Anda di halaman 1dari 71

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

DI APOTEK SUMBER WARAS TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH :

MOCHAMAD HAIKAL FIQRI

1508E011

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL

2018

i
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

DI APOTEK SUMBER WARAS TEGAL

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Mencapai

Gelar Derajat Ahli Madya

DISUSUN OLEH :

MOCHAMAD HAIKAL FIQRI

1508E011

PROGRAM STUDI DIII FARMASI

POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA KOTA TEGAL

2018

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI .

DI APOTEK SUMBER WARAS TEGAL

OLEH :

MOCHAMAD HAIKAL FIQRI

1508E011

DIPERIKSA DAN DISETUJUI OLEH :

PEMBIMBING 1 PEMBIMBING 2

Aldi Budi Riyanta, S.Si, M.T Adila Prabasiwi, SKM. M.KM

iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya tulis ilmiah ini diajukan oleh :
NAMA : Mochamad Haikal Fiqri
NIM : 1508E011
Jurusan / Program Studi : DIII FARMASI
Judul Karya Tulis Ilmiah : Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi Di
Apotek Sumber Waras Tegal

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Tim Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli
Madya Farmasi pada Jurusan / Program Studi DIII Farmasi, Politeknik
Harapan Bersama Tegal.

TIM PENGUJI
Penguji 1 : Rizki Febriyanti M.Farm., Apt (………….………..……)
Penguji 2 : Aldi Budi Riyanta, S.Si, M.T (….………………………)
Penguji 3 : Adila Prabasiwi, SKM. M.KM (…………………………)

Tegal, 10 Juli 2018


Program Studi DIII Farmasi
Ketua Program Studi,

Heru Nurcahyo S.Farm.,M.Sc.,Apt

iv
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

NAMA : MOCHAMAD HAIKAL FIQRI

NIM : 1508E011

Tanda Tangan :

Tanggal : 10 Juli 2018

v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA TULIS ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademika Politeknik Harapan Bersama Tegal, saya yang bertanda
tangan di bawah ini :
Nama : Mochamad Haikal Fiqri
NIM : 1508E011
Jurusan / Program Studi : DIII Farmasi
Jenis Karya Tulis : Karya Tulis Ilmiah
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Harapan Bersama Tegal Hak Bebas Royalti Noneksklusif (None-
exclusive Royalti Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DI APOTEK
SUMBER WARAS
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti /
Nonekskluf ini Politeknik Harapan Bersama Tegal berhak menyimpan,
mengalihmedia / formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan karya ilmiah saya selama tetap mencamtumkan
nama saya sebagai penulis / pencipta dan pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di :

Pada Tanggal :

Yang menyatakan

(Mochamad Haikal Fiqri)

vi
MOTTO

Keinginan kita untuk sukses harus lebih besar daripada ketakutan kita
untuk gagal – Pandji pragiwaksono

Kupersembahkan buat:

• Papa, mama dan adikku tercinta yang selalu


memberikan doa, kasih sayang, dukungan,
motivasi, nasehat dan dukungannya.
• Keluarga besarku mbah uti, mbah kakung,
tante-tante, om-om, sepupu-sepupuku yang
selalu mendukung dan mendoakan.
• Almamater, nusa dan bangsa.

vii
PRAKATA

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala petunjuk,
rahmat serta kemurahan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul “Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi Di Apotek
Sumber WarasTegal”.

Dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin dengan mencurahkan segala tenaga dan pikiran sesuai dengan
kemampuan yang ada disertai pula dengan bantuan dan dukungan moril serta
materil dari berbagai pihak.

Untuk itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih


sebesar-besarnya kepada :

1. MC. Chambali, B.Eng,M.Kom selaku Direktur Politeknik Harapan Bersama

Tegal.

2. Heru Nurcahyo S.Farm.,M.Sc.,Apt Selaku Kaprodi DIII Farmasi

3. Aldi Budi Riyanta,S.Si,M.T selaku pembimbing I.

4. Adila Prabasiwi, SKM. M.KM selaku pembimbing II.

5. Haryanto Antan Djaya S.Si.,Apt selaku Apoteker Pengelola Apotek di

Apotek Sumber Waras yang selalu memberi waktu dan dukungan dalam

pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Teman-teman rekan kerja apotek Candra, Mba Siva, Fina, Tika, dan Riska

yang selalu memberi dukungan dalam pengerjaan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Keluargaku, Papa, Mama, Adik, Tante dan Om yang selalu memberi

semangat, kekuatan, doa, danmotivasi yang tiada henti.

viii
8. Sahabatku Icha, Anita, Mba Fitri, Tiara, Mas Mendro, Mba Dian

terimakasih atas bantuan, kebersamaan, dan kekompakkannya selama 3

tahun ini.

9. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu demi satu yang telah

membantu menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari yang diharapkan,
sehingga banyak terdapat kekurangan bahkan kesalahan yang terdapat dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini dari segi isi maupun penulisannya. Dalam hal ini
penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam menyusun
penulisan sehingga dapat menjadi karya tulis ilmiah yang baik dan dapat
digunakan pada masa yang akan datang.

Tegal, 10 Juli 2018

Penulis

ix
INTISARI

FIQRI, MOCHAMAD HAIKAL. 2018. GAMBARAN PENGGUNAAN


OBAT ANTIHIPERTENSI DI APOTEK SUMBER WARAS TEGAL.
KARYA TULIS ILMIAH. DIII POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA
KOTA TEGAL.
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang mengganggu jantung
dan sistem pembuluh darah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
jumlah penggunaan obat antihipertensi yang diberikan untuk pasien di Apotek
Sumber Waras Tegal periode September–November 2017 berdasarkan jenisnya.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuatitatif.


Populasi dan sampel data diambil dari peresepan, dengan jumlah 39 resep. Obat
antihipertensi yang diteliti yaitu golongan ACE inhibitor (captopril), Antagonis
angiotensin (irbesartan), Diuretik (hydroclortiazide).

Dari penelitian yang dilakukan data yang diperoleh menunjukan captopril


adalah obat antihipertensi terbanyak diresepkan dengan jumlah 61,5% (300
tablet), kedua terbanyak irbesartan 31,7%, ketiga terbanyak hydroclortiazide
6,8%.

Kata Kunci: hipertensi, penggunaan obat, apotek

x
ABSTRACT

FIQRI, MOCHAMAD HAIKAL. 2018. DESCRIPTION OF USING ANTI-


HYPERTENSION DRUGS IN SUMBER WARAS PHARMACY OF
TEGAL. RESEARCH. DIPLOMA OF PHARMACY STUDY PROGRAM
HARAPAN BERSAMA POLYTECHNIC.
Hypertension is a non-communicable disease that disrupts the heart and
blood vessel system. The purpose of this study was to determine the amount of
antihypertension drug used for patients in Sumber Waras Pharmacy of Tegal in
period September-November 2017 by its type.

This research was a descriptive research, with a strongitative approach.


Population and sample data were taken from prescribing, with 39 prescriptions.
Antihypertension drugs studied were ACE inhibitor (captopril), angiotensin
antagonists (irbesartan), diuretics (hydroclortiazide).

From the research, data obtained showed that captopril is the most
antihypertension drug prescribed with 61.5% (300 tablets), the second most
irbesartan 31,7%, the third is hydroclortiazide 6,8%.

Keywords : hypertension, drug usage, pharmacy

xi
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul.................................................................................................... i

Halaman Judul ...................................................................................................... ii

Halaman Persetujuan ........................................................................................... iii

Halaman Pengesahan ........................................................................................... iv

Halaman Pernyataan Orisinalitas...........................................................................v

Halaman Persetujuan Publikasi ........................................................................... vi

Halaman Motto dan Persembahan ...................................................................... vii

Prakata ............................................................................................................... viii

Intisari ....................................................................................................................x

Abstrak ................................................................................................................ xii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................3

1.3 Batasan Masalah ...........................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................4

1.6 Keaslian Penelitian .......................................................................................5

xii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................6

2.1 Tinjauan Pustaka ..........................................................................................6

2.1.1 Tinjauan Pustaka Hipertensi ...............................................................6

2.1.2 Terapi Pengobatan Antihipertensi .....................................................11

2.2 Kerangka Teori ............................................................................................16

2.3 Kerangka Konsep ........................................................................................17

BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................18

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ..........................................................................19

3.2 Rancangan Penelitian .................................................................................19

3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................19

3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................19

3.3.2 Sampel Penelitian ..............................................................................20

3.4 Variabel Penelitian .....................................................................................20

3.5 Definisi Operasional ...................................................................................20

3.6 Jenis Data ....................................................................................................21

3.6.1 Cara Pengambilan Data .....................................................................22

3.7 Pengolahan dan Analisis Data .....................................................................22

3.7.1 Pengolahan Data................................................................................22

3.7.2 Analisis Data .....................................................................................23

3.8 Etika Penelitian............................................................................................24

BAB IV Hasil dan Pembahasan .............................................................................25

4.1 Gambaran Apotek Sumber Waras ...............................................................25

4.2 Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi ...............................................29

xiii
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................44

Lampiran ..............................................................................................................47

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah adalah penyakit yang mengganggu

jantung dan sistem pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner (angina

pektoris, akut miokard infark), dekompensasio kordis, hipertensi, stroke,

penyakit jantung rematik, dan lain-lain. Kasus tertinggi penyakit tidak menular

tahun 2013 pada kelompok penyakit jantung dan pembuluh darah adalah

penyakit Hipertensi Esensial, yaitu sebanyak 497.966 kasus (67,00%) menurun

dibanding tahun 2012 (554.771 kasus/67,57 %) (Dinkes Jateng, 2013).

Definisi hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung

dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke)

bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak

pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus

meningkat. Oleh karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai

1
2

bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan

agar hipertensi dapat dikendalikan (Kemenkes RI, 2014).

Hipertensi dapat meningkat dengan bertambahnya usia. Prevalensi

hipertensi sebesar 2% pada usia 25 tahun, meningkat menjadi 25% pada usia 50

dan 50% pada usia 70 tahun (Apriza, 2014). Setiap kenaikan tekanan darah

sistolik sebesar 2mmHg akan menambah resiko kematian akibat stroke sebanyak

10% dan akibat penyakit jantung iskemik 7% (Apriza, 2014).

Penyakit tidak menular, terutama hipertensi terjadi penurunan dari 31,7

persen tahun 2007 menjadi 25,8 persen tahun 2013. Asumsi terjadi penurunan

bisa bermacam-macam mulai dari alat pengukur tensi yang berbeda sampai pada

kemungkinan masyarakat sudah mulai datang berobat ke fasilitas kesehatan.

Terjadi peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah

pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6 % tahun 2007

menjadi 9,5 % tahun 2013 (Kemenkes RI, 2013).

Hipertensi dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu oleh faktor yang tidak

bisa dikendalikan dan faktor yang bisa dikendalikan. Faktor risiko yang tidak

dapat dikendalikan meliputi keturunan, jenis kelamin, umur dan ras. Adapun

faktor yang dapat dikendalikan meliputi kebiasaan makan, aktivitas fisik,

konsumsi alkohol, merokok, stress dan kelebihan berat badan atau obesitas

(Apriza, 2014). Perilaku seseorang adalah penyebab utama menimbulkan

masalah kesehatan, tetapi juga merupakan kunci utama pemecahan. Perilaku


3

merupakan faktor kedua terjadi perubahan derajat kesehatan masyarakat

(Santoso, 2015).

Obat antihipertensi yang direkomendasikan oleh WHO adalah diuretik,

beta blocker, calcium channel blocker, ACE inhibitor, angiotensin II receptor

blocker. Penggunaan obat antihipertensi dapat hanya satu obat saja atau

pengobatan tunggal, atau dapat dikombinasikan dengan obat lain bila perlu.

Interaksi obat adalah situasi di mana suatu zat mempengaruhi aktifitas obat, yaitu

meningkatkan atau menurunkan efeknya, atau menghasilkan efek baru yang tidak

diinginkan (Evadewi, 2013).

Pemilihan Apotek Sumber Waras Tegal sebagai tempat penelitian

mengenai penggunaan obat antihipertensi pada pasien belum pernah dilakukan

penelitian sehingga dengan adanya penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan

bagi tenaga kesehatan untuk memberikan pengobatan kepada pasien sehingga

tercapai keberhasilan terapi yang optimal. Oleh karena itu, dengan adanya uraian

diatas peneliti tertarik untuk mengambil judul “Gambaran Penggunaan Obat

Antihipertensi di Apotek Sumber Waras Tegal”.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan

obat antihipertensi yang diberikan untuk pasien di Apotek Sumber Waras Tegal

periode September-November 2017 berdasarkan jenisnya, jumlah dan

karakteristik pasien.
4

1.3 Batasan Masalah

Agar dalam penelitian ini dapat terarah dan mendapatkan hasil yang

diinginkan maka penelitian berbatas pada :

1. Periode yang penggunaan obat pada penelitian ini yaitu September–

November 2017.

2. Resep dokter yang digunakan adalah resep yang ada di Apotek Sumber

Waras Tegal.

3. Data yang diteliti adalah data peresepan saja, tidak sampai tahap

konsumsinya.

4. Pada penelitian ini hanya akan menggambarkan obat hipertensi apa yang

sering digunakan sebagai terapi antihipertensi di Apotek Sumber Waras

Tegal.

5. Hanya obat hipertensi golongan ACE inhibitor, diuretik, antagonis

angiotensin.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah penggunaan obat

antihipertensi yang diberikan untuk pasien di Apotek Sumber Waras Tegal

periode September–November 2017 berdasarkan jenisnya.

1.5 Manfaat Penelitian

a. Bagi Peneliti lain

Sebagai bahan acuan dalam penelitian selanjutnya.


5

b. Bagi Apotek Sumber Waras

Sebagai bahan pertimbangan dalam pengadaan obat dan penggunaan obat

antihipertensi di Apotek Sumber Waras.

c. Bagi Masyarakat

Menambah wawasan atau pengetahuan tentang penggunaan obat

antihipertensi sebagai terapi hipertensi.

1.6 Keaslian Penelitian

Berisi Judul KTI yang digunakan sebagai acuan penelitian agar ada

perbedaan antara hasil penelitian dan bukan plagiat.


6

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

Pembeda Didi Anwar Nur Rizkah Muchtar, Mochamad Haikal


Setiawan 2016- Heedy Tjitrosantoso, Fiqri 2017-2018
2017 dan Widdhi Bodhi
2015
Judul penelitian Gambaran Studi Penggunaan Gambaran
penggunaan obat Obat penggunaan obat
hipertensi Antihipertensi antihipertensi di
golongan Pada Pasien Gagal Apotek Sumber Waras
angiotensin Ginjal Kronik
converting enzym Yang Menjalani
(ACE) inhibitor di Perawatan DiRsup
instalasi farmasi Prof.Dr.R.D.Kando
rawat jalan rs u ManadoPeriode
bhakti asih brebes Juli2013-Juni2014
periode oktober-
desember 2016
Subjek penelitian Kepala RS RSUP Apotek Sumber Waras
BhaktiAsih PROF.DR.R.D.KAND
OUMANADO
Metode analisis Menggunakan Menggunakan metode Menggunakan metode
metode kuantitatif dekskriptif kuantitatif
Tempat penelitian RS BhaktiAsih RSUP Apotek Sumber Waras
PROF.DR.R.D.KAND
OUMANADO
Metode Sekunder Sekunder Sekunder
pengambilan
Data
Jumlah sampel 300 53 39
Hasil penelitian Captopril adalah Amlodipin paling
jenis obat banyak digunakan
hipertensi dari untuk terapi hipertensi
ACEi yang paling pada pasien gagal
banyak diresepkan ginjal kronik
7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan

darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90

mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam

keadaan cukup istirahat/tenang. (Kemenkes RI, 2014)

2. Klasifikasi Hipertensi

Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan menggunakan

sfigmomanometer air raksa atau dengan tensimeter digital. Hasil dari pengukuran

tersebut adalah tekanan darah sistolik maupun diastolik yang dapat digunakan

untuk menentukan hipertensi atau tidak. Terdapat klasifikasi hipertensi pada hasil

pengukuran tersebut. Berikut klasifikasi hipertensi menurut JNC VII 2003

adalah:

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-90
Hipertensi tingkat I 140-159 90-99
Hipertensi tingkat II >160 >100

7
8

JNC VII (The Seventh Report of The Joint National Committee on

Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of Hight Blood Pressure)

adalah suatu komite hipertensi di Amerika Serikat (USA). Komite ini

menerbitkan klasifikasi derajat hipertensi, serta menangani masalah pencegahan,

deteksi, evaluasi, dan penanganan hipertensi di negeri tersebut (Evadewi, 2013).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu :

A. Hipertensi primer (essensial) :

Lebih dari 90% pasien dengan hipertensi merupakan hipertensi essensial

(hipertensi primer). Beberapa mekanisme yang mungkin berkontribusi untuk

terjadinya hipertensi ini telah diidentifikasi, namun belum satupun teori yang

tegas menyatakan patogenesis hipertensi primer tersebut. Hipertensi sering turun

temurun dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya menunjukkan bahwa faktor

genetik memegang peranan penting pada patogenesis hipertensi primer. Menurut

data, bila ditemukan gambaran bentuk disregulasi tekanan darah yang monogenik

dan poligenik mempunyai kecenderungan timbulnya hipertensi essensial. Banyak

karakteristik genetik dari gen-gen ini yang mempengaruhi keseimbangan

natrium, tetapi juga di dokumentasikan adanya mutasi-mutasi genetik yang

merubah ekskresi kallikrein urine, pelepasan nitric oxide, ekskresi aldosteron,

steroid adrenal, dan angiotensinogen (Depkes RI, 2006).


9

B. Hipertensi Sekunder :

Kurang dari 10% penderita hipertensi merupakan sekunder dari penyakit

komorbid atau obat-obat tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Pada

kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit

renovaskular adalah penyebab sekunder yang paling sering. Obat-obat tertentu,

baik secara langsung ataupun tidak, dapat menyebabkan hipertensi atau

memperberat hipertensi dengan menaikkan tekanan darah. (Depkes RI, 2006)

3. Gejala Hipertensi

Walaupun penyakit ini dianggap tidak memiliki gejala awal, sebenarnya

ada beberapa gejala yang tidak terlalu tampak sehingga sering tidak dihiraukan

oleh penderita. Gejala-gejala yang dirasakan penderita hipertensi antara lain

pusing, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat di

tengkuk, mudah lelah, mata kunang-kunang, mimisan, muka pucat, suhu tubuh

rendah. Gejala-gejala yang sifatnya khusus tersebut akan terasa pada kondisi atau

aktivitas tertentu berhubungan dengan perubahan dan proses-proses metabolisme

tubuh yang sedikit terganggu. Faktor yang mempengaruhi gejala hipertensi

antara lain :

a. Kondisi istirahat

Gejala hipertensi pada kondisi istirahat berupa kelemahan dan letih,

nafas pendek, gaya hidup monoton, frekuensi jantung meningkat.


10

b. Berkaitan dengan sirkulasi darah

Gejala hipertensi berkaitan dengan sirkulasi darah berupa kenaikan

tensi darah, nadi denyutan jelas, kulit pucat, suhu dingin akibat pengisian

pembuluh kapiler mungkin melambat.

c. Kondisi emosional

Berkaitan dengan masalah emosional, seseorang pasti mengalami

riwayat perubahan kepribadian. Hal tersebut dapat dipicu oleh faktor-

faktor multiple stress atau tekanan yang bertumpuk seperti hubungan dengan

orang lain, keuangan, pekerjaan, dan sebagainya. Gejala hipertensi berkaitan

dengan kondisi emosional berupa fluktuasi turun naik, suasana hati yang

tidak setabil, rasa gelisah, penyempitan perhatian, tangisan meledak, otot

muka tegang, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

d. Kondisi makanan dan pencernaan

Gejala-gejala hipertensi berkaitan dengan kondisi makanan dan

pencernaan berupa makanan yang disukai mencakup makanan tinggi

natrium, lemak serta kolestrol, sering mual dan muntah, perubahan berat

badan secara drastis (meningkat/menurun), riwayat pengguna obat diuretik,

adanya edema, glikosuria.


11

e. Berhubungan dengan respon saraf

Gejala hipertensi berhubungan dengan respons saraf, berupa keluhan

pusing, berdenyut-denyut, sakit kepala terjadi saat bangun dan menghilang secara

spontan setelah beberapa jam, gangguan penglihatan, misalnya penglihatan kabur,

perubahan keterjagaan, gangguan orientasi, pola isi bicara berubah, proses pikir

terganggu, penurunan kekuatan genggaman tangan, sering batuk, gangguan

koordinasi/cara berjalan, perubahan penurunan postural (Sutanto, 2010).

4. Faktor Resiko Hipertensi

Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga,

genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok,

konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaan

konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres,

penggunaan estrogen (Kemenkes RI, 2014).

Patofisiologi hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat

dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol (Evadewi, 2013). Salah satu

penyebab hipertensi adalah Angiotensin, Angiotensin adalah hormon peptide

yang berasal dari protein angiotensinogen, angiotensinogen diubah menjadi

angiotensin I dengan katalis rennin. Selanjutnya angiotensin I akan diubah

menjadi angiotensin II dengan dikatalisasi oleh enzim ACE (angiotensin

converting enzyme). Angiotensin II akan bekerja pada reseptornya memicu

berbagai proses fisiologi yang menyebabkan kenaikan tekanan darah arteri

(Ikawati, 2008).
12

2.1.2 Terapi Pengobatan Antihipertensi

Tujuan terapi dengan obat adalah tercapainya therapeutic outcome yaitu

peningkatan kualitas hidup pasien dengan risiko seminimal mungkin. Dalam

setiap penggunaan obat terdapat risiko, baik yang diketahui ataupun tidak, yang

disebut drug misadventure, dimana di dalamnya termasuk adverse drug reaction

dan medication error. Adverse drug reaction lebih dipengaruhi oleh kondisi

pasien, sedangkan medication error terjadi akibat dari kesalahan manusia atau

lemahnya sistem yang ada (Putri, 2017).

1. Penyekat beta (Beta-Bloker)

Obat-obatan, seperti acebutolol, alprenolol, atenolol, betaxolol,

bisoprolol, bupranolol, cartenolol, carvedilol, celiprolol, dll yang termasuk dalam

kelompok β 1 atau β 2. Obat yang bekerja pada reseptor β 2 digunakan untuk

pengobatan hipertensi (MIMS, 2014).

2. Antagonis Kalsium

Antagonis Kalsium juga dikenal dengan nama calcium-channel blockers,

atau calcium entry blockers, atau slow channel blockers, yang bekerja pada kanal

kalsium di dalam darah, sehingga mencegah terjadinya influks ion kalsium di

dalam darah, sehingga menyebabkan efek vasodilatasi.

Golongan ini digunakan untuk menimbulkan dilatasi pembuluh darah

perifer dan pembuluh darah jantung pada pasien hipertensi.Setelah terjadi

dilatasi, maka tekanan yang dihasilkan oleh aliran darah terhadap dinding
13

pembuluh darah mengalami penurunan. Yang termasuk golongan antagonis

kalsium yaitu :

a. Dihidropiridin, yaitu amlodipine, barnidipine, benidipine, felodipin, dll.

Digunakan untuk menghasilkan efek antihipertensi dan antiangina.

b. Benzotiazepin, seperti diltiazem.

c. Fenilalkilamin, seperti verapamil, digunakan untuk menghasilkan efek

antiaritmia, antiangina, dan antihipertensi (MIMS, 2014).

3. Diuretik

Golongan obat ini digunakan untuk membantu pengeluaran (ekskresi)

garam dan ion dari dalam tubuh. Penurunan kadar garam (sodium) dari dalam

tubuh akan mempengaruhi terjadinya penurunan tekanan darah. Penggunaannya

perlu dilakukan secara hati-hati karena dapat menyebabkan ketidakseimbangan

elektrolit yang berat. Kelompok utama diuretik yang digunakan sebagai

antihipertensi yaitu:

a. Loop atau high-ceiling dieretics, seperti azosemide, bumetanide,

furosemide, ethacrynic acid, etozolin, muzolimine, dan torasemide

b. Diuretik tiazid (benzothiadiazines) dan beberapa komponen diuretik

lainnya (contohnya: indapamide, metolazone, tripamide) yang seringkali

memiliki struktur kimia yang sama dengan tiazid. Yang termasuk diuretik

tiazid yaitu butizide, chlorothiazide, chlorthalidone, clopamide dan

hydroclorthiazide
14

c. Diuretik hemat kalsium (potassium sparing diuretics) seperti: amiloride,

canrenonen spinorolactone, dan triamterene.

Diuretik kombinasi, seperti amiloride / hydrochlortiazide, bumetanide /

KCL, cyclopenthiazide / amiloride, dan spinorolactone dengan butizide (MIMS,

2014).

Diuretik berperan dalam penurunan tekanan darah yang terjadi setelah

penggunaan senyawa ini berlangsung dua fase. Penurunan tekanan darah mula-

mula terjadi akibat peningkatan eksresi natrium. Konsentrasi ion natrium terjadi

penurunan akibatnya volume plasma dan volume menit jantung akan turun,

sebaliknya tekanan perifer (secara reflektoris) agak naik. Pada fase kedua,

volume plasma akan dinormalkan kembali dan eksresi natrium akan hampir sama

dengan harga awal terapi. Penurunan tekanan darah pada fase ini kemungkinan

terutama disebabkan oleh kurangnya kandungan natrium dalam dinding

pembuluh (Nurihardiyanti, dkk, 2015)

4. ACE Inhibitor

Golongan ini bekerja dengan menghambat ACE (angiotensin converting

enzym) yang berperan penting dalam pembentukan angiotensin II. Angiotensin

II menyebabkan konstriksi arteri sehingga berakibat meningkatkan tekanan

darah. ACE inhibitor menurunkan tekanan darah dengan menghambat

pembentukan angiotensin II. Ini mengakibatkan relaksasi arteri. Jika arteri

berelaksasi, maka tekanan darah akan menurun dan terjadi perbaikan pada daya
15

pompa jantung yang tadinya mengalami kegagalan (pada pasien gagal jantung).

Oleh karena itu ACE inhibitor digunakan untuk mengendalikan tekanan darah

dan terapi gagal jantung kongestif.Obat termasuk golongan ACE inhibitor yaitu:

benazepril, captopril, lisinopril dan ramipril (MIMS, 2014).

5. Antagonis Angiotensin II

Angiotensentin II receptor blockers (ARB), seperti candesartan,

eprosartan, irbesartan, losartan, dan valsartan juga digunakan dalam

penatalaksanaan hipertensi.

Golongan ini menurunkan tekanan darah melalui penghambatan langsung

kerja angiotensin II yang menuyebabkan konstriksi arteri. Karena memiliki

mekanisme kerja langsung maka efek samping yang ditimbulkan obay golongan

ini lebih sedikit (MIMS, 2014).

Prinsip pengobatan dengan antihipertensi adalah sebagai berikut :

1. Memulai pengobatan dengan suatu obat dosis rendah (jika tekanan

dadarah tidak dikendalikan) hanya akan membaik dengan taraf biasa

2. Mulai dengan satu obat juga bias mengobati dan/ atau tidak

mengganggu suatu kondisi yang ada

3. Tambahkan obat kedua dari kelas yang berbeda (pelengkap) jika

tekanan darah tidak dikontrol dengan dosis sedang untuk agen pertama
16

4. Mulai dengan obat yang mungkin paling mudah ditoleransi oleh

pasien, kepatuhan jangka panjang berkaitan dengan tolerabilitas dan

khasiat obat pertama yang digunakan

5. Gunakan terapi diuretic jika ada dua obat yang digunakan, berlaku

untuk hampir semua kasus

6. Gunakan diuretik thiazide hanya dengan dosis rendah 25 mg/hari

untuk HCT (hydrochlorthiazide) atau obat yang ekuivalen, kecuali ada

alas an mendesak

7. Gunakan terapi kombinasi dosis rendah jika diperlukan sebagai terapi

awal

8. Suatu diuretik dengan penyeka β (beta), ACE Inhibitor, atau Antagonis

angiotensin II

9. Suatu antagonis kalsium dengan ACE inhibitor atau penyakit β (beta)

10. Satu atau dua obat akan mengendalikan tekanan darah pada 90%

pasien hipertensi. Untuk mendapatkan tekanan darah diastolik < 90

mmHg, sekitar 70% kasus memerlukan dua obat (Didi, 2017).


17

2.2 Kerangka Teori

ACE inhibitor
Hipertensi
Antagonis angiotensin

Teori pengobatan hipertensi Jumlah


Beta bloker penggunaan
Golongan obat hipertensi
Antagonis kalsium

Diuretik
Gambar 2.1 Kerangka Teori

Keterangan :

Diteliti :

Tidak Diteliti :
18

2.3 Kerangka Konsep

Hipertensi

ACE inhibitor
Pengobatan

Golongan obat antihipertensi Antagonis angiotensin II


Jumlah
penggunaan

Diuretik
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian farmasi sosial tentang gambaran

penggunaan obat antihipertensi pada pasien di Apotek Sumber Waras yang

terdiagnosis antihipertensi yang di tinjau dari jenis dan jumlah obat yang di

resepkan

1. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Apotek Sumber Waras Tegal.

2. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember2017.

3.2 Rancangan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif, pengambilan

data dilakukan secara retrospektif dengan pendekatan kuantitatif. Pengambilan

data dilakukan secara retrospektif yaitu dengan melakukan penelusuran dokumen

terdahulu yang diambil dari rekam medik dan peresepan pasien pada periode

tertentu (Notoatmodjo, 2010).

19
20

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

(Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua resep obat

antihipertensi periode September–November 2017.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah resep obat

antihipertensi pada pasien di Apotek Sumber Waras. Pengambilan sampel

menggunakan Total sampling karena jumlah sampel kurang dari 100. Total

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumblah sampel sama dengan

populasi (Sugiyono, 2007). Sampel pada penelitian ini berjumlah 45 resep.

Adapun data yang tidak disertakan atau tidak di ikutkan dalam penelitian ini

yaitu, resep yang tidak terbaca dan data rekam medik pasien yang tidak lengkap.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan obat

antihipertensi di Apotek Sumber Waras Tegal berdasarkan jumlah peresepan dan

jumlah obat yang digunakan.

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefisinikan 20ariable-variabel secara

operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati. Definisi operasional

yang terkait dalam penelitian ini sebagai berikut :


21

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Hasil Ukur Skala


Operasional Ukur
Peresepan Penulisan resep Melihat data
Obat obat resep pasien
Antihipertensi antihipertensi hipertensiyang
oleh dokter mengandung
untuk pasien di obat
Apotek Sumber antihipertensi
Waras di Apotek
Sumber Waras
Jenis Obat Jenis Obat Melihat data Resep captopril, hct, Nominal
antihipertensi resep pasien irbesartan
untuk terapi hipertensi
hipertensi yang
mengandung
golongan obat
ACE inhibitor,
diuretik,
antagonis
angiotensin
Jumlah Jumlah obat Melihat data Resep Tablet Rasio
antihipertensi resep pasien
untuk terapi hipertensi
hipertensi yang
mengandung
captopril, hct,
furosemid,
irbesartan
Karakteristik Usia dan jenis Melihat data Resep
pasien kelamin pasien resep

3.6 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder adalah

data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian

harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh
22

dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan

diperoleh berdasarkan catatan – catatan yang berhubungan dengan penelitian,

selain itu peneliti mempergunakan data yang diperoleh dari internet (Sugiyono,

2014).

Jenis data yang diperoleh adalah data sekunder yang diperoleh dari

dokumen resep pasien di Apotek Sumber Waras Tegal dengan diagnosa

hipertensi yang mengandung obat golongan ACE inhibitor, diuretik, antagonis

angiotensin. Data yang digunakan bersifat retrospektif yaitu resep pada periode

September-November 2017.

3.6.1 Cara Pengambilan Data

Seluruh resep di apotek sumber waras periode September-November

2017 dikumpulkan, kemudian dipilih resep untuk pasien dengan diagnosa

hipertensi yang mengandung obat golongan ACE inhibitor, diuretik, antagonis

angiotensin. Kemudian keruangan Rekam Medik dibagian filling untuk mencari

data pasien yang terdiagnosa hipertensi lalu mencatat nomor rekam medik, usia

dan jenis kelamin.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Setelah resep terkumpul lalu resep dimasukan kedalam data.


23

Tabel 3.3 Data Peresepan Obat Antihipertensi

jenis Jenis ACE Inhibitor, Diuretik,


kelamin Antagonis Angiotensin

Hydroclortiazid
tgl. No

Irbesartan
Captopril
usia pasien
Resep resep
L P

2
3
4
dst.
Jumlah Resep
Persentase

Tabel 3.4 Karakteristik Pasien Hipertensi Berdasarkan Kelompok Umur

No Klompok Umur Jumlah Pasien Persentase (%)

1 Dewasa ( >18 – 64 tahun) ..... .....

2 Lansia (>64 tahun) ..... .....

Total ..... .....

Tabel 3.5 KarakteristikBerdasarkan Pada Penderita Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%)

1 Laki – Laki ..... .....

2 Perempuan ..... .....

Total ..... .....


24

Tabel 3.6 Penggunaan Obat Pada Pasien Hipertensi Berdasarkan Jenis Obat

NO Jenis Obat jumlah Persentase (%)

1. Captopril ..... Tablet ..... %

2. Hydroclortiazid ...... Tablet ..... %

3. Irbesartan ...... Tablet ..... %

Total ..... .....

3.7.2 Analisa Data

Analisa data adalah mengubah data menjadi informasi yang diperlukan

dan interpretasi atas berbagai informasi dalam upaya menjawab berbagai

permasalahan (Supardi, 2014). Pada penelitian ini, analisa data yang dilakukan

secara deskriptif. Analisa deskriptif dilakukan dengan menguraikan data-data

yang diperoleh dari resep antara lain jenis dan jumlah obat antihipertensi, jenis

kelamin pasien dan usia kemudian disajikan dalam bentuk tabel berupa

persentase dengan menggunakan rumus :

f
P= x100%
n

Keterangan :

P = Persentase

f = Frekuensi

n = Jumlah total observasi


25

3.8 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus mendapat rekomendasi dari

Politeknik Harapan Bersama Prodi DIII Farmasi dan permintaan ijin kepada

pihak yang bersangkutan sebagai subjek yang diteliti. Peneliti mengajukan surat

permohonan izin kepada Pemilik Sarana Apotek Sumber Waras Tegal dengan

memperhatikan etika penelitian. Kerahasiaan informasi dijamin oleh peneliti,

hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan sebagai hasil riset.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 Gambaran Umum Apotek Sumber Waras Kota Tegal

1. Sejarah Apotek Sumber Waras

Apotek Sumber Waras didirikan oleh bu Sulastri pada tahun 2010,

Apotek Sumber Waras beralamat diruko nirmala square blok RS.4 Kelurahan

Mintaragen Kota Tegal, memasuki tahun ke dua pendapatan Apotek mengalami

kesulitan dan tidak stabil . di tahun 2012 berpindah kepemilikan atau dibeli oleh

bapak Haryanto Antan Djaya, S.Si.,Apt beliau sekaligus Apoteker Apotek

Sumber Waras dengan pelayanan yang semakin berkembang serta memberikan

kualitas pelayanan yang bermutu dengan memberdayakan sumber daya manusia

yang cerdas, ulet, jujur, dan kreatif (Alfiyah, 2017).

Apotek Sumber Waras memiliki tujuh staf yang dipimpin oleh satu orang

Apoteker Pengelola Apotek. Staf yang ada terdiri dari : dua Asisten Apoteker,

satu orang pengendali stok, dan tiga orang staf bagian umum. Apotek Sumber

Waras di dukung oleh dokter praktik yaitu dr. Yohanes Siman L.

26
27

PSA/APA
Haryanto antan djaya S.Si.,Apt

Dokter Praktek
Dr. Yohanes Siman L.

Asisten Apoteker Staf Pengendali Stok Staf Bagian Umum


Haikal Tika
Safina Cadra
Siva
Riska

Gambar 4.1 Skema Struktur Staf Apotek Sumber Waras

Apotek sumber waras memiliki rangkaian deskripsi kerja dan tanggung

jawab masing-masing staf apotek Sumber Waras termasuk Apoteker Pengelola

Apotek. Deskripsi kerja dan tanggung jawab masing-masing staf berbeda dengan

beban kerja yang sama sesuai kemapuan atau keterampilan yang dimiliki yaitu

Apoteker Pengelola Apotek

Dipimpin oleh bapak Haryanto antan djaya S,Si.,Apt yang bertugas

sebagai manager apotek, sumber daya manusia, persediaan obat dan alat

kesehatan, memberikan pelayanan informasi obat, memberikan pelayanan

konseling, mengawasi kinerja operasional berjalan dengan baik dan bertanggung

jawab semuanya.
28

Asisten Apoteker

Dipimpin oleh Haikal yang bertugas sebagai penanggung jawab

pelayanan belakang (penyiapan obat), membuat catatan laporan narkotika dan

psikotropika, membuat surat pesanan, menulis defekta, melakukan pemesanan

barang meracik obat, dan menyiapkan obat.

Staf Pengendali Stok

Dipimpi oleh safina yang bertugas membuat laporan stok, membuat input

data pengeluaran, membuat input data pembelian (jumlah barang dan harga

terbaru), membuat input pengeluaran obat harian, menata barang di etalase Over

The Counter (OTC).

Staf bagian umum

Dipimpin oleh candra yang bertugas merekap faktur asli, merekap faktur

pajak, merkap pembelian medis, merlakukan pemesanan dan mencatat barang

yang diterima.

2. Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana di apotek Sumber Waras sebagai berikut :

Sarana : gedung bengan ukuran kira-kira 25m x 10m terdiri dari

beberapa ruangan dan komponen-komponennya, seperti : tempat parker, ruang

tunggu, terdapat beberapa tempat duduk yang disediakan untuk pasien, ruang

peracikan obat yang bersebelahan dengan ruang praktek dokter dan terdapat
29

pintu kecil untuk tempat masuknya resep yang di tulis dokter untuk di berikan

kepada apoteker atau asisten apoteker.

Prasarana meliputi bahan dan alat, yaitu bahan : maacm-macam obat-

obatan, dan alat : peralatan peracikan seperti mortir, stemper, dan bekker glass

2. Pengelolaan Sedian Farmasi dan Alat Kesehatan

Pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan di Apotek

Sumber Waras meliputi perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan.

Perencanaan sedeian farmasi dan perbekalan kesehatan biasanya dilakukan

oleh apoteker. Salah satu dokumen perencanaan yang ada di apotek adalah

buku catatan obat yang habis/hampir habis disebut buku defekta.

Menejemen pengadaan Apotek Sumber Waras didahului oleh

pemesanan obat dengan surat pesanan resmi sesuai golongannya. Ada empat

model surat pesanan yang ada di Apotek Sumber Waras yaitu : surat pesanan

obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat keras, surat pesanan untuk obat

golongan prekursor, surat pesanan obat golongan narkotik dan psikotropik.

Pemesanan di lakukan pada hari rabu dan kamis.

Penyimpanan sediaan farmasi di apotek sumber waras, disesuaikan

dengan golongan obat, jenis penyakit, sediaan genirik, sediaan paten, dan

kesetabilan obat, seperti sediaan suppositoria disimpan pada suhu lemari es,

obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, semua ditata sesuai dengan

penyakitnya dan alfabetis

.
30

3. Pelayanan

Apotek Sumber Waras buka setiap hari senin-sabtu pada pukul 07.00-21.00,

sedangkan pada hari minggu buka pukul 13.00-21.00. apotek sumber waras

melayani pembelian obat bebas, pengecekan kesehatan, resep, melayani grosir

dan eceran.

4.2 Gambaran Penggunaan Obat Antihipertensi

Dari hasil penelitian, jumlah penggunaan obat hipertensi di Apotek

Sumber Waras sebanyak 39 resep saja yang memenuhi syarat untuk digunakan

dalam penelitian dari seluruhnya 45 resep. Dikarenakan kelengkapan resep yang

kurang lengkap seperti contohnya tanggal yang tidak dituliskan atau usia pasien

yang tidak dituliskan di resep. Berikut jumlah resep dari bulan September-

November 2017

Tabel 4.1 Jumlah Resep Per Bulan Mulai Dari Bulan September-November
2017

Bulan Jumlah resep

September 20

Oktober 11

November 8

Total 39

Rata-rata 13
31

Jumlah Resep
Jumlah Resep

20

11
8

September Oktober November

Gambar 4.2 Jumlah Resep Per Bulan Mulai Dari Bulan September-November

Dari hasil penelitian tabel 4.1, menunjukan resep terbanyak adalah pada

bulan September dengan jumlah 20 lembar resep, resep terbanyak kedua ada di

bulan Oktober dengan jumlah 11 lembar resep, dan pada bulan November

sebanyak 8 resep. Rata-rata peresepan obat antihipertensi berjumlah 13 resep.

Hal ini menunjukan bahwa tiap bulannya jumlah pasien hipertensi

menurun. Dengan begitu hal ini sama dengan data di peroleh dari Profil

Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2013, diketahui kasus hipertensi pada tahun 2011

sebanyak 634.860 kasus, pada tahun 2012 menurun menjadi 544.771, dan pada

tahun 2013 diketahui kasus hipertensi sebanyak 497.966 kasus.


32

Tabel 4.2 Karakteristik Resep Obat Antihipertensi Berdasarkan Jenis


Kelamin Pasien

No Jenis kelamin Jumlah (Resep) Persentase

1 Laki-laki 9 23,1 %

2 Perempuan 30 76,9 %

Total 39 100 %

Pasien
Laki-laki Perempuan

30

Laki-laki Perempuan

Gambar 4.3 Karakteristik Resep Obat Antihipertensi Berdasarkan Jenis


Kelamin Pasien

Tabel 4.2 menunjukan bahwa karakteristik resep obat tertinggi

berdasarkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah resep

sebanyak 30 lembar resep (76,9%), sedangkan jenis kelamin laki-laki dengan

jumlah resep 9 lembar resep (23,1%). Penurunan elastisitas pembuluh darah


33

arteri terjadi baik pada pria maupun wanita (Margareth, dkk, 2015). Hal ini dapat

terjadi karena pasien perempuan bisa dikaitkan dengan proses menopause.

Terjadinya hipertensi erat hubungannya dengan hormone esterogen pada wanita

(Heri, dkk 2014). Hipertensi pada perempuan juga dapat disebabkan oleh obat

kontraseptif oral dapat meningkatkan tekanan darah dan resiko hipertensi

meningkat dengan lamanya penggunaan (Depatemen Kesehatan RI, 2006)

Hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anggy Rima Putri

yang berjudul Penggunaan Obat Antihipertensi dan Antiplatelet Pada Pasien

Stroke Rawat Inap Di RS PKU Muhammadiyah Bantul, diperoleh data pasien

dengan jenis kelamin perempuan memiliki jumlah yang lebih tinggi dari pasien

laki-laki dengan jumlah perempuan 34 pasien dan laki-laki sebanyak 27 pasien

hal ini menunjukan kesamaan hasil penelitian dengan penelitian sebelumnya.

Tabel 4.3 Karakteristik Resep Obat Antihipertensi Berdasarkan Usia Pasien

No Usia Jumlah Persentase

1 <64 tahun 19 48,8%

2 18-64 tahun 20 51,2%

Total 39 100%
34

Usia pasien
<64 tahun (dewasa) >64 tahun (lansia)

20

19

<64 tahun (dewasa) >64 tahun (lansia)

Gambar 4.4 Karakteristik Resep Obat Antihipertensi Berdasarkan Usia Pasien

Dari hasil tabel 4.3, bahwa karakteristik resep obat antihipertensi pada

pasien Apotek Sumber Waras berdasarkan usia terbanyak adalah resep pasien

dengan usia diatas 64 tahun dengan jumlah resep 20 lembar resep (51,2%),

sedangkan pasien dengan usia 18-64 tahun jumlah resep 19 lembar resep (48,8%)

Usia dapat mempengaruhi hipertensi, hal ini di dapatkan dari

penelitian yang di lakukan oleh Nur Rizkah Muchtar, dkk pada tahun 2015

dengan judul penelitian Studi Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasiengagal

Ginjal Kronik Yang Menjalani Perawatan Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou

Manado Periode Juli 2013 - Juni 2014. Dari hasil penelitian tersebut disimpulkan

bahwa semakin bertambah usia, semakin banyak yang mengalami hipertensi.


35

4.2.1 Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal Dan Kombinasi

Peresepan obat hipertensi tunggal maupun kombinasi dilihat dari

tingginya tekanan darah. Apabila pasien tekanan darah pasien tidak ada

perubahan setelah menggunakan obat antihipertensi tunggal maka biasanya

dokter menambahkan obat hipertensi lainnya sampai tekanan darah mencapai

target.

Tabel 4.4 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal Dan Kombinasi

Peresepan obat Jumlah Persentase


antihipertensi

Tunggal 28 71.8%

Kombinasi 11 28.2%

Jumlah 39 100%
36

Peresepan Obat Antihipertensi Tunggal Dan


Kombinasi
Tunggal Kombinasi
28

11

Tunggal Kombinasi

Gambar 4.5 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal Dan

Kombinasi

Dari tabel 4.8 menunjukan bahwa peresepan obat antihipertensi tunggal

lebih banyak dari peresepan antihipertensi kombinasi dengan persentase

peresepan obat antihipertensi tunggal sebesar 71,8% atau sebanyak 28 lembar

resep, peresepan obat antihipertensi kombinasi sebesar 28,2% atau sebanyak 11

lembar. Penggunaan obat antihipertensi dapat berupa dosis tunggal maupun dosis

kombinasi, terapi dengan satu jenis obat antihipertensi atau dengan kombinasi

tergantung pada tekanan darah awal dan ada tidaknya komplikasi.

Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan

kemudian tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya

adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensi lain

dengan dosis rendah. Efek samping biasanya bisa dihindari dengan menggunakan
37

dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien

memerlukan kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah

(M. Kisar, dkk 2013).

Tabel 4.5 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal

No Jenis obat Jumlah

1 Captopril 13

2 Hydroclortiazide 1

3 Irbesartan 14

Total 28

Peresepan obat tunggal


captopril hydroclortiazide irbesartan

13 14

1
captopril hydroclortiazide irbesartan

Gambar 4.6 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Tunggal


38

Tabel 4.6 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Kombinasi Berdasarkan


Jenis Obat

No Kombinasi Jumlah

1 Captopril + hydroclortiazide 1

2 Captopril + irbesartan 4

3 Hydroclortiazide + irbesartan 5

4 Captopril + hydroclortiazide + irbesartan 1

Total 11

Berdasarkan penelitian tabel 4.6 menunjukan bahwa kombinasi yang

paling banyak digunakan adalah kombinasi Hydrocloriazide dan Irbesartan

sebanyak 5 resep, kombinasi captopril dan irbesartan sebanyak 4 resep, kombinasi

captopril dan hydroclortiazide sebanyak 1 resep, kombinasi captopril,

hydroclortiazide dan irbesartan sebanyak 1 resep.

American Society of Hypertension (ASH) mengeluarkan hasil studi

pada terapi kombinasi yang membagi kombinasi 2 obat ke dalam 3 kategori,

yaitu kategori 'pilihan', 'diterima' dan kategori 'kurang efektif'. Klasifikasi ini

didasarkan pada efikasi dalam menurunkan tekanan darah dan tolerabilitas.

Berikut ini adalah tabel rekomendasi kombinasi obat antihipertensi.


39

Tabel 7 Rekomendasi Kombinasi Obat Dalam Hipertensi

Kategori Kombinasi obat


Pilihan ACE inhibitor – Diuretik
ARB – Diuretik
ACE inhibitor – CCB
ARB – CCB
Diterima Beta-blocker – Diuretik
CCB (dihidropiridin) – Betablocker
CCB – Diuretik
Renin inhibitor – Diuretik
Renin inhibitor – ARB
Diuretik Tiazid – DiuretikHemat Kalium
Kurang efektif ACE inhibitor – ARB
ACE inhibitor – Beta-Blocker
ARB – Beta-blocker
CCB (nondihidropiridin) – Beta-blocker
Kombinasi antara ACEI dengan diuretik adalah kombinasi antihipertensi

yang paling banyak digunakan. Berdasarkan Tabel 4.6 kombinasi ACEI dengan

diuretik merupakan kombinasi kategori pilihan. Kombinasi ACEI dengan

diuretik memberikan efek sinergistik dan sekitar 85% pasien tekanan darahnya

dapat terkendali dengan kombinasi ini. Kombinasi antara ACEI dengan diuretik

tiazid dosis rendah dapat menghasilkan penurunan tekanan darah yang aditif.

Diuretik akan mengurangi volume intravaskular sehingga mengaktifkan sistem

renin-angiotensin-aldosteron. Dengan adanya ACEI akan terjadi kontraregulasi

yang menghambat pengaktifan sistem tersebut sehingga menghasilkan penurunan

tekanan darah yang aditif. Berdasarkan pada keamanan, efikasi, dan kinerja yang

menguntungkan dalam uji jangka panjang tersebut maka kombinasi ACEI

dengan diuretik dosis rendah dikategorikan sebagai kombinasi pilihan

(Wisudawan, dkk, 2012).


40

Kombinasi obat antihipertensi yang paling efektif adalah :

1. ACEI dengan diuretik

2. ARB dengan diuretik

3. Beta Bloker dengan diuretik

4. Diuretik dengan CCB

5. ACEI dengan CCB

6. Centra α2 agonist dengan diuretik

7. Alfa-I Blokers dengan diuretic (Puput, 2008)

4.2.2 Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Jumlahnya

Tabel 4.7 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan Jumlahnya

No Jenis obat Jumlah Persentase

(Tablet)

1 Captopril 300 61,5%

3 Hydroclortiazide 33 6,8%

2 Irbesartan 155 31,7%

Total 488 100%


41

Jumlah obat berdasarkan jenis


Captopril Irbesartan Hydroclortiazide

300
155
33
Captopril Irbesartan Hydroclortiazide

Gambar 4.7 Distribusi Penggunaan Obat Antihipertensi Berdasarkan

Jumlahnya

Berdasarkan hasil penelitian yang disajikan pada tabel 4.4, menunjukan

bahwa distribusi penggunaan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor,

diuretik dan antagonis angiotensin berdasarkan obat yang paling banyak

diresepkan di Apotek Sumber Waras Tegal adalah captopril dengan jumlah

persentase 61,5%, di peringkat ke dua adalah irbesartan dengan persentase

31,7%, di peringkat ke 3 adalah hydroclortiazide dengan jumlah persentase 6,8%.

ACE Inhibitor efektif untuk hipertensi ringan, sedang maupun berat.

Bahkan beberapa diantaranya dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti

captopril. Obat ini efektif pada sekitar 70% pasien. Kombinasi dengan diuretik

memberikan efek sinergistik (sekitar 85% pasien tekanan darahnya terkendali

dengan kombinasi ini), sedangkan efek hipokalemia diuretik dapat dicegah.

Kombinasi dengan beta bloker memberikan efek aditif. Kombinasi dengan


42

vasodilator lain, termasuk prazosin dan antagonis kalsium, memberikan efek

yang baik (Kisar, dkk. 2013).

Mekanisme kerja captopril adalah menghambat perubahan angiotensin I

menjadi angiotensin II sehingga terjadi vasodilatasi dan penurunan sekresi

aldosterone(Puput, 2008). Aldesteron bersifat retensi terhadap Na+ dan air

sehingga menyebabkan volume darah meningkat akibatnya tekanan darah

menjadi naik (Priyanto, 2008). Captopril apabila digunakan bersamaan dengan

obat hipertensi golongan diuretik sebaiknya dihindari karena menyebabkan

hipotensi mendadak (Puspitawati, 2008).

Penggunaan obat antihipertensi golongan ACE Inhibitor berupa batuk

merupakan efek samping yang paling sering terjadi dengan insiden 5-20%, lebih

sering terjadi pada wanita dan lebih sering terjadi pada malam hari. Dapat terjadi

segera atau setelah beberapa lama pengobatan. Diduga efek samping ini ada

kaitannya dengan peningkatan kadar bradikinin dan substansi P, dan atau

prostaglandin. Efek samping ini bergantung pada besarnya dosis dan bersifat

reversibel bila obat dihentikan. (Kisar, dkk. 2013).

Hasil dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Agus Wisudawan

dkk pada tahun 2012 yang berjudul Gambaran Penggunaan Antihipertensi di

Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Tidar Kota Magelang Periode Januari-Juni

2012, diperoleh Captopril merupakan jenis obat yang paling banyak digunakan

dari obat antihipertensi lainnya. Dengan hal ini menunjukan kesamaan hasil

penelitian dengan penelitian sebelumnya.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

kesimpulan bahwa obat antihipertensi yang paling banyak diresepkan di

apotek Sumber Waras adalah obat hipertensi dari golongan ACE inhibitor

yaitu captopril. Dalam kurun waktu tiga bulan yaitu bulan September-

November tahun 2017 sebanyak 300 tablet.

5.2 SARAN

Hasil penelitian perlu ditindaklanjuti dan untuk mengatasi hambatan

yang ditemui selama proses penelitian disarankan untuk dilakukan penelitian

lebih lanjut untuk mengetahui interaksi penggunaan obat antihipertensi

dengan obat-obat lain.

43
DAFTAR PUSTAKA

Apriza, N.S. 2014. Hubungan Perilaku Merokok Dengan Penyakit Hipertensi Pada

Laki – laki Usia 45-59 Tahun Di Desa Kuok Kecamatan Kuok Tahun 2013.

Jurnal Keperawatan STIKES Tuanku Tambusai Riau Vol 5

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013 (Rikesda).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006. Pharmaceutical Care untuk

Penyakit Hipertensi. Jakarta: Depkes RI.

Didi, A.S. 2017. Gambaran Penggunaan Obat Hipertensi Golongan Angiotensin

Converting Enzym (ACE) Inhibitor di Instalasi Farmasi Rawat Jalan Rs.

Bhakti Asih Brebes Periode Oktober-Desember 2016. Karya Tulis Ilmiah.

Tegal : DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama

Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2013.

Semarang: Dinkes Jateng.

Heri., Syaiful A., Fitriyanto., Husnil K., 2014. Penggunaan Obat Antihipertensi pada

Pasien Hipertensi Esensial di Poliklinik Ginjal Hipertensi RSUP DR. M.

Djamil 2011. Jurnal Kesehatan Andalas 2014 Vol III.

44
45

Ikawati, Zullies. 2008. Pengantar Farmakologi Molekuler. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Pusat Data dan Informasi

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.

M. Priyanto. Biomed. 2008. Farmakologi Dasar edisi II. Lembaga studi dan

konsultasi farmakologi (Leskonfi). 2008

Margareth .C., Halim., Retnosari. A., Sudibyo. S., 2015. Risiko Penggunaan ACE

Inhibitor Terhadap Kejadian Batuk Kering pada Pasien Hipertensi di RSUD

Cengkareng dan RSUD Tarakan DKI Jakarta. Jurnal Kefarmasian Indonesia

Vol VI

MIMS Indonesia. 2015 Petunjuk Konsultasi Edisi 14. Jakarta: Gramedia

Nurhayati, Sri Kusumadewi Dan Miladiyah, Isnatin. 2016.Sistem Pakar Pemilihan

Obat Antihipertensi Dan Interaksi Obat Atau Makanan. Infokes, Vol 6 No 1,

Juli 2016. INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli 2016

Pahlawan, M. Kaisar, Yesi Astir, Dan Irsan Saleh. 2013. Penggunaan Obat

Antihipertensi Pada Pasien Hipertensi Di Bagian Rawat Jalan RS

Muhammadiyah Palembang Periode Juli 2011–Juni 2012. Syifa’MEDIKA,

Vol. 4 (No.1), September 2013


46

Puguh. S. 2015. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Hipertensi Tentang

Penyakit Hipertensi Dengan Kepatuhan Regimen Terapeutik Di Kelurahan

Lirboyo Rw 03 Dan 08 Kota Kediri

Puput Puspitawati. 2008. Kajian Ketepatan Pemilihan Dan Dosis Obat Antihipertensi

Pada Penderita Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rsud Kota Salatiga Tahun

2008. Skripsi. Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta

Putu K. A., Evadewi., dan Luh Made K. S. 2013. Kepatuhan Mengonsumsi Obat

Pasien Hipertensi di Denpasar Ditinjau dari Kepribadian Tipe A dan Tipe B.

Jurnal Psikologi Udayana 2013 Vol I.

Rima Putri, Anggy. 2017. Penggunaan Obat Antihipertensi Dan Antiplatelet Pada

Pasien Stroke Rawat Inap Di Rs Pku Muhammadiyah Bantul. Jurnal Para

Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017

Rizkah Muchtar, Nur , Heedy Tjitrosantoso dan Widdhi Bodhi. 2015. Studi

Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang

Menjalani Perawatan Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode Juli

2013-Juni 2014
47

Siva alfiyah. 2017. Evaluasi Penggunaan Omeprazol Pada Penyakit Tukak Lambung

Di Apotek Sumber Waras. Karya tulis ilmiah. Tegal : DIII Farmasi Politeknik

Harapan Bersama

Wisudawan, agus, Rasojo pribadi, dan Puspita septi D. Gambaran Penggunaan

Antihipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Tidar Kota Magelang

Periode Januari-Juni 2012. Di unduh pada 20 Februari

2018. http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=3966

25

Puput Puspitawati. 2008. Kajian Ketepatan Pemilihan Dan Dosis Obat Antihipertensi

Pada Penderita Hipertensi Di Instalasi Rawat Inap Rsud Kota Salatiga Tahun

2008. Skripsi. Surakarta : Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah

Surakarta
49

LAMPIRAN
1. Suat permohonan ijin melakukan penelitian
50

2. Surat balasan ijin melakukan penelitian


51

3. Contoh resep obat antihipertensi tunggal

4. Contoh resep obat atihipertensi kombinasi


52

5. Irbesartan

6. Hydrochlortiazide
53

7. Captopril
GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI

DI APOTEK SUMBER WARAS TEGAL

Mochamad Haikal Fiqri, Aldi Budi Riyanta, Adila Prabasiwi


Email: fiqrih53@yahoo.co.id
DIII/IV XXXX Politeknik Harapan Bersama
Jln. Mataram No.09 Tegal
Telp/Fax (0283) 352000

Abstrak
Hypertension is a non-communicable disease that disrupts the heart and blood vessel system.
The purpose of this study was to determine the amount of antihypertension drug used for patients in
Sumber Waras Pharmacy of Tegal in period September-November 2017 by its type.

This research was a descriptive research, with a strongitative approach. Population and sample
data were taken from prescribing, with 39 prescriptions. Antihypertension drugs studied were ACE
inhibitor (captopril), angiotensin antagonists (irbesartan), diuretics (hydroclortiazide).

From the research, data obtained showed that captopril is the most antihypertension drug
prescribed with 61.5% (300 tablets), the second most irbesartan 31,7%, the third is hydroclortiazide
6,8%.

Keywords : hypertension, drug usage, pharmacy

1. Pendahuluan kebiasaan makan, aktivitas fisik,


konsumsi alkohol, merokok, stress dan
Penyakit jantung dan pembuluh kelebihan berat badan atau obesitas
darah adalah penyakit yang mengganggu (Apriza, 2014).
jantung dan sistem pembuluh darah
seperti penyakit jantung koroner (angina Obat antihipertensi yang
pektoris, akut miokard infark), direkomendasikan oleh WHO adalah
dekompensasio kordis, hipertensi, stroke, diuretik, beta blocker, calcium channel
penyakit jantung rematik, dan lain-lain. blocker, ACE inhibitor, angiotensin II
Kasus tertinggi penyakit tidak menular receptor blocker. Penggunaan obat
tahun 2013 pada kelompok penyakit antihipertensi dapat hanya satu obat
jantung dan pembuluh darah adalah saja atau pengobatan tunggal, atau
penyakit Hipertensi Esensial, yaitu
dapat dikombinasikan dengan obat lain
sebanyak 497.966 kasus (67,00%)
menurun dibanding tahun 2012 (554.771 bila perlu. Interaksi obat adalah situasi
kasus/67,57 %) (Dinkes Jateng, 2013). di mana suatu zat mempengaruhi
Hipertensi dapat disebabkan oleh dua aktifitas obat, yaitu meningkatkan atau
faktor yaitu oleh faktor yang tidak bisa menurunkan efeknya, atau
dikendalikan dan faktor yang bisa menghasilkan efek baru yang tidak
dikendalikan. Faktor risiko yang tidak diinginkan (Evadewi, 2013).
dapat dikendalikan meliputi keturunan,
jenis kelamin, umur dan ras. Adapun
faktor yang dapat dikendalikan meliputi
pasien tekanan darahnya terkendali
dengan kombinasi ini), sedangkan efek
2. Metode penelitian hipokalemia diuretik dapat dicegah.
Kombinasi dengan beta bloker
Penelitian menggunakan metode memberikan efek aditif. Kombinasi
deskriptif dengan melihat gambaran dengan vasodilator lain, termasuk prazosin
penggunaan obat antihipertensi di Apotek dan antagonis kalsium, memberikan efek
Sumber Waras Tegal, kriteria eksklusi yang baik (Kisar, dkk. 2013).
sampel antara lain semua resep yang Table 2. Jumlah Resep Per Bulan Mulai
terdapat obat antihipertensi golongan Dari Bulan September-November 2017
ACEi (captopril), Antagonis angiotensin
(irbesartan), Diuretik (hydroclorthiazide) Bulan Jumlah resep
di Apotek Sumber Waras periode
September – November 2017 dan September 20
didapatkan 39 resep.
Penelitian dilakukan dengan melihat Oktober 11
data resep pada bulan September – November 8
November 2017 yang kemudian data
dilakukan analisis menggunakan analisis Total 39
deskriptif.
Rata-rata 13
3. Hasil dan pembahasan
Tiap bulannya jumlah pasien
Pnelitian dilakukan pada 39 resep yang hipertensi menurun. Dengan begitu hal ini
ada di Apotek Sumber Waras. Hasil sama dengan data di peroleh dari Profil
penelitian menunjukan obat hipertensi Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2013,
jenis captopril merupakan obat hipertensi diketahui kasus hipertensi pada tahun
yang paling banyak diresepkan di Apotek 2011 sebanyak 634.860 kasus, pada tahun
Sumber waras. 2012 menurun menjadi 544.771, dan pada
tahun 2013 diketahui kasus hipertensi
Table 1. penggunaan obat hipertensi sebanyak 497.966 kasus.
berdasarkan jenisnya
Jenis obat Table 3. Karakteristik Resep Obat
hipertensi jumlah % Antihipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin
Pasien
captopril 300 61,5
hydroclorthiazide 33 6,8 N Jenis Jumlah Persenta
o kelamin (Resep) se
irbesartan 155 31,7
1 Laki-laki 9 23,1 %
2 Perempuan 30 76,9 %
ACE Inhibitor efektif untuk
Total 39 100 %
hipertensi ringan, sedang maupun berat.
Bahkan beberapa diantaranya dapat
Penurunan elastisitas pembuluh
digunakan pada krisis hipertensi seperti
darah arteri terjadi baik pada pria maupun
captopril. Obat ini efektif pada sekitar
wanita (Margareth, dkk, 2015). Hal ini
70% pasien. Kombinasi dengan diuretik
dapat terjadi karena pasien perempuan
memberikan efek sinergistik (sekitar 85%
bisa dikaitkan dengan proses menopause. Irbesartan merupakan obat hipertensi
Terjadinya hipertensi erat hubungannya yang paling banyak diresepkan untuk terapi
dengan hormone esterogen pada wanita tunggal karena memiliki efek kerja yang cepat
(Heri, dkk 2014). Hipertensi pada dan memiliki efek samping paling sedikit.
perempuan juga dapat disebabkan oleh Table 6. Distribusi Penggunaan Obat
obat kontraseptif oral dapat meningkatkan Antihipertensi Kombinasi Berdasarkan
tekanan darah dan resiko hipertensi Jenis Obat
meningkat dengan lamanya penggunaan
(Depatemen Kesehatan RI, 2006)

Table 4. Karakteristik Resep Obat No Kombinasi Jumlah


Antihipertensi Berdasarkan Usia Pasien 1 Captopril + 1
hydroclortiazide
No Usia Jumlah % 2 Captopril + 4
irbesartan
1 <64 tahun 19 48,8 3 Hydroclortiazide 5
+ irbesartan
4 Captopril + 1
2 18-64 20 51,2 hydroclortiazide
tahun
+ irbesartan
Total 39 100 Total 11

Usia dapat mempengaruhi 4. Kesimpulan


hipertensi, hal ini di dapatkan dari Obat hipertensi yang paling banyak
penelitian yang di lakukan oleh Nur diresepkan adalah golongan ACEi yaitu jenis
Rizkah Muchtar, dkk pada tahun 2015 captopril, sedangkan pasien dengan jenis
dengan judul penelitian Studi Penggunaan kelamin perempuan lebih banyak dari pada
Obat Antihipertensi Pada Pasiengagal laki-laki, dan pasien dengan usia 18-64 tahun
Ginjal Kronik Yang Menjalani Perawatan lebih banyak dari pasien lansia atau <64 tahun.
Di Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode Juli 2013 - Juni 2014. Dari hasil 5. Daftar pustaka
penelitian tersebut disimpulkan bahwa
semakin bertambah usia, semakin banyak Apriza, N.S. 2014. Hubungan Perilaku
yang mengalami hipertensi. Merokok Dengan Penyakit
Tabel 5. Distribusi Penggunaan
Hipertensi Pada Laki – laki
Obat Antihipertensi Tunggal Usia 45-59 Tahun Di Desa
Kuok Kecamatan Kuok Tahun
No Jenis obat Jumlah 2013. Jurnal Keperawatan
1 Captopril 13 STIKES Tuanku Tambusai Riau
2 Hydroclortiazide 1 Vol 5
3 Irbesartan 14 Badan Penelitian dan Pengembangan
Total 28 Kesehatan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia,
2013. Riset Kesehatan Dasar Margareth .C., Halim., Retnosari. A.,
2013 (Rikesda). Sudibyo. S., 2015. Risiko
Departemen Kesehatan Republik Penggunaan ACE Inhibitor
Indonesia, 2006. Terhadap Kejadian Batuk
Pharmaceutical Care untuk Kering pada Pasien Hipertensi
Penyakit Hipertensi. Jakarta: di RSUD Cengkareng dan
Depkes RI. RSUD Tarakan DKI Jakarta.
Didi, A.S. 2017. Gambaran Jurnal Kefarmasian Indonesia
Penggunaan Obat Hipertensi Vol VI
Golongan Angiotensin MIMS Indonesia. 2015 Petunjuk
Converting Enzym (ACE) Konsultasi Edisi 14. Jakarta:
Inhibitor di Instalasi Farmasi Gramedia
Rawat Jalan Rs. Bhakti Asih Nurhayati, Sri Kusumadewi Dan
Brebes Periode Oktober- Miladiyah, Isnatin.
Desember 2016. Karya Tulis 2016.Sistem Pakar Pemilihan
Ilmiah. Tegal : DIII Farmasi Obat Antihipertensi Dan
Politeknik Harapan Bersama Interaksi Obat Atau Makanan.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah, 2014. Infokes, Vol 6 No 1, Juli 2016.
Profil Kesehatan Provinsi INFOKES, VOL 6 NO 1, Juli
Jawa Tengah 2013. Semarang: 2016
Dinkes Jateng. Pahlawan, M. Kaisar, Yesi Astir, Dan
Heri., Syaiful A., Fitriyanto., Husnil Irsan Saleh. 2013. Penggunaan
K., 2014. Penggunaan Obat Obat Antihipertensi Pada
Antihipertensi pada Pasien Pasien Hipertensi Di Bagian
Hipertensi Esensial di Rawat Jalan RS
Poliklinik Ginjal Hipertensi Muhammadiyah Palembang
RSUP DR. M. Djamil 2011. Periode Juli 2011–Juni 2012.
Jurnal Kesehatan Andalas Syifa’MEDIKA, Vol. 4 (No.1),
2014 Vol III. September 2013
Ikawati, Zullies. 2008. Pengantar Puguh. S. 2015. Hubungan Tingkat
Farmakologi Molekuler. Pengetahuan Penderita
Yogyakarta: Gadjah Mada Hipertensi Tentang Penyakit
University Press. Hipertensi Dengan Kepatuhan
Kementerian Kesehatan Republik Regimen Terapeutik Di
Indonesia, 2014. Pusat Data Kelurahan Lirboyo Rw 03 Dan
dan Informasi Kementerian 08 Kota Kediri
Kesehatan Republik Indonesia. Puput Puspitawati. 2008. Kajian
Jakarta: Kemenkes RI. Ketepatan Pemilihan Dan
M. Priyanto. Biomed. 2008. Dosis Obat Antihipertensi Pada
Farmakologi Dasar edisi II. Penderita Hipertensi Di
Lembaga studi dan konsultasi Instalasi Rawat Inap Rsud Kota
farmakologi (Leskonfi). 2008 Salatiga Tahun 2008. Skripsi.
Surakarta : Fakultas Farmasi /?ref=browse&mod=viewarticl
Universitas Muhammadiyah e&article=396625
Surakarta Puput Puspitawati. 2008. Kajian
Putu K. A., Evadewi., dan Luh Made Ketepatan Pemilihan Dan
K. S. 2013. Kepatuhan Dosis Obat Antihipertensi Pada
Mengonsumsi Obat Pasien
Penderita Hipertensi Di
Hipertensi di Denpasar Ditinjau
dari Kepribadian Tipe A dan Instalasi Rawat Inap Rsud Kota
Tipe B. Jurnal Psikologi Salatiga Tahun 2008. Skripsi.
Udayana 2013 Vol I. Surakarta : Fakultas Farmasi
Rima Putri, Anggy. 2017. Penggunaan Universitas Muhammadiyah
Obat Antihipertensi Dan Surakarta
Antiplatelet Pada Pasien
Stroke Rawat Inap Di Rs Pku
Muhammadiyah Bantul. Jurnal
Para Pemikir Volume 6 Nomor
2 Juni 2017
Rizkah Muchtar, Nur , Heedy
Tjitrosantoso dan Widdhi
Bodhi. 2015. Studi
Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Pasien
Gagal Ginjal Kronik Yang
Menjalani Perawatan Di Rsup
Prof. Dr. R. D. Kandou
Manado Periode Juli 2013-
Juni 2014
Siva alfiyah. 2017. Evaluasi
Penggunaan Omeprazol Pada
Penyakit Tukak Lambung Di
Apotek Sumber Waras. Karya
tulis ilmiah. Tegal : DIII
Farmasi Politeknik Harapan
Bersama
Wisudawan, agus, Rasojo pribadi, dan
Puspita septi D. Gambaran
Penggunaan Antihipertensi Di
Poliklinik Penyakit Dalam
RSUD Tidar Kota Magelang
Periode Januari-Juni 2012. Di
unduh pada 20 Februari
2018. http://id.portalgaruda.org

Anda mungkin juga menyukai