Disusun oleh :
Muji Suharsih
03422115119
AKADEMI FARMASI IKIFA
JAKARTA
2018
Gambaran Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang Periode Maret – April 2020
Disusun oleh :
Muji Suharsih
03422115119
AKADEMI FARMASI IKIFA
JAKARTA
2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 03422115119
Tanda Tangan :
DISETUJUI OLEH
Pembimbing I Pembimbing II
(Dessy Adelia P., S.Farm., M.Farm, Apt.) (Ika Agustina, S.Si., M.Farm.)
Oleh
MUJI SUHARSIH
NIM : 03422115119
Mengesahkan,
Direktur Akademi Farmasi IKIFA
Sebagai sivitas akademik Akademi Farmasi IKIFA, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Muji Suharsih
NIM : 03422115119
Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Farmasi IKIFA berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan KTI ini. Penulisan KTI ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya
Farmasi Akademi Farmasi IKIFA. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
KTI ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan KTI ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Ibu Dessy Adelia P, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan KTI ini;
(2) Ibu Ika Agustina, S.Farm., M.Farm., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan KTI ini;
(3) Ibu Vidia Arlaini Anwar, S.Si., Apt. yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan;
(4) Para dosen Akademi Farmasi IKIFA yang telah memberikan bantuan dan
dukungan;
(5) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
(6) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
ABSTRAK
Antibiotik adalah obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu
mikroorganisme dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Umumnya bagi
pasien rawat inap di rumah sakit mendapatkan terapi obat antibitika. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui jenis penggunaan antibiotika di pavilin anggrek
Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta periode Januari – Mei 2018 dan untuk
mengetahui lama penggunaan antibitotika dengan diagnosa pada pasien rawat inap
di paviliun anggrek anggrek Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta periode Januari –
Mei 2018. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel
berasal dari lembar terapi list. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran
penggunaan antibiotika yang paling banyak digunakan berdasarkan zat aktif dan
berdasarkan golongan. Berdasarkan zat aktif adalah Ceftriaxone injeksi 243
pasien 64,12%, Metronidazol 27 pasien 7,12%, dan antibiotika berdasarkan
golongan beta laktam 295 pasien 77,84% dengan lama penggunaan satu sampai
tiga hari. Beta laktam adalah antibiotik yang paling aman untuk digunakan.
Penggunaan antibiotik ini telah sesuai dengan formularium rumah sakit.
Beberapa kondisi yang dapat menggunakan antibiotik beta laktam adalah untuk
sefalosporin generasi ketiga yang efektif dalam mengobati infeksi bakteri gram
negatif seperti Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae
dan Proteus mirabilis yang tidak menghasilkan enzim ESBL. ESBL merupakan
enzim yang dihasilkan bakteri dan dapat mengakibatkan antibiotik tidak efektif
membunuh bakteri. Perlunya dilakukan pemantauan antibiotika yang diberikan.
ABSTRACT
Antibiotics are drugs that come from all or certain parts of microorganisms and
are used to treat bacterial infections. Generally, inpatients at the hospital get
antibitic drug therapy. The purpose of this study was to determine the type of
antibiotic use in the orchid pavilin Jakarta Port Hospital for the period of January -
May 2018 and to find out the duration of the use of antibitotics with a diagnosis in
hospitalized patients at the orchid pavilion Jakarta Port Hospital for the period
January - May 2018. Quantitative sample collection is from the therapy list sheet.
From the results of the study obtained an overview of the use of antibiotics that
are most widely used based on active and class-based substances. Based on the
active substances were Ceftriaxone injection 243 patients 64.12%, Metronidazole
27 patients 7.12%, and antibiotics based on the beta lactam group of 295 patients
77.84% with one to three days of use. Beta lactam is the safest antibiotic to use.
The use of this antibiotic is in accordance with the hospital formulary. Some
conditions that can use beta lactam antibiotics are for third generation
cephalosporins which are effective in treating infection with gram negative
bacteria such as Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae and Proteus mirabilis which do not produce ESBL enzymes. ESBL is
an enzyme produced by bacteria and can cause antibiotics to not effectively kill
bacteria. The need for monitoring antibiotics given.
DAFTAR TABEL
A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat
andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain
antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan
obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40 – 62% antibiotik digunakan
secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di
berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak
didasarkan pada indikasi. (1)
Umumnya bagi pasien rawat inap di rumah sakit mendapatkan obat
antibiotik. Pada februari tahun 2020 terdapat 64,35% pasien rawat inap di
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang mendapatkan terapi antibiotik. Pelayanan
obat untuk pasien rawat inap dilakukan di instalasi farmasi oleh tenaga teknis
kefarmasian dalam sistem Unit Dose Dispensing (UDD). Setiap pasien yang
dirawat inap dilakukan pelayanan obat yang disiapkan untuk satu hari
pemakaian.
Rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
ini lebih dari tiga hari masa perawatan dengan diagnosis penyakit thypoid,
hipertensi, jantung, dispepsia, febris dan lain-lain. Sehingga perlu adanya
monitoring terhadap penggunaan antibiotik.
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang memiliki ruang perawatan dengan
fasilitas yang memadai untuk memberikan fasilitas pelayanan kesehatan yang
terbaik. Pasien-pasien infeksi yang dirawat di ruang perawatan sering
mendapatkan terapi antibiotik baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi
sehingga penggunaannya perlu monitoring untuk menjamin evaluasi untuk
B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran penggunaan antibiotik pasien rawat inap di Rumah
Sakit Pelabuhan Palembang periode Maret – April 2020.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui jenis pengunaan antibiotik di Rawat Inap Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang periode Maret – April 2020.
2. Untuk mengetahui lama penggunaan antibiotik dengan diagnosa pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Maret –
April 2020.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
a. Sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya
tentang profil penggunaan antibiotik dan menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan
b. Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
menjalani pendidikan
2. Bagi Akademik
Menambah ilmu bagi mahasiswa STIPI Bhakti Pertiwi Palembang
3. Bagi Rumah Sakit
a. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam menetapkan perencanaan
penggunaan antibiotik di rumah sakit Pelabuhan Palembang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. RUMAH SAKIT
1. Definisi Rumah Sakit (2)
D. ANTIBIOTIK
1. Definisi Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia
di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Antibiotika oral ( diberikan lewat mulut ) mudah digunakan dan antibiotik
intravena (melalui suntik ) digunakan untuk kasus yang lebih serius. (1)
d) Karbapenem
a) Eritromisin
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. KERANGKA KONSEP
Variabel yang diteliti
1. Zat aktif antibiotik pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang.
2. Golongan antibiotik pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang.
3. Lama pemakaian antibiotik pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabhan
Palembang.
C. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel III.1. Definisi Operasional
Alat /
Definisi
No Variabel cara Hasil Skala
Operasional
ukur
1 Terapi list obat Daftar obat Lembar % dari Rasio
pasien rawat inap terapi pasien rawat
paviliun anggrek list inap
paviliun
anggrek
yang
diberikan
Alat /
Definisi
No Variabel cara Hasil Skala
Operasional
ukur
1 Jenis antibiotik Nama obat dan Lembar % antibiotik Rasio
pasien rawat inap jenis obat terapi yang
paviliun Anggrek antibiotik yang list digunakan
digunakan pasien pasien
rawat inap rawat inap
paviliun anggrek paviliun
anggrek
2 Lama pemakaian Terapi list yang Lembar Waktu Rasio
mengandung terapi (hari)
antibiotik list
D. JENIS PENELITIAN
Pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder. Menggunakan
data internal rumah sakit yang diperoleh dari setiap lembar IMF (instruksi
Medis Farmasi) pasien rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang pada
bulan Maret sampai April 2020. Data yang diperoleh merupakan data manual
yang dikumpulkan setiap harinya.
G. LANGKAH KERJA
1. Kumpulkan lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi) pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Maret – April 2020.
2. Catat nama antibiotik, aturan pakai, lama pemakaian, diagnosa, golongan
antibiotik dari masing – masing pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang dari bulan Maret – April 2020.
3. Catat nama pasien, diagnosa dari masing – masing pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Maret – April 2020 yang
tidak menggunakan antibiotik.
4. Input data yang dihasilkan ke dalam komputer dalam bentuk tabel.
H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Hitung jumlah pasien yang mengunakan antibiotik dan pasien yang tidak
menggunakan antibiotik, kemudian hitung persentase dari jumlah tersebut.
2. Buat tabel untuk masing – masing zat aktif antibiotik dan jumlah pasien
yang menggunakan antibiotik tersebut tiap bulannya, kemudian jumlah
keseluruhan zat aktif antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari
jumlah tersebut.
3. Buat tabel untuk masing – masing golongan antibiotik dan jumlah pasien
yang menggunakan antibiotik tersebut tiap bulannya, kemudian jumlah
keseluruhan golongan antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari
jumlah tersebut.
3. Sampel dalam penelitian ini adalah lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi)
pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang yang
mengandung antibiotik.
a. Kriteria Inklusi
Lembar IMF pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
yang menggunakan terapi antibiotik
b. Kriteria Ekslusi
Lembar IMF pasien rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
yang rusak dan yang tidak lengkap.
Tabel IV. 1 Jumlah pasien di paviliun Anggrek RSP Jakarta periode Januari
2018 – Mei 2018 yang menggunakan antibiotik dan tanpa
antibiotik
PASIEN JUMLA
PERSEN
H
Januari Februari Maret April Mei
Pakai
Antibi 75 79 107 78 59 398 76,54%
otik
Tanpa
antibi 31 16 32 29 14 122 23,46%
otik
Pakai antibiotik
77% Tanpa antibiotik
Gambar IV.1 Gambaran jumlah pasien paviliun Anggrek RSP Jakarta periode
Januari – Mei 2018 yang menggunakan antibiotik dan tanpa
antibiotik.
1 Aminoglikosida 2 1 2 1 6 1,58%
2 Beta laktam 49 63 76 60 47 295 77,84%
3 Fluroquinolon 2 7 2 5 1 17 4,48%
4 Karbapenem 2 3 2 7 1,85%
5 Kloramfenikol 1 1 0,26%
6 Kuinolon 2 1 2 5 1,32%
7 Makrolida 6 4 2 12 3,17%
8 Golongan lain 5 9 9 5 8 36 9,50%
TOTAL 379 100%
3%2% 2% 1% 1%
9% 4% Beta laktam 78%
Golongan lain
Fluoroquinolon
Makrolida
Karbapenem
Aminoglikosida
Kuinolon
78% Kloramfenikol
6%
31%
1-3 hari
63%
4-6 hari
> 6 hari
Berdasarkan data di atas pada bulan Januari – Mei 2018 maka dapat di
simpulkan bahwa pasien yang menggunakan antibiotik 1 - 3 hari sebanyak
63,33% (63%), pasien yang menggunakan antibiotik 4 – 6 hari sebanyak
31,13% (31%), dan pasien yang menggunakan antibiotik lebih dari 6 hari
sebanyak 5,54% (6%).
Penggunaan antibiotik yang melebihi enam hari masih banyak
ditemukan di paviliun ruang anggrek RSP Jakarta, maka dari itu perlunya
dilakukan tindakan yang cepat dalam pemantauan penggunaan antibiotik yang
diberikan. Perlu ditinjau kembali apakah antibiotik yang diberikan masih
dapat memberikan reaksi kepada pasien tersebut yang telah menggunakannya
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran penggunaan
antibiotik di Paviliun Anggrek RSP Jakarta Periode Januari - Mei 2018
diperoleh simpulan sebagai berikut :
7. Penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan zat aktif
periode Januari - Mei 2018 adalah Ceftriaxon inj 243 pasien 64,12 % (64
%), Metronidazol 27 pasien 7,12 % (7%), Cefixime 21 pasien 5,54 %
(6%), Ampicillin+sulbactam inj 20 pasien 5,28% (5%). Penggunaan
antibiotik ini telah sesuai dengan formularium Rumah Sakit
8. Penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan
golongan periode Januari - Mei 2018 adalah Beta laktam 295 pasien
77,84% (78%), Golongan lain 36 pasien 9,50% (9%), Fluoroquinolon 17
pasien 4,48% (4%). Beta laktam adalah antibiotik yang paling aman
digunakan.
9. Lama penggunaan antibiotik periode Januari - Mei 2018 adalah satu
sampai tiga hari pemakaian antibiotik sebanyak 63,33%, pasien yang
menggunakan antibiotik empat sampai enam hari sebanyak 31,13%, dan
B. SARAN
1. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik agar pasien
mendapatkan pengobatan yang sesuai dan bijak dalam penggunaan
antibiotik.
2. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian resistensi antibiotik
sesuai dengan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
yang ada di rumah sakit.
3. Meningkatkan pelayanan farmasi klinis dalam pelaksanaan pemantauan
penggunaan antibiotik yang terlalu lama.
4. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian penggunaan antibiotik
kombinasi dengan interaksi obat yang akan terjadi.
DT 3 8 4 7 4 26 7,88%
Dispnoe 5 5 6 5 3 24 7,27%
Colic abdomen 4 3 9 1 1 18 5,45%
GE 3 2 5 1 3 14 4,24%
Infeksi bakteri 4 5 6 3 2 20 6,06%
CKD 3 1 2 2 2 10 3,03%
Dispepsia 11 9 6 16 4 46 13,94%
Post op sc 1 1 2 4 1,21%
Colic renal 2 5 6 5 3 21 6,36%
Ca sigmoid 1 1 0,30%
Ulcus 2 1 3 0,91%
BP 2 2 1 5 1,51%
Anemia 1 1 1 3 0,91%
Hiperpireksia 3 6 7 4 3 23 6,97%
DHF 1 1 0,30%
DM 1 1 2 0,61%
Febris 3 4 6 2 1 16 4,85%
Batu ureter 1 1 2 0,60%
Hemoroid 2 2 0,60%
Hiperglikemia 2 2 3 1 8 2,42%
Vomiting 1 2 1 4 8 2,42%
Stroke 4 2 6 1,82%
ATURAN LAMA
BULAN NAMA OBAT DIAGNOSA
PAKAI PEMAKAIAN