Anda di halaman 1dari 67

Gambaran Penggunaan Antibiotik

di Paviliun Anggrek Rumah Sakit


Pelabuhan Jakarta Periode Januari
– Mei 2018

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun oleh :

Muji Suharsih
03422115119
AKADEMI FARMASI IKIFA
JAKARTA
2018
Gambaran Penggunaan Antibiotik di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang Periode Maret – April 2020

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kesehatan Bidang Farmasi

Disusun oleh :

Muji Suharsih
03422115119
AKADEMI FARMASI IKIFA
JAKARTA
2018
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar

Nama : Muji Suharsih

NIM : 03422115119

Tanda Tangan :

Tanggal : 17 September 2018


AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA
PROGRAM D III ILMU KEFARMASIAN

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


DIPLOMA TIGA FARMASI

NAMA : MUJI SUHARSIH


NIM : 03422115119
JUDUL : Gambaran Penggunaan Antibiotik di Paviliun Anggrek
Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Periode Januari – Mei
2018

DISETUJUI OLEH

Pembimbing I Pembimbing II
(Dessy Adelia P., S.Farm., M.Farm, Apt.) (Ika Agustina, S.Si., M.Farm.)

AKADEMI FARMASI IKIFA JAKARTA


PROGRAM D III ILMU KEFARMASIAN

PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH


DIPLOMA TIGA FARMASI

Gambaran Penggunaan Antibiotik di Paviliun Anggrek Rumah Sakit


Pelabuhan Jakarta Periode Januari – Mei 2018

Oleh
MUJI SUHARSIH
NIM : 03422115119

Dipertahankan di hadapan Penguji KTI


Program D-III Farmasi Akademi Farmasi IKIFA
Pada tanggal 17 September 2018

Mengesahkan,
Direktur Akademi Farmasi IKIFA

Leonov Rianto, S.Si., M.Farm., Apt.

Penguji KTI: Tanda Tangan

1. Rahmat Widiyanto, S.Si., M.Farm., Apt. …………


2. Fitri Safitri, S.Pd., M.Pd. …………
3. Dessy Adelia P., S.Farm., M.Farm, Apt. …………
4. Ika Agustina, S.Si., M.Farm. …………

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Akademi Farmasi IKIFA, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Muji Suharsih
NIM : 03422115119
Jenis karya : Karya Tulis Ilmiah

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Akademi Farmasi IKIFA Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Gambaran Penggunaan Antibiotik di Paviliun Anggrek Rumah Sakit


Pelabuhan Jakarta Periode Januari – Mei 2018

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Akademi Farmasi IKIFA berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bekasi Barat


Pada tanggal : 17 September 2018
Yang menyatakan
(Muji Suharsih)

Dipersembahkan kepada keluarga tercinta yang telah mendukung sampai


selesainya KTI ini. Terima kasih juga untuk mama, bapak dan adik – adik yang
selalu memberikan semangat sampai kuliah ini selesai. Apoteker yang sangat baik
yang telah membimbing pada saat PKL dan pembuatan KTI ini. Sahabat setia
yang dari semester awal sampai akhir selalu bersama dan memberikan
semangatnya.
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan KTI ini. Penulisan KTI ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya
Farmasi Akademi Farmasi IKIFA. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan
KTI ini, sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan KTI ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terima kasih kepada :
(1) Ibu Dessy Adelia P, S.Farm., M.Farm., Apt. selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan KTI ini;
(2) Ibu Ika Agustina, S.Farm., M.Farm., selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya dalam
penyusunan KTI ini;
(3) Ibu Vidia Arlaini Anwar, S.Si., Apt. yang telah banyak membantu dalam
usaha memperoleh data yang saya perlukan;
(4) Para dosen Akademi Farmasi IKIFA yang telah memberikan bantuan dan
dukungan;
(5) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral; dan
(6) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Bekasi, September 2018


Muji Suharsih
Gambaran Penggunaan Antibiotik di Paviliun Anggrek Rumah
Sakit Pelabuhan Jakarta Periode Januari – Mei 2018

ABSTRAK

Antibiotik adalah obat yang berasal dari seluruh atau bagian tertentu
mikroorganisme dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Umumnya bagi
pasien rawat inap di rumah sakit mendapatkan terapi obat antibitika. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui jenis penggunaan antibiotika di pavilin anggrek
Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta periode Januari – Mei 2018 dan untuk
mengetahui lama penggunaan antibitotika dengan diagnosa pada pasien rawat inap
di paviliun anggrek anggrek Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta periode Januari –
Mei 2018. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan pengambilan sampel
berasal dari lembar terapi list. Dari hasil penelitian didapatkan gambaran
penggunaan antibiotika yang paling banyak digunakan berdasarkan zat aktif dan
berdasarkan golongan. Berdasarkan zat aktif adalah Ceftriaxone injeksi 243
pasien 64,12%, Metronidazol 27 pasien 7,12%, dan antibiotika berdasarkan
golongan beta laktam 295 pasien 77,84% dengan lama penggunaan satu sampai
tiga hari. Beta laktam adalah antibiotik yang paling aman untuk digunakan.
Penggunaan antibiotik ini telah sesuai dengan formularium rumah sakit.
Beberapa kondisi yang dapat menggunakan antibiotik beta laktam adalah untuk
sefalosporin generasi ketiga yang efektif dalam mengobati infeksi bakteri gram
negatif seperti Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae
dan Proteus mirabilis yang tidak menghasilkan enzim ESBL. ESBL merupakan
enzim yang dihasilkan bakteri dan dapat mengakibatkan antibiotik tidak efektif
membunuh bakteri. Perlunya dilakukan pemantauan antibiotika yang diberikan.

Kata Kunci : Antibiotik, beta laktam, lama penggunaan


Overview of antibiotic use at the Jakarta Port Hospital Orchid
Pavilion January to May 2018

ABSTRACT

Antibiotics are drugs that come from all or certain parts of microorganisms and
are used to treat bacterial infections. Generally, inpatients at the hospital get
antibitic drug therapy. The purpose of this study was to determine the type of
antibiotic use in the orchid pavilin Jakarta Port Hospital for the period of January -
May 2018 and to find out the duration of the use of antibitotics with a diagnosis in
hospitalized patients at the orchid pavilion Jakarta Port Hospital for the period
January - May 2018. Quantitative sample collection is from the therapy list sheet.
From the results of the study obtained an overview of the use of antibiotics that
are most widely used based on active and class-based substances. Based on the
active substances were Ceftriaxone injection 243 patients 64.12%, Metronidazole
27 patients 7.12%, and antibiotics based on the beta lactam group of 295 patients
77.84% with one to three days of use. Beta lactam is the safest antibiotic to use.
The use of this antibiotic is in accordance with the hospital formulary. Some
conditions that can use beta lactam antibiotics are for third generation
cephalosporins which are effective in treating infection with gram negative
bacteria such as Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae and Proteus mirabilis which do not produce ESBL enzymes. ESBL is
an enzyme produced by bacteria and can cause antibiotics to not effectively kill
bacteria. The need for monitoring antibiotics given.

Keywords: Antibiotics, beta lactam, duration of use


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .........................................
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...............................................
HALAMAN PERUNTUKAN .......................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................
ABSTRAK ......................................................................................................
ABSTRACT ....................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................
A. LATAR BELAKANG ..............................................................
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................
C. TUJUAN PENELITIAN ..........................................................
D. MANFAAT PENELITIAN ......................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................
A. RUMAH SAKIT........................................................................
B. RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA .........................
C. PAVILIUN RUANG ANGGREK ...........................................
D. ANTIBIOTIK ............................................................................
E. FAKTOR – FAKTOR YANG HARUS
DIPERTIMBANGKAN PADA PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK ............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
A. METODE PENELITIAN .........................................................
B. KERANGKA KONSEP ...........................................................
C. DEFINISI OPERASIONAL ....................................................
D. JENIS PENELITIAN ...............................................................
E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN .................................
F. ALAT DAN BAHAN ................................................................
G. LANGKAH KERJA .................................................................
H. PROSEDUR PENELITIAN ....................................................
I. POPULASI DAN SAMPEL .....................................................
J. TEKNIK PENGUMPULAN DATA .......................................
K. RANCANGAN ANALISIS DATA ..........................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................

DAFTAR TABEL

III. 1. Definisi Operasional ............................................................................ 20


IV.1 Jumlah pasien di paviliun Anggrek RSP Jakarta periode Januari 2018
– Mei 2018 yang menggunakan antibiotik dan tanpa antibiotik ..........
IV.2 Jumlah penggunaan antibiotik berdasarkan zat aktif di paviliun
anggrek RSP Jakarta Januari 2018 – Mei 2018 ...................................
IV.3 Jumlah Penggunaan Antibiotik berdasarkan golongan antibiotik di
paviliun anggrek RSP Jakarta Januari 2018 – Mei 2018 .....................
IV.4 Jumlah lama penggunaan antibiotik pasien paviliun anggrek RSP
Jakarta periode Januari 2018 – Mei 2018 ............................................
DAFTAR GAMBAR

IV.1. Gambaran jumlah pasien paviliun Anggrek RSP Jakarta periode


Januari – Mei 2018 yang menggunakan antibiotik dan tanpa
antibiotik ..............................................................................................
IV.2 Gambaran jumlah penggunaan antibiotik berdasarkan golongan
antibiotik di paviliun anggrek RSP Jakarta Januari – Mei 2018 ..........
IV.3 Gambaran jumlah lama penggunaan antibiotik pasien paviliun
anggrek RSP Jakarta periode Januari – Mei 2018 ...............................
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Terapi Pengunaan Antibiotik Pasien RSP Jakarta Paviliun


Anggrek Periode Januari – Mei 2018 ................................
LAMPIRAN 2. Jumlah Diagnosa Pasien Paviliun Anggrek RSP Jakarta
Januari – Mei 2018 .............................................................
LAMPIRAN 3. Penggunaan Kombinasi Antibiotik berdasarkan Zat Aktif
Pasien Paviliun Anggrek RSP Jakarta Periode Januari
2018 – Mei 2018 ................................................................
LAMPIRAN 4. Penggunaan Antibiotik Yang Pemakaiannya Lebih dari
enam hari pada Pasien Paviliun Anggrek Periode Januari
– Mei 2018 .........................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Salah satu obat
andalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah antimikroba antara lain
antibakteri/antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa. Antibiotik merupakan
obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40 – 62% antibiotik digunakan
secara tidak tepat antara lain untuk penyakit-penyakit yang sebenarnya tidak
memerlukan antibiotik. Pada penelitian kualitas penggunaan antibiotik di
berbagai bagian rumah sakit ditemukan 30% sampai dengan 80% tidak
didasarkan pada indikasi. (1)
Umumnya bagi pasien rawat inap di rumah sakit mendapatkan obat
antibiotik. Pada februari tahun 2020 terdapat 64,35% pasien rawat inap di
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang mendapatkan terapi antibiotik. Pelayanan
obat untuk pasien rawat inap dilakukan di instalasi farmasi oleh tenaga teknis
kefarmasian dalam sistem Unit Dose Dispensing (UDD). Setiap pasien yang
dirawat inap dilakukan pelayanan obat yang disiapkan untuk satu hari
pemakaian.
Rata-rata pasien yang dirawat di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
ini lebih dari tiga hari masa perawatan dengan diagnosis penyakit thypoid,
hipertensi, jantung, dispepsia, febris dan lain-lain. Sehingga perlu adanya
monitoring terhadap penggunaan antibiotik.
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang memiliki ruang perawatan dengan
fasilitas yang memadai untuk memberikan fasilitas pelayanan kesehatan yang
terbaik. Pasien-pasien infeksi yang dirawat di ruang perawatan sering
mendapatkan terapi antibiotik baik dalam bentuk tunggal maupun kombinasi
sehingga penggunaannya perlu monitoring untuk menjamin evaluasi untuk

AKADEMI FARMASI IKIFA 1


ketepatan penggunaan antibiotik dan pengendalian resistensi antibiotik. Dalam
pengendalian resistensi antibiotik, maka Komite Pengendalian Resistensi
Antimikroba (KPRA) sangat membutuhkan data pasien yang menggunakan
antibiotik untuk dimonitoring penggunaannya. KPRA bertugas untuk
memantau penggunaan antibiotik pada pasien rawat inap. Oleh karena itu,
dilakukan penelitian mengenai gambaran penggunaan antibiotik di Rawat Inap
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang pada periode Maret – April 2020.

B. RUMUSAN MASALAH
Bagaimana gambaran penggunaan antibiotik pasien rawat inap di Rumah
Sakit Pelabuhan Palembang periode Maret – April 2020.

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui jenis pengunaan antibiotik di Rawat Inap Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang periode Maret – April 2020.
2. Untuk mengetahui lama penggunaan antibiotik dengan diagnosa pada
pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Maret –
April 2020.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
a. Sebagai sarana untuk mendapatkan pengalaman yang sesungguhnya
tentang profil penggunaan antibiotik dan menerapkan ilmu yang
diperoleh selama pendidikan
b. Sebagai sarana mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama
menjalani pendidikan
2. Bagi Akademik
Menambah ilmu bagi mahasiswa STIPI Bhakti Pertiwi Palembang
3. Bagi Rumah Sakit
a. Dapat dijadikan sebagai masukan dalam menetapkan perencanaan
penggunaan antibiotik di rumah sakit Pelabuhan Palembang.

AKADEMI FARMASI IKIFA 2


b. Dapat dijadikan sebagai data untuk KPRA (Komite Pengendalian
Resistensi Antimikroba) dalam mencegah dan menurunkan adanya
kejadian mikroba resisten.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. RUMAH SAKIT
1. Definisi Rumah Sakit (2)

AKADEMI FARMASI IKIFA 3


Rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan untuk
puskesmas, terutama upaya penyembuhan dan pemulihan sebab rumah
sakit mempunyai fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang
bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi penderita.
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Pengaturan penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan (2) :
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan.
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat,
lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah
sakit.
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber
daya manusia rumah sakit dan Rumah Sakit.
2. Jenis Pelayanan di Rumah Sakit (2)
a. Rumah Sakit Umum
Rumah Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. Klasifikasi
Rumah Sakit Umum ditetapkan berdasarkan :
1) Pelayanan.
2) Sumber Daya Manusia.
3) Peralatan.
4) Sarana dan Prasarana.
5) Administrasi dan Manajemen.
b. Rumah Sakit Khusus
Rumah Sakit Khusus adalah rumah sakit yang memberikan
pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit, atau

AKADEMI FARMASI IKIFA 4


kekhususan lainnya. Rumah Sakit Khusus meliputi rumah sakit
khusus:
1) Ibu dan anak.
2) Mata.
3) Otak.
4) Gigi dan mulut.
5) Kanker.
6) Jantung dan pembuluh darah.
7) Jiwa.
8) Infeksi.
9) Paru.
10) Telinga – hidung – tenggorokan.
11) Bedah.
12) Ketergantungan obat dan.
13) Ginjal.
3. Klasifikasi Rumah Sakit Umum (2)
a. Rumah Sakit Umum kelas A
Rumah Sakit Umum kelas A adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
empat spesialis dasar, lima spesialis penunjang medik, dua belas
spesialis lain dan tiga belas subspesialis.
b. Rumah Sakit Umum kelas B
Rumah Sakit Umum kelas B adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
empat spesialis dasar, empat spesialis penunjang medik, delapan
spesialis lain, dan dua subspesialis dasar.
c. Rumah Sakit Umum kelas C
Rumah Sakit Umum kelas C adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
empat spesialis dasar, dan empat spesialis penunjang medik.
d. Rumah Sakit Umum kelas D

AKADEMI FARMASI IKIFA 5


Rumah Sakit Umum kelas D adalah rumah sakit umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit
dua spesialis dasar.
4. Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan kapasitas tempat tidur (2)
a. Di bawah 50 tempat tidur
b. 50 – 99 tempat tidur
c. 100 – 199 tempat tidur
d. 200 – 299 tempat tidur
e. 300 – 399 tempat tidur
f. 400 – 499 tempat tidur
g. 500 tempat tidur dan lebih

B. RUMAH SAKIT PELABUHAN JAKARTA (5)


Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta (RSP Jakarta) berlokasi di Jalan
Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara, Tanjung Priok yang merupakan rumah
sakit kelas C Plus yang memiliki 145 tempat tidur, fasilitas rawat jalan, rawat
inap, fasilitas medis, fasilitas kesehatan tingkat 1 dan fasilitas umum.
RSP Jakarta memiliki layanan unggulan berupa phacoemulsifikasi,
ESWL, Endoscopy, dan Haemodialisa. Disamping itu tersedia layanan
Medical Check Up bagi tenaga kerja di bidang Pelayaran dan TKI, One Day
Care, CT Scan dan vaksinasi.
Tenaga medis yang tersedia di RSP Jakarta terdiri dari dokter umum,
dokter spesialis, dokter sub spesialis, dokter gigi, psikolog, apoteker,
paramedis dan tenaga non paramedis yang handal. Spesialisasi yang dimiliki
meliputi orthodonite, bedah mulut, patologi klinik, bedah umum, bedah
orthopedi, bedah urulogi, bedah vaskuler, kebidanan dan kandungan, mata,
kulit dan kelamin, bedah plastik, kesehatan jiwa, THT, rheumatologi, anak,
penyakit dalam, paru dan asma, syaraf, radiologi serta jantung dan pembuluh
darah.
1. VISI

AKADEMI FARMASI IKIFA 6


Menjadi perusahaan terbaik dalam industri kesehatan nasional dengan
layanan profesional kelas dunia.
2. MISI
Menjalankan usaha layanan kesehatan berkualitas, berorientasi, pada
sinergi sumber daya dan teknologi terkini serta pertumbuhan perusahaan
yang berkelanjutan.
3. TATA NILAI
Kerjasama, Semangat, Berwawasan, Beretika, Kesehatan Keuangan yang
berkelanjutan.
4. MOTTO
Ramah, Peduli dan Bersahabat
5. FASILITAS
a. Pelayanan 24 jam.
b. Instalasi Gawat Darurat.
c. Pelayanan Ambulance.
d. Kamar Operasi.
e. Intensive Care Unit.
f. Radiologi.
g. Laboratoium.
h. Farmasi.
i. Pelayanan Rawat Inap.
1) Paviliun Melati : Kamar Perawatan Suite
Kamar Perawatan Deluxe.
2) Paviliun Anggrek : Kamar Perawatan Superior
Kamar Perawatan Standar
Kamar Perawatan kelas 1.
3) Paviliun Bougenville : Kamar Perawatan kelas 1
Kamar Perawatan kelas II.
4) Paviliun Cempaka : Kamar Perawatan kelas II
Kamar Perawatan kelas III.
5) Paviliun Dahlia (ruang perawatan anak) :

AKADEMI FARMASI IKIFA 7


Kamar Perawatan Superior
Kamar Perawatan Standar
Kamar Perawatan kelas I
Kamar Perawatan kelas II
Kamar Perawatan kelas III.
6) Ruang Perawatan ICU.
7) Ruang Perawatan Perina.

C. PAVILIUN RUANG ANGGREK


Paviliun ruang anggrek merupakan fasilitas rawat inap di RSP Jakarta
untuk kelas VIP Superior sebanyak 14 tempat tidur, VIP Standar sebanyak 2
tempat tidur dan kelas 1 sebanyak 3 tempat tidur. Merawat pasien dengan
berbagai macam diagnosa yang rata – rata dengan perawatan lebih dari lima
hari. Sebagian besar pasien menggunakan asuransi BPJS dengan selisih biaya
perawatan.

D. ANTIBIOTIK
1. Definisi Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik
yang mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia
di dalam organisme, khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri.
Antibiotika oral ( diberikan lewat mulut ) mudah digunakan dan antibiotik
intravena (melalui suntik ) digunakan untuk kasus yang lebih serius. (1)

2. Penggolongan Antibiotik berdasarkan mekanisme kerja (1)


a. Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri
1) Antibiotik Beta – Laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 8


Antibiotik Beta – Laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang
mempunyai struktur cincin beta – laktam, yaitu penisillin,
sefalosporin, monobaktam, karbapenem dan inhibitor beta –
laktamse. Obat – obat antibiotik beta – laktam umumnya bersifat
bakterisid dan sebagian besar efektif terhadap organisme Gram
positif dan negatif. Antibiotik beta – laktam menganggu sintesis
dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir dalam
sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan
stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri.
a) Penisillin
Golongan penisillin diklasifikasikan berdasarkan spectrum
aktivitas antibiotiknya
b) Sefalosporin
Sefalosporin menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan
mekanisme serupa dengan penisillin. Sefalosporin
diklasifikasikan berdasarkan generasinya.
c) Monobaktam ( beta – laktam monosiklik )
Contoh : Aztreonam
Aktivitas : resisten terhadap beta – laktamase yang dibwah oleh
bakteri Gram – negatif.
Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease,p.
Aeroginosa, H. Influenzae dan gonokokus.
Pemberian : parenteral, terdistribusi baik ke seluruh tubuh,
termasuk cairan serebrospinal.
Waktu paruh : 1,7 jam.
Ekskresi : sebagian besar obat diekskresi utuh melalui urin.

d) Karbapenem

AKADEMI FARMASI IKIFA 9


Karbapenem merupakan antibiotik lini ketiga yang mempunyai
aktivitas antibiotik yang lebih luas daripada karbapenem adalah
imipenem, meropenem dan doripenem.
Spektrum aktivitas : menghambat sebagian besar gram
sebagian besar betalaktam lainnya. Yang termasuk positif,
gram negatif dan anaerob. Ketiganya sangat tahan terhadap
betalaktamase.
Efek samping : paling sering adalah mual dan muntah, dan
kejang pada dosis tinggi yang diberi pada pasien dengan lesi
ssp atau dengan insufisiensi ginjal. Meropenem dan doripenem
mempunyai efikasi serupa imepenem, tetapi lebih jarang
menyebabkan kejang.
e) Inhibitor beta laktamase
Inhibitor beta laktamase melindungi antibiotik beta laktam
dengan cara menginaktivasi beta laktamase. Yang termasuk
kedalam golongan ini adalah asam klavulanat, sulbaktam, dan
tazobaktam.
Asam klavulanat merupakan suicide inhibitor yang mengikat
beta laktamase dari gram positif daan gram negatif secara
ireversibel. Obat ini dikombinasi dengan amoksisillin untuk
pemberian oral dan dengan tikarsilin untuk pemberian
parenteral.
Sulbaktam dikombinasi dengan ampisillin untuk penggunaan
parenteral, dan kombinasi ini aktif terhadap kokus gram positif,
termasuk S.aureus penghasil beta laktamase, aerob gram
negatif (tapi tidak terhadap Pseudomonas) dan bakteri
anaerob. Sulbaktam kurang poten dibanding klavulanat sebagai
inhibitor beta laktamase. Tazobaktam dikombinasi dengan
piperasilin untuk penggunaan parenteral. Waktu paruhnya
memanjang dengan kombinasi ini, dan ekskresinya melalui
ginjal.

AKADEMI FARMASI IKIFA 10


2) Basitrasin
Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida,
yang utama adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan basil Gram-
positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema pallidum sensitif
terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan
kulit, serta bedak untuk topikal. Basitrasin jarang menyebabkan
hipersensitivitas. Pada beberapa sediaan, sering dikombinasi
dengan neomisin dan/atau polimiksin. Basitrasin bersifat
nefrotoksik bila memasuki sirkulasi sistemik.
3) Vankomisin
Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif
terhadap bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan
untuk infeksi yang disebabkan oleh S. aureus yang resisten
terhadap metisilin (MRSA). Semua basil Gram-negatif dan
mikobakteria resisten terhadap vankomisin. Vankomisin diberikan
secara intravena, dengan waktu paruh sekitar 6 jam. Efek
sampingnya adalah reaksi hipersensitivitas, demam, flushing dan
hipotensi (pada infus cepat), serta gangguan pendengaran dan
nefrotoksisitas pada dosis tinggi.
b. Obat yang Memodifikasi atau Menghambat Sintesis Protein
Obat antibiotik yang termasuk golongan ini adalah aminoglikosid,
tetrasiklin, kloramfenikol, makrolida (eritromisin, azitromisin,
klaritromisin), klindamisin, mupirosin, dan spektinomisin.
1) Aminoglikosid
Spektrum aktivitas: Obat golongan ini menghambat bakteri aerob
Gramnegatif
Obat ini mempunyai indeks terapi sempit, dengan toksisitas serius
pada ginjal dan pendengaran, khususnya pada pasien anak dan usia
lanjut
Efek samping: Toksisitas ginjal, ototoksisitas (auditorik maupun
vestibular), blokade neuromuskular (lebih jarang).

AKADEMI FARMASI IKIFA 11


2) Tetrasiklin
Antibiotik yang termasuk ke dalam golongan ini adalah tetrasiklin,
doksisiklin, oksitetrasiklin, minosiklin, dan klortetrasiklin.
Antibiotik golongan ini mempunyai spektrum luas dan dapat
menghambat berbagai bakteri Gram-positif, Gram-negatif, baik
yang bersifat aerob maupun anaerob, serta mikroorganisme lain
seperti Ricketsia, Mikoplasma, Klamidia, dan beberapa spesies
mikobakteria.
3) Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotik berspektrum luas, menghambat
bakteri Gram-positif dan negatif aerob dan anaerob, Klamidia,
Ricketsia, dan Mikoplasma. Kloramfenikol mencegah sintesis
protein dengan berikatan pada subunit ribosom 50S.
Efek samping: supresi sumsum tulang, grey baby syndrome,
neuritis optik pada anak, pertumbuhan kandida di saluran cerna,
dan timbulnya ruam.
4) Makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin)
Makrolida aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat
menghambat beberapa Enterococcus dan basil Gram-positif.
Sebagian besar Gram-negatif aerob resisten terhadap makrolida,
namun azitromisin dapat menghambat Salmonela. Azitromisin dan
klaritromisin dapat menghambat H. influenzae, tapi azitromisin
mempunyai aktivitas terbesar. Keduanya juga aktif terhadap H.
pylori.
Makrolida mempengaruhi sintesis protein bakteri dengan cara
berikatan dengan subunit 50s ribosom bakteri, sehingga
menghambat translokasi peptida.

a) Eritromisin

AKADEMI FARMASI IKIFA 12


Eritromisin dalam bentuk basa bebas dapat diinaktivasi oleh
asam, sehingga pada pemberian oral, obat ini dibuat dalam
sediaan salut enterik. Eritromisin dalam bentuk estolat tidak
boleh diberikan pada dewasa karena akan menimbulkan liver
injury.
b) Azitromisin
Azitromisin lebih stabil terhadap asam jika dibanding
eritromisin. Sekitar 37% dosis diabsorpsi, dan semakin
menurun dengan adanya makanan. Obat ini dapat
meningkatkan kadar SGOT dan SGPT pada hati.
c) Klaritromisin
Absorpsi per oral 55% dan meningkat jika diberikan bersama
makanan. Obat ini terdistribusi luas sampai ke paru, hati, sel
fagosit, dan jaringan lunak. Metabolit klaritromisin mempunyai
aktivitas antibakteri lebih besar daripada obat induk. Sekitar
30% obat diekskresi melalui urin, dan sisanya melalui feses.
d) Roksitromisin
Roksitromisin mempunyai waktu paruh yang lebih panjang dan
aktivitas yang lebih tinggi melawan Haemophilus influenzae.
Obat ini diberikan dua kali sehari. Roksitromisin adalah
antibiotik makrolida semisintetik. Obat ini memiliki komposisi,
struktur kimia dan mekanisme kerja yang sangat mirip dengan
eritromisin, azitromisin atau klaritromisin. Roksitromisin
mempunyai spektrum antibiotik yang mirip eritromisin, namun
lebih efektif melawan bakteri gram negatif tertentu seperti
Legionella pneumophila. Antibiotik ini dapat digunakan untuk
mengobati infeksi saluran nafas, saluran urin dan jaringan
lunak.
Roksitromisin hanya dimetabolisme sebagian, lebih dari
separuh senyawa induk diekskresi dalam bentuk utuh. Tiga
metabolit telah diidentifikasi di urin dan feses: metabolit utama

AKADEMI FARMASI IKIFA 13


adalah deskladinosa roksitromisin, dengan N-mono dan N-di-
demetil roksitromisin sebagai metabolit minor. Roksitromisin
dan ketiga metabolitnya terdapat di urin dan feses dalam
persentase yang hamper sama. Efek samping yang paling sering
terjadi adalah efek pada saluran cerna: diare, mual, nyeri
abdomen dan muntah. Efek samping yang lebih jarang
termasuk sakit kepala, ruam, nilai fungsi hati yang tidak normal
dan gangguan pada indra penciuman dan pengecap.
e) Klindamisin
Klindamisin menghambat sebagian besar kokus Gram-positif
dan sebagian besar bakteri anaerob, tetapi tidak bisa
menghambat bakteri Gram-negatif aerob seperti Haemophilus,
Mycoplasma dan Chlamydia. Efek samping: diare dan
enterokolitis pseudomembranosa.
f) Mupirosin
Mupirosin merupakan obat topikal yang menghambat bakteri
Gram-positif dan beberapa Gram-negatif. Tersedia dalam
bentuk krim atau salep 2% untuk penggunaan di kulit (lesi kulit
traumatik, impetigo yang terinfeksi sekunder oleh S. aureus
atau S. pyogenes) dan salep 2% untuk intranasal. Efek samping:
iritasi kulit dan mukosa serta sensitisasi.
g) Spektinomisin
Obat ini diberikan secara intramuskular. Dapat digunakan
sebagai obat alternatif untuk infeksi gonokokus bila obat lini
pertama tidak dapat digunakan. Obat ini tidak efektif untuk
infeksi Gonore faring. Efek samping: nyeri lokal, urtikaria,
demam, pusing, mual, dan insomnia.

c. Obat Antimetabolit yang Menghambat Enzim-Enzim Esensial


dalam Metabolisme Folat

AKADEMI FARMASI IKIFA 14


Sulfonamid dan Trimetoprim
Sulfonamid bersifat bakteriostatik. Trimetoprim dalam
kombinasi dengan sulfametoksazol, mampu menghambat sebagian
besar patogen saluran kemih, kecuali P. aeruginosa dan Neisseria sp.
Kombinasi ini menghambat S. aureus, Staphylococcus
koagulase negatif, Streptococcus hemoliticus, H . influenzae, Neisseria
sp, bakteri Gram negatif aerob (E. coli dan Klebsiella sp),
Enterobacter, Salmonella, Shigella, Yersinia, P. carinii.
d. Obat yang Mempengaruhi Sintesis atau Metabolisme Asam
Nukleat
1) Kuinolon
a) Asam nalidiksat
Asam nalidiksat menghambat sebagian besar
Enterobacteriaceae.
b) Fluorokuinolon
Golongan fluorokuinolon meliputi norfloksasin, siprofloksasin,
ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dan
lain-lain. Fluorokuinolon bisa digunakan untuk infeksi yang
disebabkan oleh Gonokokus, Shigella, E. coli, Salmonella,
Haemophilus, Moraxella catarrhalis serta Enterobacteriaceae
dan P. aeruginosa.
c) Nitrofuran
Nitrofuran meliputi nitrofurantoin, furazolidin, dan
nitrofurazon. Absorpsi melalui saluran cerna 94% dan tidak
berubah dengan adanya makanan. Nitrofuran bisa menghambat
Gram-positif dan negatif, termasuk E. coli, Staphylococcus sp,
Klebsiella sp, Enterococcus sp, Neisseria sp, Salmonella sp,
Shigella sp, dan Proteus sp.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN PADA


PENGGUNAAN ANTIBIOTIK (1)

AKADEMI FARMASI IKIFA 15


1. Resistensi Mikroorganisme Terhadap Antibiotik
a. Definisi Resistensi
Resistensi adalah kemampuan bakteri untuk menetralisir dan
melemahkan daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan
beberapa cara, yaitu :
1) Merusak antibiotik dengan enzim yang diproduksi.
2) Mengubah reseptor titik tangkap antibiotik.
3) Mengubah fisiko-kimiawi target sasaran antibiotik pada sel bakteri.
4) Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan
sifat dinding sel bakteri.
5) Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan
dari dalam sel melalui mekanisme transport aktif ke luar sel.
b. Satuan resistensi
Satuan resistensi dinyatakan dalam satuan Kadar Hambat Minimal
(KHM) atau Minimum Inhibitory Concentration (MIC) yaitu kadar
terendah antibiotik (µg/mL) yang mampu menghambat tumbuh dan
berkembangnya bakteri. Peningkatan nilai KHM menggambarkan
tahap awal menuju resisten.
c. Resistensi terhadap golongan beta-laktam
Enzim perusak antibiotik khusus terhadap golongan beta-laktam,
pertama dikenal pada Tahun 1945 dengan nama penisilinase yang
ditemukan pada Staphylococcus aureus dari pasien yang mendapat
pengobatan penisilin. Masalah serupa juga ditemukan pada pasien
terinfeksi Escherichia coli yang mendapat terapi ampisilin (Acar and
Goldstein, 1998). Resistensi terhadap golongan beta-laktam antara lain
terjadi karena perubahan atau mutasi gen penyandi protein (Penicillin
Binding Protein, PBP). Ikatan obat golongan beta-laktam pada PBP
akan menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga sel mengalami
lisis.
d. Peningkatan kejadian resistensi bakteri terhadap antibiotik bisa terjadi
dengan 2 cara, yaitu:

AKADEMI FARMASI IKIFA 16


1) Mekanisme Selection Pressure
Jika bakteri resisten tersebut berbiak secara duplikasi setiap 20-30
menit (untuk bakteri yang berbiak cepat), maka dalam 1-2 hari,
seseorang tersebut dipenuhi oleh bakteri resisten. Jika seseorang
terinfeksi oleh bakteri yang resisten maka upaya penanganan
infeksi dengan antibiotik semakin sulit.
2) Penyebaran resistensi ke bakteri yang non-resisten melalui plasmid
Hal ini dapat disebarkan antar kuman sekelompok maupun dari
satu orang ke orang lain.
e. Ada dua strategi pencegahan peningkatan bakteri resisten :
1) Untuk selection pressure dapat diatasi melalui penggunaan
antibiotik secara bijak (prudent use of antibiotics).
2) Untuk penyebaran bakteri resisten melalui plasmid dapat diatasi
dengan meningkatkan ketaatan terhadap prinsip – prinsip
kewaspadaan standar (universal precaution).
2. Faktor Farmakokinetik dan Farmakodinamik (1)
Pemahaman mengenai sifat farmakokinetik dan farmakodinamik
antibiotik sangat diperlukan untuk menetapkan jenis dan dosis antibiotik
secara tepat. Agar dapat menunjukkan aktivitasnya sebagai bakterisida
ataupun bakteriostatik, antibiotik harus memiliki beberapa sifat berikut ini:
a. Aktivitas mikrobiologi
Antibiotik harus terikat pada tempat ikatan spesifiknya (misalnya
ribosom atau ikatan penisilin pada protein).
b. Kadar antibiotik pada tempat infeksi harus cukup tinggi. Semakin
tinggi kadar antibiotik semakin banyak tempat ikatannya pada sel
bakteri.
c. Antibiotik harus tetap berada pada tempat ikatannya untuk waktu yang
cukup memadai agar diperoleh efek yang adekuat.

d. Kadar hambat minimal

AKADEMI FARMASI IKIFA 17


Kadar ini menggambarkan jumlah minimal obat yang diperlukan untuk
menghambat pertumbuhan bakteri.
Secara umum antibiotik berdasarkan sifat farmakokinetiknya, yaitu:
1. Time dependent killing
Lamanya antibiotik berada dalam darah dalam kadar di atas
KHM sangat penting untuk memperkirakan outcome klinik ataupun
kesembuhan. Pada kelompok ini kadar antibiotik dalam darah di atas
KHM paling tidak selama 50% interval dosis. Contoh antibiotik yang
tergolong time dependent killing antara lain penisilin, sefalosporin, dan
makrolida).mb. Concentration dependent. Semakin tinggi kadar
antibiotika dalam darah melampaui KHM maka semakin tinggi pula
daya bunuhnya terhadap bakteri. Untuk kelompok ini diperlukan rasio
kadar/KHM sekitar 10. Ini mengandung arti bahwa rejimen dosis yang
dipilih haruslah memiliki kadar dalam serum atau jaringan 10 kali
lebih tinggi dari KHM. Jika gagal mencapai kadar ini di tempat infeksi
atau jaringan akan mengakibatkan kegagalan terapi. Situasi inilah yang
selanjutnya menjadi salah satu penyebab timbulnya resistensi.
2. Concentration dependent
Semakin tinggi kadar antibiotika dalam darah melampaui KHM
maka semakin tinggi pula daya bunuhnya terhadap bakteri. Untuk
kelompok ini diperlukan rasio kadar/ KHM sekitar 10.
3. Faktor Interaksi dan Efek Samping Obat (1)
Pemberian antibiotik secara bersamaan dengan antibiotik lain, obat
lain atau makanan dapat menimbulkan efek yang tidak diharapkan. Efek
dari interaksi yang dapat terjadi cukup beragam mulai dari yang ringan
seperti penurunan absorpsi obat atau penundaan absorpsi hingga
meningkatkan efek toksik obat lainnya. Sebagai contoh pemberian
siprofloksasin bersama dengan teofilin dapat meningkatkan kadar teofilin
dan dapat berisiko terjadinya henti jantung atau kerusakan otak permanen.
Demikian juga pemberian doksisiklin bersama dengan digoksin akan
meningkatkan efek toksik dari digoksin yang bisa fatal bagi pasien.

AKADEMI FARMASI IKIFA 18


4. Penggunaan Antibiotik Kombinasi (1)
a. Antibiotik kombinasi adalah pemberian antibiotik lebih dari satu jenis
untuk mengatasi infeksi.
b. Tujuan pemberian antibiotik kombinasi
1) Meningkatkan aktivitas antibiotik pada infeksi spesifik (efek
sinergis).
2) Memperlambat dan mengurangi risiko timbulnya bakteri resisten.
c. Indikasi penggunaan antibotik kombinasi :
1) Infeksi disebabkan oleh lebih dari satu bakteri (polibakteri).
2) Abses intraabdominal, hepatik, otak dan saluran genital (infeksi
campuran aerob dan anaerob). C. Terapi empiris pada infeksi berat.
d. Hal – hal yang perlu perhatian :
1) Kombinasi antibiotik yang bekerja pada target yang berbeda dapat
meningkatkan atau mengganggu keseluruhan aktivitas antibiotik.
2) Suatu kombinasi antibiotik dapat memiliki toksisitas yang bersifat
aditif atau superaditif. Contoh: Vankomisin secara tunggal
memiliki efek nefrotoksik minimal, tetapi pemberian bersama
aminoglikosida dapat meningkatkan toksisitasnya.
3) Diperlukan pengetahuan jenis infeksi, data mikrobiologi dan
antibiotik untuk mendapatkan kombinasi rasional dengan hasil
efektif.
4) Hindari penggunaan kombinasi antibiotik untuk terapi empiris
jangka lama.
5) Pertimbangkan peningkatan biaya pengobatan pasien.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

AKADEMI FARMASI IKIFA 19


A. METODE
Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif yaitu suatu metode
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran
penggunaan antibiotik pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang, dimana data sekunder yang berasal dari lembar terapi IMF
(Instruksi Medis Farmasi) pengamatan disajikan dalam bentuk angka dan
tabel.

B. KERANGKA KONSEP
Variabel yang diteliti
1. Zat aktif antibiotik pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang.
2. Golongan antibiotik pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang.
3. Lama pemakaian antibiotik pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabhan
Palembang.

C. DEFINISI OPERASIONAL
Tabel III.1. Definisi Operasional
Alat /
Definisi
No Variabel cara Hasil Skala
Operasional
ukur
1 Terapi list obat Daftar obat Lembar % dari Rasio
pasien rawat inap terapi pasien rawat
paviliun anggrek list inap
paviliun
anggrek
yang
diberikan

AKADEMI FARMASI IKIFA 20


terapi
antibiotik
dan yang
tidak
diberikan
antibiotik

Alat /
Definisi
No Variabel cara Hasil Skala
Operasional
ukur
1 Jenis antibiotik Nama obat dan Lembar % antibiotik Rasio
pasien rawat inap jenis obat terapi yang
paviliun Anggrek antibiotik yang list digunakan
digunakan pasien pasien
rawat inap rawat inap
paviliun anggrek paviliun
anggrek
2 Lama pemakaian Terapi list yang Lembar Waktu Rasio
mengandung terapi (hari)
antibiotik list

D. JENIS PENELITIAN
Pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder. Menggunakan
data internal rumah sakit yang diperoleh dari setiap lembar IMF (instruksi
Medis Farmasi) pasien rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang pada
bulan Maret sampai April 2020. Data yang diperoleh merupakan data manual
yang dikumpulkan setiap harinya.

E. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Inap selama hari kerja
dimulai Maret – April 2020 dengan mengambil data pada lembar

AKADEMI FARMASI IKIFA 21


IMF(Instruksi Medis Farmasi) pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang.

F. ALAT DAN BAHAN


Alat yang digunakan adalah pulpen, kertas, kalkulator, penggaris dan lembar
IMF (Instruksi Medis Farmasi) pasien Rawat Inap Rumah Sakit Pelabuhan
Palembang dari bulan Maret – April 2020.

G. LANGKAH KERJA
1. Kumpulkan lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi) pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Maret – April 2020.
2. Catat nama antibiotik, aturan pakai, lama pemakaian, diagnosa, golongan
antibiotik dari masing – masing pasien Rawat Inap Rumah Sakit
Pelabuhan Palembang dari bulan Maret – April 2020.
3. Catat nama pasien, diagnosa dari masing – masing pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang dari bulan Maret – April 2020 yang
tidak menggunakan antibiotik.
4. Input data yang dihasilkan ke dalam komputer dalam bentuk tabel.

H. PROSEDUR PENELITIAN
1. Hitung jumlah pasien yang mengunakan antibiotik dan pasien yang tidak
menggunakan antibiotik, kemudian hitung persentase dari jumlah tersebut.
2. Buat tabel untuk masing – masing zat aktif antibiotik dan jumlah pasien
yang menggunakan antibiotik tersebut tiap bulannya, kemudian jumlah
keseluruhan zat aktif antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari
jumlah tersebut.
3. Buat tabel untuk masing – masing golongan antibiotik dan jumlah pasien
yang menggunakan antibiotik tersebut tiap bulannya, kemudian jumlah
keseluruhan golongan antibiotik yang digunakan, hitung persentase dari
jumlah tersebut.

AKADEMI FARMASI IKIFA 22


4. Buat tabel untuk masing – masing lama penggunaan antibiotik dan jumlah
pasien tiap bulannya, kemudian jumlah keseluruhan dan hitung persentase
dari jumlah tersebut.

I. POPULASI DAN SAMPEL


1. Populasi adalah seluruh lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi) Rawat Inap
Rumah Sakit Pelabuhan Palembang periode Maret – April 2020 yang
mengandung antibiotik.
2. Jumlah populasi pada bulan Maret – April 2020 dapat diketahui, sehingga
dapat digunakan rumus slovin.
a. Bulan Maret jumlah populasi = 75
N
n= 2
1+ Ne
75
n= 2
1+75 ( 0 , 05 )
75
n=
1,1875
n=63 , 16
¿ 65 , 27

3. Sampel dalam penelitian ini adalah lembar IMF (Instruksi Medis Farmasi)
pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang yang
mengandung antibiotik.
a. Kriteria Inklusi
Lembar IMF pasien rawat inap di Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
yang menggunakan terapi antibiotik
b. Kriteria Ekslusi
Lembar IMF pasien rawat inap Rumah Sakit Pelabuhan Palembang
yang rusak dan yang tidak lengkap.

J. TEKNIK DAN PENGUMPULAN DATA

AKADEMI FARMASI IKIFA 23


Mengumpulkan data sekunder yang berasal dari lembar IMF (Instruksi
Medis Farmasi) Rawat Inap di RSP Palembang periode Maret – April 2020
yaitu :
1. Mencatat dan menghitung jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan dan
tidak mendapatkan antibiotik.
2. Mencatat dan menghitung antibiotik yang digunakan pasien rawat inap
kemudian mengelompokkan berdasarkan golongan dan zat aktif.
3. Mencatat lama pemakaian antibiotik yang digunakan pasien rawat inap di
RS. Pelabuhan palembang.
4. Mencatat diagnosa penyakit yang diderita pasien rawat inap di RS.
Pelabuhan Palembang. Perhitungan dilakukan dalam bentuk jumlah dan
persentase.
5. Membuat tabel dari data yang diperoleh.
6. Membahas dan meyimpulkan data.

K. RANCANGAN ANALISIS DATA


Data dihitung secara manual untuk zat aktif antibiotik, golongan
antibiotik, lama penggunaan antibiotik setiap harinya, dari tanggal 1 Maret
sampai 31 Maret 2020. Setelah diketahui jumlah setiap harinya, dijumlahkan
keseluruhan selama satu bulan. Kemudian dihitung persentase masing –
masing data yang didapat menggunakan kalkulator.

AKADEMI FARMASI IKIFA 24


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian mengenai gambaran penggunaan antibiotik di paviliun


Anggrek RSP Jakarta telah dilakukan. Pengambilan data dilakukan dalam
waktu 5 bulan. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara mencatat
nama antibiotik yang digunakan, aturan pakai, lama pemakaian, diagnosa serta
golongan antibiotik.
Jumlah pasien yang di rawat di paviliun Anggrek RSP Jakarta pada
periode Januari – Mei 2018 sebanyak 520 orang, sedangkan pasien yang
menggunakan antibiotik tunggal sebanyak 281 orang, 49 orang menggunakan
antibiotik kombinasi. Pada penelitian ini jenis data demografi yang diambil
adalah pasien yang menggunakan antibiotik berdasarkan zat aktif, golongan
dan kombinasi antibiotik berdasarkan zat aktif.
Gambaran penggunaan antibiotik di paviliun Anggrek RSP Jakarta
adalah semua pasien yang di rawat di ruang anggrek RSP Jakarta pada periode
bulan Januari sampai Mei 2018 yang menggunakan antibiotik. Data diambil
dari terapi list obat pasien rawat inap di paviliun Anggrek RSP Jakarta yang

AKADEMI FARMASI IKIFA 25


sistemnya menggunakan sistem Unit Dose Dispensing (UDD). Di RSP Jakarta
belum adanya data pemakaian antibiotik secara komputer sehingga untuk
mengetahui penggunaan antibiotik dilakukan secara manual.
RSP Jakarta telah memiliki tim Komite Pengendali Resistensi
Antimikroba (KPRA). Tim KPRA yang terdiri dari dokter spesialis, dokter
umum, apoteker, spesialis patologi klinik dan perawat telah mengumpulkan
data pasien yang menggunakan antibiotik setiap harinya. Tujuan tim KPRA
adalah mengumpulkan data penggunaan antibiotik semua pasien rawat inap
yang nantinya akan dibuat persentase pertahun penggunaan antibiotik yang
digunakan di Rumah Sakit. Adanya kerja sama antara tim agar dapat
meningkatkan pemahaman dan kesadaran seluruh staf, pasien, dan keluarga
tentang masalah resistensi antimikroba dan untuk pengendalian penggunaan
antibiotik.
Dibawah ini merupakan hasil penelitian penggunaan antibiotik dari
bulan Januari 2018 – Mei 2018.

Tabel IV. 1 Jumlah pasien di paviliun Anggrek RSP Jakarta periode Januari
2018 – Mei 2018 yang menggunakan antibiotik dan tanpa
antibiotik

PASIEN JUMLA
PERSEN
H
Januari Februari Maret April Mei

Pakai
Antibi 75 79 107 78 59 398 76,54%
otik
Tanpa
antibi 31 16 32 29 14 122 23,46%
otik

TOTAL 520 100%

AKADEMI FARMASI IKIFA 26


23%

Pakai antibiotik
77% Tanpa antibiotik

Gambar IV.1 Gambaran jumlah pasien paviliun Anggrek RSP Jakarta periode
Januari – Mei 2018 yang menggunakan antibiotik dan tanpa
antibiotik.

Berdasarkan data diatas dapat diperoleh persentase pasien yang


menggunakan antibiotik sebanyak 76,54 % (77 %) dan tanpa antibiotik 23,46
% (23%) pada periode Januari – Mei 2018. Setelah dilakukan penelitian ini
terlihat bahwa banyaknya pasien yang mendapatkan terapi antibiotik dalam
menyembuhkan penyakitnya. Pemilihan antibiotik yang tepat dapat
meningkatkan tingkat kesembuhan pasien lebih cepat. Banyaknya penggunaan
antibiotik yang digunakan oleh karena itu sangatlah penting pemantauan
penggunaan antibiotik pada setiap pasien.

Tabel IV.2 Jumlah penggunaan antibiotik berdasarkan zat aktif di paviliun


anggrek RSP Jakarta Januari 2018 – Mei 2018
N JUMLAH PASIEN
NAMA OBAT JUMLAH PERSEN
O Januari Februari Maret April Mei
1 Amoksillin+asam
1 1 2 0,53%
kalvulanat
2 Ampicillin+sulba
4 4 6 4 2 20 5,28%
ctam
3 Azytromisin 6 4 2 12 3,17%
4 Cefixime 3 2 6 5 5 21 5,54%
5 Cefditoren 1 1 0,26%

AKADEMI FARMASI IKIFA 27


pivoxil
6 Cefoperazone 1 1 2 0,53%
7 Cefotaxime 1 1 1 3 0,79%
8 Ceftazidime 1 1 2 0,53%
9 Ceftriaxon 41 55 61 47 39 243 64,12%
10 Cefuroxime 1 1 0,26%
11 Clindamisin 2 2 0,53%
12 Cotrimoxazole 1 1 0,26%
13 Ciprofloxacin 2 1 1 4 1,06%
14 Fosfomisin 1 3 1 5 1,32%
15 Gentamisin 2 2 4 1,06%
16 Imipenem 1 1 2 0,53%
17 Kloramfenikol 1 1 0,26%
18 Levofloxacin 2 7 2 5 1 17 4,48%
19 Metronidazol 3 6 6 5 7 27 7,12%
20 Meropenem 2 2 1 5 1,32%
21 Moxifloxacin 1 1 0,26%
22 Rifampisin 1 1 0,26%
23 Streptomisin 1 1 2 0,53%
TOTAL 379 100%

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan


antibiotik terbanyak berdasarkan zat aktif periode Januari – Mei 2018 adalah
Ceftriaxon inj 243 pasien 64,12 % (64 %), Metronidazol 27 pasien 7,12 %
(7%), Cefixime 21 pasien 5,54 % (6%), Ampicillin+sulbactam inj 20 pasien
5,28% (5%). Ceftriaxon inj adalah obat yang paling banyak digunakan untuk
mengatasi berbagai infeksi bakteri.
Ceftriaxon injeksi merupakan golongan antibiotik beta laktam
(sefalosporin generasi ketiga). Hal utama dari kelompok obat ini (kecuali
cefoperazone ) adalah cakupan yang diperluas untuk gram negatif dan
kemampuan beberapa obat untuk menembus sawar darah otak.(11) Ceftriaxon
(waktu paruh 7 - 8 jam) dapat disuntikkan sekali tiap 24 jam pada dosis 15 –

AKADEMI FARMASI IKIFA 28


50 mg/kg/hari. Dosis 1g tiap hari cukup untuk sebagian besar infeksi berat,
dengan 4 g sekali sehari direkomendasikan untuk terapi meningitis.(11)
Penggunaan antibiotik ceftriaxon injeksi paling banyak digunakan di
lingkungan RSP Jakarta. Antibiotik ini sangat terjangkau harganya untuk
kalangan semua pasien, apalagi terutama untuk pasien BPJS lebih ekonomis
dan aman selama pemakaian.
Ampicillin+sulbactam injeksi merupakan golongan antibiotik beta
laktam (penisillin). Ampicillin dikombinasi dengan penambahan penghambat
beta laktam dapat memperluas aktifitas penisillin hingga ke strain S. aureus
penghasil beta laktamse dan bakteri gram negatif penghasil beta laktamase.
Ampicillin pada dosis iv 4 – 12 g/hari berguna untuk terapi infeksi berat yang
disebabkan oleh organisme yang peka terhadap penisillin, termasuk anaerob,
enterococcus, L. Monocytogenes, dan strain kokus dan batang gram negatif
yang peka, seperti E. Coli, H. Influenzae,dan salmonella.(11)
Cefixime kapsul sama dengan ceftriaxon inj merupakan golongan
antibiotik beta laktam (sefalosporin generasi ketiga). Cefixime dapat
diberikan secara oral (200 mg dua kali sehari atau 400 mg sekali sehari) untuk
infeksi saluran nafas atau ISK.(11) Cefixime yang diberikan per oral adalah
alternatif untuk pasien yang alergi terhadap obat suntik, dan diberikan untuk
pasien yang tidak perlu menggunakan antibiotik yang diberikan melalui
suntikan.
Metronidazole merupakan kelompok antibiotika golongan lain yang
ada di Indonesia. Metronidazole efektif untuk bakteri anaerob dan protozoa
yang sensitif karena beberapa organisme yang memiliki kemampuan untuk
mengurangi bentuk aktif metronidazoledi dalam selnya. Dosis pemberian
metronidazol yang digunakan per oral : dosis awal 800 mg, kemudian 400 mg
tiap 8 jam atau 500 mg tiap 8 jam. Pemberian melalui infus intravena : 500 mg
tiap 8 jam dengan kecepatan 5 ml/menit. Metronidazole sering diberikan
untuk pasien yang menderita diare yang berkelanjutan dan diberikan untuk
pasien – pasien diabetes yang memiliki luka.

AKADEMI FARMASI IKIFA 29


Tabel IV. 3 Jumlah Penggunaan Antibiotik berdasarkan golongan antibiotik di
paviliun anggrek RSP Jakarta Januari 2018 – Mei 2018
GOLONGAN PASIEN
NO JUMLAH PERSEN
OBAT Januari Februari Maret April Mei

1 Aminoglikosida 2 1 2 1 6 1,58%
2 Beta laktam 49 63 76 60 47 295 77,84%
3 Fluroquinolon 2 7 2 5 1 17 4,48%
4 Karbapenem 2 3 2 7 1,85%
5 Kloramfenikol 1 1 0,26%
6 Kuinolon 2 1 2 5 1,32%
7 Makrolida 6 4 2 12 3,17%
8 Golongan lain 5 9 9 5 8 36 9,50%
TOTAL 379 100%

3%2% 2% 1% 1%
9% 4% Beta laktam 78%
Golongan lain
Fluoroquinolon
Makrolida
Karbapenem
Aminoglikosida
Kuinolon
78% Kloramfenikol

Gambar IV.2 Gambaran jumlah penggunaan antibiotik berdasarkan golongan


antibiotik di paviliun anggrek RSP Jakarta Januari – Mei 2018.

Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan


antibiotik terbanyak pada periode Januari – Mei 2018 adalah dari golongan
Beta laktam 295 pasien 77,84% (78%), Golongan lain 36 pasien 9,50% (9%),
Fluoroquinolon 17 pasien 4,48% (4%), Makrolida 12 pasien 3,17% (3%),

AKADEMI FARMASI IKIFA 30


Karbapenem 7 pasien 1,85% (2%), Aminoglikosida 6 pasien 1,58% (2%),
Kuinolon 5 pasien 1,32% (1%), Kloramfenikol 1 pasien 0,26% (1%).
Beta laktam saat ini relatif banyak digunakan dikalangan Rumah Sakit
dibandingkan dengan golongan lain, karena kemungkinan terjadinya alergi
kecil, memiliki sifat meracuni yang rendah dan merupakan antibiotik spectrum
luas. Antibiotik golongan beta laktam terdiri dari penisillin, Sefalosporin
(sefalosporin generasi pertama, sefalosporin generasi kedua, sefalosporin
generasi ketiga, dan sefalosporin generasi keempat. Sefalosporin ditujukan
untuk profilaksis dan penanganan infeksi akibat bakteri yang rentan terhadap
antibiotik ini. Sefalosporin generasi ketiga sangat aktif terhadap
Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil penisilinase.
Beberapa kondisi yang dapat menggunakan antibiotik sefalosporin
generasi ketiga adalah untuk terapi meningitis, termasuk meningitis yang
disebabkan pneumococcus, meningococcus, H. influenzae, dan bakteri perut
gram negatif yang peka, dan tidak dapat digunakan untuk L. Monocytogenes.
Terapi untuk meningitis yang disebabkan oleh P. aeruginosa harus
dikombinasi dengan aminoglikosida.
Penisillin bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.
Penisillin merupakan kelompok antibiotika Beta laktam yang telah lama.
Penisillin digunakan dalam penyembuhan penyakit infeksi karena bakteri,
biasanya berjenis gram positif. Penisillin yang digunakan dalam pengobatan
terbagi dalam Penisillin alam dan Penisillin semisintetik. Di dalam tubuh,
antibiotik ini akan bekerja mencegah bakteri untuk tumbuh dan berkembang
biak sekaligus membunuh bakteri yang sudah matang.
Antibiotika golongan lain terdiri dari zat aktif klindamisin,
metronidazol, colistin, tinidazol, fosfomisin, teicoplanin, vancomisin, dan
linezolid. Yang paling banyak digunakan adalah metronidazol, baik yang
dalam bentuk tablet atau suntik. Metronidazol digunakan untuk infeksi
anaerobik, trikomonasis, amubiasis, lambiasis, dan amubiasis hati.

AKADEMI FARMASI IKIFA 31


Tabel IV. 4 Jumlah lama penggunaan antibiotik pasien paviliun anggrek RSP
Jakarta periode Januari 2018 – Mei 2018
JUMLAH PASIEN
JUMLAH PERSEN
HARI Januari Februari Maret April Mei
1–3 34 59 62 49 36 240 63,33%
4–6 22 19 33 23 21 118 31,13%
>6 5 4 5 4 3 21 5,54%
TOTAL 379 100%

6%

31%
1-3 hari
63%
4-6 hari
> 6 hari

Gambar 1V.3 Gambaran jumlah lama penggunaan antibiotik pasien paviliun


anggrek RSP Jakarta periode Januari – Mei 2018.

Berdasarkan data di atas pada bulan Januari – Mei 2018 maka dapat di
simpulkan bahwa pasien yang menggunakan antibiotik 1 - 3 hari sebanyak
63,33% (63%), pasien yang menggunakan antibiotik 4 – 6 hari sebanyak
31,13% (31%), dan pasien yang menggunakan antibiotik lebih dari 6 hari
sebanyak 5,54% (6%).
Penggunaan antibiotik yang melebihi enam hari masih banyak
ditemukan di paviliun ruang anggrek RSP Jakarta, maka dari itu perlunya
dilakukan tindakan yang cepat dalam pemantauan penggunaan antibiotik yang
diberikan. Perlu ditinjau kembali apakah antibiotik yang diberikan masih
dapat memberikan reaksi kepada pasien tersebut yang telah menggunakannya

AKADEMI FARMASI IKIFA 32


lebih dari enam hari. Alangkah baiknya jika pasien tersebut dilakukan kultur
resistensi antibiotik untuk mendapatkan penggunaan antibiotik yang tepat
terhadap penyakit yang di deritanya.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran penggunaan
antibiotik di Paviliun Anggrek RSP Jakarta Periode Januari - Mei 2018
diperoleh simpulan sebagai berikut :
7. Penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan zat aktif
periode Januari - Mei 2018 adalah Ceftriaxon inj 243 pasien 64,12 % (64
%), Metronidazol 27 pasien 7,12 % (7%), Cefixime 21 pasien 5,54 %
(6%), Ampicillin+sulbactam inj 20 pasien 5,28% (5%). Penggunaan
antibiotik ini telah sesuai dengan formularium Rumah Sakit
8. Penggunaan antibiotik yang paling banyak digunakan berdasarkan
golongan periode Januari - Mei 2018 adalah Beta laktam 295 pasien
77,84% (78%), Golongan lain 36 pasien 9,50% (9%), Fluoroquinolon 17
pasien 4,48% (4%). Beta laktam adalah antibiotik yang paling aman
digunakan.
9. Lama penggunaan antibiotik periode Januari - Mei 2018 adalah satu
sampai tiga hari pemakaian antibiotik sebanyak 63,33%, pasien yang
menggunakan antibiotik empat sampai enam hari sebanyak 31,13%, dan

AKADEMI FARMASI IKIFA 33


pasien yang menggunakan antibiotik lebih dari enam hari sebanyak 5,54%.
Masih banyaknya penggunaan antibiotik yang lebih dari enam hari.

B. SARAN
1. Meningkatkan pengawasan terhadap penggunaan antibiotik agar pasien
mendapatkan pengobatan yang sesuai dan bijak dalam penggunaan
antibiotik.
2. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian resistensi antibiotik
sesuai dengan Program Pengendalian Resistensi Antimikroba (PPRA)
yang ada di rumah sakit.
3. Meningkatkan pelayanan farmasi klinis dalam pelaksanaan pemantauan
penggunaan antibiotik yang terlalu lama.
4. Meningkatkan peran apoteker dalam pengendalian penggunaan antibiotik
kombinasi dengan interaksi obat yang akan terjadi.

AKADEMI FARMASI IKIFA 34


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2406/Menkes/Per/2011. Tentang


Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 33/Menkes/Per/2007. Tentang Klasifikasi


Rumah Sakit

3. Undang – undang no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit h 2 h 8-9

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8/Menkes/Per/2015. Tentang Program


Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit h 1-5

5. Anonim, 2016. Profil Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. www.rspelabuhan.com

6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8/Menkes/Per/2015. Tentang Program


Pengendalian Resistensi Antimikroba Di Rumah Sakit h 1 -7

7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 72/Menkes/Per/2016. Tentang


Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit

8. Sudibyo Supardi, Surahman. Metodologi Penelitian Untuk Mahasiswa


Farmasi. Jakarta h 90

AKADEMI FARMASI IKIFA 35


9. Anonim, 2017. Buku Pedoman Pelayanan Kefarmasian Untuk Terapi
Antibiotik Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta

10. Anonim, 2011. Buku Standar Pelayanan Operasional Pelayanan Farmasi


Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta h 3 - 7, h 27 – 28

11. V. Rizke Ciptaningtyas. Antibiotik cetakan pertama. Jakarta 2014 h 41

LAMPIRAN.1 Terapi Pengunaan Antibiotik Pasien RSP Jakarta Paviliun


Anggrek Periode Januari – Mei 2018

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BULAN JANUARI


ATURAN LAMA
NO NAMA OBAT DIAGNOSA GOLONGAN
PAKAI PEMAKAIAN

1 Ceftriaxon inj 1x3g 5 hari DT Beta laktam


2 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dyspnoe Beta laktam
3 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Colic abdomen Beta laktam
4 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari GE Beta laktam
5 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Infeksi bakteri Beta laktam
6 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari CKD Beta laktam
7 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
8 Cefoperazone sodium 3x1amp 5 hari CKD Beta laktam
inj
9 Ceftriaxon inj 3x1g 3 hari Post op SC Beta laktam
10 Meropenem 1g inj 3x1amp 15 hari GE Karbapenem
11 Cefixime 200mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
12 Ceftriaxon inj 2x2g 3 hari Ca sigmoid Beta laktam
13 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Infeksi bakteri Beta laktam
14 Ceftriaxon inj 2x2g 6 hari Ulcus Beta laktam
15 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari BP Beta laktam
Gentamisin inj 2x1amp Aminoglikosida
16 Ceftriaxon inj 2x1g 5 hari Infeksi bakteri Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 36


17 Ceftriaxon inj 1x2g 9 hari Anemia Beta laktam
18 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari Hiperpireksia Beta laktam
19 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
20 Ceftriaxon inj 2x2g 5 hari GE Beta laktam
21 Ceftriaxon inj 2X1g 4 hari DHF Beta laktam
22 Meropenem 1g inj 3x1amp 15 hari Dyspnoe Karbapenem
Metronidazol inf 3x1fls Golongan lain
23 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dyspepsia Beta laktam
24 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari Hiperpirexia Beta laktam
25 Ceftriaxon inj 1x3g 4 hari Dyspepsia Beta laktam
Gentamisin inj 2x1amp Aminoglikosida
26 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Colic abdomen Beta laktam
27 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari Hiperpireksia Beta laktam
28 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari DM Beta laktam
29 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 6 hari BP Beta laktam
inj
30 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari DT Beta laktam
31 Ceftriaxon inj 2x2g 3 hari Febris Beta laktam
32 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Febris Beta laktam
33 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari Batu ureter Beta laktam
34 Ceftriaxon inj 2x1g 5 hari CKD Beta laktam
35 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Dyspnoe Beta laktam
36 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dyspepsia Beta laktam
37 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari Haemoroid Beta laktam
38 Levofloxacin 750mg 1x1fls 2 hari Dyspepsia Fluorokinolon
inf
39 Cefixime 200mg 2x1cap 3 hari Colic renal Beta laktam
40 Clindamisin 300mg 3x1cap 3 hari Hipergkikemia Golongan lain
41 Metronidazol inf 3x1fls 2 hari Dyspepsia Golongan lain

42 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari Haemoroid Beta laktam


43 Levofloxacin 750mg 1x1fls 2 hari Dyspepsia Fluorokinolon
inj
44 Cefixime 200mg 2x1 cap 3 hari Colic abdomen Beta laktam
45 Ceftriaxon inj 2x2g 3 hari Hiperglikemia Beta laktam
Clindamisin 300mg 3x1cap Golongan lain
46 Metronidazol inf 3x1fls 2 hari Dyspepsia Golongan lain
47 Ceftriaxon inj 1x2g 11 hari Dyspnoe Beta laktam
48 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dyspepsia Beta laktam
50 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Colic abdomen Beta laktam
51 Ceftraixon inj 1x2g 3 hari Dyspnoe Beta laktam
52 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Febris Beta laktam
53 Ceftriaxon inj 1x1g 2 hari Vomiting Beta laktam
54 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 5 hari DT Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 37


inj
55 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 2 hari Dyspepsia Beta laktam
inj
56 Ceftriaxon inj 2x2g 5 hari Ulcus Beta laktam
57 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 5 hari Infeksi bakteri Beta laktam
inj
58 Levofloxacin 500mg 1x1tab 2 hari Colic renal Fluoroquinolon
59 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 3 hari Prolong fever Beta laktam
inj
60 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Stroke Beta laktam
61 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Dyspepsia Beta laktam
62 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
63 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
64 Ceftriaxon inj 2x1g 7 hari Febris Beta laktam

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BULAN FEBRUARI


ATURAN LAMA
NO NAMA OBAT DIAGNOSA GOLONGAN
PAKAI PEMAKAIAN

1 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam


2 Ceftriaxon inj 1x1g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
3 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Stroke Beta laktam
4 Ceftriaxon inj 2x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
Metronidazol inf 3x1fls Golongan lain
5 Cefixime 100mg cap 2x1 4 hari Febris Beta laktam
6 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
7 Ceftriaxon inj 1x2,5g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
8 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hiperpirexia Beta laktam
9 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Stroke Beta laktam
10 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari CKD Beta laktam
11 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari Infeksi bakteri Beta laktam
12 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari TB paru Beta laktam
Rifampicin 150mg 2x1cap Golongan lain
13 Ceftriaxon inj 1x2g 8 hari Colic abdomen Beta laktam
14 Ceftriaxon inj 1x3g 3 hari ISK Beta laktam
15 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari HHD Beta laktam
16 Ampicillin+sulbactam inj 3x1amp 5 hari Melena Beta laktam
17 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dyspnoe Beta laktam
18 Fosfomisin inj 2x1g 4 hari DT Golongan lain
19 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari Post op Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 38


laparatomi
20 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari CKR Beta laktam
21 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Melena Beta laktam
22 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam
23 Streptomicin inj 1x500mg 6 hari TB paru Aminoglikosida
Meropenem inj 2x1g 3 hari Karbapenem
Cotrimoxazole tab 1x1tab 2 hari Golongan lain
24 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari DT Beta laktam
25 Meropenem inj 2x1g 2 hari Colic renal Karbapenem
Metronidazol inf 2x1fls Golongan lain
26 Metronidazol 500mg tab 3x1tab 3 hari GE Golongan lain
Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Beta laktam
27 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari APP kronis Beta laktam
28 Ceftriaxon inj 1x2g 7 hari Hiperglikemia Beta laktam
29 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hiprpirexia Beta laktam
30 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dyspnoe Beta laktam
31 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Colic abdomen Beta laktam
32 Levofloxacin 750mg inf 1x1fls 3 hari DT Fluoroquinolon
33 Amoxicillin+asam 3x500mg 2 hari Vomiting Beta laktam
klavulanat inj
34 Ceftriaxon inj 2x1g 4 hari Dyspnoe Beta laktam
35 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Vomiting Beta laktam
36 Ceftriaxon inj 1x1g 2 hari Febris Beta laktam
37 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari DT Beta laktam
38 Levofloxacin 750mg inj 1x1fls 2 hari Hiperpireksia Fluoroquinolon
39 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari DT Beta laktam
40 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Febris Beta laktam
41 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari DT Beta laktam
42 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari DT Beta laktam
43 Levofloxacin 750mg inj 1x1fls 4 hari Post op Fluoroquinolon
laparatomi
44 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari Post op sc Beta laktam
45 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam
46 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Colic renal Beta laktam
47 Cefriaxon inj 1x2g 2 hari Colic abdomen Beta laktam
Levofloxacin 500mg 1x1,5tab Fluoroquinolon
48 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Colic renal Beta laktam
49 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hiperglikemi Beta laktam
Metronidazol inf 3x1fls Golongan lain
50 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
51 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hiperpirexia Beta laktam
52 Ceftriaxon inj 1X2g 3 hari GE Beta laktam
Metronidazole 500mg 2x1tab Golongan lain
53 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari Stroke Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 39


54 Levofloxacin 750mg inf 1x1fls 2 hari Dispepsia Fluoroquinolon
55 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Dsypnoe Beta laktam
56 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Serosis hepatis Beta laktam
57 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dyspnoe Beta laktam
58 Ceftriaxon inj 2x1g 4 hari CKS Beta laktam
59 Ceftriaxon inj 1x750mg 3 hari Hiperpirexia Beta laktam
60 Ampicillin+sulbactam inj 3x1flc 3 hari Vertigo Beta laktam
61 Ampicillin+sulbactam inj 3x1flc 2 hari DT Beta laktam
62 Levofloxacin 750mg 1x1tab 3 hari Post op Fluoroquinolon
Inj 4x1g laparatomi
63 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
64 Cefixime 100mg 2x1cap 6 hari Colic renal Beta laktam
65 Imipenem inf 2x1g 5 hari Ganggren Karbapenem
Metronidazol inf 3x1fls 7 hari Golongan lain
66 Cefotaxime inj 3x125mg 3 hari Hiperpirexia Beta laktam

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BULAN MARET


ATURAN LAMA
NO NAMA OBAT DIAGNOSA GOLONGAN
PAKAI PEMAKAIAN

1 Ceftazidime inj 2x1g 4 hari Chest Pain Beta laktam


2 Levofloxacin 500mg 1x1,5tab 4 hari Colic abdomen Fluoroquinolon
3 Cefuroxime 2x1tab 6 hari Post op TUR Beta laktam
4 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
5 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Infeksi bakteri Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
6 Cefixime 100mg 2x1cap 3 hari TIA Beta laktam
7 Ceftriaxon inj 2x1g 5 hari CKD Beta laktam
8 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Chest pain Beta laktam
9 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
10 Fosfomisin 2g inj 2x1flc 2 hari DT Golongan lain
11 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Dispnoe Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
12 Ceftriaxon inj 1x1g 4 hari Prolong fever Beta laktam
13 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 3 hari Melena Beta laktam
inj
14 Imipenem inf 2x1flc 4 hari Celulitis Karbapenem
Metronidazol inf 3x1fls 7 hari Golongan lain
15 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hiperpirexia Beta laktam
Ciprofloxacin 500mg 2x1tab Kuinolon
Cefotaxime inj 3x500mg 2 hari Infeksi bakteri Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 40


16 Gentamisin inj 1x75mg Aminoglikosida
17 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
18 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari Bleeding Beta laktam
19 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 2 hari Melena Beta laktam
inj
20 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 3 hari DT Beta laktam
inj
21 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Colic renal Beta laktam
22 Meropenem 1g inj 3x1flc 4 hari Post op Karbapenem
laparatomi
23 Ceftriaxon inj 1x1g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
24 Metronidazol 500mg 3x1tab 2 hari GE Golongan lain
Ceftriaxon inj 1x2g Beta laktam
25 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Dispnoe Beta laktam
26 Ampicillin+sulbaktam 3x1flc 4 hari Colic abdomen Beta laktam
inj
27 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Colic abdomen Beta laktam
28 Metronidazol 500mg 3x1tab 2 hari GE Golongan lain
Ceftriaxon inj 2x1g Beta laktam
29 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam
30 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari DT Beta laktam
31 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari Haemapto Beta laktam
Gentamisin inj 2x1 Aminoglikosida
32 Fosfomisin 2g inj 2x1flc 3 hari Pankreatitis Golongan lain
akut
33 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Hiperpirexia Beta laktam
34 Ceftriaxon inj 2x1g 8 hari Dispnoe Beta laktam
35 Ceftriaxon inj 2x1g 5 hari Batu ureter Beta laktam
36 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Colic abdomen Beta laktam
37 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Hiperglikemi Beta laktam
38 Ampicillin+sulbactam 1x1flc 2 hari Febris Beta laktam
inj
39 Ceftriaxon inj 1x1g 3 hari ISK Beta laktam
40 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
41 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari Febris Beta laktam
42 Metronidazole syr 3x5ml 2 hari Hiperpirexia Golongan lain
43 Ceftriaxon inj 2x1g 6 hari Pendarahan Beta laktam
gusi
44 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Febris Beta laktam
45 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari DT Beta laktam
46 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Febris Beta laktam
47 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
48 Cefixime 100mg 2x1cap 3 hari Colic renal Beta laktam
49 Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari Hiperpirexia Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 41


Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
50 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Colic abdomen Beta laktam
51 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari Febris Beta laktam
52 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 4 hari Varicella Beta laktam
inj
53 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari GE Beta laktam
54 Ceftriaxon inj 1x3g 3 hari Febris Beta laktam
55 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hiperglikemi Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab 2 hari Makrolida
56 Ceftriaxon inj 2x2g 2 hari ISK Beta laktam
57 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Hiperglikemi Beta laktam
58 Cefixime 200mg 2x1cap 3 hari Hematuri Beta laktam
59 Ceftrixon inj 1x2g 3 hari Colic abdomen Beta laktam
60 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispnoe Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
61 Ceftriaxon inj 2x2g 3 hari Vulnus Beta laktam
laceratum
62 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari Ganggren Beta laktam
Metronidazol inf 3x1fls 2 hari Golongan lain
63 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
64 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Dispnoe Beta laktam
65 Ceftriaxon inj 2x2g 5 hari Dispepsia Beta laktam
66 Ceftriaxon inj 2x1g 5 hari Infeksi bakteri Beta laktam
67 Ceftriaxon inj 2x2g 6 hari Vertigo Beta laktam
68 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Infeksi bakteri Beta laktam
69 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
70 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam
71 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Impacted Beta laktam
72 Ceftriaxon inj 1x2g 9 hari Dispnoe Beta laktam
Levofloxacin 500mg 1x1tab 5 hari
73 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari Hiperpirexia Beta laktam
74 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Colic abdomen Beta laktam
75 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Colic abdomen Beta laktam
76 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari APP Beta laktam
77 Ciprofloxacin 500mg 2x1tab 7 hari Hiperpirexia Kuinolon
78 Ceftriaxon inj 1x1g 7 hari GERD Beta laktam
79 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Colic abdomen Beta laktam
80 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari CKD Beta laktam
Kloramfenikol inj 4x1g 1 hari Kloramfenikol
81 Ceftriaxon inj 1x800mg 3 hari Hiperpirexia Beta laktam
82 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari GE Beta laktam
83 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari GE Beta laktam
Metronidazol 500mg 3x1tab Golongan lain
84 Fosfomisin 1g inj 2x1flc 2 hari Colic renal Golongan lain

AKADEMI FARMASI IKIFA 42


PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BULAN APRIL
ATURAN LAMA
NO NAMA OBAT DIAGNOSA GOLONGAN
PAKAI PEMAKAIAN

1 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Hiperpirexia Beta laktam


2 Ceftriaxon inj 1x3g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
3 Ceftriaxon inj 1x1,5g 4 hari DT Beta laktam
4 Cefixime syr 2x2,5ml 2 hari Asma Beta laktam
bronchiale
5 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 3 hari Hematemesis Beta laktam
inj
6 Levofloxacin 500mg 1x1tab 3 hari DT Fluorokuinolon
Ceftriaxon inj 1x3g 2 hari Beta laktam
7 Levofloxacin 500mg 1x1tab 2 hari Colic abdomen Fluorokuinolon
8 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari DT Beta laktam
9 Cefoperazone sodium 2x1flc 3 hari APP Beta laktam
inj
10 Ceftriaxon inj 1x2g 1x2g 2 hari Dispnoe Beta laktam
11 Azytromisin 500mg 1x1tab 3 hari Colic renal Makrolida
Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Beta laktam
12 Levofloxacin 750mg 1x1fls 3 hari Dispnoe Fluorokuinolon
inf
13 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari DT Beta laktam
14 Cefixime 200mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
15 Ceftriaxon inj 2x1,5g 4 hari Hiperpireksia Beta laktam
16 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
17 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Dispepsia Beta laktam
18 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
19 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
Metronidazol 500mg 3x1tab Golongan lain
20 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 43


Azytromisin 500mg 1x1tab 3 hari Makrolida
21 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari Anemia Beta laktam
Metronidazol inf 3xfls 3 hari Golongan lain
22 Azytromisin syr 1x2,5ml 2 hari Prolong fever Makrolida
23 Amoxillin+asam 3x400mg 3 hari BP Beta laktam
klavulanat inj
24 Ceftriaxon inj 1x1,5g 3 hari DT Beta laktam
25 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
26 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Hepatitis Beta laktam
27 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Chest pain Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
28 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Vomiting Beta laktam
29 Ampicillin+sulbaktam 1x1flc 7 hari Hiperpireksia Beta laktam
inj
30 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari CKR Beta laktam
31 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
32 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari GE Beta laktam
Metronidazol 500mg 3x1tab Golongan lain
33 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Febris Beta laktam
34 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Impacted Beta laktam
35 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Infeksi bakteri Beta laktam
36 Ceftriaxon inj 2x1g 7 hari Febris Beta laktam
37 Cefixime 200mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
38 Ceftriaxon inj 3x1g 3 hari Cholelitiasis Beta laktam
39 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Dispepsia Beta laktam
40 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari TB paru Beta laktam
41 Ceftriaxon inj 1x2g 7 hari Febris Beta laktam
42 Cefditoren pivoxil tab 2x1tab 2 hari Dispepsia Beta laktam
43 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Syncope Beta laktam
44 Ceftriaxon inj 2x2g 5 hari CKD Beta laktam
Metronidazol 500mg 3x1tab 3 hari Golongan lain
45 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
46 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
47 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 3 hari Dispepsia Beta laktam
inj
48 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari Chest pain Beta laktam
49 Ceftriaxon inj 1x3g 3 hari DT Beta laktam
50 Ceftriaxon inj 1x400mg 3 hari Hiperpireksia Beta laktam
51 Levofloxacin 750mg 1x1fls 8 hari Dispnoe Fluorokinolon
inf
52 Ciprofloxacin 500mg 2x1tab 5 hari Dispepsia Kuinolon
Streptomicin inj 1x750mg Aminoglikosida
53 Ceftriaxon inj 1x3g 3 hari Dispepsia Beta laktam
54 Cefotaxime inj 3x400mg 3 hari BP Beta laktam
55 Ceftriaxon inj 2x2g 2 hari Dispnoe Beta laktam
56 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari Infeksi bakteri Beta laktam
57 Ceftriaxon inj 2x1g 3 hari Cepalgia Beta laktam
Metronidazol inf 2x1fls 2 hari Golongan lain
58 Ceftriaxon inj 1x1,5g 4 hari Prolong fever Beta laktam
59 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 44


60 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 6 hari Dispepsia Beta laktam
inj
61 Ceftriaxon inj 2x1g 5 hari DT Beta laktam
62 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispnoe Beta laktam
Levofloxacin inf 1x1fls 1 hari Fluorokinolon
63 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Vertigo Beta laktam
64 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam
65 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK BULAN MEI


ATURAN LAMA
NO NAMA OBAT DIAGNOSA GOLONGAN
PAKAI PEMAKAIAN

1 Ceftriaxon inj 1x800mg 1 hari Infeksi bakteri Beta laktam


2 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 7 hari Dispepsia Beta laktam
inj
3 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Hiperpireksia Beta laktam
Metronidazol inf 3x1fls 2 hari Golongan lain
4 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Dispepsia Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
5 Ceftriaxon inj 2x2g 5 hari Colic abdomen Beta laktam
Metronidazol 500mg 3x1tab Golongan lain
6 Ceftazidime inj 3x1g 11 hari Febris Beta laktam
7 Ceftriaxon inj 1x500mg 2 hari Vomiting Beta laktam
8 Ceftriaxon inj 2x1g 1 hari CKD Beta laktam
9 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Vertigo Beta laktam
10 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari BP Beta laktam
11 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Vertigo Beta laktam
12 Cefixime 100mg 2x1cap 5 hari DT Beta laktam
13 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Dispepsia Beta laktam
14 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Chest pain Beta laktam
15 Ampicillin+sulbactam 3x1flc 2 hari Vomiting Beta laktam
inj
16 Ceftriaxon inj 2x2g 4 hari DT Beta laktam
17 Ceftriaxon inj 1x3g 3 hari DT Beta laktam
18 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Anemia Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 45


Metronidazol inf 3x1fls 3 hari
Golongan lain
19 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari Dispepsia Beta laktam
20 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Impacted Beta laktam
21 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Hiperglikemia Beta laktam
22 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Hiperpireksia Beta laktam
Azytromisin 500mg 1x1tab Makrolida
23 Ceftriaxon inj 2x1g 1 hari Post op sc Beta laktam
24 Ceftriaxon inj 1x1,2g 2 hari Dispnoe Beta laktam
25 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari KPD Beta laktam
26 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari Post op sc Beta laktam
27 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari Hiperpireksia Beta laktam
28 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari LBP Beta laktam
29 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Vomiting Beta laktam
30 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari DT Beta laktam
31 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Stroke Beta laktam
32 Ciprofloxacin inf 2x1fls 3 hari Infeksi bakteri Kuinolon
33 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
34 Cefixime 100mg 2x1cap 5 hari Colic renal Beta laktam
35 Ceftriaxon inj 2x1g 2 hari STT Beta laktam
36 Levofloxacin 750mg 1x1fls 5 hari Fraktur Flurokinolon
inf calvicula
37 Ceftriaxon inj 2x2g 3 hari CKD Beta laktam
Metronidazol 500mg 2x0,5tab Golongan lain
38 Fosfomisin 2g inj 2x1flc 1 hari GE Golongan lain
39 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Stroke Beta laktam
40 Ceftriaxon inj 1x2g 2 hari Vomiting Beta laktam
41 Ceftriaxon inj 1x2g 4 hari Hipoglikemi Beta laktam
42 Moxifloxacin inf 1x1flc 2 hari Ulcus Kuinolon
Metronidazol 500mg 3x1tab Golongan lain
43 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Hematemesis Beta laktam
44 Ceftriaxon inj 2x2g 5 hari DM Beta laktam
45 Ceftriaxon inj 1x2g 6 hari HT Beta laktam
46 Metronidazol 500mg 3x1tab 3 hari GE Golongan lain
Ceftriaxon inj 1x2g Beta laktam
47 Ceftriaxon inj 2x1g 7 hari Dispnoe Beta laktam
48 Cefixime 100mg 2x1cap 2 hari Colic renal Beta laktam
49 Ceftriaxon inj 1x2g 5 hari Chest pain Beta laktam
50 Ceftriaxon inj 1x2g 3 hari GE Beta laktam
Metronidazol 500mg 3x1tab Golongan lain
51 Ceftriaxon inj 1x2g 1 hari Dispnoe Beta laktam

AKADEMI FARMASI IKIFA 46


LAMPIRAN.2 Jumlah Diagnosa Pasien Paviliun Anggrek RSP Jakarta Januari –
Mei 2018
PASIEN
DIAGNOSA Januari Februari Maret April Mei JUMLAH PERSEN

DT 3 8 4 7 4 26 7,88%
Dispnoe 5 5 6 5 3 24 7,27%
Colic abdomen 4 3 9 1 1 18 5,45%
GE 3 2 5 1 3 14 4,24%
Infeksi bakteri 4 5 6 3 2 20 6,06%
CKD 3 1 2 2 2 10 3,03%
Dispepsia 11 9 6 16 4 46 13,94%
Post op sc 1 1 2 4 1,21%
Colic renal 2 5 6 5 3 21 6,36%
Ca sigmoid 1 1 0,30%
Ulcus 2 1 3 0,91%
BP 2 2 1 5 1,51%
Anemia 1 1 1 3 0,91%
Hiperpireksia 3 6 7 4 3 23 6,97%
DHF 1 1 0,30%
DM 1 1 2 0,61%
Febris 3 4 6 2 1 16 4,85%
Batu ureter 1 1 2 0,60%
Hemoroid 2 2 0,60%
Hiperglikemia 2 2 3 1 8 2,42%
Vomiting 1 2 1 4 8 2,42%
Stroke 4 2 6 1,82%

AKADEMI FARMASI IKIFA 47


TB paru 2 1 3 0,91%
ISK 1 2 3 0,91%
HHD 1 1 0,30%
Melena 2 2 4 1,21%
Post op 3 1 4 1,21%
laparatomi
CKR 1 1 2 0,60%
APP kronis 1 1 1 3 0,91%
Serosis hepatis 1 1 0,30%
CKS 1 1 0,30%
Vertigo 1 1 1 2 5 1,51%
Ganggren 1 1 2 0,60%
Prolong fever 1 1 2 4 1,21%
Chest pain 2 2 2 6 1,82%
Post op TUR 1 1 0,30%
TIA 1 1 0,30%
Celulitis 1 1 0,30%
Bleeding 1 1 0,30%
Haemapto 1 1 0,30%
Pankreatitis 1 1 0,30%
akut
Pendarahan 1 1 0,30%
gusi
Varicella 1 1 0,30%
Hematuri 1 1 0,30%
Vulnus 1 1 0,30%
laceratum
Impacted 1 1 1 3 0,91%
Gerd 1 1 0,30%
Asma 1 1 0,30%
bronchiale
Hematemesis 1 1 2 0,60%
Hepatitis 1 1 0,30%
Cholelitiasis 1 1 0,30%
Syncope 1 1 0,30%
Cephalgia 1 1 0,30%
KPD 1 1 0,30%
LBP 1 1 0,30%
STT 1 1 0,30%
Frakture 1 1 0,30%
clavicula
Hipoglikemi 1 1 0,30%
HT 1 1 0,30%
TOTAL 330 100%

AKADEMI FARMASI IKIFA 48


LAMPIRAN.3 Penggunaan Kombinasi Antibiotik berdasarkan Zat Aktif Pasien
Paviliun Anggrek RSP Jakarta Periode Januari 2018 – Mei 2018

BULAN NAMA ANTIBIOTIK DOSIS

Januari -Ceftriaxon 1x2g


Gentamisin 2x1amp
-Meropenem 3x1g
Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 1x3g
Gentamisin 2x1amp
-Ceftriaxon 2x2g
Clindamisin 3x300mg
Februari -Ceftriaxon 2x2g
Metronidazol 3x1fls
-Ceftriaxon 2x1g
Rifampisin 2x150mg
-Streptomisin 1x500mg
Meropenem 2x1g
Cotrimoxazol 1x1tab
-Meropenem 2x1g
Metronidazol 1x2g
-Metronidazol 3x500mg
Ceftriaxon 1x2g
-Ceftriaxon 1x2g
Levofloxacin 1x750mg
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 2x500mg
-Imepenem 2x1fls
Metronidazol 3x1fls
Maret -Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg

AKADEMI FARMASI IKIFA 49


-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Imipenem 2x1fls
Metronidazol 3x1fls
-Ceftriaxon 1x2g
Ciprofloxacin 2x500mg
-Cefotaxime 3x500mg
Gentamisin 1x75mg
-Metronidazol 3x500mg
Ceftriaxon 1x2g
-Metronidazol 3x500mg
Ceftriaxon 2x1g
-Ceftriaxon 2x1g
Gentamisin 2x1amp
-Ceftriaxon 1x3g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 2x2g
Metronidazol 3x1fls
-Ceftriaxon 1x2g
Levofloxacin 1x500mg
-Ceftriaxon 2x2g
Kloramfenikol 4x1g
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x500mg
April -Levofloxacin 1x500mg
Ceftriaxon 1x3g
-Azytromisin 1x500mg
Ceftriaxon 1x3g
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 2x2g
Metronidazol 3x1fls
-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 2x2g
Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 2x500mg
Streptomisin 1x750mg
-Ceftriaxon 2x1g
Metronidazol 2x1fls
-Ceftriaxon 1x2g
Levofloxacin 1x500mg
Mei -Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x1fls
-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 2x2g

AKADEMI FARMASI IKIFA 50


Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x500mg
-Ceftriaxon 1x2g
Azytromisin 1x500mg
-Ceftriaxon 2x2g
Metronidazol 2x250mg
-Moxifloxacin 1x1FLS
Metronidazol 3X500mg
-Metronidazol 3x500mg
Ceftriaxon 1x2g
-Ceftriaxon 1x2g
Metronidazol 3x500mg

LAMPIRAN.4 Penggunaan Antibiotik Yang Pemakaiannya Lebih dari enam


hari pada Pasien Paviliun Anggrek Periode Januari – Mei 2018

ATURAN LAMA
BULAN NAMA OBAT DIAGNOSA
PAKAI PEMAKAIAN

Januari -Meropenem 1g inj 3x1amp 15 hari GE


-Ceftriaxon inj 1x2g 9 hari Anemia
-Meropenem 1g inj 3x1amp 15 hari Dispnoe
Metronidazol inf 3x1fls
-Ceftriaxon inj 1x2g 11 hari Dispnoe
Februari -Ceftriaxon inj 1x2g 8 hari Colic abdomen
-Ceftriaxon inj 1x2g 7 hari Hiperglikemia
-Metronidazol inf 3x1fls 7 hari Gangren
-Ceftriaxon inj 1x2g 7 hari Febris
Maret -Metronidazol inf 3x1fls 7 hari Celulitis
-Ceftriaxon inj 2x1g 8 hari Dispnoe
-Ceftriaxon inj 1x2g 9 hari Dispnoe
-Ceftriaxon inj 1x2g 7 hari GERD
-Ciprofloxacin 2x500mg 7 hari Hiperpireksia
APRIL -Ampicillin+sulbaktam 3x1flc 7 hari Hiperpireksia
-Ceftriaxon inj 2x1g 7 hari Febris
-Ceftriaxon inj 2x1g 7hari Febris
-Levofloxacin 1x750mg 8 hari Dispnoe
Mei -Ampicillin+sulbaktam 3x1flc 7 hari Dispepsia
-Ceftazidime inj 3x1g 11 hari Febris
-Ceftriaxon inj 2x1g 7 hari Dispnoe

AKADEMI FARMASI IKIFA 51


AKADEMI FARMASI IKIFA 52

Anda mungkin juga menyukai