Anda di halaman 1dari 111

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. “I” DENGAN


GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI “ARTHRITIS
GOUT” DI RT 003 KELURAHAN SELUMIT
PANTAI KECAMATAN TARAKAN
TENGAH KOTA TARAKAN

DINA LURI ANJALI


NIM. 17.11.4065.401.0999

AKADEMI KEPERAWATAN KALTARA


TARAKAN
2020
KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. “I” DENGAN


GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI “ARTHRITIS
GOUT” DI RT 003 KELURAHAN SELUMIT
PANTAI KECAMATAN TARAKAN
TENGAH KOTA TARAKAN

Karya Tulis Ilmiah


Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Akhir Program Diploma III Keperawatan
Akademi Keperawatan Kaltara Tarakan

DINA LURI ANJALI


NIM. 17.11.4065.401.0999

AKADEMI KEPERAWATAN KALTARA


TARAKAN
2020
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. “I” DENGAN


GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI “ARTHRITIS
GOUT” DI RT 003 KELURAHAN SELUMIT
PANTAI KECAMATAN TARAKAN
TENGAH KOTA TARAKAN

Diterima dan Disetujui Untuk Diujikan


Tarakan, 24 Agustus 2020

ii
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. “I” DENGAN


GANGGUAN SISTEM IMUNOLOGI “ARTHRITIS
GOUT” DI RT 003 KELURAHAN SELUMIT
PANTAI KECAMATAN TARAKAN
TENGAH KOTA TARAKAN

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Diujikan Di Depan Tim Penguji


Pada tanggal, 24 Agustus 2020

Tim Penguji:

1. Ns. Haris, M. Kep. (.………………………)

2. Lily Herawati, M. Kes. (………………………)

iii
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. “I” DENGAN GANGGUAN
SISTEM IMUNOLOGI “ARTHRITIS GOUT” DI RT 003 KELURAHAN
SELUMIT PANTAI KECAMATAN TARAKAN TENGAH
KOTA TARAKAN

Dina Luri Anjali


Akademi Keperawatan Kaltara
Email : dinalurianjali@gmail.com

ABSTRAK
Arthritis Gout merupakan salah satu penyakit metabolik sindrom dengan pola makan diet
tinggi purin yang berasal dari sayur bayam, eming, kacang dan seafood misalnya udang,
kepiting, kerang, cumi, dan ikan sarden serta minuman beralkohol penyebab arthritis gout
merupakan peningkatan (hiperurisemia). Bertujuan untuk memperoleh gambaran nyata
tentang pelaksanaan dan pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga. Metode
penulisan ini menggunakan metode Deskriktif tipe studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan yang dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Berdasarkan pengkajian pada tanggal 03 juni 2020 pada
keluarga Tn. I ditemukan diagnosa keperawatan gangguan rasa nyaman berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah. Hasil evaluasi pada Tn. I yaitu
keluarga mengetahui masalah Kesehatan lebih lanjut pada kunjungan ke lima tanggal 15
juni 2020. Kesimpulan arthritis gout disebabkan karena peningkatan hiperurisema, dengan
menote penulisan deskriftif dengan diagnosa keperawatan keluarga gangguan rasa nyaman
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Kesehatan.

Key word : Arthritis Gout, Keperawatan Keluarga.

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas

Nama : Dina Luri Anjali

Tempat/ tanggal lahir : Tarakan, 05 Januari 1999

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat : Jl. Cendawan RT 03 N0 44 Selumit Pantai

Tarakan Tengah

Motto : Jujurlah Walau Jujur Itu Menyakitkan

B. Pendidikan

1. Sekolah Dasar Negeri 003 Sambaliung, Lulus Tahun 2011

2. Sekolah Menengah Pertama Negeri 03 Berau, Lulus Tahun 2014

3. Sekolah Menengah Atas Nergeri 07 Terpadu Berau, Lulus Tahun 2017

4. Akademi Keperawatan Kaltara Tarakan, Lulus Tahun 2020

v
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusun Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

Tn. “I” Dengan Gangguan Sistem Imunologi “Arthritis Gout” di RT 003 Kelurahan

Selumit Pantai Kecamatan Tarakan Tengan Kota Tarakan.

Karya Tulis Ilmiah ini penulis susun dalam rangka memenuhi persyaratan

untuk menyelesaikan program pendidikan Diploma III Keperawatan di Akademi

Keperawatan Kaltara Tarakan.

Dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak menemui

kesulitan dan hambatan. Namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari

berbagai pihak, akhirnya penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat penulis selesaikan

sesuai waktu yang telah ditentukan.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih

serta penghargaan yang tulus dan ikhlas kepada :

1. Bapak Drs. H. Mustamin Bahri M.AP, selaku Ketua Yayasan Pendidikan dan

Sosial Kaltara Tarakan.

2. Bapak H. Muliyadi, M. Kes, selaku Direktur Akademi Keperawatan Kaltara

Tarakan.

3. Bapak Ns. Haris, M.Kep, sebagai pembimbing sekaligus penguji Ujian Akhir

Program (UAP), yang telah memberi masukan, membimbing, memotivasi

dan memberi semangat kepada kami dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

vi
4. Bapak Dr. Muhammad Aris, M.Kes, selaku pembimbing tahap I Anggrek A

yang telah memberi masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah.

5. Ibu Lily Herawati, M.Kes, selaku penguji tahap II yang telah membantu,

membembing dan memberikan semangat kepada kami dalam Ujian Akhir

Program.

6. Spesial kedua orang tua saya Bapak Usman Ramli dan Ibu Hasriani yang

selalu memberikan perhatian serta kasih sayang yang tulus dan selalu

memberikan dukungan, semangat dan mendoakan kelancaran saya, sehingga

membuat saya semangat dalam dalam menempuh Pendidikan di Akademi

Keperawatan Kaltara Tarakan. Dan buat saudara/i saya Nadila, Adeliaraya

Usman, Gali Afgansyah Usman, M. Adzani Usman, Gheno AL Qhazali

Usman dan Cahaya Aisyah Usman yang saya sangat cintai dan sayangi yang

selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada saya.

7. Buat ibu Ns. Subaedah M.Kep selaku Pembimbing Akademik yang sudah

membantu dan selalu memotifasi saya selama berada di Akademi

Keperawatan Kaltara Tarakan.

8. Bapak dan ibu dosen Akademi Keperawatan Kaltara Tarakan yang telah

banyak memberikan segenap ilmu dan bimbingan kepada penulis selama

mengikuti pendidikan hingga selesai penyusunan karya tulis ilmiah.

9. Spesial untuk sahabat bahkan orang yang paling terbaik buat saya Firda

Rahayu F.F, Ega Aprilliany, Nurlia, Siti Nurhaini Sisi Mariani, Heldiana,

Anisa, Rahmadaniya Jayanti, kak Henny, ade Mika, Lika dan aunty Jum yang

vii
selalu mendukung, membantu, bahkan memotivasi saya selama perkuliahan

di Akademi Keperawatan Kaltara hingga pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

10. Teman-teman seperjuangan saya khususnya kelompok Departemen

Keperawatan Keluarga (Alfian Warianto, Ayu Sundari, Desi Susanti, Dianda

Angginasari, Juan Algres, Mega Kusuma H.P, Nurlia, Maratio) dan teman-

teman angkatan 2017 Akper Kaltara Tarakan yang senantiasa memberi

dukungan dan membantuan sehingga Karya Tulis Ilmiah terlaksana dengan

baik.

11. Keluarga dan Tn. “I” yang telah menerima saya untuk menjadi pasien

kelolaan.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kata

sempurna dan mungkin masih banyak kesalahan bila dari segi materi maupun

teknik penulisan, sangat mengharapkan sekiranya adanya kritik dan saran yang

sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah dimasa

yang akan mendatang.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga yang telah penulis tuangkan dalam

Karya Tulis Ilmiah ini dapat membantu bermanfaat bagi rekan sejawat, khususnya

penulis sendiri dan pembaca pada umumnya.

Tarakan, 24 Agustus 2020

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii

ABSTRAK................................................................................................. iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................... vi

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang...................................................................... 1

Tujuan Penulisan .................................................................. 4

ManfaatPenulisan ................................................................. 5

Metode Penulisan ................................................................. 6

Sistematika Penulisan ........................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Keperawatan ...................................................8

Pengkajian ............................................................................ 8

Diagnosa Keprawatan ......................................................... 21

Perencanaan ........................................................................ 28

Pelaksanaan ........................................................................ 39

Evaluasi .............................................................................. 40
BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ................................................................... 43

1. Pengumpulan Data .................................................. 43

2. Klasifikasi Data ....................................................... 57

B. Diagnosa Keperawatan ............................................... 58

C. Rencana Keperawatan ................................................ 60

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.................. 67

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian ................................................................... 77

B. Diagnosa Keperawatan ............................................... 79

C. Rencana ...................................................................... 80

D. Penatalaksanaan ......................................................... 82

E. Evaluasi ....................................................................... 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................. 85

B. Saran............................................................................ 87

DAFTAR PUSTAKA

x
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Komposisi Keluarga ................................................................. 11

Tabel 2.2 Skala Untuk Menentukan Prioritas Asuhan


Keperawatan Keluarga............................................................... 26

Tabel 2.3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Kasus Penderita


Arthritis Gout .......................................................................... 32

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arthritis Gout merupakan salah satu penyakit metabolik sindrom

dengan pola makan diet tinggi purin yang berasal dari sayur bayam, emping,

kacang dan seafood misalnya udang, kepiting, kerang, cumi, dan ikan

sarden serta minuman beralkohol. Faktor utama penyebab arthritis gout

merupakan peningkatan kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia).

Menurut World Health Organization WHO (2015) Di dunia

prevalensi penyakit asam urat mengalami kenaikan jumlah penderita hingga

tahun 2010. Pada orang dewasa di Amerika Serikat penyakit gout

mengalami peningkatan dan mempengaruhi 8.3 juta (4%) orang Amerika.

Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap

100.000orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia

di bawah 34tahun sebesar 32 % dan di atas 34 tahun sebesar 68 %. Menurut

World Health Organization (WHO) tahun 2013, sebesar 81% penderita

asam urat di Indonesia hanya 24 % yang pergi ke dokter, sedangkan 71 %

cenderung langsung mengkonsumsi obat-obatan pereda nyeri yang dijual

bebas.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Riskesdas Nasional 2018 pada

tahun 2013 prevalensi penyakit sendi di Indonesia berjumlah 11,9 % dan

pada tahun 2018 mengalami penurunan dengan jumlah 7, 3%. Berdasarkan

data yang diperoleh dari Riskesdas 2018 menyatakan penyakit sendi


berdasarkan diagnosa pada penduduk umur ≥ 15 tahun menurut

Kabupaten/Kota di Provensi Kalimantan Utara, Malinau berjumlah 6,59 %,

Bulungan 6,81 %, Tanah Tidung 7,27 %, Nunukan 8,22 %, dan Tarakan

jumlah terendah 2,62 %, sehingga prevalensi keseluruhan di Provinsi

Kaltara berjumalah 5,63%.

Penelitian di Inggris menunjukkan bahwa edukasi pasien yang

lengkap dapat mempengaruhi keberhasilan terapi pada gout. Makanan yang

harus dibatasi pada pasien gout ialah makanan tinggi purin seperti daging,

makanan laut (kerang dan sarden), minuman yang mengandung kadar

fruktosa yang tinggi (sirup jagung, minuman kaleng dan es krim) dan

penggunaan alkohol. Istirahat yang cukup untuk sendi juga berkontribusi

untuk keberhasilan terapi gout (Engel et al., 2017).

Penelitian yang dilakukan di Belanda oleh Onna untuk mengetahui

tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakit arthritis gout melibatkan 14

pasien gout yang berusia rata-rata 62 tahun didapatkan 5 pasien mengetahui

hiperurisemia dapat menyebabkan gout dan 8 pasien mengetahui bahwa

Kristal Monosodium Urat (MSU) memainkan peran penting pada

patofisiologi arthritis gout. Setengah pasien menyatakan bahwa mereka,

terutama setelah di diagnosis gout ingin tahu lebih banyak tentang etiologi

gout, tujuan pengobatan, konsekuensi jangka panjang dan modifikasi gaya

hidup (van Onna et al., 2014).

Penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat oleh Harrold untuk

mengetahui tingkat pengetahuan pasien terhadap penyakit arthritis gout

2
melibatkan 240 pasien didapatkan hanya 12% dari pasien yang mengetahui

dampak dari makanan yang bisa memicu terjadinya gout seperti seafood,

daging dan alkohol. Kurangnya pengetahuan tentang diet dan hal-hal yang

bisa menyebabkan gout menjadi salah satu faktor meningkatnya angka

kejadian gout sehingga perhatian lebih banyak untuk edukasi pada pasien

tentang gout dan pelatihan manajemen diri (Harrold et al., 2012).

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Damasinta & Fitriyani

(2014)mengenai pengetahuan dan perilaku keluarga dalam merawat

anggota keluarga dengan goutartritis di kelurahan Pancormas kota Depok,

dimana terdapat 44,3% responden yang memiliki pengetahuan yang kurang

mengenai gout artritis dan 55,7% responden yang memiliki pengetahuan

tentang gout artritis. Masalah akan terjadi jika dalam keluarga yang

merawat pasien gout artritis kurang memiliki pengetahuan tentang penyakit

gout artritis.

Berdasarkan latar belakang pada kasus ujian akhir program tahap satu,

maka perlu ada upaya pemberian edukasi dan pelayanan melalui keluarga

dengan penerapan Asuhan Keperawatan Keluarga pada anggota keluarga

yang menderita Arthritis Gout.

3
B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Adaptasi tujuan umum yang ingin dicapai pada penulisan Karya Tulis

Ilmiah adalah untuk memperoleh gambaran nyata mengenai

pelaksanaan dan pendokumentasian Asuhan Keperawatan Keluarga

pada Tn. “I” khususnya Tn. “I” dengan Gangguan Sistem Imunologi

“Arthtritis Gout” di RT 03 Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan

Tarakan Tengah Kota Tarakan.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai pada penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini untuk:

a. Memperoleh gambaran nyata mengenai pengkajian pada keluarga

Tn. “I” dengan Gangguan Sistem Imunologi “Arthtritis Gout” di RT

03 Kelurahan Selumit Pantai Kec. Tarakan Tengah Kota Tarakan.

b. Memperoleh gambaran nyata dalam perumusan dan penetapan

diagnosa keperawatan pada keluarga Tn. “I” dengan Gangguan

Sistem Imunologi “Arthtritis Gout” di RT 03 Kelurahan Selumit

Pantai Kec. Tarakan Tengah Kota Tarakan.

c. Memperoleh gambaran nyata dalam merumuskan perencanaan

keperawatan pada keluarga Tn. “I” dengan Gangguan Sistem

Imunologi “Arthtritis Gout” di RT 03 Kelurahan Selumit Pantai

Kec. Tarakan Tengah Kota Tarakan.

4
d. Memperoleh gambaran nyata dalam pelaksanaan keperawatan pada

keluarga Tn. “I” dengan Gangguan Sistem Imunologi “Arthtritis

Gout” di RT 03 Kelurahan Selumit Pantai Kec. Tarakan Tengah

Kota Tarakan.

e. Memperoleh gambaran nyata mengenai evaluasi keperawatan pada

keluarga Tn. “I” dengan Gangguan Sistem Imunologi “Arthtritis

Gout” di RT 03 Kelurahan Selumit Pantai Kec. Tarakan Tengah

Kota Tarakan.

C. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan yang dapat diperoleh dari Karta Tulis

Ilmiah ini adalah :

1. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi kemampuan Mahasiswa

dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan

Sistem Imunologi Khususnya “Arthritis Gout”.

2. Bagi Mahasiswa/Mahasiswi

Data meningkatkan pengetahuan dan memperoleh pengalaman dalam

melakukan Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sistem Imunologi

Khususnya “Arthritis Gout”.

3. Bagi Lahan Praktik (Puskesmas)

Dapat menjadi tolak ukur untuk mengevaluasi kemampuan Mahasiswa

dalam melaksanakan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gangguan

Sistem Imunologi Khususnya “Arthritis Gout”.

5
D. Metode Penulisan

Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dengan menggunakan metode

deksriptif sebagai analisis studi Asuhan Keperawatan Keluarga Pada

Keluarga Tn. “I” Khususnya Tn. “I” dengan Gangguan Sistem Imunologi

“Arthritis Gout”.

Metode Pengumpulan data meliputi.

1. Studi kepustakaan

Meliputi bahan-bahan kepustakaan yang berkaitan atau

berhubungan dengan konsep penyakit dan penatalaksanaan serta asuhan

keperawatan yang berkaitan dengan proposal karya tulis ilmiah ini.

2. Studi kasus

Studi kasus untuk studi kasus Asuhan Keperawatan Keluarga pada

Keluarga Tn. “I” Khususnya Tn. “I” dengan Gangguan Sistem

Imunologi “Arthritis Gout” digunakan pendekatan proses keperawatan

yang komperhensif meliputi pengkajian, analisis data, penyusunan

perencanaan, tindakan keperawatan, dan evaluasi keperawatan yang

disajikan dalam bentuk naratif dan tabular.

3. Wawancara

Meliputi pengkajian dimana metode yang digunakan secaara lisan

yaitu bertanya kepada klien dan keluaga klien.

6
4. Pemeriksaan fisik

Digunakan secara keseluruhan dari kepala sampai ke ujung kaki,

prosedur pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan

auskultasi serta pemeriksaan lainnya.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistem penulisan Karya Tulis Ilmiah terdiri dari lima Bab: Bab satu

pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, manfaat

penulisan, metode penulisan, sistematika penulisan. Bab dua landasan teori

konsep dasar keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Bab tiga tinjauan kasus

yang terdiri dari pengkajian yaitu meliputi pengumpulan data, klasifikasi

data dan analisa data, diagnosa keperawatan, rencana keperawatan,

implementasi keperawatan, evaluasi keperawatan. Bab empat pembahasan

yang terdiri dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana,

penataklasanaan, evaluasi. Bab lima penutup terdiri dari kesimpulan dan

saran.

7
BAB II

LANDASAN TEORI

Konsep Dasar Keperawatan

Menurut Duvall dan Logan (1986) menguraikan definisi keluarga adalah

sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan

untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan

fisik, mental emosional serta sosial dari tipe anggota keluarga. Keluarga

didefinisikan sebagai suatu system yang hidup (Setyowati dan Murwani, 2010:23-

24). Keluarga merupakan sebuah kelompok kecil yang terdiri individu yang

mempunyai hubungan erat satu sama lain dan saling tergantung dan diorganisasikan

dalam unit tunggal untuk mencapai tujua-tujuan tertentu yaitu fungsi dan tujuan

(Murwani, 2014:30).

Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistic yang menempatkan

keluarga dan komponennya sebagai focus pelayanan dan melibatkan anggota

keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi. Keperawatan keluarga adalah proses pemberian

pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan

(Widagdo dan Kholifah, 2016:50).

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan.

Tahap ini mencangkup pengumpulan data, analisa/interpretasi data tantang

kondisi bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual klien (Murwani, 2014:3).
Model Friedman menguraikan beberapa hal yang dapat dikaji dalam

keluarga binaan. Pengkajian ditekankan pada pengkajian keluarga seutuhnya

dan pengkajian terhadap anggota keluarga. Beberapa hal yang dikaji dalam

keluarga antara lain data sosial budaya, data lingkungan, struktur dan fungsi

keluarga. Pengkajian terhadap anggota keluarga ditekankan pada aspek fisik,

mental, emosional, sosial, dan spiritual (Susanto, 2012:58-59).

Menurut Susanto (2012) pengkajian keperawatan keluarga merupakan

suatu tahapan dimana perawat mengambil informasi dengan pendekatan

sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat

diketahui kebutuhan keluarga yang dibinanya. Metode yang dapat digunakan

perawat dalam melakukan pengkajian keluarga diantaranya wawancara,

observasi fasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga,

measurement dari data sekunder (kartu keluarga, hasil lab, papsmear, dan

sebagainya).

Beberapa aspek yang dikaji dalam keluarga seperti data sosial budaya,

data lingkungan, struktur dan fungsi keluarga serta status kesehatan anggota

keluarga merupakan suatu stressor dalam sistem keluarga yang memerlukan

suatu mekanisme adaptasi. Model sistem adaptasi dari Neuman dapat

digunakan dalam menilai terhadap stresor yang dihadapi oleh keluarga tersebut.

Stresor yang dihadapi oleh keluarga akan melewati 3 garis pertahanan dalam

sistem keluarga yaitu garis pertahanan fleksibel, garis pertahanan normal, dan

garis pertahanan resisten. Ketiga garis pertahan tersebut terkait dengan

komponen dalam keluarga dan anggota keluarga seperti fisiologis, psikologis,

9
sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Garis pertahanan tersebut

melindungi struktur dasar dari kelurga (Susanto, 2012:58-59).

Menurut Setyowati dan Murwani (2010:79-90) tahap pengkajian dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Tahap pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan terhadap dimana seseorang perawat

mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya.

Sumber informasi dan tahapan pengkajian dapat menggunakan

metode yaitu: wawancara keluarga, obeservasi fasilitas rumah, pemeriksaan

fisik dari anggota keluarga dari ujung rambut ke ujung kaki dan data

sekunder contohnya: hasil labolatorium, hasil X-Ray, pap smear.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga menurut Setyowati dan

Murwani (2010) adalah:

a. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi:

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Alamat dan telepon

3) Pekerjaan kepala keluarga

4) Pendidikan kepala keluarga

10
5) Komposisi keluarga

Tabel 2.1 komposisi Keluarga

Status Imunisasi

Umur

Pendidikan

Ket
Hubungan
No Nama Polio DPT Hepatitis

BCG

Campak
dgn KK

Aturan yang harus dipenuhi dalam pembuatan genogram:

a) Anggota keluarga yang lebih tua berada disebelah kiri

b) Umur anggota keluarga ditulis pada simbol laki-laki atau

perempuan

c) Tahun dan penyebab kematian ditulis disebelah simbol laki-laki

atau perempuan penggunaaan symbol dalam genogram

6) Tipe keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.

7) Tipe bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi

budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan

8) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga sertakepercayaan yang

dapat mempengaruhi kesehatan.

11
9) Status sosial ekonomi keluarga

Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari

kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status

sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan

yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimilikii

oleh keluarga.

10) Aktivitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi

bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun

dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan

aktifitas rekreasi.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga inti.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan

mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga

serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing angota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

12
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan

keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak

suami dan istri.

c. Peningkatan lingkungan

1) Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,

peletakan perabotan rumah tangga, jenis septic tank dengan sumber

air, sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/

kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

13
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada sejauh mana

keluarga interaksinya dengan masyarakat.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas – fasilitas yang dimiliki

keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas

fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Apakah mayoritas pesan keluarga sesuai dengan isi dan intruksi?,

Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan – kebutuhan dan

perasaan – perasaan mereka dengan jelas?, Apakah anggota keluarga

memperoleh dan memberikan respon dengan baik terhadap pesan?,

Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti pesan?, Bahasa

apa yang digunakan dalam keluarga?, Apakah keluarga

berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung?, Bagaimana

pesan – pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga?

(langsung atau tidak langsung), Jenis – jenis emosi apa yang

disampaikan dalam keluarga?, Apakah emosi – emosi yang

disampaikan bersifat negative, positif atau keduanya?, Bagaimana

14
frekuensi dan kulitas komunikasi yang berlangsung dalam

keluarga?, Pola – pola umum apa yang digunakan menyampaikan

pesan – pesan penting? (langsung atau tidak langsung), Jenis – jenis

disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola – pola

komunikasi keluarga?, Adakah hal – hal atau masalah dalam

keluarga yang tertutup untuk didiskusikan?.

2) Struktur kekuatan keluarga

Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi

orang lain untuk merubah perilaku.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing – masing anggota keluarga baik

secara formal maupun informal.

a) Struktur peran formal: posisi peran formal apa bagaimana setiap

anggota keluarga, gambarkan bagaimana setiap anggota

keluarga melakukan peran – peran formal mereka. Adakah

konflik peran dalam keluarga.

b) Struktur peran informal: adakah peran – peran informal dalam

keluarga, siapa yang memainkan peran – peran tersebut, berapa

kali peran – peran tesebut sering dilakukan atau bagaimana peran

– peran tersebut dilaksanakan secara konsisten? Tujuan peran –

peran informal yang dijalankan keluarga apa?

15
4) Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,

yang berhubungan dengan kesehatan.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta

pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan

sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam

keluarga, sejauh mana anggota kaluarga belajar disiplin, norma,

budaya, dan perilaku.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauh

mana pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit. Kesanggupan

keluarga didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat

dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan

keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah kesehatan,

melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit,

menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan, dan

16
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat

dilingkungan setempat.

Hal – hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan pemenuhan

tugas perawatan keluarga adalah:

a) Untuk mencegah kemampuan keluarga mengenal masalah

kesehatan, yang perlu dikaji mengenai fakta – fakta dari masalah

kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, factor

penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan

mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji

yaitu: sejauh mana kemapuan keluarga mengerti mengenai sifat

dan luasnya masalah, apakah masalah kesehatan dirasakan oleh

keluarga, apakah keluarga merasa menyerah terhadap terhadap

masalah yang dialami, apakah keluarga merasa takut akan akibat

dari tindakan penyakit, apakah keluarga mempunyai sikap

negatif terhadap masalah kesehatan, apakah keluarga dapat

menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, apakah keluarga

kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan apakah keluarga

mendapatkan informasi yang salah terhadap tindakan dalam

mengatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat

anggota keluarga yang sakit, yang perlu dikaji yaitu: sejauh

17
mana keluarga mengetahui keadaan penyakit (sifat, penyebaran,

komplikasi, prognosa, dan cara perawatannya), sejauh mana

keluarga mengetahui tentang sikap dan perkembangan

perawatan yang dibutuhkan, sejauh mana keuarga mengetahui

mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk

perawatan, sejauh mana keluarga mengetahui sumber – sumber

yang ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung

jawab, sumber keuangan/ finansial, fasilitas fisik, psikososial),

bagaimana sikap keluarga tehadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga

memelihara lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji

yaitu: sejauh mana keluarga mengetahui sumber – sumber

keluarga yang dimiliki, sejauh mana keluarga melihat

keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan, sejauh mana

keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi, sejauh mana

keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit, sejauh mana

sikap/ pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi, sejauh

mana kekompakan antar anggota keluarga.

e) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga

menggunakan fasilitas/ pelayanan kesehatan di masyarakat, hal

yang perlu dikaji yaitu: sejauh mana keluarga mengetahui

keberadaan fasilitas kesehatan, sejauh mana keluarga

memahami keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari

18
fasilitas kesehatan, sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga

terhadap petugas dan fasilitas kesehatan, apakah keluarga

mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap petugas

kesehatan, apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh

keluarga.

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:

Berapa jumlah anak, bagaimana keluarga merencanakan jumlah

anggota keluarga, metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya

mengendalikan jumlah anggota keluarga.

5) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah

sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan

papan

a) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di

masyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga

(1) Fungsi pendidikan

Menjelaskan upaya yang dilakukan keluarga dalam

pendidikan selain upaya yang diperoleh dari sekolah atau

masyarakat sekitar.

19
(2) Fungsi religius

Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang dipelajari

dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan dengan

kesehatan.

(3) Fungsi rekreasi

Menjelaskan kemampuan keluarga dan kegiatan keluarga

untuk melakukan rekreasi secara bersama baik diluar

maupun didalam rumah, juga tentang kuantitas yang

dilakukan.

f. Stres dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Stesor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang

memeprlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.

b) Stesor jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan

2) Kemampuan keluarga bersepon terhadap situasi/stressor

Hal-hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga merespon

terhadap situasi/stesor

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

20
4) Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan.

g. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode

yang dgunakan pada pemeriksaan fisik berbeda dengan pemeriksaan

fisik di klinik.

h. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

Pengkajian pada pendetrita arthritis gout secara umum menurut Brunner dan

suddarth (2013): P (Provokatif): Kaji penyebab nyeri, Q (Quality/qualitas):

Kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien, R (Region): Kaji bagian

persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu jari), S (Saverity):

Apakah mengganggu aktivitas motorik?, T (Time): Kaji kapan keluhan

nyeri dirasakan ? (Biasanya terjadi pada malam hari).

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang dirumuskan

berdasarkan data yang dikumpul, berupa rumusan tentang respon klien

terhadap masalah kesehatan serta faktor penyebab yang berkonstribusi

terhadap timbulnya masalah yang perlu diatasi dengan tindakan atau

intervensi keperawatan (Murwani, 2014:3-4).

21
Diagnosa keperawatan keluarga di analisis dari hasil pengkajian

terhadap adanya maslah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan

keluarga, struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga,

baik yang bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki

kewenangan dan tanggungjawab melakukan tindakan keperawatan

bersama-sama dengan keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber

daya keluarga (Susanto, 2012:62).

Tipologi atau sifat dari diagnosa keperatan keluarga adalah aktual,

resiko, dan sejahtera. Tipologi diagnosa keperawatan keluarga bersifat aktul

berarti terjadi defisit/gangguan kesehatan dalam keluarga dan dari hasil

pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari gangguan

kesehatan. Diagnosa keperawatan keluarga bersifat resiko (ancaman

kesehatan) berarti sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi

gangguan, misalnya lingkungan rumah yang kurang bersih atau pula makan

tidak adekuat. Diagnosa keperawatan keluarga bersifat keadaan sejahtera

(wellness) merupakan suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan

sejahtera, sehingga kesehatan perlu ditingkatkkan (Susanto, 2012:62).

1. Perumusan diagnosa keperawatan menurut Setyowati dan Murwani

(2010:91-100)

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada

sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan

meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign).

22
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan

sebagai berikut:

a. Masalah (problem, P) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya

kebutuhan dasar manusia yang dialamioleh keluarga dasar atau

anggota keluarga (individu) keluarga.

b. Penyebab (etiologi, E) adalah suatu pernyataan yang dapat

menyebabkan masalah dengan mengacu pada lima tugas keluarga,

yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat

anggota keluarga, memelihara lingkungan, atau memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Tanda (sign, S) adalah sekumpulan data subyektif dan objektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak langsung

yang mendukung masalah dan penyebab.

Tipologi dari diagnosis keperawatan:

a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan.

b. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,

misalnya: lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak

adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

23
c. Potensial (keadaan sejahtera/ “wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

keluarga dapat ditingkatkan.

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil

pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk

diagnosis keperawatan potensial (sejahtera/”wellness”) menggunakan/boleh

tidak menggunakan etiologi.

Daftar diagnose keperawatanmenurut NANDA berikut akan

disampaikan daftar diagnose keperawatan NANDA yang sering muncul

dalam asuhan keperawatan keluarga, diantaranya:

a. Diagnose keperawatan keluarga pada masalah lingkungan

1) Resiko cedera

Suatu kondisi dimana keluarga mempunyai resiko yang merugikan

yang disebabkan kurangnya kesadaran terhadap bahaya lingkungan

atau usia maturasi. Resiko cedera sebagai akibat dari interaksi

kondisi lingkungan dengan adaptasi individu dan sumber

pertahanan.

2) Resiko infeksi (penularan penyakit) kondisi dimana keluarga

beresiko menularkan agen-agen pathogen ke anggota yang lain.

24
b. Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan

kesehatan

1) Manajemen regimenterapeutik keluarga tidak efektif

Pola dalam mengatur dalam mengintegrasikan program keluarga

dalam proses terapi penyakit dan gejala akibat sakit tidak

memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan yang dicapai.

2) Kerusakan pemeliharaan rumah

Ketidakmampuan secara bebas dalam pemeliharaan keamanan

peningkatan pertumbuhan berhubungan dengan lingkungan.

3) Perilaku mencari kesehatan

Aktif dalam mencari (oleh orang yang kesehatannya stabil) untuk

mengubah perilaku kesehatan seseorang dan atau lingkungan untuk

mencapai derajat kesehatan yang tinggi.

4) Pemeliharaan kesehatan tidak efektif

Ketidakmampuan mengidentifikasi, mengatur dan atau mencari

pertolongan untuk pemeliharaan kesehatan.

25
Tabel 2.2 Skala untuk menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga

(Setyowati dan Murwani, 2010)

NO KRITERIA Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : TidakKurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala : Mudah 2
Sebagaian 1
Tidak dapat 0
3. Potensial masalah untuk dicegah 1
Skala: Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala :
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada
masalah tetapi tidak perlu ditangani 1 1.
Masalah tidak dirasakan 0

Skoring :

a. Tentukan skore untuk setiap kriteria

b. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot

c. Jumalahkanlah skore untuk semua kriteria

2. Prioritas diagnosa Keperawatan menurut Setyowati dan Murwani

(2010:100-101)

Faktor- faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas

Dengan melihat kriteria yang pertama, yaitu sifatnya masalah,

bobot yang lebih berat diberikan pada tidak kurang sehat karena yang

pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari oleh

keluarga.

26
Untuk kriteria kedua, yaitu untuk kemungkinan masalah dapat

diubah perawat perlu memperhatikan terjangkaunya faktor-faktor

sebagai berikut:

a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk

menangani masalah

b. Sumber daya keluarga : dalam bentuk fisik, keuangan,dan tenaga

c. Sumber daya perawat : dalam bentuk pengetahuan, keterampilan,

dan waktu

d. Sumber daya masyarakat : dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam

masyarakat, dan sokongan masyarakat

Untuk kriteria ketiga, yaitu potensial masalah dapat dicegah,

faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah:

a. Kepelikan dari masalah, yang berhubungan dengan penyakit atau

masalah

b. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan janka waktu masalah

itu ada

c. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang

tepat dalam memperbaiki masalah

d. Adanya kelompok "high risk" atau kelompok yang sangat peka

menambah potensi untuk mencegah masalah.

Untuk kriteria keempat, yaitu menonjolnya masalah peawat perlu

menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan

27
tersebut. Nilai skore yang tinggi yang terlebih dahulu dilakukan

intervensi keperawatan keluarga.

C. Perencanaan

Luaran (otcome) keperawatan merupakan aspek-aspek yang dapat

diobservasi dan diukur meliputi kondisi, perilaku, atau dari persepsi pasien,

keluarga atau komunitas sebagai respons terhadap intervensi keperawatan.

Luaran keperawatan menunjukan status diagnosis keperawatan setelah

dilakukan intervensi keperawatan (DPP PPNI, 2019:8).

Menurut Susanto (2012). Perencanaan keperawatan keluarga

merupakan kumpulan tindakan yang ditetukan oleh perawat bersama

sasaran yaitu keluarga untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan

masalah keperawatan yang telah diidentifikasikan dapat diselesaikan.

Kualitas rencana keperawatan keluarga sebaiknya berdasarkan masalah

yang jelas, harus realitas, sesuai dengan tujuan, dibuat secara tertulis, dan

dibuat bersama keluarga. Dalam perencanaan keperawatan keluarga ada

beberapa hal yang harud dilakukan perawat keluarga yaitu penyusunan

tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber, mendefinisikan pendekatan

alternatif, memilih interfensi perawatan. Dan penyusunan prioritas.

1. Menetapkan tujuan keperawatan

Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan

perilaku klien atau keluarga yang dapat diukur, yang menunjukkan

status yang diinginkan (berubah atau dipertahankan) setelah asuhan

keperawtan diberikan (Alfaro, 1994). Tujuan keperawatan harus

28
mewakili status yang diinginkan yang dapat dicapai atau dipertahankan

melalui program intervensi keperawatan (mandiri) (Carpenito,1989).

Jika tujuan keperawatan tidak tercapi, perawat harus mengevaluasi

ulang diagnosa dan memperbaiki tujuan dan rencana asuhannya.

Dalam menyususn tujuan terdapat dua macam yaitu tujuan jangka

pendek (khusus) dan tujuan jangka panjang (umum). Hal bertujuan

untuk membedakan masalah yang dapat diselesaikan sendiri oleh

keluarga dan masalah yang harus diserahkan pada tim keperawatan atau

kolektif.

a. Tujuan jangka pendek atau tujuan khusus sifatnya spesifik, dapat

diukur, dapat dimotivasi atau memberi kepercayaan pada keluarga

bahwa kemajuan sedang dalam proses dan membimbing keluarga ke

arah tujuan yang jangka panjang atau umum.

b. Tujuan jangka panjang atau tujuan umum merupakantujuan akhir

yang menyatakan maksud-maksud luas yang diharapkan oleh

keluarga agar dapat tercapai.

Tujuan keperawatan juga harus dilengkapi dengan kriteria hasil

untuk mengukur keberhasilan keluarga dalam mencapai tujuan yang

diharapkan. Adapun komponen kriteria hasil yang harus ada dalam

menentukan kriteria yaitu: dalam jangka panjang atau jangka pendek

(time bound), mempunyai perilaku yang dapat diukur (measureble),

spesifik dalam isi dan waktu (spesific), harus dapat dicapai

(achieveable).

29
2. Rencana tindakan keperawatan keluarga

Rencana tindakan keperawatn adalah menyususn alrernatif-

alternatif dan mengidentifikasi sumber-sumber kekuatan dari keluarga

(kemampuan perawatan mandiri, sumber pendukung atau bantuan yang

bisa dimanfaatkan) yang digunakan untuk menyelesaikan masalah

dalam keluarga.

Rencana tindakan diarahkan untuk mengubahpengetahuan, sikap

dan tindakan keluarga (Calgary, 1994) sehingga pada akhirnya keluarga

mampu memenuhi kebutuhan kesehatan anggota keluargnya dengan

bantuan minimal dari perawat. Saat menyususn rencana tindakan

perawatan sangat disarankan perawat perawat menikutsertakan keluarga

dalam menentukan tujuan dan tindakan karena keluarga mempunyai

tanggung jawab akhir dalam mengatur hidup mereka sendiri, dan ini

juga rupakan satu cara untuk menghormati dan menghargai keluarga

(Carey, 1989).

30
Tabel 2.3 Berikut rencana asuhan keperawatan keluarga pada kasus penderita arthritis gout:

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI


NO RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Gangguan Rasa Setelah Setelah dilakukan
Nyaman pada dilakukan pertemuan sebanyak
keluarga Tn. I asuhan 1x45 menit diharapkan
khususnya pada keperawatan keluarga mampu
Tn. I berhubungan selama 5 kali mengenal masalah
dengan pertemuan pada atritis gout pada Tn. I
ketidakmampuan keluarga Tn. I dengan
keluarga diharapkan nyeri 1. Keluarga dapat
memelihara/ berkurang mengenal atritis
memodifikasi dengan kriteria gout
lingkungan rumah hasil: a. Menjelaskan Respon Arthritis Gout adalah penyakit yang 1.a.1 Diskusikan pengertian
yang sehat (Artritis -keluarga pengertian verbal diakibatkan gangguan metabolisme arthritis gout
Gout) mengungkapkan atritis gout purin yang ditandai dengan 1.a.2 Anjurkan keluarga
rasa tidak dengan bahasa hiperurikemia dan serangan sinovitis mengungkapkan
nyaman yang akut berulang-ulang (Zarin Helmi, kembali
sederhana 2011). Penyakit ini paling sering 1.a.3 Beri pujian atas
menyerang pria usia pertengahan kemampuan keluarga
sampai usia lanjut dan wanita pasca
menopause.

b. Menyebutkan Respon Menyebutkan minimal 4 dan 6 1.b.1 Identifikasi


penyebab verbal penyebab arthritis gout (gangguan kemampuan keluarga
atritis gout metabolik dengan meningkatnya 1.b.2 Diskusikan penyebab
konsentrasi asam urat ini ditimbulkan arthritis gout
dari penimbunan kristal disendi oleh 1.b.3 Beri kesempatan
monosodium urat (MSU, gout) dan keluarga bertanya

31
kalsium pirofosfat dihidrat (CPPD, 1.b.4 Dorong keluarga
pseudogout), dan pada tahap yang untuk menyebutkan
lebih lanjut terjadi degenerasi tulang penyebab arthritis
sendi) (Mustaqqim, 2008). gout
Menurut(Nugroho, 2013) : 1.b.5 Bantu keluarga
1. Suku bangsa/ras (penduduk yang mengidentifikasikan
tinggal di daerah pantai) penyebab arthritis
2. Konsumsi ikan laut (ikan laut gout pada keluarga
merupakan yang memiliki kadar 1.b.6 Beri pujian atas
puri yang tinggi) kemampuan keluarga
3. Penyakit (penyakit yang sering
berhubungan dengan
hiperurisemia misalnya obesitas,
DM, penyakit ginjal, hipertensi,
dyslipidemia)
4. Obat-obatan (obat-obatan yang
turut mempengaruhi terjadinya
hiperurisemia.
5. Jenis kelamin (pria memiliki
resiko lebih besar terkena nyeri
sendi dibandingkan perempuan)
6. Diet tinggi purin
7. Faktor genetik dan hormonal
(menyebabkan gangguan
metabolism yang dpat
meningkatkanya produksi asam
urat)

32
c. Menyebutkan Respon Menyebutkan minimal 2 dan 4 tanda 1.c.1 Diskusikan tanda dan
tanda dan verbal dan gejala arthritis gout menurut gejala arthritis gout
gejala arthritis Nurarif, (2016:259-260): 1.c.2 Bantu keluarga
gout 1. Stadium pertama adalah mengidentifikasi
hiperurisemia asimtomatik. Pada tanda dan gejala
stadium ini asam urat serium laki- harthritis gout yang
laki meningkat dan tanpa gejala ada dalam keluarga
selain dari peningkatan asam urat 1.c.3 Dorong keluarga
serum. untuk menyebutkan
2. Stadium kedua arthritis gout akut kembali tanda dan
akan terjadi awitan mendadak gejala arthritis gout
pembekakan dan nyeri yang luar 1.c.4 Beri pujian atas
biasa, biasanya pada sendi ibu jari kemampuan keluarga
kaki dan sendi menyebutkan
metatarsophalangeal. kembali tanda dan
3. Stadium ketiga setelah serangan gejala arthritis gout.
gout akut adalah tahap intrakritis.
Tidak terdapat gejala-gejala pada
tahap ini, yang dapat berlangsung
dari beberapa bulan saampai
tahun. Kebanyakan orang
mengalami serangan gout
berulang dalam waktu kurang dari
1 tahun jika tidak diobati.
4. Stadium keempat adalah tahap
gout kronik, dengan timbunan
asam urat yang terus meluas
selama beberapa tahun jika
pengobatan tidak dimulai,
peradangan kronik akibat Kristal-
kristal asam urat menyebabkan

33
nyeri, sakit, dan kaku, juga
pembesaran dan penonjolan sendi
bengkak.

2. Keluarga mampu Respon Menyebutkan 2 dan 4 akibat bila 2.a.1 Jelaskan akibat yang
mengambil verbal keluarga tidak melakukan perawatan biasa terjadi bila
keputusan untuk arthritis gout menurut Rotschild keluarga tidak
merawat anggota (2013) yaitu: mengambil
keluarga yang 1. Sever degenerative arthritis keputusan untuk
menderita arthritis 2. Infeksi skunder mengatasi arthritis
gout. 3. Batu ginjal gout
a. Menjelaskan 4. Fraktur panda sendi 2.a.2 Beri kesempatan
akibat yang 5. Kemokin keluarga keluarga
terjadi bila 6. Protease bertanya
keluarga tidak 7. Sinovitis kronis 2.a.3 Dorong keluarga
segera 8. Dekstruksi kartilago untuk
merawat 9. Erosi tulang mengungkapkan
arthritis gout. kembali penjelasan
yang diberikan
2.a.4 Beri pujian atas
kemampuan keluarga

b. Mengambil Respon Mengambil keputusan yang tepat 2.b.1 Gali pendapat


keputusan verbal aktif untuk segera merawat arthritis gout keluarga tentang
yang tepat arthritis gout yang
untuk segera dialami keluarga
merawat 2.b.2 Bimbing dan bantu
arthritis gout keluarga untuk
mengambil
keputusan yang tepat

34
2.b.3 Beri keputusan
keluarga memikirkan
kembali keputusan
yang diambil
2.b.4 Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga

3. Keluarga dapat Respon Menyebutkan minimal 3 cara 3.a.1 Gali pengalaman


menyebutkan cara verbal merawat arthritis gout menurut keluarga merawat
merawat anggota Nurarif (2016) yaitu: arthritis gout selama
keluarga yang 1. Istirahat yang cukup ini
menderita arthritis 2. Penggunaan kompres dingin 3.a.2 Beri pujian atas upaya
gout dirumah. 3. Modifikasi diet keluarga yang sudah
a. Menjelaskan 4. Mengurangi asupan alkohol benar
cara merawat 5. Menurunkan berat badan pada 3.a.3 Diskusikan dengan
arthritis gout pasien yang kelebihan berat keluarga beberapa
badan terbukti efektif cara merawat arthritis
6. Minum obat anti inflamasi non gout
steroid (NSAID) sesuai anjuran 3.a.4 Dorong keluarga
dokter. untuk
mengungkapkan
kembali cara merawat
arthritis gout dirumah
3.a.5 Beri pujian atas
jawaban keluarga
yang benar

35
b. Mendemo Demonstrasi Cara mengatasi gangguan rasa nyeri 3.b.6 Lakukan terapi
strasikan menurut Nurarif (2016) modalitas dengan
cara 1. Berikan kompres dingin pada pemberian kompres
mengatasi persendian yang terasa nyeri. air hangat
nyeri 3.b.7 Evaluasi pelaksanaan
terapi modalitas

c. Mendemo Respon 2. Dengan ramuan tradisional yaitu: 3.c.1 Demontrasikan cara


strasikan psikomotor Daun salam ambil sebanyak 4-6 membuat ramuan
cara lembar dicuci dan direbus dengan jtradisional
pengobata 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, 3.c.2 Beri kesempatan
n setelah dingin, air disaring dan keluarga bertanya
tradisional diminum pada pagi hari sewaktu 3.c.3 Motivasi keluarga
untuk perut masih kosong. untuk melakukan
mengatasi 3. Dengan ramuan tradisional yaitu: redemonstrasi
atritis gout Daun sirsak ambil 4-6 lembar, 3.c.4 Beri pujian atas
(menurunk cuci bersih dan rebus dengan 2 kemampuan keluarga
an kadar gelas air hingga sampai tersisa 1 3.c.5 Anjurkan keluarga
asam urat) gelas, diminum 2 kali sehari. untuk mencoba
minum ramuan
tradisional untuk
mengatasi keluhan
nyeri dipersendian dan
melakukan kompres
air dingin atau
kompres hangat
dipersendian.
3.c.6 Tanyakan efektivitas
ramuan tradisional
yang diminum dan

36
kompres dingin atau
kompres hangat.

4. Keluarga mampu Respon Cara memelihara lingkungan yang 4.a.1 Diskusikan dengan
mengidentifikasi verbal konduksif untuk mencegah arthritis keluarga lingkungan
lingkungan yang gout yaitu: yang konduksif untuk
konduksif untuk 1. Ciptakan lingkungan tenang mencegah arthritis
mencegah arthritis /nyaman. gaout.
gout 2. Istirahat yang cukup 4.a.2 Identifikasi dengan
a. Menyebutkan 3. Hindari permasalahan yang keluarga lingkungan
lingkungan menimbulkan stress yang ada dalam rumah
yang 4. Tidak melakukan aktifitas yang dan lingkungan kerja.
konduksif berat dan melelahkan. 4.a.3 Dorong keluarga
untuk arthritis untuk menyebutkan
gout kembali penjelasan.
4.a.4 Berikan pujian atas
kemampuan keluarga
menjawab pertayaan
yang benar.

b. Menjelaskan Respon Menyebutkan minimal 3 cara 4.b.1 Diskusikan dengan


cara mencegah verbal mencegah arthritis gaot yaitu: keluarga cara
agar arthritis 1. Diet membatasi makanan yang mencegah terjadinya
gout tidak mengandung protein tinggi arthritis gout
kembali seperti: daging, ikan sarden, sea 4.b.2 Dorong keluarga
food, jeroang, hati, usus, kacang- untuk
kacangan. mengungkapkan
2. Membatasi makanan karbohidrat kembali cara
seperti: gula aren, sirup, tapi mencegah terjadinya
penuhilah dengan memakan nasi, arthritis gout
kentang, roti dan ubi.

37
3. Hindari alkohol 4.b.3 Beri pujian atas
4. Kurangi memakan sayur bayam, jawaban keluarga
buncis, kembang kol. yang benar
5. Hindari makanan yang bergoreng,
bersantan dan margarine serta
mentega.

5. Keluarga mampu Respon Fasilitas kesehatan yang dapat 5.a.1 Diskusikan jenis
memanfaatkan verbal digunakan oleh keluarga untuk fasilitas kesehatan
fasilitas pelayanan mencegah arthritis gout: yang tersedia
kesehatan yang 1. RS dilingkungan
ada untuk 2. Pukesmas keluarga.
mencegah arthritis 3. Dokter praktek 5.a.2 Bantu keluarga
gout. memanfaatkan
a. Menyebutkan memilih fasilitas
fasilitas kesehatan yang sesuai
kesehatan dengan kondisi
yang tersedia keluarga.
5.a.3 Anjurkan keluarga
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
sesuai pilihan

38
39
D. Pelaksanaan

Menurut Murwani (2014:4) menjelaskan pelaksaan merupakan

bagian aktif dalam asuhan keperawatan, yaitu perawat melakukan Tindakan

sesuai perencanaa.Implementasi merupakan langkah yang dilakukan setelah

perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan kegiatan

keinginan berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali

perencanaan program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang

cukup untuk merencanakan implementasi (Achjar, 2010:25).

Implementasi keperawatan keluarga merupakan pelaksanan dari

rencana asuhan keperawatan yang telah disusun perawat bersama keluarga.

Inti pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah perhatian.

Jika perawat tidak meliliki falsafah untuk memberi perhatian, maka tidak

mungkin perawat perawat dapat melibatkan diri bekerja dengan keluarga.

Perawat pada tahap ini menghadapi kenyataan dimana keluarga mencoba

segala daya cipta dalam mengadakan perubahan versus frustasi sehingga

tidak dapat berbuat apa-apa. Perawat harus membagikan keinginan untuk

kerja sama melaksanakan tindakan keperawatan (Debora, 2012).

Menurut Setyowati dan Murwani (2010), Tindakan keperawatan

terhadap keluarga mencakup hal-hal berikut ini:

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah-

masalah kesehatan dengan cara:

1) Memberikan informasi

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.

39
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,

dengan cara:

1) Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumbersumber yang dimiliki keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.

c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggotamkeluarga yang

sakit dengan cara:

1) Mendemonstrasikan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan.

d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaiman membuat

lingkungan menjadi sehat, dengan cara;

1) Menemukan sumbersumber yang dapat digunakan keluarga

2) Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,

dengan cara:

1) Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.

E. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria yang telah ditetapkan untuk melihat

keberhasilannya. Kegiatan evaluasi meliputi mengkaji kemajuan status

kesehatan keluarga, membandingkan respon keluarga dengan kriteria hasil

dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian

40
tujuan keperawatan. Bila hasil evaluasi tidak atau berhasil sebagian, perlu

disusun rencana keperawatan yang baru. Perlu diperhatikan juga evaluasi

perlu dilakukan beberapa kali dengan melibatkan keluarga sehingga perlu

pula direncanakan waktu yang sesuai dengan kesediaan keluarga

(Setyowati, 2010).

Menurut Susanto (2010:67), Evaluasi keperawatan merupakan suatu

langkah dalam menilai hasil asuhan yang dilakukan dengan

membandingkan hasil yang dicapai berupa respon keluarga terhadap

tindakan yang di lakukan dengan indikator yang di tetapkan: hasil asuhan

keperawatan dapat diukur melalui: keadaan fisik, sikap/psikologis,

pengetahuan dan kelakukan belajar, perilaku kesehatan.

Evaluasi juga dapat disusun dengan menggunakan format SOAPIER

secara operasional. Format ini digunakan mplementasi keperawatan dan

evaluasi didokument dalam satu catatan yang disebut catatan kemajuan atau

saat mengevaluasi sumatif.

S :adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara sobyektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

O: adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara obyektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

A: adalah analisa dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan

keperawatan dan kriteria hasil terkait dengan diagnosa.

P: adalah perencanaan yang akan dilakukan berdasarkan hasil analisis

respon keluarga.

41
I: adalah implementasi dari perencanaan denga mencatat waktu tindakan

dan tindakan keperawatan

E: adalah evaluasi hasil tindakan keperawatan yang telah dicapai keluarga.

R: Revision adalah revisi apabila ada perubahan dalam rencana

keperawatan.

Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan

keperawatan, sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir (Setyowati,

2010).

42
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

a. Data Umum

Nama kepala keluarga Tn. “I”, Tempat/Tgl lahir Barru 04 Oktober

1974, beralamat di Jl. Cendawan RT 003 Kelurahan Selumit Pantai

Kecamatan Tarakan Tengah, pendidikan kepala keluarga SLTA, dengan

tipe keluarga The Nuclear Family (keluarga inti), suku bangsa bugis,

agama Islam, status sosial ekonomi berkecukupan, dan aktivitas rekreasi

keluarga akseidental (tiba-tiba).

Komposisi Keluarga :

Kepala keluarga bernama Tn. “I” dengan jenis kelamin laki-laki,

berumur 45 tahun, pendidikan terakhir SLTA, pekerjaan karyawan

swasta dengan BB 55 kg, TB 160 cm, IMT 21,5 dengan kondisi

kesehatan sakit TD 130/90 mmHg. Istri bernama Ny. “M” dengan jenis

kelamin perempuan berumur 44 tahun, pendidikan terakhir istri DIII TI,

pekerjaan IRT dengan BB 55 kg, TB 160 cm, IMT 21,5 dengan satus

kesehatan sehat TD 120/80 mmHg. Anak pertama bernama An. “M”

dengan jenis kelamin laki-laki, berumur 14, pekerjaan pelajar dengan

BB 39 kg, TB 150 cm, IMT 17,3, status imunisasi lengkap, status

kesehatan sakit RR: 20x/i, N: 84x/i, S: 36,2ºC. Anak kedua bernama An.

“A” berjenis kelamin perempuan, umur 1 tahun 6 bulan, pendidikan


belum sekolah, tidak bekerja, BB 20 kg, TB 67 cm, status imunisasi

lengkap, kondisi kesehatan sakit N: 110x/i, RR: 25x/i, S: 37,2ºC.

Gambar genogram

Keterangan gambar

= laki-laki

= perempuan

= tinggal serumah

X = meninggal

= garis keturunan

= pasien/klien

Penjelasan:

G1: Klien mengatakan orang tuanya (bapak) mempunyai riwayat

tekanan darah tinggi.

G2: Klien mengatakan semua saudaranya mempunyai riwayat

hipertensi.

G3: Klien mengatakan mempunyai dua anak, anak pertama laki-laki dan

anak kedua perempuan,anak pertamanya mempunyai riwayat

44
penyakit, pernah dirwat dengan alasan sel darah putih meningkat,

dan anak kedua mempunyai riwayat penyakit pneumoni dan pernah

di rawat di RS serta mempunyai riwayat alergi protein.

b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini:

a) Tahap kelima keluarga dengan anak remaja: dimana orang

tuanya masih berperan penting dalam pertumbuhan dan

erkembangan terurama hubungan anak dengan orangtua,

keluarga, maupun orang lain dan mendidik anak dengan

tanggung jawab untuk menjadi orang yang lebih dewasa.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tn. “I” mengatakan tahap perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi adalah Tn. “I” mempersiapkan anaknya bersekolah

kejenjang yang lebih tinggi.

3) Riwayat kesehatan keluarga inti:

Gambaran umum kondisi kesehatan seluruh anggota keluarga:

Keluarga Tn. “I” ada yang mengalami sakit yaitu Tn. “I”

dalam keadaan sakit (Hipertensi, Atritis Gout dan Kolesterol) TD:

130/90mmHg, P: 20 x/menit, S: 36,2 0C, N: 86 x/menit. Ny. “M”

dalam kondisi sehat TD: 120/80mmHg, An. “M” dalam keadaan

sakit (flu dan batuk) P: 20 x/ menit, S: 36,2 0C, N: 84 x/ menit.

An. “A” dalam keadaan sakit (Demam, batuk, pilek, Alergi protein).

Saat ini anggota keluarga yang sakit dan keluhan:

45
Keluhan Tn. “I” TD: 130/90 MmHg, klien mengatakan badan

pegal-pegal, 2 hari yang lalu klien ke dokter praktek dan klien

mengatakan kolesterol tinggi hingga 300 mg/dL dan asam urat 9,5

mg/dL. Serta kaki klien pincang diakibatkan oleh asam uratnya.

Ny. “M” mengatakan An. “M” sakit flu dan batuk berdahak sejak 2

hari yang lalu dan adiknya An. “A” tertular flu dan batuk berdahak

disertai dengan ingus dikarenakan kakanya sering bermain dengan

adiknya serta An. “A” mempunyai riwayat penyakit pneumonia dan

pernah di rawat di RSUD Tarakan, pada saat dilakukan pengkajian

Ny.M mengatakan An. “A” flu dan batuk dan 1 hari yang lalu An.

“A” semalam rewel dan tidak bias tidur karena demam dan sulit

nafas dikarenakan hidung tersumbat karna flu. Selain itu anak juga

mempuyai riwayat alergi protein.

Keluhan / sakit yang sering dialami berulang dalam keluarga:

Tn. “I” mengatakan di dalam keluarganya yang sering

mengalami sakit berulang dan paling sering terjadi adalah batuk dan

flu.

Anggota keluarga yang menderita penyakit kronik membutuhkan

penanganan / perawatan :

Tn. “I” mengatakan didalam keluarganya hanya dia yang

mempunyai penyakit kronik (Hipertensi), dan klien mengomsumsi

obat herbal penurun tekanan darah

46
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya:

Anggota keluarga yang pernah dirawat dan penyakit yang diderita:

Tn. “I” mengatakan An. “I” pernah dirawat di RSUD Tarakan

dengan keluhan sel darah putih meningkat dan An. “A” pernah

dirawat dengan keluhan demam tinggi disertai batuk pilek serta

mempunyai riwayat alergi protein.

c. Data Lingkungan

1) Karakteristik rumah:

Penjelasan karakteristi rumah :

Jenis bangunan: Semi permanen, jumlah kamar: dua (2),

pengcahayaan: bagus, ventilasi: bagus, sumber air bersih: PDAM,

sumber air minum: Air kemasan, pembuangan air limbah: Di laut,

penerangan (malam hari): Lampu listrik, kebersihan sekitar rumah:

bersih, posisi toilet dan kamar mandi: posisi toilet dan kamar mandi

bersatu dan posisinya di belakang dapur, serta kebersihan toilet,

kamar mandi dan tempat penampungan air: kebersihan toilet, kamar

mandi, penampungan air dan toilet bersih, jumlah jentik nyamuk di

tempat penampungan air: tidak terdapat jintik nyamuk di

penampungan air.

47
Gambar Denah rumah:

3M 3M

2M
Ruang Cuci Toilet
2M

Dapur

Kamar Pasutri
15 M

15 M
Kamar Anak

Ruang Tamu
3M

Teras Rumah

3M
6M
2) Karakteristik tetangga komunitasnya:

Jarak rumah disekitarnya (dalam meter): Terpisah dengan jarak ± 50

cm Kondisi tetangga sekitar: Kondisi tetangga sekitar ramah saling

bertegur sapa, akrab. Sikap keluarga terhadap tetangga sekitar:

Sikap keluarga terhadap tetangga ramah, baik dan tidak acuk.

3) Mobilitas geografis keluarga :

Kegiatan keluarga saat pagi: Ibu masak, menyiapkan sarapan dan

membersihkan rumah. Kegiatan keluarga saat siang/ sore:

berinteraksi dengan tetangga. Kegiatan keluarga saat malam:

ngumpul dan beristirahat

Kegiatan keluarga disaat senggang/luang: berinteraksi dengan

tetangga. Waktu keluarga berkunjung untuk saudara yang lain: pada

saat acara keluarga.

48
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga besar berkumpul pada saat: pada saat acara keluarga.

Kegiatan yang ada dan diikuti dilingkungan tempat tinggal:

pengajian

5) Sistem pendukung keluarga :

Apabila keluarga menghadapi masalah keuangan / ekonomi yang

diminta pertolongan: keluarga dekat, anggota keluarga yang sering

memberikan support/ dukungan bila keluarga menghadapi masalah:

keluarga dekat, jenis jaminan sosial kesehatan yang dimiliki

keluarga: BPJS Kesehatan.

d. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Komunikasi antar anggota keluarga: baik, bahasa yang sering

digunakan: Bahasa Indonesia dan bugis, anggota keluarga yang

memiliki telepon / ponsel: dua, lama / waktu pembatasan anak

menggunakan ponsel: 2 jam setelah sholat dan belajar

2) Struktur peran

Peran kepala keluarga: TN. I mengatakan berperan sebagai kepala

keluarga dan menafkahi istri dan anak-anaknya. Peran istri dalam

keluarga: Tn. I mengatakan istrinya berperan sebagai IRT dan

mendidik anak-anaknya. Peran anak dalam keluarga: Tn.I

mengatakan anaknya berperan sebagai pelajar dan anak

49
3) Nilai atau Norma keluarga

Kebiasaan di rumah yang diterapkan mengikuti adat / budaya /suku:

Tn.I mengatakan masih mengikuti tradisi budaya suku bugis.

Penerapan nilai-nilai agama di keluarga: Tn.I dan keluarga

melaksanakan sholat di masjid dan dirumah tetapi selama masa

pandemik keluarga melaksanakan sholat berjamah dirumah.

Tanggapan keluarga terhadap pergaulan anak baik di lingkungan

sekitar / di sekolah: Tn.I mengatakan tidak mudah terpengaruh

dengan lingkungan sekitar baik lingkungan rumah maupun

lingkungan sekolah.

4) Struktur kekuatan keluarga

Pengambila keputusan dalam keluarga: yang paling berperan dalam

keluarga adalah Tn.I. Peran anggota keluarga dalam pengambilan

keputusan dalam keluarga: Anggota keluarga juga ikut berperan

serta dalam mengambil keputusan.

e. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afeksi :

Kedekatan emosi antar anggota keluarga: Harmonis (baik),

perhatian dan saling mendukung, respon anggota keluarga bila ada

yang mengalami masalah: gerak cepat, memberikan solusi dan

saling mendukung, Cara keluarga agar tetap harmonis untuk anggota

keluarga: Ngumpul bersama keluarga, memberikan perhatian

kepada anggota keluarga

50
2) Fungsi Sosial:

Interaksi keluarga dengan lingkungan sekitar: Interaksi keluarga

terhadap tetangga ramah, baik dan tidak acuk. Cara keluarga agar

anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar: agar anak

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar menyuruh anaknya untuk

mengikuti pengajian, berkumpul dengan anak-anak sebayanya.

3) Fungsi Reproduksi :

Jumlah anak: dua (2) Keinginan untuk menambah anak: Tidak ada

keinginan untuk menambah anak lagi. Tanggapan keluarga dengan

jumlah anaknya saat ini: tanggapan keluarga sudah cukup. Jenis

kontrasepsi yang digunakan: Pil KB.

4) Fungsi Ekonomi :

Penghasilan keluarga perbulan: 4.000.000.00 (4 jt) tanggapan

keluarga tentang penghasilan tersebut dalam memenuhi kebutuhan

sehari-hari : Tn.I mengatkan penghasilannya sangat mencukupi

untuk kebutuhan sehari-hari.

5) Fungsi perawat kesehatan:

a) Mengenal masalah kesehatan: Keluarga memperhatikaan

anggota keluarga yang sakit, keluarga mengetahui masalah

kesehatan tetapi keluarga tidak mengetahui masalah kesehatan

yang dialami anggota keluarga lebih lanjut, keluarga mengetahui

penyebab masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga

tetapi keluarga tidak mengetahui penyebab masalah kesehatan

51
lebih lanjut dan keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah

kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya tetapi

kelurga tidak mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan

lebih lanjut.

b) Mengambil keputusan: Keluarga mengetahui akibat masalah

kesehatan yang dialami anggota dalam keluarganya bila tidak

diobati/dirawat tetapi keluarga tidak mengetahui akibat masalah

kesehatan lebih lanjut, keluarga menggali informasi tentang

masalah kesehatan yang dialami anggota keluarganya dari

cucunya (perawat) dan keponakan (dokter) dan tenaga kesehatan

(dokter dan perawat), keyakinan keluarga tentang masalah

kesehatan yang dialami anggota keluarganya: keluarga

menangani penyakitnya walaupun akan sembuh sendirinya,

keluarga berobat kefasilitas yankes, keluarga berfikir dan tidak

cuek/ peduli terhadap penyakitnya, keluarga melakukan upaya

peningkatan kesehatan yang dialami anggota keluarganya secara

aktif, keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah

kesehatan yang dialami anggota keluarganya

c) Merawat anggota keluarga yang sakit: Keluarga tidak dapat

melakukan cara merawat anggota keluarga dengan masalah

kesehatan yang dialaminya dikarenakan keluarga yang sakit

tidak mengikuti anjuran yang diberikan keluarga dan keluarga

tidak mampu memodifikasi perawatan yang akan dilakukan

52
d) Memodifikasi lingkungan: Keluarga dapat melakukan

pencegahan masalah kesehatan yang dialami anggota

keluarganya, keluarga mampu memelihara atau memodifikasi

lingkungan yang mendukung kesehatan anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan.

e) Memanfaatkan fasilitas Kesehatan: Keluarga mampu menggali

dan memanfaatkan tenaga kesehatan dimasyarakat untuk

mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya

6) Fungsi Religius:

Jenis ibadah yang dijalankan keluarga: sholat 5 waktu dan usia anak

diperkenalkan tentang ajaran agama: ± 1 tahun

f. Stress dan Koping Keluarga

1) Stressor jangka pendek dan panjang

a) Masalah / beban pikiran keluarga saat ini: Keluarga mengatakan

beban pikiran saat ini keluarga memikirkan kondisi anaknya dan

lingkungan saat ini tentang virus corona.

b) Masalah / beban pikiran yang sudah lama dirasakan ( lebih dari

6 bulan) : Keluarga mengatakan beban pikiran saat ini

memikirkan kondisi An. “A”

2) Kemampuan/tanggapan keluarga tentang stressor: keluarga Tn. “I”

mengatakan dapat menyelesaikan masalah sendiri baik dalam

lingkungan keluarga maupun masyarakat.

53
3) Strategi koping yang digunakan:

Bercerita dengan anggota keluarganya, menyelesaikan masalah

sendiri, keluarga meminta tanggapan dari teman yang dipercaya,

keluarga lebih mendekatkan diri pada Allah SWT

4) Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga tidak sering marah, keluarga tidak mengalihkan ke hal

yang negative seperti mengkonsumsi minuman beralkohol, keluarga

tidak mengalihkan bebean dengan merokok

g. Pemeriksaan Fisik

Dilakukan kepada anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai klien /

individu yang dijadikan sasaran pelayanan kesehatan. (terlampir)

h. Harapan Keluarga

1) Harapan keluarga terhadap kesehatannya:

Keluarga mengatakan ingin Tn. “I” cepat sembuh dari penyakitnya

dan keluarga Tn. “I” ingin anak-anaknya cepat sembuh.

2) Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan:

Keluarga mengatakan ingin kegiatan puskesmas dijalankan kembali

seperti sebelumnya.

i. Tingkat Kemandirian Keluarga

Tingkat kemandirian keluarga Tn. “I” adalah tingkat 2 dengan

kriteria 1 sd 5 yaitu keluarga menerima perawat, keluarga menerima

pelayanan kesehatan sesuai rencana keperawatan, keluarga tahu dan

dapat mengungkapkan masalah secara benar, memanfaatkan faskes

54
sesuai anjuran, keluarga melaksanakan tindakan keperawatan

senderhana sesuai anjuran. Keluarga belum melakukan tindakan

pencegahan secara aktif serta keluarga belum melakukan tindakan

promotif secara aktif serta keluarga memiliki pengetahuan yang baik

mengenai masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga sebelum

perawat melakukan intervensi keperawatan keluarga.

Pengkajian anggota keluarga yang sakit :

Nama : Tn. “I” Umur : 46 tahun

Kesadaran: GCS: Compos mentis, TD: 130 mmHg, P: 20 x/menit, S:

36ºC, N: 86 x/menit, tubuh teraba hangat, tidak terdapat takikardi maupun

bradikardi serta menggigil. Tidak terdapat edema, bunyi jantu S1 dan S2

Reguler, tidak terdapat perdapat tanda perdarahan, tidak terdapat tanda

anemia, tidak terdapat tanda dehidrasi, terdapat kesemutan. Pola BAK

5x/hari 400-2000 mililiter, Tn. “I” mampu BAK dan BAB secara mandiri

tidak menggunakan alat bantu. Irama ireguler, tidak terdapat sianosis,

sekret/slime, wheezing, ronki, otot bantuan napas, alat bantu nafas, dispne,

sesak, stridor. Bising usus 12x/menit, klien mempunyai riwayat penyakit

maag, tidak melakukan diet khusus, tidak terdapat alergi makanan maupun

obat, tidak menggunakan alat bantu. Terdapat nyeri otot/ tulang, kekuatan

otot 4/2 4/4, RPS atas bebas, RPS bawah terbatas/kelemahan (kanan),

berdiri dan jalan secara mandiri, tidak menggunakan alat bantu, tidak

terdapat nyeri. Terdapat kesemututan pada fungsi perabaan, fungsi

penglihatan tidak buram visus 6/6, dapat membedakan bau dan dapat

55
membedakan rasa. Tidak terdapat jaringan parut, memar, laserasi, pus, dan

kemerahan. Waktu tidur 8 jam tidak ada bantuan obat tidur. Klien tidak

mengalami gangguan mental, interaksi dengan keluarga baik, komunikasi

lancar, kegiatan sosial sehari-hari berkomunikasi dengan tetangga sekitar,

klien tidak mengalami defisit perawatan diri, perawatan diri dilakukan

secara mandiri.

56
2. Klasifikasi Data

DATA KESEHATAN KELUARGA DATA LAIN YANG MENUNJANG


- Tn.I mengatakan didalam keluarganya ada - TTV: Tn.I
yang mengalami sakit yaitu Tn. I sendiri TD: 130/90 mmHg
dalam keadaan sakit (Hipertensi, Atritis Gout N: 86 x/menit
dan kolesterol). - Tn.I tampak lemas
- Tn.I mengatakan badannya pegal-pegal - Tn.I cara berjalan berubah (pincang)
- Tn.I mengatakan 2 hari yang lalu asam - Tn.I tampak lesuh
uratnya 9,5mg/dL. - Tn.I khawatir bila asam uratnya meningkat
- Tn.I mengatakan mudah lelah
- Tn.I mengatakan jika asam uratnya tinggi
klien merasa tidak nyaman - An.M flu dan batuk berdahak
- Tn.I mengatakan merasa khawatir apabila - An.M suara serak dan berubah
asam uratnya meningkat - An.M terdapat sekret dan terdapat suara
- Tn.I mengatakan khawatir bila asam nafas tambahan ronchi
uratnya meningkat klien tidak dapat - An.M tampak lemas
beraktivitas
- Tn.I mengatakan khawatir bila asam uratnya
meningkat kaki sebelah kanan terasa sakit - An.A flu dan batuk berdahak
seperti ditusuk-tusuk hingga tidak bias - An.A tampak beringus
berjalan - An.A terdapat sekret dan terdapat suara
nafas tambahan Ronchi
- An. A terdapat sekret dan terdapat suara
- Tn.I mengatakan anaknya An. M dalam
nafas tambahan serta otot bantu nafas
keadaan sakit (flu dan batuk berdahak)
abdomen
- An.M mengatakan flu dan batuk
- An.A tampak lemas
berdahakan sejak 2 hari yang lalu

- Tn.I mengatakan An.A dalam keadaan sakit


(flu dan bantuk berdahak disertai dengan
ingus) sejak 1 hari yang lalu.
- Tn.I mengatakan An.A juga punya riwayat
alergi makanan yaitu protein seperti susu sapi
dan terlur.
- Ny.M mengatakan An.A sakit karena tertular
oleh kakanya yang juga sakit flu dan batuk
- Ny.M mengatakan An.A malam hari rewel
dan
hidungnya tersumbat disertai dengan demam.
- Ny.M mengatakan anaknya An.A mempunyai
riwayat penyakit peneumonia dan pernah
dirawat di RSUD Tarakan
- Tn.I mengatakan keluhan/sakit yang
sering dialami berulang dalam keluarga adalah
flu dan batuk

57
B. Diagnosa Keperawatan

NO MASALAH KEPERAWATAN PARAF


1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan mengenal masalah
kesehatan
DS:
- Klien mengatakan badannya pegal-pegal
- Klien mengatakan mudah lelah
- Klien mengatakan jika asam uratnya tinggi klien merawa tidak nyaman
- Klien mengatakan asam uratnya 2 hari yang lalu 9,5 mg/dL
DO:
- Cara berjalan klien berubah (pincang)
- Ekspresi wajah klien tampak lemas

2. Bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga memelihara/


memodifikasi lingkungan rumah yang sehat
DS:
- Tn.I mengatakan anaknya An. M dalam keadaan sakit (flu dan batuk berdahak),
- An.M mengatakan flu dan batuk berdahakan sejak 2 hari yang lalu
- Ny.M mengatakan An.A sakit karena tertular oleh kakanya yang juga sakit flu dan
batuk
- Ny.M mengatakan An.A malam hari rewel dan hidungnya tersumbat disertai
dengan demam.
- Ny.M mengatakan anaknya An.A mempunyai riwayat penyakit peneumonia dan
pernah dirawat di RSUD Tarakan
DO:
- An.M flu dan batuk berdahak
- An.M suara serak dan berubah
- An.M terdapat sekret dan terdapat suara nafas tambahan ronchi
- An.M tampak lemas
- An.A flu dan batuk berdahak
- An.A tampak beringus
- An.A terdapat sekret dan terdapat suara nafas tambahan Ronchi
- An. A terdapat sekret dan terdapat suara nafas tambahan serta otot bantu nafas
abdomen
- An.A tampak lemas

58
1. Skoring Masalah Keperawatan
Nama anggota keluarga yang sakit : Tn.I
NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah : Aktual 3 / 3 X 1 1 Atritis gout pasien 9,5mg/dL.
2. Kemungkinan Masalah 1 / 2 X 2 1 Klien dapat merubah factor penyebab
Dapat Diubah : Mudah penyakit tetapi terkadang pasien
mengkonsumsi makanan yang
menyebabkan kolesterol pasien
tinggi.
3. Potensial Masalah 2/3X1 0,67 Klien dapat mencegah masalah
Dapat Dicegah : Cukup tersebut tetapi terkadang klien tidak
dapat mencegahnya
4. Menonjolnya Masalah : 2 / 2 X 1 1 Karena kolesterol klien tinggi dapat
Masalah dirasakan dan menimbulkan gejala serius / penyakit
harus ditangani lain
JUMLAH 3,67

Nama anggota keluarga yang sakit : An. M dan An.A


NO KRITERIA PERHITUNGAN SKOR PEMBENARAN
1. Sifat Masalah : Aktual 3 / 3 X 1 1 klien batuk disertai dengan flu
2. Kemungkinan Masalah 1 / 2 X 2 1 keluarga klien dapat merubah factor
Dapat Diubah : Mudah penyebab penyakit
3. Potensial Masalah 2/3X1 0,67 keluarga klien dapat mecegah
Dapat Dicegah : cukup masalah tersebut tetapi tidak dapat
memodifikasi masalah lingkungan
4. Menonjolnya Masalah : 1 / 2 X 1 0.5 sekitar.
Ada Masalah tetapi Klien tidak memerlukan penanganan
tidak perlu ( segera ) segera hanya perlu memodifikasi dan
ditangani pemeliharan keluarga terhadap klien
JUMLAH 3.17

2. Diagnosa Berdasarkan Prioritas

NO DIAGNOSA SKOR
1. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan 3,67
mengenal masalah kesehatan.

2. Bersihan jalan napas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga 3,17


memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat

59
60
C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama KK : Tn. Muh. Ismail
Nama Klien : Tn. Muh. Ismail
Alamat : Jl. Cendawan RT 003 Selumit Pantai Tarakan Tengah

DIAGNOSA TUJUAN EVALUASI


NO RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1 Gangguan Rasa Setelah Setelah dilakukan
Nyaman pada dilakukan pertemuan sebanyak
keluarga Tn. I asuhan 1x45 menit diharapkan
khususnya pada keperawatan keluarga mampu
Tn .I berhubungan selama 5 kali mengenal masalah
dengan pertemuan pada atritis gout pada Tn.I
ketidakmampuan keluarga Tn. I dengan
keluarga mengenal diharapkan nyeri 1. Keluarga dapat
masalah kesehatan berkurang mengenal atritis
(Artritis Gout) dengan kriteria gout
hasil: a. Menjelaskan Respon Artritis gout atau yang biasa disebut 1.a.1 Diskusikan pengertian
-keluarga pengertian verbal asam urat merupakan serangan arthritis gout
mengungkapkan atritis gout mendadak atau berulang yang terasa 1.a.2 Anjurkan keluarga
rasa tidak dengan bahasa sangat nyeri yang disebabkan adanya mengungkapkan
nyaman yang penumpukan kristal monosodium urat kembali
sederhana dipersendian hal ini diakibatkan oleh 1.a.3 Beri pujian atas
tingginya kadar asam urat didalam kemampuan keluarga
darah.

b. Menyebutkan Respon Menyebutkan minimal 4 dan 6 1.b.1 Identifikasi


penyebab verbal penyebab arthritis gout kemampuan keluarga
atritis gout (disebabkan oleh menumpuknya 1.b.2 Diskusikan penyebab

60
kristal asam urat yang dihasilakan arthritis gout
dari metabolism zat purin): 1.b.3 Beri kesempatan
1. Lauk pauk (jeroan, hati, keluarga bertanya
limpa ginjal, babat, usus, 1.b.4 Dorong keluarga
paru dan otak) untuk menyebutkan
2. Sea food (udang, kerang) penyebab arthritis
3. Melinjo gout
4. Daging (daging sapi, ikan teri, 1.b.5 Bantu keluarga
sate usus) mengidentifikasikan
5. Factor genetik, keturunan, penyebab arthritis
riwayat dalam silsilah keluarga gout pada keluarga
6. Penyebab sekuder yaitu akibat 1.b.6 Beri pujian atas
obesitas, diabetes millitus, kemampuan keluarga
gangguan ginjal yang akan
menyebabkan pemecahan
asam yang dapat menyebabkan
hyperuricemia (asam urat
berlebih)
7. Penggunaan obat tertentu
yang meningkatkan asam
urat terutrama diuretic
(furosemide dan
hidroklorotiazida)
8. Konsumsi alcohol
berlebihan.

c. Menyebutkan Respon Menyebutkan minimal 3 dan 5


tanda dan verbal tanda dan gejala arthritis gout: 1.c.1 Diskusikan tanda dan
gejala arthritis 1. Nyeri dipersendian seperti gejala arthritis gout
gout jari tangan, jari kaki, 1.c.2 Bantu keluarga
pergelangan tangan, mengidentifikasi

61
pergelangan kaki, siku, tanda dan gejala
tumit, dan dengkul. harthritis gout yang
2. Bengkak pada sendi ada dalam keluarga
3. Kulit berwarna kemerahan 1.c.3 Dorong keluarga
4. Sakit kepala/ pusing untuk menyebutkan
5. Kesemutan kembali tanda dan
6. Kekakuan sendi gejala arthritis gout
1.c.4 Beri pujian atas
kemampuan keluarga
menyebutkan
kembali tanda dan
Setelah dilakukan gejala arthritis gout.
pertemuan sebanyak
1x45 menit diharapkan
keluarga mampu
mengenal masalah
atritis gout pada Tn.I
dengan
2. Keluarga mampu Respon Menyebutkan 2 dan 4 akibat bila 2.a.1 Jelaskan akibat yang
mengambil verbal keluarga tidak melakukan biasa terjadi bila
keputusan untuk perawatan arthritis gout yaitu: keluarga tidak
merawat anggota 1. Erosi, deformitas dan mengambil
keluarga yang ketidakmampuan altifitas keputusan untuk
menderita arthritis karena inflamasi kronis mengatasi arthritis
gout. 2. Tofi yang mnyebabkan gout
a. Menjelaskan degenerasi sendi 2.a.2 Beri kesempatan
akibat yang 3. Hipertensi dan albuminuria keluarga keluarga
terjadi bila 4. Penyakit jantung bertanya
keluarga tidak 5. Batu ginjal 2.a.3 Dorong keluarga
segera untuk
mengungkapkan

62
merawat kembali penjelasan
arthritis gout. yang diberikan
2.a.4 Beri pujian atas
kemampuan keluarga

b. Mengambil Respon Mengambil keputusan yang tepat 2.b.1 Gali pendapat


keputusan verbal aktif untuk segera merawat arthritis gout keluarga tentang
yang tepat arthritis gout yang
untuk segera dialami keluarga
merawat 2.b.2 Bimbing dan bantu
arthritis gout keluarga untuk
mengambil
keputusan yang tepat
2.b.3 Beri keputusan
keluarga memikirkan
kembali keputusan
yang diambil
2.b.4 Beri pujian atas
keputusan yang
diambil keluarga
Setelah dilakukan
pertemuan sebanyak
1x45 menit diharapkan
keluarga mampu
mengenal masalah
atritis gout pada Tn.I
dengan
3. Keluarga dapat Respon Menyebutkan minimal 3 3.a.1 Gali pengalaman
menyebutkan cara verbal cara merawat arthritis gout keluarga merawat
merawat anggota yaitu: arthritis gout selama
keluarga yang 1. Perbaikin pola hidup ini

63
menderita arthritis 2. Istirahat yang cukup 3.a.2 Beri pujian atas upaya
gout dirumah. 3. Lakukan kompres hangat keluarga yang sudah
a. Menjelaskan atau dingin dipersendian. benar
cara merawat 4. Minum obat anti inflamasi 3.a.3 Diskusikan dengan
arthritis gout non steroid (NSAID) sesuai keluarga beberapa
anjuran dokter. cara merawat arthritis
5. Minum ramuan tradisional gout
6. Tidak melakukan 3.a.4 Dorong keluarga
pekerjaan/ aktifitas yang untuk
berat mengungkapkan
7. Banyak minum air kembali cara merawat
putih 8-9 gelas perhari. arthritis gout dirumah
8. Olahraga secara rutin. 3.a.5 Beri pujian atas
jawaban keluarga
yang benar

b. Mendemo Demonstras Cara mengatasi gangguan rasa nyeri 3.b.6 Lakukan terapi
strasikan i 1. Berikan kompres dingin pada modalitas dengan
cara persendian yang terasa nyeri. pemberian kompres
mengatasi air hangat
nyeri 3.b.7 Evaluasi pelaksanaan
terapi modalitas

c. Mendemo 2. Dengan ramuan tradisional yaitu: 3.c.1 Demontrasikan cara


strasikan Respon Daun salam ambil sebanyak 4-6 membuat ramuan
cara psikomotor lembar dicuci dan direbus dengan jtradisional
pengobata 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, 3.c.2 Beri kesempatan
n setelah dingin, air disaring dan keluarga bertanya
tradisional diminum pada pagi hari sewaktu 3.c.3 Motivasi keluarga
untuk perut masih kosong. untuk melakukan
mengatasi redemonstrasi

64
atritis gout 3. Dengan ramuan tradisional yaitu: 3.c.4 Beri pujian atas
(menurunk Daun sirsak ambil 4-6 lembar, kemampuan keluarga
an kadar cuci bersih dan rebus dengan 2 3.c.5 Anjurkan keluarga
asam urat) gelas air hingga sampai tersisa 1 untuk mencoba
gelas, diminum 2 kali sehari. minum ramuan
tradisional untuk
mengatasi keluhan
nyeri dipersendian dan
melakukan kompres
air dingin atau
kompres hangat
dipersendian.
3.c.6 Tanyakan efektivitas
ramuan tradisional
yang diminum dan
kompres dingin atau
kompres hangat.
Setelah dilakukan
pertemuan sebanyak
1x45 menit diharapkan
keluarga mampu
mengenal masalah
atritis gout pada Tn.I
dengan
4. Keluarga mampu Respon Cara memelihara lingkungan yang 4.a.1 Diskusikan dengan
mengidentifikasi verbal konduksif untuk mencegah arthritis keluarga lingkungan
lingkungan yang gout yaitu: yang konduksif untuk
konduksif untuk 1. Ciptakan lingkungan tenang mencegah arthritis
mencegah arthritis /nyaman. gaout.
gout 2. Istirahat yang cukup 4.a.2 Identifikasi dengan
keluarga lingkungan

65
a. Menyebutkan 3. Hindari permasalahan yang yang ada dalam rumah
lingkungan menimbulkan stress dan lingkungan kerja.
yang 4. Tidak melakukan aktifitas yang 4.a.3 Dorong keluarga
konduksif berat dan melelahkan. untuk menyebutkan
untuk arthritis kembali penjelasan.
gout 4.a.4 Berikan pujian atas
kemampuan keluarga
menjawab pertayaan
yang benar.

b. Menjelaskan Respon Menyebutkan minimal 3 cara 4.b.1 Diskusikan dengan


cara mencegah verbal mencegah arthritis gaot yaitu: keluarga cara
agar arthritis 1. Diet membatasi makanan yang mencegah terjadinya
gout tidak mengandung protein tinggi arthritis gout
kembali seperti: daging, ikan sarden, sea 4.b.2 Dorong keluarga
food, jeroang, hati, usus, kacang- untuk
kacangan. mengungkapkan
2. Membatasi makanan karbohidrat kembali cara
seperti: gula aren, sirup, tapi mencegah terjadinya
penuhilah dengan memakan nasi, arthritis gout
kentang, roti dan ubi. 4.b.3 Beri pujian atas
3. Hindari alkohol jawaban keluarga
4. Kurangi memakan sayur bayam, yang benar
buncis, kembang kol.
5. Hindari makanan yang bergoreng,
bersantan dan margarine serta
mentega.

66
5. Keluarga mampu Respon Fasilitas kesehatan yang dapat 5.a.1 Diskusikan jenis
memanfaatkan verbal digunakan oleh keluarga untuk fasilitas kesehatan
fasilitas pelayanan mencegah arthritis gout: yang tersedia
kesehatan yang 1. RS dilingkungan
ada untuk 2. Pukesmas keluarga.
mencegah arthritis 3. Dokter praktek 5.a.2 Bantu keluarga
gout. memanfaatkan
a. Menyebutkan memilih fasilitas
fasilitas kesehatan yang sesuai
kesehatan dengan kondisi
yang tersedia keluarga.
5.a.3 Anjurkan keluarga
memanfaatkan
fasilitas kesehatan
sesuai pilihan

67
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama KK : Tn. Muh. Ismail
Nama Klien : Tn. Muh. Ismail
Alamat : Jl. Cendawan RT 003 Selumit Pantai Tarakan Tengah

Kunju
HARI TGL/JAM IMPLEMENTASI SOAP PARAF
ngan
1 Sabtu,06/06/2020 1.a 1. Mendiskusikan pengertian arthritis gout S:
20:15 Hasil : - Keluarga mengatakan arthritis
- Perawat dan keluarga mendiskusikan kembali gout itu adalah sisa pencernaan
apa itu arthritis gout zat puri yang berasal dari
1.a 2. Menganjurkan keluarga mengungkapkan makanan yang kita konsumsi.
kembali - Keluarga mengatakan penyebab
Hasil : dari arthritis gout itu seperti: hati,
- Keluarga mampu menggungkapkan kembali jeroan, babat, makanan sea food,
apa itu arthritis gout daging, melinjo, konsumsi alcohol
1.a 3. Memberi pujian atas kemampuan keluarga berlebih, faktor keturunan.
Hasil : - Keluarga mengatakan tanda dan
- Perawat memberikan pujian kepada keluarga gejala arthritis gout pada keluarga
- Keluarga tampak merasa senang yaitu
1.b 1. Mengidentifikasi kemampuan keluarga
Hasil : O:
- Klien mampu menyebutkan kembali - Keluarga paham akan apa yang
penyebab arthritis gout dijelaskan
1.b 2. Mendiskusikan penyebab arthritis gout - Keluarga masih ingat dan
Hasil : mampu menyebutkan Kembali
- Perawat dan keluarga mendiskusikan ulang pengertian arthritis gout dalam
apa saja penyebab dari arthritis gout bahasa sederhana
- Keluarga mampu menyebutkan 6
penyebab arthritis gout

68
1.b 3. Memberi kesempatan keluarga bertanya - Klien paham apa saja
Hasil : penyebab arthritis gout
- Keluarga bertanya apa saja - Keluarga menyebutkan
penyebabnya lagi selain yang beliau Kembali 4 dari 6 tanda dan
sebutkan gejala arthritis gout
1.b 4. Mendorong keluarga untuk menyebutkan A:
penyebab arthritis gout - Keluarga mampu mengenal
Hasil : masalah kesehatan
- Keluarga menyebutkan Kembali penyebab P:
arthritis gout - Lanjut intervensi mengambil
1.b 5. Membantu keluarga mengidentifikasikan keputusan
penyebab arthritis gout pada keluarga
Hasil :
- Keluarga mengatakan penyebab arthritis
gout pada keluarga karena makanan seperti
lauk pauk,seafood, sayur bayam dan daging
karena suka mengkonsumsi coto makassar
1.b 6. Memberi pujian atas kemampuan keluarga
Hasil :
- Perawat memberikan pujian kepada keluarga
- Keluarga tersenyum pada saat diberi pujian
1.c 1. Mendiskusikan tanda dan gejala arthritis gout
Hasil :
- Perawat dan keluarga mendiskusikan Kembali
apa saja tanda dan gejala arthritis gout
1.c 2. Membantu keluarga mengidentifikasi tanda dan
gejala arthritis gout yang ada dalam keluarga
Hasil :
- Perawat membantu mengidentifikasi tanda
dan gejala arthritis gout yang ada dalam
keluarga

69
1.c 3. Mendorong keluarga untuk menyebutkan kembali
tanda dan gejala arthritis gout
Hasil :
- Keluarga menyebutkan kembali tanda dan
gejala arthritis gout
1.c 4. Memberi pujian atas kemampuan keluarga
menyebutkan kembali tanda dan gejala arthritis
gout
Hasil :
- Perawat memberikan pujian kepada
keluarga karena mampu
menyebutkan Kembali tanda dan
gejala arthritis gout

2 Senin,08/06/2020 2.a 1. Menjelaskan akibat yang biasa terjadi S:


20:15 bila keluarga tidak mengambil keputusan - Keluarga mengatakan akibat bila
untuk mengatasi arthritis gout tidak mengatasi asrthritis gout
Hasil : bisanya mengakibatkan penyakit
- Perawat menjelaskan kembali akibat penyakit yang lain seperti:
yang terjadi bila tidak mengambil penyakit jantung,ginjal
keputusan untuk mengatasi arthritis - Keluarga mengatakan akan
gout merawat segera bila terdapat
2.a 2. Memberi kesempatan keluarga keluarga tanda dan gejala atritis gout
bertanya - Klien akan mengikuti keputusan
Hasil : yang telah diambil
- Keluarga bertanya Kembali apa saja akibat O:
yang terjadi bila arthritis gout tidak diatasi - Klien paham akan
2.a 3. Mendorong keluarga untuk penjelasan yang
mengungkapkan kembali penjelasan diberikan
yang diberikan - Klien mampu menyebutkan
Hasil : ulang akibat bila tidak

70
- Keluarga menyebutkan kembali akibat bila mengatasi arthritis gout
tidak mengatasi arthritis gout - Klien paham akan penjelasan yang
2.a 4. Memberi pujian atas kemampuan telah diberikan perawat
keluarga A:
Hasil : - Keluarga mampu mengambil
- Perawat memberikan pujian kekeluarga keputusan
dan keluarga tersenyum bila diberi pujian P:
2.b 1. Menggali pendapat keluarga tentang arthritis - Lanjut intervensi cara melakukan
gout yang dialami perawatan
Hasil :
- Keluarga mengatakan atritis gout yang
pernah dialami keluarga yaitu kaki
sebelah kanan bengkak dan sulit untuk
berjalan terasa nyeri dan panas pada area
yang bengkak
2.b 2. Membimbing dan bantu keluarga untuk
mengambil keputusan yang tepat
Hasil :
- Perawat mebantu keluarga untuk
mengambil keputusan yang tepat untuk
mengatasi atritis gout dalam keluarga
2.b 3. Memberi keputusan keluarga memikirkan
kembali keputusan yang diambil
Hasil :
- Keluarga mengatakan akan mengikuti
keputusan yang telah didiskusikan bersama
seperti merawat dengan mengkopres air
hangat pada area yang sakit dan rutin
minum obat baik obat herbal maupun obat
resep dokter

71
2.b 4. Memberi pujian atas keputusan yang diambil
keluarga
Hasil :
- Perawat memberikan pujian
kepada keluarga atas
keputusan yang telah
diputuskan/diambil secara
bersama

3 Rabu,10/06/2020 3.a 1. Menggali pengalaman keluarga merawat S:


18:30 arthritis gout - Keluarga mengatakan
Hasil : merawat keluarga yang sakit
- Keluarga mengatakan merawat dengan cara mengompres area
keluarga arthritis gout selama ini yang nyeri dengan kompres
dengan cara mengompres area yang hangat
nyeri dengan kompres hangat/dingin - Keluarga mengatakan akan
3.a 2. Memberi pujian atas upaya keluarga yang mengikuti anjuran yang
sudah benar telah diberikan perawat
Hasil : - Keluarga mengatakan akan
- Perawat memberikan pujian ke keluarga mengikuti cara mengompres
atas keputusan merawat keluarga dengan hangat dan akan menerapkan
kompres hangat cara kompres dingin bila timbul
3.a 3. Mendiskusikan dengan keluarga beberapa rasa nyeri
cara merawat arthritis gout - Keluarga mengatkan ramuan
Hasil : tradisional yang diajarkan
- Perawat dan keluarga mendiskusikan enak dikunsumsi tidak terasa
kembali cara merawat atritis gout pahit dan keluarga merasa
3.a 4. Mendorong keluarga untuk enakan bila minum ramuan
mengungkapkan kembali cara merawat tradisional tersebut
arthritis gout dirumah O:
Hasil : - Keluarga mampu

72
- Keluarga mengungkapkan kembali 6 mengungkapkan kembali cara
cara merawat atritis gout dirumah merawat atritis gout dirumah
3.a 5. Memberi pujian atas jawaban keluarga - Klien memperhatikan cara
yang benar perawat mendemonstrasikan
Hasil : cara menggunakan kompres
- Perawat memberikan pujian atas hangat
jawaban yang benar - Keluarga
3.b 1. Melakukan terapi modalitas dengan meredemonstrasi
pemberian kompres air dingin ramuan tradisional yang
Hasil : diajarkan
- Perawat mengajarkan gimana cara A:
mengompres dengan baik - Keluarga mampu merawat
3.b 2. Mengevaluasi pelaksanaan terapi modalitas anggota keluarga yang sakit
Hasil : P:
- Keluarga mengatakan akan mengikuti cara - Lanjut intervensi memodifikasi
kompres hangat dan menerapkan cara lingkungan
kompres dingin
3.c 2. Memberi kesempatan keluarga bertanya
Hasil :
- Perawat memberikan kesempatan kepada
keluarga untuk bertanya dan keluarga
bertanya obat herbal yang diajarkan
mampun menurunkan dan enak untuk
diminum tidak terasa pahit
3.c 3. Memotivasi keluarga untuk melakukan
redemonstrasi
Hasil :
- Keluarga redemonstrasi cara membuat
ramuan tradisional dengan daun salam
dan keluarga paham akan tata cara
membuat ramuan tradisional dengan daun

73
sirsak
3.c 4. Memberi pujian atas kemampuan
keluarga
Hasil :
- Perawat memberikan pujian
kepada keluarga sudah
meredemonstrasi cara
membuat ramuan
tradisional
3.c 5. Menganjurkan keluarga untuk mencoba
minum ramuan tradisional untuk
mengatasi keluhan nyeri dipersendian
dan melakukan kompres air hangat
dipersendian
Hasil :
- Keluarga mencoba ramuan tradisional
yang - sudah dibuat dan rutin
mengkonsumsi ramuan tradisional 2x
seminggu
3.c 6. Menanyakan efektifitas ramuan
tradisional yang diminum dan kompres
dingin
Hasil :
- Keluaga mengatakan ramuan tradisional
yang diminum rasanya enak dan anggota
keluarga yang sakit merasakan badannya
enakanya setelah minum ramuan
tradisional dan kopres dingin yang
dilakukan pada area nyeri terasa
berkurang

74
4 Sabtu,13/06/2020 4.a 1. Mendiskusikan dengan keluarga lingkungan S:
18:30 yang kondusif untuk mencegah arthritis gout - Keluarga mengatakan
Hasil : lingkungan yang kondusif untuk
- Perawat dan keluarga mendiskusikan mencegah arthritis gout yaitu
kembali lingkungan yang kondusif lingkungan yang bersih dan
untuk mencegah arthritis gout. nyaman, istirahat yang
4.a 2. Mengidentifikasi dengan keluarga lingkungan cukup,tidak melakukan aktivitas
yang ada dalam rumah dan lingkungan kerja yang berat, hindari makanan
Hasil : yang menimbulkan asam urat
- Keluarga mengatakan lingkungan yang ada naik
dalam rumah yaitu lingkungan yang - Keluarga mengatkan sayur
nyaman tetapi biasanya terdapat lingkungan bayam dan gorengan yang
yang tidak nyaman seperti lingkungan kerja sangat dihindari
yang memerlukan aktifitas yang berat dan
melelahkan O:
4.a 3. Mendorong keluarga untuk menyebutkan - Keluarga paham akan
kembali penjelasan lingkungan yang kondusif
Hasil : untuk mencegah arthritis
- Keluarga menebutkan 4 cara memelihara gout
lingkungan yang kondusif untuk mencegah - Keluarga mampu
arthritis gaout mengungkapkan Kembali cara
4.a 4. Memberikan pujian atas kemampuan keluarga mencegah terjadinya arthritis
menjawab pertayaan yang benar gout
Hasil :
- Perawat memberikan pujian kepada A:
keluarga bisa menjawab pertanyaan - Keluarga mampu memodifikasi
perawat dengan benar lingkungan
4.b 1. Mendiskusikan dengan keluarga cara P:
mencegah terjadinya arthritis gout - Lanjut intervensi
Hasil: memanfaatkan fasilitas
- Perawat dan keluarga mendiskusikan pelayanan kesehatan

75
kembali cara mencegah terjadinya
arthritis gout
4.b 2. Mendorong keluarga untuk mengungkap
kembali cara mencegah terjadinya arthritis gout
Hasil :
- Keluarga mampu mengungkapkan 4 dari 5
cara mencegah terjadinya atrhitis gout
4.b 3. Memberi pujian atas jawaban keluarga yang
benar
Hasil :
- Perawat memberikan pujian kekeluarga
mampu menyeburkan/mengungkapkan
kembali cara mencegah terjadinya arthritis
gout

5 Senin,15/06/2020 5.a 1. Mendiskusikan jenis fasilitas kesehatan yang S:


19:22 tersedia dilingkungan keluarga - Keluarga mengatakan fasilitas
Hasil : Kesehatan yang sering
- Perawat dan keluarga mendiskusikan digunakan adalah dokter
fasilitas kesehatan yang tersedia di praktik dan klinik bila
lingkungan keluarga membutuhkan penanganan
5.a 2. Membantu keluarga memanfaatkan memilih yang segera bar uke RS
fasilitas kesehatan yang sesuai dengan kondisi O:
keluarga - Keluarga menyebutkan fasilitas
Hasil : Kesehatan yang ada
- Perawat membantu keluarga memanfaatkan A:
fasilitas kesehatan yang ada seperti jika - Keluarga memanfaatkan fasilitas
sakit yang tidak terlalu membutuhkan pelayanan kesehatan
penanganan segera boleh ke puskesmas P:
terdekat, ke klinik atau ke dokter prtaktik - Intervensi dilanjutkan

76
5.a 3. Menganjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan sesuai pilihan
Hasil :
- Keluarga mengatakan akan memanfaatkan
fasilitas sesuai kebutuhan jika tidak terlalu
membutuhkan penanganan segera keluarga
akan pergi ke klinik atau dokter praktik
tetapi jika udah memerlukan penanganan
segera keluarga akan pergi ke RSUD

77
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan di Bab ini penulis akan menambahkan tentang keterkaitan

dan kesenjangan antara landasan teori dan kasus dalam pelaksanaan Asuhan

Keperawatan Keluarga pada Keluarga khususnya Tn. “I” dengan Gangguan Sistem

Imunologi “Arthritis Gout” di RT 003 Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan

Tarakan Tengan Kota Tarakan.

Dalam pembahasan Asuhan Keperawatan Keluarga ini, penulis

menggunakan lima tahapan proses keperwatan yaitu pengkajian, diagnosa

keperawatan, tindakan dan pelaksanaan keperawatan serta evaluasi.

A. Pengkajian

Model Friedman menguraikan beberapa hal yang dapat dikaji dalam

keluarga binaan. Pengkajian ditekankan pada pengkajian keluarga seutuhnya

dan pengkajian terhadap anggota keluarga. Beberapa hal yang dikaji dalam

keluarga antara lain data sosial budaya, data lingkungan, struktur dan fungsi

keluarga. Pengkajian terhadap anggota keluarga ditekankan pada aspek fisik,

mental, emosional, sosial, dan spiritual (Susanto, 2012:58-59).

Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. “I” merupakan tahap awal

yang dilakukan oleh penulis dalam pengkajian penulis melakukan pengumpulan

data. Data diperoleh dengan menggunakan format pengkajian dan teknik

pengumpulan data dengan cara wawancara dengan klien maupun keluarga

klien, observasi dan pemeriksaan fisik. Setelah penulis melakukan pendekatan

untuk menjalin sikap trust atau saling percaya, keluarga Tn. “I” bersedia
menerima kedatangan penulis dengan baik. Dalam pengkajian tidak ditemukan

kesulitan dikarenakan keluarga Tn. “I” sangat kooperatif dan mau bekerja sama

dengan penulis untuk menjawab semua pertanyaan yang diajukan penulis

sehingga mempermudah penulis mendapatkan informasi. Maupun dalam

pemeriksaan fisik penulis tidak mendapatkan kendala. Selain itu penulis

terbantu dengan adanya format pengkajian yang sudah disediakan oleh institusi.

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak pra

sekolah, anak remaja, dan usia dewasa/ pertengahan dimana, Tn. “I” memiliki

tiga anak, anak pertamanya perempuan berusia 19 tahun dan berstatus sebagai

mahasiswi tetapi anak pertama Tn. “I” tidak tinggal satu atap dengannya. Anak

keduanya laki-laki berusia 14 tahun yang masih bersekolah dan berstatus

sebagai pelajar SLTP, serta anak terakhir perempuan berusia 1 tahun 6 bulan

dimana Tn. “I’ mempersiapkan dan membantu anaknya

berinteraksi/bersosialisasi dengan teman sebayanya.

Pada riwayat keluarga inti, didapatkan data klien Tn. “I” TD: 130/90

MmHg, klien mengatakan badan pegal-pegal, 2 hari yang lalu klien ke dokter

praktek dan klien mengatakan kolesterol tinggi hingga 300 mg/dL dan asam

urat 9,5 mg/dL. Serta kaki klien pincang diakibatkan oleh asam uratnya.

Ny. “M” mengatakan An. “M” sakit flu dan batuk berdahak sejak 2 hari

yang lalu dan adiknya An. “A” tertular flu dan batuk berdahak disertai dengan

ingus dikarenakan kakanya sering bermain dengan adiknya serta An. “A”

mempunyai riwayat penyakit pneumonia dan pernah di rawat di RSUD

Tarakan, pada saat dilakukan pengkajian Ny.M mengatakan An. “A” flu dan

79
batuk dan 1 hari yang lalu An. “A” semalam rewel dan tidak bias tidur karena

demam dan sulit nafas dikarenakan hidung tersumbat karna flu. Selain itu anak

juga mempuyai riwayat alergi protein.

Fungsi keluarga terutama pemenuhan fungsi perawatan kesehatan

terdapat kesenjangan antara teori dan kasus kerena keluarga Tn. “I” sudah

mengetahui pengertian, penyebab, tanda dan gejala, akibat yang terjadi bila

keluarga tidak segera merawat anggota keluarga yang sakit, dan cara merawat,

tetapi keluarga tidak mengetahui lebih lanjut mengenai masalah kesehatan yang

dialami anggota keluarga.

Tingkat kemandirian keluarga Tn. “I” adalah tingkat 2 dengan kriteria 1

sd 5 yaitu keluarga menerima perawat, keluarga menerima pelayanan kesehatan

sesuai rencana keperawatan, keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah

secara benar, memanfaatkan faskes sesuai anjuran, keluarga melaksanakan

tindakan keperawatan senderhana sesuai anjuran. Keluarga belum melakukan

tindakan pencegahan secara aktif serta keluarga belum melakukan tindakan

promotif secara aktif serta keluarga memiliki pengetahuan yang baik mengenai

masalah kesehatan yang dialami anggota keluarga sebelum perawat melakukan

intervensi keperawatan keluarga.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga di analisis dari hasil pengkajian terhadap

adanya maslah dalam tahap perkembangan keluarga, lingkungan keluarga,

struktur keluarga, fungsi-fungsi keluarga dan koping keluarga, baik yang

bersifat aktual, resiko maupun sejahtera dimana perawat memiliki kewenangan

80
dan tanggungjawab melakukan tindakan keperawatan bersama-sama dengan

keluarga dan berdasarkan kemampuan dan sumber daya keluarga (Susanto,

2012:62).

Perumusan diagnosa keperawatan dalam asuhan keperawatan keluarga

pada keluarga Tn. “I” didapatkan dua diagnosa keperawatan yaitu gangguan

rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal

masalah keselahatan dan bersihan jalan nafas berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan rumah yang

sehat. Berdasarkan dari hasil skoring gangguan rasa nyaman menjadi diagnosa

prioritas dengan skor 3,76 dengan pembenaran asam urat Tn. I 9,5 mg/dl bila

tidak ditanganai lebih lanjut dapat menimbulkan gejala yang lebih serius,

sedangkan bersihan jalan nafas dengan skor 3,17 dengan pembenaran keluarga

tidak memerlukan penanganan segera hanya perlu memodifikasi dan

pemeliharaan keluarga.

C. Perencanaan Keperawatan

Menurut Susanto (2012). Perencanaan keperawatan keluarga merupakan

kumpulan tindakan yang ditetukan oleh perawat bersama sasaran yaitu keluarga

untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah keperawatan

yang telah diidentifikasikan dapat diselesaikan. Kualitas rencana keperawatan

keluarga sebaiknya berdasarkan masalah yang jelas, harus realitas, sesuai

dengan tujuan, dibuat secara tertulis, dan dibuat bersama keluarga. Dalam

perencanaan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang harud dilakukan

perawat keluarga yaitu penyusunan tujuan, mengidentifikasi sumber-sumber,

81
mendefinisikan pendekatan alternatif, memilih interfensi perawatan. Dan

penyusunan prioritas.

Pada tahap perencanaan penulismendapatkan dukungan, sumber dan

referensi yang ada dalam pembuatan rencana asuhan keperawatan pada

keluarga Tn. "I" khusunya Tn. “I” dengan gangguan system imunologi arthritis

gout. Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan perilaku

klien atau keluarga yang dapat diukur, yang menunjukkan status yang

diinginkan (berubah atau dipertahankan) setelah asuhan keperawtan diberikan

(Alfaro, 1994). Tujuan keperawatan harus mewakili status yang diinginkan

yang dapat dicapai atau dipertahankan melalui program intervensi keperawatan

(mandiri) (Carpenito,1989). Jika tujuan keperawatan tidak tercapi, perawat

harus mengevaluasi ulang diagnosa dan memperbaiki tujuan dan rencana

asuhannya (Susanto, 2012).

Tidak ditemukan kendala dalam perencanaan karena klien dan keluarga

sangat kooperatif dan mau bekerja sama. Tidak terdapat kesenjangan antara

teori dengan Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan. Rencana Tindakan

keperawatan yang terdapat pada karya tulis ilmiah ini pada dasarnya

disesuaikan pada kondisi klien dan fasilitas yang ada serta disesuaikan juga

dengan sumber buku perencanaan asuhan keperawatan keluarga pada keluarga

Tn. “I” khususnya Tn. “I” dengan gangguan system imunologi arthritis gout.

Diagnosa yang diangkat yaitu Gangguan rasa nyaman berhubungan

dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Penulis dan

keluarga merencanakan untuk melakukan edukasi kesehatan tentang masalah

82
arthritis gout mulai dari pengertian sampai manfat sarana fasilitas kesehatan.

Penulisa juga mendemonstrasikan cara kompres dingin dan cara membuat

ramuan tradisional untuk meredakan nyeri dan menurunkan kadar Arthritis

Gout. Keluarga mengatakan setuju dengan rencana tindakan lainnya yang

bersifat anjuran dan motivasi. Faktor pendukung untuk mengadakan renvcana

tindakan tersebut adalah istri klien Ny. M mempunyai harapan terhadap

kesembuhan Tn. “I”, faktor penghambat untuk rencana tindakan yaitu Tn. “I”

sering masuk tambak.

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan keluarga merupakan pelaksanan dari rencana

asuhan keperawatan yang telah disusun perawat bersama keluarga. Inti

pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan keluarga adalah perhatian. Jika

perawat tidak meliliki falsafah untuk memberi perhatian, maka tidak mungkin

perawat perawat dapat melibatkan diri bekerja dengan keluarga. Perawat pada

tahap ini menghadapi kenyataan dimana keluarga mencoba segala daya cipta

dalam mengadakan perubahan versus frustasi sehingga tidak dapat berbuat apa-

apa. Perawat harus membagikan keinginan untuk kerja sama melaksanakan

tindakan keperawatan (Debora, 2017).

Implementasi keperawatan keluarga dilakukan selama ± 3 minggu dengan

kunjungan sebanyak 5 kali kunjungan. Faktor pendukung terlaksananya

implementasi keperawatan keluarga pada klien Tn. “I” yaitu istri klien ingin

mengetahui lebih lanjut tentang arthritis gout. Tidak ada kendala pada saat

tindakan keperawatan berlangsung, setelah melakukan implementasi yang telah

83
direncanakan penulisa meninggalkan media seperti leaflet pada keluarga

dengan harapan keluarga lebih paham dan mengerti tentang arthritis gout.

E. Evaluasi Keperawatan

Menurut Susanto (2010:67), Evaluasi keperawatan merupakan suatu

langkah dalam menilai hasil asuhan yang dilakukan dengan membandingkan

hasil yang dicapai berupa respon keluarga terhadap tindakan yang di lakukan

dengan indikator yang di tetapkan: hasil asuhan keperawatan dapat diukur

melalui: keadaan fisik, sikap/psikologis, pengetahuan dan kelakukan belajar,

perilaku kesehatan. Evaluasi dibuat berdasarkan tujuan khusus yang ada pada

rencana keperawatan keluarga, ada evaluasi yang tidak dilakukan dalam 45

menit melainkan butuh beberapa hari seperti efektifitas ramuan yang diminum.

Keberhasilan evaluasi disebabkan pada efektifitas intervensi yang

dilakukan penulis dan keluarga. Keefektifan intervensi dilihat dari respon

keluarga dan hasil disesuaikan dengan tujuan yang telah dirumuskan. Evaluasi

untuk diagnosa gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ketidakmampuan

keluarga mengenal masalah kesehatan, keluarga mampu mengenal masalah

kesehatan, respon verbal keluarga mampu menyebutkan pengertian arthritis

gout, penyebab arthritis gout, tanda dan gejala arthritis gout diakhir kunjungan

pertama, keluarga mampu menyebutkan akibat arthritis gout diakhir kunjungan

kedua. Respon afektif keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk

merawat anggota keluarga yang sakit diakhir kunjungan kedua. Respon

psikomotorik keluarga mampu mendemonstrasikan cara perawatan pada

penderita arthritis dengan kompres dingin untuk menghilangkan rasa nyeri dan

84
membuat ramuan tradisional untuk menurunkan kadar asam urat pada akhir

kundungan ketiga. Keluarga mampu menyebutkan cara memelihara lingkungan

yang kondusif dan cara mencegah arthritis gout pada akhir kunjungan keempat.

Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan Kesehatan pada kunjungan

kelima.

85
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian pada Bab sebelumnya, maka penulis mengumpulkan

beberapa hal yang merupakan bagian penting dalam proses keperawatan pada klien

Tn. “I” dengan “Arthritis gout” di RT 003 Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan

Tarakan Tengah Kota Tarakan yang dilaksanakan pada tanggal 03 sampai 20 juni

2020, maka penulis membagi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran.

A. Kesimpulan

1. Pada pengkajian Tn.“I” dengan masalah utama “Arthritis Gout” penulis

mendapatkan data yang mendukung diangkatnya masalah tersebut yaitu

Kesadaran: GCS: Compos mentis, TD: 130 mmHg, P: 20 x/menit, S: 36ºC,

N: 86 x/menit, tubuh teraba hangat, tidak terdapat takikardi maupun

bradikardi serta menggigil. Klien mempunyai riwayat penyakit maag,

Terdapat nyeri otot/ tulang, kekuatan otot 4/2 4/4, RPS atas bebas, RPS

bawah terbatas/kelemahan (kanan). Klien mengatakan badan pegal-pegal,

2 hari yang lalu klien ke dokter praktek dan klien mengatakan kolesterol

tinggi hingga 300 mg/dL dan asam urat 9,5 mg/dL. Serta kaki klien

pincang diakibatkan oleh asam uratnya. Tahap perkembangan keluarga

adalah keluarga dengan anak remaja dimana, Tn. “I” memiliki dua anak,

Anak pertamanya laki-laki berusia 14 tahun yang masih bersekolah dan

berstatus sebagai pelajar SLTP, serta anak terakhir perempuan berusia 1

tahun 6 bulan dimana Tn. “I’ mempersiapkan dan membantu anaknya


berinteraksi/bersosialisasi dengan teman sebayanya. Tingkat kemandirian

keluarga Tn. “I” adalah tingkat 2 dengan kriteria 1 sd 5.

2. Rencana keperawatan yang penulis susun berdasarkan pada diagnosa yang

ditemukan pada Tn. “I” disesuaikan dengan teori dan kondisi serta situasi

klien dan disesuaikan juga dengan kemapuan serat sarana dan prasarana

yang ada, serta telah dialakukan penentuan prioritas diagnosa keperawatan

keluarga, skoring masalah keperawatan, penetapan tujuan umum dan

khusus, penetapan evaluasi kriteria dan standar berdasarkan buku, serta

rencana tindakan keperawatan.

3. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga pada Keluarga Tn. “I”

Khususnya Tn. “I” disesuaikan pada rencana yang telah dibuat

berdasarkan tujuan khusus pada rencana keperawatan keluarga yang

disesuikan dengan waktu pelaksanaan tindakan.

4. Penulis melakukan evaluasi keperawatan secara sumatif dan formatif.

Evaluasi formatif dilakukan secara terus-menerus untuk menilai setiap

tindakan keperawatan yang telah dilakukan, sedangkan evaliasi sumatif

ditampilkan dalam bentuk SOAP untuk menilai apakah masalah teratasi

atau tidak. Dari hasil evaluasi didapatkan diagnosa keperawatan keluarga

yang muncul pada Tn. “I” dengan “Arthritis Gout”, gangguan rasa nyaman

teratasi dengan intervensi dilanjutkan oleh keluarga.

87
B. Saran

Penulis memberikan saran kepada beberapa pihak terkait, diharapkan dapat

membantu dalam memberikan Asuhan Keperawatan Keluarga pada

Keluarga Tn. “I” khususnya Tn. “I” dengan Gangguan Sistem Imunologi

Arthritis Gout di RT 003 Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan Tarakan

Tengan Kota Tarakan.

1. Puskesmas

Diharapkan agar pihak puskesmas mempetahankan dan meningkatkan

dalam pemberikan pelayanan kesehatan yang baik dan bisa lebih optimal

dengan pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga melalui kunjungan

rumah, agar bisa terjadinya pelayanan asuhan keperawatan keluarga

khususnya kasus arthritis gout.

2. Institusi pendidikan

Kepada pihak Institusi Pendidikan agar dapat meningkatkan fasilitas

berupa buku-buku yang terbaru dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan

arthritis gout dan asuhan keperawatan keluarga sehingga mahasiswa mudah

untuk melakukan penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Klien dan keluarga

Diharapkan dapat menjaga pola hidup sehat dan dapat menerapkan

implementasi yang telah diajarkan serta menjaga pola makan atau diet

tinggi purin untuk mencegah terjadinya arthritis gout.

88
DAFTAR PUSTAKA

Bruuner & Suddarth. 2013. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
Volume 2. Jakarta: EGC
Damasinta, H., & Fitriyani, P. 2014. Pengetahuan dan Perilaku Keluarga dalam
Merawat Anggota Keluarga dengan Gout di Kelurahan Pancormas Kota
Depok, 1–8.
Engel, B., Just, J., Bleckwenn, M., & Weckbecker, K. 2017. Treatment options for
gout. Deutsches Arzteblatt International, 114(13), 215–222.
https://doi.org/10.3238/arztebl.2017.0215
Harrold, L. R., Mazor, K. M., Peterson, D., Naz, N., Firneno, C., & Yood, R. A.
(2012). Patients knowledge and beliefs concerning gout and its treatment: A
population based study. BMC Musculoskeletal Disorders, 13.
https://doi.org/10.1186/1471-2474-13-180
Muwarni, A. (2014). Keperawatan keluarga& aplikasinya. Yogyakarta: penerbit
fitramaya.
Nurarif, H.A & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Keperawatan Praktis Berdasarkan
Penerapan Diagnosa NIC, NOC Dalam Beberapa Kasus Edisi Revisi Jilid 2.
Jogjakarta: Medication
Purwanto. H. 2016. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: Pusdik SDM
Kesehatan
Riskesdas. 2019. Laporan Provinsi Kalimantan Utara Tahun 2018.
Setyowati, S. Murwani, A. 2010. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan
Aplikasi Kasus. Yogyakarta: Mitra Cendikia
Susanto, t. 2012. Buku ajar keperawatan keluarga: aplikasi teori pada praktik
asuhan keperawatan keluarga. Jakarta: trans info media
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI
van Onna, M., Hinsenveld, E., de Vries, H., & Boonen, A. 2014. AB0837
Patients' Knowledge and Perspectives about Gout and Adherence to
Uric-Acid Lowering Therapy: A Qualitative Study. Annals of the Rheumatic
Diseases, 73(Suppl 2), 1079 LP – 1079.
WHO. 2015. A Global Brief On Uric Acid. Geneva.
Widagdo, W & Khalifah, S.N. 2016. Keperawatan Keluarga Dan Komunitas.
Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai