Disusun Oleh :
ATIKA SEPTIANI
13500015
Disusun Oleh :
ATIKA SEPTIANI
13500015
ii
AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN
PUTRA INDONESIA
LAMPUNG
NPM : 13500015
f li
No fita M.
t Si.,Apt
Pembimbing I
III
Karya Tulis I1miah Ini Telah Diuji dan Dipertahankan di
Depan Sidang Penguji Nasional Akhir Program Akademi
Analis Farmasi dan Makanan
Putra Indonesia Lampung
Penguji
IV
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
NPM : 13500015
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini
berdasarkan basil penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dad saya sendiri, baik
untuk naskah laporan maupun kegiatan programmingnya yang tercantum sebagai
bagian dati KTI ini. Jika terdapat karya orang lain saya akan mencantumkan
sumber yang jelas.
Dcmikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila kemudian
hari terdapat penyimpanan dan ketidakbenaran dalam pemyataan ini, maka saya
bersedia menerima sans; lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas
Malahayati.
Demikian pcrnyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan pihak
manapun,
ATIKA SEPTlANI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLlKASJ
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENfINGAN AKADEMIS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan hak bebas royalti non
eksklusif ini Universitas Malahayati berhak menyimpan, mengalih
medialfonnatkan mengelola dalam bentuk pangkalan data (databasey; merawat
dan mempublikasikan karya tulis ilmiah saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Yang Menyatakan
(Atika Septianis)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmannirrahim,
Untaian kalimat syukur senantiasa tercurah kepada Yang Maha Mempertahankan,
Allah SWT atas segala pencapaianku yang telah diizinkan-Nya, yang memberikan
kesehatan sepanjang hidup.
Ku persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini kepada:
Kedua orang tua ku ibu (Elviani) dan ayah (Ali Amran) yang sangat aku cintai,
atas kasih sayang dan cintanya selama ini, serta dukungan moril dan materi’il
“atika pasti akan sukses”
adik-adikku tersayang Aldi dan Arfan Ramadhan terimakasih atas dukungan, do’a
dan motivasinya.
Seluruh keluarga besar dari keluarga ayah maupun dari keluarga ibu terima kasih
untuk semua do’a, dukungan dan motivasinya demi pencapaian dan
keberhasilanku baik hari ini esok dan seterusnya.
v
Motto
berusaha.
jadilah diri sendiri, cari jati diri dan dapetin hidup yang mandiri
vi
RIWAYAT HIDUP
Npm : 13500015
Biografi :-
Indonesia Lampung
Pengalaman PKL :
2. Apotek Rossa Jl.Zainal Abidin Pagar Alam No. 76 Gedong Meneng Bandar
Lampung
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Penetapan Kadar Asam
Salisilat Pada Pembersih Wajah (Facial Foam) Yang Di Jual Di Pasar Tengah
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan salah satu tugas akhir yang harus dipenuhi oleh
Lampung sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi.
Penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat terlaksana melalui serangkaian proses
yang tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Dalam kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang setulusnya
kepada :
Indonesia Lampung.
dan petunjuk dengan setulus hati sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini serta memberikan kritik dan saran dalam penyempurnaan
tugas akhir.
3. Ibu Gusti Ayu Rai Saputri, M.Si.,Apt selaku Pembimbing II yang telah
viii
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini serta memberikan kritik dan saran
4. Ibu Mul, Kak Cipto Dan Pak Wiji serta seluruh staf dan karyawan
tulis ilmiah.
5. Kedua orang tua, dan keluarga yang penulis cintai dan sayangi yang telah
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
membaca.
Atika Septiani
ix
ABSTRAK
Pembersih wajah (Facial foam) adalah sabun muka yang teksturnya halus. Fungsi
utama untuk membersihkan kotoran (debu, sisa kosmetik) fungsi lainnya
tergantung varian dan merk (ada yang untuk mengurangi minyak, mencerahkan,
anti jerawat, dan lain-lain). Salah satu senyawa yang sering ditambahkan ke dalam
facial foam adalah asam salisilat. Asam salisilat merupakan zat anti acne
sekaligus keratolitik yang lazim diberikan secara topikal. Berdasarkan keputusan
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010 tentang kosmetik, asam salisilat dipergunakan
dalam kosmetik dengan kadar maksimum ≤ 2%. Telah dilakukan penelitian
penetapan kadar asam salisilat pada pembersih wajah (facial foam) yang di jual di
Pasar Tengah Bandar Lampung dengan metode spektrofotometri uv-vis. Jumlah
sampel dalam penelitian ini adalah lima sampel, dengan kriteria pembersih wajah
(facial foam) yang tidak mencantumkan kadar asam salisilat pada produk
kosmetika pembersih wajah tersebut. Penelitian penetapan kadar asam salisilat
menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 533
nm. Dari hasil penelitian didapatkan kadar rata-rata : A mendapat kadar rata-rata
0,014 %, sampel B mendapat kadar rata-rata 0,0097 %, sampel C mendapat kadar
rata-rata 0,0042 %, sampel D mendapat kadar rata-rata 0,0058 %, dan sampel E
mendapat kadar rata-rata 0,0016 %. Kelima sampel tersebut masih memenuhi
syarat perizinan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia No.HK.00.05.42.1018 Tahun 2010.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
MOTTO ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ................................................................................................. x
DAFTAR ISI............................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.6 Hipotesa.................................................................................................. 5
xi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
xii
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
4.2 Pembahasan............................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel . Data Hasil Konsentrasi Asam Salisilat Pada Sampel....................... 32
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Struktur kulit ............................................................................... 11
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Kosmetika berasal dari kata kosmein (Yunani) yang berarti “berhias”. Bahan
yang dipakai dalam usaha untuk mempercantik diri ini, dahulu diramu dari
manusia tidak hanya dari bahan alami tetapi juga bahan buatan untuk maksud
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa produk kosmetik sangat diperlukan oleh
dan di seluruh tubuh, mulai dari rambut sampai ujung kaki. Salah satu contoh
foam).
Pembersih wajah adalah sabun pembersih wajah yang merupakan salah satu
jenis skin care untuk mengangkat sisa kotoran dan debu yang menempel pada
Asam salisilat merupakan zat anti acne sekaligus keratolitik yang lazim
1
2
Asam salisilat dengan dosis yang tepat dapat memberikan efek terapeutik
diizinkan dalam produk kosmetika yaitu tidak lebih dari 2%. Apabila kadar
asam salisilat yang terkandung dalam facial foam lebih dari 2% akan
penelitian penetapan kadar asam salisilat dalam produk bedak padat secara
penelitian selanjutnya pada sampel pembersih wajah (facial foam) yang dijual
salisilat yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan
oleh suatu lajur larutan yang memiliki gugus kromofor pada panjang
memberikan hasil yang akurat, proses pengerjaannya lebih cepat dan bisa
untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Senyawa yang dapat
Penelitian ini dibatasi pada penetapan kadar asam salisilat dalam sediaan
pembersih wajah (facial foam) yang dijual di daerah Pasar Tengah secara
spektrofotometri UV-Visible.
digunakan.
pembersih wajah (facial foam). Jika kadar nya masih termasuk dalam
1.6 Hipotesis
2.1 Kosmetika
2.1.1 Definisi
6
7
washes, dll.
pelindung, dll.
foundation, dll
8
modern.
2. Kosmetik tradisional:
dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-
temurun.
Termasuk di dalamnya:
(freshener).
Jenis ini diperlukan untuk merias dan menutup cacat pada kulit
Pembersih wajah (Facial foam) adalah sabun muka yang teksturnya halus.
lainnya tergantung varian dan merk (ada yang untuk mengurangi minyak,
(facial foam) ampuh untuk mengangkat sel kulit mati. Tetapi pembersih
(facial foam) aman digunakan setiap hari (Tranggono dan Latifah, 2007).
10
Komposisi dari salah satu sampel pembersih wajah (facial foam), misalnya
Kulit harus dibersihkan karena sebagai organ tubuh yang berada paling
luar (pembungkus), kulit terpapar pada setiap unsur yang ada dilingkungan
luar yang dapat merusak kulit, misalnya debu, sinar matahari, suhu panas
atau dingin, atau zat kimia yang menempel pada kulit. Selain itu kulit juga
kulit. Kotoran yang menempel pada kulit ini perlu dibersihkan agar kulit
Ada beberapa macam kosmetik pembersih yang dikenal dewasa ini, yaitu :
astringen/toner.
misalnya sabun.
oil.
11
cleansing cream.
2.3 Kulit
pengaruh lingkungan. Kulit juga merupakan alat tubuh yang terberat dan
2
terluas ukurannya yaitu 15% dari berat tubuh dan luasnya 1,50 – 1,75 m .
Rata-rata tebal kulit 1-2 mm. Paling tebal (6 mm) terdapat ditelapak tangan
dan kaki, paling tipis (0,5 mm) terdapat di penis (Harahap, M, 2000)
a. Epidermis
Lapisan basal terdiri dari satu lapis sel-sel yang kuboid yang
basofilik.
b. Dermis
lemak.
a. Lag Phase
b. Rising Phase
c. Falling Phase
2.4 Jerawat
ditandai dengan erupsi komedo, papul, pustule, nodus dan kista pada
14
tempat predileksi : muka, leher, lengan atas, dada, dan punggung. Jerawat
(Wasitaatmadja, 1997).
3) Bakteri
4) Peradangan (inflamasi)
Usaha pengobatan akne dapat dilakukan dengan cara topikal, sistemik dan
a) Pengobatan topikal
Secara kimiawi, asam salisilat disintesis pada tahun 1860 dan telah
Asam salisilat adalah suatu bubuk putih yang cukup larut dalam alkohol
RI, 1995)
dikeringkan.
jarum halus atau serbuk hablur putih dan tidak berbau. Jika dibuat
benzena, mudah larut dalam etanol dan dalam eter, larut dalam air
(Wasitaatmadja, 1997).
17
keratoplastik.
aeruginosa.
dapat diamati terhadap Trichophyton sp, dan candida sp. Efek ini
(Ganiswara, 2008).
konsentrasi tinggi, pada daerah yang luas pada kulit dan pada kulit
beberapa fase:
a. Lag Phase
b. Rising Phase
c. Falling Phase
Fase ini merupakan fase pelepasan bahan aktif obat dari permukaan
2012).
sinar dengan materi yang berupa molekul. Besar energi yang diserap
(Rohman, 2012).
Dimana:
A = absorbansi
a = absopsifitas molekul
b = ketebalan kuvet
C = konsentrasi larutan
1. Pemilihan Pelarut
koordinat.
1. Sumber Cahaya
dekat adalah sebuah lampu pijar dengan kawat rambut terbuat dari
wolfram (tungsten).
2. Monokromator
kwarsa atau plexiglass. Kuvet dari kaca tidak dapat dipakai sebab
dipakai.
isyarat listrik.
24
lebih cepat, dan bisa menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil.
b. Waktu operasional
3.2.1 Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas
3.2.2 Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquadest, baku
asam salisilat murni, methanol, etanol 96%, FeCl3 1% dalam HCl 1%,
3.3.1 Populasi
yaitu pembersih wajah (facial foam) yang terdapat asam salisilat pada
26
27
a. Purposive Sampling
2013)
28
pembanding.
metanol.
sampai tanda.
c. Disiapkan blanko.
bentuk absorban.
gelombang.
ml; 4,0 ml; 5,0 ml; 6,0 ml; kedalam labu takar 50 ml sehingga
c. Disiapkan blanko
tanda,
salisilat.
sampai tanda.
f. Disiapkan blanko
keabsorban.
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk
y= ax + b
Dimana y = absorbansi
a = slope
b = intersep
x = konsentrasi
31
persentase (%).
Keterangan :
Fp : Faktor pengenceran 50 = 25
2
0,170
400,0 533 600,0
Panjang gelombang (λ)
0,7
0,6 y = 0,00995x + 0,0022
r = 0,998
0,5
absorbansi
0,4
0,3
0,2
0,1
0
0 1 2 3 4 5 6 7
konsentrasi (ppm)
32
33
(%) ± SD (%)
3 0,136 0,84 2%
1 0,049 0,29
3 0,045 0,26
4.2 Pembahasan
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari beberapa pedagang
kaki lima di Pasar Tengah Bandar Lampung. Sampel yang digunakan ada 5
(lima) merk dagang facial foam yang berbeda merk yaitu merk A, B, C, D,
yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan yaitu tidak
berapa % kadar asam salisilat yang terkandung dalam produk facial foam
pada kemasan.
Vis karena asam salisilat memiliki gugus kromofor dan ikatan rangkap
spektrofotometri UV-Vis.
keterangan :
UV-Visible lebih spesifik, karena dapat mengukur kadar dengan skala yang
1990).
Untuk menentukan kadar asam salisilat dalam facial foam dengan metode
sifat dari asam salisilat tidak stabil dalam bentuk larutan sehingga perlu
kestabilan reaksi yang terbentuk dalam larutan atau berapa lama reaksi
serapan larutan standar asam salisilat (Gambar 4). Pada pengukuran panjang
absorban dengan sampel yang dimana jika semakin besar absorban maka
Maka didapatkan nilai r dari kurva kalibrasi larutan standar asam salisilat
adalah 0,998 (99,8 %). Hal ini menunjukkan bahwa dengan nilai r yang
(absorban standar asam salisilat) sangat kuat dan terbentuk grafik yang linier.
dan sampel E mendapat kadar rata-rata 0,28 %. Dari seluruh sampel kadar
asam salisilat yang terkandung dalam kosmetika dalam sediaan facial foam
dari 2 %.
37
masih aman dipergunakan namun tidak untuk penggunaan jangka lama untuk
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian penetapan kadar asam salisilat pada kosmetika sediaan
berikut :
1. Dari semua sampel facial foam kadar yang didapat dari hasil penelitian
rata 0,28%.
2. Dari semua sampel facial foam yang diperiksa memiliki kandungan kadar
5.2. Saran
komposisi bahan yang terkandung dalam facial foam yaitu kadar asam
38
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 1997. Formulasi Obat Topikal Dengan Dasar Penyakit Kulit. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan RI. 2010. Peraturan Badan Pengawas Obat
Dan Makanan Republik Indonesia Nomor : HK.00.05.42.1018 Tentang Daftar
Bahan Yang Diizinkan/Digunakan Dalam Kosmetik Dengan Pembatasan Dan
Persyaratan Republik Indonesia. Jakarta.
Badan Pengawas Obat Dan Makanan. 1997. Penetapan Kadar Asam Salisilat
Dalam Krim Anti Jerawat Secara Spektrofotometri UV-Vis. Prosedur kerja Dalam
karya tulis ilmiah. Dewi, 2013.
Katzung, B. G. 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi IV. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
Perhitungan :
50 mg
a. Larutan stok = = 1 000 ppm
,
0 05 L
=5
43
Larutan standar =
3
Larutan standar 2 = 500 50 = 30 ppm
2 2
Larutan Konsentrasi Absorban XY X Y
(ppm) (X) (Y)
Standar 1 20 0,208 4,16 400 0,043264
Standar 2 30 0,287 8,61 900 0,082369
Standar 3 40 0,408 16,32 1600 0,166464
Standar 4 50 0,498 24,9 2500 0,248004
Standar 5 60 0,600 36 3600 0,36
Ju m ah
l 2 0 2,001 89,99 9000 0,900101
( ) ( )( )
a=
( )²
( , ) ( )( , )
a=
( ) ( )²
a = 0,00995
( )
b= –
, , ( )
b= −
b = 0,0022
( ) ( )( )
r=
√{ ( ) { ( ) }
( , ) ( , )( )
( ) ( ) ( ) ( )²
r = √{( }{ , ,
, ,
r=
{ )}{( , , )}
√(
,
r=
{( )}{( , )}
,
r=
,
√
,
r=
,
r = 0,998594941
Lampiran 4. Perhitungan Kadar Asam Salisilat Pada Sampel
% = gram/ gram
Pengulangan 1
y = ax + b
x = 0,365 – 0,0022
0,00995
x = 36,462 ppm
= 2, 27%
Pengulangan 2
y = ax + b
x = 0,352 – 0,0022
0,00995
x = 35,155 ppm
= 2, 19%
Pengulangan 3
y = ax + b
x = 0,312 – 0,0022
0,00995
x = 31,135 ppm
= 1,94%
Pengulangan 1
y = ax + b
x = 0,228 – 0,0022
0,00995
x = 22,693 ppm
= 1,41%
Pengulangan 2
y = ax + b
x = 0,213 – 0,0022
0,00995
x = 21,185 ppm
= 1,32%
Pengulangan 3
y = ax + b
x = 0,247 – 0,0022
0,00995
x = 24,603 ppm
= 1,53%
Penngulangan 1
y = ax + b
x = 0,102 – 0,0022
0,00995
x = 10,030 ppm
= 0,62%
Pengulangan 2
y = ax + b
x = 0,109 – 0,0022
0,00995
x = 10,733 ppm
= 0,67%
Pengulangan 3
y = ax + b
x = 0,102 – 0,0022
0,00995
x = 10,030 ppm
= 0,62%
Pengulangan 1
y = ax + b
x = 0,145 – 0,0022
0,00995
x = 14,351 ppm
= 0,89%
Pengulangan 2
y = ax + b
x = 0,134 – 0,0022
0,00995
x = 13,246 ppm
= 0,82%
Pengulangan 3
y = ax + b
x = 0,136 – 0,0022
0,00995
x = 13,447 ppm
= 0,84%
Pengulangan 1
y = ax + b
x = 0,049 – 0,0022
0,00995
x = 4,703 ppm
= 0,29%
Pengulangan 2
y = ax + b
x = 0,051 – 0,0022
0,00995
x = 4,904 ppm
= 0,3%
Pengulangan 3
y = ax + b
x = 0,045 – 0,0022
0,00995
x = 4,301 ppm
= 0,26%
{ − }
1. SDA =
−1
√ ,
=
= 0,25019992
2
= 0,12509996
2. SDB = √0
=0
3. SDC = √0,02
2
= 0,14142136
2
= 0,07071068
4. SDD = √0
=0
5. SDE = √0,01
2
= 0,1
2
= 0,05
GAMBAR
57
57
E
D B A C
1000 ppm
500 ppm
A B D
C
Gambar 12. Sampel Facial Foam yang telah dihomogenkan dan belum disaring