Anda di halaman 1dari 15

“TETRALOGI OF FALLOT”

(PERADANGAN PADA SISTEM


KARDIOVASKULER)

KELOMPOK 3
ANGGOTA
ELFANY AZIS KANDORA 183145105068
HASTIKA 183145105070
1 Definisi Tetralogy Of Fallot(TOF)

Tetralogy of Fallot (TOF) merupakan kelainan jantung bawaan


sianotik.Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan dimana terjadi defek
ataulubang dari bagian infundibulum septum intraventrikular (sekat antara
ronggaventrikel) dengan syarat defek tersebut paling sedikit sama besar dengan
lubangaorta (Yayan A.I, 2010). Sebagai konsekuensinya, didapatkan adanya
empatkelainan anatomi sebagai berikut:
1.Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
ronggaventrikel
2.Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yangkeluar
dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebaldan
menimbulkan penyempitan.
3.Aorta overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikelkiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan.
4.Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan
karena peningkatan tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
Pada penyakit (TOF) yang memegang peranan penting adalah defek
septumventrikel dan stenosis pulmonalis, dengan syarat defek pada ventrikel
palingsedikit sama besar dengan lubang aorta
2. Epidemiologi

Tetralogy of fallot timbul pada +/- 3-6 per 10.000 kelahiran


danmenempati angka 5-7% dari kelainan jantung akibat congenital.
Sampai saat
ini para dokter tidak dapat memastikan sebab terjadinya, akan tetapi
penyebabnyadapat berkaitan dengan factor lingkungan dan juga
factor genetic atau keduanya.Dapat juga berhubungan dengan
kromosom 22 deletions dan juga Digeorge Syndrome. Ia lebih sering
muncul pada laki-laki dari pada wanita. Pengertian akan embryology
dari pada penyakit ini adalah sebagai hasil kegagalan dalam conal
septum bagian anterior, menghasilkan kombinasi klinik berupa VSD,
pulmonarystenosis, and overriding aorta. Perkembangan dari
hipertropi ventricle kanan adalah oleh karena kerja yang makin
meningkat akibat defek dari katup pulmonal.Hal ini dapat
diminimalkan bahkan dapat dipulihkan dengan operasi yang dini.
3 Etiologi

Kebanyakan penyebab dari kelainan jantung bawaan tidak diketahui,


biasanyamelibatkan berbagai faktor. Faktor prenatal yang berhubungan dengan
resikoterjadinya tetralogi Fallot adalah:
1.Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi viruslainnya
2. Gizi yang buruk selama
3.Ibu yang alkoholik
4.Usia ibu diatas 40 tahun
5.Ibu menderita diabetes
6.Tetralogi Fallot lebih sering ditemukan pada anak-anak yang
menderitasindroma Down Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan
jantungsianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung
oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu
kebiruan) dansesak nafas. Mungkin gejala sianotik baru timbul di kemudian hari,
dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau menangis
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan jugadiduga
karena adanya faktor endogen dan eksogen
4 Manifestasi Klinis

Anak dengan TOF umumnya akan mengalami keluhan :


1.Sesak yang biasanya terjadi ketika anak melakukan
aktivitas (misalnya menangis atau mengedan)
2.Berat badan bayi tidak bertambah
3.Pertumbuhan berlangsung lambat
4.Jari tangan seperti tabuh gendering/ gada (clubbing
fingers)
5.Sianosis /kebiruan sianosis akan muncul saat anak
beraktivitas,makan/menyusu, atau menangis dimana
vasodilatasi sistemik
(pelebaran pembuluh darah di seluruh tubuh) muncul dan
menyebabkan peningkatanshunt dari kanan ke kiri (right
to left shunt).
5 Patofisiologi

Pada tetralogi fallot terdapat empat macam kelainan jantung


yang bersamaan, yaitu :
1. Darah dari aorta berasal dari ventrikel kanan bukan dari kiri,
atau dari sebuahlubang pada septum, seperti terlihat dalam
gambar, sehingga menerima darah darikedua ventrikel.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang
mengalir dariventrikel kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari
normal; malah darah masuk keaorta.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui
lubangseptum ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke
aorta, mengaabaikanlubang ini.
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besar
darahke dalam aorta yang bertekanan tinggi, otot-ototnya akan
sangat berkembang,sehingga terjadi pembesaran ventrikel kanan.
6 Pemeriksaan Diagnostik

1.Pemeriksaan laboratoriumDitemukan adanya peningkatan hemoglobin dan


hematokrit (Ht)akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya
hemoglobindipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai
BGAmenunjukkan peningkatan tekanan partial karbondioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.pasiendengan Hn dan Ht normal
atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
2.RadiologisSinar X pada thoraks menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal,
tidak ada pembesaran jantung gambaran khas jantung tampakapeks jantung
terangkat sehingga seperti sepatu.
3.ElektrokardiogramPada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan.
Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4.EkokardiografiMemperlihatkan dilatasi aorta, overriding aorta dengan
dilatasiventrikel kanan,penurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan
alirandarah ke paru-paru
5. Kateterisasi Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui
defekseptum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari danmendeteksi
stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunansaturasi oksigen,
peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau
rendah
7 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan deangan kemungkinan


penderita Tetralogi Fallot dapatdirawat jalan
jika derajat termasuk pada derajat I, II, atau III
tanpa sianosismaupun dispneu berat. Jika
penderita perlu rawat inap, apabila Tetralogi
Fallot termasuk dalam derajat IV dengan
sianosis atau dispneu berat
Berikut penatalaksanaannya:
A. Tatalaksana Penderita Rawat Inap:
1. Mengatasi kegawatan yang ada.
2. Oksigenasi yang cukup.
3. Tindakan konservatif
.4. Tindakan bedah (rujukan) :
-Operasi paliatif :modified BT shunt sebelum dilakukan koreksi total:dilakukan pada anak BB < 10 kg dengan
keluhan yang jelas. (derajat IIIdan IV)
-Koreksi total: untuk anak dengan BB > 10 kg : tutup VSD + reseksi infundibulum.
5. Tatalaksana gagal jantung kalau ada.
6. Tatalaksana radang paru kalau ada.
7. Pemeliharaan kesehatan gigi dan THT, pencegahan endocarditis
B. Tatalaksana Rawat Jalan
1. Derajat I :
-Medikametosa : tidak perluOperasi (rujukan ) perlu dimotivasi, operasi total dapat dikerjakan kalauBB > 10 kg.
Kalau sangat sianosis/ada komplikasi absesotak, perludilakukan operasi paliatif.
-Kontrol : tiap bulan.
2. Derajat II dan III :
-Medikamentosa ; Propanolol
-Operasi (rujukan) perlu motivasi, operasi koreksi total dapat dikerjakankalau BB > 10 kg. Kalau sangat sianosis/ada
komplikasi abses otak, perludilakukan opersi paliatif.
-Kontrol : tiap bulan
-Penderita dinyatakan sembuh bila : telah dikoreki dengan baik.
C. Pengobatan Pada Serangan Sianosisa.
a. Usahakan meningkatkan saturasi oksigen arteriil dengan cara:
-Membuat posisiknee chest atau fetus
-Ventilasi yang ade kuat
b. Menghambat pusat nafas denga Morfin sulfat 0,1-0,2 mg/kg im atau subkutan
c. Bila serangan hebat bisa langsung diberikan Na Bic 1 meq/kg iv untukmencegah asidosis metabolic
d. Bila Hb < 15 gr/dl berikan transfusi darah segar 5 ml/kg pelan sampai Hb 15-17gr/dl
1 Ilustrasi Kasus

Asti, seorang anak perempuan berusia 18 bulan datang ke


klinik Special Dental Care Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung
tanggal 07 Oktober 2017 atasrujukan dari Bagian Kardiolog Anak
untuk mencari fokal infeksi dan penatalaksanaannya sebelum
dilakukan operasi jantung di Rumah Sakit HarapanKita Jakarta.
Pasien didiagnosis dengan Tetralogi Fallot dengan gejala-
gejalaklinis berupa mudah lelah, sesak napas. Pasien Diagnosis
kerja akhir dari BagianKardiologi Anak adalah DF, yaitu
compensated heart disease, DA, yaitu TOF.Pasien tampak lemah dan
kebiruan, ibu kalien mengatakan klien mengalamikesulitan dalam
bernafas dan tidak nafsu makan. Pada pemeriksaan klinisditemukan
keadaan sebagai berikut, status umum berupa nadi suhu = 36
derajat C, nadi =80 x / menit, respirasi = 40x/ menit, tekanan
darah = 100 x/80 mmHg, BB = 9 kgsebelum sakit, saat dikaji BB 7
kg, TB = 75 cm. Pada status lokalis terlihat ekstraoral tidak ada
kelainan.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Keperawatan
 Riwayat kehamilan : ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi

(faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).


 Riwayat tumbuh : Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan

pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan


kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
 Riwayat psikososial/ perkembanganKemungkinan mengalami masalah

perkembangan
 Mekanisme koping anak/ keluarga

 Pengalaman hospitalisasi sebelumnya

 Pemeriksaan fisik

 Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak

biru setelah tumbuh.


 Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.

 Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal

hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan


dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan kematian.
 Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat
berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan
berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan
kembali.
 Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah

pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya


derajat obstruksi
 Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan

keras.
 Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih

besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan


 Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik

 Pengetahuan anak dan keluarga :

a. Pemahaman tentang diagnosis.


b. Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis
c. Regimen pengobatan
d. Rencana perawatan ke depan
e. Kesiapan dan kemauan untuk belajar
2. Diagnosa.
 Gangguan pertukaran gas b.d penurunan alian darah

ke pulmonal
 Penurunan kardiak output b.d sirkulasi yang tidak efektif

sekunder dengan adanya malformasi jantung


 Gangguan perfusi jaringan b.d penurunan sirkulasi

(anoxia kronis , serangan sianotik akut)


 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d fatiq

selama makan dan peningkatan kebutuhan


kalori,penurunan nafsu makan
 Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b.d tidak

adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan


 Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen
 Koping keluarga tidak efektif b.d kurang pengetahuan

klg tentang diagnosis/prognosis penyakit anak


3. Intervensi
 Penurunan kardiac output b.d sirkulasi yang tidak

efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung


Tujuan :
 Anak dapat mempertahankan kardiak output yang

adekuat.
Kriteria hasil
 Tanda-tanda vital normal sesuai umur

 Tidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis,

gelisah/letargi , takikardi, mur-mur


 Pasien komposmentis

 Akral hangat

 Pulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitas

 Capilary refill time < 3 detik

 Urin output 1-2 ml/kgBB/jam


1 Kesimpulan
Dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak
dengan kelainan jantung bawaan sianotik (Tetralogi
Fallot)akan menentukan untuk kelansunganhidup anak,
mengingat masalah yang komplit yang dapat terjadi
pada anak TOF bahkan dapat menimbulkan kematian
yang diakibatkan karena hipoksia, syokmaupun
gagal.Oleh karena itu perawat harus memiliki
keterampilan, kompetensi, dan pengetahuan yang luas
tentang konsep dasar perjalanan penyakit TOF.
Sehinggadapat menentukan diagnosa yang tepat bagi
anak yang mengalami tetralogi fallot,yang akhirnya
angka kesakitan dan kematian dapat ditekan.

Anda mungkin juga menyukai