Anda di halaman 1dari 97

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN


MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI DUSUN
TOBINGKAR DESA TOBAI TENGAH
SOKOBANAH SAMPANG

STUDI KASUS

Oleh :
KHODAIFI
NIM.17.045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK
NEGERI MADURA
TAHUN 2020
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN
MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI DUSUN
TOBINGKAR DESA TOBAI TENGAH
SOKOBANAH SAMPANG

STUDI KASUS

Karya Tulis ini disusun sebagai tugas akhir


Program Studi DIII Keperawatan Jurusan
Kesehatan Politeknik Negeri Madura

Oleh:

KHODAIFI
NIM.17.054

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


JURUSAN KESEHATAN POLITEKNIK
NEGERI MADURA
TAHUN 2020

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya bersumpah bahwa karya tulis ilmiah studi kasus ini adalah hasil

karya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh orang lain untuk memperoleh

gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun.

Pamekasan, 09 Juli 2020

Yang menyatakan

Khodaifi
NIM. 17. 045

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep,. M.Kes Anggeria Oktavisa Denta ,S.Si.,MM.,M.,M.biotech


NIK. 4110182015 NIK.4110182018

Ketua
Jurusan Kesehatan

Anggeria Oktavisa D, S.Si., MM., M.Biotech


NIK.4110182018

iii
LEMBARAN PERSETUJUAN

Karya tulis ilmiah oleh : Khodaifi


Judul : Asuhan Keperawatan Dengan Masalah KetidakPatuhan
Minum Obat Pada Pasien Hipertensi.

Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disetujui isi serta susunanya,

sehingga dapat diajukan dalam ujian sidang akhir Jurusan Kesehatan Prodi DIII

Keperawatan Politeknik Negeri Madura.

Pamekasan, 09 juli 2020

Yang menyatakan

Khodaifi
NIM .17.045
Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep,. M.Kes Anggeria Oktavisa Denta ,S.Si.,MM.,M.,M.Biotech


NIK. 4110182015 NIK.4110182018

Ketua
Jurusan kesehatan

Anggeria Oktavisa Denta ,S.Si.,MM.,M.,M.Biotech


NIK.4110182018

iv
LEMBAR PENGESAHAN

Karya tulis ilmiah oleh : Khodaifi


Judul : Asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan
minum obat pada pasien hipertensi di Dusun Tobingkar
Desa Tobai Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten
Sampang.

Tim Penguji karya tulis ilmiah

Ketua : Abdan Syakura,S.Kep.,Ns., M. Kep (....................)


NIK:4110181023
Anggota :

1. Prastomo Suhendro, SE., MM (....................)


NIK:4110181009

2.Edy Suryadi Amin,S.Kep.,Ns., M.Mkes., M.Kep (....................)


NIP:19780718 201406 1 003

3.Anggeria Oktavisa Denta, S.Si., MM., M.Biotech (....................)


NIK:4110182018

4. Hilmah Noviandry R, S.Kep.,Ns., M.Kes (....................)


NIK:4110182015

Mengesahkan
Ketua
Jurusan Kesehatan

Anggeria Oktavisa Denta, S.Si., MM., M.Biotech


NIK:4110182018

v
ABSTRAK

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH KETIDAKPATUHAN


MINUM OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI DI DUSUN TOBINGKAR
DESA TOBAI TENGAH SOKOBANAH SAMPANG

OLEH: Khodaifi, Ns. Hilmah Noviandry,S.Kep.,M.Kes,


Anggeria Oktavisa D, S.Si.,MM.,M.Biotech
Jurusan Kesehatan Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura

Masalah. Ketidakpatuhan adalah perilaku individu atau pemberi asuhan yang


gagal untuk menepati rencana promosi kesehatan atau rencana terapiutik yang
telah disepakati oleh individu (atau keluarga, atau komunitas) dan tenaga
kesehatan profesional sehingga mengakibatkan hasil yang secara klinis tidak
efektif atau hasil yang sebagian tidak efektif. Tujuan. Tujuan dari karya tulis ini
yaitu untuk mengetahui proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan padaklien hipertensi
dengan asuhan keperawatan ketidakpatuhan. Metode. Rancangan yang digunakan
pada karya tulis ilmiah ini adalah desain studi kasus, yang dilakuakan pada
tanggal 28 Maret 2020-01 Juni 2020 di Dusun Tobingkar Desa Tobai Tengah
Kecamatan Sokobanah Sampang. Partisipan pada penelitian ini di fokuskan pada
penderita hipertensi dengan masalah keperawatan ketidakpatuhan. Pengumpulan
data dilaksanakan dengan menggunakan pengkajian, dukumen dan klien, dan
menggunakan analisa data diskriptif dengan melakukan pendekatan yang
sesuaikan dengan fakta, teori, dan opini.Hasil. Hasil yang didapatkan klien mau
dan bisa mengikuti asuhan keperawatan dengan baik, dari observasi didapakan
ada peningkatan kepatuhan terhadap klien dalam meminum obat. Kesimpulan.
Dari hasil keselurah dapat disimpulakan bahwa studi kasus yang dilakukan
terhadap ny. H didapatkan Klien mengatakan takut akan efek samping yang ada di
obat sehingga klien tidak teratur dalam meminum obat, tapi setelah di lakukan
perawatan selama lima hari klien sudah bisa memulai program pengobatan
kembali.

Kata kunci:Hipertensi, asuhan keperawatan, ketidakpatuhan

vi
ABSTRACT

NURSING CARE WITH THE PROBLEMS OF DRUG INFECTION IN


HYPERTENSION PATIENTS IN TOBINGKAR HAMLET CENTRAL
TOBAI TENGAH VILLAGE SOKOBANAH SAMPANG SUB DISTRIC

By.Khodaifi, Ns. Hilmah Noviandry,S.Kep.,M.Kes,


Anggeria Oktavisa D, S.Si.,MM.,M.Biotect
Department of Health, Diploma III Program in Nursing, Madura State Polytechnic

Problem. Non-compliance is the behavior of individuals or caregivers who fail to


comply with health promotion plans or therapeutic plans that have been agreed
upon by the individual (or family, or community) and health professionals,
resulting in clinically ineffective results or partially ineffective results (Wilkinson
and Ahern, 2011).Aim. The purpose of this paper is to find out the process of
nursing care starting from the assessment, diagnosis, intervention,
implementation, and evaluation of nursing in hypertensive clients with non-
compliance nursing care.Method. The design used in this scientific paper is a case
study design, which was carried out on March 28 2020 - June 1 2020 in Tobingkar
Hamlet, Tobai Tengah Village, Sokobanah Sampang District. Participants in this
study focused on hypertensive patients with nursing noncompliance problems.
Data collection is carried out using studies, documents and clients, and using
descriptive data analysis by taking an approach that is adjusted to facts, theories,
and opinions. Result. The results obtained by clients are willing and able to
follow nursing care well, from observations there is an increase in adherence to
clients in taking medication. Conclusion. From the results, it can be concluded
that the case study was conducted on her. H was obtained. The client said he was
afraid of the side effects in the drug so that the client did not regularly take the
drug, but after being treated for five days the client could start the treatment
program again.

Keywords: Hypertension, nursing non-compliance nursing

vii
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat


rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah
yang berjudul”Asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan minum obat
pada pasien hipertensi di Dusun Tobingkar Desa Tobai Tengah Kecamatan
Sokobanah Kabupaten Sampang” ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Dalam penyelasain karya tuis ilmiah ini, peneliti banyak mendapatkan
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya peneliti mengucapkan
terima kasih yang tak terhingga kepada bapak/ibu:
1. Dr. Arman Jaya,ST., M. T Direktur politeknik negeri Madura yang sudah
memberikan kesempatan dan ijin bagi peneliti untuk menyelesaikan karya tulis
ilmiah ini.
2. Anggeria Oktavisa D, S.Si., MM., M.Biotech sebagai ketua jurusan kesehatan
program studi DIII Keperawatan politeknik Negeri Madura.
3. Ny. H yang telah berkenan untuk menjadi partisipan selama pelaksanaan karya
tulis ilmiah ini dilaksanakan.
4. Ns. Hilmah Noviandry R, S.Kep., M.Kes yang sudah banyak memberikan
masukan kepada peneliti dalam proses penyelesain karya tulis ilmiah ini.
5. Kedua orang tua saya yang telah ikut andil dalam penyelesain proposal ini baik
dari segi materi dan dukungan, sehingga bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah
ini.
6. Rekan - rekan mahasiswa dan seluruh pihak yang telah membantu kelancaran
karya tulis ilmiah ini yang tidak dapat disebut satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai
masukan dalam perbaikan penulisan ini, semuga karya tulis ilmiah ini dapat
bermamfaat bagi penulis khusunya, serta bagi pembaca umumnya.

Pamekasan, 09 juli 2020

Khodaifi
Nim. 17. 045

viii
DAFTAR ISI

Halaman
SAMPUL LUAR....................................................................................................i
SAMPUL DALAM...............................................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN ...............................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................v
ABSTRAK............................................................................................................vi
UCAPAN TERIMA KASIH..............................................................................vii
DAFTAR ISI........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
1.4 Manfaat ............................................................................................................5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................7


2.1 Konsep Dasar Penyakit.....................................................................................7
2.1.1 Definisi............................................................................................7
2.1.2 Anatomi fisiologi ...........................................................................7
2.1.3 Etiologi..........................................................................................11
2.1.4 Tanda dan gejala ...........................................................................12
2.1.5 Penatalaksanaan............................................................................13
2.1.6 Komplikasi....................................................................................15
2.2 Web of Cautation (WOC)/ PathWay..............................................................16
2.2.1 Web of Cautation (WOC)/ PathWay............................................16
2.2.2 Deskripsi WOC.............................................................................17
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan.........................................................................17
2.3.1 Pengkajian.....................................................................................18
2.3.2 Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan.....................................27
2.3.3 Intervensi.......................................................................................28
2.3.4 Implementasi.................................................................................29
2.3.5 Evaluasi.........................................................................................31
BAB 3 METODE PENULISAN........................................................................32
3.1 Desain/ Rancangan.........................................................................................32
3.2 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan......................................................................32
3.3 Subjek.............................................................................................................33
3.4 Pengumpulan Data..........................................................................................33
3.5 Analisis Data .................................................................................................35
3.6 Uji Keabsahan Data........................................................................................36
3.7 Etik.................................................................................................................36

ix
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................38
4.1 Hasil Pelaksanaan Asuhan Keperawatan........................................................38
4.1.1 Gambaran lokasi studi kasus.................................................................38
4.1.2 Hasil Pengkajian....................................................................................39
4.1.3 Analisa Data..........................................................................................45
4.1.4 Diagnosa Keperawatan..........................................................................46
4.1.5 Intervensi...............................................................................................47
4.1.6 Implementasi.........................................................................................50
4.1.7 Evaluasi.................................................................................................54
4.2 Pembahasan....................................................................................................57
4.2.1 Pengkajian.............................................................................................58
4.2.2 Diagnosa Keperawatan..........................................................................59
4.2.3 Intervensi...............................................................................................60
4.2.4 Implementasi.........................................................................................60
4.2.5 Evaluasi.................................................................................................61

BAB 5 PENUTUP...............................................................................................64
5.1 Kesimpulan.....................................................................................................64
5.2 Saran...............................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................66
Lampiran

DAFTAR TABEL

x
Halaman
Tabel 2.1 Analisa data asuahan keperawatan dengan masalah asuhan
keparawatan Bagaimana gamabaran asuhan keperawatan
dengan masalah ketidak patuhan minum obat pada penderita
hipertensi di dusun Tobikar desa Tobai Tengah kecamatan
Sokobanah kabupaten Sampang.....................................................27
Tabel 4.1 Identitas klien Hipertensi dengan masalah keperawatan
ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar Desa Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020....................39
Tabel 4.2 Riwayat kesehatan Hipertensi dengan masalah keperawatan
ketidakpatuhan minum obat di Dsn,Tobingkar Desa,Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020....................40
Tabel 4.3 Pola kesehatan klien Hipertensi dengan masalah keperawatan
ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar Desa Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020....................41
Tabel 4.4 Hasil pengkajian pemeriksaan fisik klien Hipertensi dengan
masalah keperawatan ketidakpatuhan minum obat di Dsn
Tobingkar Desa Tobai Tengan kecamatan Sokobanah
Sampang tahun 2020.....................................................................43
Tabel 4.7 Analisa data klien hipertensi dengan masalah keperawatan
ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar Desa Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020....................44
Tabel 4.8 Intervensi keperawatan pada klien Hipertensi dengan masalah
keperawatan ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar
Desa Tobai Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun
2020................................................................................................46
Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan pada klien Hipertensi dengan
masalah keperawatan ketidakpatuhan minum obat di Dsn
Tobingkat Desa Tobai Tengan kecamatan Sokobanah Sampang
tahun 2020......................................................................................48
Tabel 4.10 Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien
Hipertensi dengan masalah keperawatan ketidak patuhan
minum obat di Dsn Tobingkat Desa Tobai Tengan kecamatan
Sokobanah Sampang tahun 2020...................................................53

DAFTAR GAMBAR

xi
Halaman
Gambar. 2.1 Web Of Cauntion asuhan keperawatan dengan masalah
ketidakpatuhan minum obat pasien hipertensi di Desa
Tobai Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten
Sampang..................................................................................18

DAFTAR SINGKATAN

xii
CNN :Cable News Network
WHO :Word Health Organization
Depkes :Depertemes Kesehatana
Kemkes :Kementrian Kesehatan
Dkk :Dan kawan – kawan
PPNI :Persatuan perawat indonesia
DPP :Dewan pengurus pusat

Daftar lambang
% :persen
≥ :lebih dari sama dengan
> :lebih dari sama denga

DAFTAR LAMPIRAN

xiii
Lampiran 1 : Lembar permintaan menjadi partisipan
Lambiran 2 : Lembar peretujuan menjadi partisipan
Lampiran 3 : Lembar terapi
Lampiran 4 : Lembar analisa data, diagnose
Lampran 5 : Lembar pemeriksaan penunjang
Lampiran 6 : Lembar intervensi
Lampiran 7 : Lembar implementasi
Lampiran 8 : Lembar evaluasi
Lampiran 9 : Lembar konsul
Lampiran 10 : Lampiran dokumentas

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Ketidakpatuhan adalah perilaku individu atau pemberi asuhan yang

gagal untuk menepati rencana promosi kesehatan atau rencana terapiutik

yang telah disepakati oleh individu, keluarga, komunitas dan tenaga

kesehatan profesional sehingga mengakibatkan hasil yang secara klinis tidak

efektif atau hasil yang sebagian tidak efektif (Wilkinson dan Ahern, 2011).

Menurut Kozier (2010) kepatuhan pengobatan adalah prilaku

individu seperti meminum obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan

gaya hidup sesuai dengan anjuran terapi dan kesehatan. Perawat dilarang

menggunakan diagnosis ketidakpatuhan untuk menggambarkan individu

yang membuat keputusan termaklum (inform choice) mandiri untuk tidak

berpartisipasi (Carpernito dkk, 2013).

Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya

tergantung pada umur individu yang terkena. Hipertensi berfluktuasi dalam

batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur, dan tingkat stress yang

di alami. Hipertensi dapat digolongkan sebagai ringan, sedang, atau berat,

berdasarkan tekanan diastole. Hipertensi dikatakan ringan bila tekanan

diastolenya 95-104mmHg, dikatakan hipertensi sedang bila tekanan

diastolenya 105-114, dan dikatakana hipertensi berat bila tekanan

diastolenya >115. Hipertensi ini merupakan penyakit yang harus dilakukan

pengobatan dengan berkala baik pengobatan secara medis, pola hidup, dan

pola makan, karena gejala penyakit ini tidak selalu muncul(kadang muncul

kadang tidak), sehingga penyakit ini membutuhkan pengobatan secara

1
2

berkala. Pada kenyataannya banyak masyarakat yang tidak mematuhi aturan

pengobatan tersebut, sehingga menimbulkan masalah lain. ketidakpatuhan

disebabkan oleh beberapa faktor seperti dirinya sudah merasa sembuh, biaya

yang tidak memadai, kurangnya dukungan dari keluarga dan kurangnya

pengetahuan.

Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang sangat amat

mematikan sehingga bisa di katakan angka kematian yang terjadi saat ini itu

di sebabkan oleh penyakit hipertensi. Di dusun Tobingkar desa Tobai

Tengah kecamatan Sokobanah kabupaten Sampang sudah banyak kasus

tersebut dan sampai saat ini masih banyak masyarakat yang tidak mematuhi

aturan pengobatan secara berkala. Hipertensi atau tekanan darah tinggi

merupakan penyakit yang paling sering muncul di Negara berkembang.

Hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan prevelensi

hipertensi pada penduduk berusia 18 tahun ke atas di indonsesia sebesar

25,8%. Ungkap Dr. dr. Suhardjono, diperkirakan pada tahun 2025 hipertensi

akan diderita oleh 1,56 milyar penduduk dunia dan akan terus bertambah

jika tidak ditanggulangi dengan baik. Hipertensi dapat terjadi pada siapa

saja, termasuk pada generasi milenial, atau mereka yang berusia 18 hingga

39 tahun ke atas. Generasi milenial menempati 68,7% dari populasi (Supas

2015) dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia, diharapkan dapat

melakukan deteksi dini terhadap penyakit hipertensi.

Menurut data Riskesdas 2018, sebanyak 34,1% masyarakat Indonesia

dewasa umur 18 tahun ke atas terkena hipertensi. Angka ini mengalami

peningkatkan sebesar 7,6% dibanding dengan hasil Riskesdas 2013 yaitu

26,5%. Selain itu, prevalensi hipertensi naik dari 25,8 persen pada tahun
3

2013 menjadi 34,1 persen pada tahun 2018 lalu. Sedangkan prevalensi

hipertensi pada kelompok usia 18-39 tahun telah mencapai angka 7,3% dan

prevalensi pre-hipertensi pada kelompok usia tersebut mencapai angka

yang cukup tinggi, yaitu 23,4%(CNN Indonesia). Persentase hipertensi

Provinsi Jawa Timur 2015 sebesar 685.994 penduduk dan mengalami

peningkatan pada tahun 2016 sebesar 935.736 penduduk, dengan proporsi

laki-laki sebesar 387.913 penduduk(13,78%) dan perempuan sebesar

547.823 penduduk (13.25%) ( Kemenkes RI, 2013).

Terdapat beberapa penyebab dari hipertensi, antara lain disebabkan

oleh faktor keturunan, ciri perseorangan dan kebiasaan hidup. Kepatuhan

minum obat juga menjadi salah satu penyebab hipertensi yang terjadi di

kalangan masyarakat, sehingga kepatuahan minum obat ini sendiri di

definisikan sebagai derajat yang menggambarkan seberapa taat pasien

dalam mengkonsumsi obat yang diresepkan, hal ini mungkin di sebakan

karena lupa atau kurangnya pengetahuan dan kurangnya pengawasan dari

keluarga. Kepatuhan pasien sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan

terapi, utamanya pada penyakit tidak menular.

Adanya ketidakpatuhan pasien akan menimbulkan efek negatif yang

sangat besar. Menurut WHO (2003) hampir 75% pasien dengan diagnosa

hipertensi gagal mencapai tekanan darah optimum di karenakan rendahnya

kepatuhan penggunaan obat, sedangkan dampak dari ketidakpatuhan ini

bisa menyebakan komplikasi seperti kerusakan organ meliputi otak, karena

hipertensi yang tidak terkontrol, dan dapat meningkatkan resiko stroke

kemudian pada jantung, hipertensi meningkatkan beban kerja jantung yang

akan menyebabkan pembesaran jantung sehingga meningkatkan resiko


4

gagal jantung dan serangan jantung, selain kerusakan otak dan jantung

karena kondisi hipertensi yang memburuk, gagal ginjal juga merupakan

resiko yang harus ditanggung pasien hipertensi, ditambah lagi kerusakan

pada pembuluh darah di retina yang berakibat pada gangguan pengelihatan

bahkan bisa mengalami kebutaan(Suhardjono 2008).

Rendahnya ketidakpatuhan minum obat ditemukan banyak faktor

yang menyebabkan hal tersebut terjadi, sehingga diperlukan edukasi yang

berupa penyuluhan kesehatan kepada masyarakat dan dukungan sosial baik

dari keluarga, masyarakat dan tenaga kesehatan mengenai pentingnya

kepatuhan peminuman obat, sehingga pasien dengan diagnosa hipertensi

bisa berada dalam konteks kepatuhan minum obat yang tertangani.

berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

asuahan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan minum obat pada

pasien hipertensi di Desa tobai tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten

Sampang, agar bisa menambah wawasan tentang penyakit hipertensi dan

bisa mengantisipasi adanya komplikasi yang sudah terjadi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas maka timbul rumusan masalah.


1. Bagaimana gambaran asuhan keperawatan dengan masalah ketidak patuhan
minum obat pada pasien hipertensi diDusun Tobingkar Desa Tobai Tengah
Kecamatan Sokobanan Kabupaten Sampang?
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan

minum obat pada pasien hipertensi.


5

1.3.2 Tujuan khusus

1. Mengetahui pengkajian keperawatan terhadap asuhan keperawatan dengan

masalah ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi

2. Mengetahui diagnosa keperawatan asuhan keperawatan dengan masalah

ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi

3. Mengetahui rencana keperawatan terhadap pasien dengan asuhan

keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan minum obat pada pasien

hipertensi.

4. Mengetahui tindakan keperawatan terhadap asuhan keperawatan dengan

masalah ketidak patuhan minum obat pada pasien hipertensi

5. Mengetahui evaluasi terhadap pasien denganasuhan keperawatan dengan

masalah ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi

1.4 Manfaat penulisan

14.1 Praktis

1. Bagi pengembangan ilmu

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk melaksanakan

penelitian lebih lanjut pada asuhan keperawatan dengan masalah

ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi.

1.4.2 Teoritis

1. Bagi institusi pendidikan

Sebagai acuan atau wadah untuk digunakan sebagai pedoman baru tentang

asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan minum obat pada

pasien hipertensi.

2. Bagi institusi pelayanan


6

Sebagai informasi guna menemukan langkah kerja yang lebih baik

khususnya dalam peningkatan kemajuan untuk memeriksakan penyakit

khusunya asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan minum

obat pada pasien hipertensi.

3. Bagi perawat

Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi profesi dalam

mengembangkan perencanaan keperawatan tentang dukungan keluarga

terhadap kesembuhan pada pasien dengan asuhan keperawatan dengan

masalah ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi

4. Bagi pasien

Penelitian ini dapat di jadikan pedoman bagi pasien dengan asuahan

keperawatan ketidak patuhan minum obat khususnya, bagi pasien dengan

diagnosa medis hipertensi.


BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep dasar penyakit

2.1.1 Definisi

Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan

tekanan darahsecara menetap (Dipiro, dkk., 2011). Umumnya, seseorang

dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg.

Hipertensi dibedakan menjadi dua macam,yakni hipertensi primer (esensial) dan

hipertensi sekunder. Hipertensi dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor

genetik, obesitas, kelebihan asupan natrium, dislipidemia,kurangnya aktivitas

fisik, dan defisiensi vitamin D (Dharmeizar, 2012)

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka

kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortilitas). Tekanan darah dikatakan

hipertensi apabila tekanan darah 140/90 mmHg (Triyanto, 2014).

2.1.2 Anatomi fisiologi hipertensi

1. Anatomi

a. Jantung

Jantung berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada,

bataskanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang

intercosta kelima kiri pada linea midclavikula.

Hubungan jantung adalah:

1) Atas: pembuluh darah besar

2) Bawah: diafragma

7
8

3) Setiap sisi: paru-paru

4) Belakang: aorta dessendens, oesopagus, columna vertebralis

b. Arteri

Arteri adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan

organ. Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah

jaringan elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki lapisan

tengah yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk

organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur

jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ). Meningkatnya tekanan

darah didalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:

1) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan banyak cairan

pada setiap detiknya

2) Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga

mereka tidakdapat mengembang pada saat jantung memompa darah

melalui arteri tersebut, karena itu darah pada setiap denyut jantung

dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit dari pada biasanya dan

menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut,

dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arterosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga

meningkat pada saat terjadi “vasokonstriksi”, yaitu jika arteri kecil

(arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan

saraf atau hormon di dalam darah.

3) Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan

fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan


9

air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga

tekanan darah juga meningkat, Sebaliknya, jika:

a) Aktivitas memompa jantung berkurang,

b) Arteri mengalami pelebaran,

c) Banyak cairan keluar dari sirkulasi.

Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan

didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf

yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).

c. Perubahan fungsi ginjal

Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:

1) Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam

dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan

mengembalikan tekanan darah ke normal.

2) Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam

dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke

normal

3) Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan

enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon

angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon

aldosteron.

Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah,

karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan

terjadinya tekanan darah tinggi. Misalnya penyempitan arteri yang

menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan


10

hipertensi. Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga

bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.

d. Arteriol

Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot

dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi

diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada

jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah akan

meningkat.

e. Pembuluh darah utama dan kapiler

Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan

langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah

kecil yang membuka pembuluh darah utama

f. Sinusoid

Terdapat limpa, hepar, sumsum tulang dan kelenjar endokrin. Sinusoid tiga

sampai empat kali lebih besar dari pada kapiler dan sebagian dilapisi dengan

sel sistem retikulo-endotelial. Pada tempat adanya sinusoid, darah

mengalami kontak langsung dengan sel-sel dan pertukaran tidak terjadi

melalui ruang jaringan

g. Vena dan venul

Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk

oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan

secara sempurna satu sama lain.

2. Fisiologi

Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung oksigen

dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
11

mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang) dari

sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black, 2010).

2.1.3 Etiologi

1.Usia

Insident hipertensi maki meningkat dengan meningkatnya usia. hipertensi pada

yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insident penyakit

arteri koroner dan kematian premature.

2. Kelamin

Pada umumnya insident para pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada

usia pertengahan dan lebih tua, incident pada wanita mulai meningkat,

sehingga pada usia di atas 65 tahun, insident pada wanita lebih tinggi.

3.Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang

berkulit putih. akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.

misalnya portalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 mmHg atau lebih,3,3

kali lebih ttinggi dari pada pri berkulit putih dan 5,6 kali bagi wanita putih.

4.Pola hidup

Factor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain yang telah di

teliti, tanpa hasil yang jelas, penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah,

dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan

insident hipertensi yang lebih tinggi. Ada juga bebrapa penyebab terjadinya

hipertensi sekunder yaitu sebagai berikut:

a. Penyakit ginjal

b. Stenosis arteri renalis

c. Glomerulonifritis
12

d. Tomor-tomor ginjal

e. Penyakit ginjal poli kista

f.Trauma pada ginjal

g. Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

h. Kelainan hormonal

i. Sindroma cushing

j. Obat-obatan

k. Pil kb

l. Kortikos teroid

m. Kokain

n. Penyalah gunaan alcohol

o. Kayu manis

p. Priklamsi pada kehamilan

q. Keracunan timbal akut

2.1.4 Tanda dan gejala

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak meimbulkan gejala,

meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi(padahal sesungguhnya

tidak). Gejala yang dimagsud adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung,

pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi baik pada

penderita hipertensi, maupun pada sesorang dengan tekanan darah yang

normal. Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak di obati bisa timbul

gejala berikut:

1. Sakit kepala

2. Mual muntah
13

3. Kelelahan

4. Gelisah

5. Sesak nafas

Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanaya kerusakan pada

otak, mata, jantung, dan ginjal Kadang-kadang hipertensi berat mengalami

penurunan kesadaran dan bahkan koma, karena terjadi pembengkakan otak,

keadaan ini disebut ensefalopati hipertensi yang memerlukan penanganan

segara.

2.1.5 Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi untuk mencegah morbiditas dan mortalitas

akibat komplikasim kardiovaskuler yang berhubungan dengan pencapain dan

pemeliharaan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan

penyakit hipertensi meliputi:

1) Terapi tanpa obat.

Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan

dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi

tanpa obat ini meliputi: diet distriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr

menjadi 5 gr/hr, diet rendah kolestrol dan rendah asam lemak jenuh.

2) Penurunan berat badan

3) Penurunan asupan etanol

4) Mengehentikan merokok

5) Latihan fisik

Latiahan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan

untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang mempunyai empat

prinsip yaitu: olaharaga isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,


14

berspeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik antara

60-80% dari kapasitas aerobik atau 72-87% dari denyut nadi maksimal

yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20-25 menit

berada dalam zona latihan frekuensi latihan sebanyak 3x perminggu dan

paling baik 5x perminggu.

6) Edukasi psikologis

Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:

a. Teknik biofeedback

Biofeedback adalah suatu teknik yangt dipakai untuk menunjukkan

pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar

oleh subyek dianggap tidak normal.

Pencapain biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan

somatik seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan

psikologi seperti kecemasan dan ketegangan.

b. Tekhnik relaksasi

Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk

mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih

penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh

menjadi rileks pendidikan Kesehatan (penyuluhan) tujuan

pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan pasien

tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien

dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih

lanjut.
15

7) Terapi dengan obat

Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah

saja tetapi mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi agar

penderita dapat bertambah kuat, pengobatan hipertensi umumnya perlu

dilakukan seumur hidup penderita.

2.1.6 komplikasi

Efek pada organ:

1) Otak

a. Pemekaran pembuluh darah

b. Perdarahan

c. Kematian sel otak: stroke

2) Ginjal

a. Malam banyak kencing

b. Kerusakan sel ginjal

c. Gagal ginjal

3) Jantung

a. Hipertropi ventrikel kanan

b. Angina atau infak miokard

c. Cepat lelah

4) Gagal jantung
16

2.2 Web Of Cauntation(WOC)/Pathway


2.2.1 Web of cauntation(WOC)/pathway

Hipertensi

Disabilitas Program terapi Efeksamping Membutuhkan


lengkap program lingkunganade
perawatan kuat

Ketidakadek Bebanpembiayaan
uatanpemaha program pengobatan
man
Menulakmengikutianjur
an

Tampakkomplikasipenyakitme Tampaktanda/gejalapenyakitmasih/
netap/meningkat meningka tada/meningkat

Ketidakpatuhan

GambarWoc2.1 Asuhan Keperawatan Dengan


Masalah KetidakPatuhan Minum
Obat Pada Pasien Hipertensi
17

2.2.2 Diskripsi WOC

Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya hipertensi diantaranya pola

hidup, ras, usia, jenis kelamin, Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak

menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi

bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal

sesungguhnya tidak). Gejala yang dimagsud adalah sakit kepala, pendarahan dari

hidung, pusing, sesak napas, kelelahan, yang bisa saja terjadi baik pada penderita

hipertensi, maupun pada sesorang dengan tekanan darah yang normal. Ketidak

adekuatan pemahaman membuata pasien tidak akan mematuhi aturan peminuman

obat dan pasien akan merasa terbebani oleh biaya pengobatan dan efek samping

obat, sehingga pasien itu akan menulak mengikuti anjuran pengobatan. Tanda

yang akan muncul pada pasien tersebut akan tampak komplikasi penyakit dan

Tampak tanda/gejala penyakit masih ada. Dari penjelasan di atas akan timbul

masalah keperawatan ketidakpatuhan.

2.3 Konsep asuhan keperawatan

Asuahan keperawatan merupakan merupakan bentuk layanan keperawatan

professional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses keperawatan.

asuahan keperawatan diberikan untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup klien

pada semua tingkatan usia dan tingakatan fokus.


18

2.3.1 Pengkajian

1. Pengkajian data umum

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu

proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data

untuk mengevaluasi dan mengindentifikasi status kesehatan klien ((Nursalam

2001). Kegiatan yang dilaksanakan dalam pengkajian adalah pengumpulan

data dan merumuskan prioritas masalah. Pada pengkajian – pengumpulan data

yang cermat tentang klien, keluarga, didapatkan data melalui wawancara,

observasi dan pemeriksaan.

Data yang harus dikumpulkan adalah:

a. Keluarga

Efendi (2017) menyatakan bahwa dukungan keluarga memiliki dasar

sebagai menghambat progresivitas penyakit hipertensi, dikarenakan

dukungan keluarga memiliki hubungan yang erat dengan kepatuhan

minum obat sehingga dukungan keluarga diharapkan dapat ditingkatkan

untuk menunjang keberhasilan terapi hipertensi. Hal ini sesuai dengan

pendapat (Niven 2013), keluarga dapat menjadi faktor yang sangat

berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu

serta menentukan program pengobatan yang dapat mereka terima.

Dukungan keluarga sebagai motivasi yang mampu untuk menggerakkan

diri meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan

(Susanto, 2015)
19

b. Lingkungan

Lingkungan yang jarak jauh, yang jauh dari pelayanan kesehatan menjadi

kotribusi dari ketidakpatuhan

c. Jenis kelamin

Pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 32% dan pasien dengan

jenis kelamin perempuan sebanyak 68%. Hal ini sesuai dengan data

( Kemkes RI 2014) bahwa perempuan lebih banyak menderita hipertensi

dibanding laki laki. Responden penelitian ini adalah kebanyakan

responden perempuan yang sudah mengalami masa menopause dengan

umur lebih dari 50 tahun keatas. Rata-rata pada perempuan mengalami

masa menopause pada usia 52 tahun, tetapi ada juga perempuan yang

mengalami perimenopause yakni masa transisi yang terjadi diawal usia 40

tahunan atau pertengahan 30 tahunan, fase ini sangat dipengaruhi oleh

perubahan hormon terutama hormon estrogen yang meningkat dan

menurun secara tidak teratur (KemenKes RI, 2016). Perempuan ketika

memasuki masa menopause akan mengalami peningkatan tekanan darah,

karena sebelum masa menopause perempuan dilindungi oleh hormon

estrogen yang berfungsi untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL.

Apabila kadar kolesterol HDL rendah dan kadar kolesterol LDL tinggi

akan mengakibatkan terjadinya aterosklerosis sehingga mengakibatkan

tekanan darah menjadi tinggi (Anggraini dkk, 2009).

d. Usia

Bertambahnya usia seseorang maka risiko terjadinya hipertensi menjadi

lebih besar (KemenKes RI, 2013). Data yang didapatkan menunjukkan


20

paling banyak penderita hipertensi pada usia 65 keatas yang berjumlah

34%. Hal ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mei dkk.,

(2012) di Puskesmas Tabanan menunjukkan bahwa penderita hipertensi

pada kelompok usia ≥ 60 tahun sebesar 54,4% lebih banyak dari pada

kelompok usia 18 – 59 tahun sebesar 30,2%. Pada usia lansia, arteri besar

tidak lentur lagi sehingga menjadi kaku dan menyebabkan darah pada

setiap denyut jantung dipaksa melewati pembuluh darah yang sempit dari

pada biasa nya sehingga terjadi kenaikan tekanan darah (Anggraini dkk,

2009). Menurut Depkes RI (2009) masa usia lansia awal berkisar antara

60-74 tahun sedangkan untuk masa usia lansia akhir berkisar antara 75-90

tahun.

e. Pendidikan

Pasien yang memiliki pendidikan lulusan dari perguruan tinggi sebanyak

35%. Menurut Prayoga (2013) dengan pendidikan yang baik akan dapat

memberikan penilaian terhadap pengetahuan tentang hipertensi,

pentingnya kepatuhan dalam meminum obat antihipertensi, dan

pentingnya untuk kontrol rutin tekan darah, semakin tinggi pengetahuan

yang dimiliki seorang pasien maka semakin tinggi juga tingkat

kepatuhannya, dikarenakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang

maka semakin mudah dia untuk menerima informasi. Proses pendidikan

diharapkan dapat merubah sikap, pengetahuan dan keterampilan, salah

satu cara yang dapat mengukur perubahan sikap dan perilaku adalah

dengan mengukur pengetahuan yang dimiliki seseorang (DepKes, 2004).


21

f. Pekerjaan

Sebagian besar yang terkena penyakit hipertensi adalah seorang yang

berprofesi sebagai ibu rumah tangga (28%). Penyakit hipertensi adalah

penyakit yang timbul akibat adanya interaksi dari berbagai faktor risiko

yaitu: umur, jenis kelamin, obesitas, genetik, stres, gaya hidup dan pola

aktivitas fisik (Anggara, 2013). Penyakit hipertensi sangat dipengaruhi

oleh makanan yang dikonsumsi dan pekerjaan yang menguras aktivitas.

Pola aktivitas yang sehat dan makanan yang sehat merupakan pilihan yang

tepat untuk menjaga diri terbebas dari hipertensi, semuanya dilakukan

terus menerus tidak boleh temporer, sekali kita lengah menjaga diri

dengan tidak mengikuti pola aktivitas yang sehat, dipastikan akan mudah

terkena hipertensi dan penyakit lainnya (Malara, 2014). Apabila seseorang

melakukan aktivitas fisik yang baik maka bermanfaat untuk mengatur

berat badan, menguatkan pembuluh darah dan menguatkan pembuluh

jantung (Soewondo, 2006).

g. Kualitas hidup

penelitian Nurma (2013), bahwa kepatuhan terapi memiliki hubungan

yang bermakna terhadap kualitas hidup pasien dengan hipertensi derajat II.

Semakin tidak patuh pasien terhadap program pengobatan, maka kualitas

hidup pasien semakin buruk. Penelitian lain, Bailey dkk (2010)

membuktikan bahwa kepatuhan pasien hipertensi dalam program terapi

mampu meningkatkan kualitas hidup dengan mengurangi risiko terjadinya

stroke sebesar 8-9 % serta dapat mengurangi risiko terjadinya kematian

sebesar 7%.
22

2. Pengkajian data fokus

Pengkajian fokus dalam studi kasus ini meliputi fokus pengkajian terkait dengan

sasaran sesuai dengan buku standart diagnosa keperawatan Indonesia(SDKI)

a. Pengkajian penyebab

Pengkajian faktor pnyebab dalam studi kasus ini merupakan kumpulan

kemungkinan faktor yang menjadi penyebab munculnya masalah

keperawatan.

1) Disabiliti

Hubungan antara pasien dan penyedia layanan kesehatan yang baik dapat

meningkatkan kepatuhan, tetapi terdapat faktor-faktor lain yang

memberikan efek buruk terhadap tingkat kepatuhan, seperti sistem

distribusi pengobatan yang rendah, beban kerja penyedia layanan

kesehatan yang tinggi, dan konsultasi singkat. Ketiga, faktor terkait

kondisi pasien memengaruhi tingkat kepatuhan pengobatan. Faktor

terkait kondisi ini termasuk beratnya gejala tingkat disabilitas. Kepatuhan

yang rendah menjadikan tingkat kepatuhan itu menurun dan

menyebabkan kontrol hipertensi memburuk (Hyman dkk, 2015), yang

berperan dalam peningkatan tekanan darah, Peningkatan tekanan darah

dan faktor-faktor lainnya dapat menyebabkan hipertensi krisis dapat

terjadi (mitsnifes dkk., 2005).

2) Efek samping obat

Berdasarkan lamanya menderita, menunjukan bahwa pasien yang

menderita hipertensi ≤3 tahun cenderung tidak patuh terhadap

pengobatan dibandingkan pasien menderita hipertensi > 3 tahun, hal

tersebut disebabkan karena pasien yang menderita hipertensi ≤ 3 tahun


23

tanda dan gejala hipertensi jarang muncul, hal ini dapat memicu pesien

untuk tidak patuh dalam melakukan pengobatan. berdasarkan efek

samping obat, menunjukan pasien yang merasakan efek samping

kebanyakan 55,5% tidak mengetahui bahwa efek samping yang

dirasakan seperti batuk kering ataupun gatal-gatal (ruam merah) pada

kulit disebabkan dari obat antihipertensi yang diminum sehingga pasien

tersebut tidak mematuhi pengobatannya.

3) Beban pembiayaan pengobatan

penggunaan obat yang mahal dapat menjadikan pasien dengan hipertensi

tersebut tidak mematuhi pengobatan.sedangakan kepatuhan minum obat

mempunyai dampak negatif dalam peningkatan tekanan darah, pasien

hipertensi yang tidak patuh minum obat mempunyai dampak yang lebih

besar dibanding pasien yang patuh minum obat setelah di mengkontrol

pengetahuan hipertensi. Pasien hipertensi mempunyai jaminan kesehatan

yang seharusnya dapat rutin kontrol dan dapat patuh minum obat, namun

bagi masyarakat kurang mampu pengobatan penyakit hipertensi menjadi

beban dalam melakukan pengobatan.

4) Lingkuang tidak trapeutik

Lingkungan mempunyai peranan penting dalam pematuhan minum obat,

hal ini berarti membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-

teman, kelompok pendukung, untuk membantu kepatuhan terhadap

program kepatuhan seperti pengurangan berat badan, berhenti merokok,

dan menurunkan konsumsi alkohol. Lingkungan berpengaruh besar pada

pengubatan, lingkungan yang harmonis dan positif akan membawa

dampak yang positif pula pada pasien hipertensi, kebalikannya


24

lingkungan yang negatif akan membawa dampak buruk pada proses

pengobatan pasien.

5) Hambatan mengakses layanan kesehatan

salah satu alasan untuk tidak bertindak karena fasilitas kesehatan yang

jauh jaraknya. Akses pelayanan kesehatan merupakan tersedianya sarana

kesehatan (seperti rumah sakit, klinik, puskesmas), tersedianya tenaga

kesehatan, dan tersedianya obat-obatan (Depkes RI, 2012). Pelayanan

kesehatan yang baik adalah pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau

oleh seluruh masyarakat. Akses pelayanan kesehatan dapat dilihat dari

sumber daya dan karakteristik pengguna pelayanan kesehatan.

Keterjangkauan akses yang dimaksud dalam penelitian ini dilihat dari

segi jarak, waktu tempuh dan kemudahan transportasi untuk mencapai

pelayanan kesehatan. semakin jauh jarak rumah pasien dari tempat

pelayanan kesehatan dan sulitnya transportasi maka, akan berhubungan

dengan keteraturan berobat (Sujudi, 1996) Penelitian yang dilakukan

oleh Prayogo (2013) menyatakan bahwa ada hubungan antara akses

pelayanan kesehatan menuju fasilitas kesehatan dengan kepatuhan

minum obat.

6) Program terapi tidak ditanggung asuransi

Program terapi yang tidak ditanggung oleh asuransi merapakan suatu

penyebab terputusnya pengobatan pada pasien hipertensi, itu dikarenakan

pengobatan pada pasien hipertensi baransuransi lama dan bahkan harus

melakukan pengobatan seumur hidup. Adanaya pengobatan yang mahal

dan keterbatasan biaya untuk melakukan pengobatan membuat pasien

tidak mematuhi pengoabatan.


25

7) Ketidakadekuatan pemahaman

Pengetahuan diartikan sebagai tingkat perilaku pasien dalam

melaksanakan pengobatan hipertensi dan perilaku yang disarankan

dokter maupun orang lain, dan hipertensi yang terkontrol dipengaruhi

oleh tingkat pengetahuan pasien hipertensi terhadap penyakitnya

(Andayani dkk, 2014). Pengetahuan yang harus diketahui oleh pasien

hipertensi berupa arti dari penyakit hipertensi, gejala hipertensi, faktor

risiko, gaya hidup dan pentingnya melakukan pengobatan secara teratur

dan terus-menerus dalam waktu yang panjang serta mengetahui bahaya

yang timbul apabila tidak mengkonsumsi obat (Silviana dkk., 2016).

Pengetahuan pasien dan kesadaran hipertensi merupakan faktor penting

dalam mencapai target tekanan darah, pasien yang sudah memiliki

pengetahuan tentang penyakit yang dideritanya, diharapkan lebih patuh

dalam menjalani terapinya. Sehingga pada pasien yang pemahamannya

tidak adekuat menjadi penyebat ketidakpatuhan minum obat .

b. Pengkajian data mayor

Pengkajian data mayor merupakan pengkajian yang ditemukan tanda dan

gejala sekitar 80% - 100% untuk mengakkan diagnosa. Data mayor sesuai

dengan masalah keperawatan dalam studi kasus ini yaitu sebagai berikut.

1) Ds:pasien menolak menjalani perawatan/pengobatan

2) Do:perilaku tidak mengikuti program pengobatan, perilaku tidak

menjalankan Anjuran.

c. Pengkajian data minor

Pengakajian data minor adalah pengkajian yang tidak harus di temukan

tanda dan gejalanya. Namun jika ditemukan dapat mendukung penegakan


26

diagnosa. Data minor sesuai dengan asuhan keperawatan dalam studi kasus

ini sebagai berikut.

1) Ds:tidak ditemukan data subjektif dalam data minor ini

2) Do:tampak tanda/gejala penyakit masih ada atau meningkat, tampak

komplikasi penyakit/masalah meningkat.

d. Pengkajian keadaan klinis terkait

Pengkajian keadaan klinis yang terkait merupakan keadaan yang bisa

berhubungan atau terikat langsung atau tidak langsung dengan masalah

keperawatan dalam studi kasus ini, keadaan klinis terkait adalah.

1) Kondisi baru terdiagnosa penyakit

2) Kondisi penyakit kronis

3) Masalah kesehatan yang membutuhkan pola hidup


27

2.3.2 Analisa data dan diagnosa keperawatan

1. Analisa data.

Analisis data merupakan kemampuan kognitif dalam pengembangan daya

berfikir dan penalaran yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan

pengetahuan, pengalaman, dan pengertian keperawatan. Dalam melakukan

analisis data, diperlukan kemampuan mengkaitkan data dan

menghubungkan data tersebut dengan konsep. Sesuai dengan hasil

pengkajian, maka analisa data dalam studi kasus ini adalah.

Tabel 2.1 Analisa data asuahan keperawatan dengan masalah asuhan


keparawatan Bagaimana gamabaran asuhan keperawatan
dengan masalah ketidak patuhan minum obat pada penderita
hipertensi di dusun Tobikar desa Tobai Tengah kecamatan
Sokobanah kabupaten Sampang.

No Data Problem Etiologi

1 Ds.pasienmenolak menjalani Ketidak Ketidak


perawatan /pengobatan patuhan adekuatan
Do. pemahaman
a..perilaku tidak mengikuti
Program prngobatan
b.perilaku tidak menjalankan
Anjuran

(Sumber data peneliti2020)

2. diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang,

keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/

proses kehidupan yang aktual atau risiko. Diagnosa keperawatan dalam

studi kasus ini di sesuaikan dengan hasil analisa data sebagai berikut:

“ketidak patuhan berhubungan dengan ketidak adekuatan pemahaman di


28

buktikan dengan pasien menulak menjalani perawatan/pengobatan.

perilaku tidak mengikutu program pengobatan.”

2.3.3 Intervensi keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan suatu proses didalam pemecahan

masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan

dilakukan, bagaimana dilakukan,kapan dilakukan,siapa yang melakukan

dari semua tindakan keperawatan (Dermawan,2012). Intervensi keperawatan

dalam studi kasus ini disesuaikan dengan buku Standart Intervensi

Keperawatan Indonesia (SIKI) yang terdiri dari intervensi utama dan

intervensi tambahan, masing-masing intervensi memiliki tindakan

kperawatan. Intervensi dalam studi kasus ini dijabarkan sebagai berikut:

1. Intervensi utama

2. Intervensi utama dalam studi kasus ini meliputi:

a. Dukungan kepatuhan program pengobatan

Dukungan kepatuhan program pengobatan memiliki beberapa

tindakan sebagai berikut:

1) Observasi

a) Identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan

b) Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

2) Terapeutik

a) Buat komitmen menjalani program pengobatan dengan baik

b) Buat jadwal pendampingan keluarga untuk bergantian

menemani penderita selama menjalani program pengobatan bila

perlu

c) Dokumentasikan aktifitas selama menjalani proses pengobatan


29

d) Diskusikan hal-hal yang dapat mendukung atau menghambar

berjalannya program Pengobatan

e) Libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatan yang

dijalani.

1. Intervensi II. Dukungan tenggung jawab pada diri sendiri

1) Observasi

a) Identifikasi penggunaan sumber daya keuangan sesuai dengan

sumber dana yangdimiliki.

b) Identifikasi fasilitas yang digunakan setelah pemulangan.

c) Identifikasi efesiensi dan efektifitas penggunaan jaminan

kesehatan.

2) Terapeutik

a) Lakukan advokasi terkait pembiayaan sesuai dengan

kebijaksanaan institusi.

b)Lakukan pencatatan setiao aktivitas pembiayaan.

c) Fasilitas keluarga mendiskusikan upaya memperoleh sumber

pembiayaan.

2. intervensi tambahan I .Promosi kesadaran diri

1) Observasi

a) Identifikasi keadaan emosional saat ini

b) Identifikasi respon yang ditujukkan berbagai situasi

2) Terapeutik

a) Diskusikan nilai-nilai yang berkontribusi terhadap konsep diri

b) Diskusikan tentang pemikiran,perilaku atau respon terhadap

kondisi
30

c) Diskusikan dampak penyakit pada konsep diri

d) Ungkapkan penyangkalan tentang kenyataan

e) Motivasi dalam meningkatkan kemampuan belajar

3. intervensi tambahan II. Promosi kepatuhan pengobatan

1) Observasi

a) Identifikasi tingkat pemahaman penyakit, komplikasi dan

pengobatannya yang di anjurkan.

b) Identifikasi perubahan kondisi kesehatan yang baru di alami.

2) Terapeutik

a) Sediakan informasi tertulis tentang jadwal pengobatan pasien

b) Libatkan keluarga sebagai pengawas minum obat

c) Atur jadwal minum obat dengan menyesuaikan aktivitas sehari-

hari

3) Edukasi

a) Jelaskan pentingnya mengikuti pengobatan sesuai dengan

program

b) Jelaskan akibat yang mungkin terjadi jika tidak terpenuhi

pengobatan

c) Jelaskan strategi memperoleh secara kontino

d) Anjurkan menyediakan intruksi penggunaan obat

e) Ajarkan strategi untuk mempertahankan atau memperbaiki

kepatuahan pengobatan.

2.3.4 Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan pengelolaan dan perwujudan dari

rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan


31

(Setiadi,2012). Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada

kebutuhan klien, faktor-faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan

keperawatan, strategi implementasi keperawatan dan kegiatan komunikasi.

(Kozier,2011).

2.3.5.Evaluasi

Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan yang terus menerus dilakukan

untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana

rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi rencana atau menghentikan

rencana keperawata(Manurung,2011). Evaluasi keperawatan dalam studi

kasus ini meliputi evaluasi seseai dengan buku Standart Luaran

Keperawatan Indonesia (SLKI). Evaluasi dalam studi kasus ini ditulis

sebagai berikut:

Setelah di lakukan asuahan keperawatan 1x8 jam di harapkan:

1. Luaran Utama:Tingkat kepatuhan

2. Espektasi dan Kriteria Hasil:

a. Espektasi:Meningkat

b. Kriteria Hasil:

1) Verbalisasi kemauan mematuhi program perawatan atau

pengobatan: Meningkat

2) Verbalisasi mengikuti anjuran:Meningkat

3) Resiko komplikasi penyakit penyakit/Masalah kesehatan:

meningkat

4) Perilaku mengikuti program perawatan/pengobatan:Meningkat

5) Perilaku menjalankan anjuran:Meningkat


BAB 3

METODE PEPENULISAN

3.1 Desain / Rancangan

Studi ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif yang

artinya adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan suatu fenomena yang terjadi didalam masyarakat (Donsu, 2016).

Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti suatu

permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal

disini berarti satu orang, sekelompok penduduk masyarakat disuatu daerah yang

terkena masalah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam dianalisis

baik dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor

yang mempengaruhi, kejadian-kejadian khusus yang muncul sehubungan dengan

kasus terhadap suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Meskipun dalam studi

kasus ini yang diteliti hanya unit tunggal, namun dianalisis secara mendalam,

meliputi berbagai aspek yang cukup luas, serta penggunaan berbagai teknik secara

integrative (Notoatmodjo, 2018). Dalam desain penelitian studi kasus ini penulis

akan melakukan studi kasus asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan

minum obat pada pasien hipertensi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi penelitian

Lokasi studi kasus adalah tempat yang diperlukan untuk pengambilan kasus.

Lokasi yang memungkinkan responden berada adalah tempat yang perlu

diperhitungkan, sehingga penulis akan memperoleh informasi dari tangan

32
33

pertama yaitu orang yang mempunyai informasi (Sujarweni, 2014). Lokasi

pengambilan studi kasus ini akan dilakukan didusun Tobingkar Desa Tobai

Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang.

2) Waktu penelitian

Pada studi kasus ini telah dilakukan pada bulan Maret – Juni 2020 pada

pasien yang ada di Desa Tobai Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten

Sampang dengan diagnosa medis hipertensi dengan masalah keperawatan

ketidakpatuhan minum obat minimal 3x perawatan.

3.3 Subjek Studi Kasus

Subjek satu pasien pada studi kasus ini adalah pasien dengan keluhan yang

dirasakan pasien dengan masalah asuhan keperawatan ketidakpatuhan minum

obat. Dan disaat pasien menceritakan tentang apa yang dirasakan kepada

penulis maka penulis akan mencatat kriteria pasien ketidakpatuhan minum

obat pada pasien hipertensi untuk dilakukan studi kasus.

3.4 Pengumpulan Data

1) Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk

mengumpulkan data, penulis mendapatkan keterangan atau informasi

lengkap secara lisan dari seseorang sasaran penulis, atau bercakap

berhadapan muka dengan orang tersebut . Wawancara sebagai pembantu

utama dari metode observasi (Notoatmodjo, 2018). Dengan wawancara

kita bisa mendapatkan tentang identitas klien, keluhan utama, riwayat

penyakit dahulu samapai sekarang dan lain-lain.


34

2) Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi adalah cara pengumpulan data penulis melalui pengamatan

terhadap suatu objek atau proses, baik secara penglihatan, penciuman,

pendengaran, perabaan, atau alat untuk memperoleh informasi yang

diperlukan dalam upaya menjawab masalah studi kasus. Observasi

merupakan salah satu teknik pengumpulan data untuk memperoleh hasil

yang nyata dari suatu peristiwa atau perilaku seseorang (Surahman

dkk.,2016). Pemeriksaan fisik dilakukan pada sistem tubuh klien dengan

metode IPPA:

a. Inspeksi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara

melihat/mengamati setiap bagian tubuh yang meliputi ukuran,

bentuk, warna serta posisi tubuh yang normal.

b. Palpasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara

menggunakan indra peraba untuk mengetahui adanya kelaina

seperti nyeri tekan, kelembapan, perubahan turgor kulit dan

ukuran.

c. Perkusi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara

mengetuk bagian tubuh tertentu untuk membandingkan dengan

bagian tubuh lainnya untuk menghasikan suara yang normal.

d. Auskultasi adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara

mendengarkan suara yang dihasilkan oleh tubuh menggunakan

stetoskop.
35

3) Studi dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data dengan cara

mengambil data yang berasal dari dokumentasi asli. Dokumen asli

tersebut dapat berupa gambar, tabel (Hidayat, 2014).

3.1. Analisis Data

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data didapatkan dari hasil wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil tersebut kemudian ditulis dalam bentuk catatan.

2) Reduksi data

Merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan perhatian,

penyerderhanaan yang muncul dari fakta yang ada mengenai seluruh data

permasalahan studi kasus.

3) Penyajian data

Merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil studi kasus

yang telah dilakukan agar dengan mudah dipahami dan dianalisis. Dapat

disajikan dalam bentuk sederhananya.

4) Kesimpulan

Kesimpulan merupakan hasil sebuah gagasan yang tercapai dari masalah

studi kasus.
36

3.2. Uji Keabsahan Data

1) Sumber informasi tambahan menggunakan informasi dari dua sumber

utama yaitu pasien, dan keluarga pasien klien yang berkaitan dengan

masalah yang diteliti.

3.3. Etik Penelitian

1) Informed consent (persetujuan menjadi responden)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan untuk penulis dengan

responden, penulis memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum penulis melakukan studi kasus untuk

persetujuan menjadi pasien, sebagai tanda bukti bahwa responden besedia

berpartisipasi dalam studi kasus ini. Tujuan informed consent adalah agar

subjek mengerti maksud dan tujuan penulis. Jika responden bersedia,

maka harus menandatangi lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka penulis harus menghormati hak responden (Hidayat,

2014).

2) Anonimity (tanpa nama)

Anonymity berarti tidak memberikan atau mencantumkan nama

responden pada lembar pengumpulan data. Penulis hanya menuliskan

kode pada lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2014). Pada

punulisan studi kasus ini responden tidak perlu mencantumkan

identitasnya, yang tujuannya agar orang lain tidak mengetahui dan data

yang dipakai tidak disalah gunakan.


37

3) Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil studi kasus. Kerahasiaan informasi yang dikumpulkan

dijamin kerahasiaannya oleh penulis, hanya kelompok data tertentu yang

akan dilaporkan dalam hasil studi kasus (Hidayat, 2014).


BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pelaksanaan AsuhanKeperawatan

Studi kasus ini saya lakukan pada penderita hipertensi dengan masalah

keperawatan ketidakpatuhan minum obat di keluarga ny. H Dsn. Tobingkar,

Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang. Dimulai tanggal 28 Mei 2020

s.d 01 Juni 2020 dengan menggunakan proses keperawatan yaitu pengkajian,

analisa data dan perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan,

pelaksanaan, serta evaluasi.

4.1.1 Gambaran lokasi studikasus

Studi kasus ini dilakukan di keluarga ny. H Dsn. Tobingkar Desa

Tobai tengah, Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang, Jawa Timur

69000. Studi kasus ini bertempat dirumah permanen milik sendiri

keluarga ny.H.Rumah keluarga ny.H dilokasi Dusun Tobingkar Desa

Tobai tengah, Kecamatan Sokobanah, di Kecamatan ini terdapat 1

Puskesmas, dari hasil wawancara diketahui bahwa dalam 1 Rumah,

terdapat 1 KK dengan Tn.Asebagai kepala keluarga dari klien yang

bernama ny. H. Jumlah seluruh anggota keluarga sebanyak 5 orang terdiri

dari isteri dan anak Tn. A. Di rumah keluarga Tn. X memiliki ventilasi

yang cukup mendapatkan sinar matahari serta menggunakan sumur

sebagai sumber air, rumah klien cukup dekat dengan tempat pembuangan

sampah. Dan jarak antara rumah Tn. X dengan tetangga rata-rata sejarak

1- 8 meter.

38
39

4.1.2 Hasil Pengkajian

1. Identitas klien

Tabel 4.1 Identitas klien Hipertensi dengan masalah keperawatan


ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar Desa Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020.
Identitas Klien
Nama ny. H
Usia 45 Tahun
Jenis kelamin Perempuan
Suku/Bangsa Madura
Agama Islam
Pekerjaan Petani
Alamat Tobai tengan sokobanah sampang
Tanggal Pengkajian 28Maret 2020
No. KK 35380xxxxxxxxxx
Diagnosa Medis Hipertensi
Status pengobatan Pernah menjalani pengobatan pada
bulanMaret2019 tapi berhenti dan
minum obat ketika terasa nyeri di
bagian leher, karena klien yakin
setiap obat pasti akan menimbulkan
efek samping baik dalam jangka
panjang atau jangka pendek.

Tabel4.1 Menjelaskanbahwany. H berusia 45 tahun dan merupakan

pekerja petani serta memiliki tekanan darah tinggi. Ny.H pernah melakukan

proses pengobatan hipertensi di rumahnya sendiri, pada bulan maret 2019,

tapi berhenti dan minum obat ketika terasa nyeri di bagian leher, karena

klien yakin setiap obat pasti akan menimbulkan efek samping baik dalam

panjang atau jangka pendek.


40

2. Riwayat kesehatan

Tabel 4.2 Riwayat kesehatan Hipertensi dengan masalah keperawatan


ketidakpatuhan minum obat di Dsn,Tobingkar Desa,Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020
Riwayat kesehatan Klien
Keluhan utama Klien mengatakan takut akan efek samping yang ada
di obat sehingga klien tidak teratur dalam meminum
obat.
Riwayat kesehatan Klien mengatakan takut akan efek samping yang ada
sekarang di obat. Klien mengatakan pernah mengalami nyeri
dibagian leher, batuk serta sesak sekitar 1 bulan
sehingga pasien di bawa kontrol ke RS.Mohammad
Noer , setelah di lakukan pemeriksan pasien di
diagnosis hipertensi.
Riwayat penyakit Klien mengatakan dulu kurang lebih 2 tahun
dahulu sebelumnya pernah mengalami sakit yang sama dan di
bawa ke perawat yang biasa memeriksa di desa dan di
temukan TD 150/100 dan diberi obat penurun darah
tinggi, namun setelah itu klien tidak pernah meminum
lagi, dan pergi desa jika sering merasakan nyeri di
bagian lehernya saja.
Riwayat kesehatan Klien mengatakan ada salah satu keluarganya yang
Keluarga mempunyai riwayat darah tinggiyaitu orang tua klien
Riwayat kesehatan Klien tinggal di lingkungan pedesaaan yang secara
lingkungan umum baik, rumah tempat tinggal klien bersih dan
cahaya masuk
dengan baik.

Tabel 4.2 Menunjukkan bahwa klien berhenti melakukan pengobatan

karena takut akan efek samping yang ada di obat tersebut, hasil pengkajian

menunjukkan bahwa riwayat kesehatan menunjukkan bahwa ada resiko

keterkaitan dengan faktor ketakutan klien terhadap efek samping yang ada di

obat sehingga menyebabkan klien berhenti/memutuskan pengobatannya.


41

3. Pola kesehatan

Tabel 4.3 Pola kesehatan klien Hipertensi dengan masalah keperawatan


ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar Desa Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020.
Pola Kesehatan Klien
Persepsi dan Sebelum sakit: klien mengatakan setiap pagi pergi
tatalaksana hidup ke sawah dan pulang di siang hari.Klien juga
sehat mengatakan sering strees dengan keadaanya, yang
hanya merupakan sebagai seorang petani.
Saatsakit: Klien mengatakan kebisaannya tetap
pergi ke sawah setiap pagi dan pulang siang hari,
klien mengatak juga sering strees dengan
keadaanya yang sekarang
Nutrisi dan Sebelum sakit: klien makan 3x dalam sehari, tidak
metabolism ada masalah pada sistem pencernaan klien. Dalam
beberapa keadaan klien mungkin telat makan dan
makan- makanan yang berminyak-minyak, asin
dan lain-lain.
42

Saat sakit: makan seperti biasa, tidak ada


perubahan dari sebelumnya makan 3x sehari, hanya
mengurangi makanan yang berminyak dan
mengurangi konsumsi garam.
Eliminasi
Tata nilai dan Sebelum
Sebelum sakit:
sakit:klien
klien mengatakan
mengatakan BABbahwakurang
klien
kepercayaan percaya
lebih setiap
segalahari,
sesuatu
buangdidunia
air kecil
ininormal
sudah tidak
ada yang
ada
mengatur.
masalah
Saat sakit:klien mengatakan BAB tetap seperti
Saat
biasasakit: klien
normal tidakmengatakan
ada masalahbahwa ia harus bisa
sembuh
dalam menjalani prosespengobatan.
Tidur dan istirahat Sebelum sakit: klien mengatakan tidak ada masalah
dengan tidur, tidur sekitar 8-10 jam dalam sehari
semalam.
Saat sakit: sejak sakit klien mengatakan dirinya
susah tidur karena nyeri di bagian leher datang
secara tiba-tiba, tidur sekitar 6-7 jam sehari
semalam.
Aktifitas Sebelum sakit: klien mengatakan beraktifitas
sebagaimana mestinya. Enam hari dalam satu
minggu klien bekerja beraktifitas seperti biasa
pergi ke sawah.
Saat sakit: Klien mengatakan tidak ada perubahan
dalam aktifitas nya sehari bahwa sejak klien mulai
mengikuti terapi kembali klien bisa bekerja lagi,
Hubungan dan peran Sebelum sakit:klien mengatakan tidak ada
masalah dengan keadaannya. Dalam kehidupan
masyarakat klien berperan sebagai
petani.Dalamkeluargaklien berperan sebagai ibu
rumah tangga.
Saat sakit: Klien mengatakan tidak ada perubahan
dalam peran, tapi juga dibantu oleh anaknya yang
pertama dalam menjalankan perannya sebagai ibu
rumah tangga seperti masak mencuci dan lain-
lain.
Persepsi dan konsep Sebelum sakit:klien mengatakan dirinya adalah
diri orang yang sehat
Saat sakit: Klien mengatakan bahwa ia mulai bisa
beraktifitas sebagaimana mestinya sejak
mengikuti terapi pengobatan
Sensori dan kognitif Sebelumsakit: Tidak ada masalah dengan keadaan
saat ini
Saat sakit: Terkadang klien merasa lemah,lemas.
Dan sulit untuk konsentrasi.
Reproduksi dan Sebelum sakit: Klien memiliki seorang suami dan
seksual 3 orang anak. Tidak ada masalah dalam hal
reproduksi dan seksual
Saat sakit: tidak ada masalah dalam hal reproduksi
dan seksual
Penanggulangan Sebelum sakit: Klien mengatakan bahwa
stress kliensering stress dengan keadaanya yang sebagai
seorang petani saja, dan klien hanya diam saja saat
dirinya stres
Saat sakit: Jika merasa ada kendala atau masalah
dalam proses pengobatan klien hanya akan
bercerita kepada keluarganya saja.
43

Tabel 4.3 Menunjukkan bahwa klien sering stres dengan keadaanya

yang sekarang yang hanya sebagai seorang petani, yang setiap harinya

kerjaanya hanya pergi ke sawah, klien makan 3x sehari dan makan makanan

yang berminyak, dan asin tapi terkadang dalam beberapa keadaan klien telat

makan, klien klien tidur 8-10 jam dalam sehari semalam.

4. Pemeriksaan fisik

Tabel 4.4 Hasil pengkajian pemeriksaan fisik klien Hipertensi dengan


masalah keperawatan ketidakpatuhan minum obat di Dsn
Tobingkar Desa Tobai Tengan kecamatan Sokobanah Sampang
tahun 2020.
Data Hasil
Status kesehatan umum
Keadaan umum Kesadaran Cukup
(GCS) Composmentis
Tekanan darah (4,5,6) 180/110
Nadi mmHg
RR 98 x/menit
Suhu 24 x /menit
36,3°C
Data subjektif Klien mengtakan pernah menjalani
perawatan / pengobatan tapi berhenti
karena takut akan efek samping yang
ada di obat

Data Objektif Data mayor:


a. Perilaku tidak mengikuti program
pengobatan:klien menulak mengikuti
pengobatan karena takut akan efek
samping pengobatan
b. Perilaku tidak menjalankan
anjuran:klientidak mengontrol
tekanan darah tingginya setiap bulan.
Data Minor
c. Tampak tanda/gejala yang
meningkat:Nyeri di bagian leher TD
180/110 MmHg N. 98 x/menit
d. Tamapak komplikasi
penyakit:kliensesak nafas.

Kondisi klinis terkait Penyakit baru yang di derita klien; sesak


nafas
Kondisi penyakit kronis: hipertensi.
44

Klien harus membiasakan pola hidup


sehat dengan sedikit makan-makanan
yang berlemak dan sedikit garam, dan
klien harus olahraga setidaknya
seminggu sekali.

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa secara umum klien memiliki

masalah pengobatanyaitu pengobatan hipertensi, sehingga tidak menutup

kemungkinan untuk terjadinya sebuah komplikasi. Klien memenuhi syarat

penegakan diagnosa masalah keperawatan ketidakpatuhan.


45

4.1.3 Analisa data

Tabel 4.7 Analisa data klien hipertensi dengan masalah keperawatan


ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar Desa Tobai
Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020.
Data Etiologi Problem
DS. Efek samping program Ketidak patuhan
Klien mengtakan pernah
Menjalani perawatan
perawatan/pengobatan
tapi berhenti karena takut
akan efek samping yang ketidak adekuatan
ada di obat pemahaman
Do:
Data mayor:
Data mayor:
Beban pembiayaan
a. Perilaku tidak
mengikuti program pengobatan
program
pengobatan:klien
menulak
Menulak mengikuti
mengikuti
pengobatan Anjuran.
karena takut akan
efek samping
pengobatan
b. Perilaku tidak
menjalankan
anjuran:klien
tidak mengontrol
tekanan darah
tingginya setiap
bulan

Data Minor
c. Tampak
tanda/gejala yang
46

meningkat:Nyeri
di bagian leher
TD 180/110
MmHg N. 98
x/menit
d. Tamapak
komplikasi
penyakit:Sesak
nafas.

Tabel 4.7 Menunjukkan bahwa diagnosa keperawatan yang muncul

adalah ketidakpatuhan.

4.1.4 Diagnosakeperawatan

Diagnosa keperawatan dalam studi kasus ini adalah ketidakpatuahan,


berhubungan dengan efek samping perogram perawatan serta ditandai
dengan Perilaku tidak mengikuti program pengobatan: Klien menulak
mengikuti pengobatan karena takutakan efek samping pengobatan. Data
mayor: Perilaku tidak mengikuti program pengobatan:klien menulak
mengikuti pengobatan karena takut akan efek samping pengobatan. Data
minor: Tampak tanda/gejala yang meningkat:Nyeri di bagian leher TD
180/110 MmHg N. 98 x/menit.
47

4.1.5 Intervensi
48

Tabel 4.8 Intervensi keperawatan pada klien Hipertensi dengan masalah


keperawatan ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkar
Desa Tobai Tengah kecamatan Sokobanah Sampang tahun
2020.
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi
Keperawatan Kriteria Hasil
Ketidakpatuhan Setelah 1.Dukungan kepatuhan program
pengobatan 49
berhubungan dilaksanakan
dengan efek asuhan a. Observasi
samping keperawatan 3x60 1)Identifikasi kepatuhan
perogram menit diharapkan menjalani program
perawatan ekspektasi pengobatan
meningkat.L.1211 b.Terapeutik
0. 2)Buat komitmen menjalani
1. Perilaku program pengobatan dengan
mengikuti baik
perogram 3)Buat jadwal keluarga secara
pengobatan bergantian untuk menemani
membaik. klien selama program
2. Perilaku pengobatan
mengikuti anjuran 4) Dokumentasikan ativitas selama
membaik. menjalani proses pengobatan
5)Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
program pengobatan
6) Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang di jalani
Edukasi
7) Informasikan pengobatan
yang harus di jalani
8)Informasikan mamfaat
yang akan diperoleh jika
teratur menjalani
program pengobatan
9)Anjurkan keluarga untuk
mendampingi dan
merawat klien selama
menjalani pengobatan
10) Anjurkan klien dan
keluarga untuk konsultasi
dengan pelayanan
kesehatan terdekat

2. Promosi kepatuhan
pengobatan
a. observasi
1) Identifikasi tingkat
Pemahaman
penyakit,komplikasi dan
Pengobatannya yang di
anjurkan.
2) Identifikasi perubahan
kondisi kesehatan yang
baru di alami
b.Terapeutik
3) Sediakan informasi tertulis
50

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa pemilihan intervensi keperawatan

berdasarkan SIKI PPNI.

4.1.6 Implementasi
51

Tabel 4.9 Implementasi Keperawatan pada klien Hipertensi dengan masalah


keperawatan ketidakpatuhan minum obat di Dsn Tobingkat Desa
Tobai Tengan kecamatan Sokobanah Sampang tahun 2020.

Diagnosa Tanggal/jam Implentasi kep


kep
Ketidakpatuhanb 30 mei 2020 1. Identifikasi
erhubungan 13.00 kepatuhan
dengan menjalani
efeksampingprog program
ram perawatan pengobatan
13.20 2. Membuat
komitmen
menjalani
program
pengobatan
13.30 3. Diskusikan hal-
hal yang yang
dapat
mendukung atau
menghambat
berjalannya
program
pengobatan
4. Dokumentasikan
aktivitas selama
13.45
menjalani
preoses
pengobatan
5. Informasikan
program
13.50 pengobatan yang
harus di jalani
6. menganjurkan
keluarga untuk
mendampingi
dan merawat
13.55 klien selama
menjalani
program
pengobatan
7. Mengidentifikasi
14.00 tingkat
Pemahaman
penyakit,kompli
kasi,
Pengobatannya
yang di anjurkan
8. Mengidentifikasi
52

perubahan
kondisi
14.10 kesehatan yang
baru di alami
9. Mengatur jadwal
minum obat
dengan
menyesuaikan
aktivitas sehari-
14,25 hari
10. Menjelaskan
pentingnya
mengikuti
pengobatan
sesuai dengan
program
14.30 11. menganjurkan
klien dan
keluarga untuk
konsultasi
dengan
pelayanan
kesehatan
14.35
terdekat
12. Menjelaskan
strategi secara
kontino
13. Anjurkan
menyediakan
intruksi
penggunaan obat
14.40 14. Mengajarkan
strategi untuk
mempertahankan
14.50 atau
memperbaiki
kepatuhan
pengobatan

15.00
Tanggal 31 1. Diskusikan hal-
Mei 2020 hal yang yang
13.00 dapat
mendukung atau
menghambat
berjalannya
program
pengobatan
13.25 2. Dokumentasikan
53

aktivitas selama
menjalani
preoses
pengobatan
13.30 3. menganjurkan
keluarga untuk
mendampingi
dan merawat
klien selama
menjalani
program
pengobatan
13.35 4. Mengidentifikasi
tingkat
Pemahaman
penyakit,kompli
kasi,
Pengobatannya
yang di anjurkan
13.45
5. Mengidentifikasi
perubahan
kondisi
kesehatan yang
baru di alami
13.55
6. Menjelaskan
pentingnya
mengikuti
pengobatan
sesuai dengan
program
14.10 7. Menjelaskan
strategi
memperoleh
secara kontino
14.30 8. Menganjurkan
menyediakan
intruksi
penggunaan
obat.

01 Juni 2020 1. Diskusikan hal-


13.00 hal yang yang
dapat
mendukung atau
menghambat
berjalannya
program
pengobatan
54

13.25 2. Dokumentasi kan


aktivitas selama
menjalani
preoses
pengobatan
13.30 3. menganjurkan
keluarga untuk
mendampingi
dan merawat
klien selama
menjalani
program
pengobatan
13.35 4. Mengidentifikasi
tingkat
Pemahaman
penyakit,
komplikasi dan
pengobatannya
yang di anjurkan
13.45 5. Mengidentifikasi
perubahan
kondisi
kesehatan yang
baru di alami
13.55 6. Menjelaskan
pentingnya
mengikuti
pengobatan
sesuai dengan
program
14.20 7. Menjelaskan
strategi
memperoleh
secara kontino
14.40
8. Menganjurkan
menyediakan
intruksi
penggunaan obat

4.1.7 Evaluasi
55

Tabel 4.10 Evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Hipertensi


dengan masalah keperawatan ketidak patuhan minum obat di
Dsn Tobingkat Desa Tobai Tengan kecamatan Sokobanah
Sampang tahun 2020.
Evaluasi tanggal 30 dan 31 mei 2020
Diagnosa Data Assesment Planing
Ketidak patuhan Ds. Klien Masalah teratasi Lanjutkan
berhubungan mengatakan sebagian intervensi
dengan efek menjalani 1. Identifikasi
samping perawatan tapi kepatuhan
pengobatan berhenti karena menjalani
takut akan efek program
samping yang ada pengobatan
di obat 2. Mengidentifikan
Do. tingkat
1. Klien tidak mau Pemahaman
mengontrl ulang penyakit,kompli
kembali tekanan kasi dan
darah tingginya Pengobatannya
2. Klien yang di anjurkan
memutuskan 3. Diskusikan hal-
pengobatan karena hal yang yang
takut akan efek dapat
samping obat mendukung atau
Data Minor menghambat
1. Tampak berjalannya
tanda/gejala yang programpengoba
meningkat:Nyeri di tan
bagian leher berkur 4. Mengidentifikasi
ang TD 160/100 perubahan
MmHg N. 98 kondisi
x/menit kesehatan yang
2. Tamapak baru di alami
komplikasi
penyakit:Sesak
nafas berkurang

Ketidak patuhan Ds. Klien Masalah teratasi Lanjutkan


berhubungan mengatakan sebagian intervensi
dengan efek menjalani 1. Identifikasi
samping perawatan tapi kepatuhan
pengobatan berhenti karena menjalani
takut akan efek program
samping yang ada pengobatan
di obat
Do. 2.Mengidentifika
1. Klien mulai i tingkat
mengontrol Pemahaman
ulang kembali penyakit,kompli
56

tekanan darah kasi dan


tingginya Pengobatannya
2. Klien yang di anjurkan
memutuskan 3.Diskusikan
pengobatan hal-hal yang
karena takut yang dapat
akan efek mendukung atau
samping obat menghambat
Data Minor berjalannya
1. Tampak program
tanda/gejala pengobatan
yang 4.Mengidentifika
meningkat: si perubahan
Nyeri di bagian kondisi
leher berkurang kesehatan yang
, TD 150/100 baru di alami
MmHg N. 98
x/menit
2. Tamapak
komplikasi
penyakit:Sesak
nafas berkurang

Evaluasi tanggal 01 juni 2020


Ketidakpatuhan Ds. Klien Masalah Pertahankaninte
mengatakan rvensi
berhubungan menjalani teratasi 1.Identifikasi
perawatan tapi kepatuhan menjalani
dengan efek berhenti karena program pengobatan
takut akan efek 2.Mengidentifikas
samping samping yang tingkat Pemahaman
ada di obat penyakit, komplikasi
pengobatan Do. dan Pengobatannya
1. Klien sudah yang di anjurkan
bisa 3.Diskusikan hal-hal
mengontrol yang yang dapat
ulang mendukung atau
kembali
menghambat
tekanan
berjalannya program
darah
pengobatan
tingginya
2. Klien mulai
bisa
melakukan
pengobatan
kembali

Data Minor
1. Tampak
tanda/gejala
57

yang
meningkat:
Nyeri di
bagian leher
berkurang
TD 150/100
MmHg N.
98 x/menit
2. Tamapak
komplikasi
penyakit:Ses
ak nafas
berkurang

Tabel 4.10 Menunjukkan bahwa hasil pelaksanaan asuhan keperawatan

dengan masalah ketidakpatuhan yaitu klien mengatakan pernah menjalani

perawatan/pengobatan tapi berhenti karena takut akan efek samping yang ada

di obat. Diagnosa keperawatan. Ketidakpatuhan berhubungan dengan efek

samping pengobatan pada tanggal 29 Mei2020.

Setelah di lakukan evaluasi pada tanggal 30 mei 2020, di dapatkan

data mayor Ds. Klien mengatakan menjalani perawatan tapi berhenti karena

takut akan efek samping yang ada di obat. Do. Perilaku tidak mengikuti

program pengobatan, Klien menolak mengikuti pengobatan karena takut akan

efek samping, Data Minor. Tampak tanda/gejala yang meningkat: Nyeri di

bagian leher TD 160/100 MmHg N. 98 x/menit, tampak komplikasi

penyakit:Sesak nafas berkurang, sehingga implementasi di lanjutkan untk

mendapatkan evaluasi yang di harapkan yaitu identifikasi kepatuhan

menjalani program pengobatan, mengidentifikai tingkat Pemahaman

penyakit,komplikasi dan Pengobatannya yang di anjurkan, diskusikan hal-hal

yang yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya program

pengobatan, mengidentifikasi perubahan kondisi kesehatan yang baru

dialami. Pada evaluasi kedua tanggal 31 mei 2020, klien mulai bisa
58

mengontrol ulang kembali ke tenaga medis yang ada di desa tapi klien masih

tetap tidak mau untuk minum obat secara teratur karena masih takut akan efek

samping yang ada di obat, evaluasi yang didapatkan hanya tertasi sebagian

sehingga perlu di lanjutkan kembali implementasi untuk mendapatkan

evaluasi yan di harapkan yaitu identifikasi kepatuhan menjalani program

pengobatan, mengidentifikai tingkat Pemahaman penyakit,komplikasi dan

Pengobatannya yang di anjurkan, diskusikan hal-hal yang yang dapat

mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan,

mengidentifikasi perubahan kondisi kesehatan yang baru di alami. Pada

evaluasi hari ketiga tanggal 01 juni 2020 di dapatkan pasien mau mengontrol

kembali tekanan darah tininya ke tenaga medis yan ada di desa, dan mulai

melakukan penobatan kembali ,nyeri yan di rasasakan sudah mulai hilang

begitu juga dengan sesaknya, sehingga perlu mempertahankan implementasi

pada klien yaitu identifikasi kepatuhan menjalani program pengobatan,

mengidentifikai tingkat Pemahaman penyakit,komplikasi dan Pengobatannya

yang di anjurkan, diskusikan hal-hal yang yang dapat mendukung atau

menghambat berjalannya program pengobatan.

4.2 Pembahasan

Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara teori

dan fakta dengan masalah keperawatan ketidak patuhan minum obat di Dsn

tobingkar Desa tobai tengah kecamatan sokobanah sampang tahun 2020.

Asuhan keperawatan ini dimulai dari tahap pengkajian keperawatan, diagnosa

keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

4.2.1 pengkajian
59

Dari hasil pengkajian pada ny. H yang berumur 45 tahun, desa tobai

tengah sokobanah sampang, menunjukkan bahwa klien sudah pernah

menjalani pengobatanpadan bulan maret 2019. Ada faktor resiko keterkaitan

dengan ketidakpatuhan klien sehingga klien pernah berhenti melakukan

pengobatan hipertensi. Keluhan utama, klien mengatakan takut akan efek

samping yang ada di obat. Klien sebelumnya pernah mengalami nyeri di

bagian leher, batuk serta sesak nafas dan di bawa kontrol ke RS. Mohammad

Noer, dengan tekanan darah 180/110 dan beri resep obat dari dokter tapi

setelah obat itu habis klien tidak melakukan Kontrol lagi ke tenaga kesehatan

dan meminum obat penurun darah tinggi ketika merasakan nyeri di leher saja,

karena takut akan efek samping yang ada pada obat. Kebiasaan klien setiap

hari hanya pergi kesawah setiap pagi dan pulang siang, klien tidak pernah

melakukan olahraga/lari pagi, klien sering stres dengan keadaanya yang

hanya sebagai seorang petani.

Menurut Adib, 2009 (dalam Sartika, 2014:1). Pada usia dewasa

madya merupakan masa stress dan juga sebagai masa usia yang berbahaya

dimana seseorang mengalami kerusakan fisik sebagai akibat dari terlalu

banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, atau kurang memperhatikan

kehidupan dengan adanya peningkatan penderita hipertensi pada dewasa

setengah baya (Madya) akan mengakibatkan perlunyaupaya-upaya untuk

menurunkan angka kesakitan hipertensi, kepatuhan berobat adalah salah satu

cara untuk mengurangi terjadinya penyakit komplikasi yang berujung pada

kematian. Menurut Utami, 2016: 1, bahwa kepatuhan berobat merupakan

aspek utama dalam proses kesembuhan.

Menurut penulis klien yang mempunyai masalah pengobatan tidak


60

menutup kemungkinan akan terjadinya komplikasi dari penyakitnya. Hal

perlu di lakukan terhadap klien yaitu mengurangi kesetresan yang di derita

klien, mematuhi pengobatan dengan baik. Dan menyarankan keluarga untuk

selalu mendukung/mendampingi klien dalam menjalani pengobatan dan

menjelaskan mmafaatnya tersebut, sehingga klien bisa mematuhi

pengobatannya.Dalam melakukan terapi, keluarga dapat menjadi faktor yang

sangat berpengaruh dalam program pengobatan tekanan darah. Bimbingan

penyuluh dan dorongan secara terus-menerus biasanya diperlukan agar

penderita hipertensi tersebut mampu melaksanakan rencana yang dapat

diterima untuk bertahan hidup dengan hipertensi dan mematuhi aturan

terapinya (Smetzer, 2001).

4.2.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan merupakan penentuan sifat dan keluasan

masalah keperawatan yang ditunjukkan oleh pasien individual atau keluarga

yang menerima asuhan keperawatan (Abdellah,2012). Penulis menegakan

diagnosa ketidakpatuhan minum obat sesuai dengan batasan kareteristik data

yang diperoleh saat pengkajian pada klienyaitu :pasien pernah menjalani

pengobatan tapi berhenti karena takut akan efek samping pada obat yang di

minum, ketidak adekuatan pemahaman, beban pembiayaan, program

pengobatan, menulak mengikuti anjuran(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).

Tanda dan gejala ketidakpatuhan adalahklien menulak mengikuti

pengobatan, klien tidak mengontrol tekanan darah tingginya setiap bulan,

nyeri di bagian leher TD 180/110 MmHg N.98 x/menit, Sesak nafas di

buktikan dengan diagnosa keperawatan utama yaitu ketidakpatuhan.

4.2.3 Intervensi
61

Intervensi yang di butuhkan terhadapa klien yang merupakan orang

desa yang kurang pengetahuan tentang kesehatan yaitu idensifikasi

kepatuahan menjalani perogram pengobatan, buat komitmen menjalani

program pengobatan dengan baik, beri jadwal keluarga secara bergantian

untuk menemai klien selama pengobatan, diskusikan hal-hal yang dapat

mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan,

dukumentasikan aktivitas selama peroses pengobatan, informasikan

pengobatan yang harus di jalani, informasikan mamfaat yang akan di peroleh

jikan teratur menjalani program pengobatan, anjurkan keluarga untuk

mendampingi dan merawat klien selama pengobatan, anjurkan klien dan

keluarga untuk konsultasi dengan pelayanan kesehatan terdekat. (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2016).

Dari penulis mengangkat dua intervensi yaitu intervensi utama dan

intervensi tambahan karena disesuaikan dengan keadaan klien yang hanya

merupakan orang desa yang setiap hari hanya pergi kesawah dan disesuaikan

dengan lingkungan klien yang dekat dengan tempat pembuangan sampah,

kedua intervensi(intervensi utama dan intervensi tambahan) ini di ambil

dengan harapan klien bisa merubah pola hidup sehat klien bisa lebih baik dan

klien bisa mematuhi pengobatan, sehingga klien tidak memutuskan

pengobatan kembali karena takut akan efek samping yang ada di obat.

4.2.4 Implementasi

Pada klien dengan diagnosa ketidak patuhan minum obat terdapat 20

intervensi keperawatan yang ada pada teori, tapi ada beberapa yang tidak di

implementasikan yaitu membuat jadwal keluarga secara bergantian untuk

menemani klien secara program pengobatan, melibatkan keluarga untuk


62

mendukung program pengobatan yang di jalani, menyediakan informasi

tertulis tentang jadwal pengobatan klien, melibatkan keluarga sebagai

pengawas minum obat, menjelaskan akibat yang mungkin terjadi jika tidak

terpenuhi pengobatan.

Menurut Lisaziee Pujiastuti (2014) selama tahap implementasi

perawat melaksanakan rencana asuhan keperawatan. Instruksi keperawatan

diimplementasikan untuk membantu klien secara mandiri maupun

berkolaborasi dengan tim medis lainnya.

Dari penulis, intervensi tersebut sudah di sesuaikan dengan keadaan

klien yang merupakan orang desa, seorang petani, kurang pengetan

kesehatan, mungkin membutuhkan waktu yang lama untuk program

kepatuhan klien. Di sarankan kepada keluarga untuk selalu menemani klien

dengan baik sehingga pengobatan klien berjalan lancar.

4.2.5 Evaluasi

Pertemuan petama pengkajian klien mengatakan menjalani

perawatan/pengobatan tapi berhenti karena takut akan efek samping yang ada

diobat. Saat di lakukan pemeriksaan didapatkan klien tidak mau mengontrol

ulang kembali tekanan darah tingginya, klien memutuskan pengobatan

karena takut akan efek samping obat, terdapat nyeri pada klien yang

merupakan tanda dari penyakit hipertensi yang di deritanya, karena

sebelumnya klien pernah memutuskan minum obat hipertensi. Masalah

keperawatan belum teratasi, lanjutkan intervensi 1,2,3,4. Pada hari kedua

klien mulai bisa mengontrolkan tekanan darah tingginya, tapi klien belum

bisa menjalankan terapi pengobatan secara teratur karena masih takut akan
63

efek samping obat, nyeri dan sesaknya mulai berkurang setelah di lakukan

pemeriksaan klien sudah mulai meminum obat yang ada (penurun darah

tinggi). masalah keperwatan teratasi sebagian, pertahankan intervensi 1,2,3,4.

Pada pertemuan ketiga klien sudah mau untuk mengontrolkan tekanan darah

secara teratur dank klien sudah mulai bisa menjalankan pengobatan dengan

teratur, nyeri yang di rasakan klien sudah berkurang dan sesaknya juga

berkurang, masalah keperawatan teratasi, pertahankan intervensi. Intervensi

yang di pertahankan yaitu Identifikasi kepatuhan menjalani program

pengobatan, mengidentifikai tingkat Pemahaman penyakit,komplikasi dan

Pengobatannya yang di anjurkan, diskusikan hal-hal yang yang dapat

mendukung atau menghambat berjalannya program pengobatan.

Menurut Sitiatava 2012, evaluasi keperawatan memuat tentang cerita

keberhasilan proses dan tindakan keperawatan. Keberhasilan dari proses dpat

dilihat dari membandingkan antara proses dengan pedoman/ rencana proses

tersebut. Sedangan keberhasilan dari tindakan dapat dilihat dari

membandingkan antara tingkat kemandirian klien dalam kehidupan sehari-

hari dengan tingkat kemajuan klien yang berkaitan dengan tujuan yang telah

dirumuskansebelumnya.

Menurut penulis, tindakan yang di lakukan untuk klien disesuaikan

dengan keadaan klien dan sesuai dengan lingkungan klien, dan hasil penulis ,

evaluasi keperawatan pertama pada klien belum teratasi karena keadaan

padklien masih masih belum bisa mngontrolkan ulang tekanan darah

tingginya secara mandiri, klien masih belum bisa melakukan pengobatan

karena masih takut pada efek samping obat, nyeri di bagian leher tetap dan
64

terasa sesak. Pada evaluasi kedua teratasi sebagian karena klien mulai bisa

mengontrolkan ulang tekanan darah tingginya, tapi belum bisa meminum

obat hipertensi, nyeri di bagian lehernya dan sesaknya mulai berkurang, pada

evaluasi ketiga teratasi karena klien sudah mau mengontrolkan tekanan darah

tingginya dengan baik dank klien mulai pengobatan kembali, nyeri klien

berkurang dan sesaknya juga berkurang karena merupakan tahap awal

pengobatan.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan study kasus tentang asuhan keperawatan hipertensi

dengan masalah keperawatan ketidakpatuhan minum obat pada ny. H dusun

Tobingkardesa Tobai Tengah Kecamatan Sokobanah Kabupaten Sampang,

penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengkajian riwayat kesehatan di dapatkan Klien mengatakan takut akan

efek samping yang ada di obat sehingga klien tidak teratur dalam

meminum obat.

2. Diagnosa keperawatan pada Ny. H dengan masalah keperawatan ketidak

patuhan minum obat.

3. Intervensi keperawatan untuk mengatasi ketidakpatuhan ny. H adalah:

identifikasi kepatuhan menjalani program perawatan, buat komitmen

menjalani program pengobatan dengan baik, buat jadwal keluarga secara

bergantian untuk menemani klien selama program pengobatan,

dukumentasikan aktivitas selama menjalani pengobatan, diskusikanhal-hal

yang dapat mendukung atau menghambat berjalannya proses pengobatan,

libatkan keluarga untuk mendukung program pengobatanyang di jalani,

informasikan pengobatan yang harus di jalani, informasikan mamfaat yang

akan di peroleh jika teratur menjalani pengobatan, ajurkan keluarga untuk

mendampingi dan merawat klien selama menjalani pengobatan, anjurkan

klien dan keluarga untuk konsultasi dengan pelayanan kesehatan terdekat.

65
66

4. Tahap pelaksanaan yang di lakukan selama tiga hari tidak dapat

melaksanakan semua rencana asuhan keperawatan yang sesuai dengan

perencanaan yang telah di buat yaitu intervensi ke 3,6,8,13,14,17.

5. Evaluasikeperawatanpadany. H dengan masalah ketidak patuhan dapat

teratasi padahari ke lima perawatan, dengan kriteriahasil yang di harapkan

ekspektasi meningkat, perilakumengikuti program pengobatan membaik,

perilaku mengikuti anjuran membaik.

5.2 Saran

1. Bagi perkembangan ilmu

2. Pengetahuan dan teknologi keperawatan penambahan data hasil

pengkajian perlu di lakukan pembaharuan berkala, mengingat

karakteristik partisipan yang baragam, pemilihan intervensi serta

implementasi nantinya akan di jelaskan, di sesuaikan dengan keadaan

lokal yang notabene berbeda antara klinik dan komunitas.

3. Bagipenulis

Perlu di lakukan pemberian asuhan keperawatan di klinik untuk

meningkatkan pengalaman dalam penerapan intervensi sesuai dengan

pedoman standart intervensi keperawatan Indonesia(SIKI).

4. Bagiperawat

Dapat di jadikan sebagai masukan bagiperawat di rumah sakit dalam

melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka meningkatkan mutu

pelayanan lebih baik khususnya pada pasien hipertensi dengan asuhan

keperawatan ketidakpatuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Anggara Dwi, F H dan Prayitno N. 2013 faktor-faktor yang berhubungan dengan


tekanan darah di puskesmas telaga murni cikarang barat. Jakarta: program
studi kesehatan masyarakat STIKES MH. jurnal ilmiyah kesehatan. vol
5/No. 1 dilihat tanggal 08 02 2020.
Anggraini, dkk. 2009 .faktor-fakto yang berhubungan dengan kejadian hipertensi
pada pasien yang berobat di poliklinik dewasa puskesmas bangkinang
priode januari 2009.
Akhmad hudan eka prayogo 2013. faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan
minum obat anti tuberkolosi pada pasien tuberkolosis di Puskesmas
Pamulang Kota Tengerang Selatan Provensi Banten. Penelitian. Fakultas
kedokteran dan ilmu kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Askanda Tjokroprawiro 2015. Buku Ajar Penyakit Dalam. Fakultas Kedokteran
Universitas Air Langga RS Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya Edisi
2.Mulyorejo Surabaya.
Ajeng Pujasari , Dr.Drg. Henry Setyawan, M,Sc , Dr. Ari Udiyono,2015 M. Kes
Faktor – Faktor Internal Ketidakpatuhan Pengobatan Hipertensi Di
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang Jurnal Kesehatan Masyarakat
volume 3 nomor 3. Fakultas Kesehatanmasyarakat Universitas
Diponegoro.
CNN Indonesia 2019 general melenial rentan hipertensi. di lihat tanggal, 23 2020.
“http://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190305001612-255-
374516/geerasi-milenial-rentan hipertensi “
Dr jan tambayong 2000 patofisiologi untuk keperwatan, Jakarta:EGC
Donsu .jenita doli .psikologi keperawatan .jogjakarta pustaka baru pre cetakan.
Depeks RI. 2004.keputusan menteri kesehatan RI nomer 128/MENKES/II/2004
ttg kebijkan dasar pusat kesehatan masyarakat. jakaratDermawan , D.(2012).
proses keperawatan penerapan konsep & kerangka kerja (1 st ed).
Yogyakarta: Gosyen publishing

67
68

Erica Kusuma Rahayu Sudarsono, Julius Fajar Aji Sasmita, Albertus Bayu
Handyasto , Stefanus Sofian Arissaputra, Natalia Kuswantiningsih 2017.
Peningkatan Pengetahuan tentang Hipertensi Guna Perbaikan Tekanan
Darah pada Anak Muda di Dusun Japanan, Margodadi, Sayegan, Sleman,
Yogyakarta, JPKM, Vol. 3, No. 1, September 2017, Hal 26 – 38
Emira Tasya Ramadani 2015 Hubungan Kasus Obesitas Dengan Hipertensi Di
Provensi Jawa Timur Tahun 2015-2016 Fkm Unair.Jurnal Berkala
Epidemiologi
Fahadh abdurahman 2017. Laporan pendahuluan hipertensi, di lihat 31 januari
2020 http://fahadh17.blogspot.com/2017/04/laporan-pendahuluan-
hipertensi.html
Hidayat, A. A (2014). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknis Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Kemenkes RI.HIPERTENSI .infodatin pusat data dan informasi kementrian
kesehatan RI. 2014;( hipertensi);1-7
Kemkes RI. 2013. riset kesehatan dasar,RISKESDES. Jakarta.balitbang.kemenkes
RI.
Kozier, Erb, Berman, & Snyder.(2011) Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep, Proses & Praktik (7 Ed., Vol. I) Jakarta: Egc
Listavanny 2015 Makalah Makalah-Diagnosa-Keperawatan.
Muhammadhusainiamin2013.Konsep Dasar Keperawatan Hipertensi.Blogsport.
Mutia Diah Pratiwi 2019. Hubungan Antara Ketidakpatuhan Konsumsi
Antihipertensi Dengan Kejadian Hipertensi Urgensi Pada Pasien Nurma
Afiani, Djanggan, Ika Setyo Rini 2014.hubungan kepatuhan terapi terhadap
hidup pasien dengan hipertensi derajat II. jurnal home>vol. 2 no 1. di lihat
08 02 2020”https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/JDK/article/view/3363”
Nursalam 2001. proses dan dokumentasi keperawatan.konsep dan praktik. jakarta
salemba. medika
Ns. alfeus manuntung,S. Kep., M. Kep. 2018 terapi kognitif pada pasien
hipertensi.wenika media
Niven, neil. 2013.psikologi kesehatan:pengantar untuk perwt dan professional
kesehatan lain.edisi ke 2.jakarata :egc.
69

Norma nita.dwi mustika 2013asuhan kebidanan patologi Yogyakarta nuha


medika
Ns. Suraying Manurung, S. M.(2011) Buku Ajar Keperawatan Maternitas Asuhan
Keperawatan Intranatal.Jakarata: Trans Info Media
Rizki Brian Sinubu, Rolly Ronduwu, Frinly Onibala 2015. hubungan beban kerja
dengan kejadian hipertensi pada tenaga pengajar di SMA n 1 Amurang
Kabupaten Minahasa Salatan. e-jurnal Keperawatan (e-Kep) volume 3
nomer 2 Mei 2015 dilihat 08 02 2020 “https://media.neliti.com>”
Rahma Anggi Anjasari 2017.Pengaruh Pendidikan Kesehatan Hipertensi
Terhadap Pengetahuan Dan Persepsi Lansia Tentang Penyakit Hipertensi Di
Desa Malang Jiwan Kecamatan Colomadu,Skripsi Fakultas Keshatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Soeparman D., 2001. ilmu penyakit dalam., jilid 2. Balai penerbit FKUI, Jakarta ,
di l ihat tangal 24 januari 2020.”https://www.academia.edu/17787117/LP_
HIPERTENSI”
Setiadi. 2012. Konsep & dan penulisan dokumentasi asuahan keperawatan teori
dan prkatek. Yogyakarta : graha ilmu.
Surahman Dkk. 2016. Metode Penelitian. Ttp: Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Upload by ricki wahyudi surya. laporan pendahuluan hipertensi. di lihat 27 januari
2020.”https://www.scribd.com/doc/238678798/LAPORAN
PENDAHULUAN-HIPERTENSI”
Putu Kenny Rani Evadewi & Luh Made Karisma Sukmayanti S 2013. Program
Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana Jurnal Psikologi
Udayana.
Prof. Dr. Soekidjo Notoadmodjo. 2018. Metode Penelitian Kesehatan. Rineka
Cipta. Yogyakarta
yugo susanto 2015, hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan minum obat
pasien hipertensi lansia di wilayah kerja puskesmas sungai cuka kabupaten
tanah laut.jurnal ilmiyah manuntung,1 (1), 62-67.
TERAPI
Nama : No. Rekam medik :
Ruang :
Tanggal No Rute Obat Dosis Jam

lain – lain :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Nama : No. RM :
Ruang :
Nilai
pemeriksaan
No Jenis Item Nilai
pemeriksaan normal
Tgl 1 Tgl 2 tgl 3 Tgl 4 Tgl 5

ANALISA DATA
Nama : No. RM:
tanggal: Ruang :
No Tanggal Data Etiologi Problem

Daftar diagnosa keperawatan :

INTERVENSI KEPERAWAT
Nama pasien : No RM :
Tanggal : Ruang :
No Diagnosa Luaran Intervensi Tindakan Paraf

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : No RM:
Tanggal : Ruang :
No Diagnosa Jam Implementasi Respon (S-O) TTD

EVALUASI
Nama pasien : No RM :
Tanggal : Ruang :
No Data (SO) Assesment(A) Planning(P) TTD
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN
Kepada yth. Bapak/ibu, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan

Program Studi DIII Keperawatan Politeknik Negeri Madura, sedang

melaksanakan pembuatan karya tulis ilmiah dengan judul “asuhan keperawatan


dengan masalah ketidak patuhan minum obat pada pasien hipertensi di puskesmas

pademawu pamekasan” dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan kapada

anda sebagai partisipan.

Pemberian asuhan keperawatan dilaksanakan secara komprehensif

meliputi proses pengkajian sampai dengan evaluasi, seluruh data dan informasi

yang saya peroleh dijamin kerahasiaannya dan hanya disampaikan untuk

kepentingan ilmiah tanpa menyebutkan data pribadi bapak/ibu secara langsung.

Seluruh tindakan yang kami lakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar

manusia bapak/ibu dan kami pastikan sesuai dengan pedoman, Standar Prosedur

Operasional (SOP) dan kebijakan instansi terkait.

Demikian saya sampaikan besar harapan saya bapak/ibu berkenan menjadi

partisipan dalam proses karya tulis ilmiah ini. Jika bapak/ibu tidak berkenan, saya

terima keputusan itu tanpa mengurangi rasa hormat saya serta kualitas pelayanan

yang anda terima, namun jika bapak/ibu berkenan, kami mohon kesediaannya

untuk menandatangani lembar persetujuan menjadi partisipan.

Demikian, semoga seluruh niat baik bapak/ibu mendapat balasan terbaik

dari tuhan, dilancarkan perawatannya dan segera disembuhkan penyakitnya.

Hormat saya
Pamekasan, 31 januari 2020

Khodaifi
17.045
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Inisial partisipan :
Saya telah membaca dan memahami lembar permohonan menjadi

partisipan, selanjutnya saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi

partisipan sesuai dengan kebutuhan dan syarat yang berlaku.

Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya secara sadar dan tanpa

paksaan dari pihak manapun.

Partisipan,
Pamekasan, 31 januari 2020

DOKUMENTASI
LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

Nama mahasiswa : Khodaifi


NRP : 17.045
Judul : Asuhan keperawatan ketidak patuhan minum obat pada
klien hipertensi.

Pembimbing I : Hilma noviandry R, S. Kep., Ns. M. Kes


No Hari/tgl Kegiatan Hal Saran Saran
pembimbi
ng
1 30 01 20 Konsulbab 1 Kaji latar belakang
rumusan masalah

2 22.01.20 Konsul bab 1 Revisi latar belakang, acc


rumusn masalah,tujuan.
3 28.01.20
29.01.20 Konsul bab 1,2 Acc bab 1
4 Revisi bab2.

5 30.01.20 Konsul bab 2,3 Perbaiki spasi,susaikan


6 30.01.20 petunjuk.

7 31.01.20 Konsul bab 2,3 Acc bab 2


8 31.01.20 Konsul bab 3 Revisi bab 3
Acc.

9 13. juni Konsul bab Acc maju ujian.


2020 3,lampiran.
10 16 juni Konsul bab 4 Sesuaikan dengan kasus.
20. dan 5.
11 01juli20. Konsul bab 4 Lebih Focus ke kasus.
dan 5.
12 09 juli Konsl bab Perbaiki lagi
2020 4,dan 5. pembahsannya
13 09.07.20 Konsul bab 4,5 Acc
dan lampiran
14 08.08.20 Konsul KTI Acc

Pamekasan 22 januari 2020

Pembimbing I

Hilma Noviandry R, S. Kep., Ns. M. Kes

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH

Nama mahasiswa : Khodaifi


NRP : 17.045
Judul : Asuhan keperawatan ketidakpatuhan minum obat pada
klien hipertensi.

Pembimbing II : Anggria Oktavia Denta, S.Si.,M.M.,M.Biotech


No Hari/tgl Kegiatan Hal Saran Paraf
pembimbi
ng
1 28.01.20 Konsul Sesuaikan dengan
bab1.2,3 pedoman

2 29.01.20 Perbaiki ulang


Konsul bab penulisan
1.2.3
3 30.01.20 Perbaiki penyusunan
Konsul.1.2.3 kata

4 31.01.20 Konsul.1.2.3 Acc


02.07.2020 Konsul bab 4 Perbaiki penulisa.
5 03.07.20 Konsul bab 4 Sesuaikan pedoman.
6 04.07.20 Konsul bab 4 Perbaiki table
7 06.07.20 Konsul bab 4 Acc bab 4
8
9 07 juli 2020 Konsul bab 5 Revisi bab 5

10 09.juli 2020 Konsul bab 5 Acc


11 08.08.20 Konsul KTI Acc

Pamekasan 22 februari 2020

Pembimbing II

Anggria Oktavia Denta, S.Si.,M.M.,M.Biotech

LEMBAR REVISI UJIAN KARYA TULIS ILMIYAH

Nama mahasiswa : Khodaifi


NIM : 17.045
Judul : Asuhan asuhan keperawatan dengan masalah keperawatan
ketidakpatuhan minum obat pada pasien hipertensi.

Penguji I : Ns. Abdan Syakura, M. Kep


No Hari /tgl Kegiatan Hal Saran Paraf

1 18.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1

2 19.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1

3 21.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi WOC

4 22.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi WOC

5 24.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 3

6 25.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 3

7 26.02.20 Konsul bab 1-3 Acc

8 03.08.20 Konsul bab 4-5 Revisi

9 05.08.20 Konsul bab 4-5 Revisi

10 06.08.20 Konsul bab 4-5 Sesuaikan pedoman

11 07.08.20 Konsul bab 4-5


Pamekasan 22 februari 2020

Penguji I

Ns. Abdan Syakura, M. Kes

LEMBAR REVISI UJIAN KARYA TULIS ILMIYAH

Nama mahasiswa : khodaifi


Nim : 17.045
Judul : Asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan
minum obat pada pasien hipertensi

Penguji II : Prastomo Suhendro, SE., MM


No. Hari /tgl Kegiatan Hal Saran Paraf
1 17.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi latar belakang

2 19.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

3 20.02.20 Konsul bab 1-3 Sesuaikan pedoman

4 22.02.20 Konsul bab 1-3 Koreksi lagi daftar


singkatan
5 23.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

6 24.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

7 26.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

8 05.08.20 Konsul bab 4-5 Revisi

9 06.08.20 Konsul bab 4-5 Sesuaikan pedoman

10 07.08.20 Konsul bab 4-5 Revisi

11 07.08.20 Konsul bab 4-5 Lihat juknis kembali

12 08.08.20 Konsul bab 4-5 Acc

Pamekasan 22 februari 2020

Penguji II

Prastomo Suhendro, SE., MM

LEMBAR REVISI UJIAN KARYA TULIS ILMIYAH


Nama mahasiswa : Khodaifi
NIM : 17.045
Judu : asuhan keperawatan dengan masalah ketidakpatuhan
minum obat pada pasien hipertensi.

Penguji : Ns. Edy Suryadi Amin, M. Mkes., Kep


No Hari/tgl Kegiatan Hal Saran Paraf

1 17.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi lembar


pengeshan
2 19.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

3 20.02.20 Konsul bab 1-3 Sesuaikan pedoman

4 22.02.20 Konsul bab 1-3 Koreksi lagi daftar


singkatan
5 23.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

6 24.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

7 26.02.20 Konsul bab 1-3 Revisi bab 1-3

8 05.08.20 Konsul bab 4-5 Revisi

9 06.08.20 Konsul bab 4-5 Sesuaikan pedoman

10 07.08.20 Konsul bab 4-5 Revisi

11 07.08.20 Konsul bab 4-5 Acc

Pamekasan 22 februari 2020

Penguji III

Ns. Edy Suryadi Amin, M. Mkes., M. Kep

Anda mungkin juga menyukai