Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN ANAK

“Kasus Tetralogi Of Fallot (TOF)”

DOSEN PENGAMPUH : Ibu Fitria Masulili.M.Kep.Ns.Sp.Kep.An

Di Susun Oleh :

NAMA : NURUL HUDA

NIM : PO7120319011

TINGKAT II A (SEMESTER 3)

POLTEKES KEMENKES PALU

JURUSAN DIV KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2020/2021


BAB I

Tujuan Teori

a. Pengertian
Tetralogi Of fallot (TOF) adalah kelainan jantung bawaan dengan
gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal
meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan
1
hipertrofi ventrikel kanan. Komponen yang paling penting dalam
menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari
sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin
lama makin berat. Frekuensi TF lebih kurang 10 %. Derajat stenosis
pulmonal sangat menentukan gambaran kelainan; pada obstruksi ringan
tidak terdapat sianosis, sedangkan pada obstruksi berat sianosis terlihat
sangat nyata. Pada klien dengan TF, stenosis pulmonal menghalangi aliran
darah ke paru-paru dan mengakibatkan peningkatan ventrikel kanan
sehingga terjadi hipertropi ventrikel kanan. Sehingga darah kaya CO2
yang harusnya dipompakan ke paru-paru berpindah ke ventrikel kiri
karena adanya celah antara ventrikel kanan akibat VSD (ventrikel septum
defek), akibatnya darah yang ada di ventrikel kiri yang kaya akan O2 dan
akan dipompakan ke sirkulasi sistemik bercampur dengan darah yang
berasal dari ventrikel kanan yang kaya akan CO2. Sehingga percampuran
ini mengakibatkan darah yang akan dipompakan ke sirkulasi sistemik
mengalami penurunan kadar O2.
b. Penyebab / Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak
diketahui secara pasti. diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen.
Faktor –faktor tersebut antara lain :
Faktor endogen :
- Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom, contohnya
down syndrome, marfan syndrome.

1
www.academia.edu

2
- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
misalnya VSD, pulmonary stenosis, and overriding aorta.
- Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetes melitus,
hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung atau kelainan
bawaan
Faktor eksogen :
- Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau
suntik, minum obat-obatan tanpa resep dokter, (thalidmide,
dextroamphetamine. aminopterin, amethopterin, jamu)
- Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
- Efek radiologi (paparan sinar X)
- Ibu mengonsumsi alcohol dan merokok saat mengandung.
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut
jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih
dari 90% kasus penyebab adalah multifaktor.
c. Patofisiologi pathway
Tetralogy of fallot biasanya berakibatkan oksigenasi yang rendah
berhubungan dengan tercampurnya darah yang deoksigenasi dan
oksigenasi pada ventricle kiri yang akan dipompakan ke aorta karena
obstruksi pada katup pulmonal. Ini dikenal dengan istilah right-to-left
shunt. Hal ini sering mengakibatkan kulit bayi menjadi pucat dan terlihat
biru.
Apabila Tetralogy of  fallot tidak ditangani pada jangka waktu yang
panjang, maka akan mengakibatkan hipertrofi ventricle kanan progressive
dan dilatasi  berhubung dengan resistensi yang meningkat pada ventricle
kanan. Hal ini dapat menyebabkan DC kanan yang bisa berakhir dengan
kematian gejala2

2
www.academia.edu

3
3

3
www. Academia.edu

4
d. Tanda dan Gejala
Gejala TOF berfariasi, tergantung dari tingkat obtruksi aliran darah keluar
dari jantung ke paru paru. Tanda dan gejalanya adalah :
 Warna kebiruan pada kulit, bibir, selaput lendir di dalam mulut dan
hidung bayi yang di sebabkan oleh kurangnya oksigen dalam darah
(sianosis)
 Napas yang pendek dan cepat terutama pada saat atau berolaraga
 Kehilangan kesadaran
 Pada anak anak mudah lelah. Anak dapat bermain hanya dalam
waktu yang singkat.
 Clubbing fingers. Bentuk bulat pada kuku jari tangan dan kaki
yang tidak normal
 Tangisan berkempanjangan dan mudaah menangis
 Murmur jantung (bunyi jantung yang tidak normal)
 Tet Spells (serangan sionosis). Terkadang setelah menangis atau di
beri makan atau ketika gelisah, bayi dengan bayi dengan Tetralogi
of Fallot secara mendadak tampak kebiruan pada kulit, kuku dan
bibirnya. Hal ini di sebut tet spells atau serangan sianosis yang di
sebabkan oleh penurunan drastis jumlah oksigen dalam darah. Tet
spells sangat umum terjadi pada bayi yang berusia sekitar 2-4
bulan. Berjonggkok dapat membantu memringankan sesak napas
serta meningatkan aliran darah ke paru paru. 4
e. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksa penunjang yang utamanya di lakukan adalah pemeriksaan
ekokardiografi untuk melihat letak defek jantung. Peran pemeriksaan
darah sangat bermanfaat dalam menilai kondisi klinis pasien. 5

4
Sehatq.com
5
www.alomadika.com

5
 Pemeriksaan laboratorium
Peran pemeriksaan darah sangat kecil dalam menegakkan
diagnosis Tetralogy of Fallot. Pemeriksaan lebih bermanfaat dalam
menilai kondisi klinis pasien.
 Pemeriksaan sampel darah dapat ditemukan polisitemia sebagai
kompensasi jangka panjang hipoksemia. Gambaran darah juga
dapat menunjukkan anemia defisiensi besi dengan kadar
hemoglobin dan hematokrit dalam batas normal, tetapi kadar
tersebut dianggap rendah untuk suatu kelainan jantung sianotik.
 Pemeriksaan analisa gas darah arteri, dapat ditemukan hipoksemia,
saturasi oksigen menurun, dan asidosis metabolik terutama pada
saat terjadi serangan hipersianotik blue spell atau tet spell.
 Pemeriksaan kromoson dan skrining gen terutama pada pasien
dengan kecurigaan mengalami suatu sindroma akibat abnormalitas
kromosom dan mutasi gen.6
f. Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan sianosis maka terapi ditujukan
untuk memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara
sebagai berikut:
1. Menekuk lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah
2. Morfin sulfat 0,1 – 0,2 mlg/kg SC, IM atau IV untuk menekan pusat
pernafasan dan mengatasi takipnea.
3. Natrium bikarbonat 1 Meq/kg BB IV untuk mengatasi asidosis.
4. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian pada kondisi ini tidak
begitu tepat karena permasalahan bukan karena kekurangan oksigen, tetapi
karena aliran dara ke paru menurun.
Dengan usaha di atas di harapkan anak tidak lagi mengalami takipnea,
sianosis berkurang dan anak menjadi tenang. Bila hal tersebut tidak terjadi
dapat dilanjutkan dengan pemberian:7

6
Sehatq.com
7
www.academia.edu

6
1. Propranolol 0,01-0,25 mlg/kg IV perlahan-lahan untuk menurunkan
denyut jantung sehingga serangan dapat diatasi. Dosis total dilarutkan
dengan 10 ml cairan dalam spuit, dosis awal /bolus diberikan setengahnya,
bila serangan belum teratasi sisanya diberikan perlahan dalam 5-10 menit
berikutnya.
2. Ketamine 1-3 mlg/kg (rata-rata 2,2 mlg/kg) IV perlahan. Obat ini bekerja
meningkatkan resistensi vaskuler sistemik dan juga sedative.
3. Penambahan volume cairan tubuh dengan infus cairan dapat efektif dalam
penaganan serangan sianotik. Penambahan volume darah juga dapat
meningkatkan curah jantung, sehingga aliran darah ke paru-paru
bertambah dan aliran darah sistemik membawa oksigen ke seluruh tubuh
juga meningkat.8
g. komplikasi

 Thrombosis Serebri
Biasanya terjadi dalam sinus duralis dan terkadang dalam arteri serebrum,
lebih sering ditemukan pada polisitemia hebat. Dapat juga dibangkitkan
oleh dehidrasi. Thrombosis lebih sering ditemukan pada usia 2 tahun.
Penderita ini lpaling sering mengalami anemia defisiensi besi dengan
kadar Hb dan Ht dalam batas normal.
 Abses Otak
Komplikasi abses otak biasanya dialami oleh pasien yang telah mencapai
usia di atas 2 tahun. Awitan penyakit sering kali tersembunyi di sertai
demam derajat rendah. Mungkin ditemukan nyeri tekan setempat pada
cranium. Laju endap darah dan hitung jenis leukosit dapat meningkat.
Penderita juga dapat mengalami serangan seperti epilepsy. Tanda
neurologis yang terlokalsasi tergantung dari tempat dan ukuran abses
tersebut. 9

8
www.alomedica.com
9
www.academia.edu

7
 Endocarditis Bakterialis
Komplikasi ini terjadi pada penderita yang tidak mengalami pembedahan,
tetapi lebih sering ditemukan pada anak yang menjalani prosedur
pembuatan pintasan selama masa bayi.
 Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif dapat terjadi pada bayi yang mengalami atresia
paru dan memiliki aliran darah kolateral yang besar. Kondisi ini hamper
tanpa pengecualian, akan menaglami penurunan selama bulan pertama
kehidupan dan penderita menjadi sianosis akibat sirkulasi paru yang
menurun.
 Hipoksia
Hipoksia terjadi akibat stenosis pulmonal yang menyebabkan aliran darah
dalam paru menurun.10

10
www.academia.edu

8
BAB II

Tinjauan Askep

a. Pengkajian (data kasus secara teori)

1. Identitas (data biografi)


Tetralogy fallot sering ditemukan pada anak-anak. Manifestasi yang paling
sering muncul adalah sianosis. Tetralogy fallot juga dapat diturunkan
secara genetic dari orang tua yang menderita jantung bawaan atau juga
karena kelainan kromosom
2. Keluhan utama
Klien tetralogy fallot sering mengalami sianosis saat melakukan aktifitas
fisik seperti pada saat bayi atau anak-anak yang mulai belajar berjalan
akan bermain aktif untuk waktu singkat kemudian akan duduk atau
berbaring
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada klien tetralogy fallot, biasanya akan diawali dengan tanda-tanda
sianosis, dyspnea, sesak nafas ketika melakukan aktifitas, jantung
berdebar.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Perlu ditanyakan apakah klien terlahir premature atau ibu menderita
infeksi rubella.
5. Riwayat penyakit keluarga
Perlu ditanyakan tentang riwayat penyakit tetralogy fallot pada anggota
keluarga yang lain karena penyakit ini dapat diturunkan secara genetic
atau karena kelainan kromosom
6. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena
keletihan. Anak akan sering jongkok selama beberapa waktu sebelum ia
berjalan kembali.

9
7. Riwayat psikososial
Meliputi tugas perasaan anak terhadap penyakitnya, bagaiman perilaku
anak terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya, perkembangan
anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap
penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.
8. Pengkajian fisik (ROS: Review Of Systeem)
a. B1 (pernafasan)
Nafas cepat dan dalam, dyspnea, sianosis, sesak nafas ketika
melakukan aktivitas. Auskultasi terdengar bising sistolik yang keras di
daerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertamabahnya
derajat obstruksi.
b. B2 (kardiovaskuler)
Takikardi, distritmia, adanya jari tabuh, setelah 6 bulan, sianosi pada
membrane mukosa, gigi sianotik.
c. B3 (Persarafan)
Kejang kaku kuduk, tingkat kesadaran letargi hingga koma bahkan
kematian. Sakit kepala berdenyut hebat pada frontal leher kaku.
Tampak terus terjaga, gelisah, menangis/mengadu/mengeluh.
d. B4 (Perkemihan)
Adanya inkontinensia dan / atau retensi urin.
e. B5 (Pencernaan)
Kehilangan nafsu makan, kesulitan menelan, sulit menyusu, anoreksia,
muntah, turgor kulit jelek, membrane mukosa kering.
f. B6 (Muskuloskeletal dan Intergumen)
Malaise, keterbatasan aktivitas atau istirahat karena kondisinya.
Ataksia, lemas, masalah berjalan, kelemahan umum, keterbatasan
dalam rentang gerak. Ketergantungan terhadap semua kebutuhan
perawatan diri.

10
b. Diagnosa keperawatan (secara Teori)
1. Penuruanan curah jantung b/d malformasi jantung
2. Gangguan pertukaran gas b/d kongesti pulmonal
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d kelelahan
pada saat makan dan meningkatkan kebutuhan kalori.
4. Kecemasan orang tua b/d kurang pengetahuan orang tua dan pospitalis
5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan b/d tidak adekuatnya suplai
oksigen dan zat nutrisi ke jaringan
c. Perencanaan (secara teori sesuai Diagnosa)
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
(1) (2) (3) (4)
1. Penurunan curah jantung Seletah dilakukan Perawatan jantung
Definisi : asuhan a. Evaluasi adanya
Ketidak adekuatan darah keperawatan nyeri dada
yang di pompa oleh selama 1 x 24 jam (intensitas, lokasi,
jantung untuk memenuhi klien radiasi, durasi, dan
metabolic tubuh. menunjukkan factor pencetus
curah jantung nyeri).
Batasan Karakteristik : adekuat, dengan b. Lakukan penilaian
Perubahan kriteria: komprehensif
frekunesi/irama jantung : a. Tekanan darah terhadap sirkulasi
1. Bradikardi dalam rentang perifer (misalnya
2. Takikardi normal cek nadi perifer,
3. Palpitasi jantung b. Toleransi edema, pengisian
4. Perubahan EKG terhadap kapiler dan suhu
Perubahan preload : aktivitas ekstrimitas).
1. Keletihan c. Nadi perifer c. Catat tanda dan
2. Mumur jantung kuat gejala penurunan
3. Edema d. Ukuran jantung curah jantung.
4. Penurunan dan normal d. Observasi tanda-
peningkatan CVP, e. Tidak ada tinda vital

11
PAWP. (central distensi vena e. Observasi status
venous pressure, jugularis kardiovaskular
pulmonary artery f. Tidak ada f. Observasi disritmia
wedge pressure) disritmia jantung termasuk
Perubhan afterload : g. Tidak ada bunyi gangguan irama
1. Dyspnea jantung dan konduksi
2. Perubahan warna abnormal g. Observasi status
kulit (mis : pucat, h. Tidak ada respirasi terhadap
sianosis, abu-abu) angina gejala gagal
3. Perubahan tekanan i. Tidak ada jantung
darah edema perifer h. Observasi
j. Tidak ada keseimbangan
udema pulmo cairan (asupan-
k. Tidak ada haluaran dan berat
diaphoresis badan harian)
l. Tidak ada mual i. Kenali adanya
m.Tidak ada perubahan tekanan
kelelahan darah
j. Kenali pengaruh
psikologis yang
mendasari kondisi
klien.
k. Evaluasi respons
klien terhadap
disritmia
l. Kolaborasi dalam
pemberian terapi
antiarimia sesuai
kebutuhan.
m. Monitor respons
klien terhadap

12
pemberian terapi
antiaritmia.
n. Instruksikan klien
dan keluarga
tentang pembatasan
aktivitas.
o. Tentukan periode
latihan dan istirahat
untuk menghindari
kelelahan.
p. Observasi toleransi
klien terhadap
aktivitas
q. Abservasi adanya
dyspnea, kelelahan,
takipnea, dan
ortopnea
r. Ciptakan hubungan
yang saling
mendukung antara
klien dan keluarga
s. Anjurkan klien
untuk melaporkan
adanya
ketidaknyamanan
dada.
t. Tawarkan
dukungan spiritual
untuk klien dan
keluarganya.
2. Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas

13
gas asuhan a. posisikan klien
Definisi : kelebihan atau keperawatan untuk
deficit oksigenasi selama 1 x 24 jam memaksimalkan
dan/atau eliminasi klien ventilasi.
karbon dioksida pada menunjukkan b. Auskultasi bunyi
membrane alveolar- pertukaran gas napas, area
kapiler. adekuat, dengan penurunan ventilasi
Batasan karakteristik : kriteria: atau tidak adanya
1. Dyspnea a. Status mental ventilasi dan
2. Gelisah dalam rentang adanya bunyi napas
3. Sianosis normal tambahan.
4. Hipoksia b. Klien bernapas c. Keluarkan secret
5. Pola pernapasan dengan mudah dengan batuk
abnormal c. Tidak ada efektif atau
6. Warna kulit dyspnea lakukan suction
abnormal d. Tidak ada sesuai kebutuhan
7. Takikardia kegelisahan d. Anjurkan klien
8. Napas cuping hidung e. Tidak ada untuk bernapas
9. Penurunan sianosis pelan, napas dalam
karbondioksida f. Tidak ada dan batuk
10. pH arteri abnormal somnolen e. Ajarkan klien cara
g. PaO2 dalam menggunakan
batas normal inhaler
h. PCO2 dalam f. Atur posisi klien
batas normal untuk mengurangi
i. pH arteri dalam dyspnea.
batas normal g. Monitor status
j. saturasi O2 respirasi dan
dalam batas oksigenasi sesuai
normal kebutuhan.
k. ventilasi perfusi h. Atur asupan caitan

14
seimbang untuk
mengoptimalkan
keseimbangan
cairan.
Terapi oksigen
a. Bersihkan mulut,
hidung, dan trakea
dari sekresi sesuai
kebutuhan.
b. Pertahankan
kepatenan jalan
napas.
c. Siapkan
perlengkapan
oksigen dan atur
system
humidifikasi.
d. Berikan tambahan
oksigen sesuai
permintaan
e. Observasi aliran
oksigen.
f. Observasi posisi
pemberian oksigen.
g. Berikan oksigen
sesuai kebutuhan.
h. Observasi
efektivitas terapi
oksigen
i. Monitor
kemampuan pasien

15
dalam menoleransi
perpindahan
oksigen ketika
makan.
j. Observasi tingkat
kecemasan klien
berhubungan
dengan kebutuhan
terapi oksigen.
Monitor Pernapasan
a. Observasi
kecepatan, irama,
kedalaman
pernapasan.
b. Catat pergerakan
dada, kesimetrisan,
penggunaan otot
napas tambahan
dan adanya retraksi
otot interkosta.
c. Observasi pola
napas, seperti
bradipnea,
takipnea,
hiperpentilasi,
pernapasan
abnormal.
d. Lakukan perkusi
toraks anterio dan
posterior di bagian
apeks dan dasar

16
kedua paru.
e. Auskultasi bunyi
paru setelah
pemberian
pengobatan.
f. Observasi
peningkatan
kegelisahan dan
kecemasan.
g. Observasi
kemampuan klien
untuk batuk efektif
h. Catat karakteristik
dan lamanya batuk.
i. Observasi adanya
bunyi krepitasi
sesuai kebutuhan
j. Observasi hasil
pemeriksaan foto
toraks
3. Ketidak seimbangan Setelah dilakukan Manajemen nutrisi
nutrisi kurang dari asuhan a. Tanyakan pada
kebutuhan tubuh keperawatan klien tentang alergi
Definisi : selama …… x24 terhadap makanan
Asupan nutrisi tidak jam klien dapat b. Tanyakan makanan
cukup untuk memenuhi meningkatkan kesukaan klien
kebutuhan metabolic status nutrisi c. Kolaborasi dengan
Batasan Karakteristik : dengan kriteria: ahli gizi tentang
1. BB badan 20% atau a. Asupan nutrisi jumlah kalori dan
lebih di bawah adekuat. tipe nutrisi yang
rentang BB ideal b. Asupan dibutuhkan.

17
2. Bising usus makanan dan d. Anjurkan asupan
hiperaktif cairan adekuat kalori yang tepat
3. Membrane mukosa c. Energy yang sesuai dengan
pucat meningkat gaya hidup
4. Tonus otot menurun d. Berat badan e. Anjurkan
5. Sariawan rongga meningkat peningkatan zat
mulut besi yang sesuai
6. Ketidakmampuan f. Anjurkan
memakan makanan peningkatan
7. Diare asupan protein dan
8. Kelemahan otot vitamin c.
pengunyah g. Anjurkan untuk
9. Kelemahan otot banyak makan
menelan buah dan minum
h. Berikan klien diet
tinggi protein
tinggi kalori.
4. Ansietas Setelah dilakukan Menurunkan
Definisi : asuhan kecemasan
Perasaan tidak nyaman keperawatan a. Gunakan
atau kekhwatiran yang selama ….. x24 ketenangan dalam
samar disertai respons jam orang tua pendekatan untuk
otonom (Sumber sering klien mampu menenangkan
kali tidak spesifik atau mengontrol cemas orang tua klien
tidak diketahui oleh dengan kriteria: b. Jelaskan seluruh
individu) perasaan takut a. Orang tua klien prosedur tindalan
yang disebabkan oleh dapat kepada orang tua
antisipasi terhadap merencanakan klien dan perasaan.
bahaya. Hal ini strategi koping c. Gunakan
merupakan isyarat untuk situasi ketenangan untuk
kewaspadaan yang yang membuat menenangkan

18
memperingatkan stress. orang tua klien.
individu akan adanya b. Orang tua klien d. Jelaskan seluruh
bahaya dan dapat prosedur tindakan
memempukan individu mempertahan kepada orang tua
untuk bertindak penampilan klien dan perasaan
menghadapi ancaman. peran. yang mungkin
Batasan karakteristik : c. Orang tua klien muncul pada saat
Perilaku : melaporkan melakukan
1. Agitasi tidak ada tindakan.
2. Gelisah gangguan e. Berusaha
3. Gerakan ekstra resepsi sensori. memahami
4. Insomnia d. Orang tua klien keadaan orang tua
5. Mengekspresikan melaporkan klien dna situasi
kekhwatiran karena tidak ada stress yang di alami
perubahan dalam manifestasi orang tua klien.
peristiwa hidup kecemasan f. Berikan informasi
6. Tampak waspada secara fisik. tentang diagnose,
7. Kontak mata yang e. Orang tua klien prognosis dan
buruk melaporkan tindakan.
8. Penurunan tidak ada g. Temani klien untuk
produktivitas manifestasi memberikan
perilaku akibat kenyamanan dan
kecemasan. mengurangi
f. Oaring tua ketakutan.
klien dapat h. Anjurkan keluarga
meneruskan untuk menemani
aktifitas yang klien sesuai
dibutuhkan kebutuhan
meskipun ada i. Motivasi orang tua
kecemasan. klien untuk
g. Orang tua klien mengungkapkan

19
menunjukkan perasaan,
kemampuan pengharapan, dan
untuk berfokus ketakutan yang di
pada alami
pngetahuan dan j. Identifikasi tingkat
keterampilan kecemasan orang
yang baru. tua klien
h. Orang tua klien k. Berikan aktivitas
dapat hiburan untuk
mengidentifika mengurangi
si gejala yang ketegangan.
merupakan l. Bantu orang tua
indicator klien untuk
kecemasan. mengidentifikasi
situasi yang
menyebabkan
kecemasan.
m. Control stimulus
sesuai kebutuhan
klien.
n. Dengarkan dengan
penuh perhatian.
o. Ciptakan hubungan
saling percaya.
p. Bantu orang tua
klien untuk
mengungkapkan
yang membuat
cemas.
q. Tentukan
kemampuan oran

20
tua klien dalam
membuat
keputusan
r. Ajarkan orang tua
dengan teknik
relaksasi
s. Observasi gejala
verbal dan
nonverbal dari
kecemasan
5. Gangguan pertumbuhan Setelah dilakukan Peningkatan
dan perkembangan asuhan perkembangan anak
Definisi : keperawatan a. Bina hubungan
Kondisi individu diharapkan saling percaya
menggalamai gangguan pertumbuhan dan dengan anak.
kemampuan bertumbuh perkembangan b. Identifikasi
dan berkembang sesuai anak adekuat, kebutuhan khusus
dengan kelompok usia dengan kriteria : anak dan
Penyebab : a. Anak mencapai penerimaan yang
1. Efek ketidak pertumbuhan dibutuhkan.
mampuan fisik normal yang c. Bina hubungan
2. Keterbatasaan diharapkan saling percaya
lingkungan sesuai usianya dengan memberi
3. Inkonsistensi dengan berat perawatan.
respon badan, tinggi d. Ajarkan pemberi
4. Pengabaian badan, lingkar perawatan tenang
5. Terpisah dari lengan, dan tahap penting
orang tua lingkar lengan perkembangan
dan/atau orang atas dalam normal dan
terdekat rentang normal. perilaku yang
6. Defisiensi b. Anak mencapai berhubungan.

21
stimulus tahap e. Demonstrasikan
(SDKI) pertumbuhan aktifitas yang
fisik, kognitif meningkatkan
dan kemajaun perkembangan
psikososial kepada pemberi
sesuai usia perawatan.
tanpa f. Fasilitasi pemberi
keterlambatan perawatan untuk
perkembangan. berhubungan
c. Anak mencapai dengan sumber
kematangan komunitas sesuai
fisik yang kebutuhan.
berkembang g. Fasilitasi integrasi
secara normal antara anak dan
teman sebayanya.
h. Beri aktivitas yang
meningkatkan
interaksi di antara
anak-anak.
i. Dukung anak untuk
mengekspresikan
diri melalui pujian
atau umpan balik
positif atas usaha-
usahanya.
j. Beri mainan atau
benda-benda yang
sesuai dengan
usianya.
k. Bernyanyi dan
berbicara dengan

22
anak
l. Motivasi anak
untuk bernyanyi
dan menari.
m. Rujuk pengasuh ke
kelompok
pendukung sesuai
kebutuhan.
Terapi nutrisi
a. Kaji status nutrisi
lengkap sesuai
kebutuhan.
b. Observasi asupan
makanan atau
cairan dan jumlah
kalori harian.
c. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang
jumlah kalori dan
jenis makanan yang
dibutuhkan anak
sesuai kebutuhan.
d. Kaji status nutrisi
lengka sesuai
kebutuhan.
e. Observasi asupan
makanan atau
cairan dan jumlah
kalori harian.
f. Kolaborasi dengan
ahli gizi tentang

23
jumlah kalori
dengan jenis
makanan yang
dibutuhkan anak
sesuai kebutuhan.
g. Pilihkan suplemen
nutrisi sesuai
kebutuhan.
h. Anjurkan oaring
tua utnuk
memberikan
makanan tinggi
kalsium dan kalium
sesuai kebutuhan.
i. Berikan makanan
tinggi kalori tinggi
protein.
j. Berikan perawatan
mulut sebelum
makan sesuai
kebutuhan.
k. Bantu anak untuk
posisi duduk
sebelum makan.
Monitor status nutrisi
a. Observasi berat
badan anak.
b. Amati interaksi
orang tua dan anak
selama makan
sesuai kebutuhan.

24
c. Observasi turgor
kulit sesuai
kebutuhan.
d. Observasi
kekeringan rambut.
e. Observasi kadar
albumin, protein
total, Hb, Ht,
limfosit dan
elektrolit.
f. Observasi
pertumbuhan dan
perkembangan.
g. Observasi tingkat
energy, kelelahan
dan kelemahan.
h. Observasi adanya
pucat, kemerahan,
konjugtiva atau
konjungtiva kering.
i. Observasi asupan
kalori dan nutrisi.
j. Observasi
kelembaban
mukosa mulut.
k. Catat adanya
edema, kemerahan,
dan hipertrofi pada
lidah dan
membrane mukosa
oral.

25
l. Catat adanya
perubahan penting
dalam status
nutrisi.
m. Kenalkan pada ahli
gizi sesuai
kebutuhan
n. Berikan kondisi
lingkungan yang
mendukung saat
makan.
d. Implementasi
Tetralogy of Fallot yang pertama kali dideskripsikan oleh Etienne-Louis Fallot
merupakan salah satu kelainan jantung kongenital dengan defek utama pada
septum infundibular dimana terdapat empat komponen defek, yaitu:
 Stenosis pulmonal
 Ventricular septal defect (VSD)
 Overriding aorta
Hipertrofi ventrikel kanan
Gejala Tetralogy of Fallot muncul pada masa awal kehidupan, biasanya ditandai
dengan sianosis dan terdengar murmur pada pemeriksaan fisik. Ekhokardiografi
dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui letak defek
jantung.
Tetralogy of Fallot merupakan kelainan jantung sianotik kongenital yang paling
sering terjadi dengan perkiraan kejadian 1 per 3500 kelahiran hidup. Tata laksana
bedah merupakan tatalaksana definitif bagi pasien Tetralogy of Fallot, yang dapat
bersifat korektif maupun paliatif. Pasien Tetralogy of Fallot yang telah dilakukan
operasi korektif sebanyak 94% dapat mencapai umur 25 tahun.
e. Evaluasi
Diagnose keperawatan: Penurunan curah jantung
1. Klien menunjukkan penurunan episode dyspnea, angina dan distritmia

26
2. Klien menunjukkan perilaku untuk menurunkan beberapa kerja jantung
3. Klien menunjukkan nadi perifer kuat tidak ada kelelahan.
Diagnose keperawatan: Gangguan pertukaran gas
1. Klien menunjukkan frekuensi napas normal, bunyi napas bersih, tidak ada
bunyi CRACKLE atau mengi, tidak ada sesak.
Diagnose keperawatan : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
1. Orang tua klien melaporkan asupan makanan dan cairan adekuat
2. Orang tua klien melaporan peningkatan berat badan.
Diagnose keperawatan: kecemasan orang tua
1. Orang tua klien menunjukkan kemampuan koping untuk mengatasi stress
2. Orang tua klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik
dan perilaku
3. Orang tua klien mampu meneruskan aktivitas meskipun ada kecemasan
4. Orang tua klien mampu berfokus pada pengetahuan dan keterampilan yang
baru
5. Orang tua klien menunjukkan kemampuan mengidentifikasi gejala
kecemasan
6. Orang tua klien menggunakan teknik relaksasi untuk menurunkan
kecemasan
Diagnose keperawatan: gangguan pertumbuhan dan perkembangan
1. Klien menunjukkan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dalam
rentang normal
2. Klien menunjukkan kemajuan perubahan fisik, perkembangan kognitif dan
psikososial
3. Klien menunjukkan perkembangan yang optimal

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/tetralogy-of-fallot

27
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/tetralogy-of-fallot/penatalaksanaan

https://www.sehatq.com/penyakit/tetralogi-fallot

28

Anda mungkin juga menyukai