Oleh :
YUYUN YUNIARTI
NIM. 144012017000904
2018
KARYA TULIS ILMIAH
Oleh :
YUYUN YUNIARTI
NIM. 144012017000904
2018
HALAMAN PERSETUJUAN
YUYUN YUNIARTI
NIM. 144012017000904
Menyetujui
Pembimbing
Mengetahui :
Ketua Jurusan Keperawatan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
YUYUN YUNIARTI
NIM. 144012017000904
Karya Tulis ini telah dipertahankan pada Seminar Hasil Karya Tulis
Ilmiah di depan TIM Penguji Pada Hari.../Tanggal… dan telah
dinyatakan memenuhi syarat
Menyetujui :
1. Fitri Wijayati, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( ................................... )
Mengetahui :
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS
1. Nama Lengkap : Yuyun Yuniarti
2. Tempat / Tanggal Lahir : Kendari, 30 Juni 1975
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Kebangsaan : Sunda / Indonesia
6. Alamat : Jl.Lanud HLO No.89 Ambaipua
7. No. Telp / Hp : 0813 2513 0001
II. PENDIDIKAN
No. Pendidikan Tahun Ajaran
1. SDN Angkasa 2 1980 - 1986
2. SMPN Angkasa 1987 - 1989
3. SPK DEPKES Kendari 1990 - 1993
4. Politeknik Kesehatan Kendari 2017 - 2018
iv
MOTTO
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
penulis sampaikan kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia
dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti
sekarang ini.
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya tulis ilmiah,
Sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Oleh
karya tulis ilmiah ini.Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada :
vi
3 Bapak Indriono Hadi, S. Kep., Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan
Kesehatan
bekal penulis.
kebaikan semua pihak yang telah mambantu. Semoga nantinya dapat membawa
Yuyun Yuniarti
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................................iv
MOTTO................................................................................................................................v
KATA PENGANTAR.......................................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................................x
DAFTAR SKEMA............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................xii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................4
C. Manfaat.....................................................................................................................5
viii
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian...............................................................................................................38
B. Klasifikasi Data......................................................................................................51
C. Analisis Data...........................................................................................................52
D. Pathway Kasus.......................................................................................................54
E. Diagnosa Keperawatan........................................................................................55
F. Perencanaan Keperawatan..................................................................................57
G. Implementasi Keperawatan................................................................................62
H. Evaluasi Keperawatan.........................................................................................62
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian................................................................................................................81
B. Diagnosa Keperawatan........................................................................................82
C. Perencanaan Keperawatan..................................................................................83
D. Implementasi Keperawatan................................................................................83
E. Evaluasi Keperawatan..........................................................................................84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................86
B. Saran..........................................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SKEMA
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan orang lain
yang saya akui sebagai atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil
plagiarisme, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
YUYUN YUNIARTI
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, penyakit Batu Saluran Kemih menjadi salah satu kasus yang
substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan atau karena
faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi. BSK dapat menyebabkan
gejala nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa
terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu
kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat
dan Mesir kuno dengan diketemukannya batu pada kandung kemih mummi
kemih mulai dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu
ini mungkin terbentuk di ginjal kemudian turun ke saluran kemih bagian bawah
atau memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis
1
2
urine seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan lain
faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih pada seseorang, yaitu:
sering didapatkan pada usia 30 – 50 tahun), jenis kelamin (jumlah pasien laki-
laki tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pasien perempuan) dan faktor
ekstrinsik: geografi, iklim dan temperatur, asupan air, diet pekerjaan (Purnomo,
Kejadian batu saluran kemih di Amerika Serikat dilaporkan 0,1- 0,3 per
tahun dan sekitar 5-10% penduduknya sekali dalam hidupnya pernah menderita
penyakit ini, di Eropa Utara 3-6%, sedangkan di Eropa bagian Selatan di sekitar
laut tengah 6-9%. Di Jepang 7% dan di Taiwan 9,8%. Pada tahun 2000, penyakit
seluruh rumah sakit di Amerika setelah penyakit infeksi, dengan proporsi batu
terjadi di klinik urologi. Angka kejadian batu saluran kemih di Indonesia tahun
2002 adalah 37.636 kasus baru, dengan jumlah kunjungan 58.959 penderita.
Sedangkan jumlah pasien yang dirawat adalah 19.018 penderita, dengan jumlah
3
kematian 378 penderita (Depkes RI, 2002 dalam Wardani, 2014). Dalam
penelitian di salah satu rumah sakit di medan , yaitu RSUP Haji Adam Malik,
Riskesdes pada tahun 2013 pun menyatakan bahwa dalam jumlah sampel
2014).
signifikan dan bervariasi dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2015 didapatkan
orang) yang menderita Batu Saluran Kemih, untuk tahun 2016 didapatkan 155
orang pasien (laki-laki berjumlah 105 orang dan perempuan berjumlah 50 orang)
yang menderita Batu Saluran Kemih dan untuk tahun 2017 didapatkan 66 orang
menderita Batu Saluran Kemih dengan umur yang bervariasi dari umur 15- 65
Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu saluran
fungsi ginjal. Pasien Batu Saluran Kemih (BSK) sering merasa cemas
4
dengan kondisi kesehatannya dan juga rasa takut untuk dirawat di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat
2. Bagi Perawat
Prosedur (SOP).
memperkaya bahan pustaka kampus dan dapat dijadikan acuan atau bahan
kerumah.
mendalam.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
berlebihan atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi
material keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih baik
saluran kemih atas (ginjal dan ureter) dan saluran kemih bawah yang dapat
ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal). Batu ini terbentuk dari
pengendapan garam kalsium, magnesium, asam urat dan sistein (Chang, 2009
dari sistem kaliks ginjal, pielum, ureter, buli-buli dan uretra. Batu ini mungkin
memang terbentuk di saluran kemih bagian bawah karena adanya stasis urine
seperti pada batu buli-buli karena hiperplasia prostat atau batu uretra yang
terbentuk di dalam divertikel uretra. Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di
tubuli ginjal kemudian berada di kaliks, infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan
7
8
bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan merupakan batu saluran
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat yang tidak digunakan oleh
tubuh. Zat ini akan larut dalam air dan akan dikeluarkan berupa urine. Zat
yang dibutuhkan tubuh akan beredar kembali dalam tubuh melalui pembuluh
darah kapiler ginjal, masuk ke dalam pembuluh darah dan beredar keseluruh
tubuh. Sistem perkemihan merupakan sistem rangkaian organ yang terdiri atas
Fungsi utama ginjal adalah mengatur keseimbangan cairan serta elektrolit dan
komposisi asam basa cairan tubuh, mengeluarkan produk aktif metabolik dari
dalam darah dan mengatur tekanan darah. Urin yang terbentuk sebagai hasil
dari proses ini diangkut dari ginjal melalui ureter kedalam kandung kemih
tempat urin tersebut disimpan untuk sementara waktu. Pada saat urinasi,
kandung kemih berkontraksi dan urin akan diekskresikan dari tubuh lewat
Meskipun cairan serta elektrolit dapat hilang melalui jalur lain dan ada
organ lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam basa, namun
organ yang mengatur kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal. Fungsi
total fungsi ginjal tidak menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat.
makanan dan metabolisme dalam jumlah yang dapat diterima serta tidak
dieliminasi oleh organ lain. Jika diukur tiap hari, jumlah produk tersebut
biasanya berkisar dari 1 hingga 2 liter air, 6 hingga 8 gram garam (natrium
Di samping itu, ureum yang merupakan produk akhir metabolisme protein dan
Suddarth, 2002).
2.1 Ginjal
lapisan lemak
struktur tubular)
mayor
10
luar ginjal yang disebut korteks dan bagian dalam ginjal yang berbentuk
ginjal terdapat satuan fungsional ginjal yang paling kecil, yaitu nefron.
Tiap ginjal terdiri dari sekitar 1,2 juta nefron. Setiap nefron terdiri dari
50 mm). Nefron terdiri dari saluran berujung buntu (blind end) yang
2.1.4 Glomerulus
(Sloane, 2003).
nefron. Tubulus ini dilapisi oleh lapisan tunggal sel epitel yang
akan menerima cairan dan zat terlarut dari tubulus distal. Duktus
(Sloane, 2003).
2013).
+
kontortus proksimal menyebabkan reabsorsi Na dan
+.
peritubuler. Transfor aktif menyebabkan reabsorsi Na
+
peritubuler kemudian mensekresikan NH3 dan H .
2.2 Ureter
ginjal dengan kandung kemih (ureter kiri sedikit lebih panjang dari ureter
kanan), dikelilingi oleh tiga lapis dinding. Berperan sebagai saluran yang
peristaltik satu sampai lima kali setiap menit untuk mengalirkan urine ke
2.2.2 Ureter: ureter memiliki panjang sekitar 25,4 cm. Bagian atas
jumlah urin yang di kandung. Kandung kemih pada waktu kosong terletak
tidak terlihat. Kontraksi peristaltic ureter 1-5 kali per menit. Akan
17
kuboid.
2.4 Uretra
Menurut Saputra dan Dwisang Evi (2014) uretra adalah suatu saluran
sambungan yang membawa urine dari kandung kemih ke arah luar. Uretra
2.4.2 Bagian membran: bagian uretra yang berlanjut dari bagian prostat
3. Etiologi
Herediter (keturunan), umur 30-50 tahun, jenis kelamin lai-laki lebih besar
Geografis, iklim dan temperature, asupan air, diet (banyak purin, oksalat
metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan lain yang masih belum
terungkap (idiopatik).
4. Patofisiologi
faktor yang mendukung proses ini yaitu saturasi urin, difisiensi inhibitor dan
lebih besar, di antaranya partikel ini ada yang bergerak kebawah melalui
saluran kencing hingga pada lumen yang sempit dan berkembang membentuk
batu. Renal kalkuli merupakan tipe Kristal dan dapat merupakan gabungan dari
20
beberapa tipe. Sekitar 80% batu salurn kemih mengandung kalsium fosfat dan
menyatakan bahwa sebagian batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat
sebagai inti. Substansi organik ini terutama terdiri dari mukopolisakarida dan
pembentuk batu.
batu.
urin. Pada urin yang bersifat asam akan mengendap sistin,, santin, asam dan
garam urat. Sedangkan pada urin yang bersifat alkali akan mengendap
garam-garam fosfat.
21
5. Menifestasi Klinis
Menurut Putri dan Wijaya (2013), tanda dan gejala penyakit batu
Walaupun demikian penyakit ini mempunyai tanda dan gejala umum yaitu
hematuria, dan bila disertai infeksi saluran kemih dapat juga ditemukan
kelainan endapan urin bahkan mungkin demam atau tanda sistemik lainnya.
Batu pada pelvis ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala
berat, umumnya gejala batu saluran kemih merupakan akibat obstruksi aliran
kemih dan infeksi. Tanda dan gejala yang ditemui antara lain :
5.1 Nyeri didaerah pinggang (sisi atau sudut kostevertebral), dapat dalam
bentuk pegal hingga kolik atau nyeri yang terus menerus dan hebat karena
adanya pionefrosis.
5.2 Pada pemeriksaan fisik mungkin kelainan sama sekali tidak ada, sampai
5.3 Nyeri dapat berubah nyeri tekan atau ketok pada daerah arkus kosta pada
6. Pemeriksaan Penunjang
6.1 Urinalisa
ureum nitrogen (BUN /kreatinin serum dan urin) ; abnormal (tinggi pada
polisitemia.
6.4 Foto rontgen menunjukkan adanya kalkuli atau perubahan anatomi pada
batu.
23
7. Komplikasi
Menurut Putri & Wijaya (2013), komplikasi untuk penyakit batu saluran
kemih adalah :
7.2 Infeksi
8. Penatalaksanaan
8.1 Diagnosis yang tepat mengenai adanya batu, lokasinya, dan besarnya batu
8.2 Menentukan adanya akibat-akibat batu saluran kemih seperti : rasa nyeri,
8.1 Cystotomi ; salah satu usaha untuk drainase dengan menggunakan pipa
berada di uretra.
untuk mengeluarkan BSK yang terdiri atas memecah batu, dan kemudian
kedalam saluran kemih. Alat tersebut dimasukan melalui uretra atau melalui
1. Pengkajian
1.2 Anamnese
renal atau bladder tanpa batu yang keluar, riwayat trauma saluran
kemih.
26
lainnya.
kapur, perlu dikaji juga daerah tempat tinggal dekat dengan sumber
bantu pernapasan
pola berkemih.
hospitalisasi.
nyeri yang khas adalah nyeri akut tidak hilang dengan posisi
atau tindakan lain, nyeri tekan pada area ginjal pada palpasi.
28
anemis.
keluaran.
29
kardiomegali.
napas abnormal
danmuntah.Palpasiginjaldilakukanuntuk
dan fraktur.
Skema 2.1
Pathway Teori Batu Saluran Kemih
Kelainan metabolik Pelepasan ADH Konsentrasi larutan dan pH urin
Peningkatan absorpsi di usus Paratiroid hormone Lamanya Kristal terbentuk didalam urin
dan mobilisasi dari tulang Kalsitrol Proses kritalisasi
Hiperkalsemia Pengedapan batu
Stagnasi urin
hiperuresemia Larutan
metastabil Pembentukan batu ginjal Infeksi saluran kemih
Peningkatan filtrasi dan
eksresi zat penghasil batu Respon obstruksi Respon infeksi:
Respons edema:
Infeksi akibat iritasi batu Peningkatan tekanan hidrostatik dan
distensi piala ginjal serta ureter
Kosentrasi zat Nyeri kolik
Hematuria, piuria Nyeri kolik
pembentuk batu
Sering miksi Hematuria, piuria Retensi urin
Nyeri akut Sering miksi
Respon sistemik akibat nyeri Pemeriksaan diagnosis
kolik (mual, muntah, aneroksia) Prognosis pembedahan
Respons psikologis
31
32
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Muttaqin dan Sari (2011), Putri dan Wijaya (2013) dan
iskemia seluler.
diagnostik.
Intervensi keperawatan pada penderita sindrom nefrotik menurut Nurarif dan Kusuma (2013) dan Nurarif dan Kusuma
(2015) adalah :
Tabel 2.1
Intervensi Keperawatan
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Nyeri akut NOC: NIC:
Definisi : pengalaman sensori dan 1. Tingkat Nyeri Manajemen Nyeri
emosional yang tidak menyenangkan yang Kriteria hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
muncul akibat kerusakan jaringan yang Melaporkan bahwa nyeri berkurang komperhensif termasuk lokasi,
aktual atau potensia ataudigambarkan dengan menggunakan manajemen karakteristik, durasi frekuensi,
dalam hal kerusakan sedemikian rupa nyeri kualitas dan factor presipitasi.
(international association for the study of Mampu mengenali nyeri (skala, 2. Observasi reaksi nonverbal dari
pain) : awitan yang tib-tiba atau lambat intensitas, frekuensi dan tanda ketidaknyamanan.
dari intensitas ringan hingga berat dengan nyeri) 3. Gunakan teknik komunikasi
akhir yang dpat diantisipasi atau terapeutik untuk mengetahui
diprediksi dan berlangsung <6 bulan. 2. Pengendalian Nyeri pengalaman nyeri pasien.
Batasan karasteristik : Kriteria hasil: 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa
Perubahan selera makan Mampu mengontrol nyeri (tahu lampau.
Perubahan tekanan darah penyebab nyeri, mampu 5. Kontrol lingkungan yang dapat
Perubahan frekwensi jantung menggunakan tehnik mempengaruhi nyeri seperti suhu
Perubahan frekwensi pernapasan nonfarmakologi untuk mengurangi ruangan, pencahayaan dan
Laporan isyarat. nyeri, mencari bantuan kebisingan berulang).
33
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
Perilaku distraksi (mis, berjalan 3. Tingkat Kenyamanan 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
mondar mandir mencari orang lain dan Kriteria hasil: menentukan intervensi.
atau aktifitas lain, yang berulang). Menyatakan rasa nyaman setelah 7. Ajarkan tentang tekniknon
Mengekspresikan perilaku (mis, mata nyeri berkurang farmakologi
kurang bercahaya, tmpak kacau, 8. Berikan analgetik untuk mengurangi
gerakan mata berpencar atau tetap nyeri
pada satu focus meringis) 9. Tingkatkan istirhat.
Sikap melindungi area nyeri
Focus menyempit
Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri.
Sikap tubuh melindungi
Melaporkan nyeri secara verbal.
Retensi urin NOC: NIC:
Definisi : pengosongan kandung kemih 1. Eliminasi Urine Manajemen Eliminasi Urine
tidak komplit Kriteria hasil : 1. Monitor intake dan output
Batasan karasteristik : Pengeluaran urine tanpa nyeri, 2. Monitor penggunaan obat
Disuria kesulitan di awal, atau urgensi antikolionergik
Sensasi kandung kemih penuh Bau, jumlah dan warna urine dalam 3. Monitor derajat distensi bladder.
Distensi kandung kemih rentang yang diharapkan 4. Instruksian pada pasien dan
Urine menetes keluarga untuk menctat output
Inkontinensia 2. Kontinensia Urine urine.
Urine residu Kriteria hasil: 5. Sediakan privacy untuk eliminasi.
Haluaran urine sering dan sedikit atau Eliminasi secara mandiri 6. Stimulacy refles bladder dengan
ompres dingin pada abdomen.
34
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
tidak ada Mempertahankan pola berkemih 7. Kateterisasi jika perlumonitor tnda
yang dapat diduga dan gejala ISK.
Ansietas NOC : NIC :
Definisi : perasaan tidak nyaman atau 1. Tingkat Kecemasan Pengurangan Kecemasan
kekhawatiran yang samar disertai respon Kriteria hasil: 1. Gunakan pendekatan yang
autonom (sumber sering kali tidak spesifik Postur tubuh, ekspresi wajah, menenangkan
atau tidak diketahui oleh individu) ; bahasa tubuh dan tingkat aktivitas 2. Observasi tanda-tanda vital.
perasaan takut yang disebabkan oleh menunjukan berkurangnya 3. Jelaskan semua prosedur dan apa
antisipasi terhadap bahaya. Hal ini kecemasan yang dirasakan selama prosedur.
merupakan isyarat kewaspadaan yang Vital sign dalam batas norman 4. Pahami perspektif pasien terhadap
memperingatkan individu akan adanya situasi stress.
bahaya dan memampukan individu untuk 2. Pengendalian-Diri Terhadap 5. Temani pasien untuk memberikan
bertindak menghadapi ancaman. Kecemasan eamanan dan mengurangi takut.
Batasan karasteristik : Kriteria hasil: 6. Dorong keluarga untuk menemani
Perilaku Mengindentifikasi, pasien laukan back/neck rub
- Gerakan yang ireleven mengungkapkan dan menunjukan 7. Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gelisah tehnik untuk mengontrol cemas 8. Identifikasi tingkat kecemasan
- Melihat sepintas 9. Bantu pasien mengenal situasi yang
- Insomnia 3. Koping menimbukan kecemasan.
- Kontak mata buruk Kriteria hasil: 10. Dorong pasien untuk
- Mengekspresikan kekhawatiran Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapan perasaan, ketakutan,
karena perubahan dalam peristiwa mengungkapkan gejala cemas persepsi.
hidup. 11. Instruksikan pasien menggunakan
Affektif teknik relaksasi.berikan obat untuk
- Gelisah, distress, Ketakutan mengurangi kecemasan.
35
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC)
- Perasaan tidak adekuat
- Bingung, menyesal, Khawatir
Fisiologis
- Wajah tegang
- Suara bergetar
Simpatik
- Anoreksia
- Jantung berdebar-debar
Defisiensi pengetahuan NOC : NIC:
Definisi : ketiadaan atau efisiensi 1. Pengetahuan : Proses Penyakit Pendidikan Kesehatan
informasi kognitif yang berkaitan dengan Kriteria hasil : 1. Berikan penilaian tentang tingkat
topik tertentu. Pasien dan keluarga menyatakan pengetahuan pasien tentang proses
Batasan karasteisrik: pemahaman tentang penyakit, penyakit yang spesifik.
Perilaku hiperbola. kondisi, prognosis dan program 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit
Ketidakakuratan mengikuti perintah pengobatan dan bagaimana hal ini berhubungan
Ketidakakuratan melakukan tes Pasien dan keluarga mampu dengan anatomi fisiologi, dengan
Perilaku tidak tepat (misalnya histeria, menjelaskan kembali apa yang cara yang tepat.
bermusuhan, agitasi, apatis) dijelaskan perawat/tim kesehatan 3. Gambarkan tanda dan gejala yang
Pengungkapan masalah lainnya 4. biasa muncul pada penyakit pasien
Sediakan informasi pada
2. Pengetahuan : prilaku sehat tentang kondisi.
Kriteria hasil : 5. Diskusikan pilihan terapi atau
Pasien dan keluarga mampu penanganan.
melaksanakan prosedur yang
dijelaskan secara benar
36
37
4. Implementasi Keperawatan
mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini
dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi
masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
evaluasi dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi
mengacu pada penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat
dari rencana keperawatan dasar mendukung proses evaluasi. Selain itu juga
dapat menetapkan kembali informasi baru yang ditunjukkan oleh klien untuk
A. Pengkajian
1. Identitas
Klien
Nama : Tn. J
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Lombok
Alamat : Desa Langgikima
Penanggung
Nama : Ny. M
Hubungan dengan pasien : Istri
38
39
2. Riwayat Keluarga
Genogram
53 50
17
22 19
Keterangan Genogram
= Laki-laki
= perempuan
= Tinggal serumah
= Hubungan keluarga
3. Status Kesehatan
kecil.
hingga belakang
tertusuk-tusuk.
kebagian genitalia
hilang timbul
41
3.1.2 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan penyakit saat ini Pada
tuntas.
42
3.2.5.1 Merokok
6.2 Nutrisi/metabolik
Klien mengatakan ada gangguan pada buang air kecil (BAK) 1 hari
sebelum masuk rumah sakit dan tidak ada masalah pada buang air besar
untuk buang air kecil dan setiap kali BAK kencingnya keluar sedikit-
6.4 Oksigenasi
terutama pada malam hari dimana klien biasa tidur 8 jam setiap harinnya
tetapi pada saat sakit klien mengatakan susah untuk memulai tidur
seperti semula.
(composmentis).
Distribusi rambut pasien nampak lebat, Tidak ada lesi, kulit kepala
bersih, warna kulit coklat gelap, akral hangat, turgor kulit baik, tidak
Bentuk kepala pasien simetris antara kiri dan kanan dan tidak tampak
ada lesi serta tidak ada deviasi trakea, tidak ada pembesaran pada
7.4.1 Inspeksi :
(+)
Pengembangan dinding dada simetris kiri-kanan /(+),
pernapasan.
7.4.2 Palpasi :
7.4.3 Perkusi :
cairan
47
7.4.4 Auskultasi :
Bunyi napas vesicular pada perifer paru, bunyi napas bronchial
7.5.1 Inspeksi :
7.5.2 Palpasi :
Tidak terdapat nyeri tekan dan ictus kordis teraba pada ICS 5
mid klavikula kiri, CRT < 3 detik, dan tekanan vena jugular
7.5.3 Perkusi :
Suara perkusi pekak pada ICS 4 dan 5 pada mid klavikula kiri.
7.5.4 Auskultasi :
7.6.2 Auskultasi
7.6.3 Perkusi
7.6.4 Palpasi
Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, pembesaran hepar (-)
7.7.1 Inspeksi
7.7.2 Palpasi
Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah dan pada area
7.7.3 Perkusi
7.10.1 Inspeksi :
Tidak ada hambatan pergerakan sendi pada saat jalan, duduk dan
7.10.2 Palpasi
Klien tidak mengalami perdarahan pada gusi dan klien tidak mengalami
8. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23/7/2018
Tabel 3.1
Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal Unit
3
WBC 7,00 4.00-10.0 10 /µL
6
RBC 4,72 4.00-6.00 10 /ml
HGB 12,7 12.00-16.00 g/dl
HCT 38,0 37.0-48.0 %
MCV 79,7 80-97.0 fL
MCH 26,6 26-33.5 pg
MCHC 33,4 31.5-35.0 pg
3
PLT 263 150-400 10 /µL
Creatinine 0,9 0.7-1.2 mg/dL
Glukosa 94 70-180 mg/dL
SGOT 38 <45 U/L
SGPT 38 <41 gr/dL
Ureum 23 19-44 mg/dL
Kesan:
Nefrolitis Dextra
51
C. Analisa Data
Nama Klien : Tn. J Hari / Tgl : Rabu, 25 Juli 2018
Tabel 3.3
Analisa Data
SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
Data Subyektif : Faktor Ekstrinsik (Asupan air Nyeri akut
Klien mengeluh nyeri pada perut mengandung kapur)
bagian bawah tembus hingga ↓
belakang dan menjalar ke bagian Proses kristalisasi dan agresi
genitalia substansi
Data Obyektif : ↓
Tekanan darah : 150/90 mmHg Pengendapan batu
Skala nyeri 6 (sedang) ↓
Klien nampak meringis Pembentukan Batu Saluran
memegang perut bagian bawah Kemih
dan pinggang. ↓
Ada nyeri tekan pada perut Respon Obstruksi
bagian bawah dan pada area Penekanan pada saraf
pinggang. ↓
Ada nyeri ketok pada pinggang Penekanan pada saraf
bagian belakang ↓
Mengaktifkan mediator kimia
(Histamin dan bradikinin)
↓
Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di hipotalamus
↓
Nyeri dipersepsikan(nyeri
kolik)
↓
Nyeri Akut
Skema 3.1
Pathway Kasus
Pengendapan batu
Ansietas
Gangguan eliminasi
(Histamin dan
bradikinin)
Menstimulasi pelepasan
prostaglandin di hipotalamus
Nyeri dipersepsikan(nyeri
kolik)
Nyeri Akut
55
Tabel 3.4
Diagnosa Keperawatan (Berdasarkan Prioritas)
Tanggal No Diagnosa Kepeawatan Kode
25/8/2018 1 Nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi 00132
batu pada ginjal ditandai dengan:
Data Subyektif :
Klien mengeluh nyeri pada perut bagian
bawah tembus hingga belakang dan menjalar
ke bagian genitalia
Data Obyektif :
Tekanan darah : 150/90 mmHg
Skala nyeri 6 (sedang)
Klien nampak meringis memegang perut
bagian bawah dan pinggang.
Ada nyeri tekan pada perut bagian bawah
dan pada area pinggang.
Ada nyeri ketok pada pinggang bagian
belakang
25/7/2018 2 Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan 00016
pembentukan batu saluran kemih ditandai
dengan :
Data subyektif :
Klien mengatakan sering bolak-balik WC (> 10
kali/24 jam) untuk buang air kecil
Klien mengatakan setiap kali BAK kencingnya
keluar sedikit-sedikit dan berwarna kuning
keruh tetapi tuntas meskipun terasa sakit.
Data obyektif :
Urine tampak kuning keruh
Kandung kemih tidak teraba
25/7/2018 3 Ansietas berhubungan dengan perubahan status 00146
kesehatan ditandai dengan :
Data Subyektif :
Klien mengatakan sudah mengetahui
informasi tentang penyakitnnya
Klien mengatakan sangat cemas dengan
kondisi kesehatannya saat ini
56
61
Rencana Tindakan Keperawatan
Hr/Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil Tindakan Rasional
(NOC) (NIC)
bertanya kepada perawat
mengenai tindakan
operasi.
65
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
13.30 15. Memantau eliminasi urine, meliputi 00016 kecemasan sedang.
frekuensi, konsistensi A:
Hasil : Klien mengatakan BAK sudah 2 Masalah ansietas belum teratasi
kali sejak pagi tadi, warna urine kuning P : Intervensi dilanjutkan
keruh Dorong keluarga untuk
menemani pasien
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi.
Kamis, Jum’at, 27 Juli 2018 (jam 07.200)
26/Juli/201
8 1. Monitor tanda-tanda vital 00132+00146 1. S:
07.30 Hasil : Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 160/90 mmHg masih sakit tembus hingga
Nadi : 92 x/menit belakang terutama saat ia BAK,
o
Suhu : 36,6 C nyerinya seperti tertusuk-tusuk
Pernapasan : 23 x/menit
dan menjalar hingga
2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 kemaluannya
07.36 komperhensif termasuk lokasi, O:
66
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas 150/80 mmHg
dan faktor presipitasi. skala nyeri 5
Hasil : Klien nampak meringis
Klien mengatakan perutnya masih sakit
memegang perut bagian bawah
tembus hingga belakang terutama saat ia
dan pinggang
BAK, nyerinya seperti tertusuk-tusuk dan
menjalar hingga kemaluannya, skala A:
nyeri 5 dan nyeri hilang timbul
Masalah nyeri belum teratasi
3. Observasi reaksi nonverbal dari 00132 P : Intervensi dilanjutkan
07.36 ketidaknyamanan.
Lakukan pengkajian nyeri secara
Hasil : Klien nampak meringis memegang
komperhensif termasuk lokasi,
perut bagian bawah dan pinggang.
karakteristik, durasi frekuensi,
4. Menganjurkan untuk melakukan teknik kualitas dan factor presipitasi.
non farmakologi (Teknik nafas dalam dan 00132+00146 Observasi reaksi nonverbal dari
07.45 distraksi) ketidaknyamanan
Hasil : Klien mengatakan ia melakukan Observasi tanda-tanda vital.
yang telah diajarkan perawat.
Kontrol lingkungan yang dapat
5. Menganjurkan klien untuk meningkatkan mempengaruhi nyeri seperti
istirahat. 00132 suhu ruangan, pencahayaan dan
07.46 Hasil : klien mengatakan ia susah untuk kebisingan berulang).
tidur Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
6. Mengontrol lingkungan yang dapat menentukan intervensi.
67
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
mempengaruhi nyeri seperti suhu 00132+00146 Anjurkan tentang teknik non
07.48 ruangan, pencahayaan dan kebisingan farmakologi (teknik relaksasi
berulang) nafas dalam)
Hasil : Membatasi pengunjung dan Berikan analgetik untuk
mengontrol kebisingan.
mengurangi nyeri
7. Anjurkan pasien untuk minum200 ml Tingkatkan istirahat
cairan pada saat makan, di antara waktu 00016
07.50 makan dan di awal petang S:
Hasil : 2
Klien mengatakan ia melakukan yang Klien mengatakan saat BAK
diinstruksikan perawat masih terasa sakit sehingga
butuh waktu lumayan lama
8. Menyambung cairan untuk menuntaskan
Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm) 00016
10.45 O:
9. Mendorong pasien untuk Klien nampak cukup lama saat
mengungkapkan perasaan, ketakutan, 00146 masuk WC, warna urine kuning
11.10 persepsi. keruh
Hasil : klien mengatakan masih sangat
cemas dengan kondisinya dan takut bila A:
harus dioperasi Masalah gangguan eliminasi urin
10. Mendengarkan dengan penuh perhatian 00146 belum teratasi
O:
Klien masih nampak cemas
Klien sering bertanya mengenai
kondisinya
150/80 mmHg
A:
Masalah ansietas belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Dorong keluarga untuk
menemani pasien
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
70
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
74
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
menemani pasien
Dengarkan dengan penuh
perhatian
Identifikasi tingkat kecemasan
Dorong pasien untuk
mengungkapan perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien
menggunakan teknik relaksasi
75
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Klien mengatakan perutnya masih sakit yang nyeri saat BAK
terutama saat ia BAK, nyerinya seperti
tertusuk-tusuk dan menjalar hingga A:
kemaluannya, skala nyeri 3 dan nyeri Masalah nyeri teratasi
hilang timbul P:
77
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
kecemasan sedang.
11.12 00146
11. Mendorong keluarga untuk menemani
pasien
Hasil : keluarga selalu menemani pasien
saat di rumah sakit.
11.15 00016
12. Memantau eliminasi urine, meliputi
frekuensi, konsistensi
Hasil : Klien mengatakan hari ini BAK
baru sekali sejak pagi smpe saat ini,
warna urine kuning.
11.20 00016
13. Berikan cukup waktu untuk
pengosongan kandung kemih (10 menit)
Hasil : klien mengatakan saat BAK masih
terasa sakit tetapi tidak butuh waktu
lama untuk menyelesaikan BAK
11.20 00016
14. Berikan privasi untuk eliminasi
Hasil : menutup pintu WC saat klien BAK
Minggu, Senin, 30 Juli 2018 (jam 10.00)
29/7/2018
07.45 1. Monitor tanda-tanda vital 00132+00146 1 S:
Hasil : Klien mengatakan perutnya
Tekanan darah: 140/90 mmHg
78
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
Nadi : 84 x/menit masih sakit terutama saat ia
o BAK, nyerinya seperti tertusuk-
Suhu : 36,6 C
Pernapasan : 25 x/menit tusuk dan menjalar hingga
07.50 2. Lakukan pengkajian nyeri secara 00132 kemaluannya
79
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
istirahat warna urine kuning
Hasil : klien mengatakan ia akan
mengatur waktu saat di rumah A:
Masalah gangguan eliminasi
08.05 6. Anjurkan pasien untuk tetap minum 200 00016 urine teratasi
ml cairan pada saat makan, di antara 3
waktu makan dan di awal petang P : Intervensi dihentikan
Hasil : Klien mengatakan ia akan S:
melakukan yang diinstruksikan perawat Klien mengatakan masih cemas
apabila kondisinya kembali
08.07 7. Mendorong pasien untuk 00146 memburuk
mengungkapkan perasaan, ketakutan,
persepsi. O:
Hasil : klien mengatakan masih cemas Klien nampak banyak tersenyum
08.07 apabila kondisinya kembali memburuk 00146 Tekanan darah: 140/90 mmHg
80
Hari/Tgl/ Tindakan Keperawatan Kode Dx. No Evaluasi
Jam Keperawatan Dx
pasien di rumah
Hasil : keluarga mengatakan akan selalu
mengingatkan klien untuk menjaga
kesehatannya
08.20 000146
11. Memantau eliminasi urine, meliputi
frekuensi, konsistensi
Hasil : Klien mengatakan hari ini BAK baru
sekali sejak pagi smpe saat ini, warna
urine kuning
81
BAB IV
PEMBAHASAN
tentang kasus Batu Saluran Kemih adalah terbentuknya batu yang disebabkan oleh
pengendapan substansi yang terdapat dalam air kemih yang jumlahnya berlebihan
atau karena faktor lain yang mempengaruhi daya larut substansi (Nurlina, 2008)
Tn.J dengan Batu Saluran Kemih (BSK) pada tanggal 25 sampai 30 Juli 2018 di
menemukan beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus yang
selanjutnya akan dibahas dalam bab ini. Untuk memudahkan dalam memahami
kesenjangan yang terjadi seperti yang dimaksudkan di atas, maka penulis membahas
asuhan keperawatan pada klien tersebut, penulis mengacu pada pendekatan proses
A. Pengkajian
verifikasi dan komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini
mencakup dua langkah yaitu data dari sumber primer (klien), dan sumber
sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan) dan analisis data sebagai dasar untuk
82
83
dan kasus dimana pada teori nyeri yang dirasakan terus menerus dan hebat
karena adanya pionefrosis, sedangkan pada kasus nyeri yang dirasakan hilang
timbul ini dikarenakan klien sudah mendapatkan pengobatan anti nyeri selama
menjalani perawatan dirumah sakit selama 2 hari. Dalam teori juga ditemukan
gejala umum seperti hematuria, namun dalam kasus tidak ditemukan gejala
tersebut.
B. Diagnosis Keperawatan
aktual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai lisensi
pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat
C. Intervensi Keperawatan
kepada klien sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien
keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang dipekirakan
dan di intervensi kepeawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter &
Perry, 2005).
D. Implementasi Keperawatan
mencatat intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini
dilakukan karena pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi
masih segar dalam ingatan. Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
therapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus ini tidak jauh beda dengan teori-teori
E. Evaluasi
dapat dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada
penilaian, tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab
1. Nyeri akut
dilanjutkan di rumah
3. Ansietas
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
dengan batu saluran kemih diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan
manifestasi klinis dari penyakit batu saluran kemih yaitu nyeri pada daerah
pinggang tembus hingga belakang, nyeri dapat berupa nyeri tekan atau nyeri
ketok pada daerah arkus kosta, warna urine kuning keruh dan batu nampak
2. Diagnosa Keperawatan
diagnosa keperawatan pada Tn.J dengan batu saluran kemih yang sesuai
dengan teori yaitu nyeri akut berhubungan dengan respon obstruksi batu pada
87
88
3. Rencana Keperawatan
kesenjangan rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa
yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
5. Evaluasi Keperawatan
relaksasi napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan ketika merasa cemas
menganjurkan pada klien untuk selalu mengkonsumsi air yang cukup dan
B. Saran
2. Bagi perawat
kerja sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien
5. Bagi Mahasiswa
BLUD RSU Bahteramas. 2015. Profil BLUD RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara Tahun 2013-2015. Kendari (Tidak dipublikasikan).
Buntaram dkk, 2014. Hubungan Angka Kejadian Batu Saluran Kemih Pada
Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Al-Islam Tahun 2014. Universitas
Islam Bandung ( Tidak di publikasikan)
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Edisi 8. Volume 2. Jakarta : EGC
Muslim, Rifki. 2007. Batu Saluran Kemih Suatu Problem Gaya Hidup dan Pola
Makan serta Analisis Ekonomi pada Pengobatannya. Pidato
Pengukuhan. Diucapkan pada Upacara Penerimaan Jabatan Guru
Besar Ilmu Bedah Fak. Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang,
3 Maret 2007.
Nurlina. 2008. Faktor-faktor risiko kejadian batu saluran kemih pada laki-
laki. (Studi kasus di RS. Dr. Kariadi, RS Roemani, dan RSI Sultan
Agung Semarang. Semarang
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Putri & Wijaya. S.A. 2013. KMB I Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan
dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika
Saputra dan Dwisang Evi. 2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan
Paramedis. Tangerang selatan : Binarupa Aksara Publisher
Sloane Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC
STIK Avicenna. 2016. Buku Panduan Seminar Keperawatan Program Studi Ners.
Kendari : SULTRA
Suharyanto & Madjid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan
System Perkemihan. Jakarta : Transinfo Media.
Wardani F.A.M, 2014. Hubungan Batu Saluran Kemih dengan Penyakit Ginjal
Kronik Di Rumah Sakit An-Nur Yogyakarta Periode Tahun 2012-
2013. Yogyakarta (Tidak Di Publikasikan).