Oleh :
CHRISTINE
NIM : 19.01.04.111
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menempuh
ujian Ahli Madya Farmasi pada Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Ahli
Pada tanggal :
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini adalah bagian ibadahku kepada Allah SWT, karena
kepadaNyalah kami menyembah dan kepadaNyalah kami memohon
pertolongan.
Sekaligus sebagai ungkapan terima kasihku kepada :
Kedua Orang Tuaku, Suamiku dan anak – anakku tercinta yang selalu
memberikan motivasi dalam hidupku.
Dan Seluruh Teman – temanku tersayang.
Semoga Allah SWT akan membalas semua kebaikan kalian semua.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu Perguruan Tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di dalam naskah
Christine
KATA PENGANTAR
Karya tulis ilmiah (KTI) ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah
1. Bapak apt, Drs. H. Noprizon, M. Kes Ketua Yayasan Notaris Bhakti Pertiwi
Palembang.
2. Bapak apt, Erjon, M. Kes Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Pertiwi Palembang.
3. Ibu apt, Lidia, M.Si Selaku Ketua Prodi D3 Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Pertiwi Palembang.
waktu, tenaga maupun pikiran dan bimbingan sehingga penulisan Karya Tulis
6. Ibu Hilma.,M.Si. Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan waktu, tenaga
maupun pikiran dan bimbingan sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat
terselesaikan.
7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Pertiwi
Palembang yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis demi
8. Ibu apt, Devita Restia Dewi S.Si Selaku Manager Instalasi Farmasi Rumah Sakit
penulis.
9. Semua pihak dan rekan – rekan mahasiswa/i Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti
Penulis
RINGKASAN
Antibiotik adalah obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu mikroorganisme
dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Umumnya bagi pasien rawat inap di
rumah sakit mendapatkan terapi obat antibiotik. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui jenis penggunaan antibiotik di perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang periode Januari – Maret 2020 dan untuk mengetahui lama penggunaan
antibiotik dengan diagnosa pada pasien rawat inap di perawatan I Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif non analitik dengan pengambilan sampel berasal dari lembar terapi list
Instruksi Medis Farmakologi. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran penggunaan
antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan zat aktif dan berdasarkan
golongan. Berdasarkan zat aktif adalah Ceftriaxone injeksi sebesar 24,56%,
Cefadroxil Kapsul 500mg sebanyak 16,35%, dan Amoxillin Tablet 500mg sebanyak
15,23% dan antibiotik berdasarkan golongan beta laktam sebanyak 50,93% dengan
lama penggunaan satu sampai tiga hari. Beta laktam adalah antibiotik yang paling
aman untuk digunakan. Penggunaan antibiotik ini telah sesuai dengan formularium
rumah sakit sebesar 83,33%. Beberapa kondisi yang dapat menggunakan antibiotik
beta laktam adalah untuk sefalosporin generasi ketiga yang efektif dalam mengobati
infeksi bakteri gram negatif seperti Haemophilus influenzae, Escherichia coli,
Klebsiella pneumoniae dan Proteus mirabilis. Perlunya dilakukan pemantauan
antibiotika yang diberikan.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
RINGKASAN ............................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN ..................................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Lampiran Halaman
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat andalan untuk mengatasi
pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar
40 – 62% antibiotik digunakan secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit
antibiotik di berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan80% tidak
Penggunaan antibiotik yang tidak benar dapat menimbulkan kegagalan terapi dan
samping obat dan munculnya supra infeksi (Noorfitri, 2019). Umumnya bagi pasien
rawat inap di Rumah Sakit mendapatkan obat antibiotik. Untuk rawat inap di Rumah
Ruang Perawatan III, Ruang Perawatan IV. Pelayanan obat untuk pasien rawat inap
dilakukan di instalasi farmasi oleh tenaga teknis kefarmasian dalam sistem Unit Dose
Dispensing (UDD).Setiap pasien yang dirawat inap dilakukan pelayanan obat yang
harus sesuai dengan Formularium Obat Standar PT. Rumah Sakit Pelabuhan. Obat
untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal. Pengelolaan obat yang tidak
efisien dapat memberikan dampak negatif, baik secara medik maupun ekonomi.
Formularium adalah dokumen yang selalu diperbaharui secara terus menerus, yang
berisi sediaan-sediaan obat yang terpilih dan informasi tambahan penting lainnya
Formularium rumah sakit merupakan penerapan konsep obat esensial yang berisi
daftar obat dan informasi penggunaannya. Obat yang termasuk dalam daftar
2014)
Seleksi obat yang tepat melalui sistem formularium rumah sakit banyak
keuntungan yang didapat antara lain meningkatkan mutu terapi obat, dan menurunkan
Standar pelayanan minimal rumah sakit merupakan tolak ukur dari pelayanan
Rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang ini lebih
dari tiga hari masa perawatan dengan diagnosis penyakit thypoid, hipertensi, jantung,
perawatan I sering mendapatkan terapi antibiotik baik dalam bentuk tunggal maupun
antibiotik pada pasien rawat inap (Permenkes 2015).Oleh karena itu, dilakukan
rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Januari – Maret 2020.
Pelabuhan.
1. Bagi Penulis
pendidikan
pendidikan
2. Bagi Akademik
resisten.
c. Dapat dijadikan sebagai data bagi Kepala Instalasi Farmasi Rumah Sakit
apakah sudah sesuai dengan formularium obat standar PT. Rumah Sakit
Pelabuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
upaya penyembuhan dan pemulihan sebab rumah sakit mempunyai fungsi utama
penderita.
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.Rumah sakit secara garis besar terbagi menjadi
Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, lima spesialis
penunjang medik, dua belas spesialis lain dan tiga belas subspesialis.
Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, empat
spesialis penunjang medik, delapan spesialis lain, dan dua subspesialis dasar.
6
7
Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, dan empat
Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
b. 50 – 99 tempat tidur
Memet Sastra Wirya Nomor 01 Boom Baru Palembang yang merupakan rumah sakit
kelas C yang memiliki 77 tempat tidur, fasilitas rawat jalan, rawat inap, fasilitas
bagi tenaga kerja di bidang Pelayaran dan TKI, One Day Care, CT Scan dan
vaksinasi.
Tenaga medis yang tersedia di RSP Palembang terdiri dari dokter umum, dokter
spesialis, dokter sub spesialis, dokter gigi, psikolog, apoteker, paramedis dan tenaga
non paramedis yang handal. Spesialisasi yang dimiliki meliputi orthodonite, bedah
mulut, patologi klinik, bedah umum, bedah orthopedi, bedah urulogi, bedah vaskuler,
kebidanan dan kandungan, mata, kulit dan kelamin, bedah plastik, kesehatan jiwa,
THT, rheumatologi, anak, penyakit dalam, paru dan asma, syaraf, radiologi serta
1. Visi
2. Misi
sumber daya dan teknologi terkini serta pertumbuhan perusahaan yang berkelanjutan.
3. Tata Nilai
berkelanjutan.
4. Motto
9
5. Fasilitas
a. Pelayanan 24 jam.
c. Pelayanan Ambulance.
d. Kamar Operasi.
f. Radiologi.
g. Laboratoium.
h. Farmasi.
j. Ruang Perawatan I
k. Ruang Perawatan II
m. Ruang Perawatan IV
informasi tambahan penting tentang penggunaan obat tersebut, serta kebijakan dan
prosedur berkaitan obat yang relevan untuk rumah sakit tersebut, yang terus menerus
direvisi agar selalu akomodatif bagi kepentingan penderita dan staf profesional
10
pelayan kesehatan. Obat yang termasuk dalam daftar formularium merupakan obat
Rumah Sakit Pelabuhan memiliki formularium obat standar PT. Rumah sakit
Pelabuhan yang terus diperbaharui setiap tahunnya (FoSrmularium Obat Standar PT.
2.3 ANTIBIOTIK
organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Antibiotika oral ( diberikan
lewat mulut ) mudah digunakan dan antibiotik intravena (melalui suntik ) digunakan
Antibiotik Beta – Laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai
dan inhibitor beta – laktamse. Obat – obat antibiotik beta – laktam umumnya bersifat
bakterisid dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram positif dan
b. Basitrasin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida, yang utama
dan Treponema pallidum sensitif terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk
sistemik.
c. Vankomisin
Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif terhadap bakteri
demam, flushing dan hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan pendengaran dan
Metabolisme Folat
Obat antibiotik yang termasuk golongan ini adalah sulfonamid dan trimetoprim
Neisseria sp, bakteriGram negatif aerob (E. coli dan Klebsiella sp), Enterobacter,
Staphylococcus sp, Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp, Salmonella sp,
yaitu:
13
kerja antibiotik, Hal ini dapat terjadi karena beberapa hal. Satuan resistensi
dinyatakan dalam Satuan Kadar Hambat (KHM] yaitu kadar terendah antibiotik yang
sangat diperlukan untuk menetapkan jenis dan dosis antibiotik secara tepat. Secara
Pemberian antibiotik secara bersamaan dengan antibiotik lain, obat lain, atau
makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Efek dari interaksi ini
beragam mulai dari yang ringan seperti penurunan absorpsi obat tau penundaan
lebih dari satu jenis untuk mengatasi infeksi. Perlu diperhatikan dalam penggunaan
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2020
yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat
gambaran atau deskripsi tetntang suatu keadaan secara objektif dengan melihat
kebelakang dalam hal ini dilihat dalam jangka waktu 3 bulan pertama tahun 2020.
3.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lembar Instruksi Medis Farmakologi
3.3.2 Sampel
15
16
a. Kriteria Inklusi
Lembar IMF pasien rawat inap di ruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan
b. Kriteria Ekslusi
Lembar IMF pasien rawat inap di ruang Perawatan I Rumah Sakit Pelabuhan
dan lembar Instruksi Medis Farmasi (IMF} pasien rawat inap diruang Perawatan I
1. Zat aktif antibiotik pasien rawat inap diruang Perawatan I Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang.
Pelabuhan Palembang.
3. Lama pemakaian antibiotik pasien rawat inap di ruang Perawatan I Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang.
Tabel 1. (Lanjutan)
18
1. Kumpulkan lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi) pasien Rawat Inap Rumah
antibiotik dari masing – masing pasien Rawat Inap Rumah Sakit Pelabuhan
3. Catat nama pasien, diagnosa dari masing – masingpasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Januari – Maret 2020 yang tidak
menggunakan antibiotik.
1. Hitung jumlah pasien yang mengunakan antibiotik dan pasien yang tidak
2. Buat tabel untuk masing – masing zat aktif antibiotik dan jumlah pasien yang
zat aktif antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari jumlah tersebut.
3. Buat tabel untuk masing – masing golongan antibiotik dan jumlah pasien yang
4. Buat tabel untuk masing – masing lama penggunaan antibiotik dan jumlah pasien
tiap bulannya, kemudian jumlah keseluruhan dan hitung persentase dari jumlah
tersebut
Mengumpulkan data sekunder yang berasal dari lembar IMF (Instruksi Medis
Farmasi) Rawat Inap di RSP Palembang periode Januari – Maret 2020 yaitu :
1. Mencatat dan menghitung jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan dan tidak
mendapatkan antibiotik.
2. Mencatat dan menghitung antibiotik yang digunakan pasien rawat inap kemudian
3. Mencatat lama pemakaian antibiotik yang digunakan pasien rawat inap di RS.
Pelabuhan palembang.
4. Mencatat diagnosa penyakit yang diderita pasien rawat inap di RS. Pelabuhan
Palembang.
BAB IV
PASIEN
ANALISA JUMLAH PERSEN
Januari Februari Maret
Pakai
75 79 107 261 76,76%
Antibiotik
Tanpa
31 16 32 79 23,23%
antibiotik
15
16
Tabel 3 (Lanjutan)
22 13 6 19 0,06%
Chloramphenicol Injeksi
23 Ciprofloxacin Tablet 615 483 778 1876 6,11%
24 Clindamycin 150mg 10 30 126 166 0,54%
25 Clindamycin 300mg 159 104 105 368 1,20%
26 Doxycycline Kapsul 26 30 20 76 0,25%
27 Gentamisin Injeksi 23 55 51 129 0,42%
28 Levofloxacin Tablet 292 118 410 1,33%
29 Meropenem Injeksi 1 22 1 24 0,08%
30 Metronidazole Tablet 720 451 120 1291 4,20%
31 Thiamphenicol Syr 4 1 2 7 0,02%
32 Thiamphenicol Tablet 1034 519 355 1908 6,21%
TOTAL 30709 100%
17
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 2. persentase pasien yang menggunakan antibiotik sebanyak
76,76 % (77 %) dan tanpa antibiotik 23,23 % (23%) pada periode Januari – Maret
2020. Setelah dilakukan penelitian ini terlihat bahwa banyaknya pasien yang
mendapatkan terapi antibiotik dalam menyembuhkan penyakitnya. Pemilihan
antibiotik yang tepat dapat meningkatkan tingkat kesembuhan pasien lebih cepat.
Banyaknya penggunaan antibiotik yang digunakan oleh karena itu sangatlah penting
pemantauan penggunaan antibiotik pada setiap pasien.
Berdasarkan tabel 3. bahwa penggunaan antibiotik terbanyak berdasarkan zat
aktif periode Januari – Maret 2020 adalah Ceftriaxone Injeksi sebanyak 24,56%,
Cefadroxil Kapsul 500mg sebanyak 16,35%, dan Amoxillin Tablet 500mg sebanyak
15,23%. Ceftriaxon inj adalah obat yang paling banyak digunakan untuk mengatasi
berbagai infeksi bakteri.
Ceftriaxon injeksi merupakan golongan antibiotik beta laktam (sefalosporin
generasi ketiga). Ceftriaxon memiliki waktu paruh 7 - 8 jam dapat disuntikkan sekali
tiap 24 jam pada dosis 15 – 50 mg/kg/hari. Dosis 1g tiap hari cukup untuk sebagian
besar infeksi berat, dengan 4 g sekali sehari direkomendasikan untuk terapi
meningitis.
Penggunaan antibiotik ceftriaxon injeksi paling banyak digunakan di
lingkungan Rumah Sakit Pelabuhan Palembang. Antibiotik ini sangat terjangkau
harganya untuk kalangan semua pasien, apalagi terutama untuk pasien BPJS lebih
ekonomis dan aman selama pemakaian.
21
5.1 Kesimpulan
30
31
5.2 Saran
1. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik agar pasien
mendapatkan pengobatan yang sesuai dan bijak dalam penggunaan antibiotik.
2. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian resistensi antibiotik sesuai
dengan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA) yang ada di
rumah sakit.
3. Meningkatkan pelayanan farmasi klinis dalam pelaksanaan pemantauan
penggunaan antibiotik yang terlalu lama.
4. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian penggunaan antibiotik
kombinasi dengan interaksi obat yang akan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
8. Anonim, 2019. Buku Formularium Obat Standar PT. Rumah Sakit Pelabuhan
12. Rosalia Yane, 2017 “Profil Kesesuaian Resep Pasien Umum dengan
Formularium Standar RSUD. Kefamenanu Periode Oktober-Desember 2017”
32
Lampiran. 2 Formularium Rumah Sakit
33