Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L MASA NIFAS


DI KLINIK BIDAN RIATI KECAMATAN HINAI
KABUPATEN LANGKAT.
TAHUN 2018

Oleh:

RUSMINI
NIM. P07524117151

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D.III KEBIDANAN
TAHUN 2018
LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L MASA NIFAS
DI KLINIK BIDAN RIATI KECAMATAN HINAI
KABUPATEN LANGKAT.
TAHUN 2018

LAPORAN TUGAS AKHIR


Untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan D.III Kebidanan pada Unit Program Rekognisi Pembelajaran Lampau
(RPL)

Oleh:

RUSMINI
NIM. P07524117151

POLTEKKES KEMENKES RI MEDAN


JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D.III KEBIDANAN
TAHUN 2018
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L MASA NIFAS DI KLINIK BIDAN


RIATI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018.

Oleh:

Rusmini
NIM. P07524117151

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Laporan Tugas Akhir Prodi D-III Kebidanan Medan Unit Program Rekognisi
Pembelajaran Lampau (RPL)

Medan, 18 Juli 2018

PEMBIMBING UTAMA PEMBIMBING PENDAMPING

(Suryani, SST, M.Kes) (Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes)


NIP. 19651112.199203.2.002 NIP. 198008132002122003

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN

(Betty Mangkuji, SST, M.Kes)


NIP. 19660910.199403.2.001
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L MASA NIFAS DI KLINIK BIDAN


RIATI KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018.

Oleh:

Rusmini
NIM. P07524117151

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Pada tanggal : 18 Juli 2018

KETUA PENGUJI

(Wardati Humaira SST, M.Kes)


NIP. 19800430.200212.2.002

Penguji I Penguji II

(Suryani, SST, M.Kes) (Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes)


NIP. 19651112.199203.2.002 NIP. 198008132002122003

MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KEBIDANAN

(Betty Mangkuji, SST, M.Kes)


NIP. 19660910.199403.2.001
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN
PRODI D-III KEBIDANAN PROGRAM RPL MEDAN.
LTA,25 Juni 2018
Nama : Rusmini
Nim : P07524117151

Asuhan Kebidanan Pada Ny. L Masa Nifas Di Klinik Bidan Riati, Kec. Hinai
Kab Langkat Tahun 2018.
Vii + 30 halaman + 3 lampiran

RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN

Menurut perkembangan data dari Word Health Organization (WHO) pada


tahun 2015 Angka Kematian Ibu (AKI) diseluruh dunia yaitu 216/100.000 kelahiran
hidup (KH). 99% dari seluruh kematian ibu terjadi di Negara berkembang.
Sementara itu, angka Kematian Bayi (AKB) diseluruh dunia yaitu 32/1000 kelahiran
hidup, sehingga dibutuhkan pelayanan berkesinambungan (continuity of care) untuk
mencapai target.
Asuhan kebidanan pada Ny. L 22 tahun P1A0 masa nifas bersifat continuity
care, menggunakan pendekatan asuhan berkesinambungan dengan cara memantau
perkembangan ibu pada masa nifas di Klinik Bidan Riati Hinai.
Masa nifas Ny. L berlangsung dengan baik, melaksanakan pemeriksaan 3 kali
dan ibu menyusui bayinya.
Diharapkan bidan klinik terus meningkatkan mutu pelayanan menerapkan
Asuhan yang berkelanjutan pada ibu hamil sampa pelayanan KB serta tingkatan
pelayanan asuhan continuity agar dapat membantu menurunkan AKI dan AKB di
Indonesia.

Kata Kunci : Ny. L 22 tahun, P1A0, Continuity care

i
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
MIDWIFERY ASSOCIATE DEDREE PROGRAM
FINAL PROJECT REPORT, JULY 2018

Rusmini
P07524117151

Midwifery Care to Mrs. L in Puerperal Period at Bidan Riati Clinic, Hinai Sub
District Langkat District Year 2018.

Vii + 30 pages + 3 attachments

SUMMARY OF MIDWIFERY CARE

According to the development of data from the Word Health Organization (WHO)
in 2015 the Maternal Mortality Rate (MMR) throughout the world is 216 / 100,000
live births. 99% of all maternal deaths occur in developing countries. Meanwhile,the
Infant Mortality Rate (IMR) around the world is 32/1000 live births, so continuity of
care is needed to reach the target.
Midwifery care in Mrs. L 22 years of postpartum P1A0 is continuity care, using a
sustainable care approach by monitoring the development of mothers during
childbirth at the Midwife Clinic in Riati Hinai.
Puerperal period L went well, conducts examinations 3 times and the mother
breastfeeds her baby.
It is hoped that midwives will continue to improve the quality of services to
implement sustainable care for pregnant women until family planning services and
the level of continuity care services in order to help reduce MMR and IMR in
Indonesia.

Keywords: Mrs. L 22 years, P1A0, Continuity care

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat
Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Laporan
Asuhan Kebidanan Pada Ny.L Masa Nifas di Klinik Bidan Riati DesaSuka Damai,
Hinai”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan
pada Program Studi Kebidanan Program RPL Medan.

Dalam hal ini, penyusun banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada :

1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,


yang telah memberi kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun LTA ini.

3. Suryani SST, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan Poltekkes


Kemenkes RI Medan yang telah memberikan kesempatan menyusun LTA.

4. Maida Pardosi, SKM. M. Kes selaku Pembimbing Akademik yang telah


membimbing penyusun selama 1 tahun di pendidikan.

5. Bapak, Ibu Dosen dan Staff Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
yang telah membantu saya dalam memenuhi kebutuhan Laporan Tugas
Akhir saya.

6. Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes, selaku pembimbing PKK II dan III yang
telah memberikan bimbingan sehingga LTA ini dapat terselesaikan.

7. Bidan Riati, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan


penyusunan LTA di Klinik Bidan Riati.

8. Ny.L yang telah memberikan kepercayaan kepada penyusun untuk memantau


masa nifasnya oleh penyusun.

iii
9. Seluruh teman-teman dari RPL Langkat, Medan, Binjai dan Deli Serdang
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu namanya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal baik
yang telah diberikan dan semoga laporan tugas akhir ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.

Medan, 11 Juni 2018

Rusmini
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RINGKASAN ASUHAN KEBIDANAN............................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................v
DAFTAR SINGKATAN......................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Identitas Ruang Lingkup Asuhan..........................................................4
1.3 Tujuan Penyusunan LTA......................................................................4
1.4 Sasaran, Tempat dan waktu Asuhan Kebidanan...................................4
1.5 Manfaat.................................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................6
2.1 Latar Belakang......................................................................................6
2.1.1 Konsep Dasar Masa Nifas............................................................6
2.1.2 Perubahan Fisikologis Pada Masa Nifas......................................6
2.1.3 Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas.......................................10
2.1.4 Kebutuhan Ibu Masa Nifas..........................................................11
2.2 Asuhan Nifas.........................................................................................12
2.2.1 Tujuan Asuhan Masa Nifas..........................................................12
2.2.2 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas....................................13
BAB III DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN.......................................14
3.1 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas................................14
3.2 Data Perkembangan Nifas 6 Hari..........................................................17
3.3 Data Perkembangan Nifas 2 Minggu....................................................19
3.2 Data Perkembangan Nifas 6 Minggu....................................................21
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................................27
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perubahan lochea berdasarkan waktu dan warna............................... 17


Tabel 2.1 Jadwal Kunjungan masa..................................................................... 13

v
DAFTAR SINGKATAN

AC : Air Conditioner
AKB : Angka Kematian Bayi
AKI : Angka Kematian Ibu
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Barat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
Cm : sentimeter
Depkes : Departemen Kesehatan
DM : Diabetes Melitus
DTT : Disinfeksi Tingkat Tinggi
EMAS : Expanding Maternal dan Neonatal Survival
gr : gram
Hb : Haemoglobin
HIV/AIDS : Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune
Deficieny Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IBI : Ikatan Bidan Indonesia
IM : Intramuscular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
IQ : Intelegence Quotient
IRT : Ibu Rumah Tangga

vi
KEK : Kekurangan Energi Kronik
Kg : Kilo gram

KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu Anak
KK : Kilo Kalori

LILA : Lingkar Lengan


LK : Lingkar Kepala
LTA : Laporan Tugas Akhir

MDGs : Melenium Development Goals


Mg : mili gram
mgg : minggu

ml : mili liter
mmHg : milimter merkuri hydragyyrum
MoU : Memorandum of Understanding

MTBS : Manajemen Terpadu Balita Sakit


Restra : pangkat hidrogen
RI : Pelayanan Obstetri Neonatus Essensial Dasar

SDGs : Sustainable Development Goals


TBBJ : Taksiran Berat Badan Janin

TBC : Tuberculosis
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TT : Tetanus Toksiod

TTP : Taksiran Tanggal Persalinan


WHO : World Health Organization

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kartu Bimbingan LTA

Lampiran II : Lembar Persetujuan Klien (Informed Consent)

Lampiran III : Surat Izin Penelitian

Lampiran IV : Surat Balasan Klinik

Lampiran V : Bukti Persetujuan Perbaikan

Lampiran VI : Daftar Riwayat Hidup

Viii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015 Angka
Kematian Ibu diseluruh dunia 216/100.000 Kelahiran Hidup (KH). 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di Negara berkembang, terutama yang tinggal di daerah
pedesaan dan diantara masyarakat miskin (WHO, 2015).

Menurut Perkembangan data pada tahun 2014, Angka Kematian Bayi (AKB)
di seluruh dunia yaitu 32/1000 KH, dimana di negara berkembang yaitu 35/1000 KH
dan di negara maju 5/1000 KH (Manuaba ,2014).
Berdasarkan agenda pembangunan berkelanjutan, Sustainable Development
Goals (SDGs) yang telah disahkan pada tahun 2015 menggantikan Millenium
Development Goals (MDGs) memiliki tujuan-tujuan baru, antara lain penanggulan
kelaparan, energi dan sumber daya alam, serta kerjasama global. Dimana, menurut
Laporan Bappenas, Indonesia memiliki beberapa point yang tidak tercapai, salah satu
diantaranya yaitu AKI. Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus AKI pada
tahun 2015 sebesar 305 per 100.000 KH, sedangkan target MDGs pada tahun 2015
sebesar 102 per 100.000 KH, AKB sebesar 22,23 per 1.000 KH, target MDGs
sebesar 23 per 1.000 KH. Selaras dengan SDGs, Departemen kesehatan (Depkes)
mentargetkan penurunan AKI di Indonesia pada tahun 2030 adalah menurun 70 per
100.000 KH dan AKB 12 per 1000 KH (Kemenkes, 2015).

AKI maternal yang dilaporkan di Sumatera Utara pada tahun 2013


menyebutkan bahwa AKI di Sumatera Utara sebesar 268/100.000 KH dan AKB
sebesar 21,59/1000 KH. Angka kematian di Indonesia secara menyeluruh tidak
mengalami penurunan bahkan mengalami peningkatan (Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara, 2014).

1
Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan
indikator cakupan K1 dan K4. Secara nasional, indikator kinerja cakupan pelayanan
kesehatan ibu hamil secara umum terjadi peningkatan untuk kedua indikator, baik
cakupan K1 maupun K4. Peningkatan kecenderungan tersebut mengindikasikan
adanya perbaikan akses masyarakat terhadap pelayanan ibu hamil. Cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2015 telah memenuhi target Rencana
Strategis (Restra) Kementrian Kesehatan 72% yaitu Indonesia sebesar 87,48% dan
pada Provinsi Sumatera Utara sebesar 75,67. Namun demikian, terdapat 5 provinsi
yang belum mencapai target tersebut yaitu Papua (24,45%), Papua Barat (30,40%),
Maluku (43,88%), Nusa Tenggara Timur (61,63%), dan Sulawesi Tengah (71,07%)
(Kemenkes, 2015).

Mulai tahun 2015, penekanan persalinan yang aman adalah persalinan


ditolong tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan persalinan di fasilitas
pelayanan kesehatan sebagai salah satu indikator upaya kesehatan ibu,
menggantikan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Cakupan persalinan di
fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa terdapat 79,72% ibu hamil yang menjalani
persalinan dengan ditolong oleh tenaga kesehatan dan dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Secara nasional, indikator tersebut telah memenuhi target
Restra sebesar 75%. Namun demikian masih terdapat 18 provinsi (52,9%) yang
belum memenuhi target tersebut. Provinsin DI Yogyakarta memiliki capaian
tertinggi sebesar 99,81% dan Provinsi Papua memiliki capaian terendah sebesar
26,34% (Kemenkes, 2015).

Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan


Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu pada masa nifas dalam 24 jam pertama yaitu
pendarahan post partum. Pelayanan masa nifas adalah pelayanan kesehatan yang
diberikan pada ibu selama periode 6 jam sampai 42 hari setelah melahirkan.

Periode 6 jam sampai 3 hari setelah melahirkan (KF1) sebesar 81,9%, periode 7
sampai 28 hari setelah melahirkan (KF2) sebesar 51,8% dan periode 29 sampai 42

2
hari setelah melahirkan (KF3) sebesar 43,4%. Akan tetapi angka nasional untuk KF
lengkap yang dicapai baru sebesar 32.1% (Riskesdas, 2013).

Sejalan dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 87

Tahun 2014 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga,


Keluarga Berencana, dan Sistem Informasi Keluarga. Program Keluarga Berencana
(KB) merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (dibawah usia 20 tahun), terlalu sering
melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
tahun). Selain itu, program KB juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga
agar dapat timbul rasa aman, tentram, dan harapan masa depan yang lebih baik dalam
mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin (Kemenkes, 2015) .

Sebagai upaya penurunan AKI, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan


sejak tahun 1990 telah meluncurkan safe motherhood initiative, sebuah program
yang memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga
selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Upaya tersebut dilanjutkan
dengan program Sayang Ibu di tahun 1996 oleh Presiden yang melibatkan sektor lain
diluar kesehatan.

Penurunan AKI dan AKB saat ini masih merupakan program kesehatan prioritas di
Indonesia. Bidan sebagai pemberi asuhan kebidanan memiliki posisi strategis untuk
berperan dalam upaya percepatan penurunan AKI dan AKB. Untuk itu bidan harus
memiliki kualifikasi yang diilhami oleh filosofi asuhan kebidanan yang menekankan
asuhannya terhadap perempuan (women centered care). Salah satu upaya untuk
meningkatkan kualifikasi bidan yaitu dengan menerapkan model asuhan kebidanan
yang berkelanjutan (Continuity of Care) (Yanti, 2015).

Dalam memberi asuhan kepada klien, bidan menerapkan pola pikir dengan
menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan. Menurut Ikatan Bidan
Indonesia (IBI), menajemen asuhan kebidanan pendekatan yang digunakan oleh
bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari
pengkajian, analisa data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan

3
evaluasi (Mangkuji dkk, 2012).

Berdasarkan data di atas untuk mendukung pembangunan kesehatan, maka


saya melakukan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity care)
mulai dari masa nifas pada Ny.L usia 22 tahun dengan P1 A0 post partum/masa nifas
di Klinik Bidan Riati pada tahun 2018. Laporan Tugas Akhir sebagai prasyarat

menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan Program Studi D-III


KebidananProgram RPL Medan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Medan. Penyusun memilih Klinik Bidan Riati sebagai tempat melakukan Asuhan
Kebidanan pada ibu nifas, dimana klinik tersebut terjangkau dengan rumah pasien
yaitu Ny.L dan klinik tersebut memiliki fasilitas yang lengkap, telah menerapkan
pelayanan 10 T dan memadai serta pelayanan yang baik dimana

klinik tersebut memiliki banyak pasien berobat setiap harinya serta sudah memiliki
Memorandum of Standing (MoU) dengan Program studi D-III Kebidanan Program
RPL Medan.

I.2 Identifikasi Ruang Lingkup Asuhan

Ruang lingkup asuhan diberikan pada ibu nifas yang fisiologis, maka pada
penyusunan Laporan Tugas Akhir ini mahasiswa membatasi berdasarkan continuity
care (asuhan berkelanjutan).

I.3 Tujuan Penyusunan LTA

I.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu nifas yang fisiologis
dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

I.3.2 Tujuan Khusus

1. Melaksanakan Asuhan Kebidanan masa nifas pada Ny.L di Klinik

Bidan Riati.
2. Melaksanakan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan
pada Ny.L pada masa nifas.

4
I.4 Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan

I.4.1 Sasaran

Ny.L usia 22 tahun, P1 A0, masa nifas di Klinik Bidan Riati Desa Suka Damai,
Hinai.

I.4.2 Tempat

Klinik Bidan Riati Desa Suka Damai Kec. Hinai.

I.4.3 Waktu

April sampai dengan Mei 2018.

I.5 Manfaat

I.5.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap materi Asuhan Pelayanan Kebidanan serta referensi
bagi mahasiswa dalam memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan secara
komprehensif pada ibu hamil, bersalin, dan nifas.

b. Bagi Penyusun

Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan dalam proses perkuliahan serta
mampu memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan yang bermutu dan
berkualitas.

I.5.2 Manfaat Praktis

a. Bagi Penyusun

Dapat mempraktekkan teori yang didapat secara langsung di lapangan dalam


memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil.

b. Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan


terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara komprehensif

5
dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang dimiliki serta mau
membimbing kepada mahasiswa tentang cara memberikan asuhan yang berkualitas.

c. Bagi Klien

Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang komprehensif yang sesuai dengan


standar pelayanan kebidanan.

===================================
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Nifas.
2.1.1. Konsep Dasar Masa Nifas.

Masa nifas berasal dari bahasa latin, yaitu puer artinya bayi dan parous
artinya melahirkan atau masa sesudah melahirkan. Asuhan kebidanan masa nifas
adalah penatalaksanaan asuhan yang diberikan pada pasien mulai dari saat setelah
lahirnya bayi sampai dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil
atau mendekati keadaan sebelum hamil (Saleha, 2013).

Masa Nifas dimulai setelah 2 jam postpartum dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologi maupun
psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan (Nurjanah, dkk, 2013).

Menurut Nurjanah dkk, 2013, Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium), puerperium intermedial (early puerperium)
dan remote puerperium (later puerperium). Adapun penjelasannya sebagai berikut :

• Puerperium dini (immediate puerperium), yaitu pemulihan di mana ibu telah


diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan (waktu 0-24 jam Postpartum).
Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

• Puerperium intermedial (early puerperium), suatu masa di mana pemulihan


dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama kurang lebih 6-8
minggu.

• Remote puerperium (later puerperium), waktu yang diperlukan untuk pulih


dan sehat kembali dalam keadaan yang sempurna secara bertahap terutama
jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu mengalami komplikasi, waktu
untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulan bahkan tahun.

2.1.2 Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas.

Perubahan Fisiologis pada masa nifas (Walyani, 2015) :

6
a. Sistem Kardiovaskular.

Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan
karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung
meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah
kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.

b. Sistem Reproduksi.

1) Uterus.

Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga akhirnya

kembali seperti sebelum hamil.


a) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000gr.
b) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
dengan berat uterus 750gr.
c) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat
simpisis dangan berat uterus 500gr.

d) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat urterus 350gr.

e) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat


uterus 50gr.

2) Lochea.
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas. Macam-macam lochea :
Tabel II.1
Perubahan lochea berdasarkan waktu dan warna
Lochea Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra. (cruenta) 1-3 hari post- Merah Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
partum. ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa,
lanugo, dan meconium
Sanguinolenta 3-7 hari post- Berwarna merah Berisi darah dan lender
partum kekuningan

Serosa 7-14 hari post- Merah jambu Cairan serum, jaringan desidua, leukosit,
partum kemudian dan eritrosit.
kuning
Alba 2 minggu post- Berwarna Putih Cairan berwarna putih seperti krim terdiri
partum dari leukosit dan sel-sel desidua.
Purulenta Terjadi infeksi, keluar cairan seperti
nanah berbau busuk
Locheastatis Lochea tidak lancar keluarnya
(Sumber : Walyani, 2015)

7
3) Serviks.

Segera setelah melahirkan, serviks menjadi lembek, kendur, terkulai dan


berbentuk seperti corong. Hal ini disebabkan korpus uteri berkontraksi, sedangkan
serviks tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara korpus dan serviks uteri
berbentuk cincin.

Warna serviks merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah. Segera


setelah bayi lahir, tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan 2-3 jari dan setelah 1
minggu hanya 1 jari saja yang dapat masuk. Namun demikian, selesai involusi,
ostium eksternum tidak sama seperti sebelum hamil (Rukiyah, dkk, 2011).

4) Vulva dan Vagina.

Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
salama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva
dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol
(Walyani, 2015).

5) Payudara.

Pada semua wanita yang telah melahirkan proses laktasi terjadi secara alami.
Proses menyusui mempunyai dua mekanisme fisiologis, yaitu produksi susu dan
sekresi susu (let down). Selama sembilan bulan kehamilan, jaringan payudara
tumbuh menyiapkan fungsinya untuk menyediakan makanan bagi bayi baru lahir.
Setelah melahirkan, ketika hormon yang dihasilkan plasenta tidak ada lagi untuk
menghambat kelenjar pituitary akan mengeluarkan prolaktin (hormon laktogenik).
Ketika bayi menghisap puting, reflek saraf merangsang lobus posterior pituitary
untuk menyekresi hormon oksitosin. Oksitosin merangsang reflek let down

(mengalirkan), sehingga menyebabkan ejeksi ASI melalui sinus aktiferus payudara


ke duktus yang terdapat pada puting. Ketika ASI dialirkan karena isapan bayi atau
dengan dipompa sel-sel acini terangsang untuk menghasilkan ASI lebih banyak
(Saleha, 2013).

8
c. Sistem Pencernaan.
Setelah kelahiran plasenta, maka terjadi pula penurunan produksi
progesteron. Sehingga hal ini dapat menyebabkan heart burn dan konstipasi terutama
dalam beberapa hari pertama. Kemungkinan terjadi hal ini karena kurangnya
keseimbangan cairan selama persalinan dan adanya reflek hambatan defekasi
dikarenakan adanya rasa nyeri pada perineum karena adanya luka episiotomi
(Bahiyatun, 2016).
d. Sistem Perkemihan.

Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum. Diuresis terjadi karena
saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan kembali normal setelah 4
minggu postpartum. Pada awal postpartum, kandung kemih mengalami edema,
kongesti, dan hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat kala
II persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama proses persalinan.
Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya trauma saat persalinan berlangsung
dan trauma ini dapat berkurang setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2016).

e. Tanda-tanda Vital.

Perubahan Tanda-tanda Vital terdiri dari beberapa hal, yaitu (Nurjanah, dkk, 2013) :

1) Suhu Badan.
Satu hari (24 jam) postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5 oC-38oC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan (dehidrasi) dan
kelelahan karena adanya bendungan vaskuler dan limfatik. Apabila keadaan normal
suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada hari ketiga suhu badan naik lagi karena
adanya pembentukan ASI, payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena
banyaknya ASI. Bila suhu tidak turun kemungkinan adanya infeksi endometrium,
mastitis, tractus genetalis atau system lain.

2) Nadi.
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit atau 50-
70 kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi
atau perdarahan postpartum.

9
3) Tekanan Darah.
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg pada systole dan 10
mmHg pada diastole. Biasanya setelah bersalin tidak berubah (normal),
kemungkinan tekanan darah akan rendah setelah ibu melahirkan karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan terjadinya
preeklamsi pada masa postpartum.
4) Pernapasan.
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan nadi tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya, kecuali
apabila ada gangguan khusus pada saluran napas contohnya penyakit asma. Bila
pernapasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-
tanda syok.
f. Sistem Kardiovaskular.
Curah jantung meningkat selama persalinan dan berlangsung sampai kala III
ketika volume darah uterus dikeluarkan. Penurunan terjadi pada beberapa hari
pertama post partum dan akan kembali normal pada akhir minggu ke-3 postpartum
(Bahiyatun, 2016).
2.1.3. Perubahan Psikologis Nifas.
Periode Postpartum menyebabkan stress emosional terhadap ibu baru, bahkan
lebih menyulitkan bila terjadi perubahan fisik yang hebat. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suksesnya masa transisi ke masa menjadi orang tua pada masa post
partum, yaitu (Bahiyatun, 2016) :
a. Respon dan dukungan dari keluarga dan teman.
b. Hubungan antara pengalaman melahirkan dan harapan serta aspirasi.
c. Pengalaman melahirkan dan membesarkan anak yang lain.
d. Pengaruh budaya.
Dalam menjalani adaptasi psikososial menurut Rubin setelah melahirkan, ibu akan
melalui fase-fase sebagai berikut (Nurjanah, dkk, 2013) :
a. Masa Taking In (Fokus pada Diri Sendiri).
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru melahirkan akan
bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya

10
difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita tentang
persalinannya secara berulang-ulang.
b. Masa Taking On (Fokus pada Bayi).
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca-persalinan, ibu menjadi khawatir tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam
merawat bayi semakin besar. Perasaan yang sangat sensitif sehingga mudah
tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati.
c.Masa Letting Go (Mengambil Alih Tugas sebagai Ibu Tanpa BantuanNAKES).
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung jawab
dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan
ketergantungan bayinya dan terhadap interaksi social. Ibu sudah mulai menyesuaikan
diri dengan ketergantungan. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya meningkat
pada fase ini.
2.1.4. Kebutuhan Ibu Masa Nifas.
Kebutuhan Nutrisi Ibu Nifas adalah sebagai berikut (Walyani, 2015) :
a. Kebutuhan Nutrisi.
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolisme.
Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%.
Nutrisi yang dikonsumsi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Kalori
bagus untuk proses metabolisme tubuh, kerja organ tubuh, proses pembentukan ASI.
Wanita dewasa memerlukan 2.200 KK. ibu menyusui memerlukan kalori yang sama
dengan wanita dewasa +700 KK pada 6 bulan pertama, kemudian +500 KK bulan
selanjutnya.
b. Kebutuhan Cairan.
Fungsi cairan sebagai pelarut zat gizi dalam proses metabolisme tubuh.
Minumlah cairan cukup untuk membuat tubuh ibu tidak dehidrasi. Asupan tablet
tambah darah dan zat besi diberikan selama 40 hari postpartum. Minum kapsul Vit.
A (200.000 unit).
c. Kebutuhan Ambulasi.
Ambulasi Dini (Early Ambulation) adalah kebijakan untuk selekas mungkin
membimbing klien keluar dari tempat tidurnya dan membimbingnya selekas
11
mungkin berjalan. Klien sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur selama 24-48
jam post partum. Keuntungan early ambulation adalah klien merasa lebih baik, lebih
sehat, dan lebih kuat. Faal usus dan kandung kemih lebih baik, dapat lebih
memungkinkan dalam mengajari ibu untuk merawat atau memelihara anaknya,
memandikan, selama ibu masih dalam masa perawatan (Nurjanah, dkk, 2013).
d. Eliminasi.
1) Miksi.
Ibu diminta untuk Buang Air Kecil (Miksi) 6 jam postpartum. Jika dalam 8 jam
postpartum belum dapat berkemih atau sekali berkemih belum melebihi 100cc, maka
dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu
menunggu 8 jam untuk kateterisasi (Saleha, 2013).
2) Buang Air Besar.
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar (defekasi) setelah hari kedua
postpartum. Jika hari ketiga belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per
oral atau per rectal. Jika setelah pemberian obat pencahar masih belum bisa BAB,
maka dilakukan klisma (huknah) (Saleha, 2013).
e. Personal Hygiene.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan
perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri dengan cara
mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur
serta lingkungan dimana ibu tinggal. Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi.
Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan antiseptik dan selalu diingat
bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang (Walyani, 2015).
f. Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan
ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Anjurkan ibu
untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan (Walyani, 2015).

2.2. Asuhan Nifas.


2.2.1. Tujuan Asuhan Masa Nifas.

12
Tujuan dari perawatan nifas adalah memulihkan kesehatan umum penderita,
mempertahankan kesehatan psikologis, mencegah infeksi dan komplikasi,
memperlancar pembentukan air susu ibu (ASI), mengajarkan ibu untuk
melaksanakan perawatan mandiri sampai masa nifas selesai dan memelihara bayi
dengan baik, sehingga bayi dapat mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
normal (Bahiyatun, 2016).

2.2.2. Kebijakan Program Nasional Masa Nifas.


Kunjungan Nifas dilaksanakan paling sedikit empat kali dilakukan untuk
mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah yang terjadi (Bahiyatun, 2016).
Tabel II.2
Jadwal kunjungan masa nifas

Kunjungan Waktu Tujuan


1 6-8 jam setelah persalinan a. Mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk bila perdarahan
berlanjut
d. Pemberian ASI awal.
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
2 6 hari setelah persalinan a. Memastikan involusi uterus berjalan
normal : uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan
abnormal, dan tidak ada bau.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik,
dan tidak memperlihatkan tanda-tanda
penyulit
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-
hari.
3 2 minggu setelah persalinan Sama seperti diatas (6 hari setelah persa-linan).

4 6 minggu setelah persalinan a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-


penyulit-penyulit yang ia alami atau
bayinya.
b. Membrikan konseling KB secara dini.
c. Menganjurkan/mengajak ibu membawa
bayinya ke posyandu atau puskesmas
untuk penimbangan dan imunisasi.

(Sumber : Saleha, 2013)

13
BAB III
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN

3.1. Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.


Tanggal : 06 Mei 2018
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Klinik Bidan Riati.
Identitas :
Nama Ibu : Ny. L Nama Suami : Tn. I
Umur : 22 tahun Umur : 25 tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Muka Paya

Subjektif (S) :
Ibu mengatakan bahwa telah melahirkan bayinya dengan jenis kelamin perempuan,
jam 08.35 WIB, masih merasa lemas dan perutnya terasa mules, sudah keluar cairan
berwarna kuning dari payudara ibu

Objektif (O) :
1.Pemeriksaan umum :
a. Keadaan umum : baik, kesadaran : compos-mentis
b. Tanda tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Temp : 36,8 oC
RR : 24 x/mnt

14
2.Pemeriksaan Fisik :
Wajah : tidak ada oedema
Mata : conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus
Hidung : bersih, tidak ada secret dan polyp
Telinga : bersih, simetris
Mulut : bersih, tidak ada oedema, tidak ada karang
gigi dan caries.
Leher : tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid dan
pembuluh lymfe
Payudara : simetris, puting menonjol, Areola mamae Hyperpigmentasi,
Pengeluaran colostrum
Abdomen : tidak ada bekas operasi, TFU 2 jari dibawah pusat kontraksibaik,
kandung kemih kosong.
Genitalia : tidak ada pembengkakan, tidak ada varices, luka perineum sudah
dijahit
Anus : tidak ada haemorroid
Jumlah Perdarahan : 100 cc
Analisa (A) :
Ny. L 22 tahun, P1A0, 6 jam post partum.

Penatalaksanaan (P) :
1. Melakukan observasi tanda-tanda vital, kontraksi, kandung kemih dan jumlah
perdarahan pada 6 jam pospartum.
2. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu rasakan merupakan
hal yang normal, karena rahim yang keras dan mules menandakan rahim sedang
berkontraksi dan dapat mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.
Ibu sudah mengerti dan paham tentang penyebab rasa mules yang ia alami.
3. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk tetap menjaga kehangatan tubuh bayi agar
tidak hipotermi.
Ibu dan keluarga sudah mengerti dan akan terus menjaga kehangatan bayi.

15
4. Mengingatkan ibu akan kebutuhan ibu nifas antara lain :
a. Kebutuhan nutrisi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kebutuhan kalori ibu menyusui 2900 KK sampai 6 bulan pertama dan
selanjutnya 3100 KK.
b.Kebutuhan cairan cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Asupan tablet tambahan
darah diberikan sampai 40 hari setelah melahirkan, kapsul vitamin A 200.000
Unit.
c. Kebutuhan ambulasi selekas mungkin ibu keluar dari tempat tidur setelah 24-48
jam setelah melahirkan.
d. Eliminasi dianjurkan Bak setelah 6 jam melahirkan. Bab diharapkan setelah
hari ke 2.
e. Kebersihan diri untuk mengurangi sumber infeksi dan menambah rasa nyaman
ibu.
f. Istirahat dan tidur yang cukup pada malam hari 8 jam dan siang 1 jam.
Ibu sudah sudah mengerti tentang kebutuhan selama masa nifas.
5. Mengingatkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin, yaitu 2 jam sekali,
dan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan tanpa makanan tambahan. ASI adalah
makanan yang lengkap karena ASI mengandung gizi yang cukup untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi dan sebagai sumber kekebalan bagi bayi untuk mencegah
bibit-bibit penyakit yang masuk kedalam tubuh bayi manfaatnya bagi ibu membantu
proses pemulihan rahim dan mengeratkan hubungan kasih sayang.
Ibu akan menyusui bayinya, dan mengerti tetang manfaat ASI eksklusif.

Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,

(Bidan Riati) (Rusmini)

16
3.2 Data Perkembangan Nifas 6 hari.
Tanggal : 12 Mei 2018.
Jam : 16.00 WIB.
Tanggal/waktu bersalin : 06 Mei 2018/jam 08.35 WIB.

Subjektif (S) :
Ibu sudah bisa mulai mengerjakan pekerjaan rumah dan pengeluaran ASI sudah
lancar, pengeluaran dari vagina berwarna merah kecoklatan.
Objektif (O) :
Keadaan umum : Baik
kesadaran : Compos-mentis
Vital sign :
o
TD : 110/70 mmHg Temp : 36,7 C
Nadi : 80 x/mnt RR : 24 x/mnt
Pemeriksaan Fisik.
Muka : tidak pucat, tidak odem , tidak ada cloasma gravidarum
Mata : tidak odem, conjunctiva merah muda, sclera tidak ikhterus
Dada : colostrums sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan
Abdomen : TFU pertengahan simfisis ke pusat, kontraksi kuat, kandung
kemih kosong.
Genetalia : lochea sanguilenta, warna merah kecoklatan dan berlendir.
Perineum : luka jahitan sudah kering
Ekstremitas : tidak ada avarices, reflek patella kanan kiri positif.
Perdarahan : 50cc.

Analisa (A) :
Ny.L 22 tahun, P1A0, postpartum 6 hari.

17
Penatalaksanaan (P) :

1. Memastikan involusi uteri ibu berjalan dengan normal. TFU berada di


pertengahan simfisis dan pusat, tidak ada pendarahan abnormal, tidak berbau.
Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal.Ibu tidak
mengalami tanda tanda demam atau infeksi nifas.

2. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda tanda
penyulit.

Ibu menyusui dengan baik dan benar dan tidak ada penyulit yang ibu alami.

3. Mengingatkan ibu akan kebutuhan ibu nifas antara lain :

a. Kebutuhan nutrisi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.


Kebutuhan kalori ibu menyusui 2900 KK sampai 6 bulan pertama dan
selanjutnya 3100 KK.
b. Kebutuhan cairan cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Asupan tablet tambahan
darah diberikan sampai 40 hari setelah melahirkan, kapsul vitamin A 200.000
Unit.
c. Kebutuhan ambulasi selekas mungkin ibu keluar dari tempat tidur setelah
24-48 jam setelah melahirkan.
d. Eliminasi dianjurkan Bak setelah 6 jam melahirkan. Bab diharapkan setelah
hari ke 2.
e. Kebersihan diri untuk mengurangi sumber infeksi dan menambah rasa
nyaman ibu.
f. Istirahat dan tidur yang cukup pada malam hari 8 jam dan siang 1 jam.
Ibu sudah sudah mengerti tentang kebutuhan selama masa nifas.

4. Menjelaskan pada ibu tentang cairan yang keluar melalui vagina yang disebut
lochea itu adalah normal berisi darah dan lendir.

Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,

(Bidan Riati) (Rusmini)

18
3.3 Data Perkembangan Nifas 2 minggu.
Tanggal : 18 Mei 2018
Jam : 16.00 WIB
Tanggal/waktu bersalin : 06 Mei 2018

Subjektif (S) :
Ibu sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, ibu sudah memberikan ASI
kepada bayinya sesering mungkin, ibu mengatakan sudah tidak ada keluar darah atau
cairan dari kemaluannya.

Objektif (O) :
Keadaan umum:
Baik, Compos-mentis.
Tanda vital :

TD : 110/70 mmHg HR : 76 kali/menit

RR : 24 kali/menit Temp : 36,60C

Pemeriksaan Fisik :

Muka : tidak pucat, tidak odem , tidak ada cloasma gravidarum.


Mata : tidak odem, conjunctiva merah muda, sclera tidak ikhterus.
Dada : colostrums sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU tidak teraba lagi.
Genetalia : lochea serosa, warna kuning kecoklatan.
Ekstremitas : tidak ada varices, reflek patella kanan kiri positif.

Analisa (A) :
Ny.L 22 tahun P1A0, postpartum 2 minggu.

Penatalaksanaan (P) :

1. Memastikan involusi uteri ibu berjalan dengan normal. TFU tidak teraba lagi,
tidak ada pendarahan abnormal, tidak berbau.

19
2. Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal.

Ibu tidak mengalami tanda-tanda demam, infeksi atau pendarahan abnormal.


3. adanya tanda-tanda penyulit. Ibu sudah menyusui dengan baik dan tidak
mengalami kesulitan dalam menyusui bayinya.
4. Tetap menganjurkan ibu untuk makan makanan yang kaya akan protein,
karbohidrat dan mengkonsumsi sayur sayuran karena apa yang ibu konsumsi
akan dikonsumsi bayi juga melalui air susu ibu yang bayi minum.
5. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi makan makanan bergizi.
6. Menganjurkan ibu untuk menyusui bergantian antara payudara kanan dan kiri
agar tidak ada bendungan asi di salah satu payudara ibu.
7. Mengingatkan kembali ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi. Ibu
mengatakan akan menggunakan kontrasepsi MAL, dikarenakan bayinya
sangat kuat menyusu dan air susu juga banyak dan lancar.
Menjelaskan bagaimana kerja metode kontrasepsi MAL kepada ibu.
Bayi disusui secara ondemand (menurut kebutuhan bayi). Biarkan bayi
menyelesaikan menghisap dari satu payudara sebelum memberikan payudara
lain, supaya bayi mendapat cukup banyak susu akhir (hind milk). Bayi hanya
membutuhkan sedikit ASI dari payudara berikut atau sama sekali tidak
memerlukan lagi. Ibu dapat memulai dengan memberikan payudara lain pada
waktu menyusui berikutnya sehingga kedua payudara memproduksi banyak
susu. Apabila ibu menggantikan ASI dengan minuman atau makanan lain,
bayi akan menghisap kurang sering dan akibatnya menyusui tidak efektif lagi
sebagai metode kontrasepsi. Haid, ketika ibu sudah mendapatkan haidnya
lagi, maka pertanda ibu sudah subur kembali dan harus segera memulai
menggunakan metode KB lainnya.
Ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang bidan sampaikan.

Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,

(Bidan Riati) (Rusmini)

20
3.4 Data Perkembangan Nifas 6 Minggu.
Tanggal : 12 - 6 - 2018
Jam : 15.20 WIB
Tanggal/waktu bersalin : 06 -05- 2018

Subjektif (S) :
Ibu mengatakan tidak ada lagi darah yang keluar dari kemaluannya dan ibu
mengatakan tetap memberikan ASI kepada bayinya.

Objektif (O) :
Keadaan umum:
Baik, Compos-mentis.
Tanda vital

TD : 110/70 mmHg HR : 76 kali/menit

RR : 24 kali/menit Temp : 36,60C

Pemeriksaan Fisik :

Muka : tidak pucat, tidak odem , tidak ada cloasma gravidarum.


Mata : tidak odem, conjunctiva merah muda, sclera tidak ikhterus.
Dada : colostrums sudah keluar dan tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : TFU tidak teraba lagi.
Genetalia : lochea serosa, warna kuning kecoklatan.
Ekstremitas : tidak ada varices, reflek patella kanan kiri positif.

Analisa (A) :
Ny.L 22 tahun P1A0, postpartum 6 minggu.

Penatalaksanaan (P) :

1. Menanyakan kepada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami.Ibu


mengatakan sejauh ini tidak ada masalah dengan bayinya atau pun dengan
ibu.Bayi masih menyusui dengan lancar, tidak ada keluhan. Ibu mengatakan
tidak mengalami penyulit apapun sampai sekarang.

21
2. Mengingatkan ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayinya kurang lebih 6
bulan. Setelah lebih 6 bulan bayi baru bisa diberikan makanan pendamping
ASI.
Ibu sudah mengerti dan akan terus memberikan bayinya ASI.
3. Mengingatkan ibu akan kebutuhan ibu nifas antara lain :
a. Kebutuhan nutrisi harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori.
Kebutuhan kalori ibu menyusui 2900 KK sampai 6 bulan pertama dan
selanjutnya 3100 KK.
b. Kebutuhan cairan cukup agar tidak terjadi dehidrasi. Asupan tablet tambahan
darah diberikan sampai 40 hari setelah melahirkan, kapsul vitamin A 200.000
Unit.
c. Kebersihan diri untuk mengurangi sumber infeksi dan menambah rasa nyaman
ibu.
d. Istirahat dan tidur yang cukup pada malam hari 8 jam dan siang 1 jam.
Ibu sudah sudah mengerti tentang kebutuhan selama masa nifas.
4. Mengingatkan kembali ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi.
Ibu mengatakan akan menggunakan kontrasepsi MAL, dikarenakan bayinya
sangat kuat menyusu dan air susu juga banyak dan lancar.
5. Mengingatkan ibu dan keluarga untuk mengunjungi tempat pelayanan
kesehatan seperti klinik atau posyandu untuk memberikan imunisasi pada
bayinya tepat saat bayi berumur 1 bulan. Ibu dan keluarga mengerti dan akan
membawa bayinya untuk imunisasi

Mengetahui,
Pimpinan Klinik Bidan Riati Pelaksana Asuhan,

(Bidan Riati) (Rusmini)

22
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan yang berkelanjutan telah diberikan kepada Ny.L yang pada masa
nifas, yang salah satu tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kebidanan di Indonesia, secara continuity care. Asuhan ini juga secara tidak langsung
akan sangat mempengaruhi penekanan AKI di Indonesia yang diharapkan dapat
turun sesuai dengan apa yang ditargetkan. Pada bab ini penyusun menyajikan
pembahasan dengan membandingkan antara teori dengan menajemen asuhan
kebidanan pada masa nifas, yang diterapkan pada Ny.L di Klinik Bidan Riati Desa
Suka Damai, Kec. Hinai Kab. Langkat.
4. NIFAS
Menurut Nurjanah, dkk 2013, masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu
puerperium dini (immediate puerperium) waktu 0-24 jam postpartum, puerperium
intermedial (early puerperium) waktu selama kurang lebih 6-8 minggu dan remote
puerperium (later puerperium) waktu setelah 8 minggu postpartum.
Menurut Walyani 2015, pengawasan dilakukan untuk menilai keadaan ibu dan bayi
baru lahir serta untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang
terjadi, dimana bidan harus melakukan kunjungan dan pengawasan paling sedikit 4
kali yaitu dalam 6-8 jam, 2-6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu.
4.1.Masa Nifas 6 jam post partum (KFI)
Asuhan yang diberikan kepada Ny.L selama masa nifas adalah Ny. L
mendapat 4 kali kunjungan yaitu KF1 pada 6 jam postpartum yang didapatkan hasil
bahwa kondisi Ny.L dalam keadaan baik, kesadaran composmentis, kontraksi uterus
ibu baik, TFU 2 jari dibawah pusat, perdarahan dalam jumlah normal, adanya lochea
rubra, ASI ibu keluar dengan lancar dan ibu sudah melakukan mobilisasi yaitu
dengan miring kanan-kiri, duduk, berjalan ke kamar mandi. Pada 6 jam post partum
ini, ibu sudah mendapat asupan nutrisi dengan makan sepiring nasi, sayur, ikan dan
segelas teh manis.
Kunjungan ke-1 (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya untuk mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri, medeteksi dan merawat penyebab lain
23
perdarahan dan merujuk apabila perdarahan berlanjut, memberikan konseling pada
ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir, menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia (Walyani,
2015).
Perubahan psikologis yang terjadi, ibu lebih fokus pada dirinya sendiri dan
lebih banyak membutuhkan dukungan serta bantuan dari keluarga. Ibu lebih fokus
kepada dirinya dikarenakan ibu masih letih sehabis melahirkan dan butuh istirahat.
Perubahan fisikologis ibu ini dikenal dengan fase taking in.
Fase ini merupakan periode 1-3 hari pasca-persalinan, ibu yang baru
melahirkan akan bersikap pasif dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala
energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya. Dia akan bercerita
tentang persalinannya secara berulang-ulang.
Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF1
dan perubahan fisiologis yang terjadi kepada Ny.L sesuai dengan teori dan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.
4.2.Masa Nifas 6 hari post partum (KF2)
Pada KF2 yang dilakukan hari ke-6, didapatkan hasil bahwa kondisi ibu
dalam keadaan baik, tanda-tanda vital dalam keadaan normal, ibu menyusui bayinya
dengan baik. Penulis memeriksa involusi uteri ibu dan diketahui bahwa tinggi fundus
uteri ibu pertengahan simfisis dan pusat, teraba keras dan bulat, kontraksi uterus
baik. Ibu mengatakan masih ada keluar cairan berwarna kekuningan dari jalan lahir
(lochea sanguilenta), laserasi jalan lahir sudah mulai kering dan tidak ada tanda-
tanda infeksi.
Kunjungan ke-2 (6 hari setelah persalinan), tujuannya untuk memastikan
involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi, fundus di bawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi, atau perdarahan abnormal, memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan, dan istirahat, memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit, memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi,
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari-hari (Walyani, 2015).
24
Perubahan psikologis yang terjadi ibu, mengkhawatirkan tentang
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam
merawat bayi semakin besar. Perasaannya sagat sensitif sehingga mudah
tersinggung jika komunikasinya kurang hati-hati fase taking on.

Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF2 sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

4.3.Masa Nifas 2 minggu post partum (KF3)

Pada KF3 yang dilakukan pada 2 minggu postpartum diketaui bahwa kondisi
ibu baik, pemantauan tanda-tanda vital dalam kondisi normal, ibu menyusui bayinya
dengan baik, tidak ada perdarahan yang abnormal. Pada pemantauan involusi uteri,
diketahui bahwa uterus ibu sudah tidak teraba lagi, lochea alba, ibu sudah memilih
alat kontrasepsi yang akan ibu gunakan.

Perubahan psikologis ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan


bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu merasa percaya
diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan
bayinya. Tetapi masih juga membutuhkan dukungan suami dan keluarga dapat
membantu merawat bayi. Fase ini disebut letting hold.

Kunjungan ke 3 (2 minggu setelah persalinan), tujuannya untuk menanyakan


pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ia atau bayi alami, memberikan konseling
untuk KB secara dini (Walyani,2015).

Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF3 sesuai
dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di lapangan.

4.4.Masa Nifas 6 minggu post partum (KF4)

Pada KF4 yang dilakukan pada 6 minggu postpartum diketahui bahwa


kondisi ibu baik, pemantauan tanda-tanda vital dalam kondisi normal, ibu menyusui
bayinya dengan baik. Ibu sudah dapat merawat bayinya dengan baik dan
Ibu sudah memilih akan menggunakan MAL sebagai kontrasepsi.
Ibu sudah membawa bayinya keklinik untuk imunisasi.
25
Menurut asumsi penyusun, hal yang penyusun lakukan saat melakukan KF4
sesuai dengan teori dan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik di
lapangan.

26
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan.

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan secara Continuity of Care pada “Asuhan


Kebidanan Pada Ny.L Pada Masa Nifas Di Klinik Bidan Riati” maka dapat
disimpulkan sebagai berikut :

Masa nifas mulai dari 6 jam pertama sampai dengan nifas 6 minggu berlangsung
dengan normal dan tidak mengalami komplikasi. Pada masa nifas dilakukan
kunjungan sebanyak 4 kali. Pada KF I, 6 jam post partum kontraksi baik, TFU 2 jari
dibawah pusat, perdarahan dalam jumlah normal, lochea rubra dan ASI keluar lancar.
Pada KF II, 6 hari post partum involusi berlangsung normal, TFU pertengahan pusat
dan simfisis, lochea sanguilenta. Pada KF III, 2 minggu post partum, ibu menyusui
bayinya dengan baik, tidak ada perdarahan abnormal, uterus sudah tidak teraba,
lochea alba. Pada KF IV, kondisi ibu baik, ibu menyusui bayinya dengan baik.

5.2 Saran.

Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diberikan sehubungan


dengan laporan ini adalah:

1. Poltekkes RI Jurusan Kebidanan Medan

Disarankan kepada institusi dapat meningkatkan kelengkapan dan kualitas buku


di perpustakaan agar dapat menjadi sumber penulisan laporan tugas akhir yang
lebih baik lagi.

2. Bagi Pimpinan Klinik Bidan Riati

Disarankan kepada pimpinan Klinik agar dapat meningkatkan mutu pelayanan


kesehatan dan memenuhi standar pelayanan 10 T. Diharapkan bidan klinik dapat
menerapkan standar yang belum tercapai yaitu pemeriksaan laboratorium pada
setiap pasien.

27
Daftar Pustaka

Bahiyatun. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.

Depkes. 2010. 10 T menurut depkes. Jakarta documents.tips_10_T_menurut_ depkes.


( diunduh 20 Februari 2017)

Dinas Kesehatan Sumatera Utara. 2014. Profil Kesehatan Sumatera Utara 2014.
https://www.google.co.id/www.depkes.go.idPROFIL_KES_PROVINSI_201
4%2F02_Sumut_2014.pdf (diunduh 16 Januari 2017).

Kementrian Kesehatan RI. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas
Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Depkes.2015. Profil Kesehatan Indonesia 2015.http://www.depkes.go.id/


resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profilkese hatan-
Indonesia-2015.pdf (diunduh 16 Januari 2017).

Mangkuji, B., dkk. 2012. Asuhan Kebidanan 7 Langkah SOAP. Jakarta: EGC.

_______ . 2011b. Asuhan Kebidanan III (Nifas). Jakarta: TIM.

Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Saifuddin. 2013. Ilmu Kebidanan. Jilid III. Jakarta : Nusa Pustaka.

_______. Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui. Yogyakarta: Pustaka baru.

WHO. 2015. Trends In Maternal Mortality: 1990 to 2015.

https://www.who.int/reproductivehealth/publication/monitoring/maternal-
mortality-2015/en/ (diunduh pada tanggal 6 februari 2016 ).

_______ . 2015. Pengembangan Model Pembelajaran Klinik: Continuity of Care


pada Program Pendidikan DIII Kebidanan.

http://www.etd.resposity.ugm.ac.id(diunduh pada tanggal 6 februari 2016 ).

28
LAMPIRAN
KEMENTRIAN REPUBLIK INDONESIA
KOMISI ETIK PENELITIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
Jalan Ginting Km. 13,5 Kel. Lau Cih Medan Tuntungan Kode Pos 20136
Telepon : 061-8368633 Fax : 061-8368644
email: kepk.poltekkesmedan@gmail.com

PERSETUJUAN KEPK TENTANG


PELAKSANAAN PENELITIAN BIDANG KESEHATAN
Nomor : /KEPK/POLTEKKES KEMENKES MEDAN/2018

Yang bertanda tangan dibawah ini, Ketua Komisi Etik Penelitian Kesehatan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan, setelah dilaksanakan pembahasan dan penilaian usulan
penelitian yang berjudul :

“Asuhan Kebidanan Pada Ny. L Masa Nifas Di Klinik Bidan Riati Kecamatan Hinai
Kabupaten Langkat”

Yang menggunakan manusia dan hewan sebagai subjek penelitian dengan ketua Pelaksana/
Peneliti Utama : Rusmini
Dari Institusi : Jurusan DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan

Dapat disetujui pelaksanaannya dengan syarat :


Tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan kode etik penelitian kebidanan.
Melaporkan jika ada amandemen protokol penelitian.
Melaporkan secara periodik perkembangan penelitian dan laporan akhir.
Melaporkan kejadian yang tidak diinginkan.

Persetujuan ini berlaku sejenak tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan
penelitian seperti tertera dalam protokol dengan masa berlaku maksimal selama 1 ( satu )
tahun.

Medan, Agustus 2018


Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Medan

Ketua

Dr.Ir. Zuraidah Nasution,M.Kes


NIP. 196101101989102001
KLINIK BERSALIN BIDAN RIATI
Desa Suka Damai Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat
Kepada Yth:
Ketua Jurusan Kebidanan
Poleteknik Kesehatan Medan Jurusan D-III Kebidanan Medan
Di-
Tempat
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Riati Am.Keb
Jabatan : Pimpinan Klinik Bersalin Bidan Riati
Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama Lengkap : Rusmini
Nim : P0752117151
Tahun Akademik : 2017 / 2018
Benar nama tersebut sesuai Surat Nomor PP.03.01/00.02/0318/2018 tanggal
07 April 2018 telah mengajukan permohonan dan saya menyetujui untuk melakukan
praktik asuhan kebidanan di Klinik Bidan Riati dan dokumentasi praktik kebidanan
tersebut adalah merupakan content/isi dari sebuah Laporan Tugas Akhir.

Demikian surat keterangan ini diberikan, kami ucapkan terima kasih.

Pimpinan Klinik Kasih Ibu

( Riati Am.Keb )
LEMBARAN PERMINTAAN MENJADI SUBJEK

Sehubungan dengan Laporan Tugas Akhir (LTA), yang akan saya lakukan secara
berkesinambungan ( Continuity Of Care ), dengan memberikan Asuhan Kebidanan
yang meliputi :
Asuhan pada KB Implan dalam jangka waktu 3 tahun sesuai dengan
kebutuhan.

Kegiatan ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya
Kebidanan dari Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan Jurusan Kebidanan Prodi
D-III Kebidanan Program RPL Medan. Adapun Saya yang bertanda tangan

dibawah ini:

Nama : Rusmini

NIM : P07524117151

Tahun Akademik : 2017-2018

Saya sangat mengharapkan kesediaan dan partisipasi pada Ny. W dengan KB Implan
untuk menjadi Subjek Laporan Tugas Akhir dengan senang hati dan sukarela.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kesediannya dan kerjasamanya ibu
sebagai subjek dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini.

Medan, 20 April 2018


Hormat Saya

(Rusmini)
INFORMED COSENT MENJADI RESPONDEN TUGAS AKHIR

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Linda Wati


Umur : 22 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Desa Muka Paya
Dengan ini saya menyatakan bersedia menjadi Responden Laporan Tugas Akhir
dengan senang hati dan suka rela menerima Asuhan Kebidanan pada masa Nifas
yang dilakukan oleh Mahasiswa :

Nama : RUSMINI
NIM : P07524117151
Tahun Akademik : 2018

Asuhan Kebidanan yang diberikan adalah :


Asuhan pada Ibu Nifas minimal 3 kali ( 6 jam,2 hari,2 Minggu,6 Minggu ) atau
sesuai dengan kebutuhan.

Medan, 16 Juli 2018


Responden

( Linda Wati )
BUKTI PERSETUJUAN PERBAIKAN LAPORAN TUGAS AKHIR

NAMA MAHASISWA : RUSMINI


NIM : P07524117151
TANGGAL UJIAN LTA : 26 JULI 2018
JUDUL LTA : ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. L DENGAN
MASA NIFAS
DI KLINIK BIDAN RIATI DESA SUKA DAMAI
KECAMATAN HINAI KABUPATEN LANGKAT
TAHUN 2018

No Nama Penguji Tanggal Persetujuan Tanda Tangan


1. Wardati Humairah, SST, M.Kes
18 Juli 2018
NIP.19804320.200212.2.002
2. Suriyani , SST, M.Kes
18 Juli 2018
NIP.19651112.199203.2.002
3. Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes
18 Juli 2018
NIP. 19800813.200212.2.003

Persetujuan untuk penggandaan Laporan Tugas Akhir


Ka. Prodi D-III Kebidanan Medan

Aritha Sembiring,SST, M.Kes


NIP. 19700213.199803.2.001
KARTU BIMBINGAN LTA

Nama Mahasiswa : RUSMINI


NIM : P07524117151
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ny. L. Masa Nifas
Di Klinik Bidan Riati Desa Suka Damai
Pembimbing Utama : Suryani, SST , M. Kes
Pembimbing Pendamping : Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes
Uraian Kegiatan
No Tanggal Hasil dan Saran Paraf
Bimbinganl
1. 16 Juni 2018 Konsultasi BAB I Perbaikan latang
latar belakang belakang, tujuan
khusus dan umum Suryani, SST,
M.Kes
2. 22 Juni 2018 Konsultasi BAB II ACC BAB I
tujuan khusus dan
umum Suryani, SST,
M.Kes
3. 25 Juni 2018 Konsultasi BAB II Lampiran Daftar
Pustaka
Suryani, SST,
M.Kes
4. 28 Juni 2018 Konsultasi BAB II ACC BAB II
dan Daftar Pustaka
Suryani, SST,
M.Kes
5. 30 April 2018 Konsultasi BAB III Perbaikan BAB III
Dokumentasi
Asuhan kebidanan Suryani, SST,
masa nifas M.Kes
6. 02 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC BAB III
BAB III Asuhan
masa nifas Suryani, SST,
M.Kes
7. 05 Juli 2018 Konsultasi BAB IV ACC BAB IV

Suryani, SST,
M.Kes
8. 07 Juli 2018 Konsultasi BAB V ACC BAB V dan
Kesimpulan dan maju Hasil Tugas
Saran Ahir
Suryani, SST,
M.Kes
9. 10 Juli 2018 Perbaikan tata Perbaikan BAB
penulisan BAB I, I,II,III,IV,V
II,III,IV,V Suryani, SST,
M.Kes
10. 11 Juli 2018 Konsultasi perbaikan ACC LTA dan
Laporan Tugas Akhir maju Hasil Tugas
Akhir Suryani, SST,
M.Kes
11. 20 Juli 2018 Konsultasi BAB IV Perbaikan BAB
dan V IV dan V
Suryani, SST,
M.Kes
12. 21 Juli 2018 Perbaikan BAB IV ACC LTA
dan V
Suryani, SST,
M.Kes
13. 26 Juli 2018 Konsultasi Abstrak Perbaikan Abstrak

Suryani, SST,
M.Kes
14. 27 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC LTA
LTA
Suryani, SST,
M.Kes
15. 03 Agustus Konsultasi Perbaikan ACC Jilid Lux
2018 LTA
Suryani, SST,
M.Kes
16. 07 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Suryani, SST,
M.Kes
17. 08 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Suryani, SST,
M.Kes

Dosen Pembimbing Utama

Suryani, SST, M.Kes


NIP.19651112.199203.2.002
KARTU BIMBINGAN LTA

Nama Mahasiswa : RUSMINI


NIM : P07524117151
Judul : Asuhan Kebidanan pada Ny. L. Masa Nifas
Di Klinik Bidan Riati Desa Suka Damai
Pembimbing Utama : Suryani, SST , M. Kes
Pembimbing Pendamping : Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes

Uraian Kegiatan
No Tanggal Hasil dan Saran Paraf
Bimbinganl
1. 16 Juni 2018 Konsultasi BAB I Perbaikan latang
latar belakang belakang, tujuan
khusus dan umum Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
2. 22 Juni 2018 Konsultasi BAB II ACC BAB I
tujuan khusus dan
umum Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
3. 25 Juni 2018 Konsultasi BAB II Lampiran Daftar
Pustaka
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
4. 28 Juni 2018 Konsultasi BAB II ACC BAB II
dan Daftar Pustaka
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
5. 30 April 2018 Konsultasi BAB III Perbaikan BAB III
Dokumentasi
Asuhan kebidanan Fitriyani Pulungan
masa nifas SST, M.Kes
6. 02 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC BAB III
BAB III Asuhan
masa nifas Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
7. 05 Juli 2018 Konsultasi BAB IV ACC BAB IV

Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
8. 07 Juli 2018 Konsultasi BAB V ACC BAB V dan
Kesimpulan dan maju Hasil Tugas
Saran Ahir Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
9. 10 Juli 2018 Perbaikan tata
penulisan BAB I, Perbaikan BAB
II,III,IV,V I,II,III,IV,V Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
10. 11 Juli 2018 Konsultasi perbaikan ACC LTA dan
Laporan Tugas maju Hasil Tugas
Akhir Akhir Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
11. 20 Juli 2018 Konsultasi BAB IV Perbaikan BAB
dan V IV dan V
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
12. 21 Juli 2018 Perbaikan BAB IV ACC LTA
dan V
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
13. 26 Juli 2018 Konsultasi Abstrak Perbaikan Abstrak

Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
14. 27 Juli 2018 Konsultasi Perbaikan ACC LTA
LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
15. 03 Agustus Konsultasi Perbaikan ACC Jilid Lux
2018 LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
16. 07 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes
17. 08 Agustus Konsultasi ACC Jilid Lux
2018 Kelengkapan LTA
Fitriyani Pulungan
SST, M.Kes

Dosen Pembimbing Pendamping

Fitriyani Pulungan, SST, M.Kes


NIP.19800813.200212.2.003
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data diri :
1. Nama : Rusmini
2. Tempat Tanggal Lahir : Pematang Seleng, 03 Maret 1970
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil UPT Puskesmas
Tanjung Beringin
6. Suami : Irwansyah
7. Pekerjaan : Wiraswasta
8. Email : rusm041@gmail.com
9. Alamat : Desa Muka Paya Kec. Hinai Kab. Langkat
B. Keluarga :
No Nama Hubungan Pendidikan Pekerjaan
1. Jhodi Ade Rinaldi Anak Kuliah Mahasiswa
2. Ajeng Arina Nisa. R Anak SMA Pelajar
3. Fauzan Kaluna Irsan Anak SMP Pelajar

C. Pendidikan Formal
1. SD NEGERI 112184 PEMATANG SELENG Tahun lulus 1985
2. SMPN AEKNABARA Tahun lulus 1988
3. SPK KESDAM I / BB BINJAI Tahun lulus 1991
4. DI PROGRAM PENDIDIKAN BIDAN RS. ELISABETH MEDAN Tahun
lulus 1993
5. DIII PROGRAM RPL KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES RI
MEDAN TAHUN 2017 S/D SEKARANG
D. Riwayat Pekerjaan
1. PNS dilingkungan Puskesmas Tanjung Beringin Tahun 1993 s/d sekarang
2. Bidan Desa Puskesmas Tanjung Beringin Tahun 1993 sampai dengan 1996
3. Bidan KIA Puskesmas Tanjung Beringin Tahun 1996 s/d sekarang.

Anda mungkin juga menyukai