OLEH :
RINULIA ANDISVA
089 STYC 16
OLEH :
RINULIA ANDISVA
089 STYC 16
PENELITIAN STUDY
OLEH :
RINULIA ANDISVA
089 STYC 16
(Rinulia Andisva)
(Q.S. An Najm:39)
3
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Dengan ini menyatakan bahwa proposal ini adalah hasil karya saya
sendiri dan jika dikemudian hari terbukti melakukan plagiat terhadap karya
Rinulia Andisva
089 STYC 16
4
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Tahun :
Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S1
Ketua
5
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1
Ketua
6
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Mataram.
yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada ibu Eka Adithia Pratiwi,
S.Kep., M.Kes selaku pembimbing 2 yang telah banyak memberikan masukan dan
motivasi selama penulisan skripsi ini. Tidak lupa pula saya sampaikan banyak
terimaksih kepada :
1. H.Zulkahfi, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram yang
telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan
Ilmu Keperawatan.
7
3. Winda Nurmayani, Ners, MPH dan Fitri Romadonika., Ners., M.Kep selaku
6. Kedua orang tua tersayang, bapak (Mahsun) dan ibu (Zarniati) terimakasih
yang tak terhingga atas segala pengorbanan, kesabaran dan kasih sayang serta
selalu mendoakan yang terbaik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dan
motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
8. Teman-teman angkatan 2016 kelas A1 dan A2 yang tidak bisa disebutkan satu
persatu yang telah banyak membantu sampai penyusunan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga Allah S.W.T membalas budi baik semua pihak yang telah
Kami sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap
Penulis
8
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
MOTTO iii
SURAT PERNYATAAN iv
LEMBAR PERSETUJUAN v
LEMBAR PENGESAHAN vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR LAMPIRAN xv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.4 Manfaat 10
9
2.1.1 Definisi Pola Asuh 14
Pandemi Covid-19
16
2.2 Stunting 30
2.3.3 Diagnosis 41
10
4.1 Desain Penelitian 47
4.3.1 Populasi 47
4.3.2 Sampel 48
4.7.2 Anonimity 51
4.7.3 Confidentiality 51
5.2 Pembahasan 59
BAB 6 PENUTUP 67
11
6
6.1 Kesimpulan 67
6.2 Saran 68
DAFTAR PUSTAKA 69
12
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Adapun data dari masing masing dusun dengan jumlah stunting
8
Tabel 1.2 Keaslian penelitihan
12
Tabel 3.1 Definisi Operasional” (engle Dkk, 2012), (Depkes 2008),
(Adriani dan Kartika, 2013), (Coore, 2003), (Almatsier, 2011),
dan (Hidayat dan Jahari, 2012
46
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasartkan Umur di Desa
Penimbung Kecamatan Gunung sari Lombok Barat
53
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa
Penimbung Kecamatan Gunung sari Lombok Barat
54
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa
Penimbung Kecamatan Gunung sari Lombok Barat
54
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Anak Stunting di
Desa Penimbung
55
Tabel 5.5 Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Anak di Desa
Penimbung Kecamatan Gunung sari Lombok Barat
55
13
Tabel 5.6 Karakteristik Kategori Stunting Berdasarkan Indikator TB/U di
Desa Penimbung Kecamatan Gunung sari Lombok Barat
55
Tabel 5.7 Gambaran Praktek Pengasuhan di Desa Penimbung Kecamatan
Gunung sari Lombok Barat
56
Tabel 5.8 Gambaran Praktek Pengasuhan Penyiapan Dan Penyajian
Makanan Di Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari Lombok
Barat
57
Tabel 5.9 Gambaran Praktek Pengasuhan Hygiene Dan Sanitasi
Lingkungan Di Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari
Lombok Barat
57
Tabel 5.10 Gambaran Praktek Praktek Kesehatan Dasar Di Desa
Penimbung Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat
58
Tabel 5.11 Gambaran Praktek Praktek Pengasuhan Pelayanan Kesehatan Di
Desa Penimbung Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat
58
14
DAFTAR GAMBAR
44
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
45
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5 Kuesioner
16
BAB 1
PENDAHULUAN
Growth Reference Study) tahun 2005 adalah jika nilai z-score <-2SD dan
Kejadian stunting sering dijumpai pada anak usia 12-36 bulan dengan
masa golden period maka otak tidak dapat berkembang dengan baik sehingga
(Anugraheni 2012).
kondisi kesehatan yang buruk yang terjadi dalam 1.000 hari pertama
masyarakat jika prevalensinya 20% atau lebih. Secara global, sekitar 162 juta
stunting di dunia sebesar 22,9% dan keadaan gizi balita pendek menjadi
penyebab 2,2 juta dari seluruh penyebab kematian balita di seluruh dunia.
1
2
dalam urutan ke tiga besar Negara dengan prevalensi stunting yang tinggi pada
tahun 2018 ,rata-rata balita pendek dan sangat pendek sebesar 37,2 %
(Riskesdas, 2018).
adekuat, karakteristik balita meliputi usia, jenis kelamin, berat badan lahir dan
pajang badan lahir serta adanya penyakit infeksi yang berulang. Faktor
(Shrimpton, 2006).
Secara umum Pola asuh dalah seluruh interaksi orang tua dan anak,
pengetahuan, dan nilai-nilai yang di anggap paling tepat bagi orang tua agar
anak bisa mandiri, tumbuh serta berkembangnya secara sehat dan optimal
memiliki rasa percaya diri dan dapat berorientasi (Agency. B, 2014). Pola
asuh anak ikut berperan terhadap timbulnya masalah gizi, hanya saja selama
ini banyak anggapan dimasyarakat bahwa masalah gizi hanya dialami oleh
balita dari keluarga miskin. Anggapan itu tidak tidak sepenuhnya benar,
masalah gizi juga disebabkan karna pola asuh anak (Nisa, 2013).
Terdapat beberapa aspek pola asuh terdiri dari perawatan bagi Ibu pada
Rahmayana, Dkk, (2014) maka dapat dikatakan bahwa Ibu yang memberikan
perhatian dan dukungan lebih terhadap anaknya dalam hal praktik pemberian
makanan akan berpengaruh positif kepada keadaan status gizi anak yang
Bigitte Sarah Renyoet Dkk (2013). Ibu yang memberikan perhatian dan
gambarkan pada hasil penelitian ini yang menjawab cukup menunjukan 53,8%
Panjang badan anak normal di wilayah pesisir Tallo, untuk hygiene dan
dengan Panjang anak dan kejadian stunting, dapat dilihat dari hasil penelitian
ini menunjukan 67,3% Panjang badan anak normal di wilaya Tallo, sedangkan
panjang anak dan kejadian stunting. Dimana pada hasil penelitian ini
Pola asuh orang tua adalah prilaku orang tua dalam mengasuh balita,
pola asuh orang tua merupakan salah satu masalah yang dapat memengaruhi
terjadinya stunting pada balita. Pola asuh orang tua yang kurang atau rendah
terdapat hubungan bahwa kategori pola asuh kurang baik beresiko 8,07 kali
lebih besar dibandingkan dengan pola asuh yang baik terhadap kejadian
stunting (Aramoco,dkk,2013).
pola asuh, adalah masalah terbanyak pada Ibu dengan pola asuh yang baik,
yaitu sebanyak 25%, sedangkan pada masalah stunting terbanyak terjadi pada
balita yang memiliki Ibu dengan pola asuh kurang baik (55%). Namun pada
balita yang memiliki Ibu dengan pola asuh yang kurang dan baik, persentase
Pola asuh keluarga merupakan situasi ketika anak di asuh dalam situasi
hidup lain yang terpisah dari orang tua dan di asuh oleh wali legalnya seperti
keluarga dari Ibu atau ayah seperti Nenek dan Kakek (kharina,Erriz, dan
stunting, Pratek pengasuhan yang kurang baik dan kurangnya pengetahuan Ibu
5
mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah
tangga pada makanan bergizi, dan kurangnya akses air bersih (TNP2K,2017).
tubuh sehingga mudah sakit, dan resiko tinggi munculnya penyakit, diabetes,
kegemukan, dan disabilitas pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak
2016)
27%, dan pada tahun 2018 data stunting sebayak 37%, dapat di simpulkan
bahwa dari data 2017-2018 angka stunting setiap tahun semakin menngikat,
(Kmenkes, 2018).
stunting pada balita karena asupan makan pada balita sepenuhnya diatur oleh
Ibunya. Ibu dengan pola asuh baik akan cenderung memiliki balita dengan
status gizi yang lebih baik daripada Ibu dengan pola asuh yang kurang (Dr.rita
mengikuti KB, Ibu bersalin, di fakses, bayi di beri Asi Ekslusif, keluarga
(Kmenkes, 2017).
wabah virus baru yaitu, Coronavirus atau yang sering di sebut dengan Covid-
19.Indonesia masih bergelut melawan virus Covid-19 hingga saat ini, sama
7
dengan negara lain di dunia. Metode penyebaran virus ini sangat cepat dan
atau lebih tinggi selama satu dekade terakhir, namun pada tahun 2020 angka
Kesehatan Dunia, ada 144 juta bertambah anak yang mengalami stunting di
menjadi 700 ribu anak selama pandemi sehingga jumlahnya menjadi 0,7 juta
anak di indonesia yang menderita stunting karena krisis ekonomi yang sangat
ekonomi ini terjadi kepada kepala rumah tangga yang sebelumnya kebutuhan
dan berdampak pada pemenuhan gizi tumbuh kembang anak dan praktek
pengasuhan (pola asuh orang tua) yang tidak dapat di lakukan atau terpenuhi
secara optimal.
Tabel 1.1 Adapun data dari masing masing dusun dengan jumlah stunting.
Populasi Balita Balita
No Nama Dusun
Balita Stunting 2018 Stunting 2019
1 Dusun Penimbug 468 58 58
2 Dusun Bukit Tinggi 249 21 16
3 Dusun Mekar Sari 234 33 34
4 Dusun Mambalan 351 34 43
5 Dusun Jeringo 210 39 43
6 Dusun Gelangsar 206 71 60
7 Dusun Kekeri 502 30 19
8 Dusun Dopang 202 61 52
9 Dusun Ranjok 187 10 10
Sumber : Puskesmas Penimbung 2019.
orang tua untuk di wawancara. Dari hasil wawancara di dapatkan 7 orang tua
9
jarang melakukan perawatan ketika hamil, alasannya karena tidak ada suami
yang mendampingi, dan harus bekerja untuk mencari nafkah untuk memenuhi
6 bulan dan 8 orang tidak memberikan ASI kepada anaknya sampai usia 2
tahun, dan 8 orang ibu tidak memberikan MP-ASI setelah berumur 6 bulan.
hygiene dan sanitasi lingkungan dengan tepat dan benar, kurang dalam
merupakan salah satu daerah terdampak gempa,di tambah lagi pada awal 2020
dalam mengasuh anak yang akhirnya berdampak pada kejadian stunting pada
anak.
pandemi covid-19.
2. d
1.4 Manfaat
1. Bagi peneliti
3. Bagi responden
covid-19.
Lingkup penelitian ini adalah pola asuh oran tua dengan kejadian
pengasuhan orang tua yang tepat dalam bidang asuhan keperawatan. Designe
TINJAUAN PUSTAKA
anak, dimana orang tua yang memberikan dorangan bagi anak dengan
system dalam merawat, menjaga, dan mendidik. Pola asuh orang tua
adalah interaksi orang tua terhadap anakanya dalam hal mendidik dan
serta kasih sayang. Pengasuhan anak adalah suatu fungsi penting pada
14
15
perbedaan dalam asuhan yang di aplikasikan oleh ayah dan Ibu. Peran
Pola asuh orang tua juga merupakan prilaku orang tua dalam
mengasuh balita, pola asuh orang tua adalah salah satu masalah yang
tua yang kurang atau rendah memiliki peluang anak terkena stunting
di bandingkan dengan orang tua dengan pola asuh yang baik. Menurut
kategori pola asuh kurang baik beresiko 8,07 kali lebih besar
(Aramoco,dkk,2013).
16
gizi hanya dialami oleh balita dari keluarga miskin. Anggapan itu
Stunting
Pandemi Covid-19
pencernaan pada bayi. Hal ini dapat menyebabkan bayi sakit perut
2. Pemberian MP-ASI
bayi hal ini karena pada saat lapar saluran pencernaan bayi
dan gaya makan anak, interaksi orang tua dan anak berprngaruh
(Soetardjo, 2011).
19
2003), menu yang diberikan harus terdiri dari makan yang bergizi
yang tersedia sesuai musim dan terjangkau. Selain itu orang tua
makan lebih dari 3 kali sehari. Anak yang makan kurang dari 4
dengan rata-rata anak lainya yang makan 4 kali sehari atau lebih.
diperhatikan yaitu:
seimbang.
c. Sayur dan buah dicuci, sesudah itu dimasak dengan air bersih.
20
pemanas.
higiene yang baik perlu dibiasakan dari kecil agar anak akan terus
kebersihan pakaian dan bagian tubuh anak, ganti popok ketika akan
tidur.
a. memandikan anak anak setiap hari 2 kali pada pagi dan sore
Selain itu menurut Lucia Sari dkk,( 2011) perilaku kesehatan dasar
sakit.
b. Pemberiaan vitamin A.
menyusui anak.
umbi-imbian
dan jagung.
PHBS
Covid-19.
tas berpergian.
sembarangan.
28
anak.
meja,kursi,gagang pintu
rumah.
29
posyandu
c. Menggunakan masker
posyandu
Santrock, 2011)
(Santrock, 2011)
2.2. Stunting
kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis
masalah kurang gizi yang di sebabkan oleh asupan gizi yang kurang
sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir
31
Hal ini dapat terlampau maka akan terhindar dari terjadinya stunting
pada anak- anak dan status gizi yang kurang (Depkes, 2015).
dari pendek dan sangat pendek yang terjadi akibat kekurangan gizi
dimana tinggi badan anak yang terlalu rendah. Stunting atau terlalu
minus dua standar deviasi (<-2 Standar Deviasi) dari tabel status gizi
berat badan menurut umur BB/U, tinggi badan menurut umur TB/U,
beresiko besar untuk terkena stunting. Oleh karena itu, keadaan gizi
yang baik dan sehat pada masa anak balita merupakan hal yang
2012).
Beberapa fakta yang menunjukan bahwa 60% dari anak usia 0-6
berkualitas.
minum bersih.
pada usia tua, serta kualitas kerja yang tidak kompetitif yang
Kesehatan RI 2016).
pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi dapat beresiko penurunan
(Depkes 2012).
35
laktasi.
makanan tinggi zat besi pada daging dan sayur masih rendah,
kekurangan nutrisi :
secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi. Beberapa
rendah atau keduanya dan atau zat gizi gagal untuk diserap
b. Anemia
zat besi sekitar 1000 mg selama hamil atau naik menjadi 200
c. Faktor menyusui
penyapihan<2 tahun.
d. Infeksi
pertimbangan.
g. Jarak kelahiran
setelah 2 tahun.
pertama kehidupan yaitu 270 hari selama kehamilanya dan 730 hari
meliputi:
Dini Menyusui)
Susu Ibu)
makanan
gangguan pertumbuhan
musuh yang tidak terlihat yang sering di sebut dengan Corona Virus
virus ini tidak dapat hidup tanpa sel hostnya. Indonesia sampai saat ini
dunia. Metode penyebaran virus ini sangat cepat dan telah menyebar
41
beberapa bulan.
(PSBB) untuk menekan penyebaran virus ini. (Ari Fadli, April 2020)
1. Tidak berkomplikasi
2.3.3. Diagnosis
gejala.
probable COVlD-19.
teridentti'tkasi).
perkembangan penyakit).
3. Kasus Prohable
coronavirus.
4. Kasus terkonfirmasi
Gambar 2.1 Kerangka teori pola asuh orang tua dengan kejadian stunting
(Kementerian Kesehatan RI 2016). (TNP2K, 2017) : (Hagost et al,
2017)
BAB 3
Gambar 3.1 : Gambaran Praktek Pengasuhan Orang Tua Pada Anak Stunting di
Wilayah Kerja Puskesmas Gunung Sari Lombok Barat.
Sumber : (UNICEF, 2012 , (TNP2K, 2017), (Engle Dkk, 2012), (Depkes 2008),
(Adriani dan Kartika, 2013), (Coore, 2003), (Almatsier, 2011), dan
(Hidayat dan Jahari, 2012 )
Tabel 3.1 : Definisi Operasional” (engle Dkk, 2012), (Depkes 2008), (Adriani
dan Kartika, 2013), (Coore, 2003), (Almatsier, 2011), dan
(Hidayat dan Jahari, 2012
Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil ukur
Operasional ukur
Variabel ● Prilaku praktek Prilaku praktek Praktek
:praktek pengasuhan orang pengasuhan pengasuhan
pengasuhan tua dalam 1. Praktik penyiapan orang tua
orang tua mengasuh anak dan penyimpanan Kuesioner Ordinal 1.Baik bila
pada anak yang di peroleh mkanan selama skor
stunting dari penyebaran pandemi covid-19 77,78%-
quesioner 2. Praktik hygiene dan 100%
sanitasi lingkungan 2.Cukup
selama pandemi bila skor
covid-19 55,55%-
3. Praktik kesehatan 77,77%
dasar selama 3.Kurang
pandemi covid-19 dari
4. Praktik pola <55,54%
pencarian layanan
kesehatan selama
pandemi covid-19
BAB 4
METODE PENELITIAN
yang terjadi pada masa kini. Penelitian kuantitatif adalah tekhnik yang di
gunakan untuk mengolah data yang berbentuk angka, baik sebagai hasil
terjadi di populasi saat ini. Desain penelitian ini menggambarkan pola asuh
orang tua tentang stunting pada anak pada masa pandemi covid-19 di Wilayah
Barat.
4.3.1 Populasi
Lombok Barat.
4.3.2 Sampel
1. Kriteria Inklusi
(Nursalam, 2014).
2. Kriteria Eksklusi
c. Anak stunting atau orang tua yang sedang kurang sehat pada
Pola asuh yang akan diteliti terdiri dari penyiapan dan penyajian
peneliti melakukan uji coba kuesioner pada orang tua yang memiliki anak
kata-kata yang lebih sederhan dan mudah di mengerti. Setelah di lakukan uji
(Nursalam, 2014).
orang tua dengan uji validitas dan reabilitas di lakukan dengan menggunakan
SPSS versi 19. Pelaksaan uji validitas di lakukan pada tanggal 11 sampai 13
juli 2020 di Desa Bukit Tinggi dengan jumlah responden 10 orang yang tidak
menjadi sampel dalam penelitian. Uji validitas dan reabilitas dengan nilai r
0,986.
(0,960), P8 (0,721), P9 (0,619), P10 (0,960), P11 (0,702), P12 (0,667), P13
(0,619), P14 (0,721), (0,960), P15 (0,960), P16 (0,840), P17 (0,830), P18
(0,960), P19 (0,721), P20 (0,840),P21 (0,830),P22 (0,960), P23 (0,960), P24
(0,732), P25 (0,830), P26 (0,820), P27 (0,960), P18 (0,830), P19 (0,960), P30
(0,911), P31 (0,960), P32 (0,611), P33 (0,960), P34 (0,741), P35 (0,960). Di
mana seluruh nilai r hasil adalah lebih besar dari r table, sehingga kuesioner
di nyatakan valid.
hak subjek.
4.7.2 Anonimity
4.7.3 Confidentiality
mengingat kondisi wabah virus covid-19 yang masih pada saat ini
dan praktek pengasuhan orang tua pada anak stunting selama masa
pandemi covid-19
BAB 5
Barat. Desa ini merupakan satu dari 12 Desa dan kelurahan yang
5.1.2 d
Umur Ibu N %
17 – 25 Tahun 21 36,2
26 – 35 Tahun 33 56,9
36 – 45 Tahun 4 6,9
Total 58 100
55
Pendidikan Ibu N %
Rendah 14 24,1
Menengah 21 36,2
Tinggi 23 39,7
Total 58 100
Pekerjaan Ibu N %
Bekerja 16 27,6
Tidak Bekerja 42 72,4
Total 58 100
Umur Anak N %
2 Tahun 17 29,3
3 Tahun 34 58,6
4 Tahun 7 12,1
Total 58 100
Jenis Kelamin N %
Laki-laki 32 55,2
Perempuan 26 44,2
Total 58 100
Kategori Stunting N %
Sangat Pendek 17 29,3
Pendek 41 70,7
Total 58 100
Praktek Pengasuhan N %
Kurang 30 51,7
Cukup 22 37,9
Baik 6 10,3
Total 58 100
5.2. Pembahasan
5.2.1Karakteristik Responden
Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat pada tabel 5.7 menunjukan bahwa
penelitian ini sejalan dengan yang di lakukan oleh Dwi Bella Febriani dkk
oleh penelitian yang di lakukan oleh Utari Juliani, (2018) yang menunjukan
kejadian stunting pada anak di PAUD All Fitrah Kecamatan Sei Rampah
Kabupaten Serdang Bedagai dengan nilai p=0,000 dan a=0,05 di mana p <a.
penyakit infeksi sebagai factor turunnya status gizi anak. Pengasuha hygiene
menjaga kesehatan dengan mandi dua kali sehari, rambut, tangan, kaki dan
pakaian harus bersih. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang yang
orang (8,6%). Praktik perawatan kesehatan dasar anak di rumah baik dalam
keadaan sehat ataupun keadaan sakit merupakan suatu aspek pola asuh
yang dapat mempengaruhi status kesehatan anak. Selain itu menurut Lucia
Sari dkk,( 2011) perilaku kesehatan dasar anak yang dapat di berikan berupa
pada anak dalam keaadan sakit : Pengobatan anak yang sedang sakit dan
makan dan cairan yang sesuai ketika anak sedang sakit, pengobatan yang
tepat di rumah terhadap penyakit ringan seperti batuk, filek, dan demam,
penggunaan LGG (larutan gula garam) atau cairan lain di rumah untuk
tenaga kesehatan untuk pengobatan yang lebih pada penyakit dan luka
yang tepat dan professional dapat mengurangi resiko terjadinya stunting dan
Indonesia,2019)
internal ibu rendah akibatnya ibu tidak mampu untuk memilih hingga
dengan praktek pengasuhan dengan nilai (p<0,05). Hal ini senada dengan
khususnya anak, karena ibu dengan pendidikan rendah antara lain akan sulit
yang di lakukan oleh Dimas Setiyo Kusuma Aji, dkk (2016), menunjukkan
bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan praktek
pengasuhan ibu pada pada anak dengan nilai p (0,472) > α (0,05). Dan
penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Aziza dan Mugiati, (2012)
lakukan oleh Dimas Setiyo Kusuma Aji, dkk (2016),erdapat bahwa tidak
ada hubungan yang signifikan antara ibu bekerja dengan perilaku pola asuh
ibu pada balita dengan nilai p (0,405) > α (0,05). Penelitian ini tidak sejalan
yang signifikan antara ibu bekerja dengan praktek pengasuhan anak. Status
pkerjaan , dimana yang seharusnya ibu yang tidak bekerja dan menjadi ibu
rumah tangga di rumah dan aka ada waktu waktu lebih banyak untuk
menjadi lebih maksimal dari pada dengan ibu bekerja akan lebih
karena kurangnya waktu ibu dan kontak ibu dalam melakukan pengasuhan
sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Setiyo Kusuma Aji dkk
dengan praktek pengasuhan ibu pada anak dengan nilai p (0,349) > α (0,05).
dalam tingkat konsumsi keluarga (Tarikku, Biks, Derso, dan Abebe, 2017).
6.1 Kesimpulan
Penimbung Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat tahun 2020, maka dapat
nilai baik sebanyak 37 orang (63,8%) dan dengan nilai cukup sebanyak 21
kurang sebanyak 25 orang (43,1%) dan dengan nilai baik hanya 5 orang
baik pada Ibu di Desa Penimbung selama masa pandemi covid-19 perlu di
meningkatkan status gizi dengan mengenali kebiasaan positif ibu anak dan
6.2 Saran
3. Aplikatif
DAFTAR PUSTAKA
Aji Kusuma Setiyo Dimas, dkk. 2016. Faktor- Fktor Yang Berpengaruh
Terhadap Pola Asuh Balita Di Kabupaten Banyumas. Universitas
Jendral Soedirman.
Anugraheni HS, Kartasurya MI. Faktor Resiko Kejadian Stunting Pada Anak
Usia 12-36 Bulan Di Kecamatan Pati Kabupaten Pati . Jurnal of
Nutrition College. 2012;1(1):30-37.
Aradiya, farah, oki dkk, 2015. Factor-Factor Yang Mempengaruhi Stunting Pada
Anak Balita Diwilyah Pedesaan Dan Perkotaan. Universitas Jember
Aramico, dk, 2013. Hubungan Social Ekonomi Pola Asuh, Pola Makan Dengan
Stunting Pada Sekolah Dasar DiKecamatan Luttaw Kabupaten Aceh
Tengah
Ari Fadli, 2020. Mengenal Covid-19 Dan Cegah Penyebarannya, Artikel (Pdf
Available). Universitas Jendral Sudirman
Bella Dwi Febriani, dkk. 2019. Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadia Stunting
Balita Dari Keluarga Miskin Di Kota Palembang.
CORE. Positive Deviciance & Heart : Buku Panduan Pemulihan Yang
Berkesinambungan bagi kejadian Stunting Anak Usia 6-12 Bulan.
Media Gizi Dan Keluarga.2010;29 (2) :40-46.
Depkes RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta: Depkes RI
Hidayatulloh, Cecep Lubis.2020. Generasi Emas Terancam Hilang. Opini
Median Indinesia
Hurlock, EB. (2005). Perkembangan Anak I. Jakarta: Erlangga
Irdawati dan Dewati , A. 2010. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Prilaku
Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Anak Balita Malnutrisi di
Posyandu Desa Sambungan Boyolali. Jurnal Keperawatan vol 3 (02)
2010.
Kmenkes, 2017. Provinsi Sumatra Utara Buku Saku Pemantauan Status Gizi
Tahun 2017. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat.
71
KYLE, Terri, Susan, Carman. 2014. Buku Ajar Keperawatan, Media Tri Edisi 2
Notoadmodjo, S. 2012. Metedologo Penelitian Kesehatan, Jakarta :
Bhineka Cipta
Nasution B. Pengaruh Pola Asuh Ibu Terhadap Status Gizi Balita Keluarga
Miskin Di Kecamatan Panyambungan Utara Kabupaten Natal Tahun
2011. Medan: Universitas Utara.
Olivia Agata, 2020. 700 Anak Stunting Selama Masa Pandemi Covid-19.
Katadata.co.id.
Persagi. 2018. Stop Stunting Dengan Konseling Gizi. Jakarta : Penebar Plus
Rahamayana. 2014. Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian Stunting Anak Usia
24-59 bulan di Posyandun Asoka II Wilayah Pesisir Kelurahan
Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makasar.
Rahayu Atikah, dkk, 2014. Resiko Pendidkan Ibu Terhadap Kejadian Stunting
Pada Anak 6-23 Bulan. Banjarmasin: Uneversitas Lambung
Mangkruat.
Rakhmawati, Istina. 2015. Peran Penting Keluarga Dalam Pengasuhan Anak.
Jawa Tengah.
Renyoet, Brigite Sarah, dkk. 2013. Hubungan Pola Asuh Dengan Kejadian
Stunting Anak Usia 6-23 bulan di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo
Kota Makasar: Universits Hasanudin.
RISKESDAS. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun 2017.
Jakarta: Depertemen Kesehatan RI ,2017.
Santrock. 2011. Masa Perkembangan Anak, Edisi Jilid 2. Jakarta :Slemba
Humaika.
Soetjiningsih, 2012. Tumbuh Kembang Anak. Penerbit Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
TNF2K, 2017. Seratus Kabupaten Atau Kota Perioritas Untuk Intervensi Anak
Kerdil (Stunting). Jakarta Pusat: TIM Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan.
Unicef. Ringkasan Kajian Gizi. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan. Kmenkes RI:
2012.
72
Utari. 2018. Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Kejadian Stunting Pada
Balita di Paud Alfitrah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang
Bedagai. Skripsi Sarjana Ilmu Kebidanan Universitas Politeknik
Kesehatan Medan.
Yuliana, 2020. Corona Virus Disiases (Covid-19) Tinjauan Literatur Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung.
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
No. Responden :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Tanda Tangan :
( )
Lampiran 2
Rinulia Andisva
Lampiran 3
( )
Lampiran 4
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Valid 10 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 10 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.986 35
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
p1 79.90 308.767 .960 .985
p2 80.00 312.222 .820 .985
p3 79.90 308.767 .960 .985
p4 79.70 315.122 .604 .986
p5 79.80 309.289 .911 .985
p6 79.90 308.767 .960 .985
p7 79.90 308.767 .960 .985
p8 80.00 308.889 .721 .985
p9 79.60 315.600 .619 .986
p10 79.90 308.767 .960 .985
p11 80.20 307.733 .702 .986
p12 80.20 308.622 .667 .986
p13 79.60 315.600 .619 .986
p14 80.00 308.889 .721 .985
p15 79.90 308.767 .960 .985
p16 79.90 305.433 .840 .985
p17 80.10 299.211 .830 .985
p18 79.90 308.767 .960 .985
p19 80.00 308.889 .721 .985
p20 79.90 305.433 .840 .985
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted
p21 80.10 299.211 .830 .985
p22 79.90 308.767 .960 .985
p23 79.90 308.767 .960 .985
p24 80.10 305.656 .732 .985
p25 80.10 299.211 .830 .985
p26 80.00 312.222 .820 .985
p27 79.90 308.767 .960 .985
p28 80.10 299.211 .830 .985
p29 79.90 308.767 .960 .985
p30 79.80 309.289 .911 .985
p31 79.90 308.767 .960 .985
p32 80.40 310.044 .611 .986
p33 79.90 308.767 .960 .985
p34 80.00 308.444 .741 .985
p35 79.90 308.767 .960 .985
Lampiran 5
KISI-KISI KUESIONER
GAMBARAN PRAKTEK PENGASUHAN ORANG TUA PADA ANAK
STUNTING
SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS
PENIMBUNG KECAMATAN GUNUNG SARI KABUPATEN LOMBOK
BARAT
Identitas Responden
1.Nama Ibu :
2.Usia Ibu :
4.Usia anak :
5.Anaka ke berapa :
Pilihlah jawaban yang anda anggap paling tepat dengan memberikan tanda (
centang) ! pada option YA dengan nilai 3, KADANG dengan nilai 2, TIDAK
dengan nilai 1.
Jawaban
No Pertanyaan Kadan
Ya Tidak
g
Apakah ibu mengetahui makanan yang menyebabkan
1
alergi pada anak ?
Apakah ibu memberikan makan dalam kondisi pada saat
2
anak lapar.?
Apakah ibu memberikan makan anak dengan frekuensi
3
sering tapi sedikit.?
Apakah ibu memberikan anak makanan yang
4
mengandung protein (tempe,telur,ikan,sayur).?
Apakah ibu memberikan hidangan makanan yang
5
bervariasi agar nafsu makan anak meningkat.?
6 Apakah ibu pernah memberikan pada anak berupa buah
dan sayuran yang mengandung vitamin dan tinggi serat
seperti (pisang,papaya,apel, daun singkog, sawi
hijau,bayam, buncis, terong,wortel, labu kuning, dan
jagung.) selama masa pandemi covid-19?
Apakah ibu membuatmakanan menggunakan lauk pauk
yang mengandung protein ,mineral berupa daging, ikan,
7 ayam, telur,tahu, tempe dan kacang-kacangan selama masa
pandemic covid-19?
Apakah ibu membatsi pemakaian gula,garam dan perasa
8 lainnya dalam pembuatan makanan selama masa pandemic
covid-19.?
Apakah ibu membuatmakanan menggunakan bahan pokok
9 yang mengandung karbohidrat berupa nasi,jagung, kentang
selama pandemic covid-19.?
Apakah alat dan bahan di cuci terlebih dahulu sebelum di
10
gunakan memasak.?
Apakah ibu memasak menggunakan air bersih(PDAM,air
11
gallon,dan air sumur).?
Apakah ibu memandikan anak 2 kali sehari pagi dan
12
sore.?
Apakah ibu mencuci rambut atau keramas anak 2-3 kali
13
dalam seminggu.?
Apakah ibu membiasakan anak mencuci tangan dengan
14
sabun sebelum dan sesudah makan.?