Anda di halaman 1dari 96

HALAMAN SAMPUL

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG


PENGGUNAAN OBAT TETES MATA DI KELURAHAN
PANGGUNG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Derajat Ahli
Madya

Oleh :
SATYA WULAN ARTIANTI PANGKEY
17080070

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2020
HALAMAN JUDUL
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG
PENGGUNAAN OBAT TETES MATA DI KELURAHAN
PANGGUNG

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Derajat Ahli
Madya

Oleh :
SATYA WULAN ARTIANTI PANGKEY
17080070

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
2020

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG

PENGGUNAAN OBAT TETES MATA DI KELURAHAN

PANGGUNG

Oleh:

SATYA WULAN ARTIANTI PANGKEY

17080070

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc.,Apt Meliyana Perwita Sari, M.Farm.,Apt


NIDN. 0611108102 NIDN. 0610079003

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :


NAMA : SATYA WULAN ARTIANTI PANGKEY
NIM : 17080070
Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi
Judul Karya Tulis Ilmiah : Tingkat Pengetahuan Masyarakat tentang
Penggunaan Obat Tetes Mata di Kelurahan
Panggung

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya
Farmasi pada Jurusan / Program Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
TIM PENGUJI

a. Penguji 1 : Inur Tivani. S,Si.,M.Pd. (...............................)

b. Penguji 2 : Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc.Apt (................................)

c. Penguji 3 : Meliyana Perwita Sari, M.Farm.,Apt (................................)

Tegal, 25 April 2020


Progam Studi DIII Farmasi
Ketua Program Studi,

Heru Nurcahyo, S.Farm.,M.sc.,Apt


NIDN. 09.011.063

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILTAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri,


dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang di rujuk
sesuai dengan kode etik ilmiah

NAMA : Satya Wulan Artianti Pangkey

NIM : 17080070
Tanda Tangan :

Tanggal : 25 April 2020

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Nama : SATYA WULAN ARTIANTI PANGKEY
NIM : 17080070
Jurusan / Progam Studi : DIII Farmasi
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Non ekslusif (None-exclusive
Royality Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul : TINGKAT
PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG PENGGUNAAN OBAT TETES
MATA DI KELURAHAN PANGGUNG
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalty / None
eksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan, mengalih media
/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan
mempublikasi karya ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis / pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Politeknik Harapan Bersama Tegal


Pada Tanggal : Mei 2020

Yang menyatakan

(SATYA WULAN ARTIANTI PANGKEY)

vi
MOTTO

“EVERYDAY IS RACE,
THE LAST BUT NOT LEAST”

(Anonymous)

‘Setiap hari langkah kehidupan begitu cepat, bagaikan pembalap berebut dan

melaju menjadi nomor satu, tetapi terakhir bukanlah yang terburuk.”

-Wulan-

“SUCCES IS THE ABILITYB TO GO FROM ONE FAILURE TO ANOTHER WITH

NO LOSS OF ENTHUSIASM”

(Sir Winston Churchill, Great Britain Prime Ministeron World War II)

“Kegagalan adalah kemampuan untuk beranjak sari satu kegagalan ke kegagalan

yang lain tanpa kehilangan keinginan untuk berhasil”

vii
PERSEMBAHAN

- Ibu dan Alm Ayah tercinta –


Ayah & Ibuku telah melaksanakan amanatMu & menyampaikan kasih
sayangMu maka kasihlah mereka seperti Kamu mengasihi kekasih-
kasihMu. Kepada Alm. Ayahku tercinta tugas akhir ini kupersembahkan,
tiada kata yang bisa ku ucapkan lagi selain doa terbaik untukmu

- Adik dan Semua Keluarga -


Adik tercinta dan semua keluarga terutama Yangtiku tersayang yang telah
memberi dukungan dan yang selalu mendoakan tanpa kalian aku bukan apa-
apa

- Bapak dan Ibu Dosen –


Terimakasih untuk Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing saya selama
menjadi mahasiswa di Politeknik Harapan Bersama

- Imam Dwi Khamim Putra dan Sahabat-sahabatku -


Terimakasih selalu memberikan semangat, dukungan dan doanya . Untuk
sahabat-sahabatku yang telah membantu dalam penulisan karya tulis ini serta
selalu memberi semangat dan motivasi selama kuliah di Politeknik Harapan
Bersama Kota Tegal

viii
PRAKATA

Segala puji dan syukur senantiasa penulis harapkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan atas
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat-sahabatnya. Atas
perjuangan dan bimbingan beliaulah hari ini kita bisa menghirup udara di alam yang
penuh dengan Nur ilmu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhir ini tidak mungkin


terselesaikan tanpa petunjuk, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk
itu dengan segala kerendahan hati, penulis haturkan ucapkan terima kasih yang
sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Ir.Mc. Chambali, B.Eng, EE, M.Kom, selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama.
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc.,Apt.,, selaku Ketua Progam Studi Prodi
DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama.
3. Ibu Rosaria Ika Pratiwi, M.Sc.Apt, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memerikan bantuan dan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan Tugas
Akhir ini.
4. Meliyana Perwita Sari, M.Farm.,Apt selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bantuan dan bimbingan hingga terselesaikannya penyusunan Tugas
Akhir ini.
5. Teman-teman baik di kampus maupun di rumah, yang telah memberikan
dorongan dan semangat serta semua pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, turut membantu selesainya Tugas Akhir ini.

ix
INTISARI

Pangkey, Satya Wulan Artianti., Pratiwi, Rosaria Ika., Sari, Meliyana Perwita.,
2020. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penggunaa Obat Tetes Mata
Di Kelurahan Panggung.
Tingkat pengetahuan yang baik akan membuat mudah setiap individu untuk
memperoleh informasi termasuk informasi penggunaan sediaan obat tetes mata.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat
Kelurahan Panggung. Penggunaan tetes mata yang tidak tepat oleh masyarakat,
meliputi cara penggunaan tetes mata, penyimpanan obat tetes mata, penyimpanan
obat tetes mata dan dosis pengunaan obat tetes mata. Sehingga diperlukan penelitian
lebih lanjut tentang pengetahuan tentang penggunaan obat tetes mata.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sampel pada penelitian ini adalah
masyarakat Kelurahan Panggung yang telah memiliki kriteria inklusi dan eksklusi
dengan jumlah responden sebanyak 91 orang yang telah memiliki kriteria inklusi dan
ekslusi. Pengambilan sampel dilakukan quota sampling. Alat yang digunakan pada
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner menggunakan skala ordinal dan nominal
sedangkan analisis data menggunakan univariat ada 3 kriteria tingkat pengetahuan
yaitu 76%-100% pengetahuan baik, 56%-75% pengetahuan cukup, <56%
pengetahuan kurang. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Berdasarkan hasil penelitian ini tingkat pengetahuan responden yaitu kategori
baik 14,3%, pada kategori cukup 73,6% dan kategori kurang 12,1%

Kata kunci : Tingkat pengetahuan, Penggunaan obat tetes mata, Kelurahan


Panggung

x
ABSTRACT

Pangkey, Satya Wulan Artianti., Pratiwi, Rosaria Ika., Sari, Meliyana Perwita.,
2020. The Level of Public Knowledge about the Use of Eye Drops in the Panggung
Village.

A good level of knowledge will make it easy for each individual to obtain
information including information on the use of eye drops. The purpose of this
research wass to determine the level of knowledge of the Panggung Village
community. Inappropriate use of eye drops by the community, including how to use
eye drops, storage of eye drops and dosage of eye drops. So that further research was
needed on the knowledge of using eye drops.
This type of research was descriptive. The sample in this research was the
Panggung Village community who already have inclusion and exclusion criteria with
a total of 91 respondents who already have inclusion and exclusion criteria.
Sampling was carried out quota sampling. The tool used in this research was a
questionnaire. The questionnaire uses ordinal and nominal scales while data analysis
uses univariate there were 3 criteria for the level of knowledge that is 76% -100%
good knowledge, 56% -75% sufficient knowledge, <56% less knowledge. Data
analysis was done by using univariate analysis.
Based on the results of this research, good respondent's knowledge is as much
as 14.3%, in the sufficient category is as much as 73.6% and 12.1% is less category.

Keywords: Knowledge Level, The use of eye drops, Panggung Village

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................................. i


HALAMAN JUDUL..................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN...................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILTAS............................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................... vi
MOTTO ...................................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...................................................................................................... viii
PRAKATA ................................................................................................................... ix
INTISARI...................................................................................................................... x
ABSTRACT ................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
BAB I ............................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 4
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 4
1.6 Keaslian Penelitian .............................................................................................. 6
BAB II ........................................................................................................................... 7
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 7
2.1 Pengetahuan.................................................................................................... 7
2.1.1 Pengertian Pengetahuan .......................................................................... 7

xii
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ............................................................................... 7
2.1.3 Faktor Pembentuk Pengetahuan .............................................................. 9
2.2 Obat .............................................................................................................. 12
2.2.1 Pengertian Obat ..................................................................................... 12
2.2.2 Penggolongan Obat ............................................................................... 12
2.3 Tetes Mata .................................................................................................... 16
2.3.1 Pengertian Mata .................................................................................... 16
2.3.2 Pengertian Obat Tetes Mata .................................................................. 16
2.3.3 Cara Penggunaan Obat Tetes Mata ....................................................... 17
2.3.4 Penyimpanan Obat Tetes Mata ............................................................. 20
2.3.5 Efek Samping Obat Tetes Mata ............................................................ 21
2.4 Kelurahan Panggung .................................................................................... 22
2.5 Kerangka Teori ............................................................................................. 24
2.6 Kerangka Konsep ......................................................................................... 25
BAB III ....................................................................................................................... 26
METODE PENELITIAN ............................................................................................ 26
3. 1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 26
3.1.1 Lingkup Ilmu......................................................................................... 26
3.1.2 Lingkup Waktu...................................................................................... 26
3.1.3 Lingkup Tempat .................................................................................... 26
3. 2 Rancangan dan Jenis Penelitian ................................................................... 26
3. 3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ....................................................... 27
3.3.1 Populasi ................................................................................................. 27
3.3.2 Sampel ................................................................................................... 27
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................................. 29
3. 4 Variabel Penelitian ....................................................................................... 29
3.5 Definisi Operasional ..................................................................................... 30
3.6 Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 31
3.6.1 Jenis Data .............................................................................................. 31
3.6.2 Cara Pengumpulan Data........................................................................ 32

xiii
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 33
3.7.1 Uji Validitas .......................................................................................... 33
3.7.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 33
3.8 Pengolahan dan Analisa Data ....................................................................... 34
3.8.1 Pengolahan Data......................................................................................... 34
3.8.2 Analisis Data ......................................................................................... 36
3.9 Etika Penelitian ............................................................................................. 37
BAB IV ....................................................................................................................... 39
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................... 39
4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................................. 39
4.1.1 Uji Validitas .......................................................................................... 39
4.1.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 40
4.2 Karakteristik Responden .............................................................................. 40
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................... 41
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .......................... 42
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ................ 43
4.3 Hasil Jawaban pada Kuesioner ..................................................................... 45
4.4 Tingkat Pengetahuan Responden ................................................................. 50
4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan ................................................................... 53
BAB V......................................................................................................................... 57
PENUTUP ................................................................................................................... 57
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 57
5.2 Saran ............................................................................................................. 57
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 58
LAMPIRAN ................................................................................................................ 61
CURICULUM VITAE ................................................................................................ 77

xiv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian........................................................................................6

Tabel 2.1 Data Penduduk Kelurahan Panggung..........................................................23

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional..........................................................................30

Tabel 3.3 Skor Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan.........................................36

Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Tingkat Pengetahuan......................................................37

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Penggunaan Sediaan Tetes Mata.............39

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia................................................41

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.................................42

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir.......................43

Tabel 4.5 Distribusi Hasil Jawaban Responden Berdasarkan Presentase Jumlah

Jawaban pada Responden............................................................................45

Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Responden.................................................................51

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Dengan Usia.............................................53

Tabel 4.8 Distribusi Tingkat Pengetahuan Dengan Jenis Kelamin.............................54

Tabel 4.9 Distribusi Tingkat Pengetahuan Dengan Pendidikan Terakhir...................55

xv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas.....................................................................................13

Gambar 2.2 Logo Peringatan pada Obat Bebas Terbatas............................................14

Gambar 2.3 Logo Obat Bebas Terbatas.......................................................................14

Gambar 2.4 Logo Obat Keras......................................................................................15

Gambar 2.5 Logo Obat Psikotrpika dan Narkotika.....................................................16

Gambar 2.3 Kerangka Teori........................................................................................24

Gambar 2.4 Kerangka Penelitian.................................................................................25

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan……………………………………………....………62

Lampiran 2 Surat Ijin Pengambilan Data dan Penelitian KTI…………………….…63

Lampiran 3 Pernyataan Telah Selesai Melakukan Penelitian………………………..64

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Responden………………………………………...65

Lampiran 5 Kuesioner Sebelum Uji Validitas…………………………………….…66

Lampiran 6 Kuesioner Sesudah Uji Validitas……………………………………….67

Lsmpiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas………………………………………68

Lampiran 8 Karakteristik Responden………………………………………………..70

Lampiran 9 Rekapitulasi Responden………………………………………………...73

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian……………………………………………….76

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan.

Mengingat pentingnya organ mata, sangat diharapkan dalam setiap

penggunaan obat pada mata itu baik tetes mata baik tetes mata maupun salep

mata, sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar dan tepat untuk

menghindari efek samping yang bisa terjadi pada obat tersebut. Kerusakan

pada mata dapat berupa infeksi atau kerusakan pada fungsi organ dalam mata.

Pengobatan mata dapat dicapai dengan cara pemberian obat secara topikal,

penyuntikan lokal maupun sistemik. Pemilihan dan pemakaian obat yang tepat

sangat menentukan tingkat keberhasilan obat mata, sebaliknya kesalahan cara

penggunaan obat dan pemilihan obat yang tidak tepat dapat menggagalkan

maksud tujuan obat bahkan memperparah keadaan mata. Pengobatan mata

yang sering dilakukan di masyarakat salah satunya adalah dengan

menggunakan obat tetes mata (Akbar, 2010).

Berdasarkan Bank Data (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,

2013) jumlah pasien rawat inap konjungtivis di daerah rumah sakit

pemerintah tercatat sebesar 12,6% dan pasien rawat jalan konjungtivis sebesar

28,3%. Indonesia pada tahun 2014 diketahui dari 185.863 kunjungan ke poli

mata (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Angka

1
2

konjungtivitas di Jawa Tengah mencapai 2,5 % dari jumlah penduduk. Jawa

Tengah salah satu dari provinsi dengan prevalensi gangguan penglihatan

cukup tinggi (Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2019).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, obat tetes mata

pada saat ini banyak ditemukan kasus pada kesalahan penggunaan yang

dilakukan oleh masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, bahaya tetes mata yang terkontaminasi oleh

mikroorganisme bila digunakan dapat menyebabkan sumber penyakit pada

mata, contoh penyakit mata yang disebabkan mikroorganisme yaitu

konjungtivitis dan keratitis yang disebabkan oleh bakteri E.coli,

Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, dan Enterobacter. Pada

bakteri Pseudomonas aeruginosa juga menyebabkan infeksi pada kornea

hingga akan menyebabkan kehilangan penglihatan pada mata secara

keseluruhan dalam jangka waktu 24-48 jam (Biswell, 2010).

Sediaan obat tetes mata merupakan sediaan steril yang digunakan pada

mata sehingga dalam penggunaannya harus tepat agar tidak menimbulkan

bahaya yang tidak diinginkan. Berdasarkan keterangan tersebut, maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai tingkat pengetahuan

masyarakat tentang penggunaan tetes mata yang baik dan benar. Dengan

adanya pengetahuan yang cukup maka akan menumbuhkan rasa kesadaran

dan berlanjut pada kemauan yang diterapkan dalam perubahan perilaku


3

pengguna tetes mata menjadi perilaku pengguna tetes mata yang baik dan

benar.

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada

bulan September 2019 pada 10 orang di Kelurahan Panggung, didapatkan

informasi bahwa rata-rata masyarakat daerah tersebut telah menggunakan

tetes mata. Setelah dilakukan observasi pendahuluan tersebut, peneliti tertarik

untuk mengkaji lebih jauh tingkat pengetahuan masyarakat tentang cara

penggunaan sediaan obat tetes mata pada daerah tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang

Penggunaan Obat Tetes Mata di Kelurahan Panggung”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat tetes mata di Kelurahan

Panggung?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari – Maret 2020.

2. Penelitian ini bersifat dekskriptif kuantitatif dengan cara quota sampling.

3. Responden peneltian adalah masyarakat yang berada di RW. 01 Kelurahan

Panggung Kota Tegal yang telah memenuhi kriteria.


4

4. Pengukuran tingkat pengetahuan masyarakat Kelurahan Panggung yang

diukur melalui kuesioner.

5. Masyarakat yang pernah menggunakan tetes mata Penggunaan obat tetes

mata multi dose.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan

masyarakat tentang penggunaan obat tetes mata di Kelurahan Panggung.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan maanfaat sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pemenuhan syarat kelulusan

program studi D III Farmasi.

b. Menambah pengetahuan mengenai keilmuan di bidang sediaan obat

tetes mata serta meningkatkan kemampuan dalam penulisan karya

ilmiah.

c. Memberikan pemahaman teoritis seperti apa yang sudah dipelajari

selama proses penelitian, agar dapat diterapkan sejalan dengan

kegiatan praktisnya.

2. Bagi Pembaca

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian

selanjutnya terutama mengenai cara penggunaan sediaan obat tetes mata.


5

b. Memberikan gambaran secara umum mengenai cara penggunaan sediaan

obat tetes mata.

c. Memperluas pemahaman, mengenai cara penggunaan sediaan obat tetes

mata secara lebih khusus lagi.

3. Bagi Masyarakat

Penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat

mengenai cara penggunaan sediaan obat tetes mata.


6

1.6 Keaslian Penelitian

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian


No. Perbedaan Syarifah (2012) Azizah (2018) Pangkey (2019)

1. Judul Tingkat Pengetahuan dan Gambaran Tingkat Tingkat Pengetahuan


Penelitian Sikap Masyarakat tentang Pengetahuan Masyarakat Masyarakat Tentang
Penggunaan Tetes Mata Kelurahan Tunon Penggunaan Obat
yang Baik dan Benar Tentang Cara Tetes Mata di
Penggunaan Sediaan Kelurahan Panggung
Obat Tetes Mata
2. Sampel atau Pasien yang berobat di Masyarakat RW. 01 Masyarakat Kelurahan
subjek poliklink mata Rumah Kelurahan Tunon, Kota Panggung RW. 01
penelitian Sakit Haji Medan Tegal
3. Rancangan Jenis penelitian deskriptif Jenis penelitian Jenis penelitian
penelitian dengan rancangan cross deskriptif kuantitatif deskriptif kuantitatif
sectional. Cara dengan rancangan cross dengan rancangan
pengumpulan data sectional. Cara cross sectional. Cara
menggunakan kuesioner. pengumpulan data pengumpulan data
Jenis data primer. menggunakan kuesioner. menggunakan
Jenis data primer dan kuesioner. Jenis data
sekunder. primer dan sekunder.
4. Teknik Purposive sampling. Purposive sampling. Quota sampling.
Sampling
5. Tempat Poliklinik mata Rumah RW 01 Kelurahan RW 01 Kelurahan
Penelitian Sakit Haji Medan. Tunon Kota Tegal Panggung Kota Tegal.
6. Hasil Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini Hasil penelitian ini
Penelitian diketahui 52% responden diketahui 59% diketahui 14,3%
berpengetahuan baik, 30% responden responden
responden berpengetahuan berpengetahuan baik, berpengetahuan baik,
baik, dan 18% responden 37% responden 73,6% responden
berpengetahuan kurang bepengetahuan baik, dan berpengetahuan
4% responden cukup, dan 12,1%
berpengetahuan kurang responden
berpengatuhan kurang.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2014)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour).

Tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan (Notoatmodjo, 2014), yaitu:

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

7
8

Oleh sebab itu, tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling

rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat

mengintrepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atas materi dapat mnejelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap obyek yang dipelajari.

3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

pengguanaan hukum-hukum, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di

dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu

sama lain.
9

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

bentuk kemampuan menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang baru

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justfikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

2.1.3 Faktor Pembentuk Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai

berikut (Riyanto dan Budiman, 2013) :

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan

manusia meliputi upaya pengajaran dan pelatihan. Semakin cepat

menerima dan memahami suatu informasi sehingga pengetahuan

yang dimiliki juga semakin tinggi.


10

2. Informasi atau Media Massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan,

menganalisis dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu.

Informasi diperoleh dari pendidikan formal maupun nonformal

dapat memberikan pengarauh jangka pendek sehingga

menghasilkan perubahan dan peningkatan pengetahuan. Semakin

berkembangnya teknologi menyediakan bermacam-macam media

massa sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat.

Informasi mempengaruhi pengetahuan seseorang jika

sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka

akan menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan

seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan

menambah pengetahuan dan wawasannya.

3. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga

akan menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk

kegiatan tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi

pengetahuan seseorang.
11

Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang baik maka

pengetahuannya akan baik jika sosial budayanya kurang baik maka

pengetahuannya akan kurang baik. Status ekonomi seseorang

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena seseorang yang

memiliki status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang

tersebut akan sulit untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk

meningkatkan pengetahuan.

4. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan

kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun

tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh individu.

Lingkungan yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan

baik tapi jika lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang

didapat juga akan kurang baik

5. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain

maupun diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman

seseorang tentang suatu permasalahan akan membuat orang

tersebut mengetahui bagaimana cara menyelesaikan permasalahan

dari pengalaman yang didapat bisa dijadikan sebagai pengetahuan

apabila mendapatkan masalah yang sama.


12

6. Usia

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga

pengetahuan yang diperoleh juga akan semakin membaik dan

bertambah.

2.2 Obat

2.2.1 Pengertian Obat

Obat merupakan zat yang digunakan untuk pencegahan dan

penyembuhan penyakit serta pemulihan dan peningkatan kesehatan

bagi penggunanya (Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015)

2.2.2 Penggolongan Obat

Penggolongan obat bertujuan untuk meningkatkan keamanan

dan ketepatan penggunaan serta keamanan distribusi (Kementerian

Kesehatan Republik Indonesia, 2017).Penggolongan obat ini terdiri

atas:

1. Obat bebas

Obat bebas yaitu obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat

dibeli tanpa resep dokter. Obat ini ter golong obat yang paling

aman, dapat dibeli tanpa resep di apotik dan bahkan juga dijual di

warung-warung. Obat bebas biasanya digunakan untuk mengobati

dan meringankan gejala penyakit.


13

Tanda khusus untuk obat bebas adalah berupa lingkaran berwarna

hijau dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh: rivanol, tablet

paracetamol, bedak salicyl, multivitamin, dan lain-lain.

Gambar 2.1 Logo Obat Bebas


(Sumber : Widiana. W, 2017)

2. Obat bebas terbatas

Obat bebas terbatas adalah segolongan obat yang dalam

jumlah tertentu aman dikonsumsi namun jika terlalu banyak akan

menimbulkan efek yang berbahaya. Obat ini dulunya digolongkan

kedalam daftar obat W. Tidak diperlukan resep dokter untuk

membeli obat bebas terbatas. Disimbolkan dengan lingkaran biru

tepi hitam.
14

Biasanya obat bebas terbatas memiliki peringatan pada

kemasannya sebagai berikut:

Gambar 2.2 Logo Peringatan Pada Obat Bebas Terbatas


(Sumber : Fairuzly, 2012)

Contoh: obat antimabuk seperti antimo, obat anti flu seperti noza,

decolgen, dan lainlain.

Gambar 2.3 Logo Obat Bebas Terbatas


(Sumber : Widiana. W, 2017)

3. Obat keras

Obat keras adalah obat yang berbahaya sehingga

pemakaiannya harus di bawah pengawasan dokter dan obat hanya

dapat diperoleh dari apotek, puskesmas dan fasilitas pelayanan

kesehatan lain seperti balai pengobatan dan klinik dengan

menggunakan resep dokter. Obat ini memiliki efek yang keras

sehingga jika digunakan sembarangan dapat memperparah


15

penyakit hingga menyebabkan kematian. Obat keras dulunya

disebut sebagai obat daftar G. Obat keras ditandai dengan

lingkaran merah tepi hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K”

berwarna hitam. Contoh: antibiotik seperti amoxicylin, obat

jantung, obat hipertensi dan lain-lain.

Gambar 2.4 Logo Obat Keras


(Sumber : Widiana. W, 2017)
4. Psikotropika dan narkotika

Psikotropika merupakan zat atau obat yang secara alamiah

ataupun buatan yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh

secara selektif pada sistem syaraf pusat dan menyebabkan

perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Obat golongan

psikotropika masih digolongkan obat keras sehingga disimbolkan

dengan lingkaran merah bertuliskan huruf “K” ditengahnya.

Sedangkan narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman

atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat

menyebabkan perubahan kesadaran dari mulai penurunan sampai

hilangnya kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa

nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika


16

disimbolkan dengan lingkaran merah yang ditengahnya terdapat

simbol palang (+).

Gambar 2.5 Logo Obat Psikotropika dan Narkotika


( Sumber : Widiana. W, 2017)

2.3 Tetes Mata

2.3.1 Pengertian Mata

Mata merupakan organ yang diciptakan Tuhan dan termasuk salah satu

organ vital yang penting nilainya. Manusia dapat memperoleh

informasi sebanyak 80% hanya dengan melihat (Kurmasela, Saerang,

dan Rares, 2013). Mata berbentuk seperti bola, kecuali tonjolan yang

berada didepan mata yaitu tempat masuknya cahaya. Bagian luar mata

terdapat sebuah lapisan putih dan kaku, keras disebut sclera. Daerah

tonjolan mata terdapat lapisan transparan yang dilewati cahaya disebut

dengan kornea (Syaifuddin, 2012).

2.3.2 Pengertian Obat Tetes Mata

Larutan obat mata adalah larutan steril, bebas partikel asing

merupakan sediaan yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa hingga


17

sesuai digunakan pada mata (Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, 2014).

Sediaan obat mata (optalmika) adalah tetes mata (Oculoguttae),

salep mata (Oculenta), pencuci mata (Colyria) dan beberapa bentuk

pemakaian yang khusus (Lamella dan penyemprot mata) serta insert

sebagai bentuk depo yang ditetukan untuk digunakan pada mata utuh

atau terluka. Obat mata digunakan sebagai efek terapetik lokal (Lukas,

2012).

2.3.3 Cara Penggunaan Obat Tetes Mata

Cara penggunaan sediaan obat tetes mata adalah sebagai berikut

(Vaughan & Ashbury, 2010):

a. Posisikan kepala pasien mendongak ke atas.

b. Pegang palpebra inferior dibawah bulu mata dan tarik palpebral

menjauhi mata dengan hati-hati.

c. Berikan 1 tetes obat ke dalam cul-de-sac inferior yang paling dekat

dengan daerah yang “sakit”. Usahakan jangan sampai ujung botol

penetes menyentuh bulu mata ata pulpebra untuk mencegha

kontaminasi,

d. Agar cul-de-sac inferior menjadi lebih dalam, tarik pulpebra

inferior dengan hati-hati ditarik ke atas sampai menyentuh

pulpebra superior sambil mata melihat kebawah.


18

e. Pulpebra harus tetap ditutup selama 3 menit agar tidak berkedip,

yang akan memompa obat ke dalam hidung dan meningkatkan

absorpsi sistemik. Kepada pasien diperagakan cara menutup sistem

drainase lakrimal dengan menekan kuat sudut-dalam palpebra

yang sedang ditutup, bahkan tindakan ini lebih penting

dibandingkan penutupan palpebra.

f. Kelebihan obat di kantus medialis harus dihapus sebelum

penekanan dihentikan atau pulpebra dibuka. Pasien yang

mendapatkan beberapa macam obat tetes harus menunggu 10

menit antar-dosis sehingga obat pertama tidak terbilas keluar oleh

obat yang kedua.

Obat digunakan agar pasien dapat memperoleh kesembuhan

dari yang diderita. Dikatakan bahwa obat dapat memberikan

kesembuhan dari penyakit bila digunakan untuk penyakit yang cocok

dengan dosis dan cara pemakaian yang tepat agar tidak merugikan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan sediaan obat tetes

mata adalah sebagai berikut (Badan Pengawas Obat dan Makanan,

2012) :

a. Ujung alat penetes tidak diperbolehkan tersentuh oleh benda

apapun (termasuk mata) dan selalu ditutup rapat setelah

digunakan.
19

b. Petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan harus diikuti

dengan benar.

c. Cucilah tangan sebelum dan sesudah pemberian tetes mata

untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada

tangan.

d. Obat yang telah terbuka dan dipakai tidak boleh disimpan >30

hari untuk digunakan lagi, karena mungkin sudag

terkontaminasi dengan kuman.

e. Sebelum menggunakannya perhatikan tanggal kadaluarsa obat.

Tanggal kadaluarsa menunjukan bahwa sampai dengan tanggal

yang dimaksud, mutu dan kemurnian obat dijamin masih tetap

mmenuhi syarat. Tanggal kadaluarsa biasanya dinyatakan

dalam bulan dan tahun. Obat rusak merupakan obat yang

mengalami perubahan seperti: cairan menjadi keruh atau

timbul endapan, konsistensi berubah, warna atau rasa berubah,

botol plastik rusak atau bocor.

f. Tidak diperbolehkan menggunakan dua dosis sekaligus atau

dalam waktu yang berdekatan, jika terlupa memakai atau

minum obat, maka gunakanlah dosis yang terlupa segera

setelah ingat, tetapi jika hampir mendekati dosis berikutnya,

maka abaikan dosis yang terlupa dan kembali ke jadwal sesuai

aturan.
20

2.3.4 Penyimpanan Obat Tetes Mata

Cara penyimpanan obat tetes mata adalah sebagai berikut (Tribun

Jogja, 2016) :

a. Simpanlah obat ditempat yang kering dan sejuk atau kotak khusus

b. Simpan obat pada tempat yang yang tidak mudah dijangkau oleh

anak-anak.

c. Jangan meletakkan obat dalam mobil jangka waktu lama karena

perubahan suhu dapat merusak obat.

d. Jangan lupa untuk selalu menutup rapat botol atau salep agar udara

tidak masuk. Karena udara yang masuk bisa membawa bakteri dari

luar.

e. Obat tetes mata dan obat salep mata yang telah terbuka dan dipakai

jangan disimpan lebih dari 30 hari untuk digunakan lagi, karena

kemungkinan sudah tidak bebas kuman atau rusak. Sebaiknya

dicatat waktu kapan pertama kali obat digunakan.

f. Untuk menghindari infeksi, jangan gunakan obat tetes mata atau

obat salep mata pada lebih dari satu orang atau secara bergantian.

g. Untuk sediaan obat tetes mata kemasan minidose, jangan

dipergunakan 3x24 jam setelah dibuka.


21

2.3.5 Efek Samping Obat Tetes Mata

Efek samping yang ditimbulkan oleh tetes mata bersifat lokal,

artinya hanya berefek pada mata saja. Seperti mata merah, iritasi, dan

penglihatan yang kabur. Sebagian besar bahan medikasi pada tetes

mata dapat tertinggal didalam atau disekitar mata. Tetapi dalam

jumlah kecil, dapat juga berfek pada tubuh (American Academy of

Opthalmology, 2011).

Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah efek samping

adalah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017) :

a. Berikan perhatian khusus terhadap konsumsi obat dan dosisnya

pada anak dan bayi, usia lanjut, dan pasien-pasien yang juga

menderita gangguan ginjal, hati dan jantung.

b. Perhatikan petunjuk pada leaflet atau kemasan obat. Biasanya

tertera efek samping yang mungkin terjadi, dengan begitu kita

akan menjadi lebih waspada.

c. Perhatikan juga riwayat alergi yang terjadi. Bisa ditelusuri dari

riwayat alergi yang terjadi di keluarga maupun alergi obat yang

pernah terjadi.

d. Gunakan obat dengan indikasi yang jelas dan tepat, sesuai dengan

yang diresepkan dokter.


22

e. Hindari pengobatan dengan berbagai jenis obat dan kombinasi

sekaligus

f. Bila dalam pengobatan terjadi gejala penyakit baru, atau kondisi

malah tidak membaik, selalu ditelaah lebih dahulu, apakah

perubahan tersebut karena perjalanan penyakit, komplikasi,

kondisi pasien memburuk, atau justru karena efek samping obat

harus segera periksa ke dokter untuk mencegah hal yang tidak

dinginkan.

2.4 Kelurahan Panggung

Kelurahan Panggung merupakan salah satu kelurahan yang berada di

kecamatan Tegal Timur, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia.

Secara geografis terletak 6°864'381" Lintang Selatan dan 109°144'254" Bujur

Timur. Kelurahan Panggung merupakan salah satu dari 5 kelurahan yang ada

di Kecamatan Tegal Timur Kota Tegal dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut (Dishubkominfo, 2016):

a. Sebelah Utara : Laut Jawa

b. Sebelah Barat : Kelurahan Mangkukusuman atau Mintaragen

c. Sebelah Selatan : Kelurahan Slerok dan Kelurahan Kejambon

d. Sebelah Timur : Kabupaten Tegal

Luas wilayah Kelurahan Panggung adalah 223 ha yang dibagi

menjadi 14 Rukun Warga (RW) dengan 140 Rukun Tetangga (RT).


23

Berikut adalah demografi kelurahan panggung berdasarkan data per

Agustus 2019

1. Jumlah Kepala Keluarga : 8006

2. Penduduk Kelurahan dalam kelompok umur dan jenis kelamin

Tabel 2.1 Data Penduduk Kelurahan Panggung


Umur Laki-laki Perempuan Jumlah
0–4 1.665 1.750 3.405

Lanjutan Tabel 2.1 Data Penduduk Kelurahan Panggung


5–9 831 1.044 1.875
10 – 14 975 1.502 2.477
15 – 19 1.208 1.235 2.443
20 – 24 1.237 1.275 2.512
25 – 29 1.193 1.283 2.475
30 – 39 1.595 1.917 3.512
40 – 49 2.673 2.232 4.905
50 – 59 3.164 2.293 5.457
+60 842 1.049 1.891
24

2.5 Kerangka Teori

Kerangka teori pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor Pembentuk
Pengetahuan Tingkat Pengetahuan : Penggolongan obat :
a. Pendidikan 1. Obat Bebas
a. Tahu 2. Obat Bebas Terbatas
b. Informasi atau Media
Massa b. Memahami 3. Obat Keras
c. Sosial, Budaya dan 4. Psikotropik dan
c. Aplikasi
Ekonomi
Narkotik
d. Analisis (Kementerian Kesehatan
d. Lingkungan
e. Sintesis Republik Indonesia,
e. Pengetahuan
2017)
f. f. Evaluasi
Usia (Notoatmodjo, 2014)
(Riyanto dan Budiman,
2013)

Penggunaan Obat :
Tingkat Pengetahuan Tetes mata 1. Melalui rute oral
1. Pengertian Mata 2. Melalui rute
masyarakat tentang
(Syaifuddin, 2012) parenteral
penggunaan tetes mata 2. Pengertian Obat Tetes Mata 3. Melalui rute kulit
(Departemen Kesehatan RI, (Kementerian Kesehatan
a. Baik 76%-100% Republik Indonesia,
2014)
b. Cukup 56%-75% 3. Cara Penggunaan Tetes
c. Kurang <56% Mata
(Vaughan & Ashburry, 2010)
(Sugiyono, 2014)
4. Penyimpanan Obat tetes mata
(Tribun Jogja, 2016)
5. Efek Samping Obat Tetes Mata
(Kementerian Kesehatan RI,
2017)
Keterangan :
Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.7 Kerangka Teori


25

2.6 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian pada bab sebelumnya, maka kerangka

konsep dalam penelitian ini adalah :

Pengetahuan Masyarakat
Tentang Penggunaan
Sediaan Obat Tetes Mata

Karakteristik
Tahu ( know )
1. Usia (17-55 tahun)
1. Menyebutkan 2. Jenis Kelamin
2. Menguraikan (Laki-laki atau
3. Mendefinisikan Perempuan)
4. Mengatakan 3. Pendidikan (SD –
Perguruan Tinggi)

1. Baik (76%-100%)
2. Cukup (56%-75%)
3. Kurang (<56%)

Gambar 2.8 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3. 1 Ruang Lingkup Penelitian

3.1.1 Lingkup Ilmu

Ruang lingkup bidang ilmu yang diteliti adalah farmasi sosial

atau farmasi komunitas.

3.1.2 Lingkup Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2019 – Maret 2020

3.1.3 Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di RW 01 Kelurahan Panggung Kota Tegal.

3. 2 Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis deskriptif kuantitatif dengan rancangan cross

sectional. Penelitian cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan

waktu pengukuran atau observasi data variabel bebas dan tergantung hanya

satu kali pada satu saat (Notoatmodjo, 2012).

Penelitian ini menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat

tentang penggunaan obat tetes mata di Kelurahan Panggung.

26
27

3. 3 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2014).

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di RW. 01

Kelurahan Panggung. Jumlah populasi sebanyak 970 orang.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh pupulasi tersebut (Sugiyono, 2014). Sampel pada

penelitian ini adalah masyarakat RW. 01 Kelurahan Panggung

Ukuran sampel merupakan banyaknya sampel yang akan diambil

dari suatu populasi. Rumus yang digunakan dalam pengambilan

sampel ini adalah berdasarkan rumus Slovin yaitu :

Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah populasi

e2 = persentase kelonggaran ketidak telitian (10% = 0,1)


28

Jumlah populasi diambil pada bulan September 2019 sebanyak 970

warga masyarakat, dari data tersebut sehingga :

n=

n = 90,65 sampel (dibulatkan 91)

n = 91 yang digunakan

Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini sebanyak 91 orang

yang pernah menggunakan tetes mata dan telah memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Usia responden antara 17-55 tahun.

b. Responden bersedia mengisi kuesioner.

c. Responden tidak buta huruf.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Responden belum pernah menggunakan tetes mata.


29

b. Responden tidak mampu berkomunikasi dengan baik.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara

Quota sampling. Quota sampling merupakan penerapan sampel

dengan menentukan quota terlebih dahulu pada masing-masing

kelompok, sebelum quota terpenuhi, penelitian belum dianggap

selesai. Dimana setiap sampel yang ada dan memenuhi syarat kriteria

pemilihan dan sampel yang bersangkutan pernah menggunakan tetes

mata dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah sampel yang

diperlukan tercapai (Darmawan, 2014).

3. 4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini adalah tingkat pengetahuan masyarakat

Kelurahan Panggung tentang cara penggunaan sediaan obat tetes mata.

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik suatu penelitian

(Arikunto, 2010).
30

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Alat Kriteria Ukur Skala
Operasioal Ukur
Usia Usia Responden Kuesioner 17 – 25 tahun Interval
responden mengisi 26 – 35 tahun
yang identitas 36 – 45 tahun
memenuhi usia yang 46 – 55 tahun
kriteria terdapat (Departemen
dikuesioner Kesehatan Republik
Indoneisa, 2009)
Jenis Jenis Responden Kuesioner 1. Laki-laki Nominal
kelamin Kelamin mengisi 2. Perempuan
responden identitas
masyarakat jenis
Kelurahan kelamin
Panggung yang
terdapat di
kuesioner
Pendidikan Jenjang Responden Kuesioner 1. SD Ordinal
pendidikan mengisi 2. SMP
terakhir identitas 3. SMA
responden pendidikan 4. Perguruan Tinggi
sesuai terakhir
dengan yang
ijazah terdapat
terakhir yang dikuesioner
dimiliki
Pengetahuan Hasil Reponden Kuesioner 1. Ya : 1 Nominal
Setiap pengetahuan menjawab 2. Tidak : 0
Pernyataan responden kuesioner
yang diukur kemudian
dari setiap peneliti
pernyatan melakukan
pada skoring
kuesioner setiap
pernyatan
31

Lanjutan Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional


Tingkat Kemampuan Responden Kuesioner 1. Baik Ordinal
Pengetahuan responden mengisi 76%-100%
dalam kuesioner 2. Cukup
menjawab jawaban 56%-75%
pertanyaan benar 3. Kurang
dengan benar dengan skor <56%
terkait cara = 1 dan (Sugiyono, 2014)
penggunaan jawaban
sediaan obat salah
tetes mata. dengan skor
=0
Disribusi Distribusi Jawaban Kuesioner 1. Distribusi Tingkat Nominal
Tingkat antara tingkat pertanyaan Pengetahuan
Pengetahuan pengetahuan responden dengan Usia
dengan dihubungka 2. Distribusi Tingkat
karakteristik n dengan Pengetahuan
responden karakteristi dengan Jenis
k responden Kelamin
3. Distribusi Tingkat
Pengetahuan
dengan
Pendidikan
Terakhir

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan sekunder.

Data primer adalah data yang langsung diambil dari objek penelitian

(Mukhtar, 2011). Data primer dalam penelitian ini berupa hasil

penyebaran kuesioner kepada responden. Responden yaitu masyarakat

yang memenuhi kriteria. Sedangkan data sekunder merupakan data

primer yang telah diolah lebih lanjut, data disajikan baik oleh pihak
32

pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data sekunder pada

penelitian ini adalah dokumen yang didapat dari Kelurahan Panggung

Kota Tegal (Umar, 2011).

3.6.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan

kuesioner kepada responden dengan cara sebagai berikut :

a. Pengambilan data dilakukan di Kelurahan Panggung dengan

jumlah sampel 91 orang.

b. Peneliti mendatangi responden yang merupakan masyarakat di

RW. 01 Kelurahan Panggung

c. Peneliti memberikan penjelasan tentang penelitian ini, kemudian

meminta persetujuan responden untuk ikut dalam penelitian ini.

d. Peneliti memberikan lembar persetujuan kepada responden untuk

di isi.

e. Setelah responden selesai menandatangani persetujuan penelitian,

peneliti menjelaskan tentang tata cara pengisian kuesioner dan

pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam kuesioner sebelum

responden mulai mengisi kuesioner sendiri.

f. Cara mengukurnya dengan cara responden mengisi kuesioner yang

telah dibagikan yang terdiri dari dua pilihan jawaban. Jawaban

yang benar diberi skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0.
33

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2010). Uji

Validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukan sejauh mana

alat ukur yang digunakan dalam suatu penelitian. Uji validitas

bertujuan sebagai alat ukur yang valid sehingga dapat menjalankan

fungsi ukurnya dengan tepat, juga memiliki kecermatan tertinggi.

Kuisioner dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dengan taraf

signifikan 0,05 (Sugiyono, 2011).

Uji validitas dilakukan kepada 30 responden sehingga r tabel =

0,361. Hasil dari pengisian kuesioner diolah dengan menggunakan

aplikasi SPSS untuk mengetahui hasil kuesioner yang valid dan tidak

valid.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Uji Reliabitas adalah uji yang digunakan untuk

menjelaskan ketelitian, kestabilan, dan ketepatan teknik pengukuran

bertujuan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya

atau diandalkan dalam penelitian. Kuisioner dikatakan reliabel bila

digunakan berkali-kali memberikan nilai yang sama, jika nilai Alpha

Chrobach’s > 0,06 maka keseluruhan butir pertanyaan dinyatakan

reliabel (Sugiyono, 2011)


34

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 responden, dengan

menggunakan SPSS Cronbach’s alpha. Kuesioner dikatakan reliabel

apabila alpha croncbach’s>0,60.

3.8 Pengolahan dan Analisa Data

3.8.1 Pengolahan Data

Menurut (Supardi, 2014) pengolahan data meliputi :

1. Editing (penyunting data)

Editing adalah pemeriksaan atau koreksi data kembali

kelengkapan jawaban responden pada kuesioner yang mencakup

kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan, relevansi dan

konsistensi jawaban, dan sebagainya sebelum diberi kode.

Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw

data) tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan.

Kesalahan data dapat dihilangkan dengan cara membuang

kuesioner yang berisi data tidak memenuhi syarat untuk analisis.

Setelah lembar kuesioner diisi oleh pihak responden, kemudian

dikumpulkan dan diperiksa apakah kuesioner benar-benar sudah

diisi lengkap atau belum.


35

2. Coding (pemberian kode)

Coding adalah kegiatan merubah data berbentuk huruf pada

kuesioner menjadi bentuk angka dalam upaya memudahkan

pengolahan atau analisis data di computer

Setelah kuesioner di edit atau disunting selanjutnya dilakukan

pengkodean atau coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat

atau huruf menjadi data angka atau bilangan

3. Processing (memasukkan data)

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing

responden dalam bentuk kode (angka atau huruf) di masukkan ke

dalam program atau software komputer.

4. Cleaning (pembersih data)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak

lengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

5. Pemberian Skor atau Nilai

Penelitian data yang memberikan skor pada pertanyaan yang

berkaitan dengan pengetahuan responden.

Skor Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan


36

Tabel 3. 2 Skor Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Jawaban Skor

Benar 1

Salah 0

Sumber : (Supardi, 2014)


6. Tabulating (memasukan data ke tabel)

Peneliti memasukan data kedalam master tabel dengan tujuan

untuk memudahkan dalam analisa data

3.8.2 Analisis Data

Analisis data menggunakan analisis univariat karena penelitian ini

bersifat deskriptif. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).


37

Analisis dalam penelitian bisa dilakukan dengan rumus sebagai

berikut :

Keterangan :

P = presentase

x = jumlah kejadian pada responden

n = jumlah seluruh responden (Notoatmodjo, 2010)

Kriteria Penilaian Kuesioner Tingkat Pengetahuan dapat dilihat

pada tabel dibawah ini (Sugiyono, 2014):

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Tingkat Pengetahuan


Skor Tingkat Pengetahuan

76%-100% Baik

56%-75% Cukup

<56% Kurang

Sumber : (Sugiyono, 2014)


3.9 Etika Penelitian

Etika melakukan penelitian, peneliti harus mendapatkan rekomendasi

dari Politeknik Harapan Bersama Prodi D III Farmasi dan pemintaan ijin

kepada Keluraha Panggung sebagai subjek yang diteliti.


38

Etika penelitian meliputi (Notoatmodjo, 2012):

1. Informed consent (Lembar Persetujuan)

Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang diteliti.

Penelitian menjelaskan maksud dan tujuan peneliti. Jika responden

setuju untuk diteliti maka mereka harus menanda tangani lembar

persetujuan tersebut jika responden menolak, maka peneliti akan

menghormati hak responden.p

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada

pengumpulan data, untuk menjaga kerahasiaan responden.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti. Hanya kelompok

data tertentu yang akan disajikan sebagai riset.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

4.1.1 Uji Validitas

Hasil uji validitas kuesioner tingkat pengetahuan tentang

penggunaan sediaan obat tetes mata yang dibagikan kepada 30

responden.

Tabel 4.1 Tabel Hasil Uji Validitas Pengetahuan Penggunaan


Sediaan Tetes Mata
Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan

P1 0.616 0.361 Valid


P2 0.475 0.361 Valid
P3 0.421 0.361 Valid
P4 0.464 0.361 Valid
P5 0.476 0.361 Valid
P6 0.197 0.361 Tidak Valid
P7 0.445 0.361 Valid
P8 0.440 0.361 Valid
P9 -0.061 0.361 Tidak Valid
P10 -0.105 0.361 Tidak Valid
P11 0.569 0.361 Valid
P12 0.454 0.361 Valid
P13 0.443 0.361 Valid
P14 0.178 0.361 Tidak Valid
P15 0.172 0.361 Tidak Valid
P16 0.449 0.361 Valid
P17 0.448 0.361 Valid

39
40

Berdasarkan tabel 4.1 hasil uji validitas menunjukkan bahwa

nilai r hitung lebih kecil dari r tabel dan hasilnya tidak valid adalah

P6, P9, P10, P14, P15 dan pada P1, P2, P3, P4, P5, P7, P8, P11, P12,

P13, P16, dan P17 menunjukan hasil yang valid karena nilai r hitung

lebih besar dari r tabel. Kuesioner yang valid digunakan untuk

penyebaran kuesioner berikutnya pada sampel.

4.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 responden, dengan

menggunakan SPSS Cronbach’s alpha. Kuesioner dikatakan reliabel

apabila alpha croncbach’s>0,60. Hasil reliabilitas kuesioner tingkat

pengetahuan penggunaan antibiotik didapatkan nilai cronbach’s alpha

kuesioner tingkat pengetahuan sebesar 0.757, sehingga kuesioner

tersebut reliabel.

4.2 Karakteristik Responden

Karakteristik responden merupakan ciri yang dimiliki responden

sebagai bagian dari identitasnya sebagai yang didapat melalui pengisian

kuesioner sebagai instrument pengumpulan data. Responden pada penelitian

ini berjumlah 91 orang yang tersebar di Kelurahan Panggung RW 01.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui karakteristik

responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan terakhir.


41

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Kelompok usia dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok 1

usia 17 – 25 tahun, kelompok 2 usia 26 – 35 tahun, kelompok 3 usia

36 – 45 tahun dan kelompok 4 usia 46 – 55 tahun (Departemen

Kesehatan Republik Indonesia, 2009).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


No Umur (Tahun) Jumlah Persentase (%)
1. 17-25 tahun 24 26,4%
2. 26-35 tahun 23 25,3%
3. 36-45 tahun 16 17,6%
4. 46-55 tahun 28 30,8%
Total 91 100%
Sumber: Data Primer yang diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa usia 46-55 tahun

merupakan usia terbanyak dengan total 28 responden (30,8%), usia

17-25 tahun dengan total 24 reponden (26,4%), usia 26-35 tahun

dengan total 23 responden dan usia 36-45 tahun dengan total 16

responden.

Responden terbanyak pada penelitian ini berusia 46-55 tahun

yaitu 28 responden (30,8%). Hasil penelitian yang diperoleh

menunjukan adanya variasi karakteristik responden berdasakan umur.

Karakteristik seperti pendidikan, pekerjaan, umur dan sumber

informasi termasuk dalam faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan (Notoatmodjo, 2015).


42

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dibagi menjadi dua kelompok yaitu

laki-laki dan perempuan hal ini dapat dilihat dari Tabel 4.3

Tabel 4.3 Krakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-Laki 34 37,4%
2. Perempuan 57 62,6%
Total 91 100%
Sumber : Data Primer yang diolah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.3 menjelaskan bahwa responden yang

berpartisipasi dalam penelitian ini lebih banyak adalah sebanyak

62,6% responden merupakan perempuan dan sisanya adalah responden

laki-laki.

Responden perempuan lebih banyak berada dirumah sehingga

ketika dilakukan penyebaran kuesioner lebih mudah ditemui.

Responden laki-laki sering kali sulit untuk ditemui karena biasanya

sedang bekerja diluar rumah. Hal tersebut bisa disebabkan karena pada

saat berkunjung kerumah untuk memberikan kuesioner lebih banyak

perempuan yang sedang berada dirumah. Oleh karena itu kesempatan

yang dijadikan responden sebagian perempuan, pada saat pengambilan

data atau membagikan kuesioner adalah pada waktu siang hari yang

menyebabkan responden laki-laki jarang yang berada dirumah

mayoritas bekerja diluar rumah (Larasari, 2015).


43

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan seseorang dapat mempengaruhi

pengetahuan karena semakin tinggi pendidikan maka akan semakin

cenderung untuk mendapatkan informasi dengan baik, baik dari orang

lain maupun dari media massa.

Pendidikan responden dibagi menjadi 4 kelompok yaitu SD,

SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan


Terakhir
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1. SD 15 16,5%
2. SMP 22 24,2%
3. SMA 41 45,1%
4. Perguruan Tinggi 13 14,3%
Total 91 100%
Sumber : Data Primer yang di olah (2020)

Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan bahwa dari 91 responden

terbagi menjadi 4 kelompok yaitu yang berpendidikan SD sebanyak 15

orang (16,5%), yang berpendidikan SMP sebanyak 22 orang (24,2%),

yang berpendidikan SMA sebanyak 41 orang (45,1%) dan yang

berpendidikan di Perguruan Tinggi sebanyak 13 orang (14,3%). Data

tersebut memperlihatkan bahwa mayoritas responden paling banyak

SMA sebanyak 41 orang (45,1%).

Data membuktikan bahwa masyarakat Kelurahan Panggung

Kecamatan Tegal Timur dominan tamat SMA sebesar 6.005 jiwa


44

menurut data kependudukan Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal

Timur pada tahun 2019. Keadaan ekonomi masyarakat Kelurahan

Panggung sebagian besar berprofesi sebagai buruh industri, sebagian

keluarga yang terdapat anak yang ingin melanjutkan ke perguruan

yang lebih tinggi lebih mengarahkan untuk bekerja mayoritas

responden berpendidikan SMA karena faktor ekonomi yang minim

sehingga tidak bisa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang

lebih tinggi. Masyarakat Kelurahan Panggung yang berpendidikan

SMA mayoritas yang berumur >25 tahun.

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa rata-rata

responden berpendidikan SMA karena dari segi pendidikan di desa

dan dikota berbeda dikota lebih tinggi dibandingkan dengan

pendidikan di desa. Sebagian besar masyarakat desa lebih

mengutamakan keterampilan bekerja daripada kemampuan intelektual

seperti masyarakat kota pada umumnya masalah kurangnya kesadaran

akan pentingnya pendidikan dikalangan masyarakat desa. Beberapa

responden yang berpendidikan tinggi namun tidak paham terhadap

penggunaan tetes mata yang benar sesuai dengan saran yang diberikan

oleh dokter. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

mudah mereka menerima informasi (Situmorang, 2013) .


45

4.3 Hasil Jawaban pada Kuesioner

Kuesioner ini terdiri dari 11 item pertanyaan pengetahuan

penggunaan sediaan obat tetes mata dengan pilihan jawaban ya dan tidak

pada pertanyaan yang dianggap sesuai.

Berikut merupakan tabel hasil jawaban responden pada kuesioner.

Tabel 4.5 Distribusi Hasil Jawaban Responden Berdasarkan Persentase


Jumlah Jawaban Pada Kuesioner
Jawaban Persentase %
No. Pertanyaan
Ya Tidak Ya Tidak

1. Mengetahui cara penggunaan tetes mata 79 12 86,8 13,2


2. Penggunaan obat tetes mata dimulai dengan 62 29 68,1 31,9
mencuci tangan
3. Pada saat akan meneteskan obat ke dalam
mata dilakukan dengan menengadahkan
kepala, menarik kelopak bagian bawah, 68 23 74,7 25,3
melihat keatas, lalu meneteskan obat tetes
mata, menutup mata dan dibiarkan selam 1-2
menit dengan tidak berkedip
4. Setelah menggunakan obat tetes mata lalu 52 39 57,1 42,9
mencuci tangan kembali
5. Menutup rapat tetes mata yang telah anda 87 4 95,6 4,4
pakai
6. Selama anda meneteskan obat tetes mata,
ujung alat menetes tersentuh oleh benda 36 55 39,6 60,4
apaun (termasuk mata)
7. Pernah menggunakan obat tetes mata milik 48 43 53,7 47,3
orang lain
8. Menggunakan tetes mata lebih dari sebulan 36 55 39,6 60,4
setelah terbuka
9. Memperhatikan kadaluarsa pada obat tetes 85 6 93,4 6,6
mata
46

Lanjutan Tabel 4.5 Distribusi Hasil Jawaban Responden Berdasarkan


Persentase Jumlah Jawaban Pada Kuesioner

10. Menggunakan obat tetes mata tanpa resep 62 29 68,1 31,9


dokter
11. Menanyakan dosis kepada dokter atau
apoteker pada saat akan menggunakan tetes 43 48 47,3 52,7
mata
12. Obat tetes mata disimpan pada suhu kamar, 75 16 82,4 17,6
tempat yang kering, dan terlindungi cahaya
Sumber : Data Primer yang telah di olah (2020)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dijelaskan bahwa responden yang

mengetahui cara penggunaan tetes mata sebanyak 79 responden (86,8%)

pernah mendengar atau mengetahui cara penggunaan tetes mata yang baik

dan benar sedangkan 12 responden (13,2%) belum mengetahui cara

penggunaan tetes mata yang baik dan benar. Hal ini menunjukan bahwa

masih terdapat responden yang belum mengetahui cara penggunaan tetes

mata yang baik dan benar dikarenakan pengetahuan responden kurang baik

atau responden tidak mencari tahu atau kurang mendapat informasi yang

cukup terkait cara penggunaan tetes mata yang baik dan benar.

Selanjutnya responden yang mencuci tangan sebelum menggunakan

obat tetes mata sebanyak 62 responden (68,1%) dan sebanyak 29 responden

(31,9%) belum mencuci tangan sebelum menggunakan tetes mata.

Penggunaan tetes mata yang baik dan benar dimulai dari mencuci tangan

terlebih dahulu sebelum menggunakan obat tetes mata bertujuan untuk

mencegah adanya kontaminasi, menetes mata dengan tangan yang kotor

dapat menyebabkan infeksi bakteri.


47

Sebanyak 68 responden (74,7%) sudah melakukan cara penggunaan

obat tetes mata yang baik dan benar dan sebanyak 23 responden (25,3%)

belum melakukan penggunan obat tetes mata yang baik dan benar. Pada saat

akan meneteskan obat kedalam mata dilakukan dengan menengadahkan

kepala, menarik kelopak bagian bawah sehingga membentuk sebuah kantung

yang menjadi tempat untuk meneteskan cairan obat tetes mata, melihat keatas

lalu meneteskan obat tetes mata. Menutup mata dan dibiarkan selama 1-2

menit dengan tidak berkedip bertujuan untuk memberi waktu bagi mata

untuk menyerap obat sedangkan tidak berkedip agar tidak mendorong cairan

obat keluar dari mata sebelum sempat diserap (Syarifah, 2012).

Selanjutnya sebanyak 52 responden (57,1%) sudah mencuci tangan

setelah menggunakan obat tetes mata dan sebanyak 39 responden (42,9%)

belum mencuci tangan sesudah menggunakan obat tetes mata. Mencuci

tangan setelah menggunakan obat tetes mata bertujuan untuk menghilangkan

obat yang masih tersisa di tangan yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Sebanyak 87 responden (95,6%) menutup rapat kembali obat tetes

mata yang telah digunakan sedangkan 4 reponden (4,4%) tidak atau belum

menutup rapat kembali obat tetes mata yang telah digunakan. Menutup rapat

kembali obat tetes mata yang telah digunakan adalah cara penyimpanan obat

tetes mata yang baik dan benar karena dapat meminimalisir masuknya

bakteri yang terdapat dalam udara.


48

Berdasarkan penelitian sebanyak 36 responden (39,6%) selama

meneteskan obat tetes mata, ujung alat penetes tersentuh oleh benda apapun

termasuk mata dan sebanyak 55 responden (60,4 %) selama meneteskan obat

tetes mata pada ujung alat penetes tidak tersentuh oleh benda apapun

termasuk mata. Hal ini masih menunjukan bahwa masih terdapat 36

responden yang kurang sadar akan kebersihan obat tetes mata. Ujung alat

penetes pada obat tetes mata jika terentuh oleh benda lain termasuk mata

dapat membuat mata menjadi pedih dan membuat ujung alat penetes tidak

lagi steril yang memungkinkan terkontanminasi kuman, sehingga saat obat

tetes mata digunakan lagi kuman akan lebih mudah masuk ke permukaan

mata dan menyebabkan mudah terjadinya infeksi (Hyas, 2014)

Selanjutnya sebanyak 48 responden (53,7%) pernah menggunakan

obat tetes mata milik orang lain sedangkan sebanyak 43 responden (47,3%)

tidak pernah menggunakan tetes mata milik orang lain. Memakai obat tetes

mata milik orang lain sama halnya dengan memperbesar resiko tertularmya

penyakit mata, karena obat tetes mata bisa jadi telah terkontanminaasi

(Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2015).

Sebanyak 36 responden (39,6%) menggunakan tetes mata lebih dari

sebulan setelah tetes mata terbukan dan sebanyak 55 responden (60,4%)

tidak menggunakan tetes mata lebih dari satu bulan setelah terbuka. Tetes

mata sebaiknya tidak digunakan jika sudah melebihi 1 bulan, dikhawatirkan

sudah banyak bakteri yang hidup di dalam obat tersebut. Karena berbentuk
49

cairan, maka obat tetes mata cenderung lebih mudah terkontaminasi kuman

dan jamur, kandungan pengawet dalam obat tetes mata yang sudah terbuka

kemasannya akan berkurang kemampuannya dalam melindungi produk dari

infeksi bakteri (otc-fahrenheit, 2019).

Sebanyak 85 responden (93,4%) memperhatikan informasi kadaluarsa

pada obat tetes mata sedangkan sebanyak 6 responden (6,6%) belum

memperhatikan informasi kadaluarsa pada obat tetes mata. Secara tidak

disadari masyarakat sudah memiliki dorongan atau kemampuan untuk

membaca informasi yang ada pada kemasan obat tetes mata yang dijual

bebas maupun tidak terlebih dahulu sebelum menggnakannya. Dorongan

tersebut mempunyai alasan untuk keamanan setelah menggunakan obat.

Aman yang dimaksud oleh masyarakat merupakan tindakan hati-hati setelah

menggunakan obat agar setelah menggunakan obat tidak terjadi hal yang

tidak diinginkan (Dini, C. P. & Lestari, P, 2015).

Sebanyak 62 responden (93,4%) menggunakan obat tetes mata tanpa

resep dokter sedangkan 29 responden (31,9) menggunakan obat tetes mata

mengguankan resep dokter. Menggunakan obat tetes mata yang diperjual

belikan bebas diperbolehkan tetapi harus dalam aturan pakai yang telah

ditentukan tetapi ada beberapa tetes mata yang memang harus menggunakan

resep dokter.

Sebanyak 43 responden (47,3%) menanyakan dosis kepada dokter atau

apoteker saat akan menggunakan obat tetes mata sedangkan 48 responden


50

(52,7%) belum menanyakan tentang dosis saat akan menggunakan tetes

mata. Informasi yang diberikan terkait penggunaan obat tetes mata biasanya

diberikan pada obat tetes mata yang diperoleh dengan resep dokter,

sedangkan untuk obat tetes mata golongan bebas informasi penggunaannya

tidak disampaikan. Pemberian informasi tentang pengobatan merupakan

salah satu tanggung jawab apoteker yang ditujukan untuk meningkatkan hasil

terapi dengan memaksimalkan penggunaan obat-obatan yang tepat dan

bermutu (Rantucci, 2017)

Sebanyak 75 responden (82,4%) menyimpan obat tetes mata pada

suhu kamar (25-30˚ Celcius), tempat yang kering dan terlindung dari sinar

matahari langsung sedangkan 16 responden (17,6%) belum menyimpan obat

pada suhu kamar (25-30˚ Celcius), tempat yang kering dan terlindung dari

sinar matahari langsung. Kerusakan obat biasanya disebabkan oleh udara

yang lembab, sinar matahari, suhu dan goncangan fisik. Bila cara

penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan maka akan terjadi perubahan

sifat obat sehingga zar berkhasiat dalam obat tersebut juga ikut rusak.

Keadaan ini akan mempengaruhi proses pengobatan suatu penyakit hingga

penyembuhannya (Rumah Sakit Olahraga Nasional, 2017).

4.4 Tingkat Pengetahuan Responden

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat tetes mata pada

masyarakat Kelurahan Panggung diukur dengan beberapa pertanyaan yang


51

diberikan tentang obat tetes mata. Hasil penelitian akan diperoleh tingkat

pengetahuan masyarakat tentang obat tetes mata.

Tabel 4.6 Tingkat Pengetahuan Responden


No. Tingkat Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1. Baik 13 14,3%
2. Cukup 67 73,6%
3. Kurang 11 12,1%
Total 91 100%
Sumber: Data Primer yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.6 menjelaskan bahwa dari 91 responden sebagian

besar responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang penggunaan obat

tetes mata hal ini dapat terjadi karena pengetahuan sebagian responden hanya

paham tentang penggunaan obat tetes mata yaitu pada saat sakit mata dokter

meresepkan obat tetes mata atau membeli tetes mata di apotek dan harus

digunakan sesuai dosis ada sebagian responden yang pada saat menggunakan

tetes mata memperhatikan dosis yang ada pada kemasan atau sesuai anjuran

dokter. Sebagian dari responden hanya mengetahui bahwa penggunaan tetes

mata hanya diteteskan kebagian mata saja, terlepas dari ujung alat penetes

tersentuh benda apapun termasuk mata dan sebagian responden masih belum

mencuci tangan sebelum atau sesudah menggunakan obat tetes mata.

Hasil penelitian pengetahuan responden tergolong cukup namun pada

hasil pengetahuan responden yang baik sebagian responden paham tentang

penggunaan obat tetes mata yaitu pada saat sakit mata lalu menggunakan
52

tetes mata baik dengan menggunakan resep dokter maupun tidak, responden

memperhatikan dosis yang diberikan dokter maupun yang tertera pada

kemasan. Lalu tidak menggunakan tetes mata milik orang lain dan tidak

menggunakan obat tetes mata lebih dari sebulan setelah obat tetes mata

terbuka. Untuk hasil pengetahuan responden baik sebagian paham tentang

cara penggunaan tetes mata yang beaik dan benar dimulai yaitu pada saat

akan meneteskan obat kedalam mata dilakukan dengan menengadahkan

kepala, menarik kelopak bagian bawah, melihat keatas, lalu meneteskan obat

tetes mata, menutup mata dan dibiarkan selama 1-2 menit dengan tidak

berkedip.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa responden yang memiliki

sikap baik bisa saja terjadi karena sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya pengalaman pribadi. Namun pada responden yang

pengetahuannya masih kurang hal tersebut dikarenakan responden kurang

mendapatkan informasi dari pengalaman pribadi dan informasi dari

masyarakat dan sekitarnya, serta kurangnya informasi dari media komunikasi

seperti televise, internet, koran maupun majalah.


53

4.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan

Tabel 4.7 Distribusi Tingkat Pengetahuan Dengan Usia


Umur
Tingkat 17-25 26-35 36-45 46-55
Pengetahuan F P F P F P F P
Baik 4 16,7% 0 0% 2 12,5% 7 25%
16 66,6% 22 95,7% 14 87,5% 15 53,6%
Cukup
4 16,7% 1 4,3% 0 0% 6 21,4%
Kurang
Sumber : Data Primer yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.7 menjelaskan tingkat pengetahuan berdasarkan

usia 17-25 tahun tingkat pengetahuan yang baik tentang penggunaan obat

tetes mata sebanyak 4 dengan persentase 16,7%, pada pengetahuan cukup

sebanyak 16 dengan persentase 66,6% dan pada pengetahuan rendah sebanyak

4 dengan frekuensi 16,7%. Pada usia 26-35 tahun yang berpengetahuan baik

sebanyak 0 persentasenya 0%, pada pengetahuan cukup sebanyak 22 dengan

persentase 95,7% dan pada pengetahuan kurang sebanyak 1 dengan persentase

4,3%. pada usia 36-45 tahun responden yang pengetahuannya baik sebanyak 2

dengan persentase 12,5%, pada pengetahuan cukup sebanyak 14 dengan

persentase 87,5% dan pada pengetahuan kurang sebanyak 0 dengan persentase

0%. Pada usia 46-55 tahun yang berpengetahuan baik sebanyak 7 dengan

presentase 25%, pada pengetahuan cukup sebanyak 15 dengan presentase

53,6% dan dengan pengetahuan kurang sebanyak 6 dengan presentase 21,4%.

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia yang

memiliki pengetahuan cukup tertinggi pada usia 26-35 tahun dengan


54

persentase 95,7% karena umur tersebut umumnya memiliki pengalaman yang

banyak dalam hal pengobatan.

Tabel 4. 8 Distribusi Tingkat Pengetahuan dengan Jenis Kelamin


Tingkat Laki-Laki Perempuan
Pengetahuan F P F P
3 8,8% 10 17,5%
Baik
25 73,6% 42 73,7%
Cukup
6 17,6% 5 8,8%
Kurang
Sumber : Data Primer yang diolah (2020)
Berdasarkan tabel 4.8 menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan berdasarkan

jenis kelamin pada jenis kelamin laki-laki pengetahuan baik sebanyak 3

dengan persentase 8,8%, pengetahuan cukup sebanyak 25 dengan persentase

73,6% dan pada pengetahuan kurang sebanyak 6 dengan persentase 17,6%.

pada perempuan tingkat pengetahuan baik sebanyak 10 dengan persentase

17,5%, tingkat pengetahuan cukup sebanyak 42 dengan persentase 73,7% dan

pada pengetahuan kurang sebanyak 5 dengan persentase 8,8%.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin yang

memiliki pengetahuan baik tertinggi pada jenis kelamin perempuan dengan

persentase 17,5% dan untuk pengetahuan cukup pada jenis kelamin

perempuan sebanyak 73,7% hal ini karena lebih banyak responden yang

bersedia diberi konseling dan mengisi kuesioner. Hal tersebut bisa disebabkan

saat berkunjung ke rumah untuk memberi konseling dan mengisi kuesioner

lebih banyak dilakukan oleh responden perempuan, penelitian sejalan dengan


55

penelitian (Larasari, 2015) yang menyatakan bahwa pengetahuan baik dimiliki

oleh jenis kelamin perempuan.

Tabel 4. 9 Distribusi Tingkat Pengetahuan dengan Pendidikan Terakhir


Perguruan
Tingkat SD SMP SMA
Tinggi
Pengetahuan
F P F P F P F P
2 13,3% 4 18,2% 6 14,6% 2 15,4%
Baik
6 40% 17 77,3% 32 78,1% 11 84,6%
Cukup
7 46,7% 1 4,5% 3 7,3% 0 0%
kurang
Sumber : Data Primer yang diolah (2020)

Berdasarkan tabel 4.9 menjelaskan bahwa hasil hubungan tingkat

pengetahuan dengan pendidikan terakhir responden pada pendidikan SD

pengetahuan baik sebanyak 2 dengan persentase 13,3%, pada pengetahuan

cukup sebanyak 6 dengan persentase 40% dan pada pengetahuan kurang

sebanyak 7 dengan persentase 46,7%, pada pendidikan SMP pengetahuan

baik sebanyak 4 persentasenya adalah 18,2%, pada pengetahuan cukup

sebanyak 17 persentase 77,3% dan pada pengetahuan kurang sebanyak 1

persentasenya 4,5%. Pada pendidikan SMA pengetahuan baik sebanyak 6

dengan persentase 14,6%, pengetahuan cukup sebanyak 32 persentasenya

78,1% dan pengetahuan kurang sebanyak 3 dengan persentase 7,3%. Dan

pada pendidikan Perguruan Tinggi pengetahuan baik sebanyak 2 dengan

presentase 15,4%, pada pengetahuan cukup sebanyak 11 dengan presentase

84,6%.
56

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan terakhir

yang memiliki pengetahuan baik tertinggi pada pendidikan terakhir SMA

dengan persentase 14,6% dan pengetahuan cukup dengan presentase 78,1%

hal ini karena keterbatasan ekonomi yaitu penghasilan yang tidak mencukupi

untuk biaya pendidikan, serta adanya keterbatasan sosial seperti adanya

kebiasaan masyarakat yang tidak menghendaki seseorang berpendidikan

tinggi karena dianggap tidak bermanfaat dalam kehidupannya. Penelitian ini

sejalan dengan penelitiannya (Ningrum, 2019) yang menyatakan bahwa

pengetahuan yang baik oleh pendidikan SMA.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa tingkat

pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat tetes mata di Kelurahan

Panggung RW.01 adalah kategori baik sebanyak 13 responden (14,3%),

kategori cukup 67 responden (73,6%) dan kategori kurang sebanyak 11

responden (12,1%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan

masyarakat Kelurahan Panggung RW.01 mengenai penggunaan sediaan obat

tetes mata tergolong kedalam tingkat pengetahuan cukup.

5.2 Saran

Bagi tenaga kesehatan farmasis dan apoteker diharapkan agar selalu

memberikan informasi mengenai penggunaan obat untuk meningkatkan

pemahaman dan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat dengan resep

dokter maupun tanpa resep dokter.

57
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, K. 2010. Sterilisasi Tetes Mata. Diambil kembali dari


http://www.m2pc.web.id/2010/06/sterilisasi-tetes-mata.htm, diakses tanggal
15 September 2019
American Academy of Opthalmology. 2011. The American Opthalmology, The Eye
M.D. Association and The American logo are registered trademarks:
American Academy of Opthalmology.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Azizah, N. 2018. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Kelurahan Tunon
Tentang Cara Penggunaan Sediaan Obat Tetes Mata. Karya Tulis Ilmiah.
Tegal : Politeknik Harapan Bersama
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2012. Info Badan Pengawasan Obat dan
Makanan Republik Indonesia. Jakarta: BPOM RI.
Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2015. Pusat Informasi Obat Nasional. Jakarta:
BPOM RI.
Biswell, R. 2010. Kornea. Edisi 17. Jakarta.
Darmawan, D. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Cetakan Kedua. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Kriteria Umur. Jakarta: Depkes
RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
Depkes RI.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Larutan Obat Mata. Jakarta:
Depkes RI.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2019. Kasus Konjungtivitis Masyarakat Jawa Tengah.
Semarang : Dinkes Jateng
Dini, C. P., & Lestari, P. 2015. Literasi Informasi tentang Kemasan Produk Obat
Bebas. Jurnal ASPIKOM : Volume 5 Hal. 357-373.

58
59

Dishubkominfo. 2016. Diambil kembali dari Kelurahan Panggung:


http://tegalkota.go.id.
Fairuzly. 2012. Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, Obat Keras.
fairuzly.wordpress.com, diakses pada tanggal 30 oktober 2019
Eugelella, V. A. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
Amoxicillin Pada Balita Di Desa Banjarawati Kecamatan Pacitan Kabupaten
Lamongan.
Hyas, S. H. 2014. Ilmu Perawatan Mata. Jakarta: Sagung Seto.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan. Jakarta: Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017a. Efek Samping. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017b. Farmakologi. Jakarta: Kemenkes
RI.
Kurmasela, G. P., Saerang, J. S. M., & Rares, L. (2013). Hubungan waktu
penggunaan laptop dengan keluhan penglihatan pada mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1,
N0 1 Hal 291-299.
Larasari, P. 2015. Pengaruh Konseling Dengan Bantuan Media Leaflet Terhadap
Pengetahuan Penggunaan Antibiotik Pada Masyarkat Patrang Kabupaten
Jember. Jember.
Lukas, S. 2012. Formulasi Steril Edisi Revisi. Yogyakarta: Andi Publisher.
Mukhtar, Z. 2011. Desain Penelitian Klinis dan Statistika Kedokteran. Medan: USU
Press.
Ningrum, A. C. 2019. Tingkat Pengetahuan Pengunaan Obat Bebas dan Obat Bebas
Terbatas Untuk Swamedikasi pada Masyarakat RT.01/RW.17 Desa Suradadi
Kecamatan Suradadi Kabupaten Tegal. Karya Tulis Ilmiah. Tegal : Politeknik
Harapan Bersama
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
___________, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
___________, S. 2014. Metodologi Penelitian Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
60

___________, S. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


otc-fahrenheit. 2019. Bahaya dan Ciri-Ciri Obat Tetes Mata Basi Atau Kadaluarsa.
Fahrenheit Indonesia.
Rantucci, M. J. 2017. Komunikasi Apoteker-Pasien : Panduan Konseling Pasien
(Edisi 2). Diterjemahkan oleh A.N Sani. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Riyanto, & Budiman. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Rumah Sakit Olahraga Nasional. 2017. Cara Menyimpan Obat yang Baik. Jakarta:
RSON.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatis, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
_______. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supardi, S. 2014. Metode Penelitian. Jakarta: CV. Trans Info Media.
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi. Jakarta: EGC.
Syarifah, U. 2012. Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Penggunaan
Tetes Mata yang Baik dan Benar. Repositori USU.
Tribun Jogja. 2016. Memilih bat Mata Yang Benar. Yogyakarta: Tribun Jogja
Umar, H. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Edisi Kedua.
Jakarta: Raja Grafindo.
Vaughan, & Ashbury. 2010. Oftalmologi Umum Edisi 17. Jakarta: EGC.
Widiana, W. 2017. Mengennal Lambang pada Obat. Diambil kembali dari
bobo.grid.id, diakses pada tanggal 30 Oktober 2019.
61

LAMPIRAN
62

Lampiran 2 Surat Permohonan Izin Pengambilan Data dan Penelitian KTI


63

Lampiran 3 Surat ijin Pengambilan Data dan Penelitian KTI


64

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


65

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Penelitian ini berjudul “Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang

Penggunaan Obat Tetes Mata di Kelurahan Panggung”. Penelitian ini bertujuan untuk

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah. Penelitian ini akan dilakukan di masyarakat

Keluarahan Panggung yang termasuk ke dalam kriteria inklusi. Dalam penelitian ini

responden akan diminta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan peneliti.

Nama :

Umur :

Pendidikan : SD (Sekolah Dasar) Diploma


SMP (Sekolah Menegah Pertama) Sarjana
SMA (Sekolah Menengah Atas)

Jenis kelamin : Laki-laki


Perempuan

Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden (subjek penelitian).


Persetujuan ini diambil dan disepakati dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan
dari pihak manapun.

Tegal,......................2020
Peneliti, Yang membuat pernyataan,

(Satya Wulan Artianti Pangkey) ( )


66

Lampiran 5 Lembar Kuesioner Sebelum Uji Validitas

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Mengetahui cara penggunaan tetes mata
2. Penggunaan obat tetes mata dimulai dengan mencuci
tangan
3. Pada saat akan meneteskan obat ke dalam mata dilakukan
dengan menengadahkan kepala, menarik kelopak bagian
bawah, melihat keatas, lalu meneteskan obat tetes mata,
menutup mata dan dibiarkan selama 1- 2 menit dengan
tidak berkedip
4. Setelah menggunakan obat tetes mata lalu mencuci
tangan kembali
5. Menutup rapat tetes mata yang anda telah pakai
6. Dokter atau Apoteker memberitahukan kepada anda cara
menggunakan tetes mata
7. Selama anda meneteskan obat tetes mata, ujung alat
penetes tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata)
8. Pernah menggunakan obat tetes mata milik orang lain
9. Mengetahui efek samping dari obat tetes mata yang
digunakan
10. Pernah merasakan efek samping dari obat tetes mata
seperti kepala pusing, dan lain-lain
11. Menggunakan tetes mata lebih dari sebulan setelah
terbuka
12. Memperhatikan kadaluarsa pada obat tetes mata

13. Menggunakan obat tetes mata tanpa resep dokter

14. Mempehatikan dosis pemakaian pada obat tetes mata

15. Menggunakan obat tetes mata yang berbeda dalam jangka


waktu kurang dari lima menit
16. Menanyakan penggunaan dosis kepada dokter atau
apoteker pada saat akan menggunakan tetes mata
17. Obat tetes mata disimpan pada suhu kamar, tempat yang
kering, dan terlindungi cahaya
67

Lampiran 6 Lembar Kuesioner Setelah Validitas

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Mengetahui cara penggunaan tetes mata
2. Penggunaan obat tetes mata dimulai dengan mencuci
tangan
3. Pada saat akan meneteskan obat ke dalam mata dilakukan
dengan menengadahkan kepala, menarik kelopak bagian
bawah, melihat keatas, lalu meneteskan obat tetes mata,
menutup mata dan dibiarkan selama 1- 2 menit dengan
tidak berkedip
4. Setelah menggunakan obat tetes mata lalu mencuci
tangan kembali
5. Menutup rapat tetes mata yang anda telah pakai
6. Selama anda meneteskan obat tetes mata, ujung alat
penetes tersentuh oleh benda apapun (termasuk mata)
7. Pernah menggunakan obat tetes mata milik orang lain
8. Menggunakan tetes mata lebih dari sebulan setelah
terbuka
9. Memperhatikan kadaluarsa pada obat tetes mata

10. Menggunakan obat tetes mata tanpa resep dokter

11. Menanyakan penggunaan dosis kepada dokter atau


apoteker pada saat akan menggunakan tetes mata
12. Obat tetes mata disimpan pada suhu kamar, tempat yang
kering, dan terlindungi cahaya
68

Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

A. Uji Validitas

Tabel 4.10 Uji Validitas


Correlations
Total
P01 Pearson Correlation .616**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
P02 Pearson Correlation .475**
Sig. (2-tailed) .008
N 30
P03 Pearson Correlation .421*
Sig. (2-tailed) .021
N 30
P04 Pearson Correlation .464**
Sig. (2-tailed) .010
N 30
P05 Pearson Correlation .476**
Sig. (2-tailed) .008
N 30
P06 Pearson Correlation .197
Sig. (2-tailed) .297
N 30
P07 Pearson Correlation .445*
Sig. (2-tailed) .014
N 30
P08 Pearson Correlation .440*
Sig. (2-tailed) .015
N 30
P09 Pearson Correlation -.061
Sig. (2-tailed) .748
N 30
P10 Pearson Correlation -.105
Sig. (2-tailed) .580
N 30
P11 Pearson Correlation .569**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
P12 Pearson Correlation .454*
Sig. (2-tailed) .012
N 30
P13 Pearson Correlation .443*
Sig. (2-tailed) .014
N
30
69

P14 Pearson Correlation .178


Sig. (2-tailed)
.347
N 30
P15 Pearson Correlation .172
Sig. (2-tailed) .365
N 30
P16 Pearson Correlation .449*
Sig. (2-tailed) .013
N 30
P17 Pearson Correlation .448*
Sig. (2-tailed) .013
N 30
total Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

B. Uji Reliabilitas

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.757 12
70

Lampiran 8 Karakteristik Responden

HASIL KUESIONER RESPONDEN (KARAKTERISTIK)


RESPONDEN USIA PENDIDIKAN JENIS KELAMIN
1 47 tahun SMP laki-laki
2 31 tahun SMA perempuan
3 21 tahun SMA perempuan
4 22 tahun SMA laki-laki
5 21 tahun Diploma perempuan
6 20 tahun Diploma perempuan
7 21 tahun SMA perempuan
8 30 tahun SMP laki-laki
9 20 tahun SMA perempuan
10 47 tahun SMA perempuan
11 21 tahun SMP perempuan
12 27 tahun SMA perempuan
13 41 tahun SMP laki-laki
14 32 tahun SMA laki-laki
15 27 tahun SMP laki-laki
16 48 tahun SMP perempuan
17 48 tahun SMP laki-laki
18 39 tahun Diploma laki-laki
19 28 tahun SMA perempuan
20 47 tahun SMA laki-laki
21 48 tahun SD perempuan
22 41 tahun SMA laki-laki
23 54 tahun SMA laki-laki
24 42 tahun SMA perempuan
25 27 tahun SD laki-laki
26 24 tahun SD laki-laki
27 50 tahun SD laki-laki
28 55 tahun SMA perempuan
29 21 tahun SMA laki-laki
30 24 tahun Diploma perempuan
31 21 tahun SMA perempuan
32 39 tahun SMP laki-laki
71

HASIL KUESIONER RESPONDEN (KARAKTERISTIK)


RESPONDEN USIA PENDIDIKAN JENIS KELAMIN
33 39 tahun SMP laki-laki
34 20 tahun Diploma perempuan
35 50 tahun SD laki-laki
36 45 tahun SMA laki-laki
37 39 tahun SD laki-laki
38 46 tahun SMP laki-laki
39 31 tahun SMA laki-laki
40 40 tahun SMA perempuan
41 33 tahun SMA perempuan
42 49 tahun SMA perempuan
43 50 tahun SMP laki-laki
44 54 tahun SMA perempuan
45 37 tahun SMA perempuan
46 53 tahun SMP perempuan
47 45 tahun SMA perempuan
48 35 tahun SMP laki-laki
49 22 tahun SMA laki-laki
50 34 tahun Sarjana perempuan
51 27 tahun SMA laki-laki
52 29 tahun SMA perempuan
53 54 tahun SD perempuan
54 24 tahun SMA laki-laki
55 52 tahun SD perempuan
56 22 tahun Diploma perempuan
57 23 tahun Diploma perempuan
58 28 tahun Sarjana perempuan
59 50 tahun SMP perempuan
60 52 tahun SD perempuan
61 50 tahun SMP laki-laki
62 35 tahun SMA perempuan
63 45 tahun SD perempuan
64 47 tahun SMP laki-laki
65 53 tahun SMP perempuan
66 35 tahun SMP perempuan
67 32 tahun SMP perempuan
68 35 tahun SMA perempuan
72

HASIL KUESIONER RESPONDEN (KARAKTERISTIK)


RESPONDEN USIA PENDIDIKAN JENIS KELAMIN
69 47 tahun SD perempuan
70 22 tahun Diploma laki-laki
71 21 tahun SMA perempuan
72 20 tahun SMA perempuan
73 25 tahun SMA perempuan
74 36 tahun SMA laki-laki
75 27 tahun SMA perempuan
76 30 tahun SMP perempuan
77 27 tahun SMA perempuan
78 20 tahun SMA perempuan
79 48 tahun SMP laki-laki
80 47 tahun SD perempuan
81 36 tahun SMA perempuan
82 21 tahun SMA perempuan
83 42 tahun SMA perempuan
84 45 tahun Sarjana perempuan
85 35 tahun SMP perempuan
86 46 tahun SD perempuan
87 18 tahun SMA laki-laki
88 27 tahun Sarjana perempuan
89 21 tahun Diploma laki-laki
90 50 tahun SD perempuan
91 53 tahun SD perempuan
73

Lampiran 9 Rekapitulasi Responden

PERTANYAAN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 TOTAL %


PENGETAHUAN SKORING
RESPONDEN
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 75% cukup 2
2 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
3 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
4 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
5 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 9 75% cukup 2
6 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 9 75% cukup 2
7 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 8 66.67% cukup 2
8 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 8 66.67% cukup 2
9 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 11 91.67% baik 1
10 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
11 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
12 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 8 66.67% cukup 2
13 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 8 66.67% cukup 2
14 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 75% cukup 2
15 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 75% cukup 2
16 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
17 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 75% cukup 2
18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
19 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75% cukup 2
20 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
21 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
22 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
23 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
24 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 7 58.3% cukup 2
25 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6 50% kurang 3
26 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6 50% kurang 3
27 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 6 50% kurang 3
28 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
29 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 6 50% kurang 3
30 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
31 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7 58.3% cukup 2
32 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 66.67% cukup 2
33 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 7 58.33% cukup 2
34 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 9 75% cukup 2
74

PERTANYAAN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12


TOTAL % PENGETAHUAN SKORING
RESPONDEN
35 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
36 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
37 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 58.3% cukup 2
38 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 6 50% kurang 3
39 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 7 58.3% cukup 2
40 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
41 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
42 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
43 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
44 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
45 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
46 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 8 66.67% cukup 2
47 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 9 75% cukup 2
48 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 9 75% cukup 2
49 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
50 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10 83.3% cukup 2
51 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 7 58.3% cukup 2
52 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
53 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
54 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 9 75% cukup 2
55 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 5 41.67% kurang 3
56 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
57 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 9 75% cukup 2
58 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 8 66.67% cukup 2
59 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 8 66.67% cukup 2
60 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 5 41.67% kurang 3
61 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
62 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
63 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
64 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 8 66.67% cukup 2
65 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 83.3% baik 1
66 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
67 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 9 75% cukup 2
68 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
69 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 8 66.67% cukup 2
70 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 10 83.3% baik 1
75

PERTANYAAN P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12


TOTAL % PENGETAHUAN SKORING
RESPONDEN
71 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 91.67% baik 1
72 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
73 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9 75% cukup 2
74 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75% cukup 2
75 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
76 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
77 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 9 75% cukup 2
78 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 9 75% cukup 2
79 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
80 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
81 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 10 83.3% baik 1
82 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 5 41.67% kurang 3
83 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 10 83.3% baik 1
84 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 8 66.67% cukup 2
85 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 75% cukup 2
86 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 6 50% kurang 3
87 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 6 50% kurang 3
88 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7 58.3% cukup 2
89 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 7 58.3% cukup 2
90 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 7 58.3% cukup 2
91 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 6 50% kurang 3
TOTAL 79 62 68 52 87 36 48 36 85 62 43 75 733
76

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian

NO Dokumentasi Penelitian Keterangan

1.

Responden Mengisi
Kuesioner

2.

Responden Mengisi
Kuesioner

3.

Responden Mengisi
Kuesioner

4.

Responden Mengisi
Kuesioner
77

CURICULUM VITAE

BIODATA
Nama : Satya Wulan Artianti Pangkey
Tempat, Tanggal Lahir : Tegal, 14 Maret 2000
Alamat : Jalan Slamet Gg. Dieng Rt. 04 Rw.01 Kelurahan
Panggung Kecamatan Tegal Timur
Email : Wulanartianti@gmail.com
No HP :-

PENDIDIKAN
SD : SDN Mangkukusuman4 Tegal
SMP : SMPN 4 Tegal
SMA : SMA N 4 Tegal
DIII : Politeknik Harapan Bersama Kota Tegal
Judul KTI :Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang
Penggunaan Obat Tetes Mata di Kelurahan Panggung

BIODATA AYAH
Nama : Alm.Yudhi Aryanto Pangkey
Alamat : Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur
Pekerjaan :-

BIODATA IBU
Nama : Kristianningsih
Alamat : Kelurahan Panggung Kecamatan Tegal Timur
Pekerjaan : Pedagang
78

Anda mungkin juga menyukai