Anda di halaman 1dari 5

List pertanyaan kelompok 14 Ca serviks & Ca Endometrium

1. Tolong kelompok paparkan hubungan antara pemakaian pil kb dapat mengakibatkan terjadinya
kanker serviks?dan bagaimna edukasi kita sebagai perawat terhadap masalah ini (Kezia)

Jawab :

Secara alami, kontrasepsi hormonal mengandung sintetis dari dua hormon yang diproduksi
secara alami dalam tubuh wanita yaitu estrogen dan progestin.
"Estrogen dianggap sebagai karsinogenik dan memicu berbagai jenis kanker termasuk
payudara, ovarium dan juga leher rahim (serviks)
peningkatan esterogen sebagai karsinogenik ini tidak menjadi penyebab utama untuk
kanker serviks. Melainkan hanya menjadi pemicu. Itupun jika digunakan dalam jangka waktu
lama,

sehingga edukasi yang tepat adalah Menggunakan alat kontrasepsi oral sebaiknya selama 1
tahun, dapat mengurangi risiko kanker endometrial. Namun, setiap alat kontrasepsi oral
memiliki efek samping. Diskusikan manfaat dan risiko dengan dokter sebelum
menggunakannya.

2. Apa yang menyebabkan sehingga wanita yang tidak pernah melahirkan lebih beresiko ca
endometrium dan apa yang dapat dilakukan untuk deteksi dini ca endometrium (Arini)

Jawab :

Pada kondisi tertentu, penebalan dinding rahim mungkin saja terjadi. Kondisi ini
bukanlah kanker, namun wanita yang mengalaminya lebih berisiko mengalami kanker .

Dinding rahim terdalam dibentuk dari lapisan endometrium. Lapisan yang banyak mengandung
pembuluh darah ini mengalami perubahan seiring dengan naik-turunnya hormon estrogen di
sepanjang siklus haid.

Di awal siklus, hormon estrogen yang dihasilkan oleh ovarium membuat endometrium
bertumbuh dan menebal. Tujuannya agar rahim siap menerima embrio atau bakal janin jika
terjadi kehamilan. Karena ovulasi––yaitu saat sel telur dilepaskan dari salah satu ovarium––
kadar hormon progesteron mulai meningkat.

Jika kehamilan tidak terjadi, kadar kedua hormon tersebut akan menurun. Penurunan kadar
progesteron, khususnya, akan memicu luruhnya endometrium, yang tampak sebagai darah
haid.

Pada kasus yang berat, fungsi dan bentuk sel endometrium bisa berubah, sehingga berpotensi
menjadi kanker 
3. Jelaskan komplikasi yg dapat terjadi pada kanker endometrium
dan kelompok jelaskan cara pencegahan pada pasien yang mengalami kanker endometrium
(Diana Kel

Jawab :

Komplikasi yang mungkin terjadi akibat kanker endometrium, di antaranya


adalah:
- Anemia, yang disebabkan perdarahan vagina.
- Robekan (perforasi) pada rahim, yang mungkin muncul selama biopsi endometrium atau
kuret.
- Efek samping dari kemoterapi dan radioterapi, seperti mual dan muntah, hilangnya nafsu
makan, konstipasi, rambut rontok, serta muncul ruam.

Pencegahan kanker Endometrium :


 Lakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin, seperti pemeriksaan panggul dan pap
smear. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter mendeteksi adanya gangguan atau tanda
abnormal lainnya.
 Pertimbangkan untuk menggunakan pil KB. Menggunakan alat kontrasepsi oral setidaknya
selama 1 tahun, dapat mengurangi risiko kanker endometrial. Namun, setiap alat kontrasepsi
oral memiliki efek samping. Diskusikan manfaat dan risiko dengan dokter sebelum
menggunakannya.
 Menjaga atau mempertahankan berat badan ideal, karena obesitas dapat meningkatkan
risiko kanker endometrium. Konsumsilah makanan yang rendah kalori dan lemak jenuh.
 Olahraga secara rutin. Usahakan untuk berolahraga selama 30 menit setiap hari.
 Diskusikan risiko dan manfaat terapi hormon setelah menopause. Penggunaan terapi
hormon, terutama kombinasi progestin dan estrogen, dapat meningkatkan risiko kanker
payudara.

4. Pada klasifikasi Klmpk sdh paparkn jenis stadium


Na pada stadium 1A bgmaina pencegahannya pada jenis stadium tersebut ,sehingga stadium
tersebut tidak terus menyebar yg menyebabkn tingkat stadium lbh meningkt ( Delviana)
Jawab :

Sebenarnya sangat penting untuk melakukan pemeriksaan skrining atau deteksi dini
rutin, seperti pap smear, guna mendeteksi kanker serviks secara dini. Semakin rendah stadium
kanker serviks saat ditemukan, semakin tinggi harapan hidup pasien.

Kanker serviks stadium 1A merupakan bentuk awal dari tahap 1. Sel kanker yang muncul
pada tahap ini adalah sel kanker dalam jumlah kecil sudah menyerang serviks dan hanya bisa
dilihat di bawah mikroskop.
Tahap ini dibagi lagi menjadi:
 Stadium IA1: Sel kanker sudah menyerang jaringan serviks dengan kedalaman <3 mm
dan mempunyai lebar <7 mm
 Stadium IA2: Sel kanker sudah ada di jaringan serviks dengan kedalaman antara 3-5 mm
dan lebar <7 mm

Therapi yang diberikan pada stadium IA :

Pengobatan terhadap kanker serviks meliputi bedah, kemoterapi, radioterapi, atau


kombinasi ketiganya. Metode yang dipilih tergantung kepada beberapa faktor, yaitu stadium
kanker, jenis kanker, serta kondisi kesehatan pasien. Sejumlah pengobatan yang dapat
dilakukan pada kanker

Untuk alternate pengobatannya :

1) Total histerektomi dengan atau tanpa bilateral salpingoophorectomy,


2) Konisasi yaitu mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan
epitel serta kelenjarnya,
3) Histerektomi radikal yang dimodifikasi dan penghilangan kelenjar getah bening,
4) Terapi radiasi internal.

5. Pemeriksaan penunjang dan penatalaksana utama apa yg harus dilakukan utk pasien yg di
diagnosa ca serviks. Tlog klmpk jelaskan (bernadetha)

1. IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat)


2. Pap smear
3. Biopsi Serviks
4. Pemeriksaan lain untuk mendeteksi adanya Meta stasis seperti : CT scan, Xray, MRI ,Pet
scan, IVP, Protoscopy

Penatalaksanaannya :

Penatalaksanaan kanker serviks dilakukan berdasarkan stadium kanker tersebut.


Modalitas terapi dapat berupa pembedahan, kemoterapi dan radioterapi. Selain terapi definitif
kanker, dibutuhkan terapi suportif seperti perbaikan kondisi umum dan terapi paliatif pada
pasien kanker stadium lanjut untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.

Stadium Terapi Standar


Stadium IA1 Histerektomi simpel
Stadium IA2 Histerektomi simpel atau radikal dan limfadenektomi pelvis bilateral
Stadium IB1 Histerektomi simpel atau radikal dan limfadenektomi pelvis bilateral atau radioterapi
Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan limfadenektomi pelvis bilateral dengan
Stadium IB2
atau tanpa adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIA1 Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan limfadenektomi pelvis bilateral dengan
atau 2 atau tanpa adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIB1 Kemoradiasi atau radikal histerektomi dan limfadenektomi pelvis bilateral dengan
atau 2 atau tanpa adjuvan radioterapi atau kemoterapi
Stadium IIIA Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IIIB Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IVA Kemoradiasi atau radioterapi
Stadium IVB Radioterapi atau kemoterapi paliatif

6. Apakah wanita yg blm pernah melakukan hub.seks bisa terkena Ca serviks dan adakah cara
untuk mencegah terjadinya ca serviks (heldiana)

Dengan melakukan hubungan seksual yang aktif dan tanpa pengaman, seorang wanita berisiko
untuk mengidap kanker serviks lebih tinggi dibandingkan yang tidak melakukannya. Hal
tersebut disebabkan oleh virus human papillomavirus (HPV) yang umum terjadi karena
hubungan intim vaginal atau anal
Sedangkan untuk yang tidak pernah berhubungan Intim apakah akan beresiko juga ,
jawabannya tetap Ya walaupun kemungkinannya sangat kecil, dan tetap dikarenakan oleh
infeksi HPV jika kebersihan area Vagina tidak terjaga dengan baik

Cara pencegahannya
Lakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin, seperti pemeriksaan panggul dan pap
smear. Pemeriksaan ini dapat membantu dokter mendeteksi adanya gangguan atau tanda
abnormal lainnya.
 Berhubungan seks secara aman. Gunakan kondom dan hindari berhubungan seksual
dengan berganti pasangan.
 Menerima vaksin HPV. Vaksin HPV dapat diberikan pada wanita usia 9-26 tahun. Vaksin
ini akan lebih efektif bila diberikan sebelum aktif secara seksual.
 Rutin menjalani pap smear. Menjalani pap smear secara rutin berdasarkan usia
membuat kondisi serviks selalu terpantau. Sehingga bila terdapat kanker, akan lebih
mudah ditangani sebelum berkembang lebih lanjut.
 Tidak merokok.

Anda mungkin juga menyukai