Anda di halaman 1dari 56

PROPOSAL

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KETIDAK BERHASILAN


PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN
DI PUSKESMAS KARANG PULE
PADA TAHUN 2020

Oleh :

DEA HILDAYANTI
014 STYC 16

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1
MATARAM
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah disetujui pada :

Hari :

Tanggal :

Tahun :

1. Pembimbing I : Sabi’ah Khairi, Ners.,Sp.Kep.Mat. ( )

2. Pembimbing II : Winda Nurmayani, Ners.M.P.H ( )

Mengetahui,
Program Studi S.1 IlmuKeperawatan
Ketua

Irwan Hadi, Ners.,M.Kep


NIK. 3061107

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Proposal ini telah diuji pada:

Hari :

Tanggal :

Tahun :

Penguji I : Hj. Dewi Nursukma P., Ners.,M.Kep ( )

Penguji II : Sabi’ah Khairi, Ners.,Sp.Kep.Mat. ( )

Penguji III : Winda Nurmayani, Ners.M.P.H ( )

Mengetahui,
Program Studi S.1 IlmuKeperawatan
Ketua

Irwan Hadi, Ners.,M.Kep


NIK. 3061107

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

Rahmat, Hidayah, Inayah dan Bimbingan-Nya penulis dapat menyelesaikan

proposal dengan judul “GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KETIDAK

BERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6

BULAN DI PUSKESMAS KARANG PULE PADA TAHUN 2020” sesuai

dengan waktu yang sudah ditentukan.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih

yang sebesar – besarnya dengan hati yang tulus kepada kepada:

1. Zulkahfi, SST,.S.Kep,.Ners,.M.Kes, selaku Ketua STIKES Yarsi Mataram

yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk

mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Studi S.1 Ilmu

Keperawatan.

2. Irwan Hadi, Ners.,M.Kep selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Jenjang S.1 STIKES Yarsi Mataram yang telah memberikan kesempatan dan

dorongan kepada kami untuk menyelesaikan Program Studi S.1 Ilmu

Keperawatan.

3. Sabi’ah Khairi, Ners.,Sp.Kep.Mat selaku pembimbing 1 yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan dan motivasi dan

membimbing saya sehingga penyusunan proposal ini dapat terselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Winda Nurmayani, Ners.M.P.H selaku pembimbing 2 yang yang telah

meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan arahan dan motivasi dan

iv
membimbing saya sehingga penyusunan proposal ini dapat terselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

5. Semua Staf pengajar dan tata usaha STIKES YARSI Mataram yang telah

banyak membantu dan memudahkan segala fasilitas sehingga proposal ini

selesai tepat pada waktunya.

6. Kedua orang tua tercinta yang selama ini telah merawat, mencurahkan kasih

sayangnya, selalu memberikan dukungan, semangat dan do’a. Serta kakak

dan adiku yang telah memberikan dorongan dan semangat selama ini,

sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal dengan tepat waktu .

7. Ukhti ahki yang selalu memberikan semangat sehingga penulis bisa

menyelesaikan proposal ini.

8. Semua rekan - rekan S1 Keperawatan seperjuangan khususnya kelas A1

terima kasih atas support dan bantuanya dalam penulisan proposal ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberi

kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan proposal ini. Demi

kesempurnaan proposal ini kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Mataram, Maret 2020

Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN………………………………………………... ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………….... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 5
Manfaat Penelitian.................................................................................. 5
1.4.1 Teoritis.................................................................................. 5
1.4.2 Praktis................................................................................... 5
1.5 Keaslian Penelitian.......................................................................... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.3 Konsep Dasar ASI Eksklusif ............................................................ 7
2.3.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif........................... 7
2.3.2 Komposisi ASI .................................................................. 8
2.3.3 Produksi ASI ..................................................................... 12
2.3.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI ....... 12
2.4.5 Kendala dalam Pemberian ASI ......................................... 15
2.3.5 Dampak Tidak ASI Eksklusif............................................ 24
2.4 Kerangka teoritis ............................................................................... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN VARIABEL PENELITIAN


3.1 Kerangka Konsep.......................................................................... 26
3.2 Variabel penelitian........................................................................ 27

vi
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ........................................................................... 28
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 28
4.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 28
4.2.2 Waktu Penelitian ................................................................ 28
4.3 Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling ........................................ 28
4.3.1 Populasi .............................................................................. 29
4.3.2 Teknik Sampling................................................................. 29
4.4 Variabel Penelitian ......................................................................... 29
4.5 Definisi Operasional ...................................................................... 29
4.6 Instrumen Penelitian....................................................................... 31
4.6.1 Kuesioner ............................................................................. 31
4.7 Pengumpulan Data.......................................................................... 31
4.8 Pengolahan Data............................................................................. 32
4.9 Etika Penelitian............................................................................ 33
4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas....................................................... 34
4.10.1 Uji Validitas.................................................................. 34
4.10.2 Uji Reliabilitas.............................................................. 35
4.11 Analisa Data................................................................................ 35

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Di Kota Mataram

Tahun 2017.................................................................................. 3

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian...................................................................... 6

Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Gambaran Faktor Penyebab

Ketidakberhasilan Pemberian ASI Eksklusif ............................. 30

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka teori gambaran faktor penyebab ketidak berhasilan


pemberian ASI eksklusif (Sumber: Modifikasi teori
Soedjiningsih, 2012; Rzky Natia Wiji, 2013)....................... 25

Gambar 3.1 :Kerangka konseptual gambaran faktor penyebab ketidak


berhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas
Karang Pule (Sumber: Modifikasi teori Soedjiningsih, 2012;
Rzky Natia Wiji, 2013)......................................................... 26

ix
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden

LAMPIRAN 2 Informed Consent

LAMPIRAN 3 Kuesioner

LAMPIRAN Lembar Konsultasi

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut hasil survey demografi dan kesehatan angka kematian bayi

(AKB) di Indonesia masih cukup tinggi dibandingkan dengan dengan Negara

lainnya. Angka kematian digunakan untuk menggambarkan pola penyakit

yang terjadi di masyarakat. Kegunaan dari mengetahui angka kematian ini

adalah sebagai ukuran derajat kesehatan penduduk dan keberhasilan pelayanan

kesehatan dan upaya pengobatan yang dilakukan. Sementara itu, angka

kematian bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu

tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun terrtentu. Angka kematian

bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2017 sebesar 24 per 1000 kelahiran

hidup kematian bayi adalah kematian yang terjadi pada usia 0-11 bulan

(termasuk neonatal) tetapi bukan disebabkan oleh kecelakaan, bencana, cedera

atau bunuh diri. Angka kematian bayi (AKB) merupakan tolak ukur yang

sensitive dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah

khususnya dibidang kesehatan. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial

ekonomi masyarakat setempat karena bayi adalah kelompok usia yang paling

rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan aupun sosial ekonomi

Penelitian world health organization (WHO), tahun 2017 di 6 Negara

berkembang resiko kematian bayi usia 6-12 bulan meningkat 40% jika bayi

tersebut tidak di susui (diberi ASI eksklusif). Untuk bayi berusia dibawah 2

bulan angka kematian ini meningkat menjadi 48% bayi yag tidak pernah

mendapat ASI beresiko meninggal lebih dari pada bayi yang mendapat ASI.
2

Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Mataram jumlah kasus kematian

bayi tahun 2018 terdapat 866 kasus dibandingkan tahun 2017 dengan jumlah

kasus kematian bayi adalah 953 kasus. Kasus kematian bayi yang dilaporkan

disetiap kabupaten/kota di provensi NTB. (Dinas Kesehatan Provensi NTB,

2018).

Menurut survey demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017

secara nasional, cakupan bayi mendapat ASI eksklusif sebesar 61,33%. Angka

tersebut melampaui target Renstra tahun 2017 yaitu 44%. Presentasi tertinngi

cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat Barat (87,35%), sedangkan

prsentasi terendah terdapat pada papua (15,32%).

Berdasarkan hasil cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi NTB

tahun 2018 bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi rata-rata di

Provinsi NTB tahun 2018 sebesar 82,68% cakupan ini meningkat jika

dibandingkan dengan cakupan ASI eksklusif tahun 2017 sebesar 77,66%.

(Profil Kesahatan Provensi NTB, 2018

Data sebaran cakupan pemberian ASI eksklusif Kota Mataram dapat

dilihat dalam bentuk table sebagai berikut:


3

Tabel 1.1 Cakupan Pemberian Asi Eksklusif Di Kota Mataram Tahun 2017
Cakupan ASI
No Puskesmas
(%)
1 Tanjung Karang 71,36
2 Cakranegara 57,42
3 Ampenan 67,61
4 Dasan Cermen 67,63
5 Mataram 71,39
6 Karang Pule 50,39
7 Dasan Agung 77,78
8 Selaparang 78,83
9 Karang Taliwang 58,07
10 Pagesangan 65,88
11 Pejeruk 56,88
12 Kota Mataram 62,35
Sumber: Data Dinas Kesehatan Kota Mataram Tahun 2017

Menurut Laporan Dinas Kesehatan Mataram tahun 2017 bahwa

cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Pukesmas Seleparang merupakan

tertinggi 78,83% dan Puskesmas Karang Pule 50,39% memiliki cakupan ASI

eksklusif terendah. (Dinas Kesehatan Kota Mataram,2017).

Adapun faktor penyebab ketidak berhasilan pemberiann ASI eksklusif

yaitu: Bentuk payudara bermacam-macam, keadaan ini dipengaruhi oleh

keturunan apabila payudara mengalami gangguan seperti putting susu tidak

keluar, puting susu lecet, maka pemberian ASI juga akan terganggu.

(Soedjiningsih 2012)

Upaya yang sudah di lakukan untuk meningkatkan pemberian ASI

eksklusif memberikan pelatihan mengenai program pemberian ASI eksklusif

dan penyediaan tenaga konselor menyusui di fasilitas pelayanan kesehatan dan

tempat sarana umum lainnya. Membina ,mengawasi serta mengevaluasi

pelaksaan dan pencapaian program pemberian ASI eksklusif difasilitas

pelayanan kesehatan, satuan pendidikan kesehatan. Tempat kerja, tempat

sarana umum, dan kegiatan di masayarakat. (Safitri A,Rosmalina, 2017)


4

Dampak tidak memberikan ASI eksklusif rendahnya cakupan ASI

eksklusif ini dapat berdampak pada kualitas hidup generasi dan bangsa dan

juga perekonomian nasional. Dampak yang timbul ketika ibu tidak menyusui

bayinya. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak maupun ibu)

dengan menyusui dapat mencegah kejadian infeksi saluran pernafasan atas

(ISPA) kejadian diare dapat turun 50% dan penyakit usus parah pada bayi

prematur dapat berkurang.

Angka cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Karang pule pada tahun

2017 hanya 39% di tahun 2018 meningkat menjadi 47% dan tahun 2019

menurun menjadi 44%. Penyebab terjadinya penurunan ASI eksklusif pada

tahun 2019 karena ibu-ibu berpendapat bahwa asinya tidak keluar sehingga

memberikan bayinya susu formula.

Berdasarkan Hasil studi pendahuluan terkait wawancara bersama kader

berpendapat bahwa kegagalan pemberian ASI eksklusif pada ibu-ibu di

wilayah Karang Pule diantaranya berpendapat bahwa asinya tidak keluar, ibu

bekerja sehingga memberikan susu formula

Berdasarkan uraian di atas penelitian tertarik untuk meneliti gambaran

faktor penyebab ketidak berhasilan pemberian ASI eksklusif.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada gambaran faktor penyebab ketidak berhasilan pemberian

asi eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan di puskesmas Karang Pule pada tahun

2019?
5

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor

penyebab ketidakberhasilan pemberian asi eksklusif di Puskesmas Karang

pule pada tahun 2019?

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu

pengetahuan, memberikan informasi dan sebagai bahan masukan serta

dapat dijadikan sebagai bahan penelitian lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi institusi pendidikan

Sebagai tambahan bahan bacaan dan pertimbangan

penelitian selanjutnya bagi mahasiswa keperawatan dalam

melakukan penelitian

2. Bagi institusi pelayanan

Untuk meningkatkan pelayanan informasi cara menyusui

bayi dan baik dan benar, sehingga pemberian ASI eksklusif di

Puskesmas Karang pule dapat terpenuhi

3. Bagi Penelitian Lain

Diharapkan penelitian ini menjadi dasar atau pembanding

dalam penelitian selanjutnya.


6

1.5 Keaslian Penelitian

Tabel 1.2 Keaslian Penelitian

Nama Variabel yang di Desain Persamaan


No Judul penelitian
peneliti Teliti penelitian dan perbedaan
1 Desy Faktor-faktor Metody survey Corss a. Persamaan
purnamsari yang Analitk: sectional Sama-sama
Berhubungan Pengetahuan, Meneliti Tentang
dengan Pendidikan, Ketidak
Ketidak berhasilan IMD dan berhasilan
ASI eksklusif di Dukungan pemberian ASI
Wilayah kerja Suami dengan eksklusif
Puskesmas kota keidakberhasilan b. Perbedaan
Yogyakarta tahun ASI - Lokasi
2015 Eksklusif Penelitian
- Jumlah
Populasi dan
sampel
2 Evy Faktor-faktor yang Variabel bebas : Corss a. Persamaan
Hariana berhubungan Dalam penelitan Sectional Sama-sama
dengan kegagalan Ini adalah Meneliti Tentang
pemberian ASI Pengetahuan Ketidak
Eksklusif di media informasi berhasilan
Kecamatan nanga Dukungan pemberian ASI
Kalis Kapuas hulu keluarga dan Eksklusif
Tahun 2018 Peran petugas b. Perbedaan
Kesehatan - Lokasi
penelitian
- Jumalah
populasi dan
sampel
7

Nama Variabel yang di Desain Persamaan


No Judul penelitian
peneliti Teliti penelitian dan perbedaan
3 Lilik Faktor-faktor yang Variabel Cross a. Persamaan
Susilowati Berhubungan dependen dan sectional sama-sama
dengan kegagalan Variabel meneliti tentang
pemberian ASI independen ketidak
Eksklusif Pengetahuan, berhasilan
umur, pemberian ASI
pendidikam dan eksklusif
Dukungan suami b. Perbedaan
- Lokasi
penelitian
- Populasi dan
sampel
- Waktu
penelitian
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Dasar ASI Eksklusif

2.4.1 Pengertian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan tunggal

paling Sempurna Bagi bayi hingga berusia 6 bulan. ASI cukup

mengandungkan seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi, seperti,

protein, lemak, mineral, vitamin, air dan enzim yang sangat

dibutuhkan oleh tubuh sehingga ASI akan mengurangi resiko

berbagai jenis kekurangan gizi. ASI juga mengandung semua jenis

asam lemak dan zat besi penting yang di butuhkan bagi pertumbuhan

otak, mata, dan pembuluh darah yang sehat sehingga asai dapat

mencegah terjadinya anemia (Suryoprajogo, N. 2009)

Air susu ibu (ASI) eksklusif merupakan bayi hanya diberi ASI

selama 6 bulan tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula,

jeruk, madu, air the dan air putih, serta tambahan pada seperti pisang,

bubur susu, biscuit, bubur nasi dan nasi tim kecuali vitamin, mineral

dan obat (Prasetyono. DS. 2009)

Menurut Widodo (2011) ASI Ekslusif sangat penting untuk

meningkatkan SDM kita dimasa yang akan datan terutama dari segi

kecukupan gizi sejak dini. ASI eksklusif adalah pemberian asi selama

6 bulan pertama memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi

berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial

kecerdesasan anak secara optimal. Hal ini karna segabai nutrient yang
9

ideal dan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan

bayi.ASI juga mengandung nutrisi khusus yang diperlukan otak bayi

agar tumbuh optimal (Yessie Aprilia, 2012)

2.4.2 Komposisi ASI

Menurut warmaliza (2014) ASI mengandung lebih 200 unsur-

unsur pokok yang terdapat secara proporsional dan seimbang atau

dengan yang lainnya.Umumnya komposisi ASI disesuaikan dengan

laju pertumbuhan bayi sehingga komposisinya dapat berubah-ubah

setiap waktu. Perbedaan komposisi ASI dalam stadium laktasi adalah

sebagai berikut :

1. Kolostrum

Kolostrum adalah cairan yang disekresi oleh grandula

mammae pada kehamilan trimester terakhir sampai dengan 24

jam pertama setelah melahirkan. Cairan ini bewarna kuning atau

jernih merupakan bahan yang sangat kaya akan anti infeksi.

Protein utama yang terdapat dalam kolostrum adalah

immunoglobulin (igG, IgA, dan IgM) guna menangkal dan

menettralisir bekteri,virus, jamur, dan parasit. Protein lain seperti

hormone, enzyme, gula kompleks dan mengandung proline-rich-

polypeptides yang dapat membantu menormalkan sistem imun.


10

2. ASI Transisi

ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum

sampai sebelum menjadi ASI matang, kadar protein pada ASI inu

makin rendah sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin

tinggi disertai dengan volume yang makin meningkat.

3. ASI Matang (Mature)

Merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke 14

dan seterusnya.Komposisinya relatif konstan, dan merupakan

makanan yang cukup untuk bayi umur 6 bulan.

4. Perubahan Air Susu Ibu

Komposisi ASI berbeda untuk setiap menitnya. ASI yang

keluar pada 5 menit pertama menyusui disebut oremilk

merupakan cairan yang lebih encer, sedangkan ASI yang keluar

pada menit-menit terakhir disebut hindmilk mengandung lemak

4-5 kali banyak dari foremilk dan diduga hindmilk inilah yang

mengenyangkan bayi.

5. Lemak

Sumber utama dalam ASI adalah lemak. Kadar lemak

dalam asi antara 3,5-4,5% ASI mengandung enzim lipase yang

mencerna lemak sehingga mudah diserap dan dicerna oleh bayi

lemak utama ASI adalah lemak ikatan panjang (omega-3,DHA,

arachidonic acid ) yaitu suatu asam lemak ensisial yang

merupakan komponen penting untuk pertumbuhan otak.


11

6. Kolestrol

Kolestrol merupakan salah satu komponen untuk

pertumbuhan otak. Kolestrol selain berfungsi sebagai

pertumbuhan otak, kolestrol juga berfungsi sebagai pembentukan

enzim untuk metabolisme kolestrol yang akan mengendalikan

kadar kolestrol kemudian hari sehingga dapat mencegah serangan

jantung dan penebalan pembuluh darah pada usia muda.

7. Karbohidrat

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula) ASI

mengandung laktosa sekitar 20-30% lebih banyak dari susu sapi.

Laktosa diperlukan untuk pertumbuhan otak, meningkatkan

penyerapan kalsium yang sangat penting untuk pertumbuhan

tulang dan meningkatkan pertumbuhan balteri usus (lactobacillus

bifidus).

8. Protein

ASI menandung dua macam protein utama whey dan

kasein (casein). Kadar protein asi sebesar 9%. Protein ASI paling

utama adalah whey sebesar 60%.Protein ini lebih mudah dicerna

dibandingkan kasein.Protein istimewa lainnya hanya terdapat

pada ASI adalah taurin (taurine).Taurin adalah protein yang

diperlukan untuk pertumbuhan otal, susunan saraf, dan

pertumbuhan retina.

9. Lysozyme
12

Lysozeme adalah protein yang masuk kedalam kelompok

antibiotik alami didalam ASI. Lisosim yang terdapat pula di

dalam air ludah manusia adalah suatu protein special yang akan

menghancurkan bakteri berbahaya, yang masuk ke jaringan

tubuh.

10. ASI memberi Zat kekebalan tubuh

ASI akan merangsang perkembangan sistem kekebalan

bayi sendiri, baik terhadap serangan alergi maupun infeksi. ASI

akan memberikan asupan anti alergi dan anti infeksi yang untuk

mengatasi infeksi bakteri,virus, jamur, dan parasit.

11. Leukosit ASI

ASI juga mengandung bermiliyar-liyar sel-sel serupa

dengan leukosit yang akan membersihkan usus bayi dengan

membunuh bakteri- bakteri patogen dan parasit.

12. Imunoglobin

Immonuglobin adalah protein khusus yang tersebar

diseluruh tubuh, dan akan melindungi tubuh bayi dari serangan

bakteri, parasit, maupun jamur. Ada tiga macam immonoglobin

seperti IgA, IgD, IgM, yang terdapat dalam serum, cairan dan

jaringan tubuh lainnya seperti urin, jaringan limfe, saliva, dan

empedu.

13. Vitamin, Mineral dan Zat Besi

ASI mengandung garam dan mineral yang lebih rendah

dari susu sapi. Hal ini sesuai dengan keadaan ginjal bayi yang
13

belum dapat mengkonsentrasikan air kemih dengan baik.Zat besi

dalam ASI sekitar 50-70% dan lebih mudah diserap bayi.

2.4.3 Produksi ASI

Pada bulan terakhir kehamilan, kelenjar- kelenjar pembuat

ASI mulai menghasilkan ASI. Dalam kondisi normal, pada hari

pertama dan kedua sejak bayi baru lahir, air susu yang dihasilkan

sekitar 50-100 ml sehari. Jumlahnya pun meningkat sehingga 500 ml

pada minggu kedua.Dan Produksi ASI semakin efektif dan terus

menerus meningkat pada hari 10-14 hari setelah melahirkan, kondisi

tesebut berlangsung hingga beberapa bulan kedepan.Bayi yang sehat

mengkonsumsi 700- 800 ml ASI setiap hari. Setelah memasuki masa

6 bulan volume pengeluaran air susu mulai menurun. Secara

fisiologs, ukuran payudara tidak mempengaruhi volume produksi

ASI.Jumlah produksi ASI bervarian setiap hari, karena di pengaruhi

oleh kandungan nutrisi ibu. Semakin sehat bayi, semakin banyak ASI

yang harus dikonsumsi bayi. (Prasetyono,DS.2009)

2.4.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI

Menurut Soedjiningsih (2012) dan Wiji (2013) menyebutkan ada

beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI

diantaranya :

1. Perubahan sosial budaya

a. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya


14

Kenaikan tingkat partisipasi wanita dalam angkatan

kerja dan adanya emansipasi dalam segala bidang kerja

dibutuhkan masyarakat menyebabkan turunnya kesedian

menyusui dan lamanya menyusui.

Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata 3 bulan. Setelah

itu, banyak ibu khawatir terpaksa memberikan bayinya susu

formula ASI perah tidak cukup. Seringkali alasan pekerjaan

membuat seorang ibu berhenti menyusui, yang dianjurkan

adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk

kerja.Semakin banyak tabungan ASI perah ibu di freezer,

semakin besar peluang menyelesaikan program ASI eksklusif.

b. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang

memberikan susu botol. Persepsi masyarakat gaya hidup

mewah membawa dampak menurunnya kesediaan menyusui.

Bahkan adanya pandangan bagi kalangan tertentu bahwa susu

formula sangat cocok buat bayi, hal ini dipengaruhi oleh gaya

hidup yang selalu meniru orang lain.

c. Merasa ketinggalan zaman jika menyusui bayinya

Budaya modern da prilaku masyarakat yang meniru

Negara barat mendesak para ibu untuk menyapih anaknya dan

memilih air susu bantuan sebagai jalan keluarnya.

2. Faktor psikologis

Persiapan psikologis ibu sangat menentukan keberhasilan

menyusui.Ibu yang tidak mempunyai keyakinan mampu


15

memproduksi ASI umumnya akhirnya memang produksi ASI nya

berkurang steres, khawatir, ketidak bahagian ibu pada periode

menyusui sangat berperan dalam mensukseskan pemberian ASI

eksklusif.Peran keluarga dalam meningkatkan percaya diri ibu

sangat besar.(Wiji, 2013)

a. Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita. Adanya

anggapan para ibu bahwa menyusui akan merusak

penampilan.

b. Tekanan batin

Ada sebagian kecil ibu mengalami tekanan batin disaat

menyusui bayi sehingga dapat si ibu untuk mengurangi

frekuensi dan lama menyusui bayi.

3. Faktor fisik ibu

Bentuk payudara bermacaam-macam. Keadaan ini

dipengaruhi oleh keturunan ,aktivitas, profesi, dan Payudara

yang kepes atau kecil maka produksi susu akan terpengaruh.

Penyakit payudara pada ibu juga akan mempengaruhi

pemberuan ASI. Apabila payudara mengalami gangguan,

tidak maka pemberian ASI juga akan terganggu. Misalnya

kanker payudara dan penyakit payudara

lainnya.Soedjiningsih (2012)

Faktor fisik ibu seperti sakit, lelah, ibu yang

menggunakan pil, kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain

yang mengandung hormone, ibu menyusui yang hamil lagi,


16

peminum alcohol, perokok, atau ibu dengan kelainan

anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI. (Wiji,

2013)

4. Faktor Kurangnya Peran Petugas Kesehatan

Pemberian ASI ada hubungannya dengan peran petugas

kesehatan, sikap dan perhatian oleh para ahli yang

berkaitan. Dengan menyusui sangat diperlukan terutama

dalam menghadapi promosi pabrik pembuat susu formula

dan pemberian makanan pendamping ASI seperti pisang,

madu, bubur nasi, posisi strategis dari peranan instasi

kesehatan dan para petugas kesehatan di Indonesia terutama

di puskesmas sangat bermamfaat bagi pelaksanaan kegiatan

operasional permsyarakatan ASI.

2.4.5 Kendala dalam Pemberian ASI

Bayi baru lahir perlu mendapat perawatan yang optimal sejak

dinitermasuk pemberian makanan yang ideal.Tidak ada satupun

makanan yang ideal untuk bayi baru lahir selain ASI. World Healt

Organization (WHO) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF)

menganjurkan pemberian ASI secara eksklusif.

Banyak kendala yang timbul dalam upaya memberikan ASI

eksklusif, pertama kehidupan bayi. Akan tetapi dengan motivasi

ibu/ayah yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu dan ayah,

serta didukung oleh fasilitas persalinan “sayang bayi” tidak mustahil

pemberian ASI eksklusif dapat berhasil. Meski demikiantidak semua


17

ibu mau menyusui bayinya karena berbagai alasan.Misalnya takut

gemuk, sibuk, payudara kendor dan sebaginya,dilain pihak adajuga

ibu yang ingin menyusui bayinya tetapi mengalami kendala.Biasanya

ASI tidak mau keluar atau produksinya kurang lancar. (Wiji. 2013)

Secara umum kendala dalam pemberian ASI menurut

Wiji (2013) ada 4 diantaranya :(1) masalah menyusui pada ibu (2)

ibu dengan penyakit (3) ibu hamil dan (4) ibu melahirkan dengan

section plasenta.

Berikut penjelasan dari poin masing-masing kendala sebagai

berikut :

1. Masalah Menyusui pada Ibu

Menurut Wiji (2013) ada beberapa masalah yang sering

terjadi pada ibu yaitu :

a. Kurang Informasi

Akibat kurang informasi, banyak ibu yang menanggap susu

formula sama baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Hal ini

yang menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula

jika merasanya ASI-nya kurang. Selain itu ibu juga kurang

mengetahui bagaimana cara pemberian ASI secara eksklusif

dan apa saja mamfaat yang diperoleh ibu jika memberikan ASI

eksklusif kepada bayinya

b. Kondisi putting ibu yang tidak mendukung

Putting susu yang pendek/terbenam Ada beberapa

bentuk putting susu, panjang, pendek dan datar atau


18

terbenam,dengan kehamilan, biasanya putting menjadi

lentur. Namun, memang ada juga yang sampai bersalin

putting susubelum juga keluar. Bayak ibu langsung

menanggap hilang peluangnya untuk menyusui.Padahal

putting hanya kumpulan muara saluran ASI dan tidak

mengandung ASI.

Putting susu nyeri Umumnya ibu akan merasa nyeri

pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan berkurang

setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan putting susu ibu

benar, perasaan nyeri akan hilang.

Putting susu tidak lentur Putting susu tidak lentur akan

menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun demikian,

putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali

akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat

persalinan, sehingga tidak memerlukan tindakan khusus.

Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan secara mengatasi

putting susu yang terbenam.

Putting susu lecet Ini masalah yang paling banyak

dialami oleh ibu menyusui. Putting lecet akibat beberapa

faktor.Dapat disebabkan oleh trush (candidates) atau

dermatitis dan yang dominan adalah kesalahan posisi

menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting.Padahal

seharusnya sebagian besar aerola masuk ke dalam mulut

bayi.Putting lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, bayi


19

tidak benar melepaskan isapan atau jika ibu sering

membersihkan putting dengan alcohol atau sabun.Putting

yang lecet dapat membuat ibu merasa tersiksa saat menyusui

karenan rasa sakit.Jika ibu melewati waktu menyusui untuk

menghindari rasa sakit, dapat menyebabkan tidak terjadinya

pengosongan payudara, akibatnya produksi ASI berkurang.

c. Payudara Bengkak

Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa

penuh, tegang dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya

bendungan pada pembuluh darah di payudara sebagai tanda

ASI mulai banyak diproduksi jika karena sakit ibu malah

berhenti menyusui, kondisi ini akan semakin parah, ditandai

dengan mengilatnya payudara dan ibu mengalami demam.

Perbedaan payudara penuh dengan payudara bengkak adalah :

1) Payudara penuh : rasa berat payudara, panas dan keras.

Bila diperiksa ASI keluar dan tidak demam.

2) Payudara bengkak : payudara odema, sakit. Putting susu

kencang, kulit mengkilat walau tidak merah, dan bila

diperiksa/diisap ASI tidak keluar. Badan biasa demam

setelah 24 jam.

d. Mastitis atau abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Payudara

menjadi merah, bengkak kadangkala diikuti rasa nyeri dan

panas, suhu tubuh meningkat,didalam rasa nyeri dan panas,


20

suhu tubuh meningkat,didalam terasa ada masa padat (lump)

dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada

masa nifas 1-3 minngu setelah persalinan diakibatkan oleh

sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini

disebabakan kurangnya ASI dihisap/dikeluarkan atau

pengisapan yang tidak efektif.Dapat juga karena kebiasaan

menekan payudara dengan jari atau tekanan baju/BH.

e. Saluran ASI tersumbat

Kelenjar air susu manusia memiliki 15-20 saluran ASI.

Satu atau lebih saluran ini bias tersumbat Karena tekanan jari

ibu saat menyusui, posisi bayi atau BH yang terlalu ketat,

sehingga sebagian saluran tidak mengalirkan ASI. Sumbatan

juga dapat terjadi karena ASI dalam saluran tersebut tidak

segera dikeluarkan karena ada pembengkakan.

f. Produksi asi yang kurang

Banyak ibu-ibu yang mengatakan tidak bisa

memberikan ASI kepada bayinya karena produksi ASI-nya

kurang.Sering kenyataanya ASI tidak benar-benara kurang.

Tanda-tanda yang sering dia anggap ibu produksi ASI-nya

kurang antara lain :

1) Bayi tidak puas setiap selesai menyusui, sering kali

menyusu, menyusu dengan waktu yang sangat lama. Tapi

juga terkadang bayi lebih cepat menyusu. Disangka


21

produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah

pandai menyusui.

2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu

3) Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau

4) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaaan

yang jarang) atau ASI tidak dating pasca lahir walaupun

ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda-tanda

tersebut dapat dipercaya. Tanda bahwa ASI benar-benar

kurang antara lain:

Hal yang perlu dilakukan untuk menolong ibu yang ASI

nya kurang adalah mencoba menemukan penyebab. Ada

beberapa faktor yang perlu didentifikasi dan diperbaiki

sebagai penyebab berkurangnya ASI, yaitu:

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah :

a) Tidak melakukan inisiasi menyusu dini

Inisiasi menyusui dini adalah meletakan bayi di

atas dada atau perut ibu segera setelah dilahirkan dan

membiarkan bayi mencari putting ibu kemudian

menghisapnya setidaknya satu jam setengah kelahiran.

Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini disebut

sebagai baby crawl.

b) Menjadwal pemberian ASI

Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian

ASI. Menyusui paling baik dilakukan sesui permintaan


22

bayi (on demand) termasuk pada malam hari, minimal

8 klai per hari.Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh

seringnya bayi menyusu.Makin jarang bayi disusui

biasanya produksi ASI berkurang.

c) Memberikan minuman prelaktal

Bayi diberi minum sebelum ASI keluar apalagi

memberikannya dengan botol/dot pemberian makanan

pendampng pada bayi sebelum waktunya juga sering

berakibat ber-kurangnya produksi ASI.Bayi menjadi

cepat kenyang dan lebih jarang menyusu.

2. Ibu dengan penyakit

Seringkali dengan alasan ibu sakit, penyusuan dhentikan.

Padahal, dalam banyak hal ini tidak perlu, karena lebih berbahaya

bagi bayi jika mulai diberi susu formula daripada terus menyusu

dari ibu yang sakit. Penyusuan hanya dibenarkan untuk

dihentikan jika ibu sakit sangat berat seperti gagal ginjal, jantung

atau kanker.Bahkan, ibu menyusui bayinya dibawah pengawasan.

Jika ibu mengidap penyakit infeksi akut, penularan yang

terjadi sebenarnya lebih sering akibat percikan ludah atau

sentuhan tangan daripada ASI. Jadi bagaimanupun menyusui

dengan aman lebih baik daripada berhenti menyusui. Perlu

diketahui di dalam ASI terdapat penyakit yang diderita ibu

sehingga jika bayi menyusui ia mendapat zat penangkal penyakit

ibunya. Jika ibu terpaksa harus dirawat dirumah sakit, bayi


23

dianjurkan ikut dirawat bersama ibu agar tidak berhenti

menyusui.

Khusus untuk ibu menyusui yang sedang sakit, hanya

sebagian kecil yang tidak boleh menyusui.Ibu yang sedang

mengkonsumsi obat anti kanker atau mendapat penyinaran zat

tradioktif tidak diperkeankan untuk menyusui.Sedangkan ibu

penderita infeksi HIV memerlukan pendekatan khusus.

Bila keadaan memungkinkan atau ibu mulai sembuh dianjurkan

untuk menyusui kembali dan bila perlu dilakukan proses relaktasi.

3. Ibu Hamil

Kadangkala ibu sudah hamil lagi padahal bayinya masih

menyusu.Dalam hal ini tidak ada bahaya untuk ibu maupun bayi

maupun janinnya bila ibu meneruskan menyusui bayinya namun

ibu harus makan lebih bayak lagi agar tidak kekurangan nutrisi

dan ibu harus istirahat yang cukup.

Hamil sambil menyusui juga tidak akan mempengaruhi

kehamilan atau menanggu pertumbuhan atau perkembagan

kandungana meski demikian menyusui dan hamil dalam waktu

bersamaan akan mengakibatkan beberapa perubahan dalam tubuh

ibu yang menyusui seperti :

a. Munculnya kontraksi ringan pada rahim hal ini

dirangsamg oleh hormon oksitosin yang dilepaskan

oleh tubuh pada saat ibu menyusui. Pada kehamilan

yang sehat, kontraksi ini tidak akan membahayakan


24

janin atau menimbulkan masalah, seperti kelahiran

premature.

b. ASI berubah menjadi kolostrum.

c. Putting dan payudara akan terasa sakit

4. Ibu melahirkan dengan sectio cesarea

Pada beberapa keadaan persalinan diperlukan tindakan

sectio cesarea. Persalinan dengan cara ini dapat menimbulkan

masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun bayi. Ibu pasca

sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera

dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat

pembiusan.Bila kedaan ibu mulai membaik / sadar, penyusuan

dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga perawat.

Bayi pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu

apabila tindakan tersebut menggunakan pembiusan umum, karena

pembiusan yang diterima ibu dapat sampai kebayi melalui

plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga

akan mendapat tambahan narkose yang terkandung dalam ASI,

sementara ibu maih belum sadar, jika ibu dan anak sudah sadar

dan keadaan umumnya baik, dapat dilakukan perawatan gabung.


25

2.4.6 Dampak Tidak ASI Eksklusif

Rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif inu dapat

berdampak pada kualiatas hidup generasi penerus bangsa dan

juga pada perekonomian nasional. Berikut 3 dampak atau bebab

yang timbul di negeri bila ibu tidak menyusui bayinya

(Yohmi,2015)

a. Bertambahnya kerentanan terhadap penyakit (baik anak

maupun ibu) dengan menyusui dapat mencegah 1/3

kejadian infeksi saluran pernafasan atas (ISPA)

kejadian diare dapat turun 50% dan penyakit usus parah

pada bayi prematur dapat berkurang kejadiannya

sebanyak 58% pada ibu, resiko kanker payudara juga

dapat menurun 6-10%

b. Biaya kesehatan untuk pengobatan dengan mendukung

ASI dapat mengurangi kejadian diare dan pneumonia.

c. Kerugian kognitif yang berdampak hilangnya

pendapatan bagi individual.


26

2.5 Kerangka teoritis

Faktor yang mempengaruhi


pemberian ASI eksklusif
27

Dampak tidak ASI


eksklusif

Gambar 2.1 Kerangka teori gambaran faktor penyebab ketidak berhasilan


pemberian ASI eksklusif (Sumber: Modifikasi teori Soedjiningsih,
2012; Rzky Natia Wiji, 2013).
BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan formulasi atau simplikasi dari kerangka

teori atau teori-teori yang mendukung penelitian tersebut, dengan adanya

kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis hasil penelitian

(Notoatmodjo, 2010).

Variabel independen

Faktor-faktor yang mempengengaruhi


ketidakberhasilan pemberian ASI
1. Faktor fisik ibu
2. Faktor perubahan sosial budaya
Ketidak berhasilan
3. Faktor fisiologis pemberian ASI eksklusif
4. Faktor kurangnya dukungan
petugas kesehatan

Keterangan :

: Diteliti

Gambar 3.1 : Kerangka konseptual gambaran faktor penyebab ketidak


berhasilan pemberian ASI eksklusif pada bayi di Puskesmas
Karang Pule (Sumber: Modifikasi teori Soedjiningsih, 2012;
Rzky Natia Wiji, 2013).
29

3.2 Variabel Penelitian

Variabel adalah prilaku atau karateristik yang memberikan nilai beda

terhadap suatu benda, manusia, dan lain-lain (Nursalam, 2008), yang menjadi

variabel dalam penelitian ini yaitu faktor penyebab ketidak berhasilan

pemberian ASI eksklusif pada bayi .


BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan atau melukiskan fenomena yang terjadi disuatu masyarakat

(termasuk kesehatan) yang terjadi didalam suatu populasi tertentu. Gambaran

keadaan yang ingin diteliti disini adalah gambaran faktor penyebab

ketidakberhasilan pemberian ASI eksklusif (Notoatmodjo,2012).

Dalam penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun

peneliti pada seluruh proses penelitian. Desain yang digunakan penelti adalah

cross sectional (Notoatmodjo, 2012)

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Karang Pule

4.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2020

4.3 Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling

4.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiono, 2018)


31

Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang tidak berhasil

dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya di Puskesmas

Karang Pule pada tahun 2019 yaitu sejumlah 56 orang.

4.3.2 Teknik Sampling

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan

tehnik Nonprobability yaitu sampel jenuh atau sering disebut total

sampling. Total sampling adalah tehnik pengambilan sampel dimana

jumlah sampel sama dengan populasi. (Sugino, 2013) Jadi sampel

dalam penelitian ini adalah 56 orang.

4.4 Variabel Penelitian

Variabel adalah prilaku atau karateristik yang memberikan nilai beda

terhadap suatu benda, manusia, dan lain-lain (Nursalam,2008). Yang menjadi

variabel dalam penelitian ini yaitu faktor penyebab ketidak berhasilan

pemberian ASI eksklusif pada bayi

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang

kemungkinan dapat diulangi lagi oleh orang lain (Nursalam, 2013)


32

Tabel 4.1 : Definisi Operasional Penelitian Gambaran Faktor Penyebab


Ketidakberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
Definisi
Variabel Parameter Alat ukur Skala Hasil ukur
Operasional

Faktor Kondisi fisik 1. Kondisi sakit Kuesioner Ordinal - Baik jika


fisik ibu ibu selama nilainya
proses 2. Kondisi fisik >75%
menyusui pada ibu yang
6 bulan kelelahan
pertama
3. Kondisi lain - Cukup
yang
menghambat 45-75%
pemberian ASI
eksklusif
- Kurang
<45%

Perubahan Kondisi sosial 1. Pengaruh Kuesioner Ordinal -Baik jika


sosial budaya yang lingkungan nilainya
budaya mengambat sekitar >75%
pemberian ASI
eksklusif 2. Kondisi ibu
yang bekerja
- Cukup
3. Pengaruh susu
formula 45-75%

- Kurang
<45%

Faktor Kondisi 1. Keadaan stress Kuesioner Ordinal - Baik jika


psikologis kejiwaan ibu nilainya
yang 2. Keyakina akan >75%
mempengaruhi kemampuan
pemberian ASI dalam
eksklusif pemberian ASI
eksklusif - Cukup

3. Dukungan 45-75%
orang terdekat
33

Definisi
Variabel Parameter Alat ukur Skala Hasil ukur
Operasional

- Kurang
<45%

Faktor Minimnya 1. Pernah atau kuesioner Ordinal - Baik jika


kurangnya informasi yang tidak pernah nilainya
peran diterima oleh mendapatkan >75%
petugas ibu dari informasi dalam
kesehatan petugas petugas
kesehatan kesehatan
- Cukup
tentang ASI
eksklusif 2. Keterlibatan ibu
45-75%
mengikuti
program kelas
ibu hamil / ibu
balita - Kurang

3. Pemeriksaan <45%
ANC/PNC yang
diikuti oleh ibu

4.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang akan digunakan untuk

mengumpulkan data (Sugiono, 2018).

4.6.1 Kuesioner

Instrument yang digunakan instrument penelitian adalah alat-alat yang

akan digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen yang digunakan untuk

pengumpulan data adalah dengan menggunakan alat kuesioner yaitu sejumlah

pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden. Jenis instrumen untuk mengumpulkan data yang digunakan adalah

dengan menggunakan kuesioner tertutup dimana dalam setiap kuesioner

adalah ditentukan jawabanya sehingga responden tinggal menjawab yang


34

sesuai keingginanya (Arikunto, 2013).

4.7 Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi

1. Data primer

Data primer dalam penelitian ini dikumpulkan menggunakan metode

angket diamana, kuesioner diberikan kepada responden diminta untuk

memberikan jawaban pada setiap pertanyaan yang tercantum paalam

kuesioner

2. Data skunder

Data mengenai karateristik responden meliputi umur tingkat

pendidikan dikumpulkan dengan wawancara kepada responden dengan

alat ukur kuesioner. Data diolah dengan cara didiskrpsikan dan

ditabulasikan berdasarkan karateristik responden.

4.8 Pengolahan Data

Pengolahan data pada penelitian ini dilaksanakan dengan tahap-tahap,

menurut Hidayat (2014) sebagai berikut :

1. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini

sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan


35

komputer.Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan

artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat

dan arti suatu kode dari suatu variabel

3. Scoring

Skoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden.

4. Tabulating

Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel

tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa

data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola format

yang telah dirancang.

4.9 Etika Penelitian

Peneliti yang mengunakan manusia sebagai subyek tidak boleh

bertentangan dengan etika. Tujuan penelitian harus etis dalam arti hak

responden harus dilindungi, pada penelitian ini, maka peneliti mendapat

pengantar dari STIKES YARSI Mataram. Kemudian menyerahkan

kepada kepala Desa Pondok Perasi untuk mendapatkan persetujuan

penelitian pada pasien yang menderita hipertensi. Setelah mendapatkan

persetujuan, baru melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika meliputi:

1. Surat persetujuan (informedconsent),

surat persetujuan diberikan kepada responden saat di

kumpulakan lalu di berikan penjelasan terkait penelitian, setelah semua


36

jelas, surat persetujuan diberikan kemudian diisi dan di tandatangani

oleh responden sebagai bukti telah bersedia untuk melakukan

penelitian.

2. Tanpa nama (Anonimity),

kegiatan penelitian yang berhubungan dengan indentitas

responden tidak di publikasikan namun hanya dicatat dengan

mengunakan kode responden yang hanya diketahui oleh peneliti.

3. Non maleficience

penelitian ini di laksanakan sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi

subyek penelitian dan peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan

bagi subyek, dan pada penelitian ini tidak ada kegiatan yang merugikan

ataupun mengakibatkan cedera atau stres tambahan pada subyek

penelitian.

4. Kerahasiaan (Confidentiality)

pada penelitian ini seluruh kerahasiaan informasi responden

dijamin peneliti, dan hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.10 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.10.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur

itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat

dipercaya dan dapat diandalkan (Notoadmodjo, 2012).


37

Untuk menguji validitas menggunakan korelasi producy moment :



r =n ∑ xy ¿ ¿

Keterangan :

Rxy = Koefesien korelasi

∑Y = Jumlah skor total/ pertanyaan

∑x = jumlah skor item

N = jumlah responden

Uji validitas dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas

Karang Pule. Instrumen dikatakan valid apabila r dihitung lebih

besar dari r tabel (Saryono, 2011).

4.10.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk

menghitung uji reabilitas ini harus dilakukan hanya pada

pertanyaan- pertanyaan yang sudah memiliki validitas

(Notoatmodjo, 2012)

Dalam penelitian ini, untuk uji reliabilitas menggunakan

sistem internal consistency yaitu melakukan uji coba instrumen

satu kali saja, kemudian hasil yang diperoleh dianalisis dengan

baik.

Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus K-R 11 yaitu:


38

r i=
k
( k−1)
{ st ²−∑ piqi

st ² }
Keterangan:

K: Banyaknya butir pertanyaan

Pi: Proporsi banyaknya subyek yang menjawab betul

Qi: 1 – Pi

St: Varians total

4.11 Analisa Data

Data tingkat pengetahuan ibu tentang ketidakberhasilan pemberian

ASI ekslusif diolah secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk distribusi

frekuensi. Setalah data terkumpul kemudian data tersebut dikelompokan

dan diolah menggunakan rumus besar prosentase menurut (Suryono, 2019)

f
P= x 100 %
n

Keterangan :

P = PresentasiSkor/ Responden

f = FrekuensiSkor/ Responden

n = JumlahSkor Total
39
DAFTAR PUSTAKA

Aprilia, Yessi., 2012. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini dan ASI
Eksklusif Kepala Bidan di Kabupaten Klaten (Tesis). Bandung Universitas
Diponegoro.
Arikunto, S. (2013). Prosedur penelitian: suatu pendekatan praktik.Jakarta:
Rineka cipta
Depkes Provensi NTB. (2018).Profil Kesehatan Provensi NTB
DEPKES.RI (2017) profil kesehatan Indonesia 2017
Dinas Kesehatan Kota Mataram. (2017). Profil Kesehatan Kota Mataram
Hidayat, A.A .(2014). Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data.
Jakarta: Salemba Medika
Natia, Rizki, Wiji .(2013). ASI dan Panduan Ibu Menyusui, Yogyakarta: Nuha
Medika
Notoatmodjo. (2012). Metode penelitian kesehatan. Jakarta: Rhineka cipta.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi penelitian ilmu
keperawatan: Jakarta: Salemba Medika
Prasetyono, D.S. 2009. ASI Eksklusif Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatannya.
Diva Press. Yogyakarta
Puskesmas Karang Pule (2017) daftar penurunan ASI terbanyak 2017. Mataram
Puskesmas Karang pule (2019) daftar penurunan ASI terbanyak 2019. Mataram
Safitri A, Rosmalina Y, Anggraini D (2017) . Upaya peningkatan Kualitas dan
kuantitas ASI dan pemberian ASI Ekslusif. Laporan Akhir Kajian.
Puslitbang Upaya Kesehatan masyarakat Badan Litbangkes, 2017.
Saryono. (2011). Metode Penelitian Keperawatan. Purwokerto: UPT. Percetakan
dan Penerbitan UNSOED.
Soedjiningsih. 2012. Perkembangan Anak dan Permasalahannya dalam Buku
Ajar I IlmuPerkembangan Anak Dan Remaja. Jakarta :Sagungseto .Pp 86-
90.
Stikes Yarsi Mataram. (2020). Buku Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi.
Mataram
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suryoprajogo, N. 2009. Keajaiban Menyusui. Yogyakarta : keyword
Warnaliza, Desi, Nugroho, Taufan. 2014 . Buku Ajar ASKEB 1 Kehamilan .
Salemba Medika: Jakarta
Widodo,Y. (2011). Cakupan Pemberian ASI Eksklusif : akurasi dan interpretasi
data dan laporan program. Bogor
World Health Organization (2017). Mental disorders fact sheets. World Health
Organization. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs396/en/
-Diakses Januari 2018
Yohmi dkk. (2015). Dampak Tidak ASI Eksklusif: IDAI
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S.I ILMU KEPERAWATAN
Jln. TGH.Ali Batu Lingkar Selatan Mataram NTB Tlpn.(0370) 624972

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Dea Hildayanti adalah mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram. Saat ini saya

sedang melakukan penelitian tentang “Gambaran Paktor Penyebab

Ketidakberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Karang

Pule”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas

akhir di Sekolah Tingga Ilmu Kesehatan Yarsi Matanun.

Untuk keperluan tersebut saya mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk

menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini

bersifat sukarela, sehingga Ibu bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa

sanksi apapun. Identitas pribadi Ibu dan semua informasi yang diberikan akan

dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian.

Terima kasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini.

Mataram, 2020
Hormat saya,

(Dea Hildayanti)
YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YARSI MATARAM
PROGRAM STUDI S.I ILMU KEPERAWATAN
Jln. TGH.Ali Batu Lingkar Selatan Mataram NTB Tlpn.(0370) 624972

Lampiran 2

PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

(INFORMED CONSENT)

Saya bertanda tangan di bawah ini tidak keberatan untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Yarsi Mataram yang berjudul

“Gambaran Paktor Penyebab Ketidakberhasilan Pemberian ASI Eksklusif di

Wilayah Kerja Puskesmas Karang Pule”.

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia. Demikian pernyataan ini

dengan suka rela tanpa paksaan dari pihak manapun, semoga dapat dipergunakan

sebagai mana mestinya.

Mataram, ………......……2020

Responden

( )
GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KETIDAK BERHASILAN
PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS
KARANG PULE

Petunjuk pengisian kuesioner :

1. Nama dapat ditulis dengan inisial


2. Sebelum menjawab pertanyaan, bacalah terlebih dahulu pertanyaan yang
diteliti
3. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang
dianggap benar
4. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kuesioner mohon dilakukan
dengan memberikan jawaban sejujurnya.

Nama (Inisial) :
Lama Menyusui :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :

Jawaban
No
Daftar Pertanyaan Y
. Tidak
a
Faktor Fisik Ibu
1 Apakah ibu tetap memberikan Asi jika Ibu sakit
2 Apakah ibu tetap memberikan Asi walaupun Ibu merasa lelah
3 Apakah susu ibu pendek atau datar sehingga menyebabkan
kegagalan ASI eksklusif
4 Apakah puting susu ibu pendek sehingga menyebabkan
kegagalan ASI eksklusif
5 Apakah ibu selalu merasa nyeri di putting atau payudara pada
saat menyusui sehingga menyebabkan kegagalan ASI eksklusif
6 Apakah ibu mengalami payudara bengkak saat menyusui
sehingga menyebabkan kegagalan ASI eksklusif
7 Apakah saluran ASI ibu tersumbat sehingga menyebabkan
kegagalan ASI eksklusif
8 Apakah ASI ibu kurang sehingga menyebabkan kegagalan ASI
eksklusif
9 Apakah payudara ibu bernanah sehingga menyebabkan
kegagalan ASI eksklusif
10 Apakah ibu kembali hamil saat priode menyusui bayi sehingga
menyebabkan kegagalan ASI eksklusif
Jawaban
No
Daftar Pertanyaan Y
. Tidak
a

Perubahan Sosial Budaya


1 Apakah ibu kurang mendapatkan dukunngan keluarga sehingga
gagal memberikan ASI eksklusif
2 Apakah ibu bekerja sehingga memberikan susu formula
3 Apakah ibu mendapatkan anjuran dari keluarga untuk
memberikan makanan tambahan sehingga ibu gagal
memberikan ASI eksklusif
4 Apakah ibu terpenagruh oleh teman yang tidak menyusui
sehingga memberikan susu formula
5 Apakah ibu merasa ketinggalan zaman jika ibu menyusui
bayinya, sehingga memberikan susu formula
6 Apakah ibu terpengaruh oleh promosi susu sehingga
memberikan susu formula
7 Apakah ibu merasa tidak mampu memberikan ASI eksklusif
karena ibu harus bekerja
8 Apakah menurut ibu susu formula lebih bagus untuk bayi 0-6
bulan dari pada ASI
9 Apakah ibu meniru teman atau tetangga yang memberikan susu
formula pada bayi
10 Apakah keluarga ibu ikut menganjurkan untuk memberikan
susu formula untuk mencukupi kebutuhan bayi
Faktor Psikologis
1 Apakah Ibu yang stress akan mempengaruhi produksi ASI
2 Apakah ibu kurang percaya diri sehingga tidak memberikan
ASI eksklusif pada bayi
3 Apakah ibu takut kehilangan daya tarik sehingga ibu berikan
susu formula
4 Apakah ibu beranggapan dengan memberikan ASI eksklusif
akan merusak penampilan ibu
5 Apakah ibu kurang yakin dalam memberikan ASI eksklusif
pada bayi
6 Apakah ibu pernah mengalami stress karena memberikan ASI
eksklusif pada bayi
7 Apakah ibu pernah mengalami tekanan batin sehingga
mengurangi frekwensi dan lama menyusui bayi
8 Sebelum ibu menyusui, apakah ibu yakin bahwa ibu mampu
menyusui
9 Apakah ibu takut dengan perubahan bentuk tubuh sehingga
memberikan susu formula
10 Apakah ibu cemas apabila bayi menangis karena tidak
memperoleh ASI yang cukup
Faktor Kurangnya Peran Petugas Kesehatan
1 Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang
Jawaban
No
Daftar Pertanyaan Y
. Tidak
a
pentingnya pemberian ASI eksklusif
2 Apakah ibu pernah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang
pentingnya pemberian ASI eksklusif
3 Ketika hamil apakah ibu mengikuti pemeriksaan Ante Natal
Care (ANC)
4 Apakah ibu pernah mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang ASI eksklusif
5 Apakah petugas kesehatan mengajari cara menyusui dengan
benar
6 Apakah sewaktu ibu melahirkan petugas kesehatan
memberitahu pentingnya ASI eksklusif setelah ibu melahirkan
7 Apakah ibu pernah mendapatkan informasi dari petugas
kesehatan tentang mamfaat memberikan ASI eksklusif
8 Apakah ibu pernah mendapatkan dukungan atau perhatian dari
petugas kesehatan dalam pemberian ASI eksklusif
9 Apakah ibu diingatkan petugas kesehatan untuk tetap
memberikan asi saja kepada bayi sampai bayi usia 6 bulan
10 Apakah petugas kesehatan mengajari perawatan payudara

Anda mungkin juga menyukai