Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH OBAT HIGH ALERT

NAMA : MAGFIRAH ALAM

NIM : NH0519038

KELAS : FARMASI B

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

NANI HASANUDDIN

MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt, yang memberikan nikmat-Nya sehingga


penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah tentang contoh obat-obat
High Alert untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Komunitas. Shalawat dan
salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena berkat beliaulah kita
dapat merasakan pendidikan seperti saat sekarang ini. Dalam penulisan dan
penyelesaian makalah ini penulis tidak terlepas dari bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak terutama dosen pembimbing yaitu ibu Ferna Indriyani. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada beliau dan terima kasih juga
penulis ucapkan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian makalah
ini.
Mudah-mudahan segala bantuan dan dorongan yang diberikan mendapat
imbalan dari Allah swt. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan juga
bagi penulis.

Makassar, 1 April 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL…………..………………………………………………………….
KATA PENGANTAR………………………………………………………...
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .………………………………………………………
B. Tujuan …………..…………………………………………………….
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi. Obat High Alert ……... ……..…........................................
B. Contoh Obat High Alert.... ...........................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ………………………………………………………….
B. Saran …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat
penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang
digunakan untuk memengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan,
pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia.
High alert medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam
menyebabkan komplikasi, efek samping, atau bahaya yang dapat merugikan
pasien. Hal ini dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan
keamanan yang sempit atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya
kesalahan.  metode yang digunakan untuk meminimalisasi kesalahan ini
meliputi beberapa strategi seperti, meningkatkan akses informasi mengenai
high alert medications, membatasi akses terhadap obat high alert,
menggunakan huruf tallman, menggunakan label dan tanda ‘peringatan’
untuk obat high alert, menstandarisasi    prosedur    mengenai penyimpanan,
persiapan, dan pemberian high alert medications, melakukan prosedur
pengecekan ganda ̧untuk obat-obat tertentu.

B. Tujuan
Mengetahui tentang obat High Alert beserta contoh obat dan indikasi,
ESO, aturan pakai, dan farmakologinya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Obat High Alert


Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high-alert medications) adalah
obat yang persentasinya tinggi dalam menyebabkan terjadi kesalahan/error
dan/atau kejadian sentinel (sentinel event), obat yang berisiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome) demikian
pula obat-obat yang tampak mirip/ucapan mirip (Nama Obat, Rupa dan
Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike Sound-Alike/ LASA).
Daftar obat-obatan yang sangat perlu diwaspadai tersedia di WHO.
Yang sering disebut-sebut dalam isu keamanan obat adalah pemberian
elektrolit konsentrat secara tidak sengaja (misalnya, kalium/potasium klorida
[sama dengan 2 mEq/ml atau yang lebih pekat)], kalium/potasium fosfat
[(sama dengan atau lebih besar dari 3 mmol/ml)], natrium/sodium klorida
[lebih pekat dari 0.9%], dan magnesium sulfat [sama dengan 50% atau lebih
pekat].

B. Contoh Obat High Alert


1. Amiodaron
Amiodarone adalah obat untuk mengatasi beberapa jenis aritmia
yang berbahaya dan serius, seperti fibrilasi ventrikular atau takikardia
ventrikular. Pengobatan dengan amiodarone merupakan langkah lanjutan
apabila obat antiaritmia lain tidak memberikan efek pada pasien.
a. Indikasi
Indikasi utama amiodarone adalah aritmia ventrikel pada pasien
dewasa, misalnya pada  pulseless ventricular tachycardia atau
fibrilasi ventrikel yang tidak responsif dengan kompresi jantung. 
b. ESO/Efek Saamping
Beberapa efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan
amiodarone adalah:
1) Mual atau muntah
2) Konstipasi
3) Pusing
4) Nafsu makan hilang
5) Gemetar atau lelah yang tidak biasa
6) Demam
7) Hipotensi (tekanan darah rendah)
8) Penglihatan kabur
9) Gangguan pencernaan
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika keluhan yang disebutkan di atas
tidak kunjung reda atau semakin parah. Segera hubungi dokter jika
Anda mengalami reaksi alergi obat atau mengalami efek samping
yang lebih serius, seperti:
a) Batuk atau sakit saat bernapas
b) Pusing yang sangat berat, bahkan sampai ingin pingsan
c) Kesemutan atau mati rasa di jari kaki atau jari tangan
d) Demam tinggi
e) Denyut jantung tidak teratur
f) Kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari
c. Aturan pakai
Dosis amiodarone yang diberikan oleh dokter tergantung pada
kondisi kesehatan pasien dan bentuk sediaan obat. Berikut adalah
penjelasannya:
Kondisi: Aritmia ventrikel atau supraventrikel
1) Bentuk: Tablet
Dewasa: Dosis awal 200 mg, 3 kali sehari, selama 1 minggu. Dosis
selanjutnya dapat dikurangi menjadi 200 mg, 2 kali sehari. Dosis
pemeliharaan ≤200 mg per hari, tergantung respons tubuh pasien.
2) Bentuk: Suntik
Dewasa: Dosis awal 5 mg/kgBB, melalui infus, selama 20–120
menit. Dosis dapat diulang hingga 1.200 mg per hari. Untuk kasus
darurat, dosisnya 150–300 mg melalui suntikan pelan, selama ≥3
menit, dosis bisa diulang setidaknya 15 menit setelah dosis
pertama.

Kondisi: Pulseless ventricular fibrillation (VF) atau pulseless


ventricular tachycardia (VT)

1) Bentuk: Suntik
Dewasa: Dosis awal 300 mg atau 5 mg/kgBB dengan suntikan
cepat. Dosis lanjutan 150 mg atau 2,5 mg/kgBB jika kondisi
berlanjut.

Dosis untuk anak-anak akan ditentukan langsung oleh dokter


berdasarkan berat badan dan usia pasien.

d. Famakologi
Efek farmakologi yang muncul antara lain:
1) Peningkatan lama potensial aksi dan periode refrakter jantung.
2) Penurunan konduksi nodus AV dan perpanjangan interval PR:
diduga terkait efek blokade kanal kalsium. Blok pada kanal
kalsium dan reseptor beta juga menurunkan kerja nodus SA dan
dapat menyebabkan sinus bradikardi.
3) Blok pada kanal natrium inaktif memperpanjang depolarisasi fase 0
sehingga menurunkan kecepatan konduksi ventrikel yang terlihat
pada EKG sebagai pelebaran kompleks QRS[4,8]

2. Warfarin
Warfarin adalah obat yang digunakan sebagai pengencer darah pada
pasien yang memiliki indikasi penggumpalan darah. Warfarin bekerja
dengan menghambat sintesa dari faktor koagulasi vitamin K-dependen II,
VII, IX, dan X, sehingga warfarin secara tidak langsung mengurangi
jumlah faktor-faktor pembeku darah. Warfarin digunakan pada penderita
fibrilasi atrium untuk mencegah stroke, dan pada pasien pasca operasi
penggantian katup jantung.
a. Indikasi
Indikasi dan dosis pemberian warfarin berbeda-beda tergantung
kondisi pasien, misalnya untuk stroke dengan dosis inisial 2-5 mg,
per oral, sekali sehari, selama 2 hari. Lanjutkan dengan dosis
rumatan berdasarkan target international normalized ratio (INR).
b. ESO/Efek samping\
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Warfarin,
antara lain:
1) Gangguan hati
2) Mual
3) Muntah
4) Diare
5) Nyeri perut bagian atas
6) Gatal
7) Demam
c. Aturan pakai
Warfarin merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat
keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep
dokter. Selain itu, dosis penggunaan Warfarin juga harus
dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum
digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap
individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
1) Dosis awal: diberikan dosis 5 mg per hari.
2) Dosis pemeliharaan: diberikan dosis 3-9 mg per hari, diwaktu
yang sama.
d. Farmakologi
Farmakologi warfarin secara umum bekerja sebagai penghambat
faktor koagulasi tergantung vitamin K seperti faktor II, VII, IX, X,
dan antikoagulan protein C dan S.

3. Simarc 2 mg
Simarc 2 mg merupakan obat dengan kandungan Warfarin 2 mg.
Warfarin adalah obat antikoagulan. Obat ini bekerja menghambat
koagulasi dengan jalan mencegah reduksi vitamin K secara enzimatik di
dalam hati sehingga aktivasi faktor pembekuan darah terganggu atau
tidak terjadi. Obat ini digunakan sebagai profilaksi embolisasi pada
penyakit jantung rematik dan fibrilasi atrium, setelah pemasangan katup
jantung prostetik, profilaksis pengobatan trombosis vena, dan serangan
iskemik cerebral yang transien.
a. Indikasi
Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis. Pencegahan dan
pengobatan trombosis vena.
b. ESO Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Simarc-
2, antara lain:
1. Pendarahan
2. Ileus paralitik
3. Perdarahan uterus berlebiha
4. Nekrosis kulit dan jaringan lain.
c. Aturan pakai : setelah makan
d. Farmakologi

4. Metrix
Metrix adalah obat untuk menurunkan gula darah pada penderita diabetes
tipe 2. Obat ini mengandung glimepiride dan termasuk golongan obat
keras yang perlu dibeli dengan resep dokter.
a. Indikasi
Menurunkan gula darah tidak terkontrol pada penderita diabetes tipe
2. 
b. ESO
Efek samping antara lain :
1) Muntah
2) Nyeri saluran cerna
3) Diare
4) Hipoglikemia (rendahnya kadar gula darah)
5) Gangguan fungsi hati
6) Reaksi alergi pada kulit.
7) Leukopenia (penurunan jumlah leukosit dalam darah di bawah
batas minimal
8) Trombositopenia (penurunan jumlah platelet dalam darah di
bawah batas minimal)
c. Aturan pakai
Tablet harus ditelan tanpa dikunyah dengan cairan yang cukup (1⁄2
gelas) dan dikonsumsi segera sebelum atau saat sarapan.
d. Farmakologi
Kerja intra pankreas, meningkatkan eksresi insulin dari sel beta
pankreas dan kerja ekstra pankreas mempermudah transpor insulin
melewati sel endotel dengan meningkatkan translokasi GLUT4
sebanyak 3-4 kali.

5. Forbetes
Forbetes adalah obat yang mengandung metformin dan merupakan
golongan antidiabetes yang khusus digunakan untuk pengidap diabetes
tipe 2. Forbetes dapat dikonsumsi sendiri atau dikombinasikan dengan
obat antidiabetes lain. Forbetes menurunkan kadar gula darah yang tinggi
dengan cara membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin. Insulin
adalah hormon yang mengatur kadar gula di dalam tubuh. Forbetes
adalah obat yang sering dianjurkan sebagai langkah penanganan pertama
bagi pengidap diabetes tipe 2.
a. Indikasi
Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis. Terapi awal untuk
diabetes dewasa dengan keadaan kelebihan berat badan serta kadar
gula darah yang tidak dapat dikendalikan hanya dengan diet saja.
Terapi kombinasi untuk kegagalan terapi sulfonilurea primer atau
sekunder. Terapi tambahan pada insulin-dependent diabetes mellitus
(iddm) atau diabetes tipe 1 untuk mengurangi dosis insulin.
b. ESO (efek samping)
Efek samping penggunaan Forbetes yang mungkin terjadi adalah:
1) Sakit perut
2) Sembelit
3) Perut kembung
4) Dispepsia / mulas
5) Pusing, sakit kepala
6) Infeksi pernapasan atas
7) Gangguan rasa
c. Aturan pakai

Sebaiknya diminum bersama makanan, untuk dosis 1 x sehari


diberikan bersama makan malam. Telan utuh, jangan dipotong,
dikunyah, atau dihancurkan.

6. Glucobay
a. Indikasi
IFORMASI OBAT INI HANYA UNTUK KALANGAN MEDIS.
Terapi untuk pasien Diabetes Melitus yang tidak dapat diatur hanya
dengan diet.
b. ESO
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Glucobay,
yaitu:
1) Perut kembung.
2) Sakit perut, diare, mual, muntah.
3) Hepatitis, reaksi kulit, dan edema.
c. Aturan pakai
Dikonsumsi bersama satu suapan pertama makanan atau ditelan utuh
dengan sedikit air segera sebelum makan.

7. Antiplat
Antiplat tablet adalah obat yang digunakan untuk mencegah
penggumpalan darah dan mengencerkan darah (antiplatelet). Obat ini
merupakan obat keras yang harus menggunakan resep dokter. Antiplat
tablet mengandung zat aktif silostazol.
a. Indikasi
1) Mengurangi berbagai keadaan yang ditimbulkan oleh
kekurangan suplai darah ke jaringan atau organ tubuh karena
permasalahan pada pembuluh darah (iskemia) yang disebabkan
penyakit oklusif arteri kronis.

2) Mengobati nyeri yang timbul saat berolahraga


(klaudikasio intermiten).

b. ESO
1) Sakit kepala. Jika Anda mengalami sakit kepala mintalah
apoteker untuk merekomendasikan obat penghilang rasa sakit
yang sesuai untuk Anda. Jika sakit kepala terus berlanjut, segera
hubungi dokter Anda.
2) Diare. Jika Anda mengalami diare setelah mengonsumsi
silostazol, minumlah banyak air untuk mengganti cairan yang
hilang.
3) Pusing atau kelelahan. Jika Anda mengalami pusing atau
kelelahan, jangan mengemudi dan jangan menggunakan alat
atau mesin.
4) Mual, muntah, gangguan pencernaan, sakit perut, dan perut
kembung. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa hal
tersebut, cobalah mengonsumsi makanan yang sederhana dan
hindari makanan yang berat atau makanan yang pedas.
5) Kehilangan nafsu makan, detak jantung cepat, nyeri dada, pilek,
pergelangan kaki atau kaki bengkak, ruam kulit gatal.
Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa hal tersebut,
segeralah hubungi dokter Anda.
c. Aturan pakai
Sebaiknya dikomsumsi dalam keadaan perut kosong, konsumsi
minimal 30 menit sebelum atau 2 jam sesudah makan.

8. Reotal
a. Indiksi
Penyakit arteri oklusif perifer dan gangguan sirkulasi arterivena
karena arteriosklerosis atau DM; gangguan tropik. Gangguan
sirkulasi serebral, kondisi iskemik dan pasca apoplektik.
b. ESO
Gangguan gastrointestinal, sakit kepala, pusing, agitasi, gangguan
tidur, kemerahan pada wajah
c. Aturan pakai
Penggunaan reotal juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan
apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis
penggunaan nya berbeda-beda setiap individu tergantung berat
tidaknya penyakit yang diderita.
1) Dewasa: Per Oral Tablet : 400 mg 3 kali sehari, dapat dikurangi
menjadi 400 mg 3 kali sehari sesuai toksisitas.
9. Inviclot
Inviclot merupakan sediaan obat injeksi yang memiliki komposisi
Heparin Sodium 5.000 IU/mL yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
penggumpalan darah. Heparin Sodium bekerja didalam tubuh dengan
cara menghambat kerja faktor pembekuan darah , yaitu protein dalam
tubuh yang berperan dalam proses pembekuan darah.
a. Indikasi
Inviclot dapat digunakan sebagai obat untuk pengencer darah
(Antikoagulan)
b. ESO
Efek samping yang mungkin terjadi adalah:
1) Dapat terjaidnya alergi dan rasa sakit pada area yang disuntikan.
2) Dapat terjadi perdarahan dbawah kulit.
3) Dapat terjadinya kerapuhan pada tulang.
4) Dapat meningkatkan enzim hati.
c. Aturan pakai
Aturan penggunaan Inviclot secara umum adalah:
1) Dosis untuk cuci darah: 7,500-12,500 IU diberikan secara
intravena dilanjutkan dengan 5,000-10,000 IU tiap 4 jam di
infus terus menerus.
2) Dosis heparin rendah: 2-3 kali sehari 5,000 IU tanpa harus
kontrol ke lab.

10. Lantus injeksi


a. Indikasi
Informasi obat ini hanya untuk kalangan medis. Pengobatan Diabetes
Melitus pada orang dewasa, remaja dan anak berusia 2 tahun dan
diatasnya.
b. ESO
Beberapa efek samping  yang umum terjadi akibat
konsumsi Lantus adalah hipoglikemia. Hal ini dapat ditandai dengan
keringat dingin, badan gemetar, penglihatan kabur, lemas, kesemutan
pada tangan dan kaki, serta rasa lapar yang meningkat.
c. Atura pakai
Injeksi secara subkutan.
d. Farmakologi
Insulin glargine adalah analog insulin manusia, diperoleh spesies
DNA rekombinan bakteri Escherichia coli (strain K12). Ia memiliki
kelarutan yang rendah dalam lingkungan netral. Sebagai bagian dari
Lantus® SoloSTAR® itu benar-benar larut, asalkan solusi medium
asam untuk injeksi (pH = 4). Setelah pengenalan solusi lemak
subkutan karena keasaman yang bereaksi dengan pembentukan
menetralkan mikropretsipitatov, yang terus-menerus dirilis dalam
jumlah kecil glargine insulin, menyediakan mulus (tanpa puncak)
kurva profil “Konsentrasi-time”, dan efek berkepanjangan obat.

11. Lidocain injeksi


Lidocaine injeksi (suntik) digunakan untuk membuat mati rasa sebagian
area tubuh (obat bius lokal), sebelum dilakukan proses penjahitan luka
robek atau operasi Caesar. Selain itu, Lidocaine injeksi juga digunakan
untuk mengatasi aritmia atau gangguan irama jantung. Penggunaan Obat
ini harus dengan Resep Dokter.
a. Indikasi
Lidocaine injeksi (suntik) digunakan untuk membuat mati rasa
sebagian area tubuh (obat bius lokal), sebelum dilakukan proses
penjahitan luka robek atau operasi Caesar.
b. ESO
Efek samping yang terjadi selama penggunaan Lidocaine Injeksi:
1) Bradikardi (denyut jantung dibawah normal)
2) Edema
3) Hipotensi
4) Kecemasan
5) Koma
6) Kebingungan
7) Kantuk
8) Halusinasi dan eufhoria (kesenangan)
9) Sakit kepala
10) Lesu, gugup
11) Kejang
12) Bicara cadel
13) Mual dan muntah
14) Memar dan iritasi
c. Aturan pakai
Lidocaine merupakan golongan obat keras. Obat ini memerlukan
resep dokter untuk pembelian serta penggunaannya.
d. Farmakologi
Farmakologi lidocaine adalah dengan memblokade kanal natrium,
sehingga mencegah konduksi impuls. Lidocaine memiliki bagian
lipofilik (cincin aromatik) yang dihubungkan dengan bagian
hidrofilik melalui  rantai amide. Bagian lipofilik ini meningkatkan
potensi dan durasi, serta mempengaruhi mekanisme kerja lidocaine.
Lidocaine biasanya tersedia dalam bentuk garam, yaitu lidocaine
HCl. Selain itu, lidocaine kerap kali dikombinasikan dengan
epinefrin untuk memperpanjang durasi anestesi lokal.

12. Ketalar injeksi


Ketalar merupakan sediaan injeksi yang mengandung Ketamine HCl,
sediaan obat ini diproduksi oleh Pfizer Indonesia. Ketalar digunakan
sebagai anastetik tunggal (penghilang rasa sakit) untuk diagnostik dan
prosedur pembedahan yang tidak memerlukan relaksasi otot skeletal,
sebagai induksi anestesi (obat bius) sebelum pemberian anestetik umum
lainya
a. Indikasi
Ketalar digunakan sebagai anastesi (obat bius) lokal ataupun total
sebelum pembedahan.
b. ESO
Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Ketalar,
yaitu:
1) Mimpi, halusinasi, kebingungan, perilaku irasional.
2) Peningkatan tonus otot kadang menyerupai kejang.
3) Hipertensi sementara dan gangguan detak jantung (takikardia,
bradikardia, aritmia).
4) Mual dan muntah.
5) Ruam dan nyeri sementara pada tempat Injeksi.
c. Aturan pakai
Aturan penggunaan Ketalar secara umum adalah:
1) Intravena: diberikan dosis 1-4.5 mg/kg berat badan sebagai
injeksi (disuntikkan ke pembuluh darah) atau infus 0.5-2 mg/kg.
2) Intramuskular: 6.5-13 mg/kg berat badan disuntikkan ke dalam
otot.

13. Miloz injeksi


a. Indikasi
Miloz adalah obat bius berbentuk cairan suntik yang mengandung
bahan aktif midazolam dan termasuk golongan obat benzodiazepine.
Biasanya dokter akan menyuntikkan obat bius ini ketika pasien akan
menjalani prosedur medis seperti operasi atau pembedahan. Obat
bius ini dapat membuat seorang pasien kebal dari rasa sakit dan nyeri
untuk sesaat.
b. ESO
Beberapa efek samping obat bius yang paling umum di antaranya :
1) Mengantuk
2) Pusing
3) Sakit kepala ringan
4) Mual dan muntah
5) Pandangan kabur
6) Bersin-bersin
7) Hidung meler
8) Badan lemas tidak bertenaga
9) Amnesia atau hilang ingatan ringan setelah menjalani prosedur
c. Aturan pakai
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti dari nasihat medis.
Selalu konsultasikan pada dokter atau apoteker Anda sebelum
memulai pengobatan.

14. Dopamin injkesi


a. Indikasi
Dopamine digunakan untuk mengobati gagal jantung akut.
b. ESO
Efek samping penggunaan Dopamine yang mungkin terjadi adalah:
1) Arrythmia (gangguan irama jantung).
2) Nyeri dada.
3) Palpitasi (jantung berdegub kencang).
4) Mual, muntah.
5) Sakit kepala.
6) Kecemasan.
7) Hipertensi, hipotensi (tekanan darah tinggi atau rendah
c. Aturan pakai
Dopamine termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu
penggunaan obat ini harus sesuai anjuran dan resep dokter.

15. Digoxin injeksi


Digoxin adalah obat generik yang digunakan untuk terapi pengobatan
gagal jantung kronik dan akut dan meningkatkan kekuatan jantung.
Digoxin dapat di gunakan untuk mengobati gangguan irama jantung
(aritmia) yang tidak teratur, dapat menurunkan risiko pembekuan darah,
mengurangi risiko anda untuk terkena serangan jantung atau stroke.
Digoxin bekerja dengan cara meningkatkan kekuatan kontraksi otot
jantung.
a. Indikasi
Digoxin digunakan untuk mengobati gagal jantung dan gangguan
irama jantung.
b. ESO
Efek samping penggunaan Digoxin yang mungkin terjadi adalah:
1) Aritmia (gangguan irama jantung)
2) Gangguan konduksi jantung
3) Gangguan penglihatan (penglihatan kabur atau kuning).
4) Diare, mual, muntah.
5) Gangguan otak, pusing, gangguan sistem saraf pusat.
6) Ruam, urtikaria (gatal biduran).
7) Berpotensi Fatal: Toksisitas Digoxin
c. Aturan pakai
Digoxin termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa
didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

16. Arixtra
a. Indikasi
Arixtra digunakan untuk pencegahan venous thromboembolic events
(VTE) pada pasien yang menjalani pembedahan ortopedi mayor
pada anggota badan bagian bawah, seperti fraktur tulang pinggul,
operasi penggantian lutut atau pinggul, pasien yang menjalani
operasi perut yang berisiko komplikasi tromboemboli, pasien yang
berisiko komplikasi tromboemboli karena penyakit akut, pengobatan
akut deep vein thrombosis (DVT), pengobatan akut pulmonary
embolism (PE).
b. ESO
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Arixtra
adalah:
1) Anemia
2) Perdarahan
3) Purpura
4) Edema 
c. Aturan pakai
Arixtra termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa
didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

17. Pletaal
a. Indikasi
Pengobatan gejala iskemia seperti ulkus, rasa sakit dan dingin yang
disebabkan karena adanya penyumbatan arteri kronis, pencegahan
kambuhan infark otak.
b. ESO
Denyut jantung cepat. Jantung berdebar-debar (palpitasi). Nyeri
dada. Pusing
c. Aturan pakai : sebelum dan sesudah makan
d. Farmakologi terapi sistemik khususnya mengurangi gejala dari
klaudikasio intermiten yaitu gejala nyeri otot yang terjadi pada
aktivitas ringan (nyeri, kram, mati rasa atau rasa lelah).

18. Raivas injeksi


Raivas merupakan obat yang di produksi oleh Ferron Par
Pharmaceuticals. Obat ini mengandung Norepinefrin bitartrate
monohydrate yang diindikasikan untuk Kontrol Bronkopneumonia dalam
keadaan hipotensi akut. Pengobatan ajuvan untuk henti jantung dan
hipotensi berat. Pemulihan dan pemeliharaan tekanan darah yang adekuat
setelah mendapatkan nadi dan ventilasi jantung.
a. Indikasi
Raivas diindikasikan untuk pengobatan infeksi paru-paru dan
sebagai terapi tambahan henti jantung dan hipotensi berat.
b. ESO
Efek Samping yang dapat timbul adalah cidera iskemik, bradikardia
(denyut jantung lambat), kecemasan, sakit kepala sementara,
nekrosis ekstravasasi di tempat injeksi.
c. Aturan pakai
Penggunaan Raivas injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis.
19. Induxin injeksi
a. Indikasi
Induxin digunakan untuk meningkatkan kontraksi uterus, agar proses
persalinan dapat berjalan lebih cepat. Selain itu, dapat membantu
menghasilkan kontraksi uterus pada kala III persalinan, sehingga
dapat mengontrol perdarahan postpartum (setelah melahirkan).
b. ESO
Efek samping yang mungkin terjadi adalah:
1) Penyakit kuning.
2) Gangguaan irama jantung aritmia, bradikardia.
3) Kerusakan sistem saraf pusat.
4) Perdarahan retina.
5) Hipotensi sementara.
6) Iritasi hidung.
7) Kontraksi hebat.
8) Mual, muntah.
c. Aturan pakai
Penggunaan induxin injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis.
Aturan penggunaan Induxin secara umum adalah:
1) Intravena
Perdarahan postpartum Dewasa: 10-40 unit dengan infus dalam
1000 mL cairan IV dengan kecepatan yang cukup untuk
mengendalikan atonia uteri.
2) Tambahan dalam aborsi Dewasa: 10-20 miliunit / menit. Dosis
total maks: 30 unit dalam periode 12 jam.
3) Induksi persalinan Dewasa: 1-2 miliunit / menit, dapat
meningkat pada interval setidaknya 30 menit hingga maksimal
3-4 kontraksi terjadi setiap 10 menit.

20. Methotrexate
Methotrexate adalah obat untuk mengatasi berbagai jenis kanker. Obat
ini juga digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan psoriasis
yang parah dan tidak dapat ditangani dengan obat-obatan lain.
a. Indikasi
Untuk mengatasi berbagai jenis kanker, psoriasis, dan rheumatoid
arthritis
b. ESO
Ada beberapa efek samping yang bisa terjadi akibat penggunaan
methotrexate, antara lain:
1) Demam
2) Sakit kepala
3) Mual
4) Hilang nafsu makan
5) Sakit maag
6) Mata merah
7) Gusi bengkak
8) Rambut rontok
c. Aturan pakai
Gunakan air putih untuk menelan tablet secara utuh. Hindari
mengonsumsi obat dengan susu. Jika muncul nyeri lambung,
maka methotrexate tablet dapat dikonsumsi setelah makan.
Konsumsi methotrexate tablet sesuai dosis yang telah dianjurkan
oleh dokter.
d. Farmakologi antagonis folat. Lebih khusus lagi, MTX bekerja untuk
menghambat dihidrofolat reduktase, enzim yang diperlukan dalam
produksi perantara asam folat yang dibutuhkan untuk replikasi DNA
dan sintesis protein.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah di atas yaitu High alert
medications memiliki risiko yang lebih tinggi dalam menyebabkan
komplikasi, efek samping, atau bahaya yang dapat merugikan pasien. Hal ini
dapat dikarenakan adanya rentang dosis terapeutik dan keamanan yang sempit
atau karena insidens yang tinggi akan terjadinya kesalahan.

B. Saran
Saran kepada pembaca adalah agar pembaca tidak hanya memacu pada
materi didalam makalah ini melainkan mencari referensi yang lain diluar
makalah, dan diharapkan adanya pengembangan lebih lanjut atas kekurangan
dalam makalah ini, serta memaklumi kesalahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republic Indonesia Nomor


1027/Menkes/Sk/Ix/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di
Apotek, Jakarta: Depertemen Kesehatan Republik Indonesia

https://krakataumedika.com/info-media/artikel/meningkatkan-keamanan-obat-
obatan-yang-harus-diwaspadai

https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/

https://omedicine.info/id/lantus-solostar.html

Anda mungkin juga menyukai