Anda di halaman 1dari 45

GAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUANG

PERAWATAN I RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG


PERIODE JANUARI – MARET 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh :

CHRISTINE
NIM : 19.01.04.111

PROGRAM DIPLOMA III FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI BHAKTI PERTIWI
PALEMBANG
2020
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh

ujian Ahli Madya Farmasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

apt, Erjon, S.Si., M.Kes Hilma.,M.Si

Mengetahui :

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi

apt, Erjon, S.Si., M.Kes


HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Ahli

Madya Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Pada tanggal :
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini adalah bagian ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami memohon
pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :
Kedua Orang Tuaku, Suamiku dan anak – anakku tercinta yang selalu
memberikan motivasi dalam hidupku.
Dan Seluruh Teman – temanku tersayang.
Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan kalian semua.
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu Perguruan Tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di dalam naskah

ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Palembang, 13 Agustus 2020

Christine
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’alamin. Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat


Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penulisan karya tulis ilmiah (KTI) yang berjudul “GAMBARAN POLA
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUANG PERAWATAN I RUMAH SAKIT
PELABUHAN PALEMBANG PERIODE JANUARI – MARET 2020”

Karya tulis ilmiah (KTI) ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

menyelesaikan program pendidikan Diploma 3 pada Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi

Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi Palembang.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis untuk menyampaikan penghargaan

dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu yang terhormat :

1. Bapak apt, Drs. H. Noprizon, M. Kes Ketua Yayasan Notaris Bhakti Pertiwi

Palembang.

2. Bapak apt, Erjon, M. Kes Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti

Pertiwi Palembang.

3. Ibu apt, Lidia, M.Si Selaku Ketua Prodi D3 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti

Pertiwi Palembang.

4. Bapak apt, Erjon, M. Kes Selaku pembimbing Akademik.


5. Bapak apt, Erjon, M. Kes Selaku pembimbing I yang telah banyak memberikan

waktu, tenaga maupun pikiran dan bimbingan sehingga penulisan Karya Tulis

Ilmiah ini dapat terselesaikan.

6. Ibu Hilma.,M.Si. Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, tenaga

maupun pikiran dan bimbingan sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat

terselesaikan.

7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi

Palembang yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis demi

terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Ibu apt, Devita Restia Dewi S.Si Selaku Manager Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang yang telah memberikan bimbingan dan masukan kepada

penulis.

9. Semua pihak dan rekan – rekan mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti

Pertiwi Palembang Angkatan 2020 yang telah memberikan motivasi dan

semangat kepada penulis demi terselesaikannya penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal

pada mereka yang telah memberikan bantuan, Amin Yaa Robbal’alamin.

Palembang, Agustus 2020

Penulis
RINGKASAN

Antibiotik adalah obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu mikroorganisme
dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Umumnya bagi pasien rawat inap di
rumah sakit mendapatkan terapi obat antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui jenis penggunaan antibiotik di perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang periode Januari – Maret 2020 dan untuk mengetahui lama penggunaan
antibiotik dengan diagnosa pada pasien rawat inap di perawatan I Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif non analitik dengan pengambilan sampel berasal dari lembar terapi list
Instruksi Medis Farmakologi. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran penggunaan
antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan zat aktif dan berdasarkan
golongan. Berdasarkan zat aktif adalah Ceftriaxone injeksi sebesar 24,56%,
Cefadroxil Kapsul 500mg sebanyak 16,35%, dan Amoxillin Tablet 500mg sebanyak
15,23% dan antibiotik berdasarkan golongan beta laktam sebanyak 50,93% dengan
lama penggunaan satu sampai tiga hari. Beta laktam adalah antibiotik yang paling
aman untuk digunakan. Penggunaan antibiotik ini telah sesuai dengan formularium
rumah sakit sebesar 83,33%. Beberapa kondisi yang dapat menggunakan antibiotik
beta laktam adalah untuk sefalosporin generasi ketiga yang efektif dalam mengobati
infeksi bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae dan Proteus mirabilis. Perlunya dilakukan pemantauan
antibiotika yang diberikan.
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv

KATA PENGANTAR ................................................................................... v

RINGKASAN ............................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... viii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................

1.2 Rumusan Masalah .........................................................................

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit ...................................................................................

2.2 Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ..............................................

2.3 Antibiotik .......................................................................................


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian .....................................................

3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................

3.4 Instrumen Penelitian .....................................................................

3.5 Rancangan Penelitian .....................................................................

3.6 Langkah Kerja ............................................................................... \

3.7 Prosedur Penelitian ........................................................................

3.8 Tehnik dan Pengumpulan Data ......................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ....................................................................................

5.2 Saran ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

LAMPIRAN ..................................................................................................
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Variabel Penelitian ..................................................................................

2. Analisa Pasien Rumah Sakit Pelabuhan Palembang

Menggunakan antibiotik dan tanpa antibiotik ........................................

3. Jumlah Penggunaan antibiotik berdasarkan zat aktif di ruang

perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Periode

Januari – Maret 2020 ..............................................................................

4. Jumlah Penggunaan Antibiotik berdasarkan golongan antibiotik

di ruang perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang

Periode Januari - Maret 2020 .................................................................

5. Jumlah lama penggunaan antibiotik pasien perawatan I

di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang

Periode Januari – Maret 2020 .................................................................

6. Kesesuaian Penggunaan Antibiotik menurut Formularium

Rumah Sakit ...........................................................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Contoh Lembar Instruksi Medis farmakologi (IMF) Rs. Pelabuhan

2. Formularium Rs. Pelabuhan


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang

penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi

masalah tersebut adalah antimikroba antara lain antibakteri/antibiotik, antijamur,

antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan

pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar

40 – 62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit

yang sebenarnya tidak memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan

antibiotik di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan80% tidak

didasarkan pada indikasi(Permenkes, 2011)

Penggunaan antibiotik yang tidak benar dapat menimbulkan kegagalan terapi dan

berbagai masalah seperti ketidaksembuhan penyakit, resistensi, meningkatkan efek

samping obat dan munculnya supra infeksi (Noorfitri, 2019). Umumnya bagi pasien

rawat inap di Rumah Sakit mendapatkan obat antibiotik. Untuk rawat inap di Rumah

Sakit Pelabuhan Palembang memeliki Ruang Perawatan I, Ruang Perawatan II,

Ruang Perawatan III, Ruang Perawatan IV. Pelayanan obat untuk pasien rawat inap

dilakukan di instalasi farmasi oleh tenaga teknis kefarmasian dalam sistem Unit Dose

Dispensing (UDD).Setiap pasien yang dirawat inap dilakukan pelayanan obat yang

disiapkan untuk satu hari pemakaian (Permenkes, 2016).


2

Obat-obatan yang beredar di lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang

harus sesuai dengan Formularium Obat Standar PT. Rumah Sakit Pelabuhan. Obat

sebagai komponen penting dalam pelayanan kesehatan harus dikelola sebaik-baiknya

untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal. Pengelolaan obat yang tidak

efisien dapat memberikan dampak negatif, baik secara medik maupun ekonomi.

Formularium adalah dokumen yang selalu diperbaharui secara terus menerus, yang

berisi sediaan-sediaan obat yang terpilih dan informasi tambahan penting lainnya

yang merefleksikan pertimbangan klinik mutakhir staf medik rumah sakit.

Formularium rumah sakit merupakan penerapan konsep obat esensial yang berisi

daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang termasuk dalam daftar

formularium merupakan obat pilihan utama dan obat-obat alternatifnya (Permenkes,

2014)

Seleksi obat yang tepat melalui sistem formularium rumah sakit banyak

keuntungan yang didapat antara lain meningkatkan mutu terapi obat, dan menurunkan

kejadian efek samping obat. Formularium juga meningkatkan efisiensi pengadaan,

pengelolaan obat serta menigkatkan efisiensi dalam manajemen persediaan, sehingga

pada akhirnya akan menurunkan biaya pelayanana kesehatan secara menyeluruh.

Standar pelayanan minimal rumah sakit merupakan tolak ukur dari pelayanan

kesehatan di rumah sakit (Rosalia Yane, 2017).

Rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ini lebih

dari tiga hari masa perawatan dengan diagnosis penyakit thypoid, hipertensi, jantung,

dispepsia, febris dan lain-lain.Sehingga perlu adanya monitoring terhadap


3

penggunaan antibiotik. Penggunaan obat antibiotik di lingkungan Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang harus sesuai dengan formularium Rumah Sakit Pelabuhan.

Rumah Sakit Pelabuhan Palembang memiliki ruang perawatan I yang

diperuntukkan bagi pasien dewasa.Pasien-pasien infeksi yang dirawat di ruang

perawatan I sering mendapatkan terapi antibiotik baik dalam bentuk tunggal maupun

kombinasi sehingga penggunaannya perlu monitoring untuk menjamin evaluasi untuk

ketepatan penggunaan antibiotik dan pengendalian resistensi antibiotik.Dalam

pengendalian resistensi antibiotik, maka Komite Pengendalian Resistensi

Antimikroba (KPRA) sangat membutuhkan data pasien yang menggunakan antibiotik

untuk dimonitoring penggunaannya.KPRA bertugas untuk memantau penggunaan

antibiotik pada pasien rawat inap (Permenkes 2015).Oleh karena itu, dilakukan

penelitian mengenai gambaran penggunaan antibiotik di Rawat Inap Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang pada periode Januari – Maret 2020.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Gambaran Pola Penggunaan antibiotik pasien rawat inap di ruang

Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020

2. Antibiotik yang di gunakan apakah sudah sesuai dengan standar formularium

obat PT. Rumah Sakit Pelabuhan.


4

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui jenis penggunaan antibiotik di Rawat Inap Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020.

2. Untuk mengetahui lama penggunaan antibiotik dengan diagnosa pada pasien

rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020.

3. Untuk mengetahui antibiotik yang digunakan di ruang Perawatan I Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang sudah sesuai standar formularium PT. Rumah Sakit

Pelabuhan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

a. Sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya tentang

profil penggunaan antibiotik dan menerapkan ilmu yang diperoleh selama

pendidikan

b. Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani

pendidikan

2. Bagi Akademik

Menambah ilmu bagi mahasiswa STIPI Bhakti Pertiwi Palembang

3. Bagi Rumah Sakit

a. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam menetapkan perencanaan

penggunaan antibiotik di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang.


5

b. Dapat dijadikan sebagai data untuk KPRA (Komite Pengendalian Resistensi

Antimikroba) dalam mencegah dan menurunkan adanya kejadian mikroba

resisten.

c. Dapat dijadikan sebagai data bagi Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang untuk memantau penggunaan obat terutama antibiotik

apakah sudah sesuai dengan formularium obat standar PT. Rumah Sakit

Pelabuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rumah Sakit

2.1.1 Definisi Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk puskesmas, terutama

upaya penyembuhan dan pemulihan sebab rumah sakit mempunyai fungsi utama

menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi

penderita.

Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit secara garis besar terbagi menjadi

rumah sakit umum dan rumah sakit khusus.

2.1.2 Klasifikasi Rumah Sakit Umum

a. Rumah Sakit Umum kelas A

Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, lima spesialis

penunjang medik, dua belas spesialis lain dan tiga belas subspesialis.

b. Rumah Sakit Umum kelas B

Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, empat

spesialis penunjang medik, delapan spesialis lain, dan dua subspesialis dasar.

6
7

c. Rumah Sakit Umum kelas C

Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, dan empat

spesialis penunjang medik.

d. Rumah Sakit Umum kelas D

Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas

dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit dua spesialis dasar.

2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan kapasitas tempat tidur

a. Di bawah 50 tempat tidur

b. 50 – 99 tempat tidur

c. 100 – 199 tempat tidur

d. 200 – 299 tempat tidur

e. 300 – 399 tempat tidur

f. 400 – 499 tempat tidur

g. 500 tempat tidur dan lebih

2.2 RUMAH SAKIT PELABUHAN PALEMBANG

Rumah Sakit Pelabuhan Palembang (RSP Palembang) berlokasi di Jalan Mayor

Memet Sastra Wirya Nomor 01 Boom Baru Palembang yang merupakan rumah sakit

kelas C yang memiliki 77 tempat tidur, fasilitas rawat jalan, rawat inap, fasilitas

medis, fasilitas kesehatan tingkat 1 dan fasilitas umum.


8

RSP Palembang memiliki layanan unggulan berupa phacoemulsifikasi, ESWL,

Endoscopy, dan Haemodialisa. Disamping itu tersedia layanan Medical Check Up

bagi tenaga kerja di bidang Pelayaran dan TKI, One Day Care, CT Scan dan

vaksinasi.

Tenaga medis yang tersedia di RSP Palembang terdiri dari dokter umum, dokter

spesialis, dokter sub spesialis, dokter gigi, psikolog, apoteker, paramedis dan tenaga

non paramedis yang handal. Spesialisasi yang dimiliki meliputi orthodonite, bedah

mulut, patologi klinik, bedah umum, bedah orthopedi, bedah urulogi, bedah vaskuler,

kebidanan dan kandungan, mata, kulit dan kelamin, bedah plastik, kesehatan jiwa,

THT, rheumatologi, anak, penyakit dalam, paru dan asma, syaraf, radiologi serta

jantung dan pembuluh darah.

Adapun visi, misi,motto serta tata nilai RSP Palembang adalah

1. Visi

Menjadi perusahaan terbaik dalam industri kesehatan nasional dengan layanan

profesional kelas dunia.

2. Misi

Menjalankan usaha layanan kesehatan berkualitas, berorientasi, pada sinergi

sumber daya dan teknologi terkini serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.

3. Tata Nilai

Kerjasama, Semangat, Berwawasan, Beretika, Kesehatan Keuangan yang

berkelanjutan.

4. Motto
9

Ramah, Peduli dan Bersahabat

5. Fasilitas

a. Pelayanan 24 jam.

b. Instalasi Gawat Darurat.

c. Pelayanan Ambulance.

d. Kamar Operasi.

e. Intensive Care Unit.

f. Radiologi.

g. Laboratoium.

h. Farmasi.

i. Pelayanan Rawat Inap.

j. Ruang Perawatan I

k. Ruang Perawatan II

l. Ruang Perawatan III

m. Ruang Perawatan IV

n. Ruang Perawatan Intensive Care Unit (ICU)

2.2. 1 Formularium Standar Rumah Sakit Pelabuhan Palembang

Formularium adalah dokumen yang berisi kumpulan produk obat disertai

informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan

prosedur berkaitan obat yang relevan untuk rumah sakit tersebut, yang terus menerus

direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan penderita dan staf profesional
10

pelayan kesehatan. Obat yang termasuk dalam daftar formularium merupakan obat

pilihan utama dan obat-obat alternatifnya (Permenkes, 2014)

Rumah Sakit Pelabuhan memiliki formularium obat standar PT. Rumah sakit

Pelabuhan yang terus diperbaharui setiap tahunnya (FoSrmularium Obat Standar PT.

RS. Pelabuhan, 2020)

2.3 ANTIBIOTIK

2.3.1 Definisi Antibiotik

Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik yang

mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam

organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotika oral ( diberikan

lewat mulut ) mudah digunakan dan antibiotik intravena (melalui suntik ) digunakan

untuk kasus yang lebih serius.

2.3.2 Penggolongan Antibiotik Berdasarkan Mekanisme Kerja

2.3.2.1 Obatyang Menghambat Sintesis atau Merusak Dinding Sel Bakteri

a. Antibiotik Beta – Laktam

Antibiotik Beta – Laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai

struktur cincin beta – laktam, yaitu penisillin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem

dan inhibitor beta – laktamse. Obat – obat antibiotik beta – laktam umumnya bersifat

bakterisid dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram positif dan

negatif.Antibiotik beta – laktam menganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan


11

menghambat langkah terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang

memberikan stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.

b. Basitrasin

Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida, yang utama

adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan basil Gram-positif, Neisseria, H. influenzae,

dan Treponema pallidum sensitif terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk

salep mata dan kulit, serta bedak untuk topikal.Basitrasin jarang

menyebabkanhipersensitivitas.Pada beberapa sediaan, sering dikombinasi dengan

neomisin dan/atau polimiksin.Basitrasin bersifat nefrotoksik bila memasuki sirkulasi

sistemik.

c. Vankomisin

Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif terhadap bakteri

Gram-positif.Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh S.

aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA).Semua basil Gram-negatif dan

mikobakteria resisten terhadap vankomisin.Vankomisin diberikan secara intravena,

dengan waktu paruh sekitar 6 jam.Efek sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas,

demam, flushing dan hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan pendengaran dan

nefrotoksisitas pada dosis tinggi.


12

2.3.2.2 Obat yang Memodifikasi atau Menghambat Sintesis Protein

Obat antibiotik yang termasuk golongan ini adalah aminoglikosid, tetrasiklin,

kloramfenikol, makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,

mupirosin, dan spektinomisin.

2.3.2.3 Obat Antimetabolit yang Menghambat Enzim-Enzim Esensial dalam

Metabolisme Folat

Obat antibiotik yang termasuk golongan ini adalah sulfonamid dan trimetoprim

Sulfonamid bersifat bakteriostatik. Trimetoprim dalam kombinasi dengan

sulfametoksazol, mampu menghambat sebagian besar patogen saluran kemih, kecuali

P. aeruginosa dan Neisseria sp.Kombinasi ini menghambat S. aureus,

Staphylococcus koagulase negatif, Streptococcus hemoliticus, H .influenzae,

Neisseria sp, bakteriGram negatif aerob (E. coli dan Klebsiella sp), Enterobacter,

Salmonella, Shigella, Yersinia, P. carinii.

2.3.2.4 Obat yang Mempengaruhi Sintesis atau Metabolisme Asam Nukleat

Contoh obat golongan ini adalah asam nalidiksat, fluorokuinolon,nitrofuran.

Nitrofuran bisa menghambat Gram-positif dan negatif, termasuk E. coli,

Staphylococcus sp, Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp, Salmonella sp,

Shigella sp, dan Proteus sp.

2.3.3 Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan pada penggunaan antibiotik

Ada beberapa faktor yang harus di perhatikan dalam penggunaan antibiotik,

yaitu:
13

2.3.3.1 Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik.

Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan melemahkan daya

kerja antibiotik, Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal. Satuan resistensi

dinyatakan dalam Satuan Kadar Hambat (KHM] yaitu kadar terendah antibiotik yang

mampu menhambat tumbuh dan berkembangnya bakteri. Peningkatan nilai KHM

menggambarkan tahap awal menuju resisten.

2.3.3.2 Faktor Farmakokinetik dan Farmakodinamik.

Pemahaman mengenai sifat farmakokinetik dan farmakodinamik antibiotik

sangat diperlukan untuk menetapkan jenis dan dosis antibiotik secara tepat. Secara

umum antibiotik berdasarkan sifat farmakokinetiknya dibagi 2 yaitu Time dependent

killing dan concentration dependent

2.3.3.3 Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat.

Pemberian antibiotik secara bersamaan dengan antibiotik lain, obat lain, atau

makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Efek dari interaksi ini

beragam mulai dari yang ringan seperti penurunan absorpsi obat tau penundaan

absorpsi hingga meningkatkan efek toksik obat lainnya.

2.3.3.4 Penggunaan Antibiotik Kombinasi.

Maksud dari penggunaan antibiotik kombinasi adalah penggunaan antibiotik

lebih dari satu jenis untuk mengatasi infeksi. Perlu diperhatikan dalam penggunaan

antibiotik kombinasi antara lain indikasi dari masing-masing antibiotik tersebut.

Diperlukan pengetahuan jenis infeksi, data mikrobiologi, dan antibiotik untuk


14

mendapatkan kombinasi rasional dengan hasil yang efektif. Hindari penggunaan

kombinasi antibiotik untuk terapi empiris jangka lama.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2020

bertempat di Instalasi Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit.Pelabuhan Palembang.

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif retrospektif non analitik

yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat

gambaran atau deskripsi tetntang suatu keadaan secara objektif dengan melihat

kebelakang dalam hal ini dilihat dalam jangka waktu 3 bulan pertama tahun 2020.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lembar Instruksi Medis Farmakologi

(IMF) diruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Periode Januari

Sampai Maret 2020 yang menggunakan antibiotik.

3.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah lembar Instruksi Medis Farmakologi

(IMF) diruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Januari

sampai Maret 2020 yang mengggunakan antibiotik.

15
16

a. Kriteria Inklusi

Lembar IMF pasien rawat inap di ruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan

Palembang yang menggunakan terapi antibiotik.

b. Kriteria Ekslusi

Lembar IMF pasien rawat inap di ruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan

Palembang yang rusak dan yang tidak lengkap.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen ataualat yang digunakan adalah pulpen, kertas, kalkulator, penggaris

dan lembar Instruksi Medis Farmasi (IMF} pasien rawat inap diruang Perawatan I

Rumah Sakit Pelabhan Palembang periode Januari – Maret 2020.

3.5 Rancangan Penelitian

Variabel yang diteliti

1. Zat aktif antibiotik pasien rawat inap diruang Perawatan I Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang.

2. Golongan antibiotik pasien rawat inap diruang Perwatan I Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang.

3. Lama pemakaian antibiotik pasien rawat inap di ruang Perawatan I Rumah Sakit

Pelabuhan Palembang.

4. Kesesuaian penggunan antibiotik berdasarkan standar formularium obat PT.

Rumah Sakit Pelabuhan


17

Tabel 1.Variabel Penelitian


No Variabel Definisi Alat /cara Hasil Skala
Operasional ukur
1 Terapi list obat Daftar obat pasien Lembar % dari Rasio
rawat inap pada terapi list pasien rawat
Ruang Perawatan Instruksi inap Ruang
1 Medis Perawatan 1
Farmasi yang
(IMF) diberikan
terapi
antibiotik
dan yang
tidak
diberikan
antibiotik

2 Jenis antibiotik Nama obat dan Lembar % dari Rasio


pasien rawat jenis obat terapi list pasien rawat
inap Ruang antibiotik yang Instruksi inap Ruang
Perawatan 1 digunakan pasien Medis Perawatan 1
rawat inap Farmasi yang
perawatan 1 (IMF) diberikan
terapi
antibiotik
dan yang
tidak

Tabel 1. (Lanjutan)
18

No Variabel Definisi Alat / cara Hasil Skala


Operasional ukur
3 Lama Terapi list yang Lembar Waktu(hari) Rasio
pemakaian menggunakan terapi list
antibiotik IMF
4 Kesesuaian Sesuai atau tidak Lembar % Rasio
Penggunaan sesuai dengan Terapi List kesesuaian
Antibiotik standar (IMF) antibiotik
dengan standar formularium dengan yang
forularium Rumah Sakit Standar digunakan
Rumah Sakit penggunaan Formulariu pasien
antibiotik di m RS rawat inap
perawatan I Perawatan I

3.6 Langkah Kerja

1. Kumpulkan lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi) pasien Rawat Inap Rumah

Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Januari – Maret 2020.

2. Catat nama antibiotik, aturan pakai, lama pemakaian, diagnosa, golongan

antibiotik dari masing – masing pasien Rawat Inap Rumah Sakit Pelabuhan

Palembang dari bulan Januari – Maret 2020.

3. Catat nama pasien, diagnosa dari masing – masingpasien Rawat Inap di Rumah

Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Januari – Maret 2020 yang tidak

menggunakan antibiotik.

4. Input data yang dihasilkan ke dalam komputer dalam bentuk tabel.

3.7 Prosedur Penelitian


19

1. Hitung jumlah pasien yang mengunakan antibiotik dan pasien yang tidak

menggunakan antibiotik, kemudian hitung persentase dari jumlah tersebut.

2. Buat tabel untuk masing – masing zat aktif antibiotik dan jumlah pasien yang

menggunakan antibiotik tersebut tiap bulannya, kemudian jumlah keseluruhan

zat aktif antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari jumlah tersebut.

3. Buat tabel untuk masing – masing golongan antibiotik dan jumlah pasien yang

menggunakan antibiotik tersebut tiap bulannya, kemudian jumlah keseluruhan

golongan antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari jumlah tersebut.

4. Buat tabel untuk masing – masing lama penggunaan antibiotik dan jumlah pasien

tiap bulannya, kemudian jumlah keseluruhan dan hitung persentase dari jumlah

tersebut

5. Buat tabel untuk masing – masing kesesuaian penggunaan antibiotik berdasarkan

standar formularium Rumah Sakit, kemudian jumlah keseluruhan dan hitung

persentase dari jumlah tersebut

3.8 Tehnik dan Pengumpulan Data

Mengumpulkan data sekunder yang berasal dari lembar IMF (Instruksi Medis

Farmasi) Rawat Inap di RSP Palembang periode Januari – Maret 2020 yaitu :

1. Mencatat dan menghitung jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan dan tidak

mendapatkan antibiotik.

2. Mencatat dan menghitung antibiotik yang digunakan pasien rawat inap kemudian

mengelompokkan berdasarkan golongan dan zat aktif.


20

3. Mencatat lama pemakaian antibiotik yang digunakan pasien rawat inap di RS.

Pelabuhan palembang.

4. Mencatat diagnosa penyakit yang diderita pasien rawat inap di RS. Pelabuhan

Palembang.

5. Mencatat kesesuaian penggunaan antibiotik berdasarkan standar formularium

Rumah Sakit yang digunakan pasien rawat inap di RS. Pelabuhan

palembang.Perhitungan dilakukan dalam bentuk jumlah dan persentase.

6. Membuat tabel dari data yang diperoleh.

7. Membahas dan meyimpulkan data.


21

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisa Pasien Rumah Sakit Pelabuhan menggunakan antibiotik dan


tanpa antibiotik
Tabel. 2. Jumlah pasien di Ruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
periode Januari – Maret 2020 yang menggunakan antibiotik dan tanpa antibiotik

PASIEN
ANALISA JUMLAH PERSEN
Januari Februari Maret

Pakai
75 79 107 261 76,76%
Antibiotik
Tanpa
31 16 32 79 23,23%
antibiotik

TOTAL 340 100%


4.1.2 Analisa Penggunaan Antibiotik berdasarkan zak aktif
Tabel.3. Jumlah penggunaan antibiotik berdasarkan zat aktif di Ruang Perawatan I
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Januari – Maret 2020
JUMLAH PASIEN
NO NAMA OBAT JUMLAH PERSEN
Januari Februari Maret
Amoksillin+asam
1 1 1 0,003%
kalvulanat Syr 125mg
Amoksillin+asam
2 1 3 4 0,013%
kalvulanat Syr 250mg
Amoksillin+asam
3 16 79 51 146 0,48%
kalvulanat Tablet
4 Amoxicillin syr 125mg 70 32 53 155 0,51%
5 Amoxicillin syr 250mg 10 5 9 24 0,08%
6 Amoxillin Drop 11 3 5 19 0,06%
7 Amoxillin Tab 500mg 1330 2236 1111 4677 15,23%
8 Amoxillin Injeksi 4 50 86 140 0,46%
9 Ampicillin Injeksi 135 124 5 264 0,86%
10 Azitromycin Syr 1 2 3 0,01%
11 Azitromycin Tablet 218 144 273 635 2,07%
12 Cefadroxil Syr 125mg 73 40 48 161 0,52%
13 Cefadroxil Syr 250mg 21 18 22 61 0,20%
14 Cefadroxil Tablet 2031 1725 1264 5020 16,35%
15 Ceftriaxone Injeksi 2650 3009 1883 7542 24,56%
16 Cefixim 200mg 937 456 615 2008 6,54%
17 Cefixim Syr 68 42 58 168 0,54%
18 Cefoperazon Injeksi 12 12 0,04%
19 Cefotaxime Injeksi 50 3 53 0,17%
20 Ceftazidime Injeksi 53 93 21 167 0,54%
21 Cefixim 100mg 1224 1132 959 3315 10,79%

15
16

Tabel 3 (Lanjutan)

22 13 6 19 0,06%
Chloramphenicol Injeksi
23 Ciprofloxacin Tablet 615 483 778 1876 6,11%
24 Clindamycin 150mg 10 30 126 166 0,54%
25 Clindamycin 300mg 159 104 105 368 1,20%
26 Doxycycline Kapsul 26 30 20 76 0,25%
27 Gentamisin Injeksi 23 55 51 129 0,42%
28 Levofloxacin Tablet 292 118 410 1,33%
29 Meropenem Injeksi 1 22 1 24 0,08%
30 Metronidazole Tablet 720 451 120 1291 4,20%
31 Thiamphenicol Syr 4 1 2 7 0,02%
32 Thiamphenicol Tablet 1034 519 355 1908 6,21%
TOTAL 30709 100%
17

4.1.3 Analisa Penggunaan Antibiotik berdasarkan golongan antibiotik

Tabel.4. Jumlah Penggunaan Antibiotik berdasarkan golongan antibiotik di Ruang


Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Januari – Maret 2020
NO GOLONGAN PASIEN JUMLAH PERSEN
OBAT Januari Februari Maret

1 Aminoglikosida 23 55 51 129 1,24%


2 Fluroquinolon 615 483 778 1876 18,10%
3 Makrolida 219 146 273 638 6,15%
4 Beta Laktam 8679 8968 6139 5279 50,93%
5 Kuinolon 292 118 410 3,95%
6 Klorampenicol 1051 520 363 1934 18,66%
7 Carbapenem 1 22 1 24 0,23%
8 Golongan Lainnya 26 30 20 76 0,73%
TOTAL 10366 100%
18

4.1.4 Analisa Penggunaan Antibiotik berdasarkan Lama Pemakaian


Tabel.5 Jumlah lama penggunaan antibiotik pasien perawatan I di Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020
JUMLAH PASIEN JUMLAH PERSEN
HARI Januari Februari Maret
1–3 34 59 62 155 52,5%
4–6 50 35 40 125 42,4%
>6 5 4 6 15 5,1%
TOTAL 295 100%

4.1.4 Analisa Penggunaan Antibiotik berdasarkan Standar Formularium


Rumah Sakit
Tabel 6. Kesesuaian Penggunaan Antibiotik menurut Formularium Rumah Sakit
No Nama Obat Kesesuaian Standar Formularium
Rumah Sakit
Sesuai Tidak Sesuai
1 AMOXICILLIN SIR 125 MG √
2 AMOXILLIN TAB 500 MG √
3 AMOXSAN DROP 100 MG/ML 15ML √
4 AMOXSAN INJ 1 GR √
5 AMPICILLIN INJ 1 GR √
6 AZITHROMYCIN SIR 200 MG √
7 AZITHROMYCIN TAB 500 MG √
8 CEFADROXIL SIR 125 MG √
9 CEFADROXIL SIR 250 MG √
10 CEFADROXIL TAB 500 MG √
11 CEFIXIM SIR 100 MG √
12 CEFIXIME TAB 100 MG √
Tabel 6 (Lanjutan)
19

13 CEFIXIME TAB 200 MG √


14 CEFOPERAZONE INJ 1 GR √
15 CEFOTAXIME INJ 1 GR √
16 CEFTAZIDIME INJ 1 GR √
17 CEFTRIAXONE 1 GR INJ BERNO √
18 CEPTIK KAPS 100 MG √
19 CEPTIK KAPS 200 MG √
20 CEPTIK SIR 100 MG √
21 CIPROFLOXACIN TAB 500 MG √
22 CLANEKSI SIR 125 MG √
23 CLANEKSI SIR 250 MG √
24 CLINDAMYCIN KAPS 150 MG √
25 CLINDAMYCIN KAPS 300 MG √
26 CO AMOXICLAVE KAPS 625 MG √
27 COLSANCETINE INJ 1 GR √
28 DOXICYCLINE TAB 100 MG √
29 INTERMOXIL FORTE SYR 60ML √
30 INTERMOXIL SYR 125MG/5ML √
31 INTERMOXYL KAPS 500MG √
32 LEVOFLOXACIN TAB 500MG √
33 MEROPENEM INJ 1.0GR √
34 METRONIDAZOLE TAB 500 MG √
35 OPIMOX SIR 250MG/5ML 60ML √
36 SAGESTAM INJ 40 MG √
37 SALTICIN INJ 40 MG/ML √
38 STARXON INJ 1 GR √
39 THIAMPHENICOL SIR √
40 THIAMPHENICOL TAB 500 MG √
20

41 THIAMYCIN KAPS 500 MG √


42 ZYCIN CAP 500 MG √
TOTAL 35 7
PERSEN 83,33% 16,67%

4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 2. persentase pasien yang menggunakan antibiotik sebanyak
76,76 % (77 %) dan tanpa antibiotik 23,23 % (23%) pada periode Januari – Maret
2020. Setelah dilakukan penelitian ini terlihat bahwa banyaknya pasien yang
mendapatkan terapi antibiotik dalam menyembuhkan penyakitnya. Pemilihan
antibiotik yang tepat dapat meningkatkan tingkat kesembuhan pasien lebih cepat.
Banyaknya penggunaan antibiotik yang digunakan oleh karena itu sangatlah penting
pemantauan penggunaan antibiotik pada setiap pasien.
Berdasarkan tabel 3. bahwa penggunaan antibiotik terbanyak berdasarkan zat
aktif periode Januari – Maret 2020 adalah Ceftriaxone Injeksi sebanyak 24,56%,
Cefadroxil Kapsul 500mg sebanyak 16,35%, dan Amoxillin Tablet 500mg sebanyak
15,23%. Ceftriaxon inj adalah obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi
berbagai infeksi bakteri.
Ceftriaxon injeksi merupakan golongan antibiotik beta laktam (sefalosporin
generasi ketiga). Ceftriaxon memiliki waktu paruh 7 - 8 jam dapat disuntikkan sekali
tiap 24 jam pada dosis 15 – 50 mg/kg/hari. Dosis 1g tiap hari cukup untuk sebagian
besar infeksi berat, dengan 4 g sekali sehari direkomendasikan untuk terapi
meningitis.
Penggunaan antibiotik ceftriaxon injeksi paling banyak digunakan di
lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Antibiotik ini sangat terjangkau
harganya untuk kalangan semua pasien, apalagi terutama untuk pasien BPJS lebih
ekonomis dan aman selama pemakaian.
21

Cefadroxil Kapsul adalah obat untuk mengatasi infeksi bakteri di tenggorokan,


saluran kencing, kulit, atatu jantung. Cefadroxil termasuk golongan antibiotik
sefalosporin. Obat ini bekerja dengan menghambat pembentukan dinding sel bakteri
sehingga mencegah pertumbuhan bakteri. Dosis pemberian obat ini sendiri untuk
Dewasa yaitu 1 – 2 gr setiap hari dalam satu atau dua dosis terbagi, sedangakan anak
umur lebih dari 6 tahun, berat kurang dari 40 kg yaitu 30 – 50 mg/kg setiap hari
sebagai dosis tunggal atau 2 dosis terbagi, hingga 100mg/kg setiap hari.
Amoxicillin adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis infeksi bakteri. Obat
antibiotik ini tersedia dalam bentuk tablet maupun sirup. Obat ini beerja menghambat
pertumbuhan bakteri yang menyebabkan infeksi di organ paru – paru, saluran kemih,
kulit, serta di bagian telinga, hidung, dan tenggorokan. Dosis konsumsi amoxicillin
yang umumnya diberikan pada orang dewasa adalah 250 – 500mg 3 kali sehari, atau
500 – 875 mg 2 kali sehari. Dosis amoxicillin untuk anak – anak serta dosi suntik
amoxicillin akan disesuaikan dengan berat badan dan jenis infeksi.
Berdasarkan tabel 4. bahwa penggunaan antibiotik terbanyak pada periode
Januari – Maret 2020 adalah dari golongan Beta Laktam sebanyak 50,93%,
Klorampenicol sebanyak 18,66%, Fluroquinolon sebanyak 18,10%, Makrolida
sebanyak 6,15%, Kuinolon Sebanyak 3,95%, Aminoglikosida sebanyak 1,24%,
Golongan Lainnya sebanyak 0,73% dan Golongan carbapenem sebanyak 0,23%.
Beta laktam saat ini relatif banyak digunakan dikalangan Rumah Sakit
dibandingkan dengan golongan lain, karena kemungkinan terjadinya alergi kecil,
memiliki sifat meracuni yang rendah dan merupakan antibiotik spectrum luas.
Antibiotik golongan beta laktam terdiri dari penisillin, Sefalosporin (sefalosporin
generasi pertama, sefalosporin generasi kedua, sefalosporin generasi ketiga, dan
sefalosporin generasi keempat. Sefalosporin ditujukan untuk profilaksis dan
penanganan infeksi akibat bakteri yang rentan terhadap antibiotik ini. Sefalosporin
generasi ketiga sangat aktif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil
penisilinase.
22

Beberapa kondisi yang dapat menggunakan antibiotik sefalosporin generasi


ketiga adalah untuk terapi meningitis, termasuk meningitis yang disebabkan
pneumococcus, meningococcus, H. influenzae, dan bakteri perut gram negatif yang
peka, dan tidak dapat digunakan untuk L. Monocytogenes. Terapi untuk meningitis
yang disebabkan oleh P. aeruginosa harus dikombinasi dengan aminoglikosida.
Penisillin bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan. Penisillin
merupakan kelompok antibiotika Beta laktam yang telah lama. Penisillin digunakan
dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri, biasanya berjenis gram positif.
Penisillin yang digunakan dalam pengobatan terbagi dalam Penisillin alam dan
Penisillin semisintetik. Di dalam tubuh, antibiotik ini akan bekerja mencegah bakteri
untuk tumbuh dan berkembang biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah matang.
Berdasarkan table 5 dapat di simpulkan bahwa pasien yang menggunakan
antibiotik 1 - 3 hari sebanyak 52,5%, pasien yang menggunakan antibiotik 4 – 6 hari
sebanyak 42,4%, dan pasien yang menggunakan antibiotik lebih dari 6 hari sebanyak
5,1%.
Penggunaan antibiotik yang melebihi enam hari masih banyak ditemukan di
perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang, maka dari itu perlunya dilakukan
tindakan yang cepat dalam pemantauan penggunaan antibiotik yang diberikan. Perlu
ditinjau kembali apakah antibiotik yang diberikan masih dapat memberikan reaksi
kepada pasien tersebut yang telah menggunakannya lebih dari enam hari. Alangkah
baiknya jika pasien tersebut dilakukan kultur resistensi antibiotik untuk mendapatkan
penggunaan antibiotik yang tepat terhadap penyakit yang di deritanya.
Berdasarkan table 6. bahwa pasien yang menggunakan antibiotik sudah sesuai
dengan Formularium Rumah Sakit sebesar 83,33% sedangkan yang tidak sesuai
sebesar 16,67%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran penggunaan antibiotik di


Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan Palembang Periode Januari – Maret 2020
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan zat
aktif periode Januari – Maret 2020 adalah Ceftriaxone Injeksi sebanyak
24,56%, Cefadroxil Kapsul 500mg sebanyak 16,35%, dan Amoxillin
Tablet 500mg sebanyak 15,23%. Penggunaan antibiotik ini telah sesuai
dengan formularium Rumah Sakit.
2. Penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan
golongan antibiotik periode Januari – Maret 2020 adalah golongan Beta
Laktam sebanyak 50,93%, Klorampenicol sebanyak 18,66%,
Fluroquinolon sebanyak 18,10%, Makrolida sebanyak 6,15%, Kuinolon
Sebanyak 3,95%, Aminoglikosida sebanyak 1,24%, Golongan Lainnya
sebanyak 0,73% dan Golongan carbapenem sebanyak 0,23%.
3. Lama penggunaan antibiotik periode Januari – Maret 2020 adalah pasien
yang menggunakan antibiotik 1 - 3 hari sebanyak 52,5%, pasien yang
menggunakan antibiotik 4 – 6 hari sebanyak 42,4%, dan pasien yang
menggunakan antibiotik lebih dari 6 hari sebanyak 5,1%.
4. Kesesuaian Penggunaan Antibiotik menurut Formularium Rumah Sakit
periode Januari – Maret 2020 sudah sesuai dengan standarnya yaitu
sebesar 83,33% sedangkan yang tidak sesuai sebesar 16,67%.

30
31

5.2 Saran
1. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik agar pasien
mendapatkan pengobatan yang sesuai dan bijak dalam penggunaan antibiotik.
2. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian resistensi antibiotik sesuai
dengan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) yang ada di
rumah sakit.
3. Meningkatkan pelayanan farmasi klinis dalam pelaksanaan pemantauan
penggunaan antibiotik yang terlalu lama.
4. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian penggunaan antibiotik
kombinasi dengan interaksi obat yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011. Tentang


Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 30/Menkes/Per/2019. Tentang


Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.

3. Undang – undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8/Menkes/Per/2015. Tentang


Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit.

5. Anonim, 2016. Profil Rumah Sakit Pelabuhan Palembang.


www.rspelabuhan.com

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72/Menkes/Per/2016. Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit

7. Sudibyo Supardi. (2014). Buku Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa


Farmasi.

8. Anonim, 2019. Buku Formularium Obat Standar PT. Rumah Sakit Pelabuhan

9. V. Rizke Ciptaningtyas. (2014). Buku Antibiotik untuk Mahasiswa.

10. Suharsih, Muji. 2018 “Gambaran Penggunaan Antibiotik di Paviliun Anggrek


Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode Januari-Mei 2018”

11. Noorfitri, 2009 “Gambaran Penggunaan antibiotik pada pasien demam


thypoid di Instalasi rawat inap RS. RA. Kartini Jepara.

12. Rosalia Yane, 2017 “Profil Kesesuaian Resep Pasien Umum dengan
Formularium Standar RSUD. Kefamenanu Periode Oktober-Desember 2017”

32
Lampiran. 2 Formularium Rumah Sakit

33

Anda mungkin juga menyukai