Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF1
dan perubahan fisiologis yang terjadi kepada Ny.L sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
4.2.Masa Nifas 6 hari post partum (KF2)
Pada KF2 yang dilakukan hari ke-6, didapatkan hasil bahwa kondisi ibu
dalam keadaan baik, tanda-tanda vital dalam keadaan normal, ibu menyusui bayinya
dengan baik. Penulis memeriksa involusi uteri ibu dan diketahui bahwa tinggi fundus
uteri ibu pertengahan simfisis dan pusat, teraba keras dan bulat, kontraksi uterus
baik. Ibu mengatakan masih ada keluar cairan berwarna kekuningan dari jalan lahir
(lochea sanguilenta), laserasi jalan lahir sudah mulai kering dan tidak ada tanda-
tanda infeksi.
Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari (Walyani, 2015).
24
Perubahan psikologis yang terjadi ibu, mengkhawatirkan tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam
merawat bayi semakin besar. Perasaannya sagat sensitif sehingga mudah
tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati fase taking on.
Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF2 sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
Pada KF3 yang dilakukan pada 2 minggu postpartum diketaui bahwa kondisi
ibu baik, pemantauan tanda-tanda vital dalam kondisi normal, ibu menyusui bayinya
dengan baik, tidak ada perdarahan yang abnormal. Pada pemantauan involusi uteri,
diketahui bahwa uterus ibu sudah tidak teraba lagi, lochea alba, ibu sudah memilih
alat kontrasepsi yang akan ibu gunakan.
Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF3 sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
26
BAB V
5.1 Kesimpulan.
Masa nifas mulai dari 6 jam pertama sampai dengan nifas 6 minggu berlangsung
dengan normal dan tidak mengalami komplikasi. Pada masa nifas dilakukan
kunjungan sebanyak 4 kali. Pada KF I, 6 jam post partum kontraksi baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, perdarahan dalam jumlah normal, lochea rubra dan ASI keluar lancar.
Pada KF II, 6 hari post partum involusi berlangsung normal, TFU pertengahan pusat
dan simfisis, lochea sanguilenta. Pada KF III, 2 minggu post partum, ibu menyusui
bayinya dengan baik, tidak ada perdarahan abnormal, uterus sudah tidak teraba,
lochea alba. Pada KF IV, kondisi ibu baik, ibu menyusui bayinya dengan baik.
5.2 Saran.
27
Daftar Pustaka
Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Dinas Kesehatan Sumatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Sumatera Utara 2014.
https://www.google.co.id/www.depkes.go.idPROFIL_KES_PROVINSI_201
4%2F02_Sumut_2014.pdf (diunduh 16 Januari 2017).
Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.
Mangkuji, B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC.
Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
_______. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka baru.
https://www.who.int/reproductivehealth/publication/monitoring/maternal-
mortality-2015/en/ (diunduh pada tanggal 6 februari 2016 ).
28
LAMPIRAN
KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
Jalan Ginting Km. 13,5 Kel. Lau Cih Medan Tuntungan Kode Pos 20136
Telepon : 061-8368633 Fax : 061-8368644
email: kepk.poltekkesmedan@gmail.com
Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian usulan
penelitian yang berjudul :
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. L Masa Nifas Di Klinik Bidan Riati Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat”
Yang menggunakan manusia dan hewan sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/
Peneliti Utama : Rusmini
Dari Institusi : Jurusan DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan
Persetujuan ini berlaku sejenak tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan
penelitian seperti tertera dalam protokol dengan masa berlaku maksimal selama 1 ( satu )
tahun.
Ketua
( Riati Am.Keb )
LEMBARAN PERMINTAAN MENJADI SUBJEK
Sehubungan dengan Laporan Tugas Akhir (LTA), yang akan saya lakukan secara
berkesinambungan ( Continuity Of Care ), dengan memberikan Asuhan Kebidanan
yang meliputi :
Asuhan pada KB Implan dalam jangka waktu 3 tahun sesuai dengan
kebutuhan.
Kegiatan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
Kebidanan dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Kebidanan Prodi
D-III Kebidanan Program RPL Medan. Adapun Saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Nama : Rusmini
NIM : P07524117151
Saya sangat mengharapkan kesediaan dan partisipasi pada Ny. W dengan KB Implan
untuk menjadi Subjek Laporan Tugas Akhir dengan senang hati dan sukarela.
Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kesediannya dan kerjasamanya ibu
sebagai subjek dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.
(Rusmini)
INFORMED COSENT MENJADI RESPONDEN TUGAS AKHIR
Nama : RUSMINI
NIM : P07524117151
Tahun Akademik : 2018
( Linda Wati )
BUKTI PERSETUJUAN PERBAIKAN LAPORAN TUGAS AKHIR
Suryani, SST,
M.Kes
8. 07 Juli 2018 Konsultasi BAB V ACC BAB V dan
Kesimpulan dan maju Hasil Tugas
Saran Ahir
Suryani, SST,
M.Kes
9. 10 Juli 2018 Perbaikan tata Perbaikan BAB
penulisan BAB I, I,II,III,IV,V
II,III,IV,V Suryani, SST,
M.Kes
10. 11 Juli 2018 Konsultasi perbaikan ACC LTA dan
Laporan Tugas Akhir maju Hasil Tugas
Akhir Suryani, SST,
M.Kes
11. 20 Juli 2018 Konsultasi BAB IV Perbaikan BAB
dan V IV dan V
Suryani, SST,
M.Kes
12. 21 Juli 2018 Perbaikan BAB IV ACC LTA
dan V
Suryani, SST,
M.Kes
13. 26 Juli 2018 Konsultasi Abstrak Perbaikan Abstrak
Suryani, SST,
M.Kes
14. 27 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC LTA
LTA
Suryani, SST,
M.Kes
15. 03 Agustus Konsultasi Perbaikan ACC Jilid Lux
2018 LTA
Suryani, SST,
M.Kes
16. 07 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Suryani, SST,
M.Kes
17. 08 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Suryani, SST,
M.Kes
Uraian Kegiatan
No Tanggal Hasil dan Saran Paraf
Bimbinganl
1. 16 Juni 2018 Konsultasi BAB I Perbaikan latang
latar belakang belakang, tujuan
khusus dan umum Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
2. 22 Juni 2018 Konsultasi BAB II ACC BAB I
tujuan khusus dan
umum Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
3. 25 Juni 2018 Konsultasi BAB II Lampiran Daftar
Pustaka
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
4. 28 Juni 2018 Konsultasi BAB II ACC BAB II
dan Daftar Pustaka
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
5. 30 April 2018 Konsultasi BAB III Perbaikan BAB III
Dokumentasi
Asuhan kebidanan Fitriyani Pulungan
masa nifas SST, M.Kes
6. 02 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC BAB III
BAB III Asuhan
masa nifas Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
7. 05 Juli 2018 Konsultasi BAB IV ACC BAB IV
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
8. 07 Juli 2018 Konsultasi BAB V ACC BAB V dan
Kesimpulan dan maju Hasil Tugas
Saran Ahir Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
9. 10 Juli 2018 Perbaikan tata
penulisan BAB I, Perbaikan BAB
II,III,IV,V I,II,III,IV,V Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
10. 11 Juli 2018 Konsultasi perbaikan ACC LTA dan
Laporan Tugas maju Hasil Tugas
Akhir Akhir Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
11. 20 Juli 2018 Konsultasi BAB IV Perbaikan BAB
dan V IV dan V
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
12. 21 Juli 2018 Perbaikan BAB IV ACC LTA
dan V
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
13. 26 Juli 2018 Konsultasi Abstrak Perbaikan Abstrak
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
14. 27 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC LTA
LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
15. 03 Agustus Konsultasi Perbaikan ACC Jilid Lux
2018 LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
16. 07 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
17. 08 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
A. Data diri :
1. Nama : Rusmini
2. Tempat Tanggal Lahir : Pematang Seleng, 03 Maret 1970
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil UPT Puskesmas
Tanjung Beringin
6. Suami : Irwansyah
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Email : rusm041@gmail.com
9. Alamat : Desa Muka Paya Kec. Hinai Kab. Langkat
B. Keluarga :
No Nama Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1. Jhodi Ade Rinaldi Anak Kuliah Mahasiswa
2. Ajeng Arina Nisa. R Anak SMA Pelajar
3. Fauzan Kaluna Irsan Anak SMP Pelajar
C. Pendidikan Formal
1. SD NEGERI 112184 PEMATANG SELENG Tahun lulus 1985
2. SMPN AEKNABARA Tahun lulus 1988
3. SPK KESDAM I / BB BINJAI Tahun lulus 1991
4. DI PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN RS. ELISABETH MEDAN Tahun
lulus 1993
5. DIII PROGRAM RPL KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES RI
MEDAN TAHUN 2017 S/D SEKARANG
D. Riwayat Pekerjaan
1. PNS dilingkungan Puskesmas Tanjung Beringin Tahun 1993 s/d sekarang
2. Bidan Desa Puskesmas Tanjung Beringin Tahun 1993 sampai dengan 1996
3. Bidan KIA Puskesmas Tanjung Beringin Tahun 1996 s/d sekarang.