Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULER

Elmi Aris Rahayu.,S.kep.,Ns.,M.kep


DEFINISI

• Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah sekumpulan malformasi


struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada
sejak lahir (Mutaqin, 2009).
• Insiden terjadi 4 dari 1000 kelahiran neonatus hidup di
indonesia
ETIOLOGI

A. Faktor prenatal
• Ibu menderita penyakit infeksi rubella
• Ibu alkoholisme
• Umur ibu lebih dari 40 th
• Ibu menderita penyakit diabetes militus dan memerlukan insulin
• Ibu meminum obat-obatan atau jamu
Lanjutan............

B. Faktor genetik
• Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB
• Ayah/ibu menderita PJB
• Kelainan kromosom, misalnya sindrom down
• Lahir dengan kelainan bawaan yang lain

C. Faktor Lingkungan
• Radiasi, polusi, kimiawi, virus, obat-obatan
KLASIFIKASI
Asianosis

Peningkatan aliran darah Obtruksi aliran


pulmonal (pirau kiri ke darahdari ventrikel
kanan) (tanpa pirau)

ASD, VSD, PDA, COA, SA, SP


Atrioventrikular
KLASIFIKASI…..

Sianosis

Penurunan aliran aliran darah teroksigen


darah pulmonal dan anoksigen tercampur

TOF, Atresia
TGA, DORV
tricuspid
DEFEK SEPTUM VENTRIKULER (VSD)

• Merupakan suatu keadaan dimana terjadi hubungan (lubang)


abnormal pada sekat yang memisahkan vintrikel kanan dan kiri
(Mutaqin, 2009).
• Ventricular Septal Defect (VSD) adalah kelainan jantung
bawaan dimana terdapat lubang (defek/inkontinuitas) pada
septum ventrikel yang terjadi karena kegagalan fungsi septum
interventrikel pada masa janin (www.bedahtkv.com).
• Tekanan ventrikel kiri > tinggi dan resistensi sistem sirkulasi
arterial > tinggi dibandingkan dg sirkulasi paru darah
mengalir ke arteri pulmonalis peningkatan aliran darah ke
paru peningkatan resistensi vaskular paru hipertropi
ventrikel kanan pembesaran vebtrikel kanan

sistolik, sesak, foto thorak menunjukkan kardiomegali,


TETRALOGI of FALLOT (TOF)

Adalah suatu penyakit jantung congenital dengan sianosis yang


merupakan kombinasi dari 4 gejala utama yaitu:
(1)Obstruksi aliran ke luar dari bilik kanan (stenosis pulmonalis)
(2)Cacat septum ventrikel/ VSD,
(3)Posisi sebelah kanan dari aorta dan
(4)Hipertrofi ventrikel kanan

Pasien Tetralogy of Fallot membutuhkan dukungan fasilitas


layanan kesehatan yang tinggi untuk kombinasi perawatan oleh
ahli jantung dan ahli bedah jantung anak. Pasien harus dirujuk
ke rumah sakit yang mampu melakukan operasi.
Etiologi

• Pada dasarnya, Tetralogy of Fallot terjadi sejak Si Kecil masih di dalam


kandungan yakni saat sedang terjadi pembentukan jantung. Meskipun
belum diketauhi jelas penyebabnya TOF terjadi, namun beberapa hal yang
dapat meningkatkan risiko terjadi TOF adalah:
• Diabetes saat kehamilan
• Usia ibu hamil di atas 40 tahun
• Infeksi virus saat hamil, misalnya rubella
• Kelainan bawaan lahir, seperti sindrom DiGeorge atau sindrom Down
• Konsumsi minuman beralkohol saat hamil
• Kekurangan gizi ketika hamil
• Gejala TOF yang terjadi pada tubuh tergantung pada
tingkat keparahan yang dialami penderitanya. Namun,
gejala TOF umumnya meliputi:
• Mudah Lelah,rewel, sesak napas
• Berat badan tidak bertambah, Gangguan tumbuh
kembang
GEJALA • Clubbing finger, yakni kondisi kuku bayi bulat dan
cembung. Hal ini diakibatkan oleh pembesaran pada
kulit dan tulang di sekitar kuku.
• Gangguan tumbuh kembang
• Sianosis, yakni kondisi dimana kulit dan bibir
membiru. Hal ini diakibatkan oleh adanya peredaran
darah dengan tidak cukup oksigen.
• Pembesaran VSD tekanan ventrikel kiri dan kanan hampir
sama
• Arah aliran tergantung pada perbedaan tahanan vaskular
pulmonal dan sistemik
• Jika tahanan vaskular pumonal > tinggi aliran dari kanan ke
kiri
• Jika tahanan vaskular ke sistemik > tinggi aliran darah dari
kiri ke kanan
• Stenosis pulmonal penurunan aliran darah ke paru
darah yg mengandung O2 kembali pada sisi kiri jantung

sianosis akut, distress nafas, hipoksia, anoksia, clubbing &


gagal tumbuh
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Echocardiografi untuk mengetahui adanya atrium/ ventrikel


kanan dan kiri serta mengetahui penebalan katup pulmonal
Elektrokardiografi untuk melihat pembesaran di ventrikel dan
atrium
Chestradiografi untuk menentukan penurunan aliran darah
pumonal dan ukuran jantung
Kateteri jantung untuk melihat abnormalitas pembesaran
septum atrial dan peningkatan saturasi oksigen pada jantung
kanan
PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan awal pada PJB sianotik yaitu menempatkan


bayi pada lingkungan yang nyaman dan fisiologis ( suhu 36,5-
37 C )
Pemberian vasopresor dan vasodilator untuk meningkatkan
curah jantung pada VSD dan ASD
Penutupan defek dg alat memalui kateteri jantung
Pembedahan menutup defek dg dijahit melalui
cardiopulmonary bypass
Retriksi cairan dengan pemberian diurisis dan pembatasan
cairan utk mengurangi beban kerja jantung
PENATALAKSANAAN…..
Oksigenasi 2-4 lpm dengan masker/ kateter nasofaringeal, bila ada
distress nafas berat diperlukan ventilasi mekanik
Mempertahankan saturasi O2 tidak lebih dari 85% dengan O2 21%
(udara ruangan) pada ductus dependent sirculasi sistemik dan ductus
dependent sirculasi pulmonal
Pemberian propanolol untuk menurunkan denyut jantung
Pada TOF dan TGA : diberikan prostaglandin sbg relaksan kuat untuk
melebarkan duktus arteriosus  untuk meningkatkan tekanan atrium kiri
agar tejadi pirau kiri ke kanan sehingga oksigenasi sistemik menjadi lebih
baik, pembendahan dengan pintasan Blalock-Taussig  menyambung
arteri subklavia ke cabang arteri pulmonalis homolateral.
Tata laksana pada saat pasien mengalami serangan
hipersianotik blue spell atau tet spell antara lain:
Posisikan pasien terutama bayi pada abdomen dengan
postur lutut ditekuk ke dada (knee-chest position)
Pemberian oksigen akan membantu mengurangi beban
jantung, walaupun sianosis adalah akibat pirai jantung kanan
ke kiri
Pemberian morfin subkutan dengan dosis tidak melebihi
0,2 mg/kgBB pada bayi
Asidosis metabolik dapat terjadi. Koreksi asidosis
metabolik dengan bikarbonat bila pasien kurang respon
dengan terapi
Pemberian fenilefrin intravena dapat meningkatkan
resistensi vaskular dan memperbaiki keluaran ventrikel
kanan
Pada neonatus yang tetap mengalami sianotik, diberikan
prostaglandin E1 (0.01-0.20 μg/kgBB/menit) agar duktus
arteriosus tetap terbuka untuk memperbaiki aliran darah ke
paru.
Tindakan Pembedahan pada ToF
• Intervensi bedah merupakan tatalaksana definitif bagi
pasien Tetralogy of Fallot. Tata laksana bedah dapat korektif
maupun paliatif.
• Indikasi dilakukannya intervensi untuk korektif antara lain:
• Pada anak bayi simtomatik dapat dilakukan reparasi pada saat
kapanpun sedangkan bayi asimtomatik dapat dilakukan operasi
elektif dalam 6 bulan pertama
• Pasien dewasa yang belum pernah dioperasi, tetap
direkomendasikan untuk dilakukan koreksi bedah
Terapi paliatif dilakukan secara
Terapi Paliatif bedah terbuka dengan tindakan:
•Blalock-Taussig shunt, untuk
meningkatkan aliran darah ke paru
dengan cara melakukan
• Terapi paliatif bertujuan untuk anastomosis arteri subklavia ke
memperbaiki aliran darah ke arteri pulmonal
paru •Modifikasi Blalock-Taussig
• Terapi paliatif tidak ditujukan shunt yaitu Gore-Tex, anastomosis
sebagai tatalaksana arteri subklavia side to side ke arteri
permanen. pulmonal homolateral
•Potts shunt, membuat pintas dari
• Pasien tersebut harus tetap aorta desendens ke arteri pulmonal
menjalani operasi koreksi kiri
bedah •Central shunt, anastomosis
langsung dari aorta ke pulmonal
Tata Laksana Koreksi Bedah
Tatalaksana koreksi bedah adalah antara lain dengan melakukan:
Penutupan VSD dengan patch
Memperbaiki outflow ventrikel kanan dengan melakukan reseksi pada berkas
otot
Valvektomi bila terdapat anulus katup pulmonal terlalu kecil diikuti
pemasangan patch transanular pada cincin katup pulmonal
Pemasangan implantable cardioverter defibrilator (ICD), pada pasien dengan
risiko tinggi, misalnya takikardi ventrikel dan durasi kompleks QRS > 180 milidetik.
Terkadang diperlukan operasi berikutnya untuk penggantian katup pulmonal
akibat regurgitasi yang terjadi setelah beberapa waktu dilakukan operasi korektif.[
15]
Komplikasi Tindakan

• kilotoraks
• paralisis difragmatik
• sindroma Horner
• menurunnya pulsasi arteri radialis
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Identitas orang tua dan anak


Riwayat antenatal
Tanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi
(faktor eksogen dan endogen yang mempengaruhi)
Riwayat natal
Usia gestasi, cara persalinan
Riwayat postnatal
Riwayat resusitasi
Pengkajian….
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum lemah, pucat, sianosis
Sistem pernafasan : takipnea, PCH, retraksi intercosta
Sistem kardiovaskuler : sianosis, pucat, akral dingin, CRT > 2 dtk, takikardi
Sistem persyarafan : letargie, kelemahan
Sistem perkemihan : produksi urin
Sistem pencernaan : reflek hisap lemah karena sesak
Sistem integumen dan muskuloskeletal : Hipotonus, kulit pucat, piting edema
pada tangan dan kaki
DIAGNOSA dan INTERVENSI KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung
DATA INTERVENSI
DS : - Manajemen cairan
DO : Observasi ;
HR meningkat Monitor status hidrasi (frekuensi nadi, akral, kekuatan nadi,
takikardi, kelainan pengisian kapiler, kelembapan mukosa, turgor)
EKG, nadi perifer Monitor berat badan tiap hari
lemah, kulit dingin, Monitor status hemodinamik
diaporoses, edema Terapiutik
ektremitas, urin output Catat intake dan output dan hitung balance cairan 24 jam
menurun Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Berikan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian deuritik, jika perlu
DIAGNOSA KEPERAWATAN….
Penurunan curah jantung
DATA INTERVENSI
Manajemen syok
Observasi
Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan kekuatan nadi,
frekuensi nafas, TD, MAP)
Monitor status oksigenasi
Monitor status cairan
Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
Daftar Pustaka
• Webb GD, Smallhorn JF, Therrien J, Redington AN. Congenital Heart Disease. In: Mann
DL, Zipes DP, Libby P, Bonow RO, editors. Braunwald’s Heart Disease A Textbook of
Cardiovascular Medicine. 10th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2015. p. 1415–8
• Ammash N, Warnes CA. Adult Congenital Heart Disease. In: Murphy JG, Lloyd MA,
editors. Mayo Clinic Cardiology Concise Text Book. 4th ed. Oxford: Mayo Clinic Scientific
Press; 2013. p. 769–70
• Geva T. Indications for Pulmonary Valve Replacement in Repaired Tetralogy of Fallot.
Circulation. 2013 Oct 21;128(17):1855 LP-1857. Available from:
http://circ.ahajournals.org/content/128/17/1855.abstract
KASI H
TERIMA

Anda mungkin juga menyukai