Anda di halaman 1dari 148

ASUHAN KE PERA WATAN PADA IBU WR DENGAN Pon PARTUS

SEPONTAN BELAKA NG KE PALA + POST CURETTAGE OLEH


KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 25 SID 27 APRIL 2016

Diajukan oleh:
I KADEK SUPARJANA
NIM: 13E11101

PROGRAM STUDI DIii KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI
DENPASAR
ASUHAN KE PERA WATAN PAD A IBU WR DENGAN Pion
PARTUS SEPONTAN BELAKA NG KE PALA + POST CURETTAGE
OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 25 SID 27 APRIL 2016

LAPORAN KASUS
Diajukan sebagai salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan pendidikan pada
Program Studi DIii Keperawatan STIKES Bali

Diajukan oleh:
I KADEK SUPARJANA
NIM: 13E11101

PROGRAM STUDI DIii KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BALI DENPASAR
PERSYARA TAN PERSETUJUAN PEMB IMB ING

Laporan kasus dengan judul "ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU WR


DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA +
POST

CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRU


PADI NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 25 S/D 27 APRIL .
2016"
telah mendapat persetujuan pembimbing dan dapat diajukan kehadapan
Tim
Penguji Laporan Kasus pada Program Studi DIII Keperawatan STIKES BALI.

Denpasar, Mei 2016


Pembj bing

( Ns. Putu Noviana Sagitarini.S.Kep


) NIR.12104
ii
PERS YARA TAN PERSETUJUAN PEMB IMB ING

Laporan kasus dengan judul "ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU WR


DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST
CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 25 S/D 27 APRIL 2016"
telah mendapat persetujuan pembimbing dan dapat diajukan kehadapan Tim
Penguji Laporan Kasus pada Program Studi Dill Keperawatan STIKES BALI.

Denpasar, Mei 2016


Pembimbing

( Desak Pu Tirtawati A. Md. Keb )


NIP. 196210131983072002

iii
PERNY AT AAN PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul " ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU WR

DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA +


POST CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG

DRUPADI NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 25 S/D 27

APRIL 2016"

Telah disajikan di depan Dewan Penguji pada Tanggal Senin 13 Juni 2016 dan

diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Ujian Akhir Program dan Ketua

STIKES BALI

Denpasar, 13 Juni 2016


Disahkan oleh:
Dewan Penguji Ujian Akhir Program

1. Ns. NLP Dina Susanti, S.Kep.M.Kep .. ~'


NIR. 00035

2. Desak Putu Tirtawati, A. Md. Keb


NIP. 196210131983072002
······~··········
.
3. Ns. Putu Noviana Sagitarini , S.Kep ..... - . .
NIR. 12104

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat Rahmat-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan

kasus ini tepat pada waktunya. Laporan ini disusun berdasarkan dari pengalaman

belajar yang di dapatkan dilapangan dengan menggunakan proses

keperawatan. Dalam menyusun laporan kasus m1, penulis mengambil kasus

"ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU WR DENGAN Pion PARTUS

SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE OLEH

KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI NIFAS RSUD

SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 25 S/D 27 APRIL 2016".

Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat bimbingan,

pengarahan bantuan dari semua pihak sehingga laporan kasus ini

dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu penulis sangat mngm

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu

terselesaikannya laporan kasus ini antara lain kepada :

1. Bapak dr. Ida Komang Upeksa, Selaku Direktur RSUD Sanjiwani

Gianyar beserta staf keperawatan RSUD Sanjiwani Gianyar yang

telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk mengambil

kasus dalam rangka penyusunan laporan kasus ini.

2. Bapak Drs. I Ketut Widia, BN Stud. MM. Selaku Ketua Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Bali beserta staf yang telah memberikan kesempatan

dan petunjuk kepada penulis dalam penyelesaian laporan kasus ini.

V
3. Bapak Ns. I Gede Satria Astawa, S.kep. Selaku ketua program Studi DIII

Keperawatan Stikes Bali atas segala fasilitas dan birnbingan serta bantuan

dalarn laporan dalarn penyusunan kasus ini.

4. Thu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep. M.Kep. Selaku penguji

Utarna yang telah rnernberikan ijin dan petunjuk kepada penulis dalarn

penyelesaian laporan kasus ini.

5. Thu Desak Putu Tirtawati, A.rnd. keb. Selaku penguji dan Kepala

Ruangan Drupadi RSUD Sanjiwani Gianyar yang telah rnernberikan

petunjuk dan rnasukan-rnasukan kepada penulis dalarn penyelesaian

laporan kasus ini.

6. Thu Ns. Putu Noviana Sagitarini, S.kep. Selaku Dosen Pernbirnbing dalarn

penyusunan laporan kasus ini yang telah banyak rnernbantu dan

rnengarahkan dalarn penyelesaian laporan kasus ini.

7. Seluruh staf dosen STIKES BALI yang telah rnernberikan segala

birnbingan selarna penulis rnengikuti pendidikan di STIKES BALI.

8. Keluarga ibu WR yang telah rnernberikan keterangan dan informasi data

yang dibutuhkan penulis didalarn penyusunan laporan kasus ini.

9. Seluruh rekan rnahasiswa dan rnahasiswi STIKES BALI, dan sernua pihak

yang rnernbantu baik secara langsung rnaupun tidak langsung.

10. Seluruh keluarga tercinta yang selarna ini telah rnernberikan dorongan

rnoril rnaupun rnateriil kepada penulis selarna rnengikuti pendidikan

sehingga penulis bisa rnenyelesaikan kasus ini tepat pada waktunya.

vi
Penulis rnenyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sernpuma, rnaka

kritik dan saran yang bersifat rnernbangun dari sernua pihak penulis harapkan

guna kesernpumaan laporan kasus ini

Akh ir kata, penulis rnengharapkan sernoga laporan kasus ini bermanfaat

bagi sernua pihak.

Denpasar, Mei 2016

Penulis

vii
DAFTARISI
Halarnan
LEMBAR JUDUL 1

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii


LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR V

DAFTAR ISI viii


DAFTAR TABEL X

DAFTAR BAGAN xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Penulisan 4
C. Metode Penulisan 5
D. Sisternatika Penulisan 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS DAN TINJAUAN KASUS
A. Tinjauan Teori 7
1. K onsep Dasar Persalinan
a. Pengertian
b. Proses Terjadi
e. Tanda-Tanda Persalinan
d. Fase-fase Persalinan
2. Konsep Dasar Puerperiurn (Nifas) 13
a. Pengertian
b. Perubahan Fisik pada Masa Nifas
c. Perubahan Psikososial pada Masa Nifas
d. Manifestasi Klinis
e. Kornplikasi
f. Perneriksaan Diagnostik
g. Penatalaksanaan
3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian

viii
b. Rencana Keperawatan
c. Implementasi Keperawatan
d. Evaluasi Keperawatan
B. Tinjauan Kasus 44
1. Pengkajian 44
a. Pengumpulan Data 44
b. Analisa Data 58
c. Rumusan Masalah 59
d. Analisa Masalah 60
2. Perencanaan 64
3. Pelaksanaan 66
4. Evaluasi 80
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengkajian 82
B. Perencanaan 84
C. Pelaksanaan 86
D. Evaluasi 87
BABIV PENU TUP
A. Kesimpulan 88
B. Saran 90
DAFTAR PUSTAKA 91
LAMPIRA N

ix
DAFTAR TABEL

Tabel Halarnan
II.I PROSES INVOLUSI UTERI...................................................... 15
II.2 RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG
LALU 46
II.3 DATA PEMERIKSAAN LAB PADA TANGGAL 25 APRIL
2016 57
II.4 ANALISA DATA KEPERAWATAN PADA IBU WR
DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG
KEPALA
+ POST CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA
DI RUANG DRUPADI NIFAS RSUD SANJIWANI
GIANYAR TANGGAL 25 APRIL 2016....................................
58
II.5 RENCANA KEPERAWATAN PADA IBU WR DENGAN Pion
PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST
CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI
RUANG DRUPADI NIFAS RSUD SANJIWANI
GIANYAR
TANGGAL 25-27 APRIL 2016 66
II.6 PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA IBU WR
DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG
KEPALA
+ POST CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA
DI RUANG DRUPADI NIFAS RSUD SANJIWANI
GIANYAR TANGGAL25-27 APRIL2016............................ 72
II.7 CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PADA
IBU WR DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG
KEPALA + POST CURETTAGE OLEH KARENA REST
PLACENTA DI RUANG DRUPADI NIFAS RSUD
SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 26 APRIL 2016 78
II.8 EVALUASI KEPERAWATAN PADA IBU WR DENGAN
PlOll PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST
CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI

X
RUANG DRUPADI NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 27APRIL 2016 80

xi
DAFTAR BAGAN

BAGAN
1. Web of Caution Persalinan Normal 43

xii
BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya pencapaian MDG's dan tujuan pembangunan

kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu

dengan menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 359 per 100.000 kelahiran hidup

pada tahun 2012. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya yang terkait

dengan kehamilan, kelahiran dan nifas.

Melahirkan merupakan peristiwa yang membahagiakan dan

dinanti-nantikan oleh seorang Thu hamil, narnun rnelahirkan juga dapat

rnenyebabkan kegelisahan dan keprihatinan seorang Thu. Sebagian besar

Thu rnerasa takut karena adanya perasaan sakit yang luar biasa saat

rnelahirkan secara normal (spontan). Pengalarnan rnelahirkan bagi seorang

perernpuan sangatlah berarti. Perjuangan hidup dan rnati dipertaruhkan

demi lahimya sang buah hati.

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalarn uterus rnelalui vagina ke dunia luar (Kuswanti 2014)

Berdasarkan hasil Survei Dernografi dan Kesehatan Indonesia

(SDKI) 2012, angka kernatian ibu rnencapai 359/100.000 kelahiran hidup.

Beberapa faktor penyebab langsung kernatian ibu di Indonesia rnasih

didorninasi oleh perdarahan (42%), eklarnsia/preeklarnsia (13%), abortus

1
2

(11%), infeksi (10%), partus lama/partus macet (9%) dan penyebab lain

(15 %).(Yuni, V.W., adnyani, A., sari, K., 2014)

Menurut (Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2013) angka

kematian ibu di Provinsi Bali Tahun 2013 sebesar 72,07 per 100.000 KH,

jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan target MDGs tahun 2015

sebesar 102 per 100.000 KH dan juga lebih rendah dibandingkan target

Nasional tahun 2010 yaitu sebesar 110 per 100.000 KH. Gianyar

menduduki urutan ke tiga setelah Bangli (160,81 per 100.000 KH) dan

Karangasem (125,8 per 100.000 KH) Gianyar dengan AKI sebesar 93,02

per 100.00 KH.

Dari catatan medik di Ruang Drupadi RSUD Sanjiwani Gianyar

selama 3 bulan terakhir (Januari -Maret 2016) didapatkan data jumlah

kasus persalinan sebanyak 243 kasus. Dari 243 kasus persalinan, 194

kasus (79,8%) merupakan kasus persalinan Normal, 43 kasus (17,7%)

merupakan kasus persalinan SC dan 6 kasus PPTO (2,5% ). Dari bulan

januari sampai maret di dapatkan rincian sebagai berikut: pada bulan

januari di dapat 67 kasus (87 ,8%) kasus persalinan normal, 7 kasus

(9,5%) kasus SC dan 2 kasus ( 2,7%) PPTO. Total kasus bulan Januari 74

kasus. Pada bulan februari terdapat 63 (73,3%) kasus persalinan normal,

21 (24,4%) merupakan kasus SC dan 2 kasus (2,3%) PPTO, dengan total

kasus bulan Februari 86 kasus. Pada bulan Maret terdapat 64 (79%)

persalinan normal, 15 (18,5%) persalinan SC dan 2 kasus (2,5) & PPTO,

dengan total persalinan bulan Maret sebanyak 81 kasus. Dari data di atas
3

dapat disimpulkan bahwa angka persalinan normal lebih tinggi

dibandingkan dengan persalinan Sectio Caesarea dikarenakan persalinan

normal mempunyai banyak kelebihan seperti biaya persalinan yang murah

dan proses penyembuhan luka atau pemulihan kondisi ibu yang cepat.

Walaupun persalinan normal memiliki beberapa kelebihan

dibandingkan dengan persalinan sectio caesarea, persalinan normal juga

dapat diikuti oleh proses patologis yang mengancam jiwa ibu dan bayi

antara lain : pada ibu post partum terjadinya infeksi intrauteri, perdarahan

berkepanjangan, dan lochea purulenta. Pada bayi yaitu asfiksia

neonatorum, infeksi prematuritas, trauma persalinan, dan cacat bawaan.

Selain itu masa nifas merupakan salah satu bagian penting dari proses

kelahiran. Untuk itu maka diperlukan pelayanan yang bermutu dengan

melibatkan keluarga.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik mengangkat kasus

"ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU WR DENGAN Pon

PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE

OLEH KARE NA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI NIFAS

RSUD SANJIW ANI GIANYAR TANGGAL 25 S/D 27 APRIL 2016"

sebagai laporan studi kasus, dengan harapan dapat meningkatkan mutu

pelayanan pada Thu dalam memberikan asuhan keperawatan pada ibu nifas

khususnya di RSUD SANJIW ANI GIANYAR.


4

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Meningkatkan pemahaman dan memberikan gambaran secara

umum tentang asuhan keperawatan pada ibu WR dengan Pion Spontan

Belakang Kepala + Post Curettage oleh karena Rest Placenta di ruang

Drupadi Nifas RSUD Sanjiwani Gianyar tanggal 25 s/d 27 April

2016 dengan menggunakan proses keperawatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penulisan laporan ini dapat diuraikan

sebagai berikut:

a. Mampu melakukan Pengkajian keperawatan dan memenuhi derajat

kesehatan pada Ibu WR dengan Pon Partus Spontan Belakang

Kepala

+ Post Curettage oleh karena rest placenta.

b. Mampu menyusun rencana keperawatan pada Ibu WR dengan Pion

Partus Spontan Belakang Kepala + Post Curettage oleh karena

rest placenta.

e. Melaksanakan Tindakan keperawatan pada Ibu WR dengan

Pio Partus Spontan Belakang Kepala + Post Curettage oleh

karena rest placenta.

d. Mampu melaksanakan evaluasi keperawatan pada Ibu WR dengan

Poi Partus Spontan Belakang Kepala + Post Curettage oleh

karena rest placenta.


5

C. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penyusunan laporan kasus ini

adalah metode deskriptif, yaitu dengan memusatkan perhatian pada

suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subyek yang akan

diselidiki antara lain terdiri dari satu unit dengan menggambarkan

pelaksanaan asuhan keperawatan dan membandingkan dengan teori.

Adapun teknik pengumpulan data dan penyusunan laporan yang penulis

gunakan adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Suatu tehnik pengumpulan data, dimana penulis melakukan

wawancara terhadap ibu, keluarga, perawat dan bidan yang

merawat ibu untuk mendapatkan data subyektif.

2. Observasi

Tehnik pengumpulan data, dimana penulis melakukan pengamatan

langsung terhadap ibu guna mendapatkan data yang bersifat obyektif.

3. Pemeriksaan Fisik

Tehnik pengumpulan data dimana penulis melakukan

pemeriksaan secara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi dan

mendapatkan data fisik ibu.

4. Dokumentasi

Mempelajari catatan medik ibu untuk melengkapi data seperti hasil

laboratorium sebagai data penunjang.


6

D. Sistematika Penulisan

Laporan kasus ini disusun dalam 4 BAB dengan sistematika penulisan

yaitu: BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang

latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematika

penulisan. BAB II tinjauan teroritis dan tinjauan kasus. Tinjauan teoritis

menguraikan tentang konsep dasar kasus dan konsep dasar asuhan

keperawatan. Konsep dasar kasus terdiri dari konsep dasar Persalinan

normal dan konsep dasar nifas (puerperium). Tinjauan kasus terdiri dari

Asuhan keperawatan ibu postpartum meliputi pengkajian, diagnosa

keperawatan, rencana keperawatan, pelaksanaan keperawatan dan evaluasi

keperawatan. BAB III Pembahasan menguraikan tentang kesenjangan

antara tinjauan teori dengan tinjauan kasus, argumentasi atas kesenjangan

yang terjadi serta solusi yang diambil untuk mengatasi masalah yang

terjadi saat memberikan asuhan keperawatan baik pengkajian,

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. BAB IV terdiri dari Kesimpulan dan

Saran.
BAB II

TINJAUAN TEORI DAN TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Dasar Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks


dan

janin turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal

adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37- 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupunjanin (Sukami

2013 hal 185).

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi

yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia

luar (Kuswanti 2014)

b. Proses Terjadi

Persalinan dimulai dengan adanya peningkatan

hormon estrogen dan penurunan progesteron yang akan

merangsang pengeluaran prostaglandin sehingga kadar

prostaglandin produksinya meningkat, kemudian terjadi

peregangan dan pembesaran uterus, iskemi otot uterus yang

menyebabkan penekanan pada ganglion servikal. Bila ganglion

digeser dan di tekan misalnya oleh janin akan timbul kontraksi

uterus sehingga kepala janin masuk ke ruang panggul. Faktor

yang mempengaruhi
7
8

persalinan adalah power yaitu kontraksi uterus (kekuatan,

lamanya dan frekuensi) dan tenaga meneran, passage yaitu

jalan lahir, bentuk tulang panggul, kemampuan meregang

vagina dan passanger atau janin ukuran besar.

c. Tanda- tanda persalinan ( Icemi sukarni k, 2013)

1) Perasaan distensi berkurang ( lightening)

Mulai dirasakan kira kira 2 minggu menjelang persalinan,

adalah penurunan bagian presentasi kedalam pelvis minor,

lightening menyebabkan tinggi fundus menurun ke

posisi yang sama dengan posisi fundus pada usia

kehamilan 8 bulan.

2) Perubahan serviks

Mendekati persalinan serviks semakin matang

kalau tadinya, selama hamil, serviks dalam keadaan

nenutup, panjang, seperti pudding dan mengalami sedikit

penipisan (effacement) akan tergantung pada individu

wanita dan paritasnya.

3) Persalinan palsu terdiri dari kontraksi uterus yang

sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap

serviks. Kontraksi pada persalinan palsu sebenamya

timbul akibat kontraksi Braxton hicks yang tidak nyeri,

yang telah terjadi sejak enam minggu kehamilan.

Dapat terjadi selama


9

berhari- hari atau secara intermitten bahkan tiga atau

empat minggu sebelum persalinan.

4) Ketuban pecah pada kondisi normal ketuban pecah

pada akhir kala I persalinan. Apabila terjadi sebelum

persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang

lebih 80 % wanita yang mendekati usia kehamilan cukup

bulan dan mengalami KPD mulai mengalami

persalinan spontan dalam waktu 24 jam.

5) Bloody show paling senng terlihat sebagai rabas lendir

bercampur darah yang lengket yang hams

dibedakan dengan cermat dari perdarahan mumi. Ketika

melihat rebas tersebut, wanita sering kali berpikir bahwa

melihat tanda persalinan kadang kadang seluruh plak

lendir di keluarkan dalam bentuk masa plak yang keluar

pada saat persalinan berlangsung dan terlihat pada vagina

sering kali di sangka tali pusat lepas. Bloody show

merupakan tanda persalinan yang akan terjadi, biasanya

dalam 24 jam sampai 48 jam.

6) Lonjakan energi ini belum dapat dijelaskan selain

bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yang memungkinkan

wanita tersebut memperoleh energy yang diperlukan

untuk menjalani persalinan. Wanita tersebut hams

diberi informasi tentang kemungkinan lonjakan enrgi ini

dan di
10

arahkan untuk menahan dari menggunakannya

dan menghematnya untuk persalinan.

d. Fase-fase Persalinan

Tahap persalinan dibagi menjadi 4 macam (Kuswanti 2014)

1) Kala I

Pada kala I serviks membuka sampai terjadinya pembukaan 10

cm. kala I dinamakan pula kala pembukaan. Dapat dinyatakan

partus dumulai bila timbul his dan wanita tersebut

mengeluarkan lender yang bersemu darah disertai dengan

pendataran (effacement). Lendir bersema darah berasal

dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka

dan mendatar.

Proses membukanya serviks dibagi dalam 2


macam:

a) Fase laten

Berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi

sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

b) Fase aktif

Fase berlangsung selama 6 jam dan di bagi menjadi

3 macam.

(1) Fase akselerasi

Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.


11

(2) Fase dilatasi maksimal

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat

cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

(3) Fase deselerasi

Pembukaan menjadi lambat, dalam waktu 2

jam pembukaan dari 9 cm menjadi bukaan lengkap.

2) Kala II

Kala ini disebut juga kala pengeluaran. Kala ini dimulai

dari pembukaan lengkap sampai lahimya janin. Pada kala

ini his menjadi lebih kuatdan lebih cepat, kira kira 2-3 menit

sekali. Dalam fase ini dirasakan tekanan pada otot-otot dasar

panggul yang dapat menimbulkan rasa mengedan. Wanita

merasakan pula tekanan pada rectum dan hendak buang

air besar. Kemudian perineum mulai menonjol dan menjadi

lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan

tidak lama kemudian kepala janin tampak dalam vulva

pada waktu his. pada primigravida kala II berlangsung rata-

rata 1,5 jam dan pada multigravidarum rata-rata 0,5 jam.

3) Kala III

Disebut juga sebagai kala ulir. Setelah bayi lahir, uterus teraba

keras dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa

menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan

plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6

sampai 15
12

menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan

tekanan pada fundus uteri pengeluaran plasenta disertai dengan

pengeluaran darah kira kira 100-200 cc. Pada kasus sisa

plasenta dengan perdarahan pasca persalinan lanjut,

sebagian besar pasien akan kembali lagi ke tempat bersalin

dengan keluhan perdarahan setelah beberapa hari pulang ke

rumah dan subinvolusi uterus. Gejala yang selalu ada yaitu

plesenta atau sebagian selaput (mengandung pembuluh darah)

tidak lengkap dan perdarahan segera. Gejala yang kadang-

kadang timbul uterus berkontraksi baik tetapi tinggi fundus

tidak berkurang. (Kuswanti 2014).

4) Kala IV

Kala IV adalah pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi

dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama

terhadap bahaya perdarahan postpartum. Pada primigravida,

lama kala satu yaitu 13 jam, kala dua 1 jam, kala tiga ½

jam, lama persalinan 14 ½ jam. Pada multigravida, lama

kala satu 7 jam dan dua ½ jam, kala tiga ¼ jam, lama

persalinan 7 ½ jam.
13

2. Konsep Dasar Nifas

a. Pengertian

Masa nifas dimulai setelah 2 jam post partum dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil, biasanya berlangsung selama 6 minggu atau 42

hari, namun secara keseluruhan baik secara fisiologis maupun

psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan. jika secara fisiologis

sudah terjadi perubahan pada bentuk semula (sebelum hamil),

tetapi secara psikologis masih terganggu maka dikataan masa

nifas (post partum/ Puerperium) berasal dari bahasa latin yaitu dari

kata "puer" yang artinya bayi dan parous yang artinya melahirkan

(Nurjanah, S.N., Maemunah, A.S., Badriah, D.L. 2013 hal 2).

Masa nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan

bayi yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali

yang umumnya memerlukan waktu sekitar 6-12

mmggu (Nugroho, T. 2014).

Nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :

1) Puerperium dini (immediate puerperium) yaitu

pemulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan

berjalan- jalan (waktu 0-24 jam Postpartum). Dalam agama

islam dianggap lebih bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.


14

2) Puerperium Intermedial (early puerperium) suatu masa

dimana pemulihan dari organ organ reproduksi secara

menyeluruh selama kurang lebih 6-8 minggu.

3) Remote puerperium (later puerperium), waktu yang

diperlukan untuk pulih dan sehat kembali keadaan yang

sempuma secara bertahap terutama jika selama masa

kehamilan dan persalinan ibu mengalami komplikasi, waktu

untuk sehat bisa berminggu• minggu, bulan bahkan tahun.

b. Perubahan Fisik Pada Masa Nifas

1) Involusi uterus

Involusi atau pengkerutan uterus merupakan suatu

proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil

dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera

setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.

Proses involusi uterus terjadi pada akhir kala III persalinan,

uterus berada di garis tengah, kira-kira 2 cm di bawah

umbilikus dengan bagian fundus bersandar pada

promontorium sakralis. Pada saat besar uterus kira-kira sama

besar uterus sewaktu usia kehamilan 16 minggu dengan berat

1000 gram. Segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri

(TFU) sekitar pertengahan simfisis pubis dan umbilikus.

Setelah 24 jam tonus otot segmen bawah uterus telah

pulih kembali sehingga mendorong fundus keatas menjadi

setinggi umbilikus. Pada hari pertama dan kedua TFU


15

satu jari di bawah umbilikus, hari ke 5 TFU setinggi 7 jari

diatas simfisis atau setengah simfisis - pusat, pada hari ke

10 tidak teraba kembali. Fundus turun 1-2 jari setiap 24 jam

Proses involusi uterus adalah sebagai


brikut:

a) Autolisis

Merupakan proses penghancuran diri sendiri yang

terjadi di dalam otot uterin.

b) Terdapat polymorph phagolitik dan macrophages

didalam system cardiovaskuler dan system limphatik.

c) Efek oksitosin (cara bekerjanya


Oksitosin)

Penyebab kontraksi dan retraksi otot uterus sehingga akan

mengompres pembuluh darah yang menyebabkan

kurangnya suplai darah ke uterus.

Tabel 11.1
PROSESINVOLUSIUTERI
Waktu Bobot uterus Diameter uterus Palpasi serviks
Pada akhir persalinan 900 -- 1000 gram 12,5 cm
Lembut/lunak pada akhir minggu I 450 -- 500 gram 7,5 cm
2cm

Pada akhir minggu II 200 gram 5,0 cm 1 cm

Sesudah akhir 6 minggu 60 gram 2,5 cm


Menyempit

Sumber: saleha, s (2009), dalam buku Nurjanah (2013)

2) Lochea

Lochea adalah ekresi caran rahim selama nifas. Lochea

mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik

dari dalam uterus. Lochea mempunyai bau yang amis

(anyir)
16

meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya

berbeda• beda pada setiap wanita. Lochea yang berbau tidak

sedap menandakan adanya infeksi. Lochea mengalami

perubahan karena proses involusi.

Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan

wamanya sebagai berikut :

a) Lochea rubra (kruenta) pada hari pertama sampai

hari ketiga berwama merah kehitaman, terdiri dari darah

segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak

bayi, lanugo (rambut bayi) dan sisa mekoneum.

b) Lochea sanguinolenta, dimulai pada hari ke 3 sampai

hari ke 7, berwama merah kecoklatan bercampur lendir.

c) Lochea serosa, dimulai pada hari ke 7 sampai 14 hari,

berwama kuning kecoklatan, lebih sedikit darah dan

lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan

robekan / laserasi plasenta.

d) Lochea alba, setelah hari ke 14 dengan wama putih

mengandung leukosit, sel desidua dan sel epitel, selaput

lendir servik dan selaput jaringan yang mati.

e) Lochea purulenta, menandakan terjadi infeksi, keluar

cairan seperti nanah dengan bau busuk.


17

3) Laktasi

Perubahan-perubahan pada kelenjar mamea sudah terjadi

sejak dari kehamilan yaitu proliferasi jaringan pada kelenjar-

kelenjar alveoli danjaringan lemak bertambah keluaran cairan

susujolong dari duktus laktiferus disebut colostrum berwama

kuning putih susu, hipervaskularisasi pada permukaan dan

bagian dalam dimana vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

Setelah persalinan pengaruh sekresi estrogen dan

progesteron hilang maka timbul pengaruh hormon laktogenik

(LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Pengaruh

oksitosin menyebabkan miofitel kelenjar susu berkontraksi

sehingga air susu keluar. Pada hari pertama sampai hari ketiga

setelah bayi lahir disebut kolostrum wama kekuningan dan agak

kental, kolostrum kaya akan protein imunoglobin yang

mengandung antibodi sehingga menambah kekebalan anak

terhadap penyakit dan laktoferin. ASI masa transisi dihasilkan

mulai hari ke 4 sampai ke 10 dan ASI mature dihasilkan mulai

dari hari ke 10.

c. Perubahan Psikososial Pada Masa Nifas

1) Periode Taking In (focus pada diri sendiri)

Masa ini terjadi 1-3 hari paca persalinan, pada masa ini

ibu menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus

pada dirinya, tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan

pengalaman proses besalin yang dialami.


18

2) Periode Taking on (focus pada bayi)

Masa ini terjadi 3- 10 hari post partum dimana ibu khawatir

akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan khawatir

tidak mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya. Thu

akan berpusat pada kemampuannya dalam mengontrol diri,

fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai kemampuan untuk

merawat bayinya, cara menggendong dan menyusui, memberi

minum, mengganti popok.

3) Periode Letting Go (Mengambil alih tugas sebagai ibu tanpa

bantuan NAKES)

Berlangsung 10 hari setelah melahirkan, umumnya terjadi

setelah ibu baru kembali ke rumah, ibu menerima tanggung

jawab untuk merawat bayi baru lahir, ibu harus beradaptasi

terhadap otonomi, kemandirian dan interaksi sosial. (Nurjanah

2013)

d. Manifestasi Klinis

1) Genetalia intema dan ekstema

a) Segera setelah plasenta lahir, tinggi fundus uteri ± 2 jari di

bawahpusat

b) Luka jalan lahir, nyeri pada Iuka episotomi yang telah

dijahit dan Iuka pada serviks.

2) Suhu tubuh pasca persalinan dapat naik lebih dari 36,5°c dari

keadaan normal tapi tidak lebih dari 38°c.


19

3) Nadi umumnya 60-100 denyut/menit, pada masa-masa

nifas umumnya denyutan lebih labil dibanding suhu tubuh.

4) Hemokonsentrasi dapat terjadi pada hari ke 3 sampai hari ke

15 pasca persalinan.

5) Laktasi

a) Produksi ASI terjadi hari kedua atau ketiga

postpartum b) Keluar colostrums

c) Hiperpigmentasi areola mammae

d) Puting lecet disebabkan cara menyusm atau

perawatan payudara yang tidak benar.

e) Payudara bengkak disebabkan oleh pengeluaran ASI

tidak lancar karena bayi tidak cukup sering disusui atau

terlalu cepat disapih.

f) Mastitis yaitu tampak edema, kemerahan dan nyeri

yang bisa terjadi beberapa minggu setelah melahirkan.

g) Abses payudara.

6) Perasaan mules akibat kontraksi uterus kadang-kadang

sangat mengganggu selama 2-3 hari postpartum.

7) Lochea adalah sekret dari kavum uteri dan vagina dalam

masa nifas

8) Nyeri pada saat miksi karena luka bekas episiotomy

9) Perasaan takut BAB karena takut jahitan robek.


20

e. Komplikasi

Adapun komplikasi dari ibu nifas yaitu :

1) Perdarahan Pasca Persalinan

Perdarahan bisa terjadi segera begitu ibu melahirkan.

Terutama di 2 jam pertama yang kemungkinannya sangat

tinggi. Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah

lebih dari

500 ml melalui jalan lahir yang terjadi selama atau

setelah persalinan kala III. Adapun faktor penyebab

perdarahan pasca persalinan yaitu :

a) Perlukaan
vagina

Perlukaan vagina yang tidak berhubungan dengan Iuka

perineum tidak sering dijumpai. Mungkin ditemukan

setelah persalinan biasa, tetapi sering terjadi akibat

ekstraksi dengan cunan, terlebih apabila kepala janin harus

diputar.

b) Robekan
perineum

Robekan terjadi di gans tengah dan bisa menjadi luas

apabila kepala janin lahir terlalu cepat, sudut arkus pubis

lebih kecil dari pada biasa, kepala janin melewati pintu

panggul bawah dengan ukuran lebih besar.

c) Retensio
plasenta
Retensio plasenta adalah belum lahimya plasenta ½

jam setelah anak lahir, namun tidak semua retensio

plasenta menyebabkan terjadinya perdarahan.


21

d) Tertingalnya sebagian plasenta (Rest


placenta)

Sewaktu suatu bagian dari plasenta tertinggal, maka uterus

tidak bisa berkontraksi secara efektif sehingga keadaan

ini dapat menyebabkan perdarahan. Penemuan secara

dini, hanya dimungkinkan dengan melakukan pemeriksaan

kelengkapan plasenta setelah dilahirkan.

2) Infeksi Masa Nifas

Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua

alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan

ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38°C tanpa

menghitung hari pertama dan berturut-turut selama 2 hari.

3) Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASL Keluhan

mamae bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu

badan meningkat.

4) Demam

Pada masa nifas mungkin terjadi peningkatan suhu badan

atau keluhan nyeri. Demam pada masa nifas menunjukkan

adanya infeksi. ASI yang tidak keluar, terutama pada hari ke 3-

4, terkadang menyebabkan demam disertai payudara bengkak

dan nyeri. Demam ASI ini umumnya berakhir setelah 24 jam.


22

f. Pemeriksaan Diagnostik

1) Pemeriksaan urine

2) Pemeriksaan darah lengkap mencakup pemeriksaan

kadar hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht) dan sel darah putih.

3) Pemeriksaan pap smear, mencari kemungkinan

kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium.

g. Penatalaksanaan

1) Penatalaksanakan Medis

Penatalaksanaan medis pada post partum yaitu

Pemberian antibiotika, zat besi, vitamin dan analgetik.

2) Penatalaksanaan

Keperawatan a) Mobilisasi

Klien hams cukup istirahat selama 2 jam postpartum.

Klien hams tidur terlentang untuk mencegah terjadinya

pendarahan post partum. Setelah 2 jam, klien boleh

miring kanan miring kiri. Pada hari kedua, bila perlu

lakukan latihan senam nifas dan klien diperbolehkan

pulang.

b) Pemberian cairan

Pemberian cairan secara oral (air putih atau teh mams

hangat) dapat dilakukan sendiri untuk mencegah terjadinya

hipertermi, dehidrasi dan komplikasi pada organ-organ

lainnya. Tetapi untuk pendarahan aktif pada waktu

persalinan, pemberian cairan per infuse hams cukup

banyak
23

dan mengandung elektrolit yang diperlukan.

Apabila perdarahannya banyak maka siapkan untuk

transfusi.

c) Pemeriksaan fisik

(1) Observasi kontraksi uterus, tinggi fundus uteri dan

perdarahan.

(2) Sarankan klien agar tidak menggunakan

pembebat perut segera pada masa nifas karena akan

mempersulit petugas kesehatan untuk memeriksa

posisi uterus.

d) Kebersihan diri

(1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh.

(2) Mengajarkan cara membersihkan kelamin

dengan sabun dan air.

(3) Sarankan klien untuk mengganti pembalut 3 kali sehari

(4) Sarankan klien untuk mencuci tangan dengan sabun

sebelum dan sesudah membersihkan alat kelamin.

(5) Jika klien mempunyai luka episiotomy atau laserasi,

sarankan klien untuk tidak menyentuh daerah

luka apalagi dengan tangan kotor.

e) Istirahat

(1) Anjurkan klien agar istirahat cukup untuk mencegah

kelelahan.

(2) Sarankan klien untuk tidur siang atau beristirahat selagi

bayi tidur.
24

(3) Kurang istirahat akan mempengaruhi:

(a) Mengurangijumlah ASI yang diproduksi.

(b) Memperlambat proses involusi uterus

dan memperbanyak perdarahan.

(c) Menyebabkan depresi dan ketidakrnampuan

untuk merawat bayi dan dirinya sendiri.

f) Gizi

Pemberian gizi menurut (Nugroho T 2014).

(1) Mengkonsumsi makanan tambahan : ±500 kalori

tiap hari.

(2) Makan dengan diet berimbang untuk

mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.

(3) Minum air putih sedikitnya 6-8 gelas air setiap hari.

(4) Tablet zat besi harus diminum untuk menambah

zat besi setidaknya 40 hari pasca bersalinan.

(5) Minum kapsul vitamin A (200-600 unit) agar bisa

mendapatkan vitamin A kepada bayinya melalui

ASI nya.

g) Miksi harus secepatnya dilakukan sendiri, bila

kandung kemih penuh dan tidak miksi sendiri, dilakukan

kateterisasi.

h) Defekasi harus ada dalam 3-4 hari post partum, bila

masih sulit buang air besar dan terjadi konstipasi.


25

i) Perawatan payudara

Dimulai sejak hamil agar puting susu lemas atau

elastis, tidak keras dan kering, dilakukan pada umur

kehamilan delapan bulan.

j) Keluarga Berencana (KB)

Setiap pasangan harus mendiskusikan dengan tenaga

kesehatan bagaimana mereka akan merencanakan

komposisi keluarganya.

k) Program dan kebijakan teknis

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk

menilai keadaan klien dan bayi baru lahir dan untuk

mencegah, mendeteksi serta menangam masalah-masalah

terjadi.
26

3. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan pada ibu Post

Partum a. Pengkajian

Pengkajian atau pengumpulan data dasar adalah

mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan

klien secara keseluruhan, dan harus adanya panduan atau patokan

mengenai data apa yang akan dihimpun sesuai dengan kondisi

pasien.

1) Identitas klien dan penanggung jawab

2) Keluhan utama : pada klien dengan post partum, biasanya

keluhan utama yang muncul adalah nyeri pada Iuka

jahitan episiotomy

3) Riwayat menstruasi : hal yang harus dikaji adalah

kapan menarche, bagaimana siklus haid, banyaknya darah,

konsistensi, wama, bau, lamanya menstruasi dan keluhan yang

dirasakan menstruasi

4) Riwayat pemikahan : kaji berapa usia klien menikah,

berapa kali klien menikah, berapa lama usia pemikahan

5) Riwayat ANC : kaji usia kehamilan, HPHT, Tafsiran partus,

berapa kali dan dimana klien melakukan ANC, imunisasi dan

vitamin yang didapat

6) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas : hal yang perlu

dikaji adalah jumlah kehamilan, jumlah kelahiran, umur

kehamilan, tempat bersalin, jalannya persalinan, berat badan

dan panjang
27

bayi saat lahir, jenis kelamin, apakah anak hidup atau mati

dan bagaimana keadaan ibu

7) Riwayat penggunaan alat kontrasepsi, lama penggunaan

alat kontrasepsi, jenis kontrasepsi yang digunakan, rencana

menggunakan alat kontrasepsi apa, dan pengetahuan tentang

alat kontrasepsi

8) Riwayat penyakit klien dan keluarga : kaji apakah klien

atau keluarganya pemah menderita penyakit keturunan seperti

penyakit jantung, hipertensi, asma dan TBC. Penyakit menular

seperti HNIAIDS

9) Pola fungsional kesehatan : kaji antara lain pemeliharaan

dan persepsi kesehatan, nutrisi, pola eliminasi, pola aktivitas

dan latihan, oksigenasi, pola tidur dan istirahat, pola

perseptual, pola seksual dan reproduksi, pola peran dan

hubungan, pola manajemen koping stress dan sistem nilai

keyakinan

10) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum klien : Kaji nilai GCS, Tingkat kesadaran,

suhu, nadi, tekanan darah, respirasi, berat badan dan tinggi

badan.

b) Pemeriksaan kepala dan wajah Bentuk kepala,

pertumbuhan rambut, ada tidaknya chloasma

gravidarum pada wajah, edema, nyeri tekan.


28

c) Pemeriksaan mata : Bentuk mata simetris atau tidak, wama

konjungtiva, dan sklera dan pergerakan bola mata.

d) Pemeriksaan leher : Apakah terjadi hiperpigmentasi,

ada tidaknya bendungan vena jugularis, dan

pembesaran kelenjar tyroid.

e) Pemeriksaan dada : Apakah pergerakan dada

simetris, apakah ada retraksi otot dada, suara tambahan

pada jantung danparu.

f) Pemeriksaan payudara : Kaji apakah bentuk simetris

atau tidak, kebersihan areola dan puting, hiperpigmentasi

pada areola, puting susu menonjol atau tidak, terdapat

pengeluaran colostrum atau tidak.

g) Pemeriksaan abdomen : Kaji tinggi fundus uteri (TFU),

kontraksi uterus, linea nigra/alba, distensi kandungan kemih

dan bising usus.

h) Pemeriksaan ekstremitas : Kaji adanya edema, CRT,

Sianosis, varises, pergerakan dan kekuatan otot.

i) Pemeriksaan genetalia dan perineum : Kaji

pengeluaran lochea Genis, jumlah, wama, bau) keadaan

Iuka jahitan episiotomy dan hemoroid

Apabila seluruh data telah terkumpul baik melalui

teknik wawancara, pemeriksaan fisik maupun rekam medik,

selanjutnya dilakukan analisa data untuk dapat merumuskan

masalah yang ada.


29

Kemudian menentukan diagnosa yang muncul pada klien

dengan post partum. Carpenito, L.J (2013), diagnosa yang

mungkin muncul antara lain :

1) Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan

dengan penurunan dan pengeluaran intake yang tidak adekuat

(peningkatan haluaran urine, luka dan perdarahan).

2) Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya

organisme, sekunder akibat luka episiotomi, dan pengeluaran

lochea pada periode postpartum.

3) Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada perineum selama

persalinan dan kelahiran.

4) Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi

berhubungan dengan terbatasnya informasi tentang

perawatan diri dan bayi.

5) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya trauma

mekanis.

6) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan terhentinya

menyusui, sekunder akibat: bayi yang sakit.

7) Risiko konstipasi berhubungan dengan nyeri pada


perineum.

8) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri,

atau status peran, sekunder akibat kehamilan dan menjadi

orang tua.
30

9) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum

pasca persalinan.

b. Rencana Keperawatan

Menurut Carpenito, L.J (2013), perencanaan meliputi

pengembangan strategi untuk mencegah, mengurangi atau

mengoreksi masalah yang telah diindetifikasi pada diagnosa

keperawatan. Langkah perencanaan terdiri dari menentukan

prioritas, dan menyusun rencana perencanaan prioritas diagnose.

1) Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan

dengan penurunan dan pengeluaran intake yang tidak adekuat

(peningkatan haluaran urine, luka dan perdarahan).

2) Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya

organisme, sekunder akibat luka episiotomi, dan

pengeluaran lochea pada periode postpartum.

3) Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada perineum selama

persalinan dan kelahiran.

4) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

umum pasca persalinan.

5) Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi

berhubungan dengan terbatasnya informasi tentang

perawatan diri dan bayi.

6) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya trauma

mekanis.
31

7) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan terhentinya

menyusui, sekunder akibat: bayi yang sakit.

8) Risiko konstipasi berhubungan dengan nyeri pada perineum

9) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri,

atau status peran, sekunder akibat kehamilan dan menjadi orang

tua.

Menurut Carpenito, L.J (2013), rencana keperawatan meliputi:

1) Risiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan

penurunan dan pengeluaran intake yang tidak adekuat

(peningkatan haluaran urine, Iuka dan perdarahan).

Tujuan: intake dan pengeluaran adekuat

Kriteria hasil :

a) Cairan masuk sama dengan cairan keluar

b) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi

Intervensi :

a) Observasi adanya rasa haus

Rasional: cara homeostasis dari penggantian cairan melalui

peningkatan rasa haus

b) Observasi masukan cairan dan urine

Rasional : membantu dalam analisa keseimbangan cairan

c) Observasi turgor kulit, kelembaban membran mukosa

Rasional : merupakan indikator langsung keadekuatan cairan

d) Anjurkan klien untuk minum ±2500 cc per hari


32

Rasional : pemenuhan kebutuhan cmran dasar

membantu menurunkan risiko dehidrasi.

2) Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya

organisme, sekunder akibat Iuka episiotomi, dan pengeluaran

lochea pada periode postpartum

Tujuan : Infeksi tidak

terjadi. Kriteria hasil :

a) Tanda-tanda infeksi tidak terjadi (rubor, kalor, dolor,

tumor, fungsiolaesa)

b) Pengeluaran lokhea sesuai dengan keadaan fisiologisnya

c) Luka jaritan bekas episiotomi dalam keadaan mulai

kering dan menutup rapat

d) Suhu : 36-37C,

WBC 4,0- 10,0

(103/L) Intervensi :

a) Observasi tanda-tanda vital setiap 8 jam

(terutama suhu).

Rasional : Mengetahui adanya infeksi secara

dini sehingga bisa diberikan intervensi segera.

b) Observasi pengeluaran lokhea beserta karakteristik

(bau, wama, jumlah, dan konsistensi).

Rasional : Lokhea normal mempunyai bau amis,

bila purulen dan berbau busuk menandakan adanya

infeksi.
33

c) Observasi tanda-tanda infeksi (rubor, kalor,

dolor, tumor, fungsio laesa).

Rasional : Dengan observasi tanda infeksi dapat

diketahuai secara dini adanya tanda infeksi

sehingga bisa dicegah secara dini.

d) Jelaskan kepada pasien tanda-tanda infeksi

(rubor, kalor, dolor, tumor, fungsio laesa).

Rasional : Diharapkan pasien mengetahui tanda infeksi

sehingga pasien dapat melaporkan terjadinya tanda

infeksi.

e) Anjurkan pasien menjaga luka jaritan bekas

episiotomi dalam keadaan kering dan bersih.

Rasional Mencegah infeksi dan mempercepat

penyembuhan luka.

f) Delegatif pemberian obat antibiotik.

Rasional : Membantu mencegah terjadinya infeksi

serta membunuh kuman.

g) Kolaborasi dalam pemantauan hasil

laboratorium terutama WBC.

Rasional: WBC merupakan salah satu faktor

penunjang untuk mengetahui terjadinya infeksi.


34

3) Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada perineum

selama persalinan dan kelahiran.


Tujuan : Nyeri berkurang atau terkontrol

Kriteria hasil

a) Nyeri pasien berkurang saat menggerakan tubuhnya

b) Skala nyeri pasien berkurang dari 5 menjadi 2 skala

nyeri c) Pasien tidak meringis ketika menggerakan

tubuhnya

d) Tanda-tanda vital dalam batas normal:

TD:110/70-120/80 mmHg, Nadi : 60-100

x/menit. Intervensi :

a) Observasi keluhan nyen dengan tehnik PQRST

setiap hari

Rasional : Membantu dalam mengidentifikasi

keefektifan dan perkembangan nyeri

b) Observasi vital sign setiap 8 jam (nadi)

Rasional : Vital sign merupakan indikator perubahan

tingkat nyeri pasien

c) Beri posisi nyaman seperti semifowler atau miring

kanan dan kiri

Rasional : Dengan posisi yang nyaman diharapkan

dapat menjadikan otot-otot menjadi rileks dan

memperlancar peredaran darah kejaringan tubuh

sehingga mengurangi nyen.


35

d) Ajarkan tehnik distraksi seperti membaca,

ngobrol dengan keluarga

Rasional Dapat membantu mengalihkan

dan peningkatan rasa kontrol.

e) Ajarkan tehnik relaksasi pada pasien seperti

menarik nafas dalam saat nyeri

Rasional : Dapat mengalihkan perhatian dan

peningkatan rasa control

f) Delegatif pemberian analgetika

Rasional : mengurangi nyeri secara konservatif.

4) Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya

trauma mekanis
Tujuan : Pola berkemih tetap lancar

Kriteria hasil

a) Klien dapat berkemih dengan lancar

b) Tidak ada distensi kandung kemih

Intervensi :

a) Perhatian dan catat jumlah, wama dan konsistensi urine


Rasional memantau haluaran urine dan adanya

perdarahan

b) Berikan cairan peroral (6-8 gelas/hari)


36

Rasional memperhatikan hidrasi dan aliran urine yang

baik

c) Palpasi kandung kemih

Rasional : mengetahui apakah kandung kemih dalam

keadaan penuh atau tidak

d) Tes urine terhadap albumin dan aseton

Rasional: mengevaluasi adanya albumin dalam urine.

5) Risiko konstipasi berhubungan dengan nyeri pada perineum


Tujuan : konstipasi tidak terjadi

Kriteria hasil

a) Klien BAB 1-2 kali sehari

b) Tidak ada distensi pada abdomen

Intervensi :

a) Auskultasi adanya bising usus, perhatian kebiasaan

pengosongan normal

Rasional : mengevaluasi abnormalitas pada usus

b) Palpasi abdomen, perhatikan distensi abdomen

Rasional : mengetahui adanya pembentukan gas dan

akumulasi atau kemungkinan illeus paralitik

c) Anjurkan latihan kaki dan pencegahan abdominal,

tindakan ambulasi dini.


37

Rasional : latihan kaki mengencangkan otot-otot abdomen

dan ambulasi progresif setelah 24 jam meningkatkan

peristaltik dan pengeluaran gas.

d) Anjurkan cairan-cairan oral yang adekuat (6-8

gelas/hari) Rasional : mencegah konstipasi

e) Kolaborasi pemberian pelunak feces

Rasional : melunakkan feces, merangsang peristaltik

usus dan membantu mengembalikan fungsi usus.

6) Menyusui tidak efektif berhubungan dengan

terhentinya menyusui, sekunder akibat: bayi yang sakit.

Tujuan : Pasien bisa memberi ASI yang afektif

kepada bayinya.

Kriteria hasil :

a) Kolostrum keluar

b) pengeluaran ASI lancer

c) payudara tidak

bengkak d) puting susu

menonjol

e) menyusui yang

benar. Intervensi :

a) Observasi pengetahuan Ibu tentang laktasi.

Rasional : Mengetahui pemahaman Ibu mengenai

laktasi. b) Ajarkan Ibu cara menyusui yang benar.


38

Rasional : Meningkatkan pengetahuan tentang

cara menyusu1.

c) Beri penjelasan tentang pentingnya laktasi bagi bayi.

Rasional Meningkatkan pengetahuan Thu

dan memotivasi Thu untuk menyusui bayi.

d) Ajarkan mengenai perawatan payudara.

Rasional Menjaga kebersihan payudara

dan memperlancar ASL

e) Demontrasikan cara menyusui yang benar.

Rasional : Dengan memperagakan cara menyusui

benar pasien akan mudah mengerti.

f) Motivasi Thu untuk menyusui yang efektif.

Rasional : ASI merupakan nutrisi terbaik untuk

tumbuh kembang bayi.

7) Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep

diri, atau status peran, sekunder akibat kehamilan dan

menjadi

orang tua.
Tujuan : Ansietas berkurang sampai hilang

Kriteria hasil

a) Klien mengatakan tidak cemas lagi

b) Ekspresi wajah tidak

tegang c) Nadi 60-100x/menit


39

Intervensi :

a) Tentukan tingkat ansietas klien dan sumber dari masalah

Rasional : mengetahui tingkat kecemasan klien

b) Bantu klien dalam mengidentifikasi mekanisme

koping yang efektif

Rasional : membantu memfasilitasi adaptasi

yang positif terhadap peran baru, mengurangi perasaan

ansietas

c) Beri informasi yang akurat tentang keadaan klien dan bayi.

Rasional : kurangnya informasi atau

kesalahpahaman dapat meningkatkan ansietas.

8) Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi

berhubungan dengan terbatasnya informasi tentang

perawatan diri dan bayi.

Tujuan : Pengetahuan pasien

bertambah. Kriteria hasil :

a) Pasien mau mendengarkan penjelasan yang diberikan

b) Pasien mengatakan mengerti terhadap penjelasan

yang diberikan

c) Pasien mampu mengulangi penjelasan yang

diberikan d) Pasien mampu melakukan apa yang telah

dianjurkan e) Pasien tidak bertanya-tanya lagi


40

Intervensi :

a) Observasi tingkat pengetahuan tentang perawatan

post partum.

Rasional : Untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan pasien tentang cara perawatan post partum.

b) Beri informasi tentang perawatan payudara.

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien

tentang perawatan payudara.

c) Beri informasi tehnik menyusui yang benar.

Rasional : Meningkatkan pengetahuan pasien,

merangsang keluamya ASL

d) Mendemonstrasikan cara perawatan payudara, merawat

tali pusat, memandikan bayi dan melakukan cara

cebok yang yang benar.

Rasional :Demonstrasi akan lebih mengingatkan

pasien tentang penjelasan yang diberikan.

e) Evaluasi pemberian informasi dengan

menganjurkan pasien untuk mengulang informasi yang

telah diberikan dan mendemontrasikan.

Rasional : Mengetahui sejauh mana pemahaman

pasien dengan penjelasan yang telah diberikan.

9) Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan

umum pasca persalinan.


41

Tujuan : ADL ibu terpenuhi secara rnandiri.

Kriteria hasil

a) Thu dapat beraktifitas dengan leluasa,

b) Thu dapat rnernenuhi kebutuhannya secara rnandiri.

Intervensi :

a) Observasi keadaan urnurn ibu dan tanda-tanda vital.

Rasional : untuk rnengetahui lebih lanjut kondisi ibu

b) Tentukan kernarnpuan ibu dalarn aktifitas perawatan diri.

Rasional : untuk rnengetahui tingkat kekurangan atau

kebutuhan ibu.

c) Beri bantuan sesuai kebutuhan ibu.

Rasional: agar ibu termotifasi dan rnerasakan

kesej ahteraan.

d) Libatkan peran keluarga dalarn rnernenuhi kebutuhannya.

Rasional: peran keluarga dapat rnernbantu ibu untuk

rnernenuhi kebutuhannya.

c. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan keperawatan rnerupakan irnplernentasi dari

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelurnnya

berdasarkan prioritas yang telah dibuat, dirnana tindakan yang

diberikan rnencakup tindakan rnandiri dan kolaborasi. Carpenito,

L.J (2013).
42

d. Evaluasi Keperawatan

Menurut Carpenito, L.J (2013). Evaluasi merupakan

langkah akhir dalam tahap proses keperawatan dengan cara

melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana

keperawatan tercapai atau tidak. Setelah melaksanakan tindakan

keperawatan yang diharapkan adalah sesuai dengan rencana tujuan:

1) tidak terjadi kekurangan volume cairan

2) tidak terjadi infeksi

3) nyeri berkurang atau terkontrol

4) pola berkemih optimal dan lancar

5) konstipasi tidak terjadi

6) menyusui efektif

7) ansietas berkurang sampai hilang

8) pengetahuan klien meningkat

9) mampu beraktifitas secara mandiri.


43
44

B. Tinjauan Kasus

1. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada hari senin, tanggal 25 April 2016 pukul

15.00 wita di Ruang Drupadi Nifas RSUD Sanjiwani Gianyar. Data

diperoleh dengan tehnik wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan

Catatan Medik ibu.

a. Pengumpulan data :

1) Identitas Ibu Penanggung (suami)

Nama Ny.WR Tn.MH

Umur 23th 27th

Jenis kelamin Perempuan Laki-Laki

Status Menikah Menikah

Agama Hindu Hindu

Pendidikan SMA SMA

Pekerjaan IRT SWASTA

Suku/Bangsa Bali/Indonesia

Bali/Indonesia

Alamat Br. Samu Singapadu Br. Samu Singapadu

Sukawati Gianyar Sukawati Gianyar

No.RM 563196

NOHP 081916255101

Tanggungan JKBM
45

2) Alasan dirawat

a) Keluhan utama

( 1) Keluhan utama masuk rumah sakit

Saat dilakukan pengkajian, ibu mengatakan sakit

pada perutnya.

(2) Keluhan utama saat pengkajian

Pada saat dilakukan pengkajian, ibu mengeluh nyeri

pada bekas Iuka jaritan di daerah kemaluanya.

3) Riwayat Obstetrik

a) Riwayat Menstruasi

Thu mengatakan menstruasi pertama kali pada umur 15

tahun, siklus haid 28 hari. Lama haid 3-4 hari dengan darah

wama merah kehitaman, konsistensi encer, bau amis,

volume

± 50 cc per pembalut dan mengganti pembalut 2-3 kali

sehari, disertai nyeri haid, nyeri dirasakan melilit-lilit

pada perut bagian bawah, nyeri dirasakan pada hari pertama

menstruasi, HPHT Tanggal 10 Juli 2015 dan tafsiran partus

pada tanggal

17 April 2016.

b) Riwayat perkawinan

Thu mengatakan pemikahan ini adalah yang

pertama dengan suaminya secara sah, ibu menikah pada

umur 22 tahun dan lama menikah baru 4 bulan.


46

c) Riwayat kontrasepsi

Sebelumnya ibu tidak mengunakan kontrasepsi, karena ini

kehamilan yang kedua dan sebelumnya pemah abortus dan

merupakan kehamilan yang diharapkan.

d) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.

(1) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu.

Tabel 11.2
Ri waya t nrifae s //persalaimnan yang
t eruda h uIu
Tgl Umur hamil Penolong Anak Keadaan ket
N Part sekarang
0 us Jenis nakes no JK BBL Hidup Meni
abort prem Ate tindaka n LP Nor Ca nggal
us atur rm n mal cat
1 2015 v kuretase V

(2) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas sekarang.

Thu mengatakan ini adalah kehamilannya yang

kedua, sebelumnya ibu menpunyai riwayat abortus

pada bulan pebruari tahun 2015. Thu mengatakan HPHT

tanggal 10 Juli 2015 dan tafsiran partus pada tanggal 17

april 2016. Ibu mengatakan rajin memeriksa

kehamilannya ke puskesmas Payangan secara teratur

sebulan sekali pada umur kehamilan 1 sampai 7 bulan

dan memasuki umur kehamilan 8 bulan dilakukan

pemeriksaan 2 minggu sekali, selama ini ibu sudah

mendapatkan imunisasi tetanus toxoid (TT) sebanyak 2

kali pada umur kehamilan 4 dan 5 bulan, ibu juga


47

mendapat vitamin (ibu lupa nama vitaminnya) yang di

minum satu kali sehari, selama kehamilan Thu

mengatakan sudah dapat merasakan gerakan janinnya

pada umur kehamilan 6 bulan, ibu mengatakan selama

kehamilannya hanya mengalami keluhan mual-mual.

Pasien datang dengan keluhan sakit perut hilang

timbul dari pukul 09 .10 wita pagi, keluar lendir

(+), darah (+). Pada pukul 19.00 wita pasien datang ke

puskesmas Payangan, di puskesmas Payangan

dilakukan pemeriksaan di dapatkan, TD: 100/60

mmHg, S: 36, N: 80x/menit, RR :20x/menit, TFU

jari J px, DJJ (+) 153x/ menit, 2 x 10' selama


30°

MCD: 26 cm. pukul 19.30 wita dilakukan pemeriksaan

lagi DJJ(+) 153x/menit, His 2x 10' selama 30'

pukul

20.30 wita DJJ(+) 150x/menit, his 4x10'selama 45

pukul 22.25 wita pasien ingin mengedan . bukaan

lengkap pada pukul 22.30 wita bayi lahir tidak

menangis AS 1-4-5 gerak aktif (-) j enis

kelamin perempuan (9) PB: 48 em, BB: 2600gr,

meconium kental keruh(+). Pukul 22.35 wita plasenta

lahir dalam keadaan rapuh, tali pusat kekuningan. Iuka

perineum gr II T 90/50, pasien terpasang IVFD RL 30


tetes/menit. Pasien dirujuk ke RSUD Sanjiwani

Gianyar pukul
48

01.00 wita. Pukul 01.30 wita pasien tiba di UGD

RSUD Sanjiwani Gianyar, di UGD dilakukan

pemeriksaan oleh dokter didapatka hasil KU: baik,

kesadaran: CM, GCS: E4 V5 M6, BB: 65kg,

TB:

152cm, TD: 110/70mmHg, S: 36,5° C, N:

80x/Menit, RR: 20x/menit, kemudian pasien di

rujuk ke ruang Kunti (VK) pukul 03.00 wita.di

ruang VK dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil

tertinggalnya placenta dan dilakukan lakukan

kuretase. Pada pukul 12.30 wita ibu di pindahkan ke

ruang Drupadi RSUD Sanjiwani Gianyar, di ruang

Drupadi dilakukan observasi dengan hasil : keadaan

umum ibu baik, lochea berwama merah kehitaman

sebanyak kurang lebih 50 cc/ pembalut, TFU

2 jari di bawah pusat, TD: 110/70 mmHg, Suhu: 36

C Nadi : 78 x/ menit, Dengan diagnose medis :

Pl0ll Spontan Belakang Kepala + Post Curettage Oleh

karena Rest Placenta.

Terapi yang di berikan tanggal 25 April


2016

Amoxicillin 3 X 500 mg po

Natrium Diklofenak 2 X 50 mg po

Paracetamol 3 X 500 mg po

Vitamin A 1 x 200.000 IU po

Inbion 2 X 500mg po
49

e) Riwayat penyakit obstertik

Saat pengkajian ibu mengatakan tidak pemah

mengalami penyakit kandungan seperti kanker rahim,

tumor rahim dan kista. Thu mengatakan memiliki

riwayat pembedahan di daerah abdomen (apendiktomi)

4) Riwayat penyakit yang pemah diderita

Thu mengatakan pemah melakukan operasi usus buntu

pada tahun 2012.

5) Riwayat penyakit keluarga

Thu mengatakan bahwa di keluarganya tidak ada

yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti penyakit

jantung, asma, tekanan darah tinggi, dan penyakit menular

seperti TBC dan HIV/AIDS .

6) Data Bio - Psiko - Sosial -

Spritual a) Data Biologis

(1) Bemafas

Thu mengatakan sebelum hamil, saat hamil dan

saat pengkajian tidak mengalami kesulitan dalam

bemafas, baik saat menarik nafas maupun

menghembuskan nafas.

(2) Makan dan minum

Makan : Thu mengatakan sebelum hamil biasa makan

3 kali sehari, dan habis 1 porsi tiap kali

makan
50

dengan menu nasi, lauk dan sayur. Serta

kadang-kadang makan buah. Thu mengatakan

semenjak hamil, nafsu makannya sedikit

meningkat, ibu mengatakan makan 3-4 kali

sehari dan sering diselingi dengan makanan

ringan. Pada saat pengkajian Thu mengatakan

barn saja menghabiskan 1/2 porsi makanan

yang disediakan rumah sakit.

Minum: Sebelum hamil dan saat hamil ibu biasa

minum ± 7-8 gelas perhari (± 1400-1600 cc)

dengan ± 200 cc pergelas. ibu mengatakan

selama hamil tidak pemah minum susu untuk

ibu hamil. Saat pengkajian ibu mengatakan

sudah minum ± 5 gelas (± 1000 cc) sejak pagi

(pkl. 05.00 Wita).

(3) Eliminasi

BAB: Sebelum hamil dan saat hamil ibu

mengatakan biasa BAB 1 kali sehari dengan

konsistensi lembek wama kuning kecoklatan

dan bau khas feces. Pada saat pengkajian ibu

mengatakan belum ada niat untuk BAB, ibu

mengatakan terakhir BAB pada tgl 25 April

pag1.
51

BAK Thu mengatakan sebelum hamil dan

selama hamil biasa BAK 5-6 kali sehari

dengan wama kuning jemih dan bau khas

urine. Thu mengatakan lebih sering BAK 6-

8 kali per hari pada usia kehamilan 7

bulan dan saat pengkajian ibu mengatakan

baru 1 kali BAK wama urine keruh

kemerahan.

(4) Istirahat dan Tidur

Sebelum dan saat hamil ibu mengatakan tidak

mengalami kesulitan dalam istirahat tidur. Thu

mengatakan bisa tidur malam hari mulai pukul

22.00

Wita dan bangun pukul 06.00. Dan saat pengkajian ibu

mengatakan dirinya sudah tidur ±1.5 jam.

(5) Gerak dan Aktivitas

Sebelum dan saat hamil ibu mengatakan biasa

melakukan aktivitasnya, melakukan pekerjaan

sehari• hari sebagai ibu rumah tangga. Pada saat

pengkajian ibu mengatakan bisa ke kamar mandi

sendiri tanpa bantuan keluarga, saat pengkajian ibu

tampak sedang memeras susu untuk bayinya.

(6) Kebersihan Diri

Sebelum hamil ibu mengatakan biasa mandi 2 kali

sehari, menggosok gigi 2 kali sehari dan keramas 2

kali
52

seminggu. Pada saat pengkajian ibu mengatakan

hanya dilap saja oleh keluarganya, ibu tampak cukup

bersih.

(7) Berpakaian

Sebelum dan saat hamil ibu mengatakan biasa

mengganti pakaian 1 kali sehari dan pada saat

pengkajian ibu mengatakan sudah mengganti

pakaian, penampilan ibu tampak bersih dan rapi.

(8) Pengaturan suhu tubuh

Sebelum hamil, saat hamil dan saat pengkajian ibu

mengatakan tidak pemah mengalami peningkatan

suhu tubuh.

(9) Seksualitas

Sebelum hamil ibu mengatakan biasa melakukan

hubungan seksual 1 kali seminggu, dan saat hamil ibu

mengatakan mulai melakukan hubungan seksual pada

umur kehamilan 4 bulan.

b) Data Psikologis

( 1) Rasa Nyaman

Saat pengkajian ibu mengatakan bahwa dirinya

merasakan nyeri di sekitar perineum karena

bekas jahitan Iuka episiotomi terasa seperti di iris-iris

dengan skala 5 dari 0-10 skala yang diberikan, nyeri

bertambah
53

saat ibu bergerak, ibu tampak meringis dan tampak

berhati-hati saat bergerak.

(2) Rasa Aman

Thu mengatakan tidak cemas dengan keadaanya

sekarang.

(3) Konsep diri

Saat pengkajian ibu mengatakan bahwa dirinya

tidak merasa cemas dengan kondisi bayinya, karena

sudah percaya dengan bidan yang menangani bayinya.

c) Data Sosial

(1) Sosial

Thu mengatakan hubungan dengan keluarga, perawat

dan team medis lainnya baik. Thu sangat kooperatif

saat dilakukan tindakan dan saat memberikan

informasi tentang kondisinya.

(2) Pengetahuan

Thu WR mengatakan ini mernpakan kelahiran anak

pertamanya, wajah Thu tampak bertanya-tanya

tentang bagaimana cara perawatan bayi barn lahir,

perawatan payudara dan perawatan Post Partum, Thu

WR mengatakan belum mengetahui dan mengerti cara

perawatan bayi barn lahir seperti menyusui bayi

dan cara merawat tali pusat serta perawatan payudara

yang
54

benar dan perawatan Post Parturn (cebok yang benar),

Thu banyak bertanya dan astusias rnendengarkan.

(3) Prestasi

Thu rnengatakan rnarnpu beradaptasi dengan

perannya sebagai ibu dari anak yang dilahirkannya.

(4) Rekreasi

Thu rnengatakan saat liburan atau tidak liburan, ibu dan

keluarganya hanya rnenghabiskan waktu bersarna di

rurnah.

d) Data Spritual

Thu rnengatakan dirinya dan sernua keluarganya

beragarna Hindu dan biasa sernbahyang pada hari-hari

tertentu saja seperti Pumarna, Tilern, Kajeng Kliwon.

7) Perneriksaan Fisik

a) Keadaan Urnurn
( 1) Kesadaran : Compos rnentis, GCS E4V5M6

(2) Bangun tubuh : Sedang

(3) Postur tubuh : Tegak

(4) Keadaan kulit : Cyanosis tidak ada, ikterus tidak ada

: turgor kulit elastis.

b) Gej ala Kardinal

(1) Suhu : 36.5°C

(2) Nadi : 80 x/rnenit


55

(3) Respirasi : 20 x/menit

(4) Tekanan darah : 110/70

mmHg c) Ukuran-ukuran lainnya

(1) BB sebelum hamil : 64 kg

(2) BB saat hamil : 69 kg

(3) BB saat pengkajian : 65 kg

(4) TB : 152 cm

d) Keadaan Fisik
(1) Kepala :Tidak terdapat nyeri tekan, persebaran

rambut merata, tidak terdapat

benjolan, keadaan rambut dan

(2) Muka kepala bersih.

:Tidak terdapat topeng kehamilan (Cloasma

(3) Mata Gravidarum), tidak terdapat nyeri tekan.

:Bentuk mata simetris, tidak terdapat edema

pada kelopak mata, konjungtiva

wama merah muda, sclera putih, pupil

isokor, pengelihatan mata baik.

(4) Hidung : Bentuk simetris, kebersihan cukup, nyen

tekan tidak ada, penciuman baik.

(5) Telinga : Bentuk simetris, kebersihan cukup,

nyeri tekan tidak ada, pendengaran baik.

(6) Mulut : Bentuk simetris, mukosa bibir

lembab, kebersihan cukup.


56

(7) Leher : Tidak ada Pembesaran kelenjar tiroid, tidak

ada bendungan vena jugularis tidak

ada nyeri tekan.

(8) Thorak : Bentuk simetris, tidak ada retraksi otot

dada, tidak ada weezhing, tidak ada ronchi,

tidak ada nyeri tekan, suara jantung Sl

dan S2

tunggal regular.

(9) Payudara :Bentuk simetris, colustrum sudah keluar

namun sedikit, puting susu menonjol dan

terjadi hiperpigmentasi pada areola

mammae.

(10) Abdomen : TFU teraba 2 jari dibawah pusat, kontraksi

uterus baik, bising usus 8 x/menit,

tidak terdapat distensi kandung kemih,

terdapat bekas Iuka operasi apendiktomy

di sebelah kanan bawah perut.

(11) Ekstrimitas:

(a) Atas Tidak terdapat edema, tidak terdapat

Iuka, tidak terdapat nyeri tekan

pergerakkan terkoordinasi, CRT < 2

detik.
57

(b) Bawah :Tidak terdapat edema, tidak ada luka,

tidak ada nyeri tekan pergerakkan

terkoordinasi.
555 555
kekuatan otot :
555 555

(12) Genetalia : Thu memakai pembalut pada hari ke

0 pasca persalinan berisi lochea rubra ± 50

cc dalam pembalut dengan wama

merah kehitaman, terdapat luka bekas

jahitan episiotomy perineum, panjang luka

kurang lebih 5 cm, keadaan luka basah

dengan jaritan yang masih utuh.

(13) Anus : Tidak terdapat hemoroid, kebersihan

cukup. e) Data Penunjang

Table II. 3
Table Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal pemeriksaan 25/4/2016
Parameter Result Unit Range
Wbc 12,8 103/ul 4,0- 10,0
Lymph 1,3 103/ul 0,8-4,0
Mid 0,8 103/ul 0,1-0,9
Gran 11,0 103/ul 2,0-7,0
Lymph 10,4 % 20,0- 40,0
Mid 4,0 % 3,0-9,0
Gran 85,6 % 50,0-70,0
Rbc 3,42 106/ul 3,50-5,50
Hgb 10,1 g/dl 11,0- 16,0
Hct 28,2 % 37,0-54,0
Mcu 82,6 Fl 82,0-95,0
Rdw-sd 45,6 Fl 35,0-56,0
PIt 179 103/ul 150 --450
Pct 0.166 % 0, 108 -
0,282
58

f) Data Bayi (saat pengkajian)

Saat pengkajian bayi dalam keadaan sedang berada

di incubator , TTY : Nadi l00x/menit, Suhu 36,8°C,

Pemapasan

36x/menit 2600 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 30

cm, dan lingkar dada 31 cm, dan bayi diberikan susu formula.
b. Analisa Data
TABELII.4
ANALISA DATA KEPERAWATAN PADA IBU WR DENGAN Pion
PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE OLEH KARENA
REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 25 APRIL 2016

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1 2 3 4
1 - Thu mengatakan dirinya - Ibu tampak meringis Nyeri akut
mengeluh nyen di - Ibu tampak berhati-
sekitar perineum luka hati saat bergerak
bekas jaritan - TTV:
episiotomy, terasa Nadi : 80 x/menit
.. . .
seperti di 1r1s-1r1S, - TFU teraba 2 jari di
dengan skala nyeri 5, bawah pusat
dari 0- 10 skala yang - Kontraksi uteru
diberikan, nyen baik. s
bertambah ketika
bergerak.
2 - - Terdapat Iuka bekas jaritan Resiko infeksi .
episiotomy 5
cm di area
permeum.
- Luka jaritan utuh
dan tampak masih
basah.
- Pengeluaran lochea
bertambah, wama
merah kehitaman
dengan bau amis
(lochea rubra)± 50 cc

- TTv.
59

No Data Subyektif Data Obyektif Kesimpulan


1 2 3 4
Suhu: 36,5°C.
WBC: 12,5 103/ul
3 - Thu mengatakan Menyusui tak
ASinya keluar sedikit - Thu tampak susah
efektif untuk mengeluarkan
ASI
- Bayi diberikan susu
formula
- Bayi berada di rnang
perinatology
(incubator)
4 ..
Ibu WR mengatakan ini
Wajah Thu WR Kurang
tampak
mernpakan kelahiran bertanya-tanya tentang
anak
pengetahuan bagaimana cara
pertamanya, Thu WR
perawatan bayi barn
mengatakan belum
lahir, perawatan
mengetahui dan mengerti
payudara dan perawatan
cara perawatan bayi barn
post partum, Thu WR
lahir seperti menyusui bayi
banyak bertanya dan
dan cara merawat tali pusat
serta perawatan payudara astusias mendengarkan.
yang benar dan perawatan
post partum (cebok yang
benar)

c. Rumusan Masalah

1) Nyeri Akut

2) Resiko infeksi

3) Menyusui tak efektif

4) Kurang pengetahuan
60

d. Analisa Masalah

P : Nyeri Akut

E : Trauma pada perineum selama persalinan

dan kelahiran.

S : Thu mengatakan dirinya mengeluh nyen di sekitar

perineum luka bekas jaritan episiotomy, terasa seperti di iris-

iris, dengan skala nyeri 5 dari 0- 10 skala yang di berikan,

nyeri bertambah ketika bergerak. Ibu tampak meringis dan

tampak berhati-hati saat bergerak, Nadi : 80 x/menit, TFU

teraba 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik.

Proses terjadinya :

Karena adanya luka episiotomi mengakibatkan

adanya jaringan saraf tepi yang rusak sehingga inpuls

dihantarkan ke otak melalui saraf eferen kemudian di

persepsikan dan ditransfer melalui saraf aferen ke perifer

sehingga timbul rangsangan nyeri. Akibat bila tidak di

tanggulangi :

Thu akan mengalami kelelahan sehingga menyebabkan

ibu tidak bisa merawat bayinya.

P : Resiko Infeksi

FR : Tempat masuknya organisme, sekunder akibat luka

episiotomi, dan pengeluaran lochea pada periode

postpartum
61

Proses terjadi

Dengan adanya luka jaritan episiotorny dalarn proses

rnelahirkan, rnenyebabkan rnasuknya organisrne atau bakteri

yang dapat rnenjadi media untuk berkernbang biak, bila

tidak didukung oleh perawatan dengan tehnik hygine dan

antiseptik, ini dapat rnengakibatkan terjadinya infeksi.

Akibat bila tidak ditanggulangi :

Akan rnengakibatkan terjadinya infeksi yang dapat

rnengharnbat proses penyernbuhan pada luka .

P :Menyusui tidak efektif


E :Terhentinya rnenyusui, sekunder akibat yang sakit
bayi

(incubator).

S : Thu rnengatakan ASinya sedikit rnau keluar Ibu Tarnpak susah

untuk rnengeluarkan ASI, Bayi diberikan susu formula

Bayi berada di ruang perinatology (incubator)

Proses terjadi :

Karena produksi ASI dan pengeluaran ASI sedikit dan

bayi yang sakit.

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Asupan nutrisi bayi tidak adekuat.


62

P : Kurang pengetahuan

E : Kurang informasi tentang cara perawatan bayi barn lahir

Seperti menyusui bayi dan cara merawat tali pusat, perawatan

payudara yang benar serta Perawatan Post Partum (cebok yang

benar)

s : Ibu WR mengatakan ini mernpakan kelahiran anak

Pertamanya, Thu WR mengatakan belum mengetahui

dan mengerti cara perawatan bayi barn lahir seperti menyusui

bayi dan cara merawat tali pusat serta perawatan payudara yang

benar dan perawatan post partum (cebok yang benar), wajah

Thu WR tampak bertanya-tanya tentang bagaimana cara

perawatan bayi barn lahir, perawatan payudara dan perawatan

post partum, Ibu WR banyak bertanya dan astusias

mendengarkan.

Proses terjadi
:

Kurangnya informasi yang diperoleh Thu tentang

perawatan bayi barn lahir seperti menyusui bayi dan cara

merawat tali pusat, perawatan payudara serta perawatan Post

Partum (cebok yang benar) mengakibatkan kurangnya

pemahaman Thu tentang perawatan bayi barn lahir seperti

menyusui bayi dan cara merawat tali pusat, perawatan

payudara serta perawatan post partum (cebok yang benar)


63

Akibat jika tidak ditanggulangi :

Thu tidak mampu merawat bayi baru lahir (menyusui

bayi dan cara merawat tali pusat), perawatan payudara dan

perawatan Post Partum (cebok yang benar)

e. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada penneum selama

persalinan dan kelahiran. Ditandai dengan Thu WR mengeluh

nyeri pada luka bekas jaritan sehabis melahirkan, nyeri dirasakan

seperti diiris-iris, nyeri dirasakan di daerah perineum, skala 5 dari

10 skala nyeri yang diberikan, nyeri dirasakan bertambah saat

bergerak, Thu tampak meringis Ibu tampak berhati-hati saat

bergerak TTY: Nadi

80 x/menit TFU teraba 2 jari di bawah pusat Kontraksi uterus


baik.

2) Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya organisme,

sekunder akibat luka episiotomi, dan pengeluaran lochea

pada periode postpartum ditandai dengan Terdapat luka jaritan

episiotomy

5 cm di area perineum. Luka jaritan utuh dan tampak masih basah.

Pengeluaran lochea bertambah, wama merah kehitaman dengan

bau amis (lochea rubra)± 50 cc TTV : Suhu: 36,5C. WBC: 12,5

103/ul

3) Menyusui tidak efektif Berhubungan dengan terhentinya

menyusui, sekunder akibat bayi yang sakit (incubator). ditandai

dengan Thu mengatakan ASinya sedikit mau keluar, Thu tampak


susah untuk mengeluarkan ASI, Bayi diberikan susu formula,

Bayi berada di ruang perinatology (incubator)


64

4) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

tentang cara perawatan bayi baru lahir seperti menyusui bayi

dan cara merawat tali pusat, perawatan payudara yang benar serta

perawatan post partum (cebok yang benar) ditandai dengan

Thu WR mengatakan ini merupakan kelahiran anak pertamanya,

Thu WR mengatakan belum mengetahui dan mengerti cara

perawatan bayi baru lahir seperti menyusui bayi dan cara

merawat tali pusat serta perawatan payudara yang benar dan

perawatan post partum (cebok yang benar), wajah Ibu WR

tampak bertanya-tanya tentang bagaimana cara perawatan bayi

baru lahir, perawatan payudara dan perawatan post partum, Thu

WR banyak bertanya dan astusias mendengarkan.

2. Perencanaan

a. Prioritas masalah

Prioritas masalah keperawatan berdasarkan pada keluhan

yang dirasakan oleh ibu :

1) Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada perineum selama

persalinan dan kelahiran

2) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang

informasi tentang cara perawatan bayi baru lahir seperti

menyusui bayi dan cara merawat tali pusat, perawatan

payudara yang benar serta perawatan postpartum (cebok

yang benar).
65

3) Menyusui tidak efektif Berhubungan dengan

terhentinya menyusui, sekunder akibat bayi yang sakit

(incubator)

4) Risiko infeksi berhubungan dengan tempat masuknya

organisme, sekunder akibat Iuka episiotomi, dan pengeluaran

lochea pada periode postpartum.


Kadar estrogen meningkat, progesteron menurun, prostaglandin meningkat
Uterus membesar dan meregang,otot utlrus iskemi,tekanan pada ganglia servikal
Kontra' rahim
Kepala janin turun 'an masuk ke panggul
Perineum menonjol, vulva vagina dan anulterbuka, pengeluaran blood show, His meningkat, ibu mengejan
Persainhh nonmat
Pos'arum (Nifas)

Perubahan fisik ibu peru ahan psikososial Nifas

Kontraksi
hea, uterus
pengeluaran lo
luka jalan 1
a prolaktin
progesteron
ke ilangan energi
selama persalinan
.al7%
taking in taking hold letting go

.
lahir menurun

- .t. l

kurang i nformasi •
I
1
1
perawatan tidak baik terdapat jahitan

pengaruh oksitoksin 1-2 hari 2-4 hari ibu kembali

post partum post partum ke rumah

l
• / -rb~~a~ ~~ka tentang perawatan
episiotomyl mulas di bagian perut laktasi kurang dukungan

\ perawatan bayi dari suami dan


, i takut jahitan robek post partum dan keluarga

pelrdaraha N_y_e_r_i_A
n. _k_u.t,. . ~
~/ / / / perih saat BAK l kelelahan Intoleransi
aktifitas
l l
ibu
l
Resiko Resiko
~-------~ Infeksi konstipasi
Kurang
I Ansietas I
4 _u
Resti
kekurangan ,_ - - - - - - - - - - - ...J
Perubahan Menyusui tak Pengetahuan
eliminasi urine efektif

Sumber: Doengoes 2012, Carpenito 2013


67
b. Rencana Keperawatan

TABELII.5
RENCANAKEPERAWATANPADAIBUWR
DENGAN Pon PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE OLEH KARENA
REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR TANGGAL 25-27
APRIL 2016

Hari/tgl/
No Dx Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
jam
1 2 3 4 5 6

1 Senin 25 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Observasi keluhan nyeri 1. Membantu dalam
April 2016 berhubungan asuhan keperawatan dengan tehnik PQRST mengidentifikasi
PUKUL dengan trauma selama 2 X 24 jam
setiap hari keefektifan dan
15.00 pada penneum diharapkan nyen perkembangan nyeri
WITA selama persalinan pas1en 2. Observasi vital sign setiap 2. Vital sign merupakan
dan kelahiran berkurang/hilang 8 jam (nadi) indikator perubahan
dengan kriteria hasil : tingkat nyeri pasien
3. Observasi TFU dan 3. Menegtahui kontraksi
1. Nyeri pas1en
involusi uteri uterus
berkurang saat
menggerakan
tubuhnya 4. Ajarkan tehnik distraksi 4. Dapat membantu
seperti membaca, ngobrol mengalihkan dan
2. Skala nyeri peningkatan rasa kontrol.
1 ) l 4 < 6

3. pas1en
dengan keluarga
berkurang dari
5 menjadi 2
skala nyeri 5. Ajarkan tehnik relaksasi 5. Dapat mengalihkan
pada pas1en seperti perhatian dan peningkatan
4. Pasien tidak menarik nafas dalam saat rasa control
meringis ketika nyen
menggerakan
tubuhnya 6. Beri posisi nyaman seperti
6. Dengan posisi yang
semifowler atau mmng
5. Tanda-tanda nyaman diharapkan dapat
kanan dan kiri
vital dalam menjadikan otot-otot
batas normal: menjadi rileks dan
memperlancar peredaran
TD:110/70• darah kejaringan tubuh
120/80 mmHg, sehingga mengurangi
Nadi 60-100 nyen.
x/menit.
6. TFU sesua1
masa Nifas 7. Delegatif dalam 7. Anti radang dapat
pemberan natriu membantu mengurangi
diklofenak 2x 50 mg. nyen
1 ) 2 4 < 6

2 Senin 25 Kurang Setelah diberikan 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk mengetahui sejauh
tentang post partum mana pengetahuan pas1en
April 2016 pengetahuan asuhan keperawatan
PUKUL berhubungan selama 2 X 24 jam tentang cara perawatan
postpartum
15.00 wita dengan kurang diharapkan
2. Beri informasi tentang
informasi tentang pengetahuan pas1en
perawatan payudara & 2. Meningkatkan
cara perawatan bertambah dengan perawatan bayi pengetahuan pas1en
bayi baru lahir kriteria hasil: tentang perawatan
seperti menyusu1 1. Pasien mau payudara
bayi dan cara mendengarkan
merawat tali pusat, penjelasan 3. Demontrasi akan lebih
3. Demontrasikan cara
yang diberikan meningkatkan pas1en
perawatan perawatan payudara,
2. merawat tali pusat, tentang penjelasan yang
payudara yang
mengatakan memandikan bayi diberikan
benar serta mengerti
perawatan post terhadap
4. Beri informasi tehnik 4. Meningkatkan
partum (cebok penjelasan
menyusui yang benar pengetahuan pas1en dan
yang benar). yang diberikan
merangsang keluamya ASI
3. Pasien mampu
mengulangi
penjelasan
yang diberikan 5. Evaluasi pemberian 5. Mengetahui sejauh mana
4. Pasien mampu informasi dengan pemahaman pasien dengan
melakukan apa menganjurkan pas1en penjelasan yang
telah yang telah untuk mengulang diberikan
dianjurkan informasi yang telah

0\
00
1 2 3 4 5 6
diberikan
5. Pasien tidak
bertanya-tanya 6. Libatkan keluarga 6. Orang terdekat lebih
lagi dalam
perawatan pasien. dipercaya dan dapat
memotivasi pas1en untuk
cepat sembuh

3 Senin 25 Menyusui tidak


Setelah diberikan 1. Ajarkan Ibu menyusu1 1. Meningkatkan
April 2016 efektif yang benar
asuhan keperawatan pengetahuan tentang
pukul selama 2 X 24 jam cara menyusui
Berhubungan
15.0 wita diharapkan pasien bisa
dengan terhentinya
memberi ASI yang
menyusu1, efektif kepada bayinya 2. Ajarkan mengena1 2. Menjaga kebersihan
perawatan payudara payudara dan
sekunder akibat dengan kriteria hasil :
memperlancar ASI
1. Pengeluaran
bayi yang sakit
ASI lancar
3. Beri penjelasan tentang 3. Meningkatkan
(incubator) 2. Payudara tidak
pentingnya laktasi bagi pengetahuan Thu dan
bengkak
bayi memotivasi Thu untuk
3. Mampu
menyusui bayi
menampung
ASI (Melalui
Botol) 4. Demontrasikan cara 4. Dengan memperagakan
4. Ibu mau menyusui yang benar cara menyusu1 benar
menyusu1 ke pas1en akan mudah
mengerti
1 2 3 ruang 5 6
4
..
5. Motivasi Ibu untuk 5. ASI merupakan nutr1s1
perinatology. menyusu1 secara efektif terbaik untuk tumbuh
5. Menyusui yang (menyusui bayinya di kembang bayi.
benar ruang peri)

Senin 25 Risiko infeksi


4 april 2016 berhubungan
1. Observasi tanda-tanda 1. Mengetahui adanya infeksi
pukul dengan tempat
Setelah diberikan vital setiap 8 jam secara dini sehingga
15.00 wita masuknya asuhan keperawatan 2 (terutama suhu) diberikan intervensi
segera orgamsme, x 24 jam diharapkan
sekunder akibat infeksi tidak terjadi 2. Lokhea normal
luka episiotomi, 2. Obervasi pengeluaran mempunyai bau amis, bila
dengan kriteria hasil: lokhea beserta purulen bau berbau busuk
dan pengeluaran 1. Tanda-tanda
karakteristik (bau, wama, menandakan adanya
lochea pada infeksi tidak
jumlah dan konsistensi) infeksi
periode terjadi (rubor,
postpartum. kalor, dolor,
tumor, fungsio 3. Observasi tanda-tanda 3. Dengan observasi tanda
infeksi (rubor, kalor, infeksi dapat diketahui
laesa)
dolor, tumor, fungsio secara dini adanya tanda
2. Pengeluaran laesa) infeksi sehingga bisa
lokhea sesua1 dicegah secara dini
dengan
keadaan 4. Jelaskan kepada pas1en 4. Diharapkan pas1en
fisiologisnya tanda-tanda infeksi (rubor, mengetahui tanda infeksi

J
o
1 2 3 4 5 6
3. Luka jaritan kalor, dolor, tumor, sehingga pas1en dapat
bekas fungsio laesa) melaporkan terjadinya
episiotomi
dalam keadaan tanda infeksi
bersih dan 5. Anjurkan pada pas1en 5. Mencegah infeksi dan
menjaga Iuka jaritan bekas mempercepat
menutup rapat
episiotomi dalam keadaan penyembuhanluka
4. Suhu 36- kering dan bersih
37C,
6. Delegatif pemberian 6. Membantu mencegah
WBC 4,0 - Amoxcillin 3 x 500 mg, terjadinya infeksi
10,0 (103/L)

7. Kolaborasi dalam
pemantauan hasil 7. WBC merupakan
salah
satu faktor
laboratorium terutama
WBC untu penunyang
terjadinya infeksi
72

3. Pelaksanaan

TABEL II. 6
PELAKSANAAN KEPERAWATAN PADA IBU WR DENGAN Pon
PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE
OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 25-27 APRIL 2016

Hari/Tgl/ Dx Tindakan
Evaluasi Paraf
Jam Nomer Perawatan
1 2 3 4 5
enin 25 april 1,4 Mengobservas S: 36C, N: 82x/mnt, Deksu
bukul 15.15 i tanda vital R: 20x/mnt,
wita TD: 120/80 mmHg.
Pukul 16.00 1,4 Delegatif Obat sudah di Deksu
wita dalam pemberian berikan tidak ada
oral: Amoxcilli
500 n
mg,natriu
diklofenak 50 mg.
Pukul 17.10 1 Mengkaji tingkat Thu mengeluh masih Deksu
Wita nyen Ibu dengan nyeri pada luka bekas
tehnik PQRST jaritan, Skala nyeri 5
dari 10 skala nyen
yang diberikan, nyeri
dirasakan sepert
diiris- Ibu i
iris, masi
menggerakkan
tubuhnya.
ukul 17.20 1 Mengukur TFU TFU 2 jari dibawah Deksu
Wita dan kontraksi pusat dan
uterus kontraksi
uterus baik(keras).
Pukul 17.30 1 Memberikan posisi Thu mengatakan lebih Deksu
..
Wita yang nyaman nyaman dalam pos1s1
..
mmng.
ukul 17.40 4 Mengobservasi Tanda infeksi tidak Deksu
Wita tanda infeksi ada (kalor, dolor,
seperti (kalor, tumor, rubor dan
dolor, tumor, rubor fungsio laesa), luka
dan fungsio laesa) tampak masih basah
73

1 2 3 4 5

Pukul 17.50 4 Mengobservasi Lokhea rubra, bau Deksu


Wita pengeluaran am1s, berwama
lokhea merah.

Pukul 18.20 1 Mengajarkan Ibu terlihat sedang Deksu


Wita tehnik distraksi mengobrol dengan
seperti ngobrol suam
dengan keluarga

Pukul 20.00 1 Mengajarkan Ibu tampak bisa Deksu


Wita tehnik relaksasi mengontrol rasa
seperti menarik nyermya
nafas dalam saat
nyen
2ukul 20.10 4 Menganjurkan Ibu Thu tampak mengerti Deksu
Wita untuk tetap dan Ibu sudah
menjaga menganti pembalut
kebersihan luka,
agar tetap bersih
dan kering

ukul 20.20 3 Memberikan Ibu antusias Deksu


Wita penjelasan tentang mendengarkan
pentingnya laktasi
bagi bayi
Pukul 20.40 2,3 Mengajarkan Ibu mau melakukan Deksu
Wita tentang perawatan dan tampak mengerti
payudara tentang perawatan
payudara
Pukul 22.35 4 Menjelaskan pada Ibu dan keluarga Bidan
Wita Ibu tanda-tanda tampak mengerti
infeksi (kalor,
dolor, tumor, rubor
dan fungsio laesa)

Pukul 22. 1,4 Delegatif Obat sudah di Bidan


45 wita dalam pemberian berikan tidak ada
obat
oral: Amoxcillin reaksi alergi
500 mg,
natrium diklofenak
Pukul 23.00 1 50 mg.
Memberikan posisi Thu mengatakan lebih
.. Bidan
Wita yang nyaman nyaman dalam pos1s1
terlentang.
74

1 2 3 4 5
Selasa 26 Mengobservasi TD:120/80 mmHg Bidan
April 2016 1.4 vital sign N:80 x/menit
Pukul 05.00 s:36C
Wita R:20 x/menit
Pukul 05.15 Merawat vulva Terdapat darah dalam Bidan
wita hygine pembalut ± 50 cc,
berbau amis, warna
kemerahan
Pukul 07.00 1 Mengkaji tingkat Thu mengeluh nyen Bidan
Wita nyen Thu dengan pada luka bekas
tehnik PQRST jaritan berkurang,
skala nyeri 4
skala nyen
diberikan, nyen
dirasakan seperti
diiris-iris, bu masih
meringis ketika
menggerakkan
tubuhnya.

Pukul 07.20 1 Mengukur TFU TFU 2 jari Bidan


Wita dibawah dan kontraksi pusat dan
kontraksi uterus uterus
baik(keras).

Pukul 07.30 1.4 Delegatif dalam Obat oral Bidan


Wita sudah pemberian obat diminum, reaksi
alergi oral: Amoxcillin tidak ada.
500 mg, Natrium
Diklofenak 50 mg,
Pukul 09.00 4 Mengobservasi Tanda infeksi tidak Bidan
Wita tanda infeksi ada (kalor, dolor,
seperti (kalor, tumor, rubor dan
dolor, tumor, rubor fungsio laesa), luka
dan fungsio laesa) tampak mulai kering

2ukul 09.30 2 Mengobservasi Thu mengatakan Bidan


Wita tingkat belum mengerti
pengetahuan tentang post partum
tentang post
partum
Pukul 10.00 2 Memberikan Thu tampak mengerti Bidan
Wita informasi tehnik tentang informasi
menyusu1 yang tehnik menyusui yang
benar benar
75

1 2 3 4 5
Pukul 10.05 Delegatif dalam Obat sudah diberikan Bidan
wita pemberian vitamin tidak ada reaksi alergi
A 200.000 ID
Pukul 10.15 2 Mendemontrasikan Thu tampak Bidan
Wita cara perawatan memperhatikan dan
payudara, merawat mendengarkan dengan
tali pusat, antusias
memandikan bayi
dan melakukan
cara cebok yang
benar
Pukul 10.30 2 Mengevaluasi Thu tampak bisa Bidan
Wita pemberian menjelaskan kembali
informasi dengan tentang penjelasan
menganjurkan yang diberikan
pasien untuk perawat.
mengulang
informasi yang
telah diberikan

Pukul 10.50 2 Melibatkan Ibu tampak Bidan


Wita keluarga dalam didampingi oleh
perawatan Thu suammya

Pukul 11.00 1.4 Mengobservasi TD: 110/70 mmHg Bidan


Wita vital sign N:84 x/menit
s:36C
R:20 x/menit
ukul 11.30 1 Mengkaji tingkat Thu mengeluh nyen Bidan
Wita nyen Thu dengan pada luka bekas
tehnik PQRST jaritan berkurang,
skala nyeri 4 dari 10
skala nyen yang
diberikan, nyen
dirasakan seperti
diiris-iris, bu masih
meringis ketika
menggerakkan
tubuhnya.
Pukul 11.40 1 Mengukur TFU TFU 2 jari dibawah Bidan
Wita dan kontraksi pusat dan kontraksi
uterus uterus baik(keras).
2ukul 12.00 1.4 Delegatif dalam Obat oral Bidan
Wita sudah pemberian obat diminum, reaksi
alergi oral: Amoxcillin tidak ada.
76

1 2 3 4 5

500 mg,
Diklofenak 50 mg.
Natrium
Pukul 13.00 1 Memberikan posisi Ibu mengatakan Bidan
Wita yang nyaman nya man dalam posisi
..
mmng
Pukul 14.20 1 Mengajarkan Thu melaksanakan apa Deksu
Wita tehnik distraksi yang dianjurkan
berbincang• perawat. Ibu mau
bincang dan diajak berbincang•
relaksasi seperti bincang, Ibu kadang
menarik nafas tampak meringis saat
dalam. kaki dan
tubuhnya
digerakkan.
Pukul 16.00 1.4 Mengobservasi TD: 110/70 mmHg Deksu
Wita vital sign N:84 x/menit
S:36C
R:20 x/menit
Pukul 16.30 4 Mengobservasi Tanda infeksi tidak Deksu
Wita tanda infeksi ada (kalor, dolor,
seperti (kalor, tumor, rubor dan
dolor, tumor, rubor fungsio laesa), luka
dan fungsio laesa) tampak mulai kering
ukul 17.00 1 Mengkaji tingkat Ibu mengeluh nyen Deksu
Wita nyen Ibu dengan pada luka
bekas tehnik PQRST jar1tan
berkurang, skala nyeri 3 dari 10
skala nyen yang
diberikan, nyeri
dirasakan seperti
diiris-iris, Ibu masih
mering1s ketik
menggerakkan
tubuhnya.
Pukul 17.20 1 Mengukur TFU TFU 2 jari dibawah Deksu
Wita dan kontraksi pusat dan
uterus uterus baik(keras).
kontraksi

Pukul 18.00 1.4 Delegatif dalam Obat oral sudah Deksu


Wita pemberian obat diminum, reaksi alergi
oral Amoxcillin tidak ada.
500 mg, Natrium
Diklofenak 50 mg.
77

1 2 3 4 5
Pukul 20.00 4 Menganjurkan Ibu Thu tampak mengganti Deksu
Wita untuk menjaga pembalut
kebersihan luka
bekas episiotomi

Pukul. 22.30 1 Memberikan posisi Thu mengatakan lebih Bidan


Wita yang nyaman nyaman dalam posisi
mmng.

Rabu 1.4 Mengobservasi TD: 110/70 mmHg Bidan


27 April vital sign N:84 x/menit
2016 s:36C
Pukul 05.00 R:20 x/menit
Wita
Pukul 07.00 4 Mengobservasi Tanda infeksi tidak Bidan
Wita tanda infeksi ada (kalor, dolor,
seperti (kalor, tumor, rubor dan
dolor, tumor, fungsio laesa), luka
rubor dan fungsio tampak kering
Pukul 07.15 laesa) Thu mengeluh nyen Bidan
Wita 1 Mengkaji tingkat pada luka bekas
nyen Thu dengan jaritan berkurang,
tehnik PQRST skala nyeri 2 dari 10
skala nyen yang
diberikan, nyen
dirasakan seperti
diiris-iris, Ibu tidak
meringis ketika
menggerakkan
tubuhnya.

Pukul 07.25 1 Mengukur TFU TFU 2 jari dibawah Bidan


Wita dan kontraksi pusat dan kontraksi
uterus uterus baik(keras).

Pukul 08.00 1.4 Delegatif dalan Obat oral sudah Dek su


Wita pem-berian oba diminum, reaksi alergi
oral: Amoxcillird tidak ada.
500 mg, Ntriun
Diklofenak 50 mg.
78

4. Evaluasi

TABELII. 7
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATAN PADA IBU WR
DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST
CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 26APRIL 2016

Hari / tanggal/ Diagnosa Evaluasi


jam Keperawatan
1 2 3
Selasa 26 april Nyeri akut S Thu rnengeluh nyen pada
2016 Pukul 13.00 berhubungan luka bekas jaritan
Wita dengan trauma berkurang, skala nyeri 4
pada dari 10 skala nyen yang
penneurn selarna diberikan.
persalinan dan 0 Thu rnasih rneringis ketika
kelahiran rnenggerakkan tubuhnya,
TFU 2 jari dibawah
pusat, kontraksi baik
(keras).TD
: 120/80, N :
80x/rnnt
A : Tujuan 1,2,3,4, 5 tercapai
rnasalah teratasi.
P : pertahankan kondisi Thu
Anjurkan Thu untuk
rnenerapkan tehnik
distraksi dan relaksasi
apabila rnerasa nyeri
Selasa 26 april Kurang S Thu rnengatakan
pengetahuan rnengerti tentang
2016 Pukul 13 .10 berhubungan penjelasan yang diberikan
dengan tentang perawatan bayi
Wita kurang informasi baru lahir (rnenyusui bayi
tentang cara dan perawatan tali pusat),
perawatan bayi baru perawatan payudara.
lahir seperti 0 Thu tarnpak rnau
menyusui bayi dan rnendengarkan penjelasan
cara rnerawat tali yang diberikan, Thu tidak
pusat, perawatan bertanya-tanya lagi, Ibu
payudara yang benar rnarnpu rnengulang
serta perawatan post penjelasan tentang
parturn (cebok yang perawatan bayi baru lahir
benar).
(rnenyusui bayi da
perawatan tali pusat)
n
,
79

1 2 3

perawatan payudara.
A Tujuan 1, 2, 3, 4, 5 tercapai
masalah teratasi
P Motivasi Thu untuk
melakukan apa yang telah
dianjurkan perawat untuk
melakukan dirumah.
Selasa 26 april Menyusui tidak S : Thu mengatakan masih
2016 Pukul 13.20 efektif belum menyusi bayinya
Wita Berhubungan karena berada di dalam
dengan terhentinya Icubator.
menyusui, sekunder 0 : Kolostrum tampak keluar,
akibat bayi yang ASI tampak keluar sedikit,
sakit (incubator) Thu tampak berusaha
memberikan ASI melalui
botol, payudara tidak
bengkak, puting susu
menonjol.
A : Tujuan 1, 2, 3 tercapai,
tujuan 4, 5 belum tercapai
masalah teratasi sebagian
p : lanjutkan intervensi
Motivasi Thu untuk
menyusm secara efektif
dan menyusui ke ruang peri
Selasa 26 april Risiko infeksi S •
2016 Pukul 13.30 berhubungan 0 : Pengeluaran lokhea normal,
Wita dengan tempat tidak ada tanda-tanda infeksi
masuknya seperti kalor, rubor, dolor,
orgamsme, tumor, fungsio laesa. Suhu
sekunder akibat 36°C, luka jaritan tampak
luka episiotomi, mulai kering dan menutup
dan pengeluaran rapat.
lochea pada periode A : Tujuan 1, 2, 3, 4 tercapai.
postpartum. Masih beresiko terj adi
infeksi
P Anjurkan kontrol untuk
perawatan luka anjurkan Thu
untuk menjaga luka tetap
kering dan bersih, serta
teratur mmum obat
80

TABEL II. 8
EVALUASI KEPERA WATAN PADA IBU WR
DENGAN Pion PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST
CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 27APRIL 2016

Hari / tanggal/ Diagnosa Evaluasi


jam Keperawatan

1 2 3
Rabu 27 April Nyeri akut s :Ibu mengeluh nyeri pada Iuka
2016 Pukul. berhubungan bekas jaritan berkurang,
10.00 Wita dengan trauma skala
pada penneum nyeri 2 dari 10 skala nyeri
selama persalinan yang
dan kelahiran diberikan.
0 Ibu tidak meringis ketika
menggerakkan tubuhnya, TFU 2
jari dibawah pusat, kontraksi
baik (keras),
TD : 110/70, N :
84x/mnt
A Tujuan 1,2,3,4,5 tercapai masalah
teratasi.
P : pertahankan kondisi ibu Anjurkan
Thu untuk menerapkan tehnik
Rabu 27 April Kurang distraksi dan relaksasi apabila
2016 pengetahuan merasa nyen
Pukul 10.00 berhubungan
Wita S Thu mengatakan mengerti
dengan kurang tentang penjelasan yang
informasi tentang diberikan tentang perawatan
cara perawatan bayi baru lahir (menyusui bayi
bayi baru lahir dan perawatan tali pusat),
seperti menyusui perawatan payudara
bayi dan cara 0 Thu tampak mau
merawat tali pusat, mendengarkan penjelasan yang
perawatan diberikan, Ibu tidak bertanya-
payudara yang tanya lagi, Ibu mampu
benar serta mengulang penjelasan tentang
perawatan post perawatan bayi baru lahir
partum (cebok (menyusui bayi dan perawatan
yang benar). tali pusat), perawatan payudara.
A: Tujuan 1,2,3,4,5 tercapai masalah
teratasi.
P Motivasi Ibu untuk
melakukan apa yang telah
dianjurkan
perawat untuk melakukan
dirumah.
81

1 2 3
Rabu 27 April Menyusui tidak S : Thu mengatakan belum bisa
2016 efektif meneteki bayinya karena masih
Pukul 10.00 Berhubungan berada di dalam incubator.
Wita dengan terhentinya 0 :Kolostrum tampak keluar, ASI
menyusu1, tampak keluar sedikit, Thu
sekunder akibat tampak berusaha memberikan
bayi yang sakit ASI melalui botol, payudara
(incubator) tidak bengkak, puting susu
menonjol.
A : Tujuan 1,2,3 tercapai, tujuan 4,5
belum tercapai maslah teratasi
sebagian.
P lanjutkan intervensi
Motivasi Thu untuk menyusui
secara efektif dan motifasi ibu
menyusui ke ruang peri

Rabu 27 April Risiko infeksi s


2016 Pukul berhubungan 0 : Pengeluaran lokhea normal, tidak
10.00 Wita dengan tempat ada tanda-tanda infeksi seperti
masuknya kalor, rubor, dolor, tumor, fungsio
orgamsme, laesa. Suhu 36°C, Iuka jaritan
sekunder akibat tampak mulai kering dan menutup
Iuka episiotomi, rapat.
dan pengeluaran A Tujuan 1,2,3,4 tercapai. masih
lochea pada beresiko terjadi infeksi
periode P : Anjurkan kontrol untuk perawatan
postpartum. Iuka anjurkan Thu untuk menjaga
Iuka tetap kering dan bersih,
serta teratur minum obat
BABIII

PEMBAHASAN

Pada bah ini akan dibahas tentang kesenjangan antara tinjauan teori
dan

tinjauan kasus yang terjadi dilapangan, argumentasi atas kesenjangan tersebut

dan solusi atau strategi pemecahan untuk mengatasi masalah-masalah yang

timbul selama proses pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam

penguraiannya disesuaikan dengan empat tahapan proses keperawatan.

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dalam proses keperawatan

yang dilaksanakan pada Ibu WR melalui tehnik wawancara, observasi,

pemeriksaan fisik, dan dokumentasi.

Pada tinjauan teori data-data yang muncul pada Ibu dengan post

partum adalah pengeluaran lokhea, kolostrum keluar, hiperpigmentasi areola

mamae, kontraksi uterus (+), TFU 2 jari dibawah pusat, nyeri pada Iuka

episiotomi, distensi kandung kemih tidak ada, pembengkakan payudara, ASI

lancar, puting susu menonjol. Setelah dilakukan pengkajian pada Ibu

WR terdapat kesenjangan antara teori dan kasus data pada tinjauan

kasus yang tidak ditemukan seperti pada tinjauan teori adalah ASI lancar.

ASI lancar tidak ditemukan pada kasus karena produksi ASI yang dihasilkan

oleh payudara Thu tidak adekuat. Kesenjangan lain ditemukan pada

perbedaan antara tafsiran partus dengan kelahiran sebenamya. Dimana

HPHT 10 Juli 2015 dan bayi ditafsirkan padal 17 April 2016, namun

tanggal 24 April 2016 baru melahirkan

bayinya, jadi kelahiran mundur 7 hari dari tafsiran partus.


82
83

Dari data yang diperoleh saat pengkajian, dapat ditarik suatu kesimpulan

berupa perumusan masalah, kemudian masalah tersebut dianalisis dalam

analisa masalah, yang menghasilkan diagnosa keperawatan. Pada tinjauan teori

ada sembilan diagnosa keperawatan yang muncul, sedangkan pada tinjauan

kasus muncul empat diagnosa keperawatan yang sudah sesuai dengan diagnosa

pada tinjauan teori yaitu : Nyeri akut berhubungan dengan trauma pada

perineum selama persalinan dan kelahiran, dan proses involusi uterus, Kurang

pengetahuan berhubungan dengan Kurang informasi tentang cara perawatan

bayi baru lahir seperti menyusui bayi dan cara merawat tali pusat, perawatan

payudara yang benar serta perawatan post partum (cebok yang benar),

Menyusui tidak efektif Berhubungan dengan terhentinya menyusui, sekunder

akibat bayi yang sakit (incubator), Risiko infeksi berhubungan dengan tempat

masuknya organisme, sekunder akibat luka episiotomi, dan pengeluaran lochea

pada periode postpartum. Ini terjadi karena pada saat pengkajian keluhan dan

data yang ditemukan pada Thu WR sesuai dengan data yang mendukung

munculnya diagnosa-diagnosa tersebut. Lima diagnosa keperawatan pada

tinjauan teori yang tidak muncul pada tinjauan kasus yaitu : Risiko tinggi

kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan dan pengeluaran

intake yang tidak adekuat (peningkatan haluaran urine, luka dan perdarahan).

data yang mendukung diagnosa ini seperti adanya kekurangan cairan, mukosa

bibir kering, Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan adanya trauma

mekanis akibat oedem pasca persalinan tidak ditemukan data yang mendukung

diagnosa ini seperti terdapatnya distensi kandung kemih, perubahan pada


84

jumlah atau frekuensi berkemih, Risiko konstipasi berhubungan dengan

nyeri pada perineum, kurang masukan (makanan, dan cairan) tidak muncul

karena tidak ada data nyeri pada rektal, Ibu takut mengedan serta takut

jaritannya lepas saat BAB, Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap

konsep diri, atau status peran, sekunder akibat kehamilan dan menjadi orang

tua, ancaman pada konsep diri, transmini atau kontak interpersonal karena

tidak ditemukannya data yang mendukung diagnosa ini seperti adanya krisis

situasi, ancaman pada konsep diri, transmini atau kontak interpersonal dan

resiko tinggi terhadap perubahan menjadi orang tua berhubungan dengan

keletihan, Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum pasca

persalinan tidak muncul karena tidak di temukan tanda tanda kelemahan pasca

persalinan, ibu mampu ke toilet dengan sendiri.

B. Perencanaan

Perencanaan merupakan tahap kedua dari proses keperawatan,

dimana dalam perencanaan diawali dengan memprioritaskan masalah yang

dalam pembuatan prioritas masalah didasarkan atas berat ringannya

masalah yang mengancam jiwa Ibu dan dampak masalah tersebut bagi

Thu. Pada Thu WR prioritas masalah di buat berdasarkan berat ringannya

masalah yang menjadi prioritas pertama adalah masalah Nyeri akut karena

merupakan keluhan utama yang dirasakan Ibu yang bersifat aktual dan

dirasakan mengganggu kenyamanan Thu dan bila tidak diatasi Thu tidak

kooperatif terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga

menghambat asuhan keperawatan untuk


85

diagnosa yang selanjutnya. Sebagai prioritas kedua yaitu kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi tentang cara perawatan

bayi barn lahir seperti menyusui bayi dan cara merawat tali pusat, perawatan

payudara yang benar serta perawatan post partum (cebok yang benar) tidak

berpengaruh langsung pada kondisi Thu serta sifatnya tidak hams segera

ditangani, sebagai prioritas ketiga yaitu menyusui belum efektif karena

suplai ASI tidak adekuat, dan bayi berada di ruang peri (incubator)

mengakibatkan bayi susah mendapatkan ASI karena yang menjadi kendala

produksi ASI yang dihasil oleh payudara Ibu tidak adekuat dan bayi yang

lagi sakit sehingga bayi hanya diberikan susus formula melalui OGT (Oral

Gastric Tube), bayi di ruang peri (incubator), dan yang menjadi prioritas

yang keempat yaitu resiko infeksi karena pada Ibu tidak ditemukan

tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsiolaesa) disamping itu

sudah mendapat antibiotik yang dapat membantu dalam pencegahan infeksi,

tetapi bila tidak ditanggulangi infeksi bisa terjadi. Dengan penyusunan

prioritas diharapkan menjadi pedoman dalam pelaksanaan tindakan dengan

tetap memperhatikan kebutuhan dan kenyamanan Thu. Penyusunan rencana

keperawatan yang di buat secara umum sudah sesuai dengan teori.

C. Pelaksanaan

Tindakan keperawatan merupakan realisasi dari rencana yang

telah disusun sebelumnya dimana tujuan dari pelaksanaan adalah memenuhi

kebutuhan Thu secara optimal dan mengatasi masalah keperawatan

yang
86

muncul. Pelaksanaan tindakan dalam kasus sudah sesuai dengan rencana,

namun dalam pelaksanaan terdapat rencana tindakan yang tidak dapat

dilaksanakan yaitu kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium terutama

WBC karena saat penulis melakukan pengkajian sampai evaluasi tidak

dilakukan pemeriksaan lab. Tindakan yang sudah dilakukan akan

didokumentasikan untuk menghindari duplikasi tindakan yang diberikan

kepada Thu WR. Dalam teori keprawatan ada beberapa tindakan selain teori

yang terdapat pada tinjauan toeri yang wajib dilakukan di ruang matemitas

dan merupakan teori kebidanan yang penulis kolaborasikan dengan kebidanan

yaitu vulva hygine di lakukan untuk menjaga kebersihan kelamin ibu, dan

juga memberikan vit A 200.000 UL Vitamin A diberikan pada tanggal 26

pukul 10.05 Wita, tujuan diberikannya vitamin A yaitu untuk pertumbuhan

dan perkembangan sel, perkembangan dan kesehatan mata, kesehatan kulit

dan sel membran, pertumbuhan tulang, ketahanan terhadap infeksi dan untuk

memenuhi kebutuhan vitamin A pada bayi yang diberikan melalui ASL

Pelaksanaan rencana keperawatan sesuai dengan apa yang di rencana selama

2 x 24 jam hal ini dikarenakan kondisi umum ibu baik dan keluhan yang ibu

alami sudah berkurang sehingga ibu diperbolehkan pulang pada tanggal 27

April pukul 09.00 wita, dan dianjurkan untuk kontrol kembali ke poliklinik

kebidanan pada tanggal 4 Mei 2016 untuk mengecek keadaan ibu. Dalam

pelaksanaan yang disusun dan dilaksanakan oleh penulis tidak ada hambatan

yang berarti karena Thu WR dan keluarga sangat kooperatif dengan perawat

dan tim medis sehingga memperlancar tindakan keperawatan. Dalam


87

pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis bekerjasama dengan bidan di

Ruang Drupadi Nifas RSUD Sanjiwani Gianyar.

D. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan untuk

menilai pencapaian tujuan atau berhasil tidaknya pelaksanaan asuhan

keperawatan sesuai dengan kriteria waktu yang direncanakan.

Dari empat masalah keperawatan yang muncul, 2 masalah tujuan tercapai

masalah teratasi yaitu nyeri akut, kurang pengetahuan. Sedangkan untuk resiko

infeksi tujuan tercapai namun masih beresiko terjadi infeksi, dan Menyusui

tak efektif masih belum teratasi karena bayi berada di ruang peri dan di

dalam incubator. Rencana selanjutnya untuk masalah nyeri akut yaitu

anjurkan Thu untuk menerapkan tehnik distraksi dan relaksasi apabila merasa

nyeri, kurang pengetahuan yaitu motivasi Thu untuk melakukan apa yang

telah dianjurkan perawat (perawatan payudara, menyusui bayi yang benar,

perawatan tali pusat) untuk melakukan dirumah, menyusui tak efektif

yaitu motivasi Thu untuk menyusui secara efektif, dan juga motivasi ibu

untuk menyusui ke ruang peri, resiko infeksi yaitu anjurkan kontrol untuk

perawatan luka, anjurkan Thu untuk menjaga luka tetap kering dan bersih,

serta teratur minum obat.


BABIV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penulis rnendapatkan sebuah garnbaran urnurn tentang asuhan

keperawatan pada Ibu WR dengan Pio partus spontan belakang kepala +

Post Curetagge oleh karena Rest Placenta, pengkajian dilakukan

pada tanggal 25 April 2016 yang rnencakup identitas pasien, riwayat

penyakit, data bio-psiko-sosial-spiritual, keadaan urnurn dan keadaan

fisik pasien serta data laboratoriurn yang rnenunjang. Pada tinjauan

kasus data yang tidak diternukan seperti pada tinjauan teori adalah ASI

lancer, dan tafsiran partus yang tidak sesuai dengan kelahiran bayi.

ASI lancar tidak diternukan karena produksi ASI yang dihasil oleh

payudara Thu tidak adekuat dan ketidak efektifan rnenyusui karena

bayi berada dalarn incubator. Pada tinjauan teori ada Sernbilan

diagnosa keperawatan yang rnuncul, sedangkan pada tinjauan kasus

rnuncul ernpat diagnosa keperawatan yang sudah sesuai dengan

diagnosa pada tinjauan teori yaitu: Nyeri akut, kurang pengetahuan,

rnenyusui tak efektif dan resiko infeksi.

Dari rnasing-rnasing rnasalah keperawatan penulis dapat rnernbuat

prioritas rnasalah, Pada Thu WR prioritas rnasalah di buat

berdasarkan berat ringannya rnasalah yaitu Nyeri akut, kurang

pengetahuan, rnenyusui tak efektif dan yang terakhir yaitu resiko

infeksi. Penyusunan rencana keperawatan yang di buat secara urnurn

sudah sesuai dengan teori.

88
89

Pelaksanaan tindakan dalam kasus sudah sesuai dengan rencana,

namun dalam pelaksanaan terdapat rencana tindakan yang tidak dapat

dilaksanakan yaitu kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium

terutama WBC karena saat penulis melakukan pengkajian sampai

evaluasi tidak dilakukan pemeriksaan lab.

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan

tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan

setiap hari sehingga dapat dipantau perubahan perilaku yang terjadi

pada Thu serta dapat diketahui apakah kriteria tujuan yang telah

ditetapkan tercapai atau tidak.

Dari empat masalah keperawatan yang muncul, 2 masalah tujuan

tercapai masalah teratasi yaitu nyeri akut, kurang pengetahuan. Sedangkan

untuk resiko infeksi tujuan tercapai namun masih beresiko terjadi

infeksi dan sedangkan menyusui tak efektif tujuna belum bisa tercapai

karena bayi yang masih sakit dan pemberian ASI yang tidak efektif,

bayi hanya mendapat ASI melalui OGT(oral Gastric tube) susu dan

juga mendapat susu formula di ruang peri. Rencana selanjutnya untuk

masalah nyeri akut yaitu anjurkan pasien untuk menerapkan tehnik

distraksi dan relaksasi apabila merasa nyeri, kurang pengetahuan yaitu

motivasi pasien untuk melakukan apa yang telah dianjurkan perawat

(perawatan payudara, menyusui bayi yang benar, perawatan tali

pusat) untuk melakukan dirumah, menyusui tak efektif yaitu

motivasi pasien untuk menyusui secara efektif, resiko infeksi yaitu

anjurkan kontrol untuk perawatan luka,


90

anjurkan pasien untuk menjaga luka tetap kering dan bersih, serta

teratur minum obat.

B. Saran

Adapun saran dari penulis ditunjukan kepada RSUD Sanjiwani

Gianyar dan ibu WR:

1. Bagi RSUD Sanjiwani Gianyar diharapkan agar tetap

memperhatikan mutu dan kualitas pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada pasien.

2. Kepada petugas di Ruangan Drupadi / Nifas RSUD Sanjiwani

Gianyar agar tetap menjaga kedisiplinan dan kualitas

dalam menjaga dan memberikan pelayanan kesehatan kepada

pasien.

3. Bagi Thu WR diharapkan rajin kontrol ke poliklinik

Kandungan untuk memeriksakan kondisinya sesuai dengan

jadwal yang diberikan dan teratur minum obat. Pasien WR

diharapkan agar tetap menjaga luka agar tetap kering dan

bersih dan mematuhi anjuran yang telah diberikan oleh perawat


91

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J (2013) Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Edisi 13 Jakarta: EGC

Icesmi sukami, K., Margaret ZH., (2013) kehamilan persalinan dan

nifas,

Yogyakarta: Nuha medika

Kuswanti, Melina. (2014). Askeb IIpersalinan. Yogyakarta : Pustaka pelajar

Nugroho, T. dkk (2014) Asuhan kebidanan & nifas, Yogyakarta: Nuha Medika

Nurjanah, S.N., Maemunah, A.S., Badriah, D.L., (2013) Asuhan

Kebidanan

Postpartum. Bandung: Refika Aditama

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2013 Angka kematian ibu (AKI) dan

angka kematian balita (AKB). Diperoleh pada tanggal 11 Mei 2016 dari:

http://www.diskes.baliprov.go.id

Reeder, Sharon J. (2014) Keperawatan Maternitas, Volume 2, Edisi 18. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Survey Demokrasi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). (2012). Angka Kematian

Ibu. Dikutip dari www.bkkbn.go.id diakses pada tanggal 3 mei 2016

Walyani, E.S., Purwoastuti, E.th., (2015) Asuhan kebidanan, masa nifas &

menyusui, Yogyakarta: pustaka barn press

Yuni, V.W., adnyani, A., sari, K., (2014). Hubugan perawatan luka perineum

ibu nifas dengan lama penyembuhan luka jahitan perineum ibu nifas

di puskesmas susukan kabupaten semaran. Diperoleh tanggal 1 Mei 2016

, dari http://perpusnwu.web.id/karyailmiah/documents/3 803. pdf


LAMPI RN
Lampiran 1

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA IBU WR DENGAN Pio


PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE
OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIW ANI GIANYAR
TANGGAL 25-27 APRIL 2016

Topik : Perawatan Bayi Baru Lahir

Sub Topik :- Memandikan bayi

- Merawat tali pusat

Sasaran : Pasien WR

Hari/tanggal : Selasa 26 April

2016

Waktu : Disesuaikan

Tempat : Ruang Drupadi Nifas Sanjiwani Gianyar

A. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan pasien WR dapat memahami tentang

cara memandikan bayi dan merawat tali pusat.

2. Tujuan Khusus

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan pasien WR dapat:

a. Menjelaskan cara memandikan bayi dengan

benar b. Menjelaskan cara merawat tali pusat

dengan benar

c. Mendemontrasikan cara memandikan bayi dengan

benar d. Mendemontrasikan cara merawat tali pusat

dengan benar
B. Metode

1. Ceramah

2. Tanyajawab

C. Media

1. Leaflet

D. Materi

(terlampir)

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan

Hari/Tgl/ Kegiatan dan


Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Pasien
Waktu
Selasa 26 Pembukaan - Memberi salam pada - Pasien membalas
April (5 menit) pas1en salam
2016 - Menjelaskan tujuan - Pasien mau
penyuluhan memperhatikan
Selasa 26 Inti - Menjelaskan cara - Pasien
April (10 menit) memandikan bayi memperhatikan dengan
2016 seksama
- Menjelaskan cara - Pasien
merawat tali pusat memperhatikan
penjelasan yang
diberikan
- Pasien
memperhatikan dengan
penuh antusias
- Pasien
memperhatikan dengan
seksama
- Pasien bertanya
tentang hal yang kurang
dimengerti dari
penjelasan yang
diberikan
Selasa 26 Penutup - Meminta pas1en - Pasien mampu
April (5 menit) menjelaskan cara menjelaskan kembali
2016 memandikan bayi dengan singkat dan
benar cara memandikan
bayi
- Pasien mampu
- Meminta pas1en menjelaskan kembali
menjelaskan cara dengan singkat
dan merawat tali pusat benar cara
merawat tali
pusat
- Mengucapkan
terima kasih atas
perhatian yang
diberikan dan
memberi salam
penutup

F. Evaluasi

Secara lisan dengan memberikan pertanyaan dan demonstrasi

1. Jelaskan cara memandikan bayi

2. Jelaskan cara merawat tali pusat


MATERIPENYULUHAN

A. Memandikan Bayi

1. Pengertian

Memandikan bayi adalah membersihkan kulit bayi dengan

menggunakan sabun dan air bersih.

2. Tujuan

a Membersihkan badan bayi dari sisa-sisa keringat, melancarkan

peredaran darah.

b Mencegah infeksi kulit

c Memberi rasa segar dan nyaman

3. Persiapan alat

a Pakaian lengkap

1. Baju

2. Popok

3. Sarung tangan/kaki

4. Kain alas

5. Topi

6. Selimut

b Untuk mandi

1. Sabun bayi

2. Kapas mata, mulut dan kapas cebok

3. Kapas kering
4. Bedak bayi

5. Baby oil

6. Minyak kelapa

7. Gaas steril

8. Lidi kas

9. Air suam-suam kuku dalam tempatnya

10. Sisir

11. Handuk

4. Cara memandikan

a Cuci tangan

b Pakaian bayi dibuka

c Pantat dibersihkan dengan kapas cebok kemudian tangan ibu dicuci

kembali

d Kapas diberikan dengan kapas mata

e Hidung, telingan dibersihkan dengan lidi kapas

f Mulut dibersihkan dengan kapas mulut

g Disabuni dari kepala, leher, dada, pert, kaki, punggung dan terakhir

tangan (kecuali mata).

h Dipegang sedemikian rupa yaitu kepala bayi diletakkan pada lengan

tangan kiri ibu, jari tangan ibu menggenggam ketiak kiri bayi. Pantat bayi

dipegang dengan meletakkan empat jari tangan kanan ibu dibawah pantat

bayi dan ibu jari menggenggam pangkal paha kiri bayi.


1 Secara perlahan-lahan bayi diangkat dan dimasukkan kedalam air.

J Dengan tangan kanan badan bayi dibersihkan sampai didaerah


lipatan•

lipatan

k Bayi ditelungkupkan pada tangan kanan, tangan kiri

membersihkan punggung bayi.

1 Bayi dikeringkan dengan handuk yang

lembut m Tali pusat dirawat

n Kulit bayi diolesi bayi oil dan diberi

bedak o Pakaian bayi dikenakan

p Rambut diberi minyak kemudian disisir

q Bungkus bayi dengan kain yang kering dan hangat, tutup kepala

bayi dengan rapi.

5. Hal-hal yang perlu

diperhatikan a Waktu

memandikan

Pagi antara pukul 08.00

wita b Suhu air suam-suam kuku

c Sabun/air tidak boleh kena mata, hidung, telinga,

mulut d Daerah lipatan sela-sela jari hams bersih betul

e Perhatikan mulut, apakah ada sariawan

f Apabila bayi panas/sakit, tidak perlu dimandikan cukup dilap saja


B. Merawat Tali Pusat

1. Pengertian

Merawat tali pusat adalah memberikan perawatan terhadap tali pusat

pada bayi yang belum lepas tali pusatnya.

2. Tujuan

Mencegah terjadinya infeksi tali pusat

3. Persiapan alat

a. Gaas steril

b. Kapas steril

4. Cara merawat tali pusat

a. Gaas pembungkus tali pusat dibuka

b. Bersihkan tali pusat dengan gaas/kapas untuk tali pusat yang masih

basah bersihkan mulai dari ujung sampai ke pangkal, tali pusat kering

bersihkan dari pangkal ke ujung.

c. Bungkus tali pusat dengan gaas kering

5. Hal-hal yang hams diperhatikan

a. Jangan mengoleskan salep atau zat apapun ke tempat tali pusat

b. Bila tali pusat terkena kotoran atau tinja bayi bersihkan dengan

sabun dan air bersih lalu keringkan.


Lampiran 2

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA IBU WR DENGAN Pio


PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST CURETTAGE
OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI GIANYAR
TANGGAL 25-27 APRIL 2016
Topik Perawatan Thu Post Partum
Sub Topik Perawatan
Sasaran Payudara Pasien
Waktu WR Disesuaikan
Hari / Tanggal Selasa 26 April 2016
Tempat Ruang Drupadi Nifas RSUD Sanjiwani Gianyar

A. TUJUAN
1. Tujuan lnstruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan mengenai perawatan payudara selama 30
menit, dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, diharapkan pasien WR
mampu memahami tentang perawatan payudara.
2. Tujuan lnstruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan tentang perawatan payudara selama 30
menit dengan metode ceramah, diskusi, demonstrasi, diharapkan pasien WR
mampu memahami tentang perawatan payudara :
a. Pasien dapat mengulang penjelasan tentang cara perawatan
payudara. b. Pasien dapat mendemonstrasikan cara perawatan
payudara.
B. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab
C. Media

1. Leaflet

2. Alat-alat untuk perawatan payudara

D. Materi

Terlampir

E. Evaluasi

1. Jelaskan cara merawat payudara.

2. Demonstrasikan cara merawat payudara.


F. KEGIATAN

PENYULUHAN
Hari / Tgl /
Jam Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Keluarga
Tahapan
Penyuluhan
1 2 3 4
Selasa 26 Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
April 2016 (10 Menit) dan
memperkenalkan
diri.

- Menjelaskan tujuan - Pasien


penyuluhan memperhatikan dan
tampak
mendengarkan
dengan seksama

- Menyebutkan materi - Pasien


penyuluhan. memperhatikan dan
tampak
mendengarkan
dengan seksama.

Selasa 26 Inti - Menjelaskan cara - Pasien


April 2016 (15 menit) merawat payudara penjelasan yang
mendengarkan
diberikan.

- Mendemonstrasikan - Pasien
cara merawat memperhatikan
payudara dengan seksama.

- Memberikan - Pasien menanyakan


kesempatan bertanya hal-hal yang kurang
kepada pasien dimengerti dari
penjelasan yang
diberikan.

Selasa 26 Penutup - Meminta pasien - Pasien mampu


April 2016 (10 menit) menjelaskan cara menjelaskan
merawat payudara kembali
cara merawat
payudara.
- Meminta pasien - Pasien mampu
mendemonstrasikan
mendemonstrasikan cara merawat
cara merawat payudara.
payudara.
- Mengucapkan terima
kasih atas perhatian
yang diberikan dan
salam penutup.
MATERIPENYULUHAN

A. Perawatan Payudara

1. Pengertian Perawatan Payudara

Adalah menjaga kebersihan payudara untuk mengurangi kemungkinan

terjadinya infeksi, juga untuk memperlancar dan memperbanyak

pengeluaran ASL

2. Tujuan Perawatan Payudara

a. Agar produksi ASI lancar dan banyak.

b. Agar tidak terjadi kesukaran dalam menyusui bayinya.

c. Agar tidak terjadi bendungan ASI (menyebabkan payudara

ibu bengkak) sehingga ibu tidak merasakan buah dadanya tegang

dan nyen.

3. Alat dan Bahan:

a. Handuk 2 buah

b. Minyak kelapa/baby oil

C. Cueing 2

buah d. Kapas

e. Waskom 2 buah

f. Air hangat dan air

dingin g. Wash lap 2 buah


4. Perawatan payudara terdiri dari 4 tahap, yaitu:

a. Perawat rnencuci tangan.

b. Oasien diatur dalarn posisi duduk, pakaian atas dilepas.

c. Pasang handuk pada punggung dan 1 hanuk dibentangkan di pangkuan

pas1en.

d. Perawat berada dibelakang pasien.

e. Ternpelkan kapas yang berisi rninyak atau baby oil pada puting susu

kernudian bersihkan putting susu dengan kapas.

f. Licinkan kedua telapak tangan dengan rninyak kelapa.

g. Letakan tanga perawat diantara payudara.

h. Payudara diurut dari bagian tengah keatas, rnelingkar ke kiri, ke kanan

rnenuju kebawah.

1. Telapak tangan di urutkan ke arah depan dari payudara diangkat

kernudian dilepaskan secara perlahan.

j. Telapak tangan kiri rnenopang payudar kiri, jari tangan kanan rnengurut

payudara kearah putting susu.

k. Tekanjari secara rnantap ke dada, lakukan gerakan rnernutar.

1. Usapkan payudara rnernulai dari bagian atas ke arah putting susu dengan

rnenggunakan ujung jari.

rn. Mengurut payudara dengan tulang sendi jari tangan 30 kali.

n. Selesai pengurutan payudara disirarn dengan air panas dan air dingin

secara bergantian ± 10 kali selarna 5 rnenit.


o. Keringkan payudara dengan rnenggunakan handuk.

p. Pakai pakaian penornpang payudara.

q. Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.

5. Dalarn hal rnenyusui bayi ada beberapa hal yang perlu diperharikan ibu,

antara lain:

a. Posisi ibu dan bayi harus rnenyenangkan, tenang, santai, baik

berbaring rnaupun duduk.

b. Cara rnenghisap, rnulut bayi sebaiknya rnenghisap puting susu sarnpai

areola agar rnenyusui Iebih efektif dan tidak lecet.

c. Pegang payudara dengan cara ibu jari di atas areola rnarnae dan jari

yang lainnya di bawah.

d. ASI diberikan sesering mungkin setiap 2-3 jam, gunakan secara

bergantian 10-15 menit tiap payudara.

e. Posisi menetek bayi yang baik seeara umum yaitu posisi duduk

berbaring, duduk di kursi.

f. Biasakan rnenyendawakan bayi, agar tidak rnuntah, caranya


dengan

rnenggendong bayi secara tegak, bersandar di pundak ibu, punggung

bayi ditepuk perlahan-lahan sampai udara keluar atau bisa juga

dengan bayi di atas pangkuan ibu sarnbil rnenggosok punggung bayi.


Lampiran 3

SATUAN ACARA PENYULUHAN PADA IBU WR DENGAN Pio


PARTUS SPONTAN BELAKANG KEPALA + POST
CURETTAGE OLEH KARENA REST PLACENTA DI RUANG
DRUPADI
NIFAS RSUD SANJIWANI
GIANYAR
TANGGAL 26 APRIL 2016
Topik Pencegahan Infeksi pada Perawatan Post Partum

Subtopik Cara Cebok yang Benar

Sasaran IbuWR

Waktu Disesuikan
Hari/Tanggal Selasa, 26 April 2016

Tempat Ruang Drupadi Nifas RSUD Sanjiwani Gianyar

A. TUJUAN

a. Tujuan instruksional
umum

Thu mendapatkan gambaran umum tentang perawatan post partum

terutama pada cara cebok yang benar.

2. Tujuan instruksional
khusus

Thu diharapkan mampu :

a. Menjelaskan tentang cara cebok yang benar.

b. Mendemonstrasikan tentang cara cebok yang benar.


B.METODE

1. Ceramah,

2. Tanya jawab

C.MEDIA

Leaflet

D.MATERI

Terlampir

E. EVALUASI

1. Jelaskan cara cebok yang benar

2. Demonstrasikan cara cebok yang benar


KEGIATAN PENYULUHAN

Hari/Tgl/Jam Tahapan Kegiatan Mahasiswa


Kegiatan Kegiatan Sasaran
Penyuluhan
1 2 3 4
Selasa, 26 April Pembukaan 1. Memberikan salam 1. Membalas salam
dengan
2016 (5 menit) pada ibu dan hangat.
memperkenalkan diri.

2. Menjelaskan tujuan 2. Mau memperhatikan


dan penyuluhan kesehatan. mendengarkan
penjelasan
dari petugas.

3. Melakukan pertanyaan 3. Menjawab dengan


aktif. ulang tentang
perawatan post
partum: cara
cebok
yang benar.

Selasa, 26 April Pelaksanaan 1. Menjelaskan tentang 1. Memperhatikan


penjelasan
2016 (15 menit) perawatan perineum, yang diberikan
seperti cara cebok
yang benar.

2. Mendemonstrasikan 2. Mendengarkan tentang


cara cara cebok yang benar. cebok yang benar
dengan
antusias

Selasa, 26 April Penutup 1. Meminta ibu untuk 1. Menjelaskan cara


cebok
2016 (5 menit) menjelaskan kembali yang benar.
tentang cara cebok
yang benar.

2. Meminta ibu 2. Thu masih ragu untuk


mendemonstrasikan mendemonstrasikan
cara kembali cara perawatan
perineum, perawatan perineum, seperti cara
cebok yang seperti cara cebok benar
yang benar.
3. Mengucapkan terima 3. Membalas ucapan terima
kasih atas perhatian kasih.
dan waktu yang
diberikan.
LAMPIRAN MATER!

A. Cara Cebok yang Benar

1. Pengertian Cara Cebok yang Benar

Merupakan usaha untuk menjaga kebersihan perineum untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi.

2. Tujuan Cebok yang Benar

Tujuan perawatan adalah :

a. Agar ibu nifas merasa

nyaman. b. Mencegah terjadinya

infeksi.

3. Waktu Dilakukan Perawatan

Pembersihan dan perawatan perineum dilakukan setiap BAB dan BAK

atau setiap pembalut terasa basah.

4. Cara Melaksanakan Cebok yang Benar pada Thu Post Partum

a. Lepas celana dalam ibu dan ganti pembalut ibu jika memakai pembalut.

b. Basahi daerah perineum dengan membilasnya dari depan ke belakang

(dari vagina ke daerah anus) menggunakan air (dingin) bersih yang

mengalir.

c. Bila perlu memakai sabun, sabun digosokkan di tangan hingga berbusa,

lakukan penyabunan pada daerah perineum dahulu lalu daerah anus.

d. Setelah itu lakukan pembilasan dengan menggunakan air (dingin)bersih,

pembilasan dari depan ke belakang dengan bersih.

e. Lalu lap daerah perineum hingga kering, pakaikan pembalut dan celana
J J

MEMANDIKAN BAYI b Untuk mandi


1. Sabun bayi
a Cuci tangan
2. Kapas mata, mulut dan kapas
Peuoetia cebok
Pakaian bayi dibuka
b
C Pantat dibersihkan dengan kapas
Memandikan bayi adalah
3. Kapas kering cebok kemudian tangan ibu dicuci
membersihkan kulit bayi dengan
4. Bedak bayi kembali
menggunakan sabun
dan air bersih.
5. Baby oil (J
d
6. Minyak kelapa
e
7wjaas 7. Gaas steril
■ Membersihkan badan bayi dari sisa• 8. Lidi kas
f
sisa lemah tubuh, keringat, 9. Air suam-suam kuku dalam
melancarkan peredaran darah. tempatnya
g
■ Mencegah infeksi kulit 10. Sisir
■ Memberi rasa segar dan nyaman 11. Handuk

h
2etape at'at
a Pakaian lengkap
1. Baju
2. Popok
3. Sarung tangan/kaki
4. Kain alas
5. Topi
6. Selimut
Mata diberikan dengan kapas mata Hidung dan telingan dibersihkan dengan lidi kapas
Mulut dibersihkan dengan kapas mulut
Disabuni dari kepala, leher, dada,
perut, kaki, punggung dan terakhir tangan.
Dipegang sedemikian rupa yaitu kepala bayi diletakkan pada lengan tangan kiri ibu, jari tangan ibu
menggenggam ketiak kiri bayi. Pantat bayi dipegang dengan
meletakkan empat jari tangan kanan ibu dibawah pantat bayi dan ibu jari menggenggam pangkal paha
kiri bayi.
) J
Secara perlahan-lahan bayi
diangkat dan dimasukkan kedalam
air.
j Dengan tangan kanan, badan bayi
dibersihkan sampai didaerah
lipatan-lipatan

k Bayi ditelungkupkan pada tangan


kanan, tangan kiri membersihkan
punggung bayi.
Bayi dikeringkan dengan handuk 7%at-lat qao else
yang lembut
difelatile
m Tali pusat dirawat
a Waktu memandikan
n Kulit bayi diolesi bayi oil dan diberi
Pagi antara pukul 07.00
bedak
b Suhu air suam-suam kuku
0 Pakaian bayi dikenakan
c Sabun/air tidak boleh kena mata,
p Rambut diberi minyak kemudian
hidung, telinga, mulut Oleh:
disisir
d Daerah lipatan sela-sela jari harus
q Bungkus bayi dengan kain yang I KADEK SUPARJANA
bersih betul NIM: 13E11101
kering dan hangat, tutup kepala
bayi dengan rapi.
e Perhatikan mulut, apakah ada
sariawan
f Apabila bayi panas/sakit, tidak
PRODI DIii
perlu dimandikan cukup dilap saja KEPERAWATAN STIKES
BALI
2016
) ) ) )
PERAWATAN PAYUDARA Aler damn Baham: kanan.
■ Pengurutan diteruskan ke
d Handuk 2 buah
bawah/samping, selanjutnya
PengerLia Perower&a d Minyak kelapa/baby oil
Radars d Cueing 2 buah
melintang, telapak tangan
mengurut ke depan kemudian
Adalah menjaga kebersihan d Kapas
kedua tangan dilepas dari
payudara untuk mengurangi d Waskom 2 buah
kedua payudara.
kemungkinan terjadinya infeksi dan ~ Air hangat dan air dingin
d Telapak tangan kiri
juga untuk memperlancar d Wash lap 2 buah memegang
pengeluaran ASI. payudara kiri, kemudian jari-jari
Perow@rCs padara terdiri tangan kanan sisi kelingking
dari 4 tahcrp, gait:
'ujam Perowcrtam Padore mengurut payudara ke arah
d Pengurutan pertama terdiri atas puting susu. Gerakan diulang 20-30
Agar produksi ASI lancar
4 gerakan yang dilakukan pada kali untuk tiap payudara.
dan banyak.
kedua payudara selama 5 menit 4 Telapak tangan menopang
Agar tidak terjadi kesukaran dalam
(20- 30 kali): payudara, tangan lainnya
menyusui bayinya.
• Kedua telapak tangah dibasahi menggenggam dan mengurut
Agar tidak terjadi bendungan ASl
dengan minyak kelapa. payudara dari pangkal ke arah
(menyebabkan payudara ibu
• Kedua telapak tangan puting susu. Gerakan diulang 20-30
bengkak) sehingga ibu tidak
diletakkan di antara kali untuk tiap payudara.
merasakan buah dadanya tegang
kedua payudara. Payudara dibilas dengan air
dan nyeri.
■ Pengurutan dimulai ke arab hangat dan dingin secara
atas, samping, telapak tangan bergantian selama + 5 menit (air
kiri ke arah sisi kiri, telapak hangat dahulu).
tangan kanan ke arah sisi • Yang perlu diperhatikan

(l
) ) )
■ Pakailah BH khusus untuk dan jari yang lainnya di setiap 2-3 jam, gunakan
menyusui (BH yang bawah. secara bergantian 10-15
menyangga payudara). ■ ASI diberikan sesering me nit tiap payudara.
mungkin
■ Jangan membersihkan puting Posisi menetek bayi yang
susu dengan sabun atau baik secara umum yaitu
alkohol karena dapat posisi duduk berbaring,
menyebabkan puting susu duduk di kursi dan football
lecet/sakit. position.
■ Perawatan dilakukan sehari • Biasakan menyendawakan
2 kali sebelum mandi. bayi, agar tidak muntah,
d Dalam hal menyusui bayi ada caranya dengan
beberapa hal yang perlu menggendong bayi secara
diperharikan ibu, antara tegak, bersandar di pundak
lain: ibu, punggung bayi ditepuk
■ Posisi ibu dan bayi haius perlahan-lahan sampai
menyenangkan, tenang, udara keluar atau bisa j
santai, baik berbaring maupun uga dengan bayi di atas
duduk. pangkuan ibu sambil
■ Cara menghisap, mulut menggosok
bayi sebaiknya menghisap punggung bayi.
puting susu sampai areola
agar menyusu lebih efektif
dan tidak lecet.
■ Pegang payudara dengan eara
ibu jari di atas areola mamae
Oleh:

I KADEK SUPARJANA
NIM: 13E11101

PRODI DIii KEPERAWATAN STIKES


BALI
2016
CARA CEB OK YANG 2. Mencegaf terjadiny D. Coro Meloksowokon
BENAR a
infes Cebokyang Benor poda
PASCA
MELAHIRKAN i
Ibu Post Portu
A. Pengertian Cara Cebok yang
c. Wat iaffan 1. £epas€an celana
Benar
:{euauwatan dalam ibu dan ganti
Merupaan usaha
pem6alut ji&a iu
untuk menjaga ebersian Pembersan dan
perawatan men9gunakan pebolut
perineum
2. Basai aerah perineum
untuk mengurangi perineum dilakukan setiap
dengan mm6lasnya
kemungkina terjadiny B.AB dan BX atau setiap
a dari depan e 6elakang
n infe@si. pembalut terasa basah.
(dari
vagina e daerah anus)

1. 'gar iu nifas

B. Y'ujam @ebok gong merasa nyaman

Bear

Tujuanperawatan adalah :
menggunakan air (digin)

6erst.
3. Bia peru memakai 5. £alu lap daera
sabun, sabun dig0so£fan perineum figga ering. CARA CEBOK YANG BENAR
di tangan hingga er6usa, Pa€aian pembalut dan PASCA MELAHIRKAN
(akukan penyabunan celana da[am
pada daerah perineum
dulu dafulu [alu fe
daerah anus.
4. Setelah itu di@aukan
pem6ilasan den9an
menggunakan air (dingin)
Bers., pem6ilasan dari
depan fe 6elaang (dari
daerah vagina earah
OLEH :
anus).
I KADEK SUPARJANA
NIM. 13El 1101

D III KEPERAWATAN
STIKES BALI
2016
BLUD RSUD SANJIWANI GIANYAR RM.03.20.A/ 2015
Nama : Ny. WR
Tgl. Lahir: 13/05/1993 P
RENCANAPEMULANGAN No RM : [5]6]3[1]9]6]
PASIEN
rV·
6SUD Sar/wam Ginysr

Diagnosa Medis : Pio Partus Sepontan Belakang kepala + Post


Ruangan : Drupadi
Curettage oleh karena Rest Placenta

DATA MRS

Tanggal / Jam MRS : 24 April 2016 pukul 01.00 wita

Alasan MRS :Nyeri pada perut


Tanggal /Jam di lakukan pemulangan pasien: 27 April 2016 pukul 09.00 wita
Perkiraan tanggal pemulangan pasien: •

KETERANGAN RENCANA

PEMULANGAN AKTIFITAS SEHARI-HARI

Jenis Aktifitas yang boleh di lakukan: Menghindari pekerjaan yang berat ( misalnya mengangkat
/membawa beban), istirahat yang cukup, latihan berjalan..
Alat bantu yang dapat digunakan: •
EDUKASIKESEHATAN:

Jadwal Kontrol: 4 Mei

2016

Tempat Control: Poli Klinik Kebidanan RSUD Sanjiwani Gianyar

Tanda Bahaya Thu dan Bayi : perdarahan pervagina, nyeri saat BAK, payudara bengkak, ibu demam
dan muntah, bayi kekuningan dan suhu bayi diatas 37,5C

Tanda gejala yang perlu diwaspadai: Bayi kekuningan dan panas 37,5C, perdarahan pada

ibu. DIET

Anjuran pola makan: Makan teratur 3 x sehari dan perbanyak konsumsi buah serta sayuran pada ibu
Batasan makanan yang boleh di konsumsi: hindari makan yang pedas dan
berlemak. PELAYANAN KEROHANIAN

I Jenis pelayanan kerohanian yang di butuhkan


:- RINCIAN PEMULANGAN

Tanggal pemulangan: 27 April 2016


Pendamping: Suami
BLUD RSUD SANJIWANI GIANYAR RM.03.20.A/ 2015
Nama :Ny.WR
Tgl. Lahir: 13/05/1993 P
RENCANAPEMULANGAN
PASIEN No RM· [5161311,9]6]

Diagnosa Medis : Ruangan:

DATA MRS

Tanggal / Jam MRS : 24 April 2016 pukul 01.00 wita


Alasan MRS :Nyeri pada perut
Tanggal /Jam di lakukan pemulangan pasien: 27 April 2016 pukul 09.00 wita
Perkiraan tanggal pemulangan pasien:•
KETERANGAN RENCANA

PEMULANGAN AKTIFITAS SEHARI-HARI

Jenis Aktifitas yang boleh di


lakukan: Alat bantu yang dapat
digunakan:
EDUKASIKESEHATAN

Jadwal Kotrol:
Tempat control:
Pencegahan terhadap kekambuhan :
Tanda gejala yang perlu
diwaspadai DIET

Anjuran ola makan:


Batasan makanan yang boleh di konsumsi
PELAYANAN KEROHANIAN

I Jenis pelayanan kerohanian yang di


butuhkan: RINCIAN PEMULANGAN

I Tanggal
pemulangan:
Pendamping:
BUKU BUKTI FISIK
BIMBINGAN PENYUSUNAN KTI

Nama Mahasiswa :l.k.ad.8.:-.8v.88)


NIM :.12.9..lo.1..................
Judul KT1 • 2)9\..e9!!9...Sgpyn,yloon9 e1.o
Pembimbing .NS; .P ygjg~9,Sp@genii s.er
No Hari/Tgl/ Bimb. Materi Masukan TT

,~
Waktu Ke Bimbingan / Revisi Pembimb.

anz I 4
---
2 3 5
6
i.] G5 , cnousc r< ~"-
. - le1kt $ Sp
a0% [ 'I I

cg.co I
a I pc· ' 5

t • I
--
pa~a·,
dc
·--·
B'#a.] - abaeon
dan arograf
tao
--··--

gn8
.
'---- --
l
lbs/aoL
>

J
2 )) , .
i

l"
I
., 0n2 ii 'i
[ _ ~
or bckc nR £ J
Ac
%c/·au - A8

-
...._
T
) 4cn Jon) bn9 1,D
+8 f w
I -- ------ I I I

1%c/et
~ --- ·-·- -
cbcc ne

@ion0b ·1
\/ - •

AB] $/4 Ag rlacao boat

'•
5 /2/%s/el V 5

(s:.Pt..... 'pg,@giarini. ceP


NIR. .I2.\g.4..

Catatan :
+ Untuk kolom I- 4 ditulis oleh Mahasiswa sesuai dengan hasil bimbingan hari itu.
± Untuk kolom 5 dan 6 ditulis oleh Pembimbing KTl
BUKU BUKTI FISIK
BIMBINGAN PENYUSUNAN KTI

Nama Mahasiswa .).Jg.a.d.9..tr9aaa...


NIM :l3¢.!!9I............s.........
Judul KT1 .Pg!!....g!!S:..Sgtg. btao 1-er\
Pembimbing .Peet..gyaigywet.mi el' .
No HariTgl/ Bimb. Materi Masukan TT
Waktu Ke Birnbingan / Revisi Pembimb.

1 2 3 4 5 6

i
&ab 99/4 0nga.an - Tywloc d a)o
I

{ Ll
\ a0l%
L•
)au c9·co
Sq1ca 3/¢ 0npra eh, - 0lot ha0US
pl@men$id c» [20@ kl t
a0(4 2 da
30 [22.40 (_\0aSi '
p@ilk•
:
~ I

['um 3/¢ ml1em - 1i0«tew hear~


Perl d )» th •
3 6ol z &l & e"! (
()yM 0
ta er,
' ,LL 0Su! erloci¥< Tbch an cal
Sc0• per /cyan ¥
4 A 0 f panlohuoa
(Me 9ol%
(u0l 10. 1$
g0 il ugaua Laut e ~
- tgi don oSs5 dan \W
ui l4

cS, 13 Bal l!
s Ma2 201%
pvku}) • o°
c pale ata&a
cl \
clan
%
u1 ¢
I

Catatan:
l Untuk kolom 1- 4 ditulis oleh Mahasiswa sesuai dengan hasil bimbingan hari itu.
i. Untuk kolom 5 dan 6 ditulis oleh Pembimbing KTI.
BUKU BUKTI FISIK
BIMBINGAN PENYUSUNAN
KTI
Nama Mahasiswa .1.K.1#&.&.9Ian9.
NIM . !Se...'..........o
Judul KTI ..P!9!! .gy!5..SRyg.Rake + era
Pembimbing .P.RS. . .Pt9..TA.gt,nm d%.

.
No Hari/Tgl/ Bimb. Materi Masukan TT
Waktu Ke Bimbingan / Revisi Pembimb.
6---
1 3 4
--
2

I - ai50.24l I a ·s/¢ I
L
.-

'
a sol!l \/ I
I

I
'
cl \V ! f

IL , . ·------'----------L----

Pembimbing KTI,

be... \?~-:T.\'.\0~ iH,d ecl,J


NIR. I9.621012192072009

Catatan :
·l Untuk kolom I- 4 ditulis oleh Mahasiswa sesuai dengan hasil bimbingan hari itu.
± Untuk kolom 5 dan 6 ditulis oleh Pembimbing KTI
BUKU BUKTI FISIK
BIMBINGAN PENYUSUNAN
KTI

Nama Mahasiswa I..!e.ad.1:-.S.x!to.'J9no


NIM .I3E2\9!......................
Judul KTI . Pp...Pg!::.S2g.s!g an r arc'a
Pembimbing : AN:.:.[A.@NQg ens. sr er
No Hari/Tgl/ Bimb. Materi Masukan TT
Waktu Ke Bimbingan I ' Rev1si Pembm
4
I
l 5 I
I -.
6
-

»
·- - -- .
(1b0 2»S
i-
AM

r-- - - --
!
I

l I
l I .i__I ·------·'----- ----

Catatan :
+ Untuk kolom I- 4 ditulis oleh Mahasiswa sesuai dengan hasil bimbingan hari itu.
± Untuk kolom 5 dan 6 ditulis oleh Pembimbing KTi

Anda mungkin juga menyukai