OLEH :
WIWIE KARTIWI
240 STYC 16
OLEH :
WIWIE KARTIWI
240 STYC 16
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan
Yang menyatakan,
WIWIE KARTIWI
240 STYC 16
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Hari :
Tanggal :
Tahun :
Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1
Ketua,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Hari :
Tanggal :
Tahun :
Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1
Ketua,
iv
MOTTO
“Sepeda pun harus terus dikayuh agar bisa terus berjalan. Begitupula kehidupan,
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam, dengan segala kerendahan hati,
ananda bisa melewati rintangan hidup dan menjalani kehidupan dengan baik
2. Suami (Silpana Putra, SH.) dan anak-anakku (Aqni Naila Wifaniya dan Sarrah
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Puskesmas Karang Pule tahun 2018” dapat terselesaikan. Skripsi ini merupakan
salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada
sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada Melati Inayati Albayani, S.Kep.,
Ners., M.PH. selaku pembimbing 1 dan Baiq Nurul H., S.Kep., Ners., M.Kep.
selaku pembimbing 2 yang telah banyak memberi masukan dan motivasi selama
1. Zulkahfi, S.Kep., Ners., M.Kes., selaku ketua STIKES Yarsi Mataram yang
telah memberi kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan
2. dr. Indrijati Achmad selaku kepala Puskesmas Karang Pule yang telah
3. Irwan Hadi, Ners., M.Kep., selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
Keperawatan.
v
4. Semua dosen serta staf pendidik Program Studi Ilmu Keperawatan jenjang S1
yang telah ikhlas mendidik dan membimbing penulis menjadi pribadi yang
lebih baik
5. Kedua orang tua, Suami dan anak-anak, atas segala do’a dan dukungan serta
Mataram atas segala dukungan dan semangat kebersamaan yang dijalin selama
ini.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, tetapi penulis berharap skripsi ini
Penulis,
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii
ABSTRAK ....................................................................................................... xiii
ABSTRACT ...................................................................................................... xiv
vii
4.3.1 Populasi ............................................................................. 39
4.3.2 Sampel ............................................................................... 39
4.3.3 Tehnik Sampling ............................................................... 41
4.4 Etika Penelitian ............................................................................. 41
4.5 Instrumen Penelitian ..................................................................... 43
4.5.1 Uji Validitas ...................................................................... 44
4.5.2 Uji Relibilias ..................................................................... 44
4.6 Pengumpulan Data ........................................................................ 45
4.7 Pengolahan Data ........................................................................... 47
4.8 Analisa Data .................................................................................. 49
4.9 Keterbatasan Penelitian ................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Kejadian ISPA pada balita penderita ISPA
di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
.......................................................................................................
.......................................................................................................
54
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Status Imunisasi pada balita penderita ISPA
di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
.......................................................................................................
.......................................................................................................
56
ix
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi anggota keluarga merokok pada balita
penderita ISPA di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
.......................................................................................................
.......................................................................................................
57
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Ventilasi rumah balita pada balita penderita
ISPA di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
.......................................................................................................
.......................................................................................................
58
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Lantai rumah balita pada balita penderita
ISPA di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
.......................................................................................................
.......................................................................................................
59
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Perilaku orang tua balita pada balita
penderita ISPA di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
.......................................................................................................
.......................................................................................................
60
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
SD : Standar Deviasi
xii
BCG : Bacille CalmetteGuerin
CO : Karbon Monoksida
MS : Memenuhi Syarat
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
ABSTRAK
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi
pada anak. Angka kejadian ISPA pada Balita tahun 2017 mencapai 3.043 kasus.
ISPA disebabkan oleh banyak faktor baik dari faktor balita maupun lingkungan.
Penelitian bertujuan mengetahui gambaran faktor penyebab Infeksi Saluran
Pernafasan Akut (ISPA) pada balita di Puskesmas Karang Pule.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain cross sectional.
Dilaksanakan di 10 dusun di Puskesmas Karang Pule tanggal 4-17 April 2018.
Populasi 125 orang dengan sampel 56 orang menggunakan teknik purposive
sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan balita di Puskesmas Karang Pule sebagian besar
mengalami ISPA ringan berada di umur 12-36 bulan. Faktor yang mempengaruhi
kejadian ISPA dari karakteristik balita yaitu status gizi normal, terpenuhi ASI
eksklusif dan riwayat imunisasi lengkap paling banyak mengalami ISPA ringan.
Faktor lingkungan didapatkan paling berpengaruh anggota keluarga perokok
mengalami ISPA sedang, tidak menggunakan bahan bakar kayu mengalami ISPA
ringan, anggota keluarga balita tidak mengalami ISPA dengan kategori balita
mengalami ISPA ringan, ventilasi rumah tidak memenuhi syarat mengalami ISPA
sedang, lantai rumah memenuhi syarat mengalami ISPA ringan, dan kepadatan
hunian kamar tidur balita tidak memenuhi syarat mengalami ISPA sedang. Faktor
perilaku orang tua berperilaku kurang baik dengan balita mengalami ISPA
sedang.
Diharapkan program P2 ISPA di Puskesmas Karang Pule dapat ditingkatkan
kinerjanya untuk melakukan tindakan promotif, preventif dan kuratif.
xv
xvi
BAB 1
PENDAHULUAN
seseorang yang sehat baik secara fisik, mental, sosial, dan spiritual, tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (Efendi & Makhfudli, 2009).
Kesehatan anak usia di bawah lima tahun merupakan bagian yang sangat
dicetuskan World Health Organization (WHO) tahun 2000, pada point ke-4
adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 dari tahun 1990-2015. Badan
8 sampai 10 juta balita meninggal tiap tahun atau 23 balita meninggal setiap
pneumonia, diarrhoea, malaria, measles, dan HIV/AIDS sebesar 58% dan 2/3
sering terjadi pada anak. Insiden Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di
kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. ISPA
1
2
pernapasan bawah yang disebabkan oleh virus dan bakteri. Penyakit ini
diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala seperti: tenggorokan
sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak (Kemenkes RI, 2012).
terjadinya ISPA yaitu faktor karakteristik balita, faktor lingkungan, dan faktor
imunisasi, dan Status gizi. Penelitian yang dilakukan oleh Damanik (2013),
bahwa terdapat hubungan antara Riwayat BBLR, Status Imunisasi dan Status
dalam rumah rumah mempunyai peran terhadap terjadinya ISPA pada balita,
pada balita.
faktor lingkungan fisik rumah merupakan salah satu faktor yang berhubungan
dengan kejadian ISPA seperti ventilasi rumah, lantai rumah dan kepadatan
antara ventilasi rumah, lantai rumah dan kepadatan hunian rumah terhadap
ISPA pada balita dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA di keluarga
baik yang dilakukan oleh orang tua maupun anggota keluarga lain. Penelitian
perilaku ibu yang baik bisa memiliki upaya dalam pencegahan dan
penanggulangan kejadian ISPA pada balita, ibu yang memiliki sikap dan
perilaku positif cenderung baik dalam praktek cara perawatan penyakit ISPA,
sedangkan ibu yang memiliki sikap positif kurang baik atau kurang terampil
berbeda dengan 2007 (25,5%). Lima provinsi dengan ISPA tertinggi adalah
Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Nusa Tenggara Barat
menempati urutan ke-4 dari 5 provinsi dengan angka ISPA tertinggi sejak
pada tahun 2012 (Dikes Provinsi NTB, 2013). Pada tahun 2017 Puskesmas
Pule yakni mencapai 19.237 kasus (27,9%) (Dikes Kota Mataram, 2017).
bulan Januari - Desember 2017, angka kejadian ISPA pada Balita sangat
tinggi mencapai 3.043 kasus. Rekapitulasi data ISPA pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Karang Pule pada bulan Januari - Desember 2017 dapat
Tabel 1.1 Rekapitulasi Data ISPA pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Karang Pule pada bulan Januari - Desember 2017
No Kelurahan Jumlah Kasus Persentase (%)
1 Karang Pule 344 11,3
2 Jempong Baru 1.201 39,5
3 Pagutan 944 31,0
4 Pagutan Barat 227 7,5
5 Pagutan Timur 327 10,7
Jumlah Kasus 3.043 100,0
(Sumber Data : Laporan Puskesmas Karang Pule 2017)
5
Puskesmas Karang Pule terdiri dari 5 kelurahan yaitu Karang Pule, Jempong
Baru, Pagutan, Pagutan Barat dan Pagutan Timur. Kasus ISPA tertinggi pada
balita 12 bulan terakhir yakni bulan Januari - Desember tahun 2017 terdapat
asap. Kondisi yang seperti ini dikhawatirkan anak berusia kurang dari lima
tahun (balita) rentan terkena penyakit ISPA. Kejadian ini membuat peneliti
Pernafasan Akut (ISPA) pada balita di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule.
Pule.
6
Pule.
1.4.1 Teoritis
1.4.2 Praktis
2. Bagi Peneliti
4. Bagi Puskesmas
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
saluran pernafasan akut (ISPA) terdiri dari tiga unsur yaitu infeksi, saluran
telinga tengah dan pleura, sedangkan infeksi akut adalah infeksi yang
digolongkan dalam ISPA, proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari
(Depkes, 2009).
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai
dari hidung (saluran atas) sampai alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
adneksanya seperti sinus, rongga telinga bawah, dan pleura (WHO, 2008).
10
11
kurang lebih 14 hari. ISPA meliputi struktur saluran di atas laring, tetapi
kebanyakan penyakit ini mengenai bagian atas dan bawah secara simultan
2.1.2 Etiologi
jamur dan lain-lain yang jumlahnya lebih dari 300 macam. ISPA bagian atas
2009). Virus yang mudah ditularkan melalui ludah yang dibatukkan atau
pernapasan, dan rinovirus (Junaidi, 2010). Jamur penyebab ISPA antara lain
2008).
12
2.1.3 Patogenesis
efektif dan efesien (Alsagaff dan Mukty, 2010). Penularan penyakit ISPA
oleh karena itu ISPA termasuk dalam salah satu penyakit golongan air
ada dua yakni: droplet nuclei (sisa dari sekresi saluran pernafasan yang
dikeluarkan dari tubuh berupa droplet dan melayang di udara) dan dust
ukuran dan dalam jarak dekat dapat juga terjadi untuk sebagian patogen
(WHO, 2008).
sebab itu, dalam keadaan daya tahan menurun, penyakit ini bisa
berkembang dengan baik pada anak-anak maupun orang tua (Alsagaff dan
Mukty, 2010).
2.1.4 Patofisiologi
membuat perjalanan penyakit dengan cara kontak antara virus atau bakteri
respon inflamasi atau membuat infeksi pada organ tersebut. Saat infeksi
dilapisi oleh mukosa bersilia. Udara yang masuk melalui hidung akan
disaring oleh rambut pada hidung, partikel kecil dari udara akan menempel
pada mukosa. Pada udara yang kotor, partikel udara akan tertahan pada
mukosa sehingga pergerakan silia akan menjadi lambat yang akan berakibat
Akibatnya benda asing akan terarik dan bakteri atau virus tidak dapat
2.1.5 Klasifikasi
sindrom croup (terdiri dari epiglotis, laring dan trakea), dan saluran
a. Pneumonia berat
bagian bawah atau nafas cepat. Napas cepat untuk golongan umur
bawah atau napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur kurang
2 bulan, yaitu:
2) Kejang.
3) Kesadaran menurun.
4) Stridor.
5) Wheezing.
6) Demam/dingin.
a. Pneumonia Berat
b. Pneumonia Sedang
c. Bukan Pneumonia
tidak ada napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-
5 tahun yaitu:
2) Kejang.
3) Kesadaran menurun.
4) Stridor.
5) Gizi buruk.
2009) :
1. ISPA ringan
Tanda dan gejala ISPA ringan yaitu batuk, pilek, demam, tidak
ada nafas cepat 40 kali per menit, tidak ada tarikan dinding ke dada
(suhu badan lebih dari 30oC). Penderita ISPA ringan cukup dibawa ke
2. ISPA sedang
Tanda dan gejala ISPA sedang yaitu sesak nafas, suhu lebih dari
mendengkur.
3. ISPA berat
cepat atau tidak teraba, nafsu makan menurun, bibir dan ujung jari
ditemukan gejala ISPA ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala
yaitu bibir atau kulit membiru, lubang hidung kembang kempis pada
tertarik ke dalam pada waktu bernafas, nadi cepat lebih dari 60 kali per
1. Karakteristik Balita
a. Umur
terjadinya ISPA. Oleh sebab itu kejadian ISPA pada bayi dan anak
klinik yang lebih besar, hal ini disebabkan karena ISPA pada balita
penyakit ISPA. Hal ini disebabkan imunitas anak kurang dari 3 tahun
b. Status gizi
oleh tubuh adalah gizi yang seimbang yaitu gizi yang terpenuhi
namun tidak kurang atau pun tidak lebih melainkan cukup. Gizi yang
gizi kurang anak akan mudah rentan terhadap suatu penyakit terutama
gizi. Keadaan gizi kurang, balita lebih mudah terserang “ISPA berat“
Dalam menilai status gizi anak, maka angka berat badan dan
Tabel 2.1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak (Umur 0 –
60 bulan) Berdasarkan Indeks
Berat Badan menurut Umur Gizi kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD
(BB/U)
Anak Umur 0 - 60 bulan Gizi baik -2,0 SD s/d 2,0 SD
asam amino, antibody terhadap kuman, virus dan jamur. ASI akan
terutama selama 1 bulan pertama. Bayi yang tidak pernah diberi ASI
ASI. Bayi yang tidak diberi ASI akan 17 kali lebih rentan mengalami
Selain praktis, ASI juga mudah dicerna, bersih dan aman bagi bayi.
d. Status Imunisasi
(Maryunani, 2010).
diberikan pada usia 9-12 bulan. Imunisasi dasar ini diberikan pada
(Darmayanti, 2015).
22
2. Lingkungan
2011).
2011).
gangguan pernapasan.
maka anggota keluarga yang lain akan mudah tertular. Hal ini
2011).
1) Ventilasi
udara dari dalam ke luar atau udara dari luar yang telah diolah
ruangan.
dari luas lantai rumah dan luas ventilasi yang tidak memenuhi
syarat kesehatan adalah kurang dari 10% dari luas lantai rumah
2) Lantai rumah
Lantai yang baik adalah lantai yang dibuat kedap air, dapat
terbuat dari keramik, ubin, atau semen yang kedap atau kuat.
Lantai rumah yang tidak kedap air dan sulit dibersihkan akan
di dalam rumah.
3) Kepadatan hunian
minimal 9 m2 untuk per jiwa atau per orang, sehingga jika dalam
satu rumah berisi 4 orang maka luas rumah yang ideal berkisar
ruang tidur minimal 8m2 dan tidak digunakan untuk lebih dari 2
3. Perilaku
a. Pengertian
keyakinan, nilai-nilai.
terkait ISPA pada bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek
penanganan ISPA di keluarga yang dilakukan oleh orang tua, baik itu
dalam masyarakat atau keluarga dan dapat menular. Hal ini perlu
peran keluarga dalam praktek penanganan dini bagi balita sakit ISPA
upaya yang baik terhadap kejadian ISPA pada balita sebesar 5,107
hubungan antara sikap dan perilaku ibu terhadap kejadian ISPA pada
perilaku ibu yang baik bisa memiliki upaya dalam pencegahan dan
1. Pencegahan
ISPA. Tempat tinggal sedapat mungkin memiliki ventilasi yang baik dan
tidak terlalu penuh penghuninya agar udara tidak sesak, serta pastikan
menular, menutup mulut dengan sapu tangan atau tissue, selain itu juga
terinfeksi, ciptakan lingkungan yang bersih, hindari anak dari asap yang
32
orang tua atau keluarga menggunakan etika batuk dengan cara ketika
2. Pengobatan
beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman, jika batuk lebih
batuk yang aman dan ISPA berat beri dosis pertama antibiotik yang
a. Pemberian makanan
b. Pemberian cairan
KARAKTERISTIK BALITA
1. Umur
2. Status Gizi
3. Pemberian ASI Eksklusif
4. Status Imunisasi
LINGKUNGAN
PERILAKU
Gambar 2.1 Kerangka Teori Gambaran Faktor Penyebab ISPA pada balita
(Sumber: Kemenkes RI, 2012).
BAB 3
1. KARAKTERISTIK BALITA
a. Umur
b. Status gizi
c. Pemberian ASI Eksklusif
d. Status Imunisasi
2. LINGKUNGAN
a. Pencemaran udara dalam rumah Kejadian
1) Anggota keluarga merokok ISPA
2) Bahan bakar untuk memasak pada balita
3) Anggota keluarga yang
mengalami ISPA
b. Lingkungan fisik rumah
1) Ventilasi
2) Lantai rumah
3) Kepadatan hunian
3. PERILAKU
- Perilaku pencegahan dan
penanggulangan penyakit
Keterangan :
: Diteliti
34
35
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau nilai atau sifat orang,
objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh
2010).
variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas yaitu
bebas) juga sering disebut variabel terikat. Dalam penelitian ini yang
2 Umur Umur anak balita Umur 12 bulan (1 Umur dihitung Kuesioner - Umur 12-36 Ordinal
yang mengalami tahun) sampai 60 berdasarkan bulan : 1
ISPA bulan (5 tahun) tanggal lahir
terhadap waktu - Umur 37-60
penelitian bulan : 2
3 Status gizi Keadaan gizi balita Dikatakan sangat Responden Kuesioner - Sangat Kurus: Ordinal
diukur berdasarkan kurus jika Z-score ditimbang BB 1
BB/PB menggunakan <-3 SD. Kurus dan mengukur PB
Zscore dan jika Z-score -3 SD kemudian - Kurus: 2
dicocokkan dengan s/d Z-score < -2 ditentukan status
kategori ambang SD. Normal jika gizi yang terdiri - Normal: 3
batas status gizi anak Z-score -2 SD s/d dari 4 pilihan
(Kemenkes RI, 2010) Z-score 2 SD. - Gemuk: 4
Gemuk jika Z-
score > 2 SD
4 Pemberian Memberikan ASI Ibu mengatakan Responden Kuesioner - Tidak diberikan Nominal
ASI selama 6 bulan sejak memberi ASI mengisi ASI Eksklusif :
Eksklusif dilahirkan tanpa selama 6 bulan kuesioner yang 1
diberikan makanan tanpa makanan terdiri dari 2
atau minuman tambahan lain pertanyaan Ya - Diberikan ASI
tambahan dan Tidak Eksklusif : 2
37
Definisi Alat
No Variabel Parameter Cara ukur Hasil ukur Skala
Operasional ukur
5 Status Imunisasi yang Balita pernah Responden Kuesioner - Tidak Lengkap : Nominal
imunisasi didapatkan balita mendapatkan mengisi 1
sesuai dengan umur imunisasi BCG, kuesioner yang
balita sampai Campak, Polio, dan terdiri dari 3 - Lengkap : 2
dilakukan penelitian imunisasi DPT pertanyaan
seperti : imunisasi lengkap dan tidak
BCG, Campak, lengkap dan
Polio, dan imunisasi peneliti
DPT. mengobservasi
KMS
6 Anggota Anggota keluarga Ada anggota Responden Kuesioner - Tidak ada : 1 Nominal
keluarga merokok yang keluarga yang mengisi
merokok tinggal serumah tinggal serumah kuesioner yang - Ada : 2
pernah merokok di merokok di dalam terdiri dari 1
dalam rumah. rumah pertanyaan ada
dan tidak ada
Definisi Alat
No Variabel Parameter Cara ukur Hasil ukur Skala
Operasional ukur
10 Lantai Lantai rumah yang di Dikatakan Responden Kuesioner - Tidak Nominal
rumah bangun sedemikian memenuhi syarat mengisi memenuhi
rupa sehingga tidak jika lantai rumah kuesioner yang syarat (TMS) :
menimbulkan debu, terbuat dari terdiri dari 2 1
mudah dibersihkan keramik, ubin, atau pertanyaan tidak
dan dikeringkan yang semen yang kuat. memenuhi syarat - Memenuhi
terbuat dari keramik, Lantai rumah tidak dan memenuhi syarat (MS) : 2
ubin, atau semen berupa tanah atau syarat dan
yang kedap dan kuat semen yang rusak mengobservasi
(Permenkes RI lantai rumah
No.1077/Menkes/
Per/V/2011)
12 Perilaku Perilaku orang tua Perilaku orang tua Responden Kuesioner - Kurang baik : 1 Ordinal
dalam pencegahan kurang baik apabila mengisi
dan usaha dalam skor perilaku ≤ 55. kuesioner yang - Cukup baik : 2
penanganan terhadap Cukup baik, terdiri dari 20
penyakit ISPA pada apabila skor pertanyaan selalu, - Sangat baik : 3
balita seperti perilaku antara 56- sering, kadang-
menghindari resiko 75. Sangat Baik kadang, dan tidak
ISPA, prilaku apabila skor pernah
mencari pengobatan. perilaku > 75.
BAB 4
METODE PENELITIAN
independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat (Nursalam, 2013).
4.3.1 Populasi
ditetapkan (Nursalam, 2013). Populasi pada penelitian ini adalah orang tua
Pule sejumlah 125 orang, yang didapat dari data balita yang menderita ISPA
4.3.2 Sampel
39
40
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah orang tua yang memiliki
2010) :
N
n=
1+N (d 2 )
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Total populasi
d : Tingkat kepercayaan yang diinginkan (10% = 0,1)
Berdasarkan rumus di atas, maka besar sampel pada penelitian ini adalah :
125
n=
1+125(0,12 )
125
n=
1+125(0,01 )
125
n=
1+1,25
125
n=
2,25 = 55,55 = 56 sampel
Jadi, sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebanyak 56 orang.
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Kriteria eksklusi adalah
1. Orang tua yang memiliki balita usia 1-5 tahun penderita baru ISPA
1. Orang tua yang memiliki balita usia 1-5 tahun yang pernah menderita
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
manusia. Segi etika yang harus diperhatikan dalam proses penelitian adalah
yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain: pertisipasi
mudah dihubungi.
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Kerahasiaan (Confidentially)
bagian yaitu:
yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan jawaban selalu nilai 4, Sering nilai
baik apabila skor perilaku ≤ 55. Cukup baik, apabila skor perilaku antara
dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas instrumen pada penelitian ini
bantu berupa program statistik SPSS 19 for Windows. Jika nilai r hitung
lebih besar dari r tabel maka item pertanyaan tersebut valid. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai r-hitung (0,506 – 0,854) lebih besar dari nilai r-
tabel (0,444) sehingga dinyatakan semua item pertanyaan tersebut valid dan
dapat digunakan.
2010).
45
apabila hasil perhitungan Cronbach Alpha lebih besar dari nilai r-tabel pada
derajat signifikasi atau memiliki nilai alpha minimal 0,6. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,930 lebih besar dari
dan mengumpulkan kuisioner yang telah diisi oleh responden. Bila responden
tidak paham, maka bisa menanyakan pada peneliti secara langsung. Prosedur
1. Tahap Persiapan
Puskesmas Karang Pule. Peneliti dibantu oleh dua orang asisten yaitu 1
2. Tahap Pelaksanaan
informed consent kepada orang tua balita yang dijadikan responden oleh
panjang badan balita (untuk balilta di bawah umur 2 tahun), dan tinggi
balita (untuk balita di atas umur 2 tahun). Menentukan status gizi balita
ISPA) dan lingkungan fisik rumah balita (ventilasi rumah, lantai rumah,
kepadatan hunian rumah) yang menjadi responden. Dalam hal ini peneliti
terhadap data yang terdiri atasa kategori. Pemberian kode ini sangat
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi
Pada kategori umur 12-36 bulan diberi kode 1 dan umur 37-60
bulan diberi kode 2. Pada kategori status gizi sangat kurus diberi kode 1,
status gizi kurus diberi kode 2, status gizi normal diberi kode 3, dan status
gizi gemuk diberi kode 4. Pada kategori pemberian ASI Eksklusif pilihan
tidak diberi kode 1 dan pilihan ya diberi kode 2. Pada kategori status
imunisasi pada balita pilihan tidak diberi kode 1 dan pilihan ya diberi
kode 2. Pada kategori kejadian ISPA ringan diberi kode 1 dan ISPA
tidak ada diberi kode 1 dan pilihan ada diberi kode 2. Pada kategori bahan
bakar memasak pilihan tidak diberi kode 1 dan pilihan ya diberi kode 2.
Pada kategori anggota keluarga mengalami ISPA pilihan tidak ada diberi
kode 1 dan pilihan ada diberi kode 2. Pada kategori ventilasi rumah tidak
memenuhi syarat diberi kode 1 dan memenuhi syarat diberi kode 2. Pada
kategori lantai rumah tidak memenuhi syarat diberi kode 1 dan memenuhi
syarat diberi kode 2. Pada kategori kepadatan hunian rumah (ruang tidur
balita) tidak memenuhi syarat diberi kode 1 dan memenuhi syarat diberi
49
kode 2. Pada kategori perilaku orang tua kurang baik diberi kode 1, cukup
yang dilakukan. Apabila terjadi kesalahan maka data tersebut akan segera
dilakukan.
ini analisis univariat yang digunakan adalah tabel distribusi frekuensi untuk
ISPA pada balita, karakteristik balita, (umur, status gizi, pemberian ASI
lantai rumah, kepadatan hunian rumah), dan perilaku orang tua balita.
50
penyebab ISPA pada balita belum dalam diteliti seperti sosial ekonomi
ada di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule. Hasil penelitian belum tentu
yang diteliti.
BAB 5
1. Letak
51
52
2. Luas Wilayah
1. Kependudukan
1).
2. Ekonomi
3. Pendidikan
laki-laki.
4. Sosial Budaya
umumnya dan suku Sasak khususnya lebih manut kepada tokoh non
dari hasil survei perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) rumah
rumah tangga atau 25% dari seluruh rumah tangga yang ada
6. Lingkungan
terserang penyakit).
tanggal 4-17 April 2018, jumlah sampel 56 orang sebagai sampel dari
terjadinya ISPA pada balita yakni kejadian ISPA, umur balita, status gizi,
1. Umur
ISPA
Total
Umur Ringan Sedang
n % n % N %
12-36 Bln 20 35,7 13 23,2 33 58,9
37-60 Bln 13 23,2 10 17,9 23 41,1
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
ISPA
Total
Status Gizi Ringan Sedang
n % n % n %
Sangat Kurus 1 1,8 3 5,4 4 7,1
Kurus 6 10,7 4 7,1 10 17,9
Normal 25 44,6 15 26,8 40 71,4
Gemuk 1 1,8 1 1,8 2 3,6
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
ISPA sedang.
ISPA
Pemberian ASI Total
Ringan Sedang
Eksklusif
n % n % n %
Tidak 11 19,6 4 7,2 15 26,8
Ya 22 39,3 19 33,9 41 73,2
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
ISPA
Total
Status Imunisasi Ringan Sedang
n % n % n %
Tidak Lengkap 3 5,4 5 8,9 8 14,3
Lengkap 30 53,6 18 32,1 48 85,7
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Anggota ISPA
Total
keluarga Ringan Sedang
merokok N % n % n %
Tidak Ada 12 21,4 0 0,0 12 21,4
Ada 21 37,5 23 41,1 44 78,6
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
ISPA
Bahan Bakar Total
Ringan Sedang
Memasak
N % n % n %
Tidak 25 44,6 11 19,6 36 64,3
Ya 8 14,3 12 21,4 20 35,7
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
ISPA
Anggota Total
Ringan Sedang
Keluarga ISPA
N % n % n %
Tidak Ada 18 32,1 11 19,7 29 51,8
Ada 15 26,8 12 21,4 27 48,2
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
a. Ventilasi Rumah
ISPA
Ventilasi Total
Ringan Sedang
Rumah
N % N % n %
TMS 17 30,4 22 39,3 39 69,6
MS 16 28,6 1 1,8 17 30,4
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
b. Lantai Rumah
ISPA
Total
Lantai Rumah Ringan Sedang
n % n % n %
TMS 1 1,8 2 3,6 3 5,4
MS 32 57,1 21 37,5 53 94,6
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
(terbuat dari keramik dan semen yang kedap dan kuat) sejumlah
ISPA
Kepadatan Total
Ringan Sedang
Hunian Rumah
n % n % n %
TMS 13 23,2 21 37,5 34 60,7
MS 20 35,7 2 3,6 22 39,3
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
61
2
Permenkes RI (luas ruangan < 8 m / 2 orang) sejumlah 34 balita
Tabel 5.12 Distribusi Frekuensi Perilaku orang tua balita pada balita
penderita ISPA di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
ISPA
Total
Perilaku Ringan Sedang
n % n % n %
Kurang Baik 14 25,0 20 35,7 34 60,7
Cukup Baik 17 30,4 3 5,4 20 35,7
Sangat Baik 2 3,6 0 0,0 2 3,6
Total 33 58,9 23 41,1 56 100,0
Sumber : Data Primer 2018
Puskesmas Karang Pule, paling banyak perilaku orang tua balita dalam
5.3 Pembahasan
1. Umur
ISPA pada kisaran umur 12-36 bulan dan balita dengan umur
terjadinya ISPA. Oleh sebab itu kejadian ISPA pada balita akan
(Sugihartono, 2012).
terjadi pada usia kurang dari 36 bulan, Hal ini disebabkan karena
alamiah pada bayi umur kurang dari 3 tahun belum terbentuk secara
ventilasi dan kepadatan hunian tidak memenuhi syarat. Hal lain juga
2. Status Gizi
ringan.
(Depkes, 2009).
Karang Pule paling banyak memiliki status gizi normal ini membuat
ringan.
samping pemberian ASI pada bayi umur satu jam pertama dan juga
diberi ASI. Bayi yang tidak diberi ASI akan 17 kali lebih rentan
Fransisca., H, 2010).
Balita yang diberikan ASI eksklusif, Dengan kata lain Balita yang
Karang Pule baik itu ISPA ringan atau sedang, riwayat pemberian
ASI eksklusifnya lebih besar dari pada yang tidak diberikan ASI
4. Status Imunisasi
(Maryunani, 2010).
dari jenis ISPA yang berkembang dari penyakit yang dapat dicegah
2014).
5.3.2 Lingkungan
ISPA sedang.
merokok.
73
seperti ISPA.
ISPA.
tersebut, ada dua yakni: droplet nuclei (sisa dari sekresi saluran
a. Ventilasi Rumah
tidak memenuhi syarat atau luas ventilasi <10% dari luas lantai
udara dari dalam ke luar atau udara dari luar yang telah diolah
dengan kejadian ISPA pada balita. Hal ini dapat menjadi faktor
memenuhi syarat atau luas ventilasi <10% dari luas lantai dan
(69,6%).
b. Lantai Rumah
Lantai yang baik adalah lantai yang dibuat kedap air, dapat
terbuat dari keramik, ubin, atau semen yang kedap atau kuat.
Lantai rumah yang tidak kedap air dan sulit dibersihkan akan
dari semen atau lantai rumah berubin. Kondisi lantai yang baik
terbuat dari keramik dan semen yang kedap air), dengan lantai
c. Kepadatan Hunian
(Sukandarrumidi, 2010).
hunian dalam hal ini luas kamar tidur yang ditempati balita tidak
dari dua orang tidur dalam satu ruang tidur, hal ini yang dapat
dan tidak ada balita yang mengalami ISPA berat. Hasil ini
84
akut yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas
dengan gejala batuk, pilek, demam disertai suara parau, ISPA sedang
yang ditandai dengan batuk, pilek, demam disertai sesak nafas, telinga
dan bibir kulit membiru (Depkes RI, 2009). ISPA merupakan penyakit
yang sering menyerang bayi dan balita hal ini disebabkan karena belum
(Misnadiarly, 2008).
pada balita penderita ISPA paling banyak balita menderita ISPA dalam
2010).
di wilayah kerja Puskesmas Karang Pule jika sakit dengan gejala batuk,
pilek, demam tidak lebih dari 3 hari maka mereka tidak akan
karena penyakit ISPA harus segera ditangani agar tidak ada keparahan
lebih lanjut. Oleh sebab itu, diperlukan upaya dan peran semua pihak
pencegahan ISPA.
Puskesmas Karang Pule. Dalam hal ini faktor status gizi, pemberian
ASI eksklusif, dan status imunisasi merupakan faktor yang dinilai telah
5.3.4 Perilaku
paling banyak perilaku orang tua balita dalam kategori kurang baik
ringan. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar perilaku orang tua
juga merupakan suatu perilaku sehat yang dimana balita sedang sakit
menutup hidung saat batuk dan bersin, jauhkan anak dari asap-asap
perilaku ibu terhadap kejadian ISPA pada balita. Hasil penelitian Atiek
bahwa sikap dan perilaku ibu yang baik bisa memiliki upaya dalam
memiliki sikap dan perilaku positif cenderung baik dalam praktek cara
peluang untuk upaya yang baik terhadap kejadian ISPA pada balita
sebesar 5,107 kali dibandingkan sikap ibu yang negatif atau kurang
baik.
rumah. Orang tua perlu mengetahui serta mengamati tanda dan keluhan
lebih berat.
BAB 6
6.1 Simpulan
yang mengalami ISPA berumur 12-36 bulan dengan ISPA ringan. Untuk
faktor yang mempengaruhi ISPA dari karakteristik balita seperti status gizi,
pemberian ASI Eksklusif, Status imunisasi sebagian besar status gizi normal,
banyak mengalami ISPA ringan. Faktor yang mempengaruhi ISPA dari faktor
bahan bakar kayu dengan balita mengalami ISPA ringan, anggota keluarga
kamar tidur balita tidak memenuhi syarat Permenkes RI dengan ISPA sedang.
Untuk faktor perilaku orang tua sebagian besar berperilaku kurang baik
89
90
6.2 Saran
6.2.1 Teoritis
6.2.2 Praktis
1. Bagi Masyarakat
dan untuk tidak merokok di dalam rumah serta tidak merokok ketika
dengan luasnya, dan perilaku orang tua, sehingga perlu dilihat lebih
3. Bagi Pendidikan
perkembangan balita.
4. Bagi Puskesmas
Alsagaff, H, dan Mukty, H. A., (2010). Dasar dasar Ilmu Penyakit Paru.
Surabaya: Erlangga University Press.
Andriani, Ade Putri Defita (2014) Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Terhadap Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo
Baleh Bukit Tinggi Tahun 2014. Bukittinggi: STIKES Yarsi Sumatera
Barat.
Damanik, Arifin Siregar, Aritonang (2013). Hubungan status gizi, pemberian asi
eksklusif, status imunisasi dasar dengan kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut pada anak usia 12-24 bulan di wilayah kerja puskesmas
glugur darat kota medan tahun 2013. Medan : Universitas Sumatera
Utara.
Darmayanti, (2015) Hubungan Status Gizi dan Status Imunisasi dengan Kejadian
ISPA pada Balita di Puskesmas Cempaka Banjarbaru Tahun 2014. Jurnal
Keperawatan, Vol.1, No.2, Maret 2015. Banjarmasin : Universitas
Muhammadiyah.
Dikes Provinsi NTB, (2013). Data Dasar Puskesmas Provinsi Nusa Tenggara
Barat. Mataram : Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Junaidi, I., (2010). Penyakit Paru & Saluran Napas. Jakarta: Bhuana Ilmu
Populer.
Kemenkes RI, (2012). Lihat Dengarkan dan Selamatkan Balita Indonesia dari
Kematian; Modul Tatalaksana Standar Pneumonia. Ditjen PP&PL.
Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI, (2015). Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Pusat data dan
Informasi. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI, (2015). Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014. Jakarta: Kemenkes
RI.
Laporan Puskesmas Karang Pule, (2017). Buku Register Puskesmas Karang Pule
Januari – Oktober Tahun 2017. Mataram : Puskesmas Karang Pule.
Layuk, R.R. (2012). Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian ISPA pada
Balita di Lembang Batu Sura tahun 2013. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Lestari, T. A., (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gejala Ispa
Pada Balita Di Desa Citeureup Tahun 2014. Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Maryunani, Anik (2010). Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta: Trans
Info Media.
Muttaqin, Arif (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Salemba Medika.
Novesar, A. R., (2014). Gambaran Kejadian ISPA pada Balita di Wilayah Kerja
Puskesmas Anak Air Padang Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Andalas.
Padang: Universitas Andalas.
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI) (2009). Kamus Gizi. Jakarta: Kompas
Rahayu, (2011). Kejadian ISPA Pada Balita Ditinjau Dari Pengetahuan Ibu,
Karakteristik Balita, Sumber Pencemar Dalam Ruang dan Lingkunga n
Fisik Rumah Di Wilayah Kerja Puskesmas DTP Cibeber Kabupaten
Lebak Propinsi Banten Tahun 2011. Jakarta: Universitas Indonesia.
Sukmawati, dan Ayu, SD. (2010). Hubungan Status Gizi, Berat Badan Lahir dan
Imunisasi dengan Kejadian ISPA di Wilayah Kerja Puskesmas
Tunikamasean Kabupaten Bontoa Kecamatan Maros, Sulawesi Selatan.
Media Gizi Pangan, Vol 10, Edisi 2, Juli – Desember 2010.
Sutomo, B., dan Anggraini, D.Y., (2010). Makanan Sehat Pendamping ASI.
Jakarta: Demedia Pustaka.
Vevi, Y. (2013). Hubungan Sikap, dan Tindakan Orang tua Terhadap Kejadian
ISPA pada Anak Balita. Kabupaten Boalemo.
Webster, M. & Fransisca., H, (2010). Aksi Global Pada Anak. Buletin Jendela
Epidemiologi, Vol: 3. 2010.
Wong, Donna L dkk (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6. Jakarta:
EGC.
World Health Organization (2012). Data and Statistics. Jenewa : World Health
Organization.
Kepada
Yth. Bapak / Ibu
di -
Tempat
Dengan hormat,
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir berupa Skripsi sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada STIKES YARSI Mataram Jurusan
Keperawatan Strata Satu (S.1) Tahun Akademik 2017/2018, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Wiwie Kartiwi
NIM : 240 STYC 16
Judul Skripsi : Gambaran Faktor Penyebab Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA) pada Balita di Puskesmas Karang Pule tahun 2018
Dengan segala kerendahan hati penulis mohon untuk anda berkenan
menjadi responden penelitian ini dengan menjawab pertanyaan yang penulis
ajukan dengan judul dan sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.
Jawaban ini sangat penulis butuhkan, dan penulis berjanji akan menjaga
kerahasiaan atas jawaban yang anda berikan.
Atas kesediaan dan bantuan penulis menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya.
Peneliti
Wiwie Kartiwi
240 STYC 16
Lampiran 2
Peneliti, Responden,
INFORMED CONSENT
(____________________)
Nomer Responden
KUESIONER PENELITIAN
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS KARANG PULE
TAHUN 2018
Petunjuk pengisian
Pilihlah salah satu kolom pada kolom jawaban dengan memberi tanda
checklist () atau tanda silang (x) sesuai dengan jenis pernyataan atau
pertanyaan yang disediakan sesuai kondisi anda atau yang anda lakukan
Isilah sesuai dengan nomor pernyataan atau pertanyaan
Bila ada pertanyaan atau pernyataan yang tidak dimengerti silakan tanyakan
langsung pada peneliti
I. KARAKTERISTIK BALITA
2. Alamat : _________________________________
5. Umur balita :
Kode
Ya Tidak
Ya Tidak
Lengkap Kode
Tidak lengkap
Ya Tidak
Sesak nafas
Kesadaran menurun
rumah ? Kode
bara ? Kode
Ya Tidak
2
TMS (luas ruangan < 8 m / 2 orang)
2
MS (luas ruangan ≥ 8 m / 2 orang)
IV. FAKTOR PERILAKU ORANG TUA
Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai tindakan anda dengan memberi
tanda checklist () di kolom Selalu (4), Sering (3), Kadang-Kadang (2),
Tidak Pernah (1).
Jawaban
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Kode
kadang pernah
(4) (3) (2) (1)
Saya membawa anak ke posyandu
1 untuk diimunisasi sesuai dengan
jadwal pemberian
2 Saya memberikan ASI
Saya membersihkan (menyapu,
3
mengepel lantai) rumah setiap hari
4 Saya membuka Ventilasi rumah
Saya membersihkan ventilasi
5
rumah
Saya menutup pintu rumah bila
6
ada asap dari pembakaran
Saya mencuci tangan dengan
7 sabun setelah melakukan kegiatan
dan saat bersama anak
Saya menutup mulut dengan
8 tangan atau sapu tangan ketika flu
dan batuk
Saya memperhatikan kebersihan
9 anak (mencuci tangan pakai sabun
dan mandi 2x sehari)
Saya menyediakan makan
10
makanan yang bergizi untuk anak
Saya tidak menggendong /
11
membawa anak ketika memasak
Saya tidak membiarkan anggota
12 keluarga yang merokok, untuk
merokok di dalam rumah
Ketika ada anggota keluarga yang
serumah sakit, segera di bawa ke
13
pelayanan kesehatan (puskesmas,
Rumah Sakit)
Ketika anak sakit, saya
14 memberikan makanan bergizi
yang secukupnya
Jawaban
Kadang- Tidak
No Pernyataan Selalu Sering Kode
kadang pernah
(4) (3) (2) (1)
Saya menambah porsi makan anak
15
setelah sembuh dari sakit
Saya meningkatkan pemberian
16 ASI / memberi minum yang lebih
banyak ketika anak sakit
Saat anak sakit, saya
17
mengharuskan istrahat yang cukup
Saya memberikan ramuan yang
18 aman dan sederhana ketika anak
sakit batuk dan pilek.
Ketika anak sakit, Saya memantau
19 perkembangan atau tanda-tanda
sakitnya.
Saya mengunjungi pelayanan
kesehatan (puskesmas, rumah
20 sakit) ketika anak sakit dengan
gejala batuk pilek dan demam
tanpa atau disertai gejala lain
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
DATA DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN
No FL 1 FL 2 FL 3 FL 4 FL 5 FL 6
1 2 1 1 2 2 1
2 2 1 1 2 2 1
3 1 1 2 1 1 1
4 1 1 1 2 1 1
5 2 2 2 1 2 2
6 2 1 2 2 2 2
7 2 1 1 1 1 1
8 2 2 2 2 2 2
9 2 2 2 2 2 1
10 1 1 1 1 1 1
11 2 1 1 2 1 1
12 2 2 2 2 2 2
13 1 1 1 1 1 1
14 2 2 2 2 2 2
15 2 1 2 2 2 2
16 1 2 2 2 1 2
17 2 2 1 2 2 2
18 2 2 2 1 1 1
19 2 1 2 2 2 2
20 1 1 1 1 1 2
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the = 5%
procedure. df = N - 2 = 20 - 2 = 18
Jadi r-tabel = 0,444
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
.796 .796 6
Nilai untuk Uji Reliabilitas
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
FL1 7.65 3.292 .549 .571 .765
FL2 7.95 3.313 .483 .337 .780
FL3 7.80 3.221 .529 .398 .770
FL4 7.70 3.379 .462 .366 .785
FL5 7.80 2.905 .738 .708 .718
FL6 7.85 3.187 .546 .430 .766
Nilai Nilai
No Pertanyaan Keterangan Reliabilitas
r Hitung r Tabel
1 FL1 0,549 0,444 Valid
2 FL2 0,483 0,444 Valid 0,796
3 FL3 0,529 0,444 Valid
4 FL4 0,462 0,444 Valid
5 FL5 0,738 0,444 Valid
6 FL6 0,546 0,444 Valid
Keterangan :
1. Semua Item pertanyaan memiliki nilai r hitung (0,462 - 0,738) > r tabel 0,444
( = 5%, N = 20 - 2 = 18) sehingga dinyatakan semua item pertanyaan
tersebut VALID dan dapat digunakan.
2. Nilai koefisien Alpha sebesar 0,796 > 0,6, artinya instrumen penelitian
dinyatakan RELIABEL dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
DATA DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20
1 4 3 2 4 2 2 1 1 2 3 2 1 4 3 2 3 2 1 3 3
2 4 3 1 4 3 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 3 4
3 4 4 2 3 3 3 2 2 3 3 4 2 4 3 3 4 2 4 4 4
4 4 4 4 3 4 1 2 2 3 4 3 3 3 4 4 4 4 2 4 3
5 4 3 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 3 2 2 2 2 1 3 3
6 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 1 3 3
7 3 3 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 1 3 3
8 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 4
9 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 1 2 2 3 3 1 2 1 2 3
10 4 3 3 3 3 2 2 1 2 2 2 3 4 3 3 2 2 1 3 3
11 4 3 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4
12 4 3 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3
13 4 3 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3
14 4 4 2 3 3 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3
15 4 3 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3
16 4 3 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 2 3 2 2 2 1 3 3
17 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 3 2 2 3 3 1 3 3
18 3 3 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 3 3
19 4 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 4 2 4 4 4
20 4 4 2 3 4 3 2 2 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 4 3
HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the = 5%
procedure. df = N - 2 = 20 - 2 = 18
Jadi r-tabel = 0,444
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items
.930 .936 20
Nilai untuk Uji Reliabilitas
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted
P1 46.70 82.958 .506 . .929
P2 47.30 79.168 .533 . .928
P3 48.40 79.095 .515 . .928
P4 47.95 76.997 .521 . .929
P5 47.85 76.239 .854 . .922
P6 48.65 78.239 .607 . .926
P7 48.90 78.937 .689 . .925
P8 49.20 80.063 .704 . .926
P9 48.20 78.589 .724 . .925
P10 47.85 78.555 .643 . .926
P11 48.25 76.829 .641 . .926
P12 48.50 75.842 .692 . .925
P13 47.40 77.832 .615 . .926
P14 47.75 79.461 .604 . .926
P15 48.00 78.947 .578 . .927
P16 47.95 75.734 .602 . .927
P17 48.10 78.305 .633 . .926
P18 48.75 73.461 .657 . .926
P19 47.45 79.208 .707 . .925
P20 47.30 82.116 .516 . .928
Nilai Nilai
No Pertanyaan Keterangan Reliabilitas
r Hitung r Tabel
1 P1 0,506 0,444 Valid
2 P2 0,533 0,444 Valid 0,930
3 P3 0,515 0,444 Valid
4 P4 0,521 0,444 Valid
5 P5 0,854 0,444 Valid
6 P6 0,607 0,444 Valid
7 P7 0,689 0,444 Valid
8 P8 0,704 0,444 Valid
9 P9 0,724 0,444 Valid
10 P10 0,643 0,444 Valid
11 P11 0,641 0,444 Valid
12 P12 0,692 0,444 Valid
13 P13 0,615 0,444 Valid
14 P14 0,604 0,444 Valid
15 P15 0,578 0,444 Valid
16 P16 0,602 0,444 Valid
17 P17 0,633 0,444 Valid
18 P18 0,657 0,444 Valid
19 P19 0,707 0,444 Valid
20 P20 0,516 0,444 Valid
Keterangan :
1. Semua Item pertanyaan memiliki nilai r hitung (0,506 - 0,854) > r tabel 0,444
( = 5%, N = 20 - 2 = 18) sehingga dinyatakan semua item pertanyaan
tersebut VALID dan dapat digunakan.
2. Nilai koefisien Alpha sebesar 0,930 > 0,6, artinya instrumen penelitian
dinyatakan RELIABEL dan dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data.
Tabel r Product Moment
Pada Sig.0,05 (Two Tail)
df r df r df r
1 0.997 41 0.301 81 0.216
2 0.950 42 0.297 82 0.215
3 0.878 43 0.294 83 0.213
4 0.811 44 0.291 84 0.212
5 0.754 45 0.288 85 0.211
6 0.707 46 0.285 86 0.210
7 0.666 47 0.282 87 0.208
8 0.632 48 0.279 88 0.207
9 0.602 49 0.276 89 0.206
10 0.576 50 0.273 90 0.205
11 0.553 51 0.271 91 0.204
12 0.532 52 0.268 92 0.203
13 0.514 53 0.266 93 0.202
14 0.497 54 0.263 94 0.201
15 0.482 55 0.261 95 0.200
16 0.468 56 0.259 96 0.199
17 0.456 57 0.256 97 0.198
18 0.444 58 0.254 98 0.197
19 0.433 59 0.252 99 0.196
20 0.423 60 0.250 100 0.195
21 0.413 61 0.248 101 0.194
22 0.404 62 0.246 102 0.193
23 0.396 63 0.244 103 0.192
24 0.388 64 0.242 104 0.191
25 0.381 65 0.240 105 0.190
26 0.374 66 0.239 106 0.189
27 0.367 67 0.237 107 0.188
28 0.361 68 0.235 108 0.187
29 0.355 69 0.234 109 0.187
30 0.349 70 0.232 110 0.186
31 0.344 71 0.230 111 0.185
32 0.339 72 0.229 112 0.184
33 0.334 73 0.227 113 0.183
34 0.329 74 0.226 114 0.182
35 0.325 75 0.224 115 0.182
36 0.320 76 0.223 116 0.181
37 0.316 77 0.221 117 0.180
38 0.312 78 0.220 118 0.179
39 0.308 79 0.219 119 0.179
40 0.304 80 0.217 120 0.178
MASTER DATA
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 29 51.8 51.8 51.8
Perempuan 27 48.2 48.2 100.0
Total 56 100.0 100.0
Umur Balita
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 12 - 36 bulan 33 58.9 58.9 58.9
37 - 60 bulan 23 41.1 41.1 100.0
Total 56 100.0 100.0
Status Gizi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat Kurus 4 7.1 7.1 7.1
Kurus 10 17.9 17.9 25.0
Normal 40 71.4 71.4 96.4
Gemuk 2 3.6 3.6 100.0
Total 56 100.0 100.0
Status Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak 8 14.3 14.3 14.3
Ya 48 85.7 85.7 100.0
Total 56 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
Kejadian ISPA
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ringan 33 58.9 58.9 58.9
Sedang 23 41.1 41.1 100.0
Total 56 100.0 100.0
Ventilasi Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Memenuhi Syarat 39 69.6 69.6 69.6
Memenuhi Syarat 17 30.4 30.4 100.0
Total 56 100.0 100.0
Lantai Rumah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Memenuhi Syarat 3 5.4 5.4 5.4
Memenuhi Syarat 53 94.6 94.6 100.0
Total 56 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
Kepadatan Hunian
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Memenuhi Syarat 34 60.7 60.7 60.7
Memenuhi Syarat 22 39.3 39.3 100.0
Total 56 100.0 100.0
Perilaku
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Baik 34 60.7 60.7 60.7
Cukup Baik 20 35.7 35.7 96.4
Sangat Baik 2 3.6 3.6 100.0
Total 56 100.0 100.0
Crosstabs
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA
Kejadian ISPA