Anda di halaman 1dari 86

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT GENERIK DI APOTEK PUTRI ROMAS BREBES

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SELA MEI ALINDANI

17081001

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT GENERIK DI APOTEK PUTRI ROMAS BREBES

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SELA MEI ALINDANI

17081001

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020

i
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG

OBAT GENERIK DI APOTEK PUTRI ROMAS

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai

Gelar Derajat Ahli Madya

Oleh:

SELA MEI ALINDANI

17081001

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL

2020

ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :

NAMA : Sela Mei Alindani

NIM : 17081001

Jurusan / Progam studi : Farmasi

Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang

Obat Generik Di Apotek Putri Romas Brebes.

Telah berhasil di pertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima sebagai

bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya

Farmasi pada Jurusan/ Progam Studi DIII Farmasi, Politeknik Harapan

Bersama Tegal.

TIM PENGUJI

Penguji 1 : Anggy Rima Putri, M.Farm., Apt ( .................................)

Penguji 2 : Aldi Budi Riyanta, S.Si., M.T ( .................................)

Penguji 3 : Joko Santoso, M.Farm ( .................................)

Tegal, .....................................
Progam Studi DIII Farmasi
Ketua Progam Studi,

Heru Nurcahyo, S.Farm., M.Sc., Apt


NIDN : 0611058001

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : SELA MEI ALINDANI

NIM : 17081001
Tanda tangan :

Tanggal :

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN

AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tega, saya


Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : SELA MEI ALINDANI
NIM : 17081001
Jurusan/ Progam Studi : DIII FARMASI
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk
Memberikan kepada Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas
Royalti Nonekslusif (None-exclusive Royalty Free Right) atas
Karya ilmiah saya yang berjudul :
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG OBAT
GENERIK DI APOTEK PUTRI ROMAS BREBES

Berserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas


Royalti/Noneksklusif ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,
Mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Tegal
Pada Tanggal :
Yang menyatakan

(Sela Mei Alindani )

vi
MOTTO

Jika sesuatu menantangmu, ,mengujimu, dan membantu


terjatuh, percayalah itulah yang akan membuatmu menjaadi
apa yang kamu inginkan.

Kupersembahkan buat :

 Kedua Orang tuaku


 Kakaku
 Sahabatku
 Teman-teman angkatanku
 Dosen pembimbing 1 dan 2
 Dosen penguji
 Keluarga kecil Prodi DIII Farmasi
 Almamaterku

vii
PRAKATA

Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan peneliitian ini dengan baik.
Shalawat serta salam semogah selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
berserta keluarga dan sahabatnya.
Untuk menyelesaikan penelitian ini saya mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. MC. Chambali B Eng.EE, M.Kom selaku direktur Politeknik
Harapan Bersama Tegal.
2. Bapak Heru Nurcahyo, M.Sc., Apt selaku Kaprodi Farmasi.
3. Bapak Aldi Budi Riyanta, S.Si., M.T selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan ilmu bagi penulis. Terima kasih atas waktu dan
bimbingannya.
4. Bapak Joko Santoso, M.Farm selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, ilmu dan masukan bagi penulis. Terimakasih atas waktu dan
bimbingannya.
5. Apotek Putri Romas Brebes yang telah membantu dalam proses penelitian ini.
Terima kasih atas waktu dan bantuannya.
6. Seluruh Dosen Farmasi yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dalam
penyusun Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Teman-teman farmasi yang tidak bisa penuis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas pertemanan selama ini.
8. Sahabat-sahabat yang telah memberikan banyaknya dukungan selama
penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

Kepada semua pihak yang tidak bisa penuis sebutkan satu persatu yang telah
banyak membantu penulis daam menyelesalikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semogah
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmatnya dan kebaikan yang telah

viii
diberikan.Penulis menyadari bahwa penyusun Karya Tulis Ilmiah in masih terdapat
kekurangan karena itu penulis berharap saran yang sifatnya membagun.
Namun demiikian semogah Karya Tulis ilmiah ini berguna bagi semua pihak yang
membutuhkannya.
Tegal,

penulis

ix
INTISARI

Alindani, Sela Mei., Riyanta, Aldi Budi., Santoso, Joko, 2020. Gambaran
Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang Obat Generik Di Apotek Putri Romas
Brebes.

Obat generik merupakan obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya


dan mencantumkan logo perusahaan farmasi yang memproduksinya pada kemasan
obat. Sebenarnya obat generik memiliki khasiat yang sama dengan obat bermerk,
namun sayangnya penggunaan obat generik masih kurang karena pengetahuan
masyarakat tentang obat generik masih rendah. Tujuaan penelitian ini untuk
mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat khususnya pasien Apotik Putri
Romas Brebes tentang obat generik.
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional rancangan
melibatkan data kuesioner pasien dilakukan secara deskriptif kuantatif. Sampel
penelitian ini adalah pasien Apotek Putri Romas Brebes, yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi bulan November-Desember 2019. Sampel diambil
secara purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa univariat yang bertujuan untuk menjelaskan dan mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian pengetahuan. Pasien yang diamati adalah
tentang kualitas obat generik, dosis label obat generik, manfaat obat generik, dan
harga obat generik.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 78 responden
yang diteliti tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik di Apotek Putri
Romas Brebes yaitu tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 37 orang
(47,4%), tingkat pengetahuan dengan kategori cukup sebanyak 21 orang (26,9%),
dan tingkat pengetahuan dengan kategori kurang sebanyak 20 orang (25,7%).
Kata kunci : Obat generik, tingkat pengetahuan masyarakat, analisa univariat.

x
Abstract

Alindani, Sela May., Riyanta, Aldi Bdi., Santoso, Joko, 2020. The Overview of
Patients’ Knowledge About Generic Drugs at Putri Romas Pharmacy of Brebes.
Generic drugs is the name of a ntritious substance and include the logo of
the pharmaceutical company that produces it on the drug packaging. Actally
generic drugs have the same efficacy as branded drugs, but unfortunately the use
of generic drugs is still low. The Purpose of this study was to find out the description
of public knowledge, especially at Putri Romas Pharmacy of Brebes patients about
generic drugs.
This study used cross sectional design approach involving patient
quentionnaire data were done quantitatively descriptive. The sampel of this study
was patient pharmacy Putri Romas Pharmacy of Brebes, who had fulfilled the
inclusion and exclusion criteria in November – Desember 2019. The sample was
taken by purposive sampling. The method used in this study was univariate analysis
which aimed to explain and describe the characteristics of each research
variable.Patients observed were about the quality of generic drugs, the label
dosage of generic drugs and the benefits of generi drugs .
Based on the results of the study it can be concluded that of the 78
respondents studied the level of patient knowledge about generic drugs at Putri
Romas Pharmacy of Brebes that is the level of knowledge with a good category of
37 people (47,4%), the level of knowledge with a category quite as many as 21
people (26,9%), and the level of knowledge with less than 20 categories (25,7%).
Keywords :Generic drugs, level of public knowledge, univariate analysis.

xi
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Sampul ...................................................................................................... i
Halaman Judul......................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan .............................................................................................. iii
Halaman Pengesahan ............................................................................................. iv
Halaman Pernyataan orisinalitas ..............................................................................v
Halaman Persetujuan Publikasi .............................................................................. vi
Halaman Motto dan Persembahan ........................................................................ vii
Prakata .................................................................................................................. viii
INTISARI............................................................................................................... ix
ABSTRACT .............................................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................3
1.3 Batasan Masalah ...........................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................4
1.6 Keaslian Penelitian .......................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................6
2.1 Pengetahuan .................................................................................................6
2.1.1 Definisi Pengetahuan ..........................................................................6
2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuuan .............................8
2.1.3 Pengukuran Tingkkat Pengetahuan ...................................................10
2.2 Obat ............................................................................................................10
2.2.1 Definisi Obat .....................................................................................10
2.2.2 Peranan Obat .....................................................................................12
2.2.3 Penggolongan Obat ...........................................................................12
2.3 Obat Generik ..............................................................................................13
2.3.1 Definisi Obat Generik .......................................................................13
2.3.2 Kebijakan Obat Generik ....................................................................14
2.3.3 Syarat Obat Generik ..........................................................................16
2.4 Kerangka Teori...........................................................................................17
2.5 Kerangka Konsep .......................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................19
3.1 Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................19
3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian ................................................................19
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................20
3.3.1 Populasi .............................................................................................20
3.3.2 Sampel ..............................................................................................20

xii
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional .............................................22
3.4.1 Variabel Penelitian .........................................................................22
3.4.2 Definisi Oprasional ........................................................................23
3.5 Jenis Data dan Sumber data ......................................................................26
3.5.1 .Jenis Data .....................................................................................26
3.5.2 Sumber Data .................................................................................26
3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................27
3.7 Validitas dan Reabilitas.............................................................................28
3.7.1 Uji Validasi .....................................................................................38
3.7.2 Uji Reabilitas ..................................................................................30
3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data .........................................................31
3.8.1 Pengolahan Data.............................................................................31
3.8.2 Analisis Data ..................................................................................33
3.9 Etika Penelitian ......................................................................................33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PERSEMBAHAN .....................................35
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................50
5.1 Simpulan ............................................................................................... 50
5.2 Saran.......................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................51
LAMPIRAN ...........................................................................................................54

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ...................................................................................5
Tabel 3.2 Definisi Operasional ..............................................................................23
Tabel 3.3 Kategori Koefisien Reliabilitas ..............................................................31
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia.................................................................36
Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pendidian ........................................................36
Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Media Massa ..................................................38
Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Sosial, Budaya, Ekonomi ...............................39
Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Lingkungan.....................................................40
Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Pengalaman ....................................................41
Tabel 4.10 Jawaban kuesioner Responden.............................................................42
Tabel 4.411 Pengetahan pasien tentang obat generic.............................................48

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ...................................................................................17
Gambaran 2.2 Kerangka Konsep ...........................................................................18

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian...........................................................................55


Lampiran 2. Surat balasan dari Apotek Putri Romas ............................................56
Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ..........................................57
Lampiran 4. Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Obat Generik ....................58
Lampiran 5. Kuesioner ...........................................................................................59
Lampiran 6. Skorsing Pertanyaan ..........................................................................60
Lampiran 7. Tabel Tingkat pengetahuan ...............................................................61
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas Kuesioner ............................................................63
Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner ........................................................65
Lampiran 10. Rekapitlasi Jawaban Responden ......................................................66
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian ...................................................................67

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Obat generik berlogo yang lebih umum disebut obat generik merupakan

obat yang menggunakan nama zat berkhasiatnya dan mencantumkan logo

perusahaan farmasi yang memproduksinya pada kemasan obat. Sedangkan obat

generik bermerk yang lebih umum disebut obat bermerk merupakan obat yang

diberi merk dagang oleh perusahaan farmasi yang memproduksinya. Obat

Generik Berlogo (OGB) diluncurkan pada tahun 1991 oleh pemerintah yang

diajukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kelas menengah ke bawah

akan obat (Edyaningrm, 2013).

Pengetahuan yang kurang di masyarakat yang dimaksud adalah

mengenai kualitas obat generik, manfaat obat generik, dan harga obat generik.

Kualitas tentang seberapa mujarabnya obat tersebut dalam menyembuhkan

penyakit, adakah terdapat efek samping, kontra indikasi, harga obat tentang

seberapa relatif murah dan selalu tersediakah obat generik di Apotek–Apotek,

dan lain-lain ( Fahriani, 2011).

Masalah ini juga berkaitan dengan adanya Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/1/2010 tentang kewajiban

menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah. Hal ini

dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan harga obat yang lebih rendah

sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat serta terjamin mutu dan

1
2

keamananya, walaupuun obat generik dipandang sebelah mata oleh sebagian

besar masyarakat.

Tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat generik di Kecamatan

Sepuluh Koto, Nagari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar dikategorikan

rendah yaitu 93,3% (Abdullah, 2019). Disamping itu bahwa sebagian besar

responden penelitian mempunyai tingkat pengetahuan kategori rendah

sebanyak 92,5%, umempunyai tingkat ekonomi dibawah UMR sebanyak

50,5%, mempunyai tingkat pendidikan kategori rendah sebanyak 83,2%

(Pratiwi, 2015).

Survei yang didapatkan di berbagai Apotek yang disurvai dimana

menunjukkan pasien yang memilih obat generik sangat kurang karena

masyarakat berpendapatan bahwa obat generik adalah obat kelas bawah dan

bermutu rendah, hal ini menimbulkan masalah dalam pelayanan kesehatan

seperti masyarakat dengan kelas menengah kebawah akan memilih obat generik

bermerk karena lebih mempercayai khasiat pengobatan penyakit (Rahmawati,

2016).

Apotek Putri Romas Brebes memiliki tempat yang strategis dekat

dengan pasar brebes, bertempatan didepan jalan raya pantura, sehingga banyak

masyarakat yang berkunjung ke Apotek Putri Romas Brebes, banyak pula

populasi yang saya dapatkan di Apotek Putri Romas Brebes. Berdasarkan latar

belakang diatas maka alasan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk

mengetahui sejauh mana gambaran tingkat pengetahuan pasien tentang obat

generik di Apotek Putri Romas Brebes itu sendiri baik itu pemahaman,
3

informasi, dan manfaat obat generik. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui

apakah masyarakat yang sudah mengenal obat generik akan memakai obat

generik sebagai media pengobatannya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah bagaimana gambaran tingkat pengetahuan pasien tentang

obat generik di Apotek Putri Romas Brebes?

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya suatu permasalahan dalam penelitian,

maka perlu adanya batasan masalah. Batasan masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pasien dalam penelitian ini adalah Masyarakat yang datang untuk

membeli obat di Apotek Putri Romas Brebes.

2. Pasien yang menjadi responden adalah pasien di Apotek Putri Romas

Brebes yang berusia 26-55 tahun.

3. Pengetahuan pasien yang diamati adalah tentang kualitas obat generik,

dosis label obat generik, manfaat obat generik, dan harga obat generik.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah penelitian ini, maka dapat diambil tujuan

penelitian, untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik

di Apotek Putri Romas Brebes?


4

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti, adapun manfaat bagi peneliti yaitu untuk meningkatkan

pengetahuan dan wawasan peneliti tentang penggunaan obat generik dan

diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat menjadi tambahan sumber

referensi yang telah ada bagi penelitian selanjutnya.

2. Bagi Institusi Pendidikan, adapun manfaat bagi institusi pendidikan

adalah diharapkan penelitian ini dapat menambah kepustakaan tentang

obat generik dalam lingkungan farmasi.

3. Bagi Fasilitas Layanan Kesehatan, adapun manfaat bagi fasilitas layanan

kesehatan khususnya dalam penelitian ini adalah Apotek Putri Romas,

diharapkan penelitian ini dapat menjadi salah satu pedoman Apotek Putri

Romas dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat

generik dan dapat meningkatkan penggunaannya dalam pengobatan

pasiennya.

1.6 Keaslian Penelitian

Keaslian penelitian ini berdasarkan pada beberapa penelitian terdahulu

yang mempunyai karekteristik yang relatif sama dalam hal tema kajian,

meskipun berbeda dalam hal kriteria subjek, jumlah dan posisi variabel

penelitian atau metode analisis yang digunakan. Penenlitian yang akan

dilakukan adalah mengenai gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang

obat generik dengan studi kasus pada pasien di Apotek Putri Romas Brebes.
5

Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang terkait dan hampir sama

tentang gambaran tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat generik

disajikan dalam tabel.

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


Pembeda Rahmawati Wulandari Alindani
(2016) (2016) (2020)
Judul Gambaran Tingkat Hubungan Tingkat Gambaran
Penelitian Pengetahuan Pendidikan Dengan Pengetahuan
Masyarakat Tentang Pengetahuan Pasien Pasien Tentang
Obat Generik Di Desa Tentang Obat Generik Obat Generik
Dirgahayu Kecamatan Dan Paten Di Apotek Putri
Pulau Laut Utara Romas Brebes.
Kabupaten Kotabaru
Kalimantan Selatan
Tempat Desa Dirgahayu Apotek Duta Farma Apotek Putri
Penelitian Kecamatan Pulau Laut Kendal Romas Brebes
Utara Kabupaten
Kotabaru Kalimantan
Selatan
Metode Metode penelitian ini Metode penelitian ini Metode
Penelitian menggunakan penelitian menggunakan penelitian ini
deskriptif cross deskriptif korelasi mengggunakan
sectional. dengan menggunakan penelitian
pendektan cross deskriptif cross
Metode di ambil dari sectiona. sectional.
data Primer.
Metode di ambil dari Metode di
Sampel yang digunakan data Primer. ambil dari data
adalah Masyarakat di Primer.
Desa Dirgahayu Sampel yang
Kecamatan Pulau laut digunakan adalah Sampel yang
Utara Kabupaten Paisen tentang Obat digunakan
Kotabaru Kalimantan generik dan paten. adalah Pasien
Selatan. Di Apotek Putri
Romas.
Hasil Pengetahuan responden Didapat responden Pengetahuan
Penelitian tentang obat generik dengan pengetahuan responden
dikategorikan cukup baik dengan jumlah tentang obat
dengan hasil 60,5 %. 87,1 %. generik
dikategorikan
baik dengan
hasil 47,4%
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari penginderaan yang

dilakukan oleh manusia terhadap suatu objek. Penginderaan terjadi

karena panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan bagian

yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(Notoatmodjo, 2012).

Aspek-aspek pengetahuan dalam taksonomi Bloom (Daryanto,

2010) adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge)

Tahu diartikan hanya sebagai ingatan (recall). Seseorang dituntut

untuk mengetahui atau mengenal fakta tanpa dapat

menggunakannya.

2. Pemahaman (comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu, tidak sekedar dapat

menyebutkan, tetapi harus dapat menginterptetasikan secara benar

tentang objek yang diketahui.

6
7

3. Penerapan (application)

Penerapan diartikan apabila orang yang telah memahami objek

tersebut dapat menggunakan dan mengaplikasikan prinsip yang

diketahui pada situasi yang lain.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu objek.

5. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari

komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. Sintesis adalah

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang telah ada.

6. Penilaian (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

penilaian terhadap suatu objek tertentu didasarkan pada suatu

kriteria atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Pengetahuan tentang obat merupakan sesuatu yang sangat

penting karena obat merupakan komponen penting dalam pelayanan

kesehatan bak upaya preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif.

Penddikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan. Semakin baik


8

pendidikan responden, diharapkan wawasan yang dimilikinya akan

semakin luas sehingga pengetahuan pun juga akan meningkat,

sebaliknya rendahnya pendidikan responden, akan mempersempit

wawasan sehingga akan menurunkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2011).

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang (Fitriani, 2015). Faktor-faktor tersebut adalah sebagai

berikut:

1. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi sehingga semakin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang

akan menghambat perkemanggan sikap seseorang terhadap nilai-

nilai yang baru diperkenalkan.

2. Media Massa / Informasi

Data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu

kejadian-kejadian sehingga menghasilkan perubahan dan

peningkatan pengetahuan. Kemajuan teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat tentang informasi baru. Sarana komunikasi

seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, penyuluhan, dan lain-

lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan

kepercayaan orang.
9

3. Sosial Budaya dan Ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan seseorang tanpa melalui

penalaran apakah itu baik atau tidak. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan ketersediaan fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4. Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar individu

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada pada lingkungan tersebut. Hal tersebut terjadi

karena adanya interaksi timbal balik yang akan direspon sebagai

pengetahuan.

5. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman pribadi ataupun

pengalaman orang lain. Pengalaman ini merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran suatu pengetahuan.

6. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Bertambahnya usia akan semakin berkembang pola pikir dan daya

tangkap seseorang sehingga pengetahuan yang diperoleh akan

semakin banyak.
10

2.1.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan seseorang ditetapkan menurut hal-hal berikut:

1. Bobot I: tahap tahu dan pemahaman.

2. Bobot II: tahap tahu, pemahaman, penerapan, dan analisis.

3. Bobot III: tahap tahu, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan

evaluasi.

Pengukuran pengetahuan dilakukan dengan wawancara atau

kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dikelompokkan menjadi

tiga kelompok apabila respondennya adalah masyarakat umum

(Arikunto, 2013), yaitu:

1. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan

benar dari total jawaban pertanyaan kuesioner,

2. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan

benar dari total jawaban pertanyaan kuesioner,

3. Pengetahuan kurang bila responden hanya dapat menjawab kurang

dari 56% dari total jawaban pertanyaan kuesioner.

2.2 Obat

2.2.1 Definisi Obat

Obat dapat didefinisikan sebagai bahan atau campuran bahan,

termasuk produk biologi, yang digunakan untuk mempengaruhi atau

mengetahui kondisi fisik atau keadaan yang tidak sehat atau tidak normal

dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,


11

pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.

Adapun bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak

berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan

mutu sebagai bahan baku farmasi (BPOM, 2012).

Obat adalah barang dagangan khusus bukan barang komodita

perdagangan umum. Segala sesuatu yang berkaitan dengan obat

dilakukan regulasi secara ketat karena menyangkut keamanan,

keselamatan jiwa manusia. Mulai dari bahan baku, bahan penolong,

kemasan, produksi, pengujian mutu, distribusi dan peredaran,

promosi/iklan, penjualan, penggunaannya, dilakukan pengaturan secara

rinci dan ketat (highly regulated). Ada lima aspek penting setidaknya

yang harus dipenuhi oleh produk obat yaitu: keamanan (safety), khasiat

(efficacy), kualitas (quality), penggunaan yang rasional (rational of use)

dan informasi produk yang benar (the right information) (Sampurno,

2011).

Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan.

Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu

diperlukan obat tersedia pada saat diperlukan dalam jenis dan jumlah

yang cukup, berkhasiat nyata dan berkualitas baik (Rahmawati, 2016).


12

2.2.2 Peran Obat

Obat memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan,

karena pencegahan dan penanganan berbagai jenis penyakit tidak

terlepas dari tindakan terapi menggunakan obat maupun

farmakoterapinya (Zeenot, 2013).

Adapun peran obat meliputi sebagai berikut:

1. Penetapan diagnosis

2. Pencegahan terhadap segala bentuk/ jenis penyakit

3. Menyembuhkan segala bentuk/ jenis penyakit

4. Memulihkan kesehatan

5. Mengubah fungsi normal tubuh dengan maksud tujuan tertentu

6. Mengurangi rasa sakit

7. Meningkatkan pola hidup sehat dalam ruang lingkup sosial

kemasyarakatan atau peningkatan kesehatan.

2.2.3 Penggolongan Obat

Menurut dr. Daeng M. Faqih, SH., MH. selaku Ketua Umum

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia periode 2018-2021, secara

internasional, obat hanya dibagi menjadi 2 golongan, yaitu obat paten

dan obat generik.

Namun dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban

menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah,

penggolongan obat dibagi menjadi 4 golongan, yaitu:


13

1. Obat Paten, adalah obat yang masih memiliki hak paten.

2. Obat Generik, adalah obat dengan nama resmi International Non

Propietary Names (INN) yang ditetapkan dalam Farmakope

Indonesia atau buku standar lainnya untuk zat berkhasiat yang

dikandungnya.

3. Obat Generik Bermerek / Bernama Dagang, adalah obat generik

dengan nama dagang yang menggunakan nama milik produsen obat

yang bersangkutan.

4. Obat Esensial, adalah obat terpilih yang paling dibutuhkan untuk

pelayanan kesehatan bagi masyarakat mencakup upaya diagnosis,

proflaksis, terapi dan tercantum dalam Daftar Obat Esensial yang

ditetapkan oleh Menteri.

2.3 Obat Generik

2.3.1 Definisi Obat Generik

Obat generik (Unbranded Drug) adalah obat dengan nama

generik, nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia dan

INN (International Non-propietary Names) dari WHO (Word Health

Origanization) untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Nama generik

ini ditempatkan sebagai judul dari monografi sediaan obat yang

mengadung nama generik tersebut sebagai zat tunggal (Depkes, 2010).

Obat generik berlogo merupakan obat yang diprogram oleh

pemerintah dengan nama generik yang dibuat secara CPOB (Cara

Pembuatan Obat yang Baik). Harga obat disubsidi oleh pemerintah. Obat
14

Generik Berlogo (OGB) mudah dikenali dari logo lingkaran hijau

bergaris – garis putih dengan tulisan ”Generik” dibagian tengah

lingkaran. Logo tersebut menunjukan bahwa OGB telah lulus uji

kualitas, khasiat dan keamanan sedangkan garis – garis putih

menunjukan OGB dapat digunakan oleh berbagai lapisan masyarakat.

Logo obat generik menenjukan persyaratan mutu yang ditetapakan oleh

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI, 2013).

2.3.2 Kebijakan Obat Generik

Kebijakan obat generik adalah suatu upaya pemanfaatan obat

generik ini agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka kebijakan

tersebut mencakup komponen-komponen sebagai berikut:

1. Produksi obat generik dengan Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB). Produksi dilakukan oleh produsen yang memenuhi syarat

CPOB dan disesuaikan dengan kebutuhan akan obat generik dalam

pelayanan kesehatan.

2. Pengendalian mutu obat generik secara ketat.

3. Distribusi dan penyediaan obat generik di unit-unit pelayanan

kesehatan sesuai dengan cara distribusi obat yang baik.

4. Peresepan berdasarkan nama generik bukan nama dagang.

5. Penggantian (substitusi) dengan obat generik diusulkan

diberlakukan di unit-unit pelayanan kesehatan.

6. Informasi dan komunikasi mengenai obat generik bagi dokter dan

masyarakat luas secara berkesinambungan.


15

7. Pemantauan dan evaluasi berkala terhadap penggunaan obat

generik.

8. Mewajibkan penyediaan obat generik untuk kebutuhan pasien rawat

jalan dan rawat inap dalam bentuk formularium.

9. Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

wajib menyediakan obat esensial dengan nama generik untuk

kebutuhan puskesmas dan unit pelaksana teknis lainnya sesuai

kebutuhan.

10. Dokter yang bertugas di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah

wajib menuliskan resep obat generik bagi semua pasien sesuai

indikasi medis.

11. Apoteker dapat mengganti obat merk dagang / obat paten dengan

obat generik yang sama komponen aktifnya atau obat merk dagang

lain atas persetujuan dokter dan/atau pasien.

12. Dokter di Rumah Sakit, Puskesmas, dan unit pelaksana teknis

lainnya dapat menyetujui penggantian resep obat generik dengan

resep obat generik bermerk / bermerk dagang dalam hal obat generik

tertentu belum tersedia.

Kewajiban-kewajiban ini diberlakukan melalui Peraturan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.02.02/MENKES//068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan

Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.


16

2.3.3 Syarat Obat Generik

Untuk mengetahui kualitas obat generik perlu dilakukan uji

bioavailabilitas/bioekivalensi sehingga keamanan dan mutu obat genetik

dapat terjaga. Obat generik yang dapat diterima adalah obat generik yang

hasil uji bioavailabilitas/bioekivalensinya bagus. Syarat obat generik

yang dapat disetujui FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan AS) dan

BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia) (Dunne,2013)

antara lain:

1. Mengandung zat aktif yang sama sebagaimana obat paten (dengan

zat aktif yang bervariasi),

2. Sama dalam kekuatan, bentuk sediaan, dosis, dan cara pemberian,

3. Memiliki indikasi yang sama,

4. Bersifat bioekivalen,

5. Memenuhi sejumlah persyaratan perihal identitas, kekuatan,

kemurnian, dan kualitas,

6. Diproduksi dibawah standar FDA dan BPOM yang sama untuk

obat-obat paten.

Mutu obat generik mendapat perlakuan yang sama dalam hal

evaluasi terhadap pemenuhan kriteria khasiat, keamanan dan mutu obat.

Hasil pemerikasaan mutu dan informasi obat generik harus

dikomunikasikan kepada pemberi pelayanan kesehatan maupun

masyarakat, agar penggunaan obat generik dapat meningkat.


17

2.4 Kerangka Teori

Berdasarkan penjelasan dan teori-teori yang diuraikan, maka dapat

dikemukakan kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Faktor yang Pengukuran


mempengaruhi Tingkat
Pengetahuan : Pengetahuan

1. Pendidikan 1. Pengetahuan
Tingkat baik bila dapat
2. Media Massa menjawab 76-
/ Informasi Pengetahuan
Masyarakat 100% dengan
3. Sosial, tentang Obat benar dari total
Budaya, Generik jawaban
Ekonomi kuesioner,

4. Lingkungan 2. Pengetahuan
baik bila dapat
5. Pengalaman menjawab 56-
6. Usia 75% dengan
benar dari total
jawaban
kuesioner,
3. Pengetahuan
kurang bila
hanya dapat
menjawab
kurang dari
56% dengan
benar dari
total jawaban
kuesioner.
Sumber: Fitriani (2015) dan Arikunto (2013)

Gambar 2.1 Kerangka Teori


18

2.5 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan
Pasien Tentang Obat Baik
Generik Di Apotek
Putri Romas Brebes
Cukup

Kurang

Gambar 2.2 Kerangka Konsep


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian di bidang farmasi

sosial. Waktu penelitian yaitu lama waktu yang dibutuhkan penulis untuk

memproleh data penelitian yang dilaksanakan (Sugiyono, 2010). Penelitian

dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2019.

Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan

data selama kasus berlangsung (Sugiyono, 2010). Lokasi dari penelitian ini

adalah Apotek Putri Romas Brebes yang beralamatkan di Jalan Ahmad Yani

No. 44, Brebes, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, 52212.

3.3 Rancangan dan Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah peneltian deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui niai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono,

2012). Sedangkan dikatakan kuantitatif karena data penelitian berupa angka-

angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2013).

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan cross sectional, yaitu

variabel yang diteliti (bebas atau terkait) yang dilakukan pada satu waktu, satu

kali, tidak ada follow up, dan untuk mempelajari dinamika korelasi antara

19
20

variabel independen dengan variabel dependen yang dikumpulkan secara

bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek

atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian adalah

pasien di Apotek Putri Romas Brebes.

Berdasarkan data yang di peroleh di Apotek Putri Romas

Brebes maka didapatkan 97 orang yang merupakan pasien di Apotek

Putri Romas Brebes,

3.4.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2017). Pengambilan sampel

merupakan suatu langkah untuk menentukan besarnya sampel yang

diambil dalam melaksanakan penelitian. Untuk menentukan besarnya

sampel dapat dilakukan dengan statistik atau berdasarkan estimasi

penelitian. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa

sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat menggambarkan

populasi yang sebenarnya atau representatif (mewakili).

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara

purposive sampling dimana setiap sampel yang ada dan memenuhi


21

syarat kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah

sampel yang diperlukan tercapai (Sugiyono, 2013).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien yang datang atau berkunjung ke Apotek Putri Romas Brebes.

b. Pasien yang berusia 26 sampai 55 tahun.

c. Bersedia menjadi responden penelitian.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Pasien yang berasal dari pegawai apotek tersebut.

b. Pasien yang tidak menjawab kuesioner secara lengkap.

Perhitungan sampel responden adalah menggunakan rumus Slovin

(Notoatmodjo, 2010), yaitu sebagai berikut:

Rumus:

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒)2

Keterangan:
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
e = batas toleransi kesalahan (error tolerance), 5%
22

Pengambilan sampel dalam penelitian ini:

97
𝑛=
1 + 97(0,05)2

97
𝑛=
1 + 97(0,0025)

97
𝑛=
1 + 0,2425

97
𝑛=
1,2425

𝑛 = 78,06

Berdasarkan perhitungan diatas didapatkan hasil sampel

responden sebanyak 78,06 sampel, kemudian dibulatkan menjadi 78

sampel.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala suatu atau sifat atau nilai dari

objek, orang atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2013).

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu

tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik di Apotek Putri Romas

Brebes.
23

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan

kepada suatu variabel atau kontrak dan menggambarkan aktivitas yang

diperlukan untuk mengukurnya (Nazir, 2011).

Dalam penelitian ini definisi operasional akan disajikan dalam

tabel dibawah ini.

Tabel 3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pendidikan Pendidikan adalah Kuesioner 1. SD Ordinal


suatu usaha untuk 2. SMP
mengembangkan 3. SMA
kepribadian dan 4. Perguruan
kemampuan didalam Tinggi
dan diluar sekolah
yang berlangsung
seumur hidup

Media Massa Informasi yang Kuesioner 1. Koran atau Nomina


diperoleh baik dari Majalah l
pendidikan 2. TV
formal maupun non 3. Radio
formal dapat 4. Brosur
memberikan 5. Internet
pengetahuan jangka 6. Keluarga
pendek (immediate atau Teman
impact), sehingga 7. Tenaga
menghasilkan Kesehatan
perubahan dan
peningkatan
pengetahuan

Sosial, Kebiasaan dan tradisi Kuesioner 1. Kalangan Nomina


Budaya, yang dilakukan sosial, l
Ekonomi seseorang tanpa budaya,
melalui penalaran ekonomi
apakah itu baik atau Bawah
tidak (memiliki
penghasilan
dibawah
UMR)
24

Lanjutan Tabel 3.2

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

2. Kalangan
sosial,
budaya,
ekonomi
menengah(
memiliki
penghasilan
sesuai
UMR)
3. Kalangan
sosial,
budaya,
ekonomi
atas
(memiliki
penghasilan
diatas
UMR)

Lingkungan Lingkungan adalah 1. Sangat tidak Ordinal


segala sesuatu ang sering
ada di sekitar menggunak
individu baik an obat
lingkungan fisik, generik
biologis, maupun (2kali).
sosial 2. Tidak sering
menggunak
an obat
generik
(5kali).
3. Kurang
menggunak
an obat
generik (8
kali)
4. Sering
meggunaka
n obat
generik (14
kali)
5. Sangat
sering
menggunak
an obat
generik (20
kali)
25

Lanjutan Tabel 3.2

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Pengalaman Pengalaman dapat Kuesioner 1. Sebelumnya Ordinal


diperoleh dari sudah
pengalamana orang pernah
lain. mengetahui
dan
menggunak
an obat
generik
sebagai
media
pengobatan
diri sendiri.
2. Sebelumnya
sudah
mendengar
cerita dari
orang lain
yang
menggunak
an obat
generik
sebagai
bahan
media
pengobatan
nya.
3. Belum
pernah
mengetahui
dan
menggunak
an obat
generik
sebagai
media
pengobatan
diri sendiri.
4. Belum
pernah
mendengar
cerita
apapun
tentang obat
generik dari
siapapun.
26

Lanjutan Tabel 3.2

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Usia Usia mempengaruhi Kuesioner 1. 26-35 tahun Ordinal


daya tangkap dan 2. 36-45 tahun
pola pikir seseorang. 3. 46-55
tahun.

K
u
r
a
n
g
2

1.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

jenis data primer. Data primer merupakan data yang diperoleh secara

langsung dari objek yang diteliti (Azwar, 2013). Data primer yang

digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner.

1.5.2 Sumber Data

Sumber data adalah subyek darimana data-data dapat

diperoleh. Maka sumber data sangat penting diketahui agar data yang

diperlukan diperoleh secara tepat (Arikunto, 2013). Dalam peneletian

ini sumber data terdiri dari:

1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau


27

pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber

informasi yang dicari (Azwar, 2013). Dalam penelitian ini data

primer didapat dari pengisian kuesioner yang dibagikan kepada

responden sejumlah sampel dalam penelitian ini.

2. Data sekunder, adalah sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada peneliti. Menggunakan data sekunder apabila

peneliti mengumpulkan informai dari data yang telah diolah oleh

pihak lain seperti buku, jurnal, atau laporan internal tempat

penelitian berlangsung (Sugiyono, 2016). Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis data primer.

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari

objek yang diteliti (Azwar, 2013). Data primer yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner.

3.6 Teknik pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk menerapkan metode

pada masalah yang sedang di teliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Koesioner yaitu suatu data yang berisikan

berbagai pertanyaan atau pengetahuan mengenai bidang yang akan diteliti (

Dewi, 2016).

Penggunakan kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan data mengenai pengetahuan pasien tentang obat generik di

Apotek Putri Romas Brebes. Penggunaan kuesioner dilakukan dengan cara


28

mengajukan sejumlah pertanyaan tertulis di selembar kertas kepada responden

(Arikunto, 2013).

Pengukuran pengetahuan pasien tentang obat generik diukur dengan

menggunakan skala pengukuran (Arikunto, 2013) yaitu :

1. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100% dengan benar

dari total jawaban pertanyaan.

2. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75% dengan benar

dari total jawaban pertanyaan.

3. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari total

jawaban pertanyaan.

Jadi apabila responden menjawab 8-10 pertanyaan dengan benar

maka pengetahuan responden baik, jika responden menjawab 6-7 pertanyaan

dengan benar maka pengetahuan responden cukup, dan jika responden

menjawab sama kurang dari 5 pertanyaan dengan benar maka pengetahuan

pasien cukup. Penelitian terhadap pengetahuan responden berdasarkan

skorsing yaitu :

1. Jawaban Benar nilainya 1.

2. Jawaban Salah nilainya 0.

3.7 Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Sebuah instrumen atau kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada instrumen atau kuesioner mampu mengungkapkan


29

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Kuesioner dinyatakan

valid apabila nilai kolerasi > 0,3 (Sugiyono, 2011). Uji validitas

bertujuan mengetahui ketepatan dan kehandalan kuesioner yang

mempunyai arti bahwa kuesioner mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi dari

setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban

responden (Ghozali, 2013). Uji validitas kuesioner responden

dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada 30 responden, data

responden yang diperoleh dihitung menggunakan SPSS. Syarat untuk

uji validitas 30 responden (Azwar, 2013) adalah sebagai berikut :

Bila r hitung > r tabel dikatakan pertanyaan valid

Bila R hitung < r tabel dikatakan pertanyaan tidak valid.

Dalam penelitian ini karena peneliti menggunakan bantuan

SPSS for windows 15.0 maka uji validitas menggunakan teknik Korelasi

Product Moment. Penelitian ini melakukan uji validitas karena

pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

pertanyaan dari peneliti yang sudah ada tetapi disini akan menguji

kembali validitas dengan menggunakan bantuan SPSS for windows.

Langkah – langkah uji validitas menggunakan bantuan SPSS

for windows yaitu :

1. Menggunakan Software IBM SPSS

2. Membuka menu anal yze > Correlate>Bivariate

3. Hasil yang dinyatakan valid harus diatas 0,3.


30

3.7.2 Uji Reliabilitas

Disamping harus valid, instrumen penelitian juga harus

dapat dipercaya (reliable). Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk

mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel

atau konstruk. Suatu kuesioner dapat dikatakan reliabel atau handal

jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan atau pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Kuesioner

dinyatakan valid apabila nilai kolerasi > 0,6 (Sugiyono, 2011).

Penelitian ini melakukan uji Reliabilitas karena pertanyaan

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan dari

peneliti yang sudah ada tetapi disini akan menguji kembali reliabilitas

dengan Cronbach Alpha Coefficient menggunakan bantuan SPSS for

windows 15.0.

Langkah-langkah uji Reliabilitas menggunakan bantuan

SPSS for windows yaitu :

1. Menggunakan Software IBM SPSS

2. Membuka menu analyze > Scale > Relialibility

3. Hasil yang dinyatakan valid harus diatas 0,6.

Pengujian reliabilitas setiap variabel dalam penelitian ini

dilakukan dengan Cronbach Alpha Coefficient menggunakan bantuan

SPSS for windows 15.0 dengan ketetapan Kategori Koefisien

Reliabilitas Guilford dalam buku (Sukiman, 2012) dibawah ini.


31

Tabel 3.3 Kategori Koefisien Reliabilitas

Besarnya nilai r Interpretasi


0,80 – 1,00 Reliabilitas Sangat Tinggi
0,60 – 0,80 Reliabilitas Tinggi
0,40 – 0,60 Reliabilitas Sedang
0,20 – 0,40 Reliabilitas Rendah
0,00 – 0,20 Reliabilitas Sangat Rendah
Sumber: Sukiman, (2012)

3.8 Pengolahan Data dan Analisa Data

3.8.1 Penggolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer

dengan program khusus (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan bantuan dalam pengolahan data menggunakan

program komputer Statistical Product and Service Solutions (SPSS)

15.0. Adapun langkah-langkah pengolahan data dilakukan sebagai

berikut:

1. Editing

Merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dilakukan pada

tahap pengumpulan data setelah data terkumpul. Peneliti akan

memeriksa kebenaran dan kelengkapan data berupa kuesioner yang

dikumpulkan oleh responden.


32

2. Coding

Peneliti memberikan kode numerik (angka) terhadap data

yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat

penting apabila pengelolaan dan analisis data menggunakan

komputer.

3. Tabulating

Data yang diubah menjadi kode kemudian disusun dan

dikelompokkan ke dalam tabel-tabel oleh peneliti. Proses tabulasi

dilakukan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel distribusi

frekuensi.

4. Data Entry

Peneliti memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam tabel atau databae komputer kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana. Data atau jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk kode numerik dimasukkan ke dalam

program atau software.

5. Processing

Dalam tahap ini jawaban dari responden yang telah

diterjemahkan menjadi bentuk angka, selanjutnya diproses agar

mudah dianalisis.

6. Cleaning

Pembersihan data yaitu mengecek kembali untuk

mendeteksi kesalahan kode, lengkap atau tidaknya data yang sudah


33

dimasukkan dan lain sebagainya. Setelah itu dilakukan

pengoreksian atau pembenaran.

3.8.2 Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari hasil

penelitian seluruh responden terkumpul. Jenis analisa yang digunakan

yaitu analisa univariat (Sugiyono, 2017).

Analisa Univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada

umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase

dari tiap variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).

3.9 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin

permohonan penelitian kepada pihak Apotek Putri Romas Brebes dengan

memperhatikan etika penelitian, yang meliputi (Notoatmodjo, 2010).

1. Informed consent (Bentuk Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuannya adalah supaya subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian.

Jika subjek bersedia, maka responden harus menandatangani lembar


34

persetujuan, jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak responden.

2. Anonymity (Tanpa Nama)

Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden dengan

tidak mencantumkan nama pada lembar alat ukur, atau hanya menuliskan

kode atau nomor responden pada lembar pengumpulan data hasil

penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (Kerahasiaan)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian,

baik informasi maupun masalah-masalah lainnya yang berhubungan

dengan responden. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

pada hasil riset


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Tempat Penelitian

Responden dalam penelitian ini berjumlah 78 pasien di Apotek

Putri Romas Brebes. Data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner

pada bulan November saampai Desember 2019 kemudian di analisis untuk

mendapatkan frekuensi. Hasil penelitian akan diperoleh gambaran

pengetahuan pasien tentang obat generik di Apotek Putri Romas Brebes.

4.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

pengetahuan dan persepsi seseorang. Umur dapat mempengaruhi

daya tangkap seseorang dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah

usia seseorang maka semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya (Nurhidayat, 2012).

Penelitian dilakukan pada responden dengan usia 26-55

tahun. Peneliti mengelompokan usia responden sesuai

penggelompokan menurut Depkes RI (2009) yakni masa dewasa awal

(26-35 tahun), masa dewasa akhir (36-45 tahun), dan masa lansia

awal (46-55 tahun).

35
36

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Usia Pasien di Apotek Putri


Romas
No. Usia Jumlah Persentase %
1. 26 – 35 tahun 13 16,7%
2. 36 – 45 tahun 24 30,8%
3. 46 – 55 tahun 41 52,5%
Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel 4.4 menunjukan bahwa dari 78 responden

terbagi menjadi 3 kelompok yaitu umur 26-35 tahun 13 orang

(16,7%), 35-45 tahun 24 orang (30,8%), dan 46-55 tahun 41 orang

(52,5%). Dimana kelompok usia responden yang paling banyak

adalah pada rentang 46-55 tahun disebabkan karena sudah rentang

terkena penyakit sehingga pasien yang datang ke Apotek Putri Romas

Brebes adalah kelompok masa lansia awal (Tri, 2014).

4.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan responden dibagi menjadi pendidikan sekolah

dasar (SD), pendidikan sekolah menengah pertama (SMP),

pendidikan sekolah menengah atas (SMA/SMK), dan pendidkan

tinggi (Sarjana).

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Pendidikan di Apotek Putri


Romas Brebes
No. Pendidikan Frekuensi Persentase%
1 SD 8 10,3%
2 SMP 34 43,6%
3 SMA 20 25,6%
4 Pendidikan tinggi 16 20,5%
Jumlah 78 100%
37

Berdasarkan tabel 4.5 menunjukan bahwa dari 78 responden

terbagi 4 kelompok pendidikan yaitu SD 8 orang (10,3%), SMP 34

orang (43,6%), SMA 20 (25,6%), Pendidikan tinggi 16 orang

(20,5%).

Data tersebut memerlihatkan mayoritas responden paling

banyak di Apotek Putri Romas SMP 34 orang (43,6%) , Kemudian

SMA 20 orang (25,6%), Peguruan tinggi 16 orang (20,5%), dan SD 8

orang (10,3%). Hal ini menunjukan pendidikan responden di Apotek

Putri Romas Brebes, kebanyakan berpendidikan SMP. Hal ini

dimungkinkan karena pada tahun 1970-1990 tingkat pendidikan di

pemerintah indonesia kurang baik dibandingkan sakarang dan juga

pada tahun 1970-1990 faktor ekonomi indonesia masih memburuk

sehingga banyak dimasyarakat yang tidak mengenyang pendidikan

tinggi (Human Developmentbindex (HDI) 2002).

4.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Media Massa

Informasi merupakan salah satu organ pembentuk

pengetahuan. Informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Seseorang banyak

memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan

yang luas. Semakin sering orang membaca, pengetahuan akan lebih

baik daripada hanya sekedar mendengar atau melihat saja.


38

Tabel 4.6 Responden Berdasarkan Media masa di Apotek

Putri Romas Brebes

No. Media Masa Frekuensi Persentase %


1 Koran atau Majalah 0 0%
2 TV 0 0%
3 Radio 0 0%
4 Brosur 13 16,7%
5 Internet 10 12,8%
6 Keluarga atau Teman 25 32%
7 Tenaga Kesehatan 30 38,5%
Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukan bahwa dari 78 responden

dapat dilihat tingkat pengetahuan dari sumber informasi

koran/majalah 0 orang (0%), Telivisi 0 orang (0%), radio 0 orang

(0%), brosur 13 orang (16,7%), internet 10 orang (12,8%),

keluarga/teman 25 orang (32,%), tenaga kesehatan 30 orang (38,5%).

Berdasarkan data tabel 4.1.3 tingkat penggetahuan paling banyak

didapatkan pada sumber informasi Tenaga Kesehatan yaitu sebanyak

30 orang (38,5%). Hal ini dapat disebabkan didaerah Brebes, Tegal

banyak SMA, D3, S1 pendidikan kesehatan, sehingga banyak

masyarakat yang tau, karena keluarganya yang sekolah dibidang

kesehatan.

4.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Sosial, Budaya, Ekonomi

Sosial, Budaya, Ekonomi merupakan kebiasaan dan tradisi

yang dilakukan seseorang tanpa melalui penalaran apakah itu baik

atau tidak. Penelitian dilakukan pada responden kalangan sosial,

budaya, ekonomi bawah, sedang dan atas menyimpulkan bahwa


39

status sosial ekonomi adalah kedudukan seseorang individu atau

kelompok dalam masyarakat yang dapat dillihat dari segi sosial

maupun ekonomi (soekanto, 2013)

Tabel 4.7 Responden Berdasarkan Sosial, Budaya, Ekonomi


Pasien di Apotek Putri Romas Brebes
No. Sosial, Budaya, Ekonomi Jumlah Persentase %
1. Kalangan bawah. 30 38,5%
2. Kalangan menengah 40 51,3%
3. Kalangan atas 8 10,2%
Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel 4.7 menunjukan bahwa dari 78 responden

terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kalangan bawah 30 orang (38,5%),

kalangan menengah 40 orang (51,3%), kalangan atas 8 orang

(10,2%). Sosial, budaya, ekonomi responden yang banyak pada

rentang kalangan menengah 40 orang (51,3%) yang artinya

responden yang didapatkan dari pasien Apotek Putri Romas Brebes

kebanyakan kalangan menengah untuk pendapatan ekonomi sesuai

UMR. Hal ini disesabkan perekonomian didaerah Brebes belum

meningkat, karena masih banyaknya pekerja sebagai buruh yang akan

berpengaruh pada penghasilan dalam pemilihan obat.

4.1.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkungan

Lingkungan merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar

invidu maupun dilingkungan.


40

Tabel 4.8 Responden Berdasarkan Lingkungan Pasien di Apotek


Putri Romas Brebes
No. Lingkungan Jumlah Persentase
%
1. Sangat tidak menggunakan obat generik, 21 26,9%
(sebanyak 2 kali).
2. Tidak sering menggunakan obat generik, 27 34,6%
(sebanyak (5 kali).
3. Kurang sering menggunakan obat generik, 17 21,8%
(8 kali).
4. Sering menggunakan obat generik, (14 kali). 8 10,3%

5. Sangat sering menggunakan obat generik 5 6,4%


(20 kali).
Jumlah 78 100%
Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa dari 78 responden

terbagi menjadi 5 kelompok yaitu sangat tidak menggunakan obat

generik 21 orang (26,9%), tidak sering menggunakan obat generik 27

orang (34,6%), kurang sering 17 orang (21,8%), sering menggunakan

obat generik 8 orang (10,3%), sangat sering menggunakan obat

generik 5 orang (6,4%). Lingkungan responden yang banyak pada

rentang tidak sering menggunakan obat generik 27 orang (34,6%)

yang artinya responden yang didapatkan dari pasien Apotek Putri

Romas Brebes kebanyakan tidak sering menggunakan obat generik.

Hal ini disebabkan peresepsi responden yang dijual mahal identik

dengan obat yang manjur serta obat yang dijual murah identik tidak

manjur, perepsi masyarakat yang negatif terhadap efek generik bagi

tubuh dapat mengakibatkan sugesti yang buruk akan mempengarhi

kesembuhan. Pengalaman kesembuhan akan berdampak pada

menurunnya kepuasan akan berakibat pada menurunnya motivasi

pasien untuk menggunakan obat generik kembali (Fahriani, 2011).


41

4.1.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau

pun pengalaman orang lain.

Tabel 4.9 Responden Berdasarkan Pengalaman Pasien di Apotek


Putri Romas Brebes
NO. Pengalaman Jumlah Persentase
%
1. Sebelumnya sudah pernah 13 16,7%
mengetahui dan menggunakan
obat generik.
2. Sebelumnya sudah mendengar 25 32,1%
cerita dari orang lain yang
menggunakan obat genrik.
3. Belum pernah mengetahui dan 21 26,9%
menggunakan obat generik.
4. Belum pernah mendengar cerita 19 24,3%
apapun tentang obat generik.
Jumlah 78 100%

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukan bahwa dari 78 responden

terbagi menjadi 4 kelompok yaitu sebelumnya sudah pernah

mengetahui dan menggunkan obat generik ada 13 orang (16,7%),

sebelumnya sudah mendengar cerita dari orang lain yang

meggunakan obat generik 25 orang (32,1%), belum pernah

mengetahui dan menggunakan obat generik 21 orang (26,9%), belum

pernah mendengar cerita apapun tentang obat generik 19 orang

(24,3%). Pengalaman responden yang banyak pada rentang

sebelumnya sudah mendengar cerita dari orang lain yang

menggunakan obat generik 25 orang (32,1%) yang artinya responden

yang didapatkan dari pasien Apotek Putri Romas Brebes kebanyakan

sudah mendengar obat generik dari orang lain. Hal ini disebabkan
42

responden terpengaruh oleh orang lain yang bersugesti dengan

menggunakan obat generik tersebut mereka tidak sembuh.

1.2 Jawaban Kuesioner Responden

Tabel 4.2 Jawaban Kusioner Responden

No Pertanyaan Jawaban Jawaban Responden Total


yang Benar Salah
Diharapkan N N
(%) (%)
1. Apakah Salah 43 35 78
semua obat
generik (55,1 %) (44,9%) (100%)
hanya berupa
sediaan
tablet?

2. Apakah Benar 62 16 78
amoxicillin
termasuk (79,5%) (20,5%) (100%)
kedalam obat
generik?

3. Apakah Salah 54 24 78
sanmol
termasuk (69,2%) (30,8%) (100%)
obat generik?

4. Apakah Benar 62 16 78
paracetamol
dan sanmol
mempunyai (79,5%) (20,5%) (100%)
khasiat yang
sama?

5. Apakah Salah 65 13 78
harga obat
generik
bermerk
kebanyakan (83,3%) (16,7) (100%)
relatif lebih
murah
dibanding
obat generik?
43

Lanjutan Tabel 4.2

No Pertanyaan Jawaban Jawaban Responden Total


yang Benar Salah
Diharapkan N N
(%) (%)
6. Apakah Salah 59 19 78
semua obat
generik dapat (75,6%) (24,4%) (100%)
dibeli bebas
tanpa resep?

7. Apakah Benar 59 19 78
terdapat
perbedaan
kemasan
pada obat (75,6%) (24,4%) (100%)
generik dan
obat generik
bermerk?

8. Apakah Benar 64 14 78
setiap obat
generik pada
kemasanya (82,1%) (17,9%) (100%)
tertulis logo
generik?

9. Apakah obat Benar 62 16 78


generik dan
obat generik
bermerk (79,5%) (20,5%) (100%)
mempunyai
khasiat yang
sama?

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa, secara umum

jawaban responden belum sesuai dengan jawaban yang diharapkan.

Pertanyaan nomor 1 adalah tentang semua obat generik hanya berupa

sediaan tablet, dimana 43 orang (55,1%) masih menjawab pilihan

“benar” jadi responden beranggapan bahwa obat generik hanya


44

berupa sediaan tablet. Sedangkan responden yang menjawab “Tidak”

hanya 35 orang (44,9%) responden. Padahal tidak semua obat generik

berupa tablet. Hal ini disebabkan karena pengalaman dan informasi

karena kebiasaan dokter meresepkan obat generik berupa tablet,

jarang menggukan sirup untuk pasien dewasa. Contoh pasien yang

melakukan pengobatan di pukesmas dan di rumah sakit selalu

mendapatkan obat generik berupa sediaan tablet.

Pertanyaan nomor 2 yaitu tentang amoxilin termasuk obat

generik. Hasil dar 78 responden sebanyak 62 orang (79,5) mengetahui

bahwa amoxicillin termasuk obat generik, sedangkan 16 orang

(20,5%) masih menganggap bahwa amoxicillin adalah obat generik

bermerk. Hal ini disebabkan amoxicillin merupakan salah satu obat

generik antibiotik yang telah menggantikan ampisilin sebagai

antibiotik yang sering digunakan di berbagai tempat karena harga

antibiotik golongan ini relatif murah (Grayson, 2010). Contoh, Pasien

yang melakukan pengobatan di pukesmas kebanyakan mendapatan

obat amoxicillin, kebanyakan pasien di Apotek Putri Romas Brebes

kebanyakan membeli obat amoxicilin dibanding obat ampicilin.

Jawaban responden yang belum sesuai dengan jawaban

yang diharapkan yaitu pertanyaan nomer 3 yaitu tentang obat sanmol.

Hasil dari 78 responden belum sesuai dengan jawaban yang

diharapkan dimana 54 orang (69,2%) masih menjawab pilihan

“benar” jadi responden beranggapan bahwa obat sanmol termasuk


45

obat generik, sedangkan responden yang menjawab “Tidak” hanya 24

orang (30,8%) responden. Padahal sanmol bukan obat generik,

Sanmol adalah obat yang mengandung bahan zat aktif asetaminofen

atau paracetamol. Oleh karena itu sanmol termasuk obat generik

bermerk. Hal ini disebabkan harga sanmol tablet murah dan

terjangkau, maka masyarakat beranggapan bahwa sanmol itu obat

generik, obat yang harganya murah untuk masyarakat menengah

kebawah.

Pertanyaan nomor 4 yaitu tentang khasiat obat paracetamol

dan obat sanmol. Hasil dari 78 responden sebanyak 62 orang (79,5%)

mengetahui bahwa obat paracetamol dan obat sanmol mempunyai

khasiat yang sama, sedangkan 16 orang (20,5%) responden yang

masih menganggap bahwa paracetamol dan obat sanmol tidak

mempunyai khasiat yang sama.Hal ini disebabkan masih kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang obat-obatan. Secara teori obat

paracetamol dan obat sanmol memiliki khasiat yang sama, karena

obat sanmol mengandung zat aktif paracetamol.

Jawaban responden yang belum sesuai dengan jawaban

yang diharapkan adalah pertanyaan nomor 5, yaitu mengenai harga

obat generik dan obat generik bermerek. Hasil dari 78 responden

belum sesuai dengan jawaban yang diharapkan dimana 65 orang

(83,3%) masih menjawab “benar” jadi responden yang menjawab

“Tidak” hanya13 orang (16,7%) responden. Padahal obat generik


46

bermerk relatif lebih mahal dibandingkan dengan obat generik.

Bahawa 65 orang (83,3%) tidak mengetahuhi kemungkinan

disebabkan mereka tidak mengetahui obat atau isi kandungan obat

yang hanya mereka tau merk dagang.

Jawaban responden yang belum sesuai dengan jawaban

yang diharapkan yaitu pada Pertanyaan nomor 6 tentang semua obat

generik dapat dibeli bebas tanpa resep, dimana 59 orang (75,6%)

menjawab “Ya” sedangkan 19 orang (24,4%) menjawab dengan tepat

bahwa tidak semua obat generik dapat dibeli bebas tanpa resep. Hal

ini disebabkan ketidak tahuan pasien tentang obat generik,

beranggapan bahwa semua obat generik dapat dibeli bebas tanpa

resep dokter. Anggapan tersebut salah karena tidak semua obat

generik termasuk obat bebas yang dapat dibeli bebas tanpa resep

dokter.

Pertanyaan nomer 7 yaitu tentang perbedaan kemasan antara

obat generik dan obat generik bermerek. Hasil dari 78 responden

sebanyak 59 orang (75,6%) tahu tentang adanya perbedaan kemasan

antara obat generik dan obat generik bermerek. Sedangkan 19 orang

(24,4%) masih menganggap bahwa tidak ada perbedaan antara obat

generik dan obat generik bermerek. Hal ini disebabkan kemasan obat

generik dibuat biasa, karena yang terpenting bisa melindugi produk

didalamnya dan terdapat logo tulisan “Generik” diluar kemasan obat

generik. Sedangkan kemasan obat generik bermerek dibuat lebih


47

menarik dalam berbagai warna, diluar kemasannya tidak terdapat

logo tulisan “Generik” tetapi dikemasanya tertulis nama dagang atau

merek obat dan dibawahnya terdapat tulisan kandungan atau isi dari

obat tersebut.

Pertanyaan nomor 8 yaitu mengenai logo obat generik,

sebanyak 64 orang (82,1%) mengetahui bahwa obat generik terdapat

logo pada kemasan obat generik. Sedangkan 14 orang (17,9%) tidak

mengetahui bahwa obat generik terdapat logo pada kemasannya. Hal

ini disebabkan obat generik mudah dikenali dari logo lingkaran hijau

bergaris-garis putih dengan tulisan “Generik” dibagian tengah

lingkaran. Logo tersebut menunjukan bahwa obat generik talah diuji

kualitas, khasiat dan keamanan, sedangkan gariis-garis putih

menunjukan obat generik dapat digunakan oleh berbagai lapisan

masyarakat jadi, apabiila masyarakat paham akan arti logo ini,

seharusnya mereka tidak akan meragukan kualitas obat generik. Logo

generik menunjukan persyaratan mutu yang ditetapkan oleh Mentri

Keshatan Republik Indonesia.

Pertanyaan nomor 9 yaitu tentang khasiat obat generik dan

obat generik bermerk. Hasil dari 78 responden sebanyak 62 orang

(79,5%) mengetahui bahwa obat generik dan obat generik bermerek

mempunyai khasiat yang sama, namun 16 orang (20,5%) masih

menjawab bahwa obat generik dan obat generik bermerk tidak

mempunyai khasiat yang sama. Hal ini disebabkan obat generik


48

maupun obat generik bermerek keduanya memiliki ketersediaan

hayati atau Bioavaibilitas dan efek terapi yang sama. Keduanya

memiliki zat aktif yang sama, memiliki kekuatan, konsentrasi yang

identik dan bekerja dalam tubuh dengan cara yang sama pula.

Perbedaan antara obat generik dan obat generik bermerek terletak

pada bentuk, warna, aroma, kemasan, dan zat aktif pembantu lainnya.

Tabel 4.11 Pengetahan Pasien Tentang Obat Generik

Pengetahuan Jumlah Presentase (%)

Baik 37 47,4%

Cukup 21 26,9%

Kurang 20 25,7%

Total 78 100%

Berdasarkan tabel 4.3 memperlihatkan data sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan tentang obat generik kategori

baik sebanyak 37 orang (47,4%), sedangkan kategori cukup sebanyak

21 orang (26,9%) dan kategori kurang sebanyak 20 orang (25,7%).

Banyaknya responden yang mempnyai pengetahuan baik dan cukup

salah satunya dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Orang yang

mempunyai pendidikan yang baik mempunyai kemampan untuk

menyerap dan memahami pengetahuan yang diterimanya, sehingga

semakin baik pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk

menyerap dan memahami pengetahuan yang diterima. Pendidikan

sangat berpengaruh terhadap pengetahuan. Semakin baik pendidikan


49

responden, diharapkan wawasan yang dimilikinya akan semakin las

sehinga pengetahuan pun juga akan meningkat, sebaliknya rendahnya

pendidikan responden, akan mempersempit wawasan sehingga akan

menurunkan pengetahuan (Notoatmodjo, 2013).

Pertanyaan dari 9 pertanyaan terdiri dari 2 pertanyaan salah

dan 7 pertanyaan pernyataan “Benar” atau “Salah”, dari 7 pertanyaan

Benar dan Salah di uji validitasnya dengan item pertanyaan nomer 1

sampai 7 di peroleh r hitung sebesar 0,3. Hal ini menunujkan r hitung

> r tabel. Dan item pertanyaan pernyataan benar atau salah nomer

1,4,5, 6, 7, 8,9 dapat dikatakan valid setelah diuji validitas kemudian

diuji reliabilitas dari 7 petanyaan yang digunakan untuk mengukur

pesepsi. Petanyaan dikatakan valid jika memiliki nilai cronbach’s

alpha 0,3. Pada tabel telihat hasil mendapatkan nilai cronbach’s

alpha 0,60 yang menunjukan bahwa dari ke-7 pertanyaan reabilitas

tinggi yang artinya instrumen layak dan dapat digunakan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti gambaran

tingkat pengetahuan pasien tentang obat generik di Apotek Putri Romas

Brebes mempunyai tingkat pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 37

orang (47,4%) dari jumlah responden N=78.

1.2 Saran

Bagi Peneliti Selanjutnya

Mengingat adanya keterbatasan dalam penelitian ini maka perlu

adanya penelitian lanjutan mengenai gambaran pengetahuan pasien

tentang obat generik. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat

mengembangkan kuesioner sehingga akan didapatkan penelitian yanng

lebih baik.

50
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D., et al., 2019. “Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang


Obat Generik di Kecamatan Sepuluh Koto, Nagari Singgalang, Kabupaten
Tanah Datar”. Universitas Baiturrahmah Padang, Health & Medical
Journal, Vol. 1 No. 2 July 2019.

Arikunto, 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Arikunto, 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Azwar, 2013. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Badan Pengawas Obat dan Makanan (Bpom). 2012. Jakarta : Peraturan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor
HK.03.1.33.12.12.8915 Tahun 2012 tentang Penerapan Pedoman Cara
Pembuatan Obat yang Baik.

Daryanto, 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Dunne, S., et al. 2013. A Review of The Difference and Similarities Between Generic
Drugs and Their Originator Counterparts, Including Economic Benefits
Associated With Usage of Generic Medicines, Using Ireland as a Case
Study. BMC Pharmacology and Toxicology Vol. 14(1): 1-19.

Edyaningrum, 2013. Obat Generik Berlogoatau disebut obat generik saja. Jakata:
Pustaka pelajar.

Fahriani, 2011. Perbdaan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan Pengalaman


Penggunaan Obat Generik di Kalangan Mahasiswa Kesehatan dan Non
Kesehatan di Universitas Jember. Universitas jember. Diakses melalui
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/76111/Dewi%20N
i%27ma%20L.%20Qodria%20-%20112210101069-1.pdf?sequence=1
tanggal 20 september2019.

Fitriani, N. L., 2015. Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Anak Usia
Sekolah Akhir (10-12 Tahun) Tentang Makanan Jajanan di SD Negeri II
Tagog Apu Padalarang Kabupaten Bandung Barat Tahun 2015. FIKES
FKOP-UPI 20 halaman diakses melalui
http://eprints.ums.ac.id/30648/11/NASKAH_PUBLIKASI.pdf pada tanggal
19 September 2019.

Ghozali, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

51
52

Ghozali, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi


Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, 2016. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. (Edisi 8).
Cetakan ke VIII.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI). 2013. Riset Kesehatan


Dasar: RISKESDAS. Jakarta: Balitbang.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes RI).. 2014. Penggnaan


Obat Generik di Indonesia.Jurnal Jakarta.

Kementerian Kesehatan Ri. 2009. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan. Jakarta

Nani, Hasanudin., 2018 Pengetahan masyarakat tentang obatgenerik dan obat


Paten di Kecamatan Sajoanging Kabupaten Wajo. Jurnal STIKES
Makassar.

Nazir, 2011. Metode Penelitian. Cetakan 6. Bogor: Ghalia.

Notoadmodjo, S., 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S., 2010. Metode Penelitian. Jakarta: PT RinekaCipta.

Notoatmodjo, S., 2011. Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka


Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban Menggunakan Obat
Generik di Fasilitas Layanan Kesehatan Pemerintah.

Pratiwi, ika., et al., 2015. Studi Pengetahuan Obat Generik dan Obat Bermerk di
Apotek Wilayah Kabupaten Kendal. STIKES Kendal. Jurnal Farmasetis
Volume 4 Nomor 2, Hal. 39-45, November 2015 Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kendal ISSN: Cetak 2 252-9721.

Qodria dan Dewi., 2016. Perbedaan Tingkat Pengetahuan, Persepsi, dan


Pengalaman Penggunaan Obat Generik di Kalangan Mahasiswa Kesehatan
dan Non Kesehatan di Universitas Jember. Universitas Jember.

Rahmawati, 2016. Gambaran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Obat


Generik Di Desa Dirgahayu Kecamatan Pulau Laut Utara Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Riyanto, et al., 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
53

Sampurno, 2011. Manajemen Pemasaran Farmasi. Yogyakarta: Universitas


Gadjah Mada.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2011. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas dengan SPSS Stastistik.
http://www.spssstastistik.com/uji-validitas-dan-reliabilitas-dengan-spss/.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan R&D. Bandung: Alfabeta.
35 Kualitataif, dan R&D. Bandung:
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,
Alfabet.

Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kualitatif. Untuk Penelitian yang Bersifat:


Eksploratif, Enterpretif, Interaktif, dan Konstruktif. Bandung: Alfabeta.

Sukiman, 2012. Pengembangan Metode Pembelajaran. Yogyakarta: Alfabeta

Wulandari, Yunia., Dewi, Melani., dan Kusumaningrum, Itsna Diah., 2016.


Hubungan Tingkat Pendidikan Dengan Pengetahuan Pasien Tentang Obat
Generik dan Paten. STIKES Kendal. Jurnal Farmasetis Volume 5 Nomor 2,
Hal 49-53, November 2016 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal ISSN:
Cetak 2252-9721.

Zeenot, Stephen., 2013. Pengelolaan dan Penggunaan Obat Wajib Apotek.


Yogyakarta: D-Medika.
54

LAMPIRAN
55

Lampiran 1. Surat izin Peneitian


56

Lampiran 2. Surat Balasan dari Apotek Putri Romas


57

Lampiran 3. Lembar Persetujuan Menjadi Responden


(Informed Consent )

Tanggal......................................................

Nomer

Kepada Yth. Responden

Di Tempat

Dengan Hormat,

Saya mahasiswi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal,

Nama : Sela Mei Alindani

Nim : 17081001

Bermaksud akan melaksanakan penelitian tentang “ Gambaran Pengetahuan Pasien


Tentang Obat Generik di Apotek Putri Romas Brebes”. Adapun segaa informasi,
yang saudara / i berikan akan dijamin kerahasiaan karrena itu saudara / i bebas untuk
mencantumkan nama atau tidak sehubungan dengan ha tersebut peneiti meminta
kesediaan saudara / i untuk mengisi kuesioner ini deengan mendatangi kolom
dibawah ini.

Atas kesediaan dan kerja samanya saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

(Sela Mei Alindani)


58

Lampiran 4. Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Obat

Generik di Apotek Putri Romas Brebes


59

Lampiran 5. KUESIONER
Beri tanda (✓) pada jawaban yang menurut Anda paling tepat.

No Pertanyaan Benar Salah

1 Apakah semua obat generik hanya berupa sediaan


tablet?

2 Apakah amoxicillin termasuk kedalam obat generik?

3 Apakah sanmol termasuk obat generik?

4 Apakah paracetamol dan sanmol mempunyai khasiat


yang sama?

5 Apakah harga obat generik bermerek kebanyakan


relatif lebih murah dibanding obat generik?

6 Apakah semua obat generik dapat dibeli bebas tanpaa


resep?

7 Apakah terdapat perbedaan kemasan pada obat


gnerik dan obat generik bermerek?

8 Apakah setiap obat generik pada kemasannya tertulis


logo generik?

9 Apakah obat generik dan obat generik bermerek


mempunyai khasiat yang sama?

Sumber : Nur kholifah ( 2018 )


60

Lampiran 6. Skorsing Pertanyaan


No Skor
Jawaban yang Benar Sala
Pertanyaan diharapkan h

1 Apakah semua obat generik Salah 0 1


hanya berupa sediaan tablet?

2 Apakah amoxicillin termasuk Benar 1 0


kedalam obat generik?

3 Apakah sanmol termasuk Salah 0 1


obat generik?

4 Apakah paracetamol dan Benar 1 0


sanmol mempunyai khasiat
yang sama?
5 Apakah harga obat generik Salah 0 1
bermerek kebanyakan relatif
lebih murah dibanding obat
generik?
6 Apakah semua obat generik Salah 0 1
dapat dibeli bebas tanpaa
resep?
7 Apakah terdapat perbedaan Benar 1 0
kemasan pada obat gnerik
dan obat generik bermerek?
8 Apakah setiap obat generik Benar 1 0
pada kemasannya tertulis
logo generik?
9 Apakah obat generik dan Benar 1 0
obat generik bermerek
mempunyai khasiat yang
sama?
61
62
63
64
65

Lampiran 9. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner


66

Lampiran 10. REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN

Distribusih fekuensi jawaban responden tentang obat generik Apotek


Putri Romas Brebes.

Rumus persentase : P = f/n x 100%

Keterangan :

P = Presentase

F = Frekuensi

n = Jumah Sampel
No Jawaban Total
Jawaban responden
Pertanyaan yang Benar Salah
diharapkan N N
(%) (%)

1 Apakah semua obat generik Salah 43 35 78


hanya berupa sediaan tablet? (55,1) (44,9) (100)
2 Apakah amoxicillin termasuk Benar 62 16 78
kedalam obat generik?
(79,5) (20,5) (100)
3 Apakah sanmol termasuk obat Salah 54 24 78
generik. (69,2) (30,8) (100)
4 Apakah paracetamol dan sanmol Benar 62 16 78
mempunyai khasiat yang sama?
(79,5) (20,5) (100)
5 Apakah harga obat generik Salah 65 13 78
bermerek kebanyakan relatif lebih
murah dibanding obat generik?
(83,3) (16,7) (100)
6 Apakah semua obat generik dapat Salah 59 19 78
dibeli bebas tanpaa resep?
(75,6) (24,4) (100)
7 Apakah terdapat perbedaan Benar 59 19 78
kemasan pada obat gnerik dan
obat generik bermerk? (75,6) (24,4) (100)
8 Apakah setiap obat generik pada Benar 64 14 78
kemasannya tertulis logo generik?
(82,1) (17,9) (100)
9 Apakah obat generik dan obat Benar 62 16 78
generik bermerk mempunyai
khasiat yang sama? (79,5) (20,5) (100)
67

Lampiran 11. Dokumentasi penelitian

No. Gambar Keterangan


1 Tempat
Penelitian

2 Permintaan
kuesioner
68
CURRICULUM VITAE

Nama : Sela Mei Alindani


NIM : 17081001
Jenis Kelamin : Perempuan
TTL : Brebes, 07 Mei 1996
Alamat : Jl. Letjend Sutoyo Gang Sutoyo 2 RT 03 RW 16
Brebes Tengah
No.Tlp/HP : 0896-0955-0956
Riwayat Pendidikan :
SD : SD Negeri 13 Brebes
SMP : SMP Negeri 01 Wanasari
SMA/K Sederajat : SMK Farmasi YPIB Terlangu
DIII : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal
Nama Ayah : Adi Hendri Antono
Nama Ibu : Rut Zenki Endang S
Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Letjend Sutoyo Gang Sutoyo 2 RT 03 RW 16
Brebes Tengah
Judul Penelitian : Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Obat
Generik di Apotek Putri Romas Brebes

Tegal, ..........................

Mahasiswa,

NIM.

Anda mungkin juga menyukai