Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL

PENGARUH RELAKSASI ZIKIR TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN


DARAH PADA PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
CAKRANEGARA

DISUSUN OLEH:

SITI HARDIANTI MULIA

NIM : 108STYC16

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020
PROPOSAL
PENGARUH RELAKSASI ZIKIR TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN
DARAH PADA PASIEN PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS
CAKRANEGARA

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu
Keperawatan Jenjang S.1 STIKES Yarsi Mataram

DISUSUN OLEH:

SITI HARDIANTI MULIA

NIM : 108STYC16

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal ini telah disetujui pada :

Hari :
Tanggal :
Tahun :

Pembimbing 1 :H.Zulkahfi, Ners.,M.Kes ( )

Pembimbing 2 :Ernawati.,Ners.,M.Kes ( )

Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1
Ketua

Irwan Hadi,Ners.,M.Kep
NIDN : 0823078801

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Proposal ini telah disetujui pada :

Hari :
Tanggal :
Tahun :

Penguji 1 :Sopian Halid.,Ners, M.Kes ( )

Penguji 2 :H.Zulkahfi,Ners, M.Kes ( )

penguji 3:Ernawati, Ners, M.kep ( )

Mengetahui
Program Studi Ilmu Keperawatan Jenjang S.1
Ketua

Irwan Hadi,Ners.,M.Kep
NIDN : 0823078801

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya kami dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Pengaruh
Relaksasi Zikir Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Penderita
Hipertensi Di Puskesmas Cakranegara” dapat terselesaikan proposal ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan
(S.Kep) pada program S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Yarsi Mataram.
Berdasarkan dengan ini perkenakan saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya dengan hati yang tulus kepada Bapak H.Zulkahfi, Ners., M.Kes selaku
pembimbing 1 dan Ibu Ernawati, Ners, M.kep selaku pembimbing 2 yang telah
banyak memberikan masukan dan motivasi serta waktu yang diberikan untuk
membagi ilmu dan bertukar pikiran selama penulisan proposal. Tidak lupa kami
sampaikan banyak terimakasih kepada :
1. H.Zulkajhfi, Ners, M.Kes selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan.
2. Irwan Hadi,Ners.,M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
S.1 STIKES Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan dan
dorongan kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi
S.1 Ilmu Keperawatan.
3. Winda Nurmayani,Ners. MPH selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing hingga proposal ini terselesaikan.
4. Dosen dan karyawan STIKES Yarsi Mataram yang telah banyak
membantu dalam penyusunan proposal ini.
5. Kepada kedua orang tua saya Bapak Misbah.SH dan Ibu Suharni yang
telah membantu dan memberikan dukungan moril dan spritual kepada
penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Sahabat kurcaciku tercinta dan Dina Erpiana.,D3.Kep serta teman-teman
A2 yang telah memberikan bantuan, dukungan dan motivasi dalam
penyelesaian proposal ini.

iv
7. Terimaksi untuk yang membantu saya dalam mengerjakan proposal ini.
8. Almamaterku STIKES YARSI Mataram.
Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi
kesempatan dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini. Kami
sadari bahwa proposal ini jauh dari sempurna, tetapi kami berharap proposal
ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan.

Mataram, Mei 2020

Peneliti

v
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER

HALAMAN SAMPUL DALAM......................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN.........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................................iii
KATA PENGANTAR.....................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................8
1.3.1 Tujuan Umum..........................................................................................8
1.3.2 Tujuan Khusus.........................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
1.4.1 Bagi Instansi Kesehatan...........................................................................8
1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan.........................................................................9
1.4.3 Bagi Peneliti..............................................................................................9
1.5 Keaslian Penelitian..........................................................................................9
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................11
2.1 Landasan Teori...............................................................................................11
2.1.1 Tekanan Darah.......................................................................................11
2.1.2 Hipertensi................................................................................................15
2.1.3 Konsep Relaksasi Zikir..........................................................................25
2.2 KerangkaTeori...............................................................................................35
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS.....................................................36
3.1 Kerangka Konsep...........................................................................................36
3.2 Hipotesis..........................................................................................................37
3.3 Teknik Pengumpulan Data............................................................................37
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN........................................................................39
4.1 Desain Penelitian............................................................................................39

vi
4.2 Tahap literatur review...................................................................................39
4.2.1 Identifikasi masalah..................................................................................40
4.2.2 Screening..................................................................................................40
4.2.3 Penilaian kualitas......................................................................................40
4.2.4 Eksterasi data............................................................................................40
4.3 Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian...................................................40
4.3.1 Populasi....................................................................................................40
4.3.2 Teknik sampling.......................................................................................40
4.4 AnalisaData.....................................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................44

vii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terjadinya transisi epidemiologi yang paralel dengan transisi

demografi dan transisi teknologi di indonesia dewasa ini telah

mengakibatkan perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit

Tidak Menular (PTM) meliputi penyakit degeneratif dan man made

diseases yang merupakan faktor utama masalah morbiditas dan mortabilitas.

Terjadinya transisi epidemiologi ini disebabkan terjadinya perubahan sosial

ekonomi, lingkungan dan perubahan struktur penduduk, saat masyarakat

telah mengadopsi gaya hidup tidak sehat, misalnya merokok, kurang

aktifitas fisik, makanan tinggi lemak dan kalori, serta konsumsi alkohol

yang diduga merupakan faktor risiko PTM. Pada abad ke-21 ini

diperkirakan terjadi peningkatan insidens dan prevalensi PTM secara cepat,

yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan dimasa yang akan

datang. Salah satu PTM yang terjadi masalah kesehatan yang sangat serius

saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer (Rahajeng &

Tuminah, 2009).

Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi di

negara maju maupun negara berkembang, hampir semua orang dapat

mengalami tekanan darah tinggi, angkanya menunjukkan sekitar 1,13 Miliar

orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dan 3 orang di dunia

1
terdiagnosis hipertensi, dan jumlah penyandang hipertensi terus meningkat

setiap tahunnya dan saat ini terus meningkat secara global. Peningkatan

orang-orang dewasa di seluruh dunia yang akan mengidap hipertensi di

perkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena

hipertensi, dan di perkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal

akibat hipertensi dan komlikasinya (WHO, 2015)

Prevalensi hipertensi nasional berdasarkan hasil pengukuran

Riskesdas 2018 pada penduduk usia 18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di

Kalimantan Selatan yaitu sebesar (44,1%), sedangkan terendah berada di

Papua yaitu sebesar (22,2%), dan umum sehingga bisa terjadi pada kelenjar

darah, umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar 34,1%

di ketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosa hipertensi dan 13,3% orang yang

terdiagnosis hipertensi tidak minum obat. Hipertensi yang tidak mendapat

penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit

jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan profil Kesehatan provinsi NTB (2018), dilaporkan

bahwa jumlah penderita hipertensi pada tahun 2016 terdapat 137.836 kasus

dan tahun 2017 terdapat 100.115 kasus. Sedangkan untuk Kabupaten

Lombok Barat sendiri berdasarkan data dari Dinas Kesehatan NTB tahun

2017, yaitu sebesar 2.675 kasus hipertensi dari 17 puskesmas yang ada di

Kabupaten Lombok Barat, dari jumlah penduduk 17.953 jiwa (Profil

Kesehatan NTB, 2017).

2
Berdasarkan data profil kesehatan Kota Mataram tahun 2018,

Puskesmas Cakranegara merupakan puskesmas dengan kunjungan penderita

tertinggi diantara Puskesmas lainnya. Berikut adalah data penyakit tidak

menular di Puskesmas se-Kota Mataram:

Tabel 1.1 Data penyakit tidak menular di Puskesmas se-Kota Mataram.

No Puskesmas Hipertensi
1 Ampenan 184
2 Tanjung Karang 350
3 Karang Pule 302
4 Pegesangan 294
5 Dasan Agung 242
6 Mataram 232
7 Selaparang 84
8 Cakranegara 361
9 Karang Taliwang 337
10 Dasan Cermen 280
11 Pejeruk 231
Total 2.897
(Profil Kesehatan Kota Mataram Tahun 2018)

Data di atas menunjukkan bahwa Puskesmas Cakranegara

merupakan Puskesmas dengan penderita Hipertensi tertinggi dari 11

Puskesmas yang ada di Kota Mataram.

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana di jumpai tekanan darah

140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah

mencapai 160/95 mmHg untuk usia di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan

darah minimal sebanyak dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut

(WHO, 2015). Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu

hipertensi primer dan hipertensi skunder.

3
Hipertensi terjadi karena pola makan dan pola hidup tidak

sehat.Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian hipertensi diklasifikasikan

menjadi faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan dapat dimodifikasi. Faktor

yang tidak dapat dimodifikasi adalah riwanyat keluarga dan hipertensi,

umur, jenis kelamin, dan etnis. Di sisi lain, faktor yang dapat dimodifikasi

adalah nutrisi, stres, obesitas, dan zat berbahanya misalnya rokok dan

konsumsi alkohol berlebih, serta aktivitasvisik fisik (Gunawan, 2016).

Hal ini tentunya menjadi masalah yang harus di perhatikan,

sehingga penderita penyakit hipertensi tidak meningkat di tahun berikutnya.

Pemberian pendidikan kesehatan dan pengobatan hipertensi tentunya

menjadi salah satu upaya untuk mengurangi kejadian hipertensi.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan

non farmakologis. Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan dengan

menggunakan obat-obatan yang dapat membantu menurunkan serta

menstabilkan tekanan darah. Pengobatan farmakologis dengan

menggunakan obat obatan medis yang harganya relatif mahal dan tidak

hanya memiliki efek yang menguntungkan tetapi juga memiliki efek yang

menguntungkan tetapi juga memiliki efek samping seperti terjadinya

bronkospasme pada penggunaan beta blocker. Efek samping yang mungkin

timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan mual. Oleh karena itu,

alternative yang tepat untuk mengurangi tekanan darah tanpa

ketergantungan obat dan efek samping adalah dengan menggunakan non

farmakologis (Afrilia,dkk 2015).

4
Pengobatan non farmakologis adalah suatu bentuk pelayanan

pengobatan yang menggunakan cara, alat atau bahan yang dipergunakan

sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan medis tertentu. Salah satu

terapi non farmakologis yang dapat digunakan untuk mengurangi hipertensi

adalah terapi relaksasi zikir ( Afrilia,dkk 2015). Menurut Vocks dalam

Anggraeni (2014) teknik relaksasi merupakan teknik yang dinilai efektif

untuk menurunkan tekanan darah.

Terapi behavioral dan spiritual yang digunakan dalam penelitian ini

adalah terapi relaksasi zikir. Terapi relaksasi zikir adalah modifikasi dari

relaksasi pernafasan yang merupakan terapi behavioral dan terapi zikir yang

merupakan terapi spiritual (Anggraieni,2014).

Dari sudut ilmu kesehatan jiwa, diketahui zikir merupakan terapi

psikiatrik setingkat lebih tinggi dari pada psikoterapi biasa. Zikir merupakan

suatu upaya untuk mendekatkan diri kepada allah dengan cara

mengingatnya. Dalam islam zikir bukanlah hal yang asing, tetapi sudah

merupakan hal yang biasa dilakukan setiap muslim. Zikir disini lebih

berfungsi sebagai metode, psikoterapi, karena dengan banyak melakukan

zikir akan menjadikan hati tentram, tenang dan damai, serta tidak mudah

diombang-ambingkan oleh pengaruh lingkungan dan budaya global. Seperti

yang tercantum dalam Q.S Ar-Ra’du ayat 28 yang artinya sebagai berikut :

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka yang menjadi tentram

dengan berzikir (mengingat) Allah, Ingatlah dengan berzikir hati menjadi

tentram”. Dalam surat lain disebutkan “Maka sabarlah kamu atas apa yang

5
mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu sebelum terbit

matahari dan sebelum terbenamnya. Dan bertasbih pulalah pada waktu

malam dan siang hari supaya kamu merasa senang” (Q.S.Thoha:130).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Aggraieni (2014)

menyebutkan saat zikir telah menembus seluruh bagian tubuh bahkan ke

setiap sel-sel dari tubuh itu sendiri. Hal ini akan berpengaruh terhadap

tubuh. Pada saat inilah tubuh manusia merasakan relaksasi atau

pengendoran saraf sehingga ketegangan-ketegangan jiwa akibat dari tidak

terpenuhinya kebutuhan baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani

akan terkurang bahkan bisa saja hilang sama sekali. Terhadap para pasien

yang menderita penyakit jantung dan pembuluh darah. Dari hasil

penelitiannya itu diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan keagamaan

(Hipertensi). Oleh karena itu, terapi relaksasi zikir digunakan untuk

mengurangi stress secara fisik, emosi, kognitif dan perilaku yang

mengakibatkan tekanan darang yang meningkat atau hipertensi esensial

(Anggraieni,2014).

Proses berzikir dengan mengucapkan kalimat yang mengandung

hurup jahr, seperti kalimat tauhid dan istigfar, meningkatkan pembuangan

CO2 dalam paru-paru. Pada saat seorang berzikir terjadi pengecilan

pembuluh darah otak selama sesaat akibat respon kimiawi ketika berzikir.

Suplai aliran darah (penurunan kadar oksigen dan glukosa) kejaringan otak

mengalami penurunan. Keadaan ini segera di respon oleh otak dengan

refleks menguap yang secara besar-besaran memasukan oksigen melalui

6
paru-paru menuju otak di sertai lebaran diameter pembuluh darah.

Akibatnya suplai oksigen dan glukosa ke dalam jaringan otak meningkat

pesat kondisi ini akan merevitalisasi semua unsur seluler dan mikro seluler

yang berdampak pada kekuatan dan daya tahan hidup sel otak. Selain itu

pasukan oksigen dalam jumlah besar-besaran, mitokondria sebagai pusat

permasalahan sel akan kembali aktif dan bekerja normal.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti

di wilayah kerja Puskesmas Cakranegara, dengan mewawancarai 10

penderita hipertensi yang berkunjung di Puskesmas Cakranegara, diperoleh

informasi bahwa 6 diantaranya mengatakan sering sekali tekanan darahnya

naik karena tidak teratur minum obat dan tidak pernah kontrol ke

Puskesmas. Mereka juga mengatakan jika tekanan darah sedang naik,

mereka mengatakan sakit pada tengkuk, pusing, terasa mau jatuh jika

berjalan. Kemudian 3 penderita hipertensi mengatakan hanya mengeluh

pusing dan lemas jika tekanan darahnya naik, hal ini biasanya disebabkan

karena pasien ada masalah rumah tangga yang sedang dipikirkan atau

adanya berita/kejadian yang membuat pasien menjadi terkejut. Dan 1

diantara penderita mengatakan tidak mengeluh apa-apa jika tekanan

darahnya naik, walaupun tekanan darahnya 200/110 mmHg, sehingga

terkadang obat hipertensi yang di berikan tidak diminum.

Berdasarkan penomena tersebutpeneliti tertarik melakukan

penelitian untuk mengetahui “Pengaruh Relaksasi Zikir Terhadap

7
Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi” di wilayah kerja

Puskesmas Cakranegara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulisan mengambil

rumusan masalah “Bagaimana Pengaruh Relaksasi Zikir Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi” di wilayah kerja

Puskesmas Cakranegara.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh Relaksasi Zikir Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi’ di Wilayah

Kerja Puskesmas Cakranegara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik

sebelum dilakukan terapi relaksasi zikir pada penderita hipertensi.

2. mengidentifikasi rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolik

sesudah dilakukan terapi relaksasi zikir pada penderita hipertensi.

3. Menganalisis pengaruh relaksasi zikir terhadap penurunan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi Kesehatan

Memberi masukan bagi instansi pelayanan kesehatan dalam

meningkatkan mutu pelayanan dan pengembangan pengetahuan

8
khususnya tentang pemberian terapi relaksasi zikir pada pasien

hipertensi.

1.4.2 Bagi Instansi Pendidikan

Memberikan masukan kepada tenaga keperawatan dalam

menangani penderita hipertensi dengan metode relaksasi zikir.

1.4.3 Bagi Peneliti

Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang hipertensi

dan terapy yang dapat dilakukan secara mandiri.

1.5 Keaslian Penelitian

No Nama & Judul Desain Hasil Penelitian


Penelitian Penelitian
1 Alimansur/ 2013 Efek Relaksasi Pra Ada pengaruh
Terhadap experimental teknik relaksasi
Penurunan design dengan terhadap penurunan
Tekanan Darah jenis One group tekanan darah Pada
Pada Penderita pretest-posttest penderita hipertensi
Hipertensi design Besar teruji dengan uji
sampel sebanyak wilocoxon dan di
11 orang dengan dapatkan nilai
menggunakan signifikan 0,003
Sampel Random <0,005, Ho ditolak
Sampling
2 Anggraieni/2014 Pengaruh Terapi Kuasi Hasil uji mann-
Relaksasi Zikir eksperimen whitney U pada
Untuk Menurunkan dengan Pretest- kedua kelompok
Stres Pada Posttest Contol menunjukan adanya
Penderita Group Design perbedaan skor
Hipertensi Esensial stress hipertensi
yang signifikan
antara penderita
kelompok
eksperimen dengan
kelompok control
yang di sebabkan
terapi relaksasi
zikir dengan nilai
p=0.006(p<0.05)
hal ini menunjukan
terapi relaksasi
zikir mampu

9
menurunkan tingkat
stress pada
penderita hipertensi
3 Finaldiansyah/ Pengaruh Dzikir Quasi Perbedaan tekanan
2016 Terhadap experiment darah sesudah pada
Penurunan pretest-posttest kelompok
Tekanan Darah nonequivalent intervensi dan
Pada Usia control group kelompok kontrol,
Pertengahan Di dengan jumlah sistolik didapatkan
Wilayah Kerja sampel sebanyak nilai p=0,862 dan
UPK Puskesmas 36 orang diastolik p=0,286.
Kampung Dalam Hal ini menunjukan
terdapat pengaruh
pemberian terapi
dzikir terhadap
penurunan tekanan
darah pada usia
pertengahan
diwilayah kerja
UPK Puskesmas
Kampung Dalam

10
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Tekanan Darah

A. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam

pembuluh nadi arteri. Jantung berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali

dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring). Darah

dipompa menuju darah melalui arteri. Tekanan darah paling tinggi

terjadi ketika jantung berdetak/ berkontraksi memompa darah disebut

tekanan sistolik. Tekanan darah menurun saat jantung rileks diantara

dua denyut nadi disebut tekanan diastolik (Kowalski). Mekanisme

terjadinya tekanan darah berasal dari dua kekuatan, satu kekuatan

diciptakan oleh jantung ketika memompa darah menuju pembuluh

darah arteri dan melalui sirkulator. Sedangkan kekuatan yang lain

adalah kekuatan pembuluh arteri ketika mereka mendesak darah

mengalir ke jantung (Ramadhan, 2010).

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding

arteri. Tekanan ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperi

curah jantung, ketegangan arteri, volume, laju serta kekentalan

(viskositas) darah (Islamiyah, 2014).

11
Sedangkan menurut Pearce dalam Sofyan (2015). Tekanan

darah adalah kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang

menampungnya. Tekanan darah menunjukkan keadaan dimana

tekanan yang dikenakan oleh darah pada pembuluh arteri ketika darah

dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh, dengan kata lain tekanan

darah juga berarti kekuatan yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap

satuan luas dinding pembuluh darah.

B. Pusat Pengawasan dan Pengaturan Perubahan Tekanan Darah

1) Menurut Mas’ud dalam menambu, 2015 terdapat beberapa pusat

yang mengawasi dan mengatur perubahan tekanan darah, yaitu:

1. Sistem saraf yang terdiri dari pusat-pusat yang terdapat di

batang otak, misalnya pusat vasomotor dan diluar susunan

syaraf pusat, misalnya baroreseptor dan kemoreseptor.

2. Sistem humoral atau kimia yang dapat berlangsung lokal atau

sistemik, misalnya reninangiotensin, vasopressin, epinefrin,

norepinefrin, asetilkolin, serotonin, adenosin dan kalsium,

magnesium, hidrogen, kalium dan sebagainya.

3. Sistem hemodinamik yang lebih banyak dipengaruhi oleh

volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan

osmotik dan hidrostatik di bagian dalam dan di luar sistem

vaskuler.

12
4. Memompakan udara kedalam manset, maka akan terdengar

suara bising arteri brachialis dextra melalui stetoschope

sampai suara bising tersebut akan menghilang.

5. Memompakan terus udara kedalam manset sampai tinggi Hg

pada manometer sekitar 20 mmHg lebih tinggi dari titik

dimana suara bising arteri brachialis dextra tadi menghilang.

6. Mengeluarkan udara dalam manset secara pelan dan

berkesinambungan, maka akan terdengar lagi suara bising

tersebut. Kemudian melihat tinggi Hg pada manometer,

didapatkan tekanan darah sistolik. Dan setelah diturunkan lagi

menghilang, itulah tekanan darah diastolik.

2) Secara Palpasi

1. Pastikan responden duduk atau berbaring dengan nyaman.

2. Pasang manset di lengan atas kanan, sekitar 3 cm di atas fossa

cubiti (jangan terlalu ketat maupun terlalu longgar).

3. Meraba serta merasakan denyut arteri radialis dextra

4. memompakan udara kedalam manset sampai Hg pada

manometer 20 mmHg lebih tinggi dari titik dimana denyut

arteri radialis dextra tidak terba.

5. mengeluarkan udara dalam manset secara pelan dan

berkesinambungan. Mencatat tinggi Hg pada manometer

dimana arteri radialis pertama kali teraba kembali. Nilai ini

menunjukan besarnya tekanan sistolik secara palpasi.

13
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah adalah usia,

riwanyat penyakit keluarga, jenis kelamin, stres kerja, aktivitas vfisik,

konsumsi obat-obtan, dan kebiasaan merokok (Fitriani & Nilamsari).

1. Usia

Bertambahnya usia menyebabkan kelenturan atau lastisitas

pembuluh darah semakin berkurang. Tekanan darah akan naik

terus perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya usia, dan akan

naik tajam setelah usia 40 tahun. Semakintua seseorang maka

tekanan sistol semakin tinggi, biasanya di hubungkan dengan

timbulnya aterosklerosis (Guston dan Hall dalam Sofyan, 2015).

2. Jenis Kelamin

Berdasarkan, MiIIer,(2010) menunjukkan bahwa perubahan

hormonal yang sering terjadi pada wanita menyebabkan wanita

lebih cenderung memiliki tekanan darah tinggi. Hal ini juga

menyebabkan resiko wanita untuk terkena penyakit jantung

menjadi lebih tinggi.

3. Stress Kerja

Stress dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi bagian

otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus merangsang kelenjar

anak ginjal mengeluarkan zat kortikosteroid melalui proses yang

kompleks sehingga merangsang tingginya tekanan darah

(Yurisaldi, 2018).

14
4. Aktivitas Visik

Perubahan mencolok sistem kardiovaskuler pada saat

berolahraga/beraktivitas, termasuk peningkatan aliran darah otot

rangka, peningkatan bermakna curah jantung, penurunan resistensi

perifer total dan peningkata sedang tekanan arteri rata-rata

(Muttaqin, 2012).

5. Konsumsi Obat-Obatan

Banyak pengobatan yang langsung maupun tidak langsung

mempengaruhi tekanan darah. Beberapa obat anti hipertensi

seperti diuretik, vasodilator dan ACE inhibitur langsung

berpengaruh pada tekanan darah (Muttaqin, 2012).

6. Kebiasaan Merokok

Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.

Peningkatan katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardium,

peningkatan denyut jantung, dan menyebabkan vasokontriksi,

yang mana pada akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan

darah (Udjianti, 2011).

2.1.2 Hipertensi

A. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah adalah tekanan darah persisten dimana tekanan

sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90

mmHg. Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90

mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai

15
rentang dan tekanan darah normal, tinngi samapi hipertensi maligna.

(Marilynn E. Doenges, 1999).

B. Klasifikasi

1. Klasifikasi berdasarkan penyebab

a. Hipertensi Esensial (primer)

Merupakan 90% dari kasus penderita hipertensi. Dimana

sampai saat ini belum diketahui penyebabnya secara pasti.

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya

hipertensi esensial, seperti: faktor genetik, stress dan

psikologis, serta faktor lingkungan dan diet (peningkatan

penggunaan garam dan berkurangnya asupan kalium atau

kalsium) (Wijaya & Putri, 2013).

b. Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder penyebabnya dan patofisiologi

dapat diketahui dengan jelas sehingga lebih mudah untuk

dikendalikan dengan obat-obatan. Penyebab hipertensi skunder

diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes,

kelainan adrenal, kelainan aorta, kelainan endokrin lainnya

seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme, dan

pemakaian obat-obtan seperti kontrasepsi oral dan

kortikosteroid (Wijaya & Putri).

16
2. Klasifikasi berdasarkan derajat hipertensi

a. Berdasarkan JNC VII:

Tabel 2.1 klasifikasi derajat hipertensi berdasarkan JNC VII

Derajat Tekanan sistolik Takanan diastolik


(mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Pre-hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 11 ≥160 ≥100

b. Menurut European Society Of Cardiology:


Tabel 2.2 klasifikasi derajat hipertensi berdasarkan ESC

Derajat Tekanan sistolik Tekanan diastolik


(mmHg) (mmHg)
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi derajat 11 160-170 100-109
Hipertensi derajat 111 ≥180 ≥110
Hipertensi sistolik ≥190 ≥90
terisolasi
Sumber : ESC, 2007

C. Etiologi

Menurut Undijati, 2011 etiologi yang pasti dari hipertensi

esensial belum diketahui. Namun, sejumlah interaksi beberapa energi

homeostatik saling terkait. Defek awal diperkirakan pada mekanisme

pengaturan cairan tubuh dan tekanan oleh ginjal. Faktor hereditas

berperan penting bilamana ketidakmampuan genetik dalam mengelola

kadar natrium normal. Kelebihan intake natrium dalam diet dapat

meningkatkan volume cairan dan curah jantung. Pembuluh darah

17
memberikan reaksi atas peningkatan aliran darah melalui kontriksi

atau peningkatan tekanan perifer. Tekanan darah tinggi adalah hasil

awal dari peningkatan curah jantung yang kemudian dipertahankan

pada tingkat yang lebih sebagai suatu timbal balik peningkatan

tahanan perifer.

Etiologi hipertensi sekunder umumnya diketahui. Berikut ini

beberapa kondisi yang menjadi penyebab terjadinya hipertensi

skunder:

1) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen)

Kontrasepsi yang berisi estrogen dapat menyebabkan hipertensi

melalui mekanisme Renin Aldosteron Mediated Volume

Expansion.

2) Penyakit parenkim dan vaskular ginjal

Hipertensi renovakular berhubungan dengan penyempitan satu

atau lebih arteri besar yang secara langsung membawa darah ke

ginjal. Penyakit parenkim ginjal terkait dengan infeksi, inflamasi,

dan perubahan struktur, serta fungsi ginjal.

3) Gangguan endokrin

Disfungsi medulla adrenal atau korteks adrenal dapat

menyebabkan hipertensi skunder. Adrenal mediated Hypertension

disebabkan kelebihan primer aldosterone, kortisol dan

katekolamin. Pada aldosteronisme primer, kelebihan aldosterone

menyebabkan hipertensi hypokalemia.

18
4) Coarctation aorta

Merupakan penyempitan aorta kongenital yang mungkin terjadi

beberapa tingkat pada aorta torasik atau aorta abdominal.

Penyempitan hambatan aliran darah melalui lengkung aorta dan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah di atas area konstriksi.

5) Neurogenik

Seperti tumor otak, enchepalitis, dan gangguan psikiatrik.

6) Merokok

Nikotin dalam rokok merangsang pelepasan katekolamin.

Peningkatan katekolamin menyebabkan iritabilitas miokardium,

peningkatan denyut jantung, dan menyebabkan vasokontriksi,

yang mana pada akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan

darah.

D. Tanda dan gejala

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain

tekanan darah yang tinggi, tetapi terdapat pula ditemukan perubahan

pada retina, seperti pendarahan, eksudat (Wijaya & Putri, 2013).

Sedangkan pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami

pasien diantaranya yaitu sakit kepala (rasa berat ditengkuk), palpitasi,

kelelahan, nausea, vomiting, ansietas, keringat berlebih, tremor otot,

nyeri dada, epistaksis, pandangan kabur atau ganda, tinnitus (telinga

berdenging), serta kesulitan tidur (Udjianti, 2011).

19
E. Patofisiologi

Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung

dan tahanan perifer. Curah jantung pada penderita hipertensi

umumnya normal. Kelainanya terutama pada peninggian tahanan

perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan karena vasokonstriksi

arterior akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut. Bila

hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-

perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan

tunika interna dan hipertensi tunika media. Dengan adanya hipertropi

dan hiperplasi, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak

mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Keadaan ini dapat

diperkuat dengan adanya sklerosis koroner.

F. Komplikasi

Hubungan antara peningkatan tekanan darah dengan risiko

untuk mengalami penyakit kardiovaskuler berlangsung secara terus-

menerus. Apabila dalam jangka waktu yang lama kondisi hipertensi

tidak dapat mencapai target tekanan darah stabil dapat menyebabkan

terjadinya kerusakan organ terutama terjadinya penyakit ginjal akhir

akibat penurunan laju filtrasi glomelurus akibat tekanan darah yang

terus meningkat. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor usia yang

ikut berpengaruh dalam risiko timbulnya komplikasi. Oleh karena itu,

sebagai pencegah dilakukan usaha untuk mempertahankan agar

20
tekanan darah tetap normal pada kisaran 12/80 mmHg (Setiati et al,

2018).

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Non Farmakologis

1) Pengaturan Diet

Diet yang dianjurkan untuk pasien hipertensi adalah

a) Diet rendah garam

b) Diet rendah kolestrol dan asam lemak jenuh

c) Mempertahankan berat badan ideal

d) Batasi konsumsi alkohol

e) Berhenti merokok

f) Diet tinggi kalium

(Padila, 2013)

2) Latihan Fisik

Melakukan aktivitas secara teratur (aktivitas visik

aerobik selama 30-45 menit/hari) diketahui sangat efektif

dalam mengurangi resiko relatif hipertensi hingga mencapai

19% hingga 30% (Rahajeng & Tuminah 2009).

3) Edukasi Psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipetensi

meliputi:

a) Teknik Biofeedback

21
Merupakan suatu teknik yang dipakai untuk menunjukan

pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang

secara sadar subyek dianggap secara tidak normal

(Padila,2013)

b) Teknik relaksasi

Merupakan suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan

untuk mengurangi ketegangan atau kecemasan dengan cara

melatih penderita untuk belajar membuat otot-otot dalam

tubuh menjadi rileks (Padila, 2013).

2. Penatalaksanaan Farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis dapat diberikan obat anti

hipertensi seperti berikut ini:

a. Diuretik

Diuretik mengobati hipertensi dengan meningkatkan

akskresi natrium dan air melalui ginjal. Hal ini mengurangi

volume dan aliran balik vena, sehingga mengurangi curah

jantung (Casey, 2011). Diuretik menurunkan tekanan darah

dengan mengurangi volume darah dan curah jantung, tahanan

vaskuler perifer mungkin meningkat. Setelah 6-8 minggu

curah jantung kembali ke normal vaskuler perifer. Diuretik

efektif menurunkan tekanan darh sebesar 10-15 mmHg pada

sebagian besar pasien dan diuretik sendiri sering memberikan

22
hasil pengobatan yang memadai bagi hipertensi esensial ringan

dan sedang.

b. Angiotensin Converting Enzim (ACE inhibitor)

Pada ACE inhibitor contohnya adalah enapril,

captopril, lisinopril dan obat lain di golongan ini menurunkan

pembentukan angiotensin II. Dengan ekskresi ACE inhibitor

akan mengurangi retensi natrium dan air, mengurangi volume

darah, terjadinya vasodilatasi terutama di otak, jantung dan

ginjal serta menurunkan TPR (Casey,2012). Antagonis

reseptor angiotensin II, losartan dan candesartan memiliki efek

fisiologis merip dengan ACE inhibitor, obat ini dibutuhkan

karena ACE inhibitor memblokade hormon angiostensin II

yang menyebabkan konstriksi pembuluh darah.

c. Calcium Channel Bloker

Efek dari kalsium ekstra selular adalah pada kontraksi

otot polos jantung dan pembuluh darah. Obat yang

menghalangi masuknya kalsium ke dalam otot-otot polos akan

mengurangi kontraksi dan juga sistem konduksi jantung. Obat

calsium channel bloker adalah paling efektif dalam

mengurangi variabilitas pada tekanan darah. Calcium channel

bloker dapat dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu: bekerja

terutama pada miokardium misalya nifedifine, felodifine dan

23
amlodipine serta yang bekerja pada myocardium dan otot

polos pembuluh darah misalnya ditializem.

d. Beta bloker

Beta blocer bertindak dengan menghilangi ikatan

noradrenalin dengan reseptor pada sel, miokardium, saluran

pernapasan dan pembuluh darah perifer. Efek pada jantung

adalah mengurangi denyut jantung dan kontraktilitas terutama

saat saraf simpati terstimulasi seperti pada saat olahraga dan

stres. Penurunan curah jantung mengakibatkan penurunan

tekanan darah, selain itu obat ini juga mengurangi efek

noradrenalin, mengurangi pelepasan rannin dari ginjal dan

dapat menyebabkan vasodilatasi dari arteriol yang mengurangi

TPR (Casey, 2011).

e. Alpha-I-Adrenegic bloker

Stimulasi dari reseptor Apha I oleh noradrenalin

menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan saluran

pernafasan, relaksasi pada saluran gastrointestinal dan

kontraksi spingter kandung kemih. Dalam sirkulasi, alpha-I

reseptor ditemukan terutama di kulit, otot rangka, ginjal dan

saluran pencernaan. Obat-obatan seperti prazosin, dan

terazosin doxasoxin di gunakan untuk mengobati hipertensi

karena mereka menginduksi vasodilatasi perifer, yang

menyebabkan penurunan TPR. Efek samping dari obat jenis

24
ini dapat menyebabkan hipotensi postural, impotensi dan

inkonentinensia urine meningkat pada wanita 9 (Casey, 2011).

2.1.3 Konsep Relaksasi Zikir

A. Pengertian Relaksasi Zikir

Terapi relaksasi zikir adalah modifikasi dari relaksasi

pernafasan yang merupakan terapi bevioral dan terapi zikir yang

merupakan terapi spiritual. Relaksasi pernafasan adalah relaksasi

dengan cara mengatur langkah dan kedalaman pernafasan. Pernafasan

dalam dilakukan dengan cara melakukan pernafasan yang lebih dalam

hingga difragma yang biasa disebut dengan pernafasan perut

(Anggraieni, 2014).

Sedangkan dari sudut ilmu kesehatan jiwa, diketahui zikir

merupakan terapi psikiterapi biasa. Zikir merupakan suatu upaya

untuk mendekatkan diri kepada allah dengan cara mengingat Nya

(Anggraieni, 2014).

Secara hafiah, arti zikir adalah ingat. Zikirullah berarti

mengingat allah. Dengan mengingat Allah kita akan merasakan

penjagaan dan pengawasan –Nya. Zikir akan mendekatkan kita

kepada Allah, karena jika kita senantiasa mengingat Dia, tentu Dia

pun akan mengingat kita, menyayangi kita dan melimpahkan

rahmatNya kepada kita (Yurisaldi,2018).

25
Menurut Purwanto, 2006 Zikir berarti ingat kepada Allah,

ingat ini tidak hanya sekedar menyebut nama Allah dalam lisan atau

dalam pikiran dan hati. Akan tetapi zikir yang di maksud adalah ingat

akan Zat, Sifat dan Perbuatan-Nya kemudian memasrahkan hidup dan

mati kepada-Nya. Sehingga tidak takut maupun gentar menghadapi

segala macam mara bahaya dan cobaan.

B. Jenis-jenis Zikir

Sebagai tokoh islam membagi zikir menjadi dua yaitu:

Zikir dengan lisan dan zikir dengan hati. Zikir lisan merupakan

jalan yang akan menghantarkan pikiran dan perasaan yang kacau

menuju kepada ketetapan zikir hati, kemudian dengan zikir hati inilah

dengan semua kedalaman kejiwaan akan kelihatan lebih luas, sebab

dalam wilayah ini Allah akan mengirimkan pengetahuan berupa

ilham. Menurut Bahjad dalam Purwanto, 2006 zikir dalam lisan

seperti menyebut nama Allah berulang-ulang, dan satu tingkat di atas

zikir lisan adalah hadirnya tentang pemikiran tentang Allah dalam

kalbu (Purwanto, 2006).

Menurut Yusuf Mansyur (2009), zikir menurut para ulama,

dapat dibedakan dalam tiga macam yaitu:

1) Zikir dengan lisan (dzikir bil al-lisan), yakni membaca atau

mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain

sebagainya dengan bersuara.

26
2) Zikir dalam hati (dzikir bil al cjolb), yakni membaca atau

mengucapkan kalimat-kalimat takbir, tasbih, tahlil dan lain

sebagainya dengan membatin. Tanpa mengeluarkan suara.

Sebagai ulama menafsirkan zikir dalam hati ini, adalah

bertafakkur (memikirkan/merenungi) berbagai ciptaan Allah SWT

dan kenikmatannya dengan penuh kenyakinan, dan perasaan

tulus. Inilah zikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Sebab

itulah sebaik-baik zikir kepada Allah AWT.

3) Zikir dengan panca indra atau anggota badan (dzikir bi al-

jawarih), yakni menundukkan seluruh anggota badan kepada

Allah SWT dengan cara melaksanakan segala perintah dan

meninggalkan seluruh larangan-Nya.

Tentang zikir indra ini, sebagian ulama tasawuf memiliki

pengertian dan konsep yang berbeda. Yakni melalui tujuh penjuru

panca indra.

a. Zikir kedua mata dengan menangis

b. Zikir kedua telinga dengan mendengarkan hal-hal yang baik, dan

menghindari pendengaran pembicaraan yang tiada guna

c. Zikir lidah dan mulut dengan mengucapkan puji-pujian kepada

Allah SWT

d. Zikir hati dengan penuh rasa takut dan harap kepada Allah SWT

e. Zikir ruh dengan tawakkal (berserah diri) kepada Allah SWT dan

rela atas segala keputusannya

27
f. Zikir badan dengan memenuhi berbagai kewajiban dan

g. Zikir kedua tangan dan bersedekah.

Zikir dengan panca indra ini disebut juga zikir fi’il, yaitu

mengingat Allah dengan perbuatan. Misalnya, melaksanakan

ibadah (shalat, puasa dan lain-lainnya), menuntut ilmu, menengok

orang sakit, bekerja mencari rezeki yang halal, mencegah

kemungkaran, menyuruh orang berbuat baik, dan lain sebagainya.

C. Manfaat Zikir

Menurut Syekh Ghulam Moinuddin (2017) Zikir dapat

menghilangkan kekuatan setan dan menghancurkannya,

menyenangkan Allah Yang Maha Esa, menarik mata pencaharian,

membuat kepribadian mengesankan dan terhormat, memberikan jalan

untuk mendekatkan diri kepada Allah, memulihkan dan

menghidupkan hati, menghapus kesalahan dan kehilafan, menjaga

perkataan dari gosip dan fitnah, obat bagi seluruh macam penyakit,

menghilangkan seluruh rasa takut dan cemas dari hati, serta

menghilangkan sifat kepura-puraan atau sifat munafik (Moinuddin,

2017).

Zikir juga berfungsi sebagai metode psikoterapi, karena

dengan banyak melakukan zikir akan menjadikan hati tentram, tenang

dan damai, sehingga tidak mudah diombang-ambingkan oleh

pengaruh lingkungan dan budaya global. Seperti yang tercantum

dalam Q.S Ar-Ra’du ayat 20 yang artinya sebagai berikut: “Orang-

28
orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan

berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah dengan berzikir hati menjadi

tentram”. Dalam surat lain disebutkan “Maka sabarlah kamu atas

apa yang mereka katakan dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu

sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya. Dan bertasbih

pulalah pada waktu malam dan siang hari supaya kamu merasa

senang” (Q.S. Thoha:130).

D. Langkah-langkah Melakukan Relaksasi Zikir

Langkah-langkah relaksi zikir ini merupakan modifikasi dari

teknik relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan dari Benson

dalam Purwanto (2006) yaitu:

1) Memilih frase yang sesuai dengan kenyakinan

Fase atau kata ini digunakan sebagai fokus atau pengantar

meditasi, dan pemilihan kata sebaiknya memiliki arti khusus

terutama fase yang dapat menimbulkan munculnya kondisi

transen-densi, sehingga diharapkan dengan frase sebagai fokus

yang digunakan akan menigkatkan kekuatan respon relaksasi

dengan member kesempatan faktor kenyakinan untuk memberi

pengaruh. Pemilihan frase sebaiknya cukup singkat agar dapat

diucapkan dalam hati ketika menghembuskan nafas secara normal.

Pada penelitian ini ada 5 frase atau zikir yang digunakan

yaitu:

29
a. Laa ilaha ilallah

Dimana kalimat laailahailallah memiliki arti tiada

tuhan yang pantas di sembah kecuali Allah SWT, adanya

pengakuan bertuhan hanya kepada Allah dalam sebuah

kenyakinan. Individu yang memiliki kemampuan spiritualitas

yang tinggi memiliki kenyakin-an yang kuat akan tuhannya.

Kenyakinan ini menimbulkan kontrol yang kuat, dapat

memaknai dan menerima setiap peristiwa yang tidak

menyenangkan ke arah yang lebih positif dan yakin bahwa ada

yang mengatur setiap peristiwa yang terjadi di alam semesta.

Dengan begitu individu dapat mengurangi ketegangan (stres),

mengatasi masalah kesehatan dan meningkatkan kekuatan

mental dengan cepat (Anggraieni,2014).

b. Satafirullah alladzim

Menurut Yurisaldi (2010) bahwa proses zikir dengan

mengucapkan kalimat yang mengandung huruf jahr, seperti

kalimat tauhid dan istighfar, akan meningkatkan pembuangan

CO2 dalam paru-paru.

c. Subhanallah

Dimana Allah itu maha suci segala sifat yang tercela,

suci dari kelemahan. Maha suci Allah inin bisa juga merasa

kagum kepada ciptaan Allah. Allah itu suci dari kejam, tidak

mungkin dia kejam kerena dia sangat penyanyang. Allah itu

30
maha suci dari bakhil, tidak mungkin dia bakhil karena Dia

maha pemurah. Maka oleh sebab itu, selalu berfikir positif

karena munculnya respon emosi positif dapat menghindarkan

dari diri reaksi stres (Anggraeni,2014).

d. Alhamdulillah

Merupakan sikap bersyukur atas rezeki yang telah

Allah berikan. Efek kebersyukuran pada kesehatan, salah

satunya telah diteliti oleh Krouse (2006), yang membuktikan

bahwa efek stres pada kesehatan dapat dikurangi dengan

meningkatkan kebersyukuran kepada Tuhan

(Anggraieni,2014).

e. Allahu Akbar

Dimana sungguh besarnya kekuasaan Allah, besar

kekanyaan Allah, besar ciptaan Allah, sehingga menimbulkan

sikap yang optimis. Sikap optimisme, sumber energi baru

dalam semangat hidup dan menghapus atas keputusasaan

sehingga seseorang menghadapi keadaan atau persoalan yang

mengganggu jiwanya, seperti sakit, kega-galan, dan gangguan

psikologis lainnya, seperti stres (Anggraeni,2014).

2) Atur posisi tubuh yang nyaman

Sebellum memulai relaksasi carilah posisi duduk yang

nyaman sehingga posisi tidak mengganggu pikiran. Posisi dapat

dilakukan misalya dengan bersila atau duduk di sofa. Lingkungan

31
di atur sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu proses

relaksasi misalnya suhu, kebisingan, pakaian terlalu ketat dan

baubauan yang tidak enak.

3) Memejamkan mata

Memejamkan mata secara perlahan dan pejamkan dengan

wajar tidak perlu memicingkan mata kuat-kuat. Karena pemaksaan

untuk memejamkan akan membuat otot-otot mata tidak rileks.

4) Lemaskan oto-otot

Mulailah lemaskan otot dari kaki, kemudian betis, paha, dan

perut seterusnya hingga kepala. Caranya dengan merasakan otot

yang akan dirilekskan kemudian otot tersebut di perintahkan untuk

rileks misalnya akan melemaskan otot kaki “lemas.. lemas..”

sambil merasakan dan membiarkan otot-otot kaki untuk lemas.

5) Perhatikan nafas dan mulailah menggunakan kata fokus yang

berakar dari kenyakinan. Bernafaslah perlahan-lahan dan wajar,

tanpa memaksakan iramanya. Pada tahap ini mulailah mengulang-

ulang dalam hati kata atau frase yang dipilih sambil mengambil

dan mengeluarkan nafas.

6) Pertahankan sikap pasif

Selain pengulangan kata atau frase, sikap pasif adalah aspek

penting untuk membangkitkan respon relaksasi. Saat mulai duduk

dan mengulang-ulang frase sebagai macam pikiran akan

32
bermuculan yang akan mengalihkan perhatian frase yang du

ulang-ulang. Teknik untuk menghindari gangguan ini adalah

dengan tidak memperdulikan dan tidak memaksa menghilangkan

gangguan tersebut. Selai itu bila munul rasa nyeri akibat duduk

terlalu lama bersikaf pasif saja tidak perlu dilawan, ketika rasa

nyeri itu muncul katakan pada diri sendiri “baiklah” dan kembali

mengulang frase atau kata yang digunakan.

E. Pengaruh Zikir Terhadap Tekanan Darah

Pada saat seseorang akan melakukan zikir terjadi pengosongan

sementara pikiran terhadap masalah psikososial, pemusatan pikiran

kepada kepasrahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Pengosongan

sementara pikiran terhadap masalah psikososial memungkinkan

terjadinya penurunan rangsang terhadap stresor. Penurunan rangsang

terhadap stresor kemudian direspon oleh hipotalamus dengan

menurunkan pengaturan sekresi hormone kortison, epinefrin dan

norepinefrin dalam pembuluh darah (Islamiyah,2014).

Penurunan sekresi hormon-hormon tersebut mengakibatkan

penurunan aktivitas simpatis sehingga terjadi efek vasodilatasi

pembuluh darah di seluruh tubuh. Efek fasodilatasi ini menurunkan

tahanan perifer sehingga terjadilah penurunan tekanan darah dan nadi.

Efek relaksasi dihasilkan oleh dua kegiatan lain dari fase pendinginan

yaitu pengelolaan nafas (Prabowo, 2005). Relaksasi dalam tubuh ini

menimbulkan dua hal juga yaitu peningkatan kesadaran dan kepekaan

33
terhadap penginderaan diri dan respon hipotalamus mensekresi

hormon analgesik tubuh yaitu endorphin dan melatonin

(Islamiah,2014).

Peningkatan kesadaran dan kepekaan terhadap penginderaan

diri memungkinkan seseorang berada pada gelombang alpha dalam

aktivitas otaknya dan hal ini membantu penurunan rangsang terhadap

stresor yang efeknya nanti akan menurunkan tekanan darah dan nadi

(Islamiah,2014).

34
2.2 KerangkaTeori

Kerangkateoripadapenelitianiniadalahsebagaiberikut :

Klasifikasi derajat hipertensi


Faktor-faktor yang menurut ESC:
mempengaruhi tekanan
1. Optimal (sistolik <120 dan
darah: diastolik <80)
2. Normal (sistolik 120-129
1. Usia dan diastolik 80-84)
2. Jenis kelamin Hipertensi 3. Normal tinggi (sistolik 130-
3. Stres kerja 139 dan diastolik 85-89)
4. Aktivitas fisik 4. Hipertensi derajat 1 (sistolik
5. Konsumsi obat-obatan 140-159 dan diastolik 90-
99)
6. Kebiasaan merokok 5. Hipertensi derajat 11
(sistolik 160-179 dan
diastolik 100-109)
6. Hipertensi derajat 111
(sistolik >190 dan diastolik
>110)
7. Hipertensi sistolik terisolasi
(sistolik >190 dan diastolik

Farmakologi Non farmakologi

Langkah-Langkah Relaksasizikir
Relaksasi Zikir :
1. Memilih frase yang sesuai
dengan kenyakinan
2. Atur posisi tubuh yang
nyama
3. Memejamkan mat
4. Lemaskan otot-otot
5. Perhatikan napas dan
mulailah menggunakan
kata fokus yang berakar
dari kenyakinan
6. Perhatikan sikap pasif

Gambar 2.4 kerangka teori penelitian pengaruh Reraksasi Zikir terhadap


penurunan Tekanan Darah pada pasien Hipertensi di
Puskesmas Cakranegara. Teori Lawrence Green dalam
Notoatmodjo (2007).

35
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang

di rumuskan dari observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep

menjelaskan hubungan dan keterkaitan baik variabel penelitian maupun

variabel pengganggu yang dijelaskan secara mendalam dengan permasalahan

yang diteliti sehingga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan

penelitian.

Adapun kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel penelitian

Penatalaksanaan :

1. Farmakologis :
a. Diuretik Faktor-faktor yang
b. Anglotensin mempengaruhi tekanan
Converting darah :
Eenzim (ACE
Inhibitor) 1. Usia
c. Chalcium Chanel 2. Jenis kelamin
Bloker 3. Stress kerja
d. Beta Bloker 4. Aktivitas fisik
e. Alpha-I- 5. Konsumsi obat-
Adrenegic Bloker obatan
2. Non Farmakologis : 6. Kebiasaan
a. Pengaturan diet
b. Latihan fisik
c. Edukasi
psikologis
 Tehnik
Biofeedback

36
 Tehnik Penurunan Tekanan
Relaksasi Darah
Keterangan : diteliti

Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Relaksasi Zikir terhadap


Penurunan Tekanan Darah pada pasien Hipertensi di Puskesmas
Cakranegara (2020).

3.2 Hipotesis

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data (Sugiono, 2015).

Ho : tidak ada pengaruh relaksasi zikir terhadap penurunan tekanan darah

pada pasien hipertensi di Puskesmas Cakranegara.

Ha : ada pengaruh relaksasi zikir terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi di Puskesmas Cakranegara.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian

ini, yaitu teknik kepustakaan dan dokumentasi.

1. Studi Kepustakaan

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-

37
catatan, textbook, journal, artikel ilmiah dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan atau konsep yang diteliti.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar-dasar dan pendapat secara

tertulis yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur yang

berhubungan dengan masalah yang diteliti. Hal ini juga dilakukan untuk

mendapatkan data sekunder yang akan digunakan sebagai landasan

perbandingan antar teori dengan prakteknya dilapangan. Data sekunder

melalui metode ini diperoleh dengan browsing diinternet, membaca berbagai

literature, hasil kajian dari penelitian terdahulu, serta sumber-sumber lain

yang releven (Nazir, 2013).

2. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan, misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan.Dokumen yang berbentuk gambar,

misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain sebagainya. Dokumen yang

berbentuk karya, misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung,

film, dan lain sebagainya( Sugiyono, 2012 : 240 ). Dokumentasi merupakan

metode untuk mencari dokumen atau data-data yang dianggap penting

melalui artikel koran/majalah, jurnal, pustaka, brosur, buku dokumentasi

serta melalui media elektronik yaitu internet, yang ada kaitannya dengan

diterapkannyapenelitian ini.

38
BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah penelitian mengunakan literature reviews,

penelitian literature reviews adalah sebuah sintetis dari setudi-setudi

penelitian perimer yang menyajikan suatu topik tertentu dengan formulasi

pertanyaan klinis dan jenis, metode pemilihan studi, serta

mengkomunikasikan hasil dari dan implikasi. Kelebihan dalam

menggunakan literatur reviews yaitu memberikan suatu summary of

evidence bagi para klinis dan membuat keputusan yang tidak memiliki

banyak waktu untuk mencari sebagai bukti primer yang jumlahnya sangat

banyak dan menlakah satu-satu (Dila, 2012).

4.2 Tahap literatur review

Pencarian pada situs


Scholar Google (n=2.460)

Hasil seleksi jurnal secara


keseluruhan (n=550) Tahap Secrening :

1. Tipe jurnal (peer Review, Full


Text)
Skrining jurnal didapatkan hasil 2. Terbit jurnal 2010-2020
(n=326)

Kriteria Inklusi :
Jurnal yang dapat diakses
1. Merupakan penelitian esperimen
penuh (Full Text) (n=148)
2. Perlakuan yang diberikan adalah
relaksasi zikir
3. Variabel dependen yang diteliti
Jumlah jurnal yang sesuai dengan adalah tekanan darah
kriteria inklusi pencarian (n=5) 4. Terbitan jurnal 2015-2020

39
4.2.1 Identifikasi masalah

Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan-

permasalahan melalui jurnal penelitian internasional yang berasal

dari laporan hasil-hasil penelitian

4.2.2 Screening

Dalam penelitian ini data menggunakan kata kunci judul jurnal,

tahun terbit, tipe jurnal dan topik permasalahan

4.2.3 Penilaian kualitas

Dalam penelitian kualitas pada metode literature review yang di

maksud adalah penilaian sumber data dari jurnal yang layak.

4.2.4 Eksterasi data

Setelah peroses screning dilakukan maka hasil dari ekstraksi data

ini dapat di ketahui pasti dari jumlah awal data yang di miliki.

4.3 Populasi, Sampling dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek dalam suatu penelitian

yang dikaji karakteristiknya. Dalam peneliti ini populasi

nyaadalah jurnal internasional yang berkaitan dengan penderita

hipertensi yang berjumlah 5 jurnal internasional.

4.3.2 Teknik sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari

populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling

merupakan cara-cara yang digunakan dalam pengambilan sampel,

40
agar memperoleh sampel yang sesuai dari keseluruhan subjek

penelitian (Nursalam, 2015). Pengambilan sampel pada penelitin

ini dilakukan dengan cara mengakses database (Scholar google)

dengan kata kunci sesuai dengan masalah pada penelitian sebagai

berikut : Pencarian literature dilakukan dengan menggunakan

mesin pencari google di internet dengan kata kunci : Hipertensi,

tekanan darah, relaksasi zikir

Berdasarkan karakteristik populasi yang sudah diketahui

sebelumnya yaitu yaitu disebutkan dalam kriteria inklusi dan

eksklusi.

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu

dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil

sebagai sampel (Notoatmojo, 2012). Adapun kriteria inklusi

pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Merupakan penelitian eksperimen

b. Perlakuan yang diberikan adalah relaksasi zikir

c. Variabel devenden yang diteliti adalah tekanan darah

d. Terbitan jurnal tahun 2015-2020

2. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi

karena sebagai sebab (Nursalam, 2015). Adapun kriteria

41
eksklusi pada penelitian ini sebagai berikut : Jurnal tidak dalam

bentuk Full text (Tidak dapat diakses penuh)

4.3.3 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah 5 jurnal internasional yang

berkaitan dengan hipertensi dan zikir

4.4 AnalisaData

Sugiyono mengatakan, “Analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh sumber data terkumpul”.Berdasarkan pendapat tersebut analisis

data merupakan kegiatan mengolah seluruh data yang telah terkumpul. Dari

pengolahan data tersebut akan diketahui keberhasilan dalam penelitian yang

dilakukan. Maka dari itu, pengumpulan data dan analisis data saling

berkaitan satu sama lain (Sugiyono, 2014).

Memulai dengan materi hasil penelitian yang secara sekuensi

diperhatikan dari yang paling relevan, relevan, dan cukup relevan. Cara lain

dapat juga, misalnya dengan melihat tahun penelitian diawali dari yang

paling mutakhir, dan berangsung – angsur mundur ke tahun yang lebih lama.

Membaca abstrak dari setiap penelitian lebih dahulu untuk memberikan

penilaian apakah permasalahan yang dibahas sesuai dengan yang hendak

dipecahkan dalam penelitian.Mencatat bagian – bagian penting dan relevan

dengan permasalahan penelitian, Untuk menjaga tidak terjebak dalam unsur

plagiat, para peneliti hendaknya juga mencatat sumber – sumber informasi

dan mencantumkan daftar pustaka. Jika memang informasi berasal dari ide

atau hasil penelitian orang lain.

42
Membuat catatan, kutipan, atau informasi yang disusun secara sistematis

sehingga penelitian dengan mudah dapat mencari kembali jika sewaktu -

waktu diperlukan. (Darmadi, 2011).

43
DAFTAR PUSTAKA

Afrila,Nopri,dkk.2015. Efektifitas Kombinasi Terapi Slow Stroke Back


Massage Dan Akupresur Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi. Vol 2 no 2. Di unduh dari
https://media.neliti.com/publications/187134-id-efektifitas-
kombinasi-terapi-slow-stroke.pdf. Pada tanggal 25 April 2018,
pukul 17.00 WITA.

Al-Quran dan Terjemahan

Anggraieni,Nur Widari,2014. Pengaruh Terapi Relaksasi Zikir Untuk


Menurunkan Stress Pada Penderita Hipertensi Esensial.Vol.6 No.1
di unduh dari
https;//journal.uinsgd.ac.id/index.php/psy/article/download/1260/94
4 pada tanggal 25 April 2018 pukul 17.10 WITA.

Ariani, Ayu Putri,2014. Metodologi Penelitian Kebidanan Dan Kesehatan


Reproduksi. Yogyakarta; Nuha Medika.

Arifia,2010. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian Hipertensi di


Propinsi DKI Jakarta.skripsi.Jakarta;UI Di Unduh dari
eprints.ums.ac.id/29089/9/06._naskah_publikasi.pdf.

Case, G. 2011. Blood and hypertension : the damage of too much pressure,
Continuing professional development Kai Taiki Nursing New
Zealand, 17 (8), 26-23.

Fitriani & Nilamsari.2015. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan


darah pada pekerja shift dan pekerja non-shift di pt. X gresik. Vol.
1, Oktober 2017 Diunduh dari

44
http;//journal.unida.gontor.ac.id/index.php/JIHOH pada tanggal 9
juli 2018 pukul 16:00 WITA.

Guyton, Hail. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Jakarta : EGC

Islamiah,2014. Pengaruh Meditasi Dzikir Terhadap Perubahan Tekanan


Darah Pada Lansia dengan Hipertensi Di Kelurahan Romang
Polong Kabupaten Gowa, Skripsi Keperawatan. Fakultas Ilmu
Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Kowalski, R. E, 2010. Teori Hipertensi :Program 8 Minggu Menurunkan


Tekanan Darah Tinggi dan Mengurangi Risiko Serangan Jantung
dan Stroke Secara Alami. Bandung: Qanita.

Kumala, Dwi olivia,dkk. 2017. Efektifitas Pelatihan Dzikir Dalam


Meningkatkan Ketenangan Jiwa pada Lansia Penderita Hipertensi,
Vol.4, di unduh dan
http//journal.uinsgd.ac.id/index.php/psyarticle/view/1260. Pada
tanggal 25 April 2018. Pukul 17:10 WITA.

45

Anda mungkin juga menyukai