Anda di halaman 1dari 44

TETRALOGY OF FALLOT

PADA ANAK
Anindya Rifha P.A (015.21.19.537)
Dela Vredi Y (015.21.19.546)
Evi Novitasari (015.21.19.552)
Herlin Novia H.R (015.21.19.561)
Muhammad Toha (015.21.19.574)
Natania Frederia (015.21.19.578)
Revada Mentari H (015.21.19.601)
Ruli Mahendra (015.21.19.605)
Vanesya Auralie (015.21.19.614)
TINGKAT 2A
Definisi TOF
Tetralogi Of Fallot (TOF) adalah penyakit jantung bawaan sianotik (warna
kulit) yang terdiri dari 4 kelainan khas, yaitu
1.Defek septum ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel.
2. Stenosis pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah
yang keluar dari bilik kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga
menebal dan menimbulkan penyempitan.
3. Aorta overriding, pembuluh darah ini letaknya bergeser ke kanan,
persis di atas defek sekat ventrikel.
4. Hipertrofi ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan
karena peningkatan tekanan di ventrikel akibat dari stenosis pulmonal.
Etiologi
penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti,
diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor –faktor
tersebut antara lain adalah
1) Faktor endogen yaitu berbagai jenis penyakit genetik (kelainan
kromosom); anak yang lahir sebelumnya menderita penyakt
jantung bawaan; adanya penyakit tertentu dalam keluarga
seperti diabetes melitus, hipertensi, penyakit jantung dan
kelainan bawaan,
2) Faktor eksogen yaitu riwayat kehamilan ibu : sebelum ikut
program KB oral atau suntik, minum obat-obatan tanpa resep
dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin,
amethopterin, jamu); ibu menderita penyakit infeksi (rubella);
pajanan terhadap sinar-X.
Manifestasi Klinis

Salah satu manifestasi yang penting pada tetralogi Fallot adalah


terjadinya serangan sianotik (cyanotic spells, hypoxic spells,
paroxysmal hyperpnea) yang ditandai oleh timbulnya sesak napas
mendadak, napas cepat dan dalam, sianosis bertambah, lemas,
bahkan dapat pula disertai kejang atau sinkop

Sebagian besar pasien dengan TOF menunjukkan gejala sianosis


sejak lahir atau ditunjukkan pada usia 1 tahun pertama. Pada
pemeriksaan auskultasi didapatkan bising jantung pada
parasternal kiri karena adanya stenosis pulmonal

Pada pemeriksaan rongent dada didapatkan penurunan


vaskularisasi paru dan jantung tampak seperti gambaran “boot
shaped”
Patofisiologi
Komponen yang paling penting, yang menentukan derajat beratnya penyakit, adalah
stenosis pulmonal, yang bervariasi dari sangat ringan sampai sangat berat, bahkan
dapat berupa atresia pulmonal. Stenosis pulmonal ini bersifat progresif, semakin lama
semakin berat. Tekanan yang meningkat akibat stenosis pulmonal menyebabkan darah
yang terdeoksigenasi (yang berasal dari vena) keluar dari ventrikel kanan menuju
ventrikel kiri melalui defek septum ventrikel dan ke sirkulasi sistemik melalui aorta,
menyebabkan hipoksemia sistemik dan sianosis. Bila stenosis pulmonal semakin berat,
maka semakin banyak darah dari ventrikel kanan menuju ke aorta. Pada stenosis
pulmonal yang ringan, darah dari ventrikel kanan menuju ke paru, dan hanya pada
aktivitas fisik akan terjadi pirau dari kanan ke kiri. Semakin bertambahnya usia, maka
infundibulum akan semakin hipertrofik, sehingga pasien akan semakin sianotik.
Obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan ini menyebabkan kurangnya aliran darah ke
paru yang menyebabkan hipoksia, maka kompensasi untuk hipoksia adalah terjadinya
polisitemia dan dibentuknya sirkulasi kolateral (jangka panjang).
Komplikasi

Trombosis Serebri
trombosis lebih sering ditemukan pada usia di bawah 2 tahun. pada penderita
ini paling sering mengalami anemia defisiensi besi dengan kadar hemoglobin
dan hematokrit dalam batas-batas normal.

Abses Otak
Biasanya penderita penyakit ini telah mencapai usia di atas 2 tahun. Awitan
penyakit sering berlangsung tersembunyi disertai demam berderajat rendah.
mungkin ditemukan nyeri tekan setempat pada kranium, dan laju endap
darah merah serta hitung jenis leukosit dapat meningkat. dapat terjadi
serangan-serangan seperti epilepsi, tandatanda neurologis yang terlokalisasi
tergantung dari tempat dan ukuran abses tersebut
Komplikasi
Endokarditis Bakterialis
Terjadi pada penderita yang tidak mengalami pembedahan, tetapi lebih sering
ditemukan pada anak dengan prosedur pembuatan pintasan selama masa
bayi.

Gagal Jantung Kongestif


Dapat terjadi pada bayi dengan atresia paru dan aliran darah kolateral yang
besar. keadaan ini, hampir tanpa pengecualian, akan mengalami penurunan
selama bulan pertama kehidupan dan penderita menjadi sianotis akibat
sirkulasi paru yang menurun.

Hipoksia
Keadaan kekurangan oksigen dalam jaringan akibat dari stenosis pulmonal
sehingga menyebabkan aliran darah dalam paru menurun.
Pathway

You could enter a subtitle here if you need it


Pathway
Sirkulasi darah penderita TOF berbeda dibanding anak normal. Kelainan yang
memegang peranan penting adalah stenesis pulmonal dan VSD. Tekanan antara
ventrikel kiri dan kanan pada pasien TOF adalah sama akibat adanya VSD. Hal ini
menyebabkan darah bebas mengalir bolak balik melalui celah ini. Tingkat keparahan
hambatan pada jalan keluar darah di ventrikel kanan akan menentukan arah aliran
darah pasien TOF. Aliran darah ke paru akan menurun akibat adanya hambatan pada
jalan aliran darah dari ventrikel kanan; hambatan yang tinggi di sini akan
menyebabkan makin banyak darah bergerak dari ventrikel kanan ke kiri. Hal ini berarti
makin banyak darah miskin oksigen yang akan ikut masuk ke dalam aorta sehingga
akan menurunkan saturasi oksigen darah yang beredar ke seluruh tubuh, dapat
menyebabkan sianosis. Jika terjadi hambatan parah, tubuh akan bergantung pada
duktus arteriosus dan cabang-cabang arteri pulmonalis untuk mendapatkan suplai
darah yang mengandung oksigen. Onset gejala, tingkat keparahan sianosis yang
terjadi sangat tergantung pada tingkat keparahan hambatan yang terjadi pada jalan
keluar aliran darah di ventrikel kanan
Penatalaksanaan Perioperatif
A. Kunjungan Preoperatif
1.) Riwayat Medis
Setiap anak dengan kelainan jantung kongenital untuk operasi non jantung memerlukan
evaluasi preoperatif yang mendalam. Keputusan penting akan di formulasikan selama
kunjungan preoperatif berdasarkan pada riwayat, pemeriksaan fisik dan temuan laboratorium.
Tujuan utama evaluasi preoperatif meliputi :
a.) Memperoleh pengertian yang detail terhadap anatomi jantung anak dan konsekuensi
fisiologisnya.
b.) Meramalkan masalah anestesi berdasarkan kondisi medis atau sindrom kongenital lainnya
c.) Mendidik anak dan keluarganya agar mengetahui rencana anaestesi yang akan dilakukan
d.) Menurunkan kecemasan dan ketakutan yang berhubungan dengan prosedur operasi
melalui persiapan psikologis baik pasien maupun keluarga
e.) Memperoleh suatu inform consent yang mendalam
f.) Menentukan rencana anestesi, termasuk persiapan preoperatif ekstra yang mungkin akan
diperlukan.
2.) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik ditujukan untuk mengevaluasi adanya disfungsi dan
gagal jantung. Pemeriksaan pada anak dengan kelainan jantung
kongenital harus dititik beratkan pada sistem kardiorespirasi dan semua
abnormalitas yang merupakan rencana untuk dioperasi. Sering
ditemukan anak dengan kelainan jantung kongenital mengalami
gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari hipertensi pulmoner,
oksigenasi perifer dan penghantaran metabolit yang kurang. Ditemukan
juga tanda-tanda gagal jantung kongestif yang lain seperti iritabilitas,
diaphoresis, peningkatan tekanan vena jugularis (JVP), dan hepatomegal

3.) Pemeriksaan Laboratorium


a.) Hemoglobin
b.) Koagulasi
c.) Pemeriksaan Laboratorium Lainnya
B. Persiapan Praoperatif
1.) Puasa
Tujuan puasa pada anak sebelum menjalani anestesi umum
adalah untuk menurunkan resiko aspirasi paru dari isi perut
dengan meminimalkan volume cairan lambung. Idealnya, tujuan
ini dicapai dengan juga tidak menyebabkan penderita menjadi
dehidrasi preoperasi, hipoglikemia dan ketidaknyaman pasien.
Pasien dengan volume lambung yang besar dan dengan pH
yang rendah dipercaya merupakan suatu resiko untuk
terjadinya aspirasi.

2.) Pencegahan Subakut Bakterial Endokarditis


3.) Stabilisasi Suhu
4.) Akses Intravena
5.) Manajemen Cairan
Asuhan
Keperawatan
A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas Klien Nama/Nama panggilan : An “Da”
Tanggal lahir/usia : 10 November 2018
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tgl masuk : 15 Februari 2020
Tgl pengkajian : 16 Februari 2020
Diagnosa medik : Tetralogy of Fallot
b. Identitas Orang tua
1.Ayah
Nama : Tn. D
Usia : 30 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Islam
Alamat : Makassar

2) Ibu
Nama : Ny “N
Usia : 28 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : Islam
Alamat : Makassar
2. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit
a.Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang :
-Keluhan Utama : Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nafas sejak ±2 hari SMRS
-Keluhan Tambahan : Ibu klien mengatakan ketika menangis Bibir dan ujung jari berwarna biru
terutama bila anak menangis lama atau beraktivitas berlebih. Beberapa bulan sebelumnya klien
pernah masuk Rumah sakit dengan keluhan yang sama, namun kali ini beberapa hari SMRS keluhan
ini sering muncul.

2) Prenatal care
a. Pemeriksaankehamilan : 5 kali
b. Keluhan selama hamil : Ngidam, muntah muntah, flu dan demam,
c. Perawatanselama hamil : Vulva Hygiene dan payudara
d. Riwayat minum obat : Ibu anak pernah mengkomsumsi obat anti mual, dan obat demam
e. Kenaikan BB selama hamil : 10 Kg
f. Imunisasi TT ( 1 ) kali

3)Natal :
a.Tempat melahirkan : Ibu klien mengatakan dirinya melahirkan di Rumah Sakit
b. Lama dan jenis persalinan : selama kurang lebih 1 jam dan Persalinan pervaginam
c) Penolong persalinan : dokter dan bidan
d) Cara untuk memudahkan persalinan : diberikan dripsobat perangsang
e) Komplikasi waktu lahir : terjadi robek perineum

3) Post natal:
a) Kondisi bayi : BB lahir( 2.700 ) gram, PB ( 49 ) cm, LK ( 33 ) cm
b) Ibu klien mengatakan seiring bertambahnya usia kadang anak mengalami
kebiruan ketika menangis keras dan beraktivitas berlebih,kelelagan, problem
menyusui, BB anak tidak stabil dan sedikit progress:
c)Penyakit yang pernah dialami : Batuk berulang kali, demam dan diare
d)Kecelakaan yang dialami : Tidak Pernah
e)Ibu klien mengatakan anak tidak memiliki alergi makanan
f)Ibu klien mengatakan anak pernah mengkomsumsi obat demam, batuk dan diare.
g)Perkembangan anak dibanding saudara-saudaranya : Ibu klien mengatakan anak
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang menurutnya lambat
dibandingkan dengan kakaknya.
Riwayat Kesehatan Keluarga:
a) Penyakit anggota keluarga : Ibu klien mengatakan dirinya pernah mengalami
sesak nafas dan bintik merah pada badan sebelum hamil
b) Genogram : Tiga generasi
b. Riwayat Immunisasi
No Jenis Immunisasi Waktu pemberian Reaksi setelah
Pemberian
1 Hepatitis 0 Bulan Tidak ada
2 BCG 1 Bulan Demam
3 DPT (I, II, III)* 2, 3, dan 4 Bulan DPT I Demam, DPT II
Tidak Deman DPT III
Demam
4 Polio (I, II, III, IV)** 1, 2, 3, 4 Bulan Polio 1, 2, dan 4
DemamPolio 3 Tidak
Demam

5 Campak 9 Bulan Tidak ada

6 MMR - -

Keterangan: *Jelaskan tiap-tiap pemberian (I, II, III) **


Jelaskan tiap-tiap pemberian (I, II, III, dan IV)
c. Riwayat Tumbuh Kembang berikut ini:
1)Pertumbuhan Fisik d. Riwayat Nutrisi:
-Berat badan :Sebelum Sakit: 9 Kg, Saat dikaji: 8 kg 1.Pemberian ASI
- Tinggi badan : 72 cm -Pertama kali disusui : Setelah lahir
- Waktu tumbuh gigi : ( 9 ) bulan, Tanggal gigi : Belum -) Cara pemberian : Setiap kali menangis
2) Perkembangan Tiap tahap: Usia anak saat : - Lama pemberian : 8 Bulan
1. Berguling : 4 Bulan
2. Duduk : 8 Bulan
3. Merangkak : Belum (anak merayap)
4. Berdiri : 11 Bulan (masih di bantu)
5. Berjalan : Belum
6. Senyum kepada orang lain pertama kali : Ibu klien
mengatakan lupa
3) Bicara pertama kali : Belum
4) Berpakaian tanpa bantuan : Belum
2) Pemberian susu formula:
a) Alasan pemberian : usia 1 Bulan, karena tidak ada perubahan berat badan yang
signifikan dari BBL
b) Jumlah pemberian : Tidak menentu
c) Cara pemberian : dengan dot
Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian

1. 0 – 4 Bulan ASI, Sufor ASI:8 Bulan


2. 4 – 6 Bulan ASI, Sufor ASI : 8 Bulan
3. 6 - 12 Bulan ASI, Sufor, MPASI ASI : 8 Bulan
4. Saat ini Sufor, MPASI Sampai sekarang

e. Riwayat Psikososial:
1) Anak tinggal di rumah bersama orang tua dan saudaranya
2) Lingkungan rumah berada di setengah kota
3) Rumah keluarga dekat sekolah , tidak terdapat tempat bermain , dan dirumah
anak tidak memiliki kamar tidur sendiri
4) Dirumah terdapat tangga yang cukup berbahaya bagi anak
5) Biasanya dirumah anak bermain diruang tamu
6) Hubungan antar anggota keluarga sangat harmonis
7) Anak diasuh oleh kedua orang tua, namun pada keadaan tertentu yang sangat mendesak, anak
kadang dititipkan ke tantenya, nenek/kakek

f. Riwayat Spiritual:
1.Keluarga saling mengsupport dalam keadaan apapun
2. Dirumah anak kadang ikut sholat ketika melihat orang tua sholat

g. Reaksi Hospitalisasi:
1) Pengalaman keluarga tentang sakit dan rawat inap:
a) Ibu membawa anaknya ke Rumah Sakit karena anak mengalami sesak dan kebiruan saat
menangis keras, kejadian ini sudah dialami anak sejak usia 8 bulan
b) Ibu klien mengatakan bahwa dokter terlah menceritakan tentang kondisi anaknya
c) Ibu klien mengatakan dirinya dan suami merasa cukup cemas saat mengetahui kondisi
anaknya
2) Anak tinggal di rumah sakit ditemani kedua orang tuanya
h. Aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Selera makan 1 porsi ½ porsi


2. Menu makan Nasi lembek, ikan, sayur Bubur
3. Frekuensi makan 3 kali/hari 3x/hari
4. Makanan Tidak ada Tidak ada
pantangan
5. Pembatasan pola Tidak ada Tidak ada (kecuali
makan saat anak sesak)
6. Cara makan Sendok/oral Sendok/oral
7. Ritual saat makan Tidak ada Bercerita
2) Cairan
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Jeni s minuman Sufor,Air Putih Sufor, Air putih
2. Frekuensi 5 – 6 kali/hari (100 cc) 3 – 4 kali/hari
minuman
3. Kebutuhan cairan – -
4. Cara pemenuhan Minum Minum, infus

3) Eliminasi (BAB & BAK)


Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
BAB (Buang Air Besar)
1. Tempat pembuangan Popok -
2. Frekuensi (waktu) 1x/2 hari -
3. Konsistensi Lunak -
4. Kesulitan Tidak ada -
5. Obat pencahar Tidak ada -
BAK (Buang Air Kecil)
6. Tempat pembuangan Popok Popok
7. Frekwensi Tidak tahu (4x ganti popok/hari) Tidak tahu (4x ganti popok/hari)
8. Warna dan Bau Kuning, bau amis Kuning, bau amis
9. Volume Tidak tahu Tidak tahu
10. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
4. Istirahat tidur
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit

1. Jam tidur
- Siang 2-3 jam 2-3 jam
- Malam 8-9 jam 6-8 jam
2. Pola tidur Cukup teratur Jam tidur berkurang, klien kadang susah
3. Kebiasaan sebelum tidur Cerita tidurdan terlihat gelisah
4. Kesulitan tidur Tidak ada Cerita
Kadang klien terbangung karena mengalami
kesulitan bernafas

5. Olahraga
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olah raga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis dan frekuensi Tidak ada Tidak ada
3. Kondisi setelah Tidak ada Tidak ada
olahraga
6) Personal Hygiene
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Mandi
- Cara Diguyur air Washlap
- Frekuensi 2x/hari 2x/hari
- Alat mandi Sabun Sabun, washlap
2. Cuci rambut
- Frekuensi 3x/minggu Belum pernah
- Cara disiram -
3. Gunting kuku
- Frekuensi 1x/minggu Belum (nampak
- Cara Digunting kuku bersih)
4. Gosok gigi
- Frekuensi 2x/hari 2x/hari
- Cara Menggunakan sikat gigi Menggunakan sikat
anak gigi anak
7) Aktifitas/Mobilitas Fisik
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Kegiatan sehari-hari Bermain Berkurang
2. Pengaturan jadwal harian Tidak ada karena klien
3. Penggunaan alat bantu aktivitas Tidak ada kadang sesak
4. Kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada

8) Rekreasi
Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Perasaan saat sekolah -
2. Waktu luang Bermain
3. Perasaan setelah rekreasi Senang
4. Waktu senggang klg Nonton, jalan
5. Kegiatan hari libur Kadang
jalanjalan
Pemeriksaan Fisik (Head To To)
) Keadaan umum klien e) Sistem Cardio Vaskuler:
Kesadaran : Compos Mentis (CM) 1) Conjunctiva nampak anemia, bibir pucat
Kebersihan : Cukup bersih dan terjadi kebiruan setelah anak
Tanda-tanda vital beraktifitas, nadi lemah.
Suhu : 36,5 oC 2) Ukuran jantung membesar
Nadi : 60x/menit 3) Suara jantung : Terdengar bunyi Murmur
Respirasi : 48x/menit 4) Capillary Refilling Time : ( >3 ) detik,
Tekanan darah : 100/80 mmHg Clubbing finger, nadi perifer teraba lemah
Antropometri f) Sistem Pencernaan :
Tinggi Badan : 72 cm Tidak ada Ikterus pada sclera, Bibir nampak
Berat Badan : 8 Kg kering , tidak ada stomatitis, Abdomen
Sistem pernapasan nampak simetris, kemampuan menelan baik,
1) Hidung : Bentuk normal, secret tidak ada, tidak ada Tidak ada nyeri, turgor kulit baik tekan pada
gerakan cuping hidung lambung daperistaltic usus normal
2) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada tumor,
tidak nyeri menelan
3) Dada : Gerakan dada simetris dan terdapat penggunaan
otot bantu pernapasan
g) Sistem indra:
Kelopak mata normal, Sklera mata nampak putih, pergerakan mata normal, pupil
dilatasi, visus 6/6 Pada hidung tidak ada secret dan tidak terjdi mimisan dan
Keadaan daun telinga normal, bersih, dan tidak ada penumpukkan serumen, fungsi
pendengaran cukup baik
h) Sistem saraf :
Fungsi persyarafan normal, perhatian cukup baik, berbicara masih terbatas,
koordinasi dan keseimbangan cukup baik, tonus otot dan kekuatan otot lemah,
refleks bisep (+) dan trisep (+).
i) Sistem Muskulo Skeletal :
Bentuk kepala normal, gerakan baik, belum mampu berjalan, tidak ada
pembengkakan kaki.
j) Sistem Integumen :
Kuli nampak bersih, kulit lembab, turgor baik, warna kulit sawo matang
k) Sistem Endokrin:
Tidak ada pembesaran kelenjar Thyroid, suhu tubuh normal
l) Sistem Perkemihan :
BAK normal, tidak ada nyeri tekan pubis, tidak ada nyeri berkemih, tidak ada
pembekakan palpebran, Frekuensi BAK tidak diketahui karena anak menggunakan
popok
m) Sistem Reproduksi :
Kebersihan cukup, bentuk normal dan tidak ada kelainan
Pemeriksaan Tingkat Perkembangan ( 0 - 6 Tahun atau KPSP):

1. Motorik kasar :
a) Anak belum mampu berjalan sendiri
b) Anak sudah mampu berdiri sendiri selama 5 detik

2. Motorik halus :
a) Anak sudah mampu mempertemukan dua kubus kecil yang sudah dia pegang
b) Anak mengambil benda kecil seperti potongan kue dengan cara meraup

3. Bahasa :
a) Anak sudah mampu mangatakan “papa” dan “mama”
b) Anak belum mampu menyebutkan namanya sendiri

4. Personal social :
a) Anak sudah mampu bertepuk tangan dan melambaikan tangan
b) Anak sudah mampu menunjuk apa yang diinginkannya
Test Diagnostik:
a) Laboratorium
Hasil Rujukan
HGB : 9 gr/dl (9.6 – 15,6)
HCT : 33,30 % (34 – 48)
WBC : 9.89/uL (5,5 – 17,5)
RBC : 4,27/uL (4.00 – 5.20)
PLT : 359/Ul (150 – 450)
MCH : 78.0fL (76 – 92)
MCH : 26.7pg (23 – 31)
MCHC : 34.2g/dL (32 – 36)
b) Radiologi
1. Foto Rotgen
2. Echo
- AV-VA Concordance
- Vena-vena bermuara pada tempat
- IAS intact, IVS mengalami defect- PDA (-)
- Overridding Aorta (+)
- Katup pulmonal stenosis

c) Terapi saat ini


Oksigen Binasal 2 L/menit
IVFD 22 tts/menit (micro)
B. Pengumpulan dan Klasifikasi Data
.DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
‾ Ibu klien mengatakan ketika menangis Bibir dan ‾ Oksigen Binasal 2 L/menit
ujung jari berwarna biru terutama bila anak ‾ Respirasi : 48x/menit
menangis lama atau beraktivitas berlebih ‾ Terdapat penggunaan otot bantu pernapasan
‾ Ibu klien mengatakan seiring bertambahnya usia ‾ Conjunctiva nampak anemia, bibir pucat dan terjadi
kadang anak mengalami kebiruan ketika kebiruan setelah anak beraktifitas, nadi lemah.
menangis keras dan beraktivitas ‾ Ukuran jantung membesar
berlebih,kelelagan, problem menyusui, BB anak ‾ Suara jantung : Terdengar bunyi Murmur
tidak stabil dan sedikit Progress ‾ Capillary Refilling Time : ( >3 ) detik,Clubbing finger,
‾ Ibu klien mengatakan anaknya mengalami sesak nadi perifer teraba lemah
nafas ‾ Bibir nampak kering
‾ Klien biasanya minum 5 – 6 kali/hari (100 cc) pada
saat sakit klien hanya minum 3-4x/hari
‾ Klien tidak nafsu makan
‾ Klien biasanya menghabiskan 1 porsi makanan, saat
sakit klien hanyamenghabiskan ½ porsi
‾ Klien tampak lemah
‾ BB sebelum sakit = 9 kg
‾ BB saat dikaji = 8 kg
C. Analisis Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
. subjektif
Data Kelainan jantung congenital Pola nafas tidak efektif
• Ibu klien mengatakan anaknya TOF (Tetralogy Of Fallot)
mengalami sesak nafas
Data objektif Stenosis pulmonal
• Oksigen Binasal 2 L/menit
• Respirasi : 48x/menit Obstruksi pada katup pulmo
• terdapat penggunaan otot
bantu pernapasan Penurunan aliran darah ke paru

Penurunan pertukaran gas di paru

Penurunan O2 dalam darah

Hipoksemia

Hipoksia

Pola nafas tidak efektif


DATA ETIOLOGI MASALAH
Data subjektif Kelainan jantung congenital Penurunan curah jantung
‾ Ibu klien mengatakan ketika TOF (Tetralogy Of Fallot)
menangis Bibir dan ujung jari Hipertrofi muskulus subpulmonal
berwarna biru terutama bila
anak menangis lama dan Stenosis/ penyempitan pada katup
beraktivitas berlebih seminulari pulmonal (stenosis
Data objektif subinfundibular)
‾ Conjunctiva nampak anemia,
Tekanan pada ventrikel dextra lebih
bibir pucat dan terjadi kebiruan tinggi daripada ventrikel sinistra
setelah
‾ anak beraktifitas, nadi lemah. Beban kerja pada ventrikel
‾ Ukuran jantungmembesar Dextra
‾ Suara jantung :Terdengar bunyi
‾ Murmur Meransang mekanisme jantung untuk
menyesuaikan diri terhadap
‾ Capillary Refilling Time : ( >3 ) beban kerja yang meningkat
detik, Clubbing finger, nadi Kontraksi otot jantung
perifer meningkat
‾ teraba lema
DATA ETIOLOGI MASALAH

Kontraksi otot jantung meningkat


Hipertrofi ventrikel dextra Jumlah
volume darah dan kemampuan
memompa darah

Curah jantung

Penurunan curah jantung


Data objektif Hipoksia defisit nutrisi
- Klien biasanya minum 5
– 6 kali/hari (100 cc) Sesak
DATA ETIOLOGI MASALAH

‾ pada saat sakit klien hanya Kelemahan tubuh


minum 3-4x/hari
‾ Klien tidak nafsu makan Nafsu makan menurun
‾ Klien biasanya menghabiskan
1 porsi makanan, saat sakit Berat badan menurun
klien hanya menghabiskan ½
porsi
‾ Klien tampak lemah
‾ BB sebelum sakit = 9 kg
‾ BB saat dikaji = 8 kg

D. Prioritas masalah keperawatan

1. Pola nafas tidak efektif


2. Penurunan curah jantung
3. Defisit nutrisi
ervensi Keperawatan
Diagnosis Tujuan dan Intervensi Rasional
Keperawatan Kriteria Hasil
Pola nafas tidak Setelah dilakukan SIKI - Mengetahui pola
efektif b/d tindakan Intervensi : napas abnormal
hiperventilasii keperawatan selama Menejemen jalan napas - Menentukan
3x24 jam pola napas Observasi intervensi
tidak efektif teratasi - Monitor pola napas (frekuensi, - Oksigen dalam
kedalaman, usaha napas) paru-paru
Kriteria hasil - Monitor meningkat sehingga
- Dipsnea menurun bunyi napas tambahan memperingan
- Irama napas (mis. Gurgling, mengi, kesukaran bernapas
membaik weezing, ronkhi kering) - Memasukkan
- Frekuensi napas Terapeutik oksigen tambahan
membaik Posisikan dari luar ke paru melalui saluran
semi fowler atau fowler pernapasan sehingga
Edukasi konsentrasi oksigen dalam
- Anjurkan darah
asupan cairan 2000 ml/hari, jika meningkat
tidak kontraindikasi.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian O2
Penurunan curah Setelah dilakukan Observasi Mengetahui tanda dan gejala
jantung b/d tindakan - Identifikasi tanda dan penurunan curah jantung,
perubahan irama keperawatan gejala penurunan curah tekanan darah dan saturasi
jantung selama 3x24 jam jantung oksigen untuk
pola napas tidak - Monitor tekanan darah Menentukan intervensi
efektif teratasi - Monitor saturasi - Membantu
Kriteria hasil: oksigen pengembangan paru
- Kekuatan nadi Terapeutik dan mengurangi
perifer - Posisikan pasien semi tekanan dari
meningkat fowler atau fowler abdomen pada
- Murmur Edukasi diafragma.
jantung - Anjurkan aktivitas - Mengurangi beban
menurun sesuai toleransi kerja jantung
- Takikardi Kolaborasi - Menghambat signal
menurun - Kolaborasi pemberian listrik tertentu
- Sianosis antiaritmia dijantung yang
menurun menyebabkan irama
jantung menjadi
normal
Defisit nutrisi Setelah dilakukan Observasi Mengetahui berat
b/d nafsu makan tindakan - Monitor berat badan badan normal anak
Menurun keperawatan Terapeutik - Memenuhi
selama 3x24 jam - Berikan makanan tinggi kebutuhan nutrisi
pola napas tidak kalori dan tinggi protein - Keluarga dapat
efektif teratasi Edukasi mengetahui
Kriteria hasil: - Jelaskan jenis makanan makanan yang
- Status nutrisi yang bergizi tinggi, bergizi yang dapat
membaik namun tetap terjangkau diberikan kepada
- Nafsu makan anak
meningkat
- Berat badan
meningkat
Impementasi & Evaluasi
Nomor Waktu Implementasi Evaluasi
Diagnosa (Jam)
I 09.00 Observasi Pukul: 13.00
- Monitor pola napas S: Ibu klien
(frekuensi, kedalaman, usaha napas)
mengatakan
H/: RR 26x/menit
- Monitor bunyi napas anaknya tidak sesak
tambahan (mis. Gurgling, mengi, O: tidak tampak sesak
weezing, ronkhi kering) A: teratasi
H/: tidak ada bunyi nafas tambahan P: intervensi dihentikan
Terapeutik
- Posisikan semi fowler
atau fowler
H/: sesak berkurang
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
O2
H/: tidak sesak
Nomor Waktu (Jam) Implementasi Evaluasi
Diagnosa
II 09.15 Observasi S : Ibu klien
- Identifikasi tanda dan gejala mengatakan ketika
penurunan curah jantung menangis Bibir dan
H/: sianosis, nadi lemah, CRT >3 ujung jari berwarna
detik biru terutama bila
- Monitor tekanan darah anak menangis lama
H/: TD=100/80 mmHg atau beraktivitas
- Monitor saturasi oksigen berlebih
H/: 95% O : bibir pucat dan
Terapeutik terjadi kebiruan
- Posisikan pasien semi fowler atau setelah anak
fowler beraktifitas, nadi
H/:penurunan curah jantung lemah. Crt>3 detik
berkurang A : belum teratasi
Edukasi P : lanjut intervensi
- Anjurkan aktivitas sesuai toleransi - Identifikasi tanda
H/: ibu klien mengerti dan gejala
Kolaborasi penurunan curah
- Kolaborasi pemberian antiaritmia jantung
- Monitor tekanan
Darah
- Monitor saturasi
oksigen
Nomor Waktu Implementasi Evaluasi
Diagnosa (Jam)

III 09.30 Observasi S : Ibu klien


- Monitor berat badan mengatakan
H/: BB= 8 Kg anaknya kurang
Terapeutik nafsu makan
- Berikan makanan tinggi kalori O : klien Nampak
dan lemah
tinggi protein A : belum teratasi
H/: diberikan makanan Rs yang P : lanjut intervensi
dikolaborasi dengan ahli gizi - Monitor berat badan
Edukasi - Berikan makanan
- Jelaskan jenis makanan yang tinggi kalori dan
bergizi tinggi, namun tetap tinggi protein
terjangkau
H/: ibu klien mengerti
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai