Oleh :
RIZKI BUDIANSYAH
16080071
TAHUN 2019
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHISTAMIN PADA
PASIEN ANAK DI PUSKESMAS PENUSUPAN
Oleh :
RIZKI BUDIANSYAH
16080071
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh :
RIZKI BUDIANSYAH
16080071
PEMBIMBING I PEMBIMBING II
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : 16080071
TIM PENGUJI
NIPY: 010.007.038
iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Nim 16080071
Tanda Tangan
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA TULIS ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Rizki Budiansyah
NIM : 16080071
Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi
Jenis Karya : Karya Tulis Ilmiah
Yang menyatakan
Rizki Budiansyah
(NIM: 16080071)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
• Setidaknya ingin menjadi lebih baik dan selalu baik kepada sesama. Agar di
bumi memang benar hidup, tidak sekedar bernyawa
• Percaya atau tidak, dengan serng membantu sesama, urusan kita semacam
dibantu juga. Sama siapa? Semesta.
• Jangan sengaja marah agar dirayu. Menghemat sabar tidak sebecanda itu
• Takkan Pernah diperkenakan untuk melekat. Jika dalam hidup kau hanya
dianggapnya debu
• Sebaik-baiknya ucapan adalah yang tidak menyakitkan. Sebaik-baiknya
nasihat adalah yang tidak menggurui
Kupersembahkan buat :
• Kedua orangtuaku
• Teman-teman
angkatan
• Almamaterku
• Groza squad
vii
PRAKATA
waktu.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
mencapai gelar Ahli Madya Farmasi. Karya Tulis Ilmiah ini berisikan tentang
Tarub.
bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari banyak pihak baik secara langsung maupun
tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Mc. Chambali, B.Eng, M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan
Bersama Tegal.
2. Bapak Heru Nurcahyo, S.Farm.,M.Sc., Apt. selaku kepala Prodi D-III Farmasi
viii
5. Keluarga tercinta bapak, ibu, kakak dan adikku yang selalu memberikan
7. Seluruh Dosen dan Staff DIII Farmasi PoliTeknik Harapan Bersama Tegal.
dalam merencanakan, melaksanakan serta menyusun suatu karya ilmiah, maka Karya
Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik dan saran dari semua pihak
sangat diharapkan. Semoga penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas dan ilmu kefarmasian. Amin yaa
rabbal’alamin.
Penulis
ix
INTISARI
Antihistamin yang pertama kali digunakan pada awal tahun 1940, secara
klinik berguna sebagai anti alergi. Tampaknya alergi merupakan kasus yang cukup
mendominasi kunjungan penderita di klinik rawat jalan Pelayanan Kesehatan Anak,
Guna mengatasi penyakit diatas dapat dilakukan dengan pemberian obat antihistamin.
Penelitian ini bertempat di Puskesmas Penusupan karena Puskesmas Penusupan
berada dipedesaan dan belum pernah ada penelitian tersebut. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran penggunaan obat-obat antihistamin pada anak di
Puskesmas Penusupan.
x
Abstract
Budiansyah, Rizki., Tivani, Inur., Sari, Meliyana Perwita., 2019. The Overview
of using Antihistamine Drug to ward Children at Penusupan Public Health
Center.
Antihistamines are first used in early 1940, clinics are useful as an anti-
allergic. Questions that can be taken regarding cases that occur in the outpatient
clinic of Child Health Services, to overcome diseases that can be done antihistamine
drugs. This study took place at the Public Health Center Penusupan because the
Public Health Center Penusupan was in the countryside and there had never been
such a study. This study discusses the use of antihistamine drugs on children at the
Public Health Center.
xi
DAFTAR ISI
xii
3.1.1 Ruang Lingkup Ilmu ...................................................................................... 16
3.1.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 16
3.2 Rancangan dan Jenis Peneitian ............................................................................. 16
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................................ 16
3.3.1 Populasi .......................................................................................................... 16
3.3.2 Sampel ........................................................................................................... 17
3.4 Variabel Penelitian ............................................................................................... 18
3.5 Definisi Operasional ............................................................................................. 19
3.6 Jenis dan Sumber Data ......................................................................................... 20
3.7 Pengolahan Data Dan Analisa Data ..................................................................... 20
3.8 Etika Penelitian ..................................................................................................... 21
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 23
4.1 Hasil Penelitian ..................................................................................................... 23
4.1.1 Karateristik Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin ............................................ 23
4.1.2 Gambaran Penggunaan Obat Antihistamin Di Puskesmas Penusupan .......... 27
4.2 Penggunaan Obat Antihistamin DI Puskesmas Penusupan .................................. 30
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 33
5.1 Simpulan ............................................................................................................... 33
5.2 Saran ..................................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 35
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
survey rumah tangga dari beberapa negara menunjukkan penyakit alergi adalah
adalah satu dari tiga penyebab yang paling seringkenapa pasien berobat ke
gangungan berulang yang menjurus pada kelainan alergi. BBC beberapa waktu
saat 30% orang berkembang menjadialergi. Anak usia sekolah lebih 40%
dermatitis(alergi kulit). Penderita hayfever lebih dari 9 juta orang. (Wistiani and
Notoatmojo 2016)
1
2
(Saut Sahat Pohan, 2007). Kesalahan pengobatan sering terjadi pada kalangan
masyarakat akibat kurangnya informasi tentang penggunaan obat yang baik dan
benar. Salah satu jenis obat yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah CTM
(Antihistamin). CTM saat ini digunakan, tidak hanya sebagai obat alergi namun
juga sebagai obat tidur oleh masyarakat karena efek samping yang dapat
menimbulkan kantuk.
Evaluasi penggunaan obat dalam penelitian ini ditinjau dari ketepatan dosis
dan ketepatan indikasi. Ketepatan dosis adalah dimana jumlah obat yang
diberikan berada dalam range terapi, cara lama pemberian sangat berpengaruh
terhadap efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk
obat yang dengan rentan terapi yang sempit, akan sangat beresiko timbulnya
efek samping. Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin
pemberian obat antara indikasi dengan diagnosa dokter. Evaluasi ketepatan obat
dengan benar. Obat yang dipilih harus yang memiliki efek terapi sesuai dengan
wawancara yang dilakukan oleh peneliti sebelum diketahui banyak kasus salah
Penusupan”.
Penusupan.
2. Sampel diambil dari pasien anak usia 2 – 5 tahun pada tahun 2018/2019.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Antihistamin
reseptor H1, H2 dan H3. Efek antihistamin bukan suatu reaksi antigen-antibodi
karena tidak dapat menetralkan atau mengubah efek antihistamin yang sudah
pariental dan menekan sekresi asam lambung basal dan stimulasi asam setelah
makan secara linier bergantung pada pendosisan. Bekerja selektif pada reseptor
H2 sehingga volume asam lambung dan pepsin yang tersekresi turun. Antagonis
histamin dari sel mirip enterokromafin oleh stimulasi gastrin dan vagus diblok
dari berikatan dengan reseptor H2 di sel pariental. Kedua, stimulasi langsung sel
pariental oleh gastrin atau asetilkolin untuk sekresi asam lambung dihambat atau
6
7
mengurangi insiden terjadinya perdarahan akibat stres pada lambung pasien yang
secara intravena baik melalui injeksi intermitten atau infuse kontinu. Untuk efek
kontinu mencegah stress akibat perdarahan dan inhibitor yang baik untuk sekresi
yang dihasilkan dari pemicuan imunologis oleh interaksi antigen IgE. Cromolyn
1. Antagonis H1
2. Antagonis H2
lafutidina.
3. Antagonis H3
(Hidayati, Kaloeti, and Karyono 2011) menyatakan bahwa usia secara jelas
besar karena penggunaan definisi yang berbeda oloeh beragam negara dan
20 tahun.
lingkungan, budaya dalam lingkungan sosial ekonomi, iklim atau cuaca, nutrisi
2.4 Obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologis yang
bahwa penggunaan obat dikatakan rasional apabila pasien menerima obat yang
sesuai dengan kebutuhan klinis untuk periode waktu yang adekuat dengan biaya
yang terendah bagi pasien dan masyarakat. Secara praktis, penggunaan obat
a. Tepat Diagnosis
tepat. Jika diagnosis tidak ditegakkan dengan benar, maka pemilihan obat
akan terpaksa mengacu pada diagnosis yang keliru tersebut. Akibatnya obat
obat ini hanya dianjurkan untuk pasien yang memberi gejala adanya infeksi
bakteri.
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang
memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit dan selalu waspada
d. Tepat Dosis
efek terapi obat. Pemberian dosis yang berlebihan, khususnya untuk obat yang
dengan rentang terapi yang sempit, akan sangat berisiko timbulnya efek
samping. Sebaliknya dosis yang terlalu kecil tidak akan menjamin tercapainya
bersama susu.
11
praktis, agar mudah ditaati oleh pasien. Makin sering frekuensi pemberian
obat per hari (misalnya 4 kali sehari), semakin rendah tingkat ketaatan minum
obat. Obat yang harus diminum 3 x sehari harus diartikan bahwa obat tersebut
Untuk Tuberkulosis dan Kusta, lama pemberian paling singkat adalah 6 bulan.
Pemberian obat yang terlalu singkat atau terlalu lama dari yang seharusnya
diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi, karena itu
muka merah setelah pemberian atropin bukan alergi, tetapi efek samping
Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas
terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Pada
j. Pemberian Obat Yang Efektif, Aman, Mutu Terjamin Serta Tersedia Setiap
daftar obat esensial. Pemilihan obat dalam daftar obat esensial didahulukan
pakar di bidang pengobatan dan klinis. Untuk jaminan mutu, obat perlu
yang Baik) dan dibeli melalui jalur resmi. Semua produsen obat di Indonesia
k. Tepat Informasi
Informasi yang tepat dan benar dalam penggunaan obat sangat penting
upaya tindak lanjut yang diperlukan, misalnya pasien tidak sembuh atau
sebagai penyerah obat dan pasien sendiri sebagai konsumen. Proses penyiapan
13
dan penyerahan harus dilakukan secara tepat, agar pasien mendapatkan obat
sebagaimana harusnya.
pemberian obat perhari terlalu sering, jenis sediaan obat terlalu beragam,
Tegal mempunyai luas wilayah kerja 1,893,732 HA, sedangkan luas wilayah
kecematan Pangkah 3,475,800 ha. Yang terdiri dari tanah sawah, tanah kering,
tanah hutan dan tanah lainnya. Wilayah kerja Puskesmas Penusupan sebagian
daerah tropis, memiliki musim kemarau dan musim hujan yang diselingi oleh
Penusupan)
14
2.7 Alergi
maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T. Aktivasi berlebihan
sendiri berati gejala atau tanda yang secara objektif dapat ditimbulkan
kembali dengan diawali oleh pajanan terhadap suatu stimulus tertentu pada
dosis yang ditoleransi oleh individu yang normal. Reaksi alergi terjadi akibat
peran mediator-mediator alergi yang termasuk sel mediator adalah sel mast,
basofil, dan trombosit. Sel mast dan basofil mengandung mediator kimia yang
alergi terjadi akibat induksi oleh IgE yang spesifik terhadap alergi tertentu,
yang berkaitan dengan mediator alergi yaitu sel mast. Reaksi alergi dimulai
dengan cross-linking dua atau lebih IgE yang terikat pada sel mast atau basofil
mediator lain.
15
Kerangka teori adalah penjabaran dari tinjauan teori serta disusun untuk
Pasien
Karakteristik
Peresepan Usia
Jenis Kelamin
JenisObat
Rasionalitas
Antihistamin
Kerangka konsep adalah gambaran suatu hubungan atau kaitan antara satu
konsep dengan konsep lainnya, antara satu variabel dengan variabellainnya dari
Pasien
Karakteristik
Peresepan Usia
Jenis Kelamin
Jenis Obat
Antihistamin
CTM
Cetirizine
Samcodrly
Tepat Dosis
Tepat Indikasi
METODE PENELITIAN
Pada ruang lingkup penelitian ini bidang ilmu yang diteliti adalah
farmasi sosial.
Tegal, Jawa Tengah dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Maret 2019.
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih
3.3.1 Populasi
tertentu yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan
16
17
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian objek yang diambil dari seluruh objek yang
Sampel yang di gunakan adalah resep pasien anak yang menerima obat
=
( ) +1
400
=
400(0.1) + 1
400
400(0.01) + 1
400
=
5
= 80
Dimana:
n : jumlah sampel
1. Kriteria Inklusi
Resep yang digunakan adalah resep pasien anak usia 2 sampai 5 tahun
di Puskesmas Penusupan.
2. Kriteria Ekslusi
Data pasien yang tidak lengkap seperti tidak ada jenis kelamin, umur
dan berat badan pasien serta resep yang tidak bisa terbaca dengan jelas.
Variabel dapat diartikan sebagai ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain(Notoatmodjo 2010). Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang. Objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
(Martono 2010).
Antihistamin meliputi jenis obat, jumlah obat dan rasionalitas penggunaan obat
untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
1. Jenis Data
Semua jenis yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah sekunder, yaitu
data rekam medis dan data resep yang diberikan kepada pasien anak
resep yang mengandung obat antihistamin yang telah dilayani dari bulan Oktober
sampai Desember 2018, kemudian resep dicocokan dengan data rekam medisnya.
Setelah data diperoleh, data dibuat dalam bentuk tabel dengan format sebagai
berikut :
21
periode bulan Oktober sampai Desember 2018, digunakan rumus sebagai berikut:
= ∗ 100%
Keterangan :
P = Presentase
Bappeda.
dengan mengamati obat yang diresepkan pada resep pasien anak 2-5
Puskesmas Penusupan.
menurut rumus Slovin yaitu 80 resep. Pada penelitian ini dilihat dari
berdasarkan jenis kelamin, pasien anak usia 2-5 tahun yang menggunakan
23
24
50% 50%
Perempuan
Laki-Laki
data pasien anak usia 2 sampai 5 tahun yang didapatkan dari rekam medis
pada bulan November sampai Januari 2019 diperoleh hasil setara anatara
dapatkan data bahwa 50% penderita alergi adalah perempuan dan 50%
laki-laki. Karena system kekebalan tubuh yang masih lemah dan memiliki
(23%), usia 4 tahun sebanyak 20 anak (25%), dan jumlah usia paling
anak umur 2-5 tahun di seuruh dunia. Pada fase 3 dari studi yang
beda yaitu IgA, IgM dan IgG untuk melawan virus dan bakteri. Umur 5
tahun yang mengalami alergi atau allergen yaitu IgE, yang memicu zat
alergi atau allergen maka cell mast akan memberikan tanda dan sel-sel
(Rinarwati 2012).
27
dengan memblokir bahan alami lain yang dibuat oleh tubuh anda
28
kategoi obat wajib apotek dari badan POM sehingga dapat dibeli di
apotek melalui resep dokter. Sediaanya saat ini terdiri dari kapsul yang
itu biasa juga digunakan untuk terapi insomnia, gejala pilek, tremor pada
parkinson, dan nausea. Obat ini pertama kali ditemukan oleh George
1943 kemudia dipatenkan atas namanya. Obat ini mulai digunakan oleh
ditunjukin pada ketepatan dosisi dalam penelitian dilihat dari penggunaan obat
Keterangan:
TO (Tepat Indikasi)
TTO (Tidak Tepat Indikasi).
penelitian, serta kendala lain. Penggunaan obat yang tidak rasional terutama
antihistamin untuk populasi anak. Dengan kata lain unsur-unsur penggunaan obat
31
rasional adalah tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat informasi
Diketahui dari perhitungan dosis, pasien dengan dosis yang tepat yaitu
meliputi tepat besar dosis yang sesuai dengan dosis standar Cetirizin (100%),
dengan kebutuhan klinis pasien, baik dalam jumlah maupun waktu yang
memadai disertai dengan biaya paling rendah. Penggunaan obat harus sesuai
dengan penyakit, oleh karna itu diagnosis yang ditegakkan harus tepat,
penyakit dan dosis yang diberikan dan waktu pemberian yang tepat, serta
evaluasi dan efektifitas dan toksistas obat tersebut, ada tidaknya kontraindikasi
serta biaya yang harus dikeluarkan harus sesuai dengan kemampuan pasien
tersebut.
32
indikator yang ditetapkan oleh WHO tentunya dapat diketahui masalah yang ada
dalam proses pengobatan yang dilihat dari kesesuai data evaluasi tersebut dengan
pengobatan yang tapat sesuai indikasi klinisnya dengan dosis dan jangka waktu
yang memenuhi syarat serta harga terjangkau. Dengan kata lain unsur-unsur
penggunaan obat rasional adalah tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat, tepat
5.1 Simpulan
kelamin sebanyak 50% adalah pasien laki-laki dan 50% pasien berjenis kelamin
Samcodryl (23%). Tepat dosis 80% dan Tepat pemilihan obat 100%
5.2 Saran
dosis pemberian obat Antihistamin sesuai dengan pedoman dan dosis standar
untuk anak.
Penusupan.
33
34
e. Tepat pemberian obat yang efektif, aman , mutu terjamin serta tersedia
f. Tepat diagnosa
g. Tepat indikasi
Hidayati, Farida., Veronika, Dian., KaloetiSakti, and Karyono. 2011. “Peran Ayah
Dalam Pengasuhan Anak.” Jurnal Psikologi.
FakultasPsikologiUniversitasDiponegoro. Volume 9:1.
Linnisaa., Hasanah, Uswatun, and Wati, Susi Endra. 2013. “Rasionalitas Peresepan
Obat Batuk Ekspektoran Dan Antitusif Di Apotek Jati Medika Periode
Oktober-Desember 2012.” IJMS-Indonesian Journal on Medical Science.
Volume:1.
35
36
Soedibyo, Soepardi, dkk. 2016. “Profil Penggunaan Obat Batuk Pilek Bebas Pada
Pasien Anak Di Bawah Umur 6 Tahun.” Sari Pediatri. Volume1. 6: 398–404.
Yenency, Tty Movieta. 2005. “Prevalensi Dan Faktor Risiko Alergi Pada Anak Usia
6-7 Tahun Di Semarang.” Masters, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro. http://eprints.undip.ac.id/12552/.
Lampiran 1 Form Pengambilan data
DIPUSKESMAS PENUSUPAN
3. CTM 2. 3 X 1 Bungkus 10
4. Bufacetin 3. 3 X 1 Bungkus 1
4. 3 X oles
Lacerasi (luka 1. 3 X 1 Sendok 1
1. Amoksillin 125 mg/5ml syrup
lecet) Makan 10
2. Deksametason
2. 3 X 1 Bungkus 10
14 P14 4 P 3. CTM
3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Paracetamol
4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Glyceril Guaiacolat
5. 3 X 1 Bungkus
1. Amoksillin 125 mg/5ml syrup Pharingitis akut 1. 3 X 1 Sendok 1
2. Deksametason Makan 10
3. CTM 2. 3 X 1 Bungkus 10
15 P15 4 P
4. Paracetamol 3. 3 X 1 Bungkus 10
5. Bufacetin 4. 3 X 1 Bungkus 1
5. 3 X Oles
1. Amoksillin 125 mg/5ml syrup Lacerasi (luka 1. 3 X 1 Sendok 1
2. Deksametason lecet) makan 10
3. CTM 2. 3 X 1 Bungkus 10
16 P16 3 P
4. Paracetamol 3. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin B Complek 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. 3 X 1 Bungkus
Pharingitis akut 1. 3 X 1 ½ Sendok 1
1. Amoksillin 125 mg/5ml syrup mkn 1
2. Paracetamol sirup 2. 3 X 1 ½ Sendok 10
17 P17 4 L 3. CTM mkn 10
4. Deksametason 3. 3 X 1 Bungkus 10
5. Glyceril Guaiacolat 4. 3 X 1 Bungkus
5. 3 X 1 Bungkus
1. Cavicur Malaise and fatique 1. 1 X 1 Tablet 10
18 P18 4 P
2. Cetirizin 5mg (nyeri badan) 2. 1 X 1 Tablet 3
1. Paracetamol syrup Febris 1. 4 X 1 Sendok Teh 1
19 P19 4 L 2. CTM 2. 3 X 1 Bungkus 10
3. Glyceril Guaiacolat 3. 3 X 1 Bungkus 10
40
4. Vitamin B6 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin B12 5. 3 X 1 Bungkus 10
Ispa 1. 1 X 1 Sendok Teh 1
1. Lerzin Syrup(cetirizine)
20 P20 4 L 2. 3 X 1 Sendok Teh
2. Baby Cough Syrup
1
1. Paracetamol Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Glyceril Guaiacolat 2. 3 X 1 Bungkus 10
21 P21 4 L
3. CTM 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin B Complek 4. 3 X 1 Bungkus 10
22 P22 3 P 1. Samcodrylsyrup Batuk 1. 3 X 1 sendok teh 1
1. Cetirizine Febris 1. 1 X 1 tablet 10
23 P23 2 P
2. Paracetamol 2. 3 X 1 tablet 10
1. Paracetamol Ispa 1. 3 X 1 Bungkus 10
2. Glyceril guaiacolat 2. 3 X 1 Bungkus 10
24 P24 2 P 3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Deksametason 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Amoksillin syrup 125mg/5ml 5. 3 X 1 sendok teh 1
1. Paracetamol Ispa 1. 3 X 1 Bungkus 10
2. Glyceril guaiacolat 2. 3 X 1 Bungkus 10
25 P25 5 P
3. Vitamin B Complek 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Paracetamol syrup Febris 1. 4 X 1 sendok teh 1
2. Holimicetine syrup 2. 4 X 1 sendok teh 1
26 P26 5 L 3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. GG 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin B complek 5. 3 X 1 Bungkus 10
27 P27 2 L 1. Samcodryl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
1. Paracetamol syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
28 P28 4 L
2. Samcodryl syrup 2. 3 X ½ sendok teh 1
1. Samcodryl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
29 P29 2 P
2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
30 P30 3 L 1. Amoksillin syrup 125mg/5ml Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
41
2. Paracetamol 2. 3 X 1 Bungkus 10
3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Gg 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin B complek 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Holimecitine syrup Febris 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Ctm 2. 3 X 1 Bungkus 10
31 P31 4 L
3. Paracetamol 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Deksametason 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin syrup 125mg/5ml Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
32 P32 2 P 3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin B12 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Ctm 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Paracetamol syrup Febris 1. 3 X 1 sendok teh 1
33 P33 2 L 2. Samcodryl syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
3. Holimicitine syrup 3. 3 X 1 sendok teh 1
Campak 1. 3 X 1 sendok 1
1. Paracetamol syrup
makan
2. Bedak salysil
34 P34 3 L 2. Taburkan 1
3. Kalsium laktate 500mg
3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm
4. 3 X 1 Bungkus 10
35 P35 5 P 1. Samcodryl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
1. Samcodrl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
36 P36 4 L 2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
3. Zink tablet 3. 1 X 1 tablet 5
1. Gg Pneumonia 1. 3 X 1 Bungkus 10
2. Paracetamol (peradangan) 2. 3 X 1 Bungkus 10
37 P37 2 P 3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Salbutamol 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Amoksillin syrup 250mg/5ml 5. 3 X ½ sendok teh 1
1. Samcodryl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
38 P38 4 L
2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
42
5. Deksametason 5. 3 X 1 Bungkus 10
6. Vitamin b complek 6. 3 X 1 Bungkus 10
Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
1. Amoksillin syrup 250mg/5ml
2. 3 X 1 Bungkus 10
2. Ctm
3. 3 X 1 Bungkus 10
3. Deksametason
50 P50 2 L 4. 3 X 1 Bungkus 10
4. Gg
5. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin b complek
6. 3 X 1 sendok 1
6. Paracetamol syrup
makan
1. Amoksillin syrup 250mg/5ml Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
51 P51 4 P 3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin b complek 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Kotrimikazole syrup Febris 1. 2 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
52 P52 5 P 3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin b complek 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin b6 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Ctm Ispa 1. 3 X 1 Bungkus 10
53 P53 4 P 2. Paracetamol 2. 3 X 1 Bungkus 10
3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
1. Ctm Gondongan 1. 3 X 1 Bungkus 10
54 P54 2 L 2. Vitamin b complek 2. 3 X 1 Bungkus 10
3. Vitamin b12 3. 3 X 1 Bungkus 10
1. Ctm Batuk 1. 3 X 1 Bungkus 10
55 P55 4 L
2. Gg 2. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin syrup 250mg/5ml Pneumia (Infeksi 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Gg peradangan) 2. 3 X 1 Bungkus 10
56 P56 4 P
3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Paracetamol 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Paracetamol syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
57 P57 5 P
2. Gg 2. 3 X 1 Bungkus 10
44
3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin b12 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin syrup 250mg/5ml Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Gg 2. 3 X 1 Bungkus 10
58 P58 3 L
3. Paracetamol 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Gg Batuk 1. 3 X 1 Bungkus 10
59 P59 2 P 2. Ctm 2. 3 X 1 Bungkus 10
3. Vitamin b12 3. 3 X 1 Bungkus 10
60 P60 4 L 1. Samcodryl syrup Batuk 1. 3 X 1 sendok teh 1
1. Samcodryl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
61 P61 5 L
2. Amoksillin 250mg/5ml 2. 3 X ½ sendok teh 1
62 P62 2 L 1. Samcodryl syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
1. Paracetamol Pharingitis akut 1. 3 X 1 Bungkus 10
2. Ctm 2. 3 X 1 Bungkus 10
63 P63 4 P 3. Deksametason 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin b complek 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Amoksillin 250mg/5ml 5. 3 X 1 sendok teh 1
1. Paracetamol syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
64 P64 4 L
2. Samcodryl syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
1. Bufacetin Dermatitis 1. Oles ketika sakit 1
2. Amoksillin syrup 250mg/5ml 2. 3 X 1 sendok teh 1
3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
65 P65 5 P
4. Kalsium laktate 500mg 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Vitamin b complek 5. 3 X 1 Bungkus 10
6. Vitamin c 6. 3 X 1 Bungkus 10
1. Paracetamol syrup Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
66 P66 2 P
2. Samcodryl syrup 2. 3 X 1 sendok teh 1
1. Amoksillin syrup 250mg/5ml OMA (radang 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol syrup telinga) 2. 3 X 1 sendok teh 1
67 P67 5 L
3. deksametason 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
45
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin syrup 125mg/5ml Ispa 1. 3 X `1 sendok teh 1
2. Paracetamol 2. 3 X 1 Bungkus 10
77 P77 4 L 3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Deksametason 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Ctm 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin syrup 125mg/5ml Ispa 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol syrup 2. 3 X 1 Bungkus 10
P78 2 P 3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
78 5. Prednison 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin 125mg/5ml Pneumonia ( 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol infeksi radang) 2. 3 X 1 Bungkus 10
P79 3 L 3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
79 5. Salbutamol 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Betametason Ispa 1. 2 X oles 1
2. Vitamin b6 2. 3 X 1 Bungkus 10
3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
P80 3 L
4. Gg 4. 3 X 1 Bungkus 10
5. Paracetamol 5. 3 X 1 Bungkus 10
80 6. Kotrimokasazole syrup 6. 2 X 1 sendok teh 10
1. Kotrimokasazole syrup Ispa 1. 2 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol 2. 3 X 1 Bungkus 10
P81 3 L 3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin b6 4. 3 X 1 Bungkus 10
81 5. Ctm 5. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amoksillin syrup 125mg/5ml Hordeolum 1. 3 X 1 sendok teh 1
2. Paracetamol (bintilan) 2. 3 X 1 Bungkus 10
P82 3 P 3. Deksametason 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Ctm 4. 3 X 1 Bungkus 10
82 5. Klorampenikol salep mata 5. 2 X oles 1
47
3. Gg 3. 3 X 1 Bungkus 10
4. Vitamin b complek 4. 3 X 1 Bungkus 10
1. Amboxcol 30mg Ispa 1. 3 X ½ tablet 5
2. Ctm 2. 2 X ½ tablet 5
P93 5 P
3. Paracetamol tablet 3. 3 X ½ tablet 5
93 4. Amoksillin 500mg 4. 3 X ½ tablet 5
1. Ambroxcol 30mg Ispa 1. 3 X 1 Bungkus 10
P94 2 P 2. Vitamin b complek 2. 3 X 1 Bungkus 10
94 3. Ctm 3. 3 X 1 Bungkus 10
1. Paracetamol Atopic Dermatitis 1. 3 X 1 tablet 10
P95 5 P 2. Cetirizine 5mg (infeksi pada kulit) 2. 1 X 1 tablet 5
95 3. Bedak salysil 3. Taburkan 1
1. Paracetamol syrup Febris 1. 3 X 1 sendok teh 1
P96 2 L 2. Cetirizine syrup 2. 1 X 1 sendok teh 1
96 3. Klorampenikol syrup 3. 3 X 1 sendok teh 1
1. Paracetamol Ispa 1. 3 X 1 tablet 5
P97 5 P 2. Ctm 2. 2 X 1 tablet 5
97 3. Obh syrup 3. 3 X 1 sendok teh 1
1. Paracetamol Ispa 1. 3 X 1 tablet 10
P98 5 L 2. Ctm 2. 3 X 1 tablet 10
98 3. Vitamin c 3. 3 X 1 tablet 10
1. Paracetemol syrup Febris 1. 3 X 1 sendok teh 1
P99 5 L 2. Cetirizine syrup 2. 1 X 1 sendok teh 1
99 3. Chlorampenikol syrup 3. 3 X 1 sendok teh 1
1. Desakmetason Urtikaria 1. 3 X 1 tablet 10
P100 5 P 2. Ctm 2. 2 X 1 tablet 10
100 3. Bedak salysil 3. taburkan 1
Lampiran 2 Surat ijin penelitian
49
50
No Gambar Keterangan
1. Contoh Resep
2. Contoh Resep
55
Lampiran 8 Dokumentasi
2. Pengambilan data